Anda di halaman 1dari 8

1. Dalam hal equity Nasabah bertambah menjadi lebih dari Rp25.000.

000,00 (dua puluh lima juta


rupiah) maka Pialang Berjangka wajib melakukan CDD Standar.

2. Dalam berhubungan langsung dengan calon Nasabah,

Wakil Pialang Berjangka wajib:

a. mengetahui latar belakang calon Nasabah yang

mencakup pengetahuan, pengalaman transaksi di

bidang Perdagangan Berjangka dan kemampuan

keuangan sehingga diperoleh keyakinan bahwa

calon Nasabah yang akan diterima merupakan

calon Nasabah yang layak;

b. menyampaikan dan menjelaskan dokumen

Keterangan Perusahaan berupa profil perusahaan

yang telah disetujui Bappebti yang isinya

berpedoman pada Formulir Nomor I.PPP.1

tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan


ini;

c. menyampaikan dan menjelaskan dokumen

Pemberitahuan Adanya Risiko dengan

menggunakan Formulir Nomor II.PPP.2.A untuk

Kontrak Berjangka dan Formulir Nomor II.PPP.2.B

untuk Kontrak Derivatif tercantum dalam

Lampiran

yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Badan ini;

d. menyampaikan dan menjelaskan

dokumen

Perjanjian Pemberian Amanat dengan

menggunakan Formulir Nomor III.PPP.1 untuk

Kontrak Berjangka dan Formulir Nomor III.PPP.2

untuk Kontrak Derivatif tercantum dalam

Lampiran
yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Badan ini;

e. menyampaikan dan menjelaskan serta Peraturan

Perdagangan (Trading Rules);

f. menjelaskan mengenai Kontrak Berjangka,

Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak

Derivatif lainnya yang akan ditransaksikan;

g. menyampaikan dan menjelaskan dokumen

Aplikasi Pembukaan Rekening Transaksi, serta

memeriksa apakah dokumen tersebut telah diisi

seluruhnya secara lengkap oleh Nasabah sesuai

dengan Formulir Nomor IV.PPP tercantum dalam

Lampiran

yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Badan ini;

h. memberikan kesempatan kepada calon Nasabah


untuk melakukan simulasi transaksi

Perdagangan Berjangka, yang dibuktikan dengan

pernyataan bahwa calon Nasabah telah

melakukan simulasi transaksi Perdagangan

Berjangka dengan menggunakan Formulir Nomor

V.PPP

tercantum dalam Lampiran

yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Badan ini;

i. memberikan kesempatan kepada calon Nasabah

untuk membaca dan mempelajari isi dokumen

Pemberitahuan Adanya Risiko dan dokumen

Perjanjian Pemberian Amanat;

j. menandatangani dokumen Pemberitahuan

Adanya Risiko dengan menggunakan Formulir


Nomor II.PPP.2.A untuk Kontrak Berjangka dan

Formulir Nomor II.PPP.2.B untuk Kontrak

Derivatif tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Badan ini; dan

k. menandatangani dokumen Perjanjian Pemberian

Amanat dengan menggunakan Formulir Nomor

III.PPP.1 untuk Kontrak Berjangka dan Formulir

Nomor III.PPP.2 untuk Kontrak

Derivatif

tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan

ini.

3. Data Pribadi, Pihak Yang dihubungi dalam Keadaan Darurat, Pekerjaan, Daftar Kekayaan, Rekening
Bank Nasabah untuk Penyetoran dan Penarikan Margin

4. a. menerima calon Nasabah apabila mengetahui calon Nasabah yang bersangkutan: 1. telah
dinyatakan pailit oleh pengadilan; 2. telah dinyatakan melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan, dan oleh badan peradilan atau Bappebti; 3. pejabat atau pegawai: a) Bappebti, Bursa
Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka; dan b) Bendaharawan lembaga yang melayani kepentingan
umum, kecuali yang bersangkutan mendapat kuasa dari lembaga tersebut.

b. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi calon Nasabah atau Nasabah dengan
memberikan informasi yang menyesatkan untuk melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak
Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya, antara lain: menawarkan pendapatan tetap (fixed
income) atau bagi hasil (profit sharing);

c. menawarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang
tidak mendapat persetujuan dari Bappebti; d. menerima Nasabah yang sumber dananya berasal dari
beberapa orang yang digabung dalam satu rekening; e. menerima dana Nasabah (Margin awal) secara
tunai (cash); f. menerima dana Nasabah (Margin awal) sebelum menandatangani dokumen
Pemberitahuan Adanya Risiko dan dokumen Perjanjian Pemberian Amanat; g. menerima, meminta atau
meminjam kode akses transaksi Nasabah (Personal Access Password); h. membuat perjanjian dalam
bentuk apapun dengan calon Nasabah atau Nasabah kecuali perjanjian yang diatur dalam Peraturan ini;
i. menerima kuasa dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas nama Nasabah yang bersangkutan;
atau j. melakukan pengisian aplikasi penerimaan Nasabah secara elektronik online untuk kepentingan
dan/atau atas nama calon Nasabah.

5. Pialang Berjangka wajib mengetahui dan memiliki data atau informasi mengenai Nasabahnya meliputi
nama, kedudukan dan alamat, pekerjaan dan umur, kemampuan keuangannya, pengetahuan mengenai
Perdagangan Berjangka Komoditi, alasan membuka rekening Perdagangan Berjangka Komoditi, dan
informasi lainnya yang diperlukan.

6.

7. Kontrak berjangka adalah suatu perjanjian yang mengikat secara hukum diantara 2 pihak, untuk
membeli atau menjual komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka, dalam jumlah, mutu, jenis dan
tempat tertentu yang telah ditetapkan.

Perdagangan Berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli Komoditi dengan
penarikan Margin dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif
Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.

bursa berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana
untuk kegiatan jual beli komoditi berdasarkan kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau
kontrak derivatif lainnya..
Margin adalah sejumlah uang atau surat berharga yang harus ditempatkan oleh Nasabah pada Pialang
Berjangka, Pialang Berjangka pada Anggota Kliring Berjangka, atau Anggota Kliring Berjangka pada
Lembaga Kliring Berjangka untuk menjamin pelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif
Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.

Nasabah adalah Pihak yang melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau
Kontrak Derivatif lainnya melalui rekening yang dikelola oleh Pialang Berjangka.

8. ATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 143/PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH

9.

10. Harga Penyelesaian (Settlement Price) Adalah harga yang ditentukan oleh Indonesia Commodity and
Derivatives Exchange (ICDX) sebagai harga resmi pada akhir hari perdagangan sesuai dengan spesifikasi
kontrak masing-masing.

Settlement adalah tahapan penyelesaian dari prosedur atau atau tahapan transaksi saham. Transaksi
saham di bursa dianggap selesai jika sudah melewati proses settlement, di mana investor jual akan
menerima uang sejumlah saham yang dijualnya dan investor beli akan menerima saham yang dibelinya.
Jika transaksi dilakukan di pasar reguler maka lama proses settlement-nya T + 3. Artinya, investor beli
akan menerima saham pada tiga hari bursa setelah transaksi.

11. Bursa Berjangka wajib mempertahankan jumlah minimun Dana Kompensasi yang harus tersedia.

Besarnya Dana Kompensasi yang dapat disediakan untuk membayar tuntutan ganti rugi ditetapkan oleh
Bursa Berjangka atas persetujuan Bappebti dengan memperhatikan ketentuan pada ayat (1).

Pembayaran ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan sepenuhnya atau sebagian
dari tuntutan ganti rugi yang diajukan kepada Bursa Berjangka.

12. Pialang Berjangka wajib menempatkan dana Nasabah pada rekening terpisah di Bank yang telah
disetujui Bappebti dan membuat pembukuan sesuai dengan sistem akuntansi yang berlaku umum,
sehingga mudah diketahui jumlah dana milik masing-masing Nasabah.
13. Hedging berfungsi untuk “memindahkan” risiko dengan mengunci harga tertentu untuk transaksi di
masa depan, sehingga para trader bisa terlindungi dari risiko perubahan harga

Anda mungkin juga menyukai