Anda di halaman 1dari 30

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR HK.01.07/MENKES/1919/2022
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
HK.01.07/MENKES/1182/2022 TENTANG STANDAR ALAT ANTROPOMETRI
DAN ALAT DETEKSI DINI PERKEMBANGAN ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam memantau pertumbuhan dan


perkembangan anak yang valid dan akurat, diperlukan
alat antropometri dan alat deteksi dini perkembangan
anak yang terstandar;
b. bahwa standar alat antropometri dan alat deteksi dini
perkembangan anak telah ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat
Antropometri dan Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1340/2022
tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar
Alat Antropometri dan Alat Deteksi Dini Perkembangan
Anak, belum terimplementasi dengan baik sehingga perlu
dilakukan perubahan yang disesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan program;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Perubahan Kedua
atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

jdih.kemkes.go.id
-2-

HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat


Antropometri dan Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5606);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
5. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 172);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2014
tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan

jdih.kemkes.go.id
-3-

Gangguan Tumbuh Kembang Anak (Berita Negara


Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1524);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 68);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2019
tentang Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 699);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020
tentang Standar Antropometri Anak (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 7);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 156);
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat
Antropometri Dan Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1340/2022
tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar
Alat Antropometri dan Alat Deteksi Dini Perkembangan
Anak;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN
KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
HK.01.07/MENKES/1182/2022 TENTANG STANDAR ALAT
ANTROPOMETRI DAN ALAT DETEKSI DINI PERKEMBANGAN
ANAK.

Pasal I
Ketentuan standar Pita LiLA (untuk anak usia 6-59 bulan)
dan standar alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala

jdih.kemkes.go.id
-4-

dalam Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat
Antropometri Dan Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1340/2022 tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat
Antropometri dan Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak,
diubah, sehingga berbunyi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.

Pasal II
Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,
dan memiliki daya laku surut sejak tanggal 10 Agustus 2022.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 November 2022

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI G. SADIKIN

jdih.kemkes.go.id
-5-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/1919/2022
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN NOMOR
HK.01.07/MENKES/1182/2022
TENTANG STANDAR ALAT
ANTROPOMETRI DAN ALAT DETEKSI
DINI PERKEMBANGAN ANAK

STANDAR ALAT ANTROPOMETRI DAN ALAT DETEKSI DINI


PERKEMBANGAN ANAK

Masalah gizi pada anak (termasuk stunting) berhubungan dengan


peningkatan angka kematian terkait infeksi dan kerentanan terhadap
kesakitan yang berkontribusi pada sepertiga kematian balita (Unicef, 2009).
Oleh karena itu, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara rutin
setiap bulan sangat penting dilakukan sebagai deteksi dini terjadinya masalah
gizi. Upaya yang dilakukan dalam rangka optimalisasi kegiatan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan anak salah satunya dengan tersedianya alat
ukur sesuai standar dan tenaga pelaksana yang terlatih sehingga data yang
dihasilkan dapat terjaga validitas dan reliabilitasnya.
Stimulasi yang tepat dan adekuat akan merangsang otak anak sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian, serta perilaku dan emosi pada anak berlangsung optimal sesuai
dengan umurnya. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu
dilakukan guna mengetahui adanya kemungkinan penyimpangan termasuk
menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang
anaknya. Kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi akan
meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan
memasuki jenjang pendidikan formal. lndikator keberhasilan pembinaan
tumbuh kembang anak tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi

jdih.kemkes.go.id
-6-

anak tetapi juga mental, emosional, sosial, dan kemandirian anak berkembang
secara optimal.
Kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dilakukan
menggunakan alat antropometri (antropometri kit) dan alat deteksi dini
perkembangan anak (Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK Kit)). Antropometri Kit yang digunakan untuk kegiatan pemantauan
pertumbuhan balita terdiri dari alat ukur berat badan bayi (baby scale), alat
ukur berat badan injak digital, alat ukur panjang badan, alat ukur tinggi
badan, alat ukur lingkar lengan atas, dan alat ukur lingkar kepala. Sedangkan
kegiatan deteksi dini perkembangan anak menggunakan SDIDTK kit. Standar
Alat Antropometri dan Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak secara lengkap
sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Standar Alat Antropometri dan Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

1. Alat ukur 1. Kuat dan tahan Cara penggunaan:


berat badan lama. 1. Alat ukur berat badan bayi (baby
bayi (baby 2. Bahan/material ABS scale) dan balita diletakkan di tempat
scale) dan (Akrilonitril yang rata, datar, dan keras sehingga
balita butadiena stirena). tidak mudah bergerak dan ruangan
3. Mempunyai cukup terang.
ketelitian 5 - 10 g 2. Alat ukur berat badan bayi (baby
atau 0,005 - 0,01 kg. scale) dan balita harus bersih dan
4. Penampang Bayi tidak ada beban lain di atas
(Untuk bayi yang timbangan.
belum bisa berdiri; 3. Baterai dipasang pada tempatnya
Menjaga bayi agar dengan memperhatikan posisi baterai
bebas bergerak dan jangan sampai terbalik.
tidak jatuh yang 4. Tombol power/on dinyalakan dan
memiliki kedalaman memastikan angka pada jendela baca
yang cukup. menunjukkan angka nol. Posisi awal
5. Penampang bayi harus selalu berada di angka nol.
atau Mangkok 5. Bayi dengan pakaian seminimal
timbang bayi dapat mungkin diletakkan di atas alat ukur
dilepas, sehingga berat badan bayi (baby scale) dan
dapat digunakan balita hingga angka berat badan

jdih.kemkes.go.id
-7-

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

untuk usia <24 muncul pada layar alat ukur berat


bulan yang sudah badan bayi (baby scale) dan balita,
bisa berdiri. sudah tidak berubah.
6. Timbangan Injak 6. Berat badan bayi dicatat dalam
(Untuk balita yang satuan kilogram (kg) dengan dua
sudah bisa berdiri, desimal (2 digit di belakang koma).
dengan beban
maksimal 20 kg). Cara pemeliharaan:
7. On/Off Button atau 1. Ketika tidak digunakan, timbangan
automatic. digital sebaiknya disimpan pada
8. Hold Button untuk suhu di bawah 45⁰C, di tempat
mempertahankan yang datar, jauh dari guncangan,
nilai, ketika Bayi dan baterai dilepas dari tempatnya.
diangkat nilai akan 2. Selama masa penyimpanan,
tetap terlihat. timbangan digital tidak boleh
9. Reset Button untuk dibebani oleh benda lain dan tidak
mereset Nilai ditumpuk dengan benda lain.
kembali ke angka 0. 3. Perlu dijaga agar timbangan digital
10. Calibrate Button tidak jatuh atau tidak terinjak.
untuk Kalibrasi Alat. 4. Sebelum digunakan, timbangan
11. LCD untuk digital dikalibrasi dengan cara
menampilkan hasil menimbang anak timbangan dalam
pengukuran berat yang bervariasi sesuai dengan
12. Bluetooth untuk kapasitas timbangan.
menghubungkan 5. Pada waktu kalibrasi, harus
alat dengan dipastikan timbangan
Smartphone, Laptop, menunjukkan angka yang sesuai
Komputer dll, dan dengan berat anak timbangan yang
mengirimkan data diukur.
hasil pengukuran
dari alat ke Software.
13. Jika timbangan
menggunakan
baterai, jenis dan
ukuran baterai

jdih.kemkes.go.id
-8-

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

harus tersedia di
daerah setempat.
14. Mudah
dimobilisasikan
untuk kunjungan
rumah.
15. Bukan merupakan
timbangan pegas
atau berat badan
bayi (baby scale) dan
balita manual.
16. Mengacu pada
golden standard
international
termasuk Standar
Nasional Indonesia
(SNI)
17. Berat alat maksimal
4,5 kg
18. Dimensi:
a. Panjang: 700 –
800 mm
b. Lebar: 320 - 350
mm
c. Tinggi:120 – 195
mm
19. Dimensi Tray:
a. Panjang: 700 –
800 mm
b. Lebar: 260 – 350
mm
c. Tinggi: 60 – 90
mm
20. Dimensi Platform:
a. Panjang: 270 -

jdih.kemkes.go.id
-9-

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

350 mm
b. Lebar: 300 - 350
mm
c. Tinggi: 60 – 160
mm
21. Dimensi
Kelengkungan
Mangkok Timbang:
a. Lebar: 260 – 350
mm
b. tinggi: 60 – 80
mm
c. R: 160 - 500 mm
2. Alat ukur 1. Kuat dan tahan Cara penggunaan:
berat badan lama. 1. Memastikan kelengkapan dan
injak digital 2. Ketahanan (suhu, kebersihan timbangan.
(standing goncangan, anti 2. Memasang baterai pada timbangan
weight) hanya karat) yang menggunakan baterai.
digunakan 3. Mempunyai 3. Meletakkan timbangan di tempat yang
untuk anak ketelitian 50 - 100 datar, keras, dan cukup cahaya.
>5 tahun atau g atau 0,05 - 0,1 kg. 4. Menyalakan timbangan dan
berat badan 4. Kapasitas 150 kg memastikan bahwa angka yang
>20 kg 5. Timbangan injak muncul pada layar baca adalah 00,0.
digital dapat berupa 5. Sepatu dan pakaian luar anak harus
timbangan injak dilepaskan atau anak menggunakan
digital konvensional pakaian seminimal mungkin.
atau tared, yaitu 6. Anak berdiri tepat di tengah
dapat diatur ulang timbangan saat angka pada layar
ke nol (tared) pada timbangan menunjukan angka 00,0,
saat ibu/pengasuh serta tetap berada di atas timbangan
masih di atas sampai angka berat badan muncul
timbangan. pada layar timbangan dan sudah
6. Sumber energi tidak berubah.
timbangan digital 7. Untuk anak yang belum bisa berdiri
dapat berasal dari atau tidak mau berdiri sendiri,

jdih.kemkes.go.id
- 10 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

baterai atau panel penimbangan dilakukan bersama


surya. dengan ibunya dengan langkah
7. Timbangan yang sebagai berikut:
menggunakan a. Untuk timbangan konvensional
cahaya, harus 1) Ibu melepas alas kaki, pakaian
diletakkan pada luar/tebal, dompet, tas,
tempat dengan handphone, dan barang lainnya.
pencahayaan yang 2) Menyalakan timbangan hingga
cukup pada saat muncul angka 00,0 pada layar
digunakan. baca.
8. Mudah 3) Ibu diminta berdiri tepat di
dimobilisasikan tengah alat timbang serta tetap
untuk kunjungan berada di atas timbangan sampai
rumah. angka berat badan muncul pada
9. Bukan merupakan layar timbangan dan sudah tidak
timbangan pegas berubah.
(bathroom scale). 4) Hasil timbangan berat badan ibu
10. Mengacu pada dicatat.
Golden Standard 5) Ibu diminta turun dari
International timbangan.
termasuk Standar 6) Ibu menggendong anaknya
Nasional Indonesia (pakaian anak harus seminimal
(SNI). mungkin) dan diminta berdiri
kembali di alat timbang sampai
11. Berat maksimal 4,5
angka berat badan muncul pada
kg
layar timbangan dan tidak
12. Dimensi:
berubah.
a. Panjang: 300 –
7) Hasil timbangan berat badan ibu
400 mm
dan anak dicatat.
b. Lebar: 300 - 400
8) Berat badan anak dicatat dengan
mm
cara mengurangi berat badan
c. Tinggi: 40 – 70
ibu dan anak dengan berat
mm
badan ibu saja.
b. Untuk timbangan tared
1) Ibu melepas alas kaki, pakaian

jdih.kemkes.go.id
- 11 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

luar/tebal, dompet, tas, gawai,


dan barang lainnya.
2) Menyalakan timbangan hingga
muncul angka 00,0 pada layar
baca.
3) Ibu diminta berdiri di atas
timbangan, tepat di tengah alat
timbang serta tetap berada di
atas timbangan sampai angka
berat badan muncul pada layar
timbangan dan sudah tidak
berubah.
4) Menekan tombol (atau
menggerakkan telapak tangan di
atas layar baca pada timbangan
dengan sumber energi cahaya)
hingga muncul kembali angka
00,0.
5) Menyerahkan anak (pakaian
anak harus seminimal mungkin)
kepada ibu, lalu membaca hasil
penimbangan yang ditunjukkan
pada layar baca dan segera
dicatat.

Mengukur berat badan ibu

Cara pemeliharaan:
1. Ketika tidak digunakan, timbangan
digital sebaiknya disimpan pada
suhu di bawah 45⁰C, di tempat yang

jdih.kemkes.go.id
- 12 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

datar, jauh dari guncangan, dan


baterai dilepas dari tempatnya.
2. Selama masa penyimpanan,
timbangan digital tidak boleh
dibebani oleh benda lain dan tidak
ditumpuk dengan benda lain.
3. Perlu dijaga agar timbangan digital
tidak jatuh atau tidak terinjak.
4. Sebelum digunakan, timbangan
digital dikalibrasi dengan cara
menimbang anak timbangan dalam
berat yang bervariasi sesuai dengan
kapasitas timbangan.
5. Pada waktu kalibrasi, harus
dipastikan timbangan
menunjukkan angka yang sesuai
dengan berat anak timbangan yang
diukur.
6. Ditera secara teratur untuk
memastikan alat ukur berat badan
injak digital masih layak pakai.
3. Alat ukur 1. Mengukur panjang Cara penggunaan:
panjang badan anak umur 0 1. Alat harus dipastikan dalam
badan – 24 bulan atau yang kondisi baik dan lengkap, alat
(infantometer/ belum dapat berdiri. penunjuk ukuran (meteran) dapat
length board) 2. Kuat dan tahan terbaca jelas dan tidak terhapus
lama. atau tertutup.
3. Bahan/material ABS 2. Alat ditempatkan pada tempat yang
(Akrilonitril datar, rata dan keras.
butadiena stirena)/ 3. Alat ukur panjang badan dipasang
aluminium sesuai petunjuk.
4. Mempunyai 4. Pada bagian kepala papan ukur
ketelitian 0,1 cm. dapat diberikan alas kain yang tipis
5. Harus dipastikan dan tidak mengganggu pergerakan
bahwa alat geser di alat geser.

jdih.kemkes.go.id
- 13 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

bagian kaki dapat 5. Panel bagian kepala diposisikan


digerakkan dengan pada sebelah kiri pengukur. Posisi
mudah dan kuat pembantu pengukur berada di
menahan gerakan belakang panel bagian kepala.
kaki bayi. 6. Anak dibaringkan dengan puncak
6. Kemudahan kepala menempel pada panel
mobilisasi jika bagian kepala (yang tetap).
digunakan untuk Pembantu pengukur memegang
kunjungan rumah. dagu dan pipi anak dari arah
7. Ringan, belakang panel bagian kepala. Garis
memperhatikan imajiner (dari titik cuping telinga ke
kemudahan ujung mata) harus tegak lurus
pengukuran, dengan lantai tempat anak
pembatas kepala dibaringkan.
tidak dapat 7. Pengukur memegang dan menekan
digerakkan/fixed, lutut anak agar kaki rata dengan
mistar baca/alat permukaan alat ukur.
geser tidak mudah 8. Alat geser digerakkan ke arah
lepas dari papan telapak kaki anak hingga posisi
ukur telapak kaki tegak lurus menempel
8. Penampang Bayi pada alat geser. Pengukur dapat
(menjaga bayi agar mengusap telapak kaki anak agar
bebas bergerak dan anak dapat menegakkan telapak
tidak jatuh) kakinya ke atas, dan telapak kaki
9. Penggaris Analog segera ditempatkan menempel pada
atau Digital (pilihan) alat geser.
(Fleksibel, Dinamis) 9. Pembacaan hasil pengukuran harus
10. On/Off Button atau dilakukan dengan cepat dan
automatic. (pilihan) seksama karena anak akan banyak
11. Hold Button untuk bergerak.
mempertahankan 10. Hasil pembacaan disampaikan
nilai, ketika Bayi kepada pembantu pengukur untuk
diangkat nilai akan segera dicatat.
tetap terlihat.
(pilihan) Cara pemeliharaan:

jdih.kemkes.go.id
- 14 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

12. Reset Button untuk 1. Alat ukur ini sebaiknya disimpan


mereset Nilai kembali pada suhu ruang dan terhindar dari
ke angka 0. (pilihan) kelembaban atau panas yang
13. Calibrate Button berlebihan.
untuk Kalibrasi Alat. 2. Selama masa penyimpanan, alat
(pilihan) ukur panjang badan tidak boleh
14. LCD untuk dibebani oleh benda lain dan tidak
menampilkan hasil ditumpuk dengan benda lain.
pengukuran (pilihan) 3. Sebelum digunakan, alat ukur ini
15. Bluetooth harus dikalibrasi dengan tongkat
(menghubungkan yang memiliki ukuran panjang
alat dengan tertentu yang bervariasi. Tongkat
Smartphone, Laptop, terbuat bahan dari bahan yang kuat,
Komputer dll; solid dan tidak memuai.
mengirimkan data
hasil pengukuran
dari alat ke Software
(pilihan)
16. Berat Maksimal 4,5
kg
17. Mistar ukur Panjang
badan minimal 100
cm dengan skala
yang dimulai dari 0.
18. Dimensi:
a. Panjang: 1100 –
1300 mm
b. Lebar: 300 - 450
mm
c. Tinggi: 150 - 220
mm
4. Alat ukur 1. Mengukur tinggi Cara pemasangan alat ini disesuaikan
tinggi badan badan anak mulai dengan tujuan penggunaan. Jika akan
(stadiometer) usia 0 bulan. digunakan untuk mengukur panjang
2. Terbuat dari bahan badan, alat diletakkan berbaring di atas

jdih.kemkes.go.id
- 15 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

yang kuat, kokoh permukaan yang rata, dan jika akan


dan tahan lama. digunakan untuk mengukur tinggi
3. Ketahanan (suhu, badan, alat ini diletakkan berdiri.
goncangan, anti Prinsip penggunaan alat sama dengan
karat) infantometer dan microtoise.
4. Mempunyai
ketelitian 0,1 cm. Cara pemeliharaan:
5. Kapasitas 1. Alat ukur ini sebaiknya disimpan
pengukuran pada suhu ruang dan terhindar dari
maksimal 200 - 220 kelembaban atau panas yang
cm. berlebihan.
6. Terbuat dari bahan 2. Selama masa penyimpanan, alat
yang kuat dan ukur tinggi badan tidak boleh
kokoh. dibebani oleh benda lain dan tidak
7. Tiang ukur dapat ditumpuk dengan benda lain.
menompang 5 titik 3. Sebelum digunakan, alat ukur ini
pengukuran tinggi harus dikalibrasi dengan tongkat
badan (bagian yang memiliki ukuran panjang
belakang kepala, tertentu yang bervariasi. Tongkat
punggung, bokong, terbuat bahan dari bahan yang
betis, dan tumit). kuat, solid dan tidak memuai.
8. Memiliki batas
tumit agar
memastikan anak
berdiri tegak lurus
9. Memiliki jendela
baca dan mistar
baca yang mudah
digeser.
10. Penggaris Analog
atau Digital
(pilihan) (Fleksibel,
Dinamis) dengan
angka harus
terbaca jelas dan

jdih.kemkes.go.id
- 16 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

tidak mudah hilang.


11. On/Off Button
untuk menyalakan
dan mematikan Alat
atau automatic.
(pilihan)
12. Hold Button untuk
mempertahankan
nilai. (pilihan)
13. Reset Button untuk
mereset Nilai
kembali ke angka 0.
(pilihan)
14. Calibrate Button
untuk Kalibrasi Alat.
(pilihan)
15. LCD untuk
menampilkan hasil
pengukuran (pilihan)
16. Bluetooth
(menghubungkan
alat dengan
Smartphone, Laptop,
Komputer dll;
mengirimkan data
hasil pengukuran
dari alat ke Software.
(pilihan)
17. Berat maksimal 4,5
kg.

jdih.kemkes.go.id
- 17 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

5. Pita LiLA 1. Terbuat dari bahan Cara penggunaan:


(untuk anak yang kuat dan tahan 1. Pengukuran dilakukan pada lengan
usia 6-59 lama. kiri atau lengan yang tidak
bulan) 2. Mempunyai ketelitian dominan.
0,1 cm. 2. Pastikan lengan yang akan diukur
3. Panjang minimal 35 harus tidak tertutup pakaian.
cm. 3. Tentukan titik tengah lengan atas
4. Pada ukuran kurang dengan cara:
dari 11,5 cm, diberi a. Tekuk lengan balita hingga
warna merah, ukuran membentuk sudut 900, telapak
11,5 cm s.d. <12,5 tangan menghadap ke atas.
cm diberi warna b. Cari titik ujung bahu dan ujung
kuning, dan ≥12,5 cm siku lengan.
diberi warna hijau. c. Ukur panjang antara kedua titik
tersebut dan bagi dua untuk
mendapatkan nilai tengah.
d. Tandai titik tengah dengan
menggunakan pena.
4. Luruskan lengan anak, tangan
santai, sejajar dengan badan.
5. Lingkarkan pita LiLA di titik tengah
yang sudah ditandai.
6. Pastikan pita LiLA menempel rata
sekeliling kulit dan tidak terlalu
ketat atau terlalu longgar.
7. Baca dan sebutkan hasil
pengukuran hingga angka 0,1
terdekat.
8. Langsung catat hasil pengukuran.
Pita LiLA

jdih.kemkes.go.id
- 18 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

Cara pengukuran lingkar lengan atas

Cara pemeliharaan:
1. Disimpan di tempat yang bersih
dan kering.
2. Pita disimpan dalam kondisi tidak
terlipat.
3. Menjaga pita LiLA tetap bersih
sehingga angkanya terlihat jelas.
6. Alat ukur 1. Terbuat dari bahan Cara penggunaan:
lingkar lengan yang kuat dan tahan 1. Alat ukur lingkar lengan atas
atas dan lama. Cara mengukur lingkar lengan atas
lingkar kepala 2. Mempunyai dengan alat ukur lingkar lengan
ketelitian 0,1 cm. atas sama dengan cara mengukur
3. Panjang minimal 55 dengan pita LiLA,
cm.

Cara pengukuran lingkar lengan atas

jdih.kemkes.go.id
- 19 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

2. Alat ukur lingkar kepala


a. Alat pengukur dilingkarkan
pada kepala anak melewati
dahi, di atas alis mata, di atas
kedua telinga, dan bagian
belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang.
b. Baca angka pada pertemuan
dengan angka.
Alat ukur lingkar kepala
dan lingkar lengan atas

Pengukuran lingkar kepala

Cara pemeliharaan:
1. Disimpan di tempat yang bersih
dan kering.
2. Alat ukur disimpan dalam kondisi
tidak terlipat.
3. Menjaga alat ukur lingkar kepala
dan lengan atas tetap bersih
sehingga angkanya terlihat jelas.
7. Alat deteksi Alat deteksi dini Penggunaan kit mengacu pada
dini perkembangan terdiri Pedoman Stimulasi Deteksi Intervensi
perkembangan dari alat sebagai Dini Tumbuh Kembang Anak. Pastikan
(SDIDTK Kit) berikut: kehadiran orang tua/keluarga/
pengasuh saat melakukan test.
Kondisikan tempat pemeriksaan
nyaman dan aman untuk anak.
Singkirkan sepatu atau benda lainnya
yang mengganggu gerak anak.

1. Kubus

jdih.kemkes.go.id
- 20 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

Cara penggunaan:
1. Kubus ukuran a. Meletakkan kubus di atas
2,5×2,5×2,5 cm, 5 meja/memberikan kubus ke
warna (kuning, hijau, tangan anak.
putih, biru dan b. Pemeriksa meminta anak usia 9
merah), masing- bulan memindahkan kubus ke
masing berjumlah 2 tangan sisi lainnya, atau
buah. Bahan kayu memberikan kembali kubus
Pinus kering oven lainnya ke tangan anak sisi yang
dengan semua lainnya (jangan berikan benda
sudutnya tidak tajam panjang seperti garpu/ sendok/
tetapi tetap presisi, kerincingan).
packing srink PP, c. Pemeriksa meminta anak usia 12
Jumlah 10 unit/kit. bulan mempertemukan 2 buah
Memiliki Standar kubus tanpa bantuan.
Nasional Indonesia d. Pemeriksa meminta anak
(SNI). menumpuk kubus. 2 kubus
(untuk anak usia 21 bulan).
Menumpuk 8 kubus untuk anak
48 bulan).
Kubus
2. Lonceng warna dari 2. Lonceng warna bertangkai
bahan besi yang Cara penggunaan:
dapat berbunyi, a. Pemeriksa duduk menghadap
diameter minimal 5 bayi yang dipangku orang tuanya.
cm, warna kuning b. Bunyikan bel/lonceng di samping
emas, bertangkai. bawah tanpa terlihat bayi,
Jumlah 1 unit/kit. apakah bayi langsung mencari
Memiliki Standar sumber suara.
Nasional Indonesia
(SNI).

jdih.kemkes.go.id
- 21 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

Lonceng
3. Rattles atau 3. Rattles atau kerincingan
kerincingan Cara penggunaan 1:
Dari bahan plastik a. Letakkan sebuah mainan di atas
yang aman untuk meja di depan bayi dengan jarak
anak ukuran kurang yang masih dalam jangkauan
lebih panjang 18,5 tangan bayi.
cm, 1 buah. Memiliki b. Tarik perhatian bayi supaya
Standar Nasional meraih mainan tersebut.
Indonesia (SNI). c. Perhatikan apakah bayi dapat
meraih mainan tersebut.
Cara penggunaan 2:
Penggunaan rattles bertangkai
Kerincingan
sesuai petunjuk dalam formulir
pemeriksaan KPSP/instrumen Tes
Daya Dengar sesuai umur anak.

4. Benang wol merah, 4. Wol merah


Warna merah yang Cara penggunaan:
diikat pada bagian a. Bayi dalam posisi terlentang.
tengah dengan kuat b. Peganglah wol merah dan
membentuk bola, letakkan sekitar 25-30 cm di atas
diameter 10 cm, wajah dan di depan mata bayi.
berjumlah 500 utas. c. Ketika bayi tertarik menatap wol
Jumlah 1 unit/kit. merah tersebut, gerakkan secara
perlahan ke salah satu sisi.
d. Ketika bayi mampu mengikuti
gerakan tersebut, maka gerakkan
Benang wol merah
wol merah tersebut sepenuhnya
ke sisi lain.
e. Perhatikan apakah bayi
menggerakkan kepala untuk
mengikuti gerakan wol merah.

jdih.kemkes.go.id
- 22 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

5. Cangkir
Cara penggunaan:
5. Cangkir, dari plastik a. Keluarga/pengasuh/pemeriksa
yang aman untuk memberikan cangkir kosong/
anak ukuran kurang berisi air kepada anak.
lebih diameter 7 cm b. Keluarga/pengasuh/pemeriksa
mempunyai meminta anak memegang cangkir
pegangan. Jumlah 1 tersebut dan minum air yang ada
unit/kit. Memiliki di dalam cangkir tersebut.
Standar Nasional
Indonesia (SNI).

Cangkir

6. Boneka, dari bahan 6. Boneka


plastik berbaju Cara penggunaan:
ukuran panjang Bayi usia 9 bulan
minimal 20 cm. Baju a. Pemeriksa/keluarga/pengasuh
bisa dilepas pasang berpura-pura bahwa boneka
dengan kancing, seakan-akan yang berbicara
beserta miniatur kepada bayi.
botol susu, jumlah 1 b. Tarik perhatian bayi dan buat
unit/kit. Memiliki agar bayi mau berbicara kembali
Standar Nasional dengan boneka itu.
Indonesia (SNI). Anak usia 54 bulan
a. Pemeriksa memberikan kepada
anak sebuah boneka yang dapat
dibuka kancing bajunya.
b. Lihat apakah anak dapat
Boneka mengancingkan atau melepaskan
baju boneka.

jdih.kemkes.go.id
- 23 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

7. Bola tenis, berupa 7. Bola tenis


bola tenis kualitas Cara penggunaan:
bagus, memantul Pemeriksa menjatuhkan bola tenis
dan tidak mudah di hadapan anak, dan meminta bayi
lepas bulunya. mencari dan mengambil bola
Jumlah 1 unit/kit. tersebut.
Memiliki Standar Untuk anak 18 bulan
Nasional Indonesia a. Pemeriksa menggelindingkan bola
(SNI). ke arah anak.
b. Pemeriksa meminta anak untuk
menggelindingkan kembali bola
tenis kembali ke arah pemeriksa.
Untuk anak 36 bulan:
Bola tenis a. Pemeriksa memberikan bola tenis
pada anak.
b. Pemeriksa meminta anak
melemparkan bola tenis lurus ke
arah pemeriksa dengan jarak
minimal 1,5 m.
c. Pemeriksa meminta anak usia 66
bulan, untuk menangkap bola
tenis yang dilempar ke arah
anak.

8. Bola sepak, bahan 8. Bola sepak


plastik, diameter 15- Cara penggunaan:
20 cm. Memiliki a. Tunjukkan kepada anak cara
Standar Nasional melempar sebuah bola besar ke
Indonesia (SNI). arah Anda.
b. Kemudian lemparkan kembali
bola itu kepada anak sehingga ia
dapat menangkapnya.

jdih.kemkes.go.id
- 24 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

Bola sepak

9. Botol ulir, botol 9. Botol ulir


untuk tempat kismis Cara penggunaan:
yang bisa dibuka a. Botol dibuka dengan cara
tutup dengan cara diputar.
memutar dari bahan b. Setelah kismis/kacang/benda
plastik yang aman kecil lainnya selesai diambil,
untuk anak, tutup kembali botol ulir dengan
transparan, ukuran cara diputar.
kurang lebih tinggi 4
cm, diameter 1,5 cm,
jumlahnya 1
unit/kit. Memiliki
Standar Nasional
Indonesia (SNI).

Botol ulir

10. Benda kecil yang bisa 10. Kismis/butiran kacang/uang


dimasukkan dalam logam kecil, atau benda kecil
botol kecil (misalnya: lainnya
kismis/butiran Cara penggunaan:
kacang/uang logam a. Letakkan sebuah benda kecil
kecil/benda kecil (seperti: sebutir kacang, kismis,
lainnya). atau uang logam) di atas
meja/matras di depan bayi.
b. Tarik perhatian bayi supaya
melihat benda kecil tersebut,
Benda kecil yang bisa dan pindahkan posisi benda
dimasukkan dalam botol tersebut beberapa kali.
kecil c. Perhatikan apakah bayi

jdih.kemkes.go.id
- 25 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

mengarahkan matanya tertuju


pada benda tersebut.

11. Pensil warna terdiri 11. Pensil warna


dari 6 warna, ukuran Cara penggunaan:
panjang kurang lebih a. Bayi dalam posisi duduk
18cm dan diraut. dipangku ibunya/pengasuh di
Warna batang pensil tepi meja periksa.
polos sama dengan b. Sentuhkan ujung sebuah pensil
warna pensil. di punggung tangan atau ujung
Memiliki Standar jari bayi (Perhatian!! Jangan
Nasional Indonesia meletakkan/ menyentuhkan
(SNI). pensil di atas telapak tangan
bayi).
c. Perhatikan apakah bayi dapat
bereaksi untuk menggenggam
pensil tersebut.

Pensil warna

12. Kertas gambar, 12. Kertas gambar


berupa kertas HVS Cara penggunaan:
putih 20 lembar, a. Pemeriksa memberikan kertas
ukuran; 12×12 cm, gambar kepada anak.
jumlahnya 20 b. Pemeriksa meminta anak
lembar/kit. Memiliki meletakkan kertas gambar,
Standar Nasional dengan instruksi "letakkan
Indonesia (SNI). kertas di bawah, dan/atau di
atas".
Pensil warna dan kertas gambar
a. Pemeriksa menyiapkan kertas
gambar dan pensil warna.
Kertas gambar b. Pemeriksa meminta anak usia 36
bulan membuat garis lurus 2,5

jdih.kemkes.go.id
- 26 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

13. Sapu tangan, dari cm dengan petunjuk.


bahan satin warna c. Pemeriksa meminta anak usia 48
kuning, pinggirnya di bulan membuat lingkaran dengan
pliskit, ukuran: petunjuk.
30×30 cm. Jumlah 1 d. Pemeriksa meminta anak usia 54
unit/kit. Memiliki bulan membuat tanda silang
Standar Nasional dengan petunjuk.
Indonesia (SNI). e. Pemeriksa meminta anak usia 66
bulan menggambar minimal 3
bagian tubuh. Bagian tubuh yang
digambar berpasangan, dihitung
1. “Jangan membantu atau
Saputangan mengingatkan anak”.
f. Pemeriksa meminta anak usia 72
14. Kartu bergambar, bulan menggambar kotak segi 4
dari bahan MDF dengan mencontoh.
(Medium Density
Fiberboard) 5×5×0,3 13. Sapu tangan
cm, bergambar ayah, Cara penggunaan:
burung, kucing, a. Pegang sapu tangan, kain, atau
kuda, anjing. kertas untuk menutupi wajah
Berjumlah 5 buah, Anda dari pandangan bayi.
packing srink PP. b. Kemudian singkirkan penutup
Jumlah 5 kartu/kit. wajah dari hadapan bayi dan
Memiliki Standar katakan “Cilukba” ketika bayi
Nasional Indonesia dapat melihat wajah Anda
(SNI). kembali.

14. Kartu bergambar


Cara penggunaan:
a. Pemeriksa meletakkan kartu
bergambar di atas meja atau di
depan anak.
b. Pemeriksa meminta anak
menyebutkan minimal 2

jdih.kemkes.go.id
- 27 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

gambar yang ditunjuk. “Suara


binatang tidak dinilai”.

15. Kartu warna (merah, 15. Kartu warna


biru, putih, hijau, Cara penggunaan:
kuning). Dari bahan a. Pemeriksa meletakkan kartu
MDF 5×5×0,3 cm, 5 warna di atas meja atau di
warna dengan cat depan anak.
nontoksik packing b. Pemeriksa menyebutkan nama
srink PP. Jumlah 5 warna dan meminta anak
kartu/kit. Memiliki menunjuk kartu sesuai warna
Standar Nasional yang disebutkan oleh
Indonesia (SNI). pemeriksa.

Kartu warna

16. Kartu E terdiri dari 2 16. Kartu E


buah: Cara Penggunaan:
a. Kartu E 6/60 a. Pilih suatu ruangan yang bersih
ukuran huruf E dan tenang, dengan penyinaran
88 mm, 84 mm, yang baik.
17,6 mm. b. Letakkan sebuah kursi sejauh
b. Kartu E 6/12 6 meter antara pemeriksa dan
ukuran huruf E pasien.
17,6 mm, 16,8 c. Pemeriksa memberikan kartu
mm, 3,52 mm. "E" pada anak. Latih anak
c. Bentuk Huruf E dalam mengarahkan kartu "E"
dari bahan menghadap atas, bawah, kiri,
akrilik/plastik dan kanan sesuai dengan arah
warna hitam kaki huruf “E” yang
dengan ukuran ditunjukkan oleh pemeriksa.
huruf E 44 mm, Beri pujian setiap kali anak
42 mm, 9 mm. mau melakukannya. Lakukan

jdih.kemkes.go.id
- 28 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

Memiliki Standar hal ini sampai anak dapat


Nasional Indonesia mengarahkan kartu “E” dengan
(SNI). benar.
d. Selanjutnya pemeriksaan
dimulai dari kartu optotype “E”
6/60, baru dilanjutkan dengan
kartu optotype “E” 6/12. Kartu
“E” yang dipegang oleh
Kartu E
pemeriksa tingginya harus
sejajar dengan mata anak.
e. Anak diminta menutup sebelah
matanya dengan benar.
Pemeriksaan tes daya lihat
dilakukan pada masing-masing
mata.
f. Pemeriksa menunjukkan kartu
“E” dan kemudian membalik-
balik arahnya sebanyak 3 kali
pada awalnya. Apabila anak
dapat menjawab dengan benar
arah kaki “E” yang dibalik-balik
oleh pemeriksa sebanyak 3 kali,
maka pemeriksaan dapat
dihentikan dan daya lihat anak
dinilai baik. Bila menjawab 2
kali benar, pemeriksaan dapat
ditambahkan hingga 5 kali.
Apabila hasil pemeriksaan daya
penglihatan anak meng-
gunakan kartu optotype “E”
6/60 dinilai kurang atau tidak
bisa, pemeriksaan tidak perlu
dilanjutkan menggunakan
kartu optotype “E” 6/12.

jdih.kemkes.go.id
- 29 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

g. Ulangi pemeriksaan tersebut


pada mata yang lain dengan
cara yang sama.
h. Catat daya penglihatan pada
masing-masing mata anak.

17. Senter/penlight 17. Senter/Penlight


a. Lampu LED Cara penggunaan:
putih/kuning. a. Nyalakan senter/penlight.
b. Jika senter b. Arahkan cahaya senter pada
menggunakan objek yang hendak diamati/
baterai, jenis dan diperiksa.
ukuran baterai c. Setelah selesai penggunaan,
harus tersedia di matikan kembali cahaya
daerah setempat. senter/penlight.
c. Memiliki Standar
Nasional
Indonesia (SNI).

18. Tas (bahan canvas 18. Tas


warna hitam dengan Cara penggunaan:
risleting, disesuaikan Sebagai wadah penyimpanan
dengan kapasitas isi) berbagai jenis alat yang ada dalam
dengan bertuliskan Alat Deteksi Dini Perkembangan
ALAT DETEKSI (SDIDTK Kit).
PERKEMBANGAN Cara pemeliharaan alat:
(SDIDTK KIT) dan a. Bersihkan dengan disinfektan
logo Kementerian semua item alat sebelum digunakan
Kesehatan. untuk pemeriksaan.
b. Setelah digunakan, lakukan
disinfeksi kembali.
c. Masukkan kembali seluruh item ke
dalam tas Kit perkembangan dan
pastikan tas di-sleting dengan baik
sehingga item di dalamnya tidak

jdih.kemkes.go.id
- 30 -

No Jenis Alat Kriteria Alat Cara Penggunaan dan Pemeliharaan

tercecer.
d. Disimpan di tempat yang bersih
dan kering.

Keterangan:
1. Alat ukur berat badan bayi (baby scale) dan balita dan Alat ukur berat
badan injak digital (standing weight) harus digital, namun untuk bluetooth
(opsional–nakes app) (menghubungkan alat dengan smartphone, laptop,
komputer dan lain-lain, mengirimkan data hasil pengukuran dari alat ke
software bersifat pilihan.
2. Alat ukur panjang badan (infantometer/lenghthboard) dan Alat ukur tinggi
badan (stadiometer) dapat berupa digital atau analog.
3. Alat ukur panjang badan (infantometer/lenghthboard) dan Alat ukur tinggi
badan (stadiometer) berupa digital, menyesuaikan dengan standar pada
Keputusan Menteri ini.
4. Alat antropometri dapat dibeli secara paket atau secara terpisah.
5. Alat antropometri yang dibeli harus memiliki Nomor Izin Edar dan TKDN.

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI G. SADIKIN

jdih.kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai