Anda di halaman 1dari 5

Resume Pertemuan ke-4 Penagihan dan Peradilan Pajak A

Kelompok 1
1. Fauzi Dwi Susanti 205030401111007
2. Faradilla Mustikarini 205030400111032
3. Hezeprina Rosali Siagian 205030401111047
4. Indiera Putri Arini Limodiredjo 205030400111028

LELANG
A. Dasar hukum lelang

● Peraturan Meteri Keuangan Nomor 106/PMK.06/2013 atas perubahan


Peraturan Meteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.06/2013 atas perubahan
Peraturan Meteri Keuangan Nomor 176/PMK.06/2010 Tentang Balai Lelang
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.06/2013 atas perubahan
Peraturan Meteri Keuangan Nomor 174/PMK.06/2010 Tentang Pejabat
Lelang Kelas I
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor 159/PMK.06/2013 atas perubahan
Peraturan Meteri Keuangan Nomor 175/PMK.06/2010 Tentang Pejabat
Lelang Kelas II

B. Pengertian lelang

Lelang atau Penjualan dimuka umum adalah suatu penjualan barang yang dilakukan
didepan khalayak ramai dimana harga barang - barang yang ditawarkan kepada
pembeli setiap saat semakin meningkat.

Menurut Kepmenkeu nomor 304/KMK.01/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan


Lelang Pasal 1 ayat (1) menyebutkan:

”Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum baik secara langsung
maupun melalui media elektronik dengan cara penawaran harga secara lisan dan/
atau tertulis yang didahului dengan usaha mengumpulkan peminat”

C. Pejabat lelang

Pejabat Lelang adalah orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan


diberi wewenang khusus untuk melaksanakan penjualan barang secara lelang.

Pejabat Lelang Kelas I adalah Pejabat Lelang pegawai Direktorat Jenderal


Kekayaan Negara yang berwenang melaksanakan Lelang Eksekusi, Lelang
Noneksekusi Wajib, dan Lelang Noneksekusi Sukarela.

Pejabat Lelang Kelas II adalah Pejabat Lelang swasta yang berwenang


melaksanakan Lelang Noneksekusi Sukarela (lelang atas barang milik swasta,
perorangan, atau badan hukum/ badan usaha yang dilelang secara sukarela)
D. Tugas dan Wewenang pejabat lelang

Tugas pejabat lelang :

1. Peneliti dokumen objek lelang.

2. Pemberi informasi lelang.


3. Pemimpin Lelang.
4. Juri.
5. Pejabat Umum.
6. Bendaharawan.

Wewenang pejabat lelang :

1. meminta kelengkapan dokumen persyaratan lelang;

2. meminta bantuan aparat keamanan apabila diperlukan;


3. menegur atau mengeluarkan peserta atau pengunjung lelang apabila
melanggar tata tertib lelang;
4. menghentikan pelaksanaan lelang untuk sementara waktu
5. mengesahkan atau membatalkan surat penawaran lelang;
6. menetapkan Pemenang Lelang;
7. membatalkan Pemenang Lelang bagi Pembeli yang wanprestasi;
8. menerima hasil lelang dari Pemenang Lelang;

E. Risalah lelang dan fungsi risalah lelang

Risalah Lelang adalah Berita Acara Pelaksanaan Lelang yang dibuat oleh Pejabat
Lelang atau kuasanya dalam bentuk yang ditentukan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan lelang.

Risalah lelang berfungsi sebagai akta jual beli yang merupakan bukti otentik sebagai
dasar pendaftaran dan pengalihan hak. Setiap pelaksanaan lelang dibuatkan Risalah
Lelang oleh Pejabat Lelang.

Risalah Lelang terdiri dari:

- bagian kepala;

- bagian badan; dan


- bagian kaki.

F. Persiapan lelang

a. meneliti dokumen persyaratan lelang dan legalitas formal subjek dan objek
lelang;
b. meminta penjelasan kepada Penjual, apabila ada hal-hal yang memerlukan
penjelasan;
c. meneliti materi dan jangka waktu pengumuman lelang yang dilakukan oleh
Penjual, sesuai ketentuan;
d. Menyiapkan media elektronikyang digunakan sebagai sarana kehadiran
Peserta Lelang, dalam hal Lelang Dengan Kehadiran Peserta melalui sarana
media elektronik;
e. Membuat bagian Kepala Risalah Lelang;
f. menyiapkan kelengkapan administrasi lelang, antara lain daftar hadir dan
formulir surat penawaran untuk penawaran lelang secara tertulis;
g. melakukan registrasi Peserta Lelang dengan mencatat identitas Peserta
Lelang yang telah menyetorkan Uang Jaminan Penawaran Lelang atau
menyerahkan Garansi Bank dengan meminta fotokopi identitas diri yang sah;
h. meminta Peserta Lelang untuk menyerahkan fotokopi NPWP dalam hal objek
lelang berupa tanah dan/ atau bangunan atau barang bergerak dengan nilai
limit paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
i. membuat daftar penyetor / penyerah jaminan penawaran lelang dan jika
diperlukan, dapat memberikan nomor Peserta Lelang;
j. mengedarkan dan meminta Peserta Lelang untuk mengisi daftar hadir;
k. memperlihatkan asli dokumen kepemilikan kepada Peserta Lelang sebelum
lelang dimulai, dalam hal terdapat dokumen asli kepemilikan dan Penjual
menyerahkannya kepada Pejabat Lelang;
l. meminta Penjual memperlihatkan asli dokumen kepemilikan kepada Peserta
Lelang sebelum lelang dimulai, dalam hal Penjual tidak menyerahkannya
kepada Pejabat Lelang; dan
m. meminta Penjual untuk mempersiapkan surat pernyataan tertulis bahwa
Penjual bersedia melepas barang yang akan dilelang sesuai dengan harga
penawaran paling tinggi yang terbentuk dalam hal penawaran lelang tidak
menggunakan Nilai Limit.

G. Pengumuman Lelang
a. Pengumuman lelang atas Barang sitaan yang akan dilelang dilakukan apabila
setelah lewat waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan
Penyitaan, Penanggung Pajak belum melunasi Utang Pajak dan Biaya
Penagihan Pajak.
b. Untuk barang tidak bergerak atau barang tidak bergerak yang dilelang
bersama-sama dengan barang bergerak, pengumuman lelang dilakukan 2
(dua) kali. Pengumuman lelang pertama dilakukan berselang 15 (lima belas)
hari kalender dengan pengumuman lelang kedua. Sedangkan pengumuman
lelang kedua harus dilakukan melalui surat kabar harian dan dilakukan
sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum hari
pelaksanaan lelang.
c. Untuk barang bergerak, pengumuman lelang dilakukan 1 (satu) kali melalui
surat kabar harian dan dilakukan sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari
kalender sebelum hari pelaksanaan lelang.
-
H. Pelaksanaan lelang
- Dalam pelaksanaan lelang, Pejabat Lelang dapat dibantu oleh Pemandu
Lelang yang dapat berasal dari Pegawai DJKN atau dari luar pegawai DJKN.
- Penawaran Lelang dilakukan dengan cara:
a. lisan, semakin meningkat atau semakin menurun;
b. tertulis, dilakukan dengan atau tanpa kehadiran Peserta Lelang; atau
c. tertulis dilanjutkan dengan lisan, dalam hal penawaran tertinggi belum
mencapai Nilai Limit
- Penawaran lelang secara tertulis tanpa kehadiran Peserta Lelang dilakukan:
a. melalui surat elektronik (email);
b. melalui surat tromol pos; atau
c. melalui internet baik cara terbuka (open bidding) maupun cara tertutup
(closed bidding).
I. Akibat lelang
Atas lelang yang telah dilakukan terhadap barang sitaan dari Penanggung Pajak,
maka:

a. Hak Penanggung Pajak atas barang yang dilelang berpindah kepada pembeli
dan kepadanya diberikan Risalah Lelang yang merupakan bukti otentik
sebagai dasar pendaftaran dan pengalihan hak
b. Apabila setelah pelaksanaan lelang Wajib Pajak memperoleh keputusan
keberatan atau putusan banding yang mengakibatkan utang pajak menjadi
berkurang atau nihil sehingga menimbulkan kelebihan pembayaran pajak,
Wajib Pajak tidak dapat meminta atau tidak berhak menuntut pengembalian
barang yang telah dilelang.
c. Kepala Kantor mengembalikan kelebihan pembayaran pajak dalam bentuk
uang.
J. Pembatalan lelang
PPMK 189/PMK.03/2020 Pasal 75
1. Atas permohonan Penanggung Pajak atau karena jabatannya, Pejabat dapat
melakukan pembatalan Surat Teguran, Surat Peringatan, atau surat lain yang
sejenis, suart perintah Penagihan seketika Sekaligus, Surat Paksa, surat
perintah melaksanakan Penyitaan, surat perintah Penyanderaan,
pengumuman lelang, surat penentuan harga limit, dan surat lain dalam
pelaksanaan penagihan Pajak
2. Pembatalan dilakukan dalam hal surat dan pengumuman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) seharusnya tidak diterbitkan.
3. Dalam hal telah dilakukan pembatalan, surat dan pengumuman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dianggap tidak pernah diterbitkan.

K. Barang yang dikecualikan dari penjualan secara lelang dan Tata Cara
Penjualannya
PMK 189/PMK.03/2020 Pasal 47
- barang sitaan yang dikecualikan dari penjualan secara lelang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. Uang tunai termasuk mata uang asing dan uang elektronik atau uang
dalam bentuk lainnya;
b. Surat-surat berharga:
1. Harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan pada LJK
sektor perbankan meliputi deposito berjangka, tabungan, saldo
rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu;
2. Harta kekayaan penaggung pajak yang dikelola oleh LJK
sektor perasuransian, LJK lainnya, dan/atau entitas lain yang
memiliki nilai tunai;
3. Surat berharga meliputi obligasi, saham, dan sejenisnya yang
diperdagangkan di LJK sektor pasar
4. Surat berharga meliputi obligasi, saham, dan sejenisnya yang
modal; tidak diperdagangkan di LIK sektor pasar modal;
5. Piutang:
6. Penyertaan modal pada perusahaan lain; atau
7. Surat berharga lainnya; dan
c. Barang yang sudah rusak atau cepat busuk.

L. Kasus Lelang

KPK bakal melelang barang rampasan berupa paketan tas mewah Louis Vuitton (LV)
dan kacamata Dior hingga mobil Alphard. Barang-barang itu bakal dilelang lewat
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta III. Barang
rampasan itu di antaranya merupakan milik terpidana korupsi Fuad Amin dalam
perkara suap jual beli pasokan gas alam pembangkit listrik Bangkalan. Selain itu,
rampasan tersebut milik terpidana di kasus suap ekspor benih lobster, yakni Amiril
Mukminin, Siswadhi PL, dan Ainul Faqih.
Adapun barang yang bakal dilelang antara lain:

- 1 Unit Toyota Alphard, Nilai limit Rp 1,051,591,000 atau Rp 1 M.Uang


jaminan Rp 315,000,000
- 1 Unit Toyota Rush. Nilai limit Rp 237,237,000, Uang jaminan Rp 71,000,000
- Paket Hp Iphone X - Samsung Galaxy Z Fold, Nilai limit Rp 9,648,000, Uang
jaminan Rp 2,890,000
- Paket Tas LV Capucines MM - Kacamata Dior, Nilai limit Rp 33,966,000,
Uang jaminan Rp 10,200,000
- Paket Iphone 11 Pro - Samsung Galaxy A01 Core, Nilai limit Rp 2,812,000,
Uang jaminan Rp 850,000

Barang rampasan di atas bakal dilelang dengan sistem penawaran terbuka atau
open bidding pada Rabu (23/11). Lelang tersebut bakal dilakukan pada laman
lelang.KPK.go.id pukul 10.05-11.05 WIB. Ali menyebut peserta lelang wajib menyetor
uang jaminan lelang sesuai dengan jumlah yang ditentukan paling lambat sebelum
batas akhir penawaran. Selain itu, pemenang lelang bakal dikenai biaya lelang
sebesar 3% dan dilunasi paling lambat 5 hari kerja.

"Pemenang lelang harus melunasi harga pembelian dan biaya lelang 3% paling
lambat 5 hari kerja. Jika tidak, dinyatakan batal dan wanprestasi. Uang jaminan akan
disetorkan ke kas negara sebagai penerimaan lain-lain," tutup Ali.

Adapun Amiril Mukminan merupakan eks sekretaris pribadi Edhy Prabowo. Dia
divonis 4,5 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 6 bulan lantaran terbukti
menerima suap bersama-sama Edhy yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Kelautan dan Perikanan.

Vonis tersebut juga berlaku sama terhadap Siswadhi PL selaku Pemilik PT Aero
Citra Kargo dan OT Oerishable Logistic Insonesia. Serta dijatuhkan kepada
sekretaris istri Edhy Prabowo Ainul Faqih. Ketiganya terbukti melakukan Pasal 12
huruf a Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 juncto UU Nomor 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto
Pasal 65 ayat 1 KUHP.

Sementara itu, Fuad Amin sendiri merupakan mantan Bupati Bangkalan dua periode.
Dia divonis Majelis Hakim pada Oktober 2015 dengan kurungan 8 tahun penjara.
Fuad terbukti menerima suap dari Direktur PT Media Karya Sentosa Antonius
Bambang Djatmiko. Suap itu bertujuan mengurus izin tambang di Bangkalan. Dia
sempat mengajukan banding, tetapi majelis hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
justru memperberat vonisnya menjadi 13 tahun. Pada akhir Desember 2018, Fuad
dipindah dari Lapas Sukamiskin ke Lapas Porong dengan alasan sakit. Namun, pada
September 2019, dia dilaporkan mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit
Graha Amerta RSU dr Siotomo Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai