POS INDONESIA
TERHADAP PENGELOLAAN KAS
Disusun oleh:
Fauzan 2211102431166
Ayu Aprilia 2211102431155
Rizky Hariansyah 2211102431229
Ahmat Trio Nur Khaqim 2211102431065
Muhammad Bintang Najy Budy 2211102431305
PENDAHULUAN
Pos indonesia ialah suatu tubuh usaha kepunyaan negeri( BUMN) Indonesia
yang bergerak di bidang layanan pos. Dikala ini, wujud tubuh usaha Pos Indonesia ialah
perseroan terbatas serta kerap diucap dengan PT Pos Indonesia, yang kini terus berlayar
seiring masa pertumbuhan dunia usaha saat ini yang pesat. Perihal ini diisyarati dengan
tajamnya persaingan dalam dunia usaha guna mempertahankan serta tingkatkan
usahanya. Dengan tajamnya persaingan tesebut perusahan dituntut sanggup mengalami
persaingan yang terdapat supaya bisa mendapatkan laba yang optimal. Pencapaian laba
yang optimal tidak terlepas dari tehnik serta metode pengelolaan keuangan oleh
manajemen paling utama pengelolaan kas yang baik serta benar cocok dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku.
Salah satu komponen berarti dalam sesuatu industri merupakan kas industri.
Tidak hanya itu kas pula ialah sesuatu aktiva yang sangat vital dalam melaksanakan
oprasiaonal industri, disamping kas bertabiat sangat likuid diantara aktiva- aktiva yang
lain. Hingga dari itu fokus pengendalian yang sangat diprioritaskanadalah
pengendalianterhadap kas industri. Pengendalian ini dicoba lewat 2 bagian ialah
pengendalian intern atas penerimaan kas serta pengendalian intern atas pengeluaran kas.
Pengendalian atas penerimaan serta pengeluaran kas bisa dicoba dengan mencermati
serta mengamati dan menganalisis atas cash flow industri. Dari cass flow ini bisa
dikenal gimana efektifitasnya atas pengelolaan kas. Bila pengelolaan kas lebih baik
ataupun melebihi dari cash budget, hingga telah benda pasti bisa dikatakan kalau
pengelolaan kas industri telah lumayan baik. Apabila industri belum mempraktikkan
cash flow hingga telah bisa ditentukan kalau pengelolaan keuangan tersebut belum
efektif.
Dengan terdapatnya pertumbuhan usaha dari kegiatan yang dicoba oleh PT. Pos
Indonesia, maa telah benda pasti seluruh komponen yang terdapat dalam organisasi
industri pula hendak terus menjadi banyak serta sifatnya sangat komleks. Kegiatan
keuangan yang ialah kegiatan utama pada kgiatan PT. Pos pasti hendak terus menjadi
lingkungan serta terus menjadi rumit. Perihal ini mewajibkan terdapatnya pengelolaan
serta manajemen yang lumayan baik dalam menagani permasalahan keuangan. Tidak
hanya itu permasalahan keuangan merupakan sesuatu permasalahan yang sangat rawan
di dalam sesuatu organisasi, mengingat permasalahan duit ataupun yang lebih diketahui
dengan sebutan kas. Kas sangat gampang buat disalah pakai ataupun diselewengkan.
Berdasarkan kedudukan masalah pada kasus tersebut menjadi daya tarik kuat untuk
dibahas dan dianalisis mengenai pengendalian internal pada PT Pos Indonesia.
1. Apa masalah pengendalian internal yang terjadi pada kasus PT Pos Indonesia?
2. Bagaimana solusi yang tepat untuk meminimalisir permasalahan pengendalian
internal pada PT Pos Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan utama pada penulisan ini adalah sebagai salah satu wujud untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi menengah. Selain itu juga tulisan ini bertujuan
untuk bahan pembelajaran penulis dalam mempelajari penerapan sistem pengendalian
internal pada PT Pos Indonesia secara pustaka.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil tulisan ini dapat dipahami
berdasarkan hal tersebut diantaranya:
1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi
menengah
2. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber bacaan bagi siapapun yang dapat
membacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Kas merupakan aktiva industri yang senantiasa berbalik kesegenap bagian dalam
badan industri. Kas ialah media pertukaran serta bawah buat mengukur ditaksir yang
ada di dalam laporan keuangan sebab kas bertabiat relevan, simpel dan dipakai secara
umum dalam memperhitungkan pergantian modal serta pertukaran benda serta jasa. Kas
pula dimasukkan selaku aktiva mudah sebab kas mempunyai tingkatan likuiditas yang
besar, apalagi sangat besar diantara seluruh aktiva industri yang terdapat.
Oleh sebab itu, di dalam mengelola kas wajib diterapkan sesuatu pengendalian
yang baik atas kas, sebab kas kerap dijadikan perlengkapan buat melaksanakan
penyelewengan serta kecurangan. Penafsiran kas bagi jalinan akuntansi indonesia( 199:
22) menarangkan kalau kas terdiri dari saldo kas serta rekening giro. Setara kasadalah
investasi yang sifatnya sangat liquid berjangka pendek serta dengan kilat bisa dijadikan
6 kas dalam jumlah tertentu tanpa mengalami efek pergantian nilai yang signifikan.
Pemahaman di atas menggiring pemahaman bahwa Kas sejatinya berupa sebuah uang
baik tunai atau non tunai milik perusahaan
Sejatinya pengendalian internal memiliki penafsiran yang luas yang tidak cuma
mencakup permasalahan akutansi saja, namun pula mencakup seluruh aspek manejerial
sehubungan dengan pengelolaan industri. Pengendalian internal bukan ialah sesuatu
bagian yang berdiri sendiri didalam industri melainkan sesuatu sistem yang berperan
selaku perlengkapan untuk manajemen buat menggapai tujuan- tujuan yang sudah
diresmikan. Dari penafsiran pengendalian serta uraian tersebut, jelaslah kalau tujuan
pengendalian intern merupakan buat menghasilkan laporan keuangan yang bisa
dipercaya, menciptakan efisiensi serta keefektifan dalam operasinal serta bisa
diterapkannya peraturan- peraturan serta hukum yang berlaku secara tidak berubah-
ubah guna melindungi harta harta kekayaan industri, buat menghasilkan ketelitian serta
kaeandalan informasi akutansi, buat mendesak efesiensi guna mencegah duplikasi usaha
yang tidak butuh dalam seluruh aktivitas bisnis industri serta buat mencegah pemakaian
sumber energi industri yang tidak efektif serta efisien. Sehingga bisa dipatuhinya
seluruh kebijakan yang sudah diresmikan oleh manajemen.
Sayangnya itu sistem pengendalian internal pada PT Pos Indonesia masih belum
mencapai tujuan yang sebenarnya. Sebagai salah satu bidang usaha yang memberikan
pelayanan keuangan kepada publik, nyatanya masih banyak terjadi Chas Flow yang
tidak terkontrol. Dimana hal itu mungkin terjadi karena PT Pos Indonesia masih
melakukan pembukuan kas secara manual dan belum sistematis. Apa lagi pelayanan
pengiriman barang dengan jasa keuangan masih menjadi satu sehingga belum ada
pemisahan pelayanan kepada konsumen yang dilakukan PT Pos Indonesia. Hal itu lah
yang menjadi indikator permasalahan pengendalian internal yang tidak berjalan dengan
baik.
Pemaparan indikator di atas dapat dipahami bahwa kedudukan masalah yang ada
pada PT Pos Indonesia sejatinya hal yang mutlak, sebab dua jalur dengan jenis
pelayanan berbeda tentu tidak bisa disatukan. Pelayanan jasa pengirim keuangan yang
merupakan salah satu fitur baru di Pos Indonesia tentu sangat jauh berbeda dengan
pelayanan ekspedisi yang biasanya dilakukan oleh mereka. Oleh karena itu berikut
adalah solusi yang dapat ditampilkan mengutip pemaparan kedudukan masalah di atas
diantaranya:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya, Edisi Lima, UPP AMP YKPN, Yogykarta.