Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AKHIR MATA KULIAH

REKAYASA PROSES BISNIS

JUDUL
REDESAIN PROSES CHECK-IN HOMESTAY
AIRLANGGA JEMBER DALAM MASA PANDEMI

OLEH :
DENY FIRDHAUS HADI PRAYITNO
192410101051

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS JEMBER
2021
A. Latar Belakang
Di era modern ini, bisnis properti merupakan salah satu cabang bisnis yang
banyak dijumpai dalam sebuah kota, terutama kota Jember. Salah satu jenis bisnis
properti adalah homestay. Homestay merupakan penginapan yang menawarkan kesan
yang sederhana, nyaman dan aman bagi para tamu yang menginap. Selain itu, harga
homestay lebih murah dibandingkan bentuk penginapan lainnya. Dalam masa pandemi
ini, bisnis properti yakni homestay mengalami keadaan yang sangat tidak
menguntungkan. Hal ini dikarenakan adanya pembatasan kegiatan sosial berskala besar
atau yang biasa kita sebut dengan PSBB yang mengharuskan seluruh masyarakat
Indonesia melakukan seluruh pekerjaannya dan kegiatannya dirumah. Maka dari itu,
mobilitas penduduk dari satu kota ke kota lainnya juga semakin terbatas, dan
berdampak kepada penghasilan homestay itu sendiri.

Seperti yang kita ketahui, penghasilan homestay itu berasal dari pengunjung
domestik yang sedang melakukan kegiatan disuatu tempat dan mereka membutuhkan
tempat untuk beristirahat sejenak, atau sekedar melepas penat. Keberadaan homestay
itu sendiri memberikan keuntungan bagi wilayah itu sendiri yaitu Jember, karena
dengan adanya pengunjung yang tinggal di homestay maka akan menambah pemasukan
daerah Jember.

Dikarenakan adanya situasi pandemi yang sedang melanda, salah satu bisnis
homestay yang berlokasi di Jalan Perum Kodim Raya Nomor H.08, Jubung Lor,
Jubung, Kec. Sukorambi, Kabupaten Jember juga merasakan akibatnya. Bapak Agus
menyatakan bahwa selama masa pandemi ini usahanya mengalami penurunan
pelanggan dimana biasanya terdapat kurang lebih 50 pengunjung untuk setiap
bulannya, namun saat ini beliau hanya mendapatkan pelanggan kurang dari 20 pada
tiap bulannya. Untuk menanggulangi hal ini juga selaku pemilik yang peduli terhadap
kejadian yang terjadi sekarang, maka beliau ingin mengedepankan kesehatan dari
pegawai dan pelanggan homestaynya.

B. Tujuan
Saya mengambil objek usaha milik Bapak Agus ini untuk di Redesign sesuai
dengan keadaan pandemi yang saat ini terjadi agar kegiatan bisnis yang dilakukan
sudah memenuhi standar operasional protokol kesehatan sehingga tidak memberikan
bahaya bagi pelanggan maupun pemilik dan pegawai dengan harapan bahwa investasi
yang ia buat ini bisa membawa lebih banyak pelanggan karena fasilitas homestay sudah
bisa disebut aman dan mendukung kegiatan yang aman bebas dari virus COVID-19.

C. Pemetaan Current Condition (As - Is Model)

D. Analisis
Berdasarkan rangkaian proses check-in yang berjalan di homestay ini, masih
terdapat kegiatan yang dilakukan tanpa memperhatikan prosedur Kesehatan yang
dihimbau oleh pemerintah. Sehingga bisa saja menimbulkan ketidakpastian akan
pengunjung yang datang itu terbebas dari virus COVID-19 ini. Karena objek yang saya
ambil tidak memiliki sistem tersendiri untuk melakukan pengecekan pengunjung secara
digital, maka pihak homestay harus melakukan tindakan pengecekan pengunjung
secara langsung ketika mereka datang ke homestay. Sehingga dari proses bisnis yang
sudah berjalan saat ini, harus ada beberapa penambahan berupa aktifitas pencegahan
penularan COVID-19 yang sesuai dengan standar operasional protokol kesehatan,
seperti melakukan pengecekan suhu tubuh dan melakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan. Adapun juga tindakan pencegahan lanjutan yang harus
dipersiapkan yakni selalu sedia untuk menghubungi fasilitas kesehatan terdekat jika
pengunjung yang datang terindikasi memiliki gejala yang sesuai dengan penyakit dari
virus COVID-19 ini.
E. Redesain Future Condition (To – Be Model)

F. Perbandingan Cost, Time, and Resource


- As - Is Model (Time)
- As - Is Model (Cost)
- As - Is Model (Resource)

- To - Be Model (Time)
- To - Be Model (Cost)
- To - Be Model (Resource)
Dari hasil run diagram iGrafx yang sudah saya buat, berikut adalah beberapa hal yang
dapat diperbandingkan yakni:
1. Time

Cycle time sebelum Re-Engineering = 62.5 menit


Cycle time setelah Re-Engineering = 90.5 menit
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 1 cycle proses bertambah selama 30
menit. Hal ini dikarenakan cycle yang digunakan dalam To - Be Modelnya adalah
alur terpanjang yang mencakup seluruh aktifitas dimana cycle ini terjadi ketika
pelanggan memiliki hasil pengukuran badan yang lebih dari 37.5 sehingga
pelanggan akan dibawa menuju kamar isolasi dan pegawai akan menghubungi
fasilitas kesehatan terdekat untuk tindakan lebih lanjut sehingga membutuhkan
waktu yang lebih. Penambahan waktu akibat hal ini memberikan rasa keamanan
yang lebih terhadap pelanggan dan pegawai homestay disana.

2. Cost
Cost sebelum Re-Engineering = Rp 187.450,11
Cost setelah Re-Engineering = Rp 250.750,32
Biaya yang dibutuhkan dalam 1 cycle proses penuh bertambah sebanyak kurang
lebih sekitar Rp 63.000,00. Hal ini dikarenakan cycle yang digunakan sama seperti
sebelumnya yakni alur terpanjang yang mencakup seluruh aktifitas ketika proses
bisnis dilaksanakan semua. Beberapa hal yang menjadi poin penambahan cost ini
terletak pada penambahan alat / tool ketika mensterilkan kamar pelanggan, lalu
pembelian alat ukur suhu / thermogun, hand-sanitizer, dan juga berupa aktifitas
pegawai yang bertambah sehingga gajipun mengalami kenaikan. Semua hal ini
diperlukan demi menstabilkan keadaan homestay baik dari dalam atau dari luar
ketika saat melakukan promosi. Maka cost ini bisa saya sebut sebagai investasi
masa depan yang juga mengedepankan kesehatan dari manusia yang beraktifitas
pada homestay.
G. Kesimpulan

Untuk melakukan Redesign sesuai yang sudah dibayangkan pada saat Analisis
ternyata membutuhkan lebih banyak waktu kerja dari bispro yang sudah dijalankan saat
ini. Selain waktu, terdapat juga biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik homestay
demi memenuhi tujuan yang ingin dia capai dengan anggapan bahwa dengan
dikeluarkannya biaya investasi dalam hal kualitas ini bisa membawa kestabilan bagi
bisnisnya serta memenuhi standar operasional protokol kesehatan pada masa pandemi
ini. Menurut saya, investasi ini merupakan hal yang patut untuk dilakukan oleh pemilik
karena dengan tindakan ini bisa membawa kepercayaan pelanggan untuk datang
menuju homestay yang beliau miliki dan tentu saja memberikan rasa aman bagi
karyawannya untuk bekerja serta melakukan tindakan yang pencegahan penyebaran
virus COVID-19 yang masih mewabah ini.

Anda mungkin juga menyukai