Anda di halaman 1dari 15

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PADA

HOTEL SOFITEL BALI NUSA DUA

Arya Agung Ayu Sitha Dewi1)


Halim Dedy Perdana2)
1)
Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka
2)
Dosen Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka
aryaagungayusithadewi@gmail.com

Abstrak
Sofitel Bali Nusa Dua merupakan perusahaan yang bergerak di industri pariwisata. The Sofitel Bali
Nusa Dua merupakan hotel bintang 5 di Bali yang berada di bawah naungan Accor Hotels sejak tahun
1967. Sofitel Bali Nusa Dua terletak di kawasan wisata ITDC Lot N5 Benoa di Badung. Tujuan dari
karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui efektif tidaknya pengendalian internal penerimaan kas di
Hotel Sofitel Bali Nusa Dua. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sumber
data karya ilmiah ini berdasarkan data primer dan data sekunder. Semua informasi ini dikumpulkan
melalui observasi dan wawancara langsung dengan staf hotel. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengendalian internal penerimaan kas Hotel Sofitel Bali Nusa Dua berjalan sesuai
Standar Operasional (SOP) perusahaan.
Kata Kunci: Evaluasi, Pengendalian Internal, Penerimaan Kas

PENDAHULUAN
Perkembangan era globalisasi industri pariwisata Indonesia terus mengalami kemajuan
yang ditandai dengan bertambahnya destinasi wisata terutama jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Indonesia dan Bali. Menurut Fengky, Sabijono dan Kalola (2019), industri
perhotelan Indonesia telah memasuki era baru. Keadaan ini tidak luput dari perubahan
perkembangan teknologi komunikasi dan munculnya generasi milenial sebagai penggerak
perekonomian. Pertumbuhan melalui implementasi cara berpikir, model kerja baru dan model
bisnis. Kondisi yang kerap mengejutkan para pelaku bisnis perhotelan dengan pesatnya
perubahan dimana hotel bukan sekedar tempat tinggal, namun hotel kini telah menjadi sarana
untuk menyalurkan gaya hidup masyarakat yang semakin modern. Perkembangan pariwisata
juga berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi, karena setiap wisatawan yang

1
berkunjung menimbulkan permintaan baik untuk konsumsi maupun jasa. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut diperlukan investasi, termasuk di industri perhotelan.
Bali adalah pulau dengan keindahan alam dan budaya yang sangat diminati oleh
wisatawan dan oleh karena itu menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di dunia. Selain
perkembangan pariwisata di Bali, hal ini juga berpengaruh pada perkembangan gastronomi.
Dalam hal ini pihak hotel berperan penting sebagai penyedia akomodasi yang menyediakan
kamar yang dilengkapi dengan pelayanan seperti travel dan food and beverage. Hotel yang baik
adalah hotel yang dapat memberikan wisatawan produk dan pelayanan yang berkualitas untuk
menciptakan kepuasan dan membangkitkan keinginan wisatawan untuk berkunjung kembali.
Oleh karena itu, peran tenaga terampil sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
industri perhotelan untuk membantu perkembangan pariwisata Bali.
Pelatihan yang memadai tentang apa yang bisa dan tidak bisa menjadi karyawan yang
baik adalah tanggung jawab setiap otoritas perusahaan, terutama departemen keuangan, yang
berisiko di perusahaan mana pun. Setiap bisnis pasti membutuhkan uang tunai dan menurut
Soemarso (2009), uang tunai adalah sesuatu, apakah itu uang atau bukan, yang segera tersedia
dan diterima sebagai pembayaran dengan nilai nominalnya. Cahyanigsih & Putra (2017)
mencatat bahwa dari perspektif manajemen keuangan di perusahaan mana pun, menerima dana
adalah tugas khusus yang harus konsisten dengan praktik dan dikendalikan. Penerimaan uang
tunai atau surat berharga yang dapat segera digunakan. Transaksi penjualan tunai, penyelesaian
piutang atau transaksi lain yang dapat menambah saldo kas pada suatu lembaga keuangan.
Sebelum karyawan melakukan kontak dengan turis, mereka harus menjalin hubungan
baik dengan karyawan dari perusahaan yang sama. Salah satu aturan yang harus diikuti oleh
setiap karyawan adalah kepatuhan terhadap semua prosedur kontrol internal dan eksternal
untuk penerimaan kas. Menurut Fauzan (2018), proses penerimaan kas perusahaan harus
dirancang untuk meminimalkan dana yang tidak tercatat dan tidak diterima. Perawatan harus
diambil untuk memastikan bahwa tanggung jawab dipisahkan antara penyimpan, penerima dan
pencatat. Bisnis kecil yang tidak dapat membuat perbedaan seperti itu, namun mereka dapat
melakukan penggabungan pekerjaan-pekerjaan tadi yang dilimpahkn kepada pemilik bisnis
dimana setiap penerima manfaat harus menyetorkan uang secara langsung ke bank sedemikian
hinggan perusahaan dapat berjalan lancar. Dalam PSAK No. 2 mengenai arus kas yang
mengungkapkan teori akuntansi atau organisasi, terdapat pula pengendalian internal atau sering

2
disebut pengendalian internal, yang didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh
manusia dan sistem teknologi dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Damayanti & Yusuf (2018), menerima pembayaran tunai membutuhkan
dokumen yang berisi informasi tentang keanggotaan atau karyawan di perusahaan. Bagian
keuangan bertanggung jawab untuk mencatat informasi anggota atau informasi karyawan saat
meminta setoran pinjaman, mencatat bukti penerimaan kas, dan memelihara jurnal pembayaran
kas. Menurut Hana (2021), banyak kerawanan dalam pengelolaan pengelolaan kas oleh
pengelola lembaga, dalam perlindungan anggota atau pegawai, dengan tujuan untuk
mengurangi distorsi laporan keuangan, hal ini dilakukan dengan memperkenalkan sistem
pengendalian intern yang dapat digunakan sebagai fungsi audit dan audit dilaksanakan. Esteria
(2016) menyatakan bahwa setiap perusahaan memiliki sistem perhitungan penerimaan dan
pembayaran kas dengan langkah-langkah pengendalian internal yang dipilih dan sesuai dengan
kondisi perusahaan.
Sistem akuntansi yang baik dapat memungkinkan akuntan perusahaan untuk memberikan
informasi keuangan kepada semua tingkatan manajemen, pemilik atau pemegang saham,
kreditur dan pengguna laporan keuangan (stakeholders) yang menjadi dasar pengambilan
keputusan keuangan. Dalam Mulyadi (2017), sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem
yang mengumpulkan dan mengolah informasi kemudian melaporkan informasi yang berkaitan
dengan transaksi keuangan kepada perusahaan. Dengan bantuan sistem, manajemen
merencanakan dan mengendalikan proses perusahaan. Pengendalian internal penerimaan kas di
Sofitel Bali Nusa Dua dilakukan setiap hari sejak penerimaan transaksi pertama kali oleh
staf/kasir di setiap toko dan kemudian diaudit langsung oleh finance department bagian income
auditor. Tujuan pengendalian intern penerimaan kas adalah untuk memastikan bahwa setiap
pegawai cabang/pegawai benar-benar memahami bagaimana proses bekerja dan apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan dengan uang perusahaan atau kas di cabang bank/restoran.
Menurut Boynton & William (2017), selama pengendalian ini harus dilakukan kehati-
hatian untuk memastikan bahwa uang/kas yang ada di outlet harus sesuai dengan aturan
perusahaan dan tidak ada perbedaan yang lebih besar atau lebih kecil. Tanggung jawab lain dari
pengendali pendapatan adalah memastikan bahwa pendapatan dari peristiwa yang
mempengaruhi persediaan atau properti perusahaan pada hari-hari tertentu harus sesuai dengan
informasi yang ada dan tersedia dalam sistem perusahaan. Ketika konflik muncul,

3
pegawai/karyawan harus bertanggung jawab atas situasi tersebut. Berkaitan dengan informasi
dalam sistem perusahaan, jika terjadi ketidaksesuaian, pegawai toko harus menggunakan
kas/uang pribadi untuk menutupi kekurangannya, sedangkan jika terjadi kelebihan, pemeriksa
keuangan mengambil kelebihan tersebut dan melaporkannya. seperti pendapatan perusahaan.
Oleh karena itu, setiap pegawai outlet khususnya kasir harus memiliki pemahaman yang kuat,
ketelitian dan tanggung jawab atas proses pengendalian internal penerimaan kas.
Selama proses implementasi pengendalian internal penerimaan kas di Sofitel Bali Nusa
Dua, tidak jarang terjadi kesalahan store associate. Dokumen yang berisi informasi anggota
dan informasi karyawan diperlukan untuk menerima pembayaran tunai. Hal ini menyebabkan
perbedaan pendapat antara pengawas pendapatan dan staf kantor tentang bagaimana melakukan
proses verifikasi. Kegagalan tersebut dapat terjadi karena kurangnya pemahaman, kedisiplinan
dan komunikasi yang baik antara staf kantor dengan auditor mengenai prosedur yang telah
ditetapkan manajemen dan perusahaan atau keinginan perusahaan untuk melakukan evaluasi
guna mengoptimalkan kinerja perusahaan agar untuk mencapai efek yang lebih baik, tetapi
koordinasi tidak memadai. Berdasarkan seluruh latar belakang yang telah dijabarkan, maka
yang menjadi pokok permasalahan dalam karya ilmiah ini Apakah Pengendalian Internal
Penerimaan Kas pada Hotel Sofitel Bali Nusa Dua sudah efektif ?

KERANGKA PIKIR
Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2017:129) Sistem pengendalian internal, termasuk struktur
organisasi, metode dan tindakan terkoordinasi untuk melindungi aset organisasi,
mengendalikan keakuratan dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip manajemen. Sementara itu, Boynton et al. (2017)
pengendalian internal sebagai suatu proses yang dilakukan oleh pengurus, manajemen dan
anggota masyarakat lainnya, bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan, yaitu pelaporan keuangan dan kepatuhan. peraturan perundang-undangan
yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi. COSO (Komite Organisasi Sponsor Komisi
Treadway:2013) mendefinisikan pengendalian internal sebagai berikut: “Pengendalian internal
adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen senior, dan karyawan
lain dari suatu organisasi, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan

4
operasional, pelaporan, dan kepatuhan terpenuhi.” Ini berarti bahwa itu adalah suatu proses
karena meresapi organisasi kegiatan operasional merupakan bagian integral dari fungsi dasar
manajemen.
Pengendalian internal hanya dapat memberikan jaminan yang wajar, bukan kehendak
mutlak. Hal ini menegaskan bahwa pengendalian internal, tidak peduli seberapa baik dirancang
dan digunakan, hanya dapat memberikan jaminan yang cukup tetapi tidak sepenuhnya efektif
dalam mencapai tujuan pengendalian internal, bahkan ketika dirancang dan diorganisir dengan
kemampuan terbaiknya.
Pengertian Kas
Kas atau cash accounting adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan akun-akun
yang paling baru dalam suatu kelompok aset (aset), sehingga postingan ini cenderung berada di
bagian atas daftar aset. Uang tunai adalah segala alat pembayaran yang dapat langsung
digunakan, seperti uang kertas, koin, dan giro. Menurut PSAK No. 2, kas adalah investasi yang
bersifat likuid, berjangka pendek dan dapat dengan cepat diubah menjadi kas dalam jumlah
tertentu tanpa risiko perubahan nilai yang signifikan. Umumnya, hanya investasi dengan jatuh
tempo awal tiga bulan atau kurang yang memenuhi syarat sebagai uang tunai. Deposito
berjangka tetap dengan jangka waktu sampai dengan tiga bulan yang tidak diperpanjang secara
terus-menerus dapat diklasifikasikan sebagai aset tunai.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. Ayat 6 Pasal 2 menjelaskan bahwa
dana disimpan untuk memenuhi kewajiban pembayaran jangka pendek dan bukan untuk
investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, investasi harus dapat
dikonversi menjadi uang tunai dalam jumlah yang diketahui tanpa risiko perubahan nilai yang
signifikan. Oleh karena itu, investasi baru tersebut hanya dapat dianggap sebagai aset tunai
dengan jangka waktu pendek, yaitu maksimal tiga bulan sejak tanggal pembelian. Kas adalah
komponen modal kerja yang paling likuid di neraca, karena uang sering mengalami perubahan
atau transfer dan hampir semua transaksi dalam perusahaan berdampak pada situasi likuiditas.
Ada dua metode dalam penyajiannya, yaitu metode langsung (direct method) dan metode tidak
langsung (indirect method).
1. Metode Langsung (Direct Method). Metode langsung adalah kategori utama dari
pendapatan kotor dan pembayaran kotor. Dengan metode ini, setiap estimasi pendapatan
berbasis akrual diubah menjadi estimasi penerimaan dan pembayaran kas sehingga

5
menggambarkan penerimaan dan pembayaran kas yang sebenarnya.
2. Metode Tidak Langsung (indirect method). Dalam metode ini, laba dan rugi bersih
disesuaikan dengan menyesuaikan akrual atau liabilitas yang masih harus dibayar dari
transaksi selain kas, pendapatan atau pembayaran operasi kas masa lalu, masa depan, dan
pendapatan atau beban terkait arus kas dari investasi atau pembiayaan. Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) menyatakan bahwa istilah kas meliputi, namun tidak terbatas pada: Kas,
yang terdiri dari kas yang dimiliki, rekening giro, atau kas (cash equivalent), merupakan
investasi yang dapat bersifat sangat likuid, berjangka pendek, dan dibuat dengan cepat.
pada tingkat tertentu tanpa risiko perubahan nilai yang signifikan.
Prosedur Penerimaan Kas Secara Umum
Prosedur penerimaan kas yang digunakan oleh perusahaan banyak bergantung pada
ukuran perusahaan dan struktur organisasi perusahaan. Prosedur pengumpulan kas perusahaan
harus direncanakan untuk mengurangi kemungkinan kas tidak terdeteksi atau tidak diterima.
Ketika merencanakan prosedur penerimaan kas, prinsip-prinsip pengendalian kas harus
dipertimbangkan sebagai pedoman, termasuk:
1. Setiap penerimaan uang langsung dicatat
2. Penerimaan kas harus disetorkan ke bank setiap hari
3. Orang yang bertanggung jawab atas penerimaan tidak bertindak sebagai orang yang
bertanggung jawab atas akuntansi kas
4. Fungsi tarik tunai dan fungsi pembayaran tunai dipisahkan
5. Penerimaan rekening dilaporkan secara berkala
Metode penerimaan kas adalah untuk pembeli yang membayar harga barang sesuai
dengan faktur penjualan tunai. Prosedur ini dilakukan oleh kasir menggunakan mesin kasir.
Prosedur pembukuan penerimaan kas dari penjualan tunai selanjutnya digunakan untuk
mencatat transaksi penerimaan kas tersebut ke dalam jurnal penerimaan kas. Akuntansi untuk
operasi ini dilakukan dengan memasukkan slip setoran yang diterima oleh akuntansi ke dalam
jurnal penerimaan kas. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan
penjualan tunai membutuhkan:
1. Pembayaran tunai harus segera dibayarkan dan dilunasi ke bank.
2. Penerimaan tunai dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit.
Sistem penerimaan kas untuk penjualan tunai dibagi menjadi tiga proses berikut:

6
1. Prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales. Pembeli datang ke perusahaan yang
akan dituju untuk melakukan transaksi, memilih barang atau produk yang akan dibeli,
setelah mendapakan yang cocok pembeli melakukan pembayaran di kasir, dan kemudian
menerima barang yang dibeli.
2. Prosedur penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD sales). COD sales adalah cara
untuk memperluas jangkauan pasar, memberi pembeli jaminan pengiriman barang dan
jaminan penerimaan uang tunai untuk perusahaan penjual.
3. Prosedur penerimaan kas dari credit card sales. Credit card ini merupakan metode
pembayaran dan penagihan yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli maupun
penjual.
Komponen-Komponen Sistem Pengendalian Internal
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:71) pada sistem pengendalian internal memiliki
lima komponen utama sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) mencakup semua aktivitas, kebijakan
dan prosedur yang mencerminkan sikap umum manajemen, direksi dan pemilik unit
bisnis terhadap pengendalian internal.
2. Tujuan penilaian risiko pelaporan keuangan adalah untuk menentukan analisis
manajemen atas risiko yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan.
3. Tindakan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan
bahwa tindakan manajemen risiko yang diperlukan telah diambil.
4. Informasi dan Komunikasi. Sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan,
yang mencakup sistem akuntansi, yang terdiri dari metode dan catatan yang dibuat untuk
mencatat, memproses, menggabungkan, dan melaporkan transaksi entitas dan
menyediakan akuntabilitas untuk aset, kewajiban, dan ekuitas tersebut.
5. Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal dari waktu ke
waktu. Pemantauan mencakup perencanaan dan implementasi pengendalian yang tepat
waktu serta definisi tindakan korektif yang diambil.

METODE
Lokasi karya ilmiah ini dilakukan di Hotel Sofitel Bali Nusa Dua di Kawasan Pariwisata
ITDC Lot N5 Benoa, Kuta, Badung, Telepon (0361) 8492888, Website:

7
www.sofitel.accor.com/. Pokok bahasan karya ilmiah ini adalah pengendalian internal
penerimaan kas di hotel Sofitel Bali Nusa Dua. Variabel dalam karya ilmiah adalah atribut atau
ciri atau nilai orang, benda atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan. Berdasarkan pernyataan di atas,
variabel-variabel tersebut digunakan untuk mengevaluasi pengendalian internal penerimaan kas
Hotel Sofitel Bali Nusa Dua.
Alasan penentuan lokasi adalah ketersediaan informasi dan kebutuhan akan permasalahan
utama tempat tersebut. Dalam hal ini data yang digunakan adalah data kualitatif, data yang
tidak berupa angka dan tidak dapat dihitung, melainkan berupa kalimat dan ungkapan
(Sugiyono, 2016:14). Informasi yang berkualitas adalah informasi yang diperoleh Hotel Sofitel
Bali Nusa Dua. Dan menurut Sugiyono (2017), data kuantitatif adalah data berupa angka atau
data kuantitatif yang dicatat atau direkam. Dari sini dapat disimpulkan bahwa menurut
beberapa ahli, data kuantitatif dalam hal ini data berupa angka atau poin adalah angka yang
tercantum dalam laporan penerimaan kas Sofitel Bali Nusa Dua Hotel.
Sumber data yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah data primer atau data yang
diperoleh langsung dari sumber informasi melalui pengamatan langsung (Sugiyono, 2017:145).
Materi dasar karya ilmiah ini dapat berupa tanya jawab (wawancara) dengan para pemangku
kepentingan yang terkait dengan pokok bahasan yang diteliti. Selain itu, data sekunder menurut
Sugiyono, (2017:146) informasi penunjang dari sumber lain atau melalui perantara lain yang
berhubungan dengan karya ilmiah ini. Informasi yang relevan dapat penelitian literatur, yaitu.
informasi dari literatur berupa buku, majalah, informasi tentang Hotel Sofitel Bali Nusa Dua
dan referensi yang berhubungan dengan judul karya ilmiah ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perusahaan tidak lepas dari sistem, terutama sistem pengendalian intern sistem
penerimaan kas. Jika perusahaan telah berhasil menciptakan sistem pengendalian intern atas
penerimaan kas yang baik, maka akan meminimalisir penyalahgunaan kas. Karena kas
merupakan barang yang sangat penting untuk kelancaran tujuan perusahaan.
Prosedur Penerimaan Kas pada Sofitel Bali Nusa Dua
Sistem terdiri dari elemen-elemen yang tetap menurut pola yang terintegrasi. Sistem dan
sumber penerimaan kas utama yang terjadi di Hotel Sofitel Bali Nusa Dua meliputi receptionist

8
dan food and beverages/restaurant. Elemen-elemen yang ada dalam sistem ini saling terkait erat
dan saling ketergantungan kerja membentuk sistem yang kuat untuk mencapai tujuan
perusahaan. Setiap sistem dirancang untuk menangani operasi berulang atau rutin.
1. Receptions, aktivitas yang dilakukan yakni menerima, menyambut tamu dan
menginformasikan kepada mereka tentang harga kamar dan program yang
diselenggarakan oleh hotel, kemudian mendaftar dan mencatat semua tamu yang
menginap di hotel, dimulai dengan nama tamu dan diakhiri dengan tagihan tamu selama
tinggalnya hosting, layanan panggilan masuk dan keluar hotel, menyiapkan tagihan untuk
semua acara yang berlangsung, menjaga ketersediaan minuman selamat datang untuk
tamu pada saat check-in atau check-in, melayani tamu yang ingin memesan kamar
(Reservasi) dan kemudian mentransfernya di dalam. peta toko cadangan dan daftar
periksa kamar.
2. Food and beverages (service and products), melayani tamu yang tiba di restoran,
melayani tamu yang berkumpul di ruang rapat (half-day meeting), mengantarkan
makanan dan minuman yang dipesan tamu ke restoran dan kamar (room service),
menyiapkan makanan dan tagihan minuman untuk tamu yang menginap dan transfer ke
kantor untuk sambungan ke tagihan kamar.
3. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem resi sewa kamar adalah:
a. Guest Bill adalah catatan yang mencatat tagihan tamu yang harus dibayar, identitas
tamu, dan tanggal serta waktu masuk atau keluar.
b. Cash Receipt adalah bukti pembayaran yang dilampirkan pada tagihan tamu dan
mencakup nama dan alamat tamu, informasi pembayaran, dan kode.
c. Summary Front Office Cash Receipt adalah ringkasan tagihan tamu dan laporan kas
yang digunakan untuk merekonsiliasi informasi dengan nilai nominal kedua
dokumen tersebut.

9
4. Alur Penerimaan Kas Sofitel Bali Nusa Dua. Berikut merupakan alur penerimaan kaspada
Sofitel Bali Nusa Dua

Gambar 1. Alur Penerimaan Kas pada Sofitel Bali Nusa Dua

Sofitel Bali Nusa Dua telah mengembangkan Standard Operating Procedure (SOP) untuk
mendukung penerapan sistem dan proses. Berikut adalah penjelasan SOP ini dengan flowchart
dan deskripsi:

Gambar 2. Alur SOP pada Sofitel Bali Nusa Dua

10
1. Setelah outlet tutup, cashier mengambil uang tunai dari kuitansi dan membuat laporan
resi register berdasarkan transaksi penjualan yang dilakukan hari itu. Supervisor
berwenang mengambil struk di tempat penjualan dengan menghitung ulang apakah sesuai
dengan laporan struk yang dibuat oleh cashier. cashier kemudian mentransfer uang kas
beserta lampiran laporan penerimaannya kepada finance departemen.
2. Penerimaan uang dari berbagai pihak kecuali konsumen menjadi salah satu tanggung
jawab bagian keuangan, yang setelah menerima uang dan rangkaian laporan keuangan
dari kasir, akan dibantu oleh pemeriksa keuangan untuk memeriksa apakah kasir dengan
bukti fisik di tempat . penjualan seimbang atau tidak.
3. Jika terjadi kekeliruan dalam penentuan harga, discount, kode barang, dan hal yang lain.
Cashier outlet yang akan bertanggung jawab membantu bagian income auditor untuk
melakukan penyesuaian.
4. Cashier outlet harus selalu siap sedia jika pada hari yang tidak diberitahukan sebelumnya
akan diadakan audit internal (cash count) sebanyak minimal satu kali selama satu bulan.
5. Jika terjadi kekeliruan dalam jumlah kas yang ada dengan data pada sistem yang ada saat
audit cash count yang berdasar pada data sistem yang ada maka setiap cashier outlet akan
bertanggung jawab untuk menyesuaikan keadaan tersebut.
6. Jika ditemukan penyalahgunaan kas perusahaan oleh karyawan outlet dan ditemukan saat
proses audit internal dilakukan maka akan diberikan sanksi sesuai keputusan perusahaan.
7. Bagian Income Auditor akan membuat laporan terkait proses audit internal cash count
yang akan menjelaskan tentang keadaan sesungguhnya di lapangan saat proses audit
berlangsung yang akan disetujui oleh manajer outlet dan selanjutnya oleh direktur finance
dan general manager.
Komponen Pengendalian Internal Secara Umum
Dalam melakukan pengendalian intern harus digunakan suatu landasan atau acuan
sebagai landasan pengendalian yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu:
1. Lingkungan pengendalian mencakup semua tindakan, kebijakan dan prosedur yang
mencerminkan atau menggambarkan semua sikap pengendalian internal manajemen,
direksi dan pemilik unit bisnis yang dapat meningkatkan kesadaran di antara anggota
organisasi.

11
2. Interpretasi risiko dalam pelaporan keuangan adalah identifikasi dan analisis risiko yang
berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang terkendali dan laporan keuangan
tersebut disajikan secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Risiko pelaporan keuangan yang signifikan adalah peristiwa dan kondisi internal dan
eksternal yang dapat terjadi yang dapat mempengaruhi kemampuan Perusahaan untuk
mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi keuangan sebagaimana
ditentukan oleh manajemen pelaporan keuangan.
3. Kontrol adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan
manajemen risiko yang diperlukan telah dilakukan untuk mencapai tujuan bisnis.
4. Informasi dan komunikasi, sistem informasi yang berkaitan dengan tujuan pelaporan
keuangan, yang meliputi sistem akuntansi. Terdiri dari metode dan catatan yang
dirancang untuk mencatat, memproses, meringkas, dan melaporkan transaksi perusahaan
dan meminta pertanggungjawaban aset, kewajiban, dan ekuitas tersebut.
5. Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern dari waktu ke
waktu. Pemantauan mencakup perencanaan dan implementasi pengendalian yang tepat
waktu serta definisi tindakan korektif yang diambil.

Tabel 1. Evaluasi Pengendalian Internal Penerimaan Kas Sofitel Bali Nusa Dua
No. Aspek Hasil Kajian
1 Lingkungan Pengendalian 1. Komitmen pegawai terhadap kompetensi dirinya
dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya sendiri
cukup tinggi.
2. Komitmen semua departemen yang terlibat
langsung cukup aktif, baik dari bagian reception
maupun dari bagian food and beverage.
3. Filosofi manajemen dan jenis operasi yang
mendukung operasi pengendalian internal sudah
ada dan terstruktur.
4. Struktur organisasi dari perusahaan dan riwayat
perusahaan sudah tersedia dan jelas serta detail.

12
5. Pengalihan wewenang dan tanggung jawab
pekerjaan yang ada di sana dan dilakukan dengan
baik.
6. Kebijakan yang mendukung cara kerja karyawan
sudah ada dan terstruktur
2 Penaksiran Risiko 1. Identifikasi dan analisis risiko yang terkait dengan
pelaporan keuangan.
2. Penilaian pentingnya risiko.
3. Menilai kemungkinan terjadinya risiko.
4. Menjawab dan memutuskan bagaimana mengelola
risiko.

3 Aktivitas Pengendalian Manajemen berpartisipasi dalam perumusan dan


pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan hal-hal
sebagai berikut:
1. Evaluasi Kinerja.
2. Pengolahan data.
3. kontrol fisik
4. Pemisahan Tugas.
5. Sangat cocok dengan kontrak.

4 Informasi dan Komunikasi Manajemen berpartisipasi dalam persiapan dan


implementasi sistem informasi, yang mencakup metode
dan catatan yang:
1. Identifikasi dan catat semua transaksi yang valid.
2. Mendeskripsikan transaksi secara cukup rinci dan
tepat waktu sehingga transaksi pelaporan keuangan
diklasifikasikan dengan tepat.
3. Tentukan periode terjadinya transaksi dan
pengendalian internal yang memungkinkan
transaksi ini dicatat dalam periode akuntansi yang
benar.

13
4. Menyajikan transaksi dan informasi terkait dan
disajikan dengan benar dalam laporan keuangan.
5. Menjalin komunikasi yang efektif antar departemen
masing-masing, sehingga penyebaran informasi
dengan lancar.
5 Pemantauan Manajemen secara rutin dan terus menerus terlibat dalam
pemantauan pelaksanaan sistem pengendalian internal dan
praktik penerimaan kas dari penjualan tunai. Manajemen
juga membuat penilaian yang cermat berdasarkan
pengamatan pemantauan.

Sumber : Sofitel Bali Nusa Dua, 2023

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal
penerimaan kas di Sofitel Bali Nusa Dua sudah dilakukan dengan efektif sesuai dengan lima
aspek pengendalian internal dan SOP perusahaan. Penerapan pengendalian internal yang
berkala merupakan salah satu hal penting yang wajin dilakukan oleh perusahaan guna
meningkatkan pelayanan dan kinerja antara staf dan menjaga komunikasi yang baik sesama
departemen. Diharapkan dengan adanya pengendalian internal penerimaan kas mampu
meningkatkan pendapatan dan pemasukan bagi perusahaan.
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan penulis kepada pihak
Sofitel Bali Nusa Dua, yaitu guna meningkatkan serta menyempurnakan pelaksanaan
pengendalian internal penerimaan kas diharapkan adanya peningkatan peran manajemen dalam
proses pengembangan pelayanan agar lebih baik dan pengembangan sistem perusahaan terkait
pengendalian internal perusahaan agar dapat mempermudah dalam pelaksanaan tugas di
perusahaan serta untuk meminimalisasi terjadinya risiko yang mempengaruhi kelangsungan
tujuan perusahaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Boynton & William, C., dkk. (2017). Modern Auditing. Erlangga, Jakarta.
Cahyanigsih, N., & Putra, I. S. (2017). Efektivitas Pengendalian Internal Kas Melalui Evaluasi
Sistem Iinformasi Akuntansi Penerimaan Kas. Jurnal Riset Mahasiswa Ekonomi
(RITMIK),3(2), 1-18
COSO (The Committee Of Sponsoring Organizations Of Treadway Commission : 2013)
Internal Control - Integrated Framework.
Damayanti & Yusuf, M. (2018). Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas
Pada KPRI Andan Jejama Kabupaten Pesawaran. Jurnal Tekno kompak. 12(2), 1-5
Esteria, N., W., dkk. (2016), Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Pada PT. Hasjrat Abadi Manado. Jurnal berlama Ilmiah Efisiensi, 16(4), 1087-1097
Fengky, H., Sabijono, H., & Kalola, M. (2019), Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian
Internal Penerimaan Kas Pada Hotel Yuta Manado. Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen,Bisnis dan Akuntansi, 7(1), 1-10
Fauzan, M. (2018), Sistem Pengendalian Intern Terhadap Fungsi Penerimaan Kas Pada
PT.Muamalat Indonesia Cabang Pematangsiantar. Jurnal Masharif Al-syaria, 3(2), 1-22
Hana, C. (2021), Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas Melalui
Virtual Account Pada Universitas Kahuripan Kediri. Jurnal Ekuivlensi, 7(1), 1-10
Ikatan Akuntansi Indonesia. PSAK No. 2 Tentang Laporan Arus Kas–edisi revisi
2015.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan: PT. Raja Grafindo.
Mulyadi. (2017). Sistem Akuntansi, Edisi Keempat. Salemba Empat, Jakarta.
Soemarso S.R, (2009), Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi ke-IV. Penerbit PT Rineka Cipta,
Jakarta.Sujarweni & Wiratna. (2015). SPSS Untuk Penelitian. Pustaka Baru Press.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai