Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahNya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Kerja Tim Koordinasi Percepatan
Penurunana Stunting dan Wasting di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana Tahun 2022 dengan
baik.
Pedoman kerja tim koordinasi percepatan penurunan Stunting dan Wasting ini disusun
dalam rangka memberikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan penurunan prevalensi Stunting
dan Wasting bagi semua jajaran di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana sebagai kontribusi
ditetapkannya kota Sidoarjo sebagai lokus Stunting. Melalui pedoman kerja tim koordinasi
percepatan penurunan Stunting dan Wasting ini diharapkan semua tenaga profesional
pemberi asuhan serta tenaga terkait lainnya dapat memahami berbagai hal yang berkaitan
dengan pelayanan malnutrisi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana kota Sidoarjo dan
mampu mengambil peran sesuai keahliannya.
Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan dan penerbitan pedoman kerja tim
koordinasi percepatan penurunan Stunting dan Wasting ini. Semoga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Permohonan maaf perlu kami sampaikan apabila dalam
penyusunannya masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.
ii
DAFTAR ISI
iii
LEMBAR PENGESAHAN
dr. Lely Kurnia Sari, M.Kes Direktur Rumah Sakit 12 Januari 2023
iv
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
IBU DAN ANAK KIRANA
NOMOR : 160/PER/DIR/RSIAK/I/2023
Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 12 Januari 2023
Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis
terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan
kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam
1.000 HPK. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya
lebih rendah dari standar nasional yang berlaku. Standar dimaksud terdapat pada buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa dokumen lainnya.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak
jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting
mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini
berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih
rentan terhadap penyakit. Anak stunting berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di
masa dewasanya. Bahkan, stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan
berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya.
b. Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada
1.000 hari pertama kehidupan (ibu hamil hingga anak usia 23 bulan), balita, remaja, dan
calon pengantin
c. Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi, higiene, dan
pengasuhan
d. Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi termasuk melalui Upaya Kesehatan
1
Berbasis Masyarakat/UKBM (Posyandu dan Pos PAUD)
e. Penguatan pelaksanaan, dan pengawasan regulasi dan standar gizi
g. Penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik yang didukung
oleh peningkatan kapasitas pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam
pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi
2
BAB II
GAMBARAN RUMAH SAKIT
RSIA Kirana merupakan rumah sakit khusus yang berfokus untuk melayani
kebutuhan ibu dan anak. RSIA Kirana berkembang dari sebuah Klinik Bersalin Kirana yang
sudah berdiri dari tahun 1996. Pada tanggal 18 September 1997 diresmikan dan sebagai
pimpinan adalah dr. H. Setya Budi Pamungkas Sp.OG (juga sebagai pemilik) yang dibantu
oleh tenaga paramedis 6 orang dan non medis 3 orang. Pada saat awal berdiri hanya berfokus
pada pelayanan pasien persalinan dan penyakit kandungan dengan kapasitas tempat tidur 10
buah untuk ibu dan 10 buah box bayi. Kemudian pada tahun 1998 diresmikan Apotek Kirana
dengan tenaga Apoteker 1 orang dan Asisten Apoteker 2 orang.
Sejak diresmikan pada tahun 1997 hingga saat ini RSIA Kirana telah mengalami
perkembangan yang luar biasa. Pada tahun 2001 mengalami pengembangan bangunan dengan
menambah ruangan baru menjadi 2 lantai, melakukan perluasan pada ruangan apotek dan
tempat praktek Dokter Spesialis Kandungan. Serta pada lantai dua juga dibangun Aula
sebagai ruang pertemuan, asrama untuk karyawan dan ruang penyimpanan.
Pada Tahun 2005 Klinik Bersalin Kirana berubah menjadi Rumah Sakit Anak dan
Bersalin “RSAB KIRANA” yang ruang lingkup pelayanannya tidak hanya menolong
persalinan dan penyakit kandungan serta perawatan bayi baru lahir saja, tetapi makin
berkembang jangkauan pelayanannya yaitu dengan diresmikan ruang kesehatan anak dan
ruang operasi. RSAB Kirana juga dijadikan Poliklinik Elite bagi bidan-bidan untuk
memantapkan pengetahuan tentang persalinan (APN) dan juga sebagai rumah sakit rujukan
bidan praktek swasta di wilayah kabupaten Sidoarjo khususnya.
Pada Tahun 2006 terjadi penambahan pelayanan yaitu dengan dibukanya layanan
Laboratorium Kirana, namun hanya melayani pemeriksaan internal saja. Pada Tahun 2008
sudah dapat melayani pasien rujukan dari luar karena sudah ada dokter penanggungjawab
3
Seiring perkembangan jaman serta semakin pesatnya kebutuhan akan fasilitas
pelayanan kesehatan, maka pada tahun 2010 RSAB Kirana berubah menjadi “RSIA
KIRANA” dengan pelayanan yang lebih kompleks. RSIA Kirana didukung oleh tenaga medis
dan paramedis yang berkualitas dan profesional dibidangnya. Selain itu RSIA Kirana telah
didukung peralatan penunjang medis yang modern dan berkualitas.
2.1 Lokasi
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana terletak di Kabupaten Sidoarjo. Letak Geografis
07o 20’ 56.57” Lintang Selatan dan 112o 41’ 32.36” Bujur Timur. Di sebelah utara
berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan berbatsan dengan
Kabupaten Pasuruan, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan sebelah
timur berbatasan dengan Selat Madura.
Lokasi Rumah Sakit Ibu dan Anak berada di Jalan Raya Ngelom No.87 Kelurahan
Ngelom, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Lokasi RSIA Kirana sangat
strategis yang dapat dijangkau oleh area Gresik, Surabaya, Pasuruan, Mojokerto dan
sekitarnya. Kepemilikan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana:
1. Pemilik Rumah Sakit : Swasta
2. Penyelenggara : PT KIRANA SEPANJANG
3. Komisaris : dr. Setya Budi Pamungkas, Sp.OG
4. Direktur PT : Ryan Hafidz Putra Pamungkas
4. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Ibu Anak Kirana
5. Jenis Rumah Sakit : Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
6. Kelas / tipe Rumah Sakit : C Khusus
7. Alamat/Lokasi RS : Jl. Raya Ngelom No. 87, Taman
Kelurahan : Ngelom
Kecamatan : Taman
Kab/Kota : Sidoarjo
Kode Pos : 61257
Telepon : (031) 7887546, (031) 7881623
4
Handphone : 081335199706
Fax : (031) 7873010
Email : rsiakirana@gmail.com
Website : www.rsiakirana.com
Tanah : 1239 m2
2.2.1 Bangunan
5
Tabel 1.2 Nama ruang
No. Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
1 Area Parkir Ruang Kebersihan Ruang Pertemuan
TPS (Tempat Pembuangan
2 Satpam Asrama Karyawan
Sampah)
Ruang Administrasi
6 Instalasi Farmasi Ruang Tindakan
& Keuangan
6
21 Gudang Kelas I Ibu (c)
30 Gudang
7
yang tersedia di Rumah Sakit Ibu dan Anak antara lain sebagai berikut:
2. Hematologi Analyzer 1
4. Autoclave Unit 1
5. Fototheraphy 1
6. Incubator 3
7. CPAP 1
8. Mesin Anastesi 1
9. UV Sterilizer 1
17. NST 1
8
19. Nebulizer 1
22. Laparoskopi 1
23. Laparotomi 1
9
13. Ahli Gizi D III Gizi 1
14. Asisten Perawat SPK 1
Tenaga Non Kesehatan
14. Humas Dan Pemasaran Sarjana Kesehatan Masyarakat 1
15. Akuntansi Sarjana Ekonomi 1
16. Keuangan SMK 1
17. SDM dan Umum D III Farmasi 2
SMA 5
18. Logistik D III Farmasi 1
SMA 1
19. Front Office / SMA / SMK 5
Pendaftaran
Pasien
20. Kasir Rumah Sakit SMA / SMK 4
21. Kasir Farmasi SMA / SMK 3
22 Rekam Medis D III Ilmu Komputer 1
23. Pramusaji SMA / SMK 3
24. CSSD Laundry SMA 2
25. Satpam SMK 5
26. Cleaning Service SMA / SMK 2
27. IT S1 1
Total 96
Poli Umum
Poli Gigi
5. Pelayanan Anastesiologi
Kelas VVIP
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
8. Pelayanan Kefarmasian
9. Pelayanan Penunjang Medis
Laboratorium
Fisioterapi
Layanan KIA / KB
Rekam Medis
Gizi
CSSD / Sterilisasi
Laundry / Linen
Cleaning Service
Ambulans
Kasir
12
BAB III
3.1 Visi
Adapun visi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana adalah Menjadi Rumah Sakit
YangTerpercaya Dalam Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak.
3.2 Misi
Dalam mewujudkan visi tersebut ditempuh dalam 3 misi Rumah Sakit Ibu dan Anak
yaitu sebagai berikut:
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana memiliki tujuan yaitu terwujudnya pelayanan
kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Dalam mewujudkan motto dan tujuan tersebut Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana
mempunyai 7 Nilai Dasar yang wajib diterapkan pada saat memberikan pelayanan
kepada pasien, antara lain yaitu:
13
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS
14
BAB V
A. STRUKTUR ORGANISASI
Dalam program percepatan penurunan stunting dan wasting di rumah sakit dilakukan secara
terpadu oleh suatu tim yang terdiri dari berbagai unsur/unit dalam RS seperti bagian medis,
keperawatan, farmasi, gizi, PKRS yang ditetapkan dengan SK Direktur RS. Susunan Tim
Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting di Rumah Sakit Ibu dan Aanak Kirana
dapat dilihat pada table di bawah ini.
NO JABATAN KUALIFIKASI
1 Ketua Dokter spesialis anak
2 Sekretaris Ahli Gizi
3 Anggota Staf keperawatan
Staf Medis
Staf Farmasi
Ahli Gizi
Tim PKRS
15
BAB VI
URAIAN JABATAN
A. KETUA
2. Mengumpulkan dan rekapitulasi data mutu terkait penurunan stunting dan wastingdi
unit nya masing-masing
3. Memberikan usulan atau saran perbaikan dan peningkatan pelayanan Penurunan
prevalensi stunting dan wasting di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana yang
meliputi:
Staff Medis
Memberikan usulan atau saran perbaikan dan peningkatan pelayanan
16
penurunan prevalensi stunting dan wasting di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Kirana.
Menyusun dan membuat Panduan Praktik Klinis (PPK) terkait stunting dan
wasting
Melakukan skrining, diagnosa dan tatalaksana stunting dan wastingsesuai
PPK
Menentukan kriteria kasus yang dapat ditangani di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Kirana dan kriteria kasus yang dirujuk
Menyusun program 1000 HPK untuk pencegahan stunting di mulai dari
pendampingan kehamilan dan persalinan yang aman
Staff Keperawatan
Membuat asuhan perawatan bagi anak dengan status gizi kurang maupun
buruk
Staff Instalasi Gizi :
Melakukan Asesmen awal dan asesmen ulang untuk pasien anak dengan
masalah gizi dan monitoring hasil terapi terintegrasi dengan asuhan medis
dan keperawatan, menyusun pedoman pelayanan gizi termasuk di dalam nya
untuk produk nutrisi khusus
Membuat pelaporan kasus gizi buruk dan melaporkan ke dinas kesehatan
setempat atau kementerian kesehatan sesuai regulasi
Melakukan kolaborasi dengan DPJP dalam hal pemberian terapi nutrisi pada
pasien anak dengan masalah gizi
Staff Instalasi Farmasi :
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dispensing steril untuk pemberian
TPN
Bertanggung jawab terhadap pengadaan dan ketersediaan stock obat obatan,
suplemen dan nutrisi.
Staff Tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)
Menyusun program kerja PKRS untuk peningkatan pemahaman dan
kesadaran staf, pasien, keluarga, dan komunitas mengenai masalah stunting
dan wasting
17
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
MANAGER BIDANG/
INSTALASI/ UNIT KERJA BAGIAN DI RS
TIM PENURUNAN
KOMITE/TIM PKRS STUNTING / DIKLAT
WASTING
Keterangan :
Penyediaan alat & obat-obatan program percepatan penurunan stunting di rumah sakit
19
BAB VIII
PERTEMUAN/RAPAT
1. Rapat Terjadwal
b. Rapat koordinasi dengan Komite (Komite Mutu, KSM, Komite Medik, Tim
PKRS) terkait evaluasi Program Kerja Tim Koordinasi Percepatan Penurunan
Stunting dan Wasting
20
BAB IX
1. MONITORING
f. Hasil monitoring direkap, dibuat grafik tren atau kesimpulan hasil akhir , analisa dan
direncanakan untuk tindak lanjutnya.
2. EVALUASI
21
b. Pelaporan disampaikan oleh ketua Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting
dan Wasting kepada Dinas Kesehatan/Kementerian Kesehatan melalui aplikasi e-
PPGBM atau Sigizi Terpadu.
c. Direktur akan memberikan feedback untuk ditindak lanjuti oleh Tim Koordinasi
Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting bersama timnya dan dikoordinasikan
dengan bagian terkait pemberi pelayanan di rumah sakit
22
BAB X
PENUTUP
Masa balita merupakan kesempatan emas tumbuh kembang anak, khususnya dalam
dua tahun pertama kehidupan. Dukungan semua pihak diperlukan agar balita memperoleh
makanan bergizi sesuai umur, mendapatkan stimulasi tumbuh kembang dan terhindar dari
penyakit yangdapat dicegah. Pemenuhan hak anak untuk menjalani proses tumbuh kembang
secara optimal diperlukan guna mengembangkan potensi yang dimiliki dan menjadi generasi
berkualitas di masa depan. Masalah gizi buruk pada balita masih merupakan tantangan besar
yang mendesakuntuk ditangani mengingat dampak buruk yang ditimbulkannya.
Pedoman Pengorganisasian Tim Stunting dan Wasting ini menjadi acuan pengelola
program dan mitra terkait di berbagai tingkat administrasi dalam upaya penanggulangan
masalah Stunting dan Wasting pada balita. Diharapkan semakin banyak balita yang terhindar
dari Stunting dan selamat dari dampak yang merugikan. Dalam rangka mencapai
keberhasilan diperlukan komitmen, kerjasama dan koordinasi yang lebih baik antara internal
Unit Gizi maupun eksternal yang berkaitan
23