Anda di halaman 1dari 31

BAB II

POKOK-POKOK PENGATURAN PBK

A. KONSTRUKSI PERATURAN PBK


1. UNDANG-UNDANG (UU) NO. 32 TAHUN 1997 sebagaimana diubah dengan UU NO. 10
TAHUN 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK);
2. PERATURAN PEMERINTAH (PP) NO. 9 TAHUN 1999 tentang Penyelenggaraan
Perdagangan Berjangka Komoditi;
3. KEPUTUSAN PRESIDEN (KEPPRES) NO. 119 TAHUN 2001 tentang Komoditi yang dapat
dijadikan Subjek Kontrak Berjangka; (Sudah diganti Pasal 3 UU No. 10/ 2011)
4. PERATURAN MENTERI (PERMEN);
5. KEPUTUSAN KEPALA BAPPEBTI;
6. EDARAN KEPALA BAPPEBTI.

B. POKOK-POKOK PERUBAHAN UU NO. 20 TAHUN 2011 (Perspektif Pialang Berjangka)


1. Perubahan pada KETENTUAN UMUM Pasal 1, 2 dan 3, sehingga berbunyi sebagai
berikut:

KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Perdagangan Berjangka Komoditi yang selanjutnya disebut Perdagangan
Berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli Komoditi
dengan penarikan Margin dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan
Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif
lainnya.

3. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi yang selanjutnya disebut


Bappebti adalah lembaga pemerintah yang tugas pokoknya melakukan
pembinaan, pengaturan, pengembangan, dan pengawasan Perdagangan
Berjangka.

6. Kontrak Derivatif adalah kontrak yang nilai dan harganya bergantung pada
subjek Komoditi.

7. Kontrak Derivatif Syariah adalah kontrak derivatif yang sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah.

10. Sistem Perdagangan Alternatif adalah sistem perdagangan yang berkaitan


dengan jual beli Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif
Syariah, yang dilakukan di luar Bursa Berjangka, secara bilateral dengan
penarikan Margin yang didaftarkan ke Lembaga Kliring Berjangka.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 1


11. Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif adalah Pedagang Berjangka yang
merupakan Anggota Kliring Berjangka yang melakukan kegiatan jual beli Kontrak
Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah, untuk dan atas
nama sendiri dalam Sistem Perdagangan Alternatif.

12. Peserta Sistem Perdagangan Alternatif adalah Pialang Berjangka yang


merupakan Anggota Kliring Berjangka yang melakukan kegiatan jual beli Kontrak
Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah, atas amanat
Nasabah dalam Sistem Perdagangan Alternatif.

25. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang perdagangan.

Pasal 2
(1) Menteri menetapkan kebijakan umum di bidang Perdagangan Berjangka.
(2) Kebijakan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.

Pasal 3
Komoditi yang dapat dijadikan subjek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,
dan/atau Kontrak Derivatif lainnya diatur dengan Peraturan Kepala Bappebti.

2. Di antara Bab III dan Bab IV disisipkan 1 bab, yakni Bab IIIA sehingga berbunyi sebagai
berikut:

BAB III A
SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF
Pasal 30A
(1) Sistem Perdagangan Alternatif hanya dapat dilakukan oleh Penyelenggara
Sistem Perdagangan Alternatif dan Peserta Sistem Perdagangan Alternatif yang
satu dan lainnya tidak berafiliasi serta telah memperoleh persetujuan
Bappebti.
(2) Sistem perdagangan elektronik yang digunakan dalam Sistem Perdagangan
Alternatif wajib memenuhi persyaratan yang diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Kepala Bappebti.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan persetujuan, mekanisme
transaksi, dan penghentian kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diatur dalam Peraturan Kepala Bappebti.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 2


Pasal 30B
(1) Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif dan Peserta Sistem Perdagangan
Alternatif wajib melaporkan setiap transaksi Kontrak Derivatif lainnya ke Bursa
Berjangka dalam rangka pengawasan pasar.
(2) Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif dan Peserta Sistem Perdagangan
Alternatif wajib mendaftarkan setiap transaksi Kontrak Derivatif lainnya ke
Lembaga Kliring Berjangka untuk dijamin penyelesaiannya.

3. Di antara Bab V dan Bab VI disisipkan 1 Bab, yakni Bab VA sehingga berbunyi sebagai
berikut:

BAB VA
ASOSIASI INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA
Pasal 44A
(1) Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka merupakan wadah berbadan hukum
yang didirikan dengan tujuan untuk memperjuangkan kepentingan para
anggotanya dan pengembangan industri Perdagangan Berjangka.
(2) Setiap Pihak yang telah memperoleh izin usaha, izin, persetujuan, atau sertifikat
pendaftaran wajib menjadi anggota Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka.

4. Di antara ayat (1) dan ayat (2) Pasal 49 disisipkan 1 ayat, yakni ayat (1a):

Pasal 49
(1a) Setiap Pihak dilarang melakukan penawaran Kontrak Berjangka, Kontrak
Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya dengan atau tanpa
kegiatan promosi, rekrutmen, pelatihan, seminar, dan/atau menghimpun dana
Margin, dana jaminan, dan/atau yang dipersamakan dengan itu untuk tujuan
transaksi yang berkaitan dengan Perdagangan Berjangka kecuali memiliki izin
dari Bappebti.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 3


5. Di antara ketentuan Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1 ayat, yakni ayat (1a), dan
ditambahkan 2 ayat, yakni ayat (5) dan ayat (6):

Pasal 50
(1a) Ketentuan mengenai keadaan keuangan dari Nasabah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Bappebti.
(5) Nasabah dapat melakukan pengisian, penandatanganan, dan penyampaian
dokumen berkaitan dalam kegiatan Perdagangan Berjangka pada sistem
elektronik Pialang Berjangka, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang mengatur mengenai informasi dan transaksi elektronik.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengisian, penandatanganan, dan
penyampaian dokumen berkaitan dengan Perdagangan Berjangka pada sistem
elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Kepala Bappebti.

6. Ketentuan Pasal 52 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 52
(2) Pelaksanaan Perdagangan Berjangka melalui sarana sistem perdagangan
elektronik yang diselenggarakan oleh Bursa Berjangka dan/atau Pedagang
Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif dilakukan secara langsung oleh
Nasabah.
(3) Dalam hal pelaksanaan Perdagangan Berjangka secara elektronik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dilaksanakan secara langsung oleh
Nasabah, Pialang Berjangka wajib melaksanakan transaksi Perdagangan
Berjangka setelah adanya perintah dari Nasabah atau kuasanya yang ditunjuk
secara tertulis untuk mewakili kepentingan Nasabah yang bersangkutan.
(4) Perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib dicatat dan direkam serta
disimpan oleh Pialang Berjangka.

7. Ketentuan Pasal 57 dan Pasal 58 ayat (2) tentang Praktik Perdagangan yang Dilarang
diubah. (Baca selengkapnya pada Bab F)
8. Ketentuan Pasal 63 ayat (2) diubah sehingga Pasal 63 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 63
(2) Pihak yang memperoleh izin sebagai Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat
Berjangka, dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka serta Pihak yang telah
memperoleh persetujuan, dan/atau sertifikat pendaftaran wajib
menyampaikan laporan yang terkait dengan Perdagangan Berjangka apabila
diminta oleh Bappebti.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 4


9. Ketentuan Pasal 71 dan 73 tentang Ketentuan Pidana diubah. (Baca selengkapnya
pada Bab G)
10. Masih tentang Ketentuan Pidana, di antara Pasal 73 dan 74 disisipkan 7 pasal yakni
73A, 73B, 73C, 73D, 73E, 73F, dan 73G. (Baca selengkapnya pada Bab G)
11. Ketentuan Pasal 76 dihapus.

C. PIALANG BERJANGKA

Pasal 31 (1) Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan telah memperoleh izin
UU 32/1997 usaha dari Bappebti;
(2) Memiliki integritas keuangan, reputasi bisnis yang baik, dan
kecakapan profesi;
(3) Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh orang yg memiliki izin WPB
dari Bappebti.

Pasal 41 Pialang Berjangka Wajib sekurang-kurangnya memiliki 3 orang WPB


PP 9/1999 yg berkedudukan salah seorang direktur dan 2 orang pegawai;
Pasal 43 (1) Persyaratan membuka kantor cabang:
PP 9/1999  Penambahan modal;
 Memiliki rencana usaha;
 Memiliki WPB;
 Memiliki sarana & prasarana yg cukup.

D. DANA KOMPENSASI

Pasal 45 (1) Bursa Berjangka wajib menghimpun dana kompensasi;


UU 32/1997 (3) Wajib disimpan di dalam rekening terpisah yg terpisah dari
rekening Bursa Berjangka;
(5) Dana kompensasi yg disetorkan tdk dapat ditarik kembali.

Pasal 46 (1) Dana kompensasi digunakan untuk membayar tuntutan ganti


UU 32/1997 rugi kpd Nasabah yg timbul akibat cedera janji oleh Pialang
Berjangka.
Pasal 68 (3) Sumber sah lain dana kompensasi:
PP 9/1999 a. Sebagian biaya jasa pelayanan informasi;
b. Sebagian biaya jasa berkaitan transaksi kontrak berjangka;
c. Sebagian dari keuntungan Bursa Berjangka yg disisihkan
Pasal 69 (1) Bursa Berjangka wajib membentuk suatu unit khusus untuk
PP 9/1999 mengelola Dana Kompensasi.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 5


E. PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA

Pasal 50 (1) Know Your Customer (KYC);


UU 32/1997 (2) Wajib menyampaikan profil, DPAR
(3) Dilarang menerima Nasabah yang:
- telah dinyatakan pailit,
- telah dinyatakan melanggar UU,
- pejabat atau pegawai Bappebti, BB, LKB/ bendaharawan
yang melayani kepentingan umum.

Pasal 104 (1) Pialang Berjangka dilarang membuka rekening bagi pihak:
PP 9/1999 a. Tidak cakap melakukan perbuatan hukum,
b. Telah dinyatakan pailit dlm jgka waktu 5 tahun terakhir,
c. Yang telah mencapai batas posisi yg tdk diperkenankan
melakukan penambahan trnsaksi /membuka rek Pialang lain,
d. Pejabat atau pegawai Bappebti, dst.
e. Bendaharawan dst.,
f. Telah dinyatakan melanggar UU dst.,
g. Lalai memenuhi kewajibannya dlm jangka waktu 3 th
terakhir.
Pasal 51 (1) Pialang wajib menarik margin,
UU 32/1997 (4) Wajib disimpan di rek. terpisah,
(5) Hanya untuk pembayaran komisi dan biaya lain ygn berkaitan
dgn transaksi atas perintah tertulis Nasabah.
Pasal 105 (1) Pialang Berjangka dilarang membuka atau memiliki rekening
PP 9/1999 pada Pialang Berjangka lainnya.
(2) Pegawai Pialang dan istri atau suami yg ingin ikut serta, hanya
boleh membuka rekening atas nama masing-masing pd Pialang
bersangkutan
Pasal 109 (2) Apabila Nasabah tidak melaksanakan transaksi dlm jangka waktu
PP 9/1999 1 (satu) tahun, maka rekening Nasabah bersangkutan harus
ditutup dan nomor rekening tsb tidak boleh digunakan lagi.
Pasal 110 Dalam menyalurkan amanat Nasabah, Pialang dilarang:
PP 9/1999  Menyembunyikan atau mengubah informasi ttg PBK,
 Menerima amanat di luar ktr pusat atau cabang,
 Membocorkan rahasia ttg amanat,
 Menyalahgunakan dana Nasabah,
 Melaksanakan transaksi untuk Nasabahnya tanpa perintah
Nasabah yang bersangkutan,

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 6


 Menerima kuasa dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas
nama Nasabah yang bersangkutan, kecuali keadaan tertentu yg
ditetapkan oleh Bappebti, dll.

F. PRAKTIK PERDAGANGAN YANG DILARANG

Pasal 57 (1) Setiap pihak dilarang:


UU 32/1997 a. Menguasai sebagian besar persedian komoditi scr fisik dan KB
dgn posisi beli;
b. bertransaksi seolah-olah terjadi perdagangan aktif;
c. membuat dan menyebarkan informasi yg tidak benar dan
menyesatkan.
(2) Setiap pihak dilarang:
a. melakukan transaksi yg diatur sebelumnya (pre-arranged/
accomodation trade/cross trade);
b. menyelesaikan dua atau lebih amanat yg berlawan utk
kontrak yg sama di luar bursa (bucketing);
c. menjadi lawan transaksi Nasabahnya;
d. membujuk atau memberi harapan keuntungan di luar
kewajaran (high-pressure sales tactics).

Berikut ini penjelasan secara rinci mengenai praktik-praktik perdagangan yang dilarang:

1. Fictitious Trading (Manipulasi Pasar)


Kegiatan-kegiatan manipulasi, percobaan atau usaha-usaha untuk mengarah ke
manipulasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berakibat pada
perubahan harga yang tidak wajar, seperti:
 Menyudutkan pasar atau mengontrol suatu komoditi atau Kontrak Berjangka, yang
jumlahnya relatif dapat memanipulasi harga;
 Mengadakan persekongkolan untuk memanipulasi harga suatu komoditi.

Salah satu bentuk transaksi fiktif adalah dengan cara melakukan transaksi silang (cross
trade) atas akun nasabahnya sendiri seakan-akan memberi kesan adanya kegiatan
pasar yang aktif yang sebenarnya tidak ada.

Dalam Peraturan dan Tata Tertib (PTT) Jakarta Futures Exchange transaksi silang ini
tidak diperbolehkan, kecuali:
a. Dilakukan antara 2 (dua) nasabah yang berbeda dari Pialang yang sama dengan
selisih waktu lebih dari 10 (sepuluh) detik, atau
b. Dilakukan antara 2 (dua) nasabah yang berbeda dari Pialang yang sama dengan
diselingi amanat jual atau amanat beli dari pihak lain.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 7


Catatan:
Cross Trade ini ada yang menggolongkannya ke dalam Pre-arranged Trading atau
Accomodation Trade.

2. Pre-arranged Trading atau Accomodation Trade


Penjualan atau pembelian Kontrak Berjangka di Bursa Berjangka yang sudah diatur
sebelumnya secara tidak wajar oleh sekelompok Pialang atau terjadi persekongkolan.

3. Bucketing
Manakala Pialang Berjangka atau Wakil Pialang Berjangka yang ada di lantai Bursa,
secara langsung maupun tidak langsung, mengambil posisi dibalik posisi amanat
nasabah yang dilaksanakannya, untuk rekening Pialang itu sendiri atau untuk rekening
pihak lain dimana dia mempunyai kepentingan (interest).

4. High-pressure Sales Tactics


Membujuk atau memberi harapan keuntungan di luar kewajaran.

5. Churning
Perdagangan yg berlebihan dalam jumlah dan frekuensinya dengan tujuan
menggandakan komisi.

6. Front Running atau Trading ahead of Customer


Pialang melakukan transaksi untuk dirinya atau pihak dimana Pialang tersebut
mempunyai kepentingan terlebih dahulu, dan tidak memprioritaskan amanat
nasabahnya.

7. Wash Trading
Transaksi yg menampilkan amanat jual dan amanat beli yg seolah-olah benar
terjadi, padahal tidak ada posisi satu pun di pasar. Pialang melakukan tindakan hampir
sama dengan fictitious trading, namun transaksi dilakukan dengan Pialang lain,
kelihatannya seperti transaksi sebenarnya akan tetapi mengarah kepada bucketing.
Meskipun terjadi banyak transaksi, tetapi tidak terjadi perubahan kepemilikan
kontrak terbuka (Open Interest) dan transaksi tersebut adalah nol.
Contoh:
- Pialang A menjual kepada Pialang B dan Pialang B menjual kepada Pialang A.
- Pialang A menjual kepada Pialang B dan Pialang B menjual kepada Pialang C,
kemudian Pialang C menjual kepada A.

8. Cornering
Melakukan pembelian secara besar-besaran komoditi di pasar fisik sehingga
komoditi bisa menjadi langka, hal ini mengakibatkan harga komoditi tersebut melonjak
di Bursa Berjangka. Manipulasi harga tersebut mengakibatkan pihak yang memiliki
posisi jual yang masih terbuka terpaksa menutup kontraknya dengan harga tinggi saat
jatuh tempo.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 8


9. Melampaui Batas Posisi (Limit Position) dan Posisi Wajib Lapor (Reportable Position)
Batas Posisi atau (Speculative) Limit Position adalah batas posisi maksimum kontrak
untuk 1 bulan penyerahan atau untuk seluruh bulan penyerahan yang dapat dikuasai
seseorang (untuk tujuan investasi atau spekulasi) dan tidak boleh dilampaui, kecuali
secara khusus pihak yang bersangkutan telah mendapat izin sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Bagi hedger, yaitu pelaku pasar yang benar-benar melakukan kontrak berjangka
untuk tujuan hedging, mereka dibenarkan melampaui batas tersebut dengan
ketentuan dapat memenuhi prosedur yang ditetapkan oleh Bursa atau Bappebti.
Batas Posisi Maksimum dan Batas Posisi Wajib Lapor kontrak terbuka dihitung dari
1 (satu) rekening nasabah atau penjumlahan dari beberapa rekening yang berafiliasi.

G. KETENTUAN PIDANA
Khusus untuk Pasal 72, 74 dan 75 tidak ada perubahan.
Pasal 72 Setiap Pihak yg melakukan kegiatan yg dilarang sbgm Pasal 57
UU 32/1997 (Praktik Perdagangan yang Dilarang), diancam dengan pidana:
PENJARA: paling lama 8 tahun,
dan
DENDA: paling banyak Rp 10 miliar

Ketentuan Pidana yang telah diubah di dalam UU No. 10/2011 adalah sebagai berikut:
PENJARA DENDA
NO PASAL & PELANGGARAN
Min Max Min Max
1 Pasal 71 Ayat (1)
Setiap Pihak yang melakukan
kegiatan PB tanpa memiliki izin
usaha sbgmn Pasal 14 ayat (1), Pasal 5 10 10M 20M
25 ayat (2), Pasal 31 ayat (1), Pasal (dan)
34 ayat (1), atau Pasal 39 ayat (1)

2 Pasal 71 Ayat (2)


Setiap Pihak yang melakukan
kegiatan tanpa memiliki
persyaratan, persetujuan, atau
5 10 10M 20M
penetapan sbgmn Pasal 13, Pasal 14
(dan)
ayat (2), Pasal 14 ayat (3), Pasal 30A
ayat (1), Pasal 30A ayat (2), Pasal 32,
atau Pasal 36 ayat (2)

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 9


3 Pasal 71 Ayat (3)
Setiap Pihak yang melakukan
kegiatan tanpa memiliki izin sbgmn
Pasal 31 ayat (3), pasal 34 ayat (3),
1 3 500 Juta 1,5M
atau Pasal 39 ayat (3) atau tanpa
(dan/atau)
memiliki sertifikat pendaftaran
sbgmn Pasal 35A ayat (1)

4 Pasal 73
Setiap Pihak yang memanfaatkan
setiap informasi yang diperoleh
untuk kepentingan pribadi atau 1 3 500 Juta 1,5M
mengungkapkan kpd pihak lain (dan/atau)
sbgmn Pasal 8

5 Pasal 73A Ayat (1)


Setiap Pihak yang tidak menjamin
kerahasiaan informasi posisi
keuangan serta kegiatan usaha 1 4 1M 4M
Anggota Bursa Berjangka sbgm Pasal (dan)
17 ayat (1) huruf c

6 Pasal 73B Ayat (3)


Setiap Pihak yang tidak menyimpan
Dana Kompensasi dalam rekening
yang terpisah dari rekening Bursa 1 4 1M 4M
Berjangka pada bank yang disetujui (dan)
oleh Bappebti sbgm Pasal 45 ayat (3)

7 Pasal 73D Ayat (1)


Setiap Pihak yang melakukan
5 10 10M 20M
kegiatan PB sbgm Pasal 49 ayat (1a)
(dan)
8 Pasal 73D Ayat (2)
Setiap Pihak yang menyalurkan
amanat untuk melakukan transaksi
KB, KDS, dan/atau KD lainnya dari
pihak ketiga yang dilakukan tidak 1 4 1M 4M
sesuai dengan ketentuan UU ini (dan)
dan/atau peraturan pelaksanaannya
sbgm Pasal 49 ayat (2)

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 10


9 Pasal 73D Ayat (3)
Setiap Pihak yang menerima amanat
1 3 500 Juta 1,5M
Nasabah sbgmn Pasal 50 ayat (3)
(dan/atau)
10 Pasal 73D Ayat (4)
Setiap Pihak yang melakukan
transaksi KB, KDS, dan/atau KD
lainnya untuk rekening Nasabah
1 3 500 Juta 1,5M
tanpa menerima perintah untuk
(dan/atau)
setiap kali transaksi dari Nasabah
sbgmn Pasal 52 ayat (1)

11 Pasal 73D Ayat (5)


Setiap Pihak yang memiliki, baik
secara langsung maupun tidak
langsung, posisi terbuka atas KB,
1 4 1M 4M
KDS, dan/atau KD lainnya
(dan)
yang melebihi batas maksimum
sbgm Pasal 58 Ayat (1)

12 Pasal 73E Ayat (1)


Setiap Pihak yang tidak menyampai-
kan Dokumen Keterangan
Perusahaan dan Dokumen
Pemberitahuan Adanya Risiko serta
membuat perjanjian dgn Nasabah 1 4 1M 4M
sebelum Pialang Berjangka yang (dan)
bersangkutan dapat menerima dana
milik Nasabah sbgmn Pasal 50 Ayat
(2) dan Pasal 50 Ayat (4)

13 Pasal 73E Ayat (4)


Setiap Pihak yang tidak melaporkan
kepada Bappebti melalui Bursa
Berjangka posisi terbuka Kontrak
1 4 1M 4M
Berjangka yang dimilikinya apabila
(dan)
mencapai batas tertentu yang
ditetapkan oleh Bappebti sbgm Pasal
59
14 Pasal 73E Ayat (5)
Setiap Pihak yang tidak menyampai- 1 4 1M 4M
kan laporan sbgm Pasal 63 Ayat (2) (dan)

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 11


15 Pasal 73F
Setiap Pihak yang tidak memper-
lakukan Margin milik Nasabah sbgm
Pasal 51 Ayat (3), atau tidak
menyimpan Dana milik Nasabah
dalam rekening yang terpisah dari
1 5 1M 5M
rekening Pialang Berjangka sbgm
(dan)
Pasal 51 Ayat (4), atau menarik dana
milik Nasabah dari rekening terpisah
tanpa perintah tertulis dari Nasabah
sbgm Pasal 51 (5)

16 Pasal 73G
Setiap Pihak yang tidak melaporkan
setiap transaksi Kontrak Derivatif
lainnya ke Bursa Berjangka dan/atau
tidak mendaftarkan setiap transaksi 1 4 1M 4M
Kontrak Derivatif lainnya ke (dan)
Lembaga Kliring Berjangka sbgm
Pasal 30B ayat (1) dan ayat (2)

H. KEPUTUSAN KEPALA BAPPEBTI dan SURAT EDARAN (KETENTUAN TEKNIS PBK)


Pada sub bab ini tidak seluruh Keputusan Kepala Bappebti (“SK”) akan disampaikan,
melainkan hanya beberapa saja yang relevan dan lebih prioritas untuk dipelajari, termasuk
juga Surat Edarannya (“SE”) antara lain:
1. SK 47 – Persyaratan Keuangan Minimum dan Kewajiban Pelaporan Keuangan Pialang
2. SK 63/64 – Pedoman Perilaku Pialang Berjangka
3. SK 68 – Penyelenggaraan Pasar Minyak Sawit Mentah (CPO)
4. SK 72 – Kontrak Derivatif yang diperdagangkan di SPA
5. SK 86 – Penetapan Daftar Bursa dan Kontrak Berjangka Luar Negeri
6. SK 87 – Jenis Perizinan di PBK
7. SK 90 – Komoditi yg Dapat Dijadikan Subyek Kontrak Berjangka
8. SK 93 – Pengelolaan Rekening Terpisah (Segregated Account) Pialang Berjangka
9. SK 95 – Sistem Perdagangan Alternatif
10. SK 101 – Izin Wakil Pialang Berjangka
11. SK 104 – Petunjuk Teknis Pelaksanaan Perdagangan Timah Batangan untuk Ekspor
12. SK 105 – Kewajiban Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Pialang
Berjangka
13. SK 106 – Kewajiban Pelaporan Keuangan dan Ketentuan Modal Bersih Disesuaikan
Bagi Pialang Berjangka

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 12


14. SK 107 – Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi Nomor : 99/BAPPEBTI/PER/11/2012/ Tentang Penerimaan Nasabah Secara
Elektronik On-Line Di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi
15. SK 108 – Penetapan Daftar Bursa Dan Kontrak Berjangka Luar Negeri Dalam Rangka
Penyaluran Amanat Nasabah Ke Bursa Luar Negeri
16. SK 109 – Kontrak Derivatif Dalam Sistem Perdagangan Alternatif
17. SK 110 – Perubahan Kedua Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi Nomor 63/BAPPEBTI/PER/9/2008 Tentang Ketentuan Teknis
Perilaku Pialang Berjangka
18. SE 81/2005 – Ketentuan Penerimaan / Pengelolaan Amanat Nasabah
19. SE 141/2010– Larangan Pialang Berjangka untuk Melakukan Transaksi Kontrak
Berjangka
20. SE 151/2012 – Kewajiban Pialang Berjangka untuk Mengumumkan melalui Media
Massa atas terjadinya Perubahan atau Penambahan Data Profil Perusahaan
21. SE 34/2014 – Pembatasan Perizinan Dalam SPA
22. SE 42/2014 – Larangan Bagi Pialang Berjangka untuk Mencari Calon Nasabah atau
Nasabah dengan Dalih Iklan Lowongan Pekerjaan

Berikut uraiannya:
1. SK 47/2003
Persyaratan Keuangan Minimum dan Kewajiban Pelaporan Keuangan Pialang

Modal Bersih Disesuaikan (Adjusted Net Capital)


MBD adalah Modal Bersih dikurangi beban-beban yang dibebankan terhadap modal
bersih tersebut.

Modal Bersih = Total Aktiva Lancar (current assets) – Total Kewajiban (liabilities)

Pialang Berjangka wajib mempertahankan MBD dengan nilai yang terbesar antara
nilai absolute atau nilai 10% (sepuluh persen) dari jumlan dana Nasabah yang
dikelolanya. Jika tidak, maka Pialang Berjangka wajib meningkatkan MBD-nya
selambat-lambatnya dalam jangka waktu 5 (lima) hari sejak diketahui dan wajib
menyampaikan laporan kepada Bappebti setiap minggu, selama 4 (empat) minggu
berturut-turut.

Dalam laporan MBD memuat:


1. Modal Bersih
a. Aktiva Lancar
b. Penyesuaian thdp aktiva lancar
c. Total Kewajiban
d. Penyesuaian thdp jumlah Kewajiban
2. Penyesuaian-Penyesuaian terhadap Modal Bersih
a. Surat berharga, termasuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU), dll.
Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 13
b. Jumlah dana yang diperlukan untuk menutupi kekurangan Margin (under
margin)
c. Jaminan Pialang Berjangka untuk kewajiban kontinjensi
d. Dana Nasabah Pada Rekening Terpisah

Penyusunan Laporan Rekening Terpisah Pialang Berjangka


Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam pelaporan DNRT antara lain:
1. Saldo Bersih Rekening Terpisah (Kas dan Surat Berharga)
Kas adalah dana tunai milik nasabah yang dijadikan margin dan masih terdapat
pada rekening terpisah di Pialang Berjangka dan dana milik nasabah yang
terdapat pada rekening terpisah di Lembaga Kliring Berjangka/Pialang Berjangka
Anggota Kliring yang dijadikan jaminan (initial margin) atas posisi kontrak terbuka
milik nasabah yang bersangkutan.
2. Laba atau rugi bersih belum terealisasi
3. Kekayaan Bersih Nasabah
4. Rekening-rekening defisit

2. SK 63/2008 atau SK 64/2009


Pedoman Perilaku Pialang Berjangka

Pasal 2 ayat (3)


Ruang lingkup kewenangan WPB meliputi:
a. menjelaskan dan menawarkan Kontrak Berjangka yang akan ditransaksikan
b. menjelaskan mengenai risiko Perdagangan Berjangka
c. menandatangani dokumen Pernyataan Adanya Risiko
d. menjelaskan peraturan perdagangan (trading rules) termasuk mekanisme
transaksi
e. menjelaskan isi dokumen Perjanjian Pemberian Amanat dan
f. menandatangani dokumen Perjanjian Pemberian Amanat.

Pasal 3 ayat (1)


WPB wajib:
a. melaksanakan Prinsip Know Your Customer;
b. menyampaikan dan menjelaskan profil perusahaan;
c. menyampaikan dan menjelaskan dokumen di dalam PBK;
d. menjelaskan kontrak berjangka yg akan ditransaksikan;
e. menyampaikan dan menjelaskan dokumen Aplikasi Pembukaan Rekening
Transaksi;
f. memberikan kesempatan kepada calon Nasabah untuk melakukan simulasi
transaksi;
g. memberikan kesempatan kepada calon Nasabah untuk membaca dan
mempelajari isi DPAR & PPA;
h. menandatangani DPAR; dan
i. menandatangani dokumen PPA.
Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 14
Pasal 4
WPB dilarang:
a. menerima calon Nasabah terlarang;
b. mempengaruhi calon Nasabah atau Nasabah dengan memberikan informasi yang
menyesatkan seperti menawarkan pendapatan tetap (fixed income) atau bagi
hasil (profit sharing);
c. menawarkan Kontrak Berjangka yang tidak mendapat persetujuan dari Bappebti;
d. menerima Nasabah yang sumber dananya berasal dari beberapa orang yang
digabung dalam satu rekening;
e. menerima dana Nasabah (Margin awal) secara tunai;
f. menerima dana Nasabah (Margin awal) sebelum menandatangani DPAR dan
dokumen PPA;
g. dst.

Pasal 5 ayat (2)


Pialang Berjangka wajib:
a. membentuk unit yang berfungsi untuk menyelenggarakan pelatihan ttg PBK kpd
calon Nasabah;
b. membuat materi pelatihan mengenai Perdagangan Berjangka yang disetujui oleh
Bappebti;
c. membentuk unit yang berfungsi untuk memberikan pelayanan pengaduan
Nasabah dan mengawasi kepatuhan terhadap peraturan;
d. membuat dan melaksanakan Prosedur Operasional Standar (POS) tentang
pelayanan Nasabah yang disetujui oleh Bappebti;
e. menyediakan sarana untuk transaksi secara langsung maupun tidak langsung;
f. dst.

Pasal 6
Pialang Berjangka dilarang:
a. mempekerjakan tenaga kerja asing (bukan WNI);
b. mencari calon Nasabah dengan dalih iklan lowongan pekerjaan;
c. menerima setoran dana Margin awal Nasabah secara tunai;
d. menyerahkan kode akses transaksi Nasabah (Personal Access Password) kepada
pihak lain selain Nasabah;
e. menerima setoran Margin untuk suatu rekening Nasabah yang pengirimnya tidak
sama identitasnya dengan identitas Nasabah tersebut yang tertera dalam
dokumen PPA;
f. memberi pinjaman dana untuk Margin Nasabah;
g. dst.

Pasal 7
Pegawai Pialang Berjangka dilarang:
a. menerima surat kuasa dalam bentuk apapun dari calon Nasabah atau Nasabah;

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 15


b. memberikan informasi yang menyesatkan untuk melakukan transaksi Kontrak
Berjangka seperti menawarkan pendapatan tetap (fixed income), atau bagi hasil
(profit sharing);
c. membuat perjanjian dalam bentuk apapun dengan calon Nasabah atau Nasabah
kecuali perjanjian yang diatur dalam Peraturan ini;
d. menerima dan menggunakan kode akses transaksi Nasabah (Personal Access
Password);
e. membuat atau mempublikasikan pernyataan yang tidak benar;
f. dst.

3. SK 68/2009
Penyelenggaraan Pasar Minyak Sawit Mentah (CPO)
Pasal 3
Dalam menyelenggarakan Pasar Fisik Minyak Sawit Mentah (CPO), Bursa Berjangka
harus:
h. memiliki Peraturan dan Tata Tertib Pasar Fisik Minyak Sawit Mentah (CPO) yang
paling sedikit memuat:
- persyaratan Peserta Pasar Fisik Minyak Sawit Mentah (CPO);
- mutu Minyak Sawit Mentah (CPO);
- mekanisme transaksi;
- mekanisme penyelesaian transaksi; dan
- sanksi terhadap pelanggaran ketentuan Peraturan dan
- Tata Tertib Pasar Fisik Minyak Sawit Mentah (CPO)
i. membentuk Komite Pasar Fisik Minyak Sawit Mentah (CPO); dan
j. menyediakan fasilitas perdagangan Pasar Fisik Minyak Sawit Mentah (CPO).

4. SK 87/2010
Jenis Perizinan di PBK
Pasal 1
a. izin usaha sebagai Pialang Berjangka;
b. izin sebagai Wakil Pialang Berjangka;
c. sertifikat pendaftaran sebagai Pedagang Berjangka;
d. penetapan atas laporan pembukaan kantor cabang Pialang;
e. persetujuan sebagai bank penyimpan margin, dana kompensasi dan dana
jaminan;
f. persetujuan sebagai Penyelenggara SPA;
g. persetujuan sebagai Peserta SPA;
h. izin usaha sebagai Bursa Berjangka; dan
i. izin usaha sebagai Lembaga Kliring Berjangka.

Pasal 3
Jangka waktu pemrosesan perizinan sebagai WPB paling lambat 9 (sembilan) hari.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 16


5. SK 90/2011
Komoditi yg Dapat Dijadikan Subyek Kontrak Berjangka

Pertanian dan perkebunan:


Kopi, kelapa sawit, karet, kakao, lada, mete, cengkeh, kacang tanah, kedelai, jagung
dan kopra.
Pertambangan dan energi:
Emas, timah, alumunium, bahan bakar minyak, gas alam, tenaga listrik & batubara
Industri:
Gula pasir, plywood, pulp dan kertas, benang, semen dan pupuk.
Perikanan dan kelautan:
Udang, ikan dan rumput laut.

6. SK 93/2012
Pengelolaan Rekening Terpisah (Segregated Account) Pialang Berjangka

Hal-hal tentang Pengelolaan DNRT:


1. Rekening Terpisah wajib dikelola oleh Pialang Berjangka yg digunakan sebagai:
- Pembayaran Komisi,
- Biaya Transaksi,
- Kliring, dan
- Keterlambatan dalam memenuhi kewajiban atas perintah tertulis Nasabah.
2. Pialang Berjangka hanya dapat memiliki 1 (satu) RT masing-masing dalam Bank
Penyimpan utk masing-masing mata uang sbb: Rupiah (IDR), US Dollar (USD),
Euro (EUR), GBP, JPY, SGD, HKD, CNY, KRW, MYR, THB dan/atau AUD.

7. SK 95
Sistem Perdagangan Alternatif (SPA)

BAB 1 KETENTUAN UMUM


Pasal 1
1. Sistem Perdagangan Alternatif
Sistem perdagangan yang berkaitan dengan jual beli Kontrak Derivatif selain
Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah, yang dilakukan di luar Bursa
Berjangka, secara bilateral dengan penarikan Margin yang didaftarkan ke
Lembaga Kliring Berjangka.
2. Penyelenggara SPA dan 3. Peserta SPA merupakan Anggota Kliring Berjangka
5. Pengendali
Pihak yang secara faktual ataupun yuridis dapat mempengaruhi atau menetapkan
suatu kebijakan ataupun keputusan yang dilaksanakan oleh Penyelenggara SPA
dan/atau Peserta SPA dalam menjalankan kegiatannya.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 17


BAB 3 – PENYELENGGARA SPA
Pasal 5
2. Penyelenggara SPA hanya dapat dilakukan oleh Pedagang Berjangka yg tlh
disetujui Bappebti, dgn persyaratan:
a. Berbentuk PT dan harus menjadi Anggota Bursa dan Kliring;
b. Memiliki modal disetor Rp 30 M;
c. Menyampaikan laporan keuangan yg telah diaudit;
d. Memiliki kerjasama paling sedikit 1 Peserta SPA;
e. Memiliki fasilitas yg cukup;
f. Memiliki Sistem Perdagangan yg memenuhi persyaratan;
g. dll.
3. Wajib mempertahankan ekuitas Rp 25 M.

BAB 4 – PESERTA SPA


Pasal 11
1. Persetujuan sbg Peserta SPA hanya dapat diberikan kpd Pialang Berjangka yg
memenuhi syarat:
a. berbentuk PT dan menjadi Anggota Bursa Berjangka dan Anggota Kliring
Berjangka
b. memiliki modal disetor min. 25M
c. memiliki sarana dan sistem perdg scr teratur, wajar, efisien, efektif dan
transparan
d. Pengendali harus mendapatkan rekomendasi dari Bursa Berjangka dan lulus
uji kepatutan dan kelayakan dari Bappebti
2. Peserta SPA wajib mempertahankan ekuitas paling sedikit 20M.

Bagian Kedua – Penghentian Kegiatan Peserta SPA


Pasal 16
1. Jika persetujuan dan/atau izin usaha dibekukan, Peserta SPA dilarang menambah
posisi terbuka utk Nasabahnya dan hanya dapat melikuidasi posisi terbuka
Kontrak Derivatif selain KB dan KDS pada hari diterbitkannya SK pembekuan tsb.
2. Jika dicabut, Peserta SPA wajib melikuidasi posisi terbuka Nasabahnya sesuai
harga penyelesaian harian.

BAB 5 – MEKANISME PELAPORAN DAN PENDAFTARAN TRANSAKSI SPA


Pasal 21
Kewajiban Peserta SPA
1. Peserta Peserta SPA wajib melaporkan setiap Kontrak Derivatif selain KB dan KDS
ke Bursa;
2. Peserta Peserta SPA wajib mendaftarkan setiap Kontrak Derivatif selain KB dan
KDS ke Kliring.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 18


Pasal 22
1. Peserta Sistem Perdagangan Alternatif wajib menyampaikan laporan bulanan,
triwulan dan tahunan atas kegiatan dan keuangannya kepada Bappebti.

8. SK 101/2013
Izin Wakil Pialang Berjangka

Pasal 5
Izin WPB hanya berlaku selama WPB tersebut bekerja pada Pialang Berjangka yang
merekomendasikan.

Pasal 6
Pihak yang telah punya TLUP dalam 3 tahun berturut-turut tidak bekerja di Pialang
Berjangka wajib mengikuti kembali dan lulus ujian.

Pasal 10, ayat (1)


Izin WPB dpt dibekukan jika:
a. Izin usaha pialang yg menunjuknya dibekukan;
b. WPB diajukan ke pengadilan karena dituduh melanggar perpu di bidang PBK;
c. Hasil pemeriksaan Bappebti WPB terbukti melakukan pelanggaran PBK.

Pasal 11 ayat (1)


Izin WPB dpt dicabut jika:
a. izin usaha Pialang Berjangka yang menunjuk mrk sbg WPB dicabut;
b. WPB mengundurkan diri atau tidak lagi bekerja di perusahaan Pialang Berjangka;
c. tidak lulus Ujian Profesi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali;
d. tidak mampu melaksanakan fungsinya selama 6 (enam) bulan berturut-turut
berdasarkan usulan atau permohonan perusahaan Pialang Berjangka yang
menunjuk mereka sebagai wakil;
e. WPB tsb dijatuhi pidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
f. WPB tsb melakukan pelanggaran atas perpu di PBK; dan/atau WPB memberikan
informasi atau keterangan yang tidak benar dalam permohonan perizinan atau
laporan yang disampaikan kepada Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka,
atau Bappebti.

Pasal 13
Izin WPB dpt berakhir apabila:
a. meninggal dunia; atau;
b. dicabut izinnya oleh Bappebti.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 19


9. SK 104/2013
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Perdagangan Timah Batangan untuk Ekspor

Pasal 1
Bursa Timah adalah pasar timah internasional di Indonesia yang merupakan pasar
terorganisir dan bagian dari Bursa Berjangka.

Kontrak Timah Batangan adalah suatu bentuk kontrak standar untuk menjual atau
membeli Timah Batangan di Bursa Timah.

Bukti Simpan Timah (BST) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengelola Tempat
Penyimpanan sebagai tanda bukti kepemilikan atas Timah Batangan yang disimpan
oleh Anggota Bursa.

Komite Timah adalah komite yang dibentuk oleh Kepala Bappebti untuk memberikan
pertimbangan kepada Kepala Bappebti sehubungan dengan pengembangan dan
kegiatan perdagangan timah melalui Bursa Timah.
Bukti Pembelian Timah dari Bursa (BPTB) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bursa
Timah sebagai tanda bukti pembelian Timah Batangan.

Pasal 2
(1) Perdagangan Timah Batangan untuk tujuan ekspor wajib diperdagangkan melalui
Bursa Timah.
(2) Timah Batangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki kandungan
Stannum dengan kadar paling rendah 99,9% Sn dan unsur pengotor sebagai
berikut:
a. untuk Besi, paling tinggi 0,005% Fe; dan
b. untuk Timbel, paling tinggi 0,030% Pb.

Pasal 4 ayat (1)


(1) Bursa Berjangka berhak:
a. menerima Anggota Bursa yang melakukan perdagangan Timah Batangan
melalui Bursa Timah sesuai dengan tata cara penerimaan keanggotaan;
b. menunjuk Pengelola Tempat Penyimpanan yang akan melakukan
penyimpanan barang milik Anggota Bursa dan menerbitkan Bukti Simpan
Timah atau BST;
c. mengusulkan Kontrak Timah Batangan yang diperdagangkan melalui Bursa
Timah untuk mendapat Persetujuan dari Bappebti;
d. membentuk Komite Timah; dan
e. menetapkan tempat penyimpanan dan pelabuhan muat Timah.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 20


(2) Bursa Berjangka wajib:
a. menyediakan sistem dan/atau sarana perdagangan online yang terpercaya,
terbuka serta terkoneksi dengan Lembaga Kliring Timah dan telah diperiksa
oleh Bappebti;
b. menerbitkan Bukti Pembelian Timah dari Bursa atau BPTB; dan
c. menyediakan sarana penyelesaian perselisihan.

10. SK 105/2013
Kewajiban Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Pialang Berjangka

Pasal 1
(1) Pialang Berjangka wajib memenuhi ketentuan pelaporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tindak pidana
Pencucian Uang.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada
Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan mengenai tata
cara pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan.

11. SK 107/2013
Penerimaan Nasabah Secara Elektronik Online di Bidang PBK

Pasal 1
(2) Penerimaan Nasabah secara elektronik on-line hanya dapat dilakukan oleh Pialang
Berjangka yang telah mendapat Penetapan dari Bappebti.
(3) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat diberikan kepada
Pialang Berjangka yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. tidak melanggar ketentuan tentang persyaratan keuangan minimum dan
kewajiban pelaporan keuangan selama 1 (satu) tahun terakhir;
b. memiliki sistem aplikasi penerimaan Nasabah secara elektronik on-line; dan
c. memiliki Standar Operasional Prosedur dalam rangka penerimaan Nasabah
secara elektronik on-line.
(4) wajib memuat paling sedikit fitur-fitur sebagai berikut: a. kelayakan Nasabah; b.
profil perusahaan; c. fasilitas simulasi transaksi Perdagangan Berjangka (demo
Nasabah); d. profil Nasabah dan aplikasi pembukaan rekening; e. Dokumen
Pemberitahuan Adanya Risiko; f. Perjanjian Pemberian Amanat; g. peraturan
perdagangan (trading rules), termasuk seluruh biaya yang dipungut; h.
pernyataan dari Nasabah untuk tidak menyerahkan kode akses transaksi Nasabah
(Personal Access Password) ke pihak lain; i. sarana promosi; j. Rekening Terpisah
(Segregated Account); k. Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau
Kontrak Derivatif lainnya yang diperdagangkan; dst.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 21


Pasal 1A
(1) Penerimaan Nasabah secara Elektronik On-Line di Bidang Perdagangan Berjangka
Komoditi dapat dilakukan untuk pelaksanaan penerimaan Nasabah untuk
transaksi Kontrak Berjangka dan/atau Kontrak Derivatif dalam Sistem
Perdagangan Alternatif.
(2) Kontrak Derivatif dalam Sistem Perdagangan Alternatif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa Kontrak Derivatif dalam Sistem Perdagangan Alternatif
dengan volume minimum 0,1 (nol koma satu) lot.

12. SK 108/2013 (mencabut SK86/2010)


Penetapan Daftar Bursa dan Kontrak Berjangka Luar Negeri
Total Daftar Bursa yang telah disetujui oleh Bappebti sebanyak 31 bursa, antara lain:
1. CME (Chicago Mercantile Exchange) ada 33 Kontrak Berjangka (KB)
2. ICE (International Continental Exchange) ada 16 KB
3. TOCOM (Tokyo Commodity Exchange) ada 15 KB
4. LME (London Metal Exchange) ada 13 KB
5. HKE (Hong Kong Exchange) ada 3 KB, termasuk Hang Seng Index Futures and
Options
6. TSE (Tokyo Stock Exchange) ada 2 KB, yaitu: TOPIX Futures dan mini TOPIX
Futures
7. BMD (Bursa Malaysia Derivatives) hanya Crude Palm Oil Futures (FCPO)
8. KRX (Korea Exchange) hanya KOSPI
9. SHFE (Shanghai Futures Exchange) ada 3 KB, yaitu Lead Futures, Gold Futures dan
Silver Futures.
10. SGX (Singapore Exchange) ada 8 KB, salah satunya Nikkei 225.

13. SK 109/2014 (mencabut SK72/2009 dan SK89/2011)


Kontrak Derivatif dalam Sistem Perdagangan Alternatif (SPA)
Pasal 2
(2) Kontrak Derivatif (KD) dalam SPA wajib memenuhi persyaratan:
a. Memiliki referensi harga yang terpercaya dari pasar derivatif yang lain yang
dapat diakses secara terus menerus;
b. Paling sedikit diminati oleh 2 (dua) Penyelenggara SPA;
c. Memiliki spesifikasi dan standar; dan
d. Memiliki kemanfaatan ekonomi sebagai sarana pengalihan risiko.

Pasal 3
(1) Bursa Berjangka wajib melakukan evaluasi dan pengkajian KD dalam SPA setiap 1
(satu) tahun.
(2) Jika tidak secara aktif diperdagangkan dalam 2 (dua) tahun berdasarkan evaluasi
dan pengkajian tersebut, maka Bappebti dapat mencabut persetujuan atas KD
tersebut.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 22


14. SK 110/2014
PERUBAHAN KEDUA SK63/2008 ttg Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka

Menyisipkan 1 (satu) Pasal baru di antara Pasal 3 dan Pasal 4 dalam SK63 yaitu Pasal
3A tentang acuan dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko (DPAR) dan dokumen
Perjanjian Pemberian Amanat (PPA).

Perubahan pokok antara lain:


a. Kalimat “Kontrak Berjangka” diganti dengan “Kontrak Derivatif dalam Sistem
Perdagangan Alternatif”;
b. Penghapusan nomor 7 yang berisi “Anda dapat diwajibkan untuk menyelesaikan
Kontrak Berjangka dengan penyerahan fisik dari “subjek Kontrak Berjangka” pada
DPAR.
c. Kata “Amanat” diganti dengan “Transaksi” pada Pasal 2 Perjanjian Pemberian
Amanat.
d. Pasal 2 Ayat (1) diubah menjadi ”Setiap transaksi Nasabah dilaksanakan secara
elektronik on-line oleh Nasabah yang bersangkutan;”
e. Pasal 2 Ayat (3) diubah menjadi “Setiap transaksi Nasabah secara bilateral
dilawankan dengan Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif
PT. ...................... yang bekerjasama dengan Pialang Berjangka.“
f. Pasal 2 Ayat (4) dihapus.
g. Pasal 3 dihapus.
h. Pasal 6 diubah menjadi “Penggantian Kerugian Tidak Adanya Penutupan Posisi”.
Perubahan isinya menjadi “Apabila Nasabah tidak mampu melakukan penutupan
atas transaksi yang jatuh tempo, Pialang Berjangka dapat melakukan penutupan
atas transaksi Nasabah yang terjadi. Nasabah wajib membayar biaya-biaya,
termasuk biaya kerugian dan premi yang telah dibayarkan oleh Pialang
Berjangka, dan apabila Nasabah lalai untuk membayar biaya-biaya tersebut,
Pialang Berjangka berhak untuk mengambil pembayaran dari dana Nasabah.”
i. Pasal 7 dihapus.
j. Pasal 8, kalimat “…Berjangka Nasabah…” dihapus.
k. Pasal 11, kalimat “…maupun melalui Pialang Berjangka…” dihapus.
l. Pasal 13, ditambahkan kalimat “surat elektronik”.
m. Pasal 16 Ayat (2) dihapus.
n. Pasal 20 Ayat (1) diubah menjadi “…dilakukannya konfirmasi oleh Pialang
Berjangka dengan diterimanya Bukti Konfirmasi Penerimaan Nasabah dari
Pialang Berjangka oleh Nasabah.”
o. Pasal 21 ada sedikit perapihan. Untuk Ayat (1) dan (2) diganti dengan a) dan b)
dalam Ayat (1). Begitu juga huruf romawi i dan ii diganti dengan a) dan b). Kata
“perintah” diganti dengan “transaksi”, dan kalimat “atau kuasanya” dihapus.

15. SK 111/2014

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 23


Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka

Pasal 2
(2) Asosiasi didirikan dengan tujuan:
a. membantu perkembangan Perdagangan Berjangka Komoditi dengan
bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan;
b. mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terlibat
dalam sektor Perdagangan Berjangka Komoditi melalui pendidikan dan
pelatihan;
c. meningkatkan profesionalisme, kompetensi, dan kepatuhan para Anggotanya
terhadap peraturan perundang-undangan terutama peraturan
perundangundangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi melalui
penerapan kode etik profesi;
d. memperjuangkan kepentingan para Anggotanya di bidang Perdagangan
Berjangka Komoditi; dan
e. melakukan sosialisasi kepada para Anggotanya di seluruh Indonesia.

Pasal 6
(1) Setiap pihak yang telah memperoleh perizinan di bidang Perdagangan Berjangka
Komoditi dan Bappebti wajib menjadi Anggota.

SURAT EDARAN

16. SE 81/2005
Ketentuan Penerimaan / Pengelolaan Amanat Nasabah

Bappebti mengingatkan kembali ketentuan mengenai penerimaan amanat Nasabah


sebagai berikut:
 Hanya mereka yang memiliki izin sebagai Wakil Pialang Berjangka dari Bappebti
yang berhak berhubungan dengan calon Nasabah dan Nasabah (yaitu
menawarkan, menerima dan mengelola amanat Nasabah);
 Pegawai Pialang Berjangka, termasuk tenaga pemasaran, Account Executive atau
apapun nama, jabatan dan fungsinya yang bukan Wakil Pialang Berjangka dilarang
berhubungan dengan calon Nasabah atau Nasabah.

17. SE 141/2010
Larangan Pialang Berjangka untuk Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka

Dalam penjelasan Pasal 52 ayat (1) UU 32/1997 ditegaskan kembali:


a. Pelaksanaan amanat transaksi Kontrak Berjangka dari Nasabah harus didasarkan
atas perintah dari Nasabah yang bersangkutan atau kuasanya.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 24


b. Perintah tersebut berisikan sekurang-kurangnya jenis dan jumlah kontrak yang
akan dibeli atau dijual oleh Nasabah yang bersangkutan.
c. Pialang Berjangka atau pegawainya dilarang bertindak sebagai kuasa dari
Nasabah yang bersangkutan.
Perintah Nasabah (amanat Nasabah/order) yang disampaikan kepada Pialang
Berjangka paling sedikit berisi jenis dan jumlah kontrak yang akan dibeli atau dijual dan
perintah Nasabah (amanat Nasabah/order) tersebut harus dapat dibuktikan dengan
rekaman atau dokumen perintah tertulis Nasabah.

18. SE 151/2012
Kewajiban Pialang Berjangka untuk Mengumumkan melalui Media Massa atas
terjadinya Perubahan atau Penambahan Data Profil Perusahaan

 Setiap Penerbitan Izin sebagai WPB, Pembekuan dan Pencabutannya wajib


diumumkan kepada publik melalui Website perusahaan paling lambat 15 (lima
belas) hari setelah izin tsb diberikan, dibekukan, atau dicabut.
 Setiap Persetujuan yang diberikan Bappebti (Perubahan Pemegang Saham, Dewan
Komisaris atau Direksi, Perubahan Alamat, Rekening Terpisah, Perubahan Kantor
Cabang) wajib diumumkan kepada publik melalui Website perusahaan dan melalui
2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran Nasional paling
lambat 15 (lima belas) hari setelah Persetujuan tsb diberikan.
 Pengumuman tsb wajib dilaporkan kepada Bappebti paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah Pengumuman tsb dimuat disertai fotokopinya.

19. SE 10/2014
Penegasan Ketentuan SK110/2014 tentang Perubahan Kedua SK63/2008 tentang
Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka

Materi Muatan
Pialang Berjangka wajib melakukan penyesuaian dokumen DPAR dan PPA paling lama
3 (tiga) bulan sejak SK110 ditetapkan.

20. SE 11/2014
Penegasan Ketentuan SK107/2013 tentang Perubahan Kedua SK99/2012 tentang
Penerimaan Nasabah secara Elektronik On-line di bidang PBK

Materi Muatan
a. Penerimaan Nasabah secara elektronik on-line di bidang PBK dapat dilakukan
untuk transaksi:
1) Kontrak Berjangka;
2) Kontrak Derivatif dalam Sistem Perdagangan Alternatif; dan

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 25


3) Kontrak Derivatif dalam Sistem Perdagangan Alternatif dengan volume
minimum 0,1 (nol koma satu) lot.

b. Untuk Kontrak Derivatif dalam SPA dgn volume min. 0,1 lot hanya dapat
dilaksanakan secara elektronik on-line.

e. Dalam pengisian data diri, Nasabah wajib melampirkan dokumen pendukung yang
telah di-scan yakni:
a) KTP/SIM/Paspor (dapat pilih salah satu); dan
b) Rekening Koran Bank 3 (tiga) bulan terakhir yang dipergunakan sebagai
tempat penyetoran dan penarikan margin. Jika lebih dari 1, maka wajib
melampirkan seluruh rekening Bank dimaksud.

21. SE 34/2014
Materi muatan:
a. Bappebti tidak menerbitkan perizinan baru di bidang SPA terhitung sejak 15 Maret
2014;
b. Pembukaan kantor cabang dimohonkan ke Bappebti sebelum tanggal 15 Maret
2014;
c. Berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang apabila
diperlukan.

I. MEKANISME PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Tata Cara dalam menyelesaikan sengketa (dispute) di dalam PBK dapat melalui:
1. Musyawarah Mufakat (Negosiasi dan Mediasi)
- Mediasi Internal Perusahaan Pialang
- Mediasi yang difasilitasi oleh Bursa Berjangka atau Komite Perilaku dan
Keanggotaan Bursa Berjangka
2. Lembaga Arbitrase
Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI)
3. Pengadilan Negeri

Pengertian Umum ARBITRASE


Cara penyelesaian sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada
Perjanjian Arbitrase antara Pihak yang bersengketa.

BADAN ARBITRASE PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (BAKTI)


Lembaga penyelesaian sengketa di luar peradilan umum untuk persengketaan perdata
khusus di bidang perdagangan berjangka komoditi melalui mekanisme arbitrase.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 26


Sengketa bisa menjadi masalah hukum bila pertentangan tersebut menimbulkan
pertentangan hak, pembelaan/perlawanan terhadap hak yang dilanggar, dan tuntutan
terhadap kewajiban dan tanggung jawab.

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SENGKETA MEDIASI vs ARBITRASE


MEDIASI ARBITRASE

Forum non-adjudication Forum adjudication


Para pihak menunjuk pihak ketiga Para pihak menunjuk pihak ketiga sebagai
sebagai mediator arbiter

Mediator tidak mengambil keputusan Arbiter berwenang mengambil keputusan

Dalil dimaksudkan untuk meyakinkan pihak Dalil dimaksudkan untuk meyakinkan arbiter
lawan
Prosedur informal Prosedur agak formal

Hasil akhir: perdamaian atau deadlock Hasil akhir: keputusan arbiter final & mengikat
(binding)

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SENGKETA ARBITRASE vs PENGADILAN


ARBITRASE PENGADILAN NEGERI

Tertutup untuk umum Terbuka untuk umum


Harus ada perjanjian antara pihak yang
Tidak perlu perjanjian
bersengketa
Arbiter dipilih para pihak, Hakim tidak bisa dipilih,
karena trust dan keahlian umumnya generalis
Prosedur agak formal Prosedur sangat formal
Tidak ada preseden Mengenal preseden
Final & mengikat (binding), lebih cepat Banding, kasasi & PK
Biaya dapat dikontrol Biaya sulit dikontrol

BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA BERDASARKAN SIFAT


• NON-AJUDIKASI (negosiasi dan mediasi)
• AJUDIKASI (peradilan dan arbitrase)

Para Pihak memberi kewenangan kepada Arbiter untuk memutuskan sengketa pada
tingkat pertama dan terakhir.

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 27


Arbiter: orang perseorangan yang dipilih oleh Para Pihak untuk memutuskan suatu
persengketaan karena mereka percaya bahwa Arbiter akan mengambil keputusan secara
adil, independen dan tidak memihak.

Permohonan Arbitrase didaftarkan pada Sekretariat BAKTI, memuat sekurang-kurangnya:


nama dan alamat Para Pihak, penjelasan mengenai persengketaan, dan rincian tuntutan
disertai lampiran-lampiran yang diperlukan

SYARAT ARBITRASE BAKTI


Arbitrase hanya dapat dilaksanakan bagi Para Pihak yang bersengketa apabila terpenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Para Pihak terikat oleh Perjanjian Arbitrase;
b. Perjanjian Arbitrase menyebutkan secara tegas bahwa Para Pihak menunjuk Arbitrase
sebagai forum penyelesaian sengketa;
c. Permohonan diajukan oleh Pemohon kepada BAKTI sesuai dengan Peraturan dan
Acara ini;
d. Para Pihak, baik sendiri maupun bersama-sama, telah membayar biaya-biaya yang
diperlukan untuk melaksanakan Arbitrase sesuai dengan ketentuan Peraturan dan
Acara Arbitrase;
e. Sidang Arbitrase untuk memeriksa sengketa sudah terbentuk.

JENIS & MEKANISME PEMBAYARAN BIAYA ARBITRASE BAKTI


a. Pemohon membayar biaya pendaftaran pada saat mendaftarkan permohonan;
b. Sebelum persidangan Arbitrase dimulai, Para Pihak membayar dimuka 25% dari
estimasi biaya untuk keperluan sidang, adm/sekretariat dan Arbiter yang dihitung
berdasarkan prosentase tertentu terhadap nilai sengketa, dan ditanggu oleh Para Pihak
secara prorata terlebih dahulu;
c. Masing-masing Pihak menanggung langsung biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
menghadirkan saksi/saksi ahli mereka dan pemeriksaan di tempat;
d. Setelah dibacakan, Putusan akan didaftarkan pada Panitera Pengadilan Negeri
setempat atas biaya Para Pihak;
e. Semua biaya Arbitrase, kecuali biaya pendaftaran, pada akhirnya dalam Putusan akan
dibebankan kepada Pihak yang dinyatakan bersalah, namun jika tuntutan dikabulkan
hanya sebagian maka biaya Arbitrase dibebankan kepada Para Pihak secara seimbang
atau yang dianggap seimbang oleh sidang Arbitrase.

PROSES ARBITRASE BAKTI


a. Pemohon mendaftarkan permohonan Arbitrase kepada BAKTI;
b. BAKTI meneruskan tuntutan Pemohon kepada pihak yang dituntut (Termohon) dan
memberi waktu 14 hari untuk memberikan jawaban;
c. Pemohon dan Termohon masing-masing mengusulkan 1 calon Arbiter. Ke-2 Arbiter
tersebut menunjuk 1 Arbiter lagi sebagai Ketua Majelis Arbitrase atau Para Pihak bisa
hanya menyepakati 1 Arbiter tunggal;

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 28


d. Sidang pertama Arbitrase. Jika Pemohon tidak hadir maka tuntutan akan dinyatakan
gugur, namun bila Termohon yang tidak hadir, maka akan dipanggil sekali lagi. Jika
Termohon tidak hadir kembali, maka akan dilanjutkan dan diputuskan walau tanpa
kehadiran Termohon;
e. Sidang dilakukan secara tertutup dan menurut tata cara Arbitrase BAKTI. Proses
berlangsung paling lama 180 hari sejak Sidang Arbitrase terbentuk, namun dapat
diperpanjang bila diperlukan;
f. Pemohon dan Termohon masing-masing mengusulkan 1 calon Arbiter. Ke-2 Arbiter
tersebut menunjuk 1 Arbiter lagi sebagai Ketua Majelis Arbitrase atau Para Pihak bisa
hanya menyepakati 1 Arbiter tunggal.

J. BAHAN TAMBAHAN
Keanggotaan Bursa Berjangka
1. Pedagang Berjangka (mendapat Sertifikat Pendaftaran)
a. Pedagang Perusahaan,
b. Pedagang Perorangan.
2. Pialang Berjangka (mendapat Izin Usaha)
3. Pemegang Saham Pendiri (Pasal 12 Ayat (2) UU 32/1997)

Kewajiban Pelaporan Keuangan Pialang


- Laporan BULANAN (Pasal 5, SK47/2003)
Laporan MBD dan Laporan Rekening Terpisah.
Maks. Keterlambatan 7 hari kalender
- Laporan TRIWULAN (Pasal 95 Ayat (2) PP)
Neraca, Laba/Rugi, Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Laporan MBD, dan Laporan
Rekening Terpisah.
Maks. Keterlambatan 45 hari kalender
- Laporan TAHUNAN (Pasal 95 Ayat (3) PP)
Laporan Triwulan + Laporan Keuangan Audited dan Laporan Kinerja Perusahaan.
Maks. Keterlambatan 90 hari kalender

K. CONTOH HEDGING
1. Andre memiliki lahan ditanam kopi 5000 pohon, akan dipetik pada bulan Oktober
2014. Hasil yang diperkirakan setelah diproses jadi grade 4B 10 ton. Harga di pasar
fisik tanggal 4 Agustus 2014 Rp9000 dan di pasar berjangka November Rp9100.
Andre panen dan diproses dengan hasil 4B sebesar 10 ton. Harga di pasar fisik
Rp8800/kg dan di pasar berjangka Rp8900/kg.
Bagaimana cara Andre terhindar dari fluktuasi harga?

Jawab:

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 29


Pasar Fisik Pasar Berjangka
4 Agustus 2014
Beli 10 ton Kopi Grade 4B Rp9000 Jual 10 ton Kopi Grade 4B Rp9100
10 Oktober 2014
Jual 10 ton Kopi Grade 4B Rp8800 Beli 10 ton Kopi Grade 4B Rp8800
Rugi Rp200 Untung Rp200

2. Sebuah perusahaan Amerika mengimpor produk dari Jerman. Harga kontrak


disepakati oleh eksporter dan importer sebesar 100.000DM (saat itu 1 DM = 56,16
sen US). Di pasar berjangka untuk Juni adalah 56.88 sen.
Pada saat delivery nilai DM di pasar fisik naik menjadi 59.88 sen dan di pasar
berjangka naik menjadi 60.76 sen.
Bagaimana cara importer AS terhindar dari fluktuasi dolar AS?
Jawab:
Pasar Fisik Basis Pasar Berjangka
Jual DM di $0.5616 -$0.0072 Beli DM di $0.5688
Beli DM di $0.5988 -$0.0088 Jual DM di $0.6076
Rugi $0.0372 Untung $0.0388
Untung $0.0016

3. Perusahaan AS tanda tangan kontrak dengan perusahaan Inggris untuk delivery


peralatan elektronik dalam waktu 6 bulan. Nilai kontraknya sebesar US$3,000,000.
Perusahaan Inggris membayar dengan Pound yang sama dengan nilai kontrak. Nilai
Pound saat tanda tangan adalah sebesar $2.0510 dan di pasar berjangka adalah
$2.083.
Saat delivery nilai Pound di pasar fisik adalah $1.9850 dan di pasar berjangka adalah
$2.0170.
Bagaimana cara eksporter AS terhindar dari fluktuasi harga?

Jawab:
Pasar Fisik Basis Pasar Berjangka
Beli Pound di $2.0510 -$0.032 Jual Pound di $2.0830
Jual Pound di $1.9850 -$0.032 Beli Pound di $2.0170
Rugi $0.0660 Untung $0.0660
Jadi Pound yang diterima $1.9850 (hasil jual) ditambah dgn untung $0.0660
menjadi $2.0510

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 30


L. Pertanyaan-pertanyaan seputar transaksi multilateral
1. Best bid GOL April ada pada harga Rp 402.500/gr sebanyak 6 lot. Best Ask GOL April
pada harga Rp 402.800/gr sebanyak 4 lot. Jika ada nasabah ingin melakukan market
order sell 10 lot, jenis order apa yang digunakan dan pada harga berapa order
tersebut di-input untuk memperbesar peluang terlaksananya (done) seluruh order
nasabah tersebut?
Jawab: Limit order pada harga Best Bid Rp402.500 atau dibawahnya.
Atau menggunakan Fill and Kill order.

2. Seorang nasabah memasang order Fill or Kill Buy 3 lot kontrak GOL April pada harga
Rp 402.500/gr. Best ask kontrak GOL April di harga Rp 402.500/gr sebanyak 2 lot.
Berapa lot order nasabah tersebut yang terlaksana (done)?
Jawab: Tidak done.

3. Antara perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan pabrik minyak goreng,


manakah yang lebih mudah melakukan lindung nilai (hedging) dengan kontrak
berjangka Olein?
Jawab: Pabrik minyak goreng.

4. Suatu pabrik memiliki kewajiban untuk mengirimkan Olein ke pasar dalam 3 bulan
mendatang saat pertengahan bulan Ramadhan. Pabrik tersebut tidak memiliki
tanki yang cukup untuk menyimpan stok produksi maupun gudang untuk
menyimpan bahan baku produksi sehingga bahan baku yang datang segera diolah
dan hasilnya dikirimkan. Apakah yang sebaiknya dilakukan oleh pabrik tersebut?
Jawab: Beli Olein dan menghubungi Kliring Berjangka untuk mencarikan pihak-
pihak yang menyewakan tanki untuk sementara.

5. Sebuah pabrik mie instan berorientasi sangat potensial untuk melakukan hedging
di JFX. Kontrak apa saja yang bisa digunakan untuk aktivitas hedging pabrik
tersebut dan risiko fluktuasi harga apa yang bisa di-hedge dengan produk-produk
tersebut?
Jawab: Kontrak Olein (untuk pengolahan mie) dan KIE (untuk melindungi rupiah)

=== oo ===

Materi Belajar Calon Wakil Pialang Berjangka - 31

Anda mungkin juga menyukai