Anda di halaman 1dari 1

1.

Untuk dapat memahami subnetting IP address kelas c lebih jelas,


kita langsung saja mengerjakan contoh soalnya. Sebagai contoh disini
kita akan menggunakan IP address 192.168.3.10/26, kemudian kita
akan mencari subnetmask, jumlah subnet, jumlah host per subnet, ip
network, range ip address, dan ip broadcast pada IP address tersebut.

Yang terjadi, dimana varibel x merepresentasikan jumlah bit yang


bernilai 1 pada subnetmask. Karena kita akan melakukan subnetting
pada IP address kelas c, maka kita hanya perlu memperhatikan
jumlah bit yang bernilai 1 hanya pada oktet ke-empatnya saja.

Pada IP 192.168.3.10/26 dengan subnetmask dalam bentuk biner


yaitu 11111111.11111111.11111111.11000000.

Maka jumlah subnetnya adalah = 2x = 22 = 4

2. pada penulisan IP address biasanya adalah 192.168.10/27.


Namun, dalam beberapa kasus sering kita lihat penulisan IP address
menjadi 192.168.10.1/24. /24 ini sering disebut dengan prefix. Prefix
sendiri merepresentasikan jumlah bit-bit network, artinya dalam
contoh diatas terdapat 24 bit network yang bernilai 1, atau dengan
kata lain subnetmask pada IP address diatas adalah
11111111.111111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep
ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang
diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT dan banyak
digunakan pada pembentukan network routing.

Pada dasarnya ketika melakukan subnetting maka kita akan mencari


ke-lima hal dibawah ini yaitu:

1. Subnetmask
2. Jumlah Subnet
3. Jumlah Host per Subnet
4. Blok Subnet
5. IP Network, Range IP Address, dan IP Broadcast

Anda mungkin juga menyukai