Anda di halaman 1dari 329

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk

PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk


Graha Adira, Lantai 10-12
Jl. Menteng Raya No. 21
Jakarta 10340
Telp: +62-21 391-8686, 392-4825
Fax : +62-21 392-4827

Laporan Tahunan Adira Finance 2009


Membangun Kapasitas
Untuk Menjadi yang

Terbaik
Laporan Tahunan Adira Finance 2009
Logo Baru Perusahaan

Perusahaan mulai mempergunakan logo baru pada awal tahun 2010, yang bertujuan untuk lebih mempertajam
layanan kami kepada masyarakat dan memberikan motivasi bagi kami untuk menjadi Perusahaan Pembiayaan
Kelas Dunia.

Logo baru Adira Finance tersebut mengandung arti:

• Warna dasar logo adalah hitam dengan aksen emas dan platinum. Warna ini menunjukkan citra yang tegas
dan berwibawa. Warna hitam yang dominan menunjukkan visi Adira Finance yaitu “Menjadi Perusahaan
Pembiayaan Kelas Dunia”, yang keberadaannya sangat diperhitungkan baik oleh pesaing maupun pasar.
Aspirasi kami adalah menjadi pilihan utama untuk berkarya bagi dan yang dihormati oleh konsumen, rekan
usaha, karyawan dan pemangku kepentingan Perusahaan. Selain itu, warna dasar hitam juga menunjukkan
konsistensi Adira Finance untuk selalu menerapkan kebijakan pembiayaan secara tegas, jelas dan dengan
prinsip kehati-hatian, sehingga kepercayaan sebagai salah satu perusahaan pembiayaan terkemuka
di Indonesia akan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kepercayaan ini sangat penting bagi Adira
Finance sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan.

• Aksen warna keemasan menunjukkan misi dari Adira Finance yaitu “Mewujudkan Impian Esok pada
Hari ini untuk Masyarakat”. Adira Finance menyediakan fasilitas pembiayaan kepada masyarakat untuk
mewujudkan impiannya pada hari ini, tanpa harus menunggu hari esok.

• Warna platinum merupakan simbol dari intelektualitas dan teknologi yang tinggi. Warna ini banyak
dipergunakan untuk menggambarkan era millennium dan masa depan, serta sebagai warna logam, yang
mencerminkan jiwa muda pemakainya. Dengan pemilihan warna ini, Adira Finance ingin menunjukkan
bahwa Adira Finance selalu berorientasi ke masa depan dan dinamis, Adira Finance selalu berusaha
menerapkan sistem dan teknologi yang terkini dalam menjalankan usahanya, sehingga akan selalu dapat
bertahan dalam setiap situasi yang terjadi, agar tetap dapat mempertahankan kinerja terbaik untuk masa
kini maupun di masa yang akan datang. Dengan kinerja yang dapat tetap terjaga, maka Adira Finance
berharap dapat terus memberikan kontribusi yang semakin besar kepada Negara, sebagai perwujudan
cinta Adira Finance kepada Indonesia.

Secara keseluruhan, logo Adira Finance mencerminkan kesatuan yang lebih bersifat holistik, sebagai perusahaan
yang sudah berkembang secara baik di hampir seluruh aspek yang ada dalam Perusahaan.

4 | Laporan Tahunan Adira Finance 2008 Adira Cinta Indonesia


Membangun Kapasitas untuk
Menjadi yang Terbaik

Tahun 2009 dimulai dengan kehati-hatian dan kekhawatiran terhadap Kami telah memperkuat
proyeksi ekonomi global dan regional. Seiring dengan memburuknya kapasitas sumber daya
ekonomi global saat memasuki tahun 2009, upaya yang banyak dilakukan manusia kami di seluruh
wilayah, termasuk bagian
oleh pelaku usaha adalah menyesuaikan kapasitas mereka untuk
pemasaran dan penagihan,
mengantisipasi proyeksi yang memburuk. meningkatkan dan
memperluas kapasitas
Saat kita melewati triwulan pertama tahun 2009, pelaku usaha menyadari jaringan usaha kami untuk
memberikan pelayanan
daya tahan perekonomian Indonesia meskipun di tengah pertumbuhan
yang lebih baik agar dapat
ekonomi global yang negatif dan hal ini telah membalikkan strategi kami memenuhi kebutuhan-
yang sebelumnya lebih berhati-hati menjadi memiliki skenario yang kebutuhan para konsumen
optimis. dan rekan usaha kami

Pada triwulan kedua tahun 2009, Adira Finance telah kembali kepada
strategi jangka panjangnya untuk berpijak pada landasan yang kuat.
Pembangunan kapasitas dalam banyak aspek, termasuk sumber daya
manusia di seluruh wilayah, jaringan usaha dan infrastruktur telah
memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan kinerja kami
pada tahun 2009, serta menjadi sebuah landasan yang kuat untuk
pertumbuhan kami di masa yang akan datang.

Kami telah memperkuat kapasitas sumber daya manusia kami di seluruh


wilayah, termasuk bagian pemasaran dan penagihan, meningkatkan
dan memperluas kapasitas jaringan usaha kami untuk memberikan
pelayanan yang lebih baik agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
para konsumen dan rekan usaha kami, serta meningkatkan kapasitas
teknologi informasi pada tingkat yang lebih tinggi. Pembangunan atas
seluruh kapasitas ini akan menjadi sebuah landasan yang sangat kuat
untuk menjadi yang terbaik di masa yang akan datang.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2008 | 5


Testimoni
Konsumen
6 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Testimoni Konsumen

Nama: Nila Rahmawati


Profesi: Karyawati Swasta

Saya seorang karyawati di sebuah perusahaan swasta di


Jakarta. Sebelum mendapatkan fasilitas pembiayaan dari
Adira Finance, saya selalu menggunakan jasa transportasi
umum untuk berangkat ke tempat kerja. Walaupun saya
berangkat pagi dari rumah, namun saya selalu terjebak
dalam kemacetan. Dengan kondisi transportasi umum yang
ada saat ini, sungguh tidak menyenangkan dan jauh dari
rasa nyaman dan aman. Namun akhirnya semua itu dapat
teratasi. Melalui Adira Finance, saya dapat memiliki sebuah
mobil yang nyaman, dengan proses yang mudah, cepat
dan tidak berbelit-belit. Terima kasih Adira Finance. Berkat
Adira Finance, saya akhirnya mendapatkan keamanan dan
kenyamanan. Semoga Adira Finance semakin berjaya di
masa yang akan datang.

Nama: Neng Harum Sinah


Profesi: Pengusaha Katering

Di tengah persaingan yang sangat ketat saat ini,


saya harus memiliki kendaraan agar usaha saya bisa
berkembang. Saya memutuskan untuk kredit mobil di
Adira Finance karena prosesnya yang cepat dan mudah.
Kini saya tidak kesulitan lagi untuk mengantar pesanan
katering dalam jumlah besar. Terima kasih banyak, Adira
Finance.

Nama: Rian Hidayat


Profesi: Wirausahawan

Proses kredit di Adira Finance cepat dan mudah,


khususnya buat saya sebagai wirausahawan, apalagi
pelayanannya professional, yang tidak kalah dengan
bank. Oleh karena itu, saya tidak ragu lagi untuk
memperoleh fasilitas kredit mobil ini dari Adira Finance.
Mobil ini memudahkan untuk aktivitas bisnis saya
maupun aktivitas lainnya. Terima kasih, Adira Finance
yang membuat hidup saya lebih mudah.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 7


Testimoni Konsumen

Nama: Trisna Sudrajat


Profesi: Pedagang Roti
Sebagai pedagang roti, saya harus
memperluas wilayah penjualan untuk
mendapatkan tambahan pelanggan.
Untuk keperluan itu, saya memerlukan
kendaraan yang sesuai dengan
kebutuhan saya dan sesuai juga
dengan kemampuan ekonomi saya.
Sebagai pedagang kecil, sulit bagi
saya untuk dapat membeli sepeda
motor secara tunai. Untunglah Adira
Finance membantu saya untuk
mewujudkan keinginan saya tersebut.
Dengan informasi yang jelas, proses
yang mudah dan cepat, Adira Finance
telah memberikan pelayanan yang baik
Nama: Ari Mujahidin kepada saya. Mudah-mudahan usaha
Profesi: Pedagang Ketoprak saya dapat berkembang semakin
besar, sehingga dapat terus menjadi
Seringkali saya harus meninggalkan gerobak ketoprak saya terlalu nasabah Adira Finance.
lama karena ada perlengkapan usaha saya yang ketinggalan, sehingga
saya harus kembali ke rumah untuk mengambilnya. Hal itu membuat
beberapa calon pembeli batal membeli dagangan saya karena kecewa
ditinggal terlalu lama. Namun sejak saya memiliki motor dengan
pembiayaan kredit dari Adira Finance, kejadian tersebut sudah tidak
terjadi lagi karena saya bisa cepat kembali melayani calon pembeli
yang sudah menunggu. Disamping itu, saya juga dapat memanfaatkan
motor tersebut untuk berbelanja ke pasar membeli sayur-mayur dan
kebutuhan lainnya untuk usaha saya. Dengan cicilan yang terjangkau,
Adira Finance telah membantu pedagang kecil seperti saya untuk
memiliki motor. Bravo untuk Adira Finance! Semoga kehadirannya
bisa membantu pedagang-pedagang kecil lainnya seperti saya ini.

Nama: Tuharno
Profesi: Loper Majalah & Surat Kabar

Adira Finance mewujudkan impian saya untuk memiliki kendaraan sendiri,


yang mempermudah pekerjaan saya dalam mengirimkan majalah dan surat
kabar kepada pelanggan-pelanggan saya yang kebanyakan berlokasi di
gedung-gedung perkantoran. Alasan saya memilih Adira Finance karena
prosesnya sederhana dan cepat serta kemudahan dalam melakukan
pembayaraan angsuran karena memiliki banyak jaringan usaha. Selain
itu, dengan program Adira Club Member, saya mendapatkan banyak
keuntungan. Terima kasih, Adira Finance.

8 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Testimoni Konsumen

Nama: Meliana Setyowati


Profesi: Sekretaris
Awalnya saya ragu untuk membeli motor secara kredit
karena prosesnya yang rumit. Tetapi karena tempat
tinggal saya di daerah yang tingkat kemacetannya cukup
padat ditambah dengan saya harus sampai ke tempat
kerja tepat waktu apalagi kalau sedang ada jadwal
rapat yang penting, akhirnya saya memutuskan untuk
mengajukan kredit motor ke Adira Finance. Ternyata
diluar dugaan saya, proses kredit di Adira Finance sangat
mudah, cepat dan pelayanan yang ramah dari karyawan-
karyawannya. Sekarang dengan motor ini, saya dapat
dengan mudah menembus kemacetan kota Jakarta.
Saya sangat berterima kasih kepada Adira Finance.

Nama: Zulkifli Subhan


Profesi: Guru Sekolah Swasta

Mutu kualitas pelayanan yang diberikan oleh Adira Finance sangat


baik. Selain itu, angsurannya juga terjangkau sehingga memudahkan
saya untuk membayar angsuran tiap bulannya. Memang Adira
Finance adalah perusahaan pembiayaan yang terbaik.

Nama: Endaryanti
Profesi: Guru Les Privat

Sebagai mahasiswi yang memiliki pekerjaan sampingan


sebagai guru les privat, saya sangat membutuhkan
kendaraan untuk mengunjungi satu demi satu rumah
murid-murid saya. Membeli kendaraan secara tunai tentu
sangat sulit saya realisasikan jika hanya mengandalkan
penghasilan dari pekerjaan sampingan saya. Untung saja
ada Adira Finance. Proses pengajuan kreditnya mudah
dan besarnya angsuran sangat terjangkau bagi saya.
Sejak memiliki kendaraan (motor) sendiri, kunjungan
saya ke rumah murid-murid les saya menjadi mudah dan Nama: Fathur Rahman
sangat menghemat waktu. Terima kasih banyak, Adira Profesi: Pengusaha Restoran
Finance.
Pada saat kredit mobil saya hampir lunas, saya dihubungi
oleh Marketing Adira Finance dan ditawarkan beberapa
program menarik yang ada di Adira Finance. Dengan
pengalaman saya bersama Adira Finance yang terus
memberikan pelayanan dan membina hubungan baik
dengan nasabahnya, akhirnya saya mengambil kredit
motor dan mendapatkan subsidi uang muka serta bunga
kredit yang cukup menarik.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 9


Testimoni
Distributor dan Dealer
10 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Testimoni
Distributor dan Dealer

Johannes Loman
Executive Vice President
PT Astra Honda Motor

Dyonisius Beti
President Director
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing-
Yamaha Motor Kencana Indonesia

Setiawan Surya
Marketing Dept. Head 2W
PT Suzuki Indomobil Sales

Shigeyo Ikemoto
Direktur Utama
PT Kawasaki Motor Indonesia

Rudjojo Nirjana
Direktur Penjualan 4W
PT Suzuki Indomobil Sales

Irwan D. Sutanto
Pejabat Eksekutif Pemasaran
PT Hino Motor Sales Indonesia

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 11


Testimoni
Distributor dan Dealer

Johannes Loman
Executive Vice President
PT Astra Honda Motor (AHM)

Kunci sukses Adira Finance antara lain sangat fokus di


bisnisnya, konsisten dan mengetahui tujuannya
Saya sudah mengenal Adira Finance semenjak berdirinya
sekitar 20 tahun yang lalu. Saat itu, saya sebagai Region Head
dari Honda Sales Operation Jawa Tengah. Saya kira kunci
sukses dari Adira Finance antara lain sangat fokus di bisnisnya,
konsisten dan mengetahui arah tujuannya.

Adira Finance memberikan pelayanan terbaiknya


kepada Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dan
Konsumen
Bisnis pembiayaan kendaraan bermotor merupakan bisnis
yang mengutamakan pelayanan, baik kepada ATPM maupun
konsumen. Adira Finance telah memberikan pelayanan
terbaiknya kepada AHM sebagai ATPM dan kepada konsumen.
Hal itulah yang membuat Adira Finance menjadi semakin maju
dan berkembang.

Adira Finance merupakan perusahaan pembiayaan


yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap
penjualan sepeda motor Honda di Indonesia
Saat ini, Adira Finance merupakan perusahaan pembiayaan
yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap
penjualan sepeda motor Honda di Indonesia. Adira Finance
mampu menyediakan produk-produk yang inovatif dan kreatif,
yang secara langsung memudahkan konsumen dan calon
konsumen untuk memiliki sepeda motor Honda.

Mengenai AHM

AHM merupakan ATPM sepeda motor Honda di Indonesia yang didirikan pada tanggal 11 Juni 1971 dengan nama PT Federal
Motor dan berganti nama menjadi AHM pada tahun 2000. Komposisi kepemilikan saham AHM yaitu sebesar 50,0% dimiliki oleh PT
Astra International Tbk dan sebesar 50,0% dimiliki oleh Honda Motor Co. Jepang.

Saat ini, AHM telah menjadi pemimpin di pasar sepeda motor Indonesia dengan jumlah karyawan sekitar 14.000 orang dan kapasitas
produksi yang dimiliki di 3 fasilitas pabrik perakitan yang sangat besar serta didukung dengan 1.600 showroom dealer penjualan,
4.000 layanan service atau bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station), serta 6.500 gerai suku cadang, yang siap
melayani jutaan pengguna sepeda motor Honda di seluruh Indonesia, ditambah 130 pemasok serta ribuan jaringan lainnya.

AHM akan terus berkarya dalam menghasilkan sepeda motor yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan dengan harganya yang
terjangkau sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Hingga akhir tahun 2009, AHM sudah memproduksi hampir
26 juta unit sepeda motor.

12 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Testimoni
Distributor dan Dealer

Dyonisius Beti
President Director
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing -
Yamaha Motor Kencana Indonesia (YIMM-YMKI)

Kelebihan Adira Finance adalah kredibilitas yang tinggi,


solid, berinisiatif dan kreatif membuat Adira Finance
lebih maju dan selalu berada di depan
Kelebihan Adira Finance adalah kredibilitas yang tinggi, solid,
inisiatif dan kreatifitas yang tiada henti yang telah mendukung
penjualan sepeda motor Yamaha. Semua kelebihan tersebut
membuat Adira Finance lebih maju dan selalu berada di depan
dalam industri pembiayaan.

Adira Finance merupakan perusahaan pembiayaan


yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap
penjualan sepeda motor Yamaha di Indonesia
Saat ini, Adira Finance merupakan perusahaan pembiayaan
yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap penjualan
sepeda motor Yamaha di Indonesia. Kelebihan Adira Finance
lainnya adalah jangkauan usaha yang luas dengan banyaknya
jaringan usaha yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia.

Adira Finance dan Yamaha tumbuh bersama melalui


kerjasama yang saling menguntungkan
Bekerjasama dengan Adira Finance merupakan pengalaman
yang menyenangkan dan saling menguntungkan. Dengan
kerjasama yang konsisten dan bersifat jangka panjang, Yamaha
dan Adira Finance dapat tumbuh bersama-sama menjadi lebih
maju dan selalu berada di depan dalam industrinya masing-
masing.

Mengenai YIMM-YMKI

YIMM-YMKI merupakan ATPM dan Marketing sepeda motor Yamaha di Indonesia yang mulai beroperasi pada tanggal 6 Juli 1974.
Kepemilikan sahamnya dikuasai oleh Yamaha Motor Co., Ltd. dan Mitsui & Co., Ltd. Dengan dukungan sekitar 6.000 karyawan,
YIMM-YMKI mampu memproduksi 3 juta unit sepeda motor per tahun serta didukung oleh sekitar 1.400 dealer di seluruh
Indonesia. YIMM-YMKI telah menjadi pemain besar di industri sepeda motor Indonesia dan patut diperhitungkan oleh para pesaing
terdekatnya.

Selain memproduksi untuk kebutuhan domestik, YIMM-YMKI juga mengekspor produksi sepeda motor ke 26 negara. Prestasi demi
prestasi telah diraih oleh YIMM-YMKI, yang mana kesemuanya tersebut tidak terlepas dari strategi YIMM-YMKI serta penerapan
“Tujuh Komitmen Yamaha” untuk menuju kesempurnaan dalam memenangi persaingan. Salah satu jurus andalan mereka yakni
dengan terus berinovasi sehingga menciptakan produk berkualitas dengan standar dunia.

YIMM-YMKI selalu meningkatkan pelayanan pasca jual dan memberikan beberapa fasilitas kemudahan yang lain demi kepuasan
konsumen. Diperkirakan sekitar 200 ribu orang secara langsung ataupun tidak langsung bergantung kehidupan perekonomiannya
dengan YIMM-YMKI.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 13


Testimoni
Distributor dan Dealer

Setiawan Surya
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS)

Adira Finance sangat membantu terhadap penjualan sepeda motor Suzuki


Kami sebagai ATPM Suzuki merasa sangat terbantu oleh Adira Finance yang telah mendukung penjualan sepeda
motor Suzuki. Sampai saat ini, dukungan dan pelayanan Adira Finance begitu baik kepada Suzuki.

Adira Finance merupakan mitra kerja bagi Suzuki dalam kerjasama yang saling menguntungkan
Saya kira Adira Finance telah menjadi mitra kerja bagi sepeda motor Suzuki sejak lama dan kerjasama yang
dilakukan adalah kerjasama yang saling menguntungkan.

Mengenai SIS

SIS memulai operasinya secara komersial di Indonesia pada tahun 1976. Nama distributor penjualannya berganti menjadi SIS pada
tahun 2009. SIS adalah distributor penjualan dari PT Suzuki Indomobil Motor yang juga merupakan ATPM Suzuki di Indonesia, yang
mana sahamnya dimiliki oleh Suzuki Motor Corporation, Jepang dan PT Indomobil Sukses International Tbk.

14 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Testimoni
Distributor dan Dealer

Shigeyo Ikemoto
Direktur Utama
PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI)

Adira Finance mempunyai kelebihan dalam jangkauan


usaha yang luas didukung jaringan usaha di berbagai
pelosok Indonesia
Bekerjasama dengan Adira Finance sangat mendukung
penjualan sepeda motor Kawasaki. Adira Finance mempunyai
kelebihan dalam jangkauan usaha yang luas, yang didukung
oleh jaringan usaha di berbagai pelosok Indonesia, terutama di
wilayah-wilayah yang terpencil sekalipun.

Sebagai perusahaan pembiayaan yang independen, Adira


Finance merupakan yang terbaik dalam industrinya
Kami mengakui pelayanan yang diberikan Adira Finance
kepada dealer-dealer Kawasaki merupakan yang terbaik di
antara perusahaan pembiayaan lainnya. Hal ini yang membuat
kami ingin terus bekerjasama dengan Adira Finance. Sebagai
perusahaan pembiayaan independen, Adira Finance juga
merupakan yang terbaik dalam industrinya.

Produk yang ditawarkan Adira Finance sangat menarik


dan karyawan Adira Finance begitu agresif
Satu lagi kelebihan Adira Finance yaitu dalam menawarkan
produk, pasti sangat menarik, berbeda dengan perusahaan
pembiayaan lainnya dan mempunyai semangat yang tinggi.
Para karyawan Adira Finance begitu agresif dalam memberikan
pelayanan terbaiknya.

Mengenai KMI

KMI memulai operasinya secara komersial pada bulan Maret 1995, dibawah lisensi dari Kawasaki Heavy Industries Ltd., Jepang
sebagai prinsipal. Dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, dukungan yang kuat dari prinsipal dan kerjasama dengan berbagai
pemasok yang sangat baik, KMI telah memproduksi sepeda motor berkualitas tinggi dan dapat terus mengembangkan usahanya.

Melalui kegiatan-kegiatan profesionalnya, KMI juga ingin turut membagi kesenangan, kebahagiaan dan keuntungan dengan para
pengguna sepeda motor Kawasaki, dealer, pemasok dan keluarga mereka. Semua itu berlandaskan pada motto baru kami: “Bagian
Hidupku”.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 15


Testimoni
Distributor dan Dealer

Rudjojo Nirjana
Direktur Penjualan 4W
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS)

Salah satu keunggulan yang dimiliki Adira Finance adalah kerjasama yang kuat
Saya melihat sumber daya manusia merupakan salah satu keunggulan utama yang dimiliki Adira Finance. Kerjasama
yang dimiliki begitu tinggi, sehingga sangat membantu Adira Finance untuk terus menjadi lebih maju.

Adira Finance telah membantu perkembangan dari industri otomotif di Indonesia


Hingga saat ini, pembiayaan yang diberikan oleh Adira Finance telah sangat mendukung penjualan mobil Suzuki.
Secara tidak langsung, keberadaan Adira Finance sudah sangat membantu perkembangan dari industri otomotif
di Indonesia.

Jumlah konsumen Adira Finance begitu besar dan didukung dengan jaringan usaha yang
sangat luas
Adira Finance telah berkembang dengan luar biasa, yang saya ketahui jumlah konsumennya sudah begitu besar.
Apalagi dengan dukungan jaringan usaha yang sangat luas, saya kira Adira Finance akan terus menjadi perusahaan
pembiayaan terbesar di Indonesia.

Mengenai SIS

SIS memulai operasinya secara komersial di Indonesia pada tahun 1976. Nama distributor penjualannya berganti menjadi SIS pada
tahun 2009. SIS adalah distributor penjualan dari PT Suzuki Indomobil Motor yang juga merupakan ATPM Suzuki di Indonesia, yang
mana sahamnya dimiliki oleh Suzuki Motor Corporation, Jepang dan PT Indomobil Sukses International Tbk.

16 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Testimoni
Distributor dan Dealer

Irwan D. Sutanto
PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI)

Adira Finance memberikan pelayanan terbaik kepada


HMSI dengan kontribusi yang cukup besar
Sampai dengan saat ini, kami selalu merasakan pelayanan
Adira Finance sebagai yang terbaik di antara perusahaan
pembiayaan lainnya. Adira Finance juga memberikan kontribusi
yang signifikan kepada penjualan dari HMSI.

HMSI merasa sangat cocok bermitra dengan Adira


Finance yang merupakan perusahaan pembiayaan
papan atas di Indonesia
Saya kira HMSI sudah sangat cocok bermitra dengan Adira
Finance. HMSI merupakan perusahaan papan atas dalam
bidangnya dan Adira Finance juga adalah perusahaan
pembiayaan papan atas di Indonesia.

Mengenai HMSI

HMSI memulai operasinya secara komersial pada bulan Desember 1982 dengan nama PT Hino Indonesia Manufacturing dan mulai
berganti nama menjadi HMSI sejak bulan April 2003. Bisnis utama HMSI adalah sebagai distributor utama dari kendaraan dan suku
cadang di Indonesia serta memberikan layanan purna jual. HMSI terus berusaha memberikan produk dan layanan terbaik untuk
mejamin mutu, kehandalan, efisiensi dan kepuasan kepada para pengguna produk HMSI. Dukungan layanan purna jual dan teknisi
HMSI di seluruh Indonesia yang dapat diandalkan menjadikan investasi dari seluruh pemilik produk HMSI menjadi lebih bernilai.

Sebagai perusahaan pembuat truk dan bus yang terdepan, HMSI menjadi pelopor produksi kendaraan ramah lingkungan. Karenanya,
semua model HMSI di Indonesia telah menggunakan mesin standar EURO2 sejak bulan Januari 2007. Saat ini, HMSI didukung oleh
140 karyawan dan komposisi kepemilikan saham dimiliki oleh Hino Motors, Ltd., Jepang sebesar 40,0%, PT Indomobil Sukses
International Tbk sebesar 40,0% dan Sumitomo Corporation, Jepang sebesar 20,0%.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 17


Strategi
Perusahaan
18 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Strategi Perusahaan

Fokus kepada Portofolio dengan Tingkat


Pengembalian yang Tinggi
Perusahaan memfokuskan kegiatan pembiayaannya pada
aset dengan tingkat pengembalian yang tinggi dan tetap terus
memperhatikan secara khusus kualitas dari aset tersebut.

Menerapkan Manajemen Risiko dengan Hati Hati


Kajian secara menyeluruh atas kemampuan finansial dari setiap
calon konsumen dan mengharuskan pembayaran minimum atas
uang muka merupakan hal yang wajib dilakukan.

Komitmen untuk Produktifitas dan Efisiensi


Penyempurnaan sistem dan prosedur untuk meningkatkan
produktifitas dan sebagai fungsi pendukung lainnya yang dipilih
untuk meningkatkan efisiensi, namun tetap menjaga kualitas dari
sistem dan prosedur.

Menjaga Hubungan yang Kuat dan Erat


Perusahaan sangat menyadari bahwa hubungan yang kuat dan
erat dengan rekan usaha dan konsumen merupakan salah satu
kunci kesuksesan Perusahaan. Oleh karena itu, Perusahaan
senantiasa berupaya menjaga hubungan baik serta meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan baik untuk konsumen maupun rekan
usaha.

Perluasan Jaringan Usaha


Dalam upaya untuk menjangkau dan memberikan pelayanan
terbaik kepada konsumen, maka Perusahaan terus
mengembangkan jaringan usahanya agar dapat semakin
dekat dengan konsumen dan rekan usaha, yang tentunya juga
disesuaikan dengan kondisi ekonomi terkini.

Pengembangan Teknologi Informasi dan Sumber


Daya Manusia
Perusahaan sangat memahami bahwa teknologi informasi
dan sumber daya manusia memegang peranan penting
untuk mendukung pertumbuhan Perusahaan. Oleh karena
itu, Perusahaan senantiasa berupaya untuk mengembangkan
teknologi informasi dan sumber daya manusianya.

Sinergi dengan Perusahaan Induk,


PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Produk-produk gabungan, perluasan jaringan usaha dan potensi
berbasis konsumen dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk telah
menciptakan sinergi usaha yang menakjubkan.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 19


Nilai-Nilai
Perusahaan
20 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Nilai-Nilai Perusahaan

...Adira Finance berupaya untuk memastikan bahwa ADIRA TOP selalu


tercermin penuh dalam aktivitas karyawan sehari-hari...

Keunggulan
• Satu langkah lebih baik dan lebih cepat dibandingkan orang lain pada umumnya atau pesaing;
• Mempunyai gambaran ke depan yang jelas dan terarah; dan
• Handal mengambil keputusan dalam segala keadaan dengan cepat dan tepat.

Disiplin
• Mengarah kepada sesuatu yang lebih baik melalui proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
perbaikan secara terus-menerus;
• Cara berfikir dan cara bersikap yang sesempurna mungkin; dan
• Bersikap disiplin sesuai norma organisasi.

Integritas
• Berkomitmen yang disertai dengan sikap yang konsisten;
• Dapat dipercaya (jujur dan tulus);
• Dapat menjaga etika usaha;
• Mempunyai rasa memiliki yang tinggi; dan
• Menjadi panutan bagi karyawan lainnya.

Dapat Diandalkan
• Mental seorang juara, yang tercermin dari perilaku yang senantiasa berpikir positif dan cerdas; dan
• Rasa Tanggung jawab yang penuh terhadap segala seuatu yang dilakukan.

Akuntabilitas
• Menyampaikan sesuatu berlandaskan pada data fakta; dan
• Keterbukaan yang objektif dan bijaksana.

Kerjasama
• Sinergi;
• Bersedia berkorban satu sama lain; dan
• Tidak saling menyalahkan satu sama lain.

Motivasi Tinggi
• Bekerja dengan proses yang benar dan berorientasi pada hasil yang optimal;
• Motivasi yang tinggi dalam bentuk bersedia melakukan pekerjaan lebih dan bersikap proaktif;
• Meningkatkan keahlian; dan
• Saling menjaga atau memelihara.

Profesional
• Berorientasi kepada konsumen;
• Kemampuan memimpin yang handal; dan
• Mempunyai jiwa kewirausahaan yang mampu mengkalkulasi risiko, inovatif dan kreatif.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 21


Sekilas
Adira Finance
22 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Sekilas Adira Finance

Adira Finance mengoperasikan sebanyak 319 jaringan usaha di seluruh Indonesia

menyentuh hati untuk menanamkan kebanggaan dan integritas dalam kerja

Dibangun dengan kesungguhan tekad untuk menjadi perusahaan terbaik dan terpercaya di sektor pembiayaan
konsumen kendaraan bermotor, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (“Adira Finance” atau “Perusahaan”)
yang didirikan sejak tahun 1990 telah menjadi perusahaan pembiayaan terbesar saat ini untuk pembiayaan
berbagai merek otomotif di Indonesia berdasarkan ukuran pencapaian laba bersih, pencapaian pangsa pasar
secara keseluruhan dan jumlah aset yang dikelola.

Pada bulan Maret 2004, Adira Finance melakukan penawaran saham perdana, yang diikuti dengan pengalihan
sebesar 75,0% kepemilikan pemegang saham pendiri melalui penempatan terbatas kepada PT Bank
Danamon Indonesia Tbk (“Bank Danamon”), salah satu bank swasta nasional terbesar yang dimiliki oleh
Grup Temasek dari Singapura. Pada bulan Juli 2009, Bank Danamon mengeksekusi opsi belinya atas saham
Perusahaan sebesar 20,0% kepemilikan saham dari Mega Value Profits Limited sehingga kepemilikan Bank
Danamon terhadap Adira Finance menjadi sebesar 95,0% kepemilikan saham. Dengan dukungan penuh dari
Bank Danamon, Perusahaan terus mengembangkan usahanya dengan menciptakan keunggulan kompetitif
yang dapat menghasilkan nilai yang tinggi, baik bagi konsumen, dealer, rekan usaha maupun pemangku
kepentingan Perusahaan.

Sejalan dengan kemampuan utama Perusahaan dalam mengelola risiko pembiayaan secara retail, Adira
Finance lebih memfokuskan pembiayaannya pada aset dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Dengan
dukungan dana yang besar dari Bank Danamon, serta profesionalisme dan dedikasi yang tinggi dari
Manajemen dan seluruh karyawan, maka Perusahaan kembali memecahkan rekor pembiayaan baru pada
tahun 2009 menjadi Rp 14,5 triliun, walaupun krisis keuangan global masih berdampak pada perekonomian
Indonesia pada tahun tersebut.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 23


Sekilas Adira Finance

24 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Sekilas Adira Finance

Dari jumlah pembiayaan baru tersebut, sebesar 73,8% berasal dari


pembiayaan sepeda motor dan sebesar 26,2% berasal dari pembiayaan
mobil. Perusahaan membiayai sebesar 13,2% dari seluruh penjualan
nasional atas sepeda motor baru dan 3,4% dari seluruh penjualan nasional
atas mobil baru di Indonesia selama tahun 2009.

Tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi Perusahaan


seiring dengan krisis keuangan global yang terjadi telah berdampak
secara langsung dan tidak langsung pada kondisi ekonomi di Indonesia.
Namun demikian, perekonomian Indonesia ternyata mampu pulih lebih
cepat dibandingkan negara lainnya, yang dapat dilihat dari pemulihan
hampir di seluruh indikator ekonomi makro maupun mikro. Industri
penjualan otomotif juga berangsur pulih sehingga menciptakan peluang
untuk tumbuh lebih baik bagi perusahaan pembiayaan di Indonesia.
Kondisi tersebut mampu dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Adira
Finance untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, mengingat Perusahaan telah memiliki pondasi yang
kuat, yang mencakup jaringan usaha yang luas, kemampuan organisasi
yang terstruktur dan baik, dukungan penuh dari Bank Danamon untuk
pendanaan dan karyawan yang mempunyai kompetensi dan loyalitas yang
tinggi. Untuk menghasilkan karyawan yang mempunyai kompetensi dan
loyalitas yang tinggi tersebut, Perusahaan telah menerapkan suatu budaya,
yang kami sebut “manajemen dengan hati”, yaitu melalui komunikasi
antar manajemen ataupun personel inti yang berkesinambungan dan
kekeluargaan dengan karyawan, pemberian kompensasi yang memadai
serta program pelatihan yang berkesinambungan yang menyentuh hati
karyawan, rekan usaha dan komunitas secara umum. Keseluruhan upaya
ini menghasilkan kebanggaan dan kecintaan terhadap Perusahaan.

Sementara itu, belajar dari pengalaman Perusahaan dalam melewati


kondisi-kondisi yang penuh dengan tantangan dan sulit, Adira Finance
terus melebarkan sayapnya dan mengembangkan strategi dengan tepat,
yaitu dengan terus melakukan inovasi atas produk-produk pembiayaan
baru dan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen
yang hendak mengajukan pembiayaan atas kepemilikan sepeda
motor dan mobil, serta memperkokoh posisinya sebagai perusahaan
pembiayaan yang dapat membiayai berbagai merek otomotif. Strategi
ini terbukti efektif seiring dengan terus berkembangnya industri otomotif
terutama untuk sepeda motor dan mobil. Dengan dukungan kurang lebih
16.000 karyawan dan 319 jaringan usaha yang tersebar di banyak kota
di Indonesia, Adira Finance telah memantapkan posisinya sebagai salah
satu perusahaan pembiayaan konsumen kendaraan bermotor terkemuka
di Indonesia, yang dapat menjalankan usahanya secara independen atau
tidak harus terikat pada salah satu merek otomotif tertentu.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 25


Pokok-Pokok Kinerja
Tahun 2009
26 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Pokok-Pokok Kinerja
Tahun 2009

• Jumlah pembiayaan baru untuk sepeda motor meningkat sebesar 1,1% menjadi Rp  10.738
miliar, sedangkan jumlah pembiayaan baru untuk mobil meningkat sebesar 12,5% menjadi
Rp 3.803 miliar.

• Pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 21,3% menjadi Rp 2.654 miliar.

• Piutang pembiayaan konsumen bermasalah dapat dipertahankan pada tingkat 0,9%.

• Laba bersih meningkat sebesar 18,8% dari Rp 1.020 miliar menjadi Rp 1.212 miliar.

• Piutang pembiayaan konsumen yang dikelola manajemen meningkat sebesar 12,5% dari
Rp 16.862 miliar menjadi Rp 18.977 miliar.

• Jumlah aset meningkat sebesar 20,5% menjadi Rp 4.330 miliar, yang diikuti dengan
peningkatan jumlah ekuitas sebesar 36,0% menjadi Rp 2.652 miliar.

• Pangsa pasar mengalami sedikit penurunan dari sebesar 13,6% menjadi sebesar 13,2% untuk
sepeda motor baru, sedangkan untuk mobil baru menguat dari sebesar 3,0% menjadi sebesar
3,4%.

• Jumlah jaringan usaha mengalami kenaikan sebesar 6,3% menjadi 319 jaringan usaha.

• Jumlah konsumen tumbuh sebesar 9,3% menjadi lebih dari 2,2 juta konsumen.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 27


Ikhtisar
Keuangan
28 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Ikhtisar Keuangan
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2005 2006 2007 2008 2009
NERACA
Kas dan Setara Kas 261.511 345.909 376.303 474.195 487.007
Piutang Pembiayaan Konsumen - Bersih 740.446 1.781.400 1.905.356 1.821.454 2.561.914
Beban Tangguhan - Bersih 414.973 537.885 740.632 956.570 982.280
Aset Tetap - Nilai Buku Bersih 144.175 148.545 176.620 201.006 188.514
Aset Lain-Lain - Bersih 72.106 93.166 102.907 138.799 109.834
JUMLAH ASET 1.633.211 2.906.905 3.301.818 3.592.024 4.329.549
Pinjaman yang Diterima - 195.833 145.833 95.833 225.000
Utang Obligasi - Bersih 495.438 1.227.890 1.199.833 749.043 676.854
Utang Pajak 105.306 44.368 37.081 224.863 51.004
Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih 112.334 137.288 191.233 208.067 218.984
Kewajiban Lain-Lain 222.181 394.875 503.225 364.215 505.304
JUMLAH KEWAJIBAN 935.259 2.000.254 2.077.205 1.642.021 1.677.146
Modal Saham - Nilai Nominal
Rp 100 (Nilai Penuh) per Saham
Modal Dasar 4.000.000.000 Saham
Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh 1.000.000.000 Saham 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
Saldo Laba
Telah Ditentukan Penggunaannya 7.608 12.408 17.008 22.608 32.810
Belum Ditentukan Penggunaannya 590.344 794.243 1.107.605 1.827.395 2.519.593
JUMLAH EKUITAS 697.952 906.651 1.224.613 1.950.003 2.652.403
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.633.211 2.906.905 3.301.818 3.592.024 4.329.549
LAPORAN LABA RUGI
PENDAPATAN
Pembiayaan Konsumen 1.329.589 1.410.771 1.726.531 2.330.757 2.777.866
Provisi dan Administrasi 359.975 381.815 525.530 754.357 802.093
Denda Keterlambatan 78.915 107.707 142.430 180.657 208.053
Pinalti 7.653 11.903 17.636 25.829 35.080
Bunga 4.942 13.979 3.608 5.516 24.376
Lain-Lain 17.229 47.216 67.874 81.587 93.694
JUMLAH PENDAPATAN 1.798.303 1.973.391 2.483.609 3.378.703 3.941.162
BEBAN
Perolehan Pembiayaan Konsumen 345.041 428.922 603.603 788.492 949.821
Gaji dan Tunjangan 358.371 405.386 503.508 654.911 732.102
Umum dan Administrasi 178.261 211.717 276.613 330.737 351.020
Bunga dan Beban Keuangan 97.137 161.652 195.796 142.548 123.624
Pemasaran 42.890 20.350 5.536 4.480 50.528
Penyisihan Piutang Ragu-Ragu 46.020 39.957 47.294 26.002 32.679
Lain-Lain 54.744 44.827 50.440 12.211 43.041
JUMLAH BEBAN 1.122.464 1.312.811 1.682.790 1.959.381 2.282.815
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 675.839 660.580 800.819 1.419.322 1.658.347

BEBAN PAJAK PENGHASILAN 199.471 196.641 241.109 399.089 445.947


LABA BERSIH 476.368 463.939 559.710 1.020.233 1.212.400
LABA BERSIH PER SAHAM - DASAR
(Dinyatakan Dalam Nilai Penuh Rupiah) 476 464 560 1.020 1.212

Keterangan:
Tabel diatas menggambarkan posisi dan kinerja keuangan Perusahaan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan
2007, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja (a member firm of KPMG International) serta pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari & Rekan (a member firm of PricewaterhouseCoopers).
Beberapa akun dalam laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, 2007, 2006 dan 2005 telah direklasifikasi
agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 29


Ikhtisar Keuangan

RASIO KEUANGAN UTAMA


2005 2006 2007 2008 2009
A. Profitabilitas
Imbal Hasil Aset 29,2% 16,0% 17,0% 28,4% 28,0%
Imbal Hasil Ekuitas 68,3% 51,2% 45,7% 52,3% 45,7%
Marjin Pendapatan Bunga Bersih 13,5% 11,9% 12,6% 14,5% 15,2%

B. Aset Produktif
Piutang Pembiayaan Konsumen Bermasalah /
Piutang Pembiayaan Konsumen (NPL) 1,7% 1,2% 1,0% 0,9% 0,9%

C. Likuiditas
Pinjaman yang Diterima dan Utang Obligasi -
Bersih / Jumlah Aset 0,3 0,5 0,4 0,2 0,2
Pinjaman yang Diterima dan Utang Obligasi -
Bersih / Jumlah Ekuitas 0,7 1,6 1,1 0,4 0,3
Jumlah Kewajiban / Jumlah Ekuitas 1,3 2,2 1,7 0,8 0,6
Jumlah Pendapatan / Jumlah Aset 110,1% 67,9% 75,2% 94,1% 91,0%

D. Lain-Lain
Laba Bersih / Jumlah Pendapatan 26,5% 23,5% 22,5% 30,2% 30,8%

Laba Bersih (Dalam Miliar Rupiah)


1.212
1.020

560
476 464

2005 2006 2007 2008 2009

Piutang Pembiayaan Konsumen yang Dikelola Manajemen (Dalam Miliar Rupiah)

18.977

16.862

13.273

10.173 11.227

2005 2006 2007 2008 2009

30 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Ikhtisar Keuangan

Laba Bersih per Saham - Dasar (Rupiah)

2009 1.212

2008 1.020

2007 560

2006 464

2005 476

Imbal Hasil Aset (ROA) dan Imbal Hasil Ekuitas (ROE)

68,3%

51,2% 52,3%
45,7% 45,7%

29,2% 28,4% 28,0%


16,0% 17,0%

2005 2006 2007 2008 2009

Imbal Hasil Aset (ROA) Imbal Hasil Ekuitas (ROE)

Jumlah Konsumen

2009 2.226.418

2008 2.036.083

2007 1.650.211

2006 1.380.570

2005 1.216.912

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 31


Ikhtisar Keuangan

INFORMASI LAINNYA
2005 2006 2007 2008 2009
A. Jumlah Pembiayaan Baru
(Dalam Unit)
Sepeda Motor Baru 534.356 539.274 687.525 844.207 773.395
Sepeda Motor Bekas 104.414 144.470 223.887 259.619 289.776
Mobil Baru 19.578 12.457 11.546 18.121 16.651
Mobil Bekas 19.346 19.300 20.010 21.914 24.188
Elektronik 50.744 11.407 - - -
Jumlah Pembiayaan Baru 728.438 726.908 942.968 1.143.861 1.104.010
(Dalam Miliar Rupiah)
Sepeda Motor Baru 5.266 5.391 6.960 8.762 8.605
Sepeda Motor Bekas 700 912 1.529 1.864 2.133
Mobil Baru 1.661 1.153 1.171 1.965 2.140
Mobil Bekas 985 965 1.098 1.416 1.663
Elektronik 162 37 - - -
Jumlah Pembiayaan Baru 8.774 8.458 10.758 14.007 14.541

B. Piutang Pembiayaan Konsumen


(Dalam Miliar Rupiah)
Piutang Pembiayaan Konsumen yang
Dikelola Manajemen 10.173 11.227 13.273 16.862 18.977
Rata-Rata Piutang Pembiayaan Konsumen yang
Dikelola Manajemen 8.933 10.377 12.119 14.856 18.614

C. Pertumbuhan Neraca
Pertumbuhan Aset 2,2% 78,0% 13,6% 8,8% 20,5%
Pertumbuhan Ekuitas 34,3% 29,9% 35,1% 59,2% 36,0%

D. Pertumbuhan Laba Rugi


Pertumbuhan Pendapatan 56,8% 9,7% 25,9% 36,0% 16,6%
Pertumbuhan Beban 57,9% 17,0% 28,2% 16,4% 16,5%
Pertumbuhan Laba Bersih 58,1% -2,6% 20,6% 82,3% 18,8%

E. Jumlah Konsumen 1.216.912 1.380.570 1.650.211 2.036.083 2.226.418


Jumlah Karyawan 10.300 10.583 13.008 14.079 15.957

F. Jaringan Usaha
- Cabang 50 80 109 121 121
- Kantor Perwakilan 93 75 76 98 101
- Titik Pelayanan 71 59 68 81 84
- Kios - - - - 7
- Dealer Outlets - - - - 6

32 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Ikhtisar Keuangan

Pembiayaan Baru Tahun 2009

Rp 1.663 Miliar

11,4%

Rp 2.140 Miliar

14,7%

Rp 8.605 Miliar

59,2%

Rp 2.133 Miliar

14,7%

16.651 Unit 24.188 Unit


1,5% 2,2%

289.776 Unit
26,2%

773.395 Unit
70,1%

Sepeda Motor Baru Sepeda Motor Bekas Mobil Baru Mobil Bekas

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 33


Ikhtisar
Saham
34 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Ikhtisar Saham

6K

5K

4K

3K

2K

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

4M
3M
2M
1M

Sumber:www.finance.yahoo.com

Saham PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) didaftarkan dan ditawarkan kepada publik pada
tanggal 31 Maret 2004 sebanyak 100.000.000 saham dengan harga perdana sebesar Rp 2.325 per
saham dari jumlah saham seluruhnya yang diterbitkan sebanyak 1.000.000.000 saham. Pada awal tahun
2009, krisis ekonomi global yang berdampak terhadap kinerja Bursa Efek Indonesia telah menyebabkan
penurunan pada harga saham ADMF hingga pada titik harga terendah, yakni sebesar Rp 1.320 per
saham pada tanggal 23 Januari 2009.

Harga saham ADMF mulai mengalami penguatan dengan cepat pada bulan Pebruari 2009, seiring
dengan mulai pulihnya kondisi ekonomi Indonesia. Lebih lanjut, pada bulan Juli 2009, terjadi perubahan
yang signifikan dalam struktur pemegang saham Perusahaan karena adanya penambahan kepemilikan
saham sebesar 20,0% oleh Induk Perusahaan, yaitu PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Pada tanggal
9 Juli 2009, PT Bank Danamon Indonesia Tbk mengeksekusi hak opsi belinya untuk membeli sebesar
20,0% kepemilikan saham ADMF atau sebanyak 200 juta saham dari Mega Value Profits Limited. Jumlah
transaksi pembelian saham tersebut sejumlah Rp 1.614 miliar (atau Rp 8.070 per saham) dengan premi
opsi beli atau pembayaran dimuka yang telah dibayarkan sebesar Rp 187 miliar. Transaksi antara
pemegang saham tersebut telah menyebabkan kenaikan yang signifikan pada harga saham ADMF, yang
mana melambung pada titik harga tertinggi sebesar Rp 3.975 per saham di bulan Juli 2009. Memasuki
bulan Oktober 2009, harga saham ADMF secara konsisten terus meningkat karena kinerja Perusahaan
yang semakin membaik dan kepercayaan investor yang semakin pulih serta iklim investasi di Indonesia
yang semakin kondusif, menyebabkan terjadinya aliran dana investasi yang signifikan ke dalam negeri,
sehingga harga saham ADMF mencapai titik harga tertinggi selama tahun 2009, yakni sebesar Rp 6.950
per saham pada tanggal 14 Desember 2009. Lebih lanjut, peningkatan nilai saham ADMF ini terus terjadi
sampai pada tanggal 2 Maret 2010 mencapai titik harga tertinggi sejauh ini untuk tahun 2010 sebesar
Rp 8.250 per saham.

Pada tanggal 31 Desember 2009, harga saham ADMF ditutup sebesar Rp 6.850 per saham, yang mana
mengalami peningkatan sebesar 372,4% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2008 yang hanya sebesar Rp 1.450 per saham. Harga saham ADMF merupakan salah satu saham yang
dapat pulih dengan cepat, bahkan mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah pencatatan saham
ADMF dan juga merupakan salah satu saham yang memberikan potensi keuntungan tertinggi di Bursa
Efek Indonesia. Hal ini membuktikan kepercayaan yang sangat tinggi atas kinerja dan pertumbuhan ADMF
serta sebagai bukti keberhasilan ADMF dalam perkembangan usahanya di industri pembiayaan. Namun
demikian, volume transaksi pada saham ADMF relatif kecil dibandingkan dengan saham lain karena
sebagian besar investor/pemegang saham ADMF lebih berorientasi pada investasi jangka panjang.

Saham ADMF diperdagangkan kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia sebanyak 100.000.000
saham.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 35


Ikhtisar Saham

Kronologis Pencatatan Saham


• Saham yang berasal dari divestasi pemegang saham pendiri
melalui Penawaran Umum Perdana pada tahun 2004 100.000.000 saham
• Saham pendiri 900.000.000 saham
Jumlah 1.000.000.000 saham

Seluruh saham yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana ini merupakan saham divestasi
milik pemegang saham pendiri, sehingga Perusahaan tidak menerima dana hasil penjualan saham.
Saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Pada tanggal
30 Nopember 2007, BEJ dan BES telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia.

Penawaran Umum Perdana atas saham Perusahaan dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang pasar
modal, antara lain sebagai berikut:
• Biro Administrasi Efek
PT Adimitra Transferindo
Komp. Pertokoan Pulo Mas Blok VII No. 1
Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta

• Akuntan Publik
Prasetio, Sarwoko & Sandjaja (a member of Ernst & Young Global)
Gedung Bursa Efek Indonesia
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta

• Konsultan Hukum
Thamrin & Rachman
Wisma Dharmala Sakti Lantai 12
Jl. Jend. Sudirman Kav. 32, Jakarta

Perusahaan sampai saat ini hanya bekerjasama dengan Biro Administrasi Efek, yaitu PT Adimitra
Transferindo.

Pergerakan Saham Perusahaan selama Tahun 2009


Harga Volume Nilai Kapitalisasi
Bulan Tertinggi Terendah Frekuensi
Penutupan Transaksi Pasar

(Rp) (Rp) (Rp) (Unit) (Rp) (X) (Rp)


Januari 1.500 1.320 1.470 133.500 189.915.000 32 1.470.000.000.000
Pebruari 2.500 1.490 2.400 269.000 619.410.000 89 2.400.000.000.000
Maret 2.775 2.300 2.750 634.500 1.571.525.000 171 2.750.000.000.000
April 5.000 2.725 4.700 8.547.500 32.767.700.000 2.301 4.700.000.000.000
Mei 4.800 3.650 3.775 6.238.500 27.744.587.500 2.053 3.775.000.000.000
Juni 3.825 3.350 3.550 817.000 2.938.137.500 264 3.550.000.000.000
Juli 3.975 3.400 3.700 992.000 3.610.937.500 343 3.700.000.000.000
Agustus 4.650 3.650 4.250 1.614.500 6.649.325.000 533 4.250.000.000.000
September 4.550 4.000 4.500 1.016.500 4.319.675.000 269 4.500.000.000.000
Oktober 4.725 4.200 4.500 2.016.000 8.857.812.500 541 4.500.000.000.000
Nopember 6.450 4.500 6.100 1.304.500 7.332.625.000 405 6.100.000.000.000
Desember 6.950 6.100 6.850 1.204.000 7.912.375.000 287 6.850.000.000.000

36 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Ikhtisar Saham

Harga Saham per Triwulan untuk Tahun 2005-2008


Harga Volume
Bulan Triwulan Tertinggi Terendah
Penutupan Transaksi

(Rp) (Rp) (Rp) (Ribuan Unit)


2005* I 2.350 2.800 2.350 1.165
II 2.050 2.575 2.475 1.343
III 2.000 2.750 2.100 6.199
IV 1.450 2.100 1.675 1.810
2006* I 1.650 2.400 2.400 5.006
II 2.000 2.625 2.250 2.444
III 2.125 2.400 2.200 1.195
IV 2.000 2.325 2.325 1.158
2007 I 2.200 2.600 2.350 1.106
II 2.325 2.800 2.475 3.310
III 1.900 2.625 2.300 10.248
IV 2.000 2.400 2.200 1.264
2008 I 2.075 3.000 2.750 1.487
II 2.000 2.800 2.025 10.214
III 1.900 2.400 1.900 4.045
IV 1.250 1.900 1.450 2.082
* Untuk tahun 2005 dan 2006 merupakan gabungan data dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008


Pada tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008, tidak terdapat transaksi yang berkaitan dengan modal dasar,
modal ditempatkan dan modal disetor penuh, kecuali transaksi yang diperdagangkan secara normal di
bursa efek.

Tahun 2009
Pada tanggal 9 Juli 2009, PT Bank Danamon Indonesia Tbk mengeksekusi hak opsi belinya untuk membeli
sebesar 20,0% kepemilikan saham ADMF atau sebanyak 200 juta saham dari Mega Value Profits Limited.
Jumlah transaksi pembelian saham tersebut sejumlah Rp 1.614 miliar (atau Rp 8.070 per saham) dengan
premi opsi beli atau pembayaran dimuka yang sudah dibayarkan sebesar Rp 187 miliar. Atas transaksi
tersebut, Induk Perusahaan telah menambah kepemilikan saham terhadap Perusahaan dari sebesar
75,0% menjadi sebesar 95,0%.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 37


Ikhtisar Saham

Tindakan Korporasi selama Tahun 2009

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),


April 2009 Paparan Publik dan Penyertaan Saham
di PT Adira Quantum Multifinance (AQM)

Pada tanggal 1 April 2009, Pada tanggal 1 April 2009, Pada tanggal 23 April
melalui RUPS, pemegang Perusahaan menyelenggarakan 2009, Perusahaan
saham menyetujui pembagian Paparan Publik di Hotel Nikko, melakukan penyertaan
dividen kas sebesar Rp 510 Jakarta, untuk memaparkan saham di AQM sebesar
per saham, yang merupakan kinerja dan laporan keuangan Rp 350 juta atau setara
50,0% dari laba bersih Perusahaan pada tahun 2008. dengan 1,0% saham
Perusahaan pada tahun 2008. AQM.

Mei 2009 Pembayaran Dividen Kas dan Penerbitan Obligasi Adira


Dinamika Multi Finance III Tahun 2009

Pada tanggal 8 Mei Pada tanggal 14 Mei 2009,


2009, Perusahaan Perusahaan menerbitkan Obligasi Adira Dinamika
membayar dividen kas Multi Finance III Tahun 2009, yang dicatat pada
sebesar Rp 510 miliar atau Bursa Efek Indonesia. Jumlah obligasi yang
Rp 510 per saham. diterbitkan sebesar Rp 500 miliar dengan tingkat
bunga tetap.

Perubahan Struktur Kepemilikan Saham


Juli 2009 ADMF dan Penambahan Penyertaan
Saham di AQM

Pada tanggal 9 Juli 2009, Pada akhir bulan Juli 2009,


PT Bank Danamon Indonesia Tbk Perusahaan menerima dividen
mengeksekusi opsi belinya atas saham dan melakukan penambahan
20,0% kepemilikan saham ADMF penyertaan atas kenaikan modal
dari Mega Value Profits Limited. disetor di AQM menjadi sejumlah
Rp 1 miliar atau setara dengan
1,0% saham AQM.

38 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Ikhtisar Saham

Jumlah Saham dan Pembayaran Dividen selama 5 Tahun Terakhir


Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Pemegang Saham 185 126 174 208 245
Modal Dasar
• Jumlah Saham 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000
• Jumlah Nominal (Rp) 400.000.000.000 400.000.000.000 400.000.000.000 400.000.000.000 400.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
• Jumlah Saham 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000
• Jumlah Nominal (Rp) 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000
Saham Belum Diterbitkan
• Jumlah Saham 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000
• Jumlah Nominal (Rp) 300.000.000.000 300.000.000.000 300.000.000.000 300.000.000.000 300.000.000.000
Jumlah Saham yang Diterbitkan
• Nominal Rp 100 per Saham 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000
Dividen Kas
• Dividen kas Atas Laba Bersih Tahun
Sebelumnya (Rp) 298 238 232 280 510
• Laba Bersih per Saham - Dasar (Rp) 476 464 560 1.020 1.212
• Persentase Dividen Kas terhadap
Laba Bersih Tahun Sebelumnya 99,0% 50,0% 50,0% 50,0% 50,0%
• Petumbuhan Dividen Kas
Dibandingkan dengan Tahun
Sebelumnya 142,3% -20,1% -2,5% 20,7% 82,1%
• Tanggal RUPS 29 Juni 2005 21 Juni 2006 21 Mei 2007 9 April 2008 1 April 2009
• Tanggal Pembayaran 1 September 2005 30 Agustus 2006 5 Juli 2007 21 Mei 2008 8 Mei 2009

Komposisi Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2005

Publik
7,6%

Mega Value
Profits Limited
17,4%

PT Bank Danamon
Indonesia Tbk
75,0%

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 39


Ikhtisar Saham

Komposisi Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2007

Publik PT Asuransi Adira


7,5% Dinamika
0,1%

Mega Value
Profits Limited
17,4%

PT Bank Danamon
Indonesia Tbk
75,0%

Komposisi Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008

Publik PT Asuransi Adira


7,2% Dinamika
0,4%

Mega Value
Profits Limited
17,4%

PT Bank Danamon
Indonesia Tbk
75,0%

Pada periode Januari 2009 sampai dengan Juni 2009, Mega Value Profits Limited menambah kepemilikan
saham ADMF dari sebesar 17,4% menjadi sebesar 20,0%, yang mana penambahan kepemilikan saham
tersebut merupakan pembelian saham dari publik melalui Bursa Efek Indonesia. Penambahan tersebut
menyebabkan perubahan pada komposisi pemegang saham Perusahaan yang dapat dilihat dari diagram
di bawah ini.

40 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Ikhtisar Saham

Komposisi Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2009

Publik PT Asuransi Adira


4,6% Dinamika
0,4%

Mega Value
Profits Limited
20,0%

PT Bank Danamon
Indonesia Tbk
75,0%

Pada tanggal 9 Juli 2009, Mega Value Profits Limited menjual seluruh kepemilikan sahamnya di Perusahaan
kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Transaksi ini kembali menyebabkan adanya perubahan pada
komposisi kepemilikan saham serta struktur pemegang saham Perusahaan.

Struktur Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009

Temasek Holding
Private Limited 100,0% Publik 32,3%

Fullerton
Management,
Pte. Ltd.
100,0%

Asia Financial
(Indonesia)
Pte. Ltd.
67,7%

PT Bank PT Asuransi
Danamon 95,0% Adira 0,4% Publik 4,6%
Indonesia Tbk Dinamika

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 41


Ikhtisar Saham

Obligasi Adira Finance


Perusahaan telah beberapa kali menerbitkan obligasi yang digunakan seluruhnya untuk kegiatan
pembiayaan kendaraan bermotor. Walaupun Perusahaan mendapatkan dukungan penuh atas pendanaan
dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk, pemegang saham pengendali, namun Perusahaan tetap berupaya
untuk melakukan diversifikasi pendanaannya. Salah satunya adalah melalui penerbitan obligasi dengan
tujuan untuk menjaga hubungan baik dengan investor obligasi Adira Finance. Kronologis pencatatan
obligasi Adira Finance dapat dilihat lebih rinci pada bagian di bawah ini.

Kronologis Pencatatan Obligasi Adira Finance I


Obligasi Nilai Nominal Tingkat Bunga Tetap Jatuh Tempo Cicilan Pokok Obligasi

Seri A Rp 63.000.000.000 14,125% 6 Mei 2008 Triwulanan sejak triwulan ke-13

Seri B Rp 437.000.000.000 14,125% 6 Mei 2008 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo

Pada tanggal 23 April 2003, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam) melalui surat No. S-839/PM/2003 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi
Adira Dinamika Multi Finance I Tahun 2003 (Obligasi Adira Finance I) dengan jumlah nilai nominal sebesar
Rp 500.000.000.000, terbagi atas Seri A dan Seri B yang dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (sekarang
digabung menjadi Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 8 Mei 2003.

Dana yang diterima dari penerbitan Obligasi Adira Finance I telah digunakan seluruhnya untuk kegiatan
pembiayaan kendaraan bermotor dan dilaporkan ke Bapepam sesuai dengan surat No. 024/CS/VII/2003
pada tanggal 30 Juni 2003.

Atas penerbitan Obligasi Adira Finance I, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan
peringkat “idA-” (Single A minus; Stable Outlook) pada tanggal 3 April 2003 melalui surat
No. 146/PEF-Dir/IV/2003.

Penawaran Umum atas Obligasi Adira Finance I dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang pasar
modal, antara lain sebagai berikut:
• Wali Amanat
PT Bank Permata Tbk
Menara I Gedung Permata Bank
Jl. Jend. Sudirman Kav. 27, Jakarta

• Akuntan Publik
Drs. Thomas, Trisno, Hendang & Rekan
Jl. Sisingamangaraja No. 65
Kebayoran Baru, Jakarta

• Konsultan Hukum
Thamrin & Rachman
Wisma Dharmala Sakti Lantai 12
Jl. Jend. Sudirman Kav. 32, Jakarta

42 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Ikhtisar Saham

• Pemeringkat Efek
PT Pemeringkat Efek Indonesia
Setiabudi Atrium Lantai 8
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62, Jakarta

Perusahaan sampai saat ini masih berkerjasama dengan lembaga dan/atau profesi penunjang pasar
modal diatas, kecuali dengan Akuntan Publik dan Konsultan Hukum.

Pembayaran bunga Obligasi Adira Finance I dibayarkan setiap triwulanan, dengan pembayaran pertama
pada tanggal 6 Agustus 2003 dan terakhir pada tanggal 6 Mei 2008, yang mana dilakukan bersamaan
dengan pelunasan pokok masing-masing seri Obligasi Adira Finance I.

Perusahaan telah melunasi Obligasi Adira Finance I pada tanggal 6 Mei 2008 sejumlah Rp 500.000.000.000
beserta pembayaran terakhir atas bunga Obligasi Adira Finance I sebesar Rp 17.656.250.000 dengan
menggunakan dana kas internal Perusahaan. Atas pelunasan Obligasi Adira Finance I ini, Perusahaan
menerima surat tanda pelunasan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada tanggal 6 Mei 2008.

Kronologis Pencatatan Obligasi Adira Finance II


Obligasi Nilai Nominal Tingkat Bunga Tetap Jatuh Tempo Cicilan Pokok Obligasi

Seri A Rp 570.000.000.000 14,40% 8 Juni 2009 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo

Seri B Rp 90.000.000.000 14,50% 8 Juni 2010 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo

Seri C Rp 90.000.000.000 14,60% 8 Juni 2011 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo

Pada tanggal 24 Mei 2006, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam melalui
surat No. S-137/BL/2006 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Adira Dinamika Multi Finance II
Tahun 2006 (Obligasi Adira Finance II) dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 750.000.000.000, terbagi
atas Seri A, Seri B dan Seri C yang dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (sekarang digabung menjadi Bursa
Efek Indonesia) pada tanggal 9 Juni 2006.

Dana yang diterima dari penerbitan Obligasi Adira Finance II telah digunakan seluruhnya untuk
kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor dan dilaporkan ke Bapepam sesuai dengan surat
No.149/ADMF/IX/2006 pada tanggal 14 September 2006.

Atas penerbitan Obligasi Adira Finance II, Pefindo memberikan peringkat “idA” (Single A; Stable
Outlook) pada tanggal 18 April 2006 melalui surat No. 128/PEF-Dir/IV/2006.

Penawaran Umum atas Obligasi Adira Finance II dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang pasar
modal, antara lain sebagai berikut:
• Wali Amanat
PT Bank Permata Tbk
Menara I Gedung Permata Bank
Jl. Jend. Sudirman Kav. 27, Jakarta

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 43


Ikhtisar Saham

• Akuntan Publik
Haryanto Sahari & Rekan (a member firm of PricewaterhouseCoopers)
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-7 No. 6, Jakarta

• Konsultan Hukum
Thamrin & Rachman
Wisma Dharmala Sakti Lantai 12
Jl. Jend. Sudirman Kav. 32, Jakarta

• Pemeringkat Efek
PT Pemeringkat Efek Indonesia
Setiabudi Atrium Lantai 8
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62, Jakarta

Perusahaan sampai saat ini masih berkerjasama dengan lembaga dan/atau profesi penunjang pasar
modal diatas, kecuali dengan Akuntan Publik dan Konsultan Hukum.

Pembayaran bunga Obligasi Adira Finance II dibayarkan setiap triwulanan, dengan pembayaran pertama
pada tanggal 8 September 2006 dan terakhir dilakukan bersamaan dengan pelunasan pokok masing-
masing seri Obligasi Adira Finance II.

Perusahaan telah melunasi Obligasi Adira Finance II Seri A pada tanggal 8 Juni 2009 sejumlah
Rp 570.000.000.000 beserta pembayaran terakhir atas bunga Obligasi Adira Finance II Seri A sebesar
Rp 20.520.000.000 dengan menggunakan dana kas internal Perusahaan. Dengan pelunasan Obligasi
Adira Finance II Seri A tersebut, maka untuk Obligasi Adira Finance II yang tersisa adalah Seri B sejumlah
Rp 90.000.000.000 yang jatuh tempo pada tanggal 8 Juni 2010 dan Seri C sejumlah Rp 90.000.000.000
yang jatuh tempo pada tanggal 8 Juni 2011.

Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Adira Finance II Tahun 2006 mengatur beberapa pembatasan yang
harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara lain untuk memberikan jaminan fidusia berupa piutang lancar
pembiayaan konsumen sebesar 60% dari pokok obligasi yang terhutang dan rasio jumlah pinjaman
terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 7,5:1. Selain itu, selama jumlah terutang obligasi belum dilunasi,
Perusahaaan tidak diperkenankan, antara lain untuk membagikan dividen pada tahun buku yang
bersangkutan, melakukan penggabungan usaha serta menjual atau mengalihkan lebih dari 40% aset
Perusahaan tanpa termasuk piutang lancar pembiayaan konsumen.

Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan
di dalam Perjanjian Perwaliamanatan.

Perusahaan telah melakukan pembayaran bunga dan pokok obligasi Adira Finance II sesuai dengan
tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian Perwaliamanatan.

Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh Obligasi Adira
Finance II sebelum tanggal jatuh tempo pelunasan pokok obligasi tersebut, dengan ketentuan bahwa hal
tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah ulang tahun pertama sejak tanggal emisi.

44 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Ikhtisar Saham

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 45


Ikhtisar Saham

Kronologis Pencatatan Obligasi Adira Finance III


Obligasi Nilai Nominal Tingkat Bunga Tetap Jatuh Tempo Cicilan Pokok Obligasi

Seri A Rp 46.000.000.000 12,55% 18 Mei 2010 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo

Seri B Rp 51.000.000.000 13,55% 13 Mei 2011 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo

Seri C Rp 403.000.000.000 14,60% 13 Mei 2012 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo

Pada tanggal 4 Mei 2009, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam dan LK melalui
surat No. S-3485/BL/2009 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III
Tahun 2009 (Obligasi Adira Finance III) dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 500.000.000.000, terbagi
atas Seri A, Seri B dan Seri C yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Mei 2009.

Dana yang diterima dari penerbitan Obligasi Adira Finance III telah digunakan seluruhnya untuk
kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor dan dilaporkan ke Bapepam dan LK sesuai dengan surat
No. 074/ADMF/CS/VII/2009 pada tanggal 2 Juli 2009.

Atas penerbitan Obligasi Adira Finance III, Pefindo memberikan peringkat “idAA-” (Double A minus;
Stable Outlook) pada tanggal 16 Maret 2009 melalui surat No. 259/PEF-Dir/III/2009.

Penawaran Umum atas Obligasi Adira Finance III dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang pasar
modal, antara lain sebagai berikut:
• Wali Amanat
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Gedung BNI Lantai 9
Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta

• Akuntan Publik
Siddharta Siddharta & Widjaja (a member firm of KPMG International)
Wisma GKBI Lantai 33
Jl. Jend. Sudirman No. 28, Jakarta

• Konsultan Hukum
Thamrin & Rachman
Wisma Dharmala Sakti Lantai 12
Jl. Jend. Sudirman Kav. 32, Jakarta

• Pemeringkat Efek
PT Pemeringkat Efek Indonesia
Setiabudi Atrium Lantai 8
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62, Jakarta

Perusahaan sampai saat ini masih berkerjasama dengan seluruh lembaga dan/atau profesi penunjang
pasar modal diatas, kecuali dengan Konsultan Hukum.

46 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Ikhtisar Saham

Pembayaran bunga Obligasi Adira Finance III dibayarkan setiap triwulanan, dengan pembayaran pertama
pada tanggal 13 Agustus 2009 dan terakhir dilakukan bersamaan dengan pelunasan pokok masing-
masing seri Obligasi Adira Finance III.

Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Adira Finance III Tahun 2009 mengatur beberapa pembatasan
yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara lain untuk memberikan jaminan fidusia berupa piutang
lancar pembiayaan konsumen sebesar 60% dari pokok obligasi yang terhutang dan rasio jumlah
pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Selain itu, selama jumlah terutang obligasi belum
dilunasi, Perusahaan tidak diperkenankan, antara lain untuk membagikan dividen pada tahun buku yang
bersangkutan, melakukan penggabungan usaha serta menjual atau mengalihkan lebih dari 40% aset
Perusahaan tanpa termasuk piutang lancar pembiayaan konsumen.

Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan
dalam Perjanjian Perwaliamanatan.

Perusahaan telah melakukan pembayaran bunga Obligasi Adira Finance III sesuai dengan tanggal jatuh
tempo yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian Perwaliamanatan.

Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh Obligasi Adira
Finance III sebelum tanggal jatuh tempo pelunasan pokok obligasi tersebut, dengan ketentuan bahwa hal
tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah ulang tahun pertama sejak tanggal emisi.

Pada tanggal 31 Desember 2009, peringkat atas Obligasi Adira Finance II dan III yang diberikan oleh
Pefindo adalah “idAA-” (Double A Minus; Stable Outlook). Efek hutang dengan peringkat tersebut
memiliki kemampuan obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan
keadaan yang merugikan.

Pada tanggal yang sama, peringkat Perusahaan yang diberikan oleh Pefindo adalah “idAA-” (Double
A Minus; Stable Outlook). Obligor dengan peringkat tersebut memiliki kemampuan yang sangat kuat
dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Kemampuan obligor tidak
terlalu terpengaruh oleh memburuknya perkembangan perekonomian, bisnis dan keuangan.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 47


Rangkaian Peristiwa
dan Penghargaan

Peristiwa
Pebruari 2009
Pada tanggal 7 Pebruari 2009, Perusahaan secara resmi menggunakan
gedung kantor baru untuk cabang Bogor 2.

Pada tanggal 14 Pebruari 2009, Adira Finance meluncurkan Kartu Adira


Club Member (ACM) sebagai kartu pintar yang menjadi perwujudan
pelayanan yang lebih baik dari Perusahaan kepada seluruh konsumennya
yang tersebar di seluruh Indonesia. Kartu yang terhubung dengan sistem
terpadu ini memberikan nilai tambah tersendiri bagi seluruh konsumen
Perusahaan yang telah bergabung menjadi anggota Adira Club.

Pada tanggal 16 Pebruari 2009, Perusahaan mengumumkan Laporan


Keuangan Tahunan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tanggal
dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 melalui
Harian Kompas, Harian Bisnis Indonesia dan Harian Investor Daily
Indonesia.

Maret 2009
Pada tanggal 8 Maret 2009, Perusahaan melakukan pembayaran bunga
ke-11 Obligasi Adira Dinamika Multi Finance II Tahun 2006.

Pada tanggal 24 Maret 2009, Perusahaan melaksanakan Paparan Publik


dan Due Diligence Meeting dalam rangka penerbitan Obligasi Adira
Dinamika Multi Finance III Tahun 2009.

48 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Rangkaian Peristiwa
dan Penghargaan

April 2009
Pada tanggal 1 April 2009, Perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan yang bertempat di Hotel Nikko, Jakarta.

Pada tanggal 1 April 2009, Perusahaan menyelenggarakan Paparan Publik


tahunan yang bertempat di Hotel Nikko, Jakarta.

Pada tanggal 23 April 2009, Perusahaan membeli 1% kepemilikan saham


PT Adira Quantum Multifinance dari Serian Wijatno.

Mei 2009
Pada tanggal 4 Mei 2009, Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III Tahun
2009 mendapatkan surat efektif dari Bapepam dan LK.

Pada tanggal 8 Mei 2009, Perusahaan membayarkan dividen kas kepada


semua pemegang saham sejumlah Rp 510 miliar atau Rp  510 per
saham.

Pada tanggal 14 Mei 2009, Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III Tahun
2009 resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Juni 2009
Pada tanggal 8 Juni 2009, Perusahaan melakukan pelunasan Pokok
Obligasi Seri A dan pembayaran bunga ke-12 Obligasi Adira Dinamika
Multi Finance II Tahun 2006.

Pada tanggal 29 Juni 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit


dengan PT Bank Panin Tbk untuk fasilitas pinjaman modal kerja sebesar
Rp 200 miliar.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 49


Rangkaian Peristiwa
dan Penghargaan

Juli 2009
Pada tanggal 25-26 Juli 2009, Perusahaan menjadi sponsor utama
penyelenggaraan acara Adira Ferrari Heritage Photo Contest.

Pada tanggal 27-28 Juli 2009, Perusahaan mengadakan acara “Striving to


1001 Billion, Going to the Next Glory” di Bandung yang dihadiri oleh seluruh
anggota Direksi, pejabat senior dan manajer pemasaran Perusahaan dari
seluruh wilayah di Indonesia.

Pada tanggal 30 Juli 2009, Perusahaan mengumumkan Laporan Keuangan


Tengah Tahunan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tanggal dan
untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009, yang
diiklankan di Harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily Indonesia.

Agustus 2009
Pada tanggal 13 Agustus 2009, Perusahaan melakukan pembayaran
bunga ke-1 Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III Tahun 2009.

Pada tanggal 24 Agustus 2009, Perusahaan melakukan penggantian


Sekretaris Perusahaan dari Hafid Hadeli kepada Yuky Hondojono.

September 2009
Pada tanggal 8 September 2009, Perusahaan melakukan pembayaran
bunga ke-13 Obligasi Adira Dinamika Multi Finance II Tahun 2006 Seri B
dan Seri C.

50 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Rangkaian Peristiwa
dan Penghargaan

Nopember 2009
Pada tanggal 2 Nopember 2009, Perusahaan secara resmi mulai
menggunakan gedung kantor baru untuk cabang Palopo.

Pada tanggal 13 Nopember 2009, Perusahaan merayakan ulang tahunnya


yang ke-19.

Pada tanggal 13 Nopember 2009, Perusahaan melakukan pembayaran


bunga ke-2 Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III Tahun 2009.

Desember 2009
Pada tanggal 5-7 Desember 2009, dalam rangka memperingati hari ulang
tahunnya yang ke-19, Perusahaan menyelenggarakan Dealer Gathering
yang dihadiri oleh wakil dari para prinsipal industri kendaraan bermotor, para
pemilik maupun wakil dealer yang telah memberikan kontribusi signifikan
kepada Perusahaan, wakil dari kompetitor Adira Finance atau perusahaan
pembiayaan lain, wakil dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia
(APPI) dan rekan usaha lainnya. Dealer Gathering ini menggunakan tema
“Adira Cinta Indonesia”.

Pada tanggal 8 Desember 2009, Perusahaan melakukan pembayaran


bunga ke-14 Obligasi Adira Dinamika Multi Finance II Tahun 2006 Seri B
dan Seri C.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 51


Rangkaian Peristiwa
dan Penghargaan

Penghargaan
Pebruari 2009
Pada tanggal 11 Pebruari 2009, Perusahaan meraih penghargaan Top
Brand Award in Recognition of Outstanding Achievement in Building the
Top Brand untuk kategori for Two and Four Wheels Automotive Leasing
Company yang diselenggarakan oleh Majalah Marketing.

Mei 2009
Pada tanggal 1 Mei 2009, Perusahaan memperoleh penghargaan
sebagai Pemenang GCG Award untuk kategori Best Individual Indicators
Responsibility of the Board pada Anugerah GCG Award 2009 yang
diselenggarakan oleh IICD (Indonesian Institute for Corporate Directorship) .

Pada tanggal 7 Mei 2009, Perusahaan meraih penghargaan Service Quality


Golden Award untuk kategori Achieving Excellent Total Service Quality
Satisfaction based on Customer Perception Survey ISSI 2009 for Two and
Four Wheels yang diselenggarakan oleh Majalah Marketing dan Carre-
CCSL (Center for Customer Satisfaction & Loyalty).

Juni 2009
Pada tanggal 25 Juni 2009, Perusahaan meraih penghargaan “Automotive
Finance Company of the Year” dalam acara Asia Pacific Automotive Awards
yang diselenggarakan oleh Frost and Sullivan.

Pada tanggal 25 Juni 2009, Perusahaan memperoleh penghargaan sebagai


merek terbaik untuk kategori leasing sepeda motor dan mobil yang
diselenggarakan oleh Harian Umum Solo Pos.

52 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Rangkaian Peristiwa
dan Penghargaan

Juli 2009
Pada tanggal 15 Juli 2009, Perusahaan meraih peringkat ketiga untuk
kategori Best Overall Employee Engagement dalam HR Excellence Award
2009 yang diselenggarakan oleh Lembaga Management Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Majalah SWA dan HR Indonesia.

Pada tanggal 22 Juli 2009, Perusahaan memperoleh penghargaan sebagai


peringkat pertama untuk kategori Multifinance pada acara Bisnis Indonesia
Awards 2009 yang diselenggarakan oleh Harian Bisnis Indonesia.

Pada tanggal 26 Juli 2009, Perusahaan meraih penghargaan Museum


Rekor Indonesia (MURI) dengan Photographer Terbanyak dalam
penyelenggaraan Adira Ferrari Heritage Photo Contest 2009.

Agustus 2009
Pada tanggal 12 Agustus 2009, Perusahaan meraih peringkat ketiga
untuk kategori Private Keuangan Listed dan peringkat ketujuh untuk
kategori umum dalam Annual Report Award 2008 yang diselenggarakan
oleh Bapepam dan LK, Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Negara
BUMN, Bank Indonesia (BI), Bursa Efek Indonesia (BEI), Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG) dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Pada tanggal 27 Agustus 2009, Stanley Setia Atmadja selaku Direktur


Utama Adira Finance meraih peringkat kedua dalam acara the Best
CEO 2009 Award, berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh SWA,
Synovate dan Dunamis Organization Services.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 53


Rangkaian Peristiwa
dan Penghargaan

September 2009
Pada tanggal 3 September 2009, Perusahaan meraih penghargaan ICSA
(Indonesia Customer Satisfaction Award) untuk kategori two wheels dan
four wheels.

Pada tanggal 10 September 2009, Perusahaan meraih penghargaan


“Multifinance Golden Trophy 2009” atas kinerja keuangan “Sangat Bagus”
dalam Infobank Award.

Oktober 2009
Pada tanggal 7 Oktober 2009, Perusahaan memperoleh penghargaan
sebagai “Perusahaan Pembiayaan Terbaik I Tahun 2009 kategori aset
di atas Rp 500 miliar” pada Malam Penghargaan Anugerah Asosiasi
Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) 2009.

Desember 2009
Pada tanggal 4 Desember 2009, Perusahaan meraih penghargaan
Perusahaan Idaman 2009 versi Majalah Warta Ekonomi. Sedangkan
Stanley Setia Atmadja, meraih penghargaan CEO Idaman 2009 dan Special
Achievement for Business Execution versi Majalah Warta Ekonomi.

Pada tanggal 22 Desember 2009, Perusahaan memperoleh penghargaan


untuk kategori Employee Engagement on Financial Industry dan Human
Capital Management System dalam 2009 Indonesian Human Capital
Study yang diselenggarakan oleh Majalah Human Capital dan Dunamis
Consulting.

54 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Rangkaian Peristiwa
dan Penghargaan

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 55


Laporan dari
Komisaris Utama
56 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Laporan dari Komisaris Utama

Kami sangat berharap agar


praktik terbaik seperti ini dapat
terus ditingkatkan kualitasnya di
masa yang akan datang

Para Pemegang Saham yang terhormat,

Selama tahun 2009, kami sebagai Dewan Komisaris Perusahaan telah melaksanakan tugas untuk mengawasi
dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam melakukan pengelolaan terhadap Perusahaan. Dalam rangka
pelaksanaan fungsi pengawasan, kami mengadakan rapat rutin Dewan Komisaris, yang juga dihadiri oleh
seluruh anggota Direksi Perusahaan. Sebagai bagian dari upaya Dewan Komisaris untuk terus meningkatkan
kualitas tugasnya, kami juga membentuk komite-Komite di bawah Dewan Komisaris yang terus bekerja
keras untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Komite Audit dan Manajemen Risiko telah membantu
Dewan Komisaris dalam melakukan evaluasi atas sistem laporan keuangan dan pengawasan internal selama
tahun berjalan, sementara itu Komite Nominasi dan Remunerasi telah membantu Dewan Komisaris dalam
menominasikan calon anggota Komisaris atau Direksi Perusahaan dan menentukan besarnya kompensasi
untuk seluruh anggota Direksi. Kami sangat berharap agar praktik terbaik seperti ini dapat terus ditingkatkan
kualitasnya di masa yang akan datang dalam rangka memelihara kepercayaan dari para pemegang saham
dan para pemangku kepentingan.

Kami melaporkan bahwa seiring dengan momentum perkembangan ekonomi di Indonesia pada tahun
2009, yang telah terimbas dampak krisis ekonomi global yang dimulai sejak akhir tahun 2008, Adira Finance
berhasil mempertahankan kinerjanya dengan tetap meningkatkan laba bersih Perusahaan pada posisi di atas
Rp 1 triliun, yaitu sebesar Rp 1,2 triliun, atau meningkat sebesar 18,8% dibandingkan dengan laba bersih
Perusahaan pada tahun 2008, meskipun dari persentase peningkatan mengalami penurunan, namun laba
bersih pada tahun 2009 ini merupakan pencapaian laba bersih tertinggi Adira Finance sejak Perusahaan
berdiri pada tahun 1990 dan sepanjang pengetahuan kami, juga merupakan laba bersih tertinggi yang pernah
dicapai oleh perusahaan pembiayaan di Indonesia. Selain itu, piutang pembiayaan yang dikelola Adira Finance
juga meningkat sebesar 12,5% menjadi Rp 19,0 triliun, yang membuktikan keberhasilan Perusahaan dalam
mengantisipasi kondisi ekonomi yang terimbas dampak krisis keuangan global pada akhir tahun 2008 dan
kemampuan perusahaan dalam memaanfaatkan setiap peluang yang ada. Lebih lanjut, pangsa pasar Adira
Finance mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 13,2% untuk sepeda motor baru, sementara pangsa

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 57


Laporan dari Komisaris Utama

pasar mobil baru meningkat menjadi sebesar 3,4% pada tahun 2009. Jumlah pembiayaan baru Adira Finance
juga mencetak rekor tertingginya atau mengalami kenaikan tipis sebesar 3,8% dibandingkan dengan tahun
2008, yaitu mencapai Rp 14,5 triliun, sehingga Adira Finance dapat kembali melanjutkan keunggulannya dari
seluruh pesaingnya pada tahun 2009 ini. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas upaya terbaik dari
seluruh jajaran Manajemen dan karyawan Adira Finance yang telah bekerja keras untuk memberikan kinerja
yang luar biasa bagi Perusahaan. Pencapaian ini juga merupakan hasil dari sinergi Perusahaan dengan
perusahaan induknya, PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang telah secara konsisten memberikan dukungan
penuh dalam bentuk pendanaan yang stabil dan dapat diandalkan kepada Perusahaan.

Dividen
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 1 April 2009 menyetujui pembagian dividen sebesar
50,0% dari laba bersih Perusahaan tahun 2008 atau sebesar Rp 510 per saham. Pembagian dividen telah
dilakukan Perusahaan pada bulan Mei 2009. Pembayaran dividen ini menunjukkan komitmen yang kuat dari
Adira Finance untuk menjaga keseimbangan antara pendapatan dan investasi, serta menunjukkan eksistensi
Adira Finance sebagai perusahaan pembiayaan yang kuat dalam industri jasa keuangan di Indonesia.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik


Pencapaian kinerja Perusahaan ini didukung dengan komitmen untuk memegang teguh prinsip-prinsip
Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Kami melihat perbaikan yang berarti dalam hal penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik dan kepemimpinan selama tahun 2009. Dewan Komisaris juga memberikan dukungan
sepenuhnya kepada Direksi untuk senantiasa melakukan penilaian atas penerapan Tata Kelola Perusahaan,
baik secara mandiri atau dengan menggunakan penilai independen. Dengan penilaian ini, kami berharap
dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai tingkat penerapan Tata Kelola Perusahaan yang telah
dicapai saat ini dan untuk selanjutnya dapat dilakukan peningkatan di masa yang akan datang.

Pada tahun 2009, Perusahaan telah secara konsisten melakukan penilaian mandiri atas Tata Kelola
Perusahaan yang Baik, yang bermanfaat untuk mengetahui tingkat ketaatan Perusahaan kepada prinsip Tata
Kelola Perusahaan yang Baik. Penilaian mandiri ini dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian yang
telah dipublikasikan oleh FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia), yang dilakukan sebanyak
2 (dua) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juni dan Desember, dengan hasil nilai tertimbang yang diperoleh
Perusahaan untuk penilaian bulan Juni dan Desember 2009 adalah sebesar 87,3 yang mana nilai tersebut
dapat diintepretasikan bahwa nilai Tata Kelola Perusahaan Perusahaan secara keseluruhan adalah “Sangat
Baik”. Selain menggunakan kriteria penilaian yang telah dipublikasikan oleh FCGI, Perusahaan juga mencoba
untuk melakukan penilaian mandiri dengan menggunakan metode penilaian sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tertanggal 5 Oktober 2006, walaupun terdapat beberapa persyaratan yang tidak
dapat diaplikasikan sepenuhnya pada perusahaan pembiayaan. Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan
standar perbankan ini, Perusahaan mendapatkan nilai komposit 1,6, yang mana nilai tersebut termasuk
dalam kategori “Baik”.

Kami laporkan bahwa Manajemen Adira Finance telah mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan yang
berlaku yang telah dikeluarkan oleh pihak yang berwenang selama tahun 2009.

Sebagai perusahaan pembiayaan terkemuka di Indonesia, Adira Finance selalu berusaha untuk menjadi
yang terdepan dalam penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan terus berupaya untuk mencapai
standar nasional atas Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Usaha yang terus dilakukan secara konsisten oleh
Perusahaan telah mulai mendapatkan hasilnya dengan diperolehnya penghargaan GCG Award kategori Best

58 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan dari Komisaris Utama

Individual Indicators Responsibility of the Board pada Anugerah GCG Award 2009 yang diselenggarakan
oleh IICD (Indonesian Institute For Corporate Directorship). Hal ini merupakan pengakuan atas pencapaian
Perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik sesuai dengan standar
nasional.

Untuk menilai tingkat penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, maka Perusahaan
sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya juga mengikuti acara Annual Report Award. Pada tahun 2009 ini,
Perusahaan mendapatkan pencapaian terbaik sejak mengikuti ajang Annual Report Award ini, yaitu menempati
posisi ke-3 untuk kategori Private Keuangan Listed dan posisi ke-7 untuk kategori Umum. Pencapaian ini,
berdasarkan data yang kami miliki juga merupakan pencapaian terbaik yang diperoleh sebuah perusahaan
pembiayaan sejak Annual Report Award diselenggarakan. Tentu ini menjadi kebanggaan bagi Perusahaan
dan menjadi pendorong untuk dapat berbuat lebih baik di tahun yang akan datang.

Manajemen Risiko
Dalam hal manajemen risiko, Dewan Komisaris mendapatkan laporan-laporan secara periodik berkaitan
dengan penerapan manajemen risiko Perusahaan melalui Komite Audit dan Manajemen Risiko yang telah
melakukan pertemuan rutin dengan Komite Manajemen Risiko di bawah Direksi Perusahaan, Direktur
Manajemen Risiko dan pejabat fungsional lainnya. Hasil laporan mengenai manajemen risiko Perusahaan
tersebut untuk selanjutnya kami bahas dengan Direksi Perusahaan pada rapat Dewan Komisaris.

Selama tahun 2009, kami melihat upaya manajemen untuk menjaga kualitas asetnya yang sehat dengan
menerapkan secara ketat praktik terbaik dalam manajemen risiko. Adira Finance mengacu pada kebijakan
standar perbankan yang penuh kehati-hatian dalam memelihara kualitas asetnya, yang mencerminkan
bahwa Perusahaan telah “satu langkah lebih baik” dibandingkan dengan pesaingnya. Upaya ini terbukti
sukses karena Perusahaan berhasil mempertahankan tingkat kredit bermasalahnya (NPL) sebesar 0,9%,
dibandingkan dengan perusahaan pembiayaan lainnya yang masih mencatat peningkatan NPL selama tahun
berjalan karena dampak dari krisis ekonomi global.

Audit Internal
Dalam rangka pengawasan audit internal Perusahaan, Komite Audit dan Manajemen Risiko telah bekerjasama
dengan erat dengan Divisi Audit Internal Perusahaan, yang mana hasil pembahasannya dilaporkan kepada
Dewan Komisaris Perusahaan. Selama tahun 2009, penerapan pengendalian internal Perusahaan yang
dilakukan oleh Divisi Audit Internal telah dilakukan secara baik dan dapat mengurangi atau mengantisipasi
risiko-risiko kerugian bagi Perusahaan.

Pengembangan Sumber Daya Manusia


Dewan Komisaris Adira Finance menyadari bahwa sumber daya manusia adalah faktor penting yang harus
mendapatkan perhatian lebih dalam kegiatan usaha Perusahaan. Oleh sebab itu selama tahun 2009, kami
telah memberikan persetujuan atas keputusan-keputusan Direksi Perusahaan dalam bidang sumber daya
manusia yang kami yakini akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Perusahaan, termasuk
diantaranya penyesuaian gaji para karyawan, pemberian insentif berupa bonus yang dikaitkan dengan hasil
penilaian masing-masing karyawan, program-program pelatihan dan kegiatan lainnya.

Prospek Usaha
Memasuki tahun 2010, Pemerintah memandang bahwa tingkat bunga acuan masih konsisten dengan sasaran
inflasi yang telah ditargetkan. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan memicu pula

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 59


Laporan dari Komisaris Utama

potensi pertumbuhan dalam berbagai sektor industri pada tahun 2010 dan salah satunya adalah industri
otomotif. Perkiraan akan kondisi makro ekonomi tersebut disambut dengan positif dan telah menumbuhkan
optimisme dari pelaku usaha di industri otomotif, yang mana banyak dari kalangan pelaku usaha di industri
otomotif memperkirakan penjualan nasional atas sepeda motor akan bertumbuh hingga mencapai 6,2 juta
unit dan penjualan nasional atas mobil meningkat hingga mencapai 550.000 unit pada tahun 2010. Namun
demikian, pertumbuhan dari industri otomotif di Indonesia kemungkinan akan mengalami hambatan kembali.
Kebijakan Pemerintah berpotensi besar memperlambat prospek industri otomotif pada masa yang akan
datang. Setelah pengesahan Rancangan Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (RUU PDRD),
yang mana RUU ini mengatur pajak kendaraan bermotor progresif (PKBP) dan pajak bahan bakar kendaraan
bermotor (PBBKB). Pemerintah juga mengambil kebijakan dengan melakukan revisi atas pajak penjualan
barang mewah (PPnBM). Namun demikian, sejatinya rencana atas penerapan berbagai kebijakan Pemerintah
tersebut bukanlah untuk menekan kinerja industri, melainkan untuk menyehatkan pasar.

Dengan kapasitas yang telah ada dalam Perusahaan dan kemampuan Perusahaan dalam menangkap setiap
kesempatan, maka Perusahaan yakin bahwa Perusahaan akan tetap dapat menjalankan misinya untuk:
“Mewujudkan Impian Esok Pada Hari Ini Bagi Masyarakat” dan dapat tetap menjadi pilihan utama karena
mampu memberikan nilai lebih dalam berkarya bagi konsumen, karyawan dan pemangku kepentingan
Perusahaan. Pada akhirnya, melalui kombinasi dari strategi yang terfokus, peningkatan produktivitas serta
efisiensi dan efektivitas dalam proses, kemampuan internal yang terbaik disertai inovasi atas produk dan
pelayanan, dukungan penuh dan sinergi dengan Perusahaan Induk, ekspansi jaringan usaha dan menjaga
hubungan baik dan erat dengan dealer serta penerapan teknologi informasi yang dinamis dan penerapan
manajemen risiko yang seimbang, Adira Finance yakin akan mampu terus meningkatkan kinerjanya dengan
dukungan situasi perekonomian yang diperkirakan akan terus membaik pada tahun 2010. Adira Finance
mempunyai komitmen yang kuat untuk terus bertumbuh di masa yang akan datang dan berusaha memberikan
yang terbaik untuk memenuhi harapan pemegang saham dan pemangku kepentingan Perusahaan.

Perubahan Manajemen
Pada tahun 2009, tidak terdapat perubahan susunan dan keanggotaan dari Dewan Komisaris. Namun demikian,
terdapat perubahan terhadap susunan dan keanggotaan Direksi Perusahaan, yaitu dengan bergabungnya
Ho Lioeng Min sebagai Direktur Perusahaan yang diangkat pada RUPS Tahunan tanggal 1 April 2009.

Ho Lioeng Min akan menempati posisi direktorat Perusahaan, yaitu sebagai Direktur Manajemen Risiko.
Kami yakin dengan kehadiran beliau dalam jajaran Direksi Perusahaan akan semakin memperkokoh
posisi Perusahaan di masa yang akan datang, terutama dalam mengelola manajemen risiko Perusahaan.
Kami mengucapkan selamat datang dan selamat bekerja kepada Ho Lioeng Min sebagai anggota Direksi
Perusahaan yang baru.

Dengan anggota tim yang ada saat ini, yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam sektor
perbankan dan jasa keuangan, kami yakin akan kemampuan mereka untuk meraih peluang dan mengatasi
tantangan di masa yang akan datang.

Ucapan Terima Kasih


Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh anggota Direksi Perusahaan atas
upayanya yang tiada henti untuk membawa Perusahaan menjadi salah satu perusahaan pembiayaan terbaik
di Indonesia. Kami juga hendak mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh karyawan atas kerja
kerasnya dalam memberikan yang terbaik untuk Perusahaan. Ucapan terima kasih khusus juga diberikan

60 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan dari Komisaris Utama

kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebagai pemegang saham mayoritas Perusahaan yang telah terus
memberikan dukungan penuh kepada Perusahaan. Dengan dukungan dari seluruh pihak, kami percaya
bahwa kami mampu memperkuat peran pengawasan terhadap Perusahaan dan membantu Perusahaan
meraih masa depan yang lebih baik pada tahun 2010 dan tahun-tahun yang akan datang.

Terakhir, kami mengucapkan terima kasih kepada para konsumen, rekan usaha dan pemangku kepentingan
Perusahaan yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Adira Finance hingga dapat
mewujudkan kinerja usaha yang terbaik.

Untuk dan atas nama Dewan Komisaris

Theodore Permadi Rachmat


Komisaris Utama

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 61


Laporan dari
Direktur Utama
62 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Laporan dari Direktur Utama

Kami akan terus memperkuat


infrastruktur yang kami miliki,
serta menjaga hubungan yang erat
dan saling menguntungkan dengan
seluruh pemangku kepentingan,
termasuk dengan karyawan,
konsumen dan rekan usaha kami

Di tengah krisis ekonomi global yang berimbas pada kondisi ekonomi di Indonesia pada tahun 2009, kami
dengan bangga melaporkan hasil kerja kami beserta seluruh karyawan Adira Finance, yang mana salah satu
bukti kesuksesan tersebut adalah keberhasilan kami dalam mempertahankan laba bersih Perusahaan agar
tetap di atas Rp 1 triliun, yaitu sebesar Rp 1,2 triliun pada tahun 2009 atau meningkat sebesar 18,8%. Jumlah
konsumen masih dapat tumbuh sebesar 9,3% menjadi lebih dari 2,2 juta konsumen, piutang pembiayaan
konsumen yang dikelola manajemen meningkat sebesar 12,5% dari Rp 16,9 triliun menjadi Rp 19,0 triliun.
Di sisi lain, piutang pembiayaan konsumen bermasalah berhasil dipertahankan pada tingkat 0,9%.

Kesuksesan tersebut tidak membuat kami menjadi tinggi hati dan puas, karena kami menyadari bahwa
pencapaian tersebut bukan diperoleh secara seketika dan juga bukan merupakan akhir dari segalanya. Pada
tahun-tahun yang akan datang, tantangan yang semakin besar sudah di depan mata, tantangan tersebut
terutama timbul sebagai akibat dari pengaruh krisis ekonomi global yang mungkin masih berpengaruh
terhadap kondisi ekonomi di Indonesia dan persaingan usaha yang semakin ketat.

Dengan pengalaman hampir 20 tahun di industri pembiayaan, kami yakin bahwa di antara tantangan-tantangan
tersebut akan selalu ada peluang-peluang yang dapat kami manfaatkan untuk memantapkan kami dalam
terus menjaga kinerja Perusahaan agar dapat selalu tumbuh. Dengan demikian, kami berharap akan dapat
terus menjaga keberlanjutan kontribusi kami kepada seluruh konsumen, rekan usaha, pemegang saham,
pemangku kepentingan dan lebih jauh lagi akan dapat memberikan kontribusi kepada Negara Indonesia yang
kita cintai bersama.

Para Pemegang Saham yang Terhormat,



Adira Finance telah melakukan usaha-usaha maksimal dalam mewujudkan tujuannya untuk “Menjadi
Perusahaan Pembiayaan Kelas Dunia”. Walaupun perjalanan kami masih jauh, namun setidaknya
kami telah berada di jalan yang tepat dalam menuju sasaran tersebut.

Untuk itu, kami telah melakukan berbagai langkah strategis dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada
tahun 2009. Mencapai laba yang setinggi-tingginya tentu merupakan tujuan dari semua pelaku usaha,

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 63


Laporan dari Direktur Utama

namun tujuan kami tidak semata-mata hanya mendapatkan laba yang setinggi-tingginya, akan tetapi juga
memastikan bahwa konsumen dan rekan usaha kami mendapatkan pengalaman yang terbaik dari pelayanan
yang kami berikan. Kami berusaha agar dapat menyediakan pelayanan dengan kualitas yang tinggi agar
dapat memenuhi kebutuhan dari konsumen dan rekan usaha kami.

Kami juga akan terus memperkuat infrastruktur yang kami miliki serta menjaga hubungan yang erat dan saling
menguntungkan dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dengan karyawan, konsumen dan rekan
usaha kami. Hal ini kami lakukan agar dapat meraih pangsa pasar yang semakin besar dari waktu ke waktu
dan mempertahankan kinerja Perusahaan agar tetap berkembang dengan baik.

Pencapaian pada tahun 2009


Untuk lebih mendekatkan kami kepada konsumen, kami telah membuka jaringan usaha baru yang tersebar
di seluruh wilayah Indonesia. Selama tahun 2009, kami telah menambah 19 jaringan usaha baru dengan
tujuan agar pelayanan pembiayaan kami sebanyak 319 jaringan usaha, dapat dengan mudah dijangkau oleh
konsumen dan rekan usaha kami. Suatu jumlah yang sangat besar dan hampir menyamai jumlah kantor
cabang yang dimiliki oleh bank-bank papan atas di Indonesia.

Selain melakukan upaya untuk lebih dekat dengan konsumen, kami juga melakukan inovasi-inovasi baru
pada produk-produk pembiayaan kami dan melakukan investasi besar untuk meningkatkan sistem teknologi
informasi agar usaha Perusahaan dapat lebih efisien dan efektif.

Didukung oleh upaya yang kuat dan tiada henti untuk memberikan hasil terbaik, upaya ini membantu kami
meningkatkan kinerja Perusahaan yang ditandai dengan pencapaian:
• Piutang pembiayaan konsumen yang dikelola manajemen meningkat sebesar 12,5% menjadi
Rp 19,0 triliun, yang membuktikan keberhasilan Perusahaan dalam mengantisipasi kondisi ekonomi
yang terimbas krisis ekonomi global pada akhir tahun 2008 dan sebagai bukti nyata atas kemampuan
Perusahaan dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada.
• Jumlah pembiayaan baru Adira Finance juga mencetak rekor tertingginya atau mengalami kenaikan
tipis sebesar 3,8% dibandingkan dengan tahun 2008, yaitu mencapai Rp 14,5 triliun, sehingga Adira
Finance dapat kembali melanjutkan keunggulannya dari seluruh pesaingnya di industri pembiayaan
pada tahun 2009.
• Jumlah konsumen baru terus tumbuh sebesar 9,3% atau mencapai lebih dari 2,2 juta konsumen,
yang menunjukkan tingginya kepercayaan konsumen atau masyarakat kepada Perusahaan.
• Piutang pembiayaan konsumen bermasalah dapat dijaga pada tingkat 0,9%, yang menunjukkan
penerapan kebijakan manajemen risiko Perusahaan yang berjalan dengan baik.
• Laba bersih Perusahaan mengalami peningkatan sebesar 18,8% menjadi Rp 1,2 triliun, yang
merupakan laba bersih tertinggi yang pernah diraih Adira Finance sejak Perusahaan berdiri pada tahun
1990 dan sepanjang yang kami ketahui, juga merupakan laba bersih tertinggi yang pernah dicapai
oleh perusahaan pembiayaan di Indonesia.

Sementara itu, kami terus melanjutkan penerapan syarat yang ketat untuk setiap pengajuan kredit dan
melakukan penilaian secara ketat dalam rangka mempertahankan kualitas aset Perusahaan. Hasilnya cukup
menggembirakan karena kami berhasil menjaga tingkat kerugian atas agunan yang diambil alih, kredit
bermasalah dan penghapusan piutang pada tingkat yang wajar selama tahun berjalan.

Faktor lainnya yang juga menyumbang kesuksesan kami adalah jaringan usaha yang luas serta hubungan
yang erat dan sehat dengan para konsumen serta rekan usaha. Posisi kami untuk tetap independen dan tidak

64 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan dari Direktur Utama

terafiliasi dengan salah satu prinsipal dalam industri otomotif, memungkinkan kami untuk lebih leluasa dalam
melayani konsumen. Kami terus menerapkan sistem manajemen hubungan konsumen, yang mana sistem
tersebut dapat diandalkan dan telah teruji di pasar.

Manajemen Risiko
Sebagai perusahaan yang bergerak di industri pembiayaan, Manajemen Adira Finance memiliki komitmen
penuh untuk menerapkan manajemen risiko secara komprehensif yang secara esensi adalah kecukupan
kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Perusahaan tetap dapat
terarah dan terkendali pada batas risiko yang dapat diterima serta tetap menguntungkan Perusahaan.

Kebijakan penerapan manajemen risiko yang bertumpu kepada 4 (empat) pilar manajemen risiko, telah
menunjukkan hasil yang sangat baik. Penerapan ini telah menghasilkan piutang pembiayaan konsumen
bermasalah yang terjaga pada tingkat yang wajar. Kami akan terus meningkatkan sistem manajemen risiko
ini sesuai dengan tantangan yang akan dihadapi Perusahaan di tahun yang akan datang.

Komitmen Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik


Dalam Tata Kelola Perusahaan, Adira Finance telah berupaya secara terus-menerus untuk meningkatkan
penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik berdasarkan transparansi, akuntabilitas, tanggung
jawab, independensi dan keadilan. Selama tahun 2009, Perusahaan telah melaksanakan beberapa upaya
untuk meningkatkan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik, termasuk revisi dan penyajian kembali seluruh
pasal dalam Anggaran Dasar Perusahaan, menyiapkan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan
mensosialisasikannya ke seluruh karyawan di dalam organisasi Perusahaan serta melakukan penilaian atas
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

Untuk mengetahui tingkat ketaatan Perusahaan kepada prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, maka
Manajemen Perusahaan secara konsisten telah melakukan penilaian mandiri atas praktik Tata Kelola Perusahaan
di Adira Finance selama tahun 2009. Penilaian mandiri ini dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian
yang telah dipublikasikan oleh FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia). Aspek penilaian meliputi
antara lain penghargaan atas hak-hak pemegang saham, kebijakan Tata Kelola Perusahaan, praktik-praktik
Tata Kelola Perusahaan, pengungkapan (transparansi) dan sistem pengendalian (audit). Selama tahun 2009,
penilaian telah dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu pada bulan Juni dan Desember 2009 dengan hasil nilai
tertimbang yang diperoleh Perusahaan adalah sebesar 87,3 yang mana nilai tersebut dapat diintepretasikan
bahwa nilai Tata Kelola Perusahaan secara keseluruhan adalah “Sangat Baik”. Hasil nilai tertimbang ini lebih
baik dibandingkan dengan hasil pada tahun sebelumnya, yang menunjukkan Perusahaan terus berusaha
meningkatkan kualitas dari Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

Selain telah dilakukan penilaian dengan menggunakan kriteria penilaian yang telah dipublikasikan oleh
FCGI sebagaimana disebutkan di atas, Perusahaan yang sahamnya dimiliki secara mayoritas oleh PT Bank
Danamon Indonesia Tbk, juga berusaha untuk memenuhi standar Tata Kelola Perusahaan yang berlaku bagi
bank sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tertanggal 5 Oktober 2006,
walaupun terdapat beberapa persyaratan yang tidak dapat diaplikasikan sepenuhnya pada perusahaan
pembiayaan. Aspek yang dinilai sesuai Peraturan Bank Indonesia tersebut antara lain pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Dewan Komisaris, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, kelengkapan dan
pelaksanaan tugas komite, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi kepatuhan Perusahaan,
penerapan fungsi audit internal, penerapan fungsi audit eksternal, penerapan fungsi manajemen risiko dan
pengendalian internal, penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana skala besar, transparansi

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 65


Laporan dari Direktur Utama

kondisi keuangan dan non keuangan Perusahaan, laporan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
dan laporan internal, serta rencana strategis Perusahaan. Hasil yang diperoleh dari penilaian secara mandiri
dengan standar perbankan ini mendapatkan nilai komposit 1,6, yang mana termasuk dalam kategori “Baik”.
Nilai tersebut menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, mengingat Perusahaan menggunakan
standar perbankan dalam penilaian tersebut. Namun demikian, kami yakin dapat terus meningkatkan nilai
komposit tersebut di tahun-tahun yang akan datang.

Selama tahun 2009, kami laporkan bahwa Perusahaan maupun Manajemen Adira Finance telah mematuhi
seluruh ketentuan dan peraturan yang berlaku yang telah dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

Atas usaha yang terus dilakukan secara konsisten oleh Perusahaan, maka pada tahun 2009, Perusahaan
meraih penghargaan GCG Award Kategori Best Individual Indicators Responsibility of the Board pada
Anugerah GCG Award 2009 yang diselenggarakan oleh IICD (Indonesian Institute for Corporate Directorship)
dan dalam acara Annual Report Award 2008, Perusahaan mendapatkan pencapaian terbaik sejak mengikuti
ajang Annual Report Award ini, yaitu menempati posisi ketiga untuk kategori Private Keuangan Listed dan
posisi ketujuh untuk kategori Umum. Berdasarkan data yang kami miliki, pencapaian ini juga merupakan
pencapaian terbaik yang diperoleh sebuah perusahaan pembiayaan sejak acara Annual Report Award
diselenggarakan. Penghargaan-penghargaan yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik di Adira Finance telah berada pada jalur yang benar dan telah memenuhi
standar penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Indonesia, bahkan mungkin dapat dikategorikan
sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. Tentu hal ini menjadi kebanggaan bagi Perusahaan, namun
kebanggaan itu tidak akan membuat kami berhenti melakukan peningkatan dalam penerapan prinsip-prinsip
Tata Kelola Perusahaan yang Baik, justru penghargaan tersebut menjadi pendorong bagi kami untuk dapat
berbuat lebih baik di tahun-tahun yang akan datang.

Sumber Daya Manusia


Sejalan dengan pengembangan budaya perusahaan di seluruh organisasi Adira Finance, kami senantiasa
memperkuat talenta karyawan yang kami miliki dan menginvestasikannya untuk masa depan. Pada tahun
2009, kami terus berkonsentrasi pada pengembangan keahlian karyawan baik melalui pelatihan-pelatihan
internal maupun eksternal. Jumlah karyawan meningkat seiring pertumbuhan Perusahaan dari sekitar
14 ribu karyawan pada tahun 2008 menjadi hampir 16 ribu karyawan pada tahun 2009. Suatu kenaikan yang
signifikan di tengah krisis ekonomi global yang masih berimbas pada kinerja Perusahaan. Kami yakin dengan
kapasitas yang kuat dalam sumber daya manusia dapat menjadikan dasar yang kuat bagi kami untuk menjadi
lebih baik. Selain itu, karyawan kami juga memiliki jenjang karir yang jelas dan transparan.

Peluang, Tantangan dan Risiko pada Tahun 2010


Tahun 2010 akan menjadi tahun yang penuh dengan tantangan, Pemerintah memandang bahwa tingkat bunga
acuan masih konsisten dengan sasaran inflasi yang telah ditargetkan. Dengan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi Indonesia akan turut memicu potensi pertumbuhan dalam berbagai sektor industri pada tahun
2010 dan salah satunya adalah industri otomotif. Perkiraan akan kondisi makro ekonomi tersebut disambut
dengan positif dan telah menumbuhkan optimisme dari pelaku usaha di industri otomotif, yang mana banyak
dari kalangan pelaku usaha di industri otomotif memperkirakan penjualan nasional atas sepeda motor akan
bertumbuh hingga mencapai 6,2 juta unit dan penjualan nasional atas mobil akan meningkat hingga mencapai
550.000 unit pada tahun 2010. Dengan semakin tumbuhnya pasar kendaraan bermotor akan memberikan
peluang bagi Perusahaan untuk terus mengembangkan usahanya. Selain peningkatan pasar kendaraan
bermotor, kecenderungan penurunan suku bunga kredit perbankan juga memberikan peluang tambahan bagi
Perusahaan.

66 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan dari Direktur Utama

Namun demikian, pada tahun 2010 tetap akan diwarnai dengan tantangan-tantangan, kami melihat bahwa
pertumbuhan dari industri otomotif di Indonesia kemungkinan akan mengalami hambatan kembali. Kebijakan
Pemerintah berpotensi besar memperlambat prospek industri otomotif di tahun-tahun yang akan datang.
Setelah pengesahan Rancangan Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (RUU PDRD), yang
mana RUU ini mengatur Pajak Kendaraan Bermotor Progresif (PKBP) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (PBBKB). Pemerintah juga mengambil kebijakan dengan melakukan revisi atas Pajak Penjualan
Barang Mewah (PPnBM).

PKBP akan dikenakan untuk kendaraan pribadi kedua dengan besaran 2%-10%, sementara PBBKB akan
dikenakan maksimal sebesar 10% atas mobil pribadi dan sebesar 5% atas mobil niaga. Implementasinya
diserahkan kepada kebijakan dari masing-masing Pemerintah Daerah setempat. Sedangkan pengesahan
Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Penjualan (PPn)
Barang dan Jasa, serta PPnBM dengan kenaikan tarif tertinggi PPnBM dari sebesar 75% menjadi sebesar
200% juga akan berlaku efektif pada tanggal 1 April 2010 melalui penerbitan sejumlah Peraturan Pemerintah
dan Surat Keputusan Menteri Keuangan dalam penerapannya.

Risiko usaha yang dihadapi Perusahaan pada tahun 2010 adalah kredit bermasalah (NPL) dari pembiayaan
yang diberikan kepada para konsumen dan perubahan kebijakan Pemerintah, khususnya kebijakan dalam
bidang moneter dan ekonomi.

Meskipun tantangan dan risiko usaha tersebut akan dihadapi Perusahaan pada tahun 2010, namun demikian
berdasarkan evaluasi Perusahaan atas seluruh aspek kinerja Perusahaan pada tahun 2009, maka salah satu
fokus Perusahaan pada tahun 2010 adalah membangun kapasitas untuk mendapatkan kembali pangsa pasar
di dalam industri pembiayaan kendaraan bermotor ini (Building Capacity to Regain Market Share). “Building
Capacity to Regain Market Share” menjadi slogan Perusahaan untuk tahun 2010 dan telah disosialisasikan
kepada seluruh karyawan pada tanggal 10-13 Januari 2010. Perusahaan akan terus-menerus mempertajam
strateginya dalam menyongsong tahun 2010 dan beberapa diantaranya adalah penambahan jaringan usaha,
mencari sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai visi maupun misi yang sejalan dengan
Perusahaan, selain tetap mengembangkan sumber daya manusia yang sudah dimiliki untuk dapat terus
ditingkatkan kualitasnya, inovasi produk dan pelayanan, diversifikasi sumber pendanaan, peningkatan
efisiensi melalui pengembangan pada proses yang berkesinambungan, meningkatkan kualitas hubungan
dengan dealer dan konsumen, teknologi informasi yang dinamis dan penerapan manajemen risiko yang
seimbang.

Dengan strategi, didukung oleh kapasitas yang telah ada dalam Perusahaan dan kemampuan Perusahaan
dalam menangkap setiap kesempatan, maka kami yakin bahwa Perusahaan akan tetap dapat menjalankan
misinya untuk “Mewujudkan Impian Esok pada Hari ini bagi Masyarakat” dan dapat tetap menjadi pilihan
utama karena mampu memberikan nilai lebih dalam berkarya bagi konsumen, karyawan dan pemangku
kepentingan Perusahaan.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Adira Finance memegang teguh komitmennya terhadap program Tanggung Jawab Sosial di tingkat kantor
pusat serta seluruh jaringan usaha Perusahaan di Indonesia. Adira Finance terus melanjutkan program
penghijauan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, selain itu juga membantu masyarakat memperbaiki
kualitas hidup mereka melalui pendidikan, kegiatan keagamaan serta aktif memberikan bantuan pada korban
bencana alam melalui program Adira Peduli. Adira Finance menaruh perhatian besar kepada komunitas

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 67


Laporan dari Direktur Utama

di sekitarnya sebagai wujud dari tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap masyarakat. Kami terus
mendorong para Direksi, Manajemen dan karyawan Perusahaan untuk ikut aktif dalam kegiatan “Increso”,
suatu lembaga kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang sosial. Kami juga mengajak rekan usaha kami
untuk mewujudkan tanggung jawab sosial, yang dapat dilihat dari penanaman pohon bakau sebanyak 2.000
pohon oleh Perusahaan bersama-sama dengan rekan usaha Perusahaan. Sebagai salah satu wujud dari
komitmen Adira Finance atas tanggung jawab sosial Perusahaan, maka untuk pertama kalinya pada tahun
ini, Laporan Berkelanjutan disajikan secara khusus.

Penghargaan
Kami merasa sangat gembira karena kami kembali mendapatkan berbagai penghargaan dan posisi yang baik
dalam beberapa penilaian, sebagai penghargaan atas prestasi kami di berbagai bidang selama tahun 2009.
Antara lain, kami berhasil meraih peringkat ketiga untuk kategori Private Keuangan Listed dan peringkat
ketujuh untuk kategori umum dalam Annual Report Award 2008 yang diselenggarakan oleh Bapepam dan
LK, Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Negara BUMN, Bank Indonesia (BI), Bursa Efek Indonesia (BEI),
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), meraih penghargaan Top
Brand Award in Recognition of Outstanding Achievement in Building the Top Brand untuk kategori for Two
and Four Wheels Automotive Leasing Company yang diselenggarakan oleh Majalah Marketing, memperoleh
penghargaan sebagai Pemenang GCG Award untuk kategori Best Individual Indicators Responsibility of the
Board pada Anugerah GCG Award 2009 yang diselenggarakan oleh IICD (Indonesian Institute for Corporate
Directorship), meraih penghargaan Service Quality Golden Award untuk kategori Achieving Excellent Total
Service Quality Satisfaction based on Customer Perception Survey ISSI 2009 for Two and Four Wheels yang
diselenggarakan oleh Majalah Marketing dan Carre-CCSL (Center for Customer Satisfaction & Loyalty),
meraih penghargaan “Automotive Finance Company of the Year” dalam acara Asia Pacific Automotive
Awards yang diselenggarakan oleh Frost and Sullivan, memperoleh penghargaan sebagai merek terbaik
untuk kategori leasing sepeda motor dan mobil yang diselenggarakan oleh Harian Umum Solo Pos, meraih
peringkat ketiga untuk kategori Best Overall Employee Engagement dalam HR Excellence Award 2009 yang
diselenggarakan oleh Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Majalah SWA dan
HR Indonesia, memperoleh penghargaan sebagai peringkat pertama untuk kategori Multifinance pada acara
Bisnis Indonesia Awards 2009 yang diselenggarakan oleh Harian Bisnis Indonesia,meraih penghargaan
Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan Photographer Terbanyak dalam penyelenggaraan Adira Ferrari
Heritage Photo Contest 2009, Direktur Utama Adira Finance meraih peringkat kedua dalam acara the Best
CEO 2009 Award, berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh SWA, Synovate dan Dunamis Organization
Services, Perusahaan meraih penghargaan ICSA (Indonesia Customer Satisfaction Award) untuk kategori
two wheels dan four wheels, meraih penghargaan “Multifinance Golden Trophy 2009” atas kinerja keuangan
“Sangat Bagus” dalam Infobank Award, memperoleh penghargaan sebagai “Perusahaan Pembiayaan
Terbaik I Tahun 2009 kategori aset di atas Rp 500 miliar” pada Malam Penghargaan Anugerah Asosiasi
Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) 2009, meraih penghargaan “Perusahaan Idaman 2009” versi
Majalah Warta Ekonomi, sedangkan Direktur Utama Perusahaan, meraih penghargaan “CEO Idaman 2009”
dan Special Achievement for Business Execution versi Majalah Warta Ekonomi, dan Perusahaan memperoleh
penghargaan untuk kategori Employee Engagement on Financial Industry dan Human Capital Management
System dalam 2009 Indonesian Human Capital Study yang diselenggarakan oleh Majalah Human Capital dan
Dunamis Consulting. Selain itu, PT Pemeringkat Efek Indonesia mempertahankan peringkat atas Perusahaan
dan obligasi Perusahaan dengan hasil “idAA-” (Double A Minus; Stable Outlook).

68 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan dari Direktur Utama

Perubahan Manajemen
Untuk Manajemen Perusahaan pada tahun 2009, terdapat perubahan terhadap susunan anggota Direksi
Perusahaan, yaitu dengan bergabungnya Ho Lioeng Min sebagai Direktur Perusahaan yang diangkat pada
RUPS Tahunan tanggal 1 April 2009. Sedangkan untuk anggota dan susunan Dewan Komisaris Perusahaan
dan anggota Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris Perusahaan tidak terdapat perubahan.

Kami mengucapkan selamat bergabung kepada Ho Lioeng Min yang menempati posisi sebagai Direktur
Manajemen Risiko. Kami yakin dengan pengetahuan dan pengalaman beliau dalam bidang perbankan dan
jasa keuangan, khususnya dalam bidang manajemen risiko akan memberikan kontribusi yang positif bagi
perkembangan usaha Perusahaan dan akan semakin memperkokoh posisi Perusahaan di masa yang akan
datang.

Dengan anggota Direksi yang semakin lengkap saat ini, kami yakin akan mampu untuk meraih peluang dan
mengatasi tantangan di masa yang akan datang.

Ucapan Terima Kasih


Kami mengucapkan banyak terima kasih atas upaya terbaik dari seluruh jajaran Manajemen dan seluruh
karyawan Adira Finance yang telah bekerja keras untuk memberikan kinerja yang luar biasa bagi Perusahaan.
Ucapan terima kasih khusus juga diberikan kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebagai pemegang
saham mayoritas Perusahaan, karena pencapaian ini juga merupakan hasil dari sinergi Perusahaan dengan
Perusahaan Induk, yang telah secara konsisten memberikan dukungan penuh dalam bentuk pendanaan yang
stabil dan dapat diandalkan bagi Perusahaan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh konsumen, rekan usaha dan pemangku
kepentingan Perusahaan yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Adira Finance hingga
dapat mewujudkan kinerja usaha yang terbaik. Dengan dukungan dari seluruh pihak, kami percaya bahwa
kami mampu memperkuat peran pengurusan terhadap Perusahaan dan membantu Perusahaan meraih masa
depan yang lebih baik pada tahun 2010 dan tahun-tahun selanjutnya. Di masa yang akan datang, kita akan
selalu bekerjasama untuk terus meningkatkan pelayanan Perusahaan ke tingkat yang terbaik sehingga Adira
Finance dapat mencapai visinya yaitu “Menjadi Perusahaan Pembiayaan Kelas Dunia”, dengan demikian
akan terus dapat memberikan kontribusi kepada Negara Indonesia yang kita cintai bersama.

Untuk dan atas nama Direksi

Stanley Setia Atmadja


Direktur Utama

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 69


Tinjauan Pasar
dan Strategi
70 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Tinjauan Pasar dan Strategi

Industri Sepeda Motor Indonesia


Tahun 2009 memang bukan merupakan tahun yang mudah bagi ekonomi di Indonesia karena imbas dari
krisis ekonomi global yang membayangi sejak akhir tahun 2008. Namun demikian, memasuki triwulan kedua
tahun 2009, ekonomi Indonesia mulai berangsur pulih dan hal ini tercermin pula dalam penjualan nasional
sepeda motor, walaupun penjualan sepeda motor nasional secara keseluruhan mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun 2008 yang merupakan puncak dari sejarah penjualan sepeda motor nasional,
yakni menurun sebesar 5,9% atau sekitar 5,9 juta unit, dibandingkan dengan penjualan sepeda motor nasional
pada tahun 2008 yang membukukan penjualan sekitar 6,2 juta unit.

Penjualan Nasional Sepeda Motor


(Dalam Ribuan Unit)
6.219
5.852

5.074

4.688
4.424

3.899

2.810

2.265

1.801
1.576
1.377

984
864
722
574 574
457 434 488

1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)

Pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup menggembirakan dibandingkan ekonomi di
negara lain. Beberapa faktor yang mendukung ekonomi di Indonesia dapat dilihat diantaranya dari tingkat
bunga tahunan yang relatif rendah yaitu berkisar antara 6,5% sampai dengan 8,75% selama tahun 2009,
pertumbuhan positif ekonomi tahunan yaitu sebesar 4,5%, inflasi tahunan yang terjaga sebesar 2,78% dan
nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dan Yen Jepang yang cukup stabil hingga akhir tahun 2009 yaitu sebesar
Rp 9.400 per Dolar AS dan Rp 10.170 per 100 Yen Jepang. Seluruh faktor positif ini masih dapat menahan
penurunan penjualan sepeda motor nasional pada tahun 2009, sehingga penurunan yang terjadi masih
lebih baik dari yang diprediksi oleh banyak pengamat pasar yang memprediksikan penjualan sepeda motor
nasional akan turun sekitar 15,0%-20,0%.

Pada awal tahun 2009, penjualan sepeda motor nasional memang mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan penjualan pada awal tahun 2008, selain karena dampak dari krisis ekonomi global, juga disebabkan
oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dan Yen Jepang. Faktor-faktor ini telah menyebabkan
para produsen terpaksa mengurangi kapasitas produksi mereka dan menaikkan harga kendaraan bermotor.
Dari awal tahun hingga bulan Juli 2009, penjualan bulanan masih di bawah penjualan bulanan pada
tahun 2008, namun seiring dengan semakin stabilnya kondisi perekonomian nasional, penjualan nasional
menunjukkan peningkatan sebesar 15,0% pada bulan Agustus 2009 dibandingkan dengan penjualan pada
bulan Juli 2009 dan meningkat sebesar 2,3% jika dibandingkan dengan penjualan pada bulan Agustus 2008.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 71


Tinjauan Pasar dan Strategi

Peningkatan ini juga dipicu oleh persiapan menjelang Hari Raya Lebaran di bulan September 2009. Lebih
lanjut, setelah Hari Raya Lebaran yaitu pada bulan Oktober hingga akhir tahun 2009, penjualan nasional tetap
menunjukkan tren yang meningkat serta melebihi penjualan pada bulan yang sama di tahun 2008. Penyebab
utamanya adalah karena pada triwulan keempat tahun 2008 imbas dari krisis ekonomi global mulai terlihat
pada perekonomian nasional, yang mana juga mengakibatkan penurunan penjualan sepeda motor nasional,
sedangkan pada triwulan keempat tahun 2009 adalah periode kondisi ekonomi nasional yang semakin pulih,
yang juga ditandai dengan likuiditas perbankan yang membaik dengan tingkat bunga tahunan yang stabil
sebesar 6,5%, yang mana kesemua hal tersebut membuat perusahaan-perusahaan pembiayaan merevisi
dan meningkatkan targetnya setelah melihat peningkatan penjualan dan potensi penjualan sepeda motor
nasional tersebut menjelang akhir triwulan keempat tahun 2009.

Penjualan Nasional Sepeda Motor


Tahun 2008 dan 2009
(Dalam Unit)
626.353
612.016 613.979
577.757
559.637 546.175 551.857
542.750 542.110 543.860 544.838
515.123
488.746 485.174 494.059
473.060 464.784 457.650
435.881
414.587 421.480
405.477
385.831
367.736

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Tahun 2008 Tahun 2009
Sumber: AISI

Penjualan sepeda motor nasional pada tahun 2009 memang mengalami penurunan bila dibandingkan dengan
tahun lalu, namun hal tersebut tidak berarti membuat industri ini menjadi tidak menarik lagi. Terbukti walaupun
penjualan bulanan pada tahun 2009 tergolong cukup fluktuatif dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
namun secara kumulatif tidaklah mengalami penurunan yang tajam. Dengan penjualan tahunan dalam nilai
Rupiah secara keseluruhan masih berada di atas Rp 50 triliun, industri ini masih tetap menarik bagi para
produsen sepeda motor. Lebih lanjut, empat Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda motor asal
Jepang (Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki) yang dapat mewakili 99,9% dari penjualan nasional sepeda
motor di Indonesia, juga tetap gencar dalam merambah pasar sepeda motor Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari
target investasi yang telah disiapkan oleh beberapa ATPM untuk mendukung target pada tahun 2010. Berikut
merupakan kapasitas produksi dalam unit yang sudah atau akan terpasang dari beberapa ATPM tersebut:
Merek 2006 ∆% 2007 ∆% 2008 ∆% 2009 ∆% 2010

Honda 2.500.000 - 2.500.000 16,0 2.900.000 3,5 3.000.000 20,0 3.600.000


Yamaha 2.000.000 - 2.000.000 20,0 2.400.000 25,0 3.000.000 6,7 3.200.000
Suzuki 800.000 - 800.000 - 800.000 25,0 1.000.000 40,0 1.400.000
Kawasaki 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000
Jumlah 5.500.000 - 5.500.000 14,5 6.300.000 14,3 7.200.000 16,7 8.400.000
Catatan: Diolah dari berbagai sumber

72 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Tinjauan Pasar dan Strategi

Saat ini, populasi sepeda motor di Indonesia diperkirakan sudah mencapai lebih dari 33 juta unit. Sedangkan
untuk posisi perbandingan kepemilikan sepeda motor dalam negeri dibandingkan dengan populasi
masyarakat di Indonesia berada dalam kisaran 1:7. Melihat kondisi tersebut dengan perbandingan negara lain
dan penetrasi sepeda motor di luar pulau Jawa yang masih lebih rendah dari penetrasi nasional, maka dapat
disimpulkan industri sepeda motor Indonesia memang masih memiliki ruang untuk bertumbuh, ditambah lagi
pandangan publik yang melihat bahwa sepeda motor merupakan sebuah sarana transportasi yang paling
efektif dan murah di Indonesia. Dengan pendapatan per kapita masyarakat yang masih berada dalam kisaran
USD 2.300, maka sepeda motor menjadi kendaraan bermotor yang paling terjangkau di Indonesia.

Sebagai perbandingan, berikut merupakan tabel atas penjualan sepeda motor di masing-masing negara
anggota ASEAN berdasarkan data dari ASEAN Automotive Federation (AAF) dan penjualan sepeda motor di
Indonesia berdasarkan data dari AISI:
Negara Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jumlah

Indonesia 2009 367.736 414.587 435.881 385.831 457.650 485.174 544.838 626.353 421.480 613.979 546.175 551.857 5.851.541

2008 473.060 464.784 488.746 542.750 542.110 543.860 577.757 612.016 559.637 515.123 494.059 405.477 6.219.379

Y-O-Y -22,3% -10,8% -10,8% -28,9% -15,6% -10,8% -5,7% 2,3% -24,7% 19,2% 10,5% 36,1% -5,9%

Malaysia 2009 28.031 37.155 37.637 39.112 35.501 36.811 42.007 39.488 30.078 37.390 34.690 34.783 432.683

2008 44.389 38.596 46.768 46.918 46.136 45.293 51.490 48.052 46.803 45.243 42.132 30.877 532.697

Y-O-Y -36,9% -3,7% -19,5% -16,6% -23,1% -18,7% -18,4% -17,8% -35,7% -17,4% -17,7% 12,7% -18,8%

Filipina 2009 44.213 43.421 47.494 41.436 49.777 55.549 54.883 55.528 61.136 69.409 70.000 61.566 636.889

2008 35.125 41.625 36.488 40.495 47.737 45.371 56.455 50.235 55.976 46.430 76.479 62.573 594.989

Y-O-Y 25,9% 4,3% 30,2% 2,3% 4,3% 22,4% -2,8% 10,5% 9,2% 49,5% -8,5% -1,6% 7,0%

Singapura 2009 625 744 844 702 711 749 753 795 720 761 661 818 8.883

2008 914 799 817 955 937 1.038 990 817 949 769 646 728 10.359

Y-O-Y -31,6% -6,9% 3,3% -26,5% -24,1% -27,8% -23,9% -2,7% -24,1% -1,0% 2,3% 12,4% -14,2%

Thailand 2009 109.940 119.477 126.875 105.363 135.369 151.473 138.898 121.348 129.112 119.918 130.264 147.424 1.535.461

2008 143.208 140.217 144.797 130.795 150.126 163.503 160.365 143.118 147.530 138.368 125.323 116.026 1.703.376

Y-O-Y -23,2% -14,8% -12,4% -19,4% -9,8% -7,4% -13,4% -15,2% -12,5% -13,3% 3,9% 27,1% -9,9%

Jumlah 2009 555.664 615.969 649.443 572.959 679.518 732.326 785.145 845.104 643.764 842.743 783.187 796.448 8.482.980

2008 696.696 686.021 717.616 761.913 787.046 799.065 847.057 854.238 810.895 745.933 738.639 615.681 9.060.800

Y-O-Y -20,2% -10,2% -9,5% -24,8% -13,7% -8,4% -7,3% -1,1% -20,6% 13,0% 6,0% 29,4% -6,4%

Sumber: AAF dan AISI

Lebih lanjut, pertumbuhan industri sepeda motor didukung oleh banyaknya perusahaan yang bergerak di
bidang perakitan, manufaktur dan importir sepeda motor yang saat ini tercatat di Departemen Perindustrian
dan Perdagangan sejumlah lebih dari 180 perusahaan. Dari perusahaan-perusahaan tersebut, 7 (tujuh)
perusahaan merupakan anggota AISI yaitu PT Astra Honda Motor (Honda), PT Yamaha Motor Kencana
Indonesia (Yamaha), PT Suzuki Indomobil Motor (Suzuki), PT Danmotor Vespa Indonesia (Piaggio),
PT Kawasaki Motor Indonesia (Kawasaki), PT Kymco Lippo Motor Indonesia (Kymco) dan PT Semesta Citra
Motorindo (Kanzen), yang menguasai sebagian besar pangsa pasar sepeda motor Indonesia. Sementara
sisanya dikuasai oleh perusahaan lainnya yang berada di luar keanggotaan AISI. Anggota AISI pada umumnya
memproduksi sendiri sepeda motor yang dijual di Indonesia dan mengekspor ke luar negeri, sementara
perusahaan di luar AISI pada umumnya mengimpor sepeda motor dalam bentuk CBU (Completely Built Up),
CKD (Completely Knock Down) atau IKD (Incompletely Knock Down).

Industri sepeda motor nasional secara konsisten mencatat pertumbuhan penjualan, khususnya selama
periode 2000-2008 (walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami penurunan). Penjualan sepeda motor di

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 73


Tinjauan Pasar dan Strategi

Indonesia sebelumnya lebih didominasi oleh merek-merek Jepang, namun kini semakin disemarakkan oleh
masuknya sepeda motor buatan China dan India. Adapun pertumbuhan industri sepeda motor berdasarkan
merek pada tahun 2005-2009 adalah sebagai berikut:
2005 2006 2007 2008 2009
Merek
Unit % Unit % Unit % Unit % Unit %

Honda 2.669.031 52,6 2.310.645 52,2 2.116.878 45,2 2.874.576 46,2 2.695.085 46,1
Yamaha 1.182.290 23,3 1.467.844 33,2 1.853.718 39,5 2.465.546 39,7 2.656.111 45,4
Suzuki 1.106.176 21,8 568.045 12,8 637.036 13,6 797.290 12,8 436.722 7,5
Kawasaki 76.113 1,5 51.532 1,2 41.164 0,9 44.672 0,7 60.343 1,0
Kymco 15.223 0,3 10.492 0,2 10.211 0,2 5.106 0,1 - -
Piaggio 5.074 0,1 468 0,0 119 0,0 61 0,0 - -
Kanzen 20.297 0,4 15.023 0,4 29.137 0,6 32.128 0,5 3.280 0,0
Jumlah 5.074.204 100,0 4.424.049 100,0 4.688.263 100,0 6.219.379 100,0 5.851.541 100,0

Catatan: Diolah dari berbagai sumber

Pada tahun 2009, berdasarkan merek, Honda masih mendominasi pasar sepeda motor nasional dengan
pangsa pasar sebesar 46,1% dari jumlah pangsa pasar yang dikuasai oleh 7 (tujuh) merek yang tergabung di
AISI. Yamaha dan Suzuki menempati urutan kedua dan ketiga dengan pangsa pasar masing-masing sebesar
45,4% dan 7,5%. Semenjak tahun 2007, persaingan antar merek sepeda motor di Indonesia juga terus
mengalami peningkatan. Berdasarkan pangsa pasar, terlihat bahwa persaingan antara merek Honda dan
Yamaha kian ketat. Pada tahun 2007, Yamaha berhasil mengambil alih pimpinan dalam penjualan sepeda
motor bulanan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada bulan Maret dan Juli 2007, kemudian sebanyak 1 (satu) kali
pada tahun 2008 yaitu pada bulan Desember 2008, sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 3 (tiga) kali yaitu
pada bulan April, Juni dan Juli 2009. Terkait dengan persaingan tersebut, pangsa pasar Yamaha semakin
mendekati pangsa pasar Honda pada tahun 2009. Namun demikian, persaingan masih akan terus berlanjut
pada tahun-tahun yang akan datang, yang membuat pertumbuhan penjualan nasional atas sepeda motor
semakin baik dengan adanya persaingan antar merek yang sangat ketat.

Penjualan sepeda motor nasional untuk tahun 2009 berdasarkan merek dan jenis sepeda motor dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tahun 2009
Merek Bebek Skuter Otomatik Sport Jumlah
(Underbone) % (Skutik) % % %

Honda 1.632.944 52,6% 882.855 38,8% 179.286 37,8% 2.695.085 46,1%


Yamaha 1.168.520 37,6% 1.267.619 55,8% 219.972 46,4% 2.656.111 45,4%
Suzuki 284.600 9,2% 122.543 5,4% 29.579 6,3% 436.722 7,5%
Kawasaki 15.383 0,5% - - 44.960 9,5% 60.343 1,0%
Kanzen 3.280 0,1% - - - - 3.280 0,0%
Jumlah 3.106.727 100,0% 2.273.017 100,0% 473.797 100,0% 5.851.541 100,0%
Pangsa Pasar 53,1% 38,8% 8,1% 100,0%
Catatan: Diolah dari berbagai sumber

Sedangkan bila dilihat dari jenis sepeda motor, maka proporsi penjualan terbesar masih berasal dari sepeda
motor jenis bebek (underbone), diikuti oleh skuter otomatik (skutik), sport dan niaga. Namun perlahan
permintaan atas kendaraan jenis skutik pun mulai mengalami peningkatan yang signifikan. Siapapun pasti

74 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Tinjauan Pasar dan Strategi

tak meragukan lagi bahwa sepeda motor dengan model skutik telah menjadi kendaraan favorit masyarakat di
Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Faktornya tentu saja, selain harganya yang relatif terjangkau
oleh masyarakat, model skutik juga tergolong fashionable dan relatif mudah untuk dikendarai. Oleh karena
itu, tak mengherankan rasanya kalau banyak kalangan yang optimistis bahwa dalam dua atau tiga tahun ke
depan, pangsa pasar skutik di Indonesia dapat terus meningkat hingga mencapai 50% dari jumlah penjualan
sepeda motor nasional. Hal itu tentu cukup beralasan, karena berdasarkan data dari AISI, pangsa pasar
skutik hanya sebesar 18,6% saja pada tahun 2007 dari jumlah penjualan sepeda motor nasional. Tapi pada
tahun 2008, langsung melejit hingga mencapai sebesar 25,9% dan kembali melonjak lagi hingga mencapai
38,8% dari jumlah penjualan sepeda motor nasional dengan angka penjualan yang mencapai 2,3 juta unit
pada tahun 2009. Selama tahun 2009, penjualan terbesar untuk kendaraan jenis skutik masih dipegang
oleh Yamaha, dengan jumlah penjualannya yang mencapai 1,3 juta unit atau sebesar 55,8% dari jumlah
penjualan nasional sepeda motor jenis skutik. Sementara peringkat kedua ditempati oleh Honda dengan
jumlah penjualan sebanyak 882.855 unit dengan pangsa pasar sebesar 38,8% dan diikuti oleh Suzuki yang
mencatatkan penjualan sebanyak 122.543 unit dengan pangsa pasar sebesar 5,4%. Di sisi lain, kenaikan
penjualan skutik tersebut ternyata berbanding terbalik dengan pangsa pasar sepeda motor jenis bebek, yaitu
dari sebesar 73,5% pada tahun 2007 turun menjadi hanya sebesar 64,0% pada tahun 2008. Sedangkan
pada tahun 2009 ini, pangsa pasar sepeda motor bebek kembali turun dengan hanya mencapai 53,1% saja.
Pertumbuhan pangsa pasar skutik di dalam negeri ini termasuk fantastis, sebab sebelumnya skutik hanya
menjadi “anak bawang” dengan jumlah penjualan yang hanya mencapai 385.528 unit atau pangsa pasar
sebesar 8,7% saja pada tahun 2006. Begitu pula pada tahun 2007, yang mana hanya berhasil merebut
pangsa pasar sebesar 18,6% dengan penjualan sebanyak 873.894 unit. Bila pertumbuhan penjualan skutik
terus seperti ini, sepeda motor jenis bebek yang saat ini masih mendominasi penjualan akan segera lengser
dari tahta yang telah lama mereka genggam dan banyak ATPM yang memprediksikan hal ini akan terjadi pada
tahun 2012. Imbas dari naiknya popularitas skutik di masyarakat itu tidak hanya membuat persaingan di pasar
berlangsung semakin ketat, tapi sekaligus menjadi peluang pasar baru. Hal ini bahkan bisa dilihat dari para
ATPM Jepang yang berlomba-lomba meluncurkan produk motor skutik masing-masing. Lebih lanjut, para
ATPM Jepang itu kini tidak hanya memasarkan satu model saja, tetapi ada yang memasarkan dua hingga
tiga model. Untuk Honda misalnya, merambah pasar dalam negeri dengan dua model skutik, begitu pula
dengan Yamaha. Sementara itu, Suzuki meski pangsa pasarnya jauh lebih kecil, justru sudah memasarkan
empat varian skutiknya.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 75


Tinjauan Pasar dan Strategi

Sementara itu untuk kategori bebek alias underbone, yang merupakan porsi terbesar dalam penjualan sepeda
motor nasional, yang mana Honda masih berjaya dengan menguasai sebesar 52,6% pangsa pasar dan disusul
oleh Yamaha serta Suzuki dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 37,6% dan 9,2%. Sedangkan
untuk kategori sepeda motor sport, Kawasaki mampu mengejutkan pasar dengan menempati posisi ketiga
dalam pangsa pasar untuk sepeda motor sport, yang mana untuk posisi pertama dan kedua masih dikuasai
oleh Yamaha dan Honda. Hal ini cukup wajar jika dilihat dari perkembangan penjualan sepeda motor merek
Kawasaki yang didominasi oleh sepeda motor sport. Saat ini, kategori sepeda motor sport mempunyai porsi
sebesar 8,1% dari penjualan sepeda motor nasional, yang mana konsumen yang menggunakan sepeda
motor sport sudah lebih mengutamakan tampilan dan akselerasi mesin, walaupun penggunaan sepeda motor
sport selalu identik dengan pemborosan bahan bakar, namun pengguna sepeda motor sport beranggapan
bahwa perbedaan penggunaan bahan bakar antara sepeda motor sport dan sepeda motor bebek (underbone)
sangatlah tidak signifikan, sehingga hal tersebut tidak menjadi halangan bagi para konsumen untuk beralih
menggunakan sepeda motor sport.

Pertumbuhan sepeda motor berdasarkan jenis sepeda motor pada tahun 2005-2009, adalah sebagai
berikut:

2005 2006 2007 2008 2009


Jenis
Unit % Unit % Unit % Unit % Unit %

Bebek 4.566.784 90,0 3.742.110 84,6 3.445.873 73,5 3.977.653 64,0 3.106.727 53,1
Skutik 177.597 3,5 385.528 8,7 873.894 18,6 1.613.661 25,9 2.273.017 38,8
Sport 329.823 6,5 296.411 6,7 368.496 7,9 628.065 10,1 473.797 8,1
Jumlah 5.074.204 100,0 4.424.049 100,0 4.688.263 100,0 6.219.379 100,0 5.851.541 100,0

Catatan: Diolah dari berbagai sumber

Pertumbuhan sepeda motor skutik yang meningkat sebesar 84,7% pada tahun 2008 jika dibandingkan
dengan tahun 2007 terus dan berlanjut hingga tahun 2009 ini, yang mana peningkatan permintaan atas
sepeda motor jenis ini kembali terlihat meningkat di tahun 2009, yakni sebesar 40,9% dibandingkan dengan
tahun 2008. Jumlah penjualan sepeda motor di Indonesia untuk sepeda motor skutik pada tahun 2009 sekitar
2,3 juta unit, sedangkan pada tahun 2008 sekitar 1,6 juta unit. Dengan peningkatan penjualan pada tahun
2009 ini, pangsa pasar untuk sepeda motor skutik menjadi sebesar 38,8%. Posisi pertama masih dipegang
oleh sepeda motor bebek dengan pangsa pasar sebesar 53,1%, sedangkan sepeda motor sport menduduki
peringkat ketiga dengan pangsa pasar 8,1%.

Industri sepeda motor terbukti mampu bertahan di tengah krisis ekonomi global yang merambah dunia.
Menurut data AISI, penjualan sepeda motor baru hanya menurun sedikit yaitu sebesar 5,9% dari sekitar
6,2 juta unit pada tahun 2008 menjadi 5,9 juta unit pada tahun 2009.

Prospek Usaha
Industri pembiayaan sepeda motor di Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari industri
pembiayaan konsumen dan terkait erat dengan industri sepeda motor itu sendiri. Pada awalnya penjualan
sepeda motor dilakukan dengan cara tunai, namun saat ini pola penjualan sepeda motor telah bergeser
dari penjualan tunai ke penjualan kredit. Pergeseran terjadi sejak Pemerintah melakukan deregulasi sektor
perbankan pada tahun 1988 yang disusul dengan deregulasi perusahaan pembiayaan non-bank pada tahun
1989. Kebanyakan pengguna sepeda motor di Indonesia yang membeli secara kredit memiliki kemampuan
untuk mengangsur berkisar antara Rp 400.000–Rp 600.000 per bulan. Tingkat penjualan sepeda motor

76 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Tinjauan Pasar dan Strategi

melalui kredit selama tahun 2009 diperkirakan sekitar 80,0% dari jumlah penjualan sepeda motor di Indonesia
dan sisanya secara tunai. Jumlah pembelian ini sedikit menurun dibandingkan pada tahun 2008, yang mana
Pemilihan Umum telah menyebabkan jumlah uang tunai yang beredar sangat banyak, sehingga terdapat
porsi kredit yang menurun karena konsumen lebih memilih melakukan pembelian sepeda motor secara tunai.
Lebih lanjut, melihat tingginya kebutuhan masyarakat untuk memiliki sepeda motor dan besarnya pembelian
sepeda motor secara kredit, maka perusahaan pembiayaan konsumen banyak bermunculan di Indonesia.
Dari tahun ke tahun, tersedianya fasilitas kredit dalam membeli sepeda motor merupakan salah satu pemicu
bertumbuhnya penjualan sepeda motor nasional.

Selanjutnya, bukan hanya pembiayaan sepeda motor baru saja yang sudah dikembangkan oleh Perusahaan,
pembiayaan sepeda motor bekas juga mendapat perhatian yang cukup besar dari Perusahaan. Besarnya
pangsa pasar di sepeda motor bekas merupakan kesempatan bagi banyak perusahaan pembiayaan untuk
menggarapnya. Adira Finance melihat pasar sepeda motor bekas yang potensial ini merupakan kesempatan
untuk dapat meningkatkan kinerja Perusahaan, membina hubungan baik dengan konsumen yang sudah
dimiliki serta mempererat kerjasama dengan dealer sepeda motor bekas. Lebih lanjut, hal ini merupakan
strategi Perusahaan dalam melakukan diversifikasi produk pembiayaan. Bila melihat industri sepeda motor
Indonesia, yang mana sampai dengan saat ini terdapat lebih dari 33 juta unit sepeda motor yang beredar di
Indonesia, maka secara otomatis pasar sepeda motor bekas yang besar itupun sudah langsung terbentuk.
Oleh sebab itu, Perusahaan sudah sejak lama melakukan diversifikasi produk pembiayaan yang diberikan
baik untuk sepeda motor baru maupun bekas.

Pada tahun 2010, industri penjualan sepeda motor baru diramalkan dapat bertumbuh sekitar 10,0%-15,0%
dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2009. Perkiraan positif ini berasal dari membaiknya kondisi
perekonomian dalam negeri sendiri, yang dapat dilihat dari membaiknya likuiditas perbankan yang juga
mendorong daya beli masyarakat, yang mana antara lain adalah untuk membeli kendaraan bermotor.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 77


Tinjauan Pasar dan Strategi

Pesatnya pertumbuhan prospek penjualan sepeda motor pada gilirannya telah membuka peluang yang
besar bagi Perusahaan untuk membiayai kepemilikan sepeda motor sesuai dengan bidang usahanya. Pada
waktu yang sama, Perusahaan juga tetap melakukan langkah-langkah yang prudent di dalam menerapkan
manajemen risiko, agar risiko yang ada tetap dapat dijaga pada tingkat yang bisa diterima oleh Perusahaan.

Industri Mobil Indonesia


Siklus penjualan yang dialami oleh industri mobil di Indonesia serupa dengan industri sepeda motor, yang
mana ketika Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1997, penjualan mobil nasional mengalami
penurunan hingga mencapai titik terendahnya yaitu sekitar 58 ribu unit. Peningkatan yang konsisten terlihat
pada tahun-tahun selanjutnya seiring dengan menguatnya perekonomian negeri ini hingga tahun 2006, yang
mana penjualan nasional kembali mengalami penurunan yang disebabkan oleh peningkatan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) pada bulan Oktober 2005. Namun setelah itu, penjualan kembali memperlihatkan
peningkatan hingga mencapai puncaknya pada tahun 2008. Krisis ekonomi global yang melanda Indonesia
pada akhir triwulan tahun 2008 berdampak pada penjualan mobil baru yang menurun hingga menjadi
486 ribu unit di tahun 2009.

Penjualan Nasional Mobil


(Dalam Ribuan Unit)
608

534

483 486

433

388 389
354
326 323 319
317
299
285
254

204
172

88
58

1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Sumber: Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)

Jika dibandingkan dengan penjualan sepeda motor nasional, industri mobil memang mengalami dampak yang
lebih besar akibat dari krisis ekonomi global pada tahun 2009. Penjualan secara bulanan jika dibandingkan
dengan tahun 2008 memang mengalami penurunan dan baru pada bulan Nopember 2009, penjualan mobil
nasional dapat bertumbuh sebesar 4,8% dibandingkan dengan penjualan pada bulan Nopember 2008. Namun
demikian, kemungkinan penyebabnya adalah karena mendekati akhir tahun 2008 perekonomian Indonesia
memang sedang mengalami perlambatan akibat dari krisis ekonomi global, sedangkan perekonomian
nasional terus mengalami pemulihan pada akhir tahun 2009, sehingga wajar jika terjadi peningkatan penjualan
pada periode tersebut. Hal lain, kemungkinan rencana kenaikan harga mobil pada awal tahun 2010 juga
memberikan andil dalam mendorong konsumen untuk membeli mobil pada akhir tahun.

78 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Tinjauan Pasar dan Strategi

Penjualan Mobil Tahun 2008 dan 2009


(Dalam Unit)
60.836
58.489
54.631 55.154 54.809
51.639 50.721 52.226

47.508 48.178 48.329 47.948


46.720
46.122
41.380 41.910
39.567 39.651
37.209
35.818
34.499 34.127 34.611
31.634

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Tahun 2008 Tahun 2009

Sumber: GAIKINDO

Penjualan mobil di pasar dalam negeri selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang
signifikan (kecuali pada tahun 2006). Menurut laporan GAIKINDO, penjualan pada tahun 2005 mencapai
533.922 unit, naik sebanyak 50.754 unit atau sebesar 10,5% dibandingkan dengan tahun 2004. Namun pada
tahun 2006, mengalami penurunan signifikan menjadi hanya sebanyak 318.573 unit atau turun sebesar 40,3%
dibandingkan dengan tahun 2005. Untuk tahun 2007, mengalami peningkatan kembali menjadi sebesar
432.583 unit atau naik sebesar 35,8% dibandingkan dengan tahun 2006 dan terus bertumbuh sebesar 40,5%
atau menjadi 607.660 unit pada tahun 2008. Penjualan nasional mobil kembali mengalami penurunan menjadi
486.056 unit atau turun sebesar 20,0% pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008. Seperti pada
tahun-tahun sebelumnya sampai dengan tahun 2009, penjualan mobil masih didominasi oleh mobil-mobil
buatan Jepang, yang mana penjualannya mencapai 91,7% dari seluruh penjualan mobil di Indonesia. Tabel
penjualan mobil domestik di Indonesia untuk tahun 2005-2009, adalah sebagai berikut:
2005 2006 2007 2008 2009
Merek
Unit % Unit % Unit % Unit % Unit %

Toyota 182.767 34,2 123.698 38,8 150.631 34,8 211.911 34,9 186.687 38,4
Daihatsu 48.762 9,1 33.021 10,4 51.957 12,0 78.041 12,8 77.513 16,0
Mitsubishi 89.158 16,7 47.023 14,8 61.548 14,2 87.524 14,4 61.741 12,7
Suzuki 87.274 16,3 44.760 14,0 58.095 13,4 73.066 12,0 44.689 9,2
Honda 53.750 10,1 30.000 9,4 40.000 9,3 52.500 8,6 39.570 8,1
Nissan 1.867 0,4 4.006 1,3 21.145 4,9 33.274 5,5 21.440 4,4
Isuzu 25.010 4,7 16.605 5,2 18.270 4,2 25.325 4,2 15.236 3,1
Hyundai 6.391 1,2 3.816 1,2 5.182 1,2 5.823 1,0 2.667 0,6
Lain-Lain 38.943 7,3 15.644 4,9 25.755 6,0 40.196 6,6 36.513 7,5
Jumlah 533.922 100,0 318.573 100,0 432.583 100,0 607.660 100,0 486.056 100,0

Catatan: Diolah dari berbagai sumber

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 79


Tinjauan Pasar dan Strategi

Untuk penjualan mobil berdasarkan merek pada tahun 2009, Toyota masih mendominasi pasar dengan
pangsa pasar sebesar 38,4%, yang diikuti oleh Daihatsu dan Mitsubishi yang masing-masing menempati
urutan kedua dan ketiga.

Jika dilihat dari jenis mobil, maka proporsi penjualan terbesar masih berasal dari mobil serba guna (multi
purpose vehicle/MPV), diikuti mobil jenis hatchback dan sport utility vehicle/SUV.

2005 2006 2007 2008 2009


Keterangan
Unit % Unit % Unit % Unit % Unit %

MPV 154.308 28,9 92.386 29,0 133.487 30,9 170.780 28,1 176.996 36,4
Hatchback 36.361 6,8 18.581 5,8 37.823 8,7 60.129 9,9 33.598 6,9
SUV 23.805 4,5 15.928 5,0 53.614 12,4 53.423 8,8 44.867 9,2
Lainnya 319.448 59,8 191.678 60,2 207.659 48,0 323.328 53,2 230.595 47,4
Jumlah 533.922 100,0 318.573 100,0 432.583 100,0 607.660 100,0 486.056 100,0
Catatan: Diolah dari berbagai sumber

Sedangkan jika dibagi kedalam dua segmen yaitu segmen penumpang dan komersial, maka proporsi
penjualan seperti terlihat pada tabel sebagai berikut:

2005 2006 2007 2008 2009


Keterangan
Unit % Unit % Unit % Unit % Unit %

Penumpang 366.616 68,7 223.617 70,2 309.467 71,5 420.227 69,2 354.283 72,9
Komersial 167.306 31,3 94.956 29,8 123.116 28,5 187.433 30,8 131.773 27,1
Jumlah 533.922 100,0 318.573 100,0 432.583 100,0 607.660 100,0 486.056 100,0

Catatan: Diolah dari berbagai sumber

Pada tahun 2009, penjualan mobil mengalami penurunan walaupun tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan
oleh kondisi makro ekonomi Indonesia yang semakin membaik, terlihat dari tingkat inflasi dan tingkat
bunga yang stabil dan mulai meningkatnya daya beli masyarakat dan kembali mengalirnya investasi asing
ke Indonesia di berbagai sektor industri, yang menyebabkan terjadinya kenaikan penjualan pada triwulan
keempat tahun 2009. Menurut data GAIKINDO, penjualan mobil baru menurun sebesar 20,0% dari penjualan
tahun 2008, yaitu dari sekitar 608 ribu unit pada tahun 2008 menjadi 486 ribu unit pada tahun 2009.

Prospek Usaha
Pada tahun 2008, penjualan mobil baru nasional tercatat sebagai yang kedua tertinggi di kawasan ASEAN,
mendekati Thailand yang selalu memimpin di dalam jumlah penjualan mobil baru. Selain itu, Indonesia juga
mendapatkan keuntungan karena ditetapkan sebagai basis produksi MPV untuk pasar regional dari beberapa
ATPM. Namun demikian, krisis ekonomi memang cukup memukul industri mobil nasional. Menurut data AAF,
penjualan mobil Indonesia merupakan salah satu negara yang paling terpukul di tahun 2009 dibandingkan
negara lain di ASEAN.

80 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Tinjauan Pasar dan Strategi

Tabel penjualan nasional atas mobil baru pada tahun 2008 dan 2009 di negara-negara ASEAN adalah sebagai
berikut:
Negara Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jumlah

Brunei 2009 1.123 967 955 938 961 976 1.020 1.270 1.258 1.036 934 927 12.365

2008 1.205 1.078 1.164 1.218 1.254 1.212 1.208 1.375 1.629 1.221 1.174 942 14.680

Y-O-Y -6,8% -10,3% -18,0% -23,0% -23,4% -19,5% -15,6% -7,6% -22,8% -15,2% -20,4% -1,6% -15,8%

Indonesia 2009 31.634 34.499 34.127 34.611 35.818 39.567 41.910 48.178 37.209 52.226 48.329 47.948 486.056

2008 41.380 47.508 46.720 51.639 50.721 54.631 60.836 58.489 55.154 54.809 46.122 39.651 607.660

Y-O-Y -23,6% -27,4% -27,0% -33,0% -29,4% -27,6% -31,1% -17,6% -32,5% -4,7% 4,8% 20,9% -20,0%

Malaysia 2009 38.061 37.375 44.845 41.656 43.944 45.203 51.928 48.538 46.069 46.092 45.200 47.668 536.579

2008 45.811 38.527 46.436 50.279 47.930 48.990 53.984 47.227 50.729 37.512 40.865 39.825 548.115

Y-O-Y -16,9% -3,0% -3,4% -17,2% -8,3% -7,7% -3,8% 2,8% -9,2% 22,9% 10,6% 19,7% -2,1%

Filipina 2009 8.791 9.027 10.745 9.988 10.450 10.908 11.597 10.575 11.304 12.761 12.702 13.596 132.444

2008 8.808 9.472 10.624 11.078 10.900 10.772 11.636 9.906 10.937 10.624 9.807 9.885 124.449

Y-O-Y -0,2% -4,7% 1,1% -9,8% -4,1% 1,3% -0,3% 6,8% 3,4% 20,1% 29,5% 37,5% 6,4%

Singapura 2009 7.388 8.013 8.750 6.574 7.157 7.362 6.175 5.858 5.801 5.926 5.126 5.373 79.503

2008 10.626 7.776 9.153 9.950 9.556 10.049 9.834 8.232 10.197 8.224 7.832 9.145 110.574

Y-O-Y -30,5% 3,0% -4,4% -33,9% -25,1% -26,7% -37,2% -28,8% -43,1% -27,9% -34,6% -41,2% -28,1%

Thailand 2009 32.085 34.361 41.328 39.713 40.539 43.402 43.156 43.251 48.649 53.271 57.031 72.085 548.871

2008 45.715 49.565 66.456 54.721 54.910 50.108 44.772 47.130 47.881 48.942 46.068 59.002 615.270

Y-O-Y -29,8% -30,7% -37,8% -27,4% -26,2% -13,4% -3,6% -8,2% 1,6% 8,8% 23,8% 22,2% -10,8%

Vietnam 2009 3.852 6.671 11.316 7.711 8.761 9.699 10.840 10.555 11.071 11.762 12.259 15.065 119.562

2008 12.084 8.919 13.091 13.267 11.482 9.749 8.458 7.810 5.180 5.679 5.174 9.293 110.186

Y-O-Y -68,1% -25,2% -13,6% -41,9% -23,7% -0,5% 28,2% 35,1% 113,7% 107,1% 136,9% 62,1% 8,5%

Jumlah 2009 122.934 130.913 152.066 141.191 147.630 157.117 166.626 168.225 161.361 183.074 181.581 202.662 1.915.380

2008 165.629 162.845 193.644 192.152 186.753 185.511 190.728 180.169 181.707 167.011 157.042 167.743 2.130.934

Y-O-Y -25,8% -19,6% -21,5% -26,5% -20,9% -15,3% -12,6% -6,6% -11,2% 9,6% 15,6% 20,8% -10,1%

Sumber: AAF dan GAIKINDO

Selanjutnya, dengan membaiknya kondisi perekonomian regional, diperkirakan industri mobil nasional akan
turut menikmatinya dan mengalami pertumbuhan sekitar 25,0% pada tahun 2010. Ditambah dengan hasil
survei dari konsultan internasional belum lama ini yang memperkirakan bahwa Indonesia menduduki posisi
tiga besar di dunia sebagai negara dengan tingkat aplikasi kredit kendaraan melalui jasa lembaga keuangan
tertinggi setelah China dan India, yang mana hal tersebut akan semakin meningkatkan keyakinan dari para
pelaku usaha industri mobil bahwa industri ini akan mengalami pertumbuhan yang positif pada tahun depan.
Hal lain, dengan banyaknya ATPM yang telah merencanakan untuk berinvestasi guna menghasilkan produksi
yang lebih tinggi pada tahun 2010 dan Indonesia yang juga telah menjadi negara pengekspor mobil baru di
kawasan ASEAN, maka tahun 2010 bisa dilihat sebagai tahun pulihnya industri mobil nasional.

Didukung dengan tingkat bunga tahunan yang stabil sebesar 6,5% hingga pada akhir tahun 2009, hal ini
memungkinkan bagi perusahaan pembiayaan untuk mendapatkan fasilitas pinjaman dengan biaya dana
yang kompetitif sehingga akan dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan pembiayaan dan dengan
mempertimbangkan potensi penjualan mobil baik baru maupun bekas yang akan meningkat di tahun yang
akan datang.

Perusahaan Pembiayaan
Prospek usaha yang cerah baik pada penjualan sepeda motor maupun mobil telah membuka peluang yang
besar bagi banyak perusahaan pembiayaan untuk membiayai kepemilikan sepeda motor maupun mobil.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 81


Tinjauan Pasar dan Strategi

Di Indonesia sendiri saat ini terdapat 197 perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Departemen Keuangan,
namun yang terdaftar di dalam Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) adalah sebanyak
141 perusahaan pembiayaan, yang mana sebagian besar diantaranya merupakan perusahaan pembiayaan
yang menjalankan usaha pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor baik untuk sepeda motor maupun
mobil. Perusahaan pembiayaan ini juga terbagi lagi menjadi perusahaan pembiayaan yang khusus
mendedikasikan pada merek tertentu saja maupun segala merek. Hal ini telah membuat persaingan di antara
perusahaan pembiayaan menjadi semakin ketat. Namun demikian, jika dilihat dari skala usaha, tidak banyak
perusahaan pembiayaan sepeda motor atau mobil yang memiliki jaringan usaha secara nasional yang sangat
luas. Dapat dilihat juga, perusahaan yang didukung oleh kelompok usaha ataupun terkait dengan distributor
penjualan atau ATPM juga semakin gencar melakukan penetrasi pasar dalam rangka mempertahankan atau
meningkatkan pangsa pasarnya.

Pada tahun 2009, perusahaan pembiayaan masih mampu mencatatkan pertumbuhan dalam jumlah pemberian
kreditnya sebesar 3,7% dibandingkan dengan tahun 2008, yakni menjadi sebesar Rp 142,3 triliun pada
tahun 2009 dari sebesar Rp 137,2 triliun pada tahun 2008. Pada tahun 2009, sumbangan dari pembiayaan
konsumen sebesar Rp 91,4 triliun atau sebesar 64,2% dari seluruh nilai pemberian kredit, sewa guna usaha
sebesar Rp 47,9 triliun, diikuti oleh anjak piutang sebesar Rp 2,0 triliun dan terakhir kartu kredit sebesar
Rp 1,0 triliun. Untuk pembiayaan konsumen hampir seluruhnya merupakan kepemilikan atas produk kendaraan
bermotor dan elektronik. Sedangkan berdasarkan wilayah, pulau Jawa dan Bali masih mendominasi dengan
persentase sekitar 80,0% dari jumlah pembiayaan konsumen yang diberikan.

(Dalam Triliun Rupiah, Kecuali %)

2005 2006 2007 2008 2009


Keterangan
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Pembiayaan Konsumen 45,4 67,1 57,3 61,8 67,6 62,8 83,2 60,6 91,4 64,2
Sewa Guna Usaha 19,1 28,2 32,7 35,2 36,5 33,9 50,7 37,0 47,9 33,7
Anjak Piutang 1,4 2,1 1,3 1,4 2,2 2,0 2,2 1,6 2,0 1,4
Kartu Kredit 1,8 2,6 1,5 1,6 1,4 1,3 1,1 0,8 1,0 0,7
Jumlah 67,7 100,0 92,8 100,0 107,7 100,0 137,2 100,0 142,3 100,0

Sumber: Bank Indonesia (BI)

Sumber pendanaan perusahaan pembiayaan didapat dari pinjaman bank dan non-bank (baik asing maupun
domestik), serta obligasi dan pinjaman subordinasi (baik asing maupun domestik). Sumber pendanaan yang
diterima oleh perusahaan pembiayaan mengalami penurunan dari sebesar Rp 121,3 triliun pada tahun 2008
menjadi sebesar Rp 115,2 triliun pada tahun 2009. Dari jumlah tersebut, porsi pinjaman dari bank domestik
sebesar Rp 51,6 triliun sedangkan dari non-bank domestik sebesar Rp 4,0 triliun. Kemudian, porsi pinjaman
dari bank asing sebesar Rp 38,4 triliun, sedangkan non-bank asing sebesar Rp 8,5 triliun. Pendanaan
dari obligasi sebesar Rp 12,0 triliun pada tahun 2009, sedangkan pinjaman subordinasi domestik sebesar
Rp 118 miliar dan pinjaman subordinasi asing sebesar 603 miliar. Secara keseluruhan, sumber pendanaan
perusahaan pembiayaan mengalami penurunan sebesar 5,0% yang merupakan imbas dari krisis ekonomi
global yang mana sempat membuat pihak pemberi pinjaman (dalam hal ini bank dan non-bank) mengurangi
pemberian pinjaman kepada perusahaan pembiayaan akibat dari mengetatnya likuiditas yang dialami pihak
pemberi pinjaman.

82 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Tinjauan Pasar dan Strategi

Komposisi pendanaan perusahaan pembiayaan untuk tahun 2005-2009, adalah sebagai berikut:
(Dalam Triliun Rupiah, Kecuali %)
2005 2006 2007 2008 2009
Keterangan
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Bank dalam negeri 25,0 35,1 29,4 39,2 36,7 40,6 52,0 42,9 51,6 44,8
Bank luar negeri 24,2 33,9 25,2 33,6 29,7 32,9 43,0 35,4 38,4 33,3
Obligasi 10,2 14,3 10,1 13,4 12,8 14,2 11,5 9,5 12,0 10,4
Non-bank dalam negeri 4,5 6,3 3,4 4,5 3,8 4,2 3,4 2,8 4,0 3,5
Non-bank luar negeri 7,1 10,0 6,8 9,1 6,7 7,4 10,5 8,7 8,5 7,4
Sub-loan dalam negeri 0,2 0,3 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Sub-loan luar negeri 0,1 0,1 0,1 0,1 0,5 0,6 0,8 0,6 0,6 0,5
Jumlah 71,3 100,0 75,1 100,0 90,3 100,0 121,3 100,0 115,2 100,0
Sumber: BI

Akibat dari ketatnya persaingan dalam industri pembiayaan, banyak perusahaan pembiayaan yang
menawarkan kemudahan-kemudahan yang berisiko kepada konsumen, antara lain dengan semakin
mudahnya persyaratan bagi pengajuan kredit sepeda motor dan mobil serta dengan relatif singkatnya proses
persetujuan kredit. Kemudahan ini dapat meningkatkan pemberian kredit yang dilakukan oleh perusahaan
pembiayaan, namun dapat juga berakibat buruk bilamana tidak dilakukan secara hati-hati. Pada industri
pembiayaan kendaraan bermotor, terutama untuk sepeda motor, diperkirakan sekitar 2,0%-2,5% dari kredit
yang diberikan oleh perusahaan pembiayaan mengalami macet atau bermasalah, sedangkan risiko kredit
untuk mobil dapat lebih kecil yaitu sekitar 1,0%-2,0%. Jumlah tersebut sangat signifikan dampaknya, bila
dikonversikan dalam nilai Rupiah, tergantung besarnya piutang pembiayaan konsumen dari perusahaan
tersebut. Adira Finance melakukan manajemen risiko yang hati-hati dalam memberikan kredit, hal ini terlihat
dengan penurunan piutang bermasalah dari 1,0% pada akhir tahun 2007 menjadi 0,9% pada akhir tahun
2008 dan dapat dipertahankan pada tingkat 0,9% pada akhir tahun 2009 walaupun krisis ekonomi global
masih berdampak pada Perusahaan selama tahun 2009.

Peraturan
Indonesia saat ini merupakan salah satu negara berkembang yang cukup liberal dalam industri otomotif selain
China, sebagaimana tercermin dari adanya pengurangan atas pembatasan kepemilikan asing, persyaratan
penggunaan muatan lokal dan insentif muatan lokal. Selain itu, pengenaan tarif dalam industri otomotif
semakin kecil dengan tujuan merangsang investor asing untuk melakukan usaha di Indonesia.

Sampai saat ini, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan lebih dari 100 ijin impor sepeda motor, yang mana
87 diantaranya dapat melakukan impor dalam bentuk CBU. Berdasarkan Kebijakan Deregulasi Otomotif
Tahun 1999 yang telah diumumkan oleh Pemerintah pada bulan Juni 1999 dan didukung oleh Keputusan
Menteri Keuangan No. 59 Tahun 1999 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No. 11 Tahun 1994 tertanggal 24 Juni 1999, telah ditetapkan kewajiban impor dan struktur pajak atas barang
mewah untuk produk kendaraan bermotor adalah sebagai berikut:

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 83


Tinjauan Pasar dan Strategi

Keterangan Jenis Kapasitas Mesin Tarif

Mesin ≤ 250 cc 35,0%


CBU
Mesin > 250 cc 60,0%
Bea Impor Mesin ≤ 250 cc 25,0%
CKD
Mesin > 250 cc 25,0%
Mesin ≤ 250 cc 5,0%
IKD
Mesin > 250 cc 5,0%
Mesin ≤ 250 cc 0,0%
Pajak Barang Mewah
Mesin > 250 cc 50,0%
Bahan Baku 0,0%-10,0%
Cetakan Kosong 5,0%

Catatan: Diolah dari berbagai sumber

Dengan semakin terbukanya pasar sepeda motor untuk produsen non-lokal di Indonesia, maka penjualan
sepeda motor secara keseluruhan diproyeksikan akan terus meningkat di masa yang akan datang.

Daftar tarif impor yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan untuk jenis mobil impor adalah sebagai
berikut:
No. Keterangan Jenis Kapasitas Mesin Bea Impor

1. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 orang CKD 5,0%-40,0%


atau lebih, termasuk pengemudi <1.000 cc 15,0%-50,0%
2. Mobil dan kendaraan bermotor lainnya yang terutama 1.000 cc-1.500 cc 15,0%-50,0%
dirancang untuk pengangkutan orang selain yang CKD 1.800 cc-2.000 cc 15,0%-50,0%
disebut pada No. 1, termasuk station wagon dan mobil 2.000 cc-2.500 cc 45,0%-50,0%
balap > 2.500 cc 15,0%-50,0%
3. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan barang 0,0%-45,0%
Catatan: Diolah dari berbagai sumber

Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan bermotor di Indonesia adalah sebagai
berikut:
Keterangan Kapasitas Mesin PPnBM

cc ≤ 1,5 lt 30,0%
Sedan 1,5lt < cc ≤ 3,0 lt (P)/2,5 lt (D) 40,0%
cc > 3,0 lt (P)/2,5 lt (D) 75,0%
cc ≤ 1,5 lt 10,0%
1,5 lt < cc ≤ 2,5 lt 20,0%
MPV (tipe 4x4)
2,5 lt< cc ≤ 3,0 lt (P) 40,0%
cc > 3,0 lt (P)/2,5 lt (D) 75,0%
cc ≤ 1,5 lt 30,0%
SUV (tipe 4x4) 1,5 lt < cc ≤ 3,0 lt (P)/2,5 lt (D) 40,0%
cc > 3,0 lt (P)/2,5 lt (D) 75,0%
Komersial (kabin ganda) 4x2/4x4 GVW 5 ton (P/D) semua cc 20,0%
Catatan: Diolah dari berbagai sumber

84 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Tinjauan Pasar dan Strategi

Selama lebih dari 3 (tiga) dasawarsa, pembangunan ekonomi di Indonesia didorong salah satunya melalui
industri otomotif (dalam hal ini kendaraan bermotor) yang ikut mengakselerasi aktivitas ekonomi. Namun
demikian, saat ini industri otomotif dihadapkan pada kondisi yang kurang menguntungkan, yang mana
Pemerintah melalui sejumlah kebijakan yang dikeluarkannya berpotensi untuk melemahkan pertumbuhan
industri otomotif. Kompleksitas permasalahan transportasi (kemacetan lalu lintas di beberapa kota besar di
Indonesia, polusi udara dan sebagainya) belakangan ini membuat Pemerintah dan pelaku usaha saling “tarik-
menarik” dalam memandang industri ini. Pemerintah memberlakukan pajak progresif dan PPnBM terhadap
industri otomotif dengan tujuan agar penyebaran penjualan kendaraan bermotor ke sejumlah daerah akan
lebih merata dan pemilik kendaraan bermotor akan berpikir lebih matang jika ingin membeli lebih dari satu
kendaraan bermotor. Kemudian hasil dari pengenaan pajak tersebut bukan dihitung sebagai penerimaan
negara melainkan untuk pembangunan infrastruktur jalan. Hal ini kontradiktif dengan yang diinginkan pelaku
usaha yang menuding Pemerintah bukannya memberi perhatian dalam menata kendaraan bermotor dan
menangani kemacetan di beberapa kota besar di Indonesia, namun lebih kepada pengurangan kendaraan
bermotor daripada perbaikan manajemen lalu lintas. Berdasarkan kacamata pelaku usaha, regulasi Pemerintah
yang memberlakukan pajak progresif dan PPnBM terhadap industri otomotif merupakan regulasi yang bersifat
kontra produktif karena dinilai akan memberikan disinsentif kepada industri ini. Seperti diketahui, setelah
pengesahan Rancangan Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (RUU PDRD), yang mana
RUU ini mengatur pajak kendaraan bermotor progresif (PKBP) dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor
(PBBKB). Pemerintah juga mengambil kebijakan dengan melakukan revisi atas PPnBM.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 85


Tinjauan Pasar dan Strategi

PKBP akan dikenakan untuk kendaraan pribadi kedua dengan besaran 2,0%-10,0%, sementara PBBKB
akan dikenakan maksimal sebesar 10,0% atas mobil pribadi dan 5,0% atas mobil niaga. Implementasinya
diserahkan kepada kebijakan dari masing-masing Pemerintah Daerah setempat. Sedangkan pengesahan
Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Penjualan (PPn)
Barang dan Jasa, serta PPnBM dengan kenaikan tarif tertinggi PPnBM dari 75,0% menjadi 200,0% juga
akan berlaku efektif pada tanggal 1 April 2010 melalui penerbitan sejumlah Peraturan Pemerintah dan Surat
Keputusan Menteri Keuangan dalam penerapannya.

Lebih lanjut, Pemerintah meyakinkan bahwa kebijakan-kebijakan yang diberlakukan tidak akan menghambat
pertumbuhan dari industri otomotif. Pemerintah menjamin akan memberikan insentif untuk menekan
dampak dari pemberlakuan perpajakan tersebut terhadap industri otomotif. Dampak penerapan perpajakan
tersebut akan memukul industri otomotif, terutama dari sisi penjualan kendaraan bermotor. Namun demikian,
Pemerintah menjamin dampak penurunan penjualan hanya sesaat dan Pemerintah yakin akan kembali ke
kondisi normal dalam jangka panjang.

Adira Finance Tetap Menjadi yang Terbaik


Sebagai perusahaan pembiayaan konsumen, Adira Finance menetapkan fokus kegiatannya pada pembiayaan
sepeda motor untuk berbagai jenis merek baik untuk sepeda motor baru maupun bekas, hal ini mengingat
pertumbuhan penjualan sepeda motor yang sangat cepat. Namun di sisi lain, Perusahaan juga tetap melayani
kebutuhan konsumen akan pembiayaan mobil untuk berbagai jenis merek baik pembiayaan mobil baru
maupun bekas.

Walaupun secara nasional industri sepeda motor dan mobil mengalami penurunan, namun jumlah
pemberian kredit Perusahaan tetap dapat dipertahankan bahkan masih dapat meningkat, yaitu dari sebesar
Rp 14,0 triliun menjadi sebesar Rp 14,5 triliun. Hal ini terutama merupakan hasil dari kerjasama yang lebih
baik dengan dealer rekanan, penyempurnaan pada sistem dan prosedur operasional Perusahaan secara
terus-menerus, penggunaan dana obligasi dan pinjaman yang optimal, peningkatan kerjasama dengan
skema pembiayaan bersama dengan bank, penambahan, pembenahan dan perubahan status jaringan
usaha Perusahaan serta pengembangan konsep jaringan usaha yang baru. Lebih lanjut, Perusahaan juga
meningkatkan kualitas layanan jasa kepada konsumen dan dealer dengan penerapan sistem teknologi
informasi yang mengintegrasikan seluruh proses usaha sehingga mempersingkat waktu dan meningkatkan
kualitas proses usaha Perusahaan.

Persaingan usaha dalam industri pembiayaan konsumen terus meningkat dan semakin ketat. Hal ini tidak
saja disebabkan dari munculnya perusahaan pembiayaan baru tetapi juga dari industri perbankan yang mulai
merambah ke bisnis pembiayaan konsumen. Lebih lanjut, ketatnya persaingan di industri pembiayaan dapat
membawa pada suatu kondisi, yang mana banyak perusahaan pembiayaan seringkali mengabaikan faktor
kualitas portofolio yang dibiayai demi mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasarnya. Oleh karena
itu, Perusahaan merumuskan beberapa kesimpulan bahwa keberhasilan pada tahun 2009 ini tercapai karena
didukung dengan pengambilan keputusan yang tepat oleh Perusahaan dalam hal bagaimana mengoptimalkan
pertumbuhan, mengimplementasikan manajemen risiko dengan praktik terbaik dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Sebagai pendorong untuk memotivasi dalam pencapaian keputusan-keputusan yang
sudah disebutkan, Perusahaan telah mencanangkan temanya yaitu: “Striving for the Best in Uncertain Times”
pada awal tahun 2009, yang mana Perusahaan menitikberatkan untuk memberikan segala daya upaya guna
mencapai hasil yang terbaik sebagai prioritas utama serta tetap memberikan pertumbuhan dalam menghadapi
kondisi yang tidak menentu.

86 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Tinjauan Pasar dan Strategi

Beberapa strategi utama yang dijalankan Perusahaan pada tahun 2009, adalah sebagai berikut:
• Memperkuat hubungan dengan rekan usaha, yang mana Perusahaan tidak hanya hendak memberikan
nilai tambah kepada konsumen saja, namun juga bagi rekan usaha terkait, yang mana salah satunya
melalui pengenalan Adira Club Member (ACM);
• Mulai melakukan perubahan dan meningkatkan konsentrasi pada portofolio pembiayaan mobil, baik
mobil baru maupun bekas, namun juga tetap menjaga pertumbuhan portofolio pembiayaan sepeda
motor;
• Pengembangan jaringan usaha, yang tidak hanya terdiri dari kantor cabang, kantor perwakilan dan
titik pelayanan, namun telah mulai diperkenalkannya konsep jaringan usaha yang baru, yakni kios dan
dealer outlet;
• Perluasan pangsa pasar di luar pulau Jawa dan Bali, terutama di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara dan Papua, karena dengan menguatnya sektor komoditas nasional akan memberikan
korelasi langsung pada permintaan kendaraan bermotor di pulau-pulau tersebut;
• Investasi pada sistem jaringan teknologi informasi untuk menunjang dan meningkatkan proses
operasional menjadi lebih efisien dan efektif;
• Menawarkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan baik bagi konsumen maupun calon
konsumen;
• Penyempurnaan sistem dan prosedur operasional untuk mendukung pertumbuhan usaha; dan
• Penerapan manajemen risiko melalui berbagai inisiatif dan pembentukan gugus tugas yang fokus pada
proses asuransi, manajemen penagihan, program restrukturisasi, manajemen pemulihan, manajemen
persediaan dan proses pemasaran kembali serta pemulihan agunan yang diambil alih.

Strategi-strategi tersebut tentunya sangat didukung oleh keunggulan kompetitif yang telah dimiliki oleh Adira
Finance selama ini, yaitu:
• Jaringan Usaha
Perusahaan memiliki 319 jaringan usaha yang mencakup hampir seluruh propinsi di Indonesia, yang
menjadi titik pusat pelayanan konsumen.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 87


Tinjauan Pasar dan Strategi

• Manajemen Risiko
Perusahaan menerapkan praktik terbaik dari manajemen risiko dengan dukungan dari Perusahaan
Induk (PT Bank Danamon Indonesia Tbk).

• Manajemen Persediaan
Perusahaan menerapkan manajemen persediaan yang handal yang mampu mengelola agunan yang
diambil alih dengan efisien.

• Pembiayaan untuk Berbagai Jenis Merek


Kemampuan dan fleksibilitas Perusahaan dalam memberikan fasilitas pembiayaan untuk berbagai
jenis merek kendaraan bermotor.

• Aliansi Strategis dengan Perusahaan Induk


Aliansi ini menciptakan kekuatan dalam hal sumber pendanaan guna mendukung perluasan usaha
Perusahaan.

Hasil dari penerapan strategi-strategi tersebut sangat menggembirakan yang tercermin dari peningkatan laba
bersih Perusahaan sebesar 18,8% dan piutang bermasalah (NPL) yang dapat terjaga pada tingkat sebesar
0,9%, sementara perbankan dan perusahaan pembiayaan pada umumnya masih berkutat dengan upaya
penyelesaian NPL-nya sekitar 2,0%-2,5%. Namun demikian, Perusahaan juga tetap merasakan imbas dari
krisis ekonomi global, yang mana terlihat dari penurunan pembiayaan baru Perusahaan dalam unit.

Pembiayaan sepeda motor baru menurun 8,4% dari sebanyak 844.207 unit pada tahun 2008 menjadi
773.395 unit pada tahun 2009, yang mana jumlah penurunan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
penurunan yang terjadi pada industri sepeda motor baru sebesar 5,9%. Namun demikian, pembiayaan
sepeda motor bekas Perusahaan naik sebesar 11,6% dari sebanyak 259.619 unit pada tahun 2008 menjadi
289.776 unit pada tahun 2009.

Pembiayaan mobil baru menurun sebesar 8,1% dari sebanyak 18.121 unit pada tahun 2008 menjadi
16.651 unit pada tahun 2009, yang mana jumlah penurunan ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan
penurunan yang terjadi di industri mobil baru yang sebesar 20,0%. Namun demikian, untuk pembiayaan
mobil bekas Perusahaan bertumbuh sebesar 10,4% yaitu dari sebanyak 21.914 unit pada tahun 2008 menjadi
24.188 unit pada tahun 2009. Hasil pencapaian ini akan menjadi pondasi yang kuat dan sangat berguna bagi
Perusahaan untuk mempersiapkan langkah-langkah dan strategi-strategi yang lebih matang lagi untuk meraih
dan meningkatkan bisnis pembiayaannya serta meningkatkan pangsa pasarnya pada pembiayaan mobil.

Secara rinci, pembiayaan untuk sepeda motor baru mengalami penurunan sebesar 1,8%, namun untuk
pembiayaan sepeda motor bekas meningkat sebesar 14,5%, yang mengakibatkan jumlah piutang
pembiayaan konsumen untuk sepeda motor naik sebesar 9,2% menjadi Rp 14,0 triliun dengan pangsa pasar
sepeda motor baru sebesar 13,2%. Sementara itu, pembiayaan mobil baru meningkat 8,9% dan pembiayaan
mobil bekas meningkat sebesar 17,4% yang mengakibatkan jumlah piutang pembiayaan mobil mengalami
kenaikan sebesar 23,0% menjadi Rp 5,0 triliun dengan pangsa pasar untuk mobil baru meningkat menjadi
sebesar 3,4%.

88 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Tinjauan Pasar dan Strategi

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 89


Laporan Operasional, Pemasaran dan Jaringan Usaha
Teknologi Informasi
Usaha Sumber Daya Manusia

90 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri otomotif nasional, yang mana pada tahun
sebelumnya industri otomotif tanah air sempat mencatat penjualan tertinggi sepanjang sejarah, sedangkan
pada tahun 2009 mengalami penurunan baik untuk pasar mobil maupun sepeda motor. Menutup tahun 2009,
penjualan mobil nasional tercatat sebanyak 486.056 unit atau turun sebesar 20,0% dibandingkan dengan
tahun 2008 yaitu sebanyak 607.660 unit. Penjualan sepeda motor nasional juga mencatat penurunan sebesar
5,9% dari sebanyak 6.219.379 unit pada tahun 2008 turun menjadi sebanyak 5.851.541 unit pada tahun
2009.

Di kawasan ASEAN sendiri, Indonesia menduduki posisi kedua setelah Thailand dalam penjualan mobil
nasional pada tahun 2008, namun tergeser oleh Malaysia menjadi posisi ketiga pada tahun 2009. Secara
persentase, Indonesia termasuk dalam tiga besar negara yang mengalami penurunan terbesar (bersama
dengan Singapura yang turun 28,1% dan Brunei Darussalam yang turun 15,8%), diikuti oleh Thailand yang
mengalami penurunan terbesar keempat yaitu sebesar 10,8%.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 91


Laporan Usaha

Namun demikian, dengan kondisi perekonomian Indonesia yang sudah mulai bergerak ke arah yang kondusif
seperti suku bunga acuan yang stabil dan rendah sejak bulan Agustus hingga akhir tahun, nilai tukar Rupiah
terhadap Dolar AS dan Yen Jepang yang juga mulai stabil, inflasi pada batas yang terkendali membuat
perekonomian nasional masih dapat tumbuh positif dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara
yang menjadi tujuan investasi dari luar negeri, yang mana salah satu industri yang dituju adalah industri
manufaktur otomotif.

Penjualan Mobil di ASEAN


Tahun 2008 dan 2009
(Dalam Unit)

615.270
607.660
548.871 548.115 536.905
486.056

132.444
124.449 110.186 119.460 110.574
79.503
14.680 12.365

Thailand Malaysia Indonesia Filipina Vietnam Singapura Brunei

2008 2009

Dengan ditetapkannya Indonesia oleh beberapa Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sebagai basis produksi
untuk MPV (Multi Purpose Vehicle) dan sepeda motor untuk pasar regional, diharapkan pasar kendaraan
bermotor di Indonesia dapat kembali tumbuh dan dapat mempertahankan momentum pertumbuhannya
untuk tahun-tahun selanjutnya.

Pada tahun 2008, industri otomotif mengalami pertumbuhan yang mencengangkan, terutama dari triwulan
pertama hingga triwulan ketiga tahun 2008 dan mulai mengalami perlambatan pada triwulan keempat tahun
2008 karena dampak dari krisis ekonomi global. Tren yang terlihat pada tahun 2009 adalah kelanjutan dari
perlambatan ekonomi hingga triwulan pertama tahun 2009 dan mulai berangsur pulih pada triwulan kedua
dan ketiga tahun 2009, yang terlihat dari pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor yang cukup stabil dan
ditutup dengan kenaikan signifikan pada triwulan keempat tahun 2009. Sejak triwulan kedua tahun 2009,
likuiditas di Indonesia memang terbilang cukup longgar, sehingga bisa menjadi stimulus untuk menggerakkan
roda perekonomian Indonesia dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Sama halnya juga dengan penjualan nasional sepeda motor, yang mana pada triwulan pertama tahun 2009,
industri ini juga mengalami penurunan. Namun demikian, pertumbuhan penjualan sudah mulai terlihat pada
triwulan kedua tahun 2009 dan memasuki triwulan keempat tahun 2009, penjualan sepeda motor terus
menguat hingga akhir tahun 2009.

Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang pembiayaan kendaraan bermotor, pergerakan ini memiliki
korelasi langsung terhadap jumlah pembiayaan baru yang dibukukan oleh perusahaan pembiayaan. Sebelum
menutup tahun 2008, perusahaan pembiayaan umumnya mulai melakukan revisi atas target pembiayaan

92 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

baru sehingga menjadi lebih rendah karena prospek tahun 2009 masih terlihat cukup sulit. Hingga memasuki
triwulan pertama tahun 2009, pertumbuhan pembiayaan baru memang masih cukup lambat. Namun demikian,
pemulihan atas pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor mulai terlihat pada triwulan kedua tahun 2009,
sehingga sejumlah perusahaan pembiayaan yang menangkap pergerakan positif ini akhirnya melakukan revisi
untuk meningkatkan target mereka. Terbukti kemudian bahwa memang pertumbuhan penjualan kendaraan
bermotor nasional membaik hingga penutupan tahun 2009.

Terlepas dari hal-hal yang dijelaskan di atas, Adira Finance bertekad untuk terus memberikan layanan yang
terbaik dan menyeluruh dalam rangka memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam dari dealer, konsumen,
perbankan dan pihak-pihak yang terkait dalam industri pembiayaan. Beberapa langkah yang diambil untuk
mencapai tujuan tersebut termasuk melakukan konsep pendalaman relationship management, peningkatan
mekanisme fungsi seleksi pemberian pembiayaan dan penerimaan pendanaan, pengembangan produk baru
yang terfokus pada inovasi serta pengembangan pangsa pasar melalui peningkatan aktivitas cabang yang
agresif. Dengan strategi tersebut, Adira Finance bertekad untuk terus menjadi perusahaan pembiayaan pilihan
bagi dealer, konsumen, perbankan dan pihak-pihak yang terkait dalam industri pembiayaan.

Pembiayaan Baru Adira Finance


Adira Finance menawarkan berbagai produk bagi dealer, konsumen, produk kerjasama dengan perbankan
dan pihak afiliasi lainnya yang berhubungan di dalam industri pembiayaan. Kesemuanya itu merupakan
langkah dan strategi yang dilakukan Adira Finance untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing pihak
yang sangat beragam. Dalam hal produk untuk dealer, Adira Finance menawarkan berbagai macam program
khusus, seperti dealer gathering, dealer summit, Point Reward Grand Prix for Motorcycles, Point Reward
for Cars, program Dealer Financing Dana Oto dengan pendanaan dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk
dan lainnya. Untuk kebutuhan konsumen, Adira Finance menyediakan berbagai produk inovatif yang dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen seperti Regular Product Motorcycle Financing and
Car Financing, Trendi, Direct Sales, Maxi, SeRu dan Baloon Payment. Sedangkan dengan perbankan, Adira
Finance juga melakukan kerjasama pembiayaan seperti pembiayaan bersama dan mendapatkan pinjaman
modal kerja dari perbankan.

Adira Finance juga meluncurkan produk-produk yang inovatif dari segi pembiayaan konsumen serta
mengembangkan layanan pembayaran agar dapat menjangkau lebih banyak dealer dan konsumen. Salah satu
inovasi yang diluncurkan adalah kerjasama dengan dealer terpilih dalam menyediakan sistem pembayaran
angsuran pembiayaan secara otomatis untuk konsumen dengan memanfaatkan teknologi melalui mesin
EDC (Electronic Data Captured) yang menggunakan kartu khusus. Dengan memanfaatkan jasa layanan
ini, konsumen dapat melakukan pembayaran angsuran pembiayaan sepeda motor ataupun mobil secara
akurat, aman dan tepat waktu. Keuntungan lain terutama untuk dealer adalah kemudahan dalam mengetahui
konsumen-konsumen yang potensial untuk kembali ditawarkan produk lainnya yang dimiliki dealer tersebut
kepada konsumen yang secara aktif dan lancar dalam membayarkan angsuran mereka.

Pada tahun 2009, Adira Finance tetap mencatatkan pembiayaan baru yang signifikan. Pembiayaan baru atas
sepeda motor yang dibukukan Adira Finance sebanyak 1.063.171 unit atau sekitar Rp 10,7 triliun, sedangkan
untuk pembiayaan baru atas mobil sebanyak 40.839 unit atau sekitar Rp 3,8 triliun pada tahun 2009.

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara unit pembiayaan baru atas sepeda motor memang
mengalami penurunan sebesar 3,7% dari sebanyak 1.103.826 unit pada tahun 2008, namun secara nilai
pembiayaan mengalami kenaikan sebesar 1,1% dari Rp 10,6 triliun pada tahun 2008. Sedangkan untuk

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 93


Laporan Usaha

pembiayaan baru atas mobil, mengalami kenaikan dalam unit sebesar 2,0% dibandingkan dengan tahun
2008 yaitu sebanyak 40.035 unit, yang mana dalam nilai pembiayaan meningkat sebesar 12,5% dari
Rp 3,4 triliun pada tahun 2008.

Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dikelola Adira Finance meningkat sebesar 12,5% dari
Rp 16,9 triliun pada akhir tahun 2008 menjadi Rp 19,0 triliun pada akhir tahun 2009. Hal ini dapat tercapai
karena didukung oleh karyawan yang profesional, jaringan usaha dengan jangkauan yang luas dan tersebar
di seluruh pelosok Indonesia serta penerapan strategi dan manajemen risiko yang seimbang. Jaringan usaha
Adira Finance meningkat sebesar 6,3% dari 300 jaringan usaha pada tahun 2008 menjadi 319 jaringan usaha
pada tahun 2009. Jumlah karyawan juga meningkat sebesar 13,3% dari sebanyak 14.079 karyawan pada
tahun 2008 menjadi sebanyak 15.957 karyawan. Adira Finance sudah menunjukkan sebagai yang terbaik di
antara pesaing dalam industri pembiayaan konsumen sejak beberapa tahun lalu dari sisi jumlah pembiayaan
baru dan pencapaian laba bersih. Hal ini merupakan motivasi bagi Adira Finance beserta seluruh karyawannya
untuk terus mempertahankan apa yang telah dicapai dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi
sebelumnya, yang pada akhirnya telah membawa Adira Finance kembali berhasil memberikan kinerja terbaiknya
dengan mencatatkan laba bersih melebihi Rp 1 triliun selama 2 (dua) tahun berturut-turut, yakni sebesar
Rp 1.020 miliar pada tahun 2008 dan kemudian meningkat sebesar 18,8% menjadi Rp 1.212 miliar pada
tahun 2009.

Keberhasilan Adira Finance dalam menciptakan dan memanfaatkan setiap peluang telah menghasilkan
kinerja yang luar biasa. Banyak faktor yang mendukung keberhasilan tersebut, namun secara garis besar,
Perusahaan secara berkesinambungan selalu berupaya memetakan hal-hal penting yang perlu diingat di
dalam menjaga pangsa pasar yang sudah diraih, meraih peluang usaha yang ada, menghadapi persaingan
secara wajar dan sehat, serta menjaga hubungan baik yang sudah terbentuk, yang dapat diuraikan lebih
lanjut sebagai berikut:
• Kualitas Aset, memfokuskan sasaran produk pembiayaan konsumen kepada konsumen-konsumen
yang potensial dan memiliki kualitas yang bagus serta mengembangkan produk-produk yang
menguntungkan bagi konsumen maupun dealer.
• Jasa, selalu memberikan pelayanan dan solusi yang tidak hanya terbaik, tapi juga memuaskan dalam
hal kemampuan dan kebutuhan konsumen dalam melakukan transaksi pembiayaan konsumen.
• Promosi, dapat menawarkan produk ataupun layanan yang inovatif dan kompetitif dalam bentuk
promosi yang menarik untuk konsumen maupun dealer.
• Jaringan Usaha, memberikan pelayanan yang mudah dan dengan jangkauan yang luas melalui
jaringan usaha yang tersebar luas dan mudah dijangkau, yang akan sangat membantu bagi konsumen
maupun dealer.
• Sumber Daya Manusia, mempunyai karyawan-karyawan yang berkualitas, terus diasah serta
dilatih untuk memberikan kemampuan yang optimal dan terbaik, karena karyawan merupakan aset
Perusahaan yang sangat berharga.
• Proses, selalu meningkatkan kualitas proses agar semakin efektif dan efisien serta dikembangkan
secara konsisten agar dapat memberikan hasil yang maksimal dalam memenuhi kebutuhan dan
harapan dari konsumen, dealer, perbankan maupun pemangku kepentingan lainnya.

94 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Operasional, Pemasaran dan Jaringan Usaha

Operasional
Secara umum, kegiatan operasional pembiayaan baru Perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut:

PROSES PERSETUJUAN
APLIKASI PEMBIAYAAN BARU

Initial
Data Entry

Petugas Proses survey


Pemasaran (MO) oleh Petugas
Calon Konsumen di Dealer/ Kredit Lapangan
Jaringan Usaha (CFO)
Adira Finance

Persetujuan
Kredit oleh
Komite Kredit

Saat ini, kegiatan operasional Perusahaan menerapkan kebijakan pemisahan fungsi pemasaran oleh MO dan
fungsi pemeriksa oleh CFO, yang mana MO memusatkan perhatian pada upaya mendapatkan pembiayaan
baru dari dealer atau lainnya, sedangkan CFO fokus kepada upaya mendapatkan informasi yang memadai
atas calon konsumen untuk mendukung analisa kelayakan kredit.

Dalam pelaksanaannya, calon konsumen akan mendatangi dealer ataupun jaringan usaha Perusahaan untuk
bertemu dengan MO dan kemudian mengisi Formulir Aplikasi Pengajuan Kredit yang berisi informasi mengenai
data calon konsumen, kondisi pembiayaan dan rincian atas kendaraan bermotor yang akan dibiayai. Setelah
lengkap, MO akan mengajukan Formulir Aplikasi Pengajuan Kredit ke cabang Adira Finance untuk dilakukan
proses initial data entry sehingga dapat dilakukan pemeriksaan melalui sistem untuk melihat apakah calon

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 95


Laporan Usaha

konsumen masuk dalam daftar hitam (black list) Perusahaan. Jika calon konsumen tidak termasuk ke dalam
daftar hitam, cabang akan menugaskan CFO untuk melaksanakan proses survey (Survey Assignment). CFO
akan melakukan survey atas kebenaran data calon nasabah dengan mengunjungi tempat tinggal atau kantor/
tempat usahanya agar mendapatkan informasi yang memadai, yang akan digunakan untuk mendukung
analisa kelayakan kredit. CFO juga akan mengumpulkan salinan dokumen persyaratan kredit yang diperlukan
dari calon konsumen, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), bukti kepemilikan rumah
dan bukti penghasilan. Berdasarkan hasil survey tersebut, Komite Kredit akan menganalisa kelayakan calon
konsumen, dan kemudian membuatkan rekomendasi dan keputusan apakah permohonan disetujui atau
ditolak.

Adira Finance menetapkan kebijakan bahwa persetujuan kredit diberikan oleh Komite Kredit yang memiliki
kewenangan berjenjang (di cabang terdiri dari Analis Kredit dan Kepala Cabang). Atas dasar persetujuan dari
Komite Kredit maka Perusahaan dapat mengeluarkan surat pesanan pembelian yang diberikan kepada dealer
untuk pembiayaan kendaraan tersebut.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan, efisiensi dan kecepatan proses, Perusahaan telah memiliki
Divisi Pengembangan Operasional yang mempunyai tugas utama yaitu mengembangkan proses usaha,
meningkatkan pelayanan kepada konsumen, mendukung operasional cabang, serta mengembangkan
standar administrasi kebijakan dan prosedur. Hal ini sangat membantu fungsional lainnya yang terdapat
dalam Perusahaan, terutama fungsi pemasaran agar dapat memusatkan perhatiannya secara penuh dalam
mendapatkan pembiayaan baru.

Perusahaan telah menyederhanakan proses persetujuan kredit, antara lain dengan cara memangkas proses-
proses yang tidak memberikan nilai tambah, melakukan otomisasi, serta mempercepat pemberian informasi
kepada dealer mengenai status aplikasi calon konsumen yang mengajukan pembiayaan dari dealer yang
bersangkutan. Semua ini dapat dimungkinkan dengan diterapkannya teknologi informasi yang semakin
canggih dan dinamis, yang selama ini telah teruji dalam membantu proses operasional Perusahaan. Lebih
lanjut, Perusahaan juga memberikan perlakuan khusus kepada dealer-dealer tertentu yang sudah sangat
membantu dan memberikan kontribusi besar bagi Perusahaan. Perlakuan khusus ini diberikan dalam bentuk
kemudahan bagi calon konsumen tertentu yang berasal dari dealer tersebut, misalnya persyaratan yang lebih
mudah dan lain sebagainya.

96 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Pelayanan Konsumen yang Terbaik


Perusahaan menyadari bahwa pelayanan yang terbaik bagi konsumen merupakan salah satu kunci penting
dalam usaha peningkatan kinerja. Oleh sebab itu, Perusahaan merumuskan beberapa inisiatif kunci untuk
mencapai pelayanan terbaik:
• Nilai-nilai Pelayanan - CARE
Nilai adalah fondasi dari kebudayaan yang hendak dibangun. Perusahaan menanamkan prinsip
CARE yang merupakan singkatan dari Cekatan, Antusias, Ramah dan Empati. Nilai ini merupakan
pencerminan dari pelayanan yang hendak diberikan bagi konsumen.

• Strategi Pelayanan
Berdasarkan visi untuk memenuhi kebutuhan konsumen sepanjang jangka waktu kreditnya, maka
terdapat 3 (tiga) strategi pelayanan, yang mana Perusahaan bertumpu pada pembiayaan kendaraan
bermotor secara retail sebagai bisnis inti dan mendiferensiasikan diri terhadap perusahaan lain dalam
bentuk diferensiasi dari produk yang dibiayai yaitu kendaran bermotor dari berbagai merek (multi
brand) baik kendaraan bermotor baru maupun bekas, diferensiasi dari pendekatan terhadap kosumen
yaitu dari, dengan dan untuk konsumen serta diferensiasi dari sisi infrastruktur yaitu sumber daya
manusia, teknologi informasi dan fasilitas pendukung lainnya.

• Cetak Biru Pelayanan


Untuk memastikan adanya standarisasi pelayanan dari seluruh Front liner (MO, Collector, Customer
Service, Surveyor dan Teller) di seluruh jaringan usaha Adira Finance, Perusahaan telah menyusun dan
mengkomunikasikan cetak biru pelayanan ke seluruh jaringan usaha, yang mana cetak biru pelayanan
tersebut telah dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas sehari-hari.

• Pelatihan Pelayanan
Sebelum mengimplementasikan nilai-nilai, strategi dan cetak biru pelayanan, Perusahaan menyediakan
pelatihan yang memadai, mencakup modul pelayanan terbaik, nilai-nilai pelayanan, komunikasi dan
cetak biru pelayanan sebagai bentuk dukungan yang diberikan oleh Manajemen Perusahaan kepada
seluruh Front liner dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.

• Titik Pertemuan dengan Konsumen


Perusahaan melihat bahwa titik pertemuan dengan konsumen merupakan titik-titik yang dilalui oleh
konsumen atau titik-titik, yang mana terjadi interaksi antara konsumen dengan Perusahaan dan harus
diperhatikan. Perusahaan telah membuat standarisasi atas kebersihan dan kerapihan di seluruh jaringan
usaha Adira Finance serta etika yang baik dalam menerima telepon untuk bagian yang bersangkutan.
Penampilan yang rapi dan tempat pelayanan yang bersih akan dapat membuat konsumen merasa
nyaman pada saat dibantu dengan ramah oleh karyawan Adira Finance.

• Ketersediaan Pelayanan
Perusahaan berusaha untuk selalu bisa hadir bagi konsumen maupun calon konsumen dimanapun
juga. Untuk itu, Perusahaan terus mengembangkan inovasi untuk semakin mendekatkan diri kepada
konsumen ataupun calon konsumen. Hal ini jelas terlihat dengan adanya penambahan dan perubahan
status jaringan usaha konvensional (cabang, kantor perwakilan dan titik pelayanan), pembayaran
secara on-line melalui lebih dari 11.000 mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri), ribuan gerai dari kantor
pos, ratusan dealer dan merchant di seluruh Indonesia serta inovasi baru dalam konsep outlet yang
telah mulai dikembangkan pada tahun 2009, yakni kios dan dealer outlet.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 97


Laporan Usaha

• SMS CARE
Layanan Pesan Singkat (SMS) merupakan salah satu alternatif komunikasi yang sudah menjadi bagian
dari masyarakat Indonesia. Perusahaan memanfaatkan hal ini dalam mengkomunikasikan berbagai
informasi kepada konsumen dan rekan usaha, misalkan untuk menyampaikan persetujuan permohonan
pembiayaan, informasi pengambilan Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dan jumlah Point
Reward bagi dealer. Perusahaan menyediakan SMS CARE ini melalui nomor +628118115811.

• Pusat Panggilan
Kepuasan konsumen dan rekan usaha adalah fokus utama Adira Finance. Untuk itu, Perusahaan
menyediakan wadah untuk menampung keluhan maupun menyediakan informasi melalui pusat
panggilan. Konsumen, rekan usaha dan pihak lainnya dapat menghubungi nomor pusat panggilan
Perusahaan melalui nomor +628041811811.

• Operation Help Desk


Kendala ataupun permasalahan dalam aktifitas operasional yang dapat ditangani dengan baik akan
memberikan andil bagi kesuksesan Perusahaan. Untuk itu, Perusahaan telah melanjutkan strategi
untuk menyediakan fasilitas Operation Help Desk pada tahun 2009, yang merupakan sistem untuk
memantau progress penyelesaian permasalahan operasional yang ada di cabang.

• Tingkat Pelayanan Internal


Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen, Adira Finance juga sudah
memaksimalkan sistem pelayanan dari masing-masing karyawan (tingkat pelayanan internal)
agar semua karyawan Perusahaan dapat bekerja secara lebih efisien, efektif dan berkualitas serta
menerapkan nilai-nilai pelayanan yang telah ditetapkan oleh Perusahaan dalam seluruh interaksi guna
menjalankan tanggung jawab masing-masing.

• Adira Front liner Idol (AFI), Super Care Branch dan Super Care Division
Sebagai langkah untuk mensosialisasikan secara internal nilai-nilai pelayanan, cetak biru pelayanan
dan standar-standar dari titik-titik pertemuan dengan konsumen serta untuk membangun antusiasme
pada setiap fungsional Perusahaan dalam memberikan pelayanan konsumen yang terbaik, maka
Perusahaan mengadakan beberapa acara, diantaranya adalah AFI untuk memberikan penghargaan
bagi Front liner terbaik Perusahaan secara nasional, Super Care Branch sebagai penghargaan bagi
cabang yang paling baik di dalam mengimplementasikan standar-standar dari titik-titik pertemuan
dengan konsumen dan cetak biru pelayanan serta Super Care Division bagi divisi-divisi di kantor pusat
dalam menyediakan pelayanan yang terbaik kepada cabang serta semua bagian terkait.

Adira Club Member (ACM)


Berbagai upaya penting lainnya telah dikembangkan oleh Perusahaan untuk menjamin pertumbuhan
Perusahaan di masa yang akan datang, salah satunya dengan mentransformasikan setiap konsumen agar
dapat menjadi anggota komunitas Adira Finance yang merupakan brand community yang terdiri dari Adira
Finance, konsumen, dealer, Induk Perusahaan, perusahaan afiliasi serta rekan-rekan komunitas Adira Finance
lainnya, baik rekan nasional maupun rekan lokal. Di dalam komunitas ini, Adira Finance berperan sebagai
penghubung, koordinator dan fasilitator untuk membentuk kerjasama yang saling menguntungkan yang pada
akhirnya akan terus-menerus memberikan berbagai kemudahan dan keuntungan kepada setiap konsumen.

98 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Kartu ACM diluncurkan pada bulan Pebruari 2009 dan merupakan sebuah kartu pintar yang diberikan kepada
anggota komunitas ACM sebagai bukti identitas keanggotaan dan berfungsi media untuk memperoleh
kemudahan dan keuntungan yang disediakan oleh Adira Finance dan rekan usaha bagi setiap anggota.
Bagi nasabah Adira Finance, kartu ACM dapat digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran khusus di
tempat-tempat yang terpasang mesin EDC sesuai dengan ketentuan Perusahaan yang berlaku. Sedangkan
keuntungan yang disediakan bagi rekan Adira Finance adalah kartu ini dapat digunakan sebagai media
promosi dalam menarik anggota komunitas ini untuk melakukan transaksi dengan rekan usaha melalui
penawaran-penawaran tertentu. Sampai saat ini, sudah terdapat lebih dari 2.000 rekan usaha yang telah
bergabung di dalam komunitas ACM ini.

Pada tahun 2009, Perusahaan juga membentuk sebuah divisi baru, yaitu Divisi Komunitas yang bernaung di
bawah Direktorat Operasi, sebagai fasilitator dan kordinator untuk mewujudkan komitmen serta kepedulian
Perusahaan untuk secara berkesinambungan memberikan berbagai kemudahan dan keuntungan kepada
konsumen. Tugas utama dari divisi ini adalah mengembangkan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan
lain, memperbesar jumlah konsumen yang bergabung menjadi anggota komunitas serta melakukan
komunikasi secara intensif melalui media-media promosi dan acara yang melibatkan baik anggota komunitas
ACM maupun komunitas lainnya yang relevan.

Bentuk komunikasi yang telah dilakukan Perusahaan adalah melalui penayangan iklan di radio, televisi,
majalah dan koran serta melalui acara-acara hiburan dan perjalanan keliling (touring) yang juga disiarkan oleh
media televisi atau radio, misalnya melalui acara Grebek Pasar, bioskop keliling, touring motor dan mobil.

Kios dan Dealer Outlet


Sebagai sebuah perusahaan yang dinamis dan selalu berinovasi, Adira Finance memperkenalkan suatu
konsep jaringan usaha baru yaitu kios dan dealer outlet.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 99


Laporan Usaha

Kios merupakan sebuah jaringan usaha resmi Perusahaan yang terletak pada suatu lokasi yang bertujuan
untuk melayani transaksi-transaksi tertentu. Diharapkan dengan adanya kios, akan semakin mendekatkan
Perusahaan kepada konsumen dan calon konsumen serta memberi kemudahan bagi konsumen dan calon
konsumen dalam bertransaksi.

Sedangkan dealer outlet merupakan bentuk kerjasama antara Perusahaan dengan dealer tertentu, yang mana
konsumen atau calon konsumen saat mendatangi tempat dealer. Mereka sudah dapat langsung dilayani oleh
karyawan Adira Finance untuk melakukan transaksi pembiayaan atas kepemilikan kendaraan bermotor yang
dipilih. Konsep ini akan mempermudah proses penyampaian informasi bagi konsumen dan calon konsumen
yang hendak melakukan transaksi.

Penyediaan Alternatif Fasilitas Pembayaran Angsuran


Saat ini, Perusahaan telah memiliki 319 jaringan usaha yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Sebelumnya, konsumen perlu melakukan pembayaran angsuran di jaringan usaha yang terdekat dengan
lokasi konsumen. Perusahaan terus mengembangkan alternatif untuk sistem pembayaran angsuran tersebut
dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Sampai saat ini, Perusahaan memiliki
beberapa fasilitas pembayaran angsuran, yakni melalui:
• EDC
Perusahaan bekerjasama dengan dealer-dealer terpilih dengan menyediakan mesin EDC di tempat
dealer-dealer tersebut, selain juga menyediakan mesin EDC di jaringan usaha Perusahaan. Dengan
memanfaatkan jasa layanan ini, konsumen dapat melakukan pembayaran angsuran pembiayaan
secara akurat, aman dan tepat waktu di dealer atau jaringan usaha yang terdekat. Jumlah transaksi
EDC telah mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2009 yaitu sebanyak 86.581 transaksi
dari sebelumnya yang hanya 118 transaksi pada tahun 2008. Jumlah dealer terpilih dan jaringan usaha
yang telah mempergunakan mesin EDC untuk melayani konsumen sudah mencapai 122 unit pada
tahun 2009, meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu yang hanya sebanyak 2 unit.

• ATM
Perusahaan juga memperluas kerjasama dengan beberapa bank ternama dalam menyediakan jasa
pembayaran angsuran melalui ATM seperti PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Central Asia Tbk
dan PT Bank Mandiri Tbk. Dengan semakin canggihnya teknologi saat ini, konsumen dapat melakukan
pembayaran angsuran kapanpun dan dimanapun melalui mesin ATM dari bank-bank tersebut. Saat
ini, konsumen Perusahaan sudah merasakan kemudahan atas penggunaan layanan ini. Hal ini terbukti
dari peningkatan transaksi yang melakukan pembayaran angsuran dengan menggunakan mesin ATM
menjadi sebanyak 733.264 transaksi pada tahun 2009 dari sebanyak 591.689 transaksi pada tahun
2008.

• Kerjasama dengan PT Pos Indonesia (Persero)


Perusahaan juga bekerjasama dengan PT Pos Indonesia (Persero) untuk melayani konsumen
Perusahaan yang secara lokasi bisa dijangkau oleh kantor pos, baik secara on-line maupun
off-line tergantung pada tersedianya infrastruktur di wilayah tersebut. Volume penggunaan layanan
pembayaran angsuran melalui PT Pos Indonesia (Persero) juga mengalami lonjakan yang signifikan.
Jumlah transaksi yang dilakukan konsumen meningkat menjadi sebanyak 6.648.415 transaksi pada
tahun 2009 dari sebanyak 5.064.261 transaksi pada tahun 2008.

100 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Keterangan 2007 2008 2009


Jenis Transaksi Transaksi ∆% Transaksi ∆% Transaksi

ATM 490.877 20,5% 591.689 23,9% 733.264


EDC - 100,0% 118 73.273,7% 86.581
Kantor Pos 3.704.860 36,7% 5.064.261 31,3% 6.648.415
Fasilitas EDC Jumlah ∆% Jumlah ∆% Jumlah
Dealer - 100,0% 2 5.650% 115
Jaringan Usaha - - - 100% 7

Pemasaran
Kegiatan pemasaran memegang peranan sangat penting dalam upaya memperluas basis konsumen,
mempertahankan pangsa pasar dan menghadapi persaingan di masa yang akan datang. Dalam melaksanakan
kegiatan pemasarannya, Perusahaan mengimplementasikan beberapa strategi:
• Dealer Relationship Management
Langkah pemasaran atas produk pembiayaan Perusahaan yang terutama adalah pemasaran melalui
referensi dealer. Langkah ini memberikan kontribusi paling besar dari seluruh fasilitas pembiayaan yang
dibukukan Perusahaan. Maka Perusahaan berupaya untuk terus menjalin hubungan yang baik dan
erat dengan dealer melalui berbagai macam program insentif yang diberikan kepada dealer. Program-
program ini antara lain meliputi pemberian cindera mata kepada konsumen melalui dealer untuk setiap
pembiayaan kendaraan pada periode tertentu, paket wisata ke luar negeri, gathering dengan dealer,
komisi, insentif dan reward untuk dealer karena telah mencapai target tertentu yang telah ditentukan
sejak awal oleh Perusahaan, serta pemberian subsidi kepada konsumen yang diberikan melalui dealer.
Selain itu, Perusahaan juga memberikan pelatihan untuk karyawan dealer tentang bagaimana cara
melakukan analisa survey yang baik.

• Penambahan dan Perubahan Status Jaringan Usaha


Penambahan dan perubahan status cabang, kantor perwakilan dan titik pelayanan bertujuan untuk
dapat mencakup jaringan dealer yang lebih luas, terutama dealer sepeda motor dan mobil yang
bekerjasama dengan Perusahaan. Perusahaan melakukan strategi ini dengan mempertimbangkan
kondisi di masing-masing wilayah, yaitu dengan memfokuskan penambahan jumlah jaringan usaha
lebih banyak di wilayah luar pulau Jawa dan Bali dibandingkan dengan wilayah pulau Jawa dan Bali.

• Pembangunan Customer Base atas Pasar yang Ditarget


Sebagai bagian dari manajemen risiko, Perusahaan membangun customer base, kemudian diolah
menjadi source data untuk memberikan gambaran kualitas konsumen dari wilayah yang menjadi
target pemasaran. Proses ini kemudian akan memberikan gambaran kepada Perusahaan bagaimana
melakukan pendekatan yang paling optimal dalam pemasaran dan melakukan penyesuaian produk
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut.

• Diversifikasi Produk Pemasaran


Pada tahun 2009, Perusahaan telah memasuki tahap finalisasi untuk menjalankan pemasaran atas
pembiayaan komersial, yang mana Perusahaan telah melakukan survey dan feasibility study terhadap
usaha ini serta meyakini bahwa usaha ini akan berkembang di masa yang akan datang. Keseriusan
Perusahaan untuk menjalani usaha ini terlihat dengan sudah mulai dibentuknya Divisi Pemasaran
Komersial pada tahun 2009. Divisi ini berada di bawah Direktorat Pemasaran Pembiayaan Mobil.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 101


Laporan Usaha

Dari sisi struktur fungsional, Adira Finance memisahkan beberapa fungsi di dalam organisasinya yang
ditentukan berdasarkan besarnya pembiayaan dari masing-masing merek. Saat ini, Adira Finance memiliki
Divisi Pemasaran Sepeda Motor Honda, Divisi Pemasaran Sepeda Motor Yamaha, Divisi Pemasaran Sepeda
Motor Suzuki, Divisi Pemasaran Sepeda Motor Beragam Merek, Divisi Pemasaran Sepeda Motor Bekas,
Divisi Pemasaran Mobil, Divisi Pemasaran Komersial dan Divisi Pengembangan Pemasaran. Pemisahan
fungsi tersebut dimaksudkan agar masing-masing fungsi dapat lebih fokus terhadap pembiayaan dari
masing-masing merek dan jenis pembiayaan, termasuk juga menjaga hubungan yang baik dan erat dengan
dealer secara konsisten.

Sebagai sebuah perusahaan pembiayaan yang menyediakan jasa pembiayaan kendaraan bermotor, Adira
Finance selalu berusaha meningkatkan kinerja pemasarannya untuk setiap portofolio dan merek. Perusahaan
fokus dalam pembiayaan sepeda motor baik sepeda motor baru maupun bekas. Selain itu, Perusahaan juga
melayani pembiayaan untuk setiap merek dari sepeda motor. Pada tahun 2009, pangsa pasar untuk sepeda
motor baru Perusahaan mengalami penurunan dari sebesar 13,6% menjadi sebesar 13,2%. Penurunan
ini disebabkan oleh strategi yang dijalankan Perusahaan pada awal tahun untuk menjaga kualitas aset
Perusahaan yang sudah baik, karena komposisi sepeda motor (khususnya sepeda motor baru) merupakan
porsi terbesar dalam pembiayaan Adira Finance, maka secara langsung sedikit berdampak pada pangsa
pasar. Namun demikian, kualitas aset Perusahaan masih tetap terjaga dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah
konsumen bermasalah Perusahaan yang terjaga pada tingkat 0,9% pada akhir tahun 2009.

Lebih lanjut, Perusahaan tetap melakukan inisiatif-inisiatif dalam melakukan ekspansi untuk mengembangkan
portofolio pembiayaan sepeda motor baik sepeda motor baru maupun bekas, yang mana salah satu inisiatif
yang dilakukan yaitu dengan menawarkan paket pembiayaan yang inovatif dan beragam. Perusahaan juga
mengembangkan aspek relationship management dengan dealer, mengadakan acara dealer summit dan
menerapkan kebijakan untuk meningkatkan loyalitas konsumen serta memperluas cakupan jaringan usaha
yang sudah ada. Perusahaan juga turut serta dalam promosi-promosi dalam berbagai acara seperti “Adira
Cinta Indonesia” yang digelar di Jakarta pada akhir tahun 2009, yang mana dalam acara ini diadakan juga
apresiasi terhadap dealer sepeda motor sebagai rekan usaha Perusahaan.

Berdasarkan jenis merek, rincian pembiayaan baru untuk sepeda motor dari tahun 2007-2009 adalah sebagai
berikut:
2007 2008 2009
Keterangan
Unit Rp Miliar Unit Rp Miliar Unit Rp Miliar

Sepeda Motor Baru


Honda 199.932 2.152 258.569 2.896 266.791 3.114
Yamaha 262.735 2.696 339.805 3.499 349.365 3.815
Suzuki 120.275 1.314 121.595 1.382 72.533 873
Kawasaki 6.135 75 6.422 103 10.618 209
Kymco 4.587 41 2.856 27 64 -
Kanzen 542 5 132 1 144 1
Lainnya 93.319 676 114.828 854 7.388 593
Jumlah Sepeda Motor Baru 687.525 6.959 844.207 8.763 773.395 8.605
Jumlah Sepeda Motor Bekas 223.887 1.529 259.619 1.863 289.776 2.133
Jumlah Sepeda Motor 911.412 8.488 1.103.826 10.626 1.063.171 10.738

102 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Sedangkan untuk pembiayaan mobil, Perusahaan juga sudah mulai mengembangkannya kembali sejak tahun
2003. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk mendiversifikasikan lini usaha Perusahaan. Pembiayaan
mobil akan terus dimaksimalkan agar dapat mengimbangi pembiayaan sepeda motor, karena Perusahaan
bertujuan agar masyarakat Indonesia juga akan mengenal Adira Finance sebagai perusahaan pembiayaan
mobil. Saat ini, Adira Finance sudah mulai memaksimalkan pembiayaan mobil dan akan terus ditingkatkan.
Salah satu cara yaitu meningkatkan kerjasama baru dengan banyak ATPM mobil. Perusahaan menyediakan
pembiayaan untuk mobil, baik mobil baru maupun mobil bekas dan untuk setiap merek.

Pembiayaan mobil Perusahaan bertumbuh secara signifikan, yang mana pangsa pasar untuk mobil baru
Perusahaan terus mengalami peningkatan dari sebesar 2,7% pada tahun 2007 menjadi 3,0% pada tahun 2008
hingga mencapai 3,4% pada tahun 2009. Peningkatan ini merupakan hasil dari inisiatif-inisiatif Perusahaan
dalam melakukan ekspansi untuk mengembangkan portofolio pembiayaan mobil baru yang telah dilakukan
sejak beberapa tahun sebelumnya, yang mana salah satu inisiatif adalah dengan mempertahankan suku
bunga yang lebih terjangkau yang terlihat pada rata-rata suku bunga efektif untuk pembiayaan mobil baru
dari sebesar 20,2% pada tahun 2007, menjadi sebesar 19,9% pada tahun 2008 dan stabil sebesar 20,0%
pada tahun 2009. Kestabilan suku bunga pembiayaan untuk mobil baru tersebut tetap dipertahankan di
tengah kondisi krisis ekonomi global yang berdampak pada sumber pendanaan yang cukup ketat disertai
dengan beban pendanaan yang cukup tinggi. Hal lain yang mendukung pertumbuhan pangsa pasar mobil
baru Perusahaan adalah keberhasilan dari konsolidasi internal, seperti mempererat relationship management
dengan dealer, dealer gathering, penawaran produk-produk yang lebih menarik dan lebih intensif, acara
dealer summit seperti pada acara dealer matrix tour di Bali pada bulan Pebruari 2009 dan di Manado pada
bulan Maret 2009, loyalty program dealer summit pada Oktober 2009 dan pencitraan (image) yang lebih
baik melalui acara ”OTOBURSA” pada bulan Mei 2009. Perusahaan juga turut serta dalam promosi-promosi
seperti menjadi sponsor utama dalam Adira Ferrari Heritage Photo Contest 2009 dan ASCO Coffee Mania
Festival.

Berdasarkan jenis merek, rincian pembiayaan baru untuk mobil dari tahun 2007-2009 adalah sebagai
berikut:
2007 2008 2009
Keterangan
Unit Rp Miliar Unit Rp Miliar Unit Rp Miliar

Mobil Baru
Mitsubishi 4.138 454 7.263 828 6.020 853
Suzuki 2.801 227 4.018 353 3.706 340
Daihatsu 3.045 284 3.744 348 3.546 397
Toyota 1.045 124 1.909 239 2.043 292
Isuzu 144 17 246 33 322 56
Honda 227 35 226 36 90 17
Nissan 32 5 120 17 81 13
Lainnya 114 25 595 111 843 172
Jumlah Mobil Baru 11.546 1.171 18.121 1.965 16.651 2.140
Jumlah Mobil Bekas 20.010 1.099 21.914 1.416 24.188 1.663
Jumlah Mobil 31.556 2.270 40.035 3.381 40.839 3.803

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 103


Laporan Usaha

Jaringan Usaha
Sebagai perusahaan pembiayaan yang terutama membidik segmen retail atau perorangan sebagai target
usaha, Adira Finance berupaya untuk terus mengembangkan jaringan usaha dengan membuka cabang,
kantor perwakilan, titik pelayanan, kios dan dealer outlet setiap tahun. Sampai saat ini, Perusahaan telah
memiliki 121 cabang, 101 kantor perwakilan, 84 titik pelayanan, 7 kios dan 6 dealer outlet yang tersebar
di seluruh wilayah Indonesia. Proporsi jaringan usaha untuk wilayah Jawa dan Bali dibandingkan dengan
wilayah luar Jawa dan Bali adalah sebesar 49,8% berbanding 50,2%.

Perkembangan jaringan usaha Perusahaan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

Cabang 50 80 109 121 121


Kantor Perwakilan 93 75 76 98 101
Titik Pelayanan 71 59 68 81 84
Kios - - - - 7
Dealer Outlet - - - - 6
Jumlah Jaringan Usaha 214 214 253 300 319

Setelah mengalami kondisi ekonomi yang kurang kondusif pada tahun 2006 sebagai akibat dari kenaikan
harga bahan bakar minyak pada bulan Oktober 2005, Perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan
ekspansi jaringan usahanya untuk sementara, namun lebih memusatkan perhatian pada peningkatan status
dari kantor perwakilan menjadi cabang maupun dari titik pelayanan menjadi kantor perwakilan. Peningkatan
status tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti banyaknya jumlah konsumen
yang dikelola, jumlah dealer di lokasi tersebut dan tingkat pendapatan masyarakat setempat. Dan kemudian
baru pada tahun 2007. Perusahaan mulai melakukan ekspansi dengan meningkatkan jumlah jaringan usaha
menjadi 253 jaringan usaha, dilanjutkan menjadi 300 jaringan usaha pada tahun 2008.

Selama tahun 2009, Adira Finance terus melakukan rasionalisasi dan pengembangan jaringan usaha dalam
rangka memastikan keberadaan jaringan usaha di wilayah yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
Perusahaan membuka 22 jaringan usaha baru di beberapa kota potensial, sementara di sisi lain menghentikan
operasional dari 3 jaringan usaha yang kurang maksimal bagi Perusahaan. Dari jumlah jaringan usaha baru
yang dibuka, sebanyak 10 jaringan usaha ada di wilayah Jawa dan Bali, sedangkan sebanyak 12 jaringan usaha
di luar wilayah Jawa dan Bali. Jaringan usaha yang telah berhenti beroperasi pada tahun 2009 sebanyak 2 di
wilayah Jawa dan Bali dan 1 di luar wilayah Jawa dan Bali. Saat ini, seluruh cabang yang dimiliki Perusahaan
sudah memiliki ijin operasional.

Rincian lokasi dari seluruh jaringan usaha yang terdiri dari cabang, kantor perwakilan dan titik pelayanan pada
tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Wilayah Cabang Kantor Perwakilan Titik Pelayanan Jumlah

Jabodetabekser Mampang 1
Kemayoran 1
Kelapa Gading 1
Ketapang 1
Pondok Indah 1
Ciledug Ciputat 2

104 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Wilayah Cabang Kantor Perwakilan Titik Pelayanan Jumlah

Daan Mogot 1
Pondok Gede 1
Bekasi 1 1
Bekasi 2 1
Bekasi 3 1
Cileungsi 1
Bogor 1 1
Bogor 2 1
Serpong Alam Sutera 2
Cikupa 1
Serang Cilegon 2
Rangkasbitung Labuan 2
Cikarang 1
Depok 1
Jawa Barat Bandung 1 1
Bandung 2 1
Bandung 3 1
Bandung 4 1
Bandung 5 Majalaya 2
Cirebon Kuningan 3
Majalengka
Tasikmalaya Ciawi 4
Singaparna
Karang Nunggal
Indramayu Patrol 2
Banjar Ciamis 3
Pangandaran
Garut Pameungpeuk 3
Limbangan
Karawang 1 Rengas Dengklok 2
Karawang 2 Cikampek 3
Karawang 3
Subang Pamanukan 2
Sukabumi Cianjur Pelabuhan Ratu 3
Sumedang 1
Jawa Tengah Semarang 1 Demak 2
Semarang 2 1
Ambarawa Ungaran 3
Salatiga
Kendal Boja 4
Weleri
Limpung
Purwodadi Blora 2
Kudus Jepara 2

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 105


Laporan Usaha

Wilayah Cabang Kantor Perwakilan Titik Pelayanan Jumlah

Pati Rembang 2
Tegal Brebes Ketanggungan 4
Bumiayu
Pekalongan Pemalang Kajen 3
Solo Wonogiri 2
Sragen Karang Anyar 2
Klaten Boyolali 2
Yogyakarta Wonosari 2
Purwokerto Purbalingga Ajibarang 6
Cilacap
Majenang
Banjarnegara
Magelang Kebumen Muntilan 6
Temanggung
Purworejo
Wonosobo
Jawa Timur Surabaya 1 1
Surabaya 2 1
Surabaya 3 1
Pamekasan Sumenep 2
Malang Batu 2
Kepanjen 1
Sidoarjo Krian 2
Mojokerto Jombang 2
Gresik Lamongan 2
Tuban 1
Bojonegoro Purwosari 2
Madiun Ngawi 3
Magetan
Ponorogo Pacitan 2
Pasuruan Pandaan 2
Kediri Nganjuk 2
Tulungagung Trenggalek 2
Blitar 1
Jember Balung 2
Situbondo Bondowoso 2
Lumajang Probolinggo 2
Banyuwangi Genteng 2
Sumatera Aceh Meulaboh 4
Lhokseumawe
Langsa
Medan 1 Marelan 3
Tembung
Medan 2 1

106 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Wilayah Cabang Kantor Perwakilan Titik Pelayanan Jumlah

Binjai 1
Lubuk Pakam Tebing Tinggi Tanjung Morawa 3
Kisaran Tanjung Balai Asahan 2
Rantau Prapat Kota Pinang Silangkitang 5
Padang Sidempuan Aek Kanopan
Pematang Siantar 1
Jambi Muara Bulian Sungai Bahar 7
Sarolangun Mandiangin
Kuala Tungkal
Sangeti
Muara Bungo Bangko Muaratebo 6
Kuamang Kuning
Hitam Ulu
Jujuhan
Lampung Pringsewu Kalianda 4
Tanjung Bintang
Bandar Jaya Metro Rumbia 5
Tulang Bawang Way Jepara
Pekanbaru Perawang Siak 5
Pangkalan Kerinci Lipat Kain
Rengat Taluk Kuantan Air Molek 3
Bangkinang Ujung Batu Rokan Pasir Pangarayan 3
Dumai Duri Kandis 6
Bagan Batu Ujung Tanjung
Bengkalis
Batam Tanjung Pinang 2
Palembang Prabumulih Pangkalan Balai 8
Batu Raja Muara Enim
Lahat
Blitang
Kayu Agung
Palembang 2 1
Bangka Belitung Sugai Liat 4
Toboali
Bengkulu Lubuk Linggau Curup 4
Argamakmur
Padang Pasaman Lubuk Alung 9
Pariaman
Painan
Airhaji
Ujung Gading
Kinali
Lunang

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 107


Laporan Usaha

Wilayah Cabang Kantor Perwakilan Titik Pelayanan Jumlah

Solok Sawah Lunto Kotobaru 3


Bukittinggi Payakumbuh Lubuk Sikaping 4
Batusangkar
Kalimantan Banjarmasin Martapura Kapuas 5
Pelaihari
Rantau
Palangkaraya Sampit Kasongan 4
Pangkalan Bun
Samarinda Bontang Melak 5
Tenggarong Sangatta
Batu Licin Kota Baru Sungai Danau 3
Barabai/Hulu Sungai Tanjung Ampah 3
Pontianak Singkawang 3
Sambas
Sintang Sanggau Nangapinoh 4
Sekadau
Balikpapan Grogot 3
Petung
Tarakan Berau Nunukan 3
Sulawesi Makassar 1 Bone 3
Bulukumba
Makassar 2 1
Palu Parigi Toli-toli 6
Luwuk Poso
Buol
Kendari Kolaka 3
Bau-Bau
Palopo Mangkutanah Toraja 3
Pare Pare Sengkang Sidrap 4
Pinrang
Manado Kotamobagu Tomohon 4
Bitung
Gorontalo 1
Ambon 1
Mamuju Polmas 2
Bali dan Nusa Tenggara Denpasar 1 Nusa Dua 3
Kerobokan
Tabanan Negara 2
Denpasar 2 1
Gianyar Karangasem 3
Klungkung
Singaraja 1
Mataram Selong Praya 3
Kupang Soe 2
Jumlah 121 101 84 306

108 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Sedangkan rincian lokasi dari seluruh jaringan usaha yang terdiri dari kios dan dealer outlet pada tanggal
31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Wilayah Cabang Kios Dealer Outlet

Jabodetabekser Kelapa Gading Pulogadung Trade Center


Bekasi 2 Bekasi Trade Center
Depok ITC Depok
Bogor 1 Plaza Jambu Dua Bogor
Cileungsi ITC Cibinong
Daan Mogot Mal Taman Palem
Alam Sutera Plaza Metropolis
Jawa Timur Kediri Kediri
Sumatera Batam Batu Aji, Batam
Palembang Lahat, Palembang
Padang Lubung Basung, Padang
Suranthi, Padang
Kalimantan Pontianak Sekura, Kalimantan Barat
Jumlah 7 6

Perusahaan terus-menerus berupaya untuk meningkatkan efektifitas jaringan usahanya dengan membentuk
Divisi Distribusi Jaringan. Salah satu tugas utama divisi ini adalah melakukan pengkajian, analisa dan survey
atas lokasi-lokasi jaringan usaha, baik jaringan usaha yang baru akan ditentukan maupun yang saat ini sudah
beroperasi, yang mana kedepannya diharapkan akan dapat mengembangkan jaringan usaha Perusahaan
menjadi lebih luas dan produktif.

Setiap pagi, sudah menjadi suatu budaya bagi setiap jaringan usaha untuk selalu mengadakan pertemuan
singkat yang dipimpin oleh atasan dari masing-masing bagian. Sebelum pertemuan dari masing-masing
bagian, setiap jaringan usaha melakukan doa pagi sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat-Nya dan harapan agar aktivitas dari masing-masing jaringan usaha dapat berjalan dengan baik.
Pertemuan ini dilakukan sebelum memulai pekerjaan sehari-hari dan dimaksudkan untuk membahas masalah-
masalah atau hambatan-hambatan yang terjadi dan/atau dialami oleh masing-masing karyawan dari setiap
bagian pada hari sebelumnya, serta berusaha mencari jalan keluar terbaik untuk penyelesaian masalah-
masalah atau hambatan-hambatan tersebut. Hasil akhir yang diharapkan dari pertemuan ini adalah untuk
selalu mempertahankan pelayanan terbaik Perusahaan kepada konsumennya serta memastikan kelancaran
kegiatan operasional yang pada akhirnya akan terus meningkatkan efisiensi dan produktifitas Perusahaan.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 109


Laporan Usaha

110 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Teknologi Informasi

Perusahaan menyadari bahwa seiring dengan berkembangnya era teknologi, juga untuk bisa selalu selangkah
lebih maju dari perusahaan pembiayaan lainnya dan dalam mencapai target Perusahaan untuk menjadi
perusahaan pembiayaan kelas dunia, maka Perusahaan perlu menjadi sebuah Information Technology (IT)-
Driven Company. Sejak tahun 2004, Adira Finance melakukan pengembangan bidang teknologi informasi
secara lebih intensif dari sebelumnya (IT Intensification) untuk menunjang seluruh proses usaha.

Secara umum, seluruh cabang Perusahaan terhubung ke kantor pusat melalui media komunikasi yang
dilayani oleh beberapa perusahaan telekomunikasi dengan kapasitas keseluruhan sebesar 45 Mb (Mega
bytes), yang mampu mendukung operasi di seluruh jaringan usaha Perusahaan. Jaringan komunikasi data ini
memungkinkan pengguna sistem untuk mengakses berbagai aplikasi kantor yang tersedia secara terpusat
termasuk dukungan untuk melakukan transaksi tunai di jaringan usaha maupun melalui berbagai payment
channel seperti ATM dari pihak bank yang bekerjasama, PT Pos Indonesia (Persero) maupun melalui perangkat
EDC yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Disamping itu, jaringan komunikasi tersebut juga dapat
dimanfaatkan untuk menyediakan data cadangan jaringan usaha di pusat data kantor pusat yang selanjutnya
digunakan untuk transaksi ke pihak penyedia dana dan juga sebagai bahan analisa Manajemen.

Aplikasi inti yaitu Ad1Sys.Online yang digunakan oleh Adira Finance saat ini merupakan hasil pengembangan
pada tahun 2002 untuk mengganti Adira Information System (AIS), dimutakhirkan kembali sekitar tahun
2006 dan implementasi secara nasional di seluruh jaringan usaha telah diselesaikan pada bulan Juli 2007.
Ad1Sys.Online merupakan aplikasi pembiayaan yang lengkap untuk mendukung proses usaha pembiayaan
konsumen di seluruh jaringan usaha mulai dari titik penjualan ke titik pembayaran sampai pada tahap
pelunasan pembiayaan serta pengambilan keputusan.

Ad1Sys.Online dilengkapi dengan fitur-fitur yang memudahkan pencatatan dan pemeliharaan data secara
terpusat dan real-time seperti sistem barcode untuk BPKB, sistem antrian untuk pembayaran konsumen di
jaringan usaha, SMS Gateway untuk pemberitahuan kepada konsumen dan dealer, serta Gapura Gateway
untuk integrasi ke agen penagihan, seperti bank-bank dan lainnya. Aplikasi-aplikasi diatas dikembangkan
lebih jauh sejalan dengan kemajuan teknologi komunikasi yang tersedia saat ini. Salah satunya adalah
penerapan perangkat sistem yang dapat berpindah-pindah mengikuti kebutuhan mobilitas untuk mendukung
pertumbuhan Perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang. Dilengkapi dengan fitur-fitur untuk
melakukan penilaian terhadap aplikasi kredit baru (credit scoring) dan kinerja tagihan, pengendalian terhadap
risiko pemberian kredit serta efisiensi penagihan dapat dilakukan secara optimal.

Dukungan Divisi Teknologi Informasi terhadap Aplikasi Pendukung


Untuk menunjang kebutuhan pencatatan, pengelolaan dan pemeliharaan di sisi sumber daya manusia, aset,
prosedur permohonan persetujuan, kebutuhan kolaborasi dan distribusi informasi, Divisi Teknologi Informasi
menyediakan beberapa aplikasi pendukung yang secara arsitektur sudah terintegrasi satu sama lain termasuk
integrasi dengan aplikasi utama, antara lain sebagai berikut:
• Ad1Suites
Merupakan aplikasi kolaborasi yang terdiri dari content publishing dan workflow. Sebagai content
publishing, aplikasi ini berfungsi sebagai media untuk mendistribusikan informasi dan menjadi media
komunikasi antara karyawan di seluruh jaringan usaha Adira Finance dengan pihak Manajemen.
Aplikasi ini juga menyediakan fasilitas on-line workflow untuk mengotomisasi proses permohonan
dan persetujuan secara on-line. Ad1Suites juga memberikan fasilitas pemantauan status dan
perkembangan atas pengajuan dokumen.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 111


Laporan Usaha

• Custodian System
Suatu sistem untuk mengelola dan mengontrol proses BPKB mulai dari proses penerimaan BPKB dari
seluruh jaringan usaha sampai pada proses penyimpanan BPKB tersebut. Sistem ini sudah terintegrasi
dengan sistem Ad1Sys.Online secara real-time. Aplikasi ini terbagi atas 5 (lima) area kustodi dan
sudah terpusat karena berbasis web.

• FAMS (Sistem Pengelolaan Aset Tetap)


Aplikasi e-procurement yang meliputi proses pengajuan pembelian, pengadaan, pemeliharaan, mutasi
dan perhitungan depresiasi aset.

• ServiceDesk
Merupakan aplikasi berbasis web yang menjadi penghubung antara karyawan pengguna produk dan
jasa teknologi informasi (user) dengan Divisi Teknologi Informasi. Dengan aplikasi ini, karyawan dapat
berkonsultasi dan mengajukan permohonan bantuan maupun berkomunikasi dengan petugas Help
Desk. Melalui catatan permohonan yang masuk, Divisi Teknologi Informasi dapat mengetahui setiap
permasalahan yang dihadapi oleh user, serta secara cepat dapat membantu user dan memberikan
layanan dengan kualitas yang terbaik.

• SMS Care Center


Divisi Teknologi Informasi telah mengembangkan SMS Care Centre Adira Finance yang merupakan suatu
media informasi dan komunikasi melalui SMS yang dimanfaatkan oleh Perusahaan tentang transaksi
pembiayaan kendaraan bermotor dengan jenis fasilitas Outbound SMS untuk pengiriman informasi
kepada dealer dan konsumen atau calon konsumen terkait status aplikasi pembiayaan maupun berupa
Inbound SMS sebagai media komunikasi bagi konsumen untuk meminta informasi terkait transaksi
pembiayaan atau menyampaikan keluhan mengenai pelayanan Perusahaan. Keunggulan dari media
SMS Care Center dimanfaatkan untuk mendukung Divisi Manajemen Pemulihan Aset dalam melacak
dan menindaklanjuti aset pembiayaan yang berstatus hapus buku.

• Ad1Flow
Divisi Teknologi Informasi menyediakan aplikasi Ad1Flow yang merupakan aplikasi workflow yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan Perusahaan dalam meningkatkan efisiensi proses yang terkait
dengan permintaan persetujuan yang selama ini dilakukan secara manual (paper-based approval
processes). Secara keseluruhan, sistem workflow ini memberikan manfaat dalam meningkatkan kontrol
dan efisiensi karena seluruh prosesnya dilakukan secara elektronik sehingga transparan dan termonitor.
Proses ini sangat membantu divisi maupun departemen di Adira Finance dalam menyelesaikan proses
persetujuan berjenjang yang melibatkan banyak divisi dan departemen. Ad1Flow telah terintegrasi
baik dengan sistem Ad1Sys.Online dan Ad1Sys.HQ, sehingga proses jurnal akuntansi sudah berjalan
secara otomatis berdasarkan data yang dihasilkan oleh sistem workflow. Ad1Flow telah digunakan di
Adira Finance untuk beberapa proses, sebagai berikut:
- Proses Pengajuan Biaya (Payment Voucher Centralize);
- Proses pengajuan Memo Deviasi;
- Proses pengajuan Operation/Finance Helpdesk;
- Proses Pengajuan Memo Deviasi Kredit; dan
- Proses Pengajuan Operation Risk Management System.

112 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Pencapaian atas proses-proses workflow yang dijelaskan diatas sudah berhasil menghemat
biaya dalam jumlah yang sangat signifikan. Sedangkan Proses Pengajuan Deviasi telah berhasil
mempersingkat proses eksekusi yaitu dalam proses pengajuan dan waktu yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan proses persetujuan deviasi, membuat proses tersebut menjadi suatu proses yang
transparan, mudah dilacak progress dan statusnya, serta memungkinkan untuk menyelesaikan
seluruh proses persetujuan dalam waktu yang telah ditetapkan dalam standar tingkat pelayanan yang
disepakati. Proses Pengajuan Operation/Finance Helpdesk menjadi layanan satu pintu bagi jaringan
usaha untuk menyelesaikan seluruh persoalan yang berkaitan dengan masalah operasional. Sebelum
sistem ini diimplementasi, seringkali jaringan usaha mengalami kesulitan dalam melaporkan masalah
yang terjadi kepada bagian terkait sehingga tindak lanjut atas masalah tersebut menjadi kurang efektif.
Melalui sistem ini, seorang pelapor cukup membuka aplikasi Ad1Flow untuk mengisi masalah yang
dihadapi dan informasi terkait lainnya kemudian mengirimkannya.

Aplikasi-aplikasi pendukung lainnya untuk menunjang kelancaran operasional Perusahaan juga telah
diterapkan dengan baik, misalnya Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (HRIS) untuk pengelolaan tenaga
kerja, Sistem Pemeliharaan Dokumen untuk mendukung pengelolaan BPKB, Clementine untuk mendukung
pembuatan model risiko yang terintegrasi, Sistem Informasi Eksekutif (EIS) berbasis web, tempat penyimpanan
data, akses yang dapat berpindah-pindah dan lainnya.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 113


Laporan Usaha

Untuk HRIS, Divisi Sumber Daya Manusia & Bagian Umum dengan didukung oleh Divisi Teknologi Informasi
telah bekerja sama dalam mengembangkan fasilitas baru pada tahun 2009 yaitu Ad1Sap-ESS/MSS, yang
berfungsi sebagai media penyedia informasi mengenai karyawan, juga digunakan untuk melakukan penilaian
kinerja secara on-line yang memungkinkan pelaksanaan proses dapat dikonsolidasikan dan hasilnya dapat
diketahui oleh berbagai pihak terkait karena sudah dilakukan secara terpusat dan secara efisien. Dengan
fasilitas baru ini, setiap karyawan dapat melakukan akses dan mengetahui secara rinci data-data tentang
dirinya yang terdapat di Divisi Sumber Daya Manusia & Bagian Umum, serta dapat memperbaharuinya jika
terdapat kekeliruan dari data tersebut dengan melaporkan terlebih dahulu kepada divisi ini.

Untuk mendukung strategi usaha Perusahaan dan tuntutan untuk selalu menawarkan produk dan layanan
yang cepat serta berkualitas, Divisi Teknologi Informasi memiliki Cetak Biru Teknologi Informasi yang sudah
memetakan langkah strategis divisi ini untuk tahun 2006-2009 yang selaras dengan strategi usaha Perusahaan
dan dilanjutkan dengan Cetak Biru Teknologi Informasi 2009-2012. Divisi Teknologi Informasi Adira Finance
telah berhasil menyelesaikan perombakan aplikasi bisnis utama dari yang sebelumnya desentralisasi menjadi
sentralisasi dengan melakukan pengembangan yang sangat signifikan baik pada aplikasi maupun infrastruktur
serta perangkat keras pendukungnya. Proses sentralisasi data sudah berjalan dengan sempurna saat ini dan
Divisi Teknologi Informasi melakukan pemantauan atas proses tersebut secara berkesinambungan. Melalui
proses sentralisasi data ini, maka kemudahan, kecepatan dan ketepatan dalam beberapa prosedur seperti
proses analisa kredit, pembiayaan baru, akuntansi dan proses lainnya dapat berjalan dengan lebih efektif
dan efisien. Sentralisasi telah memudahkan dan mempercepat proses-proses yang dilakukan di dalam
Perusahaan serta meningkatkan kualitas pekerjaan yang dilakukan karyawan yang terlibat.

Dukungan Divisi Teknologi Informasi terhadap Aplikasi Bisnis


Divisi Teknologi Informasi telah berhasil mengimplementasikan aplikasi Ad1Sys.Online yang merupakan
aplikasi on-line berbasis sentralisasi. Ad1Sys.Online telah menjadi aplikasi usaha penting yang harus bekerja
secara optimal dan terus-menerus untuk mendukung operasional Perusahaan di seluruh jaringan usaha
dari titik penjualan dan titik pembayaran sampai tahap pengambilan keputusan. Rancangan program yang
lepas menjadikan Ad1Sys.Online menjadi aplikasi yang independen, tetapi memberikan kemudahan dan
fleksibilitas serta kapasitas untuk dikembangkan lebih lagi dalam waktu yang relatif singkat. Ad1Sys.Online
memiliki kelengkapan yang dibutuhkan oleh jaringan usaha untuk melakukan transaksi harian, serta laporan
rutin yang bermanfaat untuk melakukan analisa pendapatan dan risiko. Sistem atau modul-modul penting
lainnya di dalam Ad1Sys.Online dapat dijabarkan sebagai berikut:
• Modul Account Acquisition, Account Management, Collection Management, Collateral Management
dan General Ledger yang terintegrasi.

• Sistem Antrian (Queuing System) yang mengatur antrian konsumen yang akan melakukan pembayaran
di jaringan usaha dan merekam kinerja pelayanan karyawan. Sistem ini telah berjalan dengan baik di
seluruh jaringan usaha Adira Finance dan kemudian telah dirancang ulang dengan memanfaatkan
teknologi televisi digital di layar Liquid Crystal Display (LCD) untuk menampilkan beragam informasi
mengenai Adira Finance termasuk produk dan kerjasama dengan dealer secara spesifik dengan
jaringan usaha terkait. Rancangan ulang sistem ini memungkinkan pemeliharaan dilakukan secara
efisien karena dapat dikelola secara sentral dari kantor pusat Perusahaan.

• Aplikasi MS2 (Marketing Survey Mobile System) merupakan aplikasi on-line yang dirancang dan
dikembangkan dengan memanfaatkan perpaduan teknologi telepon genggam dan infrastruktur/
jaringan komunikasi GPRS (Global Positioning Receiving Satellite) yang mampu memberikan jangkauan

114 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

komunikasi yang cukup luas di seluruh wilayah Indonesia. Berbasis teknologi tersebut, aplikasi MS2
memungkinkan setiap petugas pemasaran di luar cabang untuk mengirim aplikasi atas order calon
konsumen yang diterimanya langsung ke petugas koordinator yang berada di lokasi jaringan usaha
untuk ditindaklanjuti oleh bagian pemeriksa, serta dalam waktu singkat akan memperoleh jawaban
atau hasil dari penilaian aplikasi tersebut untuk segera disampaikan kepada calon konsumen tersebut.
Penggunaan MS2 di seluruh jaringan usaha telah mampu meningkatkan efisiensi proses order-to-
Purchase Order dan pada waktu yang sama dapat tetap menjaga kualitas aset.

• Sistem Ad1Gate yaitu sistem yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai tracking order
konsumen berdasarkan dealer tertentu secara real-time. Selain berfungsi sebagai tracking system,
sistem ini juga menawarkan kepada dealer terpilih untuk dapat secara langsung melakukan entry order
apabila terdapat calon konsumen yang ingin membeli kendaraan bermotor secara kredit dan secara
real-time, order tersebut akan tersambung pada sistem Ad1Sys.Online, yang mana data tersebut
dapat langsung ditindaklanjuti oleh Marketing Head Perusahaan.

• Collection Scoring berfungsi untuk melakukan proses penilaian untuk seluruh data konsumen dan
berdasarkan nilai tersebut, maka data konsumen secara otomatis akan diarahkan ke dalam Collection
Rule Scheme yang didasarkan pada Diagram Collection Strategy. Salah satu proses Collection Scoring
adalah memprioritaskan untuk data konsumen yang tertunggak sehingga data konsumen tersebut
dapat segera ditindaklanjuti. Data tersebut akan diperbaharui pada saat konsumen sudah tidak lagi
menunggak dan status konsumen tersebut dapat dirubah menjadi tidak tertunggak.

• SMS Engine merupakan layanan terhadap konsumen dan dealer, yang mana jenis layanan ini bisa
berfungsi sebagai reminder pembayaran kepada konsumen atau penyampaian informasi atas
persetujuan pembiayaan kepada dealer dan konsumen. SMS Engine juga sudah digunakan untuk
proses mengeksekusi unit kendaraan bermotor dari konsumen yang menunggak, yang mana sistem
ini digunakan oleh Divisi Manajemen Pemulihan Aktiva sehingga proses eksekusi unit kendaraan
bermotor tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan berdasarkan data yang terpercaya.

• On-line Payment merupakan proses untuk memudahkan penerimaan pembayaran angsuran yang
dilakukan oleh konsumen yaitu melalui:
o ATM PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk;
dan
o EDC, yang dapat dilakukan oleh konsumen melalui dealer terpilih yang sudah terpasang dengan
mesin EDC milik Perusahaan.

Dukungan sistem yang berbasis web dan data yang tersentralisasi telah memungkinkan pembukaan
jaringan usaha dilakukan dengan biaya yang relatif rendah. Divisi Teknologi Informasi bekerjasama dengan
Divisi Pengembangan Operasi mengimplementasikan konsep dealer outlet dengan prioritas kegiatan untuk
pemasaran, survey dan penerimaan pembayaran angsuran.

Divisi Teknologi Informasi juga mengembangkan sistem pendukung yaitu Decision Support System untuk
memenuhi kebutuhan Perusahaan seperti:
1. Memberikan dan menjadikan satu sumber data dan informasi yang dapat diandalkan (reliable data and
information) untuk kepentingan pelaporan Manajemen dan aktivitas analisa.
2. Menyediakan data dan informasi secara tepat waktu (timely and up-to-date data and information)

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 115


Laporan Usaha

dengan memastikankan ketersediaan data dan informasi yang terkini serta kemudahan memperoleh
data dan informasi kapanpun dibutuhkan. Proses pembuatan laporan mulai dari cabang, wilayah
sampai dengan kantor pusat dapat dilakukan secara sistem dan tidak membutuhkan waktu yang lama
serta cukup dilakukan oleh beberapa karyawan saja.
3. Menyediakan pemahaman data dan informasi yang sama (universal view) dengan standardisasi
bentuk, struktur dan cara penyampaian data dan informasi di dalam Perusahaan. Hal ini diperlukan
untuk meyakinkan pemahaman dan penyampaian data dan informasi dapat dipahami dan diterima
secara sama oleh setiap karyawan.
4. Menjadikan suatu paradigma pembuatan laporan, yang mana kantor pusat mempunyai fungsi sebagai
pihak penyedia dan perancang laporan untuk digunakan oleh cabang melalui laporan Decision Support
System yang terpusat.

Decision Support System Adira Finance terdiri dari dua tipe:


a. Decision Support System Cabang adalah sistem yang sudah dirancang dan dibuat khusus untuk
digunakan hanya oleh cabang; dan
b. Decision Support System Korporasi adalah sistem yang sudah dirancang dan dibuat untuk tingkat
korporasi.

Decision Support System Cabang dan Decision Support System Korporasi merupakan hasil dari sistem
informasi manajemen yang dimiliki dan dikelola oleh Perusahaan, yang mana proses penyampaian data
dan informasi menjadi lebih mudah untuk dianalisa dan dipahami sehingga dapat membantu pengambilan
keputusan dalam operasional Perusahaan.

Divisi Teknologi Informasi Adira Finance juga telah mengembangkan sistem Call Center yang dibangun atas
kerjasama dengan pihak konsultan profesional untuk memberikan layanan satu pintu kepada konsumen.
Dengan sistem Call Center, konsumen akan dengan mudah dapat menginformasikan setiap masalah yang
dialami terkait proses pembiayaan sampai dengan pelunasan kendaraan yang dibiayai. Fasilitas Call Center
memungkinkan setiap telepon atau komplain konsumen dapat tercatat. Demikian pula dengan pencatatan
progress dan tindak lanjutnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang merupakan salah satu
tujuan utama Perusahaan.

Rencana Pemulihan Kerusakan


Untuk menjaga kelangsungan usaha operasional Perusahaan dari bencana yang mungkin terjadi baik
disebabkan oleh bencana alam maupun karena gangguan atau kerusakan yang terjadi pada sistem produksi,
maka Divisi Teknologi Informasi telah membangun beberapa alternatif sistem pengaman yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
• Membangun konfigurasi server dan database yang handal dengan sistem clustering yang secara pintar
mampu berjalan pada saat sebagian perangkat tidak berfungsi normal; dan
• Pusat Pemulihan terhadap Bencana di lokasi dengan jarak dan kondisi yang disarankan menurut
Standar Keamanan Perusahaan (ISO 27001) dan dapat diaktifkan dalam kurun waktu yang telah
disepakati.

Uji coba dilakukan terhadap kemampuan pemulihan sistem pada tingkat jaringan komunikasi, perangkat
utama pendukung jaringan komunikasi (Network Switching Device) dan kesiapan aplikasi Inti untuk beroperasi
melalui lokasi Pusat Pemulihan terhadap Bencana. Untuk pengujian aplikasi, keseluruhan Switch Over
Test akan diselesaikan pada triwulan kedua tahun 2010. Untuk menjamin keamanan bisnis Adira Finance,
pengujian rencana pemulihan terhadap bencana dijalankan secara rutin setiap tahun.

116 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Keamanan dan Sentralisasi Sistem


Sebagai komitmen Divisi Teknologi Informasi untuk memberikan keamanan dan kenyamanan atas
jasa penyediaan data dan informasi kepada seluruh user, maka Divisi Teknologi Informasi melakukan
pengembangan dan perbaikan arsitektur jaringan Perusahaan dan mengimplementasikan sejumlah perangkat
pengaman jaringan dengan kualitas yang memenuhi standar keamanan ISO 27001. Divisi Teknologi Informasi
juga telah bekerja sama dengan konsultan keamanan sistem terkemuka untuk mencapai tingkat keamanan
jaringan yang ditentukan. Untuk menjaga konsistensi pelaksanaan pengawasan, divisi ini bekerjasama dengan
Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Divisi Teknologi Informasi juga aktif dalam menyediakan informasi terkait cyber crime yang sedang marak
saat ini. Dari waktu ke waktu, informasi terkait perkembangan kriminalitas ini dan langkah-langkah dalam
menghindarinya akan disebarkan kepada karyawan Perusahaan melalui fasilitas e-mail. Dengan adanya
edukasi ini diharapkan dapat membangun kesadaran karyawan Perusahaan untuk lebih berhati-hati
sehingga dapat menghindari kerugian yang mungkin bisa terjadi baik terhadap karyawan pribadi maupun
Perusahaan.

Perusahaan juga terus mengembangkan situs web-nya dengan menambahkan fitur-fitur baru yang dapat
memberikan informasi dan kemudahan bagi publik untuk mengetahui kondisi Perusahaan. Secara umum,
situs web ini berguna dalam memberikan informasi mengenai posisi, kondisi, kinerja dan prospek keuangan,
serta informasi bukan keuangan lainnya seperti perubahan struktur pemegang saham dan pedoman etika
yang memungkinkan dilakukannya analisa terbuka oleh publik. Diharapkan situs web tidak hanya berguna
bagi publik, tapi juga dapat memberikan informasi kompherensif mengenai kegiatan operasional, kinerja
Perusahaan dan berbagai informasi lainnya, yang juga berguna bagi investor, pemegang saham serta
pemangku kepentingan lainnya. Publik dapat mengakses informasi tentang Perusahaan di situs web
www.adira.co.id.

Untuk keperluan internal Perusahaan maupun untuk berbagi informasi dan pengetahuan di antara karyawan,
Perusahaan memiliki jaringan intranet yang menyediakan informasi mengenai perkembangan operasional,
keuangan dan administrasi di lingkungan Perusahaan. Jaringan intranet Perusahaan dapat diakses oleh
seluruh karyawan Perusahaan.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 117


Laporan Usaha

Proses pelaporan dan pembayaran pajak Perusahaan juga telah dilakukan secara sentralisasi. Dengan teknologi
informasi yang sudah sangat maju didukung oleh sistem yang terus dikembangkan, Perusahaan dibantu oleh
konsultan eksternal untuk melakukan kemudahan di dalam pelaporan dan pembayaran pajak kepada Negara
melalui fasilitas sistem dokumentasi elektronik. Sejalan dengan penggunaan sistem dokumentasi elektronik
yang telah berjalan sempurna, Perusahaan juga melakukan terobosan baru dalam pelaporan tahunan pajak
kepada Negara melalui sistem elektronik Surat Pemberitahuan Tahunan (e-SPT). Penggunaan sistem ini
juga merupakan hasil kerjasama dengan konsultan eksternal. Seperti halnya dengan sistem dokumentasi
elektronik, Perusahaan juga telah merasakan banyak manfaat dengan digunakannya sistem e-SPT ini, antara
lain aktivitas menjadi lebih mudah, selain ketepatan waktu dan keakuratan angka menjadi lebih terjamin
dengan satu langkah lebih maju di bidang teknologi informasi. Karyawan yang menangani proses perpajakan
Perusahaan juga telah merasakan kemudahan penggunaan e-SPT.

Perusahaan juga telah melakukan perubahan proses pelaporan perpajakan atas seluruh cabang dengan
menggunakan sistem TaxXpert. Dengan menggunakan sistem ini, seluruh pelaporan dapat diolah dan
dikerjakan secara bersamaan oleh karyawan-karyawan di Departemen Pajak dan hasilnya kemudian dapat
langsung dilaporkan ke Direktorat Jendreral Pajak (DJP) melalui internet (e-filing).

Lebih lanjut, Perusahaan sudah mengaplikasikan suatu sistem baru yang disebut e-tax yaitu sistem
yang mendukung dan memberikan keamanan, kemudahan dan keakuratan di dalam proses pembayaran
seluruh kewajiban perpajakan Perusahaan melalui internet. Sistem e-tax ini merupakan hasil dari kerjasama
Perusahaan dengan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), yang dilakukan dengan mengakses langsung ke dalam
modul yang sudah dipersiapkan oleh NISP melalui web page bank tersebut dan kemudian pajak terhutang
akan dibayarkan langsung kepada Kas Negara. Sistem baru ini telah memberikan manfaat di dalam proses
penyelesaian kewajiban perpajakan Perusahaan dimulai dari penyusunan dokumen pembayaran yaitu Surat
Setoran Pajak (SSP) yang bersifat klerikal sampai dengan penyelesaian pembayaran kewajiban perpajakan
tersebut yang dilakukan dari komputer saja tanpa beranjak dari tempat duduk. Semua proses tersebut
dilakukan hanya dalam waktu 1 (satu) hari kerja, yang mana sebelumnya proses tersebut memerlukan waktu
3 (tiga) hari kerja (termasuk proses menunggu kembalinya SSP dari bank).

Pencapaian signifikan lainnya adalah proses sentralisasi pembayaran ke dealer. Divisi Teknologi Informasi telah
menyiapkan aplikasi tambahan di dalam sistem Ad1Sys.HQ yang dapat mendukung kemudahan, kecepatan
dan keakuratan di dalam melakukan pembayaran ke sekitar 15.000 dealer yang mempunyai kerjasama
dengan Perusahaan dalam pembiayaan konsumen. Sebelumnya, Perusahaan melakukan pembayaran ke
dealer dengan mekanisme desentralisasi di cabang.

118 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 119
Laporan Usaha

Sumber Daya Manusia

Dalam 5 (lima) tahun terakhir ini, saldo piutang pembiayaan konsumen yang dikelola Perusahaan mengalami
pertumbuhan sebesar 164,5%, sedangkan secara laba bersih bertumbuh sebesar 154,6%. Walaupun
suatu perusahaan mungkin memiliki strategi korporat yang efektif, struktur organisasi yang paling tepat dan
sistem-sistem lainnya yang bersaing, namun ini semua tetap perlu digerakkan oleh sumber daya manusia
yang berkompeten. Perusahaan menyadari bahwa pengembangan sumber daya manusia memiliki korelasi
langsung dengan pengembangan Perusahaan, maka sejak awal, Perusahaan telah memberikan perhatian
yang besar dalam hal pengembangan sumber daya manusia.

Secara garis besar, Perusahaan melihat adanya beberapa elemen penting dalam pengembangan sumber
daya manusia. Elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut (sumber: Making the Giant Leap, How to
Unleash the Extraordinary Human Potential oleh Stanley S. Atmadja, Direktur Utama Adira Finance):
1. Leader-driven Enterprise
Perusahaan percaya bahwa collective leaders seharusnya tersebar merata di setiap tingkatan dalam
Perusahaan. Perusahaan berupaya dalam membangun pemimpin sebanyak mungkin dan para
pemimpin ini akan bekerjasama dalam menjalankan visi, misi dan nilai-nilai Perusahaan.

2. Managing by Values
Nilai-nilai budaya Perusahaan yang kokoh menjadi pegangan dan dilaksanakan oleh segenap karyawan
sebagai perilaku keseharian dalam bekerja. Proses pengembangan sumber daya manusia dalam
Adira Finance dimulai dari dasar, yaitu penananaman nilai dan prinsip, yang ketika terbentuk dalam
setiap individu tidak hanya membawa manfaat bagi Perusahaan, tetapi juga bagi individu itu sendiri.
Filosofi dasar Perusahaan adalah “untuk memberikan hasil kerja yang sempurna dan berkomitmen
melalui kerjasama yang berdasarkan kepercayaan dan rasa hormat”, dan kemudian dijabarkan dalam
8 Prinsip Dasar, yakni Advance, Discipline, Integrity, Reliability, Accountability, Teamwork, Obsessed
dan Professionalism (disingkat ADIRA TOP). Prinsip dasar ini kemudian membentuk sistem dan
perilaku di tempat kerja, yang seiring dengan berjalannya waktu menjadi kebudayaan Perusahaan.

3. The Power of Team Synergy


Yang hendak dibangun oleh Perusahaan adalah suatu tim yang kuat, karena dengan bekerja sama
sebagai sebuah tim, hasil kerja akan jauh lebih baik dan lebih optimal dibandingkan dengan hasil kerja
secara individu.

4. People-focused Execution
Strategi harus ditindaklanjuti dengan eksekusi. Di dalam Perusahaan, eksekusi harus dikerjakan oleh
setiap orang, baik pemimpin maupun orang yang dipimpin. Eksekusi harus ditopang oleh kekuatan
potensi sumber daya manusia.

5. Winning Spirit
Perusahaan membangun orang-orang dengan mentalitas seorang pemenang. Perusahaan
menanamkan keberanian di dalam lingkungan kerja untuk mengeksplorasi hal baru, umpan balik yang
jujur dan tidak dibuat-buat serta keterbukaan.

120 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

6. Human Empathy
Perusahaan berusaha dalam memfasilitasi terwujudnya kehidupan yang seimbang bagi setiap
karyawan. Peran Perusahaan adalah menjembatani agar karyawan tetap bisa beraktualisasi secara
proporsional di seluruh kehidupan.

Memperkokoh Adira Finance sebagai perusahaan yang unggul dan mampu bersaing dalam industri
pembiayaan konsumen merupakan tugas dan tantangan tersendiri bagi Divisi Sumber Daya Manusia & Bagian
Umum, terutama dalam memastikan ketersediaan karyawan yang kompeten, siap terhadap perubahan dan
memiliki integritas yang dipersyaratkan dalam 8 Prinsip Dasar ADIRA TOP yang telah diterjemahkan ke dalam
24 Perilaku. Tantangan yang dihadapi dalam menstandarisasi keseluruhan proses ini sejalan dengan upaya
pembentukan landasan yang kuat dalam memposisikan Perusahaan menjadi sebuah perusahaan yang selalu
menjunjung tinggi nilai dan etika usaha, yang juga didukung oleh sistem dan keberagaman yang dinamis.
Seiring dengan hal diatas, Divisi Sumber Daya Manusia & Bagian Umum sudah melakukan analisa kebutuhan
dari seluruh jenjang organisasi perusahaan. Proses ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengukur dan
mengevaluasi fungsi layanan yang ada untuk ditingkatkan dan dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan
kegiatan usaha Perusahaan. Upaya tersebut sudah mulai menunjukkan hasil yaitu beberapa perubahan yang
cukup signifikan dan struktural seperti fokus organisasi, kriteria Indikator Kinerja Utama (KPI) yang baru,
penyempurnaan sistem insentif karyawan dan sinergi dengan Perusahaan Induk.

Salah satu prakarsa penting yang terus dilanjutkan pada tahun 2009 adalah penerapan program talent
management dan retensi karyawan. Dalam talent management, telah dipilih karyawan yang potensial
dengan prestasi terbaik dan kepada mereka diberikan program pengembangan dan pelatihan khusus untuk
pembekalan mereka sebagai penerus masa depan. Lebih lanjut, Perusahaan memberikan kesempatan bagi
karyawan untuk dapat dipromosikan ke jabatan/posisi yang lebih tinggi. Divisi Sumber Daya Manusia & Bagian
Umum juga memastikan bahwa karyawan terpilih akan menerima remunerasi yang kompetitif dibandingkan
dengan pasar tenaga kerja dan hal inilah yang dijalankan dalam program retensi karyawan. Di dalam program
ini, karyawan yang terpilih diharapkan dapat meningkatkan loyalitas dan produktivitas mereka, yang pada
akhirnya memberikan nilai tambah bagi kinerja Perusahaan.

Rekrutmen dan Kualitas Sumber Daya Manusia


Seiring dengan pengembangan struktur organisasi yang lebih fokus pada masing-masing fungsi, penambahan
jaringan usaha dan banyaknya perubahan fungsi jaringan usaha dari kantor perwakilan menjadi cabang
maupun dari titik pelayanan menjadi kantor perwakilan di seluruh wilayah Indonesia, Adira Finance merekrut
4.937 karyawan baru selama tahun 2009, sehingga jumlah karyawan Perusahaan telah mencapai hampir
16.000 karyawan dengan beragam tingkat pendidikan, dengan mayoritas diploma dan sarjana. Hal ini berarti
bahwa karyawan Perusahaan telah tumbuh sebesar 58,8% sejak penawaran perdana (IPO) pada tahun
2004.

Proses rekrutmen di Adira Finance dilakukan secara sistematis di bawah sistem kerja yang disebut Strategic
Human Capital and Organization Development. Dengan sistem kerja ini, diharapkan Perusahaan dapat
menjamin integrasi dan konsistensi yang berkelanjutan antara seluruh kebijakan serta aktivitas pengembangan
sumber daya manusia dengan kebijakan-kebijakan strategis Perusahaan.

Pelatihan dan Potensi


Untuk mempercepat pencapaian pengetahuan dasar Perusahaan yang efektif, Divisi Sumber Daya Manusia &
Bagian Umum menyadari pentingnya pelatihan dan pengembangan karyawan melalui peningkatan kompetensi

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 121


Laporan Usaha

yang berkesinambungan serta membentuk kelompok pembelajaran. Pembentukan kelompok pembelajaran


ini diharapkan dapat menganalisa serta mengidentifikasikan kebutuhan Perusahaan dan karyawan, juga
memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk menyiapkan pelatihan yang dibutuhkan antara lain pelatihan
bidang kredit, operasional dan teknologi informasi, serta kepemimpinan dan manajerial.

Selain mensyaratkan setiap karyawan untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai,
Perusahaan juga terus memberikan program pengembangan dan pelatihan secara rutin terhadap
karyawannya agar dapat terus meningkatkan kemampuannya, karena Perusahaan percaya bahwa karyawan
yang kompeten, profesional, disiplin, mempunyai integritas dan motivasi yang tinggi akan menjadi pilar utama
dalam strategi pertumbuhan Perusahaan.

Sejalan dengan strategi jangka panjang yang telah ditetapkan, pemberdayaan pembelajaran dalam rangka
peningkatan kompetensi dan daya saing Perusahaan tidak hanya menjadi tanggung jawab dari masing-
masing kepala departemen/divisi, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh individu yang ada di dalam
Perusahaan. Proses ini dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten melalui program pelatihan
serta pengembangan yang tepat dan terstruktur. Pada akhirnya, diharapkan kelompok pembelajaran yang
terbentuk bersama dengan Divisi Sumber Daya Manusia & Bagian Umum mampu menciptakan kultur belajar
yang berkesinambungan dan akan terus berjalan secara efektif dan efisien di dalam kegiatan sehari-hari oleh
masing-masing karyawan.

Lebih lanjut, Adira Finance telah berhasil membangun struktur pengembangan karyawan dan manajemen
karir baru yang telah diterapkan sejak tahun 2006. Perusahaan telah merestrukturisasi Divisi Sumber Daya
Manusia & Bagian Umum, yang saat ini memfokuskan pada bidang ini dengan pembentukan departemen
terkait yaitu Departemen Pengembangan Manajemen Karir.

Selama 5 (lima) tahun ini, Perusahaan terus menyelenggarakan program pengembangan dan pelatihan
karyawannya, dengan rincian jumlah karyawan yang dilatih dan beban pelatihan sebagai berikut:
Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

Jumlah karyawan yang dilatih 10.156 4.432 8.756 13.388 8.546


Beban pelatihan dan pendidikan
(dalam Miliar Rupiah) 14,7 15,0 18,7 12,9 11,8

Pada tahun 2008 dan 2009, Perusahaan melakukan internal program training untuk tujuan pelatihan dan
pendidikan, yang mana sebagian besar pelatihan kepada karyawan baik dalam pengetahuan pekerjaan,
ketrampilan maupun lainnya dilaksanakan secara internal yaitu karyawan yang sudah terlatih sebelumnya
membantu memberikan pelatihan dan pendidikan kepada rekan-rekannya. Dengan metode ini, Perusahaan
memberikan motivasi bagi karyawan yang sudah menguasai materi pelatihan untuk menjadi pengajar dan
berbagi dengan rekan kerja. Perusahaan juga dapat melakukan penghematan biaya atas beban pelatihan dan
pendidikan, namun tetap menjaga kualitas dari sumber daya manusia Perusahaan.

Perusahaan secara konsisten meningkatkan pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia untuk
mengasah kemampuan dari tiap karyawan dan membangun karakter kepemimpinan dari tiap karyawan
yang akhirnya akan melahirkan pemimpin yang kompeten. Jenis pelatihan yang dilakukan oleh Perusahaan
dikelompokkan berdasarkan kepentingan masing-masing karyawan yaitu sebagai berikut:

122 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

• Pelatihan dasar yang harus diikuti oleh setiap karyawan, seperti orientasi karyawan baru, pelatihan
nilai-nilai pokok Perusahaan dan lainnya.
• Pelatihan fungsional yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan teknis untuk suatu fungsi
pekerjaan.
• Pelatihan kualifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan yang akan menduduki
sebuah posisi atau jabatan yang lebih tinggi (promosi).
• Pelatihan umum yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan karyawan yang
berhubungan dengan industri Perusahaan dan area pekerjaan setiap karyawan.
• Pelatihan kepemimpinan yang bertujuan untuk memperkuat aspek kepemimpinan bagi karyawan
tingkat penyelia ke atas.

Pelatihan internal yang diadakan Perusahaan selama tahun 2009 antara lain adalah:
1. Pelatihan Wajib (Orientasi Karyawan Baru dan Fungsi Baru) yang diperuntukkan bagi seluruh karyawan
baru atau fungsi yang baru di lingkungan Adira Finance.
2. Pelatihan Fungsional (pelatihan mengenai teknikal sesuai dengan bidang pekerjaan/fungsi pekerjaan),
seperti Supervisory Skill, Training Service Blueprints for Champion Sharing, Call Center Training dan
lainnya.
3. Pelatihan Kualifikasi merupakan pelatihan untuk menempati posisi baru yang lebih tinggi (promosi)
melalui jalur Business Development Officer Training (BDOT) dan Business Development Executive
Training (BDET).
4. Pelatihan tambahan merupakan pelatihan di luar dari yang sudah disebutkan diatas, seperti ASQ,
Bahasa Inggris, Pria Sejati, Wanita Bijak dan lainnya.

Pelatihan-pelatihan ini dilakukan baik di Jakarta maupun di daerah-daerah, dimana Perusahaan memiliki
jaringan usahanya.

FOTO TRAINING

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 123


Laporan Usaha

Adira Finance memiliki talent management yang merupakan suatu proses untuk menciptakan pemimpin di
setiap tingkat dan memastikan adanya keahlian memimpin yang memadai untuk mendorong kinerja usaha
dan memenangkan persaingan. Perusahaan juga menyadari mengenai kebutuhan akan pimpinan-pimpinan
berkualitas di dalam memenuhi kebutuhan operasional Perusahaan yang terus berkembang, maka Perusahaan
membuat suatu acuan mengenai standardisasi program promosi kaderisasi untuk tingkatan manajer. Hal ini
dilakukan untuk terus menciptakan manajer yang berkualitas, tidak hanya dari sisi hard skill tetapi juga untuk
memiliki kualitas kepemimpinan (leadership) yang handal.

Pengembangan karir di Adira Finance disusun dengan menggunakan roadmap yang memberikan gambaran
rinci mengenai pelatihan yang dibutuhkan terkait pengembangan karir sebagai tujuan utama. Pengembangan
talent dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui pengembangan dan pelatihan pribadi serta karir
yang berkelanjutan bagi karyawan yang berprestasi. Adira Finance memberikan peluang untuk berkembang
melalui beberapa program manajemen karir yang disebut Program Pengembangan Karir Individu, merupakan
salah satu bagian dari penerapan talent management. Program ini menggambarkan pelatihan yang dibutuhkan
agar dapat mendukung pelaksanaan kerja dan meningkatkan kemampuan dan kapabilitas masing-masing
karyawan. Perusahaan sebelumnya akan melakukan analisa kompetensi, potensi dan prestasi bagi karyawan
dalam program tersebut, sehingga karyawan dapat diarahkan dan dikembangkan untuk menuju jalur karir
tertentu. Adira Finance juga telah mengembangkan dan menerapkan program kaderisasi (Management
Trainee) yang berkesinambungan sejak tahun 2003 untuk memberikan peluang karir bagi karyawan yang
berpotensi dan berprestasi, guna menciptakan pemimpin-pemimpin di masa depan bagi Perusahaan. Melalui
program kaderisasi tersebut, Adira Finance telah melahirkan lebih dari 125 pemimpin baru.

Sejak tahun 2004, Perusahaan melaksanakan program BDET yang terus disempurnakan dari tahun ke tahun,
yaitu pelatihan yang bersifat kualifikasi yang ditujukan untuk kenaikan jabatan atau promosi, yang mana
pelatihan ini merupakan pembekalan dasar untuk karyawan-karyawan yang akan dipromosikan ke tingkat
manajer.

Pelatihan BDET akan mengikuti alur sebagai berikut:


1. Proses seleksi, pengajuan dan persetujuan calon
Peserta program ini adalah karyawan yang akan mendapatkan promosi, telah direkomendasikan dan
memenuhi persyaratan atau kriteria yang berlaku.

2. Proses seleksi peserta oleh Departemen Organization Development & Talent Management (ODTM)
Departemen ODTM yang dibantu departemen lainnya akan melakukan seleksi atas peserta-peserta
program ini. Jumlah peserta maksimal adalah 35 karyawan untuk setiap angkatan.

3. Pre-test
Seluruh peserta akan mengikuti pre-test, yang mana peserta diberikan suatu kasus yang harus
dipecahkan dengan menggunakan kebijakan-kebijakan yang sudah dipelajari. Peserta akan dilihat
pola berpikirnya serta dinilai proses dan hasil penyelesaian kasus tersebut.

4. Pelatihan dalam kelas


Pemahamam menyeluruh mengenai operasional Perusahaan, termasuk analisa kasus dan pemahaman
kebijakan-kebijakan Perusahaan.

124 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

5. Orientasi lapangan
Orientasi lapangan akan dilaksanakan dalam jangka waktu 2 (dua) minggu. Peserta akan didampingi
1 (satu) orang pembimbing untuk membantu dalam mempersiapkan pemilihan materi yang akan
menjadi fokus peserta.

6. Proses on the job training (OJT)


Seluruh peserta akan ditempatkan di suatu area pekerjaan selama 3 (tiga) bulan untuk membantu
memberikan masukan-masukan dan ide baru didapat dari pelatihan dalam kelas dan orientasi lapangan
sebelumnya. Dalam proses OJT ini, peserta diberikan kesempatan untuk memaparkan kepada komite
yang sudah ditentukan mengenai masukan-masukan atau ide-ide baru yang dimilikinya.

7. Pemaparan lanjutan
Peserta akan diberikan kesempatan untuk memaparkan kembali hasil-hasil dari pemaparan
sebelumnya. Pada saat pemaparan lanjutan ini, peserta diwajibkan untuk lebih dalam lagi terkait
penguasaan materi yang dipelajari dan dapat memaparkan lebih detail lagi atas masukan-masukan
atau ide-ide baru.

8. Posisi acting
Bagi peserta yang dinyatakan lulus dalam evaluasi terakhir, akan menjalani masa acting sebagai
manajer selama periode tertentu. Dalam masa acting ini, kinerja peserta akan dinilai oleh pimpinan
langsung. Peserta yang dinyatakan tidak lulus akan diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan ini
lagi sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Kualitas pelatihan dan pembelajaran yang sudah dijelaskan selalu dievaluasi secara berkala dan mengacu
pada standar pengembangan sumber daya manusia serta keseluruhan investasi pelatihan dan pembelajaran
terus dipantau untuk memastikan efektivitasnya, terutama dalam menciptakan iklim pelatihan dan
pembelajaran yang kondusif. Komitmen yang kuat dari manajemen diwujudkan dalam bentuk penyediaan
fasilitas pelatihan yang dibutuhkan, yang diantaranya juga dengan bekerjasama dengan pihak profesional/
konsultan eksternal.

Pelatihan diberikan kepada semua jenjang karyawan dengan memperhatikan kemampuan dan kompetensinya,
sehingga pelatihan tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dari
karyawan yang bersangkutan, yang pada akhirnya akan dapat pula memberikan kontribusi yang lebih
besar bagi pertumbuhan Perusahaan. Pelatihan akan terus diberikan kepada karyawan Perusahaan untuk
pengembangan pengetahuan dan ketrampilan pada masa yang akan datang.

Sejalan dengan rencana jangka panjang Perusahaan, Adira Finance telah melaksanakan proses penilaian
terhadap karyawan baru untuk mengetahui keahlian yang dibutuhkan untuk mendukung rencana jangka
panjang Perusahaan. Adira Finance juga bekerja sama dengan konsultan eksternal dalam menyusun analisa
kebutuhan kompetensi teknis sehingga kebutuhan Perusahaan akan karyawan yang kompeten dapat
terpenuhi.

Lebih lanjut, Perusahaan juga terus mendukung para karyawan untuk ikut berpatisipasi dalam program
Quality Control Circle (QCC) dalam rangka menyempurnakan proses internal secara berkesinambungan
demi peningkatan produktifitas karyawan. Jumlah karyawan yang terlibat QCC untuk tahun 2009 sebanyak
1.782 karyawan yang terkelompok menjadi 294 tim. Pada tahun 2009, tim QCC Adira Finance kembali
diikutsertakan dalam Indonesia Quality Convention 2009 di Batam. Adira Finance sekali lagi keluar sebagai
pemenang medali emas untuk kategori Gugus Mutu (QCC) dan Perbaikan melalui Sistem Sarana.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 125


Laporan Usaha

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia


Perusahaan telah menggunakan sistem HRIS-MSS (Human Resources Information System-Manage Self
Service) dalam operasionalnya. Dengan sistem ini, karyawan dapat mengakses langsung data karyawan dan
struktur organisasi yang ada saat ini di Perusahaan. Selain itu, Manajemen Perusahaan dapat melakukan
penilaian untuk memilih orang yang berkualitas untuk ditempatkan pada posisi tertentu dan mengelola
pengembangan karir bagi karyawan serta menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan yang tepat untuk
mereka.

Singkatnya, sistem ini membantu Manajemen Perusahaan dalam melaksanakan penggantian atau suksesi
pimpinan yang merupakan unsur sangat penting bagi Perusahaan dalam memenuhi misinya. Dengan adanya
perangkat ini, Perusahaan mampu menjalankan strateginya dengan baik untuk mengatasi persaingan yang
semakin sengit.

Dalam rangka mengembangkan manajemen sumber daya manusia Perusahaan, Divisi Sumber Daya Manusia
& Bagian Umum memperkenalkan sistem Ad1Sap-ESS/MSS pada tahun 2009. Adanya sistem ini akan
semakin mempermudah karyawan dalam memperoleh informasi mengenai dirinya sendiri yang dengan data
yang ada di divisi tersebut.

126 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Penilaian Kinerja Karyawan


Perusahaan melakukan penilaian karyawan secara rutin setiap 6 (enam) bulan. Penilaian akhir dari masing-
masing karyawan ditentukan dengan menghitung rata-rata dari penilaian semester pertama dan kedua pada
tahun tersebut. Pedoman untuk mencapai prestasi-prestasi tertentu yang ditentukan melalui KPI setiap awal
tahun dan diinformasikan kepada masing-masing karyawan sesuai dengan fungsinya. Dan kemudian seluruh
Kepala Divisi akan melakukan pertemuan tahunan untuk menganalisa KPI yang diberikan kepada bawahan
agar sesuai dengan kondisi saat ini dan sesuai yang diprediksi dalam 1 (satu) tahun ke depan. Seluruh
kriteria di KPI disusun dengan pendekatan kuantitatif, yang mana seluruh kriteria disajikan dapat benar-benar
objektif bagi setiap karyawan.

Penilaian dilakukan oleh masing-masing karyawan (self assessment), dan kemudian didiskusikan dengan
atasannya melalui mekanisme Counselling. Dalam Counseling tersebut, atasan dari karyawan tersebut akan
memberikan pengarahan dan nasihat kepada karyawan terkait untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Hal
ini sangat diperlukan untuk saling memahami antara atasan dan bawahan berkaitan dengan pekerjaan yang
dilakukan untuk mencapai proses dan hasil pekerjaan yang terbaik, serta untuk meningkatkan kerjasama
antara bawahan dengan atasannya dalam melakukan dan meningkatkan kualitas dari proses dan hasil
pekerjaannya. Karyawan juga diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian kepada atasannya masing-
masing. Hal ini menjadi nilai tambah dalam sistem penilaian kinerja Perusahaan karena atasan dan bawahan
dapat saling menilai untuk memastikan komunikasi dan kerjasama antara atasan dan bawahan selalu terjalin
dengan baik.

Prestasi karyawan pada akhirnya akan menuju pada suatu kurva normal yang terbentuk dengan sendirinya.
Hal ini terwujud bilamana KPI yang diberikan masih dapat diandalkan dan relevan, sehingga mencapai suatu
tingkat objektivitas yang wajar.

Penghargaan Karyawan dan Sanksi


Adira Finance berupaya untuk menciptakan keselarasan antara kepentingan karyawan dengan kepentingan
Perusahaan. Oleh karena itu, Perusahaan berupaya untuk menyempurnakan kebijakan remunerasi yang ada
dan menyesuaikan dengan kondisi pasar terutama pada industri yang sejenis. Kenaikan remunerasi ditentukan
berdasarkan tingkat inflasi dan prestasi sesuai dengan indikator kinerja masing-masing bagian. Sebagian
komponen remunerasi diterapkan dengan sistem insentif dan bonus yang mengacu pada kinerja dari setiap
karyawan sehingga karyawan yang berprestasi akan memperoleh penghargaan yang sesuai dengan kinerja
mereka, yang juga akan mendorong karyawan lain untuk mengikuti langkah mereka. Tunjangan-tunjangan
karyawan lainnya, seperti tunjangan kesehatan, transportasi, komunikasi dan lainnya juga akan disesuaikan
mengikuti kondisi yang ada saat ini.

Pada tahun 2009, Perusahaan telah mencadangkan kewajiban atas imbalan kerja karyawan sebesar
Rp 51,8 miliar, yang perhitungannya dilakukan oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode
projected-unit-credit. Sebagian dari cadangan juga telah dialokasikan untuk dana pensiun yang dimaksudkan
untuk memberikan kepastian atas ketersediaan dana imbalan kerja kepada karyawan Perusahaan pada
saat mereka pensiun. Perusahaan juga memberikan penghargaan Tunjangan Jasa Jangka Panjang
bagi karyawan yang telah berdedikasi terhadap Perusahaan untuk masa kerja lebih dari 6 (enam) tahun.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 127


Laporan Usaha

Perusahaan juga memberikan sanksi kepada karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan
Perusahaan maupun kepada karyawan yang tidak berprestasi. Sanksi diberikan dalam bentuk surat
peringatan, penurunan pangkat sampai dengan pemutusan hubungan kerja. Selama 5 (lima) tahun terakhir,
sanksi yang telah diberikan Perusahaan adalah sebagai berikut:
Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

Surat Peringatan 1.451 2.061 2.079 1.298 1.345


Penurunan Pangkat 29 98 34 30 48
Pemutusan Hubungan Kerja 541 293 120 122 109

Perubahan Struktur Organisasi


Pada tahun 2009, Perusahaan telah melakukan beberapa penyempurnaan dalam struktur organisasinya
dengan pengembangan atau perubahan nama pada divisi atau departemen terkait. Seperti pemisahan
Divisi Akuntansi dan Sekretaris Perusahaan menjadi 2 (dua) divisi yaitu Divisi Akuntansi dan Divisi Sekretaris
Perusahaan. Diharapkan pemisahan ini dapat menghasilkan kinerja yang lebih berkualitas dan lebih fokus
pada fungsinya masing-masing.

Untuk Direktorat Operasi, Perusahaan juga telah membentuk sebuah divisi baru, yaitu Divisi Komunitas
yang bertanggung jawab dalam mengelola komunitas Adira Finance yang dibentuk pada tahun yang sama.
Sedangkan untuk sisi pemasaran, Perusahaan melihat adanya potensi yang bisa dieksplorasi untuk pasar
komersial dan telah menyetujui untuk beroperasinya Divisi Pemasaran Komersial yang memfokuskan
pemasaran di pasar tersebut.

Penghargaan atas Sumber Daya Manusia Adira Finance


Pada tahun 2009, menurut survey yang dilakukan oleh Majalah Warta Ekonomi, Adira Finance terpilih sebagai
salah satu Perusahaan Idaman yaitu perusahaan yang menjadi tempat idaman untuk bekerja di Indonesia.
Alasan terpilihnya Adira Finance adalah karena dapat memberikan fasilitas gaji/tunjangan yang lebih baik
kepada karyawannya, standar gaji yang diberikan Perusahaan lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain,
merupakan Perusahaan terkenal dan memiliki manajemen atau organisasi yang bagus. Pencapaian ini
membuktikan bahwa Adira Finance mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan ternama lainnya,
bahkan untuk survey yang dilakukan pada publik dengan profesi sebagai karyawan.

Hal ini juga mendukung hasil dari Employee Opinion Survey yang sudah dilakukan Perusahaan pada tahun
2008. Employee Opinion Survey Perusahaan mengikuti kebijakan dari Perusahaan Induk untuk mengadakannya
setiap 2 (dua) tahun guna mendapatkan feedback atau masukan yang lebih objektif. Beberapa penghargaan
lainnya yang diterima Perusahaan terkait dengan sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
• Peringkat ketiga untuk Kategori Best Overall Employee Engagement dalam HR Excellence Award 2009
yang diselenggarakan oleh Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Majalah
SWA dan HR Indonesia. HR Excellence Award adalah penghargaan prestisius yang diberikan kepada
perusahaan-perusahaan yang dipandang excellent dalam mengelola sumber daya manusianya.

• Penghargaan atas Employee Engagement on Financial Industry dan Human Capital Management
System dalam acara 2009 Indonesian Human Capital Study. Selama 2 (dua) tahun berturut-turut,
sumber daya manusia di Adira Finance telah dijadikan sebagai salah satu acuan studi banding dalam
industri perusahaan pembiayaan di Indonesia. Studi banding dilakukan melalui pendekatan, proses
dan hasil dari penerapan Human Capital Management System di perusahaan yang ada di Indonesia.
Acara ini diselenggarakan oleh Majalah Human Capital dan Dunamis Consulting, yang mana diikuti
oleh 52 perusahaan terkemuka di Indonesia.

128 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Usaha

Salah satu kunci pendorong berkembangnya kinerja positif adalah karena adanya keterbukaan dan
kebebasan menyampaikan gagasan dan kritik secara terbuka di dalam organisasi, kesempatan yang sama
yang diberikan oleh Perusahaan kepada setiap karyawan tanpa unsur diskriminasi, kerjasama tim yang solid,
visi dan misi yang diterapkan sebagai panduan pembuatan keputusan dalam organisasi, serta keteladanan
atasan yang membangun integritas. Perusahaan juga berusaha dalam memberikan penghargaan kepada
karyawan melalui sistem remunerasi yang berdasarkan pada kinerja karyawan. Atmosfir dan lingkungan
kerja yang positif, kultur perusahaan yang kuat dan sehat, ruang untuk berkembang dan penghargaan yang
seimbang menjadi motivasi bagi karyawan untuk memberikan kinerja yang maksimal dan menjadi salah satu
aset penting Perusahaan.

Jumlah Karyawan Berdasarkan Usia

2009 2008 2007

0,3% 16,5% 17.1% 11,7%


0,3% 0,3%

9,1% 8,2% 9,2%

74,1% 74.4% 78,8%

18-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun >45 tahun

Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Jabatan

2009 2008 2007

2,9% 14,2% 15,5% 15,5%


2,9% 2,8%

0,3% 0,4% 0,2%

0,0% 0,0% 0,1%

82,6% 81,2% 81,4%

Direksi Kepala Divisi Manajer Supervisor Staf

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 129


Laporan Usaha

Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

2009 2008 2007


14,3% 9,9% 8,6%
0,3% 0,4% 0,4%

22,0% 22,0% 20,0%

63,4% 67,7% 71,0%

Strata Diploma SLTA dan Sederajat SLTP dan Sederajat

Harapan Tahun 2010


Daya tahan Adira Finance selama tahun 2009 semakin memperkokoh posisi Perusahaan sebagai salah satu
perusahaan pembiayaan terbaik di Indonesia. Walaupun berbagai pihak memiliki pandangan yang berbeda-
beda mengenai tahun 2010, namun Divisi Sumber Daya Manusia & Bagian Umum akan terus mengerjakan
bagiannya untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas di dalam Adira Finance.

Di masa yang akan datang, sumber daya manusia tetap akan menjadi roda penggerak kinerja Perusahaan.
Dengan semakin memperkuat fondasi nilai-nilai dan budaya Perusahaan, program pelatihan dan
pengembangan yang tepat sasaran, maka setiap karyawan akan mempunyai kualitas untuk meningkatkan
potensinya. Diikuti dengan infrastruktur yang telah tersedia, maka Divisi Sumber Daya Manusia & Bagian
Umum diharapkan akan mampu berperan lebih sebagai rekan strategis dalam mewujudkan visi Perusahaan
”Menjadi Perusahaan Pembiayaan Kelas Dunia” pada tahun 2010. Semangat yang kemudian timbul akan
membuat Perusahaan menjadi lebih kokoh dan juga menjadi pilihan bagi karyawan untuk berkarya dan
berkembang.

130 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 131
F I N A N C E

Laporan
Tata Kelola Perusahaan
132 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Laporan Tata Kelola Perusahaan

Sebagai sebuah perusahaan penyedia jasa keuangan yang selalu berupaya untuk memelihara dan menjaga
kelangsungan usahanya, Adira Finance menerapkan standar Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara ketat
dan berkesinambungan serta menjaga komitmen yang tinggi untuk memelihara hubungan yang harmonis
dengan masyarakat. Perusahaan juga menjunjung tinggi kode etik dan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang
Baik dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Hal ini tercermin dalam salah satu strategi Perusahaan
untuk terus meningkatkan standar tata kelola perusahaan.

Selama ini, Perusahaan juga telah menjadikan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik sebagai salah
satu indikator prestasi kerja, serta berupaya terus-menerus untuk menumbuhkan penerapan kode etik dan
prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik sebagai nilai dan budaya Perusahaan yang melekat pada seluruh
karyawan Perusahaan.

PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA PERUSAHAAN ADIRA FINANCE

Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik Adira Finance disahkan pada tahun 2007. Pedoman Tata Kelola
Perusahaan yang Baik Adira Finance disusun dengan memperhatikan pedoman tata kelola perusahaan yang
dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) revisi tahun 2006, peraturan perundang-

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 133


Laporan Tata Kelola Perusahaan

undangan tentang perseroan terbatas, peraturan perundang-undangan di bidang perusahaan pembiayaan,


peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang
relevan dengan kegiatan usaha Perusahaan serta dengan mengadopsi nilai-nilai Perusahaan, yaitu ADIRA
TOP.

Sudah sejak lama Perusahaan menyadari bahwa peranan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam
perkembangan Perusahaan sangat penting. Oleh sebab itu mulai dari tahun 2004, Perusahaan telah
menerapkan kode etik yang harus ditaati oleh seluruh karyawan Perusahaan yang dinamakan “ADIRA TOP”.
Kode etik tersebut harus dibaca, dimengerti dan ditandatangani oleh setiap karyawan Perusahaan.

Prinsip-prinsip dasar ADIRA TOP adalah sebagai berikut:


1. Keunggulan
Setiap anggota Manajemen dan karyawan dalam bersikap, melakukan kegiatan dan berpikir harus
memiliki sikap mental yang “one step ahead” (mampu untuk berpikir dan mewujudkan satu langkah
lebih baik serta lebih cepat dibandingkan orang lain pada umumnya atau pesaing); “visionary” (selalu
memiliki visi/gambaran ke depan yang jelas dan terarah yang menjadi pemicu untuk maju); “execution
ability” (handal mengambil keputusan dalam segala keadaan dengan cepat dan tepat sehingga dapat
mengurangi atau meniadakan efek samping yang buruk).

2. Disiplin
Setiap anggota Manajemen dan karyawan dalam menjalankan kewajibannya harus mampu menerapkan
sikap yang selalu “Plan, Do, Check and Action (PDCA) to improvement” (mengarah kepada sesuatu
yang lebih baik melalui proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan perbaikan secara terus-
menerus), disertai dengan cara berpikir dan cara bersikap yang sesempurna mungkin.

134 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

3. Integritas
Setiap anggota Manajemen dan karyawan dalam seluruh kegiatan harus memiliki sikap yang selalu
memegang teguh komitmen yang disertai dengan sikap yang konsisten, dapat dipercaya dan mampu
menjaga etika usaha sehingga dapat menjadi panutan bagi karyawan lainnya.

4. Dapat Diandalkan
Setiap anggota Manajemen dan karyawan harus mampu mencerminkan sikap mental seorang juara,
yang tercermin dari perilaku yang senantiasa berpikir positif dan cerdas serta didukung oleh rasa
tanggung jawab penuh terhadap segala sesuatu yang dilakukannya.

5. Akuntabilitas
Seluruh tindakan yang dilakukan harus berlandaskan pada data fakta dan dilakukan dengan asas
keterbukaan dan bijaksana.

6. Kerjasama
Setiap anggota Manajemen dan karyawan harus memiliki keinginan untuk memperoleh hasil yang
optimal secara bersama-sama, yang dilandasi oleh keinginan berkorban dan berupaya mencari solusi
yang dilakukan dengan sinergi yang baik.

7. Motivasi Tinggi
Setiap anggota Manajemen dan karyawan harus memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan
setiap kegiatan serta melakukan kegiatan dengan proses yang benar sehingga mencapai hasil yang
optimal dan ditunjang oleh sikap untuk senantiasa meningkatkan keahlian dan saling menjaga/
memelihara.

8. Profesional
Setiap anggota Manajemen dan karyawan harus memiliki sikap mental yang mencerminkan jiwa
kewirausahaan, yaitu mampu mengantisipasi risiko, inovatif dan kreatif, serta memiliki kemampuan
memimpin yang handal dan berorientasi kepada konsumen.

ADIRA TOP mewajibkan setiap anggota Manajemen dan karyawan Perusahaan untuk selalu mentaati hukum
yang berlaku dalam menjalankan usahanya, baik hukum negara, pemerintah pusat, pemerintah daerah
dan/atau hukum adat yang berlaku di daerah Perusahaan melakukan kegiatan usahanya. ADIRA TOP juga
mengatur tanggung jawab dari anggota Manajemen dan karyawan Perusahaan.

Perusahaan memberikan kesempatan kepada setiap karyawannya untuk menyampaikan laporan mengenai
apa yang mungkin merupakan pelanggaran atas budaya dan etika Perusahaan (whistle blower), baik kepada
masing-masing manajer, audit internal, sumber daya manusia, hukum, sekretaris perusahaan ataupun kepada
manajemen yang lebih tinggi. ADIRA TOP juga mengatur mekanisme yang harus dilakukan untuk setiap
laporan yang masuk.

KODE ETIK

Untuk memberikan pedoman yang lebih jelas kepada karyawan, maka Perusahaan telah memiliki Kode Etik
yang berlaku baik bagi seluruh anggota Manajemen maupun karyawan Perusahaan. Kode Etik tersebut
antara lain mengatur:

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 135


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Larangan Menerima Hadiah


Seluruh karyawan Perusahaan dilarang menerima uang, barang, tip, komisi atau fasilitas lainnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung dari konsumen, rekan usaha atau pihak lain yang memiliki potensi
terciptanya benturan kepentingan.

Seperti yang telah dilakukan Perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, maka Perusahaan kembali melakukan
sosialisasi atas larangan ini kepada seluruh rekan usaha, konsumen dan masyarakat, melalui harian surat
kabar yang memiliki peredaran luas di Indonesia, yaitu melalui iklan di Surat Kabar Harian KOMPAS pada
tanggal 7 September 2009 serta pemberitahuan melalui surat elektronik kepada seluruh karyawan Perusahaan.

Langkah ini mendapatkan tanggapan yang positif dari rekan usaha dan konsumen, yang terbukti dari surat
dukungan yang disampaikan oleh sebagian besar rekan usaha kepada Perusahaan dan dilaporkan melalui
Sekretaris Perusahaan.

Dalam praktiknya, Perusahaan masih menemukan rekan usaha yang memberikan hadiah/bingkisan kepada
karyawan Perusahaan sehingga Perusahaan merasa perlu melakukan tindakan pencegahan lainnya, yaitu
dengan mewajibkan setiap karyawan yang menerima hadiah/bingkisan ataupun bentuk lainnya untuk
mengembalikannya tanpa batasan nilai atau harga dari hadiah/bingkisan tersebut.

Daftar hadiah/bingkisan yang diterima Perusahaan selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:
No. Unit Penerima Jenis dan Jumlah Status
1. Cabang Medan 1 7 (tujuh) bingkisan makanan Disumbangkan kepada Panti Asuhan
Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah
2. Cabang Sidoarjo 4 (empat) bingkisan makanan Disumbangkan kepada Pondok
Pesantren Yatim Piatu Milenium
3. Cabang Bogor 1 5 (lima) bingkisan makanan Disumbangkan kepada Panti Whreda
G.P.I.B Hanna di Bogor
4. Cabang Makassar 2 2 (dua) paket Natal Disumbangkan kepada Gereja
Katolik Andalas di Makassar
5. Cabang Bandung 4 2 (dua) bingkisan makanan Disumbangkan kepada Panti Asuhan
Mizan Amanah di Cimahi
6. Cabang Tuban 3 (tiga) bingkisan makanan Disumbangkan ke Panti Sosial Tunas
Melati (Muhammadiyah) di Tuban
7. Cabang Lumajang 2 (dua) bingkisan makanan 1 (satu) dikembalikan kepada pengirim dan
1 (satu) disumbangkan kepada Panti Asuhan
Nahdlatul Ulama di Probolinggo

Selain dari daftar hadiah/bingkisan yang sudah disebutkan di atas, sebagian besar dari hadiah/bingkisan
tersebut berhasil dikembalikan oleh jaringan usaha, divisi atau departemen fungsional Perusahaan di Kantor
Pusat. Pengembalian hadiah/bingkisan tersebut dilakukan dengan memberikan pengertian kepada pengirim
sehingga hubungan usaha yang sudah terjalin baik dan erat selama ini dapat terus berlangsung.

Nepotisme
Larangan melibatkan diri dalam pengambilan keputusan atas suatu transaksi, apabila karyawan memiliki
hubungan saudara dengan rekan usaha, konsumen atau karyawan lainnya yang terlibat dalam transaksi
tersebut. Jika karyawan memiliki hubungan keluarga dengan karyawan lain, maka karyawan yang bersangkutan
wajib melapor kepada Divisi Sumber Daya Manusia & Bagian Umum yang akan mengatur masalah tersebut
agar tidak terjadi benturan kepentingan.

136 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Kerahasiaan
Setiap karyawan wajib merahasiakan seluruh informasi rahasia Perusahaan, termasuk rencana dan strategi
Perusahaan, informasi mengenai konsumen, informasi keuangan, kegiatan operasional dan informasi
lainnya yang dianggap penting oleh Perusahaan. Kewajiban tersebut timbul sejak karyawan masih dalam
masa pelatihan, yang dilanjutkan selama bekerja pada Perusahaan dan setelah tidak menjadi karyawan
Perusahaan.

Persaingan yang Sehat


Perusahaan mendukung adanya persaingan usaha yang sehat dalam melaksanakan seluruh kegiatan
usahanya. Seluruh kegiatan usaha dan kegiatan karyawan harus berdasarkan persaingan yang sehat dan
berlandaskan etika. Dalam rangka melaksanakan kegiatan usaha yang sehat, Perusahaan senantiasa
membuat berbagai pernyataan, baik yang terkait produk, jasa maupun kegiatan lainnya dalam bentuk iklan,
berita atau bentuk lainnya. Karyawan wajib berupaya agar pernyataan tersebut dilaksanakan dan diwujudkan
sesuai dengan apa yang telah diungkapkan karena pernyataan tersebut dapat mempengaruhi reputasi dan
pertumbuhan Perusahaan.

Pencegahan Praktik Pencucian Uang


Perusahaan senantiasa meningkatkan antisipasi terhadap praktik pencucian uang. Untuk melakukan
pencegahan atas praktik pencucian uang yang menggunakan jasa pembiayaan Perusahaan, Perusahaan
menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) dan telah memiliki Pedoman Pelaksanaan Penerapan
PMN sejak tahun 2003. Pedoman tersebut selalu dievaluasi dan diperbaharui oleh Perusahaan. Pedoman
Pelaksanaan Penerapan PMN terakhir adalah revisi tahun 2009. Dalam upaya menjalankan Pedoman
Pelaksanaan Penerapan PMN sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Perusahaan juga telah memiliki
pejabat khusus PMN. Untuk saat ini, pejabat PMN dijabat oleh Kepala Divisi Kredit sebagai ketua dan Kepala
Departemen Sekretaris Perusahaan sebagai wakil ketua.

Salah satu upaya yang dilakukan pada tahun 2009 adalah meningkatkan efektifitas dalam pelaksanaan PMN.
Pada tahun 2009, Perusahaan telah melakukan beberapa kali pelatihan dan sosialisasi ke seluruh jaringan
usaha Perusahaan. Tujuan dari pelatihan dan sosialisasi ini adalah untuk mengefektifkan pelaksanaan
kebijakan dan pedoman PMN di Perusahaan dan untuk menunjukkan komitmen Perusahaan yang tinggi
dalam menerapkan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

Selain itu, Perusahaan juga telah beberapa kali mengikutsertakan karyawannya untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan dan seminar-seminar yang diadakan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI),
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Departemen Keuangan dan pihak lainnya. Hal
ini bertujuan agar penerapan kebijakan pencegahan praktik pencucian uang di Perusahaan selalu mengikuti
standar dan ketentuan yang berlaku di Indonesia.

Untuk mengawasi penerapan PMN di Perusahaan, pembahasan mengenai transaksi keuangan yang
mencurigakan selalu menjadi salah satu agenda dalam setiap rapat Dewan Komisaris maupun rapat Direksi
Perusahaan. Hal ini adalah bentuk tanggung jawab dari Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan dalam
penerapan PMN.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 137


Laporan Tata Kelola Perusahaan

STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, maka struktur Tata Kelola Perusahaan Adira Finance terdiri
dari:

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ tertinggi Perusahaan yang memiliki wewenang
antara lain untuk menyetujui perubahan Anggaran Dasar, mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, menyetujui laporan tahunan Perusahaan, menunjuk auditor eksternal, menentukan
penggunaan laba bersih Perusahaan dan lain-lain, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan Anggaran Dasar Perusahaan.

Selama tahun 2009, Perusahaan telah melaksanakan 1 (satu) kali RUPS Tahunan pada tanggal 1 April 2009.

Agenda RUPS Tahunan yang dilakukan Perusahaan adalah sebagai berikut:


1. Menyetujui laporan tahunan Perusahaan tahun 2008, mengesahkan laporan keuangan Perusahaan
untuk tahun buku 2008 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta Siddharta & Widjaja
(a member firm of KPMG International), mengesahkan laporan tugas Dewan Komisaris Perusahaan
untuk tahun buku 2008 dan memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya
(acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan atas pengurusan dan
pengawasan yang dilakukan selama tahun buku 2008.
2. Menyetujui pembentukan dana cadangan sebesar Rp 10,202 miliar.
3. Menyetujui pembagian dividen kas tahun 2008 sebesar Rp 510 miliar.
4. Mengangkat Ho Lioeng Min sebagai anggota Direksi Perusahaan.
5. Pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan berdasarkan
keputusan Direksi Perusahaan.
6. Menyetujui pembagian tantiem tahun 2008 kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan sejumlah
Rp 15,594 miliar.
7. Menyetujui pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris Perusahaan untuk menetapkan gaji dan
tunjangan serta tantiem dari seluruh anggota Direksi untuk tahun 2009.
8. Menetapkan besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan serta tantiem dari seluruh anggota Dewan
Komisaris Perusahaan untuk tahun 2009 sebesar Rp 4,471 miliar.
9. Memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perusahaan untuk menunjuk akuntan publik yang
terdaftar di Bapepam dan LK untuk melakukan audit laporan keuangan Perusahaan untuk tahun buku
2009 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lain penunjukkan akuntan publik tersebut.
10. Dalam RUPS Tahunan tersebut, Komite Audit dan Manajemen Risiko juga menyampaikan laporan
susunan terkini anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko Perusahaan.

Untuk tahun ini, RUPS Tahunan akan diselenggarakan pada tanggal 7 April 2010. Lebih lanjut, paparan
publik juga akan diselenggarakan pada tanggal yang sama dengan tanggal penyelenggaraan RUPS Tahunan
tersebut.

138 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Hak-Hak Pemegang Saham


Pemegang saham memiliki hak untuk mengajukan usulan agenda dalam setiap RUPS Tahunan yang akan
dilakukan oleh Perusahaan; mengusulkan dan mengangkat anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi
Perusahaan dalam suatu RUPS; mendapatkan informasi-informasi yang terkait Perusahaan, terutama untuk
tindakan-tindakan Perusahaan yang memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mendapatkan pemberitahuan dan
panggilan untuk pelaksanaan RUPS, termasuk juga agenda yang akan dibicarakan dalam RUPS tersebut.

DEWAN KOMISARIS

Tugas Utama Dewan Komisaris


Sesuai dengan ketentuan Pasal 15 Ayat 1 Anggaran Dasar Perusahaan, tugas Komisaris adalah mengawasi
pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi. Dalam
melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS.

Pengangkatan dan Pemberhentian


Pengangkatan dan pemberhentian para anggota Dewan Komisaris dilakukan melalui RUPS. Masa jabatan
masing-masing anggota Dewan Komisaris berakhir pada penutupan RUPS Tahunan kelima setelah tanggal
pengangkatan, tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan anggota Dewan Komisaris sewaktu-
waktu sebelum berakhirnya masa jabatannya.

Persyaratan
Anggota Dewan Komisaris Perusahaan wajib memenuhi seluruh persyaratan kelayakan dan kepatutan, sesuai
dengan Peraturan Ketua Bapepam dan LK No. PER-03/BL/2008 tertanggal 30 Juni 2008.

Persyaratan kelayakan yang harus dipenuhi oleh seorang anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
• Memiliki pengetahuan yang memadai dan relevan dengan jabatannya.
• Memiliki pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di bidang perusahaan pembiayaan dan
peraturan perundang-undangan lain yang berhubungan dengan perusahaan pembiayaan.
• Memiliki pengalaman di bidang perusahaan pembiayaan dan/atau bidang lainnya yang relevan dengan
jabatannya.
• Memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan
perusahaan pembiayaan yang sehat.

Persyaratan kepatutan yang harus dipenuhi oleh seorang anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
• Memiliki akhlak dan moral yang baik.
• Tidak pernah melakukan praktik-praktik tercela di bidang usaha pembiayaan dan/atau jasa keuangan
lainnya.
• Tidak pernah melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang usaha pembiayaan
dan/atau jasa keuangan lainnya.
• Tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan.
• Tidak pernah dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah yang mengakibatkan suatu perseroan atau
perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap.
• Tidak pernah melanggar komitmen yang telah disepakati dengan instansi pembina dan pengawas
perusahaan pembiayaan.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 139


Laporan Tata Kelola Perusahaan

• Tidak pernah memberikan keuntungan dan/atau manfaat lain secara tidak wajar kepada pemegang
saham, direksi, komisaris, pegawai dan/atau pihak lainnya yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan konsumen dan/atau perusahaan pembiayaan.
• Lulus uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Selain itu, seluruh anggota Dewan Komisaris Perusahaan juga harus memahami peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.

Kewajiban Pelaporan
Para anggota Dewan Komisaris harus melaporkan kepada Perusahaan secara periodik ataupun pada saat
terjadinya perubahan dalam:
• Kepemilikan saham mereka maupun keluarganya sebesar 5% atau lebih, baik dalam Adira Finance
maupun pada perusahaan lain yang berdomisili di Indonesia ataupun di luar negeri.
• Jabatan-jabatan yang dirangkapnya, baik dalam Adira Finance maupun pada perusahaan atau
lembaga lain.

Struktur, Komposisi dan Independensi


Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, struktur Dewan Komisaris Perusahaan minimal terdiri dari
3 (tiga) orang anggota Dewan Komisaris dengan susunan sebagai berikut:
• 1 (satu) orang Komisaris Utama;
• 2 (dua) orang Komisaris atau lebih, dengan ketentuan bahwa dari antara para anggota Dewan Komisaris,
1 (satu) orang dapat diangkat sebagai Wakil Komisaris Utama dan dari para anggota Dewan Komisaris
dapat merangkap selaku Komisaris Independen yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama,
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya.

Dewan Komisaris Perusahaan saat ini ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS Luar Biasa pada tanggal
9 April 2008, terdiri dari 6 (enam) orang anggota, dengan komposisi sebagai berikut:
• Komposisi Dewan Komisaris Perusahaan terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama, 1 (satu) orang
Wakil Komisaris Utama dan 4 (empat) orang Komisaris.

140 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

• 4 (empat) orang anggota dari 6 (enam) orang anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia.
• 2 (dua) orang anggota dari 6 (enam) orang anggota Dewan Komisaris atau 33 1/3% dari seluruh jumlah
anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen, sesuai dengan Peraturan Bapepam dan
LK No. IX.I.5 (Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29/PM/2004 tertanggal 24 September 2004) dan
Peraturan Bursa Efek Jakarta No. I-A tertanggal 19 Juli 2004.

Susunan Dewan Komisaris Perusahaan adalah sebagai berikut:

Anggota Tahun Jabatan lain di luar


Nama Jabatan
Sejak Berakhir Perusahaan

Theodore Permadi Komisaris 2008 2013 • Direktur Utama PT Triputra Investindo Arya
Rachmat Utama • Wakil Komisaris Utama
PT Adaro Energy Tbk
Juan Eugenio Sebastian Wakil Komisaris 2008 2013 • Direktur Utama PT Bank Danamon
Paredes Muirragui Utama Indonesia Tbk
Djoko Sudyatmiko Komisaris 2008 2013 • Komisaris PT Pakoakuina
Independen • Komisaris PT Inkoasku
• Komisaris PT Palingda-Automotive Wheel
Rim Manufacturer
Marwoto Hadi Soesastro Komisaris 2008 2013 • Peneliti Senior CSIS (Centre for Strategic
Independen and International Studies)
• Anggota Tim Nasional Perundingan
Perdagangan Internasional
• Ketua Tim Ahli Menteri Keuangan dalam
masalah-masalah internasional
Sng Eng Chua Komisaris 2008 2013 -
Eng Heng Nee Philip Komisaris 2008 2013 • Direktur MCL Land Group
• Direktur Alternatif Hongkong Land Group
• Direktur Chinese Development
Assistance Council
• Ketua mDR Limited
• Ketua Frasers Centrepoint Asset
Management Ltd.
• Direktur Hektar Asset Manajemen Sdn Bhd
• Direktur NTUC Income
• Direktur OpenNet Pte. Ltd.
• Direktur Singapore Health
Services Pte. Ltd.
• Direktur The Hour Glass Limited
• Direktur Hup Soon Global
Corporation Limited
• Duta Besar Tidak Tetap Singapura untuk
Yunani dan Komisaris Tinggi Singapura
untuk Siprus

Tidak terdapat perubahan susunan keanggotaan Dewan Komisaris Perusahaan selama tahun 2009.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 141


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Independensi anggota Dewan Komisaris:


Kriteria Independensi TPR JESPM DS MHS SEC EHNP

Tidak memiliki hubungan keuangan dengan


anggota Dewan Komisaris lain, Direksi atau X X X X X X
Pemegang Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan kepengurusan dengan


anggota Dewan Komisaris lain, Direksi atau X (* X X X X
Pemegang Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan kepemilikan saham


dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi X X X X X X
atau Pemegang Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan keluarga dengan


anggota Dewan Komisaris lain, Direksi atau X X X X X X
Pemegang Saham Pengendali.

Keterangan:
TPR : Theodore Permadi Rachmat
JESPM : Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui
DS : Djoko Sudyatmiko
MHS : Marwoto Hadi Soesastro
SEC : Sng Eng Chua
EHNP : Eng Heng Nee Philip
(* Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Danamon
Indonesia Tbk yang merupakan pemegang saham pengendali Perusahaan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:


• Anggota Dewan Komisaris sejumlah 6 (enam) orang telah melebihi persyaratan minimal yang ditetapkan
dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
• Setiap anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan darah sampai dengan derajat kedua dengan
sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi Perusahaan.
• Jumlah Komisaris Independen telah sesuai dengan jumlah minimal yang disyaratkan dalam Peraturan
Bapepam dan LK yaitu minimal 30% dari keseluruhan jumlah anggota Dewan Komisaris.

Rapat Dewan Komisaris


Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan sekurang-kurangnya setahun sekali, kecuali apabila dianggap perlu
oleh 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris, atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih
anggota Direksi, atau atas permintaan 1 (satu) pemegang saham atau lebih bersama-sama memiliki 1/10
bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perusahaan dengan hak suara yang sah.
Rapat Dewan Komisaris hanya sah dan dapat mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2
bagian dari jumlah anggota Komisaris hadir atau diwakili dalam rapat tersebut.

Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara
setuju lebih dari 1/2 bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat tersebut. Apabila
suara yang setuju dan suara yang tidak setuju seimbang, maka usulan dianggap ditolak. Setiap anggota

142 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Dewan Komisaris yang hadir dalam rapat tersebut berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)
suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lainnya yang diwakilinya.

Setiap anggota Dewan Komisaris yang secara pribadi dengan cara apapun baik langsung maupun tidak
langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau usulan kontrak, yang mana Perusahaan
menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingannya tersebut dalam suatu Rapat Dewan
Komisaris dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara terkait hal-hal yang berhubungan dengan
transaksi atau kontrak tersebut, kecuali jika Rapat Dewan Komisaris menentukan lain.

Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Dewan
Komisaris, dengan ketentuan bahwa seluruh anggota Dewan Komisaris telah memberikan persetujuan atas
usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil
dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam
Rapat Dewan Komisaris.

Selama tahun 2009, Dewan Komisaris telah melakukan Rapat Dewan Komisaris sebanyak 5 (lima) kali,
dengan tingkat kehadiran Komisaris rata-rata mencapai 90%, ketidakhadiran anggota Dewan Komisaris
dalam Rapat disebabkan karena kondisi yang kurang sehat atau dinas di luar kota/negeri. Tingkat kehadiran
ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari seluruh anggota Dewan Komisaris Perusahaan. Seluruh rapat
juga dihadiri oleh seluruh anggota Direksi Perusahaan dengan tingkat kehadiran mencapai 100%.

Jumlah kehadiran para anggota Dewan Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris selama tahun 2009 adalah
sebagai berikut:
Nama Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran

Theodore Permadi Rachmat 5 5


Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui 5 5
Djoko Sudyatmiko 5 5
Marwoto Hadi Soesastro 5 3
Sng Eng Chua 5 4
Eng Heng Nee Philip 5 5

Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris


Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh 2 (dua) Komite, yaitu:
a. Komite Audit dan Manajemen Risiko; dan
b. Komite Nominasi dan Remunerasi.
Laporan dari masing-masing komite dapat dilihat pada halaman berikutnya.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 143


Laporan Tata Kelola Perusahaan

LAPORAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN RISIKO

Kepada Yth.,
Dewan Komisaris PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk

Dalam rangka menjalankan fungsi kami sebagai salah satu komite yang membantu Komisaris dalam
menjalankan fungsi pengawasannya terhadap kinerja Perusahaan, yang merupakan salah satu pilar utama
dalam penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, seperti yang telah digariskan dalam
Piagam (Tata Kerja) Komite Audit dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.5 (Keputusan Ketua Bapepam
No. Kep-29/PM/2004 tertanggal 24 September 2004) tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-29/PM/2004 tertanggal 24 September
2004, Peraturan Bursa Efek Jakarta No. 1-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas
di Bursa dan Lampiran Keputusan Ketua Bursa Efek Jakarta No. Kep-305/BEJ/07/2004 tertanggal 19 Juli
2004 tentang Komite Audit.

Komite Audit dan Manajemen Risiko beranggotakan 6 (enam) orang anggota, yang diketuai oleh Komisaris
Independen, yang mana anggota dari Komite tersebut masing-masing menguasai bidang hukum, keuangan,
perbankan dan akuntansi.

Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko sejak tanggal 1 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
Ketua : Marwoto Hadi Soesastro
Anggota : Djoko Sudyatmiko
Anggota : Sng Eng Chua
Anggota : Eng Heng Nee Philip
Anggota : Harry Kusnady
Anggota : Diyah Sasanti

144 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Independensi anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko:


Kriteria Independensi MHS DS SEC EHNP HK DSs

Tidak memiliki hubungan keuangan dengan


anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang X X X X X X
Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan kepengurusan dengan


anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang X X X X X X
Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan kepemilikan saham


dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi atau X X X X X X
Pemegang Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota


Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham X X X X X X
Pengendali.

Keterangan:
MHS : Marwoto Hadi Soesastro
DS : Djoko Sudyatmiko
SEC : Sng Eng Chua
EHNP : Eng Heng Nee Philip
HK : Harry Kusnady
DSs : Diyah Sasanti

Sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.5 (Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29/PM/2004
tertanggal 24 September 2004), periode jabatan anggota Komite Audit tidak boleh lebih panjang dari
periode jabatan anggota Dewan Komisaris dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode masa jabatan
berikutnya.

Komite Audit dan Manajemen Risiko memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Mendukung dan memberikan pertimbangan kepada Dewan Komisaris dalam rangka Tata Kelola
Perusahaan yang Baik dan meninjau tanggung jawab sehubungan dengan pengelolaan pencatatan
keuangan, sistem audit internal, laporan eksternal, fungsi-fungsi audit eksternal dan proses kegiatan
usaha perusahaan pembiayaan untuk pengawasan kepatuhan terhadap hukum dan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Melakukan penelaahan atas efektifitas sistem pengendalian internal Perusahaan.
3. Menyelenggarakan dan memberikan kewenangan untuk melakukan investigasi terhadap hal-hal dalam
ruang lingkup terkait.
4. Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainnya yang memberikan
saran kepada komite atau memberi pengarahan sehubungan dengan investigasi, mencari berbagai
informasi terkait dan diperlukan oleh karyawan dari pihak-pihak yang berkerjasama atas dasar
permintaan Komite.
5. Menerima dan menelaah informasi keuangan yang akan dipublikasikan oleh Perusahaan, termasuk
laporan keuangan triwulanan, laporan keuangan tengah tahunan dan laporan keuangan tahunan yang
disusun dan dipublikasikan oleh Manajemen Perusahaan, termasuk penelaahan atas kesesuaiannya
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) serta Peraturan Bapepam dan LK.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 145


Laporan Tata Kelola Perusahaan

6. Menelaah tingkat kepatuhan Perusahaan terhadap Peraturan Pasar Modal dan peraturan lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan usaha utama Perusahaan, termasuk Peraturan Bapepam dan LK serta
Peraturan Bursa Efek Indonesia.

Selama tahun 2009, Komite Audit dan Manajemen Risiko telah melakukan 4 (empat) kali pertemuan dengan
tingkat kehadiran anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko rata-rata mencapai 92%. Ketidakhadiran
anggota Komite tersebut disebabkan oleh kondisi yang kurang sehat atau dinas di luar kota/negeri. Tingkat
kehadiran ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari seluruh anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko
Perusahaan.

Jumlah kehadiran anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko dalam Rapat Komite Audit dan Manajemen
Risiko selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Nama Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran

Marwoto Hadi Soesastro 4 2


Djoko Sudyatmiko 4 4
Sng Eng Chua 4 4
Eng Heng Nee Philip 4 4
Harry Kusnady 4 4
Diyah Sasanti 4 4

Meskipun Marwoto Hadi Soesastro sebagai Ketua Komite Audit dan Manajemen Risiko tidak dapat
menghadiri Rapat Komite Audit dan Manajemen Risiko, namun hal itu tidak menyebabkan terhambatnya
penyelenggaraan rapat, karena Marwoto Hadi Soesatro telah menunjuk Djoko Sudyatmiko (salah satu anggota
Komite Audit dan Manajemen Risiko Perusahaan, yang juga merupakan Komisaris Independen Perusahaan)
untuk memimpin rapat Komite Audit dan Manajemen Risiko. Penunjukkan ini sesuai dengan ketentuan dalam
Piagam Komite Audit dan Manajemen Risiko yang telah mengatur apabila Ketua berhalangan hadir, maka
Ketua dapat menunjuk anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko lainnya untuk memimpin rapat.

Laporan singkat aktivitas Komite Audit dan Manajemen Risiko selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:
1. Pada tanggal 26 Pebruari 2009, membahas antara lain:
a. Perkenalan anggota baru dari Komite Audit dan Manajemen Risiko yaitu Harry Kusnady dan Diyah
Sasanti yang telah diangkat oleh Dewan Komisaris untuk menggantikan posisi 2 (dua) orang anggota
Komite Audit dan Manajemen Risiko yang mengundurkan diri.
b. Laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta Siddharta & Widjaja (a member firm of KPMG
International). Komite melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dipublikasikan oleh
Perusahaan, termasuk laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2008 dan informasi keuangan lainnya, termasuk penelaahan atas kesesuaiannya
dengan PSAK serta Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7.
c. Penjelasan dari Divisi Akuntansi mengenai penyesuaian yang signifikan pada pencatatan akuntansi
untuk tahun 2008 yaitu penyesuaian perhitungan kewajiban pajak tangguhan dan penyesuaian
perhitungan hutang pajak penghasilan Perusahaan sejumlah Rp 5,2 miliar, yang merupakan dampak
positif bagi Perusahaan atas penurunan tarif pajak sesuai dengan undang-undang perpajakan.
d. Komite melakukan diskusi dan pembahasan dengan Manajemen Risiko Perusahaan, yang mana
dijelaskan oleh Ho Lioeng Min selaku Wakil Direktur Manajemen Risiko Perusahaan mengenai
kesiapan dari Perusahaan dalam menghadapi krisis keuangan global.

146 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

e. Temuan-temuan dari hasil pemeriksaan Divisi Audit Internal. Komite menerima, mengkaji dan
memberikan saran serta rekomendasi terhadap aktivitas dari Divisi Audit Internal.
f. Penjelasan dari Divisi Keuangan mengenai kesiapan dana kas Perusahaan untuk pembayaran
Obligasi Adira Dinamika Multi Finance II Tahun 2006 Seri A sebesar Rp 570 miliar dan dividen kas
yang belum ditentukan besarannya.
g. Penjelasan dari Divisi Teknologi Informasi tentang temuan dari auditor eksternal mengenai
rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan oleh Divisi Teknologi Informasi, yaitu mengenai
pengawasan atas pengelolaan rekening-rekening khusus dan rencana pemulihan database jika
terjadi bencana
2. Pada tanggal 29 Mei 2009, membahas antara lain:
a. Penjelasan atas manajemen risiko Perusahaan, yang mana dibahas tentang organisasi, konsep
Manajemen Risiko yang diterapkan Perusahaan dan kegiatan-kegiatan yang telah dan sedang
dilakukan oleh Manajemen Risiko Perusahaan.
b. Penjelasan dari Divisi Hukum & IAFM mengenai strategi dalam mencegah dan meminimalkan dampak
dari kecurangan internal termasuk diantaranya adalah pencegahan, identifikasi dan penindakan.
c. Penjelasan atas temuan-temuan dari hasil pemeriksaan Divisi Audit Internal. Divisi Audit Internal
juga menjelaskan prosedur pemeriksaan pada jaringan usaha Perusahaan serta kerjasama antara
Divisi Audit Internal dengan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) PT Bank Danamon Indonesia Tbk
dalam pemeriksaan fungsional tertentu.
d. Penjelasan dari Divisi Sekretaris Perusahaan mengenai jumlah pajak penghasilan yang telah
dibayarkan pada tanggal 9 April 2009 yaitu sebesar Rp 196 miliar, pelaksanaan pembayaran dividen
kas pada tanggal 8 Mei 2009 sebesar Rp 510 miliar, rencana pelunasan Obligasi Adira Dinamika
Multi Finance II Tahun 2006 Seri A sebesar Rp 570 miliar dan telah diterbitkannya Obligasi Adira
Dinamika Multi Finance III Tahun 2009 sebesar Rp 500 miliar.
e. Penjelasan dari Divisi Teknologi Informasi mengenai perkembangan dari perbaikan yang telah
dilakukan Divisi Teknologi Informasi atas temuan dari auditor eksternal.
3. Pada tanggal 28 Agustus 2009, membahas antara lain:
a. Penjelasan atas manajemen risiko Perusahaan, yang mana dibahas mengenai posisi risiko kredit
Perusahaan dalam 7 (tujuh) bulan terakhir tahun 2009 serta kegiatan-kegiatan yang telah dan sedang
dilakukan oleh Manajemen Risiko Perusahaan.
b. Penjelasan atas hasil pemeriksaan Divisi Audit Internal. Divisi Audit Internal juga menjelaskan
tentang cakupan audit untuk jaringan usaha Perusahaan dan rencana pemeriksaan untuk 4 (empat)
bulan ke depan sampai akhir tahun 2009.
c. Penjelasan dari Divisi Akuntansi khususnya mengenai kemungkinan adanya tambahan kewajiban
perpajakan yang harus dibukukan oleh Perusahaan, sehubungan dengan peraturan perpajakan
baru.
d. Komite merekomendasikan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik
Siddharta & Widjaja (a member firm of KPMG International) sebagai auditor eksternal untuk
memeriksa laporan keuangan Perusahaan pada tanggal dan untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2009.
4 Pada tanggal 24 Nopember 2009, membahas antara lain:
a. Hasil temuan dari auditor eksternal Perusahaan yaitu Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja
(a member firm of KPMG International) atas audit interim yang dilakukan terhadap Perusahaan. Lebih
lanjut, Komite juga melakukan penelaahan atas efektifitas sistem pengendalian internal Perusahaan.
Komite menerima dan menelaah beberapa rekomendasi dari audit eksternal dan akan melakukan
tindak lanjut atas rekomendasi tersebut.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 147


Laporan Tata Kelola Perusahaan

b. Komite menerima, mengkaji dan memberikan saran serta rekomendasi terhadap aktivitas dari Divisi
Audit Internal dan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan Divisi Audit Internal.
c. Penjelasan atas manajemen risiko Perusahaan, yang mana dibahas mengenai organisasi, konsep
Manajemen Risiko yang diterapkan Perusahaan dan kegiatan-kegiatan yang telah dan sedang
dilakukan oleh Manajemen Risiko Perusahaan.
d. Penjelasan dari Divisi Akuntansi yang merupakan tindak lanjut dari rapat sebelumnya mengenai
kemungkinan adanya tambahan kewajiban perpajakan yang harus dibukukan oleh Perusahaan.
Komite menerima dan mengkaji kecukupan pencadangan perpajakan atas perubahan peraturan
perpajakan tersebut.
e. Penjelasan dari Divisi Teknologi Informasi mengenai perkembangan dari perbaikan yang telah
dilakukan oleh Divisi Teknologi Informasi terkait temuan dari auditor eksternal.
f. Penjelasan dari Divisi Pengembangan Operasi dan Divisi Komunitas mengenai kegiatan-kegiatan
dan program-program yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh Divisi Pengembangan Operasi
dan Divisi Komunitas. Kegiatan dan program tersebut antara lain dalam bidang layanan konsumen
(customer service) dan komunitas (community). Atas penjelasan dari Divisi Pengembangan Operasi
dan Divisi Komunitas tersebut, Komite memberikan beberapa catatan yang harus diperhatikan yaitu
masalah hak atas kekayaan intelektual dalam penerbitan Adira Card Member (ACM) dan perijinan
serta masalah hukum dalam pemberian layanan kepada konsumen.

Seluruh temuan, catatan dan rekomendasi dari hasil pelaksanaan kegiatan, penelaahan dan analisa Komite
Audit dan Manajemen Risiko selama tahun 2009 telah dikomunikasikan dan didiskusikan dengan Manajemen
Perusahaan dan Auditor Eksternal Independen, serta telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris Perusahaan
untuk perbaikan dan tindak lanjut dari Manajemen Perusahaan.

Jakarta, 12 Maret 2010


Komite Audit dan Manajemen Risiko

Marwoto Hadi Soesastro


Ketua

Djoko Sudyatmiko Sng Eng Chua Eng Heng Nee Philip Harry Kusnady Diyah Sasanti
Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

148 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

LAPORAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

Kepada Yth.,
Dewan Komisaris PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk

Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang diketuai oleh Komisaris Utama
Perusahaan. 1 (satu) orang dari anggota Komite Nominasi dan Remunerasi adalah Komisaris Independen.

Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak tanggal 23 Pebruari 2007 adalah sebagai berikut:
Ketua : Theodore Permadi Rachmat
Anggota : Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui
Anggota : Djoko Sudyatmiko

Tidak terdapat perubahan dalam susunan keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi Perusahaan
selama tahun 2009.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 149


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Independensi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi:


Kriteria Independensi TPR JESPM DS

Tidak memiliki hubungan keuangan dengan anggota Dewan Komisaris,


X X X
Direksi atau Pemegang Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan kepengurusan dengan anggota Dewan


X (* X
Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan kepemilikan saham dengan anggota Dewan


X X X
Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris,


X X X
Direksi atau Pemegang Saham Pengendali.

Keterangan:
TPR : Theodore Permadi Rachmat
JESPM : Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui
DS : Djoko Sudyatmiko
(* Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Danamon
Indonesia Tbk yang merupakan pemegang saham pengendali Perusahaan.

Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi adalah sebagai berikut:
1. Menominasikan calon anggota Direksi Perusahaan.
2. Menjabarkan petunjuk dan program pendidikan untuk Direksi.
3. Memastikan agar Direksi menyetujui sistem yang berlaku dan penerapan prosedur untuk memfasilitasi
sistem penilaian terhadap:
a. Direktur Utama
b. Direktur-Direktur
c. Direksi secara keseluruhan
4. Menetapkan kriteria anggota Direksi, keahlian yang diperlukan dan jumlah anggota Direksi.
5. Menyiapkan rekomendasi kepada Direksi terkait dengan remunerasi yang memadai baik dari segi
jumlah maupun komposisi untuk Direktur Utama dan direktur-direktur lainnya.
6. Memastikan bahwa tingkat remunerasi disusun dengan memperhatikan risiko keuangan, permintaan
dan persyaratan dari setiap tanggung jawab pada industri terkait.
7. Merekomendasikan paket remunerasi Direksi berupa program insentif, seperti skema pembagian
bonus Perusahaan.
8. Mengelola serta memonitor kebijakan dan program remunerasi yang memadai.
9. Memastikan bahwa keterbukaan informasi yang telah diketahui oleh publik sesuai dengan tujuan
Perusahaan dan memenuhi seluruh persyaratan dan ketentuan hukum dan perundang-undangan
yang berlaku dan akurat untuk rencana rekrutmen.

Selama tahun 2009, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan 3 (tiga) kali pertemuan dengan tingkat
kehadiran mencapai 100%. Tingkat kehadiran yang maksimal ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari
seluruh anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Perusahaan. Pada pertemuan tersebut, Komite melakukan
evaluasi dan pengkajian atas nominasi calon anggota Komisaris dan/atau Direksi, sistem remunerasi untuk
Dewan Komisaris dan Direksi, dan kepatuhan atas anggaran remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi
yang telah disetujui dalam RUPS Tahunan.

150 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Jumlah kehadiran dalam rapat Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2009 adalah sebagai
berikut:
Nama Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran

Theodore Permadi Rachmat 3 3


Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui 3 3
Djoko Sudyatmiko 3 3

Laporan singkat aktivitas Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:
1. Pada tanggal 26 Pebruari 2009, membahas antara lain:
a. Honorarium, tunjangan dan tantiem bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan.
b. Membahas pemberian rekomendasi untuk Ho Lioeng Min sebagai calon anggota baru dari
Direksi Perusahaan.
2. Pada tanggal 24 Maret 2009, membahas dan merekomendasikan honorarium, tunjangan dan tantiem
bagi seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan yang akan diusulkan dalam RUPS
Tahunan pada tanggal 1 April 2009.
3. Pada tanggal 22 Desember 2009, membahas antara lain:
a. Anggaran bonus dan tantiem tahun 2009, yang mana Komite setuju untuk mencadangkan
bonus dan tantiem 2009 sejumlah Rp 86 miliar kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan
Direksi serta seluruh karyawan Perusahaan.
b. Anggaran pelatihan atas seluruh anggota Direksi untuk tahun 2010.
c. Melakukan penilaian atas kinerja individual anggota Direksi selama tahun 2009.
d. Gaji/honorarium, tunjangan, bonus dan tantiem atas seluruh anggota Dewan Komisaris dan
Direksi serta seluruh karyawan Perusahaan untuk tahun anggaran 2010.

Jakarta, 12 Maret 2010


Komite Nominasi dan Remunerasi

Theodore Permadi Rachmat


Ketua

Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui Djoko Sudyatmiko


Anggota Anggota

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 151


Laporan Tata Kelola Perusahaan

DIREKSI

Tugas Utama Direksi


Tugas Direksi sesuai ketentuan Pasal 12 Ayat 1 Anggaran Dasar Perusahaan adalah bertanggung jawab penuh
dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

Setiap anggota Direksi wajib, dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab, menjalankan tugasnya dengan
mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perusahaan.

Pengangkatan dan Pemberhentian


Pengangkatan dan pemberhentian para anggota Direksi dilakukan melalui RUPS. Masa jabatan masing-
masing anggota Direksi berakhir pada penutupan RUPS Tahunan kelima setelah tanggal pengangkatan,
tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan anggota Direksi sewaktu-waktu sebelum berakhirnya
masa jabatannya.

Persyaratan
Anggota Direksi Perusahaan wajib memenuhi seluruh persyaratan kelayakan dan kepatutan, sesuai dengan
Peraturan Ketua Bapepam dan LK No. PER-03/BL/2008 tertanggal 30 Juni 2008.

Persyaratan kelayakan yang harus dipenuhi oleh seorang anggota Direksi adalah sebagai berikut:
• Memiliki pengetahuan yang memadai dan relevan dengan jabatannya.
• Memiliki pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di bidang perusahaan pembiayaan
serta peraturan perundang-undangan lain yang berhubungan dengan perusahaan pembiayaan.
• Memiliki pengalaman di bidang perusahaan pembiayaan dan/atau bidang lainnya yang relevan dengan
jabatannya.

152 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

• Memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan


perusahaan pembiayaan yang sehat.

Persyaratan kepatutan yang harus dipenuhi oleh seorang anggota Direksi adalah sebagai berikut:
• Memiliki akhlak dan moral yang baik.
• Tidak pernah melakukan praktik-praktik tercela di bidang usaha pembiayaan dan/atau jasa keuangan
lainnya.
• Tidak pernah melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang usaha pembiayaan
dan/atau jasa keuangan lainnya.
• Tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan.
• Tidak pernah dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah yang mengakibatkan suatu perseroan atau
perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap.
• Tidak pernah melanggar komitmen yang telah disepakati dengan instansi pembina dan pengawas
perusahaan pembiayaan.
• Tidak pernah memberikan keuntungan dan/atau manfaat lain secara tidak wajar kepada pemegang
saham, direksi, komisaris, pegawai dan/atau pihak lainnya yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan konsumen dan/atau perusahaan pembiayaan.
• Lulus uji kelayakan dan kepatutan (fit & proper test) sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Selain itu, seluruh anggota Direksi Perusahaan juga harus memahami peraturan perundang-undangan
di bidang pasar modal.

Kewajiban Pelaporan
Para anggota Direksi harus melaporkan kepada Perusahaan secara periodik ataupun pada saat terjadinya
perubahan dalam:
• Kepemilikan saham mereka maupun keluarganya sebesar 5% atau lebih, baik dalam Adira Finance
maupun pada perusahaan lain yang berdomisili di Indonesia ataupun di luar negeri.
• Jabatan-jabatan yang dirangkapnya, baik dalam Adira Finance maupun pada perusahaan atau
lembaga lain.

Struktur, Susunan dan Independensi


Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, struktur Direksi minimal terdiri dari 3 (tiga) orang anggota Direksi
dengan susunan sebagai berikut:
• 1 (satu) orang Direktur Utama;
• 2 (dua) orang Direktur atau lebih, dengan ketentuan bahwa dari antara para anggota Direksi, 1 (satu)
orang dapat diangkat sebagai Wakil Direktur Utama.

Direksi Perusahaan saat ini ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS Luar Biasa pada tanggal 9 April 2008
dan RUPS Tahunan pada tanggal 1 April 2009, terdiri dari 5 (lima) orang anggota, dengan komposisi sebagai
berikut:
• 1 (satu) orang Direktur Utama dan 4 (empat) orang Direktur.
• Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia.
• Seluruh anggota Direksi memiliki pengalaman dalam bidang keuangan atau perbankan lebih dari
5 (lima) tahun.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 153


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Susunan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:


Anggota Tahun Jabatan lain di luar
Nama Jabatan
Sejak Berakhir Perusahaan

Stanley Setia Atmadja Direktur Utama 2008 2013 • Direktur Utama PT Asco Automotive
• Direktur PT Asco Capital
• Komisaris Utama
PT Asuransi Adira Dinamika
Erida Gunawan Direktur 2008 2013 -
Marwoto Soebiakno Direktur 2008 2013 -
Hafid Hadeli Direktur 2008 2013 -
Ho Lioeng Min *) Direktur 2009 2013 -

*) Ho Lioeng Min diangkat sebagai Direktur Perusahaan dalam RUPS Tahunan yang diadakan pada tanggal 1 April 2009 dan telah lulus Uji
Kelayakan dan Kepatutan pada tanggal 21 April 2009.

Independensi anggota Direksi Perusahaan:


Kriteria Independensi SSA EG MS HH HLM

Tidak memiliki hubungan keuangan dengan


anggota Dewan Komisaris, Direksi lain atau X X X X X
Pemegang Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan kepengurusan dengan


anggota Dewan Komisaris, Direksi lain atau X X X X X
Pemegang Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan kepemilikan saham


dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi lain X X X X X
atau Pemegang Saham Pengendali.

Tidak memiliki hubungan keluarga dengan


anggota Dewan Komisaris, Direksi lain atau X X X X X
Pemegang Saham Pengendali.

Keterangan:
SSA : Stanley Setia Atmadja
EG : Erida Gunawan
MS : Marwoto Soebiakno
HH : Hafid Hadeli
HLM : Ho Lioeng Min

Sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Direksi bertanggung jawab
penuh atas pengurusan Perusahaan untuk memenuhi kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili
Perusahaan baik di dalam maupun di luar Pengadilan. Dengan demikian, Direksi memiliki kewenangan untuk
melakukan tindakan pengurusan dan mengikat Perusahaan dengan pihak lain.

Rapat Direksi
Rapat Direksi dapat diadakan sekurang-kurangnya setahun sekali, kecuali apabila dianggap perlu oleh
1 (satu) orang anggota Direksi, atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih anggota Komisaris,
atau atas permintaan tertulis 1 (satu) pemegang saham atau lebih bersama-sama memiliki 1/10 bagian dari

154 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perusahaan dengan hak suara yang sah. Rapat Direksi
hanya sah dan dapat mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 bagian dari jumlah anggota
Direksi hadir atau diwakili dalam rapat tersebut.

Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara setuju lebih
dari 1/2 bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat tersebut. Apabila suara yang
setuju dan suara yang tidak setuju seimbang, maka usulan dianggap ditolak. Setiap anggota Direksi yang
hadir dalam rapat tersebut berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap
anggota Direksi lainnya yang diwakilinya.

Setiap anggota Direksi yang secara pribadi dengan cara apapun baik langsung maupun tidak langsung
mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, yang mana Perusahaan
menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingannya tersebut dalam suatu Rapat Direksi dan
tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara terkait hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau
kontrak tersebut, kecuali jika Rapat Direksi menentukan lain.

Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan
ketentuan bahwa seluruh anggota Direksi telah memberikan persetujuan atas usul yang diajukan secara tertulis
serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai
kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.

Selama tahun 2009, Direksi telah melakukan Rapat Direksi sebanyak 12 (dua belas) kali, dengan tingkat
kehadiran mencapai 100%. Tingkat kehadiran yang maksimal ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari
seluruh anggota Direksi Perusahaan.

Jumlah kehadiran para anggota Direksi dalam Rapat Direksi selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Nama Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran

Stanley Setia Atmadja 12 12


Erida Gunawan 12 12
Marwoto Soebiakno 12 12
Hafid Hadeli 12 12
Ho Lioeng Min *) 9 9

*) Ho Lioeng Min diangkat sebagai Direktur Perusahaan dalam RUPS Tahunan yang diadakan pada tanggal 1 April 2009 dan telah lulus Uji
Kelayakan dan Kepatutan pada tanggal 21 April 2009.

Untuk meningkatkan pengetahuan para anggota Direksi Perusahaan, maka Perusahaan mengadakan seminar
dengan mengundang pembicara eksternal dan mengikuti seminar-seminar yang diadakan oleh pihak atau
instansi-instansi lainnya (seperti Bank Indonesia (BI), Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI),
Departemen Keuangan, Bapepam dan LK serta lainnya).

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 155


Laporan Tata Kelola Perusahaan

KOMITE EKSEKUTIF
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Direksi dibantu oleh 4 (empat) Komite Eksekutif yaitu:
a. Komite Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab untuk memantau proses persetujuan pembiayaan
dan mendukung peran pengawasan dari manajemen operasional senior. Komite ini menelusuri data
permohonan pembiayaan, tingkat kemampuan pengembalian, jenis pembiayaan dan riwayat kredit
dari pemohon.

Komite Manajemen Risiko Perusahaan terdiri dari:


1. Direktur Utama
2. Direktur Operasi dan Pemasaran Pembiayaan Mobil
3. Direktur Pemasaran Pembiayaan Sepeda Motor
4. Direktur Keuangan dan Kepatuhan
5. Direktur Manajemen Risiko
6. Seluruh Kepala Wilayah
7. Seluruh Kepala Divisi

Komite Manajemen Risiko berkewajiban membuat laporan bulanan mengenai risiko keuangan dan
operasional di seluruh jajaran dan jaringan organisasi. Manajemen akan menelaah laporan tersebut
untuk kemudian mengambil langkah dan tindakan yang perlu untuk mengawasi dan menekan risiko
usaha Perusahaan.

Selama tahun 2009, Komite ini telah berhasil menjaga risiko-risiko usaha Perusahaan, sehingga tingkat
risiko atas piutang bermasalah di Perusahaan dapat berada pada tingkat yang wajar. Selain itu, Komite
juga dapat menjaga keseimbangan agar jumlah pembiayaan yang bermasalah (non-performing loan)
tetap terjaga dengan tetap memperhatikan pertumbuhan pembiayaan Perusahaan. Hal ini, terlihat
dari saldo piutang pembiayaan yang bermasalah yang dapat dipertahankan pada akhir tahun 2009
sebesar 0,9% dengan kenaikan pembiayaan baru sebesar 3,8%, meskipun terdapat pengaruh dari
krisis keuangan global pada perekonomian Indonesia.

b. Komite Kredit
Komite Kredit berfungsi untuk melakukan perbaikan, penyempurnaan dan penyederhanaan proses dan
prosedur pemberian pembiayaan. Berbagai laporan harian dibuat untuk mempermudah pemantauan
kualitas pembiayaan serta untuk memformulasikan produk pembiayaan yang baru. Perusahaan
selanjutnya menelaah kembali portofolio yang telah dikonsolidasikan, baik di kantor pusat maupun
cabang dan juga dealer dengan kontrak yang telah ada.

Divisi Kredit Adira Finance melakukan evaluasi terhadap risiko Perusahaan secara menyeluruh dengan
Direksi, seluruh Kepala Wilayah dan Kepala Divisi terkait setiap bulan. Lebih lanjut, Divisi Kredit Adira
Finance bersama dengan Divisi Kredit PT Bank Danamon Indonesia Tbk juga melakukan pertemuan
secara berkala untuk memantau seluruh risiko dari portofolio pembiayaan. Dari berbagai kegiatan
tersebut, selanjutnya Divisi Kredit Adira Finance menyusun dan menyajikan laporan kepada Direktur
terkait untuk memastikan pengendalian yang memadai atas seluruh risiko yang mungkin terjadi.

156 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Komite Kredit terdiri dari:


1. Direktur Utama
2. Direktur Operasi dan Pemasaran Pembiayaan Mobil
3. Direktur Pemasaran Pembiayaan Sepeda Motor
4. Direktur Keuangan dan Kepatuhan
5. Direktur Manajemen Risiko
6. Seluruh Kepala Wilayah
7. Kepala Divisi Marketing
8. Kepala Divisi Kredit
9. Kepala Divisi Keuangan
10. Kepala Divisi Akuntansi
11. Kepala Divisi Hukum & IAFM

Selama tahun 2009, Komite ini telah menghasilkan berbagai kebijakan dalam pemberian pembiayaan
dari Perusahaan kepada konsumen, termasuk diantaranya melakukan evaluasi atas prosedur dan
tata cara penerimaan konsumen, penyederhanaan formulir, tingkat bunga dan lainnya. Pencapaian
yang diperoleh pada tahun 2009 antara lain menaikkan uang muka atas pembiayaan baru pada awal
tahun 2009 sebagai antisipasi kondisi ekonomi yang terkena dampak krisis ekonomi global. Untuk
mempertahankan kualitas pembiayaan, Perusahaan telah menaikkan uang muka pembiayaan baru
dari rata-rata sebesar 18,5% pada tahun 2008 menjadi sebesar 19,0% pada tahun 2009. Hal ini tetap
mempengaruhi pangsa pasar Perusahaan, terutama untuk pembiayaan sepeda motor yang sedikit
menurun karena kebijakan Perusahaan untuk lebih berhati-hati pada saat menaikkan uang muka
pembiayaan baru. Namun demikian, Perusahaan berhasil menjaga risiko kreditnya secara keseluruhan
yaitu sebesar 3,4% pada tahun 2009, sehingga secara keseluruhan kinerja laba bersih Perusahaan
dapat dipertahankan dengan kenaikan sebesar 18,8%.

c. Komite Kepatuhan
Komite Kepatuhan bertanggung jawab untuk merumuskan pedoman etika kerja dan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik. Selain itu, Komite ini juga bertugas untuk memonitor pelaksanaan prinsip Tata
Kelola Perusahaan yang Baik dan kepatuhan Perusahaan kepada peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Komite Kepatuhan terdiri dari:


1. Direktur Utama
2. Direktur Kepatuhan
3. Direktur Manajemen Risiko
4. Kepala Divisi Audit Internal
5. Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan

Selama tahun 2009, Komite ini telah melakukan sosialisasi atas peraturan-peraturan baru dan
mendistribusikan peraturan-peraturan baru tersebut kepada pihak-pihak terkait. Komite ini juga selalu
memantau posisi kepatuhan Perusahaan atas ketentuan perundang-undangan dan melaporkannya
kepada Direksi secara triwulanan. Pencapaian yang diperoleh pada tahun 2009 adalah tidak terdapat
surat peringatan ataupun sanksi dari instansi yang berwenang dan tidak terdapat masalah yang besar
atau material yang diakibatkan oleh ketidaktaatan Perusahaan.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 157


Laporan Tata Kelola Perusahaan

d. Komite Sumber Daya Manusia


Komite Sumber Daya Manusia berfungsi untuk menetapkan sasaran dan kebijakan sumber daya
manusia Perusahaan, yang mana tugasnya antara lain merumuskan, memantau dan mengevaluasi
program-program sumber daya manusia agar tetap sesuai dengan kebijakan Perusahaan.

Komite ini berwenang untuk menetapkan rencana sumber daya manusia, termasuk juga promosi,
pelatihan maupun perekrutan jabatan-jabatan penting di dalam Perusahaan.

Komite Sumber Daya Manusia terdiri dari:


1. Direktur Utama
2. Direktur Operasi dan Pemasaran Pembiayaan Mobil
3. Direktur Pemasaran Pembiayaan Sepeda Motor
4. Direktur Keuangan dan Kepatuhan
5. Direktur Manajemen Risiko
6. Kepala Divisi Sumber Daya Manusia & Bagian Umum

Selama tahun 2009, Komite ini telah menetapkan berbagai kebijakan sumber daya manusia Perusahaan,
termasuk diantaranya kebijakan penggajian, insentif, bonus, tunjangan, penghargaan, penilaian
individual dan rekrutmen. Selain itu, Komite juga telah mengambil keputusan untuk memberikan
sanksi kepada karyawan-karyawan yang telah melakukan pelanggaran, sesuai dengan Peraturan
Perusahaan dan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.

Lebih lanjut, Divisi Sumber Daya Manusia & Bagian Umum bersama dengan Komite Sumber Daya
Manusia PT Bank Danamon Indonesia Tbk juga melakukan pertemuan secara rutin untuk menyelaraskan
kebijakan Sumber Daya Manusia Adira Finance dengan kebijakan Sumber Daya Manusia PT Bank
Danamon Indonesia Tbk.

Keanggotaan Direksi dalam Komite Eksekutif adalah sebagai berikut:


Komite Komite Sumber
Nama Komite Kredit Komite Kepatuhan
Manajemen Risiko Daya Manusia

Stanley Setia Atmadja Ketua Ketua Ketua Ketua


Erida Gunawan Anggota Anggota Bukan Anggota Anggota
Marwoto Soebiakno Anggota Anggota Bukan Anggota Anggota
Hafid Hadeli Anggota Anggota Anggota Anggota
Ho Lioeng Min Anggota Anggota Anggota Anggota

Persentase kehadiran anggota Direksi dalam Rapat Komite Eksekutif selama tahun 2009 adalah sebagai
berikut:
Komite Komite Sumber
Nama Komite Kredit Komite Kepatuhan
Manajemen Risiko Daya Manusia

Stanley Setia Atmadja 100% 100% 100% 100%


Erida Gunawan 100% 100% Bukan Anggota 100%
Marwoto Soebiakno 100% 100% Bukan Anggota 100%
Hafid Hadeli 100% 100% 100% 100%
Ho Lioeng Min 100% 100% 100% 100%

158 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

KEBIJAKAN REMUNERASI
Kebijakan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan ditentukan oleh para pemegang
saham dalam RUPS Tahunan. Sesuai dengan salah satu hasil RUPS Tahunan pada tanggal 1 April 2009,
yang mana RUPS Tahunan telah menentukan honorarium dan tunjangan (termasuk tantiem tahun 2009)
bagi seluruh anggota Dewan Komisaris Perusahaan sejumlah Rp 4,471 miliar dan memberikan kewenangan
kepada Dewan Komisaris untuk menentukan honorarium dan tunjangan anggota Direksi.

Mekanisme pemberian kompensasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan ditentukan sebagai
berikut:
• Manajemen Perusahaan melakukan penelaahan atas kompensasi yang diberikan di pasar untuk
pekerjaan yang bersangkutan pada perusahaan lainnya dengan bidang usaha dan status yang sama.
• Dengan memperhitungkan kinerja dan kontribusi individu, kemudian usulan tersebut disampaikan
kepada Komite Nominasi dan Remunerasi untuk pembahasan dan rekomendasi.
• Setelah itu, usulan tersebut disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk dilakukan pembahasan
lanjutan dan persetujuan.
• Sedangkan usulan untuk honorarium dan tunjangan anggota Dewan Komisaris disampaikan kepada
pemegang saham untuk pembahasan dan persetujuan dalam RUPS Tahunan.

Ketentuan yang sama berlaku pula bagi anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko serta anggota Komite
Nominasi dan Remunerasi.

Selama tahun 2009, jumlah remunerasi yang dibayarkan kepada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi
dan anggota Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris Perusahaan untuk honorarium, tantiem dan tunjangan
lainnya adalah sejumlah Rp 33.898 juta.

Perincian remunerasi yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris, Direksi, anggota-anggota Komite-Komite di
bawah Dewan Komisaris Perusahaan pada tahun 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

Rincian remunerasi Dewan Komisaris:


(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Jumlah Anggota)
Jumlah Anggota Dewan Komisaris Jumlah Remunerasi Dewan Komisaris
Jenis Remunerasi
2009 2008 2007 2009 2008 2007

Honorarium 6 6 6 3.583 3.112 1.860


Tantiem 6 6 6 1.080 843 478
Tunjangan lain 6 6 6 143 452 1.224
Jumlah 4.806 4.407 3.562

Rincian remunerasi Direksi:


(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Jumlah Anggota)
Jumlah Anggota Dewan Komisaris Jumlah Remunerasi Dewan Komisaris
Jenis Remunerasi
2009 2008 2007 2009 2008 2007

Honorarium 5 4 4 8.721 8.909 4.748


Tantiem 5 4 4 14.514 14.000 9.270
Tunjangan lain 5 4 4 5.566 4.690 6.803
Jumlah 28.801 27.599 20.821

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 159


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Rincian remunerasi anggota Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris (tidak termasuk anggota Komite
yang merangkap sebagai anggota Dewan Komisaris Perusahaan):
Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Jumlah Anggota)

Jumlah Anggota Komite Jumlah Remunerasi Anggota Komite


Jenis Remunerasi
2009 2008 2007 2009 2008 2007

Honorarium 2 2 2 260 173 260


Tantiem 2 2 2 - - -
Tunjangan lain 2 2 2 31 - 21
Jumlah 291 173 281

Penilaian terhadap Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan


Penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan secara menyeluruh dilakukan oleh para
pemegang saham yang hadir dalam RUPS. Sedangkan untuk penilaian dari masing-masing Direksi dilakukan
oleh Komite Nominasi dan Remunerasi, dimana hasil penilaian disampaikan kepada Dewan Komisaris pada
saat Rapat Dewan Komisaris.

PERNYATAAN PENGENDALIAN INTERNAL

Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi


Dewan Komisaris dan Direksi berkomitmen untuk memastikan bahwa praktik-praktik Tata Kelola Perusahaan
yang Baik dijalankan dengan baik sebagai dasar pencapaian tujuan untuk menjaga dan meningkatkan nilai
Perusahaan. Salah satu implementasi Tata Kelola Perusahaan yang Baik adalah memastikan bahwa sistem
pengendalian internal telah dilaksanakan dengan memadai.

Direksi memiliki tanggung jawab untuk menerapkan sistem pengendalian internal yang baik untuk mencapai
tujuan Perusahaan. Sistem pengendalian internal Perusahaan dijalankan oleh Direksi, pejabat senior, Audit
Internal dan seluruh karyawan Perusahaan. Sedangkan Dewan Komisaris memiliki tanggung jawab untuk
melakukan pengawasan dalam rangka memastikan terselenggaranya pengendalian internal dalam setiap
kegiatan usaha Perusahaan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

Walaupun Perusahaan menyadari bahwa tidak terdapat sistem pengendalian internal yang dapat
menghilangkan seluruh risiko usaha yang ada, akan tetapi Perusahaan berusaha untuk dapat mengelola dan
mengendalikan risiko tersebut seminimal mungkin. Selama tahun 2009, Perusahaan menganggap bahwa
sistem pengendalian internal yang telah diterapkan Perusahaan sudah sesuai dengan kebutuhan Perusahaan
untuk menjamin tercapainya tujuan Perusahaan. Hal ini terlihat dari hasil penilaian dan rekomendasi dari
Divisi Audit Internal yang menunjukkan perkembangan yang lebih baik, kecuali hasil pemeriksaan Divisi
Audit Internal atas gudang Perusahaan, yang mana sampai saat ini masih dalam proses perbaikan dan
penyempurnaan prosedur.

Audit Internal
Direksi Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk membuat laporan keuangan dan mengatur proses
pelaporannya. Disamping itu, Direksi juga bertanggung jawab dalam merancang sistem audit internal
terhadap proses pelaporan internal yang mencakup mekanisme menyeluruh dari prosedur operasi standar,
jalur pelaporan dan struktur akuntabilitas.

160 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Pada tahun 2009, Perusahaan telah merevisi Pedoman Unit Audit Internal untuk memenuhi ketentuan dalam
Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit
Internal (Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-496/BL/2008 tertanggal 28 Nopember 2008).
Pedoman Unit Audit Internal Adira Finance telah disahkan oleh Direksi Perusahaan dan disetujui oleh Dewan
Komisaris Perusahaan pada tanggal 24 Nopember 2009.

Di dalam Pedoman Unit Audit Internal Perusahaan diatur antara lain:


• Misi Unit Audit Internal yaitu memberikan keyakinan yang independen dan obyektif serta memberikan
jasa konsultasi untuk menambah nilai dan meningkatkan kinerja operasional Perusahaan, melalui
pendekatan yang sistematis dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dari proses manajemen
risiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan.
• Tujuan diadakannya Unit Audit Internal yaitu untuk dapat:
mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan serta memberikan kontribusi terhadap
pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal;
memelihara pengendalian internal yang efektif;
menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses tata kelola
perusahaan;
membantu meningkatkan dan memperkuat lingkungan pengendalian di Perusahaan untuk
mencegah terjadinya kecurangan, melalui pengujian kecukupan dan keefektifan sistem
pengendalian internal;
memberikan pandangan yang independen kepada Manajemen dan Dewan Komisaris
Perusahaan terhadap kecukupan pengendalian internal dan kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur; dan
menyediakan jasa konsultasi yang memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja
operasional Perusahaan.
• Independensi Unit Audit Internal, yang mana Unit Audit Internal dianggap independen apabila dapat
melaksanakan tugasnya secara bebas dan obyektif.
• Pertanggungjawaban Unit Audit Internal, yang mana Unit Audit Internal mempertanggungjawabkan
seluruh kegiatannya kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit dan
Manajemen Risiko.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 161


Laporan Tata Kelola Perusahaan

• Ruang Lingkup Unit Audit Internal, yang mana meliputi seluruh entitas audit (cabang, gudang, wilayah
dan seluruh fungsional di kantor pusat).
• Kewenangan Unit Audit Internal, yang mana Unit Audit Internal diberi akses yang tidak terbatas
terhadap seluruh fungsi, pencatatan, kekayaan dan karyawan Perusahaan.
• Tanggung Jawab Unit Audit Internal, antara lain:
mengembangkan rencana audit tahunan yang fleksibel dengan metodologi berbasis risiko yang
tepat, termasuk risiko dan pengendalian yang diidentifikasi oleh Manajemen dan menyerahkan
rencana audit kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit dan Manajemen Risiko untuk
ditelaah dan disetujui sekaligus disempurnakan secara periodik;
mengimplementasikan rencana audit tahunan yang disetujui;
membuat laporan hasil audit dan laporan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan tersebut; dan
menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris serta pihak
eksternal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memberikan saran perbaikan dan
informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada seluruh tingkatan Manajemen.
• Kode Etik Unit Audit Internal yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh anggota dari Unit Audit
Internal, kode etik ini meliputi integritas, obyektifitas, kerahasiaan dan kecakapan.
• Persyaratan untuk menjadi anggota dari Unit Audit Internal, yaitu:
memiliki perilaku yang profesional, independen, jujur dan obyektif;
memiliki pengetahuan, keahlian dan kemampuan lain untuk melaksanakan tanggung jawabnya
masing-masing;
memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan
dengan efektif;
wajib memenuhi kode etik audit internal;
wajib menjaga kerahasiaan informasi dan/atau data perusahaan;
memiliki pemahaman tentang prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik; dan
bersedia secara terus-menerus meningkatkan kemahiran, efektifitas dan kualitas dari
pekerjaannya.
• Standar Pelaksanaan Audit Internal, yang mana dalam menjalankan tugasnya, Unit Audit Internal
akan memenuhi atau melebihi standar sebagaimana dijabarkan dalam Standard for the Professional
Practice of Internal Auditing dari the Institute of Internal Auditors.

Penanggung jawab utama dari Audit Internal Perusahaan adalah Direksi, khususnya Direktur Utama yang
dalam pelaksanaannya dibantu oleh Unit Audit Internal.

Pengangkatan Kepala Unit Audit Internal Perusahaan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Bapepam dan LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal
(Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-496/BL/2008 tertanggal 28 Nopember 2008) dan Pedoman
Unit Audit Internal Perusahaan yaitu diangkat oleh Direktur Utama setelah disetujui oleh Dewan Komisaris
Perusahaan pada tanggal 24 Nopember 2009 serta dilaporkan kepada Bapepam dan LK pada tanggal
10 Desember 2009.

Kepala Divisi Audit Internal Perusahaan saat ini dijabat oleh Suang Siang Susanto. Beliau lahir pada tahun
1965 dan diangkat sebagai Kepala Divisi Audit Internal sejak bulan Agustus 2003. Sebelum menjabat
sebagai Kepala Audit Internal Perusahaan, beliau pernah menjabat sebagai Manajer Keuangan Perusahaan
(2002–2003), sebagai Finance Controller PT Giri Asih Jaya (1998–2002) dan sebagai Audit Internal di
PT Inti Salim Corpora (1990–1998). Suang Siang Susanto memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas
Tarumanagara, Jakarta.

162 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Dalam melaksanakan tugasnya, Divisi Audit Internal melaksanakan berbagai kegiatan antara lain audit
operasional cabang, gudang dan wilayah, pembiayaan, proses dan pelayanan, penagihan dan fungsional
lainnya. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa praktik manajemen risiko telah
dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis Perusahaan serta peraturan eksternal. Divisi Audit
Internal juga membantu menyempurnakan dan memperkuat pengendalian dan menyediakan jasa konsultasi
untuk memberikan nilai tambah dan memperbaiki operasional organisasi.

Cakupan kegiatan audit yang dilakukan meliputi evaluasi menyeluruh mulai dari validasi perjanjian kerjasama
dengan dealer, aplikasi kredit, persetujuan kredit, pengelolaan jaminan, proses penagihan, pemulihan kredit
bermasalah dan proses pemasaran kembali, sampai dengan proses pembiayaan dan akuntansi termasuk
sistem dokumentasi. Audit tersebut dilakukan dengan sistem matrik, yang mana untuk unit yang dinilai
memiliki risiko tinggi, maka apapun hasil pemeriksaannya akan dilakukan audit 1 (satu) kali dalam setahun,
untuk unit yang hasil pemeriksaan sebelumnya tidak memuaskan maka audit akan dilakukan 1 (satu) kali
dalam setahun apapun tingkat risikonya, sedangkan unit yang memperoleh hasil pemeriksaan menengah
atau berisiko rendah serta tidak termasuk dalam kategori tidak memuaskan maka akan diaudit setiap 2 (dua)
tahun sekali. Selama tahun 2009, audit internal telah melaksanakan audit terhadap 68 (enam puluh delapan)
cabang, 6 (enam) wilayah dan 15 (lima belas) gudang.

Setiap laporan audit disampaikan kepada Manajemen Perusahaan dan pihak yang diaudit dilengkapi dengan
rencana tindakan perbaikan, termasuk sanksi/pinalti apabila diperlukan. Kemajuan tindakan tersebut harus
dilaporkan oleh pihak yang diaudit kepada Divisi Audit Internal setiap bulan untuk memastikan agar setiap
pihak yang diaudit selalu berupaya melakukan penyempurnaan atau perbaikan.

Selain itu sebagai anak perusahaan dari sebuah Bank, maka Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) PT Bank
Danamon Indonesia Tbk juga telah melakukan pemeriksaan kepada beberapa divisi fungsional di Adira
Finance. Temuan-temuan yang dihasilkan dari pemeriksaan ini juga dilaporkan kepada Direktur Utama
Perusahaan, yang selanjutnya juga disampaikan kepada Divisi Audit Internal Perusahaan untuk ditindaklanjuti.
Pada tahun 2009, SKAI PT Bank Danamon Indonesia Tbk telah melakukan pemeriksaan atas 7 (tujuh) divisi
fungsional di kantor pusat.

Auditor Eksternal Independen


RUPS Tahunan yang memiliki hak untuk menunjuk Auditor Eksternal Independen, telah memberi kuasa
kepada Komisaris untuk menunjuk Auditor Independen Eksternal dengan rekomendasi dari Komite Audit dan
Manajemen Risiko pada RUPS Tahunan tanggal 1 April 2009. Auditor Independen Eksternal yang ditunjuk
tidak boleh berada dibawah kendali Dewan Komisaris, Direksi atau pihak-pihak berkepentingan lainnya dalam
bentuk apapun.

Auditor Eksternal Independen yang ditunjuk bertanggung jawab untuk menyampaikan opininya atas ketaatan
laporan keuangan yang diaudit sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan
memberikan rekomendasi perbaikan atas pengendalian internal yang lemah di Perusahaan.

Berdasarkan Rapat Dewan Komisaris pada tanggal 28 Agustus 2009, Kantor Akuntan Publik Siddharta
& Widjaja (a member firm of KPMG International) telah ditunjuk sebagai Auditor Independen Eksternal
Perusahaan. Tugas Auditor Independen Eksternal adalah memeriksa dan memberikan opininya atas laporan
keuangan Perusahaan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 163


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Tahun 2009 adalah tahun ketiga bagi Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja (a member firm of KPMG
International) sebagai Auditor Independen Eksternal Perusahaan, yang mana biaya untuk jasa audit profesional
tersebut adalah sebesar US$ 83.600, sama dengan biaya jasa audit profesional pada tahun sebelumnya.

Akuntan Publik yang mewakili pelaksanaan audit laporan keuangan tahun 2009 yang disebutkan di atas
adalah Kusumaningsih Angkawijaya, CPA.

Dalam menjalankan tugasnya, Auditor Independen Eksternal menyatakan tidak terjadi benturan kepentingan
dalam pelaksanaan audit.

KEPATUHAN

Tujuan utama dari kepatuhan adalah agar setiap bagian di Adira Finance selalu memenuhi dan mematuhi
peraturan-peraturan, hukum, etika bisnis dan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Hal ini
merupakan budaya Perusahaan yang telah ada sejak Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990.

Sebagai perwujudan atas perhatian yang besar dari Perusahaan untuk selalu memelihara kepatuhan, maka
Perusahaan telah membentuk Direktorat baru yaitu Direktorat Kepatuhan sejak tahun 2006.

Tugas utama dari Direktur Kepatuhan adalah bertanggung jawab mengembangkan kebijakan untuk memastikan
bahwa operasional Perusahaan diselenggarakan sesuai dengan perundang-undangan, persyaratan resmi,
pedoman lembaga otoritas dan praktik usaha yang baik, serta ketentuan kehati-hatian berdasarkan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik dan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.

Melalui kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Perusahaan akan
dapat meningkatkan praktik Tata kelola Perusahaan yang Baik di seluruh aspek operasionalnya.

Anggaran Dasar
Sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei 2009
tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Efek Bersifat Ekuitas
dan Perusahaan Publik, maka Perusahaan telah melakukan penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan
sebagaimana tertuang dalam Akta No. 2 tertanggal 13 Maret 2009. Akta Perubahan Anggaran Dasar
tersebut telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Anggaran Dasar PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
No. AHU-AH.01.10-03555 tertanggal 13 April 2009 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 61 Tambahan No. 603 tertanggal 31 Juli 2009.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


Untuk melindungi kepentingan pemegang saham, Perusahaan memastikan bahwa RUPS Tahunan dan
atau Luar Biasa diselenggarakan pada waktunya dan dipersiapkan sesuai dengan ketentuan Pasal 21
Anggaran Dasar Perusahaan dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.1 (Keputusan Ketua Bapepam dan LK
No. Kep-60/PM/1996 tertanggal 17 Januari 1996).

164 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Ketaatan Sebagai Perusahaan Pembiayaan


Sebagai perusahaan pembiayaan yang telah berdiri sejak tahun 1990, perusahaan senantiasa taat kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan saat ini diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.

Dalam peraturan Menteri Keuangan tersebut terdapat beberapa ketentuan yang harus ditaati Perusahaan
diantaranya adalah sebagai berikut:

Keterangan Status Catatan

Modal disetor minimum Memenuhi ketentuan Modal disetor Perusahaan pada tanggal 31 Desember
2009 adalah sebesar Rp 100 miliar, telah sesuai dengan
syarat modal disetor minimum sebesar Rp 100 miliar untuk
perusahaan swasta nasional atau patungan.

Modal sendiri minimum Memenuhi ketentuan Modal sendiri Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009
adalah 2.652,4% dari modal disetor, ini jauh di atas syarat
minimum modal sendiri yaitu sebesar 50% dari modal
disetor.

Pembatasan jabatan Memenuhi ketentuan Berdasarkan dokumen dan data yang ada pada tanggal
untuk Direktur 31 Desember 2009, Perusahaan telah memenuhi syarat
pembatasan jabatan untuk Direktur, karena tidak ada
Direktur Perusahaan yang merangkap jabatan di perusahaan
pembiayaan lain atau tidak menjadi Komisaris di lebih dari
1 (satu) perusahaan pembiayaan lain.

Pembatasan jabatan Memenuhi ketentuan Berdasarkan dokumen dan data yang ada pada tanggal
untuk Komisaris 31 Desember 2009, Perusahaan telah memenuhi syarat
pembatasan jabatan untuk Komisaris, karena dari seluruh
anggota Dewan Komisaris Perusahaan tidak ada yang
merangkap jabatan di lebih dari 3 (tiga) perusahaan
pembiayaan lain.

Jumlah minimum Memenuhi ketentuan Jumlah piutang pembiayaan Perusahaan pada tanggal
piutang pembiayaan 31 Desember 2009 adalah sebesar 56,3% dari jumlah aset,
masih di atas syarat minimum jumlah piutang pembiayaan
yang harus dimiliki yaitu sekurang-kurangnya 40% dari
jumlah aset.

Jumlah pinjaman Memenuhi ketentuan Jumlah pinjaman yang dimiliki Perusahaan pada tanggal
dibanding modal 31 Desember 2009 hanya sebesar 0,3 kali dari modal sendiri,
sendiri masih jauh di bawah syarat maksimum jumlah pinjaman
dibandingkan modal sendiri dan pinjaman subordinasi
dikurangi penyertaan yaitu maksimum 10 kali, baik untuk
pinjaman luar negeri maupun dalam negeri.

Perusahaan melakukan analisa secara bulanan untuk memastikan bahwa Perusahaan tetap mengikuti
Peraturan Menteri Keuangan tersebut. Perusahaan juga menyiapkan laporan analisa bulanan yang diberikan
kepada pemegang saham pengendali, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Hal ini merupakan bukti nyata atas
niat dan tanggung jawab yang kuat dari Perusahaan untuk selalu tunduk dan patuh pada setiap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 165


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Laporan-laporan yang disampaikan Perusahaan kepada Bapepam dan LK serta BI sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang
Perusahaan Pembiayaan adalah sebagai berikut:

No. Nama Laporan Instansi Tanggal Penyampaian

1. Laporan Tahunan 2008 Menteri Keuangan c.q. 16 Pebruari 2009


Bapepam dan LK serta BI

2. Laporan Bulanan untuk bulan Januari 2009 Menteri Keuangan c.q. 10 Pebruari 2009
Bapepam dan LK serta BI

3. Konfirmasi Penyampaian Laporan Bulanan Biro Pembiayaan dan 16 Pebruari 2009


Perusahaan Pembiayaan Penjaminan, Bapepam dan LK

4. Laporan Bulanan untuk bulan Pebruari 2009 Menteri Keuangan c.q. 10 Maret 2009
Bapepam dan LK serta BI

5. Laporan Bulanan untuk bulan Maret 2009 Menteri Keuangan c.q. 8 April 2009
Bapepam dan LK serta BI

6. Laporan Pindah Alamat Kantor-Kantor Cabang Menteri Keuangan c.q. 11 April 2009
Bogor 1, Bogor 2, Bekasi 2, Depok, Cikampek, Bapepam dan LK
Ponorogo, Surabaya 1, Bandar Jaya, Medan 2,
Medan 3, Muara Bungo, Solok, Makassar 1
dan Pare Pare

7. Laporan Bulanan untuk bulan April 2009 Menteri Keuangan c.q. 8 Mei 2009
Bapepam dan LK serta BI

8. Laporan Bulanan untuk bulan Mei 2009 Menteri Keuangan c.q. 9 Juni 2009
Bapepam dan LK serta BI

9. Laporan Perubahan Susunan Direksi Menteri Keuangan c.q. 26 Juni 2009


Perusahaan Bapepam dan LK

10. Laporan Bulanan untuk bulan Juni 2009 Menteri Keuangan c.q. 10 Juli 2009
Bapepam dan LK serta BI

11. Laporan Kegiatan Usaha Semesteran untuk Menteri Keuangan c.q. 28 Juli 2009
Semester I tahun 2009 Bapepam dan LK serta BI

12. Laporan Bulanan untuk bulan Juli 2009 Menteri Keuangan c.q. 10 Agustus 2009
Bapepam dan LK serta BI

13. Laporan Bulanan untuk bulan Agustus 2009 Menteri Keuangan c.q. 10 September 2009
Bapepam dan LK serta BI

14. Laporan Bulanan untuk bulan September 2009 Menteri Keuangan c.q. 9 Oktober 2009
Bapepam dan LK serta BI

15. Laporan Bulanan untuk bulan Oktober 2009 Menteri Keuangan c.q. 10 Nopember 2009
Bapepam dan LK serta BI

166 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

No. Nama Laporan Instansi Tanggal Penyampaian

16. Penyampaian Perubahan Pedoman Menteri Keuangan 3 Desember 2009


Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah

17. Laporan Bulanan untuk bulan Nopember 2009 Menteri Keuangan c.q. 9 Desember 2009
Bapepam dan LK serta BI

18. Laporan Bulanan untuk bulan Desember 2009 Menteri Keuangan c.q. 8 Januari 2010
Bapepam dan LK serta BI

Kepemilikan Saham oleh Pengurus


Pada tanggal 31 Desember 2009, tidak terdapat kepemilikan saham Perusahaan baik oleh anggota Dewan
Komisaris maupun Direksi (Pengurus).

Daftar kepemilikan saham oleh Pengurus pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan Jumlah Saham % Kepemilikan Saham

Theodore Permadi Rachmat Komisaris Utama - -


Juan Eugenio Sebastian Wakil Komisaris Utama - -
Paredes Muirragui
Marwoto Hadi Soesastro Komisaris Independen - -
Djoko Sudyatmiko Komisaris Independen - -
Sng Eng Chua Komisaris - -
Eng Heng Nee Philip Komisaris - -
Stanley Setia Atmadja Direktur Utama - -
Erida Gunawan Direktur - -
Marwoto Soebiakno Direktur - -
Hafid Hadeli Direktur - -
Ho Lioeng Min Direktur - -

Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan Anggota
Dewan Komisaris dan/atau Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali
Selain Wakil Komisaris Utama yang memiliki hubungan keuangan dengan pemegang saham pengendali,
seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Adira Finance tidak memiliki hubungan keuangan maupun
hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi lainnya dan/atau pemegang saham
pengendali Perusahaan.

Benturan Kepentingan
Untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan, seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Bapepam dan LK
No. IX.E.1 (Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-412/BL/2009 tertanggal 25 Nopember 2009) tentang
Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, di dalam Anggaran Dasar Perusahaan telah
mengatur beberapa ketentuan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan, yaitu antara lain:
• Dalam Pasal 12 Ayat 9 Anggaran Dasar Perusahaan diatur bahwa apabila Perusahaan memiliki
kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi salah satu anggota Direksi, maka yang
berhak mewakili Perusahaan adalah anggota Direksi lainnya. Apabila Perusahaan memiliki kepentingan

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 167


Laporan Tata Kelola Perusahaan

yang berbeda dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka Perusahaan akan diwakili oleh
Komisaris.
• Dalam Pasal 13 Ayat 10 huruf b Anggaran Dasar Perusahaan diatur bahwa anggota Direksi yang
memiliki kepentingan atas suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, tidak diperbolehkan
untuk ikut dalam pengambilan suara terkait dengan hal yang berhubungan dengan transaksi tersebut,
kecuali jika Rapat Direksi menentukan lain.
• Dalam Pasal 16 Paragraph 10 huruf b Anggaran Dasar Perusahaan diatur bahwa anggota Dewan
Komisaris yang memiliki kepentingan suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, tidak
diperbolehkan untuk ikut dalam pengambilan suara terkait dengan hal yang berhubungan dengan
transaksi tersebut, kecuali jika Rapat Dewan Komisaris menentukan lain.

Perusahaan selalu melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya benturan kepentingan atas setiap
transaksi yang akan dilakukan, termasuk diantaranya dengan menerapkan Pedoman Tata Kelola Perusahaan
yang Baik, yang mana di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan untuk mencegah terjadinya benturan
kepentingan. Pedoman ini berlaku baik bagi karyawan, pejabat senior, Direksi maupun Dewan Komisaris
Perusahaan tanpa ada pengecualian.

Selain itu dalam melakukan usahanya, untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan, Perusahaan telah
mengambil kebijakan untuk menggunakan jasa penilai dan konsultan independen untuk melakukan penilaian
secara independen atas transaksi yang akan dilakukan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan Perusahaan, yang dikhawatirkan mengandung benturan kepentingan.

Tabel di bawah ini menjelaskan transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang dilakukan oleh
Perusahaan selama tahun 2009:

Nama & Jabatan yang Memiliki Nama & Jabatan


No. Benturan Kepentingan Pengambil Keputusan Jenis Transaksi Keterangan

- - - - -

Transaksi Material
Selama tahun 2009, Perusahaan tidak melakukan transaksi:
• Pembelian saham termasuk dalam rangka pengambilalihan;
• Penjualan saham;
• Penyertaan dalam badan usaha, proyek dan/atau kegiatan usaha tertentu;
• pembelian, penjualan, pengalihan, tukar-menukar atas segmen usaha atau aset selain saham;
• sewa-menyewa aset;
• Pinjam-meminjam dana;
• Menjaminkan aset; dan/atau
• Memberikan jaminan perusahaan;
yang nilainya sama atau lebih besar dari 20% dari ekuitas, sebagaimana dimaksudkan dalam Peraturan
Bapepam dan LK No. IX.E.2 (Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-413/BL/2009 tertanggal
25 Nopember 2009) tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

168 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Tabel di bawah ini menjelaskan transaksi yang material yang dilakukan oleh Perusahaan selama tahun 2009:

Pihak yang Terlibat


No. Jenis Transaksi Dalam Transaksi Jumlah Nominal Keterangan

- - - - -

Kepatuhan atas Persyaratan Obligasi dan Peraturan Bursa


Pada tanggal 9 Juni 2006, Perusahaan menerbitkan Obligasi Adira Dinamika Multi Finance II Tahun
2006 dengan rincian Seri A sejumlah Rp 570 miliar, Seri B sejumlah Rp 90 miliar dan Seri C sejumlah
Rp 90 miliar masing-masing untuk jangka waktu 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun yang mempunyai tingkat bunga
tetap masing-masing sebesar 14,4%, 14,5% dan 14,6% per tahun dari pokok Obligasi Adira Dinamika Multi
Finance II Tahun 2006 tersebut, dengan jaminan fidusia berupa piutang lancar pembiayaan konsumen sebesar
60% dari pokok obligasi yang terhutang. Dana hasil Obligasi Adira Dinamika Multi Finance II Tahun 2006 ini
akan digunakan seluruhnya untuk kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor sesuai dengan kegiatan usaha
utama dan kebijakan keuangan Perusahaan. Pada tanggal 14 September 2006, seluruh dana Obligasi Adira
Dinamika Multi Finance II Tahun 2006 telah digunakan seluruhnya dan telah dilaporkan kepada Bapepam dan
LK sesuai dengan surat No. 149/ADMF/IX/2006. Selama hutang obligasi belum dilunasi, maka Perusahaan
tidak diperkenankan membagikan dividen jika Perusahaan lalai dalam membayar jumlah terhutang obligasi
pada saat jatuh temponya, melakukan penggabungan usaha dan menjual atau mengalihkan lebih dari 40%
aset Perusahaan yang bukan merupakan piutang pembiayaan konsumen.

Pada tanggal 13 Mei 2009, Perusahaan kembali menerbitkan Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III
Tahun 2009 dengan rincian Seri A sejumlah Rp 46 miliar, Seri B sejumlah Rp 51 miliar dan Seri C sejumlah
Rp 403 miliar masing-masing untuk jangka waktu 370 hari, 2 tahun dan 3 tahun yang mempunyai tingkat
bunga tetap masing-masing sebesar 12,55%, 13,55% dan 14,60% per tahun dari pokok Obligasi Adira
Dinamika Multi Finance III Tahun 2009 tersebut, dengan jaminan fidusia berupa piutang lancar pembiayaan

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 169


Laporan Tata Kelola Perusahaan

konsumen sebesar 60% dari pokok obligasi yang terhutang. Dana hasil Obligasi Adira Dinamika Multi
Finance III Tahun 2009 ini akan digunakan seluruhnya untuk kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor sesuai
dengan kegiatan usaha utama dan kebijakan keuangan Perusahaan. Pada tanggal 2 Juli 2009, seluruh dana
Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III Tahun 2009 telah digunakan seluruhnya dan telah dilaporkan kepada
Bapepam dan LK sesuai dengan surat No. 074/ADMF/VII/2009. Selama hutang obligasi belum dilunasi,
maka Perusahaan tidak diperkenankan membagikan dividen jika Perusahaan lalai dalam membayar jumlah
terhutang obligasi pada saat jatuh temponya, memberikan pinjaman kepada afiliasi ataupun pihak ketiga
lainnya yang mana keseluruhan jumlah pinjaman tersebut tidak melebihi Rp 50 milliar kecuali pinjaman yang
telah ada sebelumnya atau pinjaman dalam rangka menjalankan kegiatan usaha Perusahaan, melakukan
penggabungan usaha dan menjual atau mengalihkan lebih dari 40% aset Perusahaan yang bukan merupakan
piutang pembiayaan konsumen.

Selain itu, Perusahaan juga memastikan bahwa seluruh persyaratan pada obligasi dan peraturan bursa dapat
terpenuhi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
• Membayar kupon bunga dan cicilan pokok obligasi secara penuh dan tepat waktu.
• Membayar lunas pokok obligasi yang telah jatuh tempo secara penuh dan tepat waktu.
• Memastikan rasio-rasio keuangan berada dalam batas-batas yang dipersyaratkan.
• Memastikan Perusahaan mengikuti seluruh pembatasan sehubungan dengan penerbitan obligasi.
• Memberikan laporan daftar jaminan setiap bulan kepada wali amanat.
• Pendaftaran jaminan 1 (satu) kali setiap tahun ke instansi yang berwenang sesuai ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Menjaga rasio nilai jaminan untuk menjamin pelunasan obligasi sesuai dengan Perjanjian
Perwaliamanatan.
• Menyampaikan laporan keuangan triwulanan, laporan keuangan tengah tahunan dan laporan keuangan
tahunan secara lengkap dan tepat waktu.
• Melakukan pemeringkatan Perusahaan dan obligasi-obligasi Perusahaan 1 (satu) kali setiap tahun
atau sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pembayaran kupon bunga dan cicilan pokok obligasi yang dilakukan Adira Finance melalui PT Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:

No. Pembayaran Tanggal Jumlah Nominal (Rp)

1. Bunga ke-11 Obligasi Adira Dinamika Multi 8 Maret 2009 26.476.847.223


Finance II Tahun 2006

2. Pokok Obligasi Seri A dan Bunga ke-12 8 Juni 2009 597.067.500.000


Obligasi Adira Dinamika Multi Finance II Tahun
2006

3. Bunga ke-1 Obligasi Adira Dinamika Multi 13 Agustus 2009 17.880.375.000


Finance III Tahun 2009

4. Bunga ke-13 Obligasi Adira Dinamika Multi 8 September 2009 6.547.500.000


Finance II Tahun 2006

5. Bunga ke-2 Obligasi Adira Dinamika Multi 13 Nopember 2009 17.880.375.000


Finance III Tahun 2009

6. Bunga ke-14 Obligasi Adira Dinamika Multi 8 Desember 2009 6.547.500.000


Finance II Tahun 2006

170 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Korespondensi Perusahaan kepada Bapepam dan LK selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:
No. Nama Laporan Nomor Surat Tanggal Penyampaian

1. Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan 2008 005/ADMF/CS/II/09 13 Pebruari 2009

2. Penyampaian Bukti Iklan Laporan Keuangan 007/ADMF/CS/II/09 17 Pebruari 2009


Tahunan 2008

3. Penyampaian Rencana Rapat Umum Pemegang 010/ADMF/CS/II/09 23 Pebruari 2009


Saham Tahunan

4. Penyampaian Bukti Iklan Pemberitahuan Rapat 011/ADMF/CS/III/09 2 Maret 2009


Umum Pemegang Saham Tahunan

5. Penyampaian Perubahan Susunan Anggota 017/ADMF/CS/III/09 16 Maret 2009


Komite Audit dan Manajemen Risiko Perusahaan

6. Penyampaian Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum 018/ADMF/CS/III/09 17 Maret 2009


Pemegang Saham Tahunan

7. Penyampaian Rencana Paparan Publik 019/ADMF/CS/III/09 17 Maret 2009

8. Penyampaian Laporan Tahunan 2008 020/ADMF/CS/III/09 17 Maret 2009

9. Penyampaian Bukti Iklan Prospektus Ringkas 021/ADMF/CS/III/09 20 Maret 2009


Awal Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III
Tahun 2009

10. Penyampaian Dokumen Tambahan dalam Rangka 043/ADMF/CS/IV/09 2 April 2009


Penawaran Umum Obligasi Adira Dinamika Multi
Finance III Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga
Tetap

11. Penyampaian Bukti Iklan Hasil Pemeringkatan 044/ADMF/CS/IV/09 2 April 2009

12. Pemberitahuan Hasil Rapat Umum Pemegang 045/ADMF/CS/IV/09 2 April 2009


Saham Tahunan

13. Penyampaian Bukti Iklan Hasil Rapat Umum 047/ADMF/CS/IV/09 3 April 2009
Pemegang Saham Tahunan

14. Penyampaian Bukti Iklan Pembagian Dividen Kas 048/ADMF/CS/IV/09 3 April 2009

15. Penyampaian Laporan Hasil Paparan Publik 049/ADMF/CS/IV/09 3 April 2009

16. Tanggapan atas Permintaan dan/atau Tambahan 050/ADMF/CS/IV/09 6 April 2009


Informasi atas Pernyataan Pendaftaran

17. Surat Pengantar untuk Pernyataan Pendaftaran 058/ADMF/CS/IV/09 22 April 2009


dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Adira
Dinamika Multi Finance III Tahun 2009

18. Penyampaian Laporan Keuangan Interim untuk 059/ADMF/CS/IV/09 22 April 2009


Periode 3 Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Maret 2009

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 171


Laporan Tata Kelola Perusahaan

No. Nama Laporan Nomor Surat Tanggal Penyampaian

19. Penyampaian Bukti Iklan Informasi Tambahan 062/ADMF/CS/V/09 6 Mei 2009


dan/atau Perbaikan Prospektus Ringkas Obligasi
Adira Dinamika Multi Finance III Tahun 2009

20. Penyampaian Laporan Penggunaan Dana Hasil 074/ADMF/CS/VII/09 2 Juli 2009


Penawaran Umum Obligasi III Adira Dinamika
Multi Finance Tahun 2009

21. Penyampaian Laporan Keterbukaan Informasi 076/ADMF/CS/VII/09 13 Juli 2009


Pemegang Saham Tertentu

22. Keterbukaan Informasi mengenai Biaya yang 078/ADMF/CS/VII/09 24 Juli 2009


Dikeluarkan dalam Rangka Penawaran Umum
Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III Tahun
2009

23. Penyampaian Laporan Keuangan Tengah 080/ADMF/CS/VII/09 29 Juli 2009


Tahunan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni
2009

24. Penyampaian Bukti Pengumuman Iklan Laporan 082/ADMF/CS/VII/09 30 Juli 2009


Keuangan Tengah Tahunan yang Berakhir pada
Tanggal 30 Juni 2009

25. Pemberitahuan Perubahan Sekretaris Perusahaan 088/ADMF/CS/VIII/09 25 Agustus 2009

26. Penyampaian Bukti Iklan Pemberitahuan 089/ADMF/CS/VIII/09 26 Agustus 2009


Perubahan Sekretaris Perusahaan

27. Penyampaian Laporan Keuangan Interim untuk 097/ADMF/CS/X/09 30 Oktober 2009


Periode 9 Bulan yang Berakhir pada Tanggal
30 September 2009

28. Penyampaian Laporan Pengangkatan Kepala Unit 104/ADMF/CS/XII/09 10 Desember 2009


Audit Internal Perusahaan

Laporan-laporan yang disampaikan Perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009
adalah sebagai berikut:
No. Nama Laporan Nomor Surat Tanggal Penyampaian

1. Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan 2008 005/ADMF/CS/II/09 13 Pebruari 2009

2. Penyampaian Bukti Iklan Laporan Keuangan 008/ADMF/CS/II/09 17 Pebruari 2009


Tahunan 2008

3. Pemberitahuan Rencana Rapat Umum Pemegang 010/ADMF/CS/II/09 23 Pebruari 2009


Saham Tahunan

4. Penjelasan atas Volatilitas Transaksi Efek 0011/ADMF/CS/II/09 23 Pebruari 2009


Perusahaan untuk Tanggal 18 Pebruari 2009

5. Penyampaian Bukti Iklan Pemberitahuan Rapat 011/ADMF/CS/III/09 2 Maret 2009


Umum Pemegang Saham Tahunan

172 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

No. Nama Laporan Nomor Surat Tanggal Penyampaian

6. Penyampaian Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum 018/ADMF/CS/III/09 17 Maret 2009


Pemegang Saham Tahunan

7. Perubahan Susunan Anggota Komite Audit dan 017/ADMF/CS/III/09 18 Maret 2009


Manajemen Risiko Perusahaan

8. Penyampaian Laporan Tahunan 2008 020/ADMF/CS/III/09 23 Maret 2009

9. Pemberitahuan Hasil Rapat Umum Pemegang 045/ADMF/CS/IV/09 2 April 2009


Saham Tahunan

10. Penyampaian Bukti Iklan Pengumuman Hasil 047/ADMF/CS/IV/09 3 April 2009


Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan
Jadwal Pembayaran Dividen Kas

11. Jadwal Pembagian Dividen Kas 048/ADMF/CS/IV/09 3 April 2009

12. Penyampaian Laporan Hasil Paparan Publik 049/ADMF/CS/IV/09 3 April 2009

13. Penyampaian Laporan Keuangan Interim untuk 060/ADMF/CS/IV/09 22 April 2009


Periode 3 Bulan yang Berakhir pada Tanggal
31 Maret 2009

14. Penjelasan Atas Volatilitas Transaksi Efek 061/ADMF/CS/V/09 1 Mei 2009


Perusahaan untuk Tanggal 29 April 2009

15. Penyampaian Laporan Keterbukaan Informasi 076/ADMF/CS/VII/09 13 Juli 2009


Pemegang Saham Tertentu

16. Penyampaian Laporan Penggunaan Dana Hasil 078/ADMF/CS/VII/09 15 Juli 2009


Penawaran Umum Obligasi III Adira Dinamika
Multi Finance Tahun 2009

17. Penyampaian Laporan Keuangan Tengah 081/ADMF/CS/VII/09 29 Juli 2009


Tahunan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni
2009

18. Penyampaian Bukti Iklan Laporan Keuangan 083/ADMF/CS/VII/09 30 Juli 2009


Tengah Tahunan yang Berakhir pada Tanggal
30 Juni 2009

19. Pemberitahuan Perubahan Sekretaris Perusahaan 091/ADMF/CS/VIII/09 26 Agustus 2009

20. Keterbukaan Informasi yang perlu Diketahui 095/ADMF/CS/X/09 15 Oktober 2009


Publik tentang Akibat Gempa Bumi di Padang

21. Penyampaian Laporan Keuangan Interim untuk 098/ADMF/CS/X/09 30 Oktober 2009


Periode 9 Bulan yang Berakhir pada Tanggal
30 September 2009

Pembelian Kembali Saham dan/atau Obligasi


Selama tahun 2009, Perusahaan tidak melakukan pembelian kembali saham maupun obligasi Perusahaan.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 173


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah


Sebagai perusahaan penyedia jasa keuangan, Perusahaan menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan termasuk Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.012/2006
tertanggal 31 Agustus 2006 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non
Bank.

Selama tahun 2009, dalam rangka pelaksanaan PMN, Perusahaan telah melakukan:
• Revisi terhadap Kebijakan dan Pedoman Pelaksanaan Penerapan PMN.
• Memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada seluruh kepala cabang.
• Menyampaikan laporan atas transaksi keuangan mencurigakan yang ditemukan oleh Unit Khusus
PMN Perusahaan, yang mana pada tahun 2009 terdapat 4 (empat) transaksi keuangan mencurigakan
yang telah dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

PENYEDIAAN DANA UNTUK PIHAK-PIHAK TERKAIT


DAN NASABAH BESAR

Mengenai penyediaan dana untuk pihak-pihak terkait dan nasabah besar Adira Finance dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
No. Penyediaan Dana Jumlah Pihak Jumlah Nominal (Jutaan Rp)

1. Kepada Pihak Terkait 6 313.713


2. Kepada Nasabah Inti:
a. Individu 50 36.636
b. Grup 50 50.744

Keterangan:
Penyediaan dana kepada pihak terkait adalah penyediaan dana dalam bentuk pinjaman, penempatan dana,
penyertaan kepada perorangan atau perusahaan/badan yang mempunyai hubungan pengendalian dengan
Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan
dan/atau keuangan. Sedangkan penyediaan dana kepada nasabah inti adalah penyediaan dana kepada
50 konsumen dengan baki debet terbesar, baik individu maupun grup.

RENCANA STRATEGIS

A. Rencana Jangka Panjang


Rencana jangka panjang Perusahaan dalam rangka mewujudkan Visi Perusahaan yaitu untuk menjadi
perusahaan pembiayaan berkelas internasional.

B. Rencana Jangka Menengah


Dalam 3-5 tahun yang akan datang, Perusahaan berencana untuk memantapkan posisinya sebagai
salah satu perusahaan pembiayaan yang terbesar di Indonesia dan menjadi lembaga keuangan yang
setara dengan bank-bank papan atas nasional.

174 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

C. Rencana Jangka Pendek


Untuk tahun 2010, Perusahaan berencana untuk meningkatkan pangsa pasarnya dalam industri
pembiayaan. Selain itu, Perusahaan juga berencana untuk meningkatkan pelayanannya kepada
masyarakat yang lebih luas dengan melakukan penambahan jaringan usaha baru.

Perusahaan menargetkan untuk mendapatkan 1.352.385 pembiayaan baru, dengan meningkatkan jumlah
pembiayaan baru hingga mencapai Rp 17 triliun pada tahun 2010. Untuk mencapai hasil yang direncanakan
tersebut, Perusahaan akan meningkatkan efisiensi, menambah jaringan usaha (cabang, kantor perwakilan, titik
pelayanan, kios dan dealer outlet), sehingga pada tahun 2010 diharapkan jumlah jaringan usaha Perusahaan
akan mencapai sebanyak 485 jaringan usaha. Lebih lanjut, Perusahaan akan tetap berusaha untuk menjaga
risiko kredit Perusahaan di kisaran 3,5%-3,8%.

TRANSPARANSI

Sekretaris Perusahaan
Dalam struktur organisasi Perusahaan, Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama, yang mempunyai tugas utama mengelola hubungan dengan investor, publik, pihak internal dan
mengelola data Perusahaan.

Tugas-tugas Sekretaris Perusahaan antara lain sebagai berikut:


1. Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar
modal dan mensosialisasikannya kepada Dewan Komisaris, Direksi dan pemangku kepentingan
Perusahaan.
2. Memberikan pelayanan kepada publik atas setiap informasi mengenai kondisi Perusahaan.
3. Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya.
4. Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan pihak-pihak berwenang (Bapepam dan LK, BEI dan
lainnya) serta publik.
5. Memonitor dan memberikan masukan atas kepatuhan Perusahaan terhadap ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Mempersiapkan dan menghadiri rapat-rapat Dewan Komisaris dan Direksi, serta memastikan rapat-
rapat tersebut dilakukan sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Selain itu juga memastikan bahwa hasil-hasil rapat dituangkan secara lengkap dalam
suatu berita acara.
7. Memastikan bahwa laporan-laporan yang wajib dilaporkan Perusahaan kepada instansi-instansi yang
berwenang atau pihak lainnya dilakukan secara benar dan tepat waktu.
8. Memelihara dan menjalin komunikasi yang intensif dengan para investor. Pada tahun 2009, Sekretaris
Perusahaan bersama-sama dengan Direktur Keuangan Perusahaan telah melakukan 34 (tiga puluh
empat) kali pertemuan dengan investor atau analis.

Untuk lebih meningkatkan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Perusahaan dan untuk
meminimalkan benturan kepentingan, maka pada tanggal 24 Agustus 2009, jabatan Sekretaris Perusahaan
Adira Finance yang sebelumnya dijabat oleh Hafid Hadeli yang juga merupakan salah satu anggota Direksi
Perusahaan digantikan oleh Yuky Hondojono. Penunjukkan ini telah diberitahukan kepada Bapepam dan LK,
BEI dan diiklankan di surat kabar dengan peredaran skala nasional.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 175


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Penyerahan Laporan Berkala


Akurasi, kelengkapan dan ketepatan waktu laporan berkala dan laporan tahunan senantiasa menjadi perhatian
utama Perusahaan. Pada tahun 2009, Laporan Keuangan Tahunan 2008 yang telah Diaudit, Laporan Keuangan
Triwulanan I Tahun 2009, Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2009 dan Laporan Keuangan Triwulanan
III Tahun 2009 telah diserahkan sebelum batas waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK serta BEI.
Perusahaan juga telah menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan yang telah Diaudit pada tanggal dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 kepada Bapepam dan LK serta BEI pada tanggal
23 Pebruari 2010.

Selain laporan-laporan berkala sesuai dengan Peraturan Pasar Modal, Perusahaan sebagai perusahaan
pembiayaan juga senantiasa menyampaikan laporan-laporan yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006, antara lain laporan keuangan bulanan,
laporan kegiatan usaha semesteran dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik kepada Menteri Keuangan dan BI.

Laporan keuangan dan laporan tahunan Perusahaan dapat diperoleh di kantor pusat Perusahaan melalui
Sekretaris Perusahaan dan juga dapat diakses di situs Perusahaan di www.adira.co.id.

Publikasi Informasi Perusahaan


Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan, maka Perusahaan telah mempublikasikan berbagai
informasi terkait Perusahaan selama tahun 2009, termasuk senantiasa mempublikasikan informasi material
kepada publik sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.1 (Keputusan Ketua Bapepam dan LK
No. Kep-86/PM/1996 tertanggal 24 Januari 1996) dan Peraturan Bursa Efek Jakarta No. I-E.IV (Keputusan
Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-306/BEJ/07-2004 tertanggal 19 Juli 2004). Pengungkapan
informasi material dilakukan Perusahaan melalui laporan ataupun siaran pers. Dalam rangka meningkatkan
penyebarluasan informasi material, seluruh informasi untuk pers dan laporan dibuat dalam dua bahasa yaitu
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Selama tahun 2009, Perusahaan telah melakukan berbagai publikasi sebagai berikut:
• Pengumuman Laporan Keuangan Tahunan 2008 pada tanggal 16 Pebruari 2009 di Surat Kabar Harian
Kompas, Bisnis Indonesia dan Investor Daily Indonesia.
• Pengumuman rencana RUPS Tahunan 2009 pada tanggal 2 Maret 2009 di Surat Kabar Harian Bisnis
Indonesia dan Investor Daily Indonesia.
• Panggilan RUPS Tahunan 2009 pada tanggal 17 Maret 2009 di Surat Kabar Harian Bisnis Indonesia
dan Investor Daily Indonesia.
• Pemberitahuan hasil pemeringkatan Perusahaan oleh Pefindo pada tanggal 31 Maret 2009 di Surat
Kabar Harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily Indonesia.
• Pengumuman hasil RUPS Tahunan 2009 dan rencana pembagian dividen kas dari laba bersih tahun
2008 sebesar Rp 510 per saham pada tanggal 3 April 2009 di Surat Kabar Harian Bisnis Indonesia dan
Investor Daily Indonesia.
• Pengumuman Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2009 pada tanggal 30 Juli 2009 di Surat Kabar
Harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily Indonesia.
• Pengumuman larangan untuk memberikan hadiah/bingkisan kepada pimpinan dan karyawan
Perusahaan pada tanggal 7 September 2009 di Surat Kabar Harian Kompas.

Perusahaan juga telah mempublikasikan Laporan Keuangan Tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2009 di Surat Kabar Harian Kompas, Bisnis Indonesia dan Jakarta Post pada tanggal 24 Pebruari 2010.

176 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Mempunyai tugas
utama mengelola
hubungan dengan
investor, publik,
pihak internal dan
mengelola data
Perusahaan

Dalam rangka memberikan kesetaraan dalam penyebaran informasi, selain melapor kepada otoritas pasar
modal, Perusahaan juga memberikan informasi kepada investor dan pemegang saham melalui media
komunikasi investor (Investor Newsletter) secara triwulanan yang disajikan dalam Bahasa Inggris, antara
lain menyediakan informasi secara rinci mengenai posisi dan kinerja usaha Perusahaan, kondisi ekonomi,
informasi terkini, prospek dan kegiatan Perusahaan. Investor Newsletter triwulanan diterbitkan masing-
masing pada tanggal 16 Pebruari 2009, 20 April 2009, 30 Juli 2009, 30 Oktober 2009 dan 24 Pebruari 2010.

Perusahaan juga memberikan informasi keuangan dan non keuangan (termasuk di dalamnya laporan kepatuhan
seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006)
yang lebih rinci setiap bulan kepada pemegang saham pengendali, serta melakukan pertemuan rutin untuk
pembahasan informasi tersebut.

Akses Informasi
Perusahaan senantiasa memberikan informasi mengenai posisi, kondisi, kinerja dan prospek keuangan,
serta hal-hal non keuangan lainnya, seperti perubahan struktur pemegang saham, peristiwa terkini dan
lainnya untuk memungkinkan dilakukannya analisa terbuka oleh publik. Publik diharapkan dapat mengakses
informasi tentang Perusahaan di situs yang memberikan informasi kompherensif tentang kegiatan operasional
dan kinerja Perusahaan serta berbagai informasi lainnya yang berguna bagi pemegang saham dan pihak-
pihak yang berkepentingan lainnya. Publik dapat mengakses informasi tentang Perusahaan di situs
www.adira.co.id.

Untuk keperluan internal Perusahaan maupun untuk berbagi informasi dan pengetahuan di antara karyawan,
Perusahaan memiliki jaringan intranet yang menyediakan informasi tentang perkembangan operasional,
keuangan dan administrasi di lingkungan Perusahaan. Jaringan intranet tersebut dapat diakses oleh seluruh
karyawan Perusahaan.

Paparan Publik
Sebagai bagian dari komitmen keterbukaan dan dialog terbuka rutin dengan pemegang saham, publik dan
pers, Perusahaan telah melakukan 2 (dua) kali paparan publik selama tahun 2009, yang mana paparan publik
dilakukan dalam rangka penerbitan Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III Tahun 2009 dan paparan publik
tahunan.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 177


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Pada tanggal 21 Maret 2009, Perusahaan melakukan paparan publik bertempat di Hotel Ritz Charlton - Jakarta
dalam rangka penerbitan Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III Tahun 2009, Perusahaan memaparkan
kondisi Perusahaan (termasuk diantaranya kondisi keuangan, pemasaran, persaingan usaha dan lainnya),
prospek usaha Perusahaan, latar belakang rencana penerbitan obligasi, penjelasan mengenai obligasi yang
akan diterbitkan serta rencana penggunaan dana hasil obligasi.

Paparan publik tahunan dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan RUPS Tahunan pada tanggal 1 April
2009 di Hotel Nikko – Jakarta. Dalam paparan publik ini, Manajemen Perusahaan menyampaikan informasi
penting kepada publik dan pers mengenai kondisi dan kinerja keuangan Perusahaan pada tanggal dan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.

Transaksi dengan Pihak Terafiliasi


Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Adira Finance melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, yaitu pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan kepemilikan atau kepengurusan Perusahaan, sebagaimana yang dimaksud dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 dan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 (Keputusan
Ketua Bapepam dan LK No. Kep-06/PM/2000 tertanggal 13 Maret 2000) tentang Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan. Jenis transaksi dengan pihak terafiliasi meliputi kerjasama pembiayaan, penempatan dana pada
giro dan deposito berjangka, utang dealer, biaya perolehan pembiayaan konsumen, penyertaan saham,
pembiayaan konsumen, kerjasama asuransi kendaraan pembiayaan konsumen dan pembelian obligasi.

Seluruh pos dan sifat transaksi telah diungkapkan pada Catatan 28 dari Laporan Keuangan yang Diaudit pada
tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007. Adapun hubungan
istimewa mungkin mengakibatkan perlakuan atas transaksi tersebut tidak sama dengan transaksi lain yang
dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Sampai dengan akhir tahun 2009, tidak
terdapat transaksi yang mempunyai benturan kepentingan yang belum disetujui oleh RUPS.

Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus


Untuk memenuhi ketentuan Pasal 50 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Perusahaan senantiasa memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus, yang keberadaannya dapat
membantu Manajemen Perusahaan dalam mengidentifikasi potensi transaksi perdagangan orang dalam dan
transaksi benturan kepentingan.

Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus disimpan oleh Sekretaris Perusahaan. Perusahaan mendapatkan
Daftar Pemegang Saham dari KSEI setiap bulan. Sedangkan untuk Daftar Khusus dibuat oleh Perusahaan
sendiri, yang mana Daftar Khusus tersebut memuat keterangan atas saham-saham yang dimiliki oleh setiap
anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan maupun keluarganya, baik saham di dalam Perusahaan
maupun pada perusahaan lain dan tanggal perolehan saham tersebut, serta diperbaharui setiap terjadi
perubahan.

Peringkat Adira Finance


Perusahaan memperoleh hasil pemeringkatan atas surat hutang jangka pendek dari PT Pemeringkat Efek
Indonesia (Pefindo) berdasarkan surat No. 260/PEF-Dir/III/2009 untuk Obligasi Adira Dinamika Multi Finance
II Tahun 2006 dan surat No. 259/PEF-Dir/III/2009 untuk Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III Tahun 2009,
keduanya tertanggal 16 Maret 2009 dengan hasil “idAA-” (Double A Minus; Stable Outlook). Dengan hasil
tersebut menunjukkan bahwa Efek Hutang dengan peringkat “idAA” memiliki kualitas kredit sedikit di bawah

178 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif lebih kuat dibanding entitas Indonesia lainnya.
Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah katagori yang
bersangkutan.

Sedangkan untuk pemeringkatan Perusahaan, sesuai dengan surat Pefindo No. 261/PEF-Dir/III/2009
tertanggal 16 Maret 2009, Perusahaan juga memperoleh hasil penilaian “idAA-” (Double A Minus; Stable
Outlook). Hasil peringkat “idAA-“ ini menunjukkan bahwa Perusahaan memiliki kualitas kredit sedikit di
bawah perusahaan dengan peringkat tertinggi, mencerminkan kemampuan Perusahaan yang kuat untuk
mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan pembiayaan sepeda motor terbesar di Indonesia
dan pada saat yang sama juga terus memperkokoh eksistensinya di pasar pembiayaan mobil. Peringkat
ini juga mencerminkan profitabilitas Perusahaan yang tinggi dan fundamental Perusahaan yang kuat, yang
didukung oleh pengelolaan biaya operasional dan risiko yang baik, meskipun Perusahaan terus melakukan
ekspansi jaringan usaha dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan telah berhasil mempertahankan
peringkat “idAA-” (Double A Minus; Stable Outlook) tersebut di tengah kondisi ekonomi yang tidak kondusif
di Indonesia dan terus menunjukkan grafik yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
Manajemen Perusahaan mampu menjaga pertumbuhan Perusahaan secara baik dari waktu ke waktu.

Pemeringkat Adira Finance oleh Pefindo


Mar Mar
2008 2009

Id AA- Id AA-
Mei
2007

Id A+
Jul Apr
Peb 2006
2005 2005

Mei Id A Id A Id A
Mar 2004
2003

Id A-
Id A-
Mei
2002

Id BBB+

Hasil “idAA-” diberikan kepada Perusahaan sehubungan dengan adanya dukungan pendanaan yang kuat
dan sinergi yang diberikan oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk kepada Adira Finance. Peringkat ini juga
mempertimbangkan keterlibatan PT Bank Danamon Indonesia Tbk dalam pengelolaan risiko Perusahaan.
Dengan adanya dukungan tersebut, posisi pasar Adira Finance di masa datang diharapkan tetap kuat dan
tetap mempertahankan kinerja keuangannya yang sehat.

Pengembalian Investasi Pemegang Saham


Perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengembalikan investasi pemegang saham dalam
bentuk dividen kas. Sejak Penawaran Saham Perdana, Perusahaan selalu membagikan dividen kepada para
pemegang sahamnya setiap tahun dan juga telah menetapkan kebijakan dividen minimal sebesar 20%-

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 179


Laporan Tata Kelola Perusahaan

25% dari laba bersih tahun berjalan pada Prospektus Penawaran Saham Perdana Perusahaan. Perusahaan
akan terus berupaya untuk memberikan imbalan investasi yang terbaik kepada seluruh pemegang saham
Perusahaan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan dana Perusahaan di tahun berikutnya dan kebijakan
dividen yang diambil oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk selaku pemegang saham pengendali.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Perusahaan juga telah membagikan dividen kas kepada seluruh
pemegang saham Perusahaan pada tahun 2009. Dalam RUPS Tahunan 2009 pada tanggal 1 April 2009
telah disetujui untuk membagikan dividen sebesar 50,0% dari laba bersih Perusahaan tahun 2008 sejumlah
Rp 510 miliar atau sebesar Rp 510 per lembar saham. Pada tanggal pembayaran dividen, Perusahaan telah
membayarkan seluruh hutang dividen kas tersebut kepada seluruh pemegang saham Perusahaan.

Keterangan 2009 2008 2007 2006 2005

Dividen kas per saham


(dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah) Rp 510 Rp 280 Rp 232 Rp 238 Rp 298

Rasio nilai dividen terhadap laba bersih 50,0% 50,0% 50,0% 50,0% 99,0%

Pertumbuhan nilai dividen dibanding


tahun sebelumnya 82,1% 20,7% -2,5% -20,1% 142,3%

Opsi Saham
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk belum pernah memberikan opsi saham baik kepada anggota Dewan
Komisaris, Direksi maupun karyawan Perusahaan.

Kasus Kecurangan
Kecurangan adalah tindakan atau perbuatan yang menyimpang atau tidak benar yang mengakibatkan
terjadinya kerugian atau risiko kerugian bagi pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk mengurangi risiko kerugian akibat dari adanya kecurangan, maka Perusahaan telah melakukan
berbagai langkah pencegahan selama tahun 2009, diantaranya dengan memperkuat budaya Perusahaan
dan memperkecil peluang untuk terjadinya kecurangan. Selain pencegahan, Perusahaan juga melakukan
langkah-langkah penindakan yang tegas pada para pelaku dengan tidak segan-segan untuk melakukan
pemecatan secara tidak hormat, bahkan memprosesnya melalui prosedur hukum.

Jumlah kecurangan yang terjadi dalam 1 tahun adalah sebagai berikut:


Jumlah kasus yang dilakukan oleh:

Kecurangan Internal Pengurus Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap


2008 2009 2008 2009 2008 2009

Jumlah Kecurangan - - 9 5 7 -
Telah diselesaikan - - 8 3 6 -
Dalam proses
penyelesaian internal - - - - - -
Belum diupayakan
penyelesaiannya - - - 2 - -
Ditindaklanjuti melalui
proses hukum - - 1 1 1 -

180 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Kasus Hukum
Sepanjang pengetahuan Perusahaan, sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan tahunan ini,
Perusahaan menghadapi beberapa kasus hukum dan/atau tuntutan dari pihak ketiga yang nilainya tidak
material. Sedangkan untuk anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi Perusahaan, sepanjang pengetahuan
Perusahaan, sampai dengan diterbitkannya laporan tahunan ini tidak menghadapi tuntutan dari pihak ketiga
atau terlibat sebagai pihak dalam kasus hukum.

Kasus-kasus hukum baik perdata maupun pidana yang melibatkan Perusahaan sebagai pihak adalah sebagai
berikut:
Jumlah
No. No. Perkara Gugatan (Rp) Materi Perkara Posisi Status Perkara

1. 763 K/PDT/2008 125.000.000 Perbuatan Tergugat Kasasi


melawan hukum

2. 2583 K/PDT/2009 122.000.000 Perbuatan Tergugat Kasasi


Melawan Hukum

3. 28/PDT/2009/PT.DKI 500.000.000 Perbuatan Penggugat Banding


Melawan Hukum

4. 51/Pdt/2009/PT.TK 6.180.389 Perbuatan Tergugat Banding


Melawan Hukum

5. 12/Pdt.G/2009/PN.Blt 195.439.372 Perbuatan Tergugat Pengadilan Negeri


Melawan Hukum

6. 42/Pdt.G/2009/PN.Blt 893.705.000 Wanprestasi Tergugat Pengadilan Negeri

7. 41/Pdt.G/2009/PN-LP 5.000.000 Wanprestasi Penggugat Pengadilan Negeri

8. 47/Pdt.G/2009/PN.Blt 107.545.788 Wanprestasi Tergugat Pengadilan Negeri

9. 61/Pdt.G/2009/PN.Blt 36.081.808 Wanprestasi Tergugat Pengadilan Negeri

10. 195/Pid.B/2009 11.675.000 Tindak pidana Pelapor Pengadilan Negeri


penggelapan

11. 28/Pdt.G/2009/PN.Kdr 218.015.361 Wanprestasi Tergugat Pengadilan Negeri

12. 268/B/2009/PN Kendal 23.666.479 TP Penggelapan dan Pelapor Pengadilan Negeri


Pemalsuan

Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Perusahaan


Selama tahun 2009, tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan
terhadap Perusahaan.

Pemberian Dana untuk Kegiatan Politik dan Kegiatan Sosial


Selama tahun 2009, sesuai dengan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Perusahaan tidak terlibat
dalam kegiatan yang berbau politik, termasuk juga tidak memberikan sumbangan atau pendanaan baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan terkait pemberian dana untuk kegiatan sosial akan dijelaskan secara lebih mendalam pada
Laporan Berkelanjutan Tahun 2009 yang kami sampaikan secara terpisah, tetapi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan 2009 ini.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 181


Laporan Tata Kelola Perusahaan

PENILAIAN MANDIRI ATAS PRAKTIK TATA KELOLA PERUSAHAAN

Untuk mendapatkan hasil yang obyektif terhadap penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang
Baik, Perusahaan melakukan penilaian mandiri atas praktik Tata Kelola Perusahaan pada tahun 2009.

A. Penilaian Mandiri dengan Format dari Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI)
Berdasarkan hasil penilaian mandiri yang dilakukan Perusahaan dengan menggunakan kriteria
penilaian yang telah dipublikasikan oleh FCGI, yaitu:
1. Hak Pemegang Saham;
2. Kebijakan Tata Kelola Perusahaan;
3. Praktik-Praktik Tata Kelola Perusahaan;
4. Pengungkapan; dan
5. Audit.

Perusahaan melakukan penilaian mandiri sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juni
dan Desember 2009.

Tabel di bawah ini memperlihatkan hasil penilaian yang diperoleh pada penilaian bulan Juni 2009:

Nilai Nilai
No. Aspek Penilaian Bobot
Perusahaan Tertimbang

1. Penghargaan atas Hak Pemegang Saham 56 20% 15,56


2. Kebijakan Tata Kelola Perusahaan 94 15% 12,37
3. Praktik-Praktik Tata Kelola Perusahaan 117 30% 24,37
4. Pengungkapan 40 20% 20,00
5. Audit 22 15% 15,00
Jumlah 87,30

Tabel di bawah ini memperlihatkan hasil penilaian yang diperoleh pada penilaian bulan Desember
2009:
Nilai Nilai
No. Aspek Penilaian Bobot
Perusahaan Tertimbang

1. Penghargaan atas Hak Pemegang Saham 56 20% 15,56


2. Kebijakan Tata Kelola Perusahaan 94 15% 12,37
3. Praktik-Praktik Tata Kelola Perusahaan 117 30% 24,37
4. Pengungkapan 40 20% 20,00
5. Audit 22 15% 15,00
Jumlah 87,30

Berdasarkan hasil penilaian mandiri dengan menggunakan kuesioner yang dipublikasikan FCGI, nilai
tertimbang yang diperoleh Perusahaan untuk penilaian bulan Juni dan Desember 2009 adalah sebesar
87,30, yang mana nilai tersebut dapat diintepretasikan bahwa nilai Tata Kelola Perusahaan atas Adira
Finance secara keseluruhan adalah “Sangat Baik”.

182 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

B. Penilaian Mandiri dengan Format dari BI


Selain menggunakan kriteria penilaian yang telah dipublikasikan oleh FCGI, Perusahaan juga
mencoba untuk melakukan penilaian mandiri dengan menggunakan metode penilaian sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tertanggal 5 Oktober 2006, meskipun terdapat beberapa
persyaratan yang tidak dapat diaplikasikan sepenuhnya pada perusahaan pembiayaan.

Hasil dari penilaian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

No. Aspek Bobot Peringkat Nilai Keterangan

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung 10% 3 0,3 Seluruh persyaratan tugas


Jawab Dewan Komisaris dan tanggung jawab Dewan
Komisaris telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Namun demikian,
jumlah anggota Dewan
Komisaris masih lebih banyak
dari pada jumlah anggota
Direksi Perusahaan dan jumlah
Komisaris Independen masih
kurang dari 50%.

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung 20% 2 0,4 Seluruh persyaratan tugas


Jawab Direksi dan tanggung jawab Direksi
telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku. Namun demikian,
masih terdapat anggota Direksi
yang memiliki rangkap jabatan
sebagai Komisaris atau Direksi
pada perusahaan dan/atau
lembaga lain.

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan 10% 1 0,1 Struktur, jumlah, kompetensi,


Tugas Komite kualifikasi dan tanggung jawab
Komite telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

4. Penanganan Benturan Kepentingan 10% 1 0,1 Perusahaan telah memiliki


pedoman, sistem dan prosedur
pencegahan dan penyelesaian
benturan kepentingan yang
berlaku bagi seluruh pemangku
kepentingan.

5. Penerapan Fungsi Kepatuhan 5% 2 0,2 Perusahaan telah memenuhi


Perusahaan kriteria kepatuhan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan komitmen
kepada lembaga-lembaga yang
berwenang. Namun demikian,
perusahaan pembiayaan
tidak mempunyai kewajiban
mengenai laporan kepatuhan
kepada pihak yang berwenang,
sehingga Perusahaan tidak
menyampaikan laporan
kepatuhan kepada Bapepam
dan LK.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 183


Laporan Tata Kelola Perusahaan

No. Aspek Bobot Peringkat Nilai Keterangan

6. Penerapan Fungsi Audit Internal 5% 1 0,1 Pelaksanaan fungsi audit internal


Perusahaan telah berjalan efektif
dan memenuhi pedoman audit
internal serta sesuai dengan
standar minimum yang telah
ditetapkan dalam Standard
for the Professional Practice
of Internal Auditing dari the
Institute of Internal Auditors.

7. Penerapan Fungsi Audit Eksternal 5% 1 0,1 Pelaksanaan audit oleh akuntan


publik yang terdaftar di Bapepam
dan LK telah dilakukan secara
efektif dan memenuhi ketentuan
yang berlaku.

Penerapan Fungsi Manajemen Risiko 7,5% 1 0,1 Penerapan manajemen risiko


8. dan Pengendalian Internal dan pengendalian internal
sudah berjalan efektif.

Penyediaan Dana kepada Pihak 7,5% 1 0,1 Perusahaan telah memiliki


9. Terkait dan Penyediaan Dana Skala kebijakan, sistem dan prosedur
Besar untuk penyediaan dana kepada
pihak terkait dan penyediaan
dana bagi nasabah besar serta
tidak terdapat penyediaan dana
melebihi batas maksimum
pemberian kredit (dengan
menggunakan acuan ketentuan
Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK) yang ditetapkan
oleh BI).

10. Transparansi Kondisi Keuangan dan 15% 1 0,1 Perusahaan telah


Non Keuangan Perusahaan, Laporan menyampaikan informasi
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan keuangan dan non
yang Baik dan Laporan Internal keuangan kepada publik
secara transparan, termasuk
0,1 diantaranya melalui media
massa dan situs Perusahaan
yang dapat diakses dengan
mudah di www.adira.co.id;
Laporan pelaksanaan
1,6 Tata Kelola Perusahaan
selalu disampaikan dalam
setiap Laporan Tahunan
Perusahaan; dan
Seluruh laporan keuangan
maupun non keuangan
tersedia lengkap, akurat
dan tepat waktu.

11. Rencana Strategis Perusahaan 5% 2 Perusahaan memiliki rencana


jangka panjang, jangka
menengah dan jangka pendek
yang disusun secara realistis
dengan memperhitungkan
kondisi eksternal dan internal.
Namun masih terdapat
kekurangan pada pembuatan

184 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

No. Aspek Bobot Peringkat Nilai Keterangan

rencana bisnis Perusahaan


karena belum adanya ketentuan
khusus yang mengatur rencana
bisnis perusahaan pembiayaan.

Nilai Komposit 100% Kriteria Baik

Keterangan:
Nilai Komposit Predikat Komposit

Nilai Komposit <1,5 Sangat Baik


1,5 < Nilai Komposit < 2,5 Baik
2,5 < Nilai Komposit < 3,5 Cukup Baik
3,5 < Nilai Komposit < 4,5 Kurang Baik
4,5 < Nilai Komposit < 5 Tidak Baik

Kekuatan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Adira Finance dapat dilihat dari hasil penilaian
yang dilakukan, yang mana Adira Finance termasuk dalam kategori “Baik”. Adira Finance menyadari bahwa
sebagai sebuah perusahaan penyedia jasa keuangan, Tata Kelola Perusahaan harus dilaksanakan dengan
baik agar mendapatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan. Kekuatan penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik tersebut tercermin dari:
1. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dilaksanakan dengan efektif dan memenuhi
prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan
mengambil keputusan secara independen, memiliki kompetensi dan integritas sesuai dengan ukuran
dan kompleksitas usaha Perusahaan serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku. Selain itu, Rapat
Dewan Komisaris juga terselenggara secara efektif dan efisien.
2. Tugas dan tanggung jawab Direksi telah dilaksanakan dengan baik, efektif dan memenuhi prinsip-
prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Jumlah dan komposisi Direksi telah memenuhi ketentuan
yang berlaku, yang mana anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara
independen, memiliki kompetensi dan integritas yang sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha
Perusahaan. Selain itu, Rapat Direksi juga terselenggara secara efektif dan efisien.
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite dinilai baik mengingat pelaksanaan tugas-tugas Komite
telah berjalan efektif, rekomendasi-rekomendasi Komite cukup bermanfaat dan dapat digunakan
sebagai bahan acuan keputusan Dewan Komisaris, serta penyelenggaraan rapat-rapat Komite telah
berjalan sesuai dengan pedoman kerja masing-masing Komite dan terselenggara secara efektif dan
efisien.
4. Penanganan benturan kepentingan telah dilaksanakan dengan sangat baik, yang mana setiap
pengambilan keputusan atas benturan kepentingan dan pelaksanaannya senantiasa dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, Anggaran Dasar Perusahaan, pedoman kerja Dewan Komisaris dan
Direksi Perusahaan. Sampai dengan tanggal laporan ini dibuat, tidak terdapat benturan kepentingan
yang merugikan/mengurangi keuntungan Perusahaan.
5. Fungsi kepatuhan Perusahaan telah memenuhi kriteria kepatuhan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan komitmen kepada lembaga-lembaga yang berwenang.
6. Pelaksanaan fungsi audit internal Perusahaan telah berjalan sangat baik dan efektif. Perusahaan telah
memiliki pedoman internal yang sesuai dengan standar minimum yang ditetapkan oleh Bapepam dan
LK serta dilakukan dengan memenuhi International Standards for the Professional Practice of Internal
Auditing dari The Institute of Internal Auditors.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 185


Laporan Tata Kelola Perusahaan

7. Pelaksanaan fungsi audit eksternal telah berjalan dengan sangat efektif. Hal ini tercermin dari
pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik telah sesuai dengan persyaratan umum yang ditetapkan
dalam ketentuan serta kualitas dan cakupan hasil audit yang sangat baik. Selain itu, Kantor Akuntan
Publik bertindak independen dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian internal telah berjalan baik dan efektif
sesuai dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha Perusahaan serta risiko-risiko yang dihadapinya.
Dewan Komisaris dan Direksi telah melakukan pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan
kebijakan dan strategi manajemen risiko.
9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure) telah
dilaksanakan dengan baik dan telah mengikuti peraturan yang berlaku. Pengambilan keputusan dalam
penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar dilakukan secara independen dan
sampai saat ini tidak pernah ada pelanggaran dan jumlah penyediaan dana ini dibandingkan dengan
total penyediaan dana tidak signifikan.
10. Perusahaan selalu transparan dalam menyampaikan laporan keuangan dan laporan non keuangan.
Laporan-laporan tersebut disampaikan secara lengkap, akurat, relevan dan utuh serta tepat waktu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
11. Rencana strategis Perusahaan sesuai dengan Visi dan Misinya, yang disusun dengan memperhatikan
seluruh faktor eksternal dan internal, prinsip kehati-hatian dan ketentuan yang berlaku. Perusahaan
juga secara konsisten melaksanakan rencana strategis yang telah disusun tersebut untuk mencapai
tujuan Perusahaan.

Disamping kekuatan-kekuatan yang telah disampaikan di atas, masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan
Tata Kelola Perusahaan yang Baik di dalam Adira Finance. Namun demikian, perbaikan-perbaikan terus
diupayakan semaksimal mungkin. Kelemahan-kelemahan yang ada antara lain:
1. Komposisi yang ideal antara jumlah anggota Dewan Komisaris dengan Direksi belum terpenuhi, yang
mana jumlah anggota Dewan Komisaris masih lebih banyak dari pada jumlah anggota Direksi.
2. Peraturan perundang-undangan atau ketentuan yang mengatur prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan
yang Baik bagi perusahaan pembiayaan masih belum ada, sehingga pedoman yang dipakai oleh Adira
Finance masih merupakan pedoman dari KNKG dan BI yang kemungkinan masih terdapat beberapa
perbedaan dengan bidang usaha Perusahaan.

Penghargaan
Adira Finance menerima penghargaan GCG Award Kategori Best Individual Indicators Responsibility of the
Board pada Anugerah GCG Award 2009 yang diselenggarakan oleh IICD (Indonesian Institute For Corporate
Directorship). Hal ini merupakan pengakuan atas pencapaian Perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip
Tata Kelola Perusahaan yang Baik sesuai dengan standar nasional.

Untuk menilai tingkat penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, maka Perusahaan
sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya juga mengikuti acara Annual Report Award. Pada tahun 2009
ini, Perusahaan mendapatkan pencapaian terbaik sejak mengikuti ajang Annual Report Award ini, yaitu
menempati posisi ketiga untuk kategori Private Keuangan Listed dan posisi ketujuh untuk kategori Umum.
Berdasarkan data yang kami miliki, pencapaian ini merupakan pencapaian terbaik yang diperoleh oleh sebuah
perusahaan pembiayaan sejak Annual Report Award diselenggarakan. Hal ini tentunya menjadi kebanggaan
bagi Perusahaan dan menjadi pendorong untuk dapat berbuat lebih baik di tahun-tahun yang akan datang.

186 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Laporan Tata Kelola Perusahaan

Rencana Peningkatan Tata Kelola Perusahaan pada Tahun 2010


Perusahaan merencanakan peningkatan Tata Kelola Perusahaan pada tahun 2010 melalui berbagai rencana,
antara lain:
• Penyempurnaan Pedoman Tata Kelola Perusahaan dan meningkatkan kepatuhan seluruh organ
Perusahaan.
• Pemeringkatan Tata Kelola Perusahaan secara reguler, yang mengacu kepada metode pemeringkatan
yang dilakukan oleh lembaga nasional untuk menganalisa efektifitas penerapan tata kelola
perusahaan.
• Penyesuaian komposisi jumlah anggota Dewan Komisaris atau Direksi agar komposisi jumlah anggota
Dewan Komisaris dan Direksi menjadi ideal.
• Penyempurnaan Pedoman Pelaksanaan Penerapan PMN.
• Peningkatan sistem pengendalian internal yang menyeluruh dan handal.
• Peningkatan dan penyempurnaan kebijakan anti kecurangan agar dapat mencegah dan mendeteksi
terjadinya kecurangan sejak dini.
• Data dan informasi dalam situs Perusahaan akan diperbaharui setiap terdapat perubahan, sehingga
publik akan selalu mendapatkan informasi yang terkini.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 187


Manajemen
Risiko
188 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Manajemen Risiko

Secara umum, keadaan yang berlaku di pasar adalah untuk memperoleh pendapatan yang tinggi maka akan
selalu diikuti oleh terdapatnya risiko yang tinggi juga (high risk high gain). Secara tidak langsung, pernyataan
ini mengimplikasikan bahwa di balik setiap kesempatan selalu terdapat unsur risiko di dalamnya dan hal ini
berlaku tanpa terkecuali di setiap industri, termasuk industri keuangan. Industri keuangan merupakan sebuah
industri yang kompleks serta memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap berbagai faktor menyangkut
area keuangan masyarakat. Oleh karena itu, industri ini diregulasi secara khusus dan dalam pengawasan
yang ketat oleh Pemerintah dan berbagai instansi terkait. Penyebab yang paling utama adalah karena risiko
yang terdapat di dalam industri ini terbilang cukup tinggi. Secara logika, adanya peningkatan pendapatan
juga berarti meningkat pula tingkat risikonya, sehingga bagi suatu entitas usaha yang mengejar peningkatan
pendapatan tentunya risiko yang dihadapinya juga semakin tinggi. Namun demikian, bukan berarti tujuan
setiap entitas usaha untuk mengejar pendapatan semaksimal mungkin terhalang sepenuhnya, karena yang
perlu dilakukan oleh entitas usaha adalah menerapkan tata kelola yang bijaksana atas risiko-risiko yang ada,
sehingga pendapatan yang tinggi akan tetap bisa diperoleh, namun pada tingkat risiko yang bisa diterima
dan terkelola oleh entitas usaha.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 189


Manajemen Risiko

Adira Finance dalam Prinsip Mengelola Risiko


Salah satu kultur Adira Finance adalah “Striving for Excellence”, yang mana Perusahaan selalu berusaha
menjadi yang terbaik di dalam industrinya. Hal ini bisa terlihat dari kinerja Perusahaan yang terus mengalami
pertumbuhan, sehingga risk exposure level perlu terus dipantau. Untuk itu, Perusahaan telah merumuskan
beberapa prinsip dalam mengelola risiko, yang terus dikembangkan dan telah melekat menjadi budaya di
dalam Perusahaan:
• Early alert - identifikasi risiko sedini mungkin sehingga proses pencegahan dan tata kelola risiko dapat
ditentukan dan dilaksanakan secara tepat sasaran;
• Kehati-hatian - prinsip kehati-hatian dan pertimbangan yang matang dalam seleksi pendahuluan
terhadap calon konsumen sehingga dapat menekan tingkat risiko ke tingkat yang bisa diterima;
• Zero tolerance - sikap tidak ada toleransi terhadap tindakan-tindakan yang dapat berdampak negatif
terhadap Perusahaan; dan
• Akuntabilitas - pengambilan risiko tetap mengikuti batasan-batasan yang telah ditetapkan, sesuai
dengan kapasitas masing-masing komponen Perusahaan dan pertanggungjawaban yang jelas atas
tindakan-tindakan yang diambil kepada Manajemen Perusahaan dan instansi berwenang.

Keempat prinsip di atas tergambar dengan jelas dalam nilai korporat yang ditanamkan dalam Perusahaan,
salah satu contohnya adalah lewat penanaman akan nilai “Proud not to Fraud” sedini mungkin, misalkan dalam
orientasi karyawan baru, kesadaran akan bahaya dari kecurangan itu sendiri dan dorongan agar karyawan
melakukan tindakan proaktif terkait hal ini melalui slogan Kecurangan: Kenali, Laporkan dan Hentikan!

Adira Finance dalam Penerapan Manajemen Risiko


Mengingat bahwa penerapan praktik manajemen risiko yang baik dapat mendukung kinerja dari perusahaan
pembiayaan, maka manajemen risiko selalu menjadi elemen pendukung penting bagi Adira Finance dalam
menjalankan roda bisnisnya. Sasaran dan tujuan utama dari diterapkannya praktik manajemen risiko di
Adira Finance adalah untuk menjaga dan melindungi Perusahaan melalui pengelolaan risiko kerugian yang
mungkin timbul dari berbagai aktivitasnya serta menjaga tingkat risiko agar sesuai dengan arahan yang sudah
ditetapkan oleh Perusahaan.

Strategi untuk mendukung sasaran dan tujuan dari manajemen risiko diwujudkan dengan pembentukan dan
pengembangan budaya risiko yang kuat, penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik, pelestarian
nilai-nilai kepatuhan terhadap regulasi, infrastruktur yang memadai, serta proses kerja yang terstruktur dan
sehat. Budaya risiko yang kuat ini diciptakan dengan membangun kesadaran risiko yang kuat dimulai dari
Dewan Komisaris, Direksi sampai kepada seluruh karyawan Perusahaan. Tata Kelola Perusahaan yang Baik
disosialisasikan dan dikembangkan secara menyeluruh pada semua komponen dan aktivitas Perusahaan
serta dilaksanakan dengan tanpa kompromi, nilai-nilai kepatuhan terhadap peraturan yang ada dan berlaku
harus dibudayakan dan melekat pada semua karyawan Perusahaan yang dipimpin oleh jajaran Manajemen
Perusahaan, infrastruktur risiko dibangun melalui tersedianya kebijakan dan proses yang tepat dan sesuai
dengan kondisi terkini, pengembangan sistem dan database risiko yang berkelanjutan, serta teknik dan
metodologi pengelolaan yang modern. Membangun proses dan kemampuan risiko yang sehat dan kuat
adalah sebuah pengkajian yang berkesinambungan terhadap tujuan daripada penanganan risiko serta
berbagai aktivitas yang menyangkut penanganan risiko, seperti identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko.

190 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Manajemen Risiko

Fungsi manajemen risiko juga berkewajiban untuk menjaga arahan risiko yang dapat diterima dan disetujui
oleh Dewan Komisaris dan Direksi dengan tetap berpedoman dan mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan usaha. Tahun 2009 ini merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya terkait dengan
“Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap
Perusahaan Anak”, yang mana Adira Finance melaksanakan dalam kapasitasnya sebagai Perusahaan Anak
dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk, pemegang saham pengendali Perusahaan. Aktivitas ini mengacu
kepada Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tertanggal 30 Januari 2006, yang mana penerapan
manajemen risiko Perusahaan merupakan pendekatan terpadu dan konsisten dalam melakukan penelaahan,
pengukuran, pemantauan dan pengelolaan risiko terhadap seluruh komponen kelompok Perusahaan.
Lebih lanjut, kemitraan antara Perusahaan dengan Perusahaan Induk merupakan hal yang sangat penting,
mengingat keduanya menghadapi tantangan regional dan global yang sama dalam mengelola pertumbuhan
bisnis yang cepat dan dalam suasana kompetisi yang ketat, namun pada saat yang bersamaan harus tetap
mampu menyelenggarakan praktek bisnis tersebut berdasar dan mengacu kepada prinsip kehati-hatian.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan, Manajemen Adira Finance memiliki komitmen
penuh untuk menerapkan manajemen risiko secara komprehensif yang secara esensi mencakup kecukupan
kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Perusahaan tetap dapat
terarah dan terkendali pada batasan risiko yang dapat diterima, serta tetap menguntungkan Perusahaan.
Direktorat Manajemen Risiko yang berperan secara aktif dalam mengkoordinasikan tindakan-tindakan
pencegahan, proaktif dan responsif dengan seluruh karyawan dari berbagai tingkatan yang ada di dalam
Perusahaan untuk mendukung penerapan manajemen risiko ini, karena semua bagian di dalam Perusahaan
masing-masing akan memainkan peranan penting.

Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari pentingnya untuk memiliki sebuah mekanisme
yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi oleh Perusahaan. Adira Finance memiliki
suatu mekanisme yang bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko, yang dapat diuraikan sebagai
berikut:

PILAR 1
Pengawasan Aktif dari Dewan
Komisaris dan Direksi

PILAR 4
PILAR 3 PENERAPAN PILAR 2
Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan
Pengendalian Internal MANAJEMEN RISIKO Kebijakan dan Penerapan Batasan
dan Sistem Informasi Manajemen

PILAR 3
Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan
dan Sistem Informasi Manajemen

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 191


Manajemen Risiko

Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi


Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis tahunan, yang mencakup:
• Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala;
• Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris
atau Direksi;
• Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian
batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;
• Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan
fungsi pengawasannya; dan
• Membentuk komite yang terkait dengan penerapan manajemen risiko, yaitu Komite Manajemen
Risiko.

Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Perusahaan Induk terselenggara mengingat terdapatnya wakil
dari Perusahaan Induk dalam jajaran Dewan Komisaris Perusahaan. Kerangka tersebut juga dilaksanakan
melalui pemeriksaan kinerja secara berkala oleh Perusahaan Induk terhadap Adira Finance, menyangkut
kinerja keuangan, pengawasan sistem informasi akuntansi, serta tingkat kesehatan dan profil risiko dari aset
pembiayaan Perusahaan.

Pilar 2: Kebijakan dan Penerapan Batasan


Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan terkait manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan
selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur
Operasi Standar dan Memo Internal yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perusahaan juga
memiliki kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan/otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang
bukan transaksi kredit.

Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Perusahaan Induk terselenggara mengingat Perusahaan
mendapatkan persetujuan dari Perusahaan Induk untuk pengajuan batasan baru maupun adanya proses
pemeriksaan tahunan atas program kredit. Kebijakan pencadangan kerugian piutang Perusahaan juga
mengikuti kebijakan pencadangan pada Perusahaan Induk yang sejalan dan patuh terhadap Peraturan Bank
Indonesia (selaku regulator Perusahaan Induk).

Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan Sistem Informasi Manajemen


Adira Finance memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko terutama risiko
kredit dan risiko operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistem informasi manajemen yang ada serta
melalui pertemuan berkala Komite Audit dan Manajemen Risiko Adira Finance. Selain itu, sistem teknologi
informasi utama Perusahaan (Ad1Sys) mampu menyediakan data/informasi secara cepat dan akurat kepada
pihak Manajemen, Perusahaan Induk atau pihak ketiga yang terkait lainnya.

Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Perusahaan Induk terlaksana melalui penyampaian
paparan risiko Perusahaan yang ada secara berkala kepada Komite Manajemen Risiko Perusahaan
Induk, termasuk penyampaian laporan berkala terkait aspek kepatuhan, hukum dan lainnya kepada
Perusahaan Induk.

Pilar 4: Pengendalian Internal


Adira Finance memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil
pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal
mencakup:

192 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Manajemen Risiko

• Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari semua proses yang ada di dalam
Perusahaan;
• Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di
dalam Perusahaan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan
• Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum
dan audit eksternal).

Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Perusahaan induk dicerminkan dengan dilaksanakannya
juga audit reguler/audit Teknologi Informasi/audit terintegrasi kepada unit-unit di Adira Finance oleh Satuan
Kerja Audit Internal (SKAI) Perusahaan Induk.

Adira Finance dan Risiko-Risiko yang Dihadapi


Dalam aktivitas usaha Perusahaan terdapat proses-proses identifikasi, pengukuran, pengelolaan, pengawasan
dan kontrol atas risiko yang material, yang didukung oleh Sistem Informasi Manajemen Perusahaan yang
dapat diandalkan.

Sebagai perusahaan pembiayaan, Adira Finance menyadari bahwa penerapan manajemen risiko adalah hal
yang mutlak harus dilakukan demi kebaikan dan keuntungan Perusahaan dan seluruh pemangku kepentingan
terhadap Perusahaan. Dalam penerapannya, Perusahaan banyak mengadopsi dan mengakomodasi pola yang
diterapkan oleh sektor perbankan sebagai sektor usaha di Indonesia yang dianggap paling mapan dan lebih
berpengalaman dalam penerapan konsep manajemen risiko, mengingat juga perlu diterapkannya kerangka
konsolidasi manajemen risiko antara Perusahaan dengan Perusahaan Induk, sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tertanggal 30 Januari 2006. Perusahaan menghadapi tantangan
terhadap beberapa risiko, baik yang merupakan faktor internal maupun eksternal, diantaranya adalah:

Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan risiko utama karena Perusahaan bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen,
yang mana Perusahaan menawarkan jasa kredit bagi masyarakat yang hendak memiliki kendaraan
bermotor. Secara langsung, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi
kewajibannya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan
Perusahaan.

Risiko kredit merupakan risiko yang tidak bisa dihindari, namun dapat dikelola hingga pada batasan yang
bisa diterima. Perusahaan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dari proses awal
penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit
akan melalui proses survey dan analisa kredit untuk kemudian disetujui oleh Komite Kredit. Perusahaan juga
menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan
No. 45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga
Keuangan Non-Bank, yang telah dirubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.012/2006 tanggal
31 Agustus 2006 dan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep-2833/LK/2003 tanggal
12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan
Non-Bank.

Hasil dari pengelolaan risiko ini, dapat dilihat dari penurunan tingkat kredit bermasalah Perusahaan, dari
1.0% pada tahun 2007 menurun menjadi sebesar 0,9% pada tahun 2008 dan tetap terjaga pada tingkat yang

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 193


Manajemen Risiko

sama yaitu sebesar 0,9% pada tahun 2009, meskipun Perusahaan juga terimbas dampak dari krisis ekonomi
global sejak triwulan akhir tahun 2008 sampai dengan triwulan pertama tahun 2009. Hal ini membuktikan
bahwa strategi dan budaya risiko yang dibentuk dan dibangun sejalan dengan tujuan serta perilaku usaha
Perusahaan.

Risiko Operasional
Perusahaan juga sangat perduli terhadap risiko operasional, karena jika terdapat permasalahan yang timbul
sehubungan dengan risiko ini bisa berdampak dan berpengaruh luas bagi kinerja Perusahaan secara
keseluruhan. Secara umum, risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan karena kekurangan dan
kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem ataupun permasalahan-permasalahan
yang berdampak pada operasi perusahaan. Penanganan risiko operasional dalam Adira Finance dapat
diilustrasikan dengan diagram sebagai berikut:

Identifikasi semua risiko yang melekat dalam


setiap produk dan aktivitas operasional

Identifikasi
Risiko

Pengelolaan
Pengawasan & Pengukuran
Pengendalian Risiko
Risiko

Tindakan proaktif terhadap risiko sehingga kerugian operasional Mengukur profil risiko Perusahaan agar mendapatkan gambaran
yang terjadi tidak melewati batasan yang telah ditentukan dan tidak dari efektifitas penerapan manajemen risiko serta tingkat kepatuhan
mengganggu jalannya usaha Perusahaan terhadap prosedur dan kebijakan yang tersedia

Ketiga langkah di atas merupakan satu kesatuan proses yang tidak terpisahkan. Langkah di atas telah
diterjemahkan Perusahaan dalam mekanisme manajemen risiko operasional sebagai berikut:
• Risk Control Self Assessment (RCSA)
RCSA merupakan suatu konsep manajemen risiko yang dibentuk berdasarkan Prosedur Operasi
Standar yang berlaku dalam Perusahaan untuk menelaah dan mengukur besarnya potensi risiko-
risiko yang berlangsung selama proses internal untuk menghasilkan status risiko operasional dan
dilaporkan secara periodik (triwulanan) kepada Perusahaan Induk. Unit kerja yang telah ditetapkan

194 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Manajemen Risiko

di dalam Perusahaan akan melakukan Unit Self Assessment (Unit SA) dengan menggunakan data
Internal Control Self Assessment (ICSA) yang diolah menjadi Laporan Quantitative Self Assessment
Result (QSAR).

• Operational Risk Management System (ORMS)


ORMS merupakan implementasi dari kewajiban Perusahaan sebagai Perusahaan Anak dari
PT Bank Danamon Indonesia Tbk untuk melakukan pengendalian risiko operasional dengan cara
melakukan pencatatan kejadian berisiko pada saat terjadinya kejadian berisiko tersebut, seperti
yang diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tertanggal 30 Januari 2006 perihal
“Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap
Perusahaan Anak”. ORMS adalah sebuah aplikasi intranet berbasis web yang digunakan sebagai alat
bantu pengelola risiko operasional yang dirancang agar pencatatan kejadian berisiko dapat dilakukan
pada saat terjadinya kejadian berisiko tersebut dan merekamnya ke dalam database. Laporan
yang terekam melalui menu laporan tersebut kemudian akan dipindahkan ke dalam aplikasi ORMS
Perusahaan Induk sebagai bentuk dari perwujudan konsolidasi Laporan Risiko Operasional Bank.

Ilustrasi dari kerangka Manajemen Risiko Perusahaan terkait dengan 2 (dua) jenis risiko utama di atas adalah
sebagai berikut:

Manajemen Risiko
(Optimalisasi Risiko vs Pendapatan)

Proses dan Perangkatnya

Manajemen
Manajemen Risiko
Risiko Kredit
Operasional
Membuat program produk/kredit
Pelaksanaan Risk Control
Penetapan kebijakan kredit Self Assessment

Analisis portofolio dan sistem Pengelolaan kecurangan
manajemen informasi
Tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan
Tinjauan dan pengawasan kinerja dan prosedur operasi standar
portofolio secara rutin secara rutin

Pendelegasian wewenang Menetapkan pedoman pengelolaan
persetujuan kredit kelangsungan usaha

Pengelolaan dealer

Operasi Penagihan Cabang & Operasi & Keuangan & Hukum &
Usaha Teknologi
Kredit & Pemulihan Wilayah Akuntansi Kepatuhan
Informasi

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 195


Manajemen Risiko

Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata
uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman bisa membawa risiko bagi Perusahaan. Dalam
perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah
dalam hal pengelolaan tingkat bunga.

Perubahan tingkat bunga acuan akan menjadi risiko pada saat perubahannya, terutama ketika tingkat
bunga dinaikkan, yang menyebabkan kerugian bagi Perusahaan sehingga dapat menyebabkan risiko kredit
Perusahaan meningkat. Untuk itu, Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat bunga tetap secara konsisten
dengan menyesuaikan tingkat bunga kredit terhadap tingkat bunga pinjaman dan beban dana.

Sedangkan untuk sumber pendanaan, salah satunya Perusahaan menerbitkan obligasi yang sebagian besar
mempunyai jangka waktu obligasi jangka panjang, yaitu 3 (tiga) tahun dengan tingkat bunga tetap dan sumber
pendanaan Perusahaan yang terbesar berasal dari skema pembiayaan bersama dengan PT Bank Danamon
Indonesia Tbk dengan tingkat bunga tetap dan jangka waktu yang sama dengan piutang pembiayaan
konsumen, serta sejumlah kecil pinjaman dari bank swasta nasional dengan tingkat bunga mengambang.

Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal.
Perusahaan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dalam bentuk maupun menggunakan
mata uang asing.

Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko, yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi
untuk memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Mengingat Perusahaan memperoleh dukungan
keuangan yang kuat dari Perusahaan Induk melalui skema pembiayaan bersama, maka risiko ini dapat
dikelola dengan baik.

Selama ini, Perusahaan memiliki rasio likuiditas yang sangat sehat. Hal ini dapat dilihat dari solvabilitas,
yakni kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya yang
mengalami pertumbuhan. Perbandingan kewajiban terhadap ekuitas Perusahaan mengalami pertumbuhan
pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 1,7; 0,8 dan 0,6. Dalam
hal perbandingan kewajiban terhadap jumlah aset untuk tahun 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar
0,6; 0,5 dan 0,4.

Risiko Hukum
Risiko hukum merupakan risiko yang diakibatkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan sarana pendukungnya
ataupun kelemahan pengikatan hukum serta dokumen-dokumennya.

Perusahaan memiliki Divisi Hukum & IAFM yang bertanggung jawab melakukan pengelolaan risiko hukum
yang antara lain, meliputi penanganan dan pengelolaan seluruh aspek hukum terkait dengan aktivitas dan
operasional Perusahaan, memberikan pertimbangan hukum kepada Manajemen, serta menjalankan fungsi
pengawasan dan pengendalian terkait dengan paparan risiko hukum bagi Perusahaan. Dalam struktur
organisasi, Divisi Hukum & IAFM bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama Perusahaan, dengan
harapan Divisi Hukum & IAFM dapat lebih leluasa dalam melakukan pengelolaan risiko hukum Perusahaan.

196 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 197
Manajemen Risiko

Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perusahaan tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.

Perusahaan memiliki Divisi Sekretaris Perusahaan yang melakukan pengawasan dan melaporkan semua
masalah yang terkait dengan risiko kepatuhan, antara lain memastikan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan dan/atau Luar Biasa dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar Perusahaan dan ketentuan Bapepam
dan LK, memastikan bahwa Perusahaan selalu patuh dengan hukum dan peraturan yang berlaku sebagai
perusahaan pembiayaan, memastikan Perusahaan patuh terhadap ketentuan-ketentuan mengenai Pasar
Modal dan Obligasi, menyiapkan pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan mengawasi pelaksanaannya,
menyiapkan pedoman mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dan mengawasi pelaksanaannya, serta
menyiapkan rambu-rambu dan pedoman dari Tata Kelola Perusahaan yang Baik serta mengawasi
penerapannya.

Risiko Reputasi dan Risiko Strategis


Risiko reputasi merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan
usaha Perusahaan atau persepsi negatif terhadap Perusahaan. Sedangkan risiko strategis merupakan risiko
akibat tidak tepatnya penetapan dan pelaksanaan strategi Perusahaan, termasuk kurang responsifnya
Perusahaan terhadap perubahan eksternal.

198 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Manajemen Risiko

Mengingat pengelolaan kedua risiko tersebut bersifat multidimensi dan mencakup keseluruhan tahapan
aktivitas usaha, Manajemen Perusahaan membentuk suatu kelompok kerja khusus yang anggotanya terdiri
dari jajaran pejabat senior Perusahaan untuk membantu Direksi dalam mengidentifikasi, mengukur, mengelola,
termasuk memantau dan mengendalikan kedua jenis risiko tersebut dalam Perusahaan.

Pengembangan Manajemen Risiko di Masa yang Akan Datang


Pada saat Perusahaan terus membangun kapasitasnya dan mengembangkan bisnisnya di dalam berbagai
aspek, hal ini secara otomatis juga akan menambah tantangan Perusahaan terhadap risiko, baik tantangan
terhadap risiko-risiko yang saat ini telah ada, maupun risiko-risiko baru yang muncul. Namun Perusahaan
tetap yakin, dengan tersedianya mekanisme pengelolaan risiko yang dinamis, yang dapat sejalan dengan
perkembangan Perusahaan dan faktor-faktor eksternal akan membuat Perusahaan selalu tanggap dan siap
dalam mengantisipasi dan mengelola setiap risiko yang ada.

Mekanisme yang sudah berjalan ini tetap harus terus dikembangkan dan didukung agar penerapannya akan
semakin efektif dan efisien, serta beberapa inisiatif strategis telah ditetapkan untuk keperluan tersebut,
dengan rincian sebagai berikut:
• Mengembangkan infrastruktur teknologi informasi secara berkesinambungan, yang mampu
mengakomodasi aktivitas pengelolaan manajemen risiko;
• Pembangunan dan pemberdayaan sumber daya manusia di berbagai lapisan dalam aspek kompetensi
untuk mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun langkah penanggulangan dan pencegahan
risiko;
• Terus membangun sinergi dengan Perusahaan Induk, salah satunya dalam Pengelolaan
Keberlangsungan Usaha, yaitu dengan mengantisipasi dan meresponi kondisi tidak terduga, seperti
bencana alam ataupun kondisi usaha yang tidak kondusif;
• Pengembangan dan perbaikan proses operasional internal yang berkesinambungan; dan
• Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam pengelolaan Perusahaan, dengan mengikuti ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan oleh instansi berwenang.

Kondisi ekonomi di Indonesia memang diprediksi akan terus melanjutkan pertumbuhan pada tahun 2010,
namun dampak krisis ekonomi global pada tahun 2008-2009 yang masih terasa serta kondisi politik
nasional yang masih tidak menentu mungkin dapat mempengaruhi kapasitas individu atau pelaku usaha
dalam melakukan suatu transaksi atau pembayaran angsuran sehingga tingkat risiko tetap tinggi. Dalam
mengantisipasinya, Adira Finance tetap akan melaksanakan dan melanjutkan langkah-langkah terkait
manajemen risiko yang telah diimplementasikan, yang mana terbukti berhasil dalam menjaga tingkat risiko
Perusahaan, diantaranya adalah:
• Mempertajam tingkat seleksi calon konsumen dengan penerapan kebijakan dan metodologi yang
telah disesuaikan dengan kondisi yang akan dihadapi selama tahun 2010 dengan tujuan menjaga
kualitas kredit Perusahaan;
• Meningkatkan kapasitas serta intensitas penanganan proses pembayaran konsumen dan penanganan
kredit bermasalah; dan
• Mengembangkan instrumen-instrumen pengukuran risiko dengan tujuan agar nilai antisipasi
Perusahaan terhadap kondisi usaha dan persaingan terkini selalu dapat dikendalikan secara optimal.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 199


Laporan
Berkelanjutan
200 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Laporan Berkelanjutan

Laporan Berkelanjutan merupakan ringkasan laporan Perusahaan


mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh Adira Finance dalam rangka
mempertahankan kelangsungan usaha Perusahaan yang pada akhirnya
akan memberikan kontribusi kepada lingkungan di sekitarnya dan seluruh
pemangku kepentingan Perusahaan.

Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pelaksanaan transparansi,


maka pada tahun 2009, Laporan Berkelanjutan Adira Finance disajikan dalam
laporan terpisah yang disampaikan bersamaan dengan Laporan Tahunan ini.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 201


Analisis dan
Pembahasan Manajemen
202 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Tinjauan Umum
Perekonomian Indonesia untuk tahun 2009 masih terkena imbas dari krisis ekonomi global, namun demikian,
tidaklah seburuk yang diperkirakan. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih
positif, walaupun tidak setinggi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 dan 2008 (2007: 6,3%; 2008: 6,1%;
2009: 4,5%). Sedangkan untuk industri otomotif (2007: 4.688.263 unit untuk sepeda motor dan 432.583 unit
untuk mobil; 2008: 6.219.379 unit untuk sepeda motor dan 607.660 unit untuk mobil; 2009: 5.851.541 unit
untuk sepeda motor dan 486.056 unit untuk mobil), penjualan kendaraan bermotor secara nasional masih
lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2007 walaupun tercatat mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan tahun 2008. Namun yang perlu kita ketahui adalah jika kita melihat pada penjualan nasional per
bulannya, maka terdapat kenaikan terutama setelah triwulan pertama tahun 2009. Penjualan nasional sepeda
motor selama tahun 2009 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Penjualan Nasional Sepeda Motor Pada Tahun 2009


(Dalam Unit)
626.353 613.979
544.838 546.175 551.857
485.174
457.650 421.480
414.587 435.881
385.831
367.736

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)

Seperti yang terlihat pada grafik penjualan nasional sepeda motor bulanan pada tahun 2009 di atas, kenaikan
mulai terjadi setelah triwulan pertama tahun 2009 yaitu pada bulan Mei 2009 dan terus berlanjut hingga bulan
Agustus 2009. Walaupun sempat terjadi penurunan pada bulan September 2009, yang disebabkan oleh
adanya Hari Raya Lebaran yang mengakibatkan jumlah hari kerja efektif lebih sedikit dibandingkan dengan
bulan lainnya. Sedangkan penurunan pada bulan Nopember 2009 lebih disebabkan oleh siklus akhir tahun,
yang mana kecenderungan dari banyak konsumen yang menghendaki tahun pembuatan kendaraan bermotor
yang lebih baru, sehingga konsumen akan menunggu sepeda motor hasil produksi tahun berikutnya.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 203


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Lebih lanjut, terlihat tren penjualan nasional mobil yang kenaikannya lebih konsisten dan penurunan yang
terjadi pada bulan September 2009, yang juga sama seperti pada penjualan nasional sepeda motor. Penjualan
nasional mobil selama tahun 2009 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Penjualan Nasional Mobil Pada Tahun 2009


(Dalam Unit)
52.226
48.178 48.329 47.948
41.910
39.567 37.209
34.127 34.611 35.818
34.499
31.634

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Sumber: Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)

Bagi Adira Finance sendiri, pembiayaan baru untuk sepeda motor sempat mengalami penurunan pada awal
tahun 2009 (triwulan pertama 2007: 187.293 unit; triwulan pertama 2008: 238.849 unit; triwulan pertama
2009: 206.490 unit), sedangkan pembiayaan baru untuk mobil justru mengalami pertumbuhan (triwulan
pertama 2007: 6.947 unit; triwulan pertama 2008: 8.174 unit; triwulan pertama 2009: 8.767 unit), namun
bila diperhatikan, kinerja Perusahaan terbilang stabil dibandingkan dengan pergerakan penjualan kendaraan
bermotor nasional selama tahun 2009. Hal ini dapat dilihat dari pembiayaan baru sepeda motor dan mobil
pada grafik di bawah ini.

Pembiayaan Baru Sepeda Motor Adira Finance Pada Tahun 2009


(Dalam Unit)

113.094
96.874 105.393 100.949 109.167 95.838
86.966
72.602 76.336
69.014 72.064
64.874

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Pembiayaan Baru Mobil Adira Finance Pada Tahun 2009


(Dalam Unit)
4.683
3.938 3.845
3.727
3.520 3.463
3.193 3.270
2.806 2.768 2.788 2.838

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

204 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Seperti yang terlihat pada grafik pembiayaan baru sepeda motor Adira Finance secara bulanan pada tahun
2009, terdapat tren pembiayaan baru yang bergerak naik secara konsisten. Begitu juga dengan grafik
pembiayaan baru mobil Adira Finance secara bulanan pada tahun 2009, yang menunjukkan tren menguat
setelah triwulan pertama tahun 2009.

Adira Finance kembali menembus laba bersih lebih dari Rp 1 triliun pada tahun 2009 dan mampu melebihi
pencapaian laba bersih pada tahun 2008 dan tahun 2007. Laba bersih pada tahun 2009 adalah sebesar
Rp 1.212.400 juta, meningkat sebesar Rp 192.167 juta atau sebesar 18,8% dibandingkan dengan laba bersih
pada tahun 2008 sebesar Rp 1.020.233 juta dan meningkat sebesar Rp 652.690 juta atau sebesar 116,6%
dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2007 sebesar Rp 559.710 juta. Hal ini merupakan hasil dari
implementasi strategi-strategi yang tepat serta efisiensi atas proses dan operasional yang terus-menerus
dilakukan oleh Perusahaan.

Laba Sebelum Pajak Penghasilan dan Laba Bersih


(Dalam Jutaan Rupiah)

1.658.347

1.419.322
1.212.400
1.020.233
800.819

559.710

Laba Sebelum Pajak Penghasilan Laba Bersih

Pembahasan Umum
Adira Finance didirikan pada tanggal 13 Nopember 1990 dan memulai operasi komersialnya pada tahun 1991.
Perusahaan memperoleh ijin usahanya sebagai perusahaan pembiayaan dari Menteri Keuangan dalam Surat
Keputusan No. 253/KMK.013/1991 tanggal 4 Maret 1991. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang perusahaan pembiayaan meliputi sewa guna usaha,
anjak piutang, pembiayaan konsumen dan usaha kartu kredit. Pada saat ini, Perusahaan terutama bergerak
dalam bidang pembiayaan konsumen.

Sejak berdirinya, Perusahaan menetapkan konsentrasi usahanya pada jasa pembiayaan konsumen
khususnya produk kendaraan bermotor. Berbeda dengan perusahaan pembiayaan konsumen lainnya yang
hanya mengkhususkan kepada suatu merek atau kendaraan bermotor tertentu, Perusahaan menyediakan
pembiayaan atas berbagai jenis merek kendaraan bermotor roda dua dan roda empat, baik baru maupun
bekas dengan tujuan diversifikasi produk.

Analisis Laporan Keuangan


Analisis dan pembahasan manajemen di bawah ini, khususnya untuk bagian-bagian yang menyangkut
informasi keuangan Perusahaan, dijabarkan berdasarkan laporan keuangan Perusahaan pada tanggal
dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja (a member firm of KPMG International) dengan pendapat wajar

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 205


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

tanpa pengecualian dalam laporannya masing-masing tertanggal 1 Pebruari 2010, 4 Pebruari 2009 dan
2008. Beberapa akun dalam laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2008 dan 2007 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan pada
tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Jumlah Pendapatan 2.483.609 36,0% 3.378.703 16,6% 3.941.162


Jumlah Beban 1.682.790 16,4% 1.959.381 16,5% 2.282.815
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 800.819 77,2% 1.419.322 16,8% 1.658.347
Beban Pajak Penghasilan 241.109 65,5% 399.089 11,7% 445.947
Laba Bersih 559.710 82,3% 1.020.233 18,8% 1.212.400

a. Pendapatan
Pendapatan Perusahaan berasal dari pendapatan pembiayaan konsumen, administrasi, denda
keterlambatan, pemulihan dari piutang yang dihapuskan, pinalti, jasa giro, bunga deposito berjangka
dan lainnya. Rincian dari pendapatan Perusahaan untuk tahun 2007-2009 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 2008 2009

Pembiayaan Konsumen 1.726.531 69,5% 2.330.757 69,0% 2.777.866 70,5%


Administrasi 525.530 21,2% 754.357 22,3% 802.093 20,3%
Denda Keterlambatan 142.430 5,7% 180.657 5,3% 208.053 5,3%
Pemulihan dari Piutang yang Dihapuskan 66.176 2,7% 79.325 2,3% 85.927 2,2%
Pinalti 17.636 0,7% 25.829 0,8% 35.080 0,9%
Jasa Giro 2.518 0,1% 3.136 0,1% 2.505 0,1%
Bunga Deposito Berjangka 19 0,0% 2.380 0,1% 21.871 0,5%
Lain-Lain 2.769 0,1% 2.262 0,1% 7.767 0,2%
Jumlah 2.483.609 100,0% 3.378.703 100,0% 3.941.162 100,0%

Jumlah Pendapatan
(Dalam Jutaan Rupiah)

3.941.162

3.378.703

2.483.609

2007 2008 2009

206 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Komposisi Pendapatan
Tahun 2007 Tahun 2008

0,7% 0,8%
0,2% 0,3%
2,7% 2,3%
5,7% 5,3%

69,5%

21,2% 22,3%
69,0%

Tahun 2009

0,9%
0,8%
2,2%
5,3%

70,5%

20,3%

Pembiayaan Konsumen

Administrasi

Denda Keterlambatan

Pemulihan dari Piutang yang Dihapuskan

Pinalti

Jasa Giro, Bunga Deposito Berjangka dan Lain-Lain

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 207


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Pembiayaan Konsumen
Pada awal kegiatan usahanya, sebagian besar dari pembiayaan konsumen Perusahaan adalah untuk
pembiayaan mobil. Namun demikian setelah krisis yang menimpa ekonomi Indonesia pada tahun
1997, yang mana penjualan nasional mobil baru di Indonesia mencapai titik terendahnya yang hanya
sebanyak 58 ribu unit, maka portofolio Perusahaan mulai mengalami penyesuaian dengan lebih
terkonsentrasi pada pembiayaan sepeda motor. Hal ini sejalan dengan kondisi masyarakat yang
sebagian besar beranggapan bahwa sepeda motor adalah alat transportasi yang praktis dan lebih
dapat diupayakan kepemilikannya.

Komposisi Piutang Komposisi Piutang


Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan Perusahaan
Pada Tahun 2007 Pada Tahun 2008

9,8% 9,5%

13,8% 14,8%

64,7% 63,4%
11,7% 12,3%

Komposisi Piutang
Pembiayaan Perusahaan
Pada Tahun 2009

10,4%

16,1%

60,4%
13,1%

Sepeda Motor Baru Sepeda Motor Bekas Mobil Baru Mobil Bekas

208 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi setelah krisis tahun 1997, Perusahaan mulai
meningkatkan kembali komposisi pembiayaan mobilnya, yang mana sejak tahun 2000, penjualan
mobil baru di Indonesia juga mulai meningkat dari 285 ribu unit dan sempat mencatat penjualan
tertinggi pada tahun 2005 sebanyak 534 ribu unit. Penjualan mobil baru melambat pada tahun 2006
menjadi hanya sebanyak 319 ribu unit akibat kenaikan harga bahan bakar minyak di Indonesia dan
kembali meningkat menjadi 433 ribu unit pada tahun 2007, yang kemudian mencatat penjualan
tertingginya sebesar 608 ribu unit pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2009, penjualan nasional
mobil kembali menurun menjadi 486 unit atau turun sebesar 20,0% dibandingkan dengan tahun 2008.
Penurunan ini disebabkan oleh dampak dari krisis ekonomi global yang telah melemahkan daya beli
masyarakat dan juga karena kenaikan harga kendaraan bermotor yang cukup signifikan.

Namun demikian, Perusahaan yakin bahwa penjualan nasional mobil akan tetap menjanjikan pada
tahun-tahun yang akan datang. Hal ini yang mendorong Perusahaan untuk meningkatkan kembali
komposisi pembiayaan mobil pada tahun 2001. Kenaikan kembali komposisi pembiayaan mobil
ditunjukkan dengan terjadinya pergeseran proporsi piutang pembiayaan mobil dari sebesar 15,0%
pada tahun 2001 menjadi 23,6% pada tahun 2007, kemudian meningkat menjadi 24,3% pada tahun
2008. Lebih lanjut, proporsi piutang pembiayaan mobil kembali meningkat menjadi 26,5% pada tahun
2009.

Dampak Perubahan Harga terhadap Perusahaan dan Laba Usaha Perusahaan


Dalam industri pembiayaan, dampak dari terjadinya perubahan harga merupakan suatu hal yang
akan sangat mempengaruhi kinerja dari industri pembiayaan secara langsung maupun tidak langsung
(khususnya industri pembiayaan kendaraan bermotor). Dampak perubahan harga secara langsung
misalnya kenaikan harga yang signifikan atas sepeda motor dan mobil yang terjadi pada tahun 2009,
sedangkan dampak perubahan harga secara tidak langsung misalnya kenaikan harga-harga bahan
pokok, lonjakan harga bahan bakar minyak dan lainnya.

Pada akhir tahun 2005, Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak yang mencapai lebih dari
2 (dua) kali harga sebelumnya untuk mengimbangi kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga
bahan bakar minyak ini telah memukul dengan kuat industri otomotif serta menyebabkan penjualan

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 209


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

nasional sepeda motor dan mobil pada tahun 2006 mengalami penurunan yang signifikan. Dampak
dari penurunan penjualan nasional sepeda motor dan mobil ini juga dirasakan oleh industri pembiayaan
kendaraan bermotor, yang mana banyak Perusahaan pembiayaan yang mengalami penurunan pada
kinerjanya dan tentu saja diikuti dengan penurunan pada laba usaha mereka pula.

Penjualan nasional sepeda motor baru dan mobil baru di Indonesia dalam unit untuk tahun 2005-2009
adalah sebagai berikut:
Keterangan 2005 ∆% 2006 ∆% 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Sepeda Motor 5.074.204 -12,7% 4.429.049 5,9% 4.688.263 32,7% 6.219.379 -5,9% 5.851.541
Mobil 533.922 -40,3% 318.573 35,8% 432.583 40,5% 607.660 -20,0% 486.056
Sumber: AISI dan GAIKINDO

Adira Finance sebagai salah satu perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor terbesar di Indonesia
tentu saja tidak luput dari dampak tersebut. Namun demikian, Perusahaan mampu mengambil langkah-
langkah yang tepat untuk meminimalisasi dampak dari perubahan harga terhadap Perusahaan.
Perusahaan melakukan analisa dan estimasi setiap kejadian yang mungkin dapat terjadi, yang terutama
bisa merugikan atau memperlambat kinerja Perusahaan. Dengan penerapan manajemen risiko
Perusahaan yang sudah berjalan dengan baik, Perusahaan dapat melakukan antisipasi sebelumnya
bilamana dampak dari perubahan harga tersebut akan terjadi pada masa yang akan datang.

Pembiayaan baru untuk sepeda motor dan mobil Adira Finance dalam unit untuk tahun 2005-2009
adalah sebagai berikut:
Keterangan 2005 ∆% 2006 ∆% 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Sepeda Motor Baru 534.356 0,9% 539.274 27,5% 687.525 22,8% 844.207 -8,4% 773.395
Sepeda Motor Bekas 104.414 38,4% 144.470 55,0% 223.887 16,0% 259.619 11,6% 289.776
Mobil Baru 19.578 -36,4% 12.457 -7,3% 11.546 56,9% 18.121 -8,1% 16.651
Mobil Bekas 19.346 -0,2% 19.300 3,7% 20.010 9,5% 21.914 10,4% 24.188

Seperti yang dapat dilihat dari tabel diatas, telah terjadi penurunan yang signifikan atas penjualan
nasional sepeda motor baru dan mobil baru pada tahun 2006 karena dampak dari perubahan harga
bahan bakar minyak yang signifikan pada akhir tahun 2005. Namun demikian, Adira Finance masih
mampu membukukan unit pembiayaan baru atas sepeda motor dan mobil dengan pertumbuhan
jumlah unit yang lebih baik dibandingkan dengan penjualan nasional kendaraan bermotor.

Kenaikan harga yang signifikan atas sepeda motor dan mobil pada tahun 2009 disebabkan oleh
pelemahan nilai Rupiah terhadap Dolar AS dan Yen Jepang. Akibatnya, penjualan nasional sepeda
motor dan mobil kembali mengalami penurunan walaupun penurunan penjualan nasional yang dialami
sepeda motor masih lebih rendah dibandingkan dengan mobil karena harga sepeda motor yang relatif
jauh lebih murah dan terjangkau.

Adira Finance juga mengalami dampak negatif dari kenaikan harga kendaraan bermotor, yang terlihat
dari penurunan pembiayaan baru untuk sepeda motor baru dalam unit sebesar 8,4% dan mobil baru
sebesar 8,1%. Namun demikian, Perusahaan tetap mampu meminimalisasi pengaruh tersebut, yang
mana jika dibandingkan dengan penjualan nasional sepeda motor baru, penurunannya tidak terlalu
jauh berbeda. Sedangkan penurunan pembiayaan baru untuk mobil baru Perusahaan masih lebih baik
dibandingkan dengan penurunan persentase penjualan nasional mobil.

210 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Lebih lanjut, Perusahaan mampu memanfaatkan peluang di tengah penurunan penjualan nasional
sepeda motor dan mobil, yaitu dengan membidik pasar sepeda motor bekas dan mobil bekas.
Perusahaan telah memprediksi bahwa kenaikan harga kendaraan bermotor akan menyebabkan banyak
calon konsumen yang sebelumnya hendak membeli sepeda motor atau mobil baru beralih ke sepeda
motor atau mobil bekas. Kejadian ini atau yang biasa disebut shifting telah menjadi sebuah peluang
bagi Perusahaan untuk memperbesar porsi pembiayaan pada sepeda motor bekas dan mobil bekas.
Adira Finance mampu membukukan kenaikan pada jumlah unit pembiayaan baru atas sepeda motor
bekas dan mobil bekas dibandingkan dengan tahun 2008. Sehingga secara keseluruhan, penurunan
pembiayaan sepeda motor baru dan mobil baru dapat terkompensasi dengan kenaikan pembiayaan
baru untuk sepeda motor bekas dan mobil bekas. Dapat disimpulkan bahwa Adira Finance tidak
mengalami dampak yang signifikan dari perubahan harga.

Adira Finance mampu mempertahankan laba usaha walaupun terkena dampak berbagai perubahan
harga. Hal ini dapat dilihat dari tabel pergerakan laba usaha Adira Finance selama tahun 2005-2009
di bawah ini:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2005 ∆% 2006 ∆% 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Laba Usaha 1.291.475 2,0% 1.316.724 22,5% 1.612.493 46,5% 2.363.001 15,4% 2.726.639

Pembiayaan Sepeda Motor


Dengan mempertimbangkan peluang pasar yang masih luas dan lebih besarnya marjin usaha yang
dapat diperoleh, Perusahaan terus mengembangkan kegiatan pembiayaan sepeda motor dari berbagai
merek. Rata-rata jangka waktu kredit pembiayaan sepeda motor yang diberikan kepada konsumen
adalah 29-30 bulan. Selain pembiayaan sepeda motor baru, Perusahaan juga memberikan fasilitas
pembiayaan sepeda motor bekas dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dari pembiayaan sepeda
motor baru sebesar 3,0%-6,4%, dengan pertimbangan risiko dari pembiayaan sepeda motor bekas
yang umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan sepeda motor baru. Secara umum,
Perusahaan juga mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk fasilitas pembiayaan sepeda
motor baru di wilayah luar Jawa, mengingat biaya yang diperlukan untuk pembukaan jaringan usaha
serta proses kredit dan operasional yang relatif lebih mahal karena cakupan wilayah yang lebih luas.
Tingkat bunga atas fasilitas pembiayaan sepeda motor baru di wilayah luar Jawa lebih tinggi sebesar
2,0%-4,8%.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 211


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Keterangan rata-rata nilai pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, uang muka dan tingkat bunga per
tahun untuk sepeda motor baru maupun bekas Perusahaan untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai
berikut:
Keterangan 2007 2008 2009
Sepeda Motor Baru

Rata-Rata Nilai Pembiayaan Rp 10 juta Rp 10 juta Rp 11 juta


Rata-Rata Jangka Waktu Pembiayaan 37 bulan 34 bulan 30 bulan
Rata-Rata Uang Muka (%) 15,4% 16,7% 16,5%
Rata-Rata Tingkat Bunga (% per Tahun) 31,8% 32,2% 33,4%

Sepeda Motor Bekas


Rata-Rata Nilai Pembiayaan Rp 7 juta Rp 7 juta Rp 7 juta
Rata-Rata Jangka Waktu Pembiayaan 35 bulan 32 bulan 29 bulan
Rata-Rata Uang Muka (%) 17,9% 17,4% 19,2%
Rata-Rata Tingkat Bunga (% per Tahun) 37,3% 38,1% 39,8%

Pergerakan pembiayaan baru untuk sepeda motor baru maupun bekas Perusahaan untuk tahun
2007-2009 adalah sebagai berikut:
Keterangan 2007 2008 2009
Sepeda Motor Baru

Jumlah Pembiayaan (Rp Juta) 6.959.648 8.762.535 8.604.554


Pertumbuhan Jumlah Pembiayaan (%) 29,1% 25,9% -1,8%
Jumlah Unit 687.525 844.207 773.395
Pertumbuhan Jumlah Unit (%) 27,5% 22,8% -8,4%
Pangsa Pasar Sepeda Motor Baru (%) 14,7% 13,6% 13,2%
Sepeda Motor Bekas
Jumlah Pembiayaan (Rp Juta) 1.528.652 1.863.749 2.133.310
Pertumbuhan Jumlah Pembiayaan (%) 67,7% 21,9% 14,5%
Jumlah Unit 223.887 259.619 289.776
Pertumbuhan Jumlah Unit (%) 55,0% 16,0% 11,6%

Berdasarkan merek, rincian pembiayaan sepeda motor baru Perusahaan untuk tahun 2007-2009
adalah sebagai berikut:
2007 2008 2009
Merek
Unit % Unit % Unit %

Honda 199.932 29,1% 258.569 30,6% 266.791 34,5%


Yamaha 262.735 38,2% 339.805 40,3% 349.365 45,2%
Suzuki 120.275 17,5% 121.595 14,4% 72.533 9,4%
Kawasaki 6.135 0,9% 6.422 0,8% 10.618 1,4%
Kymco 4.587 0,7% 2.856 0,3% 64 0,0%
Kanzen 542 0,1% 132 0,0% 144 0,0%
Lain-Lain 93.319 13,5% 114.828 13,6% 73.880 9,5%
Jumlah 687.525 100,0% 844.207 100,0% 773.395 100,0%

212 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Pangsa pasar Perusahaan untuk sepeda motor baru mengalami penurunan tipis dari sebesar 13,6%
pada tahun 2008 menjadi 13,2% pada tahun 2009. Penurunan pangsa pasar ini sudah diprediksi
sebelumnya oleh Perusahaan, yang mana hal ini terkait dengan strategi yang dijalankan oleh
Perusahaan. Strategi tersebut diputuskan bersama oleh Manajemen dan Komite Kredit Perusahaan.
Selama tahun 2009, Komite Kredit telah menghasilkan berbagai strategi dalam pemberian pembiayaan
kepada konsumen, termasuk diantaranya penerimaan uang muka, tingkat bunga dan lain-lain.
Salah satu strategi yang diputuskan pada tahun 2009, yaitu menaikkan uang muka atas pembiayaan
baru pada awal tahun 2009, yang mana hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kondisi ekonomi
yang diperkirakan memburuk. Perkiraan tersebut terbukti benar walaupun kondisi ekonomi Indonesia
sudah mengalami pemulihan selama tahun 2009.

Begitu kondisi ekonomi Indonesia berangsur pulih, Perusahaan segera menurunkan uang muka
atas pembiayaan baru tersebut, yang mana strategi ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan
atas pembiayaan baru Perusahaan. Walaupun mempengaruhi pangsa pasar Perusahaan, namun
Perusahaan berhasil menjaga risiko kreditnya pada tahun 2009, yang mana piutang bermasalah
Perusahaan masih pada tingkat yang sama dengan tahun 2008 sebesar 0,9%.

Pangsa pasar Perusahaan untuk sepeda motor baru mengalami penurunan dari sebesar 14,7%
pada tahun 2007 menjadi 13,6% pada tahun 2008, yang mana disebabkan oleh kenaikan penjualan
nasional sepeda motor baru yang tumbuh melebihi pertumbuhan pembiayaan sepeda motor baru
Perusahaan. Hal ini merupakan salah satu strategi Perusahaan untuk tidak serta-merta mengikuti
pertumbuhan penjualan nasional atau pertumbuhan pembiayaan baru yang sangat signifikan pada
beberapa perusahaan pembiayaan lainnya karena sejak awal tahun 2008, Perusahaan sudah mulai
memprediksi bahwa perekonomian di Indonesia akan sedikit banyak terimbas oleh krisis ekonomi
global.

Perusahaan tetap menerapkan strategi manajemen risiko yang penuh kehati-hatian, yang dapat
dilihat dari rata-rata uang muka yang relatif stabil untuk pembiayaan sepeda motor baru dari sebesar
15,4% pada tahun 2007 menjadi 16,7% pada tahun 2008, yang kemudian menjadi 16,5% pada tahun
2009. Sedangkan rata-rata uang muka untuk pembiayaan sepeda motor bekas dari sebesar 17,9%
pada tahun 2007 menurun sedikit menjadi 17,4% pada tahun 2008 dan kemudian meningkat menjadi
19,2% pada tahun 2009. Strategi Perusahaan yang lebih mementingkan kualitas aset berakibat pada
menurunnya pangsa pasar Perusahaan ternyata dapat terkompensasi dengan baik, bahkan kinerja
Perusahaan dapat lebih memuaskan, yang mana dapat terlihat dari laba bersih Perusahaan yang
meningkat jauh melebihi pertumbuhan pembiayaan baru Perusahaan sebesar 82,3% pada tahun 2008
dan sebesar 18,8% pada tahun 2009.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 213


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Pembiayaan Mobil
Fasilitas pembiayaan Perusahaan untuk kepemilikan mobil memiliki kecenderungan meningkat dari
komposisi keseluruhan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Perusahaan. Pada tahun 2007,
pertumbuhan unit pembiayaan mobil baru Perusahaan sedikit menurun sebesar 7,3%. Penurunan ini
terjadi karena Perusahaan sedang melakukan konsolidasi internal untuk menerapkan strategi-strategi
yang tepat dalam mempersiapkan ekspansi atas pembiayaan mobil pada tahun-tahun yang akan
datang. Hasilnya sudah mulai terlihat pada tahun 2008, yang mana pembiayaan mobil baru meningkat
signifikan dan bahkan melebihi pertumbuhan dari industri mobil baru di Indonesia. Untuk pembiayaan
mobil baru, Perusahaan berhasil meningkatkan pangsa pasarnya dari sebesar 2,7% pada tahun 2007
menjadi 3,0% pada tahun 2008 dan meningkat lebih lanjut menjadi 3,4% pada tahun 2009.

Marjin laba bersih yang diperoleh Perusahaan atas pembiayaan mobil relatif hampir sama dengan
pembiayaan sepeda motor. Walaupun jumlah unit pembiayaan mobil lebih kecil dibandingkan dengan
jumlah unit pembiayaan sepeda motor, namun dengan rata-rata nilai pembiayaan mobil yang lebih
dari 10 kali lipat dibandingkan dengan rata-rata nilai pembiayaan sepeda motor, ditambah lagi dengan
risiko kredit yang jauh lebih kecil dan beban usaha yang lebih rendah telah membuat peluang usaha
atas pembiayaan mobil tetap menjanjikan. Rata-rata jangka waktu pembiayaan mobil yang diberikan
kepada konsumen adalah 34-39 bulan. Selain fasilitas pembiayaan mobil baru, Perusahaan juga
memberikan fasilitas pembiayaan mobil bekas dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dari pembiayaan
mobil baru sebesar 1,0%-4,8%, dengan pertimbangan bahwa risiko dari pembiayaan mobil bekas juga
lebih tinggi dibandingkan dengan mobil baru. Secara umum, Perusahaan juga mengenakan tingkat
bunga yang lebih tinggi untuk fasilitas pembiayaan mobil baru di wilayah luar Jawa, mengingat biaya
yang diperlukan untuk pembukaan jaringan usaha serta proses kredit dan operasional yang relatif
lebih mahal karena cakupan wilayah yang lebih luas. Tingkat bunga atas fasilitas pembiayaan mobil
baru di wilayah luar Jawa lebih tinggi sebesar 1,0%-2,0%.

Keterangan rata-rata nilai pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, uang muka dan tingkat bunga per
tahun untuk mobil baru maupun bekas Perusahaan untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
Keterangan 2007 2008 2009
Mobil Baru

Rata-Rata Nilai Pembiayaan Rp 101 juta Rp 108 juta Rp 129 juta


Keterangan
Rata-Rata Jangka Waktu Pembiayaan 42 bulan 39 bulan 39 bulan
Rata-Rata Uang Muka (%) 19,1% 21,7% 21,9%
Rata-Rata Tingkat Bunga (% per Tahun) 20,2% 19,9% 20,0%
Mobil Bekas
Rata-Rata Nilai Pembiayaan Rp 55 juta Rp 65 juta Rp 69 juta
Rata-Rata Jangka Waktu Pembiayaan 39 bulan 36 bulan 34 bulan
Rata-Rata Uang Muka (%) 27,1% 27,3% 28,1%
Rata-Rata Tingkat Bunga (% per Tahun) 23,0% 23,3% 24,8%

214 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Pergerakan pembiayaan baru untuk mobil baru maupun bekas Perusahaan untuk tahun 2007-2009
adalah sebagai berikut:
Keterangan 2007 2008 2009
Mobil Baru

Jumlah Pembiayaan (Rp Juta) 1.171.138 1.964.725 2.140.198


Keterangan
Pertumbuhan Jumlah Pembiayaan (%) 1,5% 67,8% 8,9%
Jumlah Unit 11.546 18.121 16.651
Pertumbuhan Jumlah Unit (%) -7,3% 56,9% -8,1%
Pangsa Pasar Mobil Baru 2,7% 3,0% 3,4%
Mobil Bekas
Jumlah Pembiayaan (Rp Juta) 1.098.636 1.416.470 1.662.900
Pertumbuhan Jumlah Pembiayaan (%) 13,9% 28,9% 17,4%
Jumlah Unit 20.010 21.914 24.188
Pertumbuhan Jumlah Unit (%) 3,7% 9,5% 10,4%

Berdasarkan merek, rincian pembiayaan mobil baru Perusahaan untuk tahun 2007-2009 adalah
sebagai berikut:
2007 2008 2009
Merek
Unit % Unit % Unit %

Mitsubishi 4.138 35,8% 7.263 40,1% 6.020 36,1%


Suzuki 2.801 24,3% 4.018 22,2% 3.706 22,3%
Daihatsu 3.045 26,4% 3.744 20,7% 3.546 21,3%
Toyota 1.045 9,0% 1.909 10,5% 2.043 12,3%
Isuzu 144 1,2% 246 1,3% 322 1,9%
Honda 227 2,0% 226 1,2% 90 0,5%
Nissan 32 0,3% 120 0,7% 81 0,5%
Lain-Lain 114 1,0% 595 3,3% 843 5,1%
Jumlah 11.546 100,0% 18.121 100,0% 16.651 100,0%

Pangsa pasar mobil baru Perusahaan meningkat dari sebesar 3,0% pada tahun 2008 menjadi sebesar
3,4% pada tahun 2009. Kenaikan ini merupakan hasil dari inisiatif Perusahaan dalam melakukan
ekspansi untuk mengembangkan portofolio pembiayaan mobil baru yang telah dilakukan sejak beberapa
tahun sebelumnya, yang mana salah satu inisiatif yang dilakukan adalah dengan mempertahankan
tingkat bunga yang lebih terjangkau, yang terlihat pada rata-rata tingkat bunga untuk pembiayaan
mobil baru yang relatif rendah dan stabil masing-masing sebesar 20,2%; 19,9% dan 20,0% pada
tahun 2007, 2008 dan 2009. Kestabilan tingkat bunga pembiayaan untuk mobil baru tersebut tetap
dipertahankan di tengah kondisi krisis ekonomi global yang berdampak pada sumber pendanaan yang
cukup ketat disertai dengan beban pendanaan yang cukup tinggi.

Hal lain yang mendukung pertumbuhan pangsa pasar mobil baru Perusahaan adalah keberhasilan dari
konsolidasi internal, seperti mempererat relationship management dengan dealer, dealer gathering,
penawaran produk-produk yang lebih menarik dan lebih intensif, acara dealer summit seperti pada

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 215


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

acara dealer matrix tour di Bali pada bulan Pebruari 2009 dan di Manado pada bulan Maret 2009, loyalty
program dealer summit pada bulan Oktober 2009 dan pencitraan (image) yang lebih baik melalui acara
”OTOBURSA” pada bulan Mei 2009. Perusahaan juga turut serta dalam promosi-promosi seperti
menjadi sponsor utama dalam Adira Ferrari Heritage Photo Contest 2009 dan ASCO Coffee Mania
Festival.

Pendapatan Pembiayaan Konsumen


Pendapatan pembiayaan konsumen merupakan pendapatan bunga yang diterima dari konsumen
sehubungan dengan perjanjian pembiayaan konsumen kendaraan bermotor. Perusahaan mengakui
pendapatan pembiayaan konsumen dari amortisasi bunga tiap bulan dikurangi dengan beban bunga
yang merupakan kesepakatan kerjasama pembiayaan konsumen dengan pihak lain berdasarkan
tingkat bunga efektif.

Rincian pendapatan pembiayaan konsumen Perusahaan berdasarkan produk untuk tahun 2007-2009
adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Sepeda Motor Baru 2.357.878 25,0% 2.946.533 13,3% 3.339.070


Sepeda Motor Bekas 447.189 45,9% 652.322 26,4% 824.472
Mobil Baru 384.843 4,8% 403.124 31,3% 529.190
Mobil Bekas 284.924 7,0% 304.945 28,9% 393.144
Elektronik 270 -100,0% - - -
Sub-Jumlah 3.475.104 23,9% 4.306.924 18,1% 5.085.876
Dikurangi: Bagian Pendapatan Pembiayaan
Konsumen yang Dibiayai Bank Sehubungan
Dengan Transaksi Pembiayaan Bersama 1.748.573 13,0% 1.976.167 16,8% 2.308.010
Jumlah 1.726.531 35,0% 2.330.757 19,2% 2.777.866

Pendapatan pembiayaan konsumen adalah sebesar Rp 2.777.866 juta pada tahun 2009, yang mana
meningkat sebesar Rp 447.109 juta atau sebesar 19,2% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar
Rp 2.330.757 juta. Kenaikan ini merupakan kontribusi dari masing-masing pembiayaan baru baik
dari sepeda motor maupun mobil pada tahun-tahun sebelumnya, yang mana untuk pendapatan
pembiayaan konsumen yang berasal dari pembiayaan baru pada tahun 2008 sudah dibukukan secara
penuh selama satu tahun pada tahun 2009. Kenaikan pendapatan pembiayaan konsumen juga
merupakan kontribusi dari pembiayaan baru Perusahaan, yang merupakan hasil dari penambahan
jaringan usaha yang tersebar luas di seluruh Indonesia, perkembangan dalam hubungan dengan
dealer dan kenaikan kerjasama pembiayaan konsumen dengan bank.

Lebih lanjut, jumlah keseluruhan pembiayaan baru untuk sepeda motor dan mobil meningkat dari
sebesar Rp 14,0 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 14,5 triliun pada tahun 2009. Kenaikan tersebut
membuktikan keberhasilan Perusahaan dalam mempertahankan kinerja terbaiknya. Pembiayaan baru
pada tahun 2009 tersebut juga turut membantu meningkatkan pendapatan pembiayaan konsumen
Perusahaan yang diterima setiap bulan dari para konsumen melalui pembayaran angsuran atas
pembiayaan kendaraan bermotor. Setiap bulannya, Perusahaan menerima angsuran yang tetap
untuk setiap pembiayaan kendaraaan bermotor, yang mana tingkat bunga yang dikenakan kepada
konsumen maupun beban pendanaan yang harus dibayarkan oleh Perusahaan kepada bank adalah
dalam jumlah yang tetap selama masing-masing jangka waktu pembiayaan.

216 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Pendapatan pembiayaan konsumen adalah sebesar Rp 2.330.757 juta pada tahun 2008, yang mana
meningkat sebesar Rp 604.226 juta atau sebesar 35,0% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar
Rp 1.726.531 juta. Kenaikan ini terutama merupakan kontribusi dari kenaikan jumlah pembiayaan
baru yang signifikan atas sepeda motor dan mobil, penambahan jaringan usaha dan konsumen yang
tersebar luas di seluruh Indonesia, kenaikan kerjasama dengan dealer, kenaikan kerjasama pembiayaan
konsumen dengan bank dan penurunan beban pendanaan pada tahun 2008.

Jumlah Pembiayaan Baru


(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Unit)
2007 2008 2009
Keterangan
Rp Unit Rp Unit Rp Unit

Sepeda Motor Baru 6.959.648 687.525 8.762.535 844.207 8.604.554 773.395


Sepeda Motor Bekas 1.528.652 223.887 1.863.749 259.619 2.133.310 289.776
Mobil Baru 1.171.138 11.546 1.964.725 18.121 2.140.198 16.651
Mobil Bekas 1.098.636 20.010 1.416.470 21.914 1.662.900 24.188
Jumlah 10.758.074 942.968 14.007.479 1.143.861 14.540.962 1.104.010

Pada tahun 2009, nilai pembiayaan sepeda motor baru menurun sebesar 1,8%, sedangkan dalam unit
menurun sebesar 8,4%. Sedangkan, untuk nilai pembiayaan sepeda motor bekas meningkat sebesar
14,5% dan dalam unit juga meningkat sebesar 11,6%. Untuk nilai pembiayaan mobil baru meningkat
sebesar 8,9% dan dalam unit menurun sebesar 8,1%. Namun, untuk nilai pembiayaan mobil bekas
tumbuh sebesar 17,4% dan dalam unit tumbuh sebesar 10,4%.

Pada tahun 2008, nilai pembiayaan sepeda motor baru meningkat sebesar 25,9% dan dalam unit
meningkat sebesar 22,8%. Untuk nilai pembiayaan sepeda motor bekas meningkat sebesar 21,9%
dan dalam unit juga meningkat sebesar 16,0%. Nilai pembiayaan mobil baru tumbuh pesat sebesar
67,8% dan dalam unit sebesar 56,9%. Nilai pembiayaan mobil bekas juga tumbuh sebesar 28,9% dan
dalam unit tumbuh sebesar 9,5%. Pertumbuhan pembiayaan baru dalam nilai dan unit untuk mobil
baru dan mobil bekas merupakan suatu keberhasilan dari konsolidasi internal yang telah dilakukan
Perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, seperti mempererat relationship management dengan
dealer, penawaran produk-produk yang lebih menarik dan lebih intensif serta pencitraan (image) yang
lebih baik melalui acara, seperti Adira Classic Car Show dan ADIKREASI.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 217


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

% Kontribusi Pembiayaan Baru Berdasarkan Produk

Dalam Unit Dalam Jutaan Rupiah

1,2% 2,1% 10,2%

10,9%

Tahun 2007

23,8% 14,2%

72,9% 64,7%

1,6% 1,9% 10,1%

14,0%

Tahun 2008

22,7% 13,3%

73,8% 62,6%

1,5% 2,2% 11,4%

14,7%

Tahun 2009

26,2% 14,7%

70,1% 59,2%

Sepeda Motor Baru Sepeda Motor Bekas Mobil Baru Mobil Bekas

218 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan saat ini, keterkaitan Perusahaan dengan risiko atas
perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman
dapat dikatakan relatif kecil. Perusahaan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan dalam mata
uang asing. Seluruh pembiayaan konsumen yang diberikan Perusahaan, termasuk seluruh pendanaan
menggunakan mata uang Rupiah dengan tingkat bunga tetap yang dananya berasal dari obligasi
dan skema pembiayaan bersama serta masing-masing dikenakan tingkat bunga tetap dengan tenor
yang relatif sama dengan piutang pembiayaan konsumen. Perusahaan hanya memiliki sejumlah kecil
pinjaman modal kerja dari bank dengan tingkat bunga mengambang. Perusahaan juga memiliki kas
internal yang cukup besar, yang diperoleh dari saldo laba Perusahaan.

Pendapatan Administrasi
Pendapatan administrasi diakui pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani.

Rincian rata-rata biaya administrasi yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun 2007-2009 adalah
sebagai berikut:
Rata-Rata Biaya Administrasi yang Dikenakan Kepada Konsumen
Keterangan
2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Sepeda Motor Baru 494.855 12,6% 557.215 3,9% 578.712


Sepeda Motor Bekas 435.950 24,4% 542.389 2,2% 554.191
Mobil Baru 4.111.205 13,5% 4.664.320 39,1% 6.487.908
Mobil Bekas 2.010.657 33,0% 2.674.786 32,8% 3.551.268

Pendapatan administrasi pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 802.093 juta, yang mana meningkat
sebesar Rp 47.736 juta atau sebesar 6,3% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 754.357 juta.
Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah unit pembiayaan baru terutama untuk
pembiayaan sepeda motor bekas dan pembiayaan mobil bekas, yang mana untuk pembiayaan sepeda
motor bekas meningkat dari sebanyak 259.619 unit pada tahun 2008 menjadi sebanyak 289.776 unit
pada tahun 2009, sedangkan mobil bekas meningkat dari sebanyak 21.914 unit pada tahun 2008
menjadi sebanyak 24.188 unit pada tahun 2009. Rata-rata biaya administrasi yang dikenakan kepada
konsumen secara keseluruhan untuk pembiayaan sepeda motor hanya mengalami sedikit kenaikan,
sedangkan untuk pembiayaan mobil meningkat cukup signifikan. Hal tersebut disebabkan oleh beban
promosi yang cukup besar dan kenaikan beban usaha untuk pembiayaan mobil karena sebagian
besar pembiayaan mobil berasal dari luar Pulau Jawa serta nilai pembiayaan mobil per unit yang lebih
besar yaitu dapat mencapai 8-10 kali dari pembiayaan sepeda motor.

Pendapatan administrasi pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 754.357 juta, yang mana meningkat
sebesar Rp 228.827 juta atau sebesar 43,5% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar
Rp 525.530 juta. Kenaikan tersebut seiring dengan kenaikan jumlah unit pembiayaan baru untuk
sepeda motor sebesar 21,1% dan pembiayaan mobil sebesar 26,9%. Kenaikan pendapatan
administrasi juga terjadi karena kenaikan beban administrasi yang dikenakan Perusahaan kepada
konsumen sehubungan dengan kenaikan beban usaha Perusahaan.

Pendapatan Denda Keterlambatan


Pendapatan denda keterlambatan merupakan pendapatan atas keterlambatan pembayaran angsuran
pembiayaan oleh konsumen yang diakui pada saat realisasi.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 219


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Rasio jumlah transaksi keterlambatan per rata-rata jumlah konsumen untuk tahun 2007-2009 adalah
sebagai berikut:
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Jumlah Konsumen 1.650.211 23,4% 2.036.083 9,3% 2.226.418


Rata-Rata Jumlah Konsumen 1.515.391 21,6% 1.843.147 15,6% 2.131.251
Jumlah Transaksi Keterlambatan 2.225.954 16,8% 2.599.579 15,5% 3.001.533
Jumlah Transaksi Keterlambatan /
Rata-Rata Jumlah Konsumen 1,5 -4,0% 1,4 -0,1% 1,4

Pendapatan dari denda keterlambatan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 208.053 juta, yang mana
meningkat sebesar Rp 27.396 juta atau sebesar 15,2% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar
Rp 180.657 juta. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah konsumen yang
terlambat melakukan pembayaran angsuran seiring dengan terus bertambahnya jumlah konsumen
Perusahaan dan saat ini sudah mencapai lebih dari 2,2 juta konsumen. Jumlah transaksi atas
keterlambatan pada tahun 2009 mencapai 3,0 juta transaksi atau meningkat 15,5% dibandingkan
dengan tahun 2008 yang mencatat sebanyak 2,6 juta transaksi. Rata-rata denda keterlambatan yang
dibayar konsumen adalah sebesar Rp 57.000-Rp 81.000 pada tahun 2009.

Sedangkan untuk tahun sebelumnya, pendapatan dari denda keterlambatan adalah sebesar
Rp 180.657 juta, yang mana meningkat sebesar Rp 38.227 juta atau sebesar 26,8% dibandingkan dengan
tahun 2007 sebesar Rp 142.430 juta. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah
konsumen yang terlambat melakukan pembayaran angsuran. Jumlah transaksi atas keterlambatan
pada tahun 2008 mencapai 2,6 juta transaksi atau meningkat 16,8% dibandingkan dengan tahun
2007 yang mencatat sebanyak 2,2 juta transaksi. Rata-rata denda keterlambatan yang dibayar
konsumen sebesar Rp 58.000-Rp 82.000 pada tahun 2008, sedangkan rata-rata denda keterlambatan
pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 54.000-Rp 74.000 atau meningkat sebesar Rp 4.000-Rp 8.000.

Pada tahun 2007, jumlah rata-rata transaksi keterlambatan sebanyak 1,5 transaksi untuk setiap
konsumen, kemudian menurun menjadi 1,4 transaksi pada tahun 2008. Lebih lanjut, jumlah rata-
rata transaksi keterlambatan dapat dipertahankan sebesar 1,4 transaksi pada tahun 2009, walaupun
terdapat dampak dari krisis ekonomi global di Indonesia. Jumlah rata-rata transaksi keterlambatan
per konsumen yang cukup stabil menunjukkan tingginya tingkat kesadaran dari para konsumen
akan keuntungan bila membayarkan angsuran tepat waktu atau sebelum angsuran jatuh tempo.
Salah satu manfaat bilamana konsumen mempunyai latar belakang pembayaran angsuran yang
baik, yaitu Perusahaan akan memberikan kemudahan dalam hal persetujuan di dalam melakukan
pembiayaan kembali atau saat merestrukturisasi pembiayaan yang sedang berjalan pada saat terjadi
force majeur. Hal ini juga menunjukkan keberhasilan Perusahaan untuk menjaga hubungan yang erat
dan baik dengan konsumen melalui komunitas Perusahaan, seperti pelayanan konsumen, SMS Care,
penambahan jaringan usaha serta mekanisme pembayaran angsuran yang fleksibel melalui ATM,
kantor pos, bank rekanan, EDC dan seluruh jaringan usaha Perusahaan.

Pendapatan Pemulihan dari Piutang yang Dihapuskan


Pendapatan pemulihan dari piutang yang dihapuskan merupakan penerimaan atas pemulihan dari
unit kendaraan atas piutang yang telah dihapuskan sebelumnya.

220 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Pendapatan pemulihan dari piutang yang dihapuskan pada tahun 2009 adalah sebesar
Rp 85.927 juta, yang mana meningkat sebesar Rp 6.602 juta atau sebesar 8,3% dibandingkan
dengan tahun 2008 sebesar Rp 79.325 juta. Kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan jumlah
piutang pembiayaan konsumen yang sudah dibukukan oleh Perusahaan sampai saat ini. Dengan jumlah
piutang pembiayaan konsumen yang begitu besar akan secara langsung berdampak pada pemulihan
atas piutang pembiayaan konsumen yang sudah pernah dihapuskan. Perusahaan juga didukung oleh
sistem informasi teknologi yang terdepan, yang mana Perusahaan dapat segera melakukan eksekusi
atas kendaraan yang piutang pembiayaannya sudah dihapuskan pada saat ditemukan oleh karyawan
dari Divisi Pemulihan Perusahaan. Eksekusi ini tanpa memerlukan surat kuasa yang tercetak, namun
cukup dalam bentuk informasi yang lengkap yang terdapat pada tampilan layar mobile device yang
dimiliki masing-masing karyawan dari Divisi Pemulihan Perusahaan.

Sedangkan untuk tahun sebelumnya, pendapatan pemulihan dari piutang yang dihapuskan pada
tahun 2008 adalah sebesar Rp 79.325 juta, yang mana meningkat sebesar Rp 13.149 juta atau
sebesar 19,9% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar Rp 66.176 juta. Kenaikan ini merupakan
hasil yang memuaskan atas kinerja Divisi Pemulihan dengan melanjutkan langkah efektif yaitu melalui
pertemuan dengan konsumen-konsumen yang telah dihapuskan, yang mana pertemuan-pertemuan
ini telah menghasilkan solusi terbaik dan menguntungkan bagi Perusahaan dan konsumen.

Pemulihan dari Piutang yang Dihapuskan


3,5%

3,0%

2,5%

2,0%

1,5%

1,0%

0,5%

0,0%

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Q1-2007 Q2-2007 Q3-2007 Q4-2007 Q1-2008 Q2-2008


Q3-2008 Q4-2008 Q1-2009 Q2-2009 Q3-2009 Q4-2009

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 221


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Perusahaan menetapkan kebijakan akuntansi, yang mana piutang pembiayaan konsumen akan
dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 210 hari. Penerimaan dari piutang yang telah
dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat diterima. Terlihat pada grafik di
atas bahwa pemulihan dari piutang yang dihapuskan meningkat cukup pesat memasuki periode
12–24 bulan dan setelah lebih dari 24 bulan maka pemulihan atas piutang yang dihapuskan bergerak
stagnan.

Hal ini menyebabkan pemulihan dari piutang yang dihapuskan meningkat signifikan pada tahun 2008
dikarenakan banyaknya piutang yang dihapusbukukan pada tahun 2006 sebagai akibat dari kenaikan
harga bahan bakar minyak pada akhir tahun 2005. Pemulihan dari piutang yang dihapuskan pada
tahun 2009 terlihat lebih stabil karena kondisi ekonomi pada tahun 2007 cukup baik sehingga kenaikan
atas piutang yang dihapusbukukan pada tahun 2007 lebih disebabkan oleh piutang pembiayaan
Perusahaan yang terus meningkat.

Pendapatan Pinalti
Pendapatan pinalti merupakan pendapatan atas penyelesaian kontrak sebelum tenor pembiayaan
konsumen berakhir.

Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan
kontrak pembiayaan konsumen dan keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba
rugi tahun berjalan.

Rasio jumlah transaksi pinalti per rata-rata jumlah konsumen untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai
berikut:
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Pendapatan Pinalti (Rp Juta) 17.636 46,5% 25.829 35,8% 35.080


Jumlah Transaksi Pinalti 75.156 50,3% 112.962 6,8% 120.605
Rata-Rata Jumlah Konsumen 1.515.391 21,6% 1.843.147 15,6% 2.131.251
Jumlah Transaksi Pinalti /
Rata-Rata Jumlah Konsumen 0,05 24,5% 0,06 -6,6% 0,06

Pendapatan pinalti pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 35.080 juta, yang mana meningkat sebesar
Rp 9.251 juta atau sebesar 35,8% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 25.829 juta. Kenaikan
tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah konsumen yang melakukan pelunasan dipercepat
atas kontrak pembiayaannya. Kenaikan jumlah konsumen yang melakukan pelunasan dipercepat
seiring dengan penambahan konsumen baru yang signifikan dan adanya kegiatan Pemilu pada tahun
2009 yang menambah jumlah uang tunai yang beredar di masyarakat. Transaksi pelunasan dipercepat
meningkat sebesar 6,8% pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencatat
sebanyak 112.962 transaksi. Rata-rata pinalti atas transaksi pelunasan dipercepat adalah sebesar
Rp 263.000-Rp 319.000.

Pendapatan pinalti pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 25.829 juta, yang mana meningkat sebesar
Rp 8.193 juta atau sebesar 46,5% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar Rp 17.636 juta.
Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah konsumen yang melakukan pelunasan
dipercepat atas kontrak pembiayaannya. Kenaikan jumlah konsumen yang melakukan pelunasan
dipercepat seiring dengan penambahan konsumen baru yang signifikan pada tahun 2008 serta kondisi

222 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

ekonomi yang kondusif, terutama pada semester I tahun 2008 yang membuat daya beli konsumen
ikut meningkat sehingga mampu melunasi pinjamannya sebelum jatuh tempo. Perusahaan mencatat
sebanyak 112.962 transaksi pelunasan dipercepat pada tahun 2008, yang mana meningkat sebesar
50,3% dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencatat sebanyak 75.156 transaksi. Rata-rata pinalti
atas transaksi pelunasan dipercepat adalah sebesar Rp 200.000-Rp 256.000.

Pada tahun 2007, jumlah transaksi pelunasan dipercepat adalah sebanyak 0,05 transaksi untuk setiap
konsumen, kemudian jumlah tersebut meningkat menjadi 0,06 transaksi pada tahun 2008. Jumlah
tersebut tetap dapat dipertahankan sebanyak 0,06 transaksi pada tahun 2009. Jumlah transaksi
pinalti per rata-rata jumlah konsumen meningkat pada tahun 2008 disebabkan oleh kenaikan daya
beli masyarakat (seperti kenaikan harga penjualan komoditi di wilayah luar Jawa), sehingga konsumen
mempunyai kemampuan untuk melakukan pelunasan dipercepat atas pembiayaan kendaraan
bermotornya.

Pendapatan Jasa Giro


Pendapatan jasa giro merupakan pendapatan bunga yang diperoleh Perusahaan sehubungan dengan
penempatan dana Perusahaan di bank dalam bentuk giro.

Pendapatan jasa giro pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 2.505 juta, yang mana mengalami penurunan
sebesar Rp 631 juta atau sebesar 20,1% dari sebesar Rp 3.136 juta pada tahun 2008. Penurunan
pada pendapatan jasa giro disebabkan oleh rata-rata penempatan dana di rekening giro Perusahaan
di beberapa bank telah menurun, antara lain dikarenakan adanya pelunasan Obligasi Adira Dinamika
Multi Finance II Tahun 2006 (Obligasi Adira Finance II) sebesar Rp 570.000 juta dan pembayaran
dividen sebesar Rp 510.000 juta. Pelunasan Obligasi Adira Finance II Seri A dan pembayaran dividen
tersebut menggunakan kas internal Perusahaan, yang mana dana tersebut ditempatkan dalam bentuk
deposito. Pada tahun 2009, Perusahaan menempatkan dana pada beberapa bank dan menerima
pendapatan jasa giro dengan tingkat bunga sebesar 1,2%-9,0% per tahun.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 223


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Pendapatan jasa giro pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 3.136 juta, yang mana meningkat sebesar
Rp 618 juta atau sebesar 24,5% dari sebesar Rp 2.518 juta pada tahun 2007. Pendapatan jasa giro
meningkat disebabkan oleh kenaikan rata-rata saldo bank Perusahaan untuk penempatan dana di
rekening giro yang dilakukan Perusahaan di beberapa bank. Perusahaan mendapatkan tingkat bunga
sebesar 0,3%-6,0% per tahun.

Pendapatan Bunga Deposito Berjangka


Pendapatan bunga deposito berjangka merupakan pendapatan bunga yang diperoleh Perusahaan
sehubungan dengan penempatan dana Perusahaan di bank dalam bentuk deposito berjangka.

Kenaikan pendapatan bunga deposito berjangka antara lain disebabkan oleh penerimaan dana
dari hasil penerbitan Obligasi Adira Dinamika Multi Finance III Tahun 2009 (Obligasi Adira Finance
III) sebesar Rp 500.000 juta dan penempatan dana yang berasal dari penerimaan angsuran yang
dilakukan oleh konsumen. Perusahaan telah mengumpulkan dana untuk melunasi Obligasi Adira
Finance II Seri A sebesar Rp 570.000 juta dan pembayaran dividen sebesar Rp 510.000 juta selama
semester pertama tahun 2009 yang ditempatkan pada deposito berjangka. Perusahaan memperoleh
bunga deposito berjangka dengan tingkat bunga sebesar 6,6%-13,3% per tahun.

Sedangkan untuk tahun sebelumnya, terdapat kenaikan rata-rata penempatan deposito berjangka pada
tahun 2008 sebesar Rp 150.000 juta pada akhir tahun 2008 atau meningkat signifikan dibandingkan
dengan rata-rata penempatan deposito berjangka pada tahun 2007, yang mana penempatan
deposito berjangka hanya sebesar Rp 10 juta pada akhir tahun 2007. Deposito berjangka Perusahaan
mendapatkan tingkat bunga sebesar 13,0%-13,3% per tahun.

Pendapatan Lain-Lain
Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan yang diperoleh oleh Perusahaan diluar dari seluruh
pendapatan utama Perusahaan, termasuk di dalamnya komponen laba atau rugi akibat selisih kurs.

Pendapatan lain-lain pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 7.767 juta, yang mana meningkat sebesar
Rp 5.505 juta atau sebesar 243,4% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 2.262 juta. Kenaikan
ini terutama disebabkan oleh keuntungan dari penjualan aset tetap Perusahaan sebesar Rp 1.535 juta.
Perusahaan juga mendapatkan keuntungan dari selisih kurs terkait dengan transaksi pembelian aset
tetap Perusahaan dalam mata uang Dolar AS, yang dipicu oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS
yang menguat pada akhir tahun 2009.

Pendapatan lain-lain mencapai sebesar Rp 2.262 juta pada tahun 2008, yang mana mengalami
penurunan sebesar Rp 507 juta atau sebesar 18,3% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar
Rp 2.769 juta. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh adanya kerugian dari selisih kurs.

224 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

b. Beban
Beban Perusahaan terutama terdiri dari beban perolehan pembiayaan konsumen, gaji dan tunjangan,
umum dan administrasi, beban bunga dan keuangan, pemasaran, penyisihan piutang ragu-ragu dan
lain-lain. Rincian beban Perusahaan untuk tahun 2007-2009 dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 2008 2009

Perolehan Pembiayaan Konsumen 603.603 35,9% 788.492 40,2% 949.821 41,6%

Gaji dan Tunjangan 503.508 29,9% 654.911 33,4% 732.102 32,1%

Umum dan Administrasi 276.613 16,5% 330.737 16,9% 351.020 15,4%

Beban Bunga dan Keuangan 195.796 11,6% 142.548 7,3% 123.624 5,4%

Pemasaran 5.536 0,3% 4.480 0,2% 50.528 2,2%

Penyisihan Piutang Ragu-Ragu 47.294 2,8% 26.002 1,3% 32.679 1,4%

Lain-Lain 50.440 3,0% 12.211 0,7% 43.041 1,9%

Jumlah 1.682.790 100,0% 1.959.381 100,0% 2.282.815 100,0%

Jumlah Beban
(Dalam Jutaan Rupiah)

2.282.815
1.959.381
1.682.790

2007 2008 2009

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 225


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Komposisi Beban

Tahun 2007 Tahun 2008

1,3% 0,7%
2,8% 0,2%
3,0%
0,3%
7,3%
11,6%

35,9%

40,2%
16,9%
16,5%

29,9%
33,4%

Tahun 2009

1,4%
1,9%
2,2%

5,4%

15,4%

41,6%

32,1%

Perolehan Pembiayaan Konsumen Gaji dan Tunjangan Umum dan Administrasi

Beban Bunga dan Keuangan Pemasaran Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Lain-Lain

226 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Beban Perolehan Pembiayaan Konsumen


Beban perolehan pembiayaan konsumen adalah beban yang dikeluarkan Perusahaan sehubungan
dengan perolehan pembiayaan baru baik dari dealer, pemesanan ulang dan permintaan dari konsumen
yang datang langsung ke jaringan usaha Perusahaan. Perusahaan terus menjalin hubungan baik
dengan memberikan berbagai macam program dan insentif bagi para dealer. Program yang diberikan
oleh Perusahaan, antara lain meliputi program pemberian cindera mata kepada konsumen untuk
setiap pembiayaan kendaraan pada periode tertentu, pertemuan antar dealer yang diselenggarakan di
luar negeri, komisi, insentif dan penghargaan untuk dealer yang mencapai target tertentu yang telah
ditentukan di awal oleh Perusahaan, serta pemberian subsidi kepada konsumen yang diberikan melalui
dealer. Aktivitas tersebut tercakup dalam beban perolehan pembiayaan ini yang termasuk juga insentif
internal untuk karyawan bagian pemasaran dan pemeriksa. Beban perolehan pembiayaan konsumen
merupakan beban yang dikeluarkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perolehan pembiayaan
yang terkait langsung dari dealer maupun karyawan Perusahaan. Beban perolehan pembiayaan
konsumen yang terkait langsung dengan perolehan pembiayaan baru diamortisasi selama jangka
waktu pembiayaan berdasarkan tingkat bunga efektif dari piutang pembiayaan konsumen terkait.

Rincian beban perolehan pembiayaan konsumen Perusahaan untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai
berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 2008 2009

Komisi 318.465 52,8% 415.262 52,7% 502.522 52,9%


Subsidi 250.558 41,5% 314.261 39,8% 387.602 40,8%
Promosi Langsung 34.580 5,7% 58.969 7,5% 59.697 6,3%
Jumlah 603.603 100,0% 788.492 100,0% 949.821 100,0%

Perusahaan mengadopsi kebijakan akuntansi untuk mengakui perolehan pembiayaan konsumen yang
merupakan beban yang terkait langsung dengan perolehan pembiayaan konsumen ditangguhkan dan
dibebankan ke laporan laba rugi selama jangka waktu pembiayaan konsumen berdasarkan tingkat
bunga efektif dari piutang pembiayaan konsumen terkait. Untuk kontrak yang dihapusbukukan atau
pelunasan dipercepat, jumlah tersisa dari beban yang terkait langsung dengan perolehan pembiayaan
konsumen tersebut akan dibebankan seluruhnya pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Pada tahun 2009, komposisi dari beban perolehan pembiayaan konsumen didominasi oleh komisi
yang memberikan kontribusi sebesar 52,9%, diikuti oleh subsidi sebesar 40,8% dan promosi langsung
sebesar 6,3%. Komposisi dari beban perolehan pembiayaan konsumen relatif stabil dari tahun ke
tahun seiring dengan kebijakan Perusahaan dalam menyesuaikannya dengan kondisi pasar.

Rincian beban perolehan pembiayaan konsumen Perusahaan berdasarkan perubahannya untuk tahun
2007-2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Komisi 318.465 30,4% 415.262 21,0% 502.522


Subsidi 250.558 25,4% 314.261 23,3% 387.602
Promosi Langsung 34.580 70,5% 58.969 1,2% 59.697
Jumlah 603.603 30,6% 788.492 20,5% 949.821

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 227


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Pada tahun 2009, beban perolehan pembiayaan konsumen mencapai sebesar Rp 949.821 juta, yang
mana meningkat sebesar Rp 161.329 juta atau sebesar 20,5% dibandingkan dengan tahun 2008
sebesar Rp 788.492 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh amortisasi beban tangguhan yang
terkait langsung dengan perolehan pembiayaan konsumen dari tahun-tahun sebelumnya, yang mana
sudah secara penuh teramortisasi pada tahun 2009.

Pada tahun 2008, beban perolehan pembiayaan konsumen mencapai sebesar Rp 788.492 juta,
yang mana meningkat sebesar Rp 184.889 juta atau sebesar 30,6% dibandingkan dengan tahun
2007 sebesar Rp 603.603 juta. Hal ini disebabkan oleh kenaikan yang signifikan pada jumlah unit
pembiayaan baru, kenaikan harga dari berbagai macam program yang ditawarkan kepada dealer dan
konsumen serta amortisasi pembebanan beban tangguhan yang terkait langsung dengan perolehan
pembiayaan konsumen dari tahun-tahun sebelumnya.

Beban Gaji dan Tunjangan
Beban gaji dan tunjangan merupakan beban karyawan yang terdiri dari gaji, seluruh tunjangan
karyawan, THR, bonus atau insentif dan imbalan pasca kerja, serta pelatihan dan pendidikan.

Rincian beban gaji dan tunjangan Perusahaan untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Gaji dan Tunjangan 465.353 33,5% 621.187 11,1% 689.829


Imbalan Pasca Kerja Karyawan 18.082 14,9% 20.783 46,8% 30.510
Pelatihan dan Pendidikan 20.073 -35,5% 12.941 -9,1% 11.763
Jumlah 503.508 30,1% 654.911 11,8% 732.102

Rincian jumlah karyawan Perusahaan untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Jumlah Karyawan 13.008 8,2% 14.079 13,3% 15.957


Rata-Rata Jumlah Karyawan 11.796 14,8% 13.544 10,9% 15.018

Beban gaji dan tunjangan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 732.102 juta, yang mana
meningkat sebesar Rp 77.191 juta atau sebesar 11,8% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar
Rp 654.911 juta. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah gaji dan tunjangan sebesar 11,1% seiring
dengan kenaikan jumlah rata-rata karyawan sebesar 10,9% sehubungan dengan penambahan bersih
19 jaringan usaha Perusahaan pada tahun 2009, kenaikan gaji pokok tahunan dan kenaikan tunjangan
karyawan seiring banyaknya jaringan usaha baru milik Perusahaan yang terletak di luar wilayah Jawa.
Tunjangan karyawan yang diberikan sehubungan dengan penempatan karyawan yang berasal dari
wilayah Jawa yang bertugas di jaringan usaha Perusahaan yang terletak di luar wilayah Jawa. Pada
tahun 2009, komposisi jaringan usaha Perusahaan adalah sebesar 49,8% berada di wilayah Jawa
dan Bali, sedangkan sisanya sebesar 50,2% terletak di luar wilayah Jawa dan Bali. Kenaikan imbalan
pasca kerja karyawan sebesar 46,8% disebabkan oleh kenaikan jumlah karyawan dan masa kerja
karyawan yang diestimasi berdasarkan perhitungan PT Watson Wyatt Purbajaga, aktuaris independen,
dengan menggunakan metode projected-unit-credit. Sedangkan penurunan pada beban pelatihan
dan pendidikan sebesar 9,1% disebabkan oleh Perusahaan banyak melakukan program pelatihan

228 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

internal secara mandiri, yang mana sebagian besar pelatihan tambahan kepada karyawan baik dalam
pengetahuan pekerjaan, keterampilan maupun lainnya dilaksanakan secara internal yaitu karyawan
yang sudah terlatih sebelumnya membantu memberikan pelatihan dan pendidikan kepada rekan-
rekannya.

Beban gaji dan tunjangan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 654.911 juta, yang mana meningkat
sebesar Rp 151.403 juta atau sebesar 30,1% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar
Rp 503.508 juta. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah gaji dan tunjangan sebesar 33,5% seiring
kenaikan rata-rata jumlah karyawan sebesar 14,8% sehubungan dengan penambahan bersih
47 jaringan usaha Perusahaan pada tahun 2008, kenaikan gaji pokok tahunan sebesar 11,9% dan
kenaikan tunjangan karyawan seiring kenaikan kinerja Perusahaan sebesar 13,4%. Kenaikan imbalan
pasca kerja karyawan terutama disebabkan oleh kenaikan masa kerja karyawan yang diestimasi
berdasarkan perhitungan PT Watson Wyatt Purbajaga, aktuaris independen, dengan menggunakan
metode projected-unit-credit. Sedangkan penurunan pada beban pelatihan dan pendidikan sebesar
35,5% disebabkan oleh Perusahaan melakukan program penghematan biaya, melalui penghematan
jasa pelatihan dan pendidikan dengan tetap menjaga kualitas pelatihan dan pendidikan, yang
mana sebagian besar pelatihan tambahan kepada karyawan baik dalam pengetahuan pekerjaan,
keterampilan maupun pengetahuan spiritual dilaksanakan secara internal yaitu karyawan yang sudah
terlatih sebelumnya membantu memberikan pelatihan dan pendidikan kepada rekan-rekannya.

Beban Umum dan Administrasi


Beban umum dan administrasi terdiri dari beban kantor, sewa, penyusutan aset tetap, jasa penerimaan
angsuran, perbaikan dan pemeliharaan, transportasi, perangko dan materai, percetakan dan
dokumentasi, administrasi bank dan lain-lain.

Rincian beban umum dan administrasi Perusahaan untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Beban Kantor 103.984 15,1% 119.723 -3,0% 116.190


Beban Sewa 44.003 18,9% 52.307 7,3% 56.122
Penyusutan Aset Tetap 36.240 26,3% 45.783 7,7% 49.305
Jasa Penerimaan Angsuran 16.698 48,2% 24.743 26,2% 31.229
Perbaikan dan Pemeliharaan 13.724 45,4% 19.959 36,3% 27.211
Transportasi 17.527 5,6% 18.508 -6,1% 17.374
Perangko dan Materai 12.150 38,1% 16.778 2,5% 17.205
Percetakan dan Dokumentasi 14.876 14,6% 17.053 -0,6% 16.946
Administrasi Bank 4.145 10,9% 4.595 0,1% 4.600
Lain-Lain 13.266 -14,9% 11.288 31,4% 14.838
Jumlah 276.613 19,6% 330.737 6,1% 351.020

Beban umum dan administrasi pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 351.020 juta, yang mana
meningkat sebesar Rp 20.283 juta atau sebesar 6,1% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar
Rp 330.737 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban perbaikan dan
pemeliharaan sebesar 36,3% sehubungan dengan jumlah jaringan usaha Perusahaan yang semakin

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 229


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

bertambah menjadi 319 jaringan usaha serta beban jasa penerimaan angsuran yang meningkat
sebesar 26,2% disebabkan oleh banyaknya transaksi pembayaran angsuran melalui ATM (Anjungan
Tunai Mandiri) dan kantor pos. Beban umum dan administrasi secara keseluruhan juga meningkat
karena disebabkan oleh faktor inflasi. Keberhasilan Perusahaan dalam melakukan penghematan
biaya terlihat dari kenaikan beban umum dan administrasi yang hanya sebesar 6,1%, yang mana
kenaikan beban tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan Perusahaan
sebesar 16,6%.

Beban umum dan administrasi pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 330.737 juta, yang mana
meningkat sebesar Rp 54.124 juta atau sebesar 19,6% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar
Rp 276.613 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh beban jasa penerimaan angsuran yang
meningkat sebesar 48,2% karena banyaknya transaksi pembayaran angsuran melalui ATM dan
kantor pos, serta kenaikan beban operasional Perusahaan seperti beban kantor dan beban perbaikan
dan pemeliharaan yang meningkat masing-masing sebesar 15,1% dan 45,4%, sehubungan dengan
penambahan bersih jaringan usaha sebanyak 47 jaringan usaha atau tumbuh sebesar 18,6% dan
kenaikan tingkat inflasi sebesar 11,1%, serta beban perangko dan materai naik sebesar 38,1% seiring
dengan penambahan jumlah konsumen sebesar 23,4%.

Beban Bunga dan Keuangan


Beban bunga dan keuangan merupakan beban bunga dari pinjaman modal kerja bank, bunga atas
hutang obligasi dan beban provisi bank.

Rincian beban bunga dan keuangan Perusahaan untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Bunga atas Utang Obligasi 174.347 -25,1% 130.552 -17,8% 107.283


Bunga atas Pinjaman yang Diterima 14.933 -52,3% 7.118 93,3% 13.761
Beban Provisi dan Administrasi 3.072 -5,0% 2.919 -75,0% 730
Amortisasi Beban Emisi Obligasi 3.444 -43,1% 1.959 -5,6% 1.850
Jumlah 195.796 -27,2% 142.548 -13,3% 123.624

Rincian saldo pinjaman Perusahaan yang dikenakan beban bunga dan keuangan pada tanggal
31 Desember 2007, 2008 dan 2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Pinjaman yang Diterima 145.833 -34,3% 95.833 134,8% 225.000


Utang Obligasi 1.199.833 -37,6% 749.043 -9,6% 676.854
Jumlah 1.345.666 -37,2% 844.876 6,7% 901.854

Beban bunga dan keuangan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 123.624 juta, yang mana mengalami
penurunan sebesar Rp 18.924 juta atau sebesar 13,3% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar
Rp 142.548 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh Perusahaan telah melunasi Obligasi Adira
Finance II Seri A sebesar Rp 570 miliar pada bulan Juni 2009 walaupun sebelumnya Perusahaan
juga menerbitkan Obligasi Adira Finance III dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 500 miliar pada
bulan Mei 2009. Obligasi Adira Finance III tersebut dikenakan bunga yang lebih rendah dibandingkan
dengan obligasi Perusahaan sebelumnya.

230 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Beban bunga dan keuangan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 142.548 juta, yang mana mengalami
penurunan sebesar Rp 53.248 juta atau sebesar 27,2% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar
Rp 195.796 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh Perusahaan telah melunasi Obligasi Adira
Dinamika Multi Finance I Tahun 2003 (Obligasi Adira Finance I) sebesar Rp 500 miliar pada bulan
Mei 2008.

Beban Pemasaran
Beban pemasaran adalah beban promosi baik yang mencakup promosi secara nasional, regional
ataupun cabang tertentu. Beban pemasaran termasuk beban kerjasama promosi dengan dealer
maupun dengan perusahaan asuransi dan beban lainnya seperti cetak brosur, pertemuan dan
perjamuan dengan dealer dan lain-lain.

Beban pemasaran pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 50.528 juta, yang mana meningkat signifikan
sebesar Rp 46.048 juta dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 4.480 juta. Pada tahun 2009,
salah satu bagian promosi yang dilakukan oleh Perusahaan yaitu peluncuran program Adira Club
Member (ACM), sebuah program promosi untuk memberikan kartu pintar bagi para anggota, yang mana
kartu pintar ini tidak hanya memberikan kemudahan bagi pemiliknya dalam melakukan pembayaran
angsuran, namun juga dapat memberikan berbagai keuntungan lainnya dalam bertransaksi. Untuk
mendukung promosi ACM ini, Perusahaan melakukan serangkaian acara dalam rangka sosialisasi
dan memperkenalkan kepada masyarakat terutama konsumen Adira Finance, salah satunya melalui
acara peluncuran ACM di Bandung, touring bareng, acara Grebek Pasar yang disiarkan di salah satu
stasiun televisi swasta, iklan di media cetak dan elektronik serta acara lainnya. Program promosi
ACM ini menghabiskan biaya sebesar Rp 32.804 juta. Perusahaan juga meningkatkan promosinya
secara langsung sehubungan dengan keinginan Perusahaan agar dapat dikenal oleh masyarakat luas
sebagai perusahaan pembiayaan yang juga memberikan fasilitas pembiayaan mobil. Oleh sebab itu,
Perusahaan mengadakan berbagai acara khusus untuk mobil seperti ”OTOBURSA” pada bulan Mei
2009, sebagai sponsor utama dalam Adira Ferrari Heritage Photo Contest 2009 dan ASCO Coffee
Mania Festival.

Beban pemasaran pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 4.480 juta, yang mana mengalami penurunan
sebesar Rp 1.056 juta atau sebesar 19,1% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar Rp 5.536 juta.
Hal ini disebabkan oleh kelanjutan dari strategi Perusahaan untuk secara konsisten mengurangi
kegiatan promosi yang bersifat umum dan lebih fokus pada kegiatan-kegiatan yang terkait langsung
dengan perolehan pembiayaan konsumen ke dealer dan konsumen. Perusahaan tetap terus melakukan
kerjasama promosi dengan dealer, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) maupun dengan perusahaan
asuransi, sehingga beban promosi yang besar dapat ditanggung bersama-sama dengan mereka.

Beban Penyisihan Piutang Ragu-Ragu


Beban penyisihan piutang ragu-ragu adalah beban atas kerugian yang disisihkan terhadap akun piutang
pembiayaan konsumen Perusahaan. Beban penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan
penelaahan secara keseluruhan terhadap akun piutang pembiayaan konsumen pada akhir tahun,
dengan mempertimbangkan umur piutang pembiayaan konsumen.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 231


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Rincian perhitungan beban penyisihan piutang ragu-ragu terhadap saldo penyisihan piutang ragu-
ragu Perusahaan untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Beban Penyisihan Piutang Ragu-Ragu 47.294 -45,0% 26.002 25,7% 32.679


Saldo Penyisihan Piutang Ragu-Ragu 42.848 -15,2% 36.333 13,2% 41.113
Saldo Piutang Pembiayaan Konsumen 1.948.204 -4,6% 1.857.787 40,1% 2.603.027
% Saldo Penyisihan Piutang Ragu-Ragu /
Saldo Piutang Pembiayaan Konsumen 2,2% -0,2% 2,0% -0,4% 1,6%

Beban penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 32.679 juta, yang mana
meningkat sebesar Rp 6.677 juta atau sebesar 25,7% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar
Rp 26.002 juta. Kenaikan terjadi seiring bertumbuhnya saldo piutang pembiayaan konsumen
Perusahaan sebesar Rp 745.240 juta atau sebesar 40,1%. Namun demikian, persentase saldo
penyisihan piutang ragu-ragu terhadap saldo piutang pembiayaan konsumen semakin menurun
dari sebesar 2,0% menjadi 1,6%, yang mana menunjukkan kualitas piutang pembiayaan konsumen
Perusahaan yang semakin membaik.

Beban penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 26.002 juta, yang mana
menurun sebesar Rp 21.292 juta atau sebesar 45,0% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar
Rp 47.294 juta. Penurunan ini menunjukkan kinerja yang sangat memuaskan dari fungsi Manajemen
Risiko yang telah sukses memprediksi kondisi ekonomi pada awal tahun 2008 dan penerapan
manajemen risiko yang ketat secara terus-menerus. Penurunan ini juga disebabkan oleh menurunnya
saldo piutang pembiayaan konsumen sebesar 4,6% dan persentase saldo penyisihan piutang ragu-
ragu terhadap saldo piutang pembiayaan konsumen menurun dari sebesar 2,2% menjadi 2,0%.

Beban Lain-Lain
Beban lain-lain merupakan pengeluaran sumber daya Perusahaan diluar beban-beban utama, yang
terutama terdiri dari kerugian atas penjualan agunan yang diambil alih, penyisihan/(pemulihan) piutang
penjualan agunan yang diambil alih dan pemulihan penurunan nilai agunan yang diambil alih.

Rincian beban lain-lain Perusahaan untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Kerugian atas Penjualan Agunan yang


Diambil Alih 43.861 -75,5% 10.741 301,2% 43.096
Penyisihan/(Pemulihan) Piutang Penjualan
Agunan yang Diambil Alih 8.234 -75,5% 2.018 -124,6% (496)
Pemulihan Penurunan Nilai Agunan yang
Diambil Alih (2.934) -15,3% (2.484) -90,9% (226)
Lain-Lain 1.279 51,4% 1.936 -65,5% 667
Jumlah 50.440 -75,8% 12.211 252,5% 43.041

232 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Beban lain-lain pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 43.041 juta, yang mana meningkat sebesar
Rp 30.830 juta atau sebesar 252,5% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 12.211 juta,
yang terutama disebabkan oleh kenaikan kerugian atas penjualan agunan yang diambil alih sebesar
Rp 32.355 juta atau sebesar 301,2%. Penurunan harga-harga komoditi pada awal tahun 2009 telah
memberikan dampak signifikan atas banyaknya unit agunan yang diambil alih oleh Perusahaan,
sehingga kerugian dari penjualan agunan yang diambil alih yang rata-rata mempunyai nilai agunan
yang lebih besar dibandingkan dengan harga pasar harus dibebankan Perusahaan pada laporan laba
rugi tahun berjalan.

Beban lain-lain pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 12.211 juta, yang mana menurun sebesar
Rp 38.229 juta atau sebesar 75,8% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar Rp 50.440 juta, yang
terutama disebabkan oleh penurunan kerugian atas penjualan agunan yang diambil alih sebesar
Rp 33.120 juta atau sebesar 75,5%. Penurunan ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan Divisi
Manajemen Pemulihan Aktiva dalam melaksanakan fungsinya, yaitu dengan berusaha menjual agunan
yang diambil alih secepat mungkin agar kondisi dan harga dari agunan yang diambil alih tersebut tidak
turun signifikan.

c. Laba Bersih
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Laba Sebelum Pajak Penghasilan 800.819 77,2% 1.419.322 16,8% 1.658.347


Beban Pajak Penghasilan (241.109) -65,5% (399.089) -11,7% (445.947)
Laba Bersih 559.710 82,3% 1.020.233 18,8% 1.212.400

Laba Bersih
(Dalam Jutaan Rupiah)

1.212.400

1.020.233

559.710

2007 2008 2009

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 233


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Laba Sebelum Pajak Penghasilan


Laba sebelum pajak penghasilan merupakan selisih antara jumlah pendapatan dengan jumlah beban,
dengan rincian untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Jumlah Pendapatan 2.483.609 36,0% 3.378.703 16,6% 3.941.162


Jumlah Beban (1.682.790) 16,4% (1.959.381) 16,5% (2.282.815)
Jumlah 800.819 77,2% 1.419.322 16,8% 1.658.347

Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 1.658.347 juta atau
meningkat sebesar 16,8% jika dibandingkan dengan laba sebelum pajak penghasilan pada tahun
2008 sebesar Rp 1.419.322 juta. Kenaikan ini disebabkan oleh jumlah pendapatan Perusahaan yang
meningkat sebesar 16,6%, dikompensasikan dengan kenaikan jumlah beban Perusahaan yang hanya
sebesar 16,5% pada tahun 2009.

Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 1.419.322 juta
atau meningkat sebesar 77,2% jika dibandingkan dengan laba sebelum pajak penghasilan pada
tahun 2007 sebesar Rp 800.819 juta. Kenaikan signifikan ini disebabkan oleh jumlah pendapatan
Perusahaan yang meningkat sebesar 36,0%, sedangkan jumlah beban Perusahaan meningkat hanya
sebesar 16,4% pada tahun 2008.

Beban Pajak Penghasilan


Beban pajak penghasilan terdiri dari beban pajak penghasilan - kini dan beban pajak penghasilan -
tangguhan. Beban pajak penghasilan - kini merupakan jumlah beban pajak yang harus disetorkan
Perusahaan kepada Kantor Pajak, sedangkan beban pajak penghasilan - tangguhan merupakan
metode pencatatan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atas jumlah beban pajak yang akan
dibayarkan Perusahaan pada tahun-tahun berikutnya.

Rincian beban pajak penghasilan Perusahaan untuk tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Beban Pajak Penghasilan - Kini 187.164 104,2% 382.255 13,8% 435.030


Beban Pajak Penghasilan - Tangguhan 53.945 -68,8% 16.834 35,1% 10.917
Beban Pajak Penghasilan 241.109 65,5% 399.089 11,7% 445.947

Beban pajak penghasilan Perusahaan meningkat sebesar 11,7% dari sebesar Rp 399.089 juta pada
tahun 2008 menjadi Rp 445.947 juta pada tahun 2009. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan dari
beban pajak penghasilan - kini Perusahaan sebesar 13,8% dari sebesar Rp 382.255 juta pada tahun
2008 menjadi Rp 435.030 juta pada tahun 2009. Kenaikan beban pajak penghasilan sebesar 11,7%
terjadi seiring dengan kinerja Perusahaan yang meningkat sebesar 16,8% dan dikompensasikan
dengan perubahan tarif pajak atas beban pajak penghasilan - kini dari sebesar 30% pada tahun 2008
menjadi 28% pada tahun 2009. Jumlah pajak penghasilan yang masih terhutang akan disetorkan oleh
Perusahaan kepada Kantor Pajak pada tanggal 28 April 2010.

Beban pajak penghasilan Perusahaan meningkat sebesar 65,5% dari sebesar Rp 241.109 juta pada
tahun 2007 menjadi Rp 399.089 juta pada tahun 2008. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan dari

234 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

beban pajak penghasilan - kini Perusahaan sebesar 104,2% dari sebesar Rp 187.164 juta pada
tahun 2007 menjadi Rp 382.255 juta. Kenaikan beban pajak penghasilan sebesar 65,5% seiring
dengan pencapaian laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan pada tahun 2008 yang meningkat
signifikan sebesar 77,2% dan dikompensasikan dengan penurunan tarif pajak (khusus untuk beban
pajak penghasilan - tangguhan) dari sebesar 30% pada tahun 2007 menjadi 28% untuk saldo aset/
kewajiban pajak tangguhan tahun fiskal 2009 dan sebesar 25% untuk saldo aset/kewajiban pajak
tangguhan tahun fiskal 2010 dan seterusnya pada tahun 2008. Jumlah beban pajak penghasilan yang
masih terhutang telah disetorkan oleh Perusahaan kepada Kantor Pajak pada tanggal 28 April 2009.

Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan telah disahkan. Undang-Undang ini
mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Salah satu perubahan signifikan yang diatur dalam
Undang-Undang ini adalah perubahan tarif pajak penghasilan badan menjadi tarif tunggal, sebesar
28% untuk tahun fiskal 2009 dan sebesar 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.

Perbandingan beban pajak penghasilan terhadap laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan untuk
tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 2008 2009

Laba Sebelum Pajak Penghasilan 800.819 1.419.322 1.658.347


Beban Pajak Penghasilan 241.109 399.089 445.947
% Tarif Pajak Efektif 30,1% 28,1% 26,9%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tarif pajak efektif Perusahaan yang merupakan perbandingan
antara beban pajak penghasilan terhadap laba sebelum pajak penghasilan relatif sama dengan tarif
pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Laba Bersih
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Pendapatan Pembiayaan Konsumen 3.475.104 23,9% 4.306.924 18,1% 5.085.875


Beban Bunga dan Keuangan (1.944.369) -9,0% (2.118.715) -14,8% (2.431.633)
Pendapatan Pembiayaan Konsumen - Bersih 1.530.735 43,0% 2.188.209 21,3% 2.654.242
Pendapatan Administrasi - Bersih 81.758 113,8% 174.792 -58,9% 72.397
Laba Usaha 1.612.493 46,5% 2.363.001 15,3% 2.726.639
Beban Usaha (780.121) -26,3% (985.648) -9,9% (1.083.122)
Pemulihan/(Beban) atas Risiko Kredit (20.669) 342,6% 50.145 5,3% 52.810
Beban Lain-Lain (10.884) 24,9% (8.176) -306,1% (37.980)
Beban Pajak Penghasilan (241.109) -65,5% (399.089) -11,7% (445.947)
Laba Bersih 559.710 82,3% 1.020.233 18,8% 1.212.400

Laba bersih Perusahaan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 1.212.400 juta, yang mana
meningkat sebesar Rp 192.167 juta atau sebesar 18,8% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar
Rp 1.020.233 juta. Kenaikan laba bersih Perusahaan didukung oleh kenaikan pendapatan pembiayaan
konsumen - bersih Perusahaan sebesar 21,3%, yang mana beban usaha hanya meningkat sebesar
9,9% atau hanya sebesar 40,8% dari pendapatan pembiayaan konsumen - bersih serta keberhasilan

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 235


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Perusahaan dalam menjaga risiko kredit Perusahaan, walaupun terdapat imbas dari krisis ekonomi
global yang mempengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia. Beban atas risiko kredit Perusahaan pada
tahun 2009 dapat dijaga pada tingkat yang masih dapat diterima sebesar 3,4% dari saldo rata-rata
piutang pembiayaan konsumen Perusahaan.

Laba bersih Perusahaan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 1.020.233 juta, yang mana meningkat
signifikan sebesar Rp 460.523 juta atau sebesar 82,3% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar
Rp 559.710 juta. Kenaikan laba bersih Perusahaan didukung oleh kenaikan pendapatan pembiayaan
konsumen bersih Perusahaan sebesar 43,0%, yang mana beban usaha hanya meningkat sebesar
26,3% atau hanya sebesar 45,0% dari pendapatan pembiayaan konsumen - bersih dan juga didukung
oleh strategi Perusahaan antara lain, keberhasilan manajemen risiko Perusahaan dalam menurunkan
beban atas risiko kredit Perusahaan dari sebesar 4,6% pada tahun 2007 menjadi hanya sebesar 3,0%
pada tahun 2008.

d. Aset
Aset Perusahaan merupakan sumber daya yang dimiliki oleh Perusahaan dan digunakan di dalam
menjalankan usaha untuk mencapai tujuannya. Aset Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, deposito
berjangka, piutang pembiayaan konsumen - bersih, beban dibayar dimuka, beban tangguhan - bersih,
piutang lain-lain - bersih, penyertaan saham, aset tetap - nilai buku dan aset lain-lain - bersih.

Rincian jumlah aset Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009 adalah sebagai
berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 2008 2009

Kas dan Setara Kas 376.303 11,4% 474.195 13,2% 487.007 11,2%
Deposito Berjangka 10 0,0% - - - -
Piutang Pembiayaan Konsumen - Bersih 1.905.356 57,7% 1.821.454 50,7% 2.561.914 59,2%
Beban Dibayar Dimuka 69.027 2,1% 81.684 2,3% 74.655 1,7%
Beban Tangguhan - Bersih 740.632 22,4% 956.570 26,6% 982.280 22,7%
Piutang Lain-Lain - Bersih 14.930 0,5% 15.540 0,4% 17.199 0,4%
Penyertaan Saham - - - - 650 0,0%
Aset Tetap - Nilai Buku 176.620 5,3% 201.006 5,6% 188.514 4,4%
Aset Lain-Lain - Bersih 18.940 0,6% 41.575 1,2% 17.330 0,4%
Jumlah 3.301.818 100,0% 3.592.024 100,0% 4.329.549 100,0%

Jumlah aset Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 4.329.549 juta, yang
mana meningkat sebesar Rp 737.525 juta atau sebesar 20,5% dibandingkan dengan jumlah aset
pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 3.592.024 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh
kenaikan jumlah piutang pembiayaan konsumen - bersih sebesar Rp 740.460 juta atau sebesar 40,7%
dibandingkan dengan tahun 2008. Perusahaan berusaha memaksimalkan dana yang diperoleh dari
laba atau ekuitas Perusahaan untuk pembiayaan baru kendaraan bermotor.

Jumlah aset Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 3.592.024 juta, yang
mana meningkat sebesar Rp 290.206 juta atau sebesar 8,8% dibandingkan dengan jumlah aset
pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 3.301.818 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh
kenaikan kas dan setara kas sebesar Rp 97.892 juta, yang sebagian dananya dipersiapkan untuk

236 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

melunasi utang Obligasi Adira Finance II Seri A yang akan jatuh tempo pada bulan Juni 2009 dan
kenaikan beban tangguhan - bersih sebesar Rp 215.938 juta seiring dengan pertumbuhan pembiayaan
baru Perusahaan.

Jumlah Aset
(Dalam Jutaan Rupiah)

4.329.549
3.592.024
3.301.818

2007 2008 2009

Kas dan Setara Kas


Kas dan setara kas terdiri dari kas, kas di bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam
waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal penempatan, sepanjang deposito berjangka tersebut tidak
digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima, serta tidak dibatasi penggunaannya.

Rincian saldo kas dan setara kas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009 adalah
sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Kas 68.908 -56,5% 29.943 -12,2% 26.295


Kas di Bank 307.395 -4,3% 294.252 56,6% 460.712
Setara Kas - 100,0% 150.000 -100,0% -
Jumlah 376.303 26,0% 474.195 2,7% 487.007

Saldo kas dan setara kas Perusahaan meningkat tipis sebesar 2,7% dari sebesar Rp 474.195 juta pada
tanggal 31 Desember 2008 menjadi Rp 487.007 juta pada tanggal 31 Desember 2009. Perusahaan
berusaha menjaga agar kebutuhan dana dari kas internal untuk pembiayaan konsumen tetap dapat
terpenuhi seiring dengan pertumbuhan pembiayaan konsumen Perusahaan.

Saldo kas dan setara kas Perusahaan meningkat sebesar 26,0% dari sebesar Rp 376.303 juta pada
tanggal 31 Desember 2007 menjadi Rp 474.195 juta pada tanggal 31 Desember 2008. Kenaikan
tersebut merupakan bagian dari rencana Perusahaan untuk menggunakan dana kas internal yang
diterima dari pembayaran angsuran konsumen untuk melunasi Obligasi Adira Finance II Seri A sebesar
Rp 570.000 juta yang jatuh tempo pada bulan Juni 2009.

Deposito Berjangka
Deposito berjangka merupakan penempatan dana untuk jangka waktu lebih dari 3 bulan.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 237


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Perusahaan mempunyai deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 10 juta,
yang mana jangka waktu deposito berjangka tersebut adalah 12 bulan. Deposito berjangka tersebut
sudah dicairkan pada tanggal 28 Oktober 2008.

Piutang Pembiayaan Konsumen - Bersih


Piutang pembiayaan konsumen - bersih merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian
pembiayaan bersama, pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan kerugian
piutang.

Dalam memberikan fasilitas pembiayaan konsumen, selain mempergunakan dana sendiri dan pinjaman
dari pihak luar baik pinjaman modal kerja maupun penerbitan obligasi, Perusahaan membina kerjasama
dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk dalam bentuk fasilitas pembiayaan bersama. Dalam
skema pembiayaan bersama tersebut, PT Bank Danamon Indonesia Tbk akan memberikan fasilitas
pembiayaan sebesar 99,0% dari nilai pembiayaan, sedangkan sisanya dibiayai oleh Perusahaan.
Bentuk kerjasama ini memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik bagi PT Bank Danamon
Indonesia Tbk maupun Perusahaan. Bagi PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang memberikan
fasilitas pembiayaan bersama, kerjasama ini dapat membantu memperluas jangkauan konsumen dan
sekaligus mendistribusi risiko kredit dengan lebih baik. PT Bank Danamon Indonesia Tbk juga tidak
perlu terlibat dengan berbagai macam pekerjaan administrasi seperti kegiatan seleksi konsumen,
penagihan dan pemeliharaan piutang yang seluruhnya dikelola oleh Perusahaan. Sedangkan bagi
Perusahaan, dengan adanya kerjasama ini memberikan tingkat perlindungan atas ketersediaan dana
yang terus-menerus bagi perkembangan usaha. Dalam pembiayaan bersama, Perusahaan berhak
menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk dikenakan kepada konsumen dibandingkan dengan
tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan bersama.

Seluruh kontrak pembiayaan bersama yang dilakukan Perusahaan merupakan pembiayaan bersama
tanpa tanggung renteng (without recourse), yang mana hanya porsi jumlah angsuran piutang yang
dibiayai Perusahaan yang dicatat sebagai piutang pembiayaan konsumen di neraca (pendekatan
neto).

Saldo piutang pembiayaan konsumen Perusahaan sebelum dikurangi dengan penyisihan kerugian
piutang pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009 sebagaimana tercermin pada tabel berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Keterangan 2007 2008 2009

Piutang Pembiayaan Konsumen:


Non-Joint Financing 1.948.204 1.857.787 2.603.027
Joint Financing 11.436.689 15.149.133 16.530.641
Jumlah Piutang Pembiayaan Konsumen 13.384.893 17.006.920 19.133.668
Jumlah Piutang Pembiayaan Konsumen - Bersih 1.905.356 1.821.454 2.561.914
Rata-Rata Jangka Waktu Pembiayaan 38 bulan 35 bulan 32 bulan
Rata-Rata Tingkat Bunga Pembiayaan 30,4% 30,3% 31,4%

Fasilitas pembiayaan konsumen yang diberikan oleh Perusahaan dapat digolongkan dengan
mempertimbangkan harga kendaraan bermotor, jangka waktu pembiayaan, uang muka yang diberikan
oleh calon konsumen, matriks dealer dan tingkat bunga yang dibebankan oleh Perusahaan.

238 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Tingkat bunga yang dibebankan dalam pembiayaan konsumen adalah tingkat bunga tetap selama masa
kontrak pembiayaan. Adapun skema pembiayaan yang diberikan Perusahaan, pada umumnya dalam
bentuk pembayaran angsuran tetap, yang mana konsumen melakukan pembayaran dalam jumlah
yang sama setiap bulan dalam periode tertentu sesuai dengan kontrak pembiayaan. Penyelesaian
dipercepat atas kontrak pembiayaan oleh konsumen dimungkinkan, akan tetapi Perusahaan
menetapkan kebijakan untuk mengenakan pinalti pelunasan dipercepat atas jumlah pokok hutang
tersisa.

Perusahaan mengklasifikasikan kolektibilitas piutang pembiayaan konsumen - bruto setelah dikurangi


pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui berdasarkan jumlah hari tunggakan.

Analisa umur piutang pembiayaan konsumen - bruto setelah dikurangi pendapatan pembiayaan
konsumen yang belum diakui dalam unit adalah sebagai berikut:
Keterangan 2007 2008 2009

Belum Jatuh Tempo 1.218.471 1.566.748 1.760.498


Tunggakan 1-30 hari 358.498 387.373 383.115
Tunggakan 31-60 hari 44.933 51.273 45.374
Tunggakan 61-90 hari 10.049 11.624 12.211
Tunggakan >90 hari 18.260 19.065 25.220
Jumlah 1.650.211 2.036.083 2.226.418

Analisa umur piutang pembiayaan konsumen - bruto setelah dikurangi pendapatan pembiayaan
konsumen yang belum diakui adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 2008 2009

Belum Jatuh Tempo 10.061.950 13.400.470 15.675.404


Tunggakan 1-30 hari 2.827.788 3.046.553 2.947.033
Tunggakan 31-60 hari 293.235 335.597 260.736
Tunggakan 61-90 hari 66.608 80.757 76.291
Tunggakan >90 hari 135.312 143.543 174.204
Jumlah Tunggakan 3.322.943 3.606.450 3.458.264
Jumlah Piutang Pembiayaan Konsumen 13.384.893 17.006.920 19.133.668
% Jumlah Tunggakan / Jumlah Piutang
Pembiayaan Konsumen 24,8% 21,2% 18,1%

Perusahaan menerapkan perhitungan tunggakan piutang berdasarkan jumlah saldo pokok piutang
pembiayaan yang tertunggak. Kenaikan jumlah tunggakan piutang pembiayaan konsumen pada tahun
2007 disebabkan oleh agresifitas Perusahaan dalam memacu pertumbuhan pembiayaan konsumen,
namun demikian, jumlah tunggakan tersebut masih dalam tingkat yang wajar. Sejak tahun 2008,
jumlah tunggakan dapat dikelola dengan baik seiring dengan efektifitas dari penerapan manajemen
risiko Perusahaan. Lebih lanjut, Perusahaan berhasil menekan jumlah tunggakan piutang lebih dari
90 hari yang dikategorikan sebagai piutang bermasalah dari sebesar 1,0% pada tahun 2007 turun
menjadi 0,9% pada tahun 2008 dan tetap terjaga pada tingkat sebesar 0,9% pada tahun 2009.

Perusahaan tetap berupaya meminimalkan saldo tunggakan piutang dengan cara antara lain
meningkatkan intensitas penagihan, mengoptimalkan dukungan sistem informasi teknologi internal
(Ad1Sys) dan menerapkan manajemen kehati-hatian dalam mendapatkan pembiayaan baru.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 239


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Piutang Pembiayaan Konsumen


(Dalam Jutaan Rupiah)

25.000.000 3.500.000

20.000.000 19.133.668
17.006.920
2.500.000
15.000.000 13.384.893
2.561.914
10.000.000
1.500.000
1.905.356 1.821.454
5.000.000

0 500.000

2007 2008 2009

Jumlah Piutang Pembiayaan Konsumen Jumlah Piutang Pembiayaan Konsumen - Bersih

Saldo piutang pembiayaan konsumen - bersih pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp 2.561.914 juta, yang mana meningkat sebesar Rp 740.460 juta atau sebesar 40,7% dibandingkan
dengan piutang pembiayaan konsumen - bersih pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar
Rp 1.821.454 juta. Kenaikan ini disebabkan oleh Perusahaan dapat memaksimalkan dana kas internal
Perusahaan. Walaupun Perusahaan memiliki kewajiban untuk melunasi Obligasi Adira Finance II
Tahun 2006 Seri A sebesar Rp 570.000 juta, namun dana kas internal dapat terjaga karena Perusahaan
menerbitkan Obligasi Adira Finance III Tahun 2009 sebesar Rp 500.000 juta, yang mana seluruh dana
yang diterima dari penerbitan obligasi digunakan untuk kegiatan pembiayaan konsumen.

Saldo piutang pembiayaan konsumen - bersih pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar
Rp 1.821.454 juta, yang mana mengalami penurunan tipis sebesar Rp 83.902 juta atau sebesar 4,4%
dibandingkan dengan piutang pembiayaan konsumen - bersih pada tanggal 31 Desember 2007
sebesar Rp 1.905.356 juta. Penurunan ini disebabkan oleh dana kas internal Perusahaan digunakan
untuk melunasi Obligasi Adira Finance I Tahun 2003 sejumlah Rp 452.750 juta pada tanggal 6 Mei
2008. Strategi Perusahaan dalam meningkatkan pembiayaan bersama dengan PT Bank Danamon
Indonesia Tbk membuat jumlah aset tercatat tidak terlalu besar dan saldo piutang pembiayaan
konsumen tetap dapat dijaga, namun tetap dapat menghasilkan pendapatan yang maksimal.

Kualitas Aset
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
300.000 1,2%
1,0%
250.000 0,9% 0,9% 1,0%

200.000 178.646 0,8%

150.000 135.312 143.543 0,6%

100.000 0,4%

2007 2008 2009

Piutang Bermasalah % Piutang Bermasalah

240 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Piutang bermasalah pada tahun 2009 hanya sebesar 0,9% atau relatif sama dengan tahun 2008 dan
menurun dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 1,0%. Perusahaan mampu mengantisipasi piutang
bermasalahnya dengan menerapkan prinsip manajemen risiko yang penuh kehati-hatian, yang mana
piutang bermasalah senantiasa dapat ditekan melalui strategi-strategi yang inovatif dalam melakukan
seleksi pengajuan pembiayaan yang wajar, namun tidak mengurangi kualitas serta melalui mekanisme
kebijakan yang efektif dan tepat dalam melakukan proses penagihan.

Pada tahun 2009 dan 2008, Perusahaan belum mengajukan penghapusan atas piutang
ragu-ragu kepada Pengadilan Negeri dengan mengikuti kebijakan PT Bank Danamon Indonesia Tbk
sebagai Perusahaan Induk, namun penghapusan atas piutang ragu-ragu Perusahaan menunjukkan
kecenderungan penurunan seiring dengan keberhasilan dalam menerapkan strategi manajamen risiko
yang penuh kehati-hatian.

Pada tahun 2007, penghapusan atas piutang ragu-ragu Perusahaan adalah sebesar 1,7% dari piutang
pembiayaan konsumen bersih (setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum
diakui dan bagian piutang pembiayaan yang dibiayai pihak lain). Kenaikan penghapusan piutang
pada tahun 2007 disebabkan oleh terutama dari kontrak-kontrak pembiayaan tahun 2006, yang
mana banyak nasabah yang mengalami kesulitan dalam pembayaran angsuran mereka karena efek
dari kenaikan harga bahan bakar minyak di bulan Oktober 2005. Perusahaan menerapkan kebijakan
bahwa piutang akan dihapusbukukan setelah tertunggak lebih dari 210 hari.

Beban Dibayar Dimuka


Beban dibayar dimuka merupakan pembayaran Perusahaan atas transaksi tertentu yang dibayarkan
terlebih dahulu di awal untuk dapat dinikmati manfaatnya selama periode tertentu, yang mana
pembebanan dilakukan selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. Beban
dibayar dimuka yang dimiliki Perusahaan terdiri dari sewa, pembayaran partisi dan interior untuk
bangunan yang disewa, tunjangan karyawan dan lainnya.

Rincian saldo beban dibayar dimuka Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009
adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Sewa 43.794 -10,8% 39.061 26,7% 49.472


Partisi dan Interior Bangunan Sewa 18.605 11,4% 20.726 -23,1% 15.946
Tunjangan Karyawan 2.657 665,3% 20.333 -69,9% 6.120
Lain-Lain 3.971 -60,6% 1.564 99,3% 3.117
Jumlah 69.027 18,3% 81.684 -8,6% 74.655

Saldo beban dibayar dimuka menurun sebesar Rp 7.029 juta atau sebesar 8,6% dari sebesar
Rp 81.684 juta pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi Rp 74.655 juta pada tanggal 31 Desember
2009. Penurunan terutama disebabkan oleh penurunan dari tunjangan karyawan sebesar Rp 14.213 juta
dan penurunan dari partisi dan interior bangunan sewa sebesar Rp 4.780 juta serta dikompensasikan
dengan kenaikan sewa dibayar dimuka sebesar Rp 10.411 juta. Penurunan beban dibayar dimuka
atas tunjangan karyawan disebabkan oleh amortisasi beban yang sudah berjalan seiring dengan
banyaknya tunjangan penempatan dan tunjangan kendaraan yang telah dibayarkan dimuka pada
tahun 2008, sedangkan penurunan beban dibayar dimuka atas partisi dan interior bangunan sewa

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 241


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

juga akibat dari amortisasi beban yang lebih besar dibandingkan dengan pembayaran dimuka untuk
jaringan usaha Perusahaan. Penambahan sewa dibayar dimuka terjadi karena adanya perpanjangan
sewa gedung di kantor pusat dan beberapa jaringan usaha Perusahaan.

Saldo beban dibayar dimuka meningkat sebesar Rp 12.657 juta atau sebesar 18,3% dari sebesar
Rp 69.027 juta pada tanggal 31 Desember 2007 menjadi Rp 81.684 juta pada tanggal 31 Desember
2008. Kenaikan beban dibayar dimuka ini disebabkan oleh kenaikan tunjangan karyawan sebesar
Rp 17.676 juta dan dikompensasikan dengan penurunan sewa dibayar dimuka sebesar Rp 4.733 juta
disebabkan oleh amortisasi beban sewa selama tahun berjalan. Kenaikan beban dibayar dimuka atas
tunjangan karyawan disebabkan oleh Perusahaan banyak memberikan tunjangan penempatan dan
tunjangan kendaraan untuk karyawan dari wilayah Jawa yang dimutasi ke jaringan usaha Perusahaan
di wilayah luar Jawa. Mutasi ini adalah seiring dengan strategi ekspansi Perusahaan, yang mana
sebagian besar berada di wilayah luar Jawa.

Beban Tangguhan - Bersih


Beban tangguhan - bersih adalah beban yang terkait langsung dengan perolehan pembiayaan
konsumen ditangguhkan dan dibebankan ke laporan laba rugi selama jangka waktu pembiayaan
konsumen, berdasarkan tingkat bunga efektif dari piutang pembiayaan konsumen terkait.

Beban yang terkait langsung dengan perolehan pembiayaan konsumen terdiri dari komisi, subsidi dan
promosi langsung yang diberikan berdasarkan pencapaian perolehan pembiayaan konsumen.

Rincian saldo beban tangguhan - bersih Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009
adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Komisi 395.558 34,4% 531.531 -7,3% 492.889


Subsidi 290.136 23,5% 358.258 23,8% 443.478
Promosi Langsung 54.938 21,6% 66.781 -31,2% 45.913
Jumlah 740.632 29,2% 956.570 2,7% 982.280

Saldo beban tangguhan - bersih pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 982.280 juta,
yang mana meningkat tipis sebesar Rp 25.710 juta atau sebesar 2,7% dibandingkan dengan beban
tangguhan - bersih pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 956.570 juta. Kenaikan ini merupakan
dampak dari penambahan pembiayaan baru yang dinikmati Perusahaan, baik untuk sepeda motor
maupun mobil. Penambahan unit pembiayaan baru pada tahun 2009 yang menurun dibandingkan
dengan tahun 2008 menyebabkan penambahan jumlah beban tangguhan hampir sama dengan
amortisasi beban tangguhan pada tahun 2009.

Saldo beban tangguhan - bersih pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 956.570 juta,
yang mana meningkat sebesar Rp 215.938 juta atau sebesar 29,2% dibandingkan dengan beban
tangguhan - bersih pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 740.632 juta. Kenaikan ini merupakan
dampak dari pertumbuhan pembiayaan baru (2008: Rp 14,0 triliun; 2007: Rp 10,8 triliun) atau sebesar
30,2%, yang mana Perusahaan menerapkan strategi untuk memotivasi dealer dan konsumen
dengan memberikan program-program yang berkaitan langsung dengan pembiayaan konsumen
baru tersebut. Penambahan beban tangguhan seiring dengan pertumbuhan pembiayaan konsumen

242 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

baru yang meningkat signifikan dan jauh di atas amortisasi atas beban tangguhan pada tahun 2008,
menyebabkan kenaikan atas beban tangguhan ini.

Piutang Lain-lain - Bersih
Piutang lain-lain - bersih adalah piutang diluar piutang pembiayaan konsumen berupa klaim ataupun
tagihan yang telah menjadi hak Perusahaan namun realisasinya masih belum diterima.

Rincian saldo piutang lain-lain - bersih Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009
adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Piutang Karyawan 3.315 190,6% 9.635 -25,0% 7.223


Klaim Asuransi 2.250 56,8% 3.529 -8,4% 3.231
Piutang Penjualan Agunan yang Diambil
Alih - Bersih 7.452 -87,5% 933 -100,0% -
Bunga Deposito - 100,0% 735 -100,0% -
Lain-Lain - Bersih 1.913 -63,0% 708 852,7% 6.745
Jumlah 14.930 4,1% 15.540 10,7% 17.199

Saldo piutang lain-lain - bersih pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 17.199 juta, yang
mana meningkat sebesar Rp 1.659 juta atau sebesar 10,7% dibandingkan dengan piutang lain-lain -
bersih pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 15.540 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh
transaksi dari lain-lain - bersih, yang diantaranya adalah pengurusan surat konsumen, pembayaran
angsuran konsumen melalui dealer dan pembayaran pajak dealer oleh Perusahaan.

Sedangkan pada tahun sebelumnya, saldo piutang lain-lain - bersih meningkat menjadi
Rp 15.540 juta pada tanggal 31 Desember 2008, yang mana meningkat tipis sebesar Rp 610 juta
atau sebesar 4,1% dibandingkan dengan piutang lain-lain - bersih pada tanggal 31 Desember 2007
sebesar Rp 14.930 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya kenaikan piutang karyawan
sehubungan dengan kenaikan tunjangan karyawan yang bertugas di jaringan usaha di wilayah luar
Jawa dan Bali, penambahan nilai klaim asuransi atas kendaraan yang dibiayai yang mengalami
kerugian (hilang atau rusak) dan dikompensasikan dengan penurunan yang signifikan atas piutang
penjualan agunan yang diambil alih - bersih, yang turun sebesar Rp 6.519 juta dikarenakan piutang
tersebut telah banyak terealisasi pada tahun berjalan.

Penyertaan Saham
Penyertaan pada perusahaan lain dimana Perusahaan mempunyai persentase hak suara kurang dari
20,0% dicatat dengan metode harga perolehan. Dengan metode ini, penyertaan dicatat sebesar harga
perolehan dan pengakuan penghasilan hanya sebatas distribusi laba (kecuali dividen saham), yang
diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh investee setelah tanggal perolehan.

Pada bulan Mei 2009, Perusahaan melakukan penyertaan saham pada PT Adira Quantum Multifinance
(AQM), sebesar Rp 100 juta atau setara dengan kepemilikan saham sebesar 1,0%. Pada bulan Juli
2009, para pemegang saham AQM memutuskan untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor
penuh menjadi Rp 100.000 juta dan membagikan dividen saham sebesar Rp 35.000 juta. Perusahaan
memperoleh dividen saham sebesar Rp 350 juta dan kembali melakukan penambahan penyertaan
pada AQM sebesar Rp 550 juta.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 243


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Aset Tetap - Nilai Buku


Aset tetap - nilai buku, kecuali tanah, merupakan nilai buku dari aset tetap yang dinyatakan sebesar
harga perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutan aset tetap.

Rincian saldo aset tetap - nilai buku Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009
adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Tanah 25.392 - 25.392 21,7% 30.913


Gedung 32.700 -6,1% 30.720 -22,3% 23.872
Perabotan, Perlengkapan dan Peralatan Kantor 94.723 18,6% 112.366 -6,5% 105.029
Kendaraan Bermotor 14.064 41,7% 19.923 -13,5% 17.232
Partisi dan Interior 6.112 -52,7% 2.889 -50,7% 1.424
Aset Dalam Penyelesaian 3.629 167,7% 9.716 3,4% 10.044
Jumlah Nilai Buku 176.620 13,8% 201.006 -6,2% 188.514

Saldo aset tetap - nilai buku pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 188.514 juta,
mengalami penurunan sebesar Rp 12.492 juta atau sebesar 6,2% dibandingkan dengan aset
tetap - nilai buku pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 201.006 juta. Penurunan ini terutama
disebabkan oleh adanya penjualan tanah dan bangunan pada tahun berjalan, ditambah dengan beban
penyusutan pada tahun 2009.

Saldo aset tetap - nilai buku pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 201.006 juta,
meningkat sebesar Rp 24.386 juta atau sebesar 13,8% dibandingkan dengan aset tetap - nilai buku
pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 176.620 juta. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya
perolehan baru atas perabot, perlengkapan dan peralatan kantor serta aset dalam penyelesaian
untuk mendukung penambahan jaringan usaha baru pada tahun 2008, yang dikurangi dengan beban
penyusutan pada tahun 2008.

Aset Lain-Lain - Bersih


Aset lain-lain - bersih merupakan aset yang tidak dapat dikelompokkan dengan aset Perusahaan yang
lain berdasarkan likuiditas, jenis transaksi dan penggunaannya. Aset lain-lain - bersih ini terdiri dari
agunan yang diambil alih - bersih, uang muka dan uang jaminan.

Rincian saldo aset lain-lain - bersih Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009
adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Uang Muka 10.692 249,4% 37.361 -69,4% 11.432


Agunan yang Diambil Alih - Bersih 7.146 -56,4% 3.119 29,1% 4.027
Uang Jaminan 1.094 -1,9% 1.073 16,0% 1.245
Lain-Lain 8 175,0% 22 2.745,4% 626
Jumlah 18.940 119,5% 41.575 -58,3% 17.330

Saldo aset lain-lain - bersih pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 17.330 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp 24.245 juta atau sebesar 58,3% dibandingkan dengan aset lain-lain - bersih

244 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 41.575 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh
menurunnya ekspansi Perusahaan dan pelaksanaan dari dealer summit yang akan kembali dilakukan
pada triwulan kedua tahun 2010.

Saldo aset lain-lain - bersih pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 41.575 juta,
meningkat sebesar Rp 22.635 juta atau sebesar 119,5% dibandingkan dengan aset lain-lain - bersih
pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 18.940 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh
adanya penambahan atas uang muka untuk mendukung kinerja Perusahaan sehubungan dengan
ekspansi yang dilakukan Perusahaan dan uang muka untuk pelaksanaan dealer summit yang
sebelumnya sering dilakukan pada triwulan kedua dimajukan menjadi awal tahun 2009.

e. Kewajiban
Kewajiban Perusahaan merupakan transaksi yang harus dipenuhi oleh Perusahaan kepada pihak
luar, baik yang sudah terjadwal maupun yang tidak terjadwal melalui pelunasan ataupun memberikan
sumber daya yang dimiliki Perusahaan sesuai dengan kesepakatan dengan pihak luar tersebut.
Kewajiban Perusahaan terdiri dari pinjaman yang diterima, beban yang masih harus dibayar, utang
obligasi - bersih, utang lain-lain, utang pajak dan kewajiban pajak tangguhan.

Rincian jumlah kewajiban Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009 adalah sebagai
berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 2008 2009

Pinjaman yang Diterima 145.833 7,0% 95.833 5,8% 225.000 13,4%


Beban yang Masih Harus Dibayar 259.897 12,5% 298.885 18,2% 353.852 21,1%
Utang Obligasi - Bersih 1.199.833 57,8% 749.043 45,6% 676.854 40,4%
Utang Lain-Lain 243.328 11,7% 65.330 4,0% 151.452 9,0%
Utang Pajak 37.081 1,8% 224.863 13,7% 51.004 3,0%
Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih 191.233 9,2% 208.067 12,7% 218.984 13,1%
Jumlah 2.077.205 100,0% 1.642.021 100,0% 1.677.146 100,0%

Jumlah kewajiban Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 1.677.146 juta,
yang mana meningkat sebesar Rp 35.125 juta atau sebesar 2,1% dibandingkan dengan jumlah
kewajiban pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 1.642.021 juta. Kenaikan ini terutama
disebabkan oleh adanya penambahan dalam pinjaman yang diterima Perusahaan dari PT Bank Panin
Tbk sebesar Rp 150.000 juta dan PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 75.000 juta, kenaikan pada
beban yang masih harus dibayar sebesar Rp 54.967 juta, penurunan bersih karena pelunasan Obligasi
Adira Finance II Seri A sebesar Rp 570.000 juta dan penerbitan Obligasi Adira Finance III sebesar
Rp 500.000 juta pada tahun 2009. Sedangkan untuk kenaikan dan penurunan pada utang
lain-lain, utang pajak dan kewajiban pajak tangguhan - bersih terjadi sejalan dengan kegiatan usaha
Perusahaan.

Jumlah kewajiban Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 1.642.021 juta,
yang mana menurun sebesar Rp 435.184 juta atau sebesar 21,0% dibandingkan dengan jumlah
kewajiban pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 2.077.205 juta. Penurunan ini disebabkan
oleh pelunasan utang Obligasi Adira Finance I sejumlah Rp 444.875 juta, pembayaran angsuran
pinjaman yang diterima dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (sebelumnya PT Bank Lippo Tbk) sejumlah

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 245


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Rp 50.000 juta dan penurunan utang lain-lain sebesar Rp 177.998 juta yang disebabkan oleh penurunan
utang kepada dealer karena sudah berjalannya pembayaran langsung ke dealer secara sentralisasi,
yang mana dealer dapat menerima pembayaran pada hari yang sama ketika Perusahaan menerima
tagihan dari dealer. Selain penurunan diatas, terdapat kenaikan pada kewajiban yaitu beban yang
masih harus dibayar yang naik sebesar Rp 38.988 juta terutama untuk cadangan imbalan pasca kerja,
insentif dan bonus, serta kenaikan utang pajak sebesar Rp 187.782 juta, yang mana kenaikan yang
signifikan pada utang pajak merupakan dampak dari kenaikan laba sebelum pajak Perusahaan dari
sebesar Rp 800,8 miliar menjadi Rp 1.419,3 miliar dan kewajiban pajak tangguhan meningkat sebesar
16.834 juta disebabkan oleh kenaikan pajak tangguhan atas beban perolehan pembiayaan
konsumen.

Jumlah Kewajiban
(Dalam Jutaan Rupiah)
2.077.205

1.642.021 1.677.146

2007 2008 2009

Pinjaman yang Diterima


Pinjaman yang diterima merupakan pinjaman modal kerja Perusahaan dari bank yang bersifat jangka
panjang, kecuali pinjaman yang diterima dari PT Bank Central Asia Tbk yang mempunyai jangka
waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang setiap tahunnya. Pinjaman yang diterima dijamin dengan
aset Perusahaan yaitu piutang pembiayaan konsumen dengan nilai yang sama atau lebih besar dari
fasilitas pinjaman. Pinjaman ini juga dibatasi oleh ketentuan tertentu seperti penggabungan usaha
atau mengikat diri sebagai penjamin dan lainnya, yang mana jika ketentuan-ketentuan tersebut akan
dilanggar, maka Perusahaan membutuhkan persetujuan tertulis dari pihak bank terkait terlebih dahulu.
Perusahaan selalu mengikuti pembatasan-pembatasan yang diberikan oleh bank dan juga tidak
pernah meminta persetujuan tertulis dari bank untuk hal-hal tersebut diatas.

Rincian saldo pinjaman yang diterima Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009
adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

PT Bank Panin Tbk - - - 100,0% 150.000


PT Bank Central Asia Tbk 75.000 - 75.000 - 75.000
PT Bank CIMB NiagaTbk
(Sebelumnya PT Bank Lippo Tbk) 70.833 -70,6% 20.833 -100,0% -
Jumlah 145.833 -34,3% 95.833 134,8% 225.000

246 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Saldo pinjaman yang diterima Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp 225.000 juta, yang mana meningkat sebesar Rp 129.167 juta dibandingkan dengan pinjaman
yang diterima pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 95.833 juta. Hal ini dikarenakan adanya
penerimaan pinjaman baru dari PT Bank Panin Tbk dan pinjaman tambahan dari PT Bank Central
Asia Tbk masing-masing sebesar Rp 150.000 juta dan Rp 75.000 juta dan pembayaran angsuran
pinjaman yang diterima dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (sebelumnya PT Bank Lippo Tbk) sejumlah
Rp 20.833 juta.

Saldo pinjaman yang diterima Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar
Rp 95.833 juta, yang mana menurun sebesar Rp 50.000 juta dibandingkan dengan pinjaman yang
diterima pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 145.833 juta. Hal ini dikarenakan adanya
pembayaran angsuran pinjaman yang diterima dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (sebelumnya PT Bank
Lippo Tbk) sejumlah Rp 50.000 juta pada tahun 2008.

Beban yang Masih Harus Dibayar
Beban yang masih harus dibayar merupakan kewajiban Perusahaan yang diakui dan dicatat di dalam
buku Perusahaan, yang mana jumlah tersebut diestimasi oleh Perusahaan sesuai dengan waktu
terjadinya transaksi. Beban yang masih harus dibayar terdiri dari kesejahteraan karyawan, perolehan
pembiayaan konsumen, imbalan pasca kerja, promosi, bunga dan lain-lain.

Rincian saldo beban yang masih harus dibayar Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008
dan 2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Kesejahteraan Karyawan 81.936 51,8% 124.339 19,6% 148.682


Perolehan Pembiayaan Konsumen 96.364 3,1% 99.384 -14,3% 85.206
Imbalan Pasca Kerja 36.995 31,9% 48.799 24,5% 60.781
Promosi 12.448 -58,6% 5.151 467,5% 29.232
Bunga 16.784 -57,5% 7.130 59,4% 11.365
Lain-Lain 15.370 -8,4% 14.082 31,9% 18.586
Jumlah 259.897 15,0% 298.885 18,4% 353.852

Kenaikan dari saldo beban yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2009 terutama
disebabkan oleh pencatatan kesejahteraan karyawan yang meningkat sebesar 19,6%, imbalan
pasca kerja yang meningkat sebesar 24,5% dan beban promosi yang meningkat signifikan sebesar
467,5% dibandingkan dengan beban yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2008.
Kenaikan pencatatan atas kesejahteraan karyawan ini sejalan dengan kenaikan kinerja yang dicapai
oleh Perusahaan dan merupakan kompensasi yang akan diterima oleh karyawan atas kontribusinya
terhadap pencapaian Perusahaan. Kompensasi yang diterima antara lain dalam bentuk bonus, insentif
dan lainnya. Kenaikan imbalan pasca kerja sehubungan adalah dengan kenaikan jumlah karyawan dan
masa kerja karyawan, yang mana jumlah imbalan pasca kerja ini merupakan kewajiban Perusahaan
terhadap karyawan, sesuai dengan perhitungan aktuaria independen, PT Watson Wyatt Purbajaga.
Sedangkan kenaikan signifikan pada beban promosi adalah beban yang masih harus dibayar oleh
Perusahaan terkait iklan televisi dan acara-acara lainnya sejalan dengan strategi Perusahaan dalam
mengembangkan hubungan dengan konsumen, termasuk program ACM.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 247


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Kenaikan dari saldo beban yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2008 terutama
disebabkan oleh pencatatan kesejahteraan karyawan yang meningkat sebesar 51,8% dan imbalan
pasca kerja yang meningkat sebesar 31,9% dibandingkan dengan beban yang masih harus dibayar
pada tanggal 31 Desember 2007. Kenaikan pencatatan atas kesejahteraan karyawan ini sejalan
dengan kenaikan kinerja yang dicapai oleh Perusahaan, yang mana pada tahun 2008 merupakan
pencapaian tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan dalam pembiayaan baru dan laba bersih. Atas
pencapaian tersebut dan kontribusi karyawan, maka Perusahaan memberikan kompensasi kepada
karyawan, antara lain dalam bentuk bonus, insentif dan lainnya. Sedangkan kenaikan imbalan pasca
kerja, terkait dengan kenaikan jumlah karyawan dan masa kerja karyawan, yang mana jumlah imbalan
pasca kerja ini merupakan kewajiban Perusahaan terhadap karyawan, sesuai dengan perhitungan
aktuaria independen PT Watson Wyatt Purbajaga.

Utang Obligasi - Bersih


Utang obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum
diamortisasi. Beban emisi obligasi sehubungan dengan penerbitan obligasi diakui sebagai diskonto
dan dikurangkan langsung dari hasil emisi obligasi untuk menentukan hasil emisi bersih obligasi
tersebut. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode
garis lurus.

Perusahaan telah beberapa kali menerbitkan obligasi yang digunakan seluruhnya untuk kegiatan
pembiayaan kendaraan bermotor. Walaupun Perusahaan mendapatkan dukungan penuh atas
pendanaan dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk, pemegang saham pengendali, namun Perusahaan
tetap berupaya untuk melakukan diversifikasi pendanaannya. Salah satunya adalah melalui penerbitan
obligasi dengan tujuan untuk menjaga hubungan baik dengan investor obligasi Adira Finance.
Kronologis pencatatan obligasi Adira Finance dapat dilihat lebih rinci pada bagian berikut.

Kronologis Pencatatan Obligasi Adira Finance I

Tingkat Bunga
Obligasi Nilai Nominal Jatuh Tempo Cicilan Pokok Obligasi
Tetap

Seri A Rp 63.000 juta 14,125% 6 Mei 2008 Triwulanan sejak triwulan ke-13
Seri B Rp 437.000 juta 14,125% 6 Mei 2008 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo

Pada tanggal 23 April 2003, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam) melalui surat No. S-839/PM/2003 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi
Adira Finance I dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 500.000 juta, terbagi atas Seri A dan Seri B
yang dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (sekarang digabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)) pada
tanggal 8 Mei 2003.

Dana yang diterima dari penerbitan Obligasi Adira Finance I telah digunakan seluruhnya untuk
kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor dan dilaporkan ke Bapepam sesuai dengan surat
No. 024/CS/VII/2003 pada tanggal 30 Juni 2003.

Atas penerbitan Obligasi Adira Finance I, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan
peringkat “idA-” (Single A minus; Stable Outlook) pada tanggal 3 April 2003 melalui surat
No. 146/PEF-Dir/IV/2003.

248 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Pembayaran bunga Obligasi Adira Finance I dibayarkan setiap triwulanan, dengan pembayaran
pertama pada tanggal 6 Agustus 2003 dan terakhir pada tanggal 6 Mei 2008, yang mana dilakukan
bersamaan dengan pelunasan pokok masing-masing seri Obligasi Adira Finance I.

Perusahaan telah melunasi Obligasi Adira Finance I pada tanggal 6 Mei 2008 sejumlah Rp 500.000 juta
beserta pembayaran terakhir atas bunga Obligasi Adira Finance I sebesar Rp 17.656,3 juta dengan
menggunakan dana kas internal Perusahaan. Atas pelunasan Obligasi Adira Finance I ini, Perusahaan
menerima surat tanda pelunasan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada tanggal 6 Mei 2008.

Kronologis Pencatatan Obligasi Adira Finance II

Tingkat Bunga
Obligasi Nilai Nominal Jatuh Tempo Cicilan Pokok Obligasi
Tetap

Seri A Rp 570.000 juta 14,40% 8 Juni 2009 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo
Seri B Rp 90.000 juta 14,50% 8 Juni 2010 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo
Seri C Rp 90.000 juta 14,60% 8 Juni 2011 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo

Pada tanggal 24 Mei 2006, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam melalui
surat No. S-137/BL/2006 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Adira Finance II dengan jumlah
nilai nominal sebesar Rp 750.000 juta, terbagi atas Seri A, Seri B dan Seri C yang dicatatkan di Bursa
Efek Surabaya (sekarang digabung menjadi BEI) pada tanggal 9 Juni 2006.

Dana yang diterima dari penerbitan Obligasi Adira Finance II telah digunakan seluruhnya untuk
kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor dan dilaporkan ke Bapepam sesuai dengan surat
No. 149/ADMF/IX/2006 pada tanggal 14 September 2006.

Atas penerbitan Obligasi Adira Finance II, Pefindo memberikan peringkat “idA” (Single A; Stable
Outlook) pada tanggal 18 April 2006 melalui surat No. 128/PEF-Dir/IV/2006.

Pembayaran bunga Obligasi Adira Finance II dibayarkan setiap triwulanan, dengan pembayaran
pertama pada tanggal 8 September 2006 dan terakhir dilakukan bersamaan dengan pelunasan pokok
masing-masing seri Obligasi Adira Finance II.

Perusahaan telah melunasi Obligasi Adira Finance II Seri A pada tanggal 8 Juni 2009 sejumlah
Rp 570.000 juta beserta pembayaran terakhir atas bunga Obligasi Adira Finance II Seri A sebesar
Rp 20.520 juta dengan menggunakan dana kas internal Perusahaan. Dengan pelunasan Obligasi Adira
Finance II Seri A tersebut, maka untuk Obligasi Adira Finance II yang tersisa adalah Seri B sejumlah
Rp 90.000 juta yang jatuh tempo pada tanggal 8 Juni 2010 dan Seri C sejumlah Rp 90.000 juta yang
jatuh tempo pada tanggal 8 Juni 2011.

Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Adira Finance II Tahun 2006 mengatur beberapa pembatasan
yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara lain untuk memberikan jaminan fidusia berupa piutang
lancar pembiayaan konsumen sebesar 60% dari pokok obligasi yang terhutang dan rasio jumlah
pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 7,5:1. Selain itu, selama jumlah terutang obligasi belum
dilunasi, Perusahaaan tidak diperkenankan, antara lain untuk membagikan dividen pada tahun buku
yang bersangkutan, melakukan penggabungan usaha serta menjual atau mengalihkan lebih dari 40%
aset Perusahaan tanpa termasuk piutang lancar pembiayaan konsumen.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 249


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Pada tanggal 31 Desember 2007, Obligasi Adira Finance I dan II mendapat peringkat “idA+” (A plus;
Stable Outlook) dari Pefindo.

Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan
di dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Perusahaan telah melakukan pembayaran bunga dan pokok
Obligasi Adira Finance II sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian
Perwaliamanatan.

Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh Obligasi
Adira Finance II sebelum tanggal jatuh tempo pelunasan pokok obligasi tersebut, dengan ketentuan
bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah ulang tahun pertama sejak tanggal emisi.

Kronologis Pencatatan Obligasi Adira Finance III

Tingkat Bunga
Obligasi Nilai Nominal Jatuh Tempo Cicilan Pokok Obligasi
Tetap

Seri A Rp 46.000 juta 12,55% 18 Mei 2010 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo
Seri B Rp 51.000 juta 13,55% 13 Mei 2011 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo
Seri C Rp 403.000 juta 14,60% 13 Mei 2012 Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo

Pada tanggal 4 Mei 2009, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam dan LK
melalui surat No. S-3485/BL/2009 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Adira Finance III dengan
jumlah nilai nominal sebesar Rp 500.000 juta, terbagi atas Seri A, Seri B dan Seri C yang dicatatkan di
BEI pada tanggal 14 Mei 2009.

Dana yang diterima dari penerbitan Obligasi Adira Finance III telah digunakan seluruhnya untuk
kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor dan dilaporkan ke Bapepam dan LK sesuai dengan surat
No. 074/ADMF/CS/VII/2009 pada tanggal 2 Juli 2009.

Atas penerbitan Obligasi Adira Finance III, Pefindo memberikan peringkat “idAA-” (Double A minus;
Stable Outlook) pada tanggal 16 Maret 2009 melalui surat No. 259/PEF-Dir/III/2009.

Pembayaran bunga Obligasi Adira Finance III dibayarkan setiap triwulanan, dengan pembayaran
pertama pada tanggal 13 Agustus 2009 dan terakhir dilakukan bersamaan dengan pelunasan pokok
masing-masing seri Obligasi Adira Finance III.

Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Adira Finance III Tahun 2009 mengatur beberapa pembatasan
yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara lain untuk memberikan jaminan fidusia berupa piutang
lancar pembiayaan konsumen sebesar 60% dari pokok obligasi yang terhutang dan rasio jumlah
pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Pembatasan yang lain yaitu selama jumlah
terutang obligasi belum dilunasi, Perusahaan tidak diperkenankan, antara lain untuk membagikan
dividen pada tahun buku yang bersangkutan, melakukan penggabungan usaha serta menjual atau
mengalihkan lebih dari 40% aset Perusahaan tanpa termasuk piutang lancar pembiayaan konsumen.

Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan
dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Perusahaan telah melakukan pembayaran bunga Obligasi

250 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Adira Finance III sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian
Perwaliamanatan.

Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh Obligasi
Adira Finance III sebelum tanggal jatuh tempo pelunasan pokok obligasi tersebut, dengan ketentuan
bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah ulang tahun pertama sejak tanggal emisi.

Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2009, Obligasi Adira Finance II dan III mendapat peringkat
“idAA-” (Double A minus; Stable Outlook) dari Pefindo. Efek hutang dengan peringkat tersebut
memiliki kemampuan obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan
keadaan yang merugikan.

Pada tanggal yang sama, peringkat Perusahaan yang diberikan oleh Pefindo adalah “idAA-” (Double
A Minus; Stable Outlook). Obligor dengan peringkat tersebut memiliki kemampuan yang sangat kuat
dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Kemampuan obligor
tidak terlalu terpengaruh oleh memburuknya perkembangan perekonomian, bisnis dan keuangan.

Rincian saldo utang obligasi - bersih Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009
adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Obligasi Adira Finance I 452.750 -100,0% - - -


Obligasi Adira Finance II 750.000 - 750.000 -76,0% 180.000
Obligasi Adira Finance III - - - 100,0% 500.000
Beban Emisi yang Belum Diamortisasi (2.917) -67,2% (957) 228,7% (3.146)
Jumlah 1.199.833 -37,6% 749.043 -9,6% 676.854

Saldo utang obligasi - bersih Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp 676.854 juta, yang mana menurun sebesar Rp 72.189 juta atau sebesar 9,6% dibandingkan
dengan utang obligasi - bersih pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar 749.043 juta. Hal ini terutama
disebabkan oleh pelunasan Obligasi Adira Finance II Seri A sebesar Rp 570.000 juta pada tanggal
8 Juni 2009 dan penerbitan Obligasi Adira Finance III sebesar Rp 500.000 juta pada tanggal
13 Mei 2009.

Saldo utang obligasi - bersih Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar
Rp 749.043 juta, yang mana menurun sebesar Rp 450.790 juta atau sebesar 37,6% dibandingkan
dengan utang obligasi - bersih pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar 1.199.833 juta. Hal ini
terutama disebabkan oleh Perusahaan telah melunasi seluruh pokok Obligasi Adira Finance I sejumlah
Rp 444.875 juta pada tanggal 6 Mei 2008.

Utang Lain-Lain
Utang lain-lain merupakan utang yang tidak dapat dikelompokkan dengan kewajiban Perusahaan
yang lain berdasarkan likuiditas, jenis transaksi dan penggunaannya. Utang lain-lain terdiri dari utang
kepada dealer, premi asuransi, titipan konsumen dan lain-lain.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 251


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Rincian saldo utang-lain-lain Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009 adalah
sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Utang kepada Dealer 150.715 -98,6% 2.063 4.015,4% 84.901


Premi Asuransi 62.032 -36,9% 39.124 7,0% 41.848
Titipan Konsumen 11.744 -7,3% 10.891 -14,0% 9.361
Lain-Lain 18.837 -29,6% 13.252 15,8% 15.342
Jumlah 243.328 -73,2% 65.330 131,8% 151.452

Saldo utang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 151.452 juta, meningkat
sebesar Rp 86.122 juta atau sebesar 131,8% dibandingkan dengan utang lain-lain pada tanggal
31 Desember 2008 sebesar Rp 65.330 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan yang
signifikan pada utang kepada dealer pada akhir tahun, yang mana pengakuan pembiayaan baru
pada tanggal 31 Desember 2009 masih sangat besar, sehingga pembayaran utang dealer baru dapat
dilakukan pada awal tahun 2010 .

Saldo utang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 65.330 juta, menurun
signifikan sebesar Rp 177.998 juta atau sebesar 73,2% dibandingkan dengan utang lain-lain pada
tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 243.328 juta. Penurunan ini sebagian besar disebabkan
oleh adanya sentralisasi pembayaran kepada dealer, yang mana Perusahaan berusaha melakukan
pembayaran kepada dealer pada hari yang sama ketika menerima tagihan dari dealer, terutama
tagihan dealer yang diterima pada pagi hari.

Utang Pajak
Utang pajak merupakan pencatatan pengakuan kewajiban pajak Perusahaan terhadap Negara.

Rincian saldo utang pajak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009 adalah
sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Pajak Penghasilan Badan 15.189 1.190,2% 195.968 -99,7% 551


Pajak Penghasilan Lainnya:
Pasal 21 6.434 91,6% 12.325 0,9% 12.431
Pasal 23 dan 26 190 54,7% 294 27,6% 375
Pasal 25 14.250 9,0% 15.527 137,3% 36.838
Pasal 4(2) 1.018 -26,4% 749 8,0% 809
Jumlah 37.081 506,4% 224.863 -77,3% 51.004

Saldo utang pajak pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 51.004 juta, menurun
signifikan sebesar Rp 173.859 juta atau sebesar 77,3% dibandingkan dengan utang pajak pada
tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 224.863 juta. Penurunan ini disebabkan oleh Perusahaan
telah menerapkan metode perhitungan cicilan pajak penghasilan badan triwulanan sejak tahun 2009,
sehingga tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan bayar cicilan yang signifikan.

252 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Saldo utang pajak pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 224.863 juta, meningkat
signifikan sebesar Rp 187.782 juta atau sebesar 506,4% dibandingkan dengan utang pajak pada
tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 37.081 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya
pengakuan kewajiban pajak penghasilan badan karena kenaikan yang signifikan atas laba sebelum
pajak penghasilan Perusahaan pada tahun 2008.

Pada tanggal 9 Nopember 2009, Perusahaan menerima Surat Tagihan Pajak (STP) sebesar
Rp 18.639 juta dari Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa, berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak No. KEP-00091/WPJ.07/KP.0803/2009 tentang Pembetulan atas STP. Perusahaan
sudah menyetorkan dan melaporkan STP tersebut masing-masing pada tanggal 18 Nopember 2009 dan
11 Desember 2009. Akibat dari pembayaran STP tersebut, pajak dibayar dimuka Perusahaan
meningkat, namun jumlah tersebut terkompensasi dengan utang pajak Perusahaan.

Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih


Perusahaan menerapkan metode aset dan kewajiban dalam menghitung beban pajaknya. Dengan
metode ini, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan
temporer aset dan kewajiban untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak.

Kewajiban pajak tangguhan - bersih merupakan pencatatan dari perhitungan pajak atas komponen
aset atau komponen kewajiban yang memiliki perbedaan waktu yang temporer dengan perpajakan.
Rincian saldo kewajiban pajak tangguhan - bersih Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008
dan 2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 ∆% 2008 ∆% 2009

Aset Pajak Tangguhan:


Kesejahteraan Karyawan
yang Masih Harus Dibayar 8.967 72,3% 15.447 24,5% 19.231
Imbalan Kerja yang Masih Harus Dibayar 11.099 10,7% 12.283 23,7% 15.195
Penyisihan Kerugian Piutang 14.989 65,7% 24.832 -93,4% 1.643
Penyisihan Penurunan Nilai Agunan yang
Diambil Alih 1.116 -68,9% 347 -27,1% 253
Dividen Saham - - - 100,0% 88
Total Aset Pajak Tangguhan 36.171 46,3% 52.909 -31,2% 36.410
Kewajiban Pajak Tangguhan:
Beban Tangguhan ( 217.345 ) -15,6% ( 251.166 ) 2,2% ( 245.570 )
Penyusutan Aset Tetap ( 9.370 ) -4,4% ( 9.784 ) 1,9% ( 9.599 )
Beban Dibayar Dimuka atas Provisi dan
Administrasi Pinjaman yang Diterima ( 689 ) 96,2% ( 26 ) -765,4% ( 225 )
Total Kewajiban Pajak Tangguhan ( 227.404 ) 14,8% ( 260.976 ) -2,2% ( 255.394 )
Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih ( 191.233 ) 8,8% ( 208.067 ) 5,2% ( 218.984 )

Saldo kewajiban pajak tangguhan - bersih pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp 218.984 juta, meningkat tipis sebesar Rp 10.917 juta atau sebesar 5,2% dibandingkan dengan
kewajiban pajak tangguhan - bersih pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 208.067 juta.
Kenaikan ini terutama disebabkan oleh penurunan aset pajak tangguhan atas penyisihan kerugian
piutang.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 253


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Saldo kewajiban pajak tangguhan - bersih pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar
Rp 208.067 juta, meningkat sebesar Rp 16.834 juta atau sebesar 8,8% dibandingkan dengan kewajiban
pajak tangguhan - bersih pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 191.233 juta. Kenaikan ini
sebagian besar disebabkan oleh penambahan yang signifikan atas beban tangguhan Perusahaan
pada tahun 2008.

Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 mengenai perubahan keempat atas
Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan telah disahkan. Undang-Undang ini
berlaku efektif tanggal 1 Januari 2009. Salah satu perubahan signifikan yang diatur dalam Undang-
Undang adalah perubahan tarif pajak penghasilan badan menjadi tarif tunggal, yaitu sebesar 28%
untuk tahun fiskal 2009 dan sebesar 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.

Kemampuan Membayar Utang dan Kewajiban Perusahaan


Terdapat dua buah ukuran yang mendekati untuk mengetahui tingkat kemampuan Perusahaan
dalam membayar utang dan kewajiban yang dimiliki. Ukuran pertama adalah menggunakan rasio
solvabilitas yaitu kemampuan Perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya yang diukur dengan
perbandingan antara jumlah ekuitas dengan jumlah kewajiban (solvabilitas ekuitas) maupun jumlah
aset dengan jumlah kewajiban (solvabilitas aset). Ukuran kedua adalah menggunakan rasio likuiditas
yaitu kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yaitu pinjaman yang
diterima Perusahaan untuk meningkatkan kinerja Perusahaan dalam pemberian fasilitas pembiayaan
konsumen.

Likuiditas Perusahaan diukur berdasarkan perbandingan antara (i) kas dan setara kas ditambah jumlah
piutang pembiayaan konsumen - bersih, piutang lain-lain - bersih, uang muka dan biaya dibayar
dimuka; dengan (ii) jumlah pinjaman yang diterima dan utang obligasi.

Perhitungan rasio solvabilitas aset dan solvabilitas ekuitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember
2007, 2008 dan 2009 adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Solvabilitas Aset dan Solvabilitas Ekuitas)
Keterangan 2007 2008 2009

Jumlah Aset 3.301.818 3.592.024 4.329.549


Jumlah Kewajiban 2.077.205 1.642.021 1.677.146
Jumlah Ekuitas 1.224.613 1.950.003 2.652.403
Solvabilitas Aset* (X) 1,2 1,6 2,0
Solvabilitas Ekuitas (X) 0,6 1,2 1,6
* Tanpa Memperhatikan Beban Tangguhan - Bersih

Solvabilitas Aset
Solvabilitas aset Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009, tanpa memperhitungkan saldo beban
tangguhan - bersih adalah sebesar 2,0 kali yang berarti kemampuan Perusahaaan untuk membayar
kewajibannya dengan menggunakan jumlah aset, tanpa memperhitungkan beban tangguhan - bersih,
mampu menutup 2,0 kali dari jumlah kewajiban, sedangkan solvabilitas aset Perusahaan pada tanggal
31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 1,6 kali dan 1,2 kali.

Kemampuan Perusahaan untuk membayar kewajibannya pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar
2,0 kali adalah suatu kenaikan bila dibandingkan dengan solvabilitas aset Perusahaan pada

254 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

tanggal 31 Desember 2008 sebesar 1,6 kali, terutama karena kenaikan saldo piutang pembiayaan
konsumen - bersih sebesar Rp 740.460 juta atau sebesar 40,7%, sedangkan untuk jumlah kewajiban
relatif stabil.

Kemampuan Perusahaan untuk membayar kewajibannya pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar
1,6 kali adalah suatu kenaikan bila dibandingkan dengan solvabilitas aset Perusahaan pada tanggal
31 Desember 2007 sebesar 1,2 kali, terutama karena kenaikan saldo kas dan setara kas sebesar
Rp 97.892 juta atau sebesar 26,0%, diikuti dengan penurunan saldo pinjaman yang diterima sebesar
Rp 50.000 juta atau sebesar 34,3% dan pelunasan seluruh utang Obligasi Adira Finance I sebesar
Rp 444.875 juta atau menurun sebesar 37,6%.

Solvabilitas Ekuitas
Solvabilitas ekuitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar 1,6 kali yang berarti
kemampuan Perusahaaan untuk membayar kewajibannya dengan menggunakan jumlah ekuitas
mampu menutup 1,6 kali dari jumlah kewajiban, sedangkan sovabilitas ekuitas Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 1,2 kali dan 0,6 kali.

Kemampuan Perusahaan untuk membayar kewajibannya pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar
1,6 kali adalah suatu kenaikan bila dibandingkan dengan solvabilitas ekuitas Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2008 sebesar 1,2 kali, terutama karena kenaikan jumlah ekuitas sebesar
Rp 702.400 juta atau sebesar 36,0% yang merupakan penambahan dari laba bersih pada tahun 2009,
sedangkan untuk jumlah kewajiban relatif stabil.

Kemampuan Perusahaan untuk membayar kewajibannya pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar
1,2 kali adalah suatu kenaikan bila dibandingkan dengan solvabilitas ekuitas Perusahaan pada tanggal
31 Desember 2007 sebesar 0,6 kali, terutama karena kenaikan jumlah ekuitas sebesar Rp 725.390 juta
atau sebesar 59,2% yang merupakan penambahan dari laba bersih tahun 2008, diikuti dengan dengan
penurunan jumlah kewajiban, antara lain karena pelunasan seluruh utang Obligasi Adira Finance I
sejumlah Rp 444.875 juta.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 255


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Likuiditas
Likuiditas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar 3,5 kali yang berarti
kemampuan Perusahaan untuk membayar pinjaman yang diterima dan utang obligasi - bersih dengan
menggunakan aset lancar dapat menutup 3,5 kali dari jumlah pinjaman yang diterima dan utang
obligasi - bersih, sedangkan likuiditas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah
masing-masing sebesar 2,9 kali dan sebesar 1,8 kali.

Rincian perhitungan rasio likuiditas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009
adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Likuiditas)
Keterangan 2007 2008 2009

Kas dan Setara Kas 376.303 474.195 487.007


Piutang Pembiayaan Konsumen - Bersih 1.905.356 1.821.454 2.561.914
Beban Dibayar Dimuka 69.027 81.684 74.655
Piutang Lain-Lain - Bersih 14.930 15.540 17.199
Aset Lain-Lain 18.940 41.575 17.330
Pinjaman yang Diterima 145.833 95.833 225.000
Utang Obligasi - Bersih 1.199.833 749.043 676.854
Likuiditas (X) 1,8 2,9 3,5

Kemampuan Perusahaan untuk membayar jumlah pinjaman yang diterima dan utang obligasi - bersih
sebesar 3,5 kali pada tanggal 31 Desember 2009 adalah suatu kenaikan bila dibandingkan dengan
likuiditas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar 2,9 kali, disebabkan oleh kenaikan
piutang pembiayaan konsumen - bersih sebesar Rp 740.460 juta atau sebesar 40,7%, walaupun
terdapat kenaikan pada jumlah pinjaman yang diterima dan utang obligasi - bersih Perusahaan
sebesar Rp 56.978 juta. Kenaikan pada jumlah pinjaman yang diterima dan utang obligasi - bersih
berasal dari penerimaan pinjaman yang diterima sejumlah Rp 225.000 juta dari PT Bank Panin Tbk
dan PT Bank Central Asia Tbk, sedangkan terjadi penurunan bersih pada saldo utang obligasi - bersih
Perusahaan seiring dengan pelunasan utang Obligasi Adira Finance II Seri A yang dibayarkan sebesar
Rp 570.000 juta dan penerbitan Obligasi Adira Finance III sebesar Rp 500.000 juta.

Kemampuan Perusahaan untuk membayar jumlah pinjaman yang diterima dan utang obligasi - bersih
sebesar 2,9 kali pada tanggal 31 Desember 2008 adalah suatu kenaikan bila dibandingkan dengan
likuiditas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar 1,8 kali, disebabkan oleh kenaikan
kas dan setara kas sebesar Rp 97.892 juta atau sebesar 26,0%, diikuti dengan penurunan pada
pinjaman yang diterima sebesar Rp 50.000 juta atau sebesar 34,3% dan pelunasan utang Obligasi
Adira Finance I sebesar Rp 444.875 juta atau menurun sebesar 37,6%. Kenaikan pada kas dan setara
kas tersebut merupakan bagian dari rencana Perusahaan yang akan menggunakan dana kas internal
untuk melunasi Obligasi Adira Finance II Seri A sebesar Rp 570.000 juta pada tanggal 8 Juni 2009.

f. Ekuitas
Ekuitas Perusahaan merupakan jumlah dari modal awal pada saat Perusahaan didirikan dan modal
tambahan (bila ada) serta saldo laba yang dihasilkan oleh Perusahaan. Ekuitas Perusahaan terdiri dari
modal ditempatkan dan disetor penuh serta saldo laba.

256 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Rincian jumlah ekuitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan 2009 adalah sebagai
berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 2008 2009

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 100.000 8,2% 100.000 5,1% 100.000 3,8%
Saldo Laba Telah Ditentukan
Penggunaannya 17.008 1,4% 22.608 1,2% 32.810 1,2%
Saldo Laba Belum Ditentukan
Penggunaannya 1.107.605 90,4% 1.827.395 93,7% 2.519.593 95,0%
Jumlah 1.224.613 100,0% 1.950.003 100,0% 2.652.403 100,0%

Jumlah ekuitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 2.652.403 juta, yang
mana meningkat sebesar Rp 702.400 juta atau sebesar 36,0% dibandingkan dengan jumlah ekuitas
pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 1.950.003 juta disebabkan oleh kenaikan saldo laba
seiring dengan kenaikan pada laba bersih Perusahaan pada tahun 2009. Perusahaan membentuk
penyisihan saldo cadangan umum pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp 32.810 juta atau
meningkat sebesar Rp 10.202 juta atau sebesar 45,1% dibandingkan dengan jumlah cadangan umum
pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 22.608 juta.

Jumlah ekuitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 1.950.003 juta, yang
mana meningkat sebesar Rp 725.390 juta atau sebesar 59,2% dibandingkan dengan jumlah ekuitas
pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 1.224.613 juta, yang juga disebabkan oleh kenaikan
saldo laba seiring dengan kenaikan pada laba bersih Perusahaan atas laba bersih tahun 2008.
Perusahaan membentuk penyisihan saldo cadangan umum pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar
Rp 22.608 juta atau meningkat sebesar Rp 5.600 juta atau sebesar 32,9%, dibandingkan dengan
jumlah cadangan umum pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 17.008 juta.

Jumlah Ekuitas
(Dalam Jutaan Rupiah)

2.652.403

1.950.003

1.224.613

2007 2008 2009

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 257


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Informasi Keuangan yang Telah Dilaporkan yang Mengandung Kejadian yang Sifatnya
Luar Biasa atau Jarang Terjadi

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


(Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali %)
Keterangan 2007 2008 2009

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 75.000 75,0% 75.000 75,0% 95.000 95,0%
Mega Value Profits Limited 17.419 17,4% 17.419 17,4% - -
PT Asuransi Adira Dinamika 106 0,1% 431 0,4% 443 0,4%
Lain-Lain (masing-masing dengan
kepemilikan di bawah 5,0%) 7.475 7,5% 7.150 7,2% 4.557 4,6%
Jumlah 100.000 100,0% 100.000 100,0% 100.000 100,0%

Pada tanggal 9 Juli 2009, PT Bank Danamon Indonesia Tbk mengeksekusi hak opsi belinya untuk
membeli sebesar 20,0% kepemilikan saham Adira Finance atau sebanyak 200 juta saham dari Mega
Value Profits Limited. Jumlah transaksi tersebut sebesar Rp 1.614 miliar (atau Rp 8.070 per saham)
dengan premi opsi beli atau pembayaran dimuka yang sudah dibayarkan sebesar Rp 187 miliar.
Dari transaksi tersebut, Induk Perusahaan telah menambah kepemilikan saham terhadap Perusahaan
dari sebesar 75,0% menjadi 95,0%.

Perusahaan telah melaporkan kepada Bapepam dan LK serta BEI terkait dengan transaksi antar
pemegang saham tersebut pada tanggal 13 Juli 2009 melalui surat dengan No. 076/ADMF/CS/VII/09
mengenai Penyampaian Laporan Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu.

Dividen

Pengembalian Investasi Pemegang Saham
Perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengembalikan investasi pemegang saham
dalam bentuk dividen kas. Sejak Penawaran Saham Perdana, Perusahaan selalu membagikan

258 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

dividen kepada para pemegang sahamnya secara teratur setiap tahun dan juga telah menetapkan
kebijakan dividen minimal sebesar 20%-25% dari laba bersih tahun berjalan di dalam Prospektus
Penawaran Saham Perdana Perusahaan. Perusahaan akan terus berupaya untuk memberikan imbalan
investasi yang terbaik kepada seluruh pemegang saham Perusahaan dengan tetap mempertimbangkan
kebutuhan dana Perusahaan di tahun berikutnya dan kebijakan dividen yang diambil oleh PT Bank
Danamon Indonesia Tbk selaku pemegang saham pengendali.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Perusahaan juga telah membagikan dividen kas kepada
seluruh pemegang saham Perusahaan pada tahun 2009. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan 2009 pada tanggal 1 April 2009, para pemegang saham telah menyetujui untuk membagikan
dividen sebesar 50,0% dari laba bersih Perusahaan tahun 2008 sejumlah Rp 510 miliar atau sebesar
Rp 510 per lembar saham. Pada tanggal pembayaran dividen, Perusahaan telah membayarkan seluruh
hutang dividen kas tersebut kepada seluruh pemegang saham Perusahaan.

Rincian dividen kas, rasio dividen dan pertumbuhan dividen Perusahaan untuk tahun 2007-2009
adalah sebagai berikut:
Keterangan 2007 2008 2009

Dividen Kas per Saham Rp 232 Rp 280 Rp 510


Rasio Nilai Dividen Terhadap Laba Bersih 50,0% 50,0% 50,0%
Pertumbuhan Nilai Dividen Dibanding
Tahun Sebelumnya -2,5% 20,7% 82,1%

Pada tanggal 1 April 2009, para pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen kas sejumlah
Rp 510.000 juta atau sebesar Rp 510 per saham. Dividen kas dibayarkan pada tanggal 8 Mei 2009.

Pada tanggal 9 April 2008, para pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen kas sejumlah
Rp 280.000 juta atau sebesar Rp 280 per saham. Dividen kas dibayarkan pada tanggal 29 Mei 2008.

Pada tanggal 21 Mei 2007, para pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen kas sejumlah
Rp 232.000 juta atau sebesar Rp 232 per saham. Dividen kas dibayarkan pada tanggal 5 Juli 2007.

g. Arus Kas
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus
kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Tabel di bawah ini menampilkan data historis mengenai arus kas Perusahaan untuk tahun 2007-2009
adalah sebagai berikut:
(Dalam Jutaan Rupiah)
Keterangan 2007 2008 2009

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi ( 1.830.500 ) ( 3.068.109 ) ( 1.377.367 )


Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ( 63.852 ) ( 68.921 ) ( 33.650 )
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 1.924.746 3.234.922 1.423.829

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 259


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi


Analisa arus kas untuk aktivitas operasi pada perusahaan pembiayaan berbeda dengan
perusahaan-perusahaan di industri lain pada umumnya, yang mana nilai negatif atau penggunaan
kas yang berlebihan terutama untuk pembiayaan baru menunjukkan kemampuan dari perusahaan
pembiayaan tersebut dalam mendapatkan pembiayaan baru. Atau dengan kata lain, semakin besar
penggunaan kas dari aktivitas operasi terutama pada pembiayaan baru mencerminkan pertumbuhan
perusahaan pembiayaan tersebut semakin baik.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi masing-masing sebesar Rp 1.830.500 juta,
Rp 3.068.109 juta dan Rp 1.377.367 juta pada tahun 2007, 2008 dan 2009.

Penurunan yang terjadi pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 adalah sebesar
Rp 1.690.472 juta atau sebesar 55,1% terutama disebabkan oleh adanya kenaikan pada penerimaan
pembayaran angsuran sebesar Rp 2.677.723 juta, diikuti oleh kenaikan pengeluaran kas atas
pembiayaan baru sebesar Rp 290.523 juta, kenaikan pembayaran bunga pembiayaan bersama
sebesar Rp 328.045 juta dan kenaikan pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp 401.763 juta seiring
dengan bertumbuhnya kinerja Perusahaan.

Kenaikan yang terjadi pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar
Rp 1.237.609 juta atau sebesar 67,6% terutama disebabkan oleh kenaikan pengeluaran kas atas
pembiayaan baru sebesar Rp 3.586.822 juta, diikuti oleh kenaikan penerimaan pembayaran
angsuran sebesar Rp 2.949.827 juta, kenaikan pembayaran bunga pembiayaan bersama sebesar
Rp 220.292 juta dan kenaikan pembayaran gaji dan tunjangan sebesar Rp 128.987 juta seiring dengan
penambahan karyawan, serta kenaikan pembayaran premi asuransi sebesar Rp 165.612 juta seiring
dengan bertumbuhnya pembiayaan baru Perusahaan.

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi


Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi masing-masing sebesar Rp 63.852 juta,
Rp 68.921 juta dan Rp 33.650 juta pada tahun 2007, 2008 dan 2009.

Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi terutama untuk pembelian aset tetap masing-masing
sejumlah 67.032 juta, Rp 73.159 juta dan Rp 39.670 juta untuk tahun 2007, 2008 dan 2009. Pembelian
aset tetap sehubungan dengan penambahan jaringan usaha baru terutama pada perabotan,
perlengkapan dan peralatan kantor, serta perubahan status jaringan usaha yang telihat melalui
penambahan aset dalam penyelesaian.

Penurunan yang terjadi pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh menurunnya pembelian aset tetap
sebesar Rp 33.489 juta pada tahun 2009 bila dibandingkan dengan tahun 2008. Penambahan bersih
jaringan usaha Perusahaan hanya sebanyak 19 jaringan usaha pada tahun 2009, sedangkan pada
tahun 2008 sebanyak 47 jaringan usaha.

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan


Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan masing-masing sebesar Rp 1.924.746 juta,
Rp 3.234.922 juta dan Rp 1.423.829 juta pada tahun 2007, 2008 dan 2009.

260 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Penurunan yang terjadi pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 adalah sebesar
Rp 1.811.093 juta terutama disebabkan oleh kenaikan pembayaran pinjaman bank dan pembiayaan
bersama sebesar Rp 1.589.610 juta dan kenaikan pembayaran dividen kas sebesar Rp 230.000 juta.

Kenaikan yang terjadi pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar Rp 1.310.176 juta
terutama disebabkan oleh kenaikan penerimaan pinjaman bank dan pembiayaan bersama sebesar
Rp 3.035.842 juta, diikuti oleh kenaikan pembayaran pinjaman bank dan pembiayaan bersama
sebesar Rp 1.291.370 juta dan pelunasan seluruh utang Obligasi Adira Finance I Tahun 2003 sebesar
Rp 500.000 juta.

h. Imbal Hasil Investasi


Imbal hasil investasi adalah kemampuan aset produktif Perusahaan dalam menghasilkan laba bersih,
yang dihitung dari laba bersih dibagi dengan jumlah aset Perusahaan.

Rasio imbal hasil investasi Perusahaan masing-masing sebesar 17,0%; 28,4% dan 28,0% pada tahun
2007, 2008 dan 2009.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 261


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Tren imbal hasil investasi yang meningkat pada tahun 2007 dan 2008 serta imbal hasil investasi pada
tahun 2009 yang relatif stabil merupakan hasil dari strategi Perusahaan untuk meningkatkan porsi
pembiayaan yang didanai oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk melalui skema pembiayaan bersama.
Dengan skema ini, Perusahaan dapat meningkatkan atau mempertahankan laba bersihnya tanpa
harus meningkatkan jumlah aset.

i. Imbal Hasil Ekuitas


Rasio imbal hasil ekuitas dipergunakan untuk mengetahui kemampuan Perusahaan meraih laba dari
modal yang ditanamkan dan dicerminkan melalui perbandingan antara laba bersih dengan modal
sendiri.

Rasio imbal hasil ekuitas Perusahaan masing-masing sebesar 45,7%; 52,3% dan 45,7% pada tahun
2007, 2008 dan 2009.

Imbal hasil ekuitas pada tahun 2009 mengalami penurunan karena pertumbuhan laba bersih lebih
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekuitas, yaitu masing-masing sebesar 18,8% dan sebesar
36,0%. Sedangkan imbal hasil ekuitas pada tahun 2008 meningkat karena pertumbuhan laba bersih
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekuitas, yaitu masing-masing sebesar 82,3% dan
59,2%.

j. Likuiditas dan Sumber Pendanaan


Likuiditas dalam perusahaan pembiayaan merupakan sebuah cerminan dari kemampuan Perusahaan
dalam mengelola perputaran arus kas dalam jangka pendek yang terdiri dari arus kas masuk dan arus
kas keluar.

Arus kas masuk Perusahaan yang utama diperoleh dari penerimaan angsuran konsumen dan
penerimaan fasilitas pembiayaan bersama dengan bank. Arus kas keluar Perusahaan yang utama
adalah untuk membayar transaksi pembiayaan konsumen kepada dealer dan bank terkait dengan
pembiayaan bersama serta membayar beban usaha dan pajak penghasilan Perusahaan.

Perusahaan mengelola likuiditasnya melalui kebijakan keuangan yang terpusat dan konsisten,
disamping penyelarasan waktu antara sumber pendanaan dan piutang pembiayaan. Sumber
pendanaan Perusahaan berasal dari pembiayaan bersama dengan bank, penerbitan obligasi,
pinjaman bank dan modal sendiri. Saat ini, Perusahaan tidak melihat adanya permasalahan
dalam sumber pendanaan dikarenakan dukungan dan komitmen penuh dari PT Bank Danamon
Indonesia Tbk sebagai Perusahaan Induk yang terus-menerus menyediakan pendanaan bagi
Perusahaan dalam mendapatkan pembiayaan baru.

k. Pengeluaran Barang Modal


Selama tahun 2007, 2008 dan 2009, pengeluaran barang modal Perusahaan masing-masing sejumlah
Rp 67.032 juta, Rp 73.159 juta dan Rp 39.670 juta. Pengeluaran barang modal tersebut sebagian
besar digunakan untuk penambahan jaringan usaha dan pengembangan infrakstruktur teknologi
informasi dengan tujuan untuk menunjang pertumbuhan usaha Perusahaan. Lebih lanjut, Perusahaan
tidak mempunyai ikatan yang material untuk investasinya pada barang modal.

262 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

l. Kebijakan Akuntansi Penting



Penyisihan Kerugian Piutang
Berkaitan dengan implementasi manajemen risiko secara konsolidasi bagi bank yang melakukan
pengendalian terhadap anak perusahaan (Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tanggal
30 Januari 2006), maka sejak tahun 2006, Perusahaan juga menghitung jumlah penyisihan kerugian
piutang atas portofolio piutang pembiayaan konsumen berdasarkan peraturan Bank Indonesia
tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum untuk tujuan kepatuhan induk perusahaannya (PT Bank
Danamon Indonesia Tbk) terhadap peraturan Bank Indonesia tersebut.

Bank Indonesia menghendaki penyisihan minimum penghapusan atas aset produktif (dalam hal ini
pembiayaan yang diberikan Perusahaan) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006
tertanggal 30 Januari 2006 yang mengklasifikasikan aset produktif menjadi lima kategori dengan
minimum presentase penyisihan kerugian sebagai berikut:
Persentase Minimum Penyisihan Kerugian
Klasifikasi Persentase

Lancar 1%
Dalam Perhatian Khusus 5%
Kurang Lancar 15%
Diragukan 50%
Macet 100%

Aset produktif dengan klasifikasi lancar dan dalam perhatian khusus, sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia digolongkan sebagai aset produktif tidak bermasalah. Sedangkan untuk aset produktif dengan
klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan sebagai aset produktif bermasalah.

Perusahaan menetapkan penyisihan kerugian piutang berdasarkan penelaahan secara keseluruhan


terhadap keadaan akun piutang pada akhir tahun, dengan mempertimbangkan umur piutang
pembiayaan konsumen. Piutang pembiayaan konsumen akan dihapusbukukan setelah menunggak
lebih dari 210 hari. Pemulihan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan
lain-lain pada saat diterima.

Perusahaan juga melakukan analisa pendukung atas perhitungan penyisihan kerugian piutang dengan
menggunakan metode Net Flow Rate. Metode Net Flow Rate adalah suatu metode perhitungan
estimasi (perkiraan), yang mana perhitungan tersebut merupakan suatu aliran atas saldo berjalan
dari satu tingkatan tunggakan (lebih rendah) ke tingkatan tunggakan berikutnya (lebih tinggi) yang
diterapkan pada keseluruhan portofolio dari saldo berjalan. Teknik ini mengikuti aliran atas saldo
berjalan dengan kondisi lancar yang diperkirakan akan melalui semua tingkatan tunggakan sampai
pada akhirnya untuk dihapusbukukan.

Selain melakukan perhitungan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan peraturan Bank Indonesia
seperti yang disebutkan di atas, Perusahaan menggunakan metode Net Flow Rate untuk mendukung
Manajemen Perusahaan dalam melakukan analisa dari kecukupan penyisihan piutang ragu-ragu.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 263


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Aset Tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi
penyusutan.

Biaya perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset
tetap. Setelah pengakuan awal, aset tetap diukur dengan metode biaya.

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi selama tahun dimana
beban-beban tersebut terjadi. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang
memberikan tambahan manfaat ekonomis dikapitalisasi dan disusutkan.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya
dikeluarkan dari neraca dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi
tahun berjalan.

Akumulasi beban konstruksi aset tetap dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Beban tersebut
direklasifikasi ke aset tetap pada saat proses konstruksi selesai dan siap digunakan. Penyusutan mulai
dibebankan pada tanggal yang sama.

Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset tersebut
diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara
harga jual bersih dan nilai pakai.

264 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Perpajakan
Perusahaan menerapkan metode aset dan kewajiban dalam menghitung beban pajaknya. Dengan
metode ini, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan
temporer aset dan kewajiban untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga mengharuskan
pengakuan manfaat pajak di masa akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal jika kemungkinan
realisasi manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku atau
yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.

Pada tanggal 23 September 2008, Direktorat Jendral Pajak menerbitkan Undang-Undang No. 36
Tahun 2008 mengenai perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan, yang mana terdapat perubahan tarif pajak pada pasal 17 dari sebesar 30% menjadi 28%
pada tahun fiskal 2009 dan 25% pada tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perusahaan telah melakukan
penyesuaian atas perubahan tarif pajak tersebut pada laporan keuangan yang telah diaudit untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2009.

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa
datang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak
tangguhan tersebut.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila
dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan.

Imbalan Kerja

• Imbalan kerja jangka pendek


Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode
akrual.

• Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja


Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja, seperti pensiun, uang pesangon, uang
penghargaan dan imbalan lainnya dihitung berdasarkan Peraturan Perusahaan yang telah
sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.

Kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui di neraca dihitung berdasarkan nilai kini dari estimasi
kewajiban imbalan pasca kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh
karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset bersih dana pensiun.
Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.

Ketika imbalan pasca kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan terkait dengan
jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan ke dalam
laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-
rata sisa masa kerja karyawan hingga imbalan pasca kerja menjadi hak karyawan (vested).
Imbalan pasca kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam
laporan laba rugi.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 265


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi
keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan
sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasca kerja pada tanggal tersebut. Keuntungan
atau kerugian diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama sisa masa kerja rata-
rata karyawan hingga imbalan pasca kerja menjadi hak karyawan.

Perusahaan telah memiliki program iuran pasti yang mana Perusahaan membayar iuran ke dana
pensiun lembaga keuangan yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penghasilan
tetap yang diterima karyawan yang sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan Perusahaan.
Iuran dibebankan ke dalam laporan laba rugi pada saat terhutang.

• Kewajiban Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya


Perusahaan memberikan imbalan kerja jangka panjang lainnya berupa tunjangan cuti besar
yang ditentukan sesuai dengan Peraturan Perusahaan. Prakiraan beban imbalan ini dihitung
dan diakui sepanjang masa kerja karyawan dengan menggunakan metode yang diterapkan
dalam menghitung kewajiban imbalan pasca kerja. Kewajiban ini dihitung setiap tahun oleh
aktuaris independen.

• Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja


Pesangon pemutusan kontrak kerja menjadi terhutang ketika karyawan dihentikan kontrak
kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perusahaan mengakui pesangon ketika Perusahaan
menunjukkan komitmennya untuk memutuskan kontrak kerja dengan karyawan berdasarkan
suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang
akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca didiskontokan untuk
mencerminkan nilai kini.

Penjabaran Mata Uang Asing


Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan
kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam
mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal
neraca.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari
penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi tahun
berjalan.

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, kurs nilai tukar yang digunakan adalah kurs tengah
Reuters sebesar Rp 9.395 dan Rp 10.900 untuk 1 Dolar AS. Sedangkan pada tanggal 31 Desember
2007, kurs nilai tukar yang digunakan adalah kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp 9.419 untuk
untuk 1 Dolar AS.

2007 2008 2009

Keterangan Ekuivalen dalam Ekuivalen dalam Ekuivalen dalam


Dolar AS Jutaan Rp Dolar AS Jutaan Rp Dolar AS Jutaan Rp

Kas dan Setara Kas 207.636 1.956 548.613 5.980 1.68.364 1.582

266 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

m. Kegiatan per Segmen Usaha


Informasi segmen dalam laporan keuangan disajikan berdasarkan segmen geografis. Sebuah segmen
geografis menyediakan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat
pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi
lain.

Kegiatan usaha Perusahaan dikelompokkan berdasarkan segmen geografis yang terdiri dari Kantor
Pusat dan 319 jaringan usaha yang terbagi menjadi beberapa area, yaitu area Jabodetabekser
(Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Serang), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan BNT (Bali dan Nusa Tenggara). Perusahaan tidak menyajikan
informasi segmen sekunder, karena informasi yang relevan digunakan untuk pengambilan keputusan
manajemen didasarkan pada segmen geografis.

2009
Kantor Jawa Jawa Jawa
Jabodetabekser Sumatera Kalimantan Sulawesi BNT Jumlah
Pusat Barat Tengah Timur

ASET 498.678 570.097 380.908 434.297 513.747 725.962 376.405 326.818 502.637 4.329.549

KEWAJIBAN 1.509.699 26.839 16.553 20.384 24.169 32.826 18.958 19.222 8.496 1.677.146

PENDAPATAN 29.873 640.228 476.037 545.354 624.841 753.321 367.876 298.312 205.320 3.941.162

BEBAN (399.464) (327.251) (220.268) (283.225) (314.734) (354.408) (153.903) (114.367) (115.195) (2.282.815)

LABA/(RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (369.591) 312.977 255.769 262.129 310.107 398.913 213.973 183.945 90.125 1.658.347

PENGHASILAN/(BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 99.387 (84.163) (68.779) (70.489) (83.391) (107.272) (57.539) (49.465) (24.236) (445.947)

LABA/(RUGI) BERSIH (270.204) 228.814 186.990 191.640 226.716 291.641 156.434 134.480 65.889 1.212.400

PEROLEHAN ASET TETAP 53.890 1.400 676 1.086 908 2.027 1.180 1.290 311 62.768

BEBAN PENYUSUTAN (29.959) (2.656) (2.426) (2.792) (2.217) (4.977) (1.868) (1.582) (828) (49.305)

2008
Kantor Jawa Jawa Jawa
Jabodetabekser Sumatera Kalimantan Sulawesi BNT Jumlah
Pusat Barat Tengah Timur

ASET 472.016 523.191 322.198 392.622 430.088 567.460 258.158 205.681 420.610 3.592.024

KEWAJIBAN 1.546.835 16.726 11.768 10.019 15.331 20.810 8.250 8.057 4.225 1.642.021

PENDAPATAN 5.004 587.492 419.558 478.887 518.094 700.718 300.835 204.935 163.180 3.378.703

BEBAN (251.135) (306.947) (215.417) (263.203) (294.145) (304.152) (126.281) (85.584) (112.517) (1.959.381)

LABA/(RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (246.131) 280.545 204.141 215.684 223.949 396.566 174.554 119.351 50.663 1.419.322

PENGHASILAN/(BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 75.322 (79.915) (58.150) (61.438) (63.794) (112.963) (49.722) (33.997) (14.432) (399.089)

LABA/(RUGI) BERSIH (170.809) 200.630 145.991 154.246 160.155 283.603 124.832 85.354 36.231 1.020.233

PEROLEHAN ASET TETAP 71.941 1.519 727 2.015 2.299 8.594 1.549 3.532 664 92.840

BEBAN PENYUSUTAN (25.021) (3.612) (2.881) (3.019) (2.480) (4.576) (1.924) (1.459) (811) (45.783)

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 267


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

2007
Kantor Jawa Jawa Jawa
Jabodetabekser Sumatera Kalimantan Sulawesi BNT Jumlah
Pusat Barat Tengah Timur

ASET 199.398 602.120 453.181 426.204 566.348 542.050 241.803 177.755 92.959 3.301.818

KEWAJIBAN 1.814.838 39.631 26.130 34.732 42.072 63.185 23.372 19.606 13.639 2.077.205

PENDAPATAN 10.678 470.463 360.138 350.677 395.913 448.912 197.006 138.866 110.956 2.483.609

BEBAN (223.869) (298.590) (215.800) (198.975) (248.614) (234.657) (113.051) (74.419) (74.815) (1.682.790)

LABA/(RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (213.191) 171.873 144.338 151.702 147.299 214.255 83.955 64.447 36.141 800.819

PENGHASILAN/(BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 64.188 (51.747) (43.456) (45.674) (44.349) (64.509) (25.277) (19.404) (10.881) (241.109)

LABA/(RUGI) BERSIH (149.003) 120.126 100.882 106.028 102.950 149.746 58.678 45.043 25.260 559.710

PEROLEHAN ASET TETAP 58.167 2.468 2.313 2.591 2.670 10.302 2.797 4.058 836 86.202

BEBAN PENYUSUTAN (16.663) (4.086) (2.963) (3.041) (2.450) (3.535) (1.659) (1.086) (757) (36.240)

n. Dampak Perubahan Harga Terhadap Perusahaan dan Laba Usaha Perusahaan


Dampak Perubahan Harga
Jumlah
Tahun Terhadap Laba Usaha (Dalam Jutaan Rupiah)
Terhadap Perusahaan
Perusahaan

2007 - - -
2008 - - -
2009 - - -

Penjelasan atas dampak perubahan harga terhadap Perusahaan dan laba usaha Perusahaan dapat
dilihat pada analisis dan pembahasan manajemen poin a. Pendapatan dengan judul Dampak
Perubahan Harga Terhadap Perusahaan dan Laba Usaha Perusahaan.

o. Informasi Keuangan yang Telah Dilaporkan yang Mengandung Kejadian yang Sifatnya Luar
Biasa atau Jarang Terjadi
Frekuensi Kejadian
Jumlah
Tahun Kejadian yang Kejadian yang Sifatnya (Dalam Jutaan Rupiah)
Sifatnya Luar Biasa Jarang Terjadi

2007 - - -
2008 - - -
2009 - - -

Penjelasan atas informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya
luar biasa atau jarang terjadi dapat dilihat pada analisis dan pembahasan manajemen poin f. Ekuitas
dengan judul Informasi Keuangan yang Telah Dilaporkan yang Mengandung Kejadian yang Sifatnya
Luar Biasa atau Jarang Terjadi.

268 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

p. Kewajiban Kontinjensi
Perusahaan tidak memiliki kewajiban kontinjensi yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2007,
2008 dan 2009.

Tahun Jenis Kewajiban Jumlah Keterangan


Kontijensi (Dalam Jutaan Rupiah)

2007 - - -
2008 - - -
2009 - - -

q. Komitmen
Perusahaan tidak memiliki komitmen yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008 dan
2009.

Tahun Jenis Komitmen Jumlah Keterangan


(Dalam Jutaan Rupiah)

2007 - - -
2008 - - -
2009 - - -

r. Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan
Tidak terdapat informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan yang perlu
diungkapkan Perusahaan pada tahun 2007, 2008 dan 2009.
Informasi dan Fakta Material
Tahun yang Terjadi Setelah Tanggal Jumlah Keterangan
Laporan Akuntan (Dalam Jutaan Rupiah)

2007 - - -
2008 - - -
2009 - - -

s. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca


Sampai dengan tanggal laporan tahunan ini diselesaikan oleh Direksi Perusahaan, tidak terdapat
peristiwa setelah tanggal neraca yang signifikan.

Tahun Peristiwa Setelah Jumlah Keterangan


Tanggal Neraca (Dalam Jutaan Rupiah)

2007 - - -
2008 - - -
2009 - - -

t. Standar Akuntansi Baru


Terdapat beberapa standar akuntansi yang belum efektif untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2009 dan belum diterapkan di dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan yaitu
sebagai berikut:

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 269


Analisis dan
Pembahasan Manajemen

• Standar akuntansi yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010 dan diterapkan secara prospektif:
- PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”.
Standar ini akan menggantikan PSAK No. 50 (1998), “Akuntansi Investasi Efek
Tertentu”.

- PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.


Standar ini akan menggantikan PSAK No. 55 (revisi 1999), “Akuntansi untuk Instrumen
Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”.

Dalam menerapkan standar akuntansi baru ini, saat ini Perusahaan sedang mengidentifikasi
penyesuaian transisi sesuai dengan standar tersebut dan Buletin Teknis No. 4 mengenai
ketentuan transisi atas standar akuntansi baru ini. Penyesuaian transisi sebagian besar akan
berasal dari penilaian kembali penyisihan kerugian piutang. Perbedaan antara penyisihan
kerugian piutang yang dihitung berdasarkan standar akuntansi yang baru dan standar
akuntansi yang lama akan disesuaikan ke saldo laba awal pada tanggal 1 Januari 2010. Saat
ini, Perusahaan sedang dalam proses menghitung nilai penyesuaian transisi tersebut.

• Standar akuntansi yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
- PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. Standar ini akan menggantikan
PSAK No. 1 (Revisi 1998), “Penyajian Laporan Keuangan”.

- PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”. Standar ini akan menggantikan PSAK
No. 2 (1994), “Laporan Arus Kas”.

- PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. Standar ini akan menggantikan PSAK
No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”.

- PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan”. Standar ini akan menggantikan PSAK No. 25 (1994), “Laba atau Rugi Bersih
untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi”.

- PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. Standar ini akan menggantikan
PSAK No. 48 (2007), “Penurunan Nilai Aktiva”.

- PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi dan Aset
Kontijensi”. Standar ini akan menggantikan PSAK No. 57 (2000), “Kewajiban Diestimasi,
Kewajiban Kontijensi dan Aktiva Kontijensi”.

Saat ini, Perusahaan sedang dalam proses menganalisis dampak yang akan ditimbulkan dari
penerapan standar-standar akuntansi ini.

270 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 271
Menyongsong
Tahun 2010
272 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Menyongsong Tahun 2010

Tahun 2009 yang semula diprediksi sebagai tahun yang penuh dengan ketidakpastian dan kekhawatiran telah
berhasil dilewati oleh perekonomian Indonesia dengan sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari pertumbuhan
ekonomi di Indonesia yang merupakan salah satu negara yang dapat tumbuh positif pada tahun 2009 setelah
imbas krisis ekonomi global, tingkat bunga yang cenderung menurun dan tingkat inflasi yang rendah, bahkan
merupakan inflasi terendah kedua sepanjang sejarah ekonomi Indonesia serta nilai tukar Rupiah yang kembali
stabil. Namun demikian, semenjak harga kendaraan bermotor mengalami kenaikan pada awal tahun 2009
yang dikarenakan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dan Yen Jepang, sempat menghambat
penjualan kendaraan bermotor nasional baik sepeda motor maupun mobil. Dampak ini juga dirasakan oleh
Adira Finance, yang juga sempat mengalami penurunan dalam pembiayaan baru pada periode tersebut.
Memasuki bulan April 2009, aktivitas perekonomian di Indonesia sudah mulai terlihat meningkat, salah satu
faktor pendorongnya adalah meningkatnya daya beli masyarakat yang didukung juga oleh pertumbuhan
ekonomi yang masih membukukan angka positif di Indonesia.

Adira Finance kembali mampu menunjukkan daya tahannya dalam menghadapi ketidakpastian, melalui
berbagai strategi dan inovasi yang telah disusun dan dijalankan dengan baik dalam memasuki tahun 2009 guna
mengantisipasi kondisi pasar yang diperkirakan kurang kondusif tersebut. Hal ini terbukti dengan pencapaian
atas penyaluran pembiayaan baru pada tahun 2009 sebesar Rp 14,5 triliun, yang melebihi target yang telah
ditetapkan Perusahaan sebelumnya yaitu sebesar Rp 12,5 triliun, bahkan dapat melebihi puncak penyaluran
pembiayaan baru Perusahaan yang terjadi pada tahun sebelumnya sebesar Rp 14,0 triliun. Pencapaian laba
bersih Perusahaan juga mengikuti pertumbuhan pembiayaan baru, dengan kembali menembus lebih dari
Rp 1 triliun. Kinerja yang cemerlang pada tahun 2009 tersebut, ditambah dengan pondasi yang kuat dalam
internal Perusahaan telah meningkatkan optimisme Perusahaan dalam menyongsong tahun 2010.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 273


Menyongsong Tahun 2010

Prospek Tahun 2010


Memasuki tahun 2010, Pemerintah memandang bahwa tingkat bunga acuan masih konsisten dengan sasaran
inflasi yang telah ditargetkan. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan memicu pula
potensi pertumbuhan dalam berbagai sektor industri pada tahun 2010 dan salah satunya adalah industri
otomotif. Perkiraan akan kondisi makro ekonomi tersebut disambut dengan positif dan telah menumbuhkan
optimisme dari pelaku usaha di industri otomotif, yang mana banyak dari kalangan pelaku usaha di industri
otomotif memperkirakan penjualan nasional atas sepeda motor akan bertumbuh hingga mencapai 6,2 juta
unit dan penjualan nasional atas mobil meningkat hingga mencapai 550.000 unit pada tahun 2010 ini.

Industri otomotif memang dipandang sebagai industri yang menentukan di setiap negara. Di Indonesia
sendiri, industri otomotif dipandang sebagai salah satu lokomotif dari industri nasional. Namun demikian,
pertumbuhan dari industri otomotif di Indonesia kemungkinan akan mengalami hambatan kembali. Kebijakan
Pemerintah berpotensi besar memperlambat prospek industri otomotif pada masa yang akan datang. Setelah
pengesahan Rancangan Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (RUU PDRD), yang mana
RUU ini mengatur pajak kendaraan bermotor progresif (PKBP) dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor
(PBBKB). Pemerintah juga mengambil kebijakan dengan melakukan revisi atas pajak penjualan barang
mewah (PPnBM).

PKBP akan dikenakan untuk kendaraan pribadi kedua dengan besaran 2%-10%, sementara PBBKB akan
dikenakan maksimal sebesar 10% atas mobil pribadi dan sebesar 5% atas mobil niaga. Implementasinya
diserahkan kepada kebijakan dari masing-masing Pemerintah Daerah setempat. Sedangkan pengesahan
Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Penjualan (PPn)
Barang dan Jasa, serta PPnBM dengan kenaikan tarif tertinggi PPnBM dari sebesar 75% menjadi sebesar
200% juga akan berlaku efektif pada tanggal 1 April 2010 melalui penerbitan sejumlah Peraturan Pemerintah
dan Surat Keputusan Menteri Keuangan dalam penerapannya.

Walaupun konsistensi Pemerintah terhadap industri otomotif masih sangat membingungkan, karena di satu sisi,
Pemerintah terus berusaha menarik investasi yang sebesar-besarnya untuk pertumbuhan ekonomi nasional,
sedangkan di sisi lain, iklim investasi justru dihambat melalui instrumen pajak. Namun demikian, sejatinya
rencana atas penerapan berbagai kebijakan Pemerintah tersebut bukanlah untuk menekan kinerja industri,
melainkan untuk menyehatkan pasar. Lebih lanjut, diluar faktor negatif yang disebutkan yang mungkin dapat
menghambat pertumbuhan industri otomotif, ditambah dengan kemungkinan kenaikan harga kendaraan
bermotor, industri otomotif tetap diperkirakan masih akan bertumbuh, yang mana untuk pasar sepeda motor
dan mobil masing-masing diperkirakan dapat tumbuh sekitar 10,0%-15,0% dan sebesar 25,0%.

Optimisme para pelaku usaha dalam negeri juga semakin bertambah dengan adanya wacana Pemerintah
dalam memangkas berbagai hambatan (bottlenecking) yang selama ini bisa menghalangi pertumbuhan
ekonomi dan investasi seperti pembangunan infrastruktur penunjang yaitu jalan raya dan pelabuhan, juga
usaha Pemerintah dalam mematangkan kebijakan pengembangan kendaraan murah dan ramah lingkungan
dalam negeri, yang diperkirakan dapat menarik minat para produsen utama untuk memproduksi kendaraan
bermotor di Indonesia. Selain itu, Pemerintah juga terus berupaya untuk memberikan insentif kepada para
prinsipal kendaraan bermotor agar melakukan atau menambah investasinya di Indonesia.

Adira Finance Menyongsong Tahun 2010


Mengakhiri tahun 2009, Adira Finance memang mengalami penurunan pada pangsa pasar sepeda motor,
namun untuk pembiayaan mobil masih dapat mengalami peningkatan. Berdasarkan evaluasi Perusahaan
atas seluruh aspek kinerja Perusahaan pada tahun 2009, maka salah satu fokus Perusahaan pada tahun

274 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Menyongsong Tahun 2010

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 275


Menyongsong Tahun 2010

2010 adalah membangun kapasitas untuk mendapatkan kembali pangsa pasar di dalam industri pembiayaan
kendaraan bermotor ini (Building Capacity to Regain Market Share). “Building Capacity to Regain Market
Share” menjadi slogan Perusahaan untuk tahun 2010 dan telah disosialisasikan kepada seluruh karyawan pada
tanggal 10-13 Januari 2010. Perusahaan akan terus-menerus mempertajam strateginya dalam menyongsong
tahun 2010 dan beberapa diantaranya adalah:

• Penambahan Jaringan Usaha


Untuk tahun 2010, Perusahaan melihat adanya potensi untuk melakukan ekspansi, salah satu
kemungkinan yang sedang dikaji adalah melalui penambahan jaringan usaha, khususnya dengan
pengembangan konsep baru atas jaringan usaha yang disebut Kios dan Dealer Outlet. Dengan
pengembangan ini, diharapkan bisa memberikan kemudahan yang lebih bagi konsumen dan calon
konsumen dalam hal akses ke Perusahaan, juga untuk penetrasi pasar yang lebih luas. Pada tahun
2010, Perusahaan menargetkan untuk dapat membuka 166 jaringan usaha baru, dengan fokus
penambahan jaringan usaha yang sifatnya kecil dengan jumlah yang relatif banyak. Pembukaan
jaringan usaha baru ini dibutuhkan untuk dapat mendekatkan diri dengan rekan usaha, seperti dealer,
konsumen maupun calon konsumen, khususnya di wilayah yang belum terjangkau oleh jaringan usaha
Perusahaan.

276 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Menyongsong Tahun 2010

• Sumber Daya Manusia


Untuk menyeimbangkan pertumbuhan kinerja dan ekspansi Perusahaan, maka dibutuhkan sumber
daya manusia guna mewujudkan hal tersebut. Perusahaan akan terus berusaha memberikan pelayanan
yang terbaik kepada rekan usaha, konsumen dan pemangku kepentingan Perusahaan. Pelayanan
terbaik tersebut tidak lain dapat dihasilkan oleh sumber daya manusia berkualitas yang menjadi
keharusan untuk dimiliki oleh Perusahaan. Dengan demikian, Perusahaan akan mengutamakan untuk
mencari sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai visi maupun misi yang sejalan dengan
Perusahaan, selain tetap mengembangkan sumber daya manusia yang sudah dimiliki untuk dapat
terus ditingkatkan kualitasnya.

• Inovasi Produk dan Pelayanan


Adira Finance yakin bahwa hanya perusahaan yang terus berinovasi yang akan mampu bertumbuh
dan menjadi yang terbaik. Dengan berbekal keyakinan tersebut, Adira Finance berusaha memberikan
inovasi atas produk dan pelayanan kepada konsumen dan rekan usaha. Beberapa program baru atas
produk dan pelayanan tersebut telah dipersiapkan dengan rinci dan matang dalam menyongsong
tahun 2010, salah satunya Perusahaan mulai masuk dalam kegiatan sewa guna usaha dan membuat
produk gabungan baru melalui kerjasama yang saling menguntungkan dengan Perusahaan Afiliasi
dan Perusahaan Induk.

• Diversifikasi Sumber Pendanaan


Peningkatan target pembiayaan berarti kebutuhan akan likuiditas yang meningkat pula. Untuk itu,
Perusahaan akan melihat pada berbagai kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Adapun
salah satu pilihan yang menjadi perhatian Perusahaan adalah melalui pengeluaran surat utang atau
penerbitan obligasi yang juga bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan para investor.

Selain itu, dengan adanya dukungan penuh dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebagai Perusahaan
Induk yang secara terus-menerus mendukung Perusahaan dalam hal pendanaan sehingga semakin
memperkokoh posisi Adira Finance dalam industri pembiayaan nasional.

• Peningkatan Efisiensi melalui Pengembangan pada Proses yang Berkesinambungan


Dalam mengantisipasi peningkatan biaya operasional yang disebabkan oleh berbagai faktor,
diantaranya inflasi dan penambahan biaya akibat dari ekspansi Perusahaan, maka Perusahaan akan
terus menerapkan pemantauan akan efisiensi dari setiap proses usaha yang dijalankan, dengan tetap
menjaga kualitas pelayanan yang terbaik kepada konsumen dan rekan usaha.

• Meningkatkan Kualitas Hubungan dengan Dealer dan Konsumen


Adira Finance percaya bahwa hubungan yang kuat dan erat dengan dealer dan konsumen merupakan
salah satu kunci kesuksesan Perusahaan. Dalam hal menjaga hubungan dengan dealer, Perusahaan
memiliki strategi melalui berbagai program, beberapa diantaranya adalah Point Reward dan Dealers
Meeting. Sedangkan untuk konsumen, Perusahaan terus mengupayakan pelayanan terbaik, yang
bisa dilihat dari slogan CARE yang merupakan singkatan dari Cekatan, Antusias, Ramah dan Empati.
Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk memberikan dukungan bagi konsumen dalam memenuhi
kebutuhan akan alat transportasi, yang mana Perusahaan yakin dapat memberikan nilai tambah bagi
konsumen.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 277


Menyongsong Tahun 2010

• Teknologi Informasi yang Dinamis


Teknologi informasi adalah salah satu faktor pendukung yang krusial bagi Perusahaan, karena teknologi
informasi yang dinamis, yang mengikuti perkembangan aktivitas Perusahaan akan memberikan
dukungan yang maksimal terhadap operasional Perusahaan untuk meningkatkan nilai ekonomi,
efisiensi dan efektifitas. Keuntungan dari pemakaian teknologi yang lebih maju dan dinamis dapat
mendukung proses dan aktivitas dalam Perusahaan menjadi lebih efisien dan efektif, seperti dalam
proses survey atau dalam aktivitas pencatatan akuntansi.

• Penerapan Manajemen Risiko yang Seimbang


Perusahaan terus bergerak melalui berbagai strategi pengembangan, namun ini semua tetap diimbangi
dengan penerapan dari prinsip kehati-hatian untuk memastikan keberlangsungan Perusahaan. Dengan
penerapan manajemen risiko yang baik maka akan menghasilkan kualitas aset Perusahaan yang baik.
Penerapan dari prinsip kehati-hatian ini merupakan bagian dari Manajemen Risiko di Perusahaan.
Prinsip kehati-hatian yang dijalankan oleh Perusahaan ini adalah suatu kesimbangan dalam memacu
pertumbuhan untuk mencapai kinerja yang optimal, namun juga dievaluasi secara berkesinambungan,
yang mana evaluasi ini berfungsi untuk menjaga agar keinginan untuk memacu pertumbuhan tidak
mengakibatkan kenaikan risiko yang melewati batas yang dapat diterima oleh Perusahaan. Dengan
slogan “Building Capacity to Regain Market Share”, yang mana secara langsung dapat meningkatkan
risiko pada Perusahaan, maka peningkatan tersebut harus juga dipastikan kalau masih di dalam batas
yang dapat diterima oleh Perusahaan.

Dengan kapasitas yang telah ada dalam Perusahaan dan kemampuan Perusahaan dalam menangkap setiap
kesempatan, maka Perusahaan yakin bahwa Perusahaan akan tetap dapat menjalankan misinya untuk:
“Mewujudkan Impian Esok pada Hari ini bagi Masyarakat” dan dapat tetap menjadi pilihan utama karena
mampu memberikan nilai lebih dalam berkarya bagi konsumen, karyawan dan pemangku kepentingan
Perusahaan.

Sepanjang pengetahuan Perusahaan, Adira Finance telah menjadi perusahaan pembiayaan yang terdepan
dalam pencapaian pembiayaan baru dan laba bersih, yang mana pembiayaan baru dan laba bersih Perusahaan
tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan perusahaan pembiayaan lain dalam industri yang
sama. Namun pencapaian tersebut bukanlah yang terutama bagi Perusahaan, karena hal yang paling penting
adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada rekan usaha, konsumen dan pemangku kepentingan
Perusahaan, yang mana dengan memberikan pelayanan yang terbaik tersebut maka Perusahaan yakin
semua hal tersebut akan datang dengan sendirinya. Perusahaan akan berusaha mempertahankan kinerjanya
yang sudah sangat baik ini di tahun-tahun yang akan datang, karena Perusahaan menyadari bahwa sangatlah
sulit untuk mempertahankan dibandingkan untuk mencapai kinerja yang sangat baik tersebut. Lebih lanjut,
Perusahaan menargetkan pembiayaan baru sekitar Rp 17 triliun pada tahun 2010.

Pada akhirnya, melalui kombinasi dari strategi yang terfokus, peningkatan produktivitas serta efisiensi dan
efektivitas dalam proses, kemampuan internal yang terbaik disertai inovasi atas produk dan pelayanan,
dukungan penuh dan sinergi dengan Perusahaan Induk, ekspansi jaringan usaha dan menjaga hubungan
baik dan erat dengan dealer serta penerapan teknologi informasi yang dinamis dan penerapan manajemen
risiko yang seimbang, Adira Finance yakin akan mampu terus meningkatkan kinerjanya dengan dukungan
situasi perekonomian yang diperkirakan akan terus membaik pada tahun 2010. Adira Finance mempunyai
komitmen yang kuat untuk terus bertumbuh di masa yang akan datang dan berusaha memberikan yang
terbaik untuk memenuhi harapan pemegang saham dan pemangku kepentingan Perusahaan.

278 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 279
Data Profil Dewan Komisaris

Perusahaan
& Anggota Komite-Komite di bawah
Dewan Komisaris

280 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Theodore Permadi Rachmat Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui


Komisaris Utama & Wakil Komisaris Utama &
Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi

Djoko Sudyatmiko Marwoto Hadi Soesastro


Komisaris Independen & Komisaris Independen &
Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko & Ketua Komite Audit dan Manajemen Risiko
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi

Sng Eng Chua Eng Heng Nee Philip


Komisaris & Komisaris &
Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko

Harry Kusnady Diyah Sasanti


Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 281


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

282 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Theodore Permadi Rachmat


Komisaris Utama &
Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi

Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1943, diangkat sebagai Komisaris
Utama Adira Finance sejak bulan Juni 2004 dan menjabat sebagai Ketua
Komite Nominasi dan Remunerasi sejak bulan Agustus 2004. Beliau saat
ini juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Triputra Investindo Arya
dan Wakil Komisaris Utama PT Adaro Energy Tbk. Sebelum bergabung
dengan Perusahaan, Beliau menjabat sebagai Direktur Utama (1984-1998,
2000-2002), Komisaris (1998-2000) dan Komisaris Utama (2002-2005)
PT Astra International Tbk. Beliau lulus dari Institut Teknologi Bandung
pada tahun 1968.

Theodore Permadi Rachmat memiliki tugas utama mengawasi dan


memberikan masukan kepada Direksi berkaitan dengan kegiatan
operasi dan pengembangan usaha Perusahaan, kebijakan nominasi dan
remunerasi Perusahaan, mengembangkan dan mengevaluasi kebijakan
nominasi dan remunerasi atas Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan
serta penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 283


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui


Wakil Komisaris Utama &
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi

Warga Negara Ekuador, lahir pada tahun 1961, diangkat sebagai Wakil
Komisaris Utama Adira Finance sejak bulan Pebruari 2007 dan menjabat
sebagai Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak bulan Pebruari
2007. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank
Danamon Indonesia Tbk. Dalam jabatan terakhir sebelumnya, Beliau
pernah tercatat sebagai Managing Director Citigroup - Afrika Selatan
(1985-2005). Beliau memperoleh gelar Master di bidang International
Business Administration dari Instituo de Empresa, Madrid dan Bachelor of
Science dari California State University, Amerika Serikat.

Sebastian Paredes memiliki tugas utama mengawasi dan memberikan


masukan kepada Direksi berkaitan dengan kegiatan operasi dan
pengembangan usaha Perusahaan, kebijakan nominasi dan remunerasi
Perusahaan, mengembangkan dan mengevaluasi kebijakan nominasi
dan remunerasi atas Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan serta
penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

284 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 285


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

286 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Djoko Sudyatmiko
Komisaris Independen &
Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko &
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi

Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1944, diangkat sebagai Komisaris
Independen Adira Finance sejak bulan Juni 2004. Beliau juga menjabat sebagai
Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko sejak bulan Nopember 2005 dan
sebagai Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak bulan Agustus 2004.
Djoko Sudyatmiko bergabung dengan Perusahaan pada bulan Nopember
2002 dan sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama Perusahaan.
Beliau saat ini juga menjabat sebagai Komisaris PT Pakoakuina, Komisaris
PT Inkoasku dan Komisaris PT Palingda-Automotive Wheel Rim Manufacturer.
Sebelum bergabung dengan Perusahaan, Beliau menjabat beberapa posisi
penting yaitu sebagai Komisaris PT Astra Graphia Tbk (1986-1989), Komisaris
PT Dharma Sarana Perdana (1989-1995) dan Komisaris PT Kharaba Unggul
Makro (1990-2000). Beliau memperoleh gelar Sarjana Muda di bidang Teknik
Elektro dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1968.

Djoko Sudyatmiko memiliki tugas utama untuk mengawasi dan memberikan


masukan kepada Direksi berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi dan
keuangan, kebijakan nominasi dan remunerasi, serta mengembangkan dan
mengevaluasi kebijakan nominasi dan remunerasi atas Dewan Komisaris dan
Direksi Perusahaan serta penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 287


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Marwoto Hadi Soesastro


Komisaris Independen &
Ketua Komite Audit dan Manajemen Risiko

Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1945, diangkat sebagai


Komisaris Independen Adira Finance sejak bulan Desember 2004 dan
menjabat sebagai Ketua Komite Audit dan Manajemen Risiko sejak bulan
Nopember 2005. Beliau adalah Anggota Peneliti Senior di CSIS (Centre
for Strategic and International Studies). Marwoto Hadi Soesastro adalah
Anggota Tim Nasional Perundingan Perdagangan Internasional dan juga
sebagai Ketua dari Tim Ahli yang membantu Menteri Keuangan dalam
masalah-masalah internasional. Beliau telah mempublikasikan sejumlah
karya ilmiah, termasuk “ASEAN in 2030: The Long View” dan “ASEAN
Economic Integration”. Beliau memperoleh gelar PhD dari the Rand
Graduate School di Santa Monica, California, Amerika Serikat.

Marwoto Hadi Soesastro memiliki tugas utama untuk mengawasi dan


memberikan masukan kepada Direksi berkaitan dengan masalah-masalah
ekonomi dan keuangan serta penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik.

288 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 289


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

290 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Sng Eng Chua


Komisaris &
Anggota Komite Audit dan Manajemen Risko

Warga Negara Singapura, lahir pada tahun 1945, diangkat sebagai


Komisaris Adira Finance sejak bulan Desember 2004 dan menjabat
sebagai Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko sejak bulan
Nopember 2005. Pengalaman Beliau sebelumnya antara lain menjabat
di beberapa posisi senior di Kim Eng Securities Pte. Ltd. (2002-2003),
Keppel Securities Pte. Ltd. (1993-2002) dan Paul Morgan & Associates
Pte. Ltd. (1987-1993). Beliau memperoleh gelar Bachelor of Science dan
Diploma Business Administration dari University of Singapore.

Sng Eng Chua memiliki tugas utama untuk mengawasi dan memberikan
masukan kepada Direksi berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi
dan keuangan serta penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 291


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Eng Heng Nee Philip


Komisaris &
Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko

Warga Negara Singapura, lahir pada tahun 1946, diangkat sebagai Komisaris
Adira Finance sejak bulan Mei 2007 dan sebagai Anggota Komite Audit dan
Manajemen Risiko sejak bulan Juni 2007. Pengalaman Beliau sebelumnya
antara lain sebagai Group Managing Director dari Jardine Cycle & Carriage
Group (1996-2005) dan sebagai Komisaris PT Astra International Tbk
(2000-2005). Beliau saat ini menjabat sebagai Direktur dari MCL Land Group,
Direktur Alternatif Hongkong Land Group, Direktur Chinesse Development
Assistance Council, Ketua mDR Limited, Ketua Frasers Centerpoint Asset
Management Ltd., Direktur Hektar Asset Sdn Bhd, Direktur NTUC Income,
Direktur OpenNet Pte. Ltd., Direktur Singapore Health Services Pte. Ltd.,
Direktur The Hour Glass Limited dan Direktur Hup Soon Global Corporation
Limited. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Duta Besar Tidak Tetap
Singapura untuk Yunani dan Komisaris Tinggi untuk Siprus. Beliau memperoleh
gelar Bachelor of Commerce di bidang Akuntansi dari University of New South
Wales dan menjadi Anggota dari the Institute of Chartered Accountants di
Australia.

Eng Heng Nee Philip memiliki tugas utama untuk mengawasi dan memberikan
masukan kepada Direksi berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi dan
keuangan serta penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

292 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 293


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

294 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Harry Kusnady
Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko

Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1970, diangkat sebagai Anggota
Komite Audit dan Manajemen Risiko sejak bulan Desember 2008. Beliau
saat ini menjabat sebagai Partner dari Kantor Akuntan Publik Johan
Malonda Astika & Rekan (a member firm of Baker Tilly International). Harry
Kusnady adalah Anggota dari Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan
Anggota dari the Institute of Internal Auditors (IIA). Beliau memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi, Universitas Tarumanagara
pada tahun 1994.

Harry Kusnady memiliki tugas utama untuk menganalisa dan memberikan


masukan kepada Dewan Komisaris berkaitan dengan masalah-masalah
ekonomi dan keuangan serta penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 295


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Diyah Sasanti
Anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko

Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1966, diangkat sebagai


anggota Komite Audit dan Manajemen Risiko sejak bulan Desember 2008.
Beliau saat ini menjabat sebagai Direktur dan Sekretaris Perusahaan
PT Darmex Agro. Sebelum bergabung dengan Perusahaan, Diyah Sasanti
adalah konsultan di beberapa perusahaan, antara lain PT Pembangunan
Perumahan, PT Lippo E-Net Tbk dan PT Asuransi Jiwa Bakrie, Sekretaris
Perusahaan PT Lippo E-Net Tbk (2000-2006) dan Direktur Utama
PT Asuransi Jiwa Lippo Utama (saat ini dikenal sebagai PT AIG Life)
(1998-1999). Beliau memperoleh gelar Magister Hukum Bisnis dari
Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran pada tahun 2006 dan Magister
of Business Administration dari Newport University, California, Amerika
Serikat pada tahun 1998.

Diyah Sasanti memiliki tugas utama untuk menganalisa dan memberikan


masukan kepada Dewan Komisaris berkaitan dengan masalah-masalah
Hukum Pasar Modal dan Hukum Perusahaan serta penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik.

296 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris & Anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 297


Data
Perusahaan Profil Direksi

298 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Direksi

Stanley Setia Atmadja


Direktur Utama

Erida Gunawan
Direktur Operasi dan Pemasaran Pembiayaan Mobil

Marwoto Soebiakno
Direktur Pemasaran Pembiayaan Sepeda Motor

Hafid Hadeli
Direktur Keuangan dan Kepatuhan

Ho Lioeng Min
Direktur Manajemen Risiko

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 299


Data Perusahaan
Profil Direksi

Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1956, diangkat sebagai Direktur Utama Adira Finance sejak
tahun 1991. Sebelum bergabung dengan Perusahaan, Beliau adalah Direktur PT Citicorp Leasing Indonesia
(1988-1990) dan menjabat berbagai posisi di Citibank, N.A., Jakarta (1985-1986). Beliau memperoleh gelar
Master of Business Administration dari University of La Verne, Amerika Serikat.

Stanley Setia Atmadja bersama-sama dengan direktur lainnya bertanggung jawab atas semua aspek kinerja
keuangan Adira Finance dan kepentingan seluruh pemegang saham. Perannya termasuk diantaranya
mengembangkan dan mengawasi strategi Perusahaan secara menyeluruh dalam operasi Perusahaan
termasuk pengembangan dan implementasi kebijakan yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan yang
baik, manajemen risiko, manajemen reputasi dan pengembangan sumber daya manusia, teknologi informasi,
hukum dan tanggung jawab sosial perusahaan.

300 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Direksi

Stanley Setia Atmadja


Direktur Utama

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 301


Data Perusahaan
Profil Direksi

Erida Gunawan
Direktur Operasi dan Pemasaran Pembiayaan Mobil

302 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Direksi

Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1966, diangkat sebagai Direktur Operasi sejak tahun 2006 dan
Direktur Pemasaran Pembiayaan Mobil sejak tahun 2007. Beliau memulai karirnya di PT Inti Salim Corpora
sebagai Auditor Internal (1989-1991), kemudian sebagai Chief of Controller (1991-1995) di PT Sarana
Perdana Engineering sebelum menjabat berbagai posisi di PT Jaya Real Property Tbk, termasuk Kepala Divisi
Keuangan (1995-2000) and Kepala Divisi Pemasaran (2000-2001). Setelah itu, beliau bergabung dengan Adira
Finance pada tahun 2001 dan pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan Perusahaan (2001-2005). Beliau
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1990.

Erida Gunawan bertanggung jawab sebagai Chief Operating Officer yang meliputi seluruh proses operasi
Perusahaan, yakni proses akuisisi transaksi pembiayaan, manajemen penagihan, manajemen pemulihan
piutang, manajemen pemulihan aktiva dan operasi pendukung lainnya. Beliau juga membawahi Divisi
Komunitas dan Divisi Informasi Teknologi.

Sebagai Chief Operating Officer, Beliau membantu Direktur Utama sebagai pejabat (director-in-charge) Divisi
Sumber Daya Manusia & Bagian Umum serta Divisi Hukum & IAFM. Lebih lanjut, dalam posisinya sebagai
Direktur Pemasaran Pembiayaan Mobil, beliau juga bertanggung jawab untuk strategi pemasaran dan
pengembagan pembiayaan kendaraan bermotor roda empat (mobil), memastikan kelancaran implementasi
dari strategi tersebut dan pencapaian kinerja unit usaha serta kinerja Perusahaan secara keseluruhan.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 303


Data Perusahaan
Profil Direksi

Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1966, diangkat sebagai Direktur Pemasaran Pembiayaan Sepeda
Motor sejak tahun 2003. Beliau sebelumnya menjabat berbagai posisi di dalam Perusahaan termasuk Wakil
Kepala Divisi Pemasaran, Penagihan, Prosedur Operasi Standar dan Analisa Keuangan (1997-1999), Kepala
Divisi Keuangan dan Akuntansi (1999-2000), Kepala Divisi Pengembangan Usaha dan Perbaikan (2000), serta
sebagai Direktur Keuangan (2000-2001). Sebelum bergabung dengan Perusahaan, beliau menjabat sebagai
Manajer Pemasaran Honda Sales Operation di PT Astra International Tbk (1993-1997). Beliau memperoleh
gelar sarjana dari Fakultas Manajemen Universitas Kristen Duta Wacana pada tahun 1990.

Marwoto Soebiakno bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi usaha pembiayaan kendaraan
bermotor roda dua (sepeda motor), memastikan kelancaran implementasi dari strategi tersebut dan
pencapaian kinerja unit usaha, serta kinerja Perusahaan secara keseluruhan.

304 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Direksi

Marwoto Soebiakno
Direktur Pemasaran Pembiayaan Sepeda Motor

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 305


Data Perusahaan
Profil Direksi

Hafid Hadeli
Direktur Keuangan dan Kepatuhan

306 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Direksi

Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1963, diangkat sebagai Direktur Keuangan sejak bulan Juni 2006
dan diangkat sebagai Direktur Kepatuhan sejak bulan Juni 2007. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Chief
Financial Officer Perusahaan. Sebelum bergabung dengan Adira Finance, beliau menjabat sebagai Direktur
Keuangan PT Broadband Multimedia Tbk (2002-2005), Wakil Direktur Utama PT Bank Lippo Tbk (2001-2002)
dan menduduki berbagai posisi selama 13 tahun berkarir di Citibank, N.A., Jakarta. Beliau memperoleh gelar
sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1988.

Hafid Hadeli bertanggung jawab mengarahkan dan mengawasi semua aktivitas keuangan Perusahaan, yang
meliputi persiapan laporan keuangan. Beliau juga mempersiapkan laporan analisis mengenai peluang usaha
atau ancaman yang dapat mempengaruhi kinerja Perusahaan serta bidang-bidang yang dapat bertumbuh
dalam kondisi ekonomi saat ini. Beliau juga bertanggung jawab mengembangkan kebijakan untuk memastikan
bahwa usaha Perusahaan diselenggarakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
persyaratan resmi, pedoman lembaga otoritas dan praktik usaha yang baik serta ketentuan kehati-hatian
berdasarkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 307


Data Perusahaan
Profil Direksi

Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1968, diangkat sebagai Direktur Manajemen Risiko sejak bulan April
2009. Beliau sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Kredit Perusahaan (2004-2006). Sebelum
bergabung dengan Adira Finance, beliau menjabat sebagai Kepala Divisi Keuangan dan Operasi di PT Adira
Quantum Multifinance (2002-2004), dan menduduki berbagai posisi di PT Bank Prima Express, Jakarta
(1994-2002). Beliau memperoleh gelar Magister Manajemen dari Universitas Gajah Mada dan Sarjana Teknik
dari Universitas Indonesia.

Ho Lioeng Min bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi manajemen risiko Perusahaan, termasuk
mengembangkan kebijakan pembiayaan dan melakukan pengawasan terhadap kualitas portofolio kredit
Perusahaan, mendeteksi hal-hal yang harus diperhatikan dan merekomendasikan tindakan-tindakan yang
dianggap perlu.

308 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Data Perusahaan
Profil Direksi

Ho Lioeng Min
Direktur Manajemen Risiko

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 309


Tanggung Jawab atas
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
310 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Tanggung Jawab atas
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan

Pengurus PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (“Perusahaan”)


bertanggung jawab atas laporan dan penyajian laporan keuangan
Perusahaan yang diaudit pada tanggal dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, serta atas informasi
lainnya pada Laporan Tahunan ini.

Laporan keuangan disiapkan dan disajikan berdasarkan prinsip


akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan
tersebut beserta informasi lainnya pada Laporan Tahunan ini
mengacu pada persyaratan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) atas Laporan Tahunan
Perusahaan Publik dan Bab V dari Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas perihal Rencana Kerja, Laporan
Tahunan dan Penggunaan Laba.

Laporan keuangan beserta informasi lainnya pada Laporan


Tahunan ini menyajikan perkiraan yang didasari estimasi
terbaik oleh Pengurus atas berbagai hasil atau kemungkinan di
kemudian hari dari kegiatan maupun kejadian saat ini, dengan
memperhatikan segi materialitasnya. Hasil di masa depan
mungkin berbeda secara material dari perkiraan saat ini yang
informasinya telah disajikan pada Laporan Tahunan ini.

Dalam memenuhi pertanggungjawaban atas keandalan laporan


keuangan tersebut, Pengurus Perusahaan menjalankan dan
mengandalkan sistem pengendalian internal serta audit internal.
Sistem ini termasuk peraturan tertulis mengenai kebijakan dan
prosedur Perusahaan mencakup kegiatan usaha dan manajemen
risiko, perencanaan usaha, pembagian tugas, pendelegasian
wewenang, pertanggungjawaban personal, pemilihan dan
pelatihan karyawan serta kebijakan akuntansi yang memadai.
Selain itu, sistem, pengendalian dan audit juga memberikan
suatu keyakinan bahwa Perusahaan memiliki catatan keuangan
yang dapat diandalkan dalam penyusunan laporan keuangan;
aset dijaga dan diawasi dari penyalahgunaan; kewajiban diakui
dan terutama sekali, Perusahaan mematuhi seluruh peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan keuangan yang diaudit beserta informasi yang terkait


pada Laporan Tahunan ini merupakan tanggung jawab Pengurus
Perusahaan dan telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan
Komisaris dan Direksi Perusahaan yang membubuhkan tanda-
tangannya pada Pernyataan Dewan Komisaris dan Pernyataan
Direksi.

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 311


Tanggung Jawab atas
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan

Pernyataan Dewan Komisaris

Kami, Dewan Komisaris PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, telah menyetujui dan bertanggungjawab penuh
atas Laporan Tahunan Perusahaan untuk tahun 2009.

Laporan Tahunan Perusahaan untuk tahun 2009, termasuk Laporan Keuangan Perusahaan pada tanggal dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007.

Dewan Komisaris
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk

Theodore Permadi Rachmat


Komisaris Utama

Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui


Wakil Komisaris Utama

Marwoto Hadi Soesastro Djoko Sudyatmiko Sng Eng Chua Eng Heng Nee Philip
Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Komisaris

312 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Tanggung Jawab atas
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan

Pernyataan Direksi

Kami, Direksi PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, telah menyetujui dan bertanggungjawab penuh atas
Laporan Tahunan Perusahaan untuk tahun 2009.

Laporan Tahunan Perusahaan untuk tahun 2009, termasuk Laporan Keuangan Perusahaan pada tanggal dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007.

Direksi
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk

Stanley Setia Atmadja


Direktur Utama

Erida Gunawan Marwoto Soebiakno Hafid Hadeli Ho Lioeng Min


Direktur Direktur Direktur Direktur

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 313


314 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia
Pejabat Senior

Dewan Komisaris
Theodore Permadi Rachmat Komisaris Utama
Juan Eugenio Sebastian Paredes Muirragui Wakil Komisaris Utama
Djoko Sudyatmiko Komisaris Independen
Marwoto Hadi Soesastro Komisaris Independen
Sng Eng Chua Komisaris
Eng Heng Nee Philip Komisaris

Direksi
Stanley Setia Atmadja Direktur Utama
Erida Gunawan Direktur Operasi dan Pemasaran Pembiayaan Mobil
Marwoto Soebiakno Direktur Pemasaran Pembiayaan Sepeda Motor
Hafid Hadeli Direktur Keuangan dan Kepatuhan
Ho Lioeng Min Direktur Manajemen Risiko

Karyawan Inti
Yanto Pemasaran Sepeda Motor Honda
Andy Sutanto Pemasaran Sepeda Motor Yamaha
Antonius Danny Hendarko Pemasaran Sepeda Motor Suzuki dan
Pemasaran Sepeda Motor Beragam Merek
Nugroho Budhy Prasetyo Pemasaran Sepeda Motor Bekas
Niko Kurniawan Bonggowarsito Pemasaran Mobil
Agus Hamid Arief Pemasaran Komersial
Rudy Widjaja Pengembangan Pemasaran
Alphonsus Barta Pelawi Operasi Wilayah Jabodetabekser
Djohan Hadi Operasi Wilayah Jawa Barat
Abdul Rochim Operasi Wilayah Jawa Tengah
Mochamad Syahrir Operasi Wilayah Jawa Timur, Bali & Nusa Tenggara
Wieky Hedivendra Operasi Wilayah Sumatera
Miranti Hidajat Operasi Wilayah Kalimantan
Sunaryo Operasi Wilayah Sulawesi
Antonius Tony Riyanto Hukum & IAFM
Ary Zulman Keuangan
Charles Martinus Parlaungan Gultom Sistem Informasi Manajemen Risiko, Analisis & Penilaian
Cornel Hugroseno Teknologi Informasi
Falk Archibald Kemur Strategi & Analisis Perusahaan
Gede Bayu Kurniawan Manajemen Risiko Portofolio
Purwadi Indra Martono Penagihan, Pemulihan dan Manajemen Pemulihan Aktiva
Indra Gunawan Pengembangan Infrastruktur
Sigit Hendra Gunawan Kredit
Suang Siang Susanto Audit Internal
Swandajani Gunadi Sumber Daya Manusia & Bagian Umum
Sylvanus Gani Kukuh Mendrofa Anggaran
Wirdati Handayani Pengembangan Operasi, Distribusi Jaringan dan Komunitas
Yuky Hondojono Akuntansi dan Sekretaris Perusahaan

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 315


Struktur Organisasi

Komite Nominasi dan


Remunerasi

Divisi Audit Internal


Suang Siang Susanto

Direktorat Pemasaran Direktorat Pemasaran Direktorat Operasi


Pembiayaan Sepeda Motor Pembiayaan Mobil
Erida Gunawan
Marwoto Soebiakno Erida Gunawan

Divisi Pemasaran Sepeda Motor Honda Divisi Pemasaran Mobil Operasi Wilayah Jabodetabekser
Yanto Niko Kurniawan Bonggowarsito Alphonsus Barta Pelawi

Divisi Pemasaran Sepeda Motor Yamaha Divisi Pemasaran Komersial Operasi Wilayah Jawa Barat
Andy Sutanto Agus Hamid Arief Djohan Hadi

Divisi Pemasaran Sepeda Motor Suzuki Operasi Wilayah Jawa Tengah


Antonius Danny Hendarko Abdul Rochim

Divisi Pemasaran Operasi Wilayah Jatim, Bali


Sepeda Motor Beragam Merk & Nusa Tenggara
Antonius Danny Hendarko Mochamad Syahrir

Divisi Pemasaran Sepeda Motor Bekas Operasi Wilayah Sumatera


Nugroho Budhy Prasetyo Wieky Hedivendra

Divisi Pengembangan Pemasaran Operasi Wilayah Kalimantan


Rudy Widjaja Miranti Hidajat

Operasi Wilayah Sulawesi


Sunaryo

Divisi Teknologi Informasi


Cornel Hugroseno

Divisi Penagihan
Purwadi Indra Martono

Divisi Pemulihan
Purwadi Indra Martono

Divisi Manajemen Pemilihan Aktiva


Purwadi Indra Martono

Divisi Pengembangan Operasi


Wirdati Handayani

Divisi Distribusi Jaringan


Wirdati Handayani

Divisi Komunitas
Wirdati Handayani

316 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Struktur Organisasi

Dewan Komisaris

Komite Audit dan


Manajemen Risiko

Direktur Utama
Stanley Setia Atmadja

Direktorat Keuangan Direktorat Manajemen Risiko Direktorat Kepatuhan


Hafid Hadeli Ho Lioeng Min Hafid Hadeli

Divisi Keuangan Divisi Kredit Sekretaris Perusahaan Divisi Strategi & Analisis Perusahaan
Ary Zulman Sigit Hendra Gunawan Yuky Hondojono Falk Archibald Kemur

Divisi Sumber Daya Manusia


Divisi Akuntansi Divisi Manajemen Risiko Portofolio
& Bagian Umum
Yuky Hondojono Gede Bayu Kurniawan
Swandajani Gunadi

Divisi Anggaran Divisi Sistem Informasi Manajemen Divisi Hukum & IAFM
Risiko, Analisis & Penilaian
Sylvanus Gani Kukuh Mendrofa Tony Riyanto
Charles Martinus Parlaungan Gultom

Divisi Pengembangan Infrastruktur


Indra Gunawan

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 317


Alamat Jaringan
Usaha Perusahaan

KANTOR PUSAT BEKASI 2 (BEKASI TIMUR) Titik Pelayanan


GRAHA ADIRA, Lt. 10-12 Ruko Permata Metropolitan
Jl. Menteng Raya No. 21 Blok A3 No. 31-33 CILEGON
Jakarta 10340 Jl. Sultan Hasanudin Jl. Temu Putih Ruko 86
Telp: 021-3918686, Telp: 021-8831881 Telp: 0254-393799
021-3924824/25 Facs: 021-88370135 Facs: 0254-393799
Facs: 021-3924826
BEKASI 3 LABUAN
Ruko Grand Mall Blok C20 Jl. Jend. Sudirman
WILAYAH JABODETABEKSER Jl. Jend. Sudirman No. 1 Komplek Pasar Anyar Blok B1 No. 12
Cabang Labuan
  KARAWACI / TANGERANG Telp: 0253-803009
JAKARTA I (MAMPANG) (ALAM SUTERA)
Jl. Mampang Prapatan Raya No. 9A Jl. Raya Serpong Km. 7 Kios
Telp: 021-79187575 Alam Sutera, BSD, Tangerang
Facs: 021-79187577 Telp: 021-53124550 PULOGADUNG TRADE CENTRE
Facs: 021-53124557 Lantai Dasar Blok A1-A3
CILEDUG Jl. Raya Bekasi
Jl. HOS Cokroaminoto No. 3a-3b CIKUPA Kawasan Industri Pulogadung
Raya Cileduk Kreo Jl. Raya Serang Km. 15 Telp: 021-46800128
Telp: 021-73448733 Komp. Ruko Cikupa Niaga Mas B3/B5/B6 Facs: 021-46800127
Facs: 021-5847665 Telp: 021-59400382
Facs: 021-59400144 MAL TAMAN PALEM
JAKARTA 2 (KELAPA GADING) Komp. Mal Taman Palem
Komp. Ruko Kokan Permata SERANG Lt. Dasar, Blok A No. 79
Kelapa Gading Blok F 3A,5,6,7 Jl. Raya Cilegon No. 39A Jl. Kamal Raya Outer Ring Road, Mutiara
Telp: 021-45851314 Kepandean, Serang Taman Palem, Cengkareng
Facs: 021-45851321 Telp: 0254-209810
Facs: 0254-209818 BEKASI TRADE CENTRE
JAKARTA 3 (KETAPANG) Blok B1 No. 7-9
Jl. KH Zainul Arifin No.27 Blok A3-A4 RANGKASBITUNG Jl. H. M. Joyomartono
Petojo Utara Jl. Mutatuli No. 38 A Bulak Kapal, Bekasi Timur
Telp: 021-6322707 Rangkasbitung Lebak Banten Telp: 021-88356616
Facs: 021-6322709 Telp: 0252-201219 Facs: 021-88356574
Facs: 0252-281081
DAAN MOGOT METROPOLIS TOWN SQUARE
Komplek Perkantoran Daan Mogot Baru CILEUNGSI Ground Floor GC-3 No. 2
Jl. Tampak Siring Blok KJ-E No. 10 Jl. Raya Narogong Jl. Hartono Raya Modern
Telp: 021-54373976 Ruko Mall Cileungsi Indah Blok C No. 15-16 Kelapa Indah, Tangerang
Facs: 021-54376343 Telp: 021-82496928
Facs: 021-82480306 ITC CIBINONG
JAKARTA 4 (MOBIL) PD INDAH Komp. ITC Cibinong
Jl. Sultan Iskandar Muda No. 17 C DEPOK Lt. Dasar Satu, Blok A5 No. 20
Kebayoran Lama Utara Jl. Margonda Raya No. 88 A-C Jl. Mayor Oking No. 11
Telp: 021-7233336 Telp: 021-77204222 Cibinong
Facs: 021-7233337 Facs: 021-77200022
ITC DEPOK
JAKARTA 5 (MOBIL) KEMAYORAN BOGOR 1 (TAJUR) ITC Depok UG Blok C/9
Ruko Puri Mutiara Blok A 128 Jl. Raya Tajur No. 158 A-B Jl. Margonda Raya No. 56
Jl. Sunter Agung Telp: 0251-390372 Depok
Telp: 021-65310836 Facs: 0251-384222 Telp: 021-77217798
Facs: 021-65310838 Facs: 021-77217797
BOGOR 2
CIKARANG Jl. Raya Tajur No. 162D PLAZA JAMBU DUA
Komp. Ruko Bagasar Lt. Semi Dasar Blok A-V No. 2
Telp: 0251-378862
Sentra Cikarang Blok B 20-22 Jl. Jend. Ahmad Yani No. 1
Jl. Raya Cikarang-Cibarusah Facs: 0251-310543
Bantar Jati, Bogor Utara
Telp: 021-89117744 Telp: 021-8379317
Facs: 021-89117745 Kantor Perwakilan

BEKASI 1 ALAM SUTERA 2 WILAYAH JAWA BARAT


Komplek Gran Mall Blok C No. 9-10,
Jl. Raya Serpong Km. 7 Cabang
Blok B No. 20
Jl. Jenderal Sudirman No. 1 Alam Sutera, BSD, Tangerang
Telp: 021-53124550 BANDUNG 1 (NON HONDA)
Telp: 021-8892107
Facs: 021-88955379 Facs: 021-53124557 Jl. Soekarno Hatta No. 380
Telp: 022-5210766
PONDOK GEDE Facs: 022-5210796
CIPUTAT
Ruko Jati Kramat
Komp. Ruko Ciputat Indah Permai Blok A No. 2
Jl. Raya Jati Kramat No. 7A BANDUNG 2 (HONDA)
Pondok Gede, Bekasi Jl. Ir. H. Djuanda No. 50
Jl. Gatot Subroto No. 30, 30A, 30B, 30C
Telp: 021-8482208 Telp: 021-7415209 Telp: 022-7333880
Facs: 021-8482208 Facs: 021-7406974 Facs: 022-7333870

318 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Alamat Jaringan
Usaha Perusahaan

BANDUNG 3 (MOBIL) Kantor Perwakilan KARANG NUNGGAL


Jl. Terusan Pasir Koja No. 98 Jl. Raya Karang Nunggal
Jamika, Bojong Loa Kaler, Bandung PAMANUKAN Kp. Ranca Petir
Telp: 022-6041945 Jl. Raya Eyangtirtapraja No. 45 Rt/Rw: 006/02
Facs: 022-6041947 Rt/Rw: 002/08 Tasikmalaya
Jawa Barat 41264 Telp: 0265-580149
BANDUNG 4 Telp: 0260-555069/70
Jl. Citeureup No.159B Facs: 0260-555071 SINGAPARNA
Kota Cimahi, Jawa Barat Jl. Raya Cintaraja No. 14
Telp: 022-6632500 RENGASDENGKLOK Telp: 0265-446094
Facs: 022-6632530 Kampung Bedeng
Rt/Rw: 030/07 PAMEUNGPEUK
BANDUNG 5 / UJUNG BERUNG Jl. Raya Ds. Paas
Telp: 0267-481095
Jl. Raya Sukamiskin No. 118 Terminal Pameungpeuk
Facs: 0267-8485962
Rt/Rw: 001/04 Rt/Rw: 002/13
Telp: 022-7218491 Telp: 0262-2520479
KARAWANG MOBIL
Facs: 022-7219435 Facs: 0262-2520479
Jl. Ir. H. Djuanda No. 23-25
Telp: 0264-304703
SUMEDANG LIMBANGAN
Facs: 0264-304580
Jl. Mayor Abdurrachman No. 172 Jl. Raya Limbangan No. 37
Telp: 0261-208258 Rt/Rw: 001/01
Facs: 0261-208256 CIKAMPEK
Jl. Ir. H. Djuanda No. 23-25 PELABUHAN RATU
SUBANG Telp: 0264-304703 Jl. Bhayangkara No. 12
Jl. Letjen. Suprapto No. 3 Facs: 0264-304580 Rt/Rw: 001/20
Telp: 0260-421172 Telp: 0266-434190
Facs: 0260-421167 CIAMIS Facs: 0266-434190
Jl. Mr. Iwa Kusumasomantri
KARAWANG Rt/Rw: 005/21
Jl. Tuparev No. 280 Telp: 0265-772505 WILAYAH JAWA TENGAH
Rt/Rw: 002/06 Facs: 0265-772505 Cabang
Telp: 0267-411511
Facs: 0267-400274 PANGANDARAN SEMARANG I
Jl. Merdeka No. 350 Jl. MT. Haryono 657 A
KARAWANG 2 Telp: 0265-631585 Telp: 024-8318866
Jl. Veteran No. 77 Facs: 0265-631584 Facs: 024-8416800
Telp: 0264-200696
Facs: 0264-231516 MAJALENGKA KENDAL
Jl. KH. Abdul Halim No. 406 Jl. Soekarno Hatta 346
TASIKMALAYA Telp: 0233-281223 Rt/Rw: 003/03
Komp. Ruko TST Facs: 0233-8285130 Pekauman, Kendal
Jl. Ir. H. Juanda No 18 Telp: 0294-384566
Rt/Rw: 001/04 KUNINGAN Facs: 0294-384565
Telp: 0265-327525 Jl. Siliwangi No. 34
Facs: 0265-327528 Telp: 0232-877099 AMBARAWA
Jl. Jend. Sudirman,
Facs: 0232-871942
GARUT Ruko Kupang Plaza Blok A6-8
Jl. Cikuray No. 38 Rt/Rw: 006/03
PATROL
Rt/Rw: 001/06 Telp: 0298-592820
Jl. Raya Patrol
Telp: 0262-240969 Facs: 0298-592820
Rt/Rw: 004/03
Facs: 0262-243307
Telp: 0234-741794
SEMARANG 2 (MOBIL)
Facs: 0234-612818
BANJAR Jl. Imam Bonjol No. 180
Jl. Mayjend. Didi Kartasasmita No. 3, 5, 6 Ruko Imam Bonjol Blok C-D
Telp: 0265-744336 CIANJUR Rt/Rw: 005/03
Facs: 0265-745290 Jl. Dr. Muwardi No. 150C Telp: 024-3584041
Telp: 0263-282723 Facs: 024-3584042
CIREBON Facs: 0263-282726
Jl. Dr. Wahidin No. 63 KUDUS
Telp: 0231-230750 Titik Pelayanan Jl. A. Yani No. 128A
Facs: 0231-232481 Telp: 0291-441442
MAJALAYA Facs: 0291-444390
INDRAMAYU / JATIBRG Jl. Majalaya-Cicalengka
Jl. Raya Bangkaloa Ilir No. 25 Kp Sukasari No. 169/896 PATI
Rt/Rw: 005/09 Jl. Dr. Susanto No. 56A
Jatibarang
Rt/Rw: 003/01
Telp: 0234-352919 Telp: 022-70817451
Kota Pati 59119
Facs: 0234-353300 Facs: 022-5953395 Telp: 0295-386400
Facs: 0295-382546
SUKABUMI CIAWI
Jl. Pabuaran No. 12 Jl. Sangiangteureup PURWODADI
Rt/Rw: 005/02 Rt/Rw: 001/06 Jl. R. Suprapto No. 110
Telp: 0266-215366 Pakemitan Kidul, Ciawi Telp: 0292-423055
Facs: 0266-217203 Telp: 0265-452179 Facs: 0292-424901

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 319


Alamat Jaringan
Usaha Perusahaan

TEGAL REMBANG TEMANGGUNG


Jl. Jend. Sudirman No. 23/25 Jl. Pengeran Diponegoro No. 116 Jl. Jend. Sudirman No. 172
Rt/Rw: 001/04 Rt/Rw: 001/02 Kowanga
Telp: 0283-322383 Telp: 0295-693047 Telp: 0293-493228
Facs: 0283-320714 Facs: 0295-693047 Facs: 0293-493228

PEKALONGAN BLORA KEBUMEN


Jl. KH Mansur 108 Jl. Gatot Subroto No. 45 Jl. HM. Sarbini No. 12A
Kel Bendan, Pekalongan Telp: 0296-532875 Bumirejo
Telp: 0285-422008 Facs: 0296-531607 Telp: 0287-385624
Facs: 0285-431095 Facs: 0287-385623
BREBES
PURWOKERTO Jl. Ahmad Yani No. 69 PURWOREJO
Komplek Ruko Satria Plaza Blok BC 3-4 Rt/Rw: 002/18 Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 7
Jl. Jendral Sudirman Telp: 0283-3308933 Telp: 0275-322500
Telp: 0281-626028 Facs: 0283-3308933 Facs: 0275-325075
Facs: 0281-626030
BUMIAYU WONOSOBO
SOLO Jl. P. Diponegoro No. 649 Jl. RSUD No. 2
Jl. Raya Solo Permai JA No. 7-9 Rt/Rw: 002/07 Kp. Sedeng Kulon
Solo Baru Telp: 0289-432839 Telp: 0286-321427
Telp: 0271-626626 Facs: 0289-432427 Facs: 0286-321427
Facs: 0271-626623
PEMALANG Titik Pelayanan
SRAGEN Komplek Swalayan Permai
Jl. Raya Sukowati, No. 414 Jl. Jendral Sudirman Barat BOJA
Telp: 0271-894646 Telp: 0284-325695 Jl. Veteran No. 64
Facs: 0271-891415 Facs: 0284-321789 Rt/Rw: 002/04
Boja, Kendal
KLATEN PURBALINGGA
Jl. Pemuda Selatan No. 44A Jl. AW Sumarmo No. 25 WELERI
Tonggalan Purbalingga Komp. Ruko Weleri
Telp: 0272-322561 Telp: 0281-891792 Nawangsari, Weleri
Facs: 0272-322546 Facs: 0281-891792
LIMPUNG
YOGYAKARTA MAJENANG Jl. Banyu Putih
Rt/Rw: 001/01
Jl. H.O.S. Cokroaminoto No. 221 Jl. Diponegoro No. 43
Sempu, Limpung
Rt/Rw: 010/04 Telp: 0280-622136
Telp: 0274-555085 Facs: 0280-622136
KETANGGUNGAN
Facs: 0274-555062
Jl. Jagapura
BANJARNEGARA
Rt/Rw: 006/02
MAGELANG Jl. S. Parman 34
Brebes
Jl. Ahmad Yani No. 40 Rt/Rw: 001/04
Telp: 0293-363109 Parakancanggah
KAJEN
Facs: 0293-361246 Telp: 0286-594759 Jl. Madurejo
Facs: 0286-594759 Rt/Rw: 013/06
Kantor Perwakilan Kajen
CILACAP
DEMAK Jl. Perintis Kemerdekaan No. 111 AJIBARANG
Jl. Sunan Kalijogo No. 1350 Telp: 0282-548777 Kios Ajibarang No. 5
Rt/Rw: 001/10 Facs: 0282-548133 Jl. Raya Pancasan
Demak Ajibarang
Telp: 0291-685414 WONOGIRI
Facs: 0291-685414 Jl. A. Yani 172 MUNTILAN
Jl. Pemuda No. 3
Telp: 0273-322571
Rt/Rw: 002/10
UNGARAN Facs: 0273-322571
Puncungrejo, Muntilan Magelang
Jl. Muh. Yamin No. 33 Telp: 0293-587422
Bandarjo, Ungaran Timur KARANG ANYAR Facs: 0293-587422
Telp: 024-6921886 Jl. Slamet Riyadi No. 157
Facs: 024-6921886 Ngaliyan, Karang Anyar
Telp: 0271-495457 WILAYAH JAWA TIMUR
SALATIGA Cabang
Jl. Diponegoro Salatiga
BOYOLALI SURABAYA 1 (DIPONEGORO)
Kompleks Ruko Wijaya Square
Jl. Pandanaran 221 Jl. Bengawan No. 45
Telp: 0298-312715
Telp: 0276-324918 Surabaya
Facs: 0298-312715
Facs: 0276-324918 Telp: 031-5669366
Facs: 031-5619304
JEPARA
Jl. Diponegoro No. 109 WONOSARI
PAMEKASAN
Ruko Jepara Plasa, Jepara Jl. Brigjen Katamso 16 Jl. Joko Tole No. 207
Telp: 0291-598628 Telp: 0274-393382 Telp: 0324-431532
Facs: 0291-594005 Facs: 0274-393383 Facs: 0324-325861

320 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Alamat Jaringan
Usaha Perusahaan

SURABAYA 2 MADIUN GENTENG


Jl. Raya Gubeng No. 6 Jl. Kolonel Marhadi No. 63 Jl. Gajah Mada No. A3
Surabaya Nambangan Genteng, Banyuwangi
Telp: 031-8411666 Telp: 0351-493101 Telp: 0333-842347
Facs: 031-8472626 Facs: 0351-493105 Facs: 0333-842346

SURABAYA 3 (MOBIL) PONOROGO NGANJUK


Jl. Kombes Pol. M. Duryat Jl. Soekarno Hatta No. 6B Jl. Gatot Subroto 2C
No. 14-16 Blok B-5 Telp: 0352-489241 Rt/Rw: 001/05
Telp: 031-5318640 Facs: 0352-489242 Telp: 0358-327605
Facs: 031-5318658 Facs: 0358-323173
TULUNGAGUNG
SIDOARJO Jl. Panglima Sudirman 60-62
NGAWI
Jl. Hang Tuah No. 2 Telp: 0355-336270
Jl. Yos Sudarso No. 28
Rt/Rw: 007/02 Facs: 0355-333312
Telp: 0351-749673
Sidomekti
Facs: 0351-743965
Telp: 031-8921416 BLITAR
Facs: 031-8921221 Jl. Tanjung Kavling A2-A3
MAGETAN
Telp: 0342-816178
Jl. Panglima Sudirman 37
GRESIK Facs: 0342-816179
Ruko Building Kartini Rt/Rw: 001/02
Jl. R.A. Kartini No. 236/4 MALANG Magetan
Telp: 031-3987726 Jl. Letjen S. Parman No. 149 Telp: 0351-895009
Facs: 031-3987750 Malang Facs: 0251-894061
Telp: 0341-487555
TUBAN Facs: 0341-491052 PACITAN
Jl. Lukman Hakim No. 43 Jl. A. Yani No. 2
Rt/Rw: 003/ 04 KEPANJEN Rt/Rw: 003/01
Tuban Pertokoan Ardi Mulyo Telp: 0357-885355
Telp: 0356-333066 Jl. A. Yani No. 4 Facs: 0357-885355
Facs: 0356-332442 Kepanjen, Malang
Telp: 0341-393370 TRENGGALEK
BOJONEGORO Facs: 0341-393844 Ruko Hayam Wuruk Lantai 1
JL. R.A. Kartini No. 20 Jl. Sukarno Hatta No. 3
Telp: 0353-887778 PASURUAN Telp: 0355-796768
Facs: 0353-893206 Jl. Soekarno Hatta No. 88C-88D Facs: 0355-796954
Pasuruan
MOJOKERTO Telp: 0343-431532 BATU
Jl. Yos Sudarso No. 29-35 Facs: 0343-431531 Jl. Panglima Sudirman No. 60
Mojokerto Batu
Telp: 0321-325509 Kantor Perwakilan Telp: 0341-597277
Facs: 0321-325842 Facs: 0341-512830
LAMONGAN
JEMBER Ruko Otik Raya Kav. No. 19 PANDAAN
Jl. Diponegoro 40-41 Jl. Jaksa Agung Suprapto Jl. Raya Kalitengah No. 11
Jember Telp: 0322-315071
Rt/Rw: 006/05
Telp: 0331-424666 Facs: 0322-314488
Telp: 0343-634415
Facs: 0331-410421
Facs: 0343-634415
JOMBANG
SITUBONDO Jl. Soekarno Hatta No. 3
Titik Pelayanan
Jl. A. Yani 171 C Komp. Ruko Cempaka Mas
Situbondo Blok A No. 20-21
Telp: 0338-678692 SUMENEP
Telp: 0321-877126
Facs: 0338-679980 Facs: 0321-853927 Jl. Trunojoyo No.101
Rt/Rw: 004/04
LUMAJANG BALUNG Sumenep
Jl. Wahid Hasyim 80 Jl. Ambul No. 79
Lumajang Balung, Jember KRIAN
Telp: 0334-891562 Telp: 0336-621100 Jl. Ponakawan No. 70 A
Facs: 0334-893311 Facs: 0336-621100 Rt/Rw: 007/03
Ponakawan, Krian
BANYUWANGI BONDOWOSO
Jl. S. Parman No. 33 Jl. Kis Mangunsarkoro PURWOSARI
Komp. Perkantoran Gardenia Estate Kav. 5-7 Rt/Rw: 025/003 Jl. Raya Purwosari
Banyuwangi Tamansari Cepu, Purwosari
Telp: 0333-411589 Telp: 0332-432673
Facs: 0333-411590 Facs: 0332-432673 Dealer Outlet

KEDIRI PROBOLINGGO UD TIMBUL JAYA


Jl. Erlangga 39 Jl. Gatot Subroto No. 68C Jl. Jend. Sudirman No. 79
Rt/Rw: 002/10 Probolinggo Kediri
Telp: 0354-690533 Telp: 0335-432200 Telp: 0354-690916
Facs: 0354-687327 Facs: 0335-425595 Facs: 0354-690916

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 321


Alamat Jaringan
Usaha Perusahaan

WILAYAH SUMATERA PADANG LANGSA


Cabang Komp. Pertokoan Hayam Wuruk Jl. A. Yani Blok B
Jl. Hayam Wuruk No. 14 A/B Langsa
ACEH Telp: 0751-812235
Jl. Teuku Umar No. 27-27A Facs: 0751-841411 TEBING TINGGI
Telp: 0651-40181 Jl. Ahmad Yani
Facs: 0651-40228 SOLOK Tebing Tinggi
Jl. Pandan Ujung No. 41 Telp: 0621-329099
MEDAN 1 (KOTA) Pasar Pandan, Air Mati Facs: 0621-329197
Jl. Bambu 2 No. 20 Solok
Komp. Graha Niaga Blok A No. 12-14 Telp: 0755-21038
Medan 20115 TANJUNG BALAI ASAHAN
Facs: 0755-325150 Jl. Sudirman Km. 6.5
Telp: 061-4519991
Facs: 061-4516915 Telp: 0623-7590096-98
BUKITTINGGI Facs: 0623-7590099
Jl. Nawawi No. 8
BINJAI
Jl. S. Hasanuddin No. 12 Tarok Dipo
KOTA PINANG
Binjai Telp: 0752-31796
Jl. Bukit No. 73A
Telp: 061-77237860 Facs: 0752-628837
Kota Pinang
Facs: 061-8820479 Telp: 0624-496194
JAMBI
MEDAN 2 (MOBIL) Jl. Hayam Wuruk No. 49-50
PADANG SIDEMPUAN
Jl. Abdullah Lubis 73 Jelutung, Jambi
Jl. Sudirman No. 62B
Telp: 061-4525007 Telp: 0741-24684
Facs: 0741-24697 Wek II, Padang Sidempuan Utara
Facs: 061-4146655

LUBUK PAKAM MUARA BUNGO PERAWANG


Jl. Medan No. 15 Jl. Prof. Dr. Sri Soedewi SH No. 5-6 Jl. Raya Perawang Km. 5
Telp: 061-7955715 Rt/Rw: 002/01 Rt/Rw:009/06
Facs: 061-7956250 Telp: 0747-323577 Tualang Perawang
Facs: 0747-21408 Telp: 0761-693346
KISARAN Facs: 0761-693346
Jl. Sisingamangaraja No. 360 PALEMBANG
Kabupaten Asahan Jl. Veteran Blok F No. 4 PANGKALAN KERINCI
Telp: 0623-348239 Telp: 0711-377144 Jl. Lintas Timur Rt 05/Rw 05
Facs: 0623-348237 Facs: 0711-377143 Telp: 0761-493028
Facs: 0761-493057
P.SIANTAR
BANGKA / P.PINANG
Jl. Asahan Komp. Mega Land No.19-20 Blok A
Jl. Sriwijaya 12 A TALUK KUANTAN
Telp: 0622-24375
Telp: 0717-438422 Jl. Merdeka
Facs: 0622-27386
Facs: 0717-438596 Rt/Rw: 001/01
RANTAU PRAPAT Telp: 0760-20245/20723
Jl.Ahmad Yani No.150A-B PALEMBANG 2 (MOBIL) Facs: 0760-20717
Telp: 0624-327755 Jl.Veteran Blok F No. 4
Facs: 0624-327753 Palembang UJUNG BATU ROKAN
Telp: 0711-310511 Jl. Jend. Sudirman
PEKANBARU Facs: 0711-310512 Ujung Batu
Jl. Jend Sudirman No. 121 Telp: 0762-62177
Rt/Rw: 001/05 BENGKULU Facs: 0762-62177
Pekanbaru Jl. Salak Raya No. 25
Telp: 0761-855351 Telp: 0736-348879 BAGAN BATU
Facs: 0761-849000 Facs: 0736-345457 Jl. Jend. Sudirman No. 161
Rt/Rw: 001/04
RENGAT LAMPUNG
Telp: 0765-51777
Jl. Sultan Ibrahim Gajah Mada No. 60 C-F
Rt/Rw: 017/06 Facs: 0765-552053
Telp: 0721-242294
Kampung Besar, Rengat Facs: 0721-242295
Telp: 0796-324217 DURI
Facs: 0769-324218 Jl. Jend.Sudirman No. 448
BANDAR JAYA
Samping Dealer Beijing, Duri
Jl. Proklamator Raya No. 23
BANGKINANG Telp: 0765-598404
Rt/Rw: 001/02
Jl. Teuku Umar No. 35-36 Facs: 0765-598403
Telp: 0725-25980
Rt/Rw: 002/02
Facs: 0725-25981
Telp: 0762-322030 BENGKALIS
Facs: 0762-322444 Jl. Gatot Subroto
Kantor Perwakilan
Bengkalis
DUMAI
Jl. Ombak No. 62 MEULABOH
Jl. Manerok Lorong Nangka 2 TANJUNG PINANG
Telp: 0765-36985
Johan Pahlawan Jl. Gatot Subroto Km. 5
Facs: 0765-37008
Meulaboh Tanjung Pinang
BATAM
Komplek Bintang Mas Blok C No. 3A LHOKSUMAWE SAWAH LUNTO
Sei Panas Jl. Listrik Jl. Km.3 Sungai Dareh
Telp: 0778-492051 Simpang Empat, Banda Sakti Telp: 0754-451296
Facs: 0778-492045 Lhoksumawe Facs: 0754-451295

322 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Alamat Jaringan
Usaha Perusahaan

PASAMAN METRO LUBUK SIKAPING


Jl. Lintang Selatan Jl. Jendral Sudirman No. 139 Jl. Jend. Sudirman No. 21
Simpang Empat,Manggopoh Kotamadya Metro Pasaman
Telp: 0753-466383 Telp: 0725-7851033
Facs: 0753-466382 Facs: 0725-7851034 AIR HAJI
Jl. Lintas Bengkulu Padang
TULANG BAWANG Koto Panai, Pesisir Selatan
PAINAN
Jl. Lintas Pasar Unit II Telp: 0757-7344347
Jl. Jend. Sudirman No. 324
Banjar Agung
Sago, IV Jurai, Pesisir Selatan
Tulang Bawang UJUNG GADING
Sumatera Selatan
Telp: 0746-746162 Jl. Madura No. 14
Titik Pelayanan
Ujung Gading, Pasaman
PARIAMAN MARELAN
KINALI
Jl. Sudirman No. 121 Jl. Marelan Raya Psr III
Kamp. Durian Kilangan
Jawi-Jawi II, Pariaman Tengah Marelan
Jorong Langgam, Kenagarian
Sumatera Barat
TEMBUNG Kinali
Telp: 0751-91272
Jl. Besar Tembung Psr VIII
Tembung LUNANG
PAYAKUMBUH
Jl. Lintas Padang-Bengkulu
Jl. A. Yani No. 475
TANJUNG MORAWA Kamp. Tanjung Beringin VI, Lunang Silaut
Telp: 0752-95460
Jl. Dahlan Tanjung No. 87
Facs: 0752-796718 KOTO BARU
Tanjung Morawa
Jl. Lintas Sumatera
MUARA BULIAN SILANGKITANG Palo Padang, Koto Baru
Jl. Gajah Mada No. 99 Jl. Pekan Silangkitang
Rt/Rw: 007/02 Silangkitang SUNGAI BAHAR
Telp: 0743-22696 Labuhan Batu Jalur 3 Blok A
Facs: 0743-22135 Rt/Rw: 006/03
AEK KANOPAN Sungai Bahar
SAROLANGUN Jl. Lorong IV
Jl. Lintas Sumatera Aek Kanopan MANDIANGIN
Sarolungan Jl. Tembesi-Mandiangin
Telp. 0743-37381 AIR MOLEK Rt/Rw: 005 Lk II
Jl. Jend. Sudirman No. 125
Kampung Baru, Tembesi
Telp: 0769-442730
BANGKO
Jl. Letnan Isnaini KUALA TUNGKAL
PASIR PANGARAYAN
Pematang Kandis Bangko Jl. Ki Hajar Dewantoro
Jl. Tuanku Tambusai
Jambi Rt/Rw: 015/06
Pasir Putuh
Telp: 0746-322848 Rt/Rw: 001/02 Tungkal IV, Kuala Tungkal
Pematang Berangan
PRABUMULIH Pasir Pangarayan SANGETI
Jl. Jend. Sudirman No. 37 B Rokan Hulu Jl. Raya Sangeti
Depan Panca Motor Sakeman, Muara Jambi
Telp: 0713-322740 SIAK/SUNGAI APIT/BUATAN
Facs: 0713-326090 Prona, Rt/Rw: 004/02 MUARATEBO
Kel. Kampung Dalam Jl. Lintas Tebo-Bungo Km. 3
Kota Siak Sri Indrapura Rt/Rw: 001/05
BATU RAJA
Telp: 0764-320729 Tebing Tinggi, Muaratebo
Jl. Yos Sudarso No. 152
Facs: 0764-320729
Telp: 0735-322221
KUAMANG KUNING
Facs: 0735-322146
LIPAT KAIN Jl. Batang Hari
Jl. Raya Lipat Kain Rt/Rw: 017/02
BELITUNG Rt/Rw: 002/02 Purwasari, Pelepat Ilir
Jl. Sudirman No. 10
Bungo
Tanjung Pandan, Belitung KANDIS
Jl. Lintas Pekanbaru-Duri Km. 72 HITAM ULU
LUBUK LINGGAU Rt/Rw: 001/06 SPC Jl. Poros Muara Delang
Jl. Yos Sudarso Simpang Betutu, Siak
Rt/Rw: 005/03
Telp: 0733-452452 Muara Delang, Tabir Selatan
Facs: 0733-451558 UJUNG TANJUNG
Jl. Lintas Tanjung
JUJUHAN
Bagan Siapi-api
ARGAMAKMUR Jl. Pahlawan
Jl. Soekarno Hatta No. 168 Rt/Rw: 001/05
LUBUK ALUNG
Rama Agung-Argamakmur Wirotho Agung, Rimbo Bujang
Jl. Raya Padang Bukit tinggi
Desa Rimbo, Bujang Simpang Tebo
PRINGSEWU Sei Abang, Padang Pariaman
Jl. Jendral A. Yani No. 103 B LAHAT
Kabupaten Tanggamus BATU SANGKAR Jl. Letnan Marzuki No. 122
Telp: 0729-21195 Jl. A. Yani No. 410 Rt/Rw: 003, Alang Jawa, Lahat
Facs: 0729-21195 Telp: 0752-574556 Telp: 0731-321311

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 323


Alamat Jaringan
Usaha Perusahaan

PANGKALAN BALAI DEALER YAMAHA (Surantih) TENGGARONG


Jl. Palembang-Jambi No. 8 Jl. Pasar Surantih Jl. Patin
Rt/Rw: 022/06, Betung Muba Kec. Lubuk, Agam Telp: 0541-6666079
Telp: 0711-893703 Telp: 0756-453765 Facs: 0541-6666082
Facs: 0711-893703
THAMRIN BROTHER LAHAT
Jl. Lembayung PETUNG
MUARA ENIM Bandar Agung, Lahat Jl. Yos Sudarso
Jl. Jend.Sudirman No. 32 Telp: 0713-323777 Telp: 0542-7033401
Pasar I Muara Enim Facs: 0713-322962 Facs: 0542-7033401
Telp: 0734-422165
Facs: 0734-422287 GROGOT
WILAYAH KALIMANTAN
Jl. Hasanuddin No. 34
Cabang
BLITANG Rt/Rw: 001/02
Ruko Dealer Tanah Merah SAMARINDA Tanah Grogot
Jl. Lintang Blitang, Martapura BK 10 Jl. Ahmad Yani, No. 3A-B Telp: 0543-2708308
Gumawang Blitang Samarinda Facs: 0542-21316
Telp: 0541-742729
KAYU AGUNG Facs: 0541-738607 BERAU
Jl. LRT. MTH Lk II No. 199 Jl. H. Isa II
BALIKPAPAN
Cinta Raja, Kayu Agung Tanjung Redeb, Berau
Jl. Jend. Sudirman No. 287
Telp: 0542-744880
TUGU MULYO Facs: 0542-744870 MARTAPURA
Jl. Lintas Timur Rt.01 Jl. A Yani Km 39 No. 19
Lempuing, Tugu Mulyo TARAKAN Telp: 0511-4720697
Jl. Mulawarman Facs: 0511-4720698
SUNGAI LIAT Rt/Rw: 043
Telp: 0551-35999
Jl. Jend. Sudirman No. 110 SAMPIT
Facs: 0551-35600
Srimenanti, Sungai Liat Jl. H.M. Arsyad Km. 1
BANJARMASIN Rt/Rw: 032
TOBOALI Jl. A Yani Km 2 No. 144 Telp: 0531-32186
Jl. Jend. Sudirman No. 244 Rt/Rw: 015 Facs: 0531-32188
Rt/Rw: 001, Toboali Telp: 0511-3270579
Facs: 0511-3274103 PANGKALAN BUN
CURUP Jl. Pasanah No. 1
PALANGKARAYA
Jl.Jend. Sudirman Pangkalan Bun
Jl. RTA. Milono No. 88 Km. 2.5
Curup Rt/Rw: 003/11
Telp: 0536-3223701 TANJUNG
KALIANDA Facs: 0536-3221609 Jl. Ir Pangeran Haji M Noor
Jl. Veteran Kalianda No. 111 Rt/Rw: 002/01
Rt/Rw: 002/01 BARABAI/HULU SUNGAI Telp: 0526-2022994
Telp: 0727-321332 Jl. Murakata No. 101 Facs: 0526-2022995
Facs: 0727-321332 Rt/Rw: 006/03
Desa Bukat Barabai
KOTABARU
Hulu Sungai Tengah
TANJUNG BINTANG Kalimantan Selatan Jl. M Alwi No. 11
Jl. Tanjung Bintang Telp: 0517-43738 Rt/Rw: 012
Pasar Jati Baru Facs: 0517-44422 Semayap Kotabaru
Tanjung Bintang Kab. Tanah Laut
BATU LICIN Telp: 0518-21522
RUMBIA Jl. Raya Batu Licin No. 167
Rt/Rw: 024
Jl. Raya Rumbia Gaya Baru SINGKAWANG
Telp: 0518-71535
Rt/Rw: 003/02 Facs: 0518-71956 Jl. Alianyang No. 62
Reno Basuki, Rumbia, Lampung Tengah Singkawang, Pontianak
PONTIANAK Telp: 0562-631634
WAY JEPARA Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 8-8A Facs: 0562-631634
Jl. Raya Way Jepara Brajasakti 2 Rt/Rw: 001/15
Rt/Rw: 019/06 Telp: 0561-732313 SAMBAS
Brajasakti 2, Way Jepara Facs: 0561-737780 Jl. Gusti Hamzah No. 173
Lampung Timur Sambas
SINTANG
Jl. MT. Haryono No. 11-12
Dealer Outlet Rt/Rw: 011/24 SANGGAU
Sintang Jl. Sudirman No. 3
GRAHA AUTO PERKASA Telp: 0565-22279 Sanggau, Kapuas
Komp. Central Muka Kuning Blok C No. 1-5 Facs: 0565-23034 Telp: 0564-21286
Batuaji Facs: 0564-23682
Telp: 0778-364950
Kantor Perwakilan
Titik Pelayanan
CV HARAPAN HONDA BONTANG
Pasar Lama, Kel. Tampan Jl. Bhayangkara Kav. 8 No. 38 SANGATA
Kec. Lubuk, Agam Bontang Jl. I.A Muis No. 35
Telp: 0752-66383 Telp: 0548-29945 Rt/Rw: 007
Facs: 0752-66383 Facs: 0548-20173 Sangata

324 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Alamat Jaringan
Usaha Perusahaan

NUNUKAN MAKASSAR 2 (MOBIL) POLMAS


Jl. Pattimura No. 107 Jl. Lanto DG Pasewang No. 18 Jl. Jend. Sudirman No. 112
Rt/Rw: 015 Telp: 0411-831054 Telp: 0428-51841
Nunukan Facs: 0411-831050 Facs: 0428-51843

RANTAU PALOPO KOLAKA


Jl. Pelita No. 1 Jl. Dr. Ratulangi, Luminda Jl. Kadue No. 19
Telp: 0512-21978 Wara Utara, Palopo Rt/Rw: 002/02
Facs: 0512-21978 Telp: 0471-3311488 Telp: 0405-21255
Facs: 0471-21311 Facs: 0405-23910
KASONGAN
Jl. Katunen No. 5 PARE PARE BAU BAU
Kasongan Jl. Veteran (Depan SMKK Pare Pare) Jl. Wolter Monginsidi
Telp: 0421-25555 Rt/Rw: 001/01
MELAK Facs: 0421-27777 Wolio, Bau Bau
Jl. Kapt. Tendean Rt. 11
Kamp. Melak Ulu, Kec. Melak KENDARI PARIGI
Kab. Kutai Barat Jl. Ahmad Yani No. 51A Jl. Trans Sulawesi No. 64
Telp: 0545-41679 Wua Wua Kendari Telp: 0540-22375
Facs: 0545-47679 Telp: 0401-396201 Facs: 0540-22376
Facs: 0401-396202
SUNGAI DANAU LUWUK
Jl. Propinsi PALU Pasar Sentral Luwuk
Rt/Rw: 028 Jl. Emi Saelan No. 52 Jl. S. Parman
Telp: 0512-61625
Palu Salatan, Palu
Sulawesi Tengah BUOL
PELAIHARI
Telp: 0451-481249 Jl. Syarif Mansur
Jl. A. Yani No. 8
Facs: 0451-481130 Rt/Rw: 005/01
Rt/Rw: 006/02
Liponoto, Buol
Pelaihari
MANADO
Telp: 0512-23320
ITC Marina Blok Amurang KOTAMOBAGU
Facs: 0512-23320
No. 13, Jl. Boulevard Manado Jl. Adampe Dolot
Telp: 0431-8880443 Rt/Rw: 007
KAPUAS
Facs: 0431-8880440 Lingkungan 2
Jl. Pemuda No. 2
Telp: 0434-22814/3
Kuala Kapuas
GORONTALO Facs: 0434-22812
Telp: 0513-6707785
Facs: 0513-6707785 Jl. Agus Salim 122 A
Telp: 0435-824553 Titik Pelayanan
AMPAH Facs: 0435-824433
Jl. Ampah Kota TORAJA
Rt/Rw: 010/02 MAMUJU Jl. Pongtiku 18 Pantan
Telp: 0526-31026 Jl. Emi Saelan No. 9 Makale, Kab. Tana Toraja
Mamuju Telp: 0423-24287
NANGAPINOH Telp: 0426-27003301
Jl. Sidomulyo Facs: 0426-2703302 SIDRAP
Rt/Rw: 006/01 Jl. Sultan Hasanudin
Nangapinoh AMBON Sidrap
Jl. Sam Ratulangi No. 113-115
SEKADAU Ambon, Maluku Tengah PINRANG
Komp. Ruko Supermarket Mitra Pelangi Jl. Jend. Sudirman No. 119
Jl. Merdeka Kantor Perwakilan Watang Sawito, Pinrang
Sekadau Hilir, Sekadau
BONE TOLI TOLI
Dealer Outlet Jl. Ahmad Yani Jl. Akhmad Yani
Rt/Rw: 005/06 Baru, Baolan, Toli Toli
SAHURI BERLIAN MOTOR SEKURA Telp: 0481-23957
Jl. Kesehatan No. 7 Facs: 0481-23957 POSO
Sekura, Teluk Keramat Jl. Tabatoki
Sambas BULUKUMBA Rt/Rw: 001/02
Telp: 0562-380214 Jl. Sam Ratulangi Poso Selatan
Facs: 0562-380210 Bulukumba Telp: 0452-324749
Facs: 0452-324748
MANGKUTANAH
WILAYAH SULAWESI Jl. Trans Sulawesi Desa Mandiri TOMOHON
Cabang Kec. Tomoni, Kab. Luwu Timur Jl. Babe Palar No. 29
  Telp: 0473-25080 Telp: 0431-352357
MAKASSAR
Jl. A.P. Pettarini SENGKANG BITUNG
Kompleks Ruko Delta Ramayana Jade 4-5 Jl. Bau Mahmud No. 18 Jl. Raya Madidir
Telp: 0411-421006 Telp: 0485-22663/2 Paceda, Madidir
Facs: 0411-421008 Facs: 0485-22661 Kota Bitung

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 325


Alamat Jaringan
Usaha Perusahaan

WILAYAH BALI & NUSA TENGGARA Kantor Perwakilan


Cabang
NEGARA
DENPASAR Jl. Ngurah Rai No. 133A
Komp. Dewata Square Negara, Bali
Jl. Raya Puputan Renon Telp: 0365-43249
Telp: 0361-231510 Facs: 0365-43292
Facs: 0361-256159
SELONG
TABANAN
Jl. Prof. M. Yamin 45
Ruko Bayu Semana
Jl. Gajah Mada No. 7-8 Telp: 0376-21100
Delod Peken Tabanan, Bali Facs: 0376-21400
Telp: 0361-814899
Facs: 0361-814951 Titik Pelayanan

GIANYAR KLUNGKUNG
Jl. Ciung Wanara No. 17 Jl. Ngurah Rai
Gianyar Klungkung
Telp: 0361-955383
Facs: 0361-955386 NUSA DUA
Jl. By Pass Ngurah Rai
SINGARAJA Telp: 0361-776813
Jl. Gajah Mada No. 112
Singaraja, Bali KEROBOKAN
Telp: 0362-29050 Jl. Raya Kerobokan Canggu No. 29
Facs: 0362-29232 Kuta Utara, Badung

DENPASAR (MOBIL)
KARANGASEM
Jl. Gatot Subroto Timur 777x
Jl. Untung Surapati 180
Telp: 0361-428811
Telp: 0363-23557
Facs: 0361-421132

LOMBOK/MATARAM PRAYA
Jl. Sandubaya Jl. Untung Surapati No. 17
Komplek Pertokoan Sweta Rt/Rw. 001/01
Telp: 0370-673195 Praya
Facs: 0370-673139
SOE
KUPANG Komp. Kota Soe
Jl. Cak Doko 32A Jl. Soeharto
Telp: 0380-828822 Rt/Rw: 002/01
Facs: 0380-824422 Oekefan, Kota Soe

326 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia


Alamat Jaringan
Usaha Perusahaan

Adira Cinta Indonesia Laporan Tahunan Adira Finance 2009 | 327


Halaman ini sengaja di kosongkan

328 | Laporan Tahunan Adira Finance 2009 Adira Cinta Indonesia

Anda mungkin juga menyukai