Anda di halaman 1dari 5

Nyonya-Nyonya: Naskah Drama yang Panjang Tetapi Menarik

Latifah Mutia Ardi

Karya sastra merupakan karya seni yang tertulis yang mengekspresikan gagasan, ide,
emosi, atau pengalaman manusia melalui penggunaan kata-kata dan bahasa. Jenis-jenis karya
sastra meliputi puisi, prosa, drama, cerita pendek, novel, esai, dan lain sebagainya. Karya
sastra sering kali memiliki nilai estetika dan keindahan bahasa yang tinggi serta dapat
memberikan pemahaman mendalam tentang kehidupan, budaya, dan manusia.

Salah satu jenis karya sastra yaitu drama. Menurut Endraswara (2011:13) drama
adalah karya yang memiliki daya rangsang cipta, rasa, dan karsa yang amat tinggi.
Sesungguhnya, dalam drama juga terkandung aspek negatif, diantaranya drama yang
kekerasan dan adegan seksual, kadang memicu penonton untuk meniru.Sedangkan naskah
drama adalah salah satu genre karya sastra yang sejajar dengan prosa dan puisi. Berbeda
dengan prosa maupun puisi, naskah drama memiliki bentuk sendiri yaitu ditulis dalam bentuk
dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan
(Waluyo, 2003: 2).

Naskah drama yang saya baca pada akhir bulan lalu yaitu naskah drama yang berjudul
Nyonya-Nyonya karya Wisran Hadi. Naskah drama ini menceritakan tentang seorang
perempuan kita lihat dari judulnya saja, yaitu Nyonya-Nyonya terdapat bahwa konflik dalam
karya drama ini pastinya melibatkan tokoh perempuan untuk menjalankan gagasan-gagasan
penting. Tokoh utama didalam drama ini yaitu Nyonya pemilik rumah mewah yang suaminya
sedang dirawat di rumah sakit. Nyonya memiliki konflik dengan Tuan yang merupakan
pedagang barang antik. Tuan berkali-kali datang ke rumah Nyonya, membeli sedikit demi
sedikit barang-barang di rumah Nyonya.. Melalui dua orang tokoh inilah gagasan tawar-
menawar, untung-rugi, dan uang ditampilkan. Dalam drama ini juga dihadirkan tokoh
nyonya-nyoya lain yang bernama Ponakan A, Ponakan B, dan Ponakan C yang merupakan
kemenakan dari datuk suami Nyonya. Ponakan A, B, dan C tentunya juga memiliki konflik
dengan tokoh Nyonya karena masalah uang dari penjualan tanah pusaka.
Kesan Narasumber

Pembaca tentunya memiliki kesan tersendiri setelah membaca naskah drama Nyonya-
nyonya ini, diantaranya yaitu kesan positif dan tentunya juga mendapatkan kesan yang
negatif. Yang pertama yaitu kesan positif, untuk kesan positif yang di dapatkan oleh setiap
narasumber berbeda-beda, diantaranya yaitu pada saat membaca naskah drama ini
narasumber mendapat banyak kejutan. Ketika membaca naskah drama Wisran Hadi, kita
tidak hanya membaca cerita saja, karena dalam dialog-dialognya juga menggambarkan
banyak nilai dan moral yang dikemas secara estetik, dan juga diantaranya narasumber tertarik
dalam penggunaan kata-kata dan gaya bahasa yang ditulis oleh Wisran Hadi.

Berikut ini kutipan dari hasil menonton video dan wawancara narasumber

“Setelah membaca naskah drama Nyonya-nyonya ini saya mendapatkan banyak kejutan.
Ketika membaca naskah drama Wisran Hadi, kita tidak hanya membaca cerita saja, karena
dalam dialog-dialognya juga menggambarkan banyak nilai dan moral yang dikemas secara
estetik. Setelah membaca naskah ini, narasumber terkesan dengan nilai-nilai yang terkandung
didalam naskah ini” (narasumber 1)

“Setelah membaca naskah drama nyonya ini terkesan dengan nilai-nilai yang terkandung
didalam naskah, nilai nilai sosial menjaga nama baik” (narasumber 2)

“Naskah dramanya sangat menarik , karena si nyonya ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
sosial. Seperti diaa mampu menjaga nama baiknya . Dan juga dalam naskah drama nyonya
tersebut juga terkesan menegangkan, karena si kemenangannya ini pada saling membawa
senjata tajam Untuk meminta hak harta warisannya” (narasumber 3)

Kedua kesan negatif, tidak semua narasumber mendapatkan kesan negatif setelah membaca
naskah drama ini. Kesan negatif yang di dapatkan oleh narasasumber di antaranya yaitu
naskah drama yang terlalu panjang, dan naskah yang sulit untuk di pahami.

Berikut ini kutipan dari hasil menonton video dan wawancara narasumber

“Setelah membaca naskah drama ini saya merasa naskah tersebut terlalu panjang, karena
terdiri dari empat babak, sehingga sulit untuk memahami isi dari naskah tersebut, cerita yang
disampaikanpun juga sulit dipahami” (narasumber 2)
Tanggapan Narasumber

Pada saat membaca naskah drama Nyonya-Nyonya ini, narasumber tentunya juga memiliki
tanggapan, yang di mana setiap narasumber memiliki tanggapan yang berbeda-beda sesuai
dengan pemahamannya masing-masing. Diantaranya yaitu mengenai nilai-nilai yang
terkandung di dalam naskah drama tersebut.

Berikut ini kutipan dari hasil menonton video dan wawancara narasumber

“Naskah drama "Nyonya-Nyonya" memberikan gambaran yang kaya akan warisan budaya
serta tradisi lokal yang memikat. Cerita ini menghadirkan kompleksitas karakter dan konflik
yang menarik, memungkinkan pembaca untuk merasakan kedalaman emosi dan nilai-nilai
yang disampaikan. Penggambaran yang mendalam terhadap kehidupan masyarakat serta
nuansa historis memberikan dimensi yang kaya pada cerita, mengundang pembaca untuk
terlibat dalam perjalanan yang memikat. Melalui sikap-sikap yang digambarkan dalam
naskah yang membuat naskah drama ini hadir untuk memberikan kritik pada kemorosotan
moral yang terjadi di masyarakat” (narasumber 1)

“Diperlukan ketelitian agar narasumber bisa menemukan inti permasalahan dalam cerita
drama ini, serta naskah drama ini mengajarkan tentang dampak dari sesuatu yang kita
lakukan, sebelum melakukan sesuatu pikirkan dampaknya terlebih dahulu. Dan untuk nilai-
nilai yang bisa diambil banyak sekali, berkaitan dengan nilai adat,agama, yang berhubungan
dengan minang.” (narasumber 2)

Jadi, kesimpulan yang dapat saya berikan terhadap naskah drama Nyonya-Nyonya ini
adalah sebuah karya satra yang sangat menarik dengan kemampuan memengaruhi dan
memikat pembaca, yang dimana beragam bagi setiap pembaca. Serta naskah drama nyonya-
nyonya ini juga terdapat banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, meskipun naskah
drama tersebut terlalu panjang.
Referensi

Link YouTube: https://youtu.be/a4JBz9_UfzA?si=RzBusrtI0gw24zQm

Link YouTube https://youtu.be/cqDna3ABH_8?si=PATjCVUGNku0e8xs

Anwar Febrina. 2019. Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Alangkah Lucunya Negeri Ini
Karya Deddy Mizwar. Jurnal Bahasa dan Sastra. Vol 4 (1), 105.
Biodata Singkat

Latifah Mutia Ardi, lahir di kota Bukittinggi pada 11 Desember 2002. Anak kedua dari dua
saudara. Gadis yang akrab dipanggil Tipa ini memiliki hobi menonton drama korea (drakor)
dan juga menari. Baginya menulis bukan lah hal yang mudah, tetapi menulis mampu
memberikannya banyak inspirasi dan motivasi dalam menuangkan tulisan-tulisannya
tersebut. Sekarang ia merupakan mahasiswa Universitas Negeri Padang Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia. Di kota Padang ini lah ia baru memulai untuk
menulis.

Anda mungkin juga menyukai