Wahyu Oktavia
ABSTRAK
Stilistika merupakan pengungkapan gaya bahasa yang bermain dengan makna yang memanfaatkan
bahasa kias, makna tersirat, dan makna konotasi. Kajian stilistika banyak dijumpai dalam berbagai
penelitian karya sastra, salah satunya pada naskah drama “Bunga Rumah Makan”. Tujuan penelitian
ini untuk mengkaji penggunaan gaya bahasa dan nilai-nilai pendidikan dalam naskah drama “Bunga
Rumah Makan” karya Utuy Tatang Sontani. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan
metode analisis tekstual dari sebuah dokumen yang berbentuk teks naskah drama. Teknik
pengumpulan data berupa teknik catat. Pada hasil penelitian ditemukan sembilan gaya bahasa, yaitu
metafora, simile, sinekdoke, metonimia, personifikasi, hiperbola, litotes, asosiasi, dan antitetis.
Selain gaya bahasa, naskah drama ini juga memiliki lima nilai pendidikan yaitu nilai religius, cinta
damai, kerja keras, peduli sosial, dan tanggung jawab.
ABSTRACT
Stylistics is the expression of language that play with meanings that utilize the figurative language,
implied meaning, and connotation meaning. Stylistic studies are often found in various literary
study, one of which is the drama “Bunga Rumah Makan”. The purpose of this study was to examine
the use of figurative language and educational values in the drama “Bunga Rumah Makan” by Utuy
Tatang Sontani. This study is descriptive qualitative with textual analysis method of a document in
the form of drama script. The technique of collecting data is a note-taking technique. The results of
the study found nine language styles, namely metaphor, simile, synekdoke, metonimia,
personification, hyperbole, litotes, associations, and antithetics. Besides language style, this drama
script also has five educational values, namely religious values, peace of mind, hard work, social
care, and responsibility.
Stilistika dan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Naskah Drama ... ( Wahyu Oktavia) 1
PENDAHULUAN disebut teater, terdapat seni rupa, seni
Sastra adalah karya imajinatif sastra, seni tari, dan seni musik.
bermedia yang nilai estetikanya Dalam hal ini, seni drama bisa
bernilai dominan. Melalui karya dikategorikan sebagai seni
sastra, seorang pengarang bermaksud pertunjukan (yang dipertontonkan).
menyampaikan informasi, gambaran, Drama pada dasarnya adalah salah
atau pesan tertentu kepada pembaca. satu cabang seni sastra yang
Sesuatu yang disampaikan itu mementingkan dialog, gerak, dan
biasanya merupakan gagasan tentang perbuatan menjadi suatu lakon yang
kehidupan yang ada di sekitar dipentaskan di atas panggung. Drama
pengarang (Varima, 2017:24). juga berarti suatu seni yang
Karya sastra merupakan wujud menggarap lakon-lakon mulai sejak
dari hasil pemikiran manusia. Selain penulisannya hingga pementasannya
itu, karya sastra juga mengandung yang membutuhkan ruang, waktu,
dimensi-dimensi makna tambahan dan khalayak atau hidup yang
yang beroperasi dalam sebuah karya. disajikan dalam gerak yang memuat
Karya sastra diciptakan untuk dibaca, sejumlah kejadian yang memikat hati
dinikmati, serta diambil nilai-nilai (Wiradharma, 2018:2).
yang terkandung di dalamnya. Untuk Drama merupakan salah satu
lebih memahami suatu karya sastra, karya sastra yang sangat diminati oleh
seorang penikmat sastra perlu masyarakat. Hal itu karena pada
mengapresiasi karya sastra tersebut umumnya sekarang drama sudah
agar lebih mendalami apa yang ingin dikembangkan lagi menjadi drama-
disampaikan oleh pengarang drama modern yang terus mengikuti
(Mulyono, 2017:2). perkembangan zaman yang semakin
Karya sastra pada dasarnya lama semakin maju. Drama memiliki
merupakan ketaksadaran sebagai nilai-nilai pendidikan yang dapat
ketaksadaran transindividual. Karya dijadikan pengetahuan dan
sastra diciptakan pengarang atau pengajaran bagi semua orang yang
sastrawan untuk dinikmati, dipahami, membacanya (Varima, 2017:34).
dan dimanfaatkan oleh masyarakat Drama adalah kisah hidup dan
dalam kehidupan (Ratna, 2015:364). kehidupan manusia yang diceritakan
Karya sastra dibedakan menjadi tiga di atas pentas dengan media
bentuk, yaitu prosa, puisi dan drama. percakapan (dialog), gerak, dan
Namun, dalam hal ini peneliti lebih tingkah laku (Widyahening,
memfokuskan pada drama. 2014:54). Naskah merupakan hal
Drama merupakan tiruan utama dalam bermain drama
kehidupan manusia yang (modern) karena merupakan panduan
diproyeksikan di atas pentas. Drama bagi para pemeran (aktor) di atas
adalah kesenian yang melukiskan pentas. Selain naskah, hal lain yang
sifat manusia dengan gerak sangat menentukan dalam drama,
(Bethaazar Verhagen dalam Mulyana, antara lain dekorasi (setting), musik,
2011:6). Drama merupakan salah satu lighting, make up, kostum, nyanyian,
jenis kesenian yang memadukan tarian, dan unsur penunjang lainnya.
(kumulatif) berbagai jenis seni. Drama merupakan suatu kejadian
Dalam drama, atau dewasa ini selalu yang ada dalam masyarakat. Kadang-
Stilistika dan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Naskah Drama ... ( Wahyu Oktavia) 3
bahasa). Style menunjuk pada Setiap sastrawan tentu memiliki gaya
penggunaan bahasa yang khas sesuai bahasa tersendiri. Stilistika yang unik
dengan maksud penulis atau dan cukup dominan dalam naskah
pembicara dalam memperoleh aspek drama “Bunga Rumah Makan” adalah
keindahan (Bratha, 2018:56). gaya bahasa.
Stilistika adalah kajian terhadap Penggunaan gaya bahasa apalagi
wujud performa kebahasaan, dalam sebuah drama mempengaruhi
khususnya yang terdapat dalam suatu gaya dan keindahan karya yang
teks dengan memperhatikan berbagai bersangkutan. Bentuk-bentuk kiasan
ragam penggunaan bahasa dapat menggiring interpretasi
(Nurgiyantoro, 2013:273). Stilistika pembaca yang kaya dengan asosiasi-
(stylistic) dapat diterjemahkan asosiasi sehingga dapat mendukung
sebagai ilmu tentang gaya yang terciptanya suasana dan nada tertentu.
berpusat pada gaya bahasa Gaya bahasa atau permajasan
(Endraswara, 2011:42). Mujiyanto merupakan teknik pengungkapan
(2012:6) menyatakan bahwa stilistika bahasa, penggayabahasaan, yang
adalah ilmu yang mempelajari gaya maknanya tidak menunjuk pada
bahasa suatu karya sastra. Secara makna harfiah kata-kata yang
sederhana, stilistika adalah ilmu yang mendukungnya, melainkan pada
meneliti penggunaan bahasa dan gaya makna yang ditambahkan, makna
bahasa dalam karya sastra. Konsep yang tersirat. Gaya bahasa dapat
utamanya adalah penggunaan bahasa dipahami sebagai wujud penggunaan
dan gaya bahasa. Intinya untuk bahasa dalam tuturan, atau bagaimana
melihat bagaimana seorang cara seseorang mengungkapkan suatu
pengarang mengungkapkan karyanya kata yang akan diekspresikan atau
dengan dasar dan pemikirannya ditulis dengan mencakup keseluruhan
sendiri (Fransori, 2017:9). aspek formal kebahasaan, bahkan
Stilistika memiliki dua juga lafal untuk bahasa lisan dan
pemahaman dan jalan pikiran yang ejaan untuk bahasa tulis
bertolak belakang. Pemikiran tersebut (Nurgiyantoro, 2013:88).
berpusat pada aspek gramatikal Gaya bahasa dibedakan menjadi
terhadap karya sastra yang diamati. dua, yaitu gaya bahasa retoris dan
Selain itu, stilistika juga memiliki kiasan. Gaya retoris adalah gaya
pertalian dengan aspek-aspek sastra bahasa yang maknanya harus
yang menjadi objek dalam penelitian diartikan menurut nilai lahirnya. Gaya
(Nurhayati, 2008:7). Dengan bahasa kiasan adalah gaya bahasa
demikian, dapat dikatakan bahwa yang bersifat langsung bermain
stilistika adalah ilmu yang berkaitan dengan makna (Keraf, 2007:115).
tentang gaya dan gaya bahasa. Hal Gaya bahasa yang dikaji dalam
tersebut meliputi berbagai cara yang naskah drama “Bunga Rumah
dilakukan dalam kegiatan manusia. Makan”, yaitu metafora, simile,
Gaya bahasa dalam karya sastra sinekdoke, metonimia, personifikasi,
digunakan pengarang sebagai sarana hiperbola, litotes, asosiasi, dan
retorika dengan mengeksploitasi dan antitetis.
memanipulasi potensi bahasa. Sarana Selain gaya bahasa, drama
retorika tersebut bermacam-macam. “Bunga Rumah Makan” juga banyak
Stilistika dan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Naskah Drama ... ( Wahyu Oktavia) 5
“Analisis Stilistika dan Nilai-Nilai Peneliti akan memperoleh catatan-
Pendidikan Novel Bumi Cinta Karya catatan berdasarkan pada pernyataan
Habiburrahman El Shirazy”. atau dialog-dialog yang terdapat
Penelitiannya mengkaji tiga hal, yaitu dalam naskah drama tersebut. Dalam
(a) pemanfaatan bentuk-bentuk penelitian ini dokumen yang di
retorika dalam novel Bumi Cinta, (b) maksud adalah naskah drama “Bunga
keunikan pemilihan kosa kata dalam Rumah Makan” karya Utuy Tatang
novel Bumi Cinta, (c) nilai-nilai Sontani.
pendidikan yang terdapat dalam novel Data penelitian ini berupa hasil
Bumi Cinta. percakapan dialog antartokoh dalam
Lain halnya penelitian yang drama, sedangkan sumber datanya
dilakukan oleh Fransori (2017) dalam berupa naskah drama “Bunga Rumah
skripsi yang berjudul “Analisis Makan” karya Utuy Tatang Sontani.
Stilistika pada Puisi Kepada Peminta- Teknik analisis data dalam penelitian
Minta Karya Chairil Anwar”. Hasil ini menggunakan content analysis.
penelitiannya menunjukkan beberapa Data ini kemudian dianalisis,
aspek pembentukan kata yang dinterpretasi, dan diklasifikasi
menunjukkan gaya bahasa yang berdasarkan kebutuhan penelitian.
bersifat ekspresif. Ia lebih Cara yang dilakukan dengan
memfokuskan pada pembentukan melakukan analisis pada kalimat-
kata yang indah dan gaya bahasa yang kalimat yang menyatakan pemakaian
menarik dengan mengacu pada gaya bahasa dan nilai-nilai
struktur fisik puisi. pendidikan yang ada di dalam naskah
Ketiga penelitian sebelumnya drama “Bunga Rumah Makan”.
tersebut memiliki kesamaan dengan Objek penelitian ini berupa
penelitian ini, yaitu meneliti tentang naskah drama “Bunga Rumah
stilistika. Perbedaannya terletak pada Makan”, sedangkan subjek penelitian
objek yang digunakan, yaitu naskah ini adalah pembaca pada umumnya.
drama. Adapun judul penelitian ini Pembaca adalah mereka yang
adalah “Stilistika dan Nilai-Nilai membaca karya sastra semata-mata
Pendidikan dalam Naskah Drama karena memerlukan aspek manfaat
“Bunga Rumah Makan” Karya Utuy dan hiburan. Fokus kajian ini adalah
Tatang Sontani. gaya bahasa dalam naskah drama
Penelitian ini merupakan “Bunga Rumah Makan”. Peneliti
penelitian deskriptif kualitatif yang memilih naskah drama “Bunga
secara keseluruhan memanfaatkan Rumah Makan” karena memiliki
cara-cara penafsiran dengan banyak gaya bahasa dan nilai-nilai
menyajikannya dalam bentuk pendidikan. Unsur-unsur pendidikan
deskripsi kata-kata. Data-data yang dalam karya sastra sering dikaitkan
telah diperoleh, diklasifikasikan, dan dengan fungsi sastra bagi
selanjutnya dianalisis, kemudian pembentukan karakter seseorang.
diperoleh suatu gambaran umum Penelitian ini membahas
tentang data–data yang diteliti. bagaimana bentuk gaya bahasa dan
Metode yang digunakan adalah nilai-nilai pendidikan yang
metode analisis tekstual karena objek terkandung dalam naskah drama
penelitian berupa dokumen naskah. “Bunga Rumah Makan”. Tujuan
Stilistika dan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Naskah Drama ... ( Wahyu Oktavia) 7
“Haa ... haa ... manusia itu memiliki rumah dan hanya hidup di
pakaiannya saja yang bagus, tak jalan seperti orang malang’.
tahu ia bahwa hatinya kotor bak
kakus.” Antitetis
Gaya bahasa antitesis mengandung
Kalimat di atas dikategorikan sebagai gagasan-gagasan yang bertentangan
gaya bahasa hiperbola. Kata bak dengan mempergunakan kata-kata
kakus seharusnya diganti dengan kata atau kelompok kata yang berlawanan.
yang lebih spesifik lagi karena berarti “Mas, saya tiada mempunyai
tempat pembuangan kotoran sesuatu perkataan untuk menyatakan terima
yang dirasa memiliki makna kurang kasih atas kebaikan budi Mas,
baik. sudah membawa saya ke sini. Tapi
ketika saya datang di sini dulu saya
Litotes tiada ingin lebih dari jadi pelayan,
Gaya bahasa litotes berkebalikan jadi pegawai sebagaimana
makna dengan majas hiperbola. kesanggupannya orang kaya miskin
dalam mencari sesuap nasi.”
Majas ini justru dimaksudkan untuk
mengecilkan fakta yang
“Tempat mana yang
sesungguhnya ada. Hal ini menggembirakan? Hmm ya, aku
dimaksudkan untuk merendahkan sudah pergi ke barat timur sampai
diri. mendapat tempat yang paling
“Silakan dinikmati makanan mengembirakan, coba terka? Di
seadanya. Paman .... Oh iya, mau mana?”
minum apa Paman? Teh atau
susu?” “Ingin aku bertanya, apa kehendak
Kalimat di atas dikategorikan menyerahkan jiwa raga kepada
sebagai gaya bahasa litotes karena laki-laki itu menurut perasaan saja
pada kata makanan seadanya atau juga menurut pikiran.”
dianggap memiliki makna kata yang
sangat rendah. Biasanya seseorang Kalimat di atas dikategorikan
menggunakan kata itu dalam sebagai gaya bahasa antitesis karena
kesehariannya. mengandung gagasan yang
bertentangan dengan menggunakan
Asosiasi kata-kata berlawanan, yaitu
Gaya bahasa asosiasi bersifat kaya><miskin, barat><timur dan
memperbandingkan sesuatu dengan jiwa ><raga.
keadaan lain yang sesuai dengan
keadaan yang dilukiskan. Nilai-Nilai Pendidikan
“Dia orang setengah malang, Religius
datang ke sini untuk mengejek dan Religius merupakan suatu karakter
menghina.” yang mencerminkan ketundukan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kalimat di atas dikategorikan Karakter tersebut memaparkan suatu
sebagai gaya bahasa asosiasi karena watak yang selalu bergantung pada
keadaan pelancong itu seperti orang Sang Pencipta, berpegang, dan
setengah malang yang berarti ‘tidak berpedoman teguh pada Tuhan
Stilistika dan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Naskah Drama ... ( Wahyu Oktavia) 9
Kutipan di atas menjelaskan SIMPULAN
bahwa kepedulian sosial sangat Berdasarkan hasil analisis dapat
terlihat dalam kepribadian Ani. ditarik simpulan bahwa terdapat
Meskipun telah mengambil makanan sembilan gaya bahasa (style) yang
di rumah makan tempat Ani bekerja, digunakan Utuy Tatang Sontani
ia masih saja memaafkan pencuri dalam naskah drama “Bunga Rumah
tersebut. Ani juga memberikan uang Makan”, yaitu metafora, simile,
kepada pencuri itu untuk membeli sinekdoke, metonimia, personifikasi,
makan agar tidak mencuri lagi. hiperbola, litotes, asosiasi, dan
antitetis. Selain gaya bahasa, dalam
Tanggung Jawab naskah drama ini juga terdapat lima
Tanggung jawab merupakan sikap nilai-nilai pendidikan, yaitu nilai
dan perilaku seseorang dalam religius, cinta damai, kerja keras,
melaksanakan tugas dan kewajiban peduli sosial, dan tanggung jawab.
terhadap diri sendiri, masyarakat, Nilai-nilai pendidikan tersebut
lingkungan (alam, sosial, dan diharapkan berguna bagi kehidupan
budaya), negara, dan Tuhan Yang manusia. Hal tersebut dapat diperoleh
Maha Esa. Dalam hal apa pun melalui proses pengubahan sikap dan
manusia bertanggung jawab atas tata laku dalam upaya mendewasakan
dirinya sendiri. Ia juga bertanggung diri manusia melalui pendidikan
jawab kepada orang lain, seperti sehingga tercipta manusia yang
tampak dalam kutipan berikut. bermartabat.
“Baik Tuan, saya akan menjalankan Hasil penelitian ini diharapkan
kewajiban. Jika ia sudah menjadi bahan masukan yang
diketemukan, nanti tentu dibawa bermanfaat bagi semua pihak yang
kemari. Dalam satu jam ini jangan berkaitan langsung dengan
Tuan dan Nona pergi dulu dari sini
pendidikan sastra, khususnya bagi
sebab bagaimanapun juga dalam
satu jam ini saya akan datang lagi
pengajaran sastra di Indonesia yang
ke sini.” nantinya dapat berlangsung dengan
baik, efektif, kreatif, inovatif, dan
Kutipan di atas menunjukkan menarik.
sikap seorang polisi yang
bertanggung jawab. Ia memberikan DAFTAR PUSTAKA
pengarahan kepada Sudarma tentang Amalia, Novita Rihi. 2010. “Analisis
rencana penangkapan seorang Gaya Bahasa dan Nilai-Nilai
pelancong yang selalu membuat Pendidikan Novel Sang Pemimpi
kegaduhan di rumah makannya. Polisi Karya Andrea Hirata”. Skripsi.
juga berjanji akan menangkap Universitas Sebelas Maret.
pelancong tersebut dalam waktu satu Andayani. 2008. Pembelajaran
jam dan menginformasikan kepada Apresiasi Sastra Berbasis
Sudarma agar tidak pergi Quantum Learning di Sekolah
meninggalkan warungnya. Dasar. Surakarta: UNS Press.
Bratha, I Komang Soni A. S. 2018.
“Analisis Bentuk dan Fungsi
Gaya Bahasa dalam Naskah
Drama L’annonce Faite A Marie
Stilistika dan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Naskah Drama ... ( Wahyu Oktavia) 11
Wiradharma, Gunawan dan Dwi
Suprabowo. 2018.
“Nasionalisme Utuy Tatang
Sontani dalam Naskah Drama
“Bunga Rumah Makan” yang
Bertema Roman Picisan:
Hermeneutika Sastra”, Jurnal
Arkhais Vol. 9 No. 1, Juni 2018.