Anda di halaman 1dari 9

BLH: Penambangan PT KTC Tidak Sesuai Amdal

 Rabu, 24 Maret 2010 12:05 WIB


Muara Teweh (ANTARA News) - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Barito Utara menduga kuat
eksploitasi tambang batu bara PT KTC Mining Coal di wilayah Kecamatan Teweh Tengah
Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, tidak sesuai dokumen analisis mengenai dampak
lingkungan (Amdal).

"Hasil pengecekan lapangan, perusahaan terbukti menambang batu bara dengan bahan
peledak, sedangkan dalam dokumen amdal mereka tidak ada," kata Kepala Badan Lingkungan
Hidup Barito Utara, Helmi, di Muara Teweh, Selasa.

Menurut Helmi, dalam kegiatannya perusahaan mengggunakan bahan peledak, sehingga


menyalahi aturan yang berlaku sesuai dokumen amdal yang dimiliki.

Dokumen amdal itu, kata dia, merupakan acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
di lapangan, jadi apapun peralatan untuk memobilisasi kegiatan tambangnya mesti semua
tercantum dalam dokumen amdal.

"Kalau pun bahan peledak itu ada izinnya, namun aktivitas perusahaan tetap menyalahi aturan
sesuai dokumen lingkungan tersebut," katanya, didampingi Kepala Bidang Tata Lingkungan dan
Amdal, Edy Nugroho.

Helmi mengatakan, pihaknya masih belum memutuskan atau memberi kesimpulan hasil
temuan di lapangan terkait perusahaan yang menyalahi aturan dalam kegiatan penambangan.

"Kami akan rapat kan dulu hasil temuan itu, baru mengeluarkan rekomendasi terhadap
perusahaan," katanya.

PT KTC merupakan perusahaan kontraktor eksploitasi areal tambang batu bara milik PT Harfa
Taruna Mandiri selaku pemegang izin kuasa pertambangan (KP) di lahan sekitar 4.000 hektare
di wilayah Desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah.

Sementara Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Barito Utara, Suriawan Prihandi, mengakui
aktivitas perusahaan tersebut dalam kegiatan eksploitasi menggunakan bahan peledak.

Bahan peledak yang digunakan oleh kontraktor eksploitasi itu berdasarkan laporan sudah
mendapat izin dari Mabes Polri serta di kawal ketat dari aparat Kepolisian.

Penggunaan bahan peledak itu, kata dia, memang tidak tercantum di dokumen Amdal, yang
tertera hanya menggunakan alat berat saja.

"Konsekwensinya Amdal perusahaan harus di tinjau kembali atau direvisi ulang guna
memasukan bahan-bahan tersebut ke dalam dokumen amdal," kata Suriawan mantan Kepala
Badan Lingkungan Hidup Barut ini.
(T.K009/B013/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010
https://www.antaranews.com/berita/179281/blh-penambangan-pt-ktc-tidak-sesuai-
amdal#:~:text=PT%20KTC%20merupakan%20perusahaan%20kontraktor,Desa%20Lemo
%20Kecamatan%20Teweh%20Tengah.
Kecewa Terhadap Ulah PT KTC, Karyawan Layangkan Laporan ke Dinas Tenaga Kerja Barito
Utara
15 Februari 2022 - 14:19
 
in Barut, Headline, KALTENG

KALAMANTHANA, Muara Teweh – Nasib karyawan yang sering dirugikan oleh perusahaan
seakan jadi cerita bersambung di negeri ini. Salah satunya, Kamarudin, operator perusahaan
tambang PT KTC, Site TBL 3 Lemo, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara, juga
menelan pil pahit.
Dia merasa kecewa terhadap dokumen kontrak kerja yang dibuat oleh perusahaan. Dokumen
tersebut dinilai tak menaati UU Nomor 11/2022 tentang Cipta Kerja. Kontrak secara sepihak
didominasi oleh PT KTC, sebaliknya karyawan cuma sebagai pelengkap.
“Saya dari awal sudah jelaskan kepada Bu Amelia selaku HRD KTC Site TBL3. Saat beberapa kali
agenda perundingan dengan pihak pengusaha, bahwa pada saat kontrak ke-2 dengan status
kontrak PKWTT, saya selaku pekerja tidak membaca kontrak. Waktu itu selaku Supervisor HRD
Luthfi Rahmadi dan kontrak yang ditandatangani ditutup. Hanya bagian akhir tempat penanda
tanganan saja yang dibuka, ” tutur dia kepada Kalamanthana.id, Senin (14/2) pagi.

Ia, mengaku sempat meminta foto atau salinan kontrak, tetapi tak diberikan. Hal ini terjadi
bukan hanya pada dirinya, tetapi juga pada teman-temannya.
Belakangan ia berkoordinasi dengan pihak HRD untuk meminta salinan dokumen kontrak.
Setelah dipelajari, sesuai dengan prosedur kontrak kerja harus dibuat dua rangkap. Masing-
masing pihak mendapatkan satu rangkap dengan kekuatan hukum yang sama.
“Tetapi Bu Amelia selaku Supervisor HRD KTC Site TBL 3 saat ini, tak berani memberikan salinan
atau memperlihatkan kontrak kerja tersebut, dengan alasan tidak diizinkan oleh atasan beliau,
yaitu Pak Wahyu yang berada di Site NBL Pendreh,” jelas dia.
Merasa dikecewakan dan dipermainkan, Kamarudin meminta pengisian Risalah bipartit, karena
tidak ada titik temu. “Kontrak kerja sangat penting karena di situlah kita tahu segala perjanjian
yg dibuat dan mempelajari segala sesuatunya. Setelah Risalah Bipartit saya buat pihak
pengusaha yang diwakili oleh Amelia juga tak berkenan mengisi pendapat di Risalah Bipartit
tersebut. Alasannya nanti Wahyu selaku atasan yang menangani bagian itu,” papar dia.
Kamarudin pun mengajukan Risalah Bipartit ke Dinas Tenaga Kerja Transmigrai Koperasi dan
UMKM Kabupaten Barito Utara, Senin siang. Berkasnya sudah diterima staf Dinas tersebut.
Baik HRD PT KTC Wahyu maupun Amelia tak menjawab pertanyaan dan sambungan telepon,
saat dihubungi media ini, Senin.
PT KTC tergolong perusahaan tambang batu bara yang besar, beroperasi sejak 2005 di Barito
Utara. Daerah operasi di Lemo II sebagai Kontraktor di Site TBL 3 Lemo, di Site Nantoy Bara
Lesstari Pendreh, dan Site Tamtama Perkasa di Luwe, Kecamatan Lahei Barat.(Melkianus He)
https://www.kalamanthana.id/2022/02/15/kecewa-terhadap-ulah-pt-ktc-karyawan-layangkan-
laporan-ke-dinas-tenaga-kerja-barito-utara/
PT KTC Barito Tengah akan Berhentikan Ratusan Karyawan Tanpa Laporan ke Disnakertrans

Terbitan Banten - Kabar Muara Teweh


Sabtu, 24 Agustus 2019 | 09:20 WIB

MUARA TEWEH, terbitan.com – PT KTC Coal Mining, sebuah perusahaan tambang yang
beroperasi di Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, hendak
memberhentikan ratusan karyawan dengan alasan efisiensi. Tetapi sampai proses berjalan
belum ada laporan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat.
Kepala Bidang Tenaga Kerja Disnakertranskop dan UKM Kabupaten Barut SD Aritonang
mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan dari PT KTC mengenai pengurangan atau
pemberhentian karyawan. “Kalau karyawan dirumahkan, tetap dapat upah, tanpa ada
tunjangan atau lembur. Kami belum terima laporan dari perusahaan tersebut,” kata Aritonang.
Salah satu karyawan PT KTC menuturkan, sekitar 150 orang karyawan akan diberhentikan dari
perusahaan tersebut, karena alasan efisiensi. Para karyawan dipanggil ke kantor di Pendreh dan
disodori formulir. “Tawaran dari perusahaan dengan membayar 1,5 kali gaji. Ini bertentangan
dengan UU Tenaga Kerja,” kata dia, Jumat (23/8/2019).

Saat ini, PT KTC Coal Mining memiliki sekitar tiga ribu karyawan. Perusahaan tersebut
beroperasi di tiga lokasi di Kabupaten Barito Utara. Namun tidak semuanya berjalan lancar,
karena operasi di daerah Pangku berhenti sementara dan kegiatan di Desa Lemo juga
mengalami kendala.

https://terbitan.com/kolom/pt-ktc-barito-tengah-akan-berhentikan-ratusan-karyawan-tanpa-
laporan-ke-disnakertrans/

PT.KTC Tak Adil Ke Pengusaha Lokal, Rusiani: Kami Akan Datanggi DPRD
8 Desember 2021olehadmin-395 views
TEWENEWS, Muara Teweh – Kesal lantaran pihak perusahaan dinilai tidak berlaku adil kepada
pengusaha disekitar tambang, Pimpinan dan Karyawan CV. Yoga Lestari mendatanggi kantor
tambang PT.KTC Coal Mining & Energi di Base Camp Km 40 Desa Rahaden, Kecamatan lahei,
pada hari Sabtu 5 Desember 2021 lalu.
Rencananya Senin 13 Desember 2021 akan menyampaikan aspirasi ke DPRD Barito Utara,
Kalteng. Hal itu disampaikan  Rusiani, SE kepada wartawan dikantor CV. Yoga Lestari, Muara
Teweh. Ia mengatakan bahwa seyogyanya Perusahaan-perusahaan dapat memperhatikan
kepentingan pengusaha lokal.
” Kami minta PT.KTC adil membagi pekerjan, agar tidak terjadi kecemburuan sosial yang dapat
berdampak pada ketidak harmonisan perusahaan dengan masyarakat,” kata Rusiani
didampinggi Humas CV. Yoga Lestari, Aryosi Jiono. S.Pd, Rabu (8/12/2021).
Rusiani menegaskan bahwa PT.KTC harus berbagi pekerjaan catering servis yang ada, karena
sebagai pengusaha dan masyarakat lokal lintas tambang pihaknya tidak malu dan tidak ragu
untuk meminta.
” Kami sangat mampu mengerjakan pekerjaan itu, kami akan berupaya dan harus mendapatkan
pekerjaan itu, dari sisi manapun penilaiannya CV.Yoga Lestari wajar diperhatikan,” tegasnya.
PT.KTC itu ada di tiga Desa, Desa Pendreh, Desa Lemo dan ada di Desa Rahaden Kecamatan
Lahei, pekerjaan catering saat ini dikerjakan oleh satu perusahaan saja yaitu PT. Larosa Boga
Sari, Kami hanya meminta pekerjaan catering servis untuk di Desa Rahaden saja.
” Kami sudah melakukan upaya pendekatan yang baik kepada managemen PT.KTC agar kami
bisa bekerja, tapi tetap tidak diakomodir. Makanya kami sebagai pengusaha dan masyarakat
lokal yang tinggal di lintas tambang, akan mendatanggi DPRD Barut untuk menyampaikan
aspirasi agar bisa diperhatikan dan  ikut bekerja,” ungkapnya.
Managemen PT.KTC, Wahyu saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pribadi tidak
memberikan jawaban.(Tim).
https://tewenews.com/pt-ktc-tak-adil-ke-pengusaha-lokal-rusiani-kami-akan-datanggi-dprd/

PT KTC Coal Mining PHK 160 Karyawan Lokal 2019-09-09

MUARA TEWEH-Ratusan karyawan asal Desa Pendreh, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten
Barito Utara (Batara) sedang harap-harap cemas. Setelah sekian lama bekerja di PT KTC Coal
Mining, pihak perusahaan tempat mereka bekerja itu melakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK). Otomatis sebanyak 160 karyawan lokal asal Desa Pandreh itu menolak, karena mereka
menilai tindakan yang dilakukan perusahaan batu bara itu disktriminatif.

Seorang karyawan bernama Jumadi membenarkan bahwa PT KTC Coal Mining mem-PHK 160
karyawan. Proses telah berjalan dan kini tersisa 56 orang dari Desa Pendreh. Karyawan yang
merupakan warga Desa Pendreh ini menolak pemecatan tersebut.
Menurut mereka ada tindakan pilih kasih yang dilakukan pihak perusahaan. Buktinya, karyawan
asal provinsi tetangga, Kalimantan Timur (Kaltim), masih tetap bekerja seperti biasa. “Kenapa
hanya kami asal Desa Pendreh yang di-PHK, sedangkan karyawan dari luar Pendreh tetap
bekerja. Ini jadi pertanyaan besar bagi kami. Karena kami juga ikut merintis beroperasinya PT
KTC ini,” ujar Jumadi kepada wartawan di Muara Teweh, Sabtu (7/9).

Menurut Jumadi, PT KTC Coal Mining sudah dua tahun beroperasi di Desa Pendreh. Belakangan
ini perusahaan tersebut mulai mem-PHK karyawan. Tahap pertama sebanyak 160 orang. Total
karyawan PT KTC diperkirakan sekitar seribu orang.

“Status kami dengan karyawan yang tidak di-PHK sama saja. Mereka bukan karyawan tingkat
pimpinan. Tetapi mereka sedaerah dengan para pimpinan manajemen dan dekat dengan
penentu kebijakan. Jadi itu mungkin faktor yang menyebabkan ada perbedaan perlakuan,”
tandas Jumadi. Para karyawan asal Desa Pendreh, jelasnya, kembali dipanggil bertemu dengan
manajemen PT KTC, Senin (9/9) hari ini. Meski karyawan asal Pendreh menolak di-PHK,
perusahaan bersikeras memberhentikan mereka.

“Tidak ada proses dirumahkan dulu, mau langsung PHK. Kondisi seperti ini takkan ditemukan di
desa lain, misalnya Lemo, karena di sana semua pemangku kepentingan kompak,” bebernya.
Menanggapi persoalan ini, salah satu tokoh di Desa Pendreh, Irinisius, sangat menyayangkan
langkah yang diambil oleh PT KTC. Karena menurutnya, para karyawan yang berasal dari Desa
Pendreh sanggup bekerja secara profesional. Misalnya sebagai operator alat berat maupun
bekerja di bidang lainnya.  Melalui sambungan seluler, Kalteng Pos pun mencoba
mengonfirmasi pihak perusahaan terkait permasalah ini. Akan tetapi, HRD PT KTC Coal Mining,
Nardi, belum menjawab pertanyaan media ini. (dad/ce/ala)

https://prokalteng.co/berita/31201/PT-KTC-Coal-Mining-PHK-160-Karyawan-Lokal.html

Driver Excavator Tenggelam dalam Fatality di Lokasi Tambang KTC

LAPORAN : ADMIN
RABU, 14 DESEMBER 2022 | 22:39

Kejadian kecelakaan kerja berujung tewas (fatality) kembali terjadi di areal pertambangan di
Indonesia. Kali ini terjadi di areal tambang PT KTC Coal Mining and Energy yang berada di
Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah, Selasa pagi
(13/12) sekitar pukul 9.40 WIB. 

Kejadian tersebut membuat salah seorang operator alat berat bernama Suyono meninggal
dunia. 
Informasi dihimpun, peristiwa berawal saat unit excavator no 1344 yang dioperasikan Suyono
sedang melakukan setting pompa di area SUMP PIT 2. Excavator melakukan pendalaman untuk
ponton pompa. 
Setelah selesai, excavator kemudian berjalan mengarah keluar dari area sump. Namun, belum
juga keluar, excavatir malah terperosok ke dalam air. Excavator terjatuh dengan posisi rebah ke
arah kiri hingga membuat kabin yang ada Suyono di dalamnya terendam air. 
Korban yang masih berada di dalam kabin unit tersebut ikut tenggelam bersama excavator.
Melihat kejadian itu, tim yang berada di luar areal sump langsung melakukan evakuasi dengan
mengerahkan excavator lain. Setelah bagian kabin muncul, tim dari perusahaan lalu
memecahkan kaca kabin dan mengeluarkan korban. 
Korban pun langsung dibawa ke kantor untuk diberikan pertolongan pertama oleh tim medis.
Namun,nyawa korban tak tertolong lagi dan dinyatakan meninggal dunia. 
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi baik dari perusahaan maupun
kepolisian terkait insiden tragis tersebut. 
https://www.rmolsumsel.id/driver-excavator-tenggelam-dalam-fatality-di-lokasi-tambang-ktc

LAKUKAN PENGAWASAN DAN INTELIJEN, DIVISI IMIGRASI BERI PEMBINAAN KEPERUSAHAAN


YANG MEMAKAI TENAGA KERJA ASING (TKA)
Pirhansyah, SE  21 September 2017   Dilihat: 2562
Palangka Raya (21/09) Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penjaga
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Divisi Imigrasi pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kalimantan Tengah melaksanakan kegiatan
Pengawadan dan Intelkigen ke perusahaan-perusahaan yan memakai tenaga kerja asing (TKA)
yang ada di Kabupaten Barito Utara di Muara Teweh. Menurut Ketua Tim Pengawasan Syahfery
(Kepala Sub Bidang Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian) didampingi Muhammad
Desri (Kepala Sub Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian) mengatakan bahwa kegiatan
monitoring ini dilakukan dalam rangka melakukan kegiatan pembinaan kepada perusahaan-
perusahaan yang memakai tenaga kerja asing (TKA) baik itu Direktur perusahaan, Manager
maupun staf asalkan ada orang asingnya, maka akan kita lakukan pembinaan terutama
terhadap berkas administrasinya berupa surat menyurat serta ijin bekerja lainnya seperti
Paspor, KITAS dan yang lainnya.
Pada kegiatan Pengawasan dan Inteligen  kali ini menurut Syahfery ada 3 (tiga) Perusahaan
yang menjadi target dilakukan pembinaan. Ketiga perusahaan tersebut yakni PT. BORNEO
PRIMA COAL INDONESIA dan PT.  KTC COAL MINING & ENERGY yakni perusahaan yang bergerak
di pertambangan Batu Bara, serta PT. SALAMANDER ENERGY BANGKANAI, Ltd. Perusahaan
tersebut bergerak dibidang pengeboran Gas dan Energy. Dipilihnya perusahaan tersebut karena
mengingat lokasi perusahan yang mudah dijangkau, disamping itu juga kata Syahfery kantor
cabang ketiga perusahaan tersebut berada di Kota Muara Teweh. Muhammad Desri juga
menambahkan bahwa pembinaan yang dilakukan terkait permasalahan administrasi yakni
berupa surat menyurat kelengkapan data dari TKA yang bekerja di perusahaan perusahaan yang
kita tinjau. Terkait permasalahan teknis lainnya seperti sponsor TKA tersebut yang terjadi di PT.
BORNEO PRIMA COAL INDONESIA, Desri mengatakan bahwa pihaknya akan mengkaji lebih
detail dan mendalam, serta akan mengkonsultasikan ke Direktorat Jenderal Imigrasi tentang
TKA yang bersangkutan.
Ditempat terpisah, Kepala Divisi Imigrasi Zakaria dalam keterangannya mengatakan bahwa
Divisi Imigrasi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Tengah
merupakan institusi pembina serta pengawas atas kinerja yang telah dilakukan oleh Kantor
Imigrasi baik itu pada Kantor Imigrasi Kelas I Palangka Raya, maupun pada Kantor Imigrasi Kelas
II Sampit. Menurut Zakaria, pihaknya melakukan kegiatan Pengawasan dan Intelijen atas
perintah dari Kepala Kantor Wilayah yang menginginkan adanya kegiatan pembinaan kepada
perusahaan-perusahaan yang memakai TKA serta pengawasan terhadap kinerja yang telah
dilakukan kawan-kawan dari Kantor Imigrasi apakah sudah yang dilakukan sudah benar atau
tidak. Hal ini dilakukan tidak lain untuk menjalankan tugas dan fungsi kita sebagai penjaga
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu juga kata Zakaria, kita ingin
membentuk petugas Imigrasi yang professional, mempunyai integritas yang tinggi terhadap
korp, tidak mudah disuap. Apabila salah ya katakan salah dan harus dilakukan deportasi tapi
apabila benar dan surat menyuratnya lengkap maka kita juga harus melindungi mereka karena
itu merupakan amanat dari Undang-undang Keimigrasian. (Red-dok. Pirhan Humas Kalteng).

https://kalteng.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/2963-divisi-imigrasi-
monitoring-pembinaan-keperusahaan-yang-memakai-tenaga-kerja-asing-tka

Sopir truk jatuh ke lubang tambang batubara


Senin, 3 Desember 2012 19:05Penulis : Titis Widyatmoko
Merdeka.com - Seorang sopir truk tambang batu bara bernama Kardoyo, karyawan PT KTC Coal
Mining & Energy yang arealnya di wilayah Desa Lemo I Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten
Barito Utara, Kalimantan Tengah jatuh bersama truknya ke lubang bekas tambang batu bara.
"Korban yang jatuh ke dalam lubang tambang sekitar 100 meter yang berair dalam beberapa
meter itu masih belum ditemukan," kata Mora, warga Desa Lemo I Kecamatan Teweh Tengah,
Senin (3/12).
Peristiwa kecelakaan kerja yang dialami seorang karyawan PT KTC Coal Mining dan Energy yang
merupakan perusahaan kontraktor eksploitasi areal tambang batu bara milik PT Harfa Taruna
Mandiri selaku pemegang izin usaha pertambangan (IUP) itu terjadi pada Minggu (2/12) siang
sekitar pukul 13.00 WIB.
Ketika itu korban yang baru sepekan bekerja di perusahaan tersebut sedang membawa truk
mengangkut tanah untuk menutup lubang tambang batu bara yang sudah tidak dipakai lagi.
Namun tanpa diketahui sebabnya ketika truk korban mundur, tanah di bagian pinggiran lubang
amblas hingga menyebabkan truk dan sopirnya jatuh ke lubang tambang yang dalamnya
digenangi air.
"Upaya penyelamatan secara tradisional sudah dilakukan namun belum membuahkan hasil,
korban belum ditemukan," katanya dikutip antara.
Kapolres Barito Utara AKBP Bermen Sianturi mengakui telah terjadi kecelakaan kerja dengan
korban seorang karyawan perusahaan tambang batu bara yang jatuh bersama truknya ke dalam
bekas lubang tambang.
"Hari ini kami telah menurunkan tim untuk melakukan pencarian korban dan penyelidikan
penyebab terjadinya kecelakaan tersebut," kata Kapolres.
https://www.merdeka.com/peristiwa/sopir-truk-jatuh-ke-lubang-tambang-batubara.html

Selasa, 24 Januari 2017 11:24


Perusahaan Tambang Batu Bara Ini Diduga Buang Limbah ke Sungai

MUARA TEWEH – PT KTC Coal Mining & Energy yang beroperasi di Desa Lemo I, Kecamatan
Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara (Batara) diduga membuang limbah bekas galian
tambang batu bara ke sungai. Pembuangan menggunakan mesin sedot dengan sejumlah pipa.
Keadaan ini mendapat perhatian warga.
“Saya melihat tidak ada tempat pengelolaan limbah, langsung ada parit menuju sungai,” ujar
Banser, kepada Kalteng Pos, Senin (23/1). Sumber air limbah pertambangan batu bara ini,
berasal lokasi tambang aktif (fit). Terkait aktivitas itu, perwakilan PT KTC, Abdul Hadi belum
memberikan komentar.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Batara, Ir Suriawan Prihandi melalui  Kabid Pencemaran
dan Kerusakan Lingkungan, Naili Fasihah mengatakan, sistem pengelolaan air limbah adalah
suatu proses pengelolaan air limbah yang komprehensif dan terintegrasi, dalam pengelolaan air
limbah tambang mulai sumber sampai pengelolaan akhir.
“Meliputi pengelolaan pada sumber (minimisasi limbah), sistem drainase, perencanaan,
konstruksi, operasional dan perawatan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL),” jelasnya
didampingi Kasubid Pencemaran dan Lingkungan, Agus Budiono.
Dia menegaskan, tidak diperbolehkan membuang air galian tambang langsung ke sungai, harus
melalui proses pengolahan sebelum dibuang. (dad/cah)
https://kalteng.prokal.co/read/news/34512-perusahaan-tambang-batu-bara-ini-diduga-buang-
limbah-ke-sungai.html

Lahan Rusak, Warga Desa Lemo Minta Pertanggungjawaban Perusahaan


 Oleh Ramadani
 
11 September 2018 - 17:30 WIB

Lahan kebun warga yang rusak akibat aktivitas perusahaan tambang.


      
BORNEONEWS, Muara Teweh - Warga Desa Lemo, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito
Utara (Barut) meminta pertanggungjawaban dua perusahaan yakni PT KTC Coal Mining dan PT
Harfa Taruna Mandiri, karena diduga telah merusak kebun warga akibat aktivitas perusahaan.
Apalagi diduga, perusahaan tersebut saling lempar tanggungjawab setelah mengeruk
keuntungan.
Masya Yosi Ohira (37), salah seorang pemilik kebun yang merupakan warga Desa Lemo, merasa
keberatan karena ditipu oleh janji perusahaan. Untuk dibukakan portal, dia meminta surat
berita acara, namun ternyata surat berita acara diubah.
“Pihak perusahaan telah mengubah isi berita acara kesepakatan. Bahkan, sempat tidak
mengakui surat berita acara yang juga ditandatangani HRD perusahaan PT KTC Bambang
Gusrianto,” kata Ira, sapaan akrabnya, Selasa (11/9/2018).
Menurutnya, dia juga sudah menyurati Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bahkan hendak diadukan
ke DPRD Barito Utara. Dia meminta kepada Dinas Lingkungan Hidup Barito Utara untuk
memanggil atau mengudang PT Harfa Taruna Mandiri dan PT KTC terkait masalah terjadi
kerugian kebun karet, rotan dan buah-buahan, sebab tidak ada yang bertanggung jawab atas
kerusakan kebun tersebut.
Menurutnya, penyebab kerusakan kebunnya akibat aktivitas perusahaan yang bersangkutan.
Adapun lokasi kebun yang kena dampak kerusakan berada di Desa Lemo 1 Sungai Mulang jalan
hauling PT Harfa Taruna Mandiri KM 4,5.
“Saya sebagai pemilik sudah mencari jalan terbaik terhadap perusahaan yang bersangkutan dan
mengirim surat ke DLH dan juga mengirim surat kepada Top Manajemen PT KTC untuk meminta
pertanggugjawaban atas kerusakan kebun saya,” tandasnya seraya menunjukan bukti-bukti
yang kuat atas jawaban pihak perusahaan.
Dia juga sudah meminta pertanggungjawaban perusahaan, namun keduanya saling melempar
permasalahan. Ketika ditanya ke pihak PT KTC, jawaban perusahaan, tanggungajawab PT Harfa
bila terjadi di jalan Houling PT Harfa. Sementara ditanyakan ke PT Harfa disebutkan itu
merupakan tanggungjawab PT KTC, sebab PT Harfa sudah lama tidak beroperasi.
(RAMADHANI/B-2)
https://www.borneonews.co.id/berita/103499-lahan-rusak-warga-desa-lemo-minta-
pertanggungjawaban-perusahaan

Anda mungkin juga menyukai