Bab 2
Bab 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetahuan
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
(Notoatmodjo, 2016).
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
objek tersebut.
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
tua pada tingkat “tahu” artinya responden hanya mengingat sesuatu yang
pernah ia ketahui.
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian.
dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan
Demam tifoid adalah penyakit yang bersifat akut tetapi tetap berpotensi
Typhi yang bias masuk ke tubuh manusia lalu menginfeksi melalui jalur feses-
seringkali tidak spesifik dan secara klinis tidak dapat dibedakan dari penyakit
demam lainnya. Namun, tingkat keparahan klinis bervariasi dan kasus yang
parah dapat menyebabkan komplikasi serius atau bahkan kematian. Ini terjadi
terutama dalam kaitannya dengan sanitasi yang buruk dan kurangnya air
minum bersih. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan tipes atau
thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut typhoid fever atau thypus
typhi (WHO, 2018). Salmonella enteric serotype typhi adalah bakteri gram
c. Keadaan karier
% tergantung pada umur pasien, yang kronis dalam hal sekresi salmonella
typhi di feses.
lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang berhubungan
dengan daerah berpenghasilan rendah dengan sanitasi yang buruk. Pada tahun
memperkirakan bahwa ada 11,9 juta kasus demam tifoid dan 129.000
typhi dilaporkan setiap tahun, dan sekitar 80% dari kasus ini berasal dari
wisatawan yang kembali dari daerah endemis , pada era pra-antibiotik, angka
kematian adalah 15% atau lebih besar. Namun angka kematian telah turun
100.000 penduduk. Sekitar tujuh juta orang terkena dampak setiap tahun di
Asia dengan sekitar 75.000 kematian (Chang, Song, & Galan, 2016).
16
antara lain seperti jenis kelamin, usia, status gizi, kebiasaan jajan diluar
rumah, pendidikan orang tua dan penghasilan orang tua. Dari faktor tersebut
dengan riwayat demam thypoid itu sangat berpengaruh, oleh karena itu
c. Frekuensi jajan
bermain diluar rumah dan kurang dipantau oleh orang tua sehingga
memikirkan kesehatan.
17
d. Kemasan jajan
Selain itu, Als dkk, membagi faktor resiko terjadinya demam tifoid
a. Faktor lingkungan
b. Faktor sosiodemografi
c. Karkteristik individu
antibiotic sebelumnya.
menjadi faktor resiko terjadi demam tifoid, karena Salmonella Typhi bisa
mengekskresikannya melalui secret saluran nafas, urin, dan tinja dalam jangka
typhi pada orang sehat berkisar antara 1000 dan 1 juta organism tetapi
2019).
melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana asam banyak
bakteri yang mati. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus,
melekat pada sel mukosa kemudian menginvasi dan menembus dinding usus
tepatnya di ileum dan jejunum. Sel M, sel epitel yang melapisi peyer’s patch
mencapai folikel limfe usus halus menimbulkan tukak pada mukosa usus.
19
organ hati dan limpa. Setelah periode inkubasi, Salmonella typhi keluar dari
hati, limpa, sumsum tulang, kandung empedu dapat menginvasi ulang dinding
hati dan secara sistemik menyebabkan gejala klinis demam tifoid (Ardiaria,
2019).
melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari
penderita atau pembawa kuman, biasanya kluar bersama dengan feses. Dapat
juga terjadi transmisi transplasental dari seorang ibu hamil yang berada pada
7. Manifestasi Klinis
a. Demam
Demam atau panas adalah gejala utama Tifoid (sekitar 96% kasus).
Demam tifoid 7-14 hari setelah menelan organisme. Pada awal sakit,
meningkat satu hari, lalu akan turun keesokan paginya. Puncak dari
demam perlahan akan meningkat dari hari ke hari yang bisa disertai
pada akhir minggu pertama penyakit, demam akan menurun pada 103-
maka pada minggu ke-3 suhu badan berangsur-angsur turun dan dapat
selalu ada. Tipe demam menjadi tidak beraturan. Hal ini mungkin karena
intervensi pengobatan atau komplikasi yang dapat terjadi lebih awal. Pada
muntah yang jika terus berlanjut akan mengeluh nyeri perut difus, bahkan
hingga nyeri kolik terutama di region epigastrik (nyeri ulu hati). Sering
kasus besar sekitar 66%) yang bisa bervariasi mulai dari diare ringan
hingga diare berat dengan atau tanpa darah. Juga bisa terjadi konstipasi
tubuh, utamanya mereka yang jumlah CD4nya rendah, keluhan diare berat
c. Hepatosplenomegali
d. Bradikardia relatif
Selain itu juga bisa terjadi dikrotik yakni adanya denyut ganda,
Gambaran klinis lain yang dapat ditemukan pada demam tifoid adalah
rosse spot atau bintik-bintik mawar biasanya pada region abdomen keatas,
23
sekitar 1-4 cm dan hilang dalam 2-5 hari. Rose spot terjadi oleh karena emboli
dari bakteri ke lapisan dermis kulit. Pada anak-anak, rose spot sangat jarang
toksik, anoreksia yang semakin parah, serta juga penularan berat badan yang
signifikan. Pasien akan menjadi takipnea dangan adanya ronki diatas paru saat
kesadaran seperti berkabut (tifoid). Bila klinis berat, tak jarang penderita
kelihatan lebih menonjol. Gejala lain yang juga bisa didapatkan adalah nyeri
hebat pada epigastrik akibat dari pancreatitis yang bisa menjalar ke punggung,
nyeri tulang karena terjadi osteomyelitis, dan juga abses. Pada fase ini,
gejala yang dialami seperti demam atau meteorismus perlahan akan membaik
24
selama beberapa hari. Tapi penurunan berat badan terus terjadi bahkan hingga
dan neurologis akan masih bertahan jika tidak mendapatkan penanganan yang
baik.
selama tiga hari lalu disertai kelainan gastrointestinal (ada sembelit atau diare)
atau mungkin disertai gangguan kesadaran. Selain itu juga dengan melihat
keadaan tempat tinggal pasien (sanitasi buruk, kurang tersedia air bersih) atau
riwayat perjalanan pasien dari daerah endemic tifoid (Bhandari et al., 2020).
a. Kultur darah
mahal. Tapi harus diperhatikan beberapa hal karena bisa didapatkan hasil
selektif (misalnya, 10% air oxgall) atau media bergizi (misalnya, kaldu
kedelai tryptic) dan diinkubasi pada suhu 370C selama minimal 7 hari.
b. Kultur feses
pada lama penyakit dan jumlah sampel feses yang diambil. Selain itu dari
darah. Hal ini disebabkan didalam sumsum tulang terdapat lebih banyak
26
d. Tes Widal
Tes widal adalah tes serologis untuk demam tifoid tapi tidak bisa
diandalkan untuk diagnosis pasti karena bisa didapatkan hasil positif palsu
antara antigen dari bakteri S. Typhi dengan serum antibody yang disebut
bakteri).
endemic dikatakan bahwa titer yang digunakan harus lebih tinggi untuk
e. Uji Typhoid
Tes ini dilakukan jika ingin mendeteksi adanya antibody IgM dan
IgG spesifik terhadap antigen bakteri S. Typhi dan hasilnya positif pada 2-
dengan memeriksa IgG bisa bertahan hingga 2 tahun dan pada kasus-kasus
terdeteksi. Oleh karena itu, modifikasi terhadap tes ini dilakukan yaitu
dengan inaktivasi dari total IgG pada sampel serum yang kemudian
antara antigen danga IgM spesifik yang pada serum pasien, disebutkan
juga bahwa disbanding kultur tes ini lebih sensitive (mencapai 100%) dan
specimen serum atau whole blood. Tes mudah dilakukan tanpa peralatan
khusus dan terhitung cepat (dalam 1 hari), tapi untuk hasil yang akurat
Tes ini dilakukan dengan cara melakukan biopsi pada rose spot
atau bintik-bintik mawar yang muncul. Tingkat sensitivitas untuk tes ini
mencapai 63%.
28
hingga saat ini tidak ada jenis PCR yang tersedia secara luas untuk
Hasil dari PCR juga bisa didapatkan hanya dalam beberapa jam, tapi
karier.
al., 2008). Pada pasien yang tidak mendapatkan pengobatan, sekitar 10%
a. Perdarahan Intestinal
Pada bagian usus yang mengalami infeksi bisa terjadi tukak atau
luka dengan bentuk lonjong dan memanjang. Jika luka yang terjadi sampai
pada lumen usus hingga mengenai pembuluh darah, maka bisa ditemukan
karena adanya gangguan koagulasi darah (KID) atau bisa karena gabungan
b. Perforasi Usus
dengan baik. Yaitu jika luka sampai menembus dinding usus, maka terjadi
hebat utamanya didaerah kuadran kanan bawah. Tanda yang lain seperti
denyut nadi cepat, tekanan darah turun atau bahkan syok juga bisa
30
c. Komplikasi Hematologi
1) Trombositopenia
retikuloendotelisl.
3) Hepatitis
virus).
31
4) Pankrearitis
ataupun USG.
kematian. Pasien biasanya dating tanpa ada keluhan, atau jika ada bisa
6) Pneumonia
7) Komplikasi neuropsikiatri
a) Gangguan kesadaran
b) Disorientasi
c) Delirium
d) Psikosis akut
32
e) Stupor
f) Koma
g) Thrombosis serebral
h) Afasia
j) Mielitis transversal
k) Meningitis
l) Ensefalopati
8) Komplikasi Lain
a) Osteomielitis, arthritis
c) Pielonefritis, orkhitis
oleh semua kalangan dan lapisan masyarakat, baik itu dinegara maju atau
1) Pada bulan desember 2017 oleh WHO, sebuah vaksin konjugat tifoid
infeksi.
>5 tahun dan harus dilakukan kembali setiap 3 tahun. Mulai bekerja
sebelum makan.
bentuk suntikan dengan dosis yang bisa diberikan untuk dewasa : 0,5 ml,
usia 6-12 tahun : 0,25 ml dan usia 1-5 tahun : 0,1 ml.
Terapi Farmakologis
Tabel 2.2 Terapi antibiotik penyakit demam tifoid kecuali untuk ibu dan ibu
menyusui
Tabel 2.3 Terapi antibiotik penyakit demam tifoid untuk ibu dan ibu
menyusui
untuk injeksi.
1. Pendidikan
2. Informasi / media masa
3. Social, budaya dan ekonomi
4. Lingkungan
5. pengalaman
6. usia
Keterangan :
adalah jawaban sementara yang oleh peneliti tetapkan untuk kemudian dapat
Ho :
Puskesmas Rarang”
Rarang”
Ha.
Rarang”
Rarang”
39