Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Yth.

1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak


2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
3. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
4. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
5. Kepala Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
6. Kepala Kantor Pengolahan Data Eksternal
7. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak

SURAT EDARAN
NOMOR SE- 45 /PJ/2013
TENTANG
PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PEMUSATAN TEMPAT
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERUTANG DALAM RANGKA PELAKSANAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 28 /PJ/2012 TENTANG
TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK
PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WAJIB PAJAK BESAR,
KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JAKARTA KHUSUS,
DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA

A. Umum
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-28/PJ/2012 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Pelaporan Usaha bagi Wajib
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya, dengan
ini perlu disampaikan penegasan atas pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

tersebut.
B. Maksud .

-2B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Ketentuan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagai acuan Kantor Pelayanan Pajak
untuk melaksanakan prosedur penerbitan surat keputusan pemusatan tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di
lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Kantor
Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tertentu yaitu Kantor
Pelayanan Pajak Pratama yang berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak
mengadministrasikan Wajib Pajak yang sebelumnya terdaftar pada Kantor Pelayanan
Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar,
Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya.
2. Tujuan
a.

Untuk memberikan keseragaman pemahaman dalam melaksanakan Peraturan


Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28 /PJ/2012.

b.

Memberikan penjelasan atas prosedur penerbitan surat keputusan pemusatan


tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang bagi Pengusaha Kena Pajak yang
terdaftar dan wajib melaporkan usahanya pada Kantor Pelayanan Pajak di
lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor
Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta
Khusus, Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
tertentu.

C. Ruang Lingkup
Ketentuan ini mengatur pelaksanaan dan prosedur penerbitan keputusan pemusatan
tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang bagi Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar
pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Kantor Pelayanan Pajak Madya dan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama tertentu.
D. Dasar
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 28/PJ/2012 tentang Tempat
Pendaftaran dan/atau Pelaporan Usaha bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor
Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta
Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya yang selanjutnya disebut Peraturan
Direktur Jenderal Pajak.
E. Materi

-3-

E. Materi
I. Pengaturan Kewajiban Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau PPnBM adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan
Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar dan Kantor Pelayanan Pajak di
lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, kewajiban pelaporan Pajak
Pertambahan Nilai yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan
Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar dan Kantor Pelayanan Pajak di
lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus meliputi seluruh tempat kegiatan
usaha yang ada di seluruh Indonesia.
2. Bagi Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Madya berlaku
ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal Wajib Pajak berstatus pusat, kewajiban pelaporan Pajak
Pertambahan Nilai yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Madya
meliputi seluruh tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.
b. Dalam hal Wajib Pajak berstatus cabang dan tidak melakukan pemusatan
tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, kewajiban pelaporan Pajak
Pertambahan Nilai yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Madya
hanya atas cabang tersebut.
II. Pengaturan Pemusatan dan Penerbitan Surat Keputusan (SK) Pemusatan adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Wajib Pajak yang ditetapkan terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di
lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di
lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, atau KPP Madya, berlaku
ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal Wajib Pajak ditetapkan kembali terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
yang sama dan sebelumnya pernah diterbitkan SK pemusatan tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, maka SK
pemusatan tersebut dinyatakan tetap berlaku dan tidak perlu diterbitkan SK
pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang baru.
Dalam hal terjadi perubahan nomenklatur nama Kantor Pelayanan Pajak,
maka Wajib Pajak dianggap tetap terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak yang
sama sepanjang 3 (tiga) digit kode Kantor Pelayanan Pajak dan 3 (tiga) digit
kode cabang pada NPWP tidak mengalami perubahan.

b. Dikecualikan

-4-

b. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah


Wajib Pajak yang ditetapkan pada KPP yang sama dan sebelumnya pernah
diterbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang namun
tidak atas seluruh tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak. Maka atas
Wajib Pajak tersebut diterbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan
Nilai terutang oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak paling lama 1 (satu) bulan
sejak tanggal SMT yang meliputi seluruh tempat kegiatan usaha Wajib Pajak
dan berlaku sejak tanggal SMT dengan menggunakan contoh formulir
sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-28/PJ/2012.
c. Dalam hal sebelumnya Wajib Pajak terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di
lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak
di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, atau Kantor Pelayanan
Pajak Madya maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan SK
pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang paling lama 1 (satu)
bulan sejak tanggal SMT yang meliputi seluruh tempat kegiatan usaha Wajib
Pajak dan berlaku sejak tanggal SMT dengan menggunakan contoh formulir
sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-28/PJ/2012.
d. Dalam hal sebelumnya Wajib Pajak terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama dan sudah melakukan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai
terutang, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan SK pemusatan
tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang dalam 2 (dua) tahap, yaitu:
1) paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SMT yang meliputi tempat-tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak yang dipusatkan sebelumnya dan berlaku
sejak tanggal SMT sampai dengan 31 Desember tahun SMT dengan
menggunakan contoh formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012; dan
2) a) paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat
pemberitahuan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang
yang berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tanggal SK
pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang; atau
b) selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya tahun SMT
yang berlaku sejak tanggal 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun
SMT;
meliputi seluruh tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dengan menggunakan
contoh formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012.

-5-

e. Dalam hal sebelumnya Wajib Pajak terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak


Pratama, memiliki lebih dari satu tempat kegiatan usaha dan tidak melakukan
pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, maka Kepala Kantor
Pelayanan Pajak menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai
terutang dalam jangka waktu :
1) paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat
pemberitahuan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang
berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tanggal SK pemusatan
tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, atau
2) selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya tahun SMT yang
berlaku sejak tanggal 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT
meliputi seluruh tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dengan menggunakan
contoh formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012.
f. Dalam hal terdapat penambahan atau pengurangan tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang setelah diterbitkannya SK pemusatan tempat
Pajak Pertambahan Nilai terutang, Wajib Pajak harus menyampaikan
pemberitahuan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib
Pajak terdaftar. Terhadap pemberitahuan tersebut Kepala Kantor Pelayanan
Pajak menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang
paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan
diterima secara lengkap sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perpajakan dan mulai berlaku untuk masa pajak
berikutnya setelah tanggal SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai
terutang dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana ditetapkan pada
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012.
2. Bagi Wajib Pajak yang dipindah ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) Peraturan Direktur Jenderal Pajak, Kepala
Kantor Pelayanan Pajak Pratama menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SMT yang
meliputi tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak yang dipusatkan sebelumnya
dan berlaku sejak tanggal SMT sampai dengan 31 Desember tahun SMT dengan
menggunakan contoh formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012.

III. Lain-Lain

-6III.

Lain Lain

1. Prosedur penerbitan surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan


Nilai terutang terkait dengan pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal diatur
dalam Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.
2. Mencabut Surat Edaran Nomor SE-37/PJ/2012 tentang Prosedur Penerbitan
Surat Keputusan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang Dalam
Rangka Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER08/PJ/2012 Tentang Tempat Pendaftaran Dan/Atau Pelaporan Usaha Bagi Wajib
Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak Di Lingkungan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Dan Kantor Pelayanan
Pajak Madya.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 19 September 2013
\so p,.-;;QIREKTUR JENDERAL

XDIREKTW
JENDE.72

A. FUAD RAHMANY
195411111981121001

igp
'?4 TJENDEik

-7-

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LAMPIRAN

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR SE- 45 /PJ/2013

TENTANG

PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PEMUSATAN TEMPAT


PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERUTANG DALAM RANGKA PELAKSANAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 28 /PJ/2012 TENTANG
TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK
PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WAJIB PAJAK BESAR,
KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JAKARTA KHUSUS,
DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA

-8LAMPI RAN
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
: SE-115/PJ/201 3
Nomor
19 September 2013
Tanggal
:

PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PEMUSATAN


TEMPAT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERUTANG SEBAGAI PELAKSANAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 28 /PJ/2012
A. Penerbitan Surat Keputusan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang pada
KPP di Lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, KPP di Lingkungan Kanwil DJP Jakarta
Khusus, atau KPP Madya:
1. Account Representative (AR):
a. meneliti dan mengelompokkan asal KPP tempat Wajib Pajak terdaftar sebelum
didaftarkan pada KPP di Lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, KPP di
Lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus, atau KPP Madya;
b. dalam hal Wajib Pajak sebelumnya terdaftar pada KPP di Lingkungan Kanwil DJP
Wajib Pajak Besar, KPP di Lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus, atau KPP
Madya, AR:
1) meneliti dan membuat daftar tempat-tempat kegiatan usaha yang sudah
dipusatkan;
2) membuat uraian penelitian;
3) membuat konsep surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai
terutang paling lama 3 (tiga) minggu sejak tanggal SMT, meliputi seluruh tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER28/PJ/2012;
c. dalam hal Wajib Pajak sebelumnya terdaftar di KPP Pratama dan sudah
melaksanakan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, AR:
1) meneliti dan membuat daftar tempat-tempat kegiatan usaha atau cabang Wajib
Pajak;
2) membuat uraian penelitian;
3) membuat konsep surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai
terutang dalam dua tahap, yaitu:
a) paling lama 3 (tiga) minggu sejak tanggal SMT, meliputi tempat-tempat
kegiatan usaha yang sudah dipusatkan sebelumnya, dengan menggunakan
contoh formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012;
b) paling lama 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya tahun SMT, meliputi seluruh
tempat kegiatan usaha Wajib Pajak, dengan menggunakan contoh formulir
sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-28/PJ/2012; atau

c) dalam

-9-

c) dalam hal sebelum jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya tahun
SMT sebagaimana dimaksud dalam huruf b) Wajib Pajak menyampaikan
pemberitahuan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, maka
konsep surat keputusan pemusatan dibuat paling lama 1 (satu) minggu sejak
diterimanya surat pemberitahuan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai
terutang, dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana ditetapkan pada
Lampiran Ill Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012 dan
konsep surat keputusan pemusatan sebagaimana dimaksud pada huruf b)
tidak perlu dibuat lagi.
d. dalam hal Wajib Pajak sebelumnya terdaftar di KPP Pratama, memiliki lebih dari satu
tempat kegiatan usaha dan tidak melaksanakan pemusatan tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang, AR:
1) meneliti dan membuat daftar tempat-tempat kegiatan usaha atau cabang Wajib
Pajak;
2)

membuat uraian penelitian;

3)

membuat konsep surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai


terutang paling lama:
a) 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya tahun SMT, meliputi seluruh tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak;
b) dalam hal sebelum jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya tahun
SMT sebagaimana dimaksud dalam huruf a) Wajib Pajak menyampaikan
pemberitahuan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, maka
konsep surat keputusan pemusatan dibuat paling lama 1 (satu) minggu sejak
diterimanya surat pemberitahuan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai
terutang dan konsep surat keputusan pemusatan sebagaimana dimaksud
pada huruf a) tidak perlu dibuat lagi.
dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran
Ill Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012;

e. menyampaikan konsep surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai


terutang kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dilampiri uraian
penelitian.
2. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menyetujui uraian penelitian dan
konsep surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang kemudian
menyerahkannya kepada Kepala KPP.
3. Kepala KPP memberikan persetujuan dengan menandatangani uraian penelitian dan
konsep surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang.
4. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak
surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang.
5. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan surat keputusan pemusatan tempat
Pajak Pertambahan Nilai terutang.
6. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf surat keputusan pemusatan tempat
Pajak Pertambahan Nilai terutang kemudian menyampaikannya kepada Kepala KPP.
7. Kepala KPP menyetujui dan menandatangani surat keputusan pemusatan tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang paling lama:
a. 1 (satu) bulan sejak tanggal SMT, untuk Wajib Pajak yang sebelumnya sudah
melaksanakan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang berlaku
sejak tanggal SMT; dan/atau

- 10 -

b. 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya tahun SMT, untuk Wajib Pajak yang sebelumnya
tidak melaksanakan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang atau untuk
Wajib Pajak yang sudah diterbitkan surat keputusan pemusatan tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang sebagaimana dimaksud huruf a, dan berlaku sejak
tanggal 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT; atau
c. 14 (empat betas) hari kerja sejak diterimanya surat pemberitahuan pemusatan tempat
Pajak Pertambahan Nilai terutang, untuk Wajib Pajak yang menyampaikan
pemberitahuan sebelum diterbitkannya surat keputusan sebagaimana dimaksud pada
huruf b, berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tanggal surat keputusan
pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang.

B. Penerbitan Surat Keputusan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama untuk Wajib Pajak tertentu sebagai pelaksanaan dari
Peraturan Direktur Jenderal Pajak:
1. Account Representative (AR):
a. meneliti dan membuat daftar tempat-tempat kegiatan usaha yang sudah dipusatkan;
b. membuat uraian penelitian;
c. membuat konsep surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai
terutang paling lama 3 (tiga) minggu sejak tanggal SMT, untuk Wajib Pajak yang
sebelumnya terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah
DJP Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP
Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya, meliputi tempat-tempat
kegiatan usaha yang sudah dipusatkan sebelumnya dengan menggunakan contoh
formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-28/PJ/2012;
d. menyampaikan konsep surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan
Nilai terutang kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dilampiri uraian
penelitian.
2. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menyetujui uraian penelitian
dan konsep surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang
kemudian menyerahkannya kepada Kepala KPP.
3. Kepala KPP memberikan persetujuan dengan menandatangani uraian penelitian dan
konsep surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang.
4. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak
surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang.
5. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan surat keputusan pemusatan
tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang.
6. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf surat keputusan pemusatan tempat
Pajak Pertambahan Nilai terutang kemudian menyampaikannya kepada Kepala KPP.
7. Kepala KPP menyetujui dan menandatangani surat keputusan pemusatan tempat
Pajak Pertambahan Nilai terutang paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SMT untuk
Wajib Pajak yang sebelumnya terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di Iingkungan
Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Iingkungan Kantor
Wilayah DJP Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya yang berlaku sejak
tanggal SMT;

Anda mungkin juga menyukai