SURAT EDARAN
NOMOR SE-01/PJ/2022
TENTANG
NASKAH DINAS YANG DIGUNAKAN SEBAGAI KORESPONDENSI INTERNAL
DALAM PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK
ATAS JUMLAH PAJAK YANG MASIH HARUS DIBAYAR
A. Umum
Dalam rangka melaksanakan kegiatan Penagihan Pajak yang meliputi pelaksanaan
Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus, Surat Teguran, Surat Peringatan atau
surat lain yang sejenis, penerbitan dan pemberitahuan Surat Paksa, pelaksanaan
Penyitaan, Penjualan barang sitaan yang dilakukan secara lelang atau dikecualikan dari
Penjualan secara lelang, Pencegahan, dan Penyanderaan, telah diterbitkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.03/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan
Pajak atas Jumlah Pajak yang Masih Harus Dibayar (PMK Nomor 189/PMK.03/2020).
Oleh karena itu, guna melaksanakan ketentuan dalam PMK Nomor 189/PMK.03/2020
serta memberikan keseragaman dan kepastian hukum dalam penggunaan naskah dinas,
perlu disusun Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang Naskah Dinas yang Digunakan
sebagai Korespondensi Internal dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak atas Jumlah Pajak
yang Masih Harus Dibayar.
B. Maksud…
-2-
Surat Edaran Direktur Jenderal ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk mengenai
format naskah dinas yang digunakan sebagai korespondensi internal dalam
pelaksanaan Penagihan Pajak atas jumlah pajak yang masih harus dibayar di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
2. Tujuan
Surat Edaran Direktur Jenderal ini bertujuan agar terciptanya keseragaman format atas
naskah dinas yang digunakan sebagai korespondensi internal dalam pelaksanaan
Penagihan Pajak atas jumlah pajak yang masih harus dibayar sehingga terwujud
kepastian hukum dalam pelaksanaan Penagihan Pajak kepada Penanggung Pajak.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal ini adalah contoh format naskah dinas yang
digunakan sebagai korespondensi internal dalam pelaksanaan Penagihan Pajak atas
jumlah pajak yang masih harus dibayar.
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi
Undang-Undang;
2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 136 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penjualan Barang
Sitaan yang Dikecualikan dari Penjualan Secara Lelang dalam Rangka Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 137 Tahun 2000 tentang Tempat dan Tata Cara
Penyanderaan, Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak, dan Pemberian Ganti Rugi
Dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan;
10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 85/KMK.03/2002 tentang Tata Cara Penyitaan
Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Piutang dalam Rangka Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 23/PMK.03/2006 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 85/KMK.03/2002 tentang Tata Cara Penyitaan Kekayaan Penanggung Pajak
Berupa Piutang dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa;
11. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Nomor 294/KMK.03/2003/M-02.UM.09.01 Tahun 2003 tentang Tata Cara
Penitipan Penanggung Pajak yang Disandera di Rumah Tahanan Negara dalam
Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.03/2017 tentang Petunjuk Teknis
Mengenai Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 19/PMK.03/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 70/PMK.03/2017 tentang Petunjuk Teknis Mengenai Akses Informasi Keuangan
untuk Kepentingan Perpajakan;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.03/2020 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Pajak atas Jumlah Pajak yang Masih Harus Dibayar.
E. Materi…
-4-
E. Materi
1. Surat Edaran Direktur Jenderal ini berisikan daftar dan contoh format naskah dinas
yang digunakan sebagai korespondensi internal dalam pelaksanaan tindakan
Penagihan Pajak, yaitu:
a. pelaksanaan Surat Paksa;
b. Pemblokiran;
c. Penyitaan;
d. penjualan secara Lelang;
e. penjualan yang dikecualikan dari penjualan secara Lelang;
f. Pencegahan; dan
g. Penyanderaan.
2. Daftar atas seluruh contoh format naskah dinas yang digunakan sebagai korespondensi
internal dalam pelaksanaan Penagihan Pajak atas jumlah pajak yang masih harus
dibayar adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf A.
3. Seluruh contoh format naskah dinas yang digunakan sebagai korespondensi internal
dalam pelaksanaan Penagihan Pajak atas jumlah pajak yang masih harus dibayar
adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf B sampai dengan huruf BA.
4. Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur
Jenderal ini.
F. Penutup
Surat Edaran Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Demikian Surat Edaran Direktur Jenderal ini disampaikan untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Januari 2022
DIREKTUR JENDERAL,
SURYO UTOMO
Kp.: PJ.04/PJ.045/2022
LAMPIRAN
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor : SE-01/PJ/2022
Tanggal : 12 Januari 2022
Lainnya
41. Nota Dinas hal Permohonan Izin Perpanjangan Penyanderaan AP
Penanggung Pajak
42. Nota Dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan hal Permohonan AQ
Izin Perpanjangan Penyanderaan Penanggung Pajak
43. Nota Dinas Direktur Jenderal Pajak hal Permohonan Izin AR
Perpanjangan Penyanderaan Penanggung Pajak
44. Nota Dinas hal Permohonan Rekomendasi Pelepasan Sandera AS
dengan Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan
45. Nota Dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan hal Permohonan AT
Rekomendasi Pelepasan Sandera dengan Pertimbangan Tertentu
Menteri Keuangan
46. Nota Dinas Direktur Jenderal Pajak hal Permohonan Rekomendasi AU
Pelepasan Sandera dengan Pertimbangan Tertentu Menteri
Keuangan
47. Rekapitulasi Pengurangan Utang Pajak AV
48. Salinan Dokumen Penagihan AW
49. Berita Acara Hilang, Rusak, atau Tidak Ditemukannya Surat Terkait AX
Penagihan Pajak
50. Laporan Hasil Penelusuran Aset AY
51. Laporan Penelitian AZ
52. Nota Dinas Penyerahan Lembar Penelitian atas Wajib Pajak yang BA
Berpindah Ke KPP Lain dan/atau Berita Acara Penyerahan Barang
Sitaan/Agunan Sehubungan Perpindahan Wajib Pajak dan
Lampiran (Lembar Penelitian atas Wajib Pajak yang Berpindah Ke
KPP Lain dan Berita Acara Penyerahan Barang Sitaan/Agunan
Sehubungan Perpindahan Wajib Pajak)
-8-
bergerak
...........(20)............ ...........(21).............. Rp/USD*).......................(22)
............................. ............................... Rp/USD*) .......................
............................. ............................... Rp/USD*) .......................
NOTA DINAS
NOMOR ……………………. (2)
……………………. (15)
Tembusan:
Kepala Kantor Wilayah DJP…………………….(16)
……………………………….………………(1)
NOTA DINAS
NOMOR …………………….(2)
Yth. : ……………………………………………………..(3)
Dari : ……………………………………………………..(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Permintaan Bantuan Pelaksanaan Pemberitahuan Surat Paksa di Luar
Wilayah Kerja atau Kota Tempat Kedudukan Kantor Pejabat
Tanggal : ………………………………………(5)
Demikian nota dinas ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami
ucapkan terima kasih.
.................................... (19)
Tembusan:
1. ……………………(20)
2. ……………………(21)
Kp.: ………..(22)
-14-
LAMPIRAN
Nota Dinas …………..(4)
Nomor :……………...(2)
Tanggal : ……………..(5)
.................................... (19)
-15-
NOTA DINAS
NOMOR …………………….(2)
Yth. : ……………………………………………………..(3)
Dari : ……………………………………………………..(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Penyampaian Informasi Pelaksanaan Pemberitahuan Surat Paksa
sehubungan dengan Permintaan Bantuan
Tanggal : ………………………………………(5)
Sehubungan dengan Nota Dinas……. (3) Nomor…… (6) tanggal….. (7) hal Permintaan
Bantuan Pelaksanaan Pemberitahuan Surat Paksa di Luar Wilayah Kerja atau Kota Tempat
Kedudukan Kantor Pejabat dan pelaksanaan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997
tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2000 dan Pasal 18 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
189/PMK.03/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak atas Jumlah Pajak yang
Masih Harus Dibayar, dengan ini kami informasikan bahwa pelaksanaan pemberitahuan Surat
Paksa atas Wajib Pajak:
nama : ......................................................... (8)
NPWP : ......................................................... (9)
alamat : ......................................................... (10)
kepada Penanggung Pajak dengan identitas sebagai berikut:
nama : ......................................................... (11)
NPWP : ......................................................... (12)
pekerjaan/jabatan : ......................................................... (13)
alamat : ......................................................... (14)
nomor identitas : ......................................................... (15)
telah dilakukan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa dan
Laporan Pelaksanaan Surat Paksa sebagaimana terlampir. Pertanyaan lebih lanjut terkait
pelaksanaan pemberitahuan Surat Paksa dapat menghubungi Jurusita Pajak (….…(16)/……
(17)) dan/atau Kepala Seksi ….(18) (……(19)/……(20)).
Demikian nota dinas ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami
ucapkan terima kasih.
................................... (21)
Tembusan:
1. ……………………(22)
2. ……………………(23)
-18-
Kp.: ………..(24)
-19-
LAMPIRAN
Nota Dinas …………..(4)
Nomor :……………...(2)
Tanggal : ……………..(5)
Berita Acara
Laporan Pelaksanaan Surat
Surat Paksa Pemberitahuan
No. Paksa
Surat Paksa
Nomor Tanggal Nomor Tanggal Nomor Tanggal
(25) (26) (27) (28) (29) (30) (31)
.................................... (21)
-20-
Angka (26) : Diisi dengan nomor Surat Paksa yang telah dibantu dalam pelaksanaan
pemberitahuannya.
Angka (27) : Diisi dengan tanggal Surat Paksa yang telah dibantu dalam pelaksanaan
pemberitahuannya.
Angka (28) : Diisi dengan nomor Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa atas Surat Paksa
yang telah dibantu dalam pelaksanaan pemberitahuannya.
Angka (29) : Diisi dengan tanggal Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa atas Surat Paksa
yang telah dibantu dalam pelaksanaan pemberitahuannya kepada Penanggung
Pajak.
Angka (30) : Diisi dengan nomor Laporan Pelaksanaan Surat Paksa atas Surat Paksa yang
telah dibantu dalam pelaksanaan pemberitahuannya.
Angka (31) Diisi dengan tanggal Laporan Pelaksanaan Surat Paksa atas Surat Paksa yang
telah dibantu dalam pelaksanaan pemberitahuannya.
-22-
F. Contoh Format Nota Dinas Penyampaian Informasi Pelaksanaan Penyitaan di Luar
Kota Tempat Kedudukan Kantor Pejabat tetapi Masih dalam Wilayah Kerjanya
……………………………….………………(1)
NOTA DINAS
NOMOR …………………….(2)
Yth. : ……………………………………………………..(3)
Dari : ……………………………………………………..(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : -
Hal : Penyampaian Informasi Pelaksanaan Penyitaan di Luar Kota Tempat
Kedudukan Kantor Pejabat tetapi Masih dalam Wilayah Kerjanya
Tanggal : ………………………………………(5)
Sehubungan dengan Pasal 19 ayat (4) huruf b Peraturan Menteri Keuangan Nomor
189/KMK.3/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak atas Utang Pajak yang
Masih Harus Dibayar, dengan ini kami informasikan bahwa kami akan melakukan tindakan
penagihan berupa pelaksanaan Sita terhadap:
……………………. (14)
Tembusan:
...........................................(15)
NOTA DINAS
NOMOR ……………………. (2)
Yth. : ………………………………………………(3)
Dari : ………………………………………………(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Permintaan Bantuan Pelaksanaan Penyitaan di Luar Wilayah Kerja
Pejabat atau Kota Tempat Kedudukan Kantor Pejabat
Tanggal : ……………………………………… (5)
.................................... (22)
-26-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS PERMINTAAN BANTUAN PELAKSANAAN
PENYITAAN DI LUAR WILAYAH KERJA PEJABAT ATAU KOTA TEMPAT KEDUDUKAN
KANTOR PEJABAT
NOTA DINAS
NOMOR ……………………. (2)
Yth. : ……………………………………………………..(3)
Dari : ……………………………………………………..(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Penyampaian Informasi Pelaksanaan Penyitaan Sehubungan dengan
Permintaan Bantuan
Tanggal : ……………………………………… (5)
Sehubungan dengan Nota Dinas ……..……. (3) Nomor…… (6) tanggal….. (7) hal
Permintaan Bantuan Pelaksanaan Penyitaan di Luar Wilayah Kerja Pejabat atau Kota Tempat
Kedudukan Kantor Pejabat dan pelaksanaan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997
tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2000 dan Pasal 18 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
189/PMK.03/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak atas Jumlah Pajak yang
Masih Harus Dibayar, dengan ini kami informasikan bahwa pelaksanaan penyitaan atas Wajib
Pajak:
nama : ......................................................... (8)
NPWP : ......................................................... (9)
alamat : ......................................................... (10)
kepada pemilik barang sitaan dengan identitas sebagai berikut:
nama : ......................................................... (11)
NPWP : ......................................................... (12)
pekerjaan/jabatan : ......................................................... (13)
alamat : ......................................................... (14)
nomor identitas : ......................................................... (15)
Informasi Lainnya*)
Hubungan dengan Penanggung Pajak : …………………(16)
Nama Penanggung Pajak : …………………(17)
NPWP Penanggung Pajak : …………………(18)
telah dilakukan dengan perincian serta Berita Acara Pelaksanaan Sita sebagaimana terlampir.
Pertanyaan lebih lanjut terkait pelaksanaan Penyitaan dapat menghubungi Jurusita Pajak (….…
(19)/……(20)) dan/atau Kepala Seksi……. (21) (……(22)/……(23)).
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
................................... (24)
Tembusan:
1. ……………………(25)
2. ……………………(26)
*) Informasi lainnya hanya dicantumkan dan diisi apabila pihak yang barangnya disita bukan
Penanggung Pajak.
Kp.:……. (27)
-29-
-30-
LAMPIRAN
Nota Dinas …….…...…(4)
Nomor :……………...(2)
Tanggal : ……………..(5)
…
……...................... (24)
-31-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS PENYAMPAIAN INFORMASI PELAKSANAAN
PENYITAAN SEHUBUNGAN DENGAN PERMINTAAN BANTUAN PELAKSANAAN
PENYITAAN DI LUAR WILAYAH KERJA ATAU KOTA TEMPAT KEDUDUKAN KANTOR
PEJABAT
NOTA DINAS
NOMOR ……………………. (2)
Yth. : ……………………………………………………..(3)
Dari : ……………………………………………………..(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Permintaan Bantuan Pelaksanaan Permintaan Pencabutan Blokir dan
Pemindahbukuan/Penyampaian Permintaan Pencabutan Blokir dan
Pemindahbukuan dan Pencabutan Sita*) Harta Kekayaan yang
Tersimpan pada LJK Sektor Perbankan/LJK Sektor
Perasuransian/LJK Lainnya/Entitas Lain*) di Luar Wilayah Kerja atau
Kota Tempat Kedudukan Kantor Pejabat
Tanggal : ……………………………………… (5)
.................................... (21)
Tembusan:
1................................ (22)
2................................ (23)
*) Dipilih yang sesuai.
Kp.:……. (24)
-34-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS PERMINTAAN BANTUAN PELAKSANAAN
PERMINTAAN PENCABUTAN BLOKIR DAN PEMINDAHBUKUAN DAN/ATAU PENCABUTAN
SITA HARTA KEKAYAAN YANG TERSIMPAN PADA LJK SEKTOR PERBANKAN/LJK
SEKTOR PERASURANSIAN/LJK LAINNYA/ENTITAS LAIN DI LUAR WILAYAH KERJA ATAU
KOTA TEMPAT KEDUDUKAN KANTOR PEJABAT
NOTA DINAS
NOMOR ……………………. (2)
Yth. : ……………………………………………………..(3)
Dari : ……………………………………………………..(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Permintaan Bantuan Pelaksanaan Permintaan Pencabutan Blokir dan
Pencabutan Sita Harta Kekayaan yang Tersimpan pada LJK Sektor
Perbankan/LJK Sektor Perasuransian/LJK Sektor Pasar Modal/LJK
Lainnya/Entitas Lain*) di Luar Wilayah Kerja atau Kota Tempat Kedudukan
Kantor Pejabat
Tanggal : ……………………………………… (5)
.................................... (24)
Tembusan:
1............................... (25)
2............................... (26)
*) Dipilih yang sesuai
Kp.:……. (27)
-37-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS PERMINTAAN BANTUAN PELAKSANAAN
PERMINTAAN PENCABUTAN BLOKIR DAN PENCABUTAN SITA HARTA KEKAYAAN YANG
TERSIMPAN PADA LJK SEKTOR PERBANKAN/LJK SEKTOR PERASURANSIAN/ LJK
SEKTOR PASAR MODAL/LJK LAINNYA/ENTITAS LAIN DI LUAR WILAYAH KERJA ATAU
KOTA TEMPAT KEDUDUKAN KANTOR PEJABAT
NOTA DINAS
NOMOR ……………………. (2)
Yth. : ………………………………………………(3)
Dari : ………………………………………………(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Permintaan Bantuan Pelaksanaan Penjualan Barang Sitaan Secara
Lelang di Luar Wilayah Kerja atau di Luar Kota Tempat Kedudukan
Kantor Pejabat
Tanggal : ……………………………………… (5)
.................................... (31)
Tembusan:
1. …………………...(32)
2. ……………………(33)
*) Informasi lainnya hanya dicantumkan dan diisi apabila pihak yang barangnya disita bukan
Penanggung Pajak
Kp.:……. (34)
-41-
NOTA DINAS
NOMOR ……………………. (2)
Yth. : ……………………………………………………..(3)
Dari : ……………………………………………………..(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Penyampaian Informasi Pelaksanaan Penjualan Barang Sitaan Secara
Lelang Sehubungan dengan Permintaan Bantuan
Tanggal : ……………………………………… (5)
telah dilakukan dengan perincian serta Salinan Risalah Lelang sebagaimana terlampir.
Pertanyaan lebih lanjut terkait pelaksanaan barang secara lelang dapat menghubungi Jurusita
Pajak (….…(18)/……(19)) dan/atau Kepala Seksi……. (20) (……(21)/……(22)).
Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
................................... (23)
Tembusan:
1. ……………………(24)
2. ……………………(25)
*) Informasi lainnya hanya dicantumkan dan diisi apabila pihak yang barangnya disita bukan
Penanggung Pajak
Kp.:……. (26)
-44-
LAMPIRAN
Nota Dinas …….……(4)
Nomor :……………...(2)
Tanggal : ……………..(5)
Jenis
Surat Penetapan
dan Tanggal Risalah Lelang Hasil Keterangan
Jadwal Lelang
No. Lokasi Pelaksanaan Lelang
Barang Tanggal Lelang Tanggal (Rp)
Sitaan Nomor Nomor
1 (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34)
2
Dst
Total (35)
……...................... (23)
-45-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS PENYAMPAIAN INFORMASI PELAKSANAAN
PENJUALAN BARANG SITAAN SECARA LELANG SEHUBUNGAN DENGAN PERMINTAAN
BANTUAN PELAKSANAAN PENJUALAN BARANG SITAAN SECARA LELANG DI LUAR
WILAYAH KERJA ATAU KOTA TEMPAT KEDUDUKAN KANTOR PEJABAT
NOTA DINAS
NOMOR ……………………. (2)
Yth. : ………………………………………………(3)
Dari : ………………………………………………(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : ……………………………………………….(5)
Hal : Permintaan Bantuan Pelaksanaan Penjualan Barang Sitaan yang
Penjualannya Dikecualikan dari Penjualan Secara Lelang di Luar
Wilayah Kerja atau Kota Tempat Kedudukan Kantor Pejabat Selain
Pemindahbukuan Harta Kekayaan yang Tersimpan pada LJK
Tanggal : ……………………………………… (6)
.................................... (32)
*) Informasi lainnya hanya dicantumkan dan diisi apabila pihak yang barangnya disita bukan
Penanggung Pajak
Tembusan:
1. …………………...(33)
2. …………………….(34)
Kp.:……. …………..(35)
-49-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS PERMINTAAN BANTUAN PELAKSANAAN
PENJUALAN BARANG SITAAN YANG PENJUALANNYA DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN
SECARA LELANG DI LUAR WILAYAH KERJA ATAU KOTA TEMPAT KEDUDUKAN KANTOR
PEJABAT SELAIN PEMINDAHBUKUAN HARTA KEKAYAAN YANG TERSIMPAN PADA LJK
SEKTOR PERBANKAN, LJK SEKTOR PERASURANSIAN, LJK LAINNYA, DAN/ATAU
ENTITAS LAIN
NOTA DINAS
NOMOR ……………………. (2)
Yth. : ……………………………………………………..(3)
Dari : ……………………………………………………..(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Penyampaian Informasi Pelaksanaan Penjualan Barang Sitaan yang
Penjualannya Dikecualikan dari Penjualan Secara Lelang Selain
Pemindahbukuan Harta Kekayaan yang Tersimpan pada LJK
Sehubungan dengan Permintaan Bantuan
Tanggal : ……………………………………… (5)
telah dilakukan dengan perincian dan Berita Acara sebagaimana terlampir. Pertanyaan lebih
lanjut terkait pelaksanaan penjualan barang sitaan dapat menghubungi Jurusita Pajak (….…
(18)/……(19)) dan/atau Kepala Seksi……. (20) (……(21)/……(22)).
Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
................................... (23)
Tembusan:
1. ……………………(24)
2. ……………………(25)
*) Informasi lainnya hanya dicantumkan dan diisi apabila pihak yang barangnya disita bukan
Penanggung Pajak
Kp.:……. (26)
-53-
LAMPIRAN
Nota Dinas …….……(4)
Nomor :……………...(2)
Tanggal : ……………..(5)
… ……...................... (23)
-54-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS PENYAMPAIAN INFORMASI PELAKSANAAN
PENJUALAN BARANG SITAAN YANG PENJUALANNYA DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN
SECARA LELANG SELAIN PEMINDAHBUKUAN HARTA KEKAYAAN YANG TERSIMPAN
PADA LJK SEKTOR PERBANKAN, LJK SEKTOR PERASURANSIAN, LJK LAINNYA,
DAN/ATAU ENTITAS LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PERMINTAAN BANTUAN
PELAKSANAAN PENJUALAN BARANG SITAAN DI LUAR WILAYAH KERJA ATAU KOTA
TEMPAT KEDUDUKAN KANTOR PEJABAT
NOTA DINAS
NOMOR ……………………….. (2)
Sehubungan dengan telah dilakukan penyitaan sebagai jaminan pelunasan Utang Pajak
dari Wajib Pajak/Penanggung Pajak, bersama ini kami sampaikan ……………. (7)
(…………………(8)) berkas penyitaan sebagai bahan yang diperlukan untuk persiapan
pelelangan dari barang milik:
1. Nama : ……………………………… (9)
NPWP : ……………………………… (10)
Alamat : ……………………………… (11)
Barang-barang yang disita adalah
1) …………………….… (12) terletak di …………………….... (13)
2) …………………….… (12) terletak di …………………….... (13)
3) dst.
2. Nama : ……………………………… (9)
NPWP : ……………………………… (10)
Alamat : ……………………………… (11)
Barang-barang yang disita adalah
1) …………………….… (12) terletak di …………………….... (13)
2) …………………….… (12) terletak di …………………….... (13)
3) dst.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dimohon bantuannya untuk menetapkan jadwal dan
tempat pelaksanaan lelang agar kami dapat mengumumkan pelaksanaan lelang kepada
masyarakat.
Demikian nota dinas ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami
ucapkan terima kasih.
..................................(14)
NOTA DINAS
NOMOR ……………………….. (2)
(………………………………………………………………………………………. (16))
Demikian nota dinas ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerja sama Saudara
diucapkan terimakasih.
..................................(17)
NOTA DINAS
NOMOR ……………………….. (2)
..................................(13)
Tembusan:
…………………………….. (14)
B. Penanggung Pajak pada huruf A yang telah dicegah berdasarkan ketetapan pada
poin II sebanyak .. (…) orang, terdiri atas (20):
C. Penanggung Pajak pada huruf A yang diusulkan Pencegahan sebanyak .. (...) orang,
terdiri atas (21):
No Nama NPWP
1
2 Dst
No Uraian Hasil
1 Himbauan
2 Konseling
3 Tindakan Penagihan
Persuasif Lainnya
No Uraian Hasil
1 Surat Teguran
2 Surat Paksa
3 Pemblokiran
4 Penyitaan
5 Penjualan Barang yang Disita
6 Tindakan Penagihan Aktif
Lainnya
-65-
-66-
Jenis Hasil
SKP atau STP Upaya Keputusan/Putusan Keputusan/Put
No Hukum usan
.....................,(25)
-67-
PETUNJUK PENGISIAN IKHTISAR USULAN PENCEGAHAN PENANGGUNG PAJAK
BEPERGIAN KE LUAR NEGERI
Angka (1) : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka (2) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak wajib pajak.
Angka (3) : Diisi dengan alamat wajib pajak.
Angka (4) : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak atau unit organisasi yang
mengusulkan gelar perkara Pencegahan.
Angka (5) : Diisi dengan kode dan uraian KLU wajib pajak.
Angka (6) : Diisi dengan grup usaha atau kelompok bisnis wajib pajak.
Angka (7) : Diisi dengan nomor, nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat,
pekerjaan/jabatan kepengurusan Wajib Pajak, komposisi kepemilikan
saham/permodalan, dan jenis dan tanggal dokumen sumber data
kepengurusan dan/atau kepemilikan saham
Angka (8) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak.
Angka (9) : Diisi dengan nama alias/nama lain Penanggung Pajak.
Angka (10) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Penanggung Pajak.
Angka (11) : Diisi dengan tempat dan tanggal lahir/umur Penanggung Pajak.
Angka (12) : Diisi dengan pekerjaan/jabatan Penanggung Pajak.
Angka (13) : Diisi dengan alamat Penanggung Pajak.
Angka (14) : Diisi dengan alamat lain Penanggung Pajak.
Angka (15) : Diisi dengan jenis kelamin Penanggung Pajak.
Angka (16) : Diisi dengan kewarganegaraan Penanggung Pajak.
Angka (17) : Diisi dengan nomor KTP Penanggung Pajak.
Angka (18) : Diisi dengan nomor paspor Penanggung Pajak.
Angka (19) : Diisi dengan nomor identitas lainnya Penanggung Pajak.
Angka (20) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak yang telah dicegah dan nomor
KMK Pencegahannya.
Angka (21) : Diisi dengan nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak Penanggung Pajak
yang diusulkan pencegahan.
Angka (22) : Diisi dengan nomor ketetapan, tanggal ketetapan, nilai ketetapan saldo
utang pajak yang dijadikan dasar usulan Pencegahan.
Angka (23) : Diisi dengan tindakan persuasif yang telah dilakukan dan hasilnya.
Angka (24) : Diisi dengan tindakan aktif yang telah dilakukan dan hasilnya.
Angka (25) : Diisi dengan nama dan tanda tangan Pejabat.
-68-
S. Contoh Format Nota Dinas Permintaan Pelaksanaan Gelar Perkara Pencegahan
……………………………….………………(1)
NOTA DINAS
NOMOR …………………….(2)
Yth. : ……………………………………………………..(3)
Dari : ……………………………………………………..(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Permintaan Pelaksanaan Gelar Perkara Pencegahan
Tanggal : ………………………………………(5)
Sehubungan dengan pelaksanaan Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31 dan Pasal 32 Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000, dengan ini kami mengajukan
permintaan pelaksanaan gelar perkara Pencegahan Penanggung Pajak bepergian ke luar
negeri dengan identitas sebagai berikut:
I. Wajib Pajak
Nama : ......................................................... (6)
NPWP : ......................................................... (7)
Alamat : ......................................................... (8)
Utang Pajak : ......................................................... (9)
.................................... (12)
Kp.: …………..(13)
-70-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS PERMINTAAN PELAKSANAAN GELAR PERKARA
PENCEGAHAN
………………..(8),
………………..(9)
-73-
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR KELENGKAPAN DATA PENCEGAHAN
Angka (1) : Diisi dengan nomor ND Permintaan Gelar Perkara Pencegahan.
Angka (2) : Diisi dengan tanggal ND Permintaan Gelar Perkara Pencegahan.
Angka (3) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang Penanggung Pajaknya diusulkan
Pencegahan.
Angka (4) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang Penanggung Pajaknya diusulkan
Pencegahan.
Angka (5) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak yang Penanggung
Pajaknya diusulkan Pencegahan.
Angka (6) : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak atau unit organisasi yang
mengusulkan gelar perkara Pencegahan.
Angka (7) : Diisi dengan nomor, nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, tempat dan
tanggal lahir, Pekerjaan/Jabatan dan Jenis Kelamin Penanggung Pajak.
Angka (8) : Diisi dengan nama jabatan Pejabat yang menandatangani.
Angka (9) : Diisi dengan nama dan tanda tangan Pejabat.
-74-
U. Contoh Format Undangan Gelar Perkara dalam Rangka Pencegahan
……………………………….………………(1)
Demikian undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja samanya, kami
ucapkan terima kasih.
............................,
................................ (11)
Kp.: …………..(12)
-75-
LAMPIRAN
Surat Undangan…………………….. (14)
Nomor : …………………….. (2)
Tanggal : …………………….. (3)
1. …………………………………………………
2. …………………………………………………
3. dst (13)
...........................,
....................... (11)
-76-
PETUNJUK PENGISIAN UNDANGAN GELAR PERKARA DALAM RANGKA PENCEGAHAN
……………………………….………………(1)
Pada hari ini, ………. (3) tanggal ………. (4) bulan…………….(5) tahun……………(6),
bertempat di ………. (7), telah dilaksanakan gelar perkara usulan Pencegahan atas
Penanggung Pajak dari Wajib Pajak berikut:
HASIL PEMBAHASAN
1. susunan pengurus berdasarkan sumber dokumen adalah (13):
Komposisi
Pekerjaan/ Sumber
No Nama NPWP Alamat Kepemilikan
Jabatan Data
Lembar Rp %
1
2
3 dst
REKOMENDASI*)
Penanggung Pajak sebagaimana pada angka 5 direkomendasikan untuk
diusulkan Pencegahan
……………………………. (37)
………………. Kepala Seksi ………….(38) Jurusita Pajak
…………………………….. (40)
………………….. …………………….. ……………………… ……………………...
Mengetahui,
……………………….,
……………….... (42)
……………………………….………………(1)
NOTA DINAS
Nomor …………………….. (2)
Sehubungan dengan pelaksanaan Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 32 Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000, dengan ini kami
mengajukan permintaan Pencegahan Penanggung Pajak bepergian ke luar negeri dengan
rincian sebagai berikut:
I. Wajib Pajak
Nama : …………………………………(4)
NPWP : …………………………………(6)
Alamat : …………………………………(7)
II. Penanggung Pajak (8)
No Nama NPWP Tempat, Pekerjaan / Jenis Kelamin
Tanggal Lahir Jabatan
1 .............. .............. .............. .............. ..............
2 .............. .............. .............. .............. ..............
3 dst
Permintaan Pencegahan Penanggung Pajak bepergian ke luar negeri tersebut
berdasarkan pertimbangan karena Penanggung Pajak diragukan iktikad baiknya untuk
melunasi Utang Pajak sebesar ..................................(9) (........................................)(10)
Demikian nota dinas ini kami sampaikan untuk diproses lebih lanjut. Informasi lebih
lanjut terkait permintaan Pencegahan tersebut, dapat menghubungi Jurusita Pajak (..............
(11)/...............(12)) dan/atau Kepala Seksi...................(13) (.............(14)/............(15))
………………………(16)
Tembusan:
…………………………(17)
Kp.: …………..(18)
-84-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS PERMINTAAN PENCEGAHAN
NOTA DINAS
NOMOR ……………………….(1)
Yth. : Direktur Pemeriksaan dan Penagihan
Dari : Kepala Subdirektorat Penagihan
Sifat : Sangat Segera dan Rahasia
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Pencegahan terhadap Penanggung Pajak dari Wajib Pajak …..………..(2)
Tanggal : ……………………….(3)
………………..(11)
Kp.: …………..(12)
-86-
Angka (1) : Diisi dengan nomor nota dinas Kepala Subdirektorat Penagihan.
Angka (2) : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka (3) : Diisi dengan tanggal nota dinas Kepala Subdirektorat Penagihan.
Angka (4) : Diisi dengan nama jabatan dan unit organisasi yang mengajukan
permintaan Pencegahan.
Angka (5) : Diisi dengan nomor nota dinas permintaan Pencegahan.
Angka (6) : Diisi dengan tanggal nota dinas permintaan Pencegahan.
Angka (7) : Diisi dengan tanggal diterima surat permintaan Pencegahan.
Angka (8) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak.
Angka (9) : Diisi dengan nominal Utang Pajak yang menjadi dasar usulan Pencegahan.
Angka (10) : Diisi dengan terbilang Utang Pajak yang menjadi dasar usulan
Pencegahan.
Angka (11) : Diisi dengan nama dan tanda tangan Kepala Subdirektorat Penagihan.
Angka (12) : Diisi dengan kode penunjuk sesuai dengan ketentuan tata naskah dinas.
-87-
Y. Contoh Format Nota Dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan hal Pencegahan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DIREKTORAT PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN
JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 40-42, JAKARTA 12190
TELEPON (021) 5250208, 5251509; FAKSIMILE (021) 5203184; SITUS www.pajak.go.id
LAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN KRING PAJAK (021) 1500200
EMAIL pengaduan@pajak.go.id, informasi@pajak.go.id
NOTA DINAS
NOMOR ………………….(1)
nomor identitas
- KTP : …………………………………………(28)
- Paspor : …………………………………………(29)
- lainnya : …………………………………………(30)
b. dst.
3. Jangka waktu Pencegahan adalah selama 6 (enam) bulan.
4. Apabila Bapak tidak berpendapat lain, bersama ini disampaikan konsep:
a. Keputusan Menteri Keuangan RI tentang Penetapan Pencegahan Penanggung Pajak
Bepergian ke Luar Negeri; dan
b. Surat Menteri Keuangan RI kepada Menteri Hukum dan HAM RI tentang Keputusan
Menteri Keuangan tentang Penetapan Pencegahan Penanggung Pajak Bepergian ke
Luar Negeri;
untuk ditandatangani.
Demikian nota dinas ini kami sampaikan. Atas perhatian Direktur Jenderal Pajak, kami
ucapkan terima kasih.
…………………………..(31)
Kp.: …………..(32)
-89-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS DIREKTUR PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN HAL
PENCEGAHAN
Angka (1) : Diisi dengan nomor nota dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (2) : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka (3) : Diisi dengan tanggal nota dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (4) : Diisi dengan nama jabatan dan unit organisasi yang mengajukan permintaan
Pencegahan.
Angka (5) : Diisi dengan nomor nota dinas permintaan Pencegahan.
Angka (6) : Diisi dengan tanggal nota dinas permintaan Pencegahan.
Angka (7) : Diisi dengan tanggal diterima surat permintaan Pencegahan.
Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak milik Wajib Pajak.
Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak.
Angka (10) : Diisi dengan nominal Utang Pajak yang menjadi dasar usulan Pencegahan.
Angka (11) : Diisi dengan terbilang Utang Pajak yang menjadi dasar usulan Pencegahan.
Angka (12) : Diisi dengan nama unit organisasi DJP tempat dilaksanakannya gelar perkara.
Angka (13) : Diisi dengan nomor berita acara gelar perkara Pencegahan.
Angka (14) : Diisi dengan tanggal berita acara gelar perkara Pencegahan.
Angka (15) : Diisi dengan hasil penelusuran aset.
Angka (16) : Diisi dengan uraian tindakan dan hasil penagihan persuasif.
Angka (17) : Diisi dengan uraian tindakan dan hasil penagihan aktif.
Angka (18) : Diisi dengan pertimbangan lain direkomendasikannya Pencegahan.
Angka (19) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak.
Angka (20) : Diisi dengan nama alias/nama lain Penanggung Pajak.
Angka (21) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Penanggung Pajak.
Angka (22) : Diisi dengan tempat dan tanggal lahir Penanggung Pajak.
Angka (23) : Diisi dengan pekerjaan / jabatan Penanggung Pajak.
Angka (24) : Diisi dengan alamat Penanggung Pajak.
Angka (25) : Diisi dengan alamat lain Penanggung Pajak.
Angka (26) : Diisi dengan jenis kelamin Penanggung Pajak.
Angka (27) : Diisi dengan kewarganegaraan Penanggung Pajak.
Angka (28) : Diisi dengan nomor KTP Penanggung Pajak.
Angka (29) : Diisi dengan nomor paspor Penanggung Pajak.
Angka (30) : Diisi dengan nomor identitas lainnya Penanggung Pajak.
Angka (31) : Diisi dengan nama dan tanda tangan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (32) : Diisi dengan kode penunjuk sesuai dengan ketentuan tata naskah dinas.
-90-
Z. Contoh Format Nota Dinas Permintaan Perpanjangan Masa Pencegahan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
……………………………….………………(1)
NOTA DINAS
Nomor …………………….. (2)
Sehubungan dengan pelaksanaan Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 32 Undang-
undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000, dengan ini kami
mengajukan permintaan perpanjangan masa Pencegahan terhadap Penanggung Pajak dari
Wajib Pajak …..………..(4), dengan identitas sebagai berikut:
I. Wajib Pajak
nama Wajib Pajak : …………………………………(4)
NPWP : …………………………………(6)
Alamat : …………………………………(7)
II. Penanggung Pajak (8)
No Nama NPWP Tempat, Pekerjaan / Jenis Kelamin
Tanggal Lahir Jabatan
1 .............. .............. .............. .............. ..............
2 .............. .............. .............. .............. ..............
3 dst
Perpanjangan masa Pencegahan tersebut di atas diminta karena Utang Pajak yang
menjadi dasar penetapan Keputusan Menteri Keuangan Nomor .......................(9)
tanggal .....................(10) belum dilunasi oleh Penanggung Pajak sebesar ......................(11)
(................................) (12) (rincian terlampir).
Sebagai pendukung permintaan perpanjangan masa Pencegahan, bersama ini kami
lampirkan dokumen yang dipersyaratkan:
1. fotokopi Keputusan Menteri Keuangan (KMK) tentang Pencegahan Penanggung Pajak
sebelumnya;
2. rekapitulasi pengurang Utang Pajak yang menjadi dasar penetapan Pencegahan, yang
ditandatangani oleh Kepala Seksi Penagihan, dan dilampiri dengan bukti pengurang Utang
Pajak; dan
3. daftar sisa tagihan pajak; dan
4. dokumen lainnya.
-91-
Demikian nota dinas ini kami sampaikan untuk diproses lebih lanjut. Informasi lebih lanjut
terkait permintaan perpanjangan masa Pencegahan tersebut, mohon dapat menghubungi
Jurusita Pajak(..............(13)/...............(14)) dan/atau Kepala Seksi...................(15) (.............
(16)/............(17))
…………………………… (18)
Tembusan:
………………………………(19)
Kp.: …………..(20)
-92-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS PERMINTAAN PERPANJANGAN MASA
PENCEGAHAN
NOTA DINAS
NOMOR ……………………….(1)
Yth. : Direktur Pemeriksaan dan Penagihan
Dari : Kepala Subdirektorat Penagihan
Sifat : Sangat Segera dan Rahasia
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Perpanjangan Masa Pencegahan terhadap Penanggung Pajak dari
Wajib Pajak …..………..(2)
Tanggal : ……………………….(3)
………………..(12)
Kp.: …………..(13)
-94-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS KEPALA SUBDIREKTORAT PENAGIHAN HAL
PERPANJANGAN MASA PENCEGAHAN
Angka (1) : Diisi dengan nomor Nota Dinas Kepala Subdirektorat Penagihan.
Angka (2) : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka (3) : Diisi dengan tanggal nota dinas Kepala Subdirektorat Penagihan.
Angka (4) : Diisi dengan nama jabatan dan unit organisasi yang mengajukan
permintaan perpanjangan Pencegahan.
Angka (5) : Diisi dengan nomor nota dinas permintaan perpanjangan masa
Pencegahan.
Angka (6) : Diisi dengan tanggal nota dinas permintaan perpanjangan masa
Pencegahan.
Angka (7) : Diisi dengan tanggal diterima surat permintaan perpanjangan masa
Pencegahan.
Angka (8) : Diisi dengan nomor KMK Pencegahan yang diusulkan untuk diperpanjang.
Angka (9) : Diisi dengan tanggal KMK Pencegahan yang diusulkan untuk
diperpanjang.
Angka (10) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak.
Angka (11) : Diisi dengan tanggal berakhir KMK Pencegahan yang diusulkan untuk
diperpanjang.
Angka (12) : Diisi dengan nama dan tanda tangan Kepala Subdirektorat Penagihan.
Angka (13) : Diisi dengan kode penunjuk sesuai dengan ketentuan tata naskah dinas.
-95-
AB. Contoh Format Nota Dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan hal Perpanjangan
Masa Pencegahan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DIREKTORAT PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN
JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 40-42, JAKARTA 12190
TELEPON (021) 5250208, 5251509; FAKSIMILE (021) 5203104; SITUS www.pajak.go.id
LAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN KRING PAJAK (021) 1500200
EMAIL pengaduan@pajak.go.id, informasi@pajak.go.id
NOTA DINAS
NOMOR ………………….(1)
nomor identitas
- KTP : …………………………………………(25)
- Paspor : …………………………………………(26)
- lainnya : …………………………………………(27)
waktu perpanjangan masa Pencegahan adalah selama 6 (enam) bulan.
6. Apabila Direktur Jenderal Pajak tidak berpendapat lain, bersama ini disampaikan konsep:
a. Keputusan Menteri Keuangan RI tentang Perpanjangan masa Pencegahan
Penanggung Pajak Bepergian ke Luar Negeri; dan
b. Surat Menteri Keuangan RI kepada Menteri Hukum dan HAM RI tentang Keputusan
Menteri Keuangan tentang Penetapan Pencegahan dan/atau Perpanjangan masa
Pencegahan Penanggung Pajak Bepergian ke Luar Negeri;
untuk ditandatangani.
Demikian nota dinas ini kami sampaikan. Atas perhatian Direktur Jenderal Pajak,
kami ucapkan terima kasih.
………………….(28)
-97-
Kp.: …………..(29)
-98-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS DIREKTUR PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN HAL
PERPANJANGAN MASA PENCEGAHAN
Angka (1) : Diisi dengan nomor Nota Dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (2) : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka (3) : Diisi dengan tanggal nota dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (4) : Diisi dengan nama jabatan dan unit organisasi yang mengajukan
permintaan perpanjangan masa Pencegahan.
Angka (5) : Diisi dengan nomor nota dinas permintaan perpanjangan masa
Pencegahan.
Angka (6) : Diisi dengan tanggal nota dinas permintaan perpanjangan masa
Pencegahan.
Angka (7) : Diisi dengan tanggal diterima surat permintaan Pencegahan.
Angka (8) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak.
Angka (9) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak milik Wajib Pajak.
Angka (10) : Diisi dengan nomor KMK Pencegahan yang akan diperpanjang.
Angka (11) : Diisi dengan tanggal KMK Pencegahan yang akan diperpanjang.
Angka (12) : Diisi dengan nominal Utang Pajak KMK Pencegahan.
Angka (13) : Diisi dengan terbilang Utang Pajak KMK Pencegahan.
Angka (14) : Diisi dengan nominal Utang Pajak yang dijadikan dasar perpanjangan
Pencegahan.
Angka (15) : Diisi dengan terbilang Utang Pajak yang dijadikan dasar perpanjangan
Pencegahan.
Angka (16) : Diisi dengan tanggal berakhir KMK Pencegahan.
Angka (17) Diisi dengan nama alias/nama lain Penanggung Pajak.
Angka (18) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Penanggung Pajak.
Angka (19) : Diisi dengan tempat lahir, tanggal lahir dan umur Penanggung Pajak.
Angka (20) : Diisi dengan pekerjaan/jabatan Penanggung Pajak.
Angka (21) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak.
Angka (22) : Diisi dengan alamat rumah Penanggung Pajak.
Angka (23) : Diisi dengan jenis kelamin Penanggung Pajak.
Angka (24) : Diisi dengan kewarganegaraan Penanggung Pajak.
Angka (25) Diisi dengan nomor KTP Penanggung Pajak.
Angka (26) Diisi dengan nomor paspor Penanggung Pajak.
Angka (27) Diisi dengan nomor identitas lainnya Penanggung Pajak.
Angka (28) : Diisi dengan nama dan tanda tangan Direktur Pemeriksaan dan
Penagihan.
Angka (29) : Diisi dengan kode penunjuk sesuai dengan ketentuan tata naskah dinas.
-99-
AC. Contoh Format Nota Dinas Permintaan Pencabutan Pencegahan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
……………………………….………………(1)
NOTA DINAS
Nomor ……………………..(2)
Yth. : Direktur Jenderal Pajak
u.p. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan
Dari : ………………….(3)
Sifat : Segera dan Rahasia
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Permintaan Pencabutan Pencegahan terhadap Penanggung Pajak dari
Wajib Pajak……………….(4)
Tanggal : …………………………… (5)
Demikian nota dinas ini kami sampaikan untuk diproses lebih lanjut. Informasi lebih lanjut
terkait permintaan perpanjangan masa Pencegahan tersebut, mohon dapat menghubungi
Jurusita Pajak(..............(22)/...............(23)) dan/atau Kepala Seksi...................(24) (.............
(25)/............(26))
…………………… (27)
Tembusan:
…………………..(28)
Kp.: …………..(29)
-101-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS PERMINTAAN PENCABUTAN PENCEGAHAN
AD. Contoh Format Nota Dinas Kepala Subdirektorat Penagihan hal Pencabutan
Pencegahan
NOTA DINAS
Nomor ………………………..(1)
………………………..(11)
Kp.: …………..(12)
-103-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS KEPALA SUBDIREKTORAT PENAGIHAN HAL
PENCABUTAN PENCEGAHAN
Angka (1) : Diisi dengan nomor nota dinas Kepala Subdirektorat Penagihan.
Angka (2) : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka (3) : Diisi dengan tanggal nota dinas Kepala Subdirektorat Penagihan.
Angka (4) : Diisi dengan jabatan dan unit organisasi yang meminta pencabutan
Pencegahan.
Angka (5) : Diisi dengan nomor nota dinas permintaan pencabutan Pencegahan.
Angka (6) : Diisi dengan tanggal nota dinas permintaan pencabutan Pencegahan.
Angka (7) : Diisi dengan tanggal diterima surat permintaan pencabutan Pencegahan.
Angka (8) : Diisi dengan alasan dilakukan pencabutan Pencegahan.
Angka (9) : Diisi dengan nomor KMK Pencegahan atau perpanjangan masa
Pencegahan yang diusulkan untuk dicabut.
Angka (10) : Diisi dengan judul KMK Pencegahan atau perpanjangan masa Pencegahan
yang diusulkan untuk dicabut.
Angka (11) : Diisi dengan nama dan tanda tangan Kepala Subdirektorat Penagihan.
Angka (12) : Diisi dengan kode penunjuk sesuai dengan ketentuan tata naskah dinas.
-104-
AE Contoh Format Nota Dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan tentang
Pencabutan Pencegahan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DIREKTORAT PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN
JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 40-42, JAKARTA 12190
TELEPON (021) 5250208, 5251609; FAKSIMILE (021) 5203184; SITUS www.pajak.go.id
LAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN KRING PAJAK (021) 1500200
EMAIL pengaduan@pajak.go.id, informasi@pajak.go.id
NOTA DINAS
Nomor ...........................(1)
Yth. : Direktur Jenderal Pajak
Dari : Direktur Pemeriksaan dan Penagihan
Sifat : Sangat Segera dan Rahasia
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Pencabutan Pencegahan terhadap Penanggung Pajak dari Wajib Pajak
………………..(2)
Tanggal : …………………….(3)
.......................(16)
Kp.: …………..(17)
-105-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS DIREKTUR PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN
TENTANG PENCABUTAN PENCEGAHAN
Angka (1) : Diisi dengan nomor nota dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (2) : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka (3) : Diisi dengan tanggal nota dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (4) : Diisi dengan jabatan dan unit organisasi yang mengajukan permintaan
pencabutan Pencegahan.
Angka (5) : Diisi dengan nomor nota dinas permintaan pencabutan Pencegahan.
Angka (6) : Diisi dengan tanggal nota dinas permintaan pencabutan Pencegahan.
Angka (7) : Diisi dengan tanggal diterima surat permintaan pencabutan Pencegahan.
Angka (8) : Diisi dengan nomor KMK Pencegahan atau perpanjangan masa
Pencegahan yang dicabut.
Angka (9) : Diisi dengan judul KMK Pencegahan atau perpanjangan masa
Pencegahan yang dicabut.
Angka (10) : Diisi dengan unit kerja tempat Wajib Pajak terdaftar.
Angka (11) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak milik Wajib Pajak.
Angka (12) : Diisi dengan nominal Utang Pajak.
Angka (13) : Diisi dengan terbilang Utang Pajak.
Angka (14) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak.
Angka (15) : Diisi dengan alasan dilakukan pencabutan Pencegahan.
Angka (16) : Diisi dengan nama dan tanda tangan Direktur Pemeriksaan dan
Penagihan.
Angka (17) : Diisi dengan kode penunjuk sesuai dengan ketentuan tata naskah dinas.
-106-
AF. Contoh Format Ikhtisar Usulan Penyanderaan
1. Nama : ………………………………..(1)
2. NPWP : ………………………………..(2)
3. Alamat : ………………………………..(3)
4. KPP*) : ………………………………..(4)
5. KLU : ………………………………..(5)
6. Kelompok usaha/grup : ………………………………..(6)
usaha
7. Kepengurusan dan Historis
Pencegahan (7) :
Komposisi
KMK
Pekerjaan/ Kepemilikan Sumber
No Nama NPWP Alamat Pencegaha
Jabatan Lemba Rp % Data
n
r
1.
2.
dst.
Jumlah
*) Dapat disesuaikan dengan unit organisasi lain yang mengusulkan gelar perkara
Pencegahan
II. Data Penanggung Pajak dan Usulan Utang Pajak yang Menjadi Dasar Penyanderaan
A. Penanggung Pajak yang dapat disandera dan utang pajak yang diusulkan sebagai
dasar penyanderaan terdiri atas:
B. Penanggung Pajak pada huruf A yang telah disandera berdasarkan ketetapan pada
poin II sebanyak … (…) orang, terdiri atas (21):
Tanggal KMK
No Nama
Pencegahan
1
2
dst.
Keterangan:
………………………….(23)
No Uraian Hasil
1 Himbauan
2 Konseling
3 Tindakan Persuasif Lainnya
No Uraian Hasil
1 Surat Teguran
2 Surat Paksa
3 Pemblokiran
4 Penyitaan
5 Penjualan Barang yang Disita
6 Pencegahan
-109-
7 Tindakan Penagihan Aktif
Lainnya
……………..(28),
…………….(29)
-110-
PETUNJUK PENGISIAN IKHTISAR USULAN PENYANDERAAN
Angka (1) : Diisi dengan nama wajib pajak yang Penanggung Pajaknya diusulkan
Penyanderaan.
Angka (2) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak wajib pajak yang Penanggung
Pajaknya diusulkan Penyanderaan.
Angka (3) : Diisi dengan alamat wajib pajak yang Penanggung Pajaknya diusulkan
Penyanderaan.
Angka (4) : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak atau unit organisasi yang
mengusulkan gelar perkara Penyanderaan.
Angka (5) : Diisi dengan kode dan uraian KLU wajib pajak yang Penanggung Pajaknya
diusulkan Penyanderaan.
Angka (6) : Diisi dengan grup usaha atau kelompok bisnis wajib pajak.
Angka (7) : Diisi dengan nomor, nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat,
pekerjaan/jabatan, komposisi kepemilikan saham/permodalan, nomor KMK
Pencegahan dalam hal kepada penanggung pajak telah dilakukan pencegahan
sebelumnya, dan jenis dan tanggal dokumen sumber atas data kepengurusan
dan/atau kepemilikan saham
Angka (8) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak yang diusulkan Penyanderaan.
Angka (9) : Diisi dengan nama alias/nama lain Penanggung Pajak yang diusulkan
Penyanderaan.
Angka (10) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Penanggung Pajak yang diusulkan
Penyanderaan.
Angka (11) : Diisi dengan tempat lahir, tanggal lahir, dan umur Penanggung Pajak yang
diusulkan Penyanderaan.
Angka (12) : Diisi dengan pekerjaan/jabatan Penanggung Pajak yang diusulkan
Penyanderaan.
Angka (13) : Diisi dengan alamat Penanggung Pajak yang diusulkan Penyanderaan.
Angka (14) : Diisi dengan alamat lain Penanggung Pajak yang diusulkan Penyanderaan.
Angka (15) : Diisi dengan jenis kelamin Penanggung Pajak yang diusulkan Penyanderaan.
Angka (16) : Diisi dengan agama Penanggung Pajak yang diusulkan Penyanderaan.
Angka (17) : Diisi dengan kewarganegaraan Penanggung Pajak yang diusulkan
Penyanderaan.
Angka (18) : Diisi dengan nomor KTP Penanggung Pajak yang diusulkan Penyanderaan.
Angka (19) : Diisi dengan nomor paspor Penanggung Pajak yang diusulkan Penyanderaan.
Angka (20) : Diisi dengan nomor identitas lainnya Penanggung Pajak yang diusulkan
Penyanderaan.
Angka (21) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak yang telah disandera, nomor dan
tanggal Surat Menteri Keuangan hal Pemberian Izin untuk Melakukan
Penyanderaan, nomor dan tanggal Surat Perintah Penyanderaan.
Angka (22) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak yang diusulkan penyanderaan dan
tanggal KMK pencegahan dari Penanggung Pajak yang diusulkan
penyanderaan.
Angka (23) : Diisi dalam hal ketetapan yang diajukan sebagai dasar penyanderaan belum
dilakukan pencegahan dengan kondisi sebagiaman diatur pada Pasal 4 ayat
(12) PMK Nomor 189/PMK.03/2020.
Angka (24) : Diisi dengan nomor, tanggal dan nilai ketetapan, saldo utang pajak, hal yang
menangguhkan daluwarsa, tanggal daluwarsa, dan nama penanggung pajak
yang melekat pada ketetapan yang menjadi dasar penyanderaan.
Angka (25) : Diisi dengan tindakan persuasif yang telah dilakukan dan hasilnya.
Angka (26) : Diisi dengan tindakan aktif yang telah dilakukan dan hasilnya.
Angka (27) : Diisi dengan rincian nomor dan tanggal ketetapan pajak, jenis upaya hukum,
nomor dan tanggal keputusan/putusan upaya hukum, serta hasil
keputusan/putusan upaya hukum dalam hal Wajib Pajak melakukan upaya
hukum.
Angka (28) : Diisi dengan nama jabatan Pejabat.
Angka (29) : Diisi dengan tanda tangan dan nama Pejabat.
-111-
AG. Contoh Format Daftar Kelengkapan Data Permohonan Izin Penyanderaan
b. Data pendukung
1. Fotokopi Identitas
- KTP : ada tidak ada
- SIM : ada tidak ada
- Paspor : ada tidak ada
2. Daftar Sisa Tagihan Pajak : ada tidak ada
3. Fotokopi Akta Pendirian Badan Usaha dan
Perubahannya atau dokumen lainnya yang
menunjukkan kedudukannya sebagai
Penanggung Pajak : ada tidak ada
4. Fotokopi atau Print Out SPT Tahunan PPh
Badan/OP terakhir : ada tidak ada
5. Informasi prominent people : ada tidak ada
6. Berita Acara tidak ditemukan Objek Sita : ada tidak ada
7. Laporan Hasil penelusuran aset WP/PP : ada tidak ada
8. Fotokopi KMK Pencegahan atau
Perpanjangan Pencegahan dari Penanggung
Pajak yang diusulkan Penyanderaan : ada tidak ada
9. Laporan Penelitian : ada tidak ada
……………..(8),
……………..(9)
-113-
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR KELENGKAPAN DATA PERMOHONAN IZIN
PENYANDERAAN
NOTA DINAS
NOMOR ……………………. (2)
.................................... (12)
……………………..
................................ (12)
LAMPIRAN
Undangan ………………….. (14)
Nomor : …………………….. (2)
Tanggal : …………………….. (3)
1. …………………………………………………
2. …………………………………………………
3. Dst. (15)
………………….,
....................... (12)
-119-
Pada hari ini ………………(3) tanggal …………………(4) bulan ……………… (5) tahun
……………… (6), bertempat di ………. (7), telah dilaksanakan gelar perkara Penyanderaan
atas Penanggung Pajak dari Wajib Pajak berikut:
*) Dapat disesuaikan dengan unit organisasi lain yang mengusulkan gelar perkara Pencegahan
dengan hasil pembahasan sebagai berikut:
HASIL PEMBAHASAN
1. susunan pengurus dan pemegang saham berdasarkan sumber dokumen adalah (13):
Komposisi
Pekerjaan/ Sumber
No Nama NPWP Alamat Kepemilikan KMK
Jabatan Data
Lembar Rp % Pencegahan
1.
2.
dst.
Jumlah
6. hasil penelusuran aset berdasarkan laporan hasil penelusuran aset diketahui bahwa Penanggung
Pajak memiliki aset antara lain (30):
Status Aset Laporan Hasil
Nama
Perkiraan (Diagunkan/Tidak Penelusuran Aset
No Penanggung Jenis Aset
Nilai Aset Diagunkan/Tidak Nomor Tanggal
Pajak
Terkonfirmasi)
1.
2.
dst.
Total Perkiraan Nilai Aset
REKOMENDASI*)
Penanggung Pajak sebagaimana pada angka 5 direkomendasikan untuk
diusulkan Penyanderaan
……………………………. (38)
………………. Kepala Seksi ………….(39) Juru Sita
…………………………….. (41)
………………….. …………………….. ……………………… ……………………...
Mengetahui,
………………….,
……………….... (43)
NOTA DINAS
Nomor …………………….. (2)
1
2
Dst
Permintaan Penyanderaan Penanggung Pajak tersebut berdasarkan pertimbangan
karena Penanggung Pajak diragukan iktikad baiknya untuk melunasi Utang Pajak
sebesar ..................................(9) (........................................)(10).
Demikian nota dinas ini kami sampaikan untuk diproses lebih lanjut. Informasi lebih
lanjut terkait permintaan Penyanderaan tersebut, dapat menghubungi Jurusita Pajak (…..
(11)/…….(12)) atau Kepala Seksi ………. (13) (………(14)/ …..(15)).
……………………(16)
Tembusan:
…………………………(17)
Kp.: ………………….. (18)
-127-
NOTA DINAS
NOMOR …………………………… (2)
4. jangka waktu Penyanderaan adalah selama 6 (enam) bulan terhitung sejak Penanggung
Pajak ditempatkan atau dititipkan di tempat Penyanderaan;
5. apabila tidak berpendapat lain, bersama ini disampaikan konsep:
a. nota dinas Direktur Jenderal Pajak kepada Menteri Keuangan; dan
b. surat Menteri Keuangan hal Pemberian Izin untuk Melakukan Penyanderaan,
untuk ditandatangani.
Demikian nota dinas ini kami sampaikan. Atas perhatian Direktur Jenderal Pajak, kami
ucapkan terima kasih.
………………………..(33)
NOTA DINAS
NOMOR …………………………… (2)
Demikian Nota Dinas ini kami sampaikan. Atas arahan dan perkenan Bapak/Ibu *)
Menteri Keuangan, kami ucapkan terima kasih.
……………………… (33)
Tembusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan;
2. Kepala Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.
NOTA DINAS
NOMOR …………………………… (2)
……………..(17)
Kp.:……. (18)
-136-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS HAL USULAN PEMINDAHAN PENANGGUNG PAJAK
YANG DISANDERA KE TEMPAT PENYANDERAAN LAINNYA
AO. Contoh Format Nota Dinas Kepala Kantor Wilayah DJP hal Usulan Pemindahan
Penanggung Pajak yang Disandera ke Tempat Penyanderaan Lainnya
NOTA DINAS
NOMOR …………………………… (2)
Surat Perintah
Berita Acara Pelaksanaan Penyanderaan
No Nama NPWP Penyanderaan
Nomor Tanggal Nomor Tanggal
1
2
3 Dst.
………..………….(16)
-138-
Kp.:……. (17)
-139-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS KEPALA KANTOR WILAYAH DJP HAL USULAN
PEMINDAHAN PENANGGUNG PAJAK YANG DISANDERA KE TEMPAT PENYANDERAAN
LAINNYA
NOTA DINAS
NOMOR …………………………… (2)
2. Wajib Pajak
Tempat,
Nama Pekerjaan/ Jenis
No Nama NPWP Tanggal Agama
Alias Jabatan Kelamin
Lahir/Umur
-141-
Demikian nota dinas ini kami sampaikan untuk diproses lebih lanjut. Informasi lebih
lanjut terkait permohonan izin perpanjangan Penyanderaan tersebut, mohon dapat
menghubungi Jurusita Pajak (……..(22)/…….(23)) dan/atau Kepala Seksi ……(24) (……..
(25)/…….(26)).
……………(27)
Tembusan:
……………………….. (28)
-142-
Kp.:……. (29)
-143-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS HAL PERMOHONAN IZIN PERPANJANGAN
PENYANDERAAN
Angka (1) : Diisi dengan kepala surat.
Angka (2) : Diisi dengan nomor nota dinas permohonan izin perpanjangan
Penyanderaan.
Angka (3) : Diisi dengan jabatan Pejabat yang mengajukan permohonan izin
perpanjangan Penyanderaan.
Angka (4) : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka (5) : Diisi dengan tanggal nota dinas permohonan izin perpanjangan
Penyanderaan.
Angka (6) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Penyanderaan Penanggung Pajak.
Angka (7) : Diisi dengan tanggal Surat Perintah Penyanderaan Penanggung
Pajak.
Angka (8) : Diisi dengan nomor Surat Menteri Keuangan hal Pemberian Izin untuk
Melakukan Penyanderaan Penanggung Pajak.
Angka (9) : Diisi dengan tanggal Surat Menteri Keuangan hal Pemberian Izin untuk
Melakukan Penyanderaan Penanggung Pajak.
Angka (10) : Diisi dengan nomor Berita Acara Pelaksanaan Penyanderaan.
Angka (11) : Diisi dengan tanggal Berita Acara Pelaksanaan Penyanderaan.
Angka (12) : Diisi dengan nomor Berita Acara Penempatan atau Penitipan Sandera.
Angka (13) : Diisi dengan tanggal Berita Acara Penempatan atau Penitipan Sandera.
Angka (14) : Diisi dengan tanggal berakhirnya Penyanderaan.
Angka (15) : Diisi dengan nama tempat Penyanderaan Penanggung Pajak dititipkan
Angka (16) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak.
Angka (17) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak.
Angka (18) : Diisi dengan nomor urut, nama, nama alias Nomor Pokok Wajib Pajak,
tempat lahir, tanggal lahir, umur, pekerjaan/jabatan, jenis kelamin, dan
agama Penanggung Pajak
Angka (19) : Diisi dengan alasan dilakukannya perpanjangan Penyanderaan.
Angka (20) : Diisi dengan nominal Utang Pajak yang menjadi dasar usulan Penyanderaan.
Angka (21) : Diisi dengan terbilang Utang Pajak yang menjadi dasar usulan
Penyanderaan.
Angka (22) : Diisi dengan nama lengkap Jurusita Pajak yang menjadi narahubung atas
permohonan izin perpanjangan Penyanderaan.
Angka (23) : Diisi dengan nomor telepon Jurusita Pajak yang menjadi narahubung atas
permohonan izin perpanjangan Penyanderaan.
Angka (24) : Diisi dengan nama seksi dari Jurusita Pajak yang menjadi narahubung atas
permohonan izin perpanjangan Penyanderaan.
Angka (25) : Diisi dengan nama lengkap Kepala Seksi yang menjadi narahubung atas
permohonan izin perpanjangan Penyanderaan.
Angka (26) : Diisi dengan nomor telepon Kepala Seksi yang menjadi narahubung atas
permohonan izin perpanjangan Penyanderaan.
Angka (27) : Diisi dengan tanda tangan dan nama Pejabat yang mengajukan permohonan
izin perpanjangan Penyanderaan.
Angka (28) Diisi dengan jabatan Pejabat Eselon II atas unit organisasi yang mengajukan
permohonan izin melakukan perpanjangan Penyanderaan.
Angka (29) Diisi dengan kode penunjuk sesuai dengan ketentuan tata naskah
dinas.
AQ. Contoh Format Nota Dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan hal Permohonan
Izin Perpanjangan Penyanderaan Penanggung Pajak
-144-
NOTA DINAS
NOMOR …………………………… (1)
2. Penanggung Pajak telah melakukan pembayaran terhadap Utang Pajak yang dijadikan
sebagai dasar Penyanderaan adalah sebagai berikut:
Utang Pajak yang dijadikan dasar : …………………………………….. (8)
Penyanderaan
pembayaran : …………………………………….. (9)
sisa Utang Pajak : …………………………………….. (10)
3. untuk menghindari kerugian penerimaan negara dan memberikan efek jera (deterrent effect)
kepada Wajib Pajak, dengan ini dimohonkan izin perpanjangan Penyanderaan terhadap
Penanggung Pajak dengan identitas sebagai berikut :
a. nama Penanggung Pajak : …………………………………….. (11)
nama alias : …………………………………….. (12)
NPWP : …………………………………….. (13)
tempat, tanggal lahir/umur : …………………………………….. (14)
pekerjaan/jabatan : …………………………………….. (15)
alamat : …………………………………….. (16)
alamat lainnya : …………………………………….. (17)
jenis kelamin : …………………………………….. (18)
agama : …………………………………….. (19)
-145-
kewarganegaraan : …………………………………….. (20)
nomor identitas
- KTP : …………………………………….. (21)
- paspor : …………………………………….. (22)
- lainnya : …………………………………….. (23)
nomor Izin Menteri Keuangan : …………………………………….. (24)
tanggal Izin Menteri Keuangan : …………………………………….. (25)
nomor Surat Perintah Penyanderaan : …………………………………….. (26)
tanggal Surat Perintah Penyanderaan : …………………………………….. (27)
nomor Berita Acara Pelaksanaan : …………………………………….. (28)
Penyanderaan
tanggal Berita Acara Pelaksanaan : …………………………………….. (29)
Penyanderaan
nomor Berita Acara Penempatan atau : …………………………………….. (30)
Penitipan Sandera
tanggal Berita Acara Penempatan atau : …………………………………….. (31)
Penitipan Sandera
tanggal mulai penyanderaan : …………………………………….. (32)
tanggal berakhir penyanderaan : …………………………………….. (33)
tempat penyanderaan : …………………………………….. (34)
b. dst.
4. alasan perpanjangan penyanderaan dilakukan karena diragukan iktikad baik Penanggung
Pajak dalam melunasi utang pajak, yaitu:
a. …
b. …
c. dst. (35)
5. jangka waktu perpanjangan Penyanderaan paling lama 6 (enam) bulan dan terhitung sejak
Penyanderaan sebelumnya berakhir;
6. apabila Bapak tidak berpendapat lain, bersama ini kami sampaikan konsep:
a. nota dinas Direktur Jenderal Pajak kepada Menteri Keuangan hal Permohonan Izin
Melakukan Perpanjangan Penyanderaan untuk ditandatangani; dan
b. surat Menteri Keuangan hal Pemberian Izin untuk Melakukan Perpanjangan
Penyanderaan untuk dibubuhkan paraf.
Demikian nota dinas ini kami sampaikan. Atas perhatian Direktur Jenderal Pajak, kami
ucapkan terima kasih.
………………… (36)
Kp.:……. (37)
-146-
NOTA DINAS
NOMOR …………………………… (1)
3. untuk menghindari kerugian penerimaan negara dan memberikan efek jera (deterrent effect)
kepada Wajib Pajak, dengan ini dimohonkan izin melakukan perpanjangan Penyanderaan
terhadap Penanggung Pajak dengan identitas sebagai berikut:
a. nama Penanggung Pajak : …………………………………….. (11)
nama alias : …………………………………….. (12)
NPWP : …………………………………….. (13)
tempat, tanggal lahir/umur : …………………………………….. (14)
pekerjaan/jabatan : …………………………………….. (15)
-148-
alamat : …………………………………….. (16)
alamat lainnya : …………………………………….. (17)
jenis kelamin : …………………………………….. (18)
agama : …………………………………….. (19)
kewarganegaraan : …………………………………….. (20)
nomor identitas
- KTP : …………………………………….. (21)
- paspor : …………………………………….. (22)
- lainnya : …………………………………….. (23)
nomor Izin Menteri Keuangan : …………………………………….. (24)
tanggal Izin Menteri Keuangan : …………………………………….. (25)
nomor Surat Perintah Penyanderaan : …………………………………….. (26)
tanggal Surat Perintah Penyanderaan : …………………………………….. (27)
nomor Berita Acara Pelaksanaan : …………………………………….. (28)
Penyanderaan
tanggal Berita Acara Pelaksanaan : …………………………………….. (29)
Penyanderaan
nomor Berita Acara Penempatan atau : …………………………………….. (30)
Penitipan Sandera
tanggal Berita Acara Penempatan atau : …………………………………….. (31)
Penitipan Sandera
tanggal mulai penyanderaan : …………………………………….. (32)
tanggal berakhir penyanderaan : …………………………………….. (33)
tempat penyanderaan : …………………………………….. (34)
b. dst.
c. alasan perpanjangan Penyanderaan dilakukan karena diragukan iktikad baik Penanggung
Pajak dalam melunasi Utang Pajak, yaitu:
a. …
b. …
c. dst. (35)
d. jangka waktu perpanjangan Penyanderaan paling lama 6 (enam) bulan dan terhitung sejak
Penyanderaan sebelumnya berakhir;
e. apabila tidak berpendapat lain, bersama ini kami sampaikan konsep Surat Menteri Keuangan
hal Pemberian Izin untuk Melakukan Perpanjangan Penyanderaan, untuk berkenan
ditandatangani.
Demikian nota dinas ini kami sampaikan. Atas arahan dan perkenannya, kami ucapkan
terima kasih.
…………… (36)
Tembusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan;
2. Kepala Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.
Kp.:……. (37)
-149-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS DIREKTUR JENDERAL PAJAK HAL PERMOHONAN
IZIN MELAKUKAN PERPANJANGAN PENYANDERAAN PENANGGUNG PAJAK
Angka (1) : Diisi dengan nomor nota dinas Direktur Jenderal Pajak.
Angka (2) : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka (3) : Diisi dengan tanggal nota dinas Direktur Jenderal Pajak.
Angka (4) : Diisi dengan nama jabatan Pejabat yang mengajukan Permohonan Izin
Perpanjangan Penyanderaan.
Angka (5) : Diisi dengan nomor nota dinas Permohonan Izin Melakukan Perpanjangan
Penyanderaan.
Angka (6) : Diisi dengan tanggal nota dinas Permohonan Izin Melakukan Perpanjangan
Penyanderaan.
Angka (7) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak.
Angka (8) : Diisi dengan jumlah Utang Pajak yang dijadikan dasar Penyanderaan.
Angka (9) : Diisi dengan jumlah pembayaran oleh Penanggung Pajak atas Utang Pajak
yang dijadikan dasar Penyanderaan.
Angka (10) : Diisi dengan nilai sisa Utang Pajak, angka (8) dikurangi dengan angka (9).
Angka (11) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak.
Angka (12) : Diisi dengan nama alias/nama lain Penanggung Pajak.
Angka (13) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Penanggung Pajak.
Angka (14) : Diisi dengan tempat lahir, tanggal lahir, dan umur Penanggung Pajak.
Angka (15) : Diisi dengan pekerjaan/jabatan Penanggung Pajak.
Angka (16) : Diisi dengan alamat Penanggung Pajak.
Angka (17) : Diisi dengan alamat lainnya Penanggung Pajak.
Angka (18) : Diisi dengan jenis kelamin Penanggung Pajak.
Angka (19) : Diisi dengan agama Penanggung Pajak.
Angka (20) : Diisi dengan kewarganegaraan Penanggung Pajak.
Angka (21) : Diisi dengan nomor KTP Penanggung Pajak.
Angka (22) : Diisi dengan nomor paspor Penanggung Pajak.
Angka (23) : Diisi dengan nomor identitas lainnya Penanggung Pajak.
Angka (24) : Diisi dengan nomor Surat Menteri Keuangan hal Pemberian Izin untuk
Melakukan Penyanderaan.
Angka (25) : Diisi dengan tanggal Surat Menteri Keuangan hal Pemberian Izin untuk
Melakukan Penyanderaan.
Angka (26) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Penyanderaan.
Angka (27) : Diisi dengan tanggal Surat Perintah Penyanderaan.
Angka (28) : Diisi dengan nomor Berita Acara Pelaksanaan Penyanderaan.
Angka (29) : Diisi dengan tanggal Berita Acara Pelaksanaan Penyanderaan.
Angka (30) : Diisi dengan nomor Berita Acara Penempatan atau Penitipan Sandera.
Angka (31) : Diisi dengan tanggal Berita Acara Penempatan atau Penitipan Sandera.
Angka (32) : Diisi dengan tanggal dimulainya Penyanderaan.
Angka (33) : Diisi dengan tanggal berakhirnya Penyanderaan.
Angka (34) Diisi dengan nama tempat Penyanderaan Penanggung Pajak dititipkan.
Angka (35) Diisi dengan alasan diusulkan perpanjangan Penyanderaan.
Angka (36) : Diisi dengan tanda tangan dan nama Direktur Jenderal Pajak.
Angka (37) : Diisi dengan kode penunjuk sesuai dengan ketentuan tata naskah dinas.
-150-
AS. Contoh Format Nota Dinas hal Permohonan Rekomendasi Pelepasan Sandera
dengan Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan
NOTA DINAS
NOMOR …………………………… (2)
…………… (17)
Tembusan:
……………………. (18)
*) Dipilih yang sesuai.
-151-
Kp.:……. (19)
-152-
NOTA DINAS
NOMOR …………………………… (1)
2. Penanggung Pajak telah melakukan pembayaran terhadap Utang Pajak yang dijadikan
sebagai dasar Penyanderaan adalah sebagai berikut:
Utang Pajak yang dijadikan dasar : …………………………………….. (10)
Penyanderaan
pembayaran : …………………………………….. (11)
sisa Utang Pajak : …………………………………….. (12)
7. apabila Direktur Jenderal Pajak tidak berpendapat lain, bersama ini kami sampaikan
konsep:
a. nota dinas Direktur Jenderal Pajak kepada Menteri Keuangan hal Permohonan
Rekomendasi Pelepasan Sandera atas nama …….. (2) dengan Pertimbangan Tertentu
Menteri Keuangan; dan
b. surat Menteri Keuangan hal Pelepasan Sandera Penanggung Pajak;
untuk berkenan ditandatangani.
Demikian nota dinas ini kami sampaikan. Atas arahan dan perkenan Direktur Jenderal
Pajak, kami ucapkan terima kasih.
…………… (28)
-156-
Kp.:……. (29)
-157-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS DIREKTUR PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN HAL
PERMOHONAN REKOMENDASI PELEPASAN SANDERA DENGAN PERTIMBANGAN
TERTENTU MENTERI KEUANGAN
Angka (1) : Diisi dengan nomor nota dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (2) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak yang direkomendasikan pelepasan
sandera.
Angka (3) : Diisi dengan tanggal nota dinas.
Angka (4) : Diisi dengan nama Pejabat yang mengajukan Permohonan Rekomendasi
Pelepasan Sandera dengan Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan.
Angka (5) : Diisi dengan nomor nota dinas Permohonan Rekomendasi Pelepasan
Sandera dengan Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan.
Angka (6) : Diisi dengan tanggal nota dinas Permohonan Rekomendasi Pelepasan
Sandera dengan Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan.
Angka (7) : Diisi dengan tanggal diterima nota dinas Permohonan Rekomendasi
Pelepasan Sandera dengan Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan di
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (8) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang direkomendasikan pelepasan sandera.
Angka (9) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak yang direkomendasikan
pelepasan sandera.
Angka (10) : Diisi dengan utang Wajib Pajak yang dijadikan dasar penetapan sandera
yang direkomendasikan pelepasan sandera.
Angka (11) : Diisi dengan jumlah pembayaran oleh Penanggung Pajak atas Utang Pajak
yang dijadikan dasar Penyanderaan.
Angka (12) : Diisi dengan nilai sisa Utang Pajak, angka (10) dikurangi dengan angka (11).
Angka (13) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak.
Angka (14) : Diisi dengan nama alias/nama lain Penanggung Pajak.
Angka (15) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Penanggung Pajak.
Angka (16) : Diisi dengan nomor Surat Menteri Keuangan hal Pemberian Izin untuk
Melakukan Penyanderaan.
Angka (17) : Diisi dengan tanggal Surat Menteri Keuangan hal Pemberian Izin untuk
Melakukan Penyanderaan.
Angka (18) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Penyanderaan.
Angka (19) : Diisi dengan tanggal Surat Perintah Penyanderaan.
Angka (20) : Diisi dengan nomor Berita Acara Pelaksanaan Penyanderaan.
Angka (21) : Diisi dengan tanggal Berita Acara Pelaksanaan Penyanderaan.
Angka (22) : Diisi dengan nomor Berita Acara Penempatan atau Penitipan Sandera.
Angka (23) : Diisi dengan tanggal Berita Acara Penempatan atau Penitipan Penyanderaan
Sandera.
Angka (24) : Diisi dengan nama tempat Penanggung Pajak disandera.
Angka (25) : Diisi dengan uraian pertimbangan berdasarkan Pasal 67 ayat (2) Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.03/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penagihan Pajak atas Jumlah Pajak yang Masih Harus Dibayar.
Angka (26) : Diisi dengan kriteria yang dipenuhi sebagai pertimbangan Menteri Keuangan.
Angka (27) : Diisi dengan dasar hukum yang menjadi kriteria pertimbangan menteri
berdasarkan Pasal 67 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
189/PMK.03/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak atas
Jumlah Pajak yang Masih Harus Dibayar.
Angka (28) : Diisi dengan tanda tangan dan nama Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (29) : Diisi dengan kode penunjuk sesuai dengan ketentuan tata naskah dinas.
-158-
AU. Contoh Format Nota Dinas Direktur Jenderal Pajak hal Permohonan Rekomendasi
Pelepasan Sandera dengan Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan
NOTA DINAS
NOMOR …………………………… (1)
2. Penanggung Pajak telah melakukan pembayaran terhadap Utang Pajak yang dijadikan
sebagai dasar Penyanderaan adalah sebagai berikut:
Utang Pajak yang dijadikan dasar : …………………………………….. (10)
Penyanderaan
pembayaran : …………………………………….. (11)
sisa Utang Pajak : …………………………………….. (12)
Demikian nota dinas ini kami sampaikan. Atas arahan dan perkenan Menteri Keuangan,
kami ucapkan terima kasih.
…………… (28)
Tembusan:
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan;
4. Kepala Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.
Kp.:……. (29)
-161-
PETUNJUK PENGISIAN NOTA DINAS DIREKTUR JENDERAL PAJAK HAL PERMOHONAN
REKOMENDASI PELEPASAN SANDERA DENGAN PERTIMBANGAN TERTENTU MENTERI
KEUANGAN
Angka (1) : Diisi dengan nomor nota dinas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (2) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak yang direkomendasikan pelepasan
sandera.
Angka (3) : Diisi dengan tanggal nota dinas.
Angka (4) : Diisi dengan nama Pejabat yang mengajukan Permohonan Rekomendasi
Pelepasan Sandera dengan Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan.
Angka (5) : Diisi dengan nomor nota dinas Permohonan Rekomendasi Pelepasan
Sandera dengan Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan.
Angka (6) : Diisi dengan tanggal nota dinas Permohonan Rekomendasi Pelepasan
Sandera dengan Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan.
Angka (7) : Diisi dengan tanggal diterima nota dinas Permohonan Rekomendasi
Pelepasan Sandera dengan Pertimbangan Tertentu Menteri Keuangan di
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (8) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang direkomendasikan pelepasan sandera.
Angka (9) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak yang direkomendasikan
pelepasan sandera.
Angka (10) : Diisi dengan utang Wajib Pajak yang dijadikan dasar penetapan sandera
yang direkomendasikan pelepasan sandera.
Angka (11) : Diisi dengan jumlah pembayaran oleh Penanggung Pajak atas Utang Pajak
yang dijadikan dasar Penyanderaan.
Angka (12) : Diisi dengan nilai sisa Utang Pajak, angka (10) dikurangi dengan angka
(11).
Angka (13) : Diisi dengan nama Penanggung Pajak.
Angka (14) : Diisi dengan nama alias/nama lain Penanggung Pajak.
Angka (15) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Penanggung Pajak.
Angka (16) : Diisi dengan nomor Surat Menteri Keuangan hal Pemberian Izin untuk
Melakukan Penyanderaan.
Angka (17) : Diisi dengan tanggal Surat Menteri Keuangan hal Pemberian Izin untuk
Melakukan Penyanderaan.
Angka (18) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Penyanderaan.
Angka (19) : Diisi dengan tanggal Surat Perintah Penyanderaan.
Angka (20) : Diisi dengan nomor Berita Acara Pelaksanaan Penyanderaan.
Angka (21) : Diisi dengan tanggal Berita Acara Pelaksanaan Penyanderaan.
Angka (22) : Diisi dengan nomor Berita Acara Penempatan atau Penitipan Sandera.
Angka (23) : Diisi dengan tanggal Berita Acara Penempatan atau Penitipan
Penyanderaan Sandera.
Angka (24) : Diisi dengan nama tempat Penanggung Pajak disandera.
Angka (25) : Diisi dengan uraian pertimbangan berdasarkan Pasal 67 ayat (2) Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.03/2020 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Pajak atas Jumlah Pajak yang Masih Harus
Dibayar.
Angka (26) : Diisi dengan kriteria yang dipenuhi sebagai pertimbangan Menteri
Keuangan.
Angka (27) : Diisi dengan dasar hukum yang menjadi kriteria pertimbangan menteri
berdasarkan Pasal 67 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan
-162-
Nomor 189/PMK.03/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak
atas Jumlah Pajak yang Masih Harus Dibayar.
Angka (28) : Diisi dengan tanda tangan dan nama Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Angka (29) : Diisi dengan kode penunjuk sesuai dengan ketentuan tata naskah dinas.
-163-
AV. Contoh Format Rekapitulasi Pengurangan Utang Pajak
3 DST.
JUMLAH
…………………………… (14)
SALINAN *)
SURAT PAKSA
NOMOR ...................................................
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
………………………. **)
Menimbang bahwa :
nama Wajib Pajak : .................................................................... **)
NPWP : ..................................................................... **)
alamat/tempat tinggal : ..................................................................... **)
dengan Penanggung Pajak sebagai berikut:
1.
2. **) **) **) **)
dst.
Jumlah: Rp……....**)
(...................................................................................................... **)).
Dengan ini:
1. memerintahkan Penanggung Pajak untuk membayar jumlah Utang Pajak tersebut
ditambah dengan Biaya Penagihan Pajak ke Kas Negara dalam jangka waktu 2x24 (dua
kali dua puluh empat) jam sesudah pemberitahuan Surat Paksa ini;
2. memerintahkan kepada Jurusita Pajak yang melaksanakan Surat Paksa ini atau Jurusita
Pajak lain yang ditunjuk untuk melanjutkan pelaksanaan Surat Paksa, untuk
melaksanakan Penyitaan atas barang-barang milik Penanggung Pajak apabila dalam
jangka waktu 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam Surat Paksa ini tidak dipenuhi;
-166-
3. atas pemberitahuan Surat Paksa dikenakan Biaya Penagihan Pajak yang akan ditagih
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Keterangan:
*) Dapat diketik/edit dari dokumen asli atau dibuat menggunakan stempel bertuliskan
“SALINAN”, kemudian dibubuhkan pada dokumen salinan.
**) Isian pada Salinan Surat Paksa diisi sesuai dokumen aslinya.
***) Area tanda tangan oleh Pejabat atau pihak yang menandatangani dokumen Salinan
Surat Paksa diisi dengan tulisan “ttd.” pada bagian tanda tangan (di antara jabatan dan
nama penanda tangan).
-167-
b. Contoh Format Salinan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
SALINAN *)
SURAT PERINTAH MELAKSANAKAN PENYITAAN
NOMOR ............................... **)
Keterangan:
*) Dapat diketik/edit dari dokumen asli atau dibuat menggunakan stempel bertuliskan
“SALINAN”, kemudian dibubuhkan pada dokumen salinan.
**) Isian pada Salinan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan diisi sesuai dokumen
aslinya.
-168-
***) Area tanda tangan oleh Pejabat atau pihak yang menandatangani dokumen Salinan
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan diisi dengan tulisan “ttd.” pada bagian tanda
tangan (di antara jabatan dan nama penanda tangan).
-169-
c. Contoh Format Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita
SALINAN*)
BERITA ACARA PELAKSANAAN SITA
NOMOR ................................ **)
Pada hari ini ................. **) tanggal .............. **) bulan .............. **) tahun ................ **)
atas kekuatan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan .............. **) Nomor .............. **) tanggal
........................ **) yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia yang
berdomisili di kantornya di ....................................... **) berdasarkan Surat Paksa :
Nomor Tanggal Penerbitan Tanggal Pemberitahuan
............... **)….......... ............... **)….......... ............... **)…..........
................................... ................................... .............. ................................... ......
................................... ..................... .............................
maka saya, Jurusita Pajak …. **) tersebut, dengan dibantu 2 (dua) orang saksi yang
telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal Jurusita Pajak, dan dapat dipercaya, yaitu:
1 ........................................... **) pekerjaan ............................ **)
2 ........................................... **) pekerjaan ............................ **)
telah datang di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau tempat lain Wajib
Pajak/Penanggung Pajak:
Nama : ................................................................................... **)
NPWP : ................................................................................... **)
Alamat/tempat tinggal : ................................................................................... **)
untuk melaksanakan Perintah Penyitaan dimaksud atas barang barang milik Wajib
Pajak/Penanggung Pajak termasuk milik istri atau suami dan anak yang masih dalam
tanggungan dari Penanggung Pajak karena yang bersangkutan masih memiliki utang pajak
sebagaimana tersebut di bawah ini:
Jenis Tahun Nomor & tanggal Jumlah utang pajak
Pajak Pajak STPPBB/STP/SKPKB/SKPKBT/
SK.Pembetulan/SK.Keberatan/Putusan
Banding/Putusan Peninjauan Kembali*)
Untuk menyimpan barang-barang yang telah disita, saya Jurusita Pajak saya
Jurusita Pajak menunjuk ………………………………………….**) yang beralamat/bertempat
tinggal di ………………………….**) sebagai penyimpan dan untuk itu penyimpan
tersebut menandatangani berita acara dan salinan-salinannya sebagai bukti ia menerima
penunjukan itu. Penunjukan sebagai penyimpan itu dilakukan di depan kedua saksi di atas,
yang turut pula menandatangani berita acara dan salinan-salinannya.
Penyimpan,
2. ........................................ ***)
........................................ ***)
Biaya penagihan pajak atas Pelaksanaan Penyitaan sebesar ……………. **) (…………**))
CATATAN:
Memindahtangankan, memindahkan hak, meminjamkan, merusak, atau menggelapkan
barang-barang sitaan ini adalah perbuatan yang diancam pidana sesuai dengan Pasal 41A UU
PPSP dan hukuman penjara sebagaimana tercantum dalam Pasal 231, 372, dan 375 KUH
Pidana.
-171-
Keterangan:
*) Dapat diketik/edit dari dokumen asli atau dibuat menggunakan stempel bertuliskan
“SALINAN”, kemudian dibubuhkan pada dokumen salinan.
**) Isian pada Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dituliskan sesuai dengan aslinya.
***) Area tanda tangan oleh Pejabat atau pihak yang menandatangani dokumen Salinan
Berita Acara Pelaksanaan Sita diisi dengan tanda tangan asli (basah).
-172-
d. Contoh Format Salinan Surat Perintah Penyanderaan
SALINAN*)
SURAT PERINTAH PENYANDERAAN
NO. : ..................................................... **)
DIPERINTAHKAN
2. dst.**)
Untuk 1. a. Melakukan Penyanderaan Penanggung Pajak dari Wajib Pajak ………. **)
: (NPWP ………………(12)) dengan identitas sebagai berikut:
Nama : …………………………………………………. **)
NPWP : …………………………………………………. **)
Alamat : …………………………………………………. **)
Pekerjaan/Jabatan : …………………………………………………. **)
-173-
Umur/Tempat, Tanggal
Lahir : …………………………………………………. **)
Jenis Kelamin : …………………………………………………. **)
Agama : …………………………………………………. **)
Kewarganegaraan : …………………………………………………. **)
No. Identitas (KTP) : …………………………………………………. **)
b. Penyanderaan dilakukan dengan alasan Penanggung Pajak bertanggung jawab atas
pembayaran Utang Pajak dari Wajib Pajak sebesar …………………….. **)
(……………….)**) dan Penanggung Pajak diragukan iktikad baiknya dalam melunasi
Utang Pajak;
c. Penyanderaan dilaksanakan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Penanggung
Pajak ditempatkan atau dititipkan di tempat Penyanderaan;
d. Penanggung pajak ditempatkan atau dititipkan di ………………………… **).
…………………… ***)
Keterangan:
*) Dapat diketik/edit dari dokumen asli atau dibuat menggunakan stempel bertuliskan
“SALINAN”, kemudian dibubuhkan pada dokumen salinan.
**) Isian pada Salinan Surat Perintah Penyanderaan dituliskan sesuai dengan aslinya.
***) Area tanda tangan oleh Pejabat atau pihak yang menandatangani dokumen Salinan
Surat Perintah Penyanderaan diisi dengan tanda tangan asli (basah).
-174-
AX. Contoh Format Berita Acara Hilang, Rusak, atau Tidak Ditemukannya Surat Terkait
Penagihan Pajak
Pada hari ini, …………(3) tanggal ………….(4) bulan …………… (5) tahun ……………(6),
bahwa surat dan/atau pengumuman terkait penagihan Pajak dari Wajib Pajak:
nama : ....................................................(7)
NPWP : ....................................................(8)
alamat : ....................................................(9)
dinyatakan hilang, rusak, atau tidak ditemukan berdasarkan Laporan Penelitian nomor
……………………………..(10) dengan perincian:
Kondisi Asli Tindak Lanjut
Surat/Pengumuman atas Surat/
Surat dan/atau Pengumuman
yang diajukan Pengumuman
terkait Penagihan Pajak yang
penggantian/ yang diajukan
diajukan penggantian/penerbitan
No. penerbitan baru penggantian/ Keterangan
baru
(Hilang/Rusak/ penerbitan baru
Alasan Lain*)) (Penggantian/
Penerbitan
Jenis Nomor Tanggal
Baru*))
1.
2. (15)
(11) (12) (13) (14) (16)
3.
dst
Dalam hal Pejabat yang menandatangani surat dan/atau pengumuman yang
hilang/rusak/tidak ditemukan telah meninggal dunia, pensiun atau sudah alih tugas, maka
penandatanganan surat dan/atau pengumuman pengganti dilakukan oleh Pejabat yang saat ini
menjabat**).
Berita Acara ini akan ditindaklanjuti dengan peraturan yang berlaku.
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipertanggungjawabkan dan ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.
…………………………(18) ……………………………...(19)
Mengetahui,
……………………….(20)
……………………….(21)
*) Pilih salah satu isian yang sesuai untuk tiap nomor kolom tabel.
**) Uraian ini hanya dibuat apabila terdapat tindak lanjut berupa penggantian surat dan/atau
pengumuman sebagaimana dijelaskan dalam tabel perincian.
-175-
PETUNJUK PENGISIAN BERITA ACARA HILANG, RUSAK, ATAU TIDAK DITEMUKANNYA
SURAT TERKAIT PENAGIHAN PAJAK
\
-176-
Pengumuman Terkait Penagihan Pajak.
\
-177-
AY. Contoh Format Laporan Hasil Penelusuran Aset
A. SUBYEK INFORMASI
Nama : ………………………………… (4)
Nomor Identitas : ………………………………… (5)
Alamat : ………………………………… (6)
Informasi Lainnya*) :
1. Hubungan dengan Penanggung Pajak : ……………………….. (7)
2. Nama Penanggung Pajak : ……………………….. (8)
3. NPWP Penanggung Pajak : ……………………….. (9)
B. ISI INFORMASI
1. Berdasarkan data internal Direktorat Jenderal Pajak diperoleh data sebagai berikut:
Kode Nama Tahun Harga Sumber
No. Keterangan
Harta Harta Perolehan Perolehan Data
1.
2. (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Dst.
2. Informasi yang diperoleh dari data eksternal atau yang diperoleh dari lapangan
Kode Tahun Harga Sumber
No. Nama Harta Keterangan
Harta Perolehan Perolehan Data
1.
2. (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Dst.
\
-178-
C. ANALISIS
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………(17)
E. DAFTAR LAMPIRAN
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………(19)
…….…………………. (20)
……………………………..,
……………………………..
*) Informasi lainnya hanya dicantumkan dan diisi apabila pihak yang menjadi subyek informasi
bukan Penanggung Pajak
\
-179-
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN HASIL PENELUSURAN ASET
\
-180-
AZ. Contoh Format Laporan Penelitian
LAPORAN PENELITIAN
NOMOR:………………………(2)
1. DASAR HUKUM
……..(7)
….………, …………(13)
Mengetahui,
Kepala Seksi ………,(14) Jurusita Pajak,
………………(15) ………………….(16)
Menyetujui,
……………(17),
……………(18)
\
-181-
\
-182-
BA. Contoh Format Nota Dinas Penyerahan Lembar Penelitian atas Wajib Pajak yang
Berpindah Ke KPP Lain dan/atau Berita Acara Penyerahan Barang Sitaan/Agunan
Sehubungan Perpindahan Wajib Pajak dan Lampiran (Lembar Penelitian atas
Wajib Pajak yang Berpindah Ke KPP Lain dan Berita Acara Penyerahan Barang
Sitaan/Agunan Sehubungan Perpindahan Wajib Pajak)
NOTA DINAS
NOMOR …………………….(2)
Yth. : ……………………………………………………..(3)
Dari : ……………………………………………………..(4)
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Penyerahan Lembar Penelitian atas Wajib Pajak yang Berpindah Ke
KPP Lain dan/atau Berita Acara Penyerahan Barang Sitaan/Agunan
Sehubungan Perpindahan Wajib Pajak
Tanggal : ………………………………………(5)
Sehubungan dengan informasi mengenai Wajib Pajak yang terdaftar di sistem infromasi
dan untuk melaksanakan tertib administrasi, dengan ini kami menyampaikan Lembar Penelitian
atas Wajib Pajak yang Berpindah ke KPP Lain dan/atau Berita Acara Penyerahan Barang
Sitaan/Agunan Sehubungan Perpindahan Wajib Pajak sebagaimana terlampir :
nama : .........................................................(6)
NPWP : .........................................................(7)
Diharapkan agar tanda terima penyerahan dokumen tersebut disampaikan kembali
dalam waktu yang tidak terlalu lama
Demikian nota dinas ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan
terima kasih.
.................................... (8)
Kp.:……. (9)
\
-183-
…………,………… (5)
\
-184-
\
-185-
Lampiran I
Berita Acara Nomor Penyerahan Barang
Sitaan/Agunan Sehubungan Perpindahan
Wajib Pajak
Nomor :……………...(25)
Tanggal: ……………..(30)
\
-186-
\
-187-
Angka (31) : Diisi dengan jenis objek sita.
Angka (32) : Diisi dengan alamat keberadaan objek sita.
Angka (33) : Diisi dengan nomor identitas kepemilikan objek sita, seperti nomor
rekening bank, nomor rekening efek, nomor polisi kendaraan, nomor
sertifikat tanah, dan sebagainya atau diisi dengan tanda strip (-)
apabila tidak ada.
Angka (34) : Diisi dengan nomor Berita Acara Pelaksanaan Sita.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Januari 2022
DIREKTUR JENDERAL,
SURYO UTOMO
Kp.: PJ.04/PJ.045/2022