DOKUMEN PENGADAAN
Nama Pengadaan : PERANGKAT ROUTER MIKROTIK KANTOR CABANG
PRATAMA C & D
Nomor Pengadaan : 202103.45A.00005
Unit Kerja Pengguna : DEPUTI DIREKTUR BIDANG OPERASIONAL TEKNOLOGI
DAN INFORMASI
BAB – I
SYARAT - SYARAT UMUM
A. DASAR HUKUM
B. PENGERTIAN/ ISTILAH
1. Pemberi Tugas adalah Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan yang beralamat di Gedung
BPJS Ketenagakerjaan – Jln. Jenderal Gatot Subroto No.79 – Jakarta Selatan 12930.
2. Unit fungsional adalah unit pada BPJS Ketenagakerjaan yang berwenang
melaksanakan proses Pengadaan Barang dan Jasa, dalam hal ini adalah Deputi
Direktur Bidang Pengadaan.
3. Unit Pengguna adalah unit pada BPJS Ketenagakerjaan yang memegang mata
anggaran dan program kerja yang akan dilakukan pengadaan serta berwenang
mengawasi pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini adalah Deputi Direktur Bidang
Operasional Teknologi dan Informasi.
4. Pelaksana Pekerjaan adalah suatu Badan Hukum atau Badan Usaha yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas untuk melaksanakan pekerjaan dan terikat dengan Perjanjian
pelaksanaan Pekerjaan.
5. Penyedia barang dan jasa adalah badan usaha, termasuk BUMN, badan hukum,
perguruan tinggi negeri/ swasta atau orang perseorangan/ subyek hukum yang
kegiatan usahanya menyediakan barang dan jasa.
6. Dokumen Pengadaan adalah dokumen tertulis dan atau dokumen elektronik yang
disiapkan oleh Unit Kerja Fungsional sebagai pedoman dalam proses pembuatan dan
penyampaian penawaran oleh perusahaan serta pedoman evaluasi penawaran dalam
evaluasi penawaran oleh urusan pelaksanaan Pengadaan.
7. Passing Grade adalah nilai ambang batas kelulusan hasil evaluasi teknis.
8. Perjanjian adalah perikatan tertulis antara BPJS Ketenagakerjaan dengan pihak lain
mengenai pengadaan barang dan jasa yang bersifat tidak sederhana dan memiliki
kompleksitas tinggi. Dalam pengertian ini termasuk Addendum dan Amandemen dari
suatu Perjanjian, Kerjasama dan Pernyataan Bersama (MOU).
9. Dokumen Perjanjian adalah dokumen tertulis dan atau dokumen elektronik, terdiri
dari :
a. Perjanjian
b. Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa
c. Berita Acara Negosiasi
d. Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran
e. Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
f. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
g. Surat Penawaran
10. Sistem Kontrak Lumpsum,
Kontrak Lumpsum adalah :
Kontrak pengadaan barang dan atau jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak / perjanjian.
11. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan adalah dokumen tertulis dan atau elektronik
yang dibuat dan ditandatangani bersama-sama oleh Pemberi Tugas atau Pegawai
BPJS Ketenagakerjaan yang diatur dalam Surat Perjanjian dan Pelaksana Pekerjaan
yang menyatakan bahwa Pekerjaan telah selesai seluruhnya dan dengan demikian
pekerjaan dapat diserahterimakan.
12. Dokumen Pengajuan Pembayaran adalah dokumen tertulis dan (atau) elektronik
yang harus diserahkan oleh Penyedia Barang dan Jasa kepada BPJS Ketenagakerjaan
sebagai syarat pengajuan pembayaran pengadaan barang dan jasa.
13. eProcuremet adalah proses pengadaan barang dan pengelolaan kontrak pengadaan
di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan yang menggunakan media elektronik internet,
namun tetap mengikuti aturan pengadaan yang berlaku di BPJS Ketenagakerjaan.
Dengan alamat URL http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/
C. KETENTUAN UMUM
1. Peserta harus membaca dengan seksama semua informasi yang ada di eProcurement
dan petunjuk dalam RKS terkait dengan pekerjaan ini, tidak ada gugatan yang dapat
dipertimbangkan jika alasannya karena tidak membaca dan atau kurang memahami
petunjuk–petunjuk tersebut maupun pernyataan kesalahpahaman apapun mengenai
artinya.
2. Unit Kerja Fungsional Pelaksana Pengadaan harus membaca dengan seksama dan
memahami semua informasi dan petunjuk dalam Dokumen Pengadaan terkait
dengan pekerjaan ini, untuk menghindari kesalahpahaman apapun mengenai artinya.
3. Segala ketentuan, informasi dan petunjuk dalam Dokumen Pengadaan ini,
dimungkinkan untuk dilakukan perubahan sesuai dengan hasil kesepakatan pada saat
penjelasan pekerjaan (aanwijzing).
D. PAKTA INTEGRITAS
1. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam pengadaan barang dan atau
jasa.
2. Peserta penunjukan langsung pada pekerjaan ini mengisi dan menandatangani Pakta
Integritas sebagaimana terlampir dalam Dokumen Pengadaan ini.
BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA
A. SYARAT-SYARAT PESERTA
1. Perusahaan atau lembaga yang berbadan hukum, bergerak dalam bidang komputer
atau teknologi informasi.
2. Terdaftar sebagai rekanan eProc BPJS Ketenagakerjaan dengan status aktif.
3. Peserta BPJS Ketenagakerjaan dan telah melunasi iuran BPJS Ketenagakerjaan bulan
terakhir sebelum pemasukan penawaran.
4. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/ PPh) serta memiliki laporan
bulanan PPh pasal 25 atau pasal 21/ pasal 23 atau PPN sekurang – kurangnya 3 (tiga)
bulan terakhir dengan menunjukkan aslinya.
2. Item Administrasi:
a. Fotocopy kuitansi iuran BPJS Ketenagakerjaan bulan terakhir sebelum
pemasukan penawaran (dengan menunjukan aslinya).
b. Fotocopy bukti laporan bulanan PPh pasal 25 atau pasal 21/ pasal 23 atau PPN 3
(tiga) bulan terakhir.
c. Surat pernyataan bermaterai Rp10.000 bahwa pekerjaan tidak disubkontrakkan
atau dialihkan seluruhnya ke pihak lain.
3. Item Teknis:
a. Spesifikasi Teknis yang ditawarkan.
b. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
c. Daftar personil pelaksana pekerjaan
d. Daftar Pengalaman Pekerjaan sejenis dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
terakhir dilengkapi dengan referensi dan contact person
e. Jaminan Purna Jual
1. Dokumen Administrasi :
a. Fotocopy kuitansi iuran BPJS Ketenagakerjaan bulan terakhir sebelum
pemasukan penawaran (dengan menunjukan aslinya).
b. Fotocopy bukti laporan bulanan PPh pasal 25 atau pasal 21/ pasal 23 atau PPN 3
(tiga) bulan terakhir.
c. Surat pernyataan bermaterai Rp10.000 bahwa pekerjaan tidak disubkontrakkan.
Kepada Yth :
Deputi Direktur Bidang Pengadaan
Gedung Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan lantai 9
Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 79
Jakarta – 12930
I. EVALUASI PENAWARAN
1. Evaluasi Administrasi:
Urusan Pelaksanaan Pengadaan melakukan evaluasi administrasi sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan dalam dokumen penunjukan langsung.
2. Evaluasi Teknis:
a. Evaluasi teknis hanya dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi
persyaratan administrasi.
b. Evaluasi teknis dilakukan sesuai Dokumen Pengadaan yang telah ditentukan.
c. Proses evaluasi teknis dilakukan dengan cara memberi skor teknis untuk masing-
masing penawaran dengan nilai passing grade minimal 75.
3. Evaluasi Harga
a. Evaluasi harga meliputi validitas penawaran, validitas jaminan penawaran dan
memberikan catatan atas penawaran rekanan. Sebagai acuan untuk meneliti
kewajaran harga penawaran, pelaksana Pengadaan menggunakan HPS.
b. Bobot untuk evaluasi biaya adalah 60%.
4. Negosiasi Harga
Urusan Pelaksanaan Pengadaan melakukan negosiasi harga sesuai persyaratan yang
telah ditentukan terhadap penawaran yang telah memenuhi persyaratan administrasi
dan teknis dengan membuat Berita Acara Negosiasi Harga. Negosiasi harga dilakukan
sampai dengan harga yang paling menguntungkan BPJS Ketenagakerjaan dan tidak
melebihi nilai HPS yang telah ditetapkan.
5. Penunjukan Pemenang
Apabila penawaran rekanan telah memenuhi syarat administrasi dan syarat teknis
serta harga penawaran awal atau harga penawaran dari hasil negosiasi berada di
bawah atau sama dengan HPS maka rekanan tersebut akan ditunjuk sebagai
pemenang.
BAB III
SYARAT – SYARAT ADMINISTRASI
Pemberi Tugas dapat mengambil alih secara sepihak pekerjaan dengan hanya
memberitahukan secara tertulis kepada Pelaksana Pekerjaan dan biaya penyelesaian
pekerjaan selanjutnya akan dibebankan kepada Pelaksana Pekerjaan, bilamana :
1. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak penerbitan Perjanjian, Pelaksana Pekerjaan
belum memulai pekerjaan tersebut.
2. Secara langsung atau tidak langsung, dengan sengaja memperlambat penyelesaian
pekerjaan tersebut.
3. Memberi keterangan tidak benar yang bisa dan dapat merugikan pihak Pemberi
Tugas.
4. Pekerjaan terlambat dan tidak sesuai dengan rencana waktu pelaksanaan (time
schedule) yang telah disetujui Pemberi Tugas, yang mana jika diperhitungkan
dendanya telah melebihi 5 (lima) % dari harga pekerjaan.
5. Bilamana ternyata Pelaksana Pekerjaan menyimpang, dengan cara mengalihkan atau
menjual pekerjaan tersebut kapada pihak ketiga demi keuntungan pribadi/
perusahaannya.
C. HARGA PERJANJIAN
1. Harga perjanjian harus sudah termasuk segala hal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan sudah termasuk pajak yang pembebanannya dilaksanakan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Harga pekerjaan tidak berubah kecuali untuk perubahan pekerjaan-pekerjaan sebagai
akibat dari perubahan rencana sebagaimana diinstruksikan sesuai dengan uraian dan
syarat-syarat pelaksanaan ini.
1. Penawaran yang diminta adalah sesuai dengan yang dimaksud dalam Dokumen
Pengadaan, Uraian dan Syarat-syarat Pelaksanaan.
2. Didalam penawaran ini tidak diadakan koreksi perhitungan kembali atas jumlah harga
yang diajukan Pelaksana Pekerjaan. Hal-hal tersebut adalah menjadi resiko dan
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
1. Uang muka dapat diberikan oleh Pemberi Tugas pada Pelaksana pekerjaan maksimal
sebesar 20% dari nilai pekerjaan.
2. Pelaksana Pekerjaan yang meminta pembayaran uang muka harus menyampaikan
jaminan uang muka yang diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk bank
Perkreditan rakyat) atau perusahaan asuransi yang memiliki program asuransi
kerugian (surety bond) sebesar uang muka yang diminta.
3. Masa berlaku jaminan uang muka sekurang-kurangnya sampai dengan pekerjaan
selesai 100% (tidak termasuk masa pemeliharaan).
G. PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pemberi Tugas berhak untuk menunda pelaksanaan pembayaran yang telah menjadi hak
Pelaksana Pekerjaan bilamana:
1. Terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan dimana hasil yang
dicapai kurang memuaskan atau tidak sesuai.
2. Belum memenuhi ketentuan-ketentuan administrasi.
3. Adanya kelalaian dan pelanggaran atas ketentuan yang telah diberikan.
J. PENGAWASAN
Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh unit pengguna yaitu Deputi
Direktur Bidang Operasional Teknologi dan Informasi.
K. KERAHASIAAN
1. Penyedia Barang dan Jasa setuju dan mengikat diri bahwa seluruh informasi data
perusahaan, keterangan data perusahaan yang diperoleh atau diketahui dari Pemberi
Tugas atau bersifat rahasia dan karenanya Penyedia Barang dan Jasa, karyawan,
manajemen dan pihak afiliasinya wajib untuk menjaga kerahasiaannya dan dilarang
untuk memberikannya baik sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain manapun
dengan cara apapun tanpa persetujuan tertulis Pemberi Tugas.
2. Isi dari Perjanjian Kerjasama berikut setiap informasi yang diberikan oleh Pemberi
Tugas kepada Penyedia Barang dan Jasa atau sebaliknya sebagai pelaksana dari
Perjanjian Kerjasama baik yang diberikan atau disampaikan secara lisan, tertulis,
grafik atau yang disampaikan melalui media elektronik atau informasi dalam bentuk
lainnya selama berlangsungnya pembicaraan atau selama pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan perjanjian kerjasama (“Informasi Rahasia”) adalah bersifat rahasia.
3. Kewajiban untuk menyimpan Informasi Rahasia sebagaimana dimaksud dalam angka
2 tersebut di atas menjadi tidak berlaku, apabila:
a. Telah disetujui secara tertulis oleh kedua belah pihak dan/atau
b. Informasi Rahasia tersebut menjadi atau tersedia untuk masyarakat umum;
dan/atau
c. Informasi Rahasia tersebut diperintahkan dibuka untuk memenuhi perintah
pengadilan atau badan pemerintahan lain yang berwenang sesuai ketentuan /
peraturan yang berlaku.
4. Apabila terbukti Penyedia Barang dan Jasa dan/atau petugas/karyawannya
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1, maka Penyedia Barang
dan Jasa bersedia bertanggungjawab terhadap kerugian yang ditimbulkan dan
diderita oleh Pemberi Tugas.
5. Kedua belah pihak sepakat untuk menjaga ketentuan rahasia, merahasiakan data
Pemberi Tugas yang diberikan oleh Pemberi Tugas kepada Penyedia Barang dan Jasa
untuk proses pelaksanaan Perjanjian Kerjasama serta segala Informasi Rahasia dalam
Perjanjian Kerjasama walaupun Perjanjian Kerjasama telah berakhir.
N. FORCE MAJEURE
1. Kedua belah pihak dapat menunda atau membebaskan kewajiban masing-masing bila
terjadi hal-hal di luar kekuasaan manusia/ force majeure, dan harus memberitahukan
kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari
kalender setelah terjadi force majeure dan akibat-akibatnya terhadap pelaksanaan
kewajiban masing-masing.
2. Keterlambatan memberitahukan terjadinya force majeure akan mengakibatkan
hapusnya hak masing-masing pihak untuk mengajukan alasan force majeure.
3. Yang dimaksud force majeure adalah kebakaran, bencana alam, huru-hara,
peperangan, pemogokan yang menyeluruh dan adanya peraturan pemerintah atau
penguasa setempat yang secara langsung dapat mempengaruhi kewajiban masing-
masing.
1. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hal-hal pekerjaan, maka hal ini akan
diselesaikan dengan cara musyawarah.
2. Bilamana dengan cara musyawarah belum juga diperoleh kata sepakat, maka
penyelesaian akhir terletak pada keputusan pengadilan dan kedua belah pihak terikat
oleh keputusan tersebut yang dalam hal ini adalah pengadilan negeri Jakarta Selatan.
BAB IV
SYARAT – SYARAT TEKNIS
A. LATAR BELAKANG
Router Mikrotik adalah salah satu vendor baik hardware dan software yang
menyediakan fasilitas untuk membuat router. Salah satunya adalah Router
Mikrotik, ini adalah Operating system yang khusus digunakan untuk membuat
sebuah router dengan cara menginstallnya ke komputer. Fasilitas atau tools yang
disediakan dalam Router Mikrotik sangat lengkap untuk membangun sebuah
router yang handal dan stabil.
Salah satu bentuk management bandwidth yang sangat mudah dan efisient
digunakan oleh setiap penyedia layanan jasa internet karena dengan
menggunakan bandwidth setiap host/user akan mendapatkan bandwidth dengan
kadar atau ukuran yang sama tanpa mengganggu bandwidth dari user/host yang
lain.
Dengan semakin bertambahnya user serta perkembangan teknologi komunikasi
data, maka semakin besar akan kebutuhan bandwidth akses layanan internet dan
keamanan akses data yang harus diterapkan, sehingga kinerja dan produktivitas
operasional BPJS Ketenagakerjaan dapat terwujud dengan baik.
Seluruh data, dokumen dan hasil proses ini sepenuhnya menjadi milik BPJS
Ketenagakerjaan dan hanya dapat dipergunakan untuk BPJS Ketenagakerjaan, baik
internal maupun eksternal. Pelanggaran atas kerahasiaan ini oleh konsultan akan
diproses secara hukum formal yang berlaku di Indonesia.
Lampiran – 1
SURAT PERNYATAAN
TIDAK AKAN MENSUBKONTRAKKAN PEKERJAAN
…………………………………………2021
Nama Perusahaan
Direktur Utama/
Penanggung jawab Perusahaan
Materai
Rp 10.000,-
dan cap
perusahaan
Nama Jelas
Lampiran-2
Pengalaman Kerja *)
1. ....................................................................................................
2. ....................................................................................................
3. dan seterusnya
*) (tahun s.d tahun, proyek, lokasi, besarnya nilai proyek, nama perusahaan tempat bekerja,
jabatan di tempat kerja)
Jakarta......
Ttd
Lampiran - 3
Adalah benar-benar tenaga Ahli dan saya bekerja penuh waktu pada perusahaan :
Surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan saya sanggup dituntut di muka
pengadilan apabila semua keterangan yang diberikan tidak benar.
…………………………………………2021
Yang menyatakan,
Materai
Rp 10.000,-
dan cap
perusahaan
(Nama Jelas)
Lampiran - 4
PAKTA INTEGRITAS
MITRA KERJA UNIT KERJA ........
BPJS KETENAGAKERJAAN
Mitra kerja BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen untuk membangun zona integritas dan
menetapkan BPJS Ketenagakerjaan sebagai wilayah bebas korupsi, dengan ini kami
menyatakan :
1. Tidak menawarkan, menjanjikan atau memberikan sesuatu dalam bentuk apapun yang
dapat diduga berkaitan dengan pekerjaan di BPJS Ketenagakerjaan.
2. Bekerja secara profesional atas dasar kejujuran dan bertanggung-jawab terhadap hasil
pekerjaan yang telah disepakati dengan BPJS Ketenagakerjaan.
3. Melakukan tindakan pencegahan korupsi, gratifikasi, suap dan kecurangan.
4. Menjaga kerahasiaan informasi BPJS Ketenagakerjaan dan tidak menyalahgunakan untuk
kepentingan lain.
5. Melaksanakan dengan sungguh-sungguh Pakta Integritas serta mengajak pelaku-pelaku
usaha yang berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menerapkan
Prinsip-prinsip Tata Kelola Yang Baik.
6. Melaporkan setiap pelanggaran melalui saluran pelaporan pelanggaran
Mitra Kerja BPJS Ketenagakerjaan bersedia menerima sanksi jika melakukan pelanggaran
Jakarta, ……………………………………2021
Yang menyatakan,
Materai
Rp 10.000,-
dan cap
perusahaan
(...........................................)
Jabatan
Nama Perusahaan
Lampiran - 5
DATA PERSONALIA
TENAGA INTI/ AHLI PERUSAHAAN & TENAGA AHLI LAINNYA
(Nama Jelas)
Lampiran – 6
Sub Bidang Pemberi Tugas/ Pengguna Jasa Perjanjian *) Tanggal Selesai Menurut
No. Bidang Pekerjaan Lokasi
Pekerjaan
Nama Alamat No. / Tanggal Nilai Perjanjian BA Serah Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Paraf
Direktur Utama/ Penanggung Jawab
Perusahaan dan cap perusahaan
(Nama Jelas)