Anda di halaman 1dari 4

ADEGAN 1

Ing jaman biyen, ing kraton kerajaan Daha manggon ana ratu karo putrine loro. Ing sawijining dina,
Sang Prabu nimbali putrine putri ne, amarga bakal duwe tamu saka Kraton Karuhipan yaiku Raden
Inu Kertapati.

Galuh : “enten nopo romo?”

Raja : “iki lo nduk, ana kabar kang wigati sanget. Sesuk Raden inu Kertapati saking Kerajaan
Kahuripan bakal teko ing Kerajaan Daha”.

Kirana : “Banjur, punapa hubungan e kalian kita, Rama?”

Prabu : “Nduk, Candra Kirana, awit kowe kuwi anak mbarep lan wis cukup umur, apa kowe gelem
dijodhokake karo Raden Inu Kertapati?, supaya Kerajaan Daha enggal entuk pewaris tahta”.

Candra Kirana : “yen pancen ngoten kersane romo lan kula inggih sampun kenal kaleh raden Inu,
kula purun romo, inggih menika damel kabecikan Kerajaan Daha.

ADEGAN 2

Dewi Galuh ngrasa iri marang Candra Kirana, kang nduweni nasib kanggo rabi karo Inu Kertapati,
banjur ana niat ala kanggo ngrugekake Kirana. Dheweke uga teka ing griya ne penyihir.

Galuh : “Permisi!! Apa ada orang di sini!??”

Penyihir : “Iya, Silahkan masuk anak muda, kemarilah…”

Ajeng : “penyihir, aku membutuhkan bantuanmu”

Penyihir : “Kau ingin aku melakukan apa?”

Ajeng : “Aku ingin pernikahan Kirana dengan Raden Inu dibatalkan!!”

Penyihir : “Oh.. ya.. ya.. ya, aku mengerti maksudmu. Lalu kau inginaku melakukan apa untuk Kirana?
Mengutuknya?? Kutukan apa yang kau inginkan? Berupa racun mematikan atau aku mengutuknya
terkena tetanus?”

Ajeng: “Semuanya aku serahkan padamu! Yang jelas aku ingin Kirana menderita!!”

Penyihir : “Baiklah, aku akan mengutuk Candra Kirana sehingga dia tidak dapat menikah
denganRaden Inu”

Ajeng : “Terimakasih atas bantuanmu, senang bekerja sama dengan penyihirSepertimu. Ini uang
sebagai upah awal untukmu. Nanti jika kutukanmu berhasil, aku akanmemberikan lebih banyak lagi”

Penyihir : “Tentu saja! Sekarang aku akan mempersiapkan kutukan untuknya”

Ajeng : “Akan kutunggu kabar darimu, penyihir! Sampai jumpa!”

ADEGAN 3

Candra Kirana merasa sangat sedih dan ia pun meninggalkan istana. Ia berjalan menuju ke pantai
danbertemu si Penyihir.
Penyihir : “Hwahahahaha!! Halo, Candra Kirana! Apa kabarmu? Kelihatannya kau sangat sedih

hari ini? Hwahahaha…”

Kirana : “Siapa kau? Apa urusanmu denganku?”

Penyihir : “Diam! Aku ke sini untuk mengutukmu menjadi keong!! Saudara macam manasaudarimu
itu hingga dia ingin aku mengutukmu!? Kau tahu, dia tidak setuju dengan pernikahanmu!
Hwahahaha!!”

Kirana : “Apa? Galuh Ajeng mau mengutukku?!”

Penyihir : “Memangnya siapa lagi saudarimu selain dia, dasar perempuan bodoh! Terima ini!
MASURI-SURI!! Hwahahaha!!”

Kirana : “AAAHHH!!!!” (Berubah jadi keong)

Penyihir : “Hwahahaha!!! Kau hanya akan menjadi manusia pada waktu siang hari, tapi
bilamenjelang malam, kau akan kembali menjadi keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kaubertemu
dengan Raden Inu!! Hwahahaha… Selamat tinggal!”

ADEGAN 4

Candra Kirana telah dikutuk menjadi keong mas dan Dewi galuh membuang nya begitu saja di pantai
Desa Dadapan. Tidak lama, datang seorang laki laki sedang mencari ikan di pantai. Dia menemukan
keongmas itu, dan membawanya pulang.

Kakek tua : “ Oh, keong yang sangat cantik!! Aku akan membawanya pulang!”

Kakek tua : “Hufh, sampai jam segini aku belum juga mendapatkan ikan. Aku harus mencari ikan lagi,
kalau tidak mendapat ikan, aku mau makan apa?”

Kirana : “Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi kan ada seorang perempuan yang membawaku.
Kasihan sekali ibu itu, untuk makan saja dia harus mencari ikan terlebih dahulu. Hmm, aku akan
membuatkan makanan untuknya.”

Dengan kemampuan yang dimiliki nya, Kirana membuatkan makanan-makanan lezat untuk
perempuan pemilik pondok ini. Selang beberapa menit saja, Kirana kembali ke pondok dan
menatamakanan yang dibelinya di atas meja. Ketika hari mulai menjelang malam, dan empunya
pondok belum juga pulang, Kirana harus kembali menjadi keong.

Kirana : “AAAAA!!!”

Tidak lama kemudian perempuan itu pulang ke pondok sambil marah-marah.

Kakek tua: “Sialan! Hari ini ikan-ikan pada kemana sih? Karena mereka aku tidak dapat makananhari
ini! Jika seperti ini, aku bisa makan apa!?...... Wow, darimana makanan ini datang?? Kelihatannya
lezat sekali!! Siapa yang berbaikhati memberikannya padaku ya? Sudahlah, yang penting sekarang
aku makan dulu.”

Keesokan harinya, Kirana kembali menyediakan makanan untuk perempuan penolongnya.

TapiKirana tidak tahu kalau hari ini dia akan pulang lebih cepat dari biasanya karena lagi-lagi
tidakmemperoleh ikan.
Kirana : “Mumpung ibu itu belum pulang lebih baik aku segera menyiapkan makanan untuknya"

Kakek tua: “Hah, siapa gadis itu?, Kau siapa??”

Kirana : (Menoleh kaget)

“Aku….aku…aku Candra Kirana.”

Kakek tua : “Apa? Candra Kirana? Yang benar saja?”

Kirana : “Iya, aku Candra Kirana putri Raja Daha.”

Kakek tua : “Kalau begitu, kenapa kau bisa ada di sini?”

Kirana : “Andalah yang membawaku ke sini. Aku adalah keong mas yang anda temukan kemarin”

Kakek tua : “Apa? Kau adalah keong mas itu? Bagaimana bisa?”

Kirana : “Aku dikutuk oleh seorang penyihir. Kutukan itu atas keinginan saudariku sendiri yang
cemburu padaku.”

Mbok Rondo : (Merasa iba) “Kasihan sekali dirimu, Nak… kakek tidak tahu saudara macam apa
saudarimu itu hingga tega ingin mengutukmu. Tapi namanya manusia jika sudahcemburu, apapun
bisa dilakukan! Huh, cemburu memang membingungkan, juga dapat membuat orang menderita. Ya,
sudah…sementara kauboleh tinggal di sini, Nak…”

Kirana : “ Terimakasih kek"

ADEGAN 5

ADEGAN 6

Setelah itu Raden Inu mengembara mencari Candra Kirana. Hingga akhirnya Ia tiba di suatu
Desa,karena lelah, ia mampir ke sebuah pondok yang ada di dekatnya.

Raden Inu : “Ah,di sana ada pondok! Mungkin aku bisa numpang istirahat di sana untuk sementara
waktu dan setidaknya aku mendapat seteguk air. Aku merasa lelah sekali setelah berjalan sejauh
ini.”(Menghampiri pondok itu), Permisi”

Kirana : “Iya, sebentar…”(Membuka pintu)

Raden Inu : “Loh, kau….Candra Kirana?”

Kirana : “Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”

Raden Inu : “Itu tidak penting. Yang jelas, aku gembira karena sudah menemukanmu. Berhari-
hariaku mencarimu. Ayo, pulang…Kebenaran sudah terungkap. Ayahmu sudah menunggu,ia tidak

sabar ingin bertemu denganmu.”

Kirana : “Terimakasih banyak, karena kau sudah menyelamatkanku.”

Kakek tua : “Siapa, Kirana?”

Kirana : “Oh, kakek...kenalkan ini adalah Raden Inu yang Kirana ceritakan waktu itu. Dia
menjemputKirana untuk pulang. Tapi, Kirana tidak tega meninggalkan ibu sendirian.”
Kakek tua : “Tidak apa-apa, Kirana. Kau pulanglah, pasti kau merindukan keluargamu.”

Raden Inu: “Begini saja, kakek akan kita bawa ke Istana dan hidup bersama kita bila kita nanti
menikah. Kakek, ayo kita pergi ke Kerajaan Daha.”

Mereka bertiga pun kembali ke Istana kerajaan Daha. Tidak lama kemudian, Raden Inu danCandra
Kirana menikah, mereka hidup bahagia selamanya.

Anda mungkin juga menyukai