Anda di halaman 1dari 4

Macam-macam posisi pasien yang dipakai di rumah sakit

Berikut ini adalah macam-macam posisi pasien di tempat tidur meliputi:

1. Posisi fowler

Posisi fowler adalah posisi pasien paling umum baik untuk pasien rawat inap maupun pasien IGD.

Untuk melakukan posisi fowler, pasien diposisikan berbaring setengah duduk dengan kepala tempat
tidur membentuk sudut antara 45 hingga 60 derajat dan lutut lurus atau sedikit ditekuk.

Posisi pasien ini dapat digunakan pada pasien dengan gangguan pernapasan ringan hingga sedang serta
penempatan selang orogastrik dan nasogastrik.

Dapat memaksimalkan ekspansi dada, meminimalkan ketegangan otot perut, meminimalkan efek
gravitasi pada dinding dada

2. Posisi dorsal recumben

Pasien dalam posisi telentang dengan kedua tungkai ditekuk dan sedikit diregangkan sementara kedua
telapak kaki menapak pada kasur.

Posisi pasien ini dapat digunakan pada saat pemerikasaan ginekologi atau urologi, pengobatan uretra
dan kandung kemih serta saat sedang melahirkan.

Posisi dorsal recumben berguna memberikan rasa nyaman serta memudahkan pemeriksaan dan
pelaksanaan tindakan seperti colok dubur, palpasi perut atau irigasi vagina.

BACA JUGA: Memahami Pengertian Informed Consent dan Tujuannya

3. Posisi knee chest

Ini adalah posisi pasien dengan sikap menungging dimana kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
kasur.

Posisi ini berguna memudahkan pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid


Posisi ini dapat diterapkan pada pasien yang memerlukan tindakan sigmoidoscopy dan rectoscopy.

4. Posisi lateral

Posisi pasien yang terbaring miring dengan paha dan lutut menekuk ke arah depan.

Kegunaanya untuk memudahkan perawatan, memudahkan pengaliran mucus atau lendir dari mulut ke
kerongkongan, serta mencegah tekanan pada sacrum di area punggung bawah dan tumit.

Posisi ini dapat diterapkan pada pasien yang terlalu lama berbaring di satu posisi, atau untuk
memudahkan makan atau mandi tanpa meninggalkan tempat tidur. Posisi pasien lateral juga
mendukung pasien yang salah satu sisi tubuhnya tidak boleh tertindih atau mengalami gangguan
sensorik dan motorik.

5. Posisi litotomi

Posisi pasien terlentang dengan kaki diangkat sekitar 30 hingga 45 derajat di atas bagian perut dengan
lutut ditekuk. Bagian lutut biasanya akan disandarkan di bagian ujung kasur.

Posisi ini biasanya digunakan untuk pemeriksaan genital, pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR), proses persalinan atau selama operasi ginekologi, rektal, dan urologis.

6. Posisi sims

Ini adalah posisi setengah telungkup dengan salah satu kaki ditekuk ke arah depan dan satunya lagi
lurus.

Posisi pasien ini berguna memudahkan dalam melakukan prosedur ataupun pemeriksaan di daerah
perineum yang merupakan area di antara kelamin dan anus.

Bisa dilakukan untuk memudahkan pengaliran cairan dari kerongkongan.

Posisi ini dapat diterapkan pada berbagai kondisi termasuk pasien yang tidak sadar, lumpuh, atau akan
melakukan pemeriksaan perineum.

7. Posisi trendelenburg

Selanjutnya adalah posisi trendelenburg dimana bagian kepala pasien lebih rendah dari bagian kaki atau
badan.
Posisi ini bermanfaat memperlancar peredaran darah ke otak dan memudahkan operasi pada bagian
perut.

Kondisi ini dapat diterapkan pada klien yang berada dalam keadaan syok, hipotensi dan memerlukan
tindakan tertentu seperti bronchoscopy.

Baca Juga: Mengenal Ruang IGD, UGD, ICU, dan PICU di Rumah Sakit

Hal yang perlu diperhatikan saat mengubah posisi pasien

Saat akan mengubah posisi pasien, perhatikan langkah berikut ini:

Jelaskan kepada pasien apa yang hendak Anda lakukan, sehingga pasien dapat mengantisipasi apa yang
akan terjadi.

Jika memungkinkan, naikkan tempat tidur ke tingkat yang dapat mengurangi ketegangan punggung
Anda.

Rapatkan diri Anda sedekat mungkin dengan pasien. Anda dapat meletakkan lutut di atas tempat tidur
jika diperlukan.

Letakkan salah satu tangan Anda di bahu pasien dan tangan lainnya di pinggul pasien.

Berdiri dengan satu kaki lebih depan. Pindahkan berat badan ke kaki depan saat menarik bahu pasien ke
arah Anda dengan lembut.

Pindahkan berat badan ke kaki belakang saat menarik pinggul pasien ke arah Anda dengan lembut.

Langkah 4 dan 5 mungkin perlu diulangi beberapa kali hingga pasien berada di posisi yang tepat. Untuk
memastikan posisi pasien telah benar, perhatikan hal-hal berikut ini:

Pastikan pergelangan kaki, lutut, dan siku pasien tidak bertumpu pada satu sama lain.

Pastikan kepala dan leher sejajar dengan tulang belakang, tidak terentang ke depan, belakang, atau ke
samping.

Kembalikan tempat tidur ke posisi yang nyaman dengan rel samping menghadap ke atas. Gunakan
bantal sesuai kebutuhan dan pastikan kembali bahwa pasien telah merasa nyaman.

Baca Juga
Cara Mengurus Akta Kelahiran yang Hilang secara Online dan Offline

Kenali Perbedaan Fungsi Ruang IGD, UGD, PICU, dan ICU di Rumah Sakit

Pasien Rawat Inap Tetap Butuh Konsultasi Dokter Setelah Pulang dari RS

Itulah informasi mengenai posisi-posisi pasien saat dalam perawatan. Mengubah posisi pasien di tempat
tidur setiap 2 jam membantu menjaga aliran darah. Ini dapat membantu kulit tetap sehat dan mencegah
luka atau ulkus dekubitus karena berbaring dalam waktu yang lama. Membalik pasien adalah saat yang
tepat untuk memeriksa kemerahan dan luka pada kulit.

Anda mungkin juga menyukai