Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT.

POS INDONESIA
TERHADAP PENGELOLAAN KAS

Disusun oleh:

Fauzan 2211102431166
Ayu Aprilia 2211102431155
Rizky Hariansyah 2211102431229
Ahmat Trio Nur Khaqim 2211102431065
Muhammad Bintang Najy Budy 2211102431305

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN POLITIKI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


2022/2023
Deksripsi Pembagian Tugas

1. Penyusun Materi (Word, Pendahuluan, dan Kesimpulan)


Rizky Hariansyah 2211102431229
2. Pemateri 1 ( Penetapan Tanggung Jawab)
Fauzan 2211102431166
3. Pemateri 2 ( Pemisahan Tugas )
Ahmat Trio Nur Khaqim 2211102431065
4. Pemateri 3 ( Verifikasi Internal Independen )
Muhammad Bintang Najy Budy 2211102431305
5. Presentasi ( PPT )
Ayu Aprilia 2211102431155
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pos indonesia ialah suatu tubuh usaha kepunyaan negeri( BUMN) Indonesia
yang bergerak di bidang layanan pos. Dikala ini, wujud tubuh usaha Pos Indonesia ialah
perseroan terbatas serta kerap diucap dengan PT Pos Indonesia, yang kini terus berlayar
seiring masa pertumbuhan dunia usaha saat ini yang pesat. Perihal ini diisyarati dengan
tajamnya persaingan dalam dunia usaha guna mempertahankan serta tingkatkan
usahanya. Dengan tajamnya persaingan tesebut perusahan dituntut sanggup mengalami
persaingan yang terdapat supaya bisa mendapatkan laba yang optimal. Pencapaian laba
yang optimal tidak terlepas dari tehnik serta metode pengelolaan keuangan oleh
manajemen paling utama pengelolaan kas yang baik serta benar cocok dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku.

Salah satu wujud pengelolaan kas merupakan pengendalian atas pengawasan


atas segala kegiatan kas dalam aktivitas operasional industri. Pengawasan serta
pengendalian yang dicoba oleh manajemen dari sesuatu perusahan bergantung dari
besar kecilnya ataupun tingkatan kompeksitas dari perusahan tersebut. Oleh sebab itu
dengan terus menjadi kompleksnya kegiatan perusaan, hingga dibutuhkan sesuatu
perlengkapan bantu untuk manajemen dalam melakukan pengendalian tersebut. Salah
satu perlengkapan bantu yang diartikan merupakan sistim pengendalian interen ataupun
lebih diketahui dengan sebutan internal control.

Pengendalian intern ialah sesuatu tehnik pengawasan ialah pengawasan secara


totalitas dari kegiatan industri, baik menimpa organisasi industri ataupun sistim yang
digunakan buat melaksanakan industri tersebut serta tida terkecuali alat- alat yang
digunakan oleh industri. Pengendalian intern tidak cuma mengecek kebenaran
angkaangka serta melindungi harta kekayaan industri dari segi pembukuan saja namun
pula mencermati struktur organisasi industri, tingkatkan efisiensi kerja serta
menganalisis keberhasilan dari sesuatu kebijakan manajemen. Oleh sebab itu
pengendalian intern wajib dimonitor serta diefaluasi supaya khasiat dari pengendalian
intern tersebut berdaya serta sukses guna dan bisa dipertanggungjawabkan. Pelaksanaan
pengendalian intern pada sesuatu industri bisa berjalan dengan baik apabila
pengendalian tersebut senantiasa berpedoman pada sesuatu pengendalian intern yang
baik sehat dimana pengendalian tersebut tidak jadi beban sehingga memperlambat
pencapaian tujuan industri namun malah pengendalian tersebut wajib jadi perlengkapan
bantu untuk manajemen dalam rangka menggapai tujuan industri secara efisien serta
efektif. Dengan demikian hingga pengendalian merupakan sifatnya merata terhadap
seluruh komponen yang terdapat dalam sesuatu organisasi ataupun industri.

Salah satu komponen berarti dalam sesuatu industri merupakan kas industri.
Tidak hanya itu kas pula ialah sesuatu aktiva yang sangat vital dalam melaksanakan
oprasiaonal industri, disamping kas bertabiat sangat likuid diantara aktiva- aktiva yang
lain. Hingga dari itu fokus pengendalian yang sangat diprioritaskanadalah
pengendalianterhadap kas industri. Pengendalian ini dicoba lewat 2 bagian ialah
pengendalian intern atas penerimaan kas serta pengendalian intern atas pengeluaran kas.
Pengendalian atas penerimaan serta pengeluaran kas bisa dicoba dengan mencermati
serta mengamati dan menganalisis atas cash flow industri. Dari cass flow ini bisa
dikenal gimana efektifitasnya atas pengelolaan kas. Bila pengelolaan kas lebih baik
ataupun melebihi dari cash budget, hingga telah benda pasti bisa dikatakan kalau
pengelolaan kas industri telah lumayan baik. Apabila industri belum mempraktikkan
cash flow hingga telah bisa ditentukan kalau pengelolaan keuangan tersebut belum
efektif.

Berdasarkan kedudukan masalah yang diangkat di atas, dimana kajian


permasalahan ini dilansir dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurul
Mutmainnah (2016), dimana fokus permasalahan pada penulisan ini adalah evaluasi dari
kasus yang pernah ditemukan oleh Nurul Mutmainnah pada PT Pos Indonesia yang
bergerak pada bidang jasa pelayanan untuk warga( publik). Pada awal mulanya PT. Pos
indonesia lewat aktivitasnya dengan melayani pengiriman pesan menyurat, transfer serta
sebagaimana mestinya. Tetapi belum lama ini kegiatan PT. Pos Indonesia ini terus
menjadi lingkungan bersamaan berkembanya era serta kebutuhan manusia. Salah satu
aktivitasnya akhir- akhir ini merupakan dengan melaksanakan pelayanan pada jasa
keuangan semacam pembayaran angsuran serta lain- lain.

Dengan terdapatnya pertumbuhan usaha dari kegiatan yang dicoba oleh PT. Pos
Indonesia, maa telah benda pasti seluruh komponen yang terdapat dalam organisasi
industri pula hendak terus menjadi banyak serta sifatnya sangat komleks. Kegiatan
keuangan yang ialah kegiatan utama pada kgiatan PT. Pos pasti hendak terus menjadi
lingkungan serta terus menjadi rumit. Perihal ini mewajibkan terdapatnya pengelolaan
serta manajemen yang lumayan baik dalam menagani permasalahan keuangan. Tidak
hanya itu permasalahan keuangan merupakan sesuatu permasalahan yang sangat rawan
di dalam sesuatu organisasi, mengingat permasalahan duit ataupun yang lebih diketahui
dengan sebutan kas. Kas sangat gampang buat disalah pakai ataupun diselewengkan.
Berdasarkan kedudukan masalah pada kasus tersebut menjadi daya tarik kuat untuk
dibahas dan dianalisis mengenai pengendalian internal pada PT Pos Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pemaparan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah


yang dapat dirumuskan sebagai berikut;

1. Apa masalah pengendalian internal yang terjadi pada kasus PT Pos Indonesia?
2. Bagaimana solusi yang tepat untuk meminimalisir permasalahan pengendalian
internal pada PT Pos Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan utama pada penulisan ini adalah sebagai salah satu wujud untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi menengah. Selain itu juga tulisan ini bertujuan
untuk bahan pembelajaran penulis dalam mempelajari penerapan sistem pengendalian
internal pada PT Pos Indonesia secara pustaka.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil tulisan ini dapat dipahami
berdasarkan hal tersebut diantaranya:
1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi
menengah
2. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber bacaan bagi siapapun yang dapat
membacanya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kas

Kas merupakan aktiva industri yang senantiasa berbalik kesegenap bagian dalam
badan industri. Kas ialah media pertukaran serta bawah buat mengukur ditaksir yang
ada di dalam laporan keuangan sebab kas bertabiat relevan, simpel dan dipakai secara
umum dalam memperhitungkan pergantian modal serta pertukaran benda serta jasa. Kas
pula dimasukkan selaku aktiva mudah sebab kas mempunyai tingkatan likuiditas yang
besar, apalagi sangat besar diantara seluruh aktiva industri yang terdapat.

Oleh sebab itu, di dalam mengelola kas wajib diterapkan sesuatu pengendalian
yang baik atas kas, sebab kas kerap dijadikan perlengkapan buat melaksanakan
penyelewengan serta kecurangan. Penafsiran kas bagi jalinan akuntansi indonesia( 199:
22) menarangkan kalau kas terdiri dari saldo kas serta rekening giro. Setara kasadalah
investasi yang sifatnya sangat liquid berjangka pendek serta dengan kilat bisa dijadikan
6 kas dalam jumlah tertentu tanpa mengalami efek pergantian nilai yang signifikan.
Pemahaman di atas menggiring pemahaman bahwa Kas sejatinya berupa sebuah uang
baik tunai atau non tunai milik perusahaan

2.2 Pengelolaan Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Dalam pemahaman Mulyadi (2005:456) menjelaskan bahwa pada proses


penerimaan kas terdiri dari sebuah jaringan prosedural yang meliputi; Prosedur
penerimaan kas dari penjual tunai, penerimaan kas dari piutang, serta penyetoran kas ke
bank. Sumber peneriman kas dalam industri manufaktur berasal dari penjualan tunai
serta peneriman kas dari piutang. Dalam pengendalian intern yang baik, tiap penerimaan
kas wajib disetor dalam jumlah penuh ke bank pada hari yang sama ataupun hari kerja
selanjutnya. Tidak diperkenankan melaksanakan pengeluaran kas dari kas yang diterima
dari bermacam sumber yang atas nama industri. Dengan demikian catatan penerimaan
kas didalam harian penerimaan kas bisa direkonsiliasi dengan catatn setoran ke bank
yang ada dalam rekening koran bank. Dengan kata lain, catatan kas industri bisa dicek
ketelitian/ keabsahannya dengan metode menyamakan dengan catatan bank.

Di samping itu Mulyadi (2002) menjelaskan bahwa pengeluaran kas justru


terdiri dari jaringan prosedural diantaranya: Poster pembantuan bukti keluar kas,
pembayaran kas, atau pencatatan pengeluaran kas. Pengendalian intern yang baik
mngharuskan tiap pengeluaran kas dicoba dengan cek. Buat pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil dicoba lewat dana kas kecil yang diselenggarakan dengan sistem
impres. pengeluaran kas dengan cek bisa menjamin diterimahnya pembayaran tersebut
oleh industri yang berhak menerimanya serta membolehkan dilibatkannya pihak
ketiga( dalam perihal ini bank) buat turut dan mengawasi pengeluaran kas. Dengan
demikian, sistem pengeleluaran kas ini cuma hendak menyangkut pengeluaran kas
dengan cek saja, sebaliknya kas yang tidak bisa dicoba dengan cek diatur dlam sistem
kas kecil.

2.3 Masalah Pengendalian Internal yang Dihadapi PT Pos Indonesia

Sejatinya pengendalian internal memiliki penafsiran yang luas yang tidak cuma
mencakup permasalahan akutansi saja, namun pula mencakup seluruh aspek manejerial
sehubungan dengan pengelolaan industri. Pengendalian internal bukan ialah sesuatu
bagian yang berdiri sendiri didalam industri melainkan sesuatu sistem yang berperan
selaku perlengkapan untuk manajemen buat menggapai tujuan- tujuan yang sudah
diresmikan. Dari penafsiran pengendalian serta uraian tersebut, jelaslah kalau tujuan
pengendalian intern merupakan buat menghasilkan laporan keuangan yang bisa
dipercaya, menciptakan efisiensi serta keefektifan dalam operasinal serta bisa
diterapkannya peraturan- peraturan serta hukum yang berlaku secara tidak berubah-
ubah guna melindungi harta harta kekayaan industri, buat menghasilkan ketelitian serta
kaeandalan informasi akutansi, buat mendesak efesiensi guna mencegah duplikasi usaha
yang tidak butuh dalam seluruh aktivitas bisnis industri serta buat mencegah pemakaian
sumber energi industri yang tidak efektif serta efisien. Sehingga bisa dipatuhinya
seluruh kebijakan yang sudah diresmikan oleh manajemen.

Sayangnya itu sistem pengendalian internal pada PT Pos Indonesia masih belum
mencapai tujuan yang sebenarnya. Sebagai salah satu bidang usaha yang memberikan
pelayanan keuangan kepada publik, nyatanya masih banyak terjadi Chas Flow yang
tidak terkontrol. Dimana hal itu mungkin terjadi karena PT Pos Indonesia masih
melakukan pembukuan kas secara manual dan belum sistematis. Apa lagi pelayanan
pengiriman barang dengan jasa keuangan masih menjadi satu sehingga belum ada
pemisahan pelayanan kepada konsumen yang dilakukan PT Pos Indonesia. Hal itu lah
yang menjadi indikator permasalahan pengendalian internal yang tidak berjalan dengan
baik.

2.4 Solusi Permasalahan Pengendalian Internal PT Pos Indonesia

Pemaparan indikator di atas dapat dipahami bahwa kedudukan masalah yang ada
pada PT Pos Indonesia sejatinya hal yang mutlak, sebab dua jalur dengan jenis
pelayanan berbeda tentu tidak bisa disatukan. Pelayanan jasa pengirim keuangan yang
merupakan salah satu fitur baru di Pos Indonesia tentu sangat jauh berbeda dengan
pelayanan ekspedisi yang biasanya dilakukan oleh mereka. Oleh karena itu berikut
adalah solusi yang dapat ditampilkan mengutip pemaparan kedudukan masalah di atas
diantaranya:

1. Sebaiknya PT Pos Indonesia membagikan tugas atau pemisah diantara orang


yang berbeda untuk mengurangi adanya risiko kesalahan yang sering terjadi
sebelumnya.
2. Dua jenis pelayanan yang berbeda menandakan dua wujud yang berbeda
bentuknya, maka sebaiknya PT Pos Indonesia memisahkan laporan kas masuk
dari dua tipe pelayanan mereka.
3. Agar lebih efisien, PT Pos Indonesia juga dapat membuat pelayanan keuangan
menjadi lebih khusus dan dibedakan dengan pelayanan ekspedisi yang biasanya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas, permasalahan pengendalian internal pada PT


Pos Indonesia sejatinya dikarenakan kurang kepekaan manajemen terkait pada sistem
kas perusahaan. Hal itu lah yang menjadi penyebab utama dari timbulnya masalah-
masalah pada pengendalian internal di PT Pos Indonesia. Oleh karena itu, dalam hal ini
untuk dapat meningkatkan dan mengoptimalkan pengendalian interna, PT Pos Indonesia
dapat menunjang efektivitas pengelolaan kas nya secara teratur, efisien, dan efektif.
Dengan melakukan pengelolaan dengan baik, untuk mengurangi risiko buruk pada
pengendalian internal perusahaan terutama pada kas masuk yang selalu tidak sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia, 1995. Standar Akuntansi Keuangan. Komaruddin, 2004.

Manajemen Kas Untuk Usahawan, Edisi Khusus, Rajawali Press, Bandung.

Mulyadi, 2002.Auditing 1. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya, Edisi Lima, UPP AMP YKPN, Yogykarta.

Standar Akuntansi Keuangan, 2002. PSAK 31:3.

Anda mungkin juga menyukai