Anda di halaman 1dari 16

Vol. 4 No. 2.

Desember 2018 p-ISSN: 2476-910X


e-ISSN: 2621-8291

PERANAN INTERNAL CONTROL TERHADAP PENGENDALIAN KAS


PADA PT. BANK MASPION INDONESIA, TBK
Agustina1, Thomas Sumarsan Goh2 dan Elidawati3
1
Alumni, STIE Professional Manajemen College Indonesia
email: svtinzjun@gmail.com
2
Dosen, Universitas Methodist Indonesia
email: gohto@gmail.com
3
Dosen, STIE Professional Manajemen College Indonesia
email : elida_wen@yahoo.com

Abstract. This study aims to determine the role of the internal control system to control cash
at PT. Bank Maspion Indonesia, TBK. Data analysis technique used is the descriptive method
that is by doing direct observation and interview with the object under investigation. While
secondary data obtained from the literature review that is data that already exist in the form
of written reference and internet search.Based on the results of this study can be concluded
that the internal control system (internal control) applied by PT. Maspion Indonesia Bank,
TBK is sufficient in the company's cash control although in some cases still need
improvement. As for some things to do improvements in cash control at PT. Maspion Bank
Indonesia, TBK, among others, in the expenditure of bank branch cash that require approval
from the center to make the operational activities of the bank to be disturbed.

Keywords : internal control system, internal control, cash control, cash.

I. PENDAHULUAN tidak menyelesaikannya tepat waktu yang


Setiap perusahaan, baik perusahaan akan mengakibatkan perusahaan akan
besar maupun perusahaan kecil pasti menjadi kacau dan akan berdampak buruk
memiliki kas baik dalam jumlah besar terhadap kelangsungan usaha perusahaan
maupun jumlah kecil. Uang kas memiliki tersebut.
peranan penting dalam melakukan kegiatan Adapun masalah terhadap kas yang
operasional perusahaan. Oleh sebab itu, terjadi di PT. Bank Maspion Indonesia, TBK
jumlah kas yang dimiliki perusahaan harus yaitu kurang tersediannya uang tunai
diatur secara memadai agar tidak sewaktu nasabah ingin menarik atau
menghambat kegiatan sehari-hari mengambil uang tunai di PT. Bank Maspion
perusahaan. Oleh sebab itu, penting bagi Indonesia, TBK.Selain itu, untuk
perusahaan untuk melakukan pengendalian pengeluaran kas bank harus menggunakan
terhadap kas untuk menghindari memo baik sekecil apapun pengeluarannya
penyalahgunaan dan kecurangan baik yang dan harus mendapatkan persetujuan dari
disengaja maupun tidak sengaja. Hal lain pihak pusat bank karena setiap pengeluaran
yang juga perlu diperhatikan oleh yang akan dilakukan oleh setiap cabang
perusahaan adalah pengendalian internal bank harus diselidiki pusat.Selain itu,
(internal control). Tanpa adanya intenal banyak karyawan yang bekerja di PT. Bank
control pada perusahaan, karyawan dalam Maspion Indonesia, TBK mengundurkan
perusahaan akan bermalas-malasan dan diri dari pekerjaannya. Hal tersebut
tidak melakukan pekerjaan mereka serta disebabkan karena tidak adanya motivasi

Jurnal Bisnis Kolega 1


Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

dari pihak manajemen. Oleh sebab itu, Kadang-kadang pekerjaan ini sampai
resiko yang menyebabkan terjadinya pada penyusunan neraca lajur atau
kesalahan dalam menghitung uang, work sheet.
menginput data atau kecurangan yang dapat
merugikan perusahaan semakin besar. Pihak-Pihak yang Berkepentingan
Berdasarkan uraian di atas, dapat terhadap Informasi Akuntansi
diketahui bahwa pengendalian kas dan Menurut Sirait, (2014:3), Pihak-pihak
pengendalian internal (Internal Control) berkepentingan antara lain:
sangat penting bagi perusahaan dalam 1. Stakeholders.
mencapai efektifitas dan efisiensi, maka Stakeholders adalah perorangan atau
penulis tertarik untuk mengangkat hal entitas yang mempunyai kepentingan
tersebut dalam sebuah karya ilmiah dalam menentukan kinerja perusahaan.
berbentuk skripsi dengan judul “Peranan Pemilik (owners) yang
Internal Control Terhadap Pengendalian Kas menginvestasikan sumber dayanya
Pada PT. Bank Maspion Indonesia, TBK”. jelas mempunyai kepentingan untuk
mengetahui seberapa baik kinerja
perusahaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Manajer.
Pengertian Akuntansi Manajer adalah orang yang dipercaya
Menurut Sumarsan (2013:1), oleh pemilik untuk menjalankan
“Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk perusahaan. Tugas utama manajer
mengumpulkan, mengklasifikasikan, adalah memberikan evaluasi kinerja
ekonomi perusahaan.
mencatat dan menghasilkan laporan, yaitu
3. Karyawan.
laporan keuangan yang dapat digunakan Karyawan memberikan jasanya kepada
oleh pihak-pihak yang berkepentingan perusahaan di mana mereka
(stakeholders) baik pihak di dalam memperoleh upah. Karyawan juga
perusahaan atau pihak di luar perusahaan.” mempunyai kepentingan dalam kinerja
Tahapan-Tahapan Teknik Akuntansi ekonomi perusahaan karena pekerjaan
Menurut Meitriana, dkk., (2014:3), mereka tergantung pada hal itu.
informasi keuangan yang dihasilkan dari 4. Pelanggan.
proses akuntansi adalah berupa laporan Pelanggan juga mempunyai
keuangan. Laporan keuangan tersebut dapat kepentingan dalam kelangsungan
disusun melalui tiga tahapan yaitu: perusahaan. Misalnya, apabila Apple
a. Pencatatan transaksi. Dalam hal ini Computer bangkrut, maka pelanggan
transaksi dicatat secara kronologis dan
sistematis selama satu periode, dalam akan sulit bahkan tidak dapat mencari
sebuah buku yang disebut dengan perangkat keras dan lunak untuk
Jurnal. Tiap catatan harus didukung komputer mereka.
dengan bukti seperti nota, faktur, 5. Pemerintah.
kuitansi dan bukti lainnya. Pemerintah juga mempunyai
b. Pengelompokan transaksi. Hal ini kepentingan terhadap kinerja ekonomi
berarti tiap transaksi dikelompokan perusahaan. Hal ini terlihat dari pajak
menurut jenisnya. Pekerjaan ini
yang dipungut oleh pemerintah pusat
dilakukan dalam Buku Besar atau
Ledger. maupun daerah terhadap perusahaan
c. Pengikhtisaran transaksi, yaitu secara melalui peraturan-peraturan
berkala transaksi yang telah perpajakan. Semakin baik kinerja
dikelompokan diringkas pada suatu perusahaan, semakin besar pajak yang
daftar yang disebut Neraca Saldo. dapat dipungut oleh pemerintah.
Jurnal Bisnis Kolega 2
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

6. Kreditur atau Investor.


Seperti juga pemilik, kreditor (creditor) Pengertian Pengendalian (Controlling)
menginvestasikan sumber dayanya Menurut Krismiaji (2015:213),
melalui pembelian kredit. Oleh karena “Pengendalian (Control) adalah proses
mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas
itu, kreditor mempunyai kepentingan
sebuah obyek, organisasi atau sistem.”
dalam kinerja perusahaan.
Pengertian Internal Control
Karakteristik Kualitatif Informasi
Menurut Mardi (2014:59),
Akuntansi
“Pengendalian internal merupakan suatu
Menurut Hery (2016:7), dalam
sistem yang meliputi stuktur organisasi
memilih di antara berbagai alternatif
beserta semua mekanisme dan ukuran-
akuntansi keuangan dan pelaporan yang ada,
ukuran yang dipatuhi bersama untuk
kerangka kerja konseptual aluntansi telah
menjaga seluruh harta kekayaan organisasi
mengidentifikasi beberapa karakteristik
dari berbagai arah.”
kualitatif dan informasi akuntansi yang
berguna. Karakteristik kualitatif tersebut
Tujuan Internal Control
adalah:
Menurut Mardi (2014:59),
a. Dapat dipahami.
pengendalian internal yang dirumuskan pada
b. Relevansi.
suatu perusahaan harus mempunyai
c. Reliabilitas.
beberapa tujuan. Sesuai dengan definisi
d. Komparabilitas.
yang dikemukakan AICPA, maka dapat
e. Konsisten.
dirumuskan tujuan pengendalian internal,
yaitu:
Pengertian Sistem
1. Menjaga keamanan harta milik
Menurut Ardana dkk., (2014:14),
perusahaan;
Sistem adalah suatu proses yang terdiri dari 2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran
berbagai unsur yang satu dengan yang lain informasi akuntansi;
yang berkaitan, baik secara struktural 3. Meningkatkan efisiensi operasional
maupun fungsional, saling menunjang dan perusahaan; dan
mengisi sesuai peranan dan kedudukan 4. Membantu menjaga kebijaksanaan
masing-masing, dan mutlak didukung oleh manajemen yang telah ditetapkan.
setiap unsur betapapun kecil nilainya.
Komponen Internal Control
Pengertian Informasi Menurut COSO ada 5 komponen
Menurut Tyoso (2016:21), “Informasi dari pengendalian intern (Sujarweni,
adalah suatu pertambahan dalam ilmu 2015b:71), yaitu:
pengetahuan yang menyumbangkan kepada 1. Lingkungan Pengendalian (control
konsep kerangka kerja yang umum dan environment).
fakta-fakta yang diketahui.” Lingkungan pengendalian merupakan
sarana dan prasarana yang ada di dalam
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi organisasi atau perusahaan untuk
Menurut Mahatmyo (2014:12), tujuan menjalankan struktur pengendalian
sistem informasi akuntansi adalah: intern yang baik. Beberapa komponen
1. Mendukung kegiatan operasi sehari- yang mempengaruhi lingkungan
hari (transaction processing system). pengendalian intern adalah:
2. Mendukung pengambilan keputusan a. Komitmen manajemen terhadap
oleh pengambil keputusan internal. integritas dan nilai-nilai etika
3. Memenuhi kewajiban terkait dengan (commitmet to integrity and ethical
pertanggungjawaban perusahaan. values). Dalam perusahaan harus
selalu ditanamkan etika di mana jika
Jurnal Bisnis Kolega 3
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

etika dilanggar itu merupakan perusahaan untuk menegakkan


penyimpangan. Contoh: datang tepat pengawasan atau pengendalian operasi
waktu adalah suatu etika yang baik, perusahaan. COSO mengidentifikasi
dan begitu sebaliknya. setidak-tidaknya ada lima hal yang
b. Filosofi yang dianut oleh manajemen dapat diterapkan oleh perusahaan,
dan gaya operasional yang dipakai yaitu:
oleh manajemen (manajement’s a. Pemberian otoritas atas transaksi
philosophy and operating style), dan kegiatan (authorization of
artinya di sini bahwa manajemen transactions and activities).
akan selalu menegakkan aturan. Jika b. Pembagian tugas dan tanggung
yang melanggar akan dikenakan jawab (segregation of duties).
sanksi yang tegas. c. Rancangan dan penggunaan
c. Struktur organisasi (organizational dokumen dan catatan yang baik
structure). (design and use of adequate
1. Komite audit untuk dewan documents and records).
direksi (the audit committee of d. Perlindungan yang cukup terhadap
the board of directors). Tidak kekayaan dan catatan perusahaan
hanya karyawan kecil saja yang (adequate safeguards of assets
mendapatkan pengawasan, and records).
namun para jajaran tinggi e. Pemeriksaan independen terhadap
perusahaan juga harus diawasi kinerja perusahaan (independent
oleh suatu komite audit. checks on perfomance).
2. Metode pembagian tugas dan 3. Penaksiran risiko (risk assessment).
tanggung jawab (methods of Manajemen perusahaan harus dapat
assigning authority and mengidentifikasi berbagai risiko yang
responsibility). Dalam dihadapi oleh perusahaan. Dengan
perusahaan harus jelas dan tegas memahami risiko, manajemen dapat
melaksanakan tugas dan mengambil tindakan pencegahan,
tanggung jawabnya. sehingga perusahaan dapat
3. Kebijakan dan praktik yang menghindari kerugian yang besar. Ada
menyangkut sumber daya tiga kelompok risiko yang dihadapi
manusia (human resources perusahaan, yaitu:
policies and practices). a. Risiko strategis, yaitu
Perusahaan dalam memilih mengerjakan sesuatu dengan cara
karyawan harus selektif dan yang salah (misalnya: harusnya
melalui prosedur tes yang dikerjakan dengan komputer
semestinya bukan berdasarkan ternyata dikerjakan secara
nepotisme dan sejenisnya. manual).
4. Pengaruh dari luar (external b. Risiko finansial, yaitu risiko
influences). Apabila lingkungan menghadapi kerugian keuangan.
dalam perusahaan sudah baik, Hal ini dapat disebabkan karena
maka pengaruh dari luar yang uang hilang, dihambur-
buruk akan mudah bersama- hamburkan, atau dicuri.
sama ditangkal dan pengaruh c. Risiko informasi, yaitu
yang baik akan lebih mudah menghasilkan informasi yang
diterima. tidak relevan, atau informasi yang
5. Kegiatan pengendalian. keliru, atau bahkan sistem
2. Aktivitas Pengendalian (control informasinya tidak dapat
activities). Kegiatan pengawasan dipercaya.
merupakan berbagai proses dan upaya 4. Informasi dan komunikasi (information
yang dilakukan oleh manajemen and communication). Merancang
Jurnal Bisnis Kolega 4
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

sistem informasi perusahaan dan 2. Sistem wewenang dan prosedur


manajemen puncak harus mengetahui pencatatan yang memberikan
hal-hal di bawah ini: perlindungan yang cukup terhadap aset,
a. Bagaimana transaksi diawali. utang, pendapatan, dan beban.
b. Bagaimana data dicatat ke dalam 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan
formulir yang siap di input ke tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
sistem komputer atau langsung 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan
dikonversi ke sistem komputer. tanggung jawabnya.
c. Bagaimana fail data dibaca,
diorganisasi, dan diperbaharui Struktur Pengendalian Internal
isinya. Menurut Mardi (2014:60), terdapat 3
d. Bagaimana data diproses agar (tiga) model pengendalian internal:
menjadi informasi dan informasi 1. Pengendalian Preventif
diproses lagi menjadi informasi Pengendalian preventif didesain untuk
yang lebih berguna bagi pembuat langkah awal mencegah terjadinya
keputusan. berbagai tindakan yang dapat
e. Bagaimana informasi yang baik merugikan perusahaan. Pada awal
dilakukan. terjadinya tindakan yang merugikan
f. Bagaimana transaksi berhasil. perusahaan harus diatasi dengan
5. Pemantauan (monitoring). Pemantauan persiapan yang matang melalui
adalah kegiatan untuk mengikuti pengendalian preventif, sistem harus
jalannya sistem informasi akuntansi, didesain dengan canggih untuk
sehingga apabila ada sesuatu berjalan mengatasi serangan dari luar, tidak ada
tidak seperti yang diharapkan, dapat satu butir debu-pun yang bisa masuk ke
segera diambil tindakan. Berbagai dalam. Oleh karena itu, kemampuan
bentuk pemantauan di dalam petugas yang memiliki otoritas
perusahaan dapat dilaksanakan dengan dibidangnya dapat melakukan kerja
salah satu atau semua proses berikut sama, terutama dalam kesamaan
ini: persepsi antara tindakan dengan aturan
a. Supervisi yang efektif (effective yang dibuat. Pengendalian preventif
supervision) yaitu manajemen dilakukan supaya sistem tersebut dapat
yang lebih atas mengawasi menjaga kerahasiaan dokumen sumber,
manajemen dan karyawan di berserta format-format yang dibuat.
bawahnya. 2. Pengendalian Deteksi
b. Akuntansi pertanggungjawaban Pengendalian deteksi merupakan
(responsibility accounting) yaitu pertahanan lapis kedua, pertahanan ini
perusahaan menerapkan suatu merupakan kejadian yang diakibatkan
sistem akuntansi yang dapat
lolosnya serangan akibat pertahanan
digunakan untuk menilai kinerja
dan masing-masing proses yang garis pertama yang tidak kuat. Oleh
dijalankan oleh perusahaan. karena itu, pada bagian ini dibutuhkan
c. Audit internal (internal auditing) ketelitian, dan mengidetifikasi kejadian
yaitu pengauditan yang dilakukan yang diakibatkan lolosnya serangan
oleh auditor di dalam perusahaan. dari baris pertama di atas. Dibutuhkan
peralatan, teknik dan prosedur yang
Unsur Sistem Pengendalian Internal
jelas untuk mengatasi serangan
Menurut Mulyadi (2016:130), unsur
pokok sistem pengendalian internal adalah: tersebut. Periksalah prosedur standar
1. Struktur organisasi yang memisahkan apakah sudah berjalan dengan baik.
tanggung jawab fungsional secara Jika belum berjalan dengan baik,
tegas. perbaiki secepatnya agar serangan yang
Jurnal Bisnis Kolega 5
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

lebih berat tidak terulang. disetorkan ke bank paling sedikit satu


3. Pengendalian Koreksi kali sehari, hal ini dapat mengecilkan
Pengendalian koreksi adalah proses kemungkinan terjadi kecurangan dalam
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang penggunaan kas.
2. Membentuk sistem kas kecil. Untuk
diakibatkan pertahanan lapis kedua
pembayaran yang tidak terlalu besar
tidak bisa mengatasi serangan yang jumlah uangnya dikeluarkan dengan
merugikan. Oleh karena itu, secepatnya uang kas kecil. Metode pencatatan kas
melakukan ralat secara hati-hati supaya kecil terdiri dari dua metode, yaitu
sistem lain yang sedang berproses tidak sistem dana tetap (imprest fund system)
mengalami gangguan, tindakan dan sistem dana berubah/berfluktuasi
koreksian yang dilakukan tidak semata (fluctuate fund system).
3. Setiap pembayaran kepada pemasok dan
terfokus pada satu metode saja, tetapi
penerimaan pembayaran sebaiknya
menggunakan berbagai cara. ditransfer lewat rekening bank.
4. Digunakan CCTV untuk pengawasan
Keterbatasan dan Ancaman terhadap
terhadap kas.
Pengendalian Internal
5. Menggunakan sistem voucher untuk
Menurut Hery (2017b:145), faktor
setiap pembayaran, sehingga setiap
manusia adalah faktor yang sangat penting
pembayaran melibatkan lebih dari satu
dalam setiap pelaksanaan sistem
karyawan.
pengendalian internal. Sebuah sistem
6. Melakukan cek fisik uang kas secara
pengendalian yang baik dapat menjadi tidak
mendadak.
efektif karena adanya karyawan yang
7. Melakukan rekonsiliasi bank.
kelelahan, ceroboh, atau bersikap acuh tak
acuh. Demikian juga halnya dengan kolusi, Prinsip-Prinsip Pengendalian Kas
hal ini akan dapat secara signifikan Menurut Sodikin (2013:5), prinsip-
mengurangi keefektifan sebuah sistem dan prinsip pengendalian internal yang
mengeliminasi proteksi yang ditawarkan diterapkan untuk kas, antara lain, adalah
dari pemisahan tugas. sebagai berikut:
1. Pemisahan tugas.
Pengertian Kas Tugas mencatat penerimaan dan
Menurut Surya (2012:66), “Kas (cash) pengeluaran kas harus dipisahkan dari
adalah media pertukaran standar serta tugas menyimpan dan menyetujui
merupakan dasar akuntansi dan pengukuran pengeluaran kas.
untuk semua pos-pos lainnya.” 2. Penyetoran ke bank.
Semua penerimaan kas harus segera
Sifat dan Komposisi Kas disetor ke bank dalam rekening giro.
Menurut Prastowo (2015:30), “Kas 3. Pemeriksaan mendadak.
merupakan konsep dana yang paling Pemeriksaan terhadap catatan dan fisik
berguna, karena keputusan para investor, kas harus dilakukan secara mendadak
kreditor, dan pihak lainnya terfokus pada dan tidak dalam interval waktu tertentu.
penilaian arus kas di masa datang.” 4. Menggunakan cek.
Sejalan dengan prinsip nomor 2, semua
Pengendalian Kas pengeluaran kas (kecuali kas kecil)
Menurut Sumarsan (2013:2), harus dilakukan dengan menggunakan
perusahaan harus melakukan prosedur yang cek.
baik untuk mengendalikan kas:
1. Menyetorkan uang kas ke bank minimal Pengertian Dana Kas Kecil
satu kali sehari. Semua tagihan yang Menurut Mulya (2013:178), “Dana kas
diterima oleh perusahaan harus kecil merupakan dana yang dipersiapkan

Jurnal Bisnis Kolega 6


Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

perusahaan untuk membayar pengeluaran Menurut Setiawan (2013:25),


kas yang jumlahnya relatif kecil.” “Rekonsiliasi bank merupakan aktivitas
mencocokan data saldo yang tercatat dalam
pembukuan perusahaan dengan rekening
Sistem Kas Kecil koran yang diterima dari bank.”
Terdapat 2 (dua) sistem dalam
membentuk dana kas kecil, yaitu sistem
dana tetap (imprest fund system) dan sistem III. METODE PENELITIAN
dana tidak tetap atau fluktuasi (fluctuating Lokasi dan Waktu Penelitian
fund method). Penelitian ini dilakukan di PT Bank
a. Sistem Dana Tetap (Imprest Fund Maspion Indonesia, TBK yang berlokasi di
System) Jalan Sutomo No. 48-50, Medan, Sumatera
Menurut Fauziah (2017:144), Utara. Penelitian dimulai dari bulan
“Metode Imprest (bersaldo tetap), November 2017 sampai dengan bulan
merupakan sistem pengisian kembali Februari 2018.
dengan mempertahankan saldo kas
kecil yang bernilai tetap.” Populasi dan Sampel
b. Sistem Dana Tidak Tetap atau Fluktuasi Populasi dari penelitian ini adalah
(Fluctuating Fund System) laporan penerimaan dan pengeluaran kas
Menurut Sumarsan (2013:4), “Sistem dari PT Bank Maspion Indonesia, TBK
dana berfluktuasi ialah metode yang cabang Medan. Sampel dari penelitian ini
tidak menentukan kas kecil dalam adalah memo atau catatan transaksi
jumlah konstan, melainkan memberikan penerimaan dan pengeluaran kas yang
kemungkinan untuk berubah diambil selama bulan November 2017 baik
(berfluktuasi).” penerimaan dan pengeluaran kas umum
maupun kas operasional.
Pengendalian Internal (Internal Control)
atas Penerimaan Kas Teknik Pengumpulan Data
Menurut Samryn (2015:32), Dalam penelitian ini, Teknik
penerimaan kas perusahaan yang umum pengumpulan data yang digunakan adalah
terjadi bersumber dari: observasi langsung, wawancara, tinjauan
1. Penjualan barang dagang/jasa secara pustaka dan penelusuran internet.
tunai.
2. Penerimaan dari pelunasan piutang. Jenis dan Sumber Data
3. Penjualan aktiva tetap. Berdasarkan teori yang dijelaskan diatas,
4. Penerimaan dari pinjaman. maka peneliti menggunakan data sebagai
5. Penerimaan dari setoran modal pemilik. berikut :
6. Hasil penjualan surat-surat berharga. 1. Data primer merupakan data yang
7. Penerimaan kembali kelebihan uang dikumpulkan secara langsung dari
muka dan biaya. perusahaan (bank) melalui wawancara
8. Pendapatan lain-lain. dan observasi langsung dengan tujuan
mendapatkan data dari perusahaan
Pengendalian Internal (Internal Control) seperti latar belakang perusahaan,
atas Pengeluaran Kas struktur organisasi, tanggung jawab dari
Menurut Pandiangan (2014:124), setiap bagian atau divisi perusahaan,
“Pengeluaran kas merupakan pengorbanan dan data-data lain yang bersangkutan
dari perusahaan yang belum dan sudah habis dengan penelitian.
masa manfaatnya untuk mencapai tujuan 2. Data sekunder merupakan data tidak
perusahaan yang diantaranya adalah laba.” langsung tentang perusahaan dan
dikumpulkan melalui internet atau buku
Rekonsiliasi Bank sebagai bahan referensi untuk

Jurnal Bisnis Kolega 7


Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

mendukung penelitian. baik dapat dilihat dari suasana dan


kesan yang diciptakan oleh komisaris,
manajemen puncak dan para karyawan
mengenai internal control dalam
Variabel Penelitian dan Definisi organisasi tersebut.
Operasional Lingkungan pengendalian pada PT.
Variabel penelitian terdiri dari Bank Maspion Indonesia, TBK
internal control dan pengendalian kas. diuraikan berdasarkan unsur-unsur
Definisi operasional adalah aspek sebagai berikut:
penelitian yang memberikan informasi atau 1. Komitmen manajemen terhadap
petunjuk bagaimana suatu variabel diukur integritas dan nilai-nilai etika,
secara operasional di lapangan. Internal merupakan hal dasar yang dimiliki
control adalah sebuah sistem yang oleh setiap organisasi yang ada.
diterapkan dalam perusahaan untuk Pada PT. Bank Maspion Indonesia,
mendukung pelaksanaan kegiatan TBK, manajemen puncak selalu
operasional dalam perusahaan serta menegaskan dan menekanan
mengamankan harta kekayaan dan pentingnya integitas dan nilai etika
meningkatkan efektivitas dan efisiensi di antara para anggotanya dalam
operasional. Pengendalian kas adalah perusahaan. PT. Bank Maspion
kegiatan atau proses mengendalikan uang Indonesia, TBK memiliki harapan
tunai yang dimiliki perusahaan agar selalu untuk setiap karyawan yang berada
tersedia dan memadai serta untuk di perusahaannya dapat
menghindari terjadinya penyalahgunaan berkomunikasi dengan baik,
terhadap kas yang dapat merugikan memberikan pelayanan yang
perusahaan. terbaik untuk nasabah, serta dapat
mengikuti standar dan prosedur
Teknik Analisis Data aturan yang telah ditetapkan oleh
Teknik analisis data yang digunakan para tertinggi Bank.
dalam penelitian ini adalah analisis 2. Filosofi yang dianut oleh
deskriptif. manajemen dan gaya operasional
yang dipakai oleh manajemen,
artinya manajemen akan
IV. HASIL PENELITIAN DAN menegakkan aturan yang dapat
PEMBAHASAN mengendalikan karyawan atau staff
Hasil Penelitian di bawahnya. Sama seperti
Pelaksanaan Internal Control pada PT. perusahaan atau bank lainnya, PT.
Bank Maspion Indonesia, TBK Bank Maspion Indonesia, TBK
PT. Bank Maspion Indonesia, TBK juga memberikan aturan serta
menerapkan internal control yang meliputi sanksi bagi karyawan maupun
komponen-komponen sebagai berikut: manajer yang melanggar aturan
1. Lingkungan Pengendalian yang telah ditetapkan. Filosofi pada
Lingkungan pengendalian memiliki PT. Bank Maspion Indonesia, TBK
peranan yang sangat penting dalam menekankan untuk
mewujudkan sistem pengendalian mengembangkan perusahaan serta
internal (internal control) yang efektif memberikan pelayanan yang
dan efisien. Lingkungan pengendalian memuaskan kepada para nasabah
yang mencakup strandar, proses dan Bank. Para Koordinator Regional
struktur menjadi landasan yang membantu Direktur Utama
terselenggaranya pengendalian internal dalam menjalankan serta
(internal control) di dalam organisasi, mengawasi kegiatan operasional
serta lingkungan pengendalian yang setiap wilayah, diharapkan dapat
Jurnal Bisnis Kolega 8
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

memperhatikan setiap permintaan memberikan wewenang kepada


atau keluhan nasabah dengan baik masing-masing manajer untuk
agar loyalitas dengan nasabah tetap melakukan pemeriksaan serta
terjaga serta mencapai target laba menjalankan suatu transaksi yang
yang telah ditentukan oleh Bank. juga diketahui dan disetujui oleh
Koordinator Regional juga Direktur Utama.
bertanggung jawab untuk 2. Fungsi pengawasan, yaitu
memperhatikan tugas dan tanggung kegiatan untuk mengawasi setiap
jawab masing-masing karyawannya kegiatan transaksi pada Bank.
dalam melaksanakan tugas dan Pengawasan umumnya dilakukan
tanggung jawab yang telah oleh masing-masing bagian
diberikan. Gaya operasi ini dapat Bank, seperti Head teller
meminimalisasikan tindakan mengawasi setiap kegiatan yang
penyelewengan yang dilakukan dilakukan oleh teller.
oleh karyawan maupun manajer. 3. Fungsi pencatatan merupakan
3. Struktur Organisasi fungsi yang umumnya dilakukan
Struktur organisasi dalam Bank oleh bagian back office dan
berperan penting untuk mencapai accounting staff untuk mencatat
visi dan misi Bank. Pada PT. Bank serta mendata setiap transaksi
Maspion Indonesia, TBK setiap yang terjadi di dalam Bank, baik
pimpinan dan bagian-bagian penerimaan maupun pengeluaran
lainnya memiliki tugas dan kas.
tanggung jawab sesuai dengan 4. Fungsi penyimpanan merupakan
jabatannya. kegiatan yang dilakukan oleh
2. Aktivitas Pengendalian Pimpinan Administrasi dan juga
Pengendalian internal (internal accounting staff. Pimpinan
control) ditetapkan untuk menghindari Administrasi memiliki tugas
adanya penggelapan atau untuk menyimpan uang kas ke
penyelewengan yang dapat merugikan dalam brankas yang telah
Bank. Aktivitas internal control yang disediakan, sedangkan
dilaksanakan di dalam PT. Bank accounting staff bertugas untuk
Maspion Indonesia, TBK adalah menyimpan data-data atau
sebagai berikut: laporan transaksi Bank.
a. Pelaksanaan Review, dilakukan 3. Penaksiran Risiko
dengan mengadakan pemeriksaan Setiap perusahaan maupun Bank, pasti
dadakan untuk mencegah adanya akan menghadapi risiko. Penafsiran
karyawan yang bekerjasama untuk risiko meliputi menurunnya tingkat
menggelapkan uang Bank, seperti kepuasan nasabah terhadap produk atau
memeriksa memo atau catatan jasa yang ditawarkan Bank, ancaman
penerimaan dan pengeluaran kas dari pesaing, berkembang dengan
Bank. Apabila terjadi penyimpangan, pesatnya teknologi, serta perubahan
maka akan segera dilakukan tindakan faktor-faktor ekonomi. Besar kecilnya
koresksi. risiko Bank dapat ditetapkan dengan
b. Pemisahan tugas, yang memiliki melakukan analisis terhadap laporan
fungsi untuk mencegah terjadinya keuangan dengan periode sebelumnya
hal-hal yang dapat merugikan dan kondisi ekonomi.
perusahaan baik secara sengaja 4. Informasi dan komunikasi
maupun tidak disengaja. Berikut ini Informasi dan komunikasi
adalah struktur pemisahan tugas pada merupakan hal dasar dalam
PT. Bank Maspion Indonesia, TBK: pengendalian internal (internal control)
1. Fungsi otoritas, yaitu untuk dapat berjalan dengan efektif dan
Jurnal Bisnis Kolega 9
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

efisien. Berikut ini adalah unsur-unsur maupun pengeluaran kas oleh head
Informasi dan Komunikasi pada PT. teller, kegiatan yang dilakukan oleh
Bank Maspion Indonesia, TBK: customer service dan account officer
1. Menyusun dan mencatat semua dipantau oleh Pimpinan Administrasi,
transaksi serta Koordinator Regional memantau
Bagian back office akan membantu setiap kegiatan operasional yang ada di
mencatat serta menyusun semua bawah pimpinannya dengan dibantu
transaksi yang dilakukan oleh teller oleh Manajer Operasional. Berikut ini
pada hari itu. Setelah dicatat dan adalah beberapa pemantauan yang
disusun, semua transaksi yang dilakukan oleh para manajer terhadap
disertai dengan bukti-buktinya akan bawahannya di dalam PT. Bank
diserahkan kepada accounting staff Maspion Indonesia, TBK:
untuk dicek kembali dan disimpan. 1. Head teller memantau tugas dan
Kemudian dari catatan transaksi setiap transaksi yang dikerjakan
tersebut akan dibuat laporan harian, oleh teller dan membantu teller
mingguan, bulanan dan tahunan apabila ada masalah yang tidak
yang akan diperiksa oleh Manajer dapat diselesaikannya.
Operasional dan akan diserahkan 2. Pimpinan Administrasi akan
kepada Direksi dan Dewan mengecek kebenaran data nasabah
Komisaris. yang sedang ditangani oleh
2. Komunikasi customer service dan account
Komunikasi yang baik antar atasan officer.
dengan karyawannya, sesama 3. Manajer Operasional mengawasi
karyawan maupun dengan nasabah semua kegiatan operasional Bank
sangat penting untuk kelangsungan agar dapat berjalan sesuai dengan
Bank. Terutama untuk bagian teller prosedur yang telah ditetapkan.
dan customer service, mereka harus Tujuan dari menerapkan internal
membantu dan dapat control pada Bank Maspion adalah
berkomunikasi dengan nasabah untuk semua komisaris, direksi,
yang tentunya menggunakan manajer, dan karyawan dapat menaati
bahasa yang mudah dimengerti dan peraturan yang telah dibuat baik dari
dipahami oleh nasabah. Selain itu, pihak internal maupun eksternal seperti
komunikasi antara para manajer pemerintah agar kegiatan operasional
dengan bawahannya juga harus Bank dapat berjalan secara efektif dan
berjalan dengan baik agar tidak efisien. Selain itu, internal control juga
menghambat kegiatan operasional ditujukan untuk meminimalisi
Bank. Komunikasi antara Manajer terjadinya kecurangan atau
Operasional dengan bawahnya penyelewengan yang dapat merugikan
telah berjalan dengan baik. Manajer Bank serta untuk memantau dan
Operasional akan memeriksa semua memeriksa keandalan dari laporan
laporan operasional Bank yang keuangan yang disusun oleh bagian
selanjutnya akan diserahkan kepada accounting staff.
Direksi dan juga Dewan Komisaris.
5. Pemantauan Penerimaan Kas
Pemantauan terhadap sistem internal Penerimaan kas pada PT. Bank
control untuk mengidentifikasi Maspion Indonesia, TBK diperoleh dari
kelemahannya dan untuk memperbaiki setoran tunai, bilyet giro, deposito, dan
efektivitas pengendalian tersebut. penerimaan lain-lainnya. Adapun proses
Sistem internal control dapat dipantau penerimaan kas sebagai berikut:
secara rutin untuk semua transaksi yang 1. Setoran Tunai
dilakukan teller baik penerimaan Bagian yang terlibat dalam
Jurnal Bisnis Kolega 10
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

penerimaan setoran tunai adalah head transportasi.


teller dan teller. Head teller hanya 7. Pengeluaran kas untuk beban lain-lain.
bertugas untuk memantau, membantu Penarikan tunai yang dilakukan oleh
dan memeriksa semua transaksi yang nasabah akan diberikan oleh teller dengan
dilakukan oleh teller, sedangkan teller melampirkan slip penarikan tunai yang telah
bertugas untuk memberikan layanan disediakan dan diisi dengan benar. Selain
serta memeriksa kelengkapan transaksi itu, penarikan tunai juga termasuk
yang akan dilakukan oleh nasabah. pengeluaran uang kas bank untuk
2. Bilyet Giro melakukan pengisian pada mesin ATM yang
Bagian yang terlibat dalam disediakan oleh Bank. Untuk pengeluaran
penerimaan bilyet giro adalah teller kas perlengkapan kantor dan perbaikan
dan back office. Pada bagian teller mesin, sebelum melakukan pengeluaran kas
dibagi menjadi dua bagian yaitu Manajer Operasional terlebih dahulu harus
transaksi tunai dan transaksi non-tunai. membuat laporan mengenai pengeluaran kas
Untuk bilyet giro akan ditangani oleh yang dibutuhkan oleh cabang kepada kantor
teller bagian transaksi non-tunai, pusat dan setelah disetujui oleh kantor pusat,
sedangkan back office berfungsi untuk pengeluaran kas baru boleh dilakukan.
membantu menyelesaikan dan Pengeluaran kas yang dilakukan oleh bank
memeriksa kebenaran transaksi yang diurus oleh teller sebagai pemegang dana
dilakukan oleh teller, serta mengurus kas dan telah diketahui oleh head teller dan
dokumen nasabah seperti giro dan Koordinator Regional dan telah disetujui
meneruskan kliring. oleh kantor pusat.
3. Deposito Efektivitas sistem pengendalian kas
Bagian yang terlibat dalam dapat dicapai apabila hal-hal berikut ini
penerimaan deposito adalah customer dapat dihindari:
service. Nasabah bisa langsung 1. Kitting, yaitu penyalahgunaan
melakukan pembayaran depositonya penerimaan kas secara tunai maupun
kepada customer service dan non-tunai dari nasabah.
kemudian uang tersebut akan 2. Lapping, yaitu menyelewengkan kas
diserahkan kepada teller untuk dicatat. dengan cara melaporkan penerimaan
4. Penerimaan lain-lainnya lebih lambat daripada saat
Untuk penerimaan lain-lainnya akan penerimaannya.
diurus oleh teller. Penerimaan lain- 3. Mencantumkan jumlah yang salah pada
lainnya ini terdiri dari biaya atas jasa laporan harian teller, artinya jumlah kas
yang diberikan seperti setoran tunai, yang diterima oleh teller berbeda
transfer atau pengiriman ke bank lain dengan jumlah yang dicatat pada
yang dikenakan biaya, dan bunga laporan harian teller.
debitur.
Pembahasan
Pengeluaran Kas Berdasarkan penelitian yang telah
Transaksi pengeluaran kas yang terjadi dilakukan oleh penulis, berikut ini adalah
pada PT. Bank Maspion, TBK antara lain: perbandingan penulis dengan beberapa
1. Pengeluaran kas untuk penarikan tunai. peneliti terdahulu yang menjadi acuan dan
2. Pengeluaran kas untuk perlengkapan pedoman penulis untuk melakukan
kantor. penelitian, antara lain:
3. Pengeluaran kas untuk biaya perbaikan 1. Nugroho (2016).
mesin. Dengan hasil penelitian yang
4. Pengeluaran kas untuk biaya listrik dan menunjukan bahwa pengendalian
air. internal pada sistem penerimaan dan
5. Pengeluaran kas untuk biaya telepon. pengeluaran kas di Credit Union
6. Pengeluaran kas untuk beban Sandya Swadaya Yogyakarta belum
Jurnal Bisnis Kolega 11
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

sepenuhnya sesuai dengan lima faktor-faktor lingkungan pengendalian


komponen pengendalian pengendalian dalam menyusun sistem pengendalian
menurut COSO, komponen yang belum internal (internal control) dalam PT.
sesuai adalah lingkungan pengendalian Bank Maspion Indonesia, TBK.
dan aktivitas pengendalian. 2. Aktivitas Pengendalian
2. Wijaya (2017). Aktivitas pengendalian pada PT. Bank
Dengan hasil penelitian yang Maspion Indonesia, TBK telah
menunjukan bahwa pengendalian intern memadai, hal ini terlihat dari
kas yang diterapkan oleh PT. Karet terdapatnya pemisahan tugas yang pada
Hijau Nusantara Medan telah memadai, umumnya ada pada setiap bank dan
yang didukung oleh unsur-unsur: tidak ada karyawan yang mengerjakan
lingkungan pengendalian, perkiraan pekerjaan atau tugas rangkap.
resiko, aktivitas pengendalian, 3. Penaksiran Risiko
informasi dan komunikasi, dan PT. Bank Maspion Indonesia, TBK
pemantauan. Adapun pengelolaan kas telah melakukan penaksiran risiko
yang diterapkkan oleh PT. Karet Hijau sehingga kemungkinan munculnya
Nusantara Medan memerlukan beberapa risiko telah diidentifikasi, dianalisis dan
perbaikan dalam hal pemisahan tugas dikelola dengan baik oleh PT. Bank
atau fungsi dan prosedur penerimaan Maspion Indonesia, TBK sehingga
kas dan pengeluaran kas, dalam rangka dapat mempermudah pelaksanaan
meminimalkan resiko kecurangan yang internal control dan mengurangi risiko
tidak diinginkan. terjadinya penyimpangan yang dapat
3. Lianto (2017). merugikan Bank.
Dengan hasil penelitian yang 4. Informasi dan Komunikasi
menunjukan bahwa PT. Mustika Asri Untuk informasi dan komunikasi pada
Agung memiliki penerapan sistem PT. Bank Maspion Indonesia, TBK
pengendalian intern yang kurang baik, kurang memadai, hal ini dapat dilihat
seperti pemisahan tugas yang rancu. Hal dari seringnya karyawan Bank yang
ini berdampak pada kelancaran kinerja mengundurkan diri karena merasa
operasional perusahaan dan keuangan kurang puas dengan manajemen Bank
perusahaan. Untuk meningkatkan dan tidak adanya motivasi dari pihak
efektivitas dan efisiensi perusahaan, PT. manajemen.
Mustika Asri Agung perlu melakukan 5. Pemantauan
peningkatan terhadap penerapan sistem Pemantauan yang dilakukan dalam PT.
pengendalian intern. Bank Maspion Indonesia, TBK berjalan
cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
Peranan Internal Control terhadap adanya tindakan evaluasi apabila
Pengendalian Kas terdapat kelemahan pada sistem
Setelah melakukan penelitian penulis pengendalian internal PT. Bank
berpendapat bahwa sistem pengendalian Maspion Indonesia, TBK.
internal (internal control) pada PT. Bank
Mapsion Indonesia, TBK sudah memadai, Pengendalian Kas
karena sistem pengendalian internal PT. Setelah melakukan penelitian, penulis
Bank Maspion Indonesia, TBK dapat dilihat berpendapat bahwa pengendalian kas
dari komponen-komponen internal control memerlukan beberapa perbaikan antara lain:
antara lain: a. Pengeluaran Kas
1. Lingkungan Pengendalian Pengeluaran kas memerlukan beberapa
Lingkungan pengendalian yang ada perbaikan untuk memperlancar kegiatan
pada PT. Bank Maspion Indonesia, operasional bank, antara lain:
TBK cabang Medan telah memadai, hal 1. Kurang memadainya uang tunai
ini dapat dilihat dari tercerminnya ketika nasabah ingin melakukan
Jurnal Bisnis Kolega 12
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

penarikan tunai. Hal ini dapat harian tersebut akan diperiksa terlebih
membuat image bank menjadi dahulu oleh head teller sebelum
kurang baik dan nasabah akan diperiksa oleh manajer operasional
merasa kecewa terhadap bank. bank, sehingga kesalahan dalam
2. Untuk setiap transaksi pengeluaran mencantumkan jumlah kas dapat
kas harus mendapatkan persetujuan diminimalisasi.
dari kantor pusat yang tentunya
akan memakan waktu yang lama
karena pusat tidak hanya V. KESIMPULAN DAN SARAN
memeriksa satu cabang saja dan hal Kesimpulan
ini dapat menghambat serta Berdasarkan hasil penelitian dan
mengganggu kegiatan operasional pembahasan yang telah dilakukan, penulis
bank. dapat menarik kesimpulan bahwa peranan
b. Penerimaan Kas internal control terhadap pengendalian kas
Untuk penerimaan kas pada PT. Bank pada PT. Bank Maspion Indonesia, TBK
Maspion Indonesia, TBK sudah berjalan sudah cukup memadai dalam pengendalian
dengan baik, hal ini dapat dilihat dari kas perusahaan walaupun dalam beberapa
adanya pengawasan dari para manajer hal masih membutuhkan perbaikan.
terhadap bawahannya setiap adanya Untuk pengendalian kas khususnya
transaksi penerimaan yang disertai pada penerimaan dan pengeluaran kas yang
dengan bukti-bukti pendukungnya, dilakukan di PT. Bank Maspion Indonesia,
seperti head teller yang selalu TBK menunjukan beberapa kondisi sebagai
mengawasi setiap kegiatan penerimaan berikut:
kas yang dilakukan oleh teller. a. Setiap transaksi penerimaan kas baik uang
Efektivitas sistem pengendalian kas tunai maupun non-tunai yang diterima oleh
dapat dicapai apabila hal-hal berikut ini teller akan dicatat pada buku harian kas
dapat dihindari: teller dan dibantu oleh bagian back office
1. Kitting serta adanya pengawasan dari head teller.
Kecurangan dengan kitting tidak pernahb. Setiap pengeluaran kas yang dilakukan oleh
terjadi, karena teller dan back office PT. bank diurus oleh teller sebagai pemegang
Bank Maspion Indonesia, TBK selalu dana kas dan telah diketahui oleh head teller
membuat laporan harian yang nantinya dan Koordinator Regional dan telah
akan di cek dan dicocokan oleh Head disetujui oleh kantor pusat.
Teller dan Pimpinan Administrasi yangc. Pimpinan administrasi selalu memeriksa
disertai dengan bukti-bukti transaksi laporan transaksi penerimaan dan
penerimaan kas. pengeluaran kas yang dilakukan teller,
2. Lapping sehingga risiko terjadinya penyelewengan
Terdapat pemisahan tugas antara bagian kas dapat dihindari.
penyimpanan, pencatatan, dan
penerimaan uang kas serta adanya Saran
pemeriksaan rutin oleh para manajer Adapun saran penulis dalam penelitian
pada setiap transaksi yang dilakukan ini adalah untuk uang kas yang dipegang
oleh bawahannya sehingga penggelapan oleh teller harus di atur secara memadai agar
kas dengan cara lapping tidak pernah tidak menganggu kegiatan operasional bank.
terjadi di PT. Bank Maspion Indonesia, Teller dapat memberitahukan kepada
TBK. nasabah yang ingin melakukan pengambilan
3. Mencantumkan jumlah yang salah pada atau penarikan uang tunai pada jam tertentu
laporan harian teller. melakukan konfirmasi terlebih dahulu pada
Setiap harinya teller akan membuat bank untuk mengetahui apakah uang tunai
laporan harian atas semua transaksi yang diperlukan oleh nasabah tersedia atau
yang terjadi pada hari itu. Laporan tidak. Untuk setiap pengeluaran kas yang
Jurnal Bisnis Kolega 13
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

akan dilakukan oleh kantor cabang PT. Bank Keuangan. Jakarta: Penerbit
Maspion Indonesia, TBK harusnya tidak Erlangga.
perlu mendapatkan persetujuan dari kantor
pusat karena akan memakan waktu yang Hasibuan, H. Malayu S.P.. 2014.
lama dan tentunya akan menganggu Manajemen Sumber Daya Manusia.
kelangsungan operasional bank. Hal ini Jakarta: PT Bumi Aksara.
dapat di atasi dengan memberikan otoritas
kepada Koordinator Regional setiap wilayah Hery. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah
bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku. I. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan.


DAFTAR PUSTAKA Jakarta: PT Grasindo.
Agoes, Kurisno dan Trisnawati, Estralita.
2016. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Hery. 2017a. Akuntansi Dasar 1 & 2.
Salemba Empat. Jakarta: PT. Grasindo.

Ardana, I Cenik dan Lukman, Hendro. 2016. Hery. 2017b. Auditing dan Asurans:
Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Pemeriksaan Akuntansi Berbasis
Mitra Wacana Media. Standar Audit Internasional. Jakarta:
PT. Grasindo.
Ardana, I Komang, Ni Wayan Mujiati, dan I
Wayan Mudiartha Utama. 2014. Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem
Manajemen Sumber Daya Manusia. Informasi. Yogyakarta: Penerbit
Yogyakarta: Graha Ilmu. Deepublish.

Bahri, Syaiful. 2016. Pengantar Akuntansi: Krismiaji. 2015. Sistem Informasi


Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS. Akuntansi. Yogyakarta: Unit
Yogyakarta: CV. Andi Offset Penerbit dan Percetakan.

Martani, Dwi, Sylvia Veronica NPS Ratna Lianto, Venny. 2017. Peranan
Warhani, Aria Farahmita, dan Pengendalian Intern dalam
Edward Tanujaya. 2012. Akuntansi Mengurangi Penyelewengan Aset
Keuangan Menengah Berbasis pada PT. Mustika Asri Agung.
PSAK. Jakarta: Salemba Empat. Medan: STIE Professional
Manajemen College Indonesia.
Erhans. 2016. Akuntansi Berdasarkan
Prinsip Akuntansi Indonesia. Jakarta: Mahatmyo, Atyanto. 2014. Sistem Informasi
PT. Ercontara Rajawali. Akuntasi Suatu Pengantar.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Fauziah, Ifat. 2017. Buku Dasar-Dasar
Akuntansi: Untuk Pemula & Orang Mardi. 2014. Sistem Informasi Akuntansi.
Awam Secara Otodidak. Jakarta: Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Ilmu.
Meitriana, Made Ary, Suwena, Kadek Rai,
Fitrah, Eva. 2014. Menyusun Laporan dan Tripalupi, Lulup Endah. 2014.
Keuangan dengan Praktis. Jakarta: Akuntansi Perusahaan Jasa dan
Laskar Aksara. Dagang. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Harrison Jr. Walter T., Charles T. Horngen, Mulya, Hadri. 2013. Memahami Akuntansi
C. William Thomas, dan Themin Dasar : Pendekatan Teknis Siklus
Suwardy. 2012. Akuntansi Akuntansi Edisi 3. Jakarta: Mitra
Jurnal Bisnis Kolega 14
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

Wacana Media.
Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian.
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Jakarta: Depok: PT RajaGrafindo Persada.
Salemba.
Sujarweni, V. Wiratna. 2015a. Akuntansi
Mulyani, Sri. 2016. Sistem Informasi Biaya: Teori dan Penerapannya.
Manajemen Rumah Sakit: Analisis Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru
dan Perancangan. Bandung: Abdi Press.
Sistematika. Sujarweni, V. Wiratna. 2015b. Sistem
Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit
Nugroho, Andriyanto Adi. 2016. Analisis Pustaka Baru Press.
Pengendalian Internal Pada Sistem
Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Sulindawati, Ni Luh Gede Erni. 2017.
(Studi Kasus di Credit Union Manajemen Keuangan: Sebagai
Sandya Swadaya Yogyakarta). Dasar Pengambilan Keputusan
Yogyakarta: Universitas Santa Bisnis. Depok: PT RajaGrafindo
Dharma. Persada.

Pandiangan, Roristua. 2014. Buku Pintar Sumarsan, Thomas. 2013. Akuntansi Dasar
Akuntansi dan Pengendalian Usaha. dan Aplikasi Dalam Bisnis Versi
Yogyakarta: Laksana. IFRS. Jakarta: PT Indeks.

Prastowo, Dwi. 2015. Analisis Laporan Sumarsan, Thomas. 2013. Sistem


Keuangan. Yogyakarta: Unit Pengendalian Manajemen: Konsep,
Penerbit dan Percetakan. Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja.
Jakarta: PT Indeks.
Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi:
Konsep & Teknik Penyusunan Surya, Raja Adri Satriawan. 2012. Akuntansi
Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Keuangan Versi IFRS+. Yogyakarta:
Erlangga. Graha Ilmu.

Samryn, L. M. 2015. Pengantar Akuntansi: Syakur, Ahmad Syafi’i. 2015. Intermediate


Buku 2 Metode Akuntansi untuk Accounting Dalam Perspektif Lebih
Elemen Laporan Keuangan Luas. Jakarta: Pembuka Cakrawala.
Diperkaya dengan Perspektif IFRS
& Perbankan. Jakarta: PT Tunggal, Amin Widjaja. 2015. Memahami
RajaGrafindo Persada. Internal dan Operasional Audit.
Jakarta: Harvarindo.
Setiawan, Temy. 2013. Mahir Akuntansi:
Buku Pengantar Akuntansi untuk Tyoso, Jaluanto Sunu Punjul. 2016. Sistem
SMA dan Universitas. Jakarta: PT Informasi Manajemen. Yogyakarta:
Bhuana Ilmu Populer. Penerbit Deepublish.

Sirait, Pirmatua. 2014. Pelaporan dan Wijaya, Federvoni. 2017. Peranan Sistem
Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pengendalian Intern Kas dalam
Graha Ilmu. Menunjang Efektivitas Pengeluaran
Kas pada PT> Karet Hijau
Sodikin, Slamet Sugiri. 2013. Akuntansi Nusantara Medan. Medan: STIE
Pengantar 2: Berbasis SAK ETAP Professional Manajemen College
2009. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Indonesia.
Percetakan.
Jurnal Bisnis Kolega 15
Vol. 4 No. 2. Juni 2018 p-ISSN: 2476-910X
e-ISSN: 2621-8291

Yusuf, A. Muri. 2015. Metode Penelitian:


Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia
Group.

Jurnal Bisnis Kolega 16

Anda mungkin juga menyukai