Anda di halaman 1dari 8

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.

php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 14-21
Analisis Power Budget Pada Komunikasi Serat Optik di Sto
Telkom Simpang Limun (SPM) – Komplek Pemda Seksama
Supriadi Siregar , Yussa Ananda, Maksum Pinem

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Komputer, Universitas Harapan Medan
Jl. H.M Joni No. 70 C, Medan

e-mail : supriadisiregar1003@gmail.com 2cyberyussa@gmail.com

Abstrak
Pada sistem komunikasi serat optik jaringan fiber to the home (FTTH), tidak akan lepas dari perhatian
anggaran daya (power budget). Pemakaian kabel serat optik sebagai media transmisi dalam dunia
telekomunikasi merupakan salah satu solusi yang sangat tepat meningkatkan pelayanan sistem
kemunikasi data, suara, dan video. Sistem Komunikasi serat optik berjalan baik dan lancar apabila tidak
kekurangan anggaran daya (power budget). Pada tulisan ini hanya membahas tentang perhitungan loss dan
analisis power budget. Analisis power budget sangat penting dilakukan secara berkala untuk menilai dan
mengevaluasi keadaan loss dan parameter-parameter dalam perancangan link power budget dalam
kelayakan suatu jaringan kominikasi serat optik. Dalam perhitungan dilakukan pada STO SMP – Komplek
Pemda Seksama Link ODP-SPM-FCS/081, loss dari pengukuran berkisar anatara 1,023 s/d 1,139 dB, dan
loss dari hasil perhitungan dengan berdasarkan Standarisasi berkisar 2,814 s/d 2,829 dB, sedangkan
Margin System yang di dapat berkisar anatara 36, 861 s/d 36,977 dB. Analisis power budget pada tulisan
ini akan dilakukan pengukuran pada jaringan komunikasi yang berada dalam area cakupan STO Simpang
Limun (SPM) - Komplek Pemda Seksama PT TELKOM.

Kata Kunci: serat optik, power budget.

1. PENDAHULUAN

Pada era teknologi sekarang ini kebutuhan komunikasi berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar
dalam bidang telekomunikasi sangat besar untuk mendukung perkembangan teknologi informasi yang
semakin berkembang di era masyarakat modren ini [1]. Kemajuan perkembangan telekomunikasi
merupakan potensi besar untuk dapat meningkatkan dan menwujudkan berbagai jenis pelayanan
komunikasi yang lebih canggih dengan akses yang lebih cepat dan murah, PT. Telkom sendiri sesuai visi
misi nya membangun suatu jaringan akses sampai ke rumah rumah yang disebut Fiber To The Home (FTTH)
menggunakan serat optik sebagai media transmisinya[2]. Serat optik merupakan media transmisi yang
menggunakan media cahaya sebagai penyalur informasi (data) dengan kelebihan bandwidth yang lebar,
rendah noise serta kecepatan yang tinggi dalam melakukan pentransmisian data yang memungkinan
informasi keseluruh pelanggan menjadi lebih cepat, handal dan baik
Pemakaian kabel fiber optic sebagai media transmisi dalam dunia telekomunikasi merupakan salah
satu solusi yang sangat tepat [3]. Fiber optic sebagai media transmisi mampu meningkatkan pelayanan
sistem kemunikasi data, suara, dan video seperti peningkatan jumlah kanal yang tersedia, tersedianya
bandwidth yang besar. Kemampuan mentransfer data dengan kecepatan mega bit/second, terjaminnya
kerahasin data yang dikirimkan, dan tidak terganggu oleh pengaruh cuaca dan gelombang elektromagnetik
[4].
Akan tetapi pada saat fiber optic dipilih sebagai media transmisi, maka perlu dilakukan suatu
perhitungan dan analisis anggaran daya (power budget) agar suatu sistem komunikasi optik dapat berjalan
dengan lancar dan baik, seperti adanya rugi-rugi transmisi (loss) pada kabel serat optik yang dapat
menurunkan kualitas transmisi, hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu
jaringan[5] . Dalam penulisan Skripsi ini akan dianalisa perhitungan power budget dan menganalisa
redaman pada kabel serat optik

14
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 14-21
2. TINJAUAN TEORITIS

2.1 Serat Optik

Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang
sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal
cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED.
Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Sedangkan Sumber cahayanya dapat berupa sinar
Laser ataupun sinar LED. Keuntungan-keuntungan menggunakan Kabel Fiber Optic sebagai media
transmisi diantaranya adalah besarnya(bandwidth) yang dimilikinya, tidak rentan terhadap gangguan
(interference) apabila dibandingkan dengan kabel tembaga, lebih tipis dan ringan serta dapat
mentransmisikan data dalam bentuk digital. Suatu transmisi serat optik terdiri dari tiga komponen utama
yaitu perangkat pengirim (Tx), perangkat penerima (Rx), dan media transmisi. Ketiga komponen ini
mutlak dimiliki dalam suatu dasar transmisi serat optik.

2.2 Power Budget

Power budget dalam komunikasi serat optik adalah daya yang tersedia dipengiriman (Ptx) pada
komunikasi serat optik yang disesuaikan dan dialokasi dengan kerugian seprti rugi penyambung (splice),
redaman serat, rugi konektor, rugi-rugi lainnya serta penguat (EDFA) untuk memastikan bahwa kekuatan
daya sinyal (Prx) tersediah cukup pada penerima agar sistem tersebut layak. Tujuan dilakukannya
perhitungan power budget adalah untuk menentukan apakah komponen dan parameter disain yang dipilih
dapat menghasilkan daya sinyal di penerima sesuai dengan tuntutan persyaratan perfomansi yang
diinginkan.
Desain suatu sistem dapat memenuhi persyaratan apabila System Gain (Gs) lebih besar atau sama
dengan total rugi-rugi. Daya yang diterima lebih kecil dari daya saturasi yang dapat mengakibatkan distorsi
di penerima. Disain link transmisi optik ditentukan oleh bit rate informasi yang di transmisikan, panjang
link total dan BER yang diinginkan. Bit rate dan panjang link total menentukan karakteristik serat optik,
tipe sumber optik (pengirim) dan tipe detektor optik (penerima) yang dipergunakan. Dengan mengetahui
ketiga komponen tersebut, power budget dapat dihitung sehingga dapat diperoleh jarak transmisi
maksimum antara pengirim dan penerima.

Secara sederhana perumusannya dapat menggunakan Persamaan


System Gain (𝐺𝑠) = 𝑃𝑡 − 𝑀𝑅𝑃 𝑑𝐵 (1)

Total rugi-rugi (Loss) dapat dihitung menggunakan Persamaan


𝐿𝑜 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑢𝑔𝑖 − 𝑟𝑢𝑔𝑖) = 𝐷. 𝐿𝑓 + 𝑁𝑐. 𝐿𝑐 + 𝑁𝑠. 𝐿𝑠 + 𝐿𝑝𝑠 𝑑𝐵 (2)

Total rugi-rugi juga dapat dihitung menggunakan Persamaan


𝐿𝑜 = 𝑃𝑡 − 𝑀𝑅𝑃 − 𝑑𝐵 (3)

Sedangkan untuk menghitung Margin (M) perumusannya dapat menggunakan persamaan


𝑀 = (𝑃𝑡 − 𝑀𝑅𝑃) − 𝐿𝑜 𝑑𝐵𝑚 (4)

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir


Langkah –langkang yang peneliti gunakan dalam pengerjaan skripsi ini ditunjukkan pada diagram
alir dibawah ini.

15
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 14-21

MUL
AI

STUDI LITERATUR

PENGUMPULAN DATA

ANALISIS POWER
BUDGET

PERHITUNGANMARGIN
LOSS HASIL
SYSTEM DAN PERHITUNGAN
PENGUKURAN
LOSS STANDARISASI

KESIMPULAN

SELES
AI
Gambar 1. Diagram Alir

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Masalah dan Metode Perhitungan Power Budget


Dalam mengevaluasi dan menilai performamsi atau kinerja suatu jaringan dalam mengirimkan sinyal dari
pengirim sampai ke penerima masih baik atau tidak maka perlu dilakukan perhitungan power budget.
Perhitungan power budget dapat dilakukan dengan mengitung Margin dari sistem yang akan dilakukan
penilaian atau evaluasi. Kemudian dari hasil perhitungan power budget dapat dianalisis apakah jaringan
komunikasi serat optik tersebut masih baik atau tidak. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya
ruang lingkup analisis terbatas untuk jaringan akses serat di STO Simpang Limun (SPM) – Komplek Pemda
Seksama.
4.2 Perhitungan Power Budget
Pada awal perencanaan suatu jaringan telah ditentukan daya sumber optik yang dikopel ke saluran
dan daya terima minimun yang diperlukan agar sinyal dapat diterima dengan baik. Dengan melakukan
perhitungan power budget maka seorang perancang jaringan dapat menentukan estimasi jarak antara
pengirim dan penerima atau antara repeater. Ketika jaringan telah beroperasi, pengukuran power budget
dilakukan untuk tujuan evaluasi performansi. Dalam Bab II akan dilakukan pengukuran loss dilapangan
dan perhitungan Margin system dari COT sampai ke RT pada jaringan akses serat optik di STO Simpang
Limun (SPM) – Komplek Pemda Seksama.
Dari hasil pengukuran dan perhitungan tersebut, kita akan dapat melihat apakah jaringan masih
memenuhi kelayakan seperti yang telah ditentukan pada disain awal power budget atau telah mengalami
penurunan atau degradasi. Dengan demikian kita dapat mengevaluasi dan menganalisis bagaimana
kelayakan jaringan tersebutdan kemudian mengambil langkah-langakah dan solusidalam menyelesaikan
permasalahan yang terjadi, Apakah masih sesuai dengan standar maka tidak perlu dilakukan penggelaran
kabel baru atau penambahan repeater atau attenuator tetapi hanya denga melukukan proses maintenan
Dalam melakukan perhitungan power budget PT. Telkom memiliki standar untuk membatasi loss
yang boleh pada link transmisi, Standar tersebut merupakan acauan yang akan dipergunakan oleh PT.
Telkom pada saat awal perancangan dan pembangunan jaringan. Standar ini menentukan yang akan
menentukan batas maksimun untu fiber loss, splices dan connector loss yang nilai-nilainya telah tersebut
pada bab sebelumnya. Batas maksimum inilah yang dipakai oleh PT. Telkom pada saat melakukan
perencanaan suatu jaringan. Oleh karena itu, loss dari hasil pengukuran harus memiliki nilai di bawah batas
maksimum tersebut untuk mendapatkan untuk kerja yang baik pada jaringan seart optik tersebut.
Pengukuran dilakukan dengan mempergunakan alat optical time domain reflectometer (OTDR) dari STO

16
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 14-21
Simpang Limun (SPM) – Komplek Pemda Seksama. Sedangkan untuk melihat performansi dari sisi power
budget selain membandingkan loss dengan melakukan pengukuran dilapangan, hasil evaluasi juga dapat
diperkuat dengan mencari margin sytem melalui perhitungan Margin diperlukan untuk mengantisipasi
adanya perubahan parameter komponen karena usia operasi sehingga menyebabkan degradasi, Margin
harus menunjukkan nilai positif, dengan kata lain gain dari sistem harus lebih besar atau sama dengan total
loss,
Perhitungan margin dapat dilakukan dengan mensubtitusi rumus-rumus yang ada pada bab 2 yaitu
Persamaan (2.19)
𝑀 = (𝑃𝑡 − 𝑀𝑅𝑃) − 𝐿𝑜 (2.19)
Selain itu, total loss dari hasil pengukuran harus dibandingkan dengan total loss dari hasil
perhitungan berdasarkan standar PT. Telkom Gambar 4.1 menunjukkan konfigurasi sederhana untuk
perhitungan loss pada STO Simpang Limun (SPM) – Komplek Pemda Seksama antara COT dan RT.
Standar batas maksimum PT Telkom untuk tiap jenis loss dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai
berikut :
Tabel 4,1 Standar PT. Telkom untuk tiap jenis loss.
Fiber loss 0,4 dB/km
Splice loss 0,2 dB
Connector loss 0,5 dB

Perhitungan total loss ini menggunakan persamaan yang ada pada bab 2 yaitu Persamaan (2.17)
𝐿𝑜 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑔𝑖 − 𝑟𝑢𝑔𝑖) = 𝐷. 𝐿𝑓 + 𝑁𝑐. 𝐿𝑐 + 𝑁𝑠. 𝐿𝑠 + 𝐿𝑝𝑠 𝑑𝐵 (2.17)
Data yang digunakan untuk mencari nilai margin adalah total loss daya yang dikopel ke saluran dan daya
terima minimum yang diperlukan.
Dengan mempergunakan Persamaan (2.19) dan data yang telah diperoleh maka perhitungan
margin dapat dilakukan. Berikut adalah satu contoh perhitungan untuk STO Simpang Limun (SPM) –
Komplek Pemda Seksama pada link ODP-SPM-FCS/081 dengan nomor core 2 (lihat Tabel 3.5).
𝑀 = (𝑃𝑡 − 𝑀𝑅𝑃) − 𝐿𝑜
𝑀 = (0 − (−38) − 1.023 𝑑𝐵
𝑀 = 38 − 1.023 𝑑𝐵
𝑀 = 36.977 𝑑𝐵𝑚
Dan dengan mempergunakan persamaan di atas, dapat dilakukan perhitungan total loss dari standarisasi
PT.Telkom. berikut adalah contoh perhitungan total loss untuk link ODP-SPM-FCS/081 dengan nomor core
2 (lihat Tabel 3.5) sebagai berikut :
𝐿𝑜 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑢𝑔𝑖 − 𝑟𝑢𝑔𝑖) = 𝐷. 𝐿𝑓 + 𝑁𝑐. 𝐿𝑐 + 𝑁𝑠. 𝐿𝑠 + 𝐿𝑝𝑠 𝑑𝐵
= (3,935 . 0,4) + (2 . 0,5) + (1 . 0,24) dB
= 1, 574 + 1 + 0,24 dB
= 2,814 dB
Berikut adalah data lengkap hasil perhitungan Margin sistem data hasil pengukuran untuk
jaringan akses beserta data hasil perhitungan standar loss dari standarisasi PT. TELKOM, Namun, ruang
lingkup perhitungan dibatasi hanya untuk STO Simpang Limun – Komplek Pemda Seksama, pada Link ODP-
SPM-FCS/081 dan ODP-SPM-FCS/082. Data-data hasil perhitungan dan pengukuran untuk evaluasi power
budget dapat diringkas ke dalam Tabel 4.2 dan 4.3.
Tabel 4.2 Hasil evaluasi power budget STO Simpang Limun (SPM) -Komplek Pemda Seksama Link ODP-
SPM-FCS/081
No No Jarak Loss Hasil Loss dari Margin system
Core (km) Pengukuran (dB) Standarisasi (dB) (dBm)
1 2 3935 1,023 2,814 36,977
2 3 3939 1,023 2,815 36,977
3 4 3941 1,037 2,816 36,963
4 6 3953 1,026 2,821 36,974
5 7 3946 1,043 2,818 36,957
6 9 3949 1,052 2,819 36,948
7 11 3959 1,124 2,823 36,876
8 12 3961 1,135 2,824 36,865
9 13 3967 1,048 2,826 36,952
10 14 3973 1,139 2,829 36,861
Rata-rata 1,065 2,820 36,934

17
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 14-21

Tabel 4.3 Data hasil evaluasi power budget STO Simpang Limun(SPM) -Komplek Pemda Seksama Link
ODP-SPM-FCS/082
No No Jarak Loss Hasil Loss dari Margin system
Core (km) Pengukuran (dB) Standarisasi (dB) (dBm)
1 3 3854 1,003 2,781 36,997
2 6 3860 1,011 2,784 36,989
3 8 3863 1,014 2,785 36,986
4 9 3871 1,005 2,788 36,995
5 10 3874 1,021 2,789 36,979
6 12 3880 1,018 2,792 36,982
7 13 3883 1,027 2,793 36,973
8 14 3887 1,023 2,794 36,977
9 15 3901 1,031 2,800 36,969
10 17 3910 1,030 2,804 36,970
Rata-rata 1,018 2,731 36,9781

4.3 Analisis Power Budget

Pada saat melakukan evaluasi dan analisis maka yang perlu diperhatikan adalah margin system
yang dihasilkan masih positif atau tidak, dan perbandingan antara loss hasil pengukuran dan loss hasil
pengukuran dan loss perhitungan berdasarkan standarisasi yang ditetapkan oleh PT. TELKOM.
Perbandingan yang baik adalah nilai loss hasil pengukuran harus lebih kecil dari pada loss dari hasil
perhitungan berdasarkan standarisasi.

4.3.1STOSimpang Limun(SPM)-Komplek Pemda Seksama Link ODP-SPM-FCS/081


Dari data pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa loss dari hasil pengukuran hanya berkisar antara
1,023 s/d 1,139 dan loss dari hasil perhitungan berdasarkan standarisasi berkisar 2,814 s/d 2,829.
Sedangkan MarginSystem yang di dapat berkisar antara 36, 948 s/d 36,977. Hal ini menunjukkan bahwa
loss hasil pengukuran masih relatif kecil bila dibandingkan dengan loss standarisasi PT. Telkom. Selain itu,
margin system yang dihasilkan juga masih sangat positif. Dimana nilai margin yang baik adalah
38 dBm, dari kedua fakta tersebut dapat kita simpulkan bahwa kondisi jaringan serat optik pada STO
Simpang Limun (SPM)-Komplek Pemda Seksama Link ODP-SPM-FCS/081 masih sangat bagus dengan loss
yang masih sangat kecil dan margin system yang masih sangat positif. Untuk lebih jelas lihat Gambar 4.2 di
bawah ini.
Perhitungan Loss Standarisasi (dB)
Loss pengukuran (dB)
Loss

Jarak

Gambar 4.2 Perbandingan Loss hasil pengukuran dan Perhitungan Loss standarisasi

Dari Grafik dapat dilihat bahwa peningkatan nilai loss untuk setiap core tidak terlalu besar dan hampir
relatif sama. Untuk loss dari hasil pengukuran nilai loss yang terbesar hanya terjadi pada core nomor 14
dengan jarak link 3973 m, sedangkan untuk loss terkecil terjadi pada core nomor 2 dengan jarak link 3935
m. Redaman link tersebut bertambah besar, hal ini menunjukkan adanya penurunan kualitas link. Secara

18
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 14-21
fisik, hal ini disebabkan oleh bertambahnya usia komponen itu sendiri, misalnya redaman konektor yang
semakin besar, kepakaan optik yang semakin melemah, dan daya keluaran pengirim yang semakin
menurun dan kualitas kabel optik yang banyak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar. Akan tetapi,
nilai loss yang dihasilkan pada link ini masih relatif kecil, hal ini disebabkan karena jaringan akses tersebut
merupakan jaringan yang baru diinstalasi.

4.3.2 STO Simpang limun(SPM)-Komplek Pemda Seksama Link ODP-SPM-FCS/082


Dari data pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa loss dari hasil pengukuran hanya berkisar antara
1,000 s/d 1,030 dan loss dari hasil perhitungan berdasarkan standarisasi berkisar 2,781 s/d 2,804.
Sedangkan MarginSystem yang di dapat berkisar antara 36, 970 s/d 36,997. Hal ini menunjukkan bahwa
loss hasil pengukuran masih relatif kecil bila dibandingkan dengan loss standarisasi PT. Telkom. Selain itu,
margin system yang dihasilkan juga masih sangat positif. Dimana nilai margin yang
baik adalah 38 dBm, dari kedua fakta tersebut dapat kita simpulkan bahwa kondisi jaringan serat optik
pada STO Simpang Limun (SPM)-Komplek Pemda Seksama Link ODP-SPM-FCS/082 masih sangat bagus
dengan loss yang masih sangat kecil dan margin system yang masih sangat positif. Untuk lebih jelas lihat
Gambar 4.3 di bawah ini.
Loss

Jarak
loss Perhitungan Standarisasi (dB)
Loss Pengukuran (dB)

Gambar 4.3 Perbandingan Loss hasil pengukuran dan Loss dari standarisasi
Dari Grafik dapat dilihat bahwa peningkatan nilai loss untuk setiap core tidak terlalu besar dan hampir
relatif sama. Untuk loss dari hasil pengukuran nilai loss yang terbesar hanya terjadi pada core nomor 17
dengan jarak link 3910 m, sedangkan untuk loss terkecil terjadi pada core nomor 3 dengan jarak link 3854
m. Redaman link tersebut bertambah besar, hal ini menunjukkan adanya penurunan kualitas link.
Secara fisik, hal ini disebabkan oleh bertambahnya usia komponen itu sendiri, misalnya redaman konektor
yang semakin besar, kepakaan optik yang semakin melemah, dan daya keluaran pengirim yang semakin
menurun dan kualitas kabel optik yang banyak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar.

4.4 Perbandingan Power Budget antar Link


Berdasarkan data-data margin yang didapat untuk kedua link jaringan akses serat optik dapat dihitung
berapa nilai margin rata-rata untuk masing-masing ODP. Kemudian dengan melihat dan membandingkan
kedua nilai margin rata-rata tersebut akan terlihat jaringan akses mana yang memiliki margin yang paling
positif atau baik dan jaringan akses mana yang paling rendah. Gambar 4.3 berikut adalah grafik
perbandingan margin rata-rata kedua jaringan akses atau link diatas.

19
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 14-21

Margin
Link

Gambar 4.3 Perbandingan Margin rata-rata sistem

Dari grafik diatas terlihat bahwa link ODP-SPM-FCS/082 memiliki nilai margin rata-rata yang baik dengan
36,970 dB dibandingkan dengan Link ODP-SPM-FCS/081 yaitu dengan margin rata-rata 36,934 dB. Akan
tetapi, walaupun Link ODP-SPM-FCS/081 memiliki nilai margin yang rendah dibandingkan ODP-SPM-
FCS/082, hal ini tidak berarti Link ODP-SPM-FCS/081 memiliki performansi yang jelek. Berikut adalah
Gambar 4.4 tentang perbandingan loss.

perhitungan Loss
Standarisasi (dB)
Perhitungan Loss
Loss Pengukuran (dB)
Loss

Standarisasi (dB)
Loss

Loss pengukuran (dB)

Jarak Jarak

a) Link ODP-SPM-FCS/081 b) Link ODP-SPM-FCS/082


Gambar 4.4 Perbandingan Loss : Link a) ODP-SPM-FCS/081 b) Link ODP-SPM-FCS/082

Dari Gambar 4.4 dapat kita lihat dan secara keseluruhan dapat kita simpulkan bahwa kedua Link
tersebut memiliki performansi yang sangat baik karena Loss yang dihasilkan masih bernilai kecil dan masih
berada dibawah standar Loss yang ditetapkan oleh PT. TELKOM. Hal ini dapat kita pada gambar 4.4, dan
grafik yang dihasilkan oleh data loss hasil pengukuran masih berada jauh dibawah garfik yang di hasilkan
melalui perhitungan berdasarkan standarisasi PT.TELKOM. Berikut Gambar 4.5 Perbandingan Loss rata-
rata hasil pengukuran dan Loss dari standarisasi antara link.

Loss pengukuran (dB) perhitungan Loss Standarisasi (dB)

Gambar 4.5 Perbandingan Loss rata-rata hasil pengukuran dan Loss dari standarisasi antar link.

20
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 14-21

Loss Pengukuran (dB)


Perhitungan Loss Standarisasi (dB)
Margin Sistem (dBm)

Gambar 4.6 Perbandingan rata-rata loss hasil pengukuran, perhitungan loss standarisasi dan
Marginsistem

5. KESIMPULAN

Dari kondisi Link power budget jaringan akses komunikasi pada STO TELKOM Simpang Limun
(SPM)–Komplek Pemda Seksama. Link ODP-SPM-FCS/081 dan LinkODP-SPM-FCS/082 sesuai dengan
standar yang di tentukan oleh PT. Telkom Tbk. dan masih layak untuk digunakan. Dari data ke-dua
perhitungan Loss bahwa kondisi ke-dua jaringan komunikasi yang berada dalam cakupan area PT. Telkom
STOSimpang Limun(SPM)-Komplek Pemda Seksama padaLink ODP-SPM-FCS/081 dan LinkODP-SPM-
FCS/082 masih menghasilkan nilai loss yang kecil, dan masih dibawah perhitungan loss standarisasi. Dan
jaringan askes ini masih layak untuk digunakan Dari perhitungan Power Budgetjuga terlihat bahwa
nilaiLoss hasil pengukuran masih berada dalam batas standarisasi yang ditentukan dengan nilai Margin
yang dihasilkan oleh ke-dua jaringan akses yaitu pada Link ODP-SPM-FCS/081 dan LinkODP-SPM-
FCS/082Dengan demikian dapat kita lihat bahwa berdasarkan perhitungan hasil analisis Power Budget ke-
dua jaringan akses tesebut masih cukup baik dan layak untu digunakan.

REFERENCES

[1] R. Rahmania, “Analisis Power Budget Jaringan Komunikasi Serat Optik Di Pt.Telkom Akses
Makassar,” Vertex Elektro, vol. 1, no. 2, pp. 52–64, 2019, doi: 10.26618/jte.v1i2.2400.
[2] W. S. Ayub, “Analisis serat optik dengan menggunakan metode power budget,” vol. 06, pp. 24–34,
2019.
[3] R. N. . Auzaiy, “Analisis Power Budget Jaringan Komunikasi Serat Optik PT Telkom di STO
Jatinegara,” vol. 2, pp. 1–15, 2011.
[4] R. Budiati, G. A. Pauzi, and Warsito, “Analisis Pengaruh Tekanan Pada Serat Optik Terhadap Sistem
Transmisi Data BerbasisMikrokontroler ATMega32 Dengan Akuisisi Data Menggunakan Matlab,” J.
Teor. dan Apl. Fis., vol. 04, no. 01, pp. 107–114, 2016.
[5] O. Efriyanda, D. Faiza, and A. Hadi, “ANALISIS KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
DENGAN MENGGUNAKAN METODE POWER LINK BUDGET DAN RISE TIME BUDGET PADA
PT.TELKOM ( Studi Kasus Link Batusangkar – Lintau ),” Voteteknika (Vocational Tek. Elektron. dan
Inform., vol. 2, no. 2, 2018, doi: 10.24036/voteteknika.v2i2.4079.

21

Anda mungkin juga menyukai