Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN PELAYANAN AMBULANCE

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBUNDA


TAHUN 2022

JL. A. SYAIRANI RT.004 RW.002 KEL. SARANG HALANG


KECAMATAN PELAIHARI KABUPATEN TANAH LAUT
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

1
Rumah Sakit Ibu dan Anak “IBUNDA”
Jl. A. Syairani RT.004 RW.002 Kelurahan Sarang Halang Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut
Kalimantan Selatan
Telp. 0853 4948 3703 / 0821 5359 5776 / 0813 4974 9817
web: rsia-ibunda.com│ e-mail: rsia.ibunda@outlook.com

SURAT KEPUTUSAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBUNDA


NOMOR: 349 /SK-DIR/RSIA IBUNDA/I/2022

TENTANG
PANDUAN PELAYANAN AMBULANCE

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBUNDA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Ibu dan Anak Ibunda, maka diperlukan
penyelenggaraan panduan pelayanan ambulance yang
bermutu tinggi;
b. Bahwa agar manajemen pelayanan ambulance di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Ibunda dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya Keputusan Direktur Rumah
Sakit Ibu dan Anak Ibunda sebagai landasan bagi
penyelenggaraan panduan pelayanan ambulance di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Ibunda
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a , perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Ibunda
Mengingat : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun


2009 tentang Rumah Sakit

d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

2
147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah
Sakit

e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


HK.02.03/I/0131/2014 tentang Penetapan Kelas Rumah
Sakit Ibu dan Anak Ibunda

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Memberlakukan Panduan Pelayanan Ambulance di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Ibunda
Kedua : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Panduan
Pelayanan Ambulance di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Ibunda dilaksanakan oleh semua Kepala Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Ibunda
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya

Ditetapkan di : Pelaihari
Pada Tanggal : 01 Januari 2022
Direktur RSIA IBUNDA

dr. Ajeng Setiyorini


NIK : 0719082016

3
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT kami sampaikan, karena berkat Rahmat-
Nya, maka buku panduan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tanpa suatu
halangan apapun. Kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua unit terkait
yang juga telah ikut membantu dalam penyelesaian buku panduan Pelayanan
Ambulance ini.
Pelayanan Ambulance adalah bagian dari manajemen penatalaksanaan
penderita gawat darurat yang memerlukan keseragaman organisasi dan pedoman
yang baik, sehingga mortalitas dan morbiditas dapat ditekan serendah mungkin
Diharapkan dengan adanya buku panduan Pelayanan Ambulance dapat
meningkatkan mutu dan pelayanan pasien di lingkungan rumah sakit. Demikian
buku panduan Pelayanan Ambulance ini kami susun, saran dan kritik tentunya
sangat kami harapkan, agar dapat melengkapi kekurangan dalam susunan dalam
buku panduan ini. Demikian kami sampaikan terima kasih.

Pelaihari, 01 Januari 2022

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

4
Halaman
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR ...................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................
1
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................
1
1. PENGERTIAN.....................................................................................................
1
2. TUJUAN ...............................................................................................................
1
BAB II RUANG LINGKUP..................................................................................................
2
A. SASARAN PELAYANAN AMBULANCE............................................................
2
B. TIM AMBULANCE ................................................................................................
2
C. KRITERIA MOBIL AMBULANCE RUMAH SAKIT IBU DAN
ANAK IBUNDA ....................................................................................................
2
BAB III TATA LAKSANA...................................................................................................
3
A. TATA TERTIB AMBULANCE ............................................................................
3
B. MERUJUK PASIEN ...............................................................................................
4
BAB IV PROSEDUR TETAP MENGOPERASIKAN TRANSPORTASI

5
AMBULANCE GAWAT DARURAT................................................................
6
A. SYARAT PENGEMUDI AMBULANCE ..............................................................
6
B. ATURAN AMBULANCE GAWAT DARURAT DI JALAN RAYA ..................
7
C. MENGGUNAKAN ALAT-ALAT PERINGATAN .............................................
8
D. KECEPATAN DAN KESELAMATAN ................................................................
10
E. MENCARI JALUR ALTERNATIF ......................................................................
10
BAB V DOKUMENTASI .....................................................................................................
11

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. PENGERTIAN
Pelayanan ambulance adalah bagian dari manajemen penatalaksanaan
penderita gawat darurat yang memerlukan keseragaman organisasi dan
pedoman yang baik, sehingga mortalitas dan morbiditas dapat ditekan
serendah mungkin.

Pertolongan pertama saat terjadi cedera dapat dilakukan oleh siapapun,


proses pertolongan sangat beragam dan sering kali dijumpzai masalah
karena niat baik menolong dilakukan dengan cara yang tidak benar / salah,
sehingga sering kali terjadi cedera bertambah berat. Fokus perhatian sering
kali tidak memperhatikan saluran nafas (airway), pernafasan / breathing,
ventilation dan sirkulasi (circulation) yang sangat berpotensi
menimbulkan kematian

Resusitasi dilakukan di tempat kejadian (pra rumah sakit) atau di


rumah sakit, resusitasi mencangkup 3 (tiga) hal yaitu resusitasi nafas /
airway, resusitasi breathing dan ventilasi serta peredaran darah /
circulation. Tindakan ini dilakukan oleh paramedis di pra rumah sakit,
kompetensi penatalaksanaan penderita gawat darurat pada umumnya.
Setelah penatalaksanaan resusitasi, penderita selanjutnya melewati proses
rujukan /transfer. Rujukan tersebut menyangkut ketersediaan tenaga medis
(kompetensi yang dimiliki), sarana maupun prasarana yang tersedia untuk
tujuan rujukan.

2. TUJUAN
a. Pasien mendapatkan pelayanan transportasi ambulance sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Pasien mendapatkan pelayanan medis dengan safety dan nyaman.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

A. SASARAN PELAYANAN AMBULANCE

Sasaran pelayanan ambulance adalah pasien yang memerlukan


perawatan tapi tidak bisa dilakukan rawat inap dan di perlukan untuk
dirujuk, karena tempat rawat inap di Rumah Sakit ibu dan Anak Ibunda
penuh, fasilitas kurang memadai, dokter konsulen tidak ada, dan atas
permintaan pasien atau keluarganya.

B. TIM AMBULANCE
1. Dokter Pelayanan ambulance darurat medis akan dipimpin oleh
seorang dokter yang telah memiliki sertifikat ACLS atau ATLS.
2. Perawat : Pelayanan ambulance transportasi dan darurat medis
didampingi oleh perawat bersertifikat BHD dan atau ACLS
3. Pengemudi mobil ambulance untuk pelayanan transportasi maupun
darurat medis dikemudikan oleh petugas pengemudi yang memiliki
SIM khusus (B1) dan sertifikat BHD.

C. KRITERIA MOBIL AMBULANCE RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


IBUNDA
Kriteria Mobil ambulance Rumah Sakit Ibu dan Anak Ibunda telah
dilengkapi dengan :
1. STNK
2. Nama layanan pada Kedua Sisi
3. Ban dalam Kondisi Baik
4. Pintu dalam Kondisi Diterima
5. Sirene
6. Lampu Rotator
7. Peralatan Komunikasi (HP)
8. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, dan lain-lain)
9. Alat medis darurat

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. TATA TERTIB AMBULANCE


1. Pada saat menuju tempat pasien boleh menggunakan sirine dan lampu
rotator
2. Pada saat mengangkut pasien hanya boleh menggunakan lampu
rotator
3. Semua peraturan lalu lintas harus ditaati
4. Kecepatan maksimum 40 km/jam dijalan biasa dan 80 km/jam dijalan
bebas hambatan
5. Petugas membuat laporan keadaan penderita selama transportasi, yang
disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas
pasien, waktu dan keadaan penderita
6. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas
7. Setelah selesai melakukan transportasi harus langsung menuju rumah
sakit
8. Penggunaan ambulance harus sesuai fungsinya, yaitu :
a. Ambulance transport
Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan
khusus atau tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa dan
diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama dalam
perjalanan
b. Ambulance gawat darurat
Pengangkutan penderita gawat darurat yang sudah distabilkan
ketempat pelayanan definitif. Pasien perlu pengawasan medik
khusus dan memungkinkan tindakan resusitasi dalam perjalanan
rujukan
9. Penggunaan ambulance untuk transportasi diluar ketentuan tersebut
seperti antar jemput dokter, atau perawat dan lain- lain harus
mendapat persetujuan direktur
10. Tarif pelayanan mengacu pada tarif pelayanan ambulance yang
dikeluarkan oleh rumah sakit

3
B. MERUJUK PASIEN

CARA KERJA :
1. Dokter menjelaskan kepada pasien/keluarga pasien alasan pasien di
rujuk.
2. Dokter memberitahu kepada bidan jaga bahwa pasien akan di rujuk
dan membuat surat rujukan dilengkapi dengan hasil pemeriksaan
laboratorium, rontgen dan lain-lain jika pasien dilakukan
pemeriksaan tersebut.
3. Bidan jaga menghubungi rumah sakit rujukan dan dokter
berkewajiban menerangkan kondisi serta therapi yang telah diterima
pasien kepada rumah sakit rujukan yang di tuju pada kondisi tertentu.
4. Pasien yang di rujuk dengan menggunakan ambulance harus ditemani
oleh minimal satu orang bidan/perawat dan satu orang dokter, dan
pasien dalam keadaan stabil serta transportable
5. Bidan/perawat mempersiapkan alat-alat live saving standar dalam tas
ambulance.
6. Apabila tempat pada rumah sakit rujukan telah tersedia, bidan/perawat
meminta keluarga untuk menyelesaikan administrasi selama di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Ibunda.
7. Bidan/perawat yang mengantar ke rumah sakit rujukan melakukan
serah terima dengan petugas rumah sakit rujukan
8. Selama diperjalanan dilakukan monitoring :
a. Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan.
b. Memindahkan pasien dari brankar ke brankar ambulance.
c. Merapikan posisi pasien
d. Membawa ke ambulance.
e. Pasang O2 sesuai dengan kebutuhan.
f. Gantungkan infus bila terpasang.
g. Hitung kebutuhan infus sesuai kebutuhan.

4
h. Dokter duduk disamping kanan kepala pasien bila dalam
ambulance ada tempat duduk dibagian kepala pasien, dokter
duduk di bagian kepala pasien.
i. Perawat duduk disebelah kanan pasien.
j. Keluarga duduk didepan bersama pengemudi.
k. Observasi TD, nadi pernafasan dan kesadaran dalam perjalanan.
l. Dokumentasikan semua hal, observasi dan tindakan dalam
perjalanan.
m. Sesampainya kembali ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Ibunda,
bidan/perawat yang mengantar wajib melaporkan kondisi pada
saat merujuk dan melakukan pencatatan di buku laporan

5
BAB IV
PROSEDUR TETAP MENGOPERASIKAN TRANSPORTASI
AMBULANCE GAWAT DARURAT

A. SYARAT PENGEMUDI AMBULANCE


Untuk menjadi seorang pengemudi ambulance yang aman, maka
diperlukan syarat sebagai berikut :
1. Sehat secara fisik.
2. Pengemudi ambulance tidak boleh memiliki kelainan yang dapat
menghambat dalam mengoperasikan ambulance, tidak juga kondisi
medis yang mengganggu saat mengemudi.
3. Sehat secara mental.
4. Emosi terkontrol.
5. Mengemudikan ambulance bukanlah perkerjaan bagi seseorang yang
gemar memainkan lampu dan sirine.
6. Bisa mengemudi di bawah tekanan
7. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang
pengemudi tapi jangan terlalu percaya diri dengan menantang resiko
8. Bersikap toleran dengan pengemudi lain. Selalu ingat bahwa orang akan
bereaksi berbeda ketika melihat kendaraan emergensi. Terima dan
toleransi kebiasaan buruk pengemudi lain tanpa harus marah.
9. Tidak dalam pengaruh obat-obat yang berbahaya. Alkohol, obat-obatan
terlarang seperti marijuana dan kokain, obat-obatan seperti antihistamin
dan obat penenang lainnya.
10. Mempunyai Surat Izin mengemudi yang masih berlaku.
11. Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan saat menyetir.
12. Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri
pengemudi terhadap tekanan perorangan, penyakit, kelelahan, dan
mengantuk.

6
B. ATURAN AMBULANCE GAWAT DARURAT DI JALAN RAYA

Setiap negara memiliki undang-undang yang mengatur pengoperasian


kendaraan emergensi. Pengemudi ambulance umumnya dibebaskan dari
aturan kecepatan, parkir, larangan menerobos lampu lalu lintas, dan arah
jalan. Namun demikian, peraturan juga menggariskan bahwa jika seorang
pengemudi ambulance mengemudikan kendaraannya tanpa memperdulikan
keselamatan orang lain, maka harus siap membayar konsekuensinya - bisa
berupa surat tilang, gugatan pengadilan, atau bahkan ditahan untuk beberapa
waktu.

Berikut adalah beberapa hal yang mencakup peraturan  pengoperasian


ambulance :
1. Pengemudi ambulance harus memiliki lisensi mengemudi yang sah
dan harus menyelesaikan program pelatihannya.
2. Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulance untuk tidak
mematuhi peraturan ketika ambulance digunakan untuk respon
emergency atau untuk transportasi pasien darurat. Ketika ambulance
tidak dalam respon emergency, maka peraturan yang berlaku bagi
setiap pengemudi kendaraan non-darurat, juga  berlaku untuk
ambulance.
3. Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut
tidak menjadikan pengemudi ambulance kebal terhadap peraturan
terutama jika mengemudikan ambulance dengan ceroboh atau tidak
memperdulikan keselamatan orang lain.
4. Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi
menggunakan alat-alat peringatan (warning devices) dengan tata cara
yang diatur oleh peraturan.
5. Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi
kendaraan emergensi untuk:
a. Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak hak
milik atau membahayakan nyawa orang lain.
b. Melewati lampu merah dan tanda berhenti. Beberapa negara
mengharuskan  pengemudi ambulance untuk berhenti terlebih

7
dahulu saat lampu merah, lalu melintas dengan hati-hati. Negara
lain hanya menginstruksikan pengemudi untuk memperlambat
laju kendaraan dan melintas dengan hati-hati.
c. Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan
selama tidak membahayakan nyawa dan hak milik orang lain.
d. Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului
setelah memberi sinyal yang tepat, memastikan jalurnya aman,
dan menghindari hal-hal yang membahayakan nyawa dan harta
benda.
e. Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan
berbelok ke arah tertentu, setelah memberi sinyal dan peringatan
yang tepat. Apabila terjadi kecelakaan/tabrakan ambulance,
sebagian besar peraturan perundangan-undangan yang
menyidangkan pengemudi di pengadilan akan mengemukakan
dua hal penting. Apakah pengemudi telah memperdulikan
keselamatan orang lain selama mengemudi? Dan apakah saat itu
panggilan benar-benar dalam keadaan darurat ?

C. MENGGUNAKAN ALAT-ALAT PERINGATAN

Pengoperasian kendaraan emergensi yang aman dapat dicapai hanya jika


alat-alat peringatan dan sirine emergensi digunakan dengan tepat dan
dengan mengemudikan kendaraan secara difensif/hati-hati. Penelitian
menunjukkan bahwa supir kendaraan lain bisa saja tidak melihat atau
mendengar suara ambulance hingga berada dalam jarak 50 sampai 100 kaki.
Jadi jangan pernah beranggapan bahwa Anda berada dalam keadaan aman
jika sudah menyalakan lampu peringatan dan sirine.
Sirine adalah alat peringatan audio yang paling banyak digunakan dalam
praktek ambulance dan juga paling sering disalahgunakan. Saat menyalakan
sirine, pertimbangkan efeknya yang bisa terjadi baik pada pengendara
bermotor lainnya, pasien dalam ambulance, maupun pengemudi ambulance
itu sendiri. Di bawah ini beberapa aturan penggunaan sirine ambulance

8
gawat darurat, yaitu :
1. Gunakan sirine secara bijak, dan gunakan hanya ketika perlu. Sirine
hanya digunakan jika pengemudi dalam respon emergency, Suara
sirine yang dinyalakan terus menerus dapat menambah rasa takut dan
cemas pasien, dan kondisi pasien dapat memburuk jika mulai timbul
stress.
2. Pengemudi kendaraan bermotor cenderung untuk tidak memberikan
jalan pada ambulance jika sirine terlalu sering dinyalakan. Beberapa
pengemudi menganggap bahwa ambulance seringkali
menyalahgunakan sirine dalam keadaan non-emergensi.
3. Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Jangan pernah
beranggapan bahwa semua pengendara kendaraan bermotor akan
mendengar sinyal anda. Adanya bangunan, pepohonan, dan semak
belukar, radiotape dalam mobil dapat menghalangi suara sirine.
4. Bersiaplah terhadap manuver aneh pengemudi lain, karena beberapa
pengemudi menjadi panik jika mendengar bunyi sirine.
5. Jangan berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-
tiba. Hal ini dapat menyebabkan pengemudi lain menginjak rem
mendadak dan anda tidak bisa berhenti tepat pada waktunya. Gunakan
klakson ketika anda berada dekat dengan kendaraan di depan anda.
6. Jangan menggunakan sirine sembarangan, dan jangan digunakan
untuk menakuti orang lain.
Klakson adalah perlengkapan standar pada setiap ambulance.
Pengemudi yang berpengalaman menyadari bahwa penggunaan
klakson dengan bijak dapat membuka jalur lalu lintas secepat sirine.
Petunjuk penggunaan sirine diaplikasikan juga untuk penggunaan
klakson.
Peralatan Peringatan Visual. Dimanapun ambulance berada di
jalan, siang ataupun malam, lampu depan harus selalu dinyalakan. Hal
ini dapat meningkatkan jarak pandang kendaraan terhadap pengemudi
lain. Ketika ambulance berada pada keadaan emergensi untuk pasien
dengan prioritas tinggi, baik dalam perjalanan menuju lokasi kejadian

9
maupun transportasi ke rumah sakit, semua lampu emergensi harus
digunakan. Kendaraan harus bisa terlihat dari setiap sudut 360 derajat.

D. KECEPATAN DAN KESELAMATAN

1. Kecepatan yang berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan


terjadinya tabrakan
2. Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang labih panjang
untuk berhenti, sehingga dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak
diharapkan. Peraturan di beberapa negara mungkin
memperbolehkan untuk tidak mematuhi peraturan lalu lintas
dalam keadaan emergensi yang sebenarnya dan dengan
memperdulikan keselamatan orang lain. Pengecualian dalam hal
ini, mencakup aturan batas kecepatan, lampu merah dan tanda
berhenti, dan peraturan lain serta sejumalh batasan larangan.
Namun jangan lupa untuk selalu melintasi persimpangan dengan
lampu peringatan peringatan, hindari menikung tiba-tiba, dan
selalu menyalakan lampu penunjuk arah. Pastikan bahwa
pengemudi ambulance dan semua penumpang menggunakan
sabuk pengaman saat ambulance sedang berjalan.

E. MENCARI JALUR ALTERNATIF


Jika diperkirakan bahwa ambulance akan terlambat mencapai lokasi
pasien, pengemudi ambulance harus mempertimbangkan sebuah jalur
alternatif atau meminta pengiriman ambulance lain.

10
BAB V
DOKUMENTASI PELAYANAN AMBULANCE

1) Buku operasional kendaraan


2) Buku pemeliharaan kendaraan
3) Buku pemakaian dan operan alat medis
4) Form monitoring pasien dalam ambulance

11
KRITERIA AMBULANCE RS

No. Dokumen Halaman

Rumah Sakit Ibu dan Anak


IBUNDA
Jl.A.Syairani Rt.004 Rw.002
438/SPO/RSIA
Kel.Sarang Halang Kec.Pelaihari IBUNDA/2022 1/1
Kab.Tanah Laut
Tanggal Terbit :
Direktur RSIA IBUNDA

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 Januari 2022
dr. Ajeng Setiyorini

PENGERTIAN Kegiatan yang dilakukan untuk layak tidaknya ambulance


yang digunakan sebagai alat transportasi pasien.

TUJUAN Sebagai acuan bagi supir ambulan Rumah Sakit Ibu dan
Anak Ibunda dalam melaksanakan tugasnya.

KEBIJAKAN SK Direktur tentang Panduan Pelayanan Ambulance Rumah


Sakit Ibu dan Anak Ibunda Nomor: 349/SPO/RSIA
IBUNDA/2022
PROSEDUR 1. Mesin mati
- Periksa seluruh bodi ambulance
- Periksa roda / ban tekanan
- Periksa sepion dan jendela, pastikan spion bersih
dan berada di posisi yang tepat
- Periksa fungsi setiap pintu dan kunci
- Periksa bagian sistem pendingin
- Periksa jumlah cairan kendaraan termasuk minyak
mesin, air radiator, pelumas, rem air aki, dan
pelumas setir
- Periksa portal indicator aki dan tanda-tanda korosi
- Periksa kebersihan kabin termasuk dashboard
- Periksa fungsi jendela
- Tes fungsi klakson
- Tes fungsi sirene

12
- Periksa sabuk pengaman
- Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin
- Periksa jumlah bahan bakar dan kalao perlu isi
bahan bakar

2. Mesin Hidup
Nyalakan mesin dan keluarkan ambulance dari ruang
penyimpanan dan pemeriksaan sebagai berikut :
- Tes fungsi indikator di dashboard
- Periksa meteran yang terletak di dashboard
- Tes fungsi rem
- Tes fungsi rem tangan
- Tes fungsi stir
- Periksa fungsi wifer
- Tes fungsi lampu
- Periksa fungsi pendingin baik di komponen pasien
- Periksa perlengkapan komunikasi

3. Pemeriksaan persediaan dan perlengkapan kompartemen


pasien :
a. Periksa tekanan tabung oksigen
b. Periksa semua perlengkapan oksigen dan ventilasi
berfungsi dengan baik
c. Bersihkan debu dan cari tanda-tanda kerat pada alat
rescue
d. Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk
memastikan kinerjanya
e. Lakukan pemeriksaan tambahan pada alat khusus
seperti monitor pasien, suction electric dan AED
(Automated External Defibrillation)
f. Lengkapi laporan pemeriksaan, perbaiki kerusakan,
ganti barang-barang yang hilang.
g. Bersihkan kompartmen untuk menghindari resiko
infeksi

4.Standar kelengkapan alat ambulance gawat darurat


(Advance)
1) Alat Non Medis
a. Kunci inggris : Ada / tidak
b. Alat kebersihan : Lengkap / tidak
c. Alat tenun : Bersih / kotor
d. Administrasi & dokumentasi : Ada / tidak
e. Alat komonikasi : Baik / rusak
f. Alat teknik untuk ambulance : Lengkap / tidak
g. Alat Perlindungan diri (APD) : Lengkap / tidak

13
2) Alat Medis
a. Airway : Lengkap / tidak
b. Breathing : Lengkap / tidak
c. Circulation : Lengkap / tidak
d. Alat proteksi diri (APD) : Lengkap / tidak

3) Penunjang Evakuasi dan Transportasi


a. Stretcher : Baik / rusak
b. Scope stretcher : Baik / rusak
c. Safety belt : Baik / rusak
d. Long spine board : Baik / rusak
e. Neck collar, bidai : Lengkap / tidak
f. CPR board : Baik / rusak

Unit Terkait 1. Unit Ambulan


2. Kasubag Umum/Kepegawaian
3. IGD

14

Anda mungkin juga menyukai