Anda di halaman 1dari 13

RESUME MATERI WEEK 6

Transaksi Efek Dan Instrumen

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pasar Modal

Disusun oleh:

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2024
TRANSAKSI EFEK

Tahapan transaksi dalam pasar modal terjadi melalui dua tahapan yaitu (1) pasar primer (primary
market) dan (2) pasar sekunder (secondary market).

 Pasar primer merupakan pasar yang memperdagangkan obligasi dan saham yang baru
diterbitkan pertama kali oleh emiten kepada underwriter.
 Pasar sekunder merupakan pasar yang memperdagangkan saham dan obligasi antar
investor setelah melewati masa penawaran di pasar primer.

A. Jenis Mekanisme Transaksi Efek

A.1 Transaksi Menurut Tempat Pelaksanaan

A.1.1 Transaksi Bursa

Kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam-meminjam Efek, atau kontrak lain
mengenai Efek atau harga Efek

A.1.2 Transaksi Luar Bursa

Transaksi antar Perusahaan Efek atau antara Perusahaan Efek dengan Pihak lain yang
tidak diatur oleh Bursa Efek, dan transaksi antar Pihak yang bukan Perusahaan Efek.

A.2 Transaksi Menurut Pembiayaan

1. Transaksi Regular Definisi: Transaksi efek yang dilakukan nasabah di pasar sekunder
tanpa pembiayaan dari perusahaan efek. Persyaratan:

a. Telah membuka rekening efek (bagi nasabah retil) atau memiliki perjanjian
tertulis (bagi nasabah Kelembagaan) di Perusahaan Efek

b. Memiliki kecukupan dan ketersediaan dana dan efek.

2. Transaksi Margin Jenis transaksi lain-lain


a. Pinjam-meminjam efek

b. Transaksi repo/reverserepo

A.3 Transaksi Menurut Nasabah

1. Transaksi Nasabah Pemilik Rekening

Definisi: Transaksi Efek yang dilaksanakan oleh Perusahaan Efek untuk kepentingan
rekening nasabahnya sesuai dengan kontrak antara Perusahaan Efek dengan nasabah
tersebut.

2. Transaksi Nasabah Umum

Definisi: Transaksi melalui pemesanan Efek dalam Penawaran Umum oleh pemodal yang
tidak mempunyai rekening Efek pada Perusahaan Efek

3. Transaksi Nasabah Kelembagaan

Transaksi Efek antara Perusahaan Efek dengan nasabah kelembagaan tertentu yang
didasarkan pada perjanjian antara Perusahaan Efek dengan nasabah kelembagaan tersebut
seperti perusahaan asuransi, Reksa Dana, bank atau lembaga keuangan lainnya yang tidak
mempunyai rekening Efek pada Perusahaan Efek tersebut

B. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa

Peraturan mengenai Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa saat ini diatur dalam POJK No.
26/POJK.04/2014 menggantikan Peraturan III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi
Bursa dan III.B.7 tentang Dana Jaminan.

B.1 Definisi

1) Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa adalah kewajiban Lembaga Kliring dan


Penjaminan untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab Anggota
Kliring yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi
Bursa dan
untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama sebagaimana
diwajibkan kepada Anggota Kliring yang bersangkutan.

2) Dana Jaminan adalah kumpulan dana dan/atau Efek yang diadministrasikan dan
dikelola oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan yang digunakan untuk melakukan
Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan

3) Cadangan Jaminan adalah akumulasi dana yang berasal dari penyisihan laba bersih
Lembaga Kliring dan Penjaminan dalam bentuk kas atau setara kas yang digunakan untuk
melakukan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa oleh Lembaga Kliring dan
Penjaminan

4) Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari Transaksi Bursa.

5) Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi setiap
Anggota Kliring untuk menyerahkan atau menerima sejumlah saldo Efek tertentu untuk
setiap jenis Efek yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah saldo
dana untuk seluruh atau setiap jenis Efek yang ditransaksikan.

6) Anggota Kliring adalah Anggota Bursa Efek atau pihak lain, yang memenuhi
persyaratan untuk mendapatkan layanan jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa berdasarkan peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan.

7) Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam meminjam
Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek

C. Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi Short
Selling Oleh Perusahaan Efek (Peraturan Bapepam Nomor V.D.6)

C.1 Definisi Istilah

1). Jaminan Awal adalah sejumlah dana dan atau Efek yang wajib disetor nasabah
kepada Perusahaan Efek sebagai Jaminan Pembiayaan pada saat pembukaan Rekening
Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short
Selling.
2). Jaminan Pembiayaan adalah sejumlah dana dan atau Efek milik nasabah yang
ditahan oleh Perusahaan Efek sebagai jaminan untuk penyelesaian Transaksi Marjin atau
Transaksi Short Selling.

3). Permintaan Pemenuhan Jaminan adalah permintaan Perusahaan Efek kepada


nasabah untuk menyerahkan dana dan atau Efek dalam rangka memenuhi batas maksimal
nilai pembiayaan yang diberikan oleh Perusahaan Efek kepada nasabah atau batas
minimal nilai Jaminan Pembiayaan yang wajib dipenuhi oleh nasabah.

4). Perjanjian Pembiayaan adalah perjanjian antara Perusahaan Efek dengan nasabah
yang memuat hak dan kewajiban terkait dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek
nasabah oleh Perusahaan Efek yang dapat berupa pembiayaan dana dan atau pembiayaan
Efek.

5). Posisi Long adalah saldo Efek dalam akun tertentu di buku pembantu Efek yang
menunjukkan sejumlah Efek yang dimiliki oleh Perusahaan Efek atau sejumlah Efek
yang wajib diserahkan oleh Perusahaan Efek kepada nasabah.

6). Posisi Short adalah saldo Efek dalam akun tertentu di buku pembantu Efek yang
menunjukkan sejumlah Efek yang dijual oleh Perusahaan Efek untuk kepentingannya
sendiri dan atau kepentingan nasabah, tetapi pada saat dijual Efek dimaksud belum
dimiliki oleh Perusahaan Efek dan atau belum diserahkan oleh nasabah kepada
Perusahaan Efek

7). Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin adalah rekening Efek nasabah yang
khusus dipergunakan untuk aktivitas Transaksi Marjin.

8). Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling adalah rekening Efek nasabah
yang khusus dipergunakan untuk aktivitas Transaksi Short Selling.

9). Saldo Debit adalah saldo dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau
Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling yang menunjukkan jumlah uang
yang wajib dibayar oleh nasabah kepadaPerusahaan Efek.

10). Saldo Kredit adalah saldo dana dalam rekening Efek nasabah yang menunjukkan
kewajiban Perusahaan Efek kepada nasabah dan atau yang menunjukkan jaminan
termasuk
Jaminan Pembiayaan dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening
Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling.

11). Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh Perusahaan Efek.

12). Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud
tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.

D. Kontrak Berjangka Dan Opsi Atas Efek Atau Indeks Efek (KBIE)

KBIE selain diatur didalam Peraturan III.E.1 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek Atau
Indeks Efek juga diatur dalam Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor II.E tentang Perdagangan
Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45

D.1 Peraturan Bapepam III.E.1

D.1.1 Definisi Istilah

1. Jaminan adalah dana dan atau Efek yang dapat digunakan oleh Lembaga Kliring dan
Penjaminan untuk menyelesaikan Transaksi Bursa atas Kontrak atau untuk
menyelesaikan kewajiban anggota kliring kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan.

2. Kontrak Berjangka adalah suatu perjanjian yang mewajibkan para Pihak untuk
membeli atau menjual sejumlah Underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di masa
yang akan datang.

3. Kontrak adalah Kontrak Berjangka atau Opsi.

4. Likuidasi Kontrak adalah penutupan Posisi Terbuka anggota kliring oleh Lembaga
Kliring dan Penjaminan.

5. Opsi adalah hak yang dimiliki oleh Pihak untuk membeli atau menjual kepada Pihak
lain atas sejumlah Efek pada harga dan dalam waktu tertentu.

6. Posisi Terbuka adalah posisi Kontrak baik jual maupun beli yang belum diselesaikan
7. Transaksi Saling Hapus adalah transaksi yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek
untuk menyelesaikan Kontrak dengan posisi berlawanan, baik itu jual maupun beli atas
Kontrak yang sama.

8. Underlying adalah Efek, indeks Efek, sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek
yang menjadi dasar transaksi Kontrak

D.2 Peraturan BEI II-E tentang Perdagangan KBIE LQ-45

D.2.1 Definisi

1) Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE) LQ-45 adalah janji untuk menjual atau
membeli kontrak Indeks Efek LQ-45 dengan penyelesaian di waktu yang akan datang,
yang mewajibkan setiap Pihak untuk memenuhi perjanjian tersebut pada saat jatuh tempo.

2) Indeks Efek adalah indeks dari Efek atau sekumpulan Efek, baik yang berasal dari
Efek yang tercatat di Bursa Efek lokal maupun Bursa Efek negara lain.

3) Nilai Indeks Efek adalah angka dari Indeks LQ-45.

4) Harga KBIE LQ-45 adalah angka yang terbentuk berdasarkan perjumpaan penawaran
jual dan permintaan beli KBIE LQ-45 yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek di Bursa.

5) Fraksi Harga KBIE LQ-45 adalah satuan perubahan Harga KBIE LQ-45 yang
digunakan dalam melakukan penawaran jual dan/atau permintaan beli KBIE LQ-45.

6) Angka Pengganda (Multiplier) KBIE LQ-45 adalah nilai Rupiah yang mewakili
satu Harga KBIE LQ-45.

7) Pasar KBIE LQ-45 adalah pasar dimana perdagangan KBIE LQ-45 di Bursa
dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek.

8) Harga Penyelesaian Final (HPF) adalah harga yang digunakan untuk penentuan hak
dan kewajiban Anggota Bursa Efek pada hari jatuh tempo.
9) Harga Penyelesaian Harian (HPH) adalah harga yang digunakan untuk penentuan
hak dan kewajiban harian Anggota Bursa Efek.

10) Daftar Hasil Kliring Kontrak Berjangka dan Opsi (DHK-Kontrak Berjangka
dan Opsi) adalah dokumen elektronik yang memuat perincian hak dan kewajiban
masing- masing Anggota Bursa Efek yang timbul dari Transaksi Bursa Kontrak
Berjangka dan/atau Opsi.

11) Laporan Penyelesaian Kewajiban Kontrak Berjangka dan Opsi (LPK Kontrak
Berjangka dan Opsi ) adalah dokumen yang memuat status pemenuhan hak atau
kewajiban uang dari masing-masing Anggota Bursa Efek terkait Transaksi Kontrak
Berjangka dan/atau Opsi.

12) Anggota Bursa Efek (AB) adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin
usaha dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai Perantara Pedagang Efek atau Penjamin Emisi
Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah memperoleh Persetujuan Keanggotaan Bursa
untuk mempergunakan sistem dan/atau sarana Bursa dalam rangka melakukan kegiatan
perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan Bursa.

13) Liquidity Provider Kontrak Berjangka adalah Anggota Bursa Efek yang telah
mendapat persetujuan dari Bursa untuk dapat memperdagangkan Kontrak Berjangka dan
Opsi, dan mempunyai kewajiban untuk melakukan penawaran jual dan permintaan beli
Kontrak Berjangka setiap Hari Bursa guna mendukung terciptanya likuiditas
perdagangan Kontrak Berjangka tersebut.

14) Jakarta Automated Trading System (JATS) adalah sistem perdagangan Efek yang
berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi dengan
menggunakan sarana komputer.

15) Auto Rejection KBIE LQ-45 adalah penolakan secara otomatis oleh JATS terhadap
penawaran jual dan/atau permintaan beli KBIE LQ-45 yang dimasukkan ke JATS akibat
dilampauinya batasan harga yang ditetapkan oleh Bursa.
PERATURAN TERKAIT REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA

A. Pengelolaan Investasi Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 (UUPM)


A.1 Bentuk Hukum dan Perizinan (Pasal 18 UUPM)
(1) Reksa Dana dapat berbentuk Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
(2) Reksa Dana berbentuk Peseroan dapat bersifat terbuka atau tertutup
(3) Yang dapat menjalankan usaha Reksa Dana berbentuk Perseroan adalah Perseroan yang telah
memperoleh izin usaha dari Bapepem
(4) Reksa Dana berbentuk KIK hanya dapat dikelola oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak.
(5) Persyaratan dan tata cara perizinan Reksa Dana berbentuk Perseroan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.

 Reksa Dana berbentuk Perseroan:


Emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan
selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek
yang diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar Uang.
 Reksa Dana berbentuk KIK:
a. Reksa Dana berbentuk KIK menghimpun dana dengan menerbitkan Unit Penyertaan
kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai
jenis Efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar Uang
b. Kontrak antara MI dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan
dimana MI diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank
Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif
 Reksa Dana berbentuk perseroan dapat bersifat terbuka maupun tertutup sedangkan
Reksa Dana berbentuk KIK hanya bersifat terbuka.
 Reksa Dana Terbuka adalah Reksa Dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali
saham-sahamnya/unit penyertaannya dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang
telah dikeluarkan.
 Reksa Dana Tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat membeli kembali
saham sahamnya yang telah dijual kepada pemoda
B. Gambaran Reksa Dana Secara Umum
B.1 Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 47/POJK.04/2015 tentang Pedoman
Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka:
a. Reksa Dana Pasar Uang adalah Reksa Dana yang hanya melakukan investasi pada:
1) Instrument pasar uang dalam negeri; dan/atau
2) Efek bersifat utang yang:
i. Diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun; dan/atau
ii. Sisa jatuh temponya tidak lebih dari dari 1 (satu) tahun.
b. Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah Reksa Dana yang melakukan investasi paling sedikit
80% (delapan puluh persen) dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk Efek bersifat utang
c. Reksa Dana Saham adalah Reksa Dana yang melakukan investasi paling sedikit 80% (delapan
puluh persen) dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk Efek bersifat ekuitas
d. Reksa Dana Campuran adalah Reksa Dana yang melakukan investasi pada Efek bersifat
ekuitas, Efek bersifat utang, dan/atau instrumen pasar uang dalam negeri yang masing masing
paling banyak 79% (tujuh puluh sembilan persen) dari Nilai Aktiva Bersih, dimana dalam
portofolio Reksa Dana tersebut wajib terdapat Efek bersifat ekuitas dan Efek bersifat utang.

C. Reksa Dana Syariah


C.1 Pengertian Reksa Dana Syariah
 Reksa Dana Syari'ah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
Syari'ah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib al-
mal/ Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara
Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi. (Pasal 1 angka
6 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana
Syariah).
 Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. (Pasal 1 angka 1 POJK
19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah)

C.2 Ciri Reksa Dana Syariah


a. Reksa dana syariah hanya boleh berinvestasi di Daftar Efek Syariah, Daftar Efek Syariah ini
dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan, yang isinya menyatakan saham-saham perusahaan
yang bisnisnya berjalan sesuai syariah.
b. Adanya Mekanisme Pembersihan yaitu, Hasil investasi yang dibagikan harus bersih
dari unsur non halal
c. Adanya dewan pengawas syariah yang berfungsi sebagai pengawas. Tugasnya untuk memastikan
manajer investasi menempatkan dana investor sesuai dengan Daftar Efek Syariah, melakukan proses
cleansing dan menyetujui pelaksanaan investasi di perusahaan manajemen aset jika sudah berjalan sesuai
syariah

D. Exchange-Traded Fund (Peraturan OJK No. 49/POJK.04/2015)


ETF adalah Reksa Dana KIK yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek dan
melibatkan Dealer Partisipan dan Sponsor.

Pihak-pihak yang terlibat:


a. Manajer Investasi
b. Bank Kustodian
c. Dealer Partisipan: anggota Bursa Efek yang melakukan penjualan atau pembelian Unit
Penyertaan
d. Sponsor: pihak yang melakukan penyertaan dalam bentuk uang atau Efek
e. Investor
E. Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) (Peraturan OJK No. 37/POJK.04/2015)
E.1 Pengaturan Umum Tentang RDPT
Reksa Dana Penyertaan Terbatas adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana
dari pemodal profesional yang selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi pada
Portofolio Efek yang berbasis Kegiatan Sektor Riil.

Pihak-pihak yang terlibat:


E.1.1 Manajer Investasi
B.1.1 Bank Kustodian
C.1.1 Investor
D.1.1 Perusahaan Sasaran

E.1.2 Ketentuan Umum


a) Kegiatan Sektor Riil adalah kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang berkaitan dengan produksi barang, penyediaan jasa di sektor riil termasuk tetapi
tidak terbatas dalam rangka produksi barang, dan/atau modal kerja dari kegiatan tersebut.
b) Perusahaan Sasaran adalah perusahaan yang menerbitkan Efek yang ditawarkan tidak
melalui Penawaran Umum yang akan menjadi Portofolio Efek Reksa Dana Penyertaan
Terbatas.
c) Pemodal Profesional adalah pemodal yang memiliki kemampuan untuk membeli Unit
Penyertaan dan melakukan analisis risiko terhadap Reksa Dana Penyertaan Terbatas
sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini

F. Efek Beragun Aset


Sebagai upaya untuk menggairahkan iklim investasi di Indonesia, pemerintah sejak 1997
mengeluarkan peraturan mengenai efek beragun aset (EBA). Tujuannya, sebagai alternatif
pilihan investasi bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal.

EBA adalah surat berharga yang dapat berupa surat utang, surat partisipasi, atau turunannya yang
diterbitkan oleh penerbit EBA melalui sekuritisasi aset, yang pembayarannya terutama
bersumber dari kumpulan aset keuangan yang dijual oleh kreditor asal (originator) kepada
penerbit EBA. Melalui proses sekuritisasi aset, kreditor asal mendapatkan dana kembali tanpa
harus menunggu pelunasan pinjaman dari para peminjam (debitor). Dengan begitu, dana tersebut
dapat digunakan oleh originator tersebut untuk mendukung ekspansi ataupun memperbaiki
struktur keuangan

G. Reksa Dana KIK Real Estate atau Dana Investasi Real Estate (DIRE)
G.1 Gambaran Umum DIRE
DIRE atau dikenal juga sebagai Real Estate Investment Trust (REIT) adalah salah satu sarana
investasi baru yang secara hukum di Indonesia akan berbentuk KIK.
DIRE adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan kembali pada aset real estat, aset yang berkaitan dengan real estat atau
kas dan setara kas. DIRE merupakan sebuah alternative pendanaan real estate/ property yang
efisien. Selama ini perusahaan property di Indonesia masih menggunakan dana segar melalui
skema IPO

Karakteristik DIRE:
a. Investasi dilakukan pada aset Real Estate, yaitu tanah secara fisik termasuk bangunan yang ada
di atasnya
b. Memiliki pendapatan yang relatif statbil
c. Aset yang berkaitan dengan real estat adalah efek perusahaan real estat yang tercatat di Bursa
Efek dan atau diterbitkan oleh perusahaan real estat
d. Aset yang menjadi portofolio dana investasi real estat berbentuk KIK harus memiliki hukum
yang kuat, sah dan mudah ditransaksikan
e. Seluruh atau sebagian besar Pendapatan (minimal 90% dari laba bersih) wajib didistribusikan
kepada investor

Anda mungkin juga menyukai