Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

TIM STUNTING DAN WASTING


TAHUN 2023

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KIRANA


JL. RAYA NGELOM NO.87 TAMAN
SIDOARJO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahNya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Kerja Tim Koordinasi Percepatan
Penurunana Stunting dan Wasting di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana Tahun 2022 dengan
baik.

Pedoman kerja tim koordinasi percepatan penurunan Stunting dan Wasting ini disusun
dalam rangka memberikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan penurunan prevalensi Stunting
dan Wasting bagi semua jajaran di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana sebagai kontribusi
ditetapkannya kota Sidoarjo sebagai lokus Stunting. Melalui pedoman kerja tim koordinasi
percepatan penurunan Stunting dan Wasting ini diharapkan semua tenaga profesional
pemberi asuhan serta tenaga terkait lainnya dapat memahami berbagai hal yang berkaitan
dengan pelayanan malnutrisi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana kota Sidoarjo dan
mampu mengambil peran sesuai keahliannya.
Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan dan penerbitan pedoman kerja tim
koordinasi percepatan penurunan Stunting dan Wasting ini. Semoga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Permohonan maaf perlu kami sampaikan apabila dalam
penyusunannya masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.

Sidoarjo, 09 Januari 2023


Ketua Tim Stunting

dr. Leny Kartina, Sp.A (K)


NIP. 21047611

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
SK DIREKTUR ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ............................................... 3
BAB III VISI, MISI, MOTTO RUMAH SAKIT ................................................ 13
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT .................................... 14
BAB V STRUKTUR ORGANISASI TIM .......................................................... 15
BAB VI URAIAN JABATAN ............................................................................ 16
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA .............................................................. 18
BAB VIII PERTEMUAN/ RAPAT ……………. ................................................ 20
BAB IX MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ............................. 21
BAB X PENUTUP .............................................................................................. 23

iii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KIRANA


TANDA
NAMA KETERANGAN TANGGAL
TANGAN
Alfin Satariya, A.Md.Gz Pembuat Dokumen 09 Januari 2023
(Sekertaris)

dr. Leny Kartina, Sp.A (K) Pembuat Dokumen 09 Januari 2023


(Ketua Tim Stunting)

Baiti Ilmina, A.Md.Farm Authorized Person 11 Januari 2023

dr. Lely Kurnia Sari, M.Kes Direktur Rumah Sakit 12 Januari 2023

iv
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
IBU DAN ANAK KIRANA

NOMOR : 160/PER/DIR/RSIAK/I/2023

PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM STUNTING DAN WASTING


DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KIRANA

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KIRANA ,


Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung Sustainable Devevelopment Goals
maka Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana menyelenggarakan
pelayanan terkait Pedoman Pengorganisasian Tim Stunting dan
Wasting.
b. bahwa agar Pedoman Pengorganisasian Stunting dan Wasting di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana dapat terselenggara secara
terpadu dan bermutu serta berorientasi pada keselamatan pasien maka
perlu disusun aturan yang jelas .
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, dan b, perlu mengeluarkan Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kirana tentang Penyelenggaraan Program Nasional di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Kirana .
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentangPraktik Kedokteran
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting ;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat;
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil Pemantauan
Status Gizi (PSG) dan Penjelasannya Tahun 2016;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017tentang Keselamatan Pasien;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2020tentang Standar Antropometri Anak;
10. Keputusan direktur PT. KIRANA Sepanjang NOMOR :
199/PER/DIR/RSIAK/II/ /2020 tentang penunjukan dr. Achmad Ichbal,
sebagai Direktur RSIA KIRANA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA NOMOR 160/PER/DIR/RSIAK/I/2023 TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM STUNTING DAN
WASTING DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KIRANA
Pertama : Pedoman Pengorganisasian Tim Stunting dan Wasting Rumah Sakit
Ibu dan Anak Kirana sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Kedua : Pedoman Pengorganisasian Tim Stunting dan Wasting Rumah Sakit
Ibu dan Anak Kirana sebagaimana terlampir dalam Peraturan ini
digunakan sebagai acuan untuk pelayanan yang bermutu dengan
gizi seimbang sesuai asuhan gizi kepada pasien rumah sakit.
Ketiga : Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 12 Januari 2023
Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana

dr. Lely Kurnia Sari, M.Kes


NIP. 29077222
BAB I
PENDAHULUAN

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis
terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan
kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam
1.000 HPK. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya
lebih rendah dari standar nasional yang berlaku. Standar dimaksud terdapat pada buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa dokumen lainnya.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak
jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting
mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini
berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih
rentan terhadap penyakit. Anak stunting berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di
masa dewasanya. Bahkan, stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan
berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan prevalensi


stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013)
menjadi 30,8% (2018). Sedangkan untuk balita berstatus normal terjadi peningkatan dari 48,6%
(2013) menjadi 57,8% (2018). Adapun sisanya mengalami masalah gizi lain Stunting telah
ditetapkan sebagai prioritas nasional dalam dokumen perencanaan dan TPB. Adapun strategi
percepatan perbaikan gizi dalam dokumen perencanaan RPJMN 2015-2019 adalah sebagai
berikut:
a. Peningkatan surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhan

b. Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada
1.000 hari pertama kehidupan (ibu hamil hingga anak usia 23 bulan), balita, remaja, dan
calon pengantin
c. Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi, higiene, dan
pengasuhan
d. Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi termasuk melalui Upaya Kesehatan

1
Berbasis Masyarakat/UKBM (Posyandu dan Pos PAUD)
e. Penguatan pelaksanaan, dan pengawasan regulasi dan standar gizi

f. Pengembangan fortifikasi pangan

g. Penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik yang didukung
oleh peningkatan kapasitas pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam
pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi

2
BAB II
GAMBARAN RUMAH SAKIT

2.1 Keadaan Umum

RSIA Kirana merupakan rumah sakit khusus yang berfokus untuk melayani
kebutuhan ibu dan anak. RSIA Kirana berkembang dari sebuah Klinik Bersalin Kirana yang
sudah berdiri dari tahun 1996. Pada tanggal 18 September 1997 diresmikan dan sebagai
pimpinan adalah dr. H. Setya Budi Pamungkas Sp.OG (juga sebagai pemilik) yang dibantu
oleh tenaga paramedis 6 orang dan non medis 3 orang. Pada saat awal berdiri hanya berfokus
pada pelayanan pasien persalinan dan penyakit kandungan dengan kapasitas tempat tidur 10
buah untuk ibu dan 10 buah box bayi. Kemudian pada tahun 1998 diresmikan Apotek Kirana
dengan tenaga Apoteker 1 orang dan Asisten Apoteker 2 orang.

Sejak diresmikan pada tahun 1997 hingga saat ini RSIA Kirana telah mengalami
perkembangan yang luar biasa. Pada tahun 2001 mengalami pengembangan bangunan dengan
menambah ruangan baru menjadi 2 lantai, melakukan perluasan pada ruangan apotek dan
tempat praktek Dokter Spesialis Kandungan. Serta pada lantai dua juga dibangun Aula
sebagai ruang pertemuan, asrama untuk karyawan dan ruang penyimpanan.

Pada Tahun 2005 Klinik Bersalin Kirana berubah menjadi Rumah Sakit Anak dan
Bersalin “RSAB KIRANA” yang ruang lingkup pelayanannya tidak hanya menolong
persalinan dan penyakit kandungan serta perawatan bayi baru lahir saja, tetapi makin
berkembang jangkauan pelayanannya yaitu dengan diresmikan ruang kesehatan anak dan
ruang operasi. RSAB Kirana juga dijadikan Poliklinik Elite bagi bidan-bidan untuk
memantapkan pengetahuan tentang persalinan (APN) dan juga sebagai rumah sakit rujukan
bidan praktek swasta di wilayah kabupaten Sidoarjo khususnya.

Pada Tahun 2006 terjadi penambahan pelayanan yaitu dengan dibukanya layanan
Laboratorium Kirana, namun hanya melayani pemeriksaan internal saja. Pada Tahun 2008
sudah dapat melayani pasien rujukan dari luar karena sudah ada dokter penanggungjawab

3
Seiring perkembangan jaman serta semakin pesatnya kebutuhan akan fasilitas
pelayanan kesehatan, maka pada tahun 2010 RSAB Kirana berubah menjadi “RSIA
KIRANA” dengan pelayanan yang lebih kompleks. RSIA Kirana didukung oleh tenaga medis
dan paramedis yang berkualitas dan profesional dibidangnya. Selain itu RSIA Kirana telah
didukung peralatan penunjang medis yang modern dan berkualitas.

2.1 Lokasi

Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana terletak di Kabupaten Sidoarjo. Letak Geografis
07o 20’ 56.57” Lintang Selatan dan 112o 41’ 32.36” Bujur Timur. Di sebelah utara
berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan berbatsan dengan
Kabupaten Pasuruan, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan sebelah
timur berbatasan dengan Selat Madura.
Lokasi Rumah Sakit Ibu dan Anak berada di Jalan Raya Ngelom No.87 Kelurahan
Ngelom, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Lokasi RSIA Kirana sangat
strategis yang dapat dijangkau oleh area Gresik, Surabaya, Pasuruan, Mojokerto dan
sekitarnya. Kepemilikan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana:
1. Pemilik Rumah Sakit : Swasta
2. Penyelenggara : PT KIRANA SEPANJANG
3. Komisaris : dr. Setya Budi Pamungkas, Sp.OG
4. Direktur PT : Ryan Hafidz Putra Pamungkas
4. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Ibu Anak Kirana
5. Jenis Rumah Sakit : Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
6. Kelas / tipe Rumah Sakit : C Khusus
7. Alamat/Lokasi RS : Jl. Raya Ngelom No. 87, Taman
 Kelurahan : Ngelom
 Kecamatan : Taman
 Kab/Kota : Sidoarjo
 Kode Pos : 61257
 Telepon : (031) 7887546, (031) 7881623

4
 Handphone : 081335199706
 Fax : (031) 7873010

 Email : rsiakirana@gmail.com

 Website : www.rsiakirana.com

8. Luas Rumah Sakit

 Tanah : 1239 m2

 Bangunan : 1318 m2 + 639 m2


9. Surat Izin/Penetapan
 Nomor : 440/01/RS/438.5.16/2020
 Tanggal : 10 Januari 2025
 Oleh : Dinas Kesehatan Sidoarjo
 Sifat : Tetap
 Masa Berlaku s/d tahun : 2025

2.2.1 Bangunan

 Kapasitas Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana terdiri dari 25 TT

 Dari jumlah tersebut direncanakan masing-masing sebagai berikut:

Tabel 1.1 Nama dan Jumlah TT

No. Kelas Nama ruangan Jumlah Nama ruangan Jumlah


1 VIP Avatar 1 Bed Edelweiss 1 Bed
2 VVIP Avenger 1 Bed Tulip 2 Bed
3 I Nemo 3 Bed Anggrek 2 Bed
4 II Dora 3 Bed Mawar 2 Bed
5 III Minion 4 Bed Melati 4 Bed
6 Isolasi Naruto 1 Bed Dahlia 1 Bed
Jumlah 13 12
Total Jumlah Bed = 25

5
Tabel 1.2 Nama ruang
No. Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
1 Area Parkir Ruang Kebersihan Ruang Pertemuan
TPS (Tempat Pembuangan
2 Satpam Asrama Karyawan
Sampah)

3 Apotek Koperasi Karyawan Gizi

4 Front Office Kelas III Anak Ruang Sekretariat

5 UGD Kelas I Anak (a) Ruang Direktur

Ruang Administrasi
6 Instalasi Farmasi Ruang Tindakan
& Keuangan

7 Ruang Tunggu Gudang

8 Poli Spesialis Kandungan Kelas I Anak (b)

9 Poli Spesialis Anak Kelas VIP Anak

10 Laboratorium Kelas VVIP Anak

11 Pojok Laktasi Kelas II Anak

12 Toilet Ruang Bayi

13 Kamar Bersalin / VK Ruang NICU

14 Kamar Operasi / OK Ruang PABX

15 CSSD & Laundry Kelas VIP Ibu (a)

16 IPAL Kelas VIP Ibu (b)


17 Rekam Medis & Logistik Kelas VVIP Ibu
18 Toilet Ruang PPI
19 Mushola Kelas I Ibu (a)

20 Sentral Oksigen Kelas I Ibu (b)

6
21 Gudang Kelas I Ibu (c)

22 BKIA / Fisioterapi Ruang Isolasi

23 Poli Gigi Ruang Perawat

24 Poli Umum Kamar Jenazah

25 Kelas I Ibu (d)

26 Kelas I Ibu (e)

27 Kelas III Ibu

28 Kelas II Ibu (a)

29 Kelas II Ibu (b)

30 Gudang

2.2.2 Sarana Dan Prasarana

Tabel 1.3 Sarana Dan Prasarana RSIA Kirana

Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

Listrik 2 33.000 kwh


Genset 1 100 kva

Pengolahan Limbah (IPAL) 1 Aerob dan An-aerob


Kendaraan 2 Ambulan, Motor Operasional
Mushola 1 Umum
Komunikasi 51 Airphone, HT, Fax, Email,
APAR 17 Powder, CO2

2.2.3 Peralatan Medis


Rumah Sakit Ibu dan Anak telah dilengkapi dengan berbagai
peralatan medis yang sudah terstandarisasi. Adapun peralatan kesehatan

7
yang tersedia di Rumah Sakit Ibu dan Anak antara lain sebagai berikut:

Tabel 1.4 Daftar Peralatan Medis di RSIA Kirana

No. Alat Kesehatan Jumlah


1. Pasien Monitor 1

2. Hematologi Analyzer 1

3. Ultrasonography (USG) 2dan 4 Dimensi 1

4. Autoclave Unit 1

5. Fototheraphy 1

6. Incubator 3

7. CPAP 1

8. Mesin Anastesi 1

9. UV Sterilizer 1

10. Operating Lamp 1

11. Operating Table 1

12. Suction Pump 1

13. Syringe PUMP 1

14. Foetal Detector / Doppler 1

15. Film Viewer 1

16. Brankard / Patient Strecher 1

17. NST 1

18. Electrocardiograph (ECG) 1

8
19. Nebulizer 1

20. Vakum Aspirator 1

21. Infant Warmer 1

22. Laparoskopi 1

23. Laparotomi 1

24. Microscope Binoculair 1

Tabel 1.5 Komposisi SDM Berdasarkan Ketenagaan

No. Ketenagaan Pendidikan Jumlah


Tenaga Medis
1. Poli Umum Dokter Umum 5
2. Poli Kandungan Dokter Spesialis Kandungan 4
3. Poli Anak Dokter Spesialis Anak 2
4. Ruang Operasi Dokter Spesialis Anastesi 1
5. Poli Gigi Dokter Gigi 1
Tenaga Kesehatan
6. Perawat Ners 1
D III Keperawatan 16
7. Bidan D IV Kebidanan 2
D III Kebidanan 14
Penunjang Medis
9. Apoteker Sarjana Apoteker 1
10. Tenaga Teknik D III Farmasi 4
Kefarmasian
11. Laboratorium D III Analis Kesehatan 5
12. Fisioterapi D III Fisioterapi -

9
13. Ahli Gizi D III Gizi 1
14. Asisten Perawat SPK 1
Tenaga Non Kesehatan
14. Humas Dan Pemasaran Sarjana Kesehatan Masyarakat 1
15. Akuntansi Sarjana Ekonomi 1
16. Keuangan SMK 1
17. SDM dan Umum D III Farmasi 2
SMA 5
18. Logistik D III Farmasi 1
SMA 1
19. Front Office / SMA / SMK 5
Pendaftaran
Pasien
20. Kasir Rumah Sakit SMA / SMK 4
21. Kasir Farmasi SMA / SMK 3
22 Rekam Medis D III Ilmu Komputer 1
23. Pramusaji SMA / SMK 3
24. CSSD Laundry SMA 2
25. Satpam SMK 5
26. Cleaning Service SMA / SMK 2
27. IT S1 1
Total 96

2.4 Jenis Pelayanan

Pelayanan kesehatan yang disediakan oleh RSIA Kirana


Taman Sidoarjo antara lain, yaitu:

1. Pelayanan Gawat Darurat


 Pelayanan UGD 24 jam & 7 hari seminggu

2. Pelayanan Rawat Jalan

 Poli Kebidanan dan Kandungan


10
 Poli Anak

 Poli Umum

 Poli Gigi

3. Pelayanan Kamar Bersalin

4. Pelayanan Kamar Operasi

 Bedah Kebidanan dan Kandungan

5. Pelayanan Anastesiologi

6. Pelayanan Rawat Intensive

 Neonatus Intensive Care Unit (NICU)

7. Pelayanan Rawat Inap Ibu dan Anak

 Kelas VVIP

 Kelas VIP

 Kelas I

 Kelas II

 Kelas III

8. Pelayanan Kefarmasian
9. Pelayanan Penunjang Medis
 Laboratorium
 Fisioterapi
 Layanan KIA / KB
 Rekam Medis

 Gizi

10. Pelayanan Penunjang Non Klinik

 CSSD / Sterilisasi

 Laundry / Linen

 Jasa Boga / Dapur


11
 Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas

 Cleaning Service

 Ambulans

11. Pelayanan Administratisi

 Administrasi Rumah Sakit

 Kasir

12
BAB III

VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

3.1 Visi

Adapun visi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana adalah Menjadi Rumah Sakit
YangTerpercaya Dalam Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak.
3.2 Misi

Dalam mewujudkan visi tersebut ditempuh dalam 3 misi Rumah Sakit Ibu dan Anak
yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan menyelenggarakan pendidikan


dan pelatihan
3. Meningkatkan suatu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan komitmen tinggi
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3.3 Motto, Tujuan dan Value

Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana memiliki tujuan yaitu terwujudnya pelayanan
kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.

Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan atau pasien-pasiennya Rumah Sakit


Ibu dan Anak Kirana memiliki motto sebagai berikut “Kirana Ada Untuk Bayi Cerdas
Anda”.

Dalam mewujudkan motto dan tujuan tersebut Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana
mempunyai 7 Nilai Dasar yang wajib diterapkan pada saat memberikan pelayanan
kepada pasien, antara lain yaitu:

a. Ketaqwaan c. Kedisiplinan e. Kebersamaan g. Visioner

b. Kejujuran d. Tanggung Jawab f. Inovasi

13
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS

14
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI TIM

A. STRUKTUR ORGANISASI

Dalam program percepatan penurunan stunting dan wasting di rumah sakit dilakukan secara
terpadu oleh suatu tim yang terdiri dari berbagai unsur/unit dalam RS seperti bagian medis,
keperawatan, farmasi, gizi, PKRS yang ditetapkan dengan SK Direktur RS. Susunan Tim
Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting di Rumah Sakit Ibu dan Aanak Kirana
dapat dilihat pada table di bawah ini.

NO JABATAN KUALIFIKASI
1 Ketua Dokter spesialis anak
2 Sekretaris Ahli Gizi
3 Anggota  Staf keperawatan
 Staf Medis
 Staf Farmasi
 Ahli Gizi
 Tim PKRS

15
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. KETUA

1. Melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan program penurunan prevalensi


stunting dan prevalensi wasting di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana
2. Menyelaraskan program Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana untuk mendukung program
penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting
3. Menyelenggarakan dan memimpin rapat Tim Stunting Rumah Sakit Ibu dan Anak
Kirana
4. Meningkatkan kemampuan anggota tim pelayanan Stunting di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kirana
5. Membuat analisa dan rencana tindak lanjut terkait capaian mutu kegiatan penurunan
prevalensi stunting dan wasting
6. Berkoordinasi dengan pihak eksternal (Dinas Kesehatan / Kementerian Kesehatan)
dalam hal pelaporan program
B. SEKRETARIS
1. Melaksanakan kegiatan administrasi kesekretariatan

2. Menyiapkan kebutuhan dan agenda rapat Tim Stunting

3. Membuat arsip kegiatan Tim Stunting

4. Menyimpan dan mengelola kearsipan


D. ANGGOTA

1. Mengikuti atau menghadiri rapat Tim stunting

2. Mengumpulkan dan rekapitulasi data mutu terkait penurunan stunting dan wastingdi
unit nya masing-masing
3. Memberikan usulan atau saran perbaikan dan peningkatan pelayanan Penurunan
prevalensi stunting dan wasting di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana yang
meliputi:

Staff Medis
 Memberikan usulan atau saran perbaikan dan peningkatan pelayanan

16
penurunan prevalensi stunting dan wasting di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Kirana.
 Menyusun dan membuat Panduan Praktik Klinis (PPK) terkait stunting dan
wasting
 Melakukan skrining, diagnosa dan tatalaksana stunting dan wastingsesuai
PPK
 Menentukan kriteria kasus yang dapat ditangani di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Kirana dan kriteria kasus yang dirujuk
 Menyusun program 1000 HPK untuk pencegahan stunting di mulai dari
pendampingan kehamilan dan persalinan yang aman
Staff Keperawatan
 Membuat asuhan perawatan bagi anak dengan status gizi kurang maupun
buruk
Staff Instalasi Gizi :

 Melakukan Asesmen awal dan asesmen ulang untuk pasien anak dengan
masalah gizi dan monitoring hasil terapi terintegrasi dengan asuhan medis
dan keperawatan, menyusun pedoman pelayanan gizi termasuk di dalam nya
untuk produk nutrisi khusus
 Membuat pelaporan kasus gizi buruk dan melaporkan ke dinas kesehatan
setempat atau kementerian kesehatan sesuai regulasi
 Melakukan kolaborasi dengan DPJP dalam hal pemberian terapi nutrisi pada
pasien anak dengan masalah gizi
Staff Instalasi Farmasi :
 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dispensing steril untuk pemberian
TPN
 Bertanggung jawab terhadap pengadaan dan ketersediaan stock obat obatan,
suplemen dan nutrisi.
Staff Tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)
 Menyusun program kerja PKRS untuk peningkatan pemahaman dan
kesadaran staf, pasien, keluarga, dan komunitas mengenai masalah stunting
dan wasting

17
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

MANAGER BIDANG/
INSTALASI/ UNIT KERJA BAGIAN DI RS

TIM PENURUNAN
KOMITE/TIM PKRS STUNTING / DIKLAT
WASTING

KOMITE/TIM MUTU KSM/KOMITE PPA

Keterangan :

Hubungan kerja Internal (dengan instalasi/unit lain di dalam RS) :

1. KSM (Kelompok Staf Medis)

a. Menjalankan kebijakan dan SPO terkait program percepatan penurunan stunting di RS

b. Mengawasi kepatuhan pelaksanaan program percepatan penurunan stunting di RS


2. Manager Bidang/ Bagian di RS (Yanmed, Jangmed, Keperawatan, Jangum) :

a. Memfasilitasi adanya kebijakan dan prosedur operasional terkait program percepatan


penurunanstunting di RS yang perlu dipersiapkan oleh rumah sakit
b. Supervisi dan evaluasi program percepatan penurunan stunting di RS di
bidangnya masingmasing.
c. Inventarisasi SDM, alat, dan obat untuk melengkapi sarana, prasarana, terkait
program percepatan penurunan stunting dan wasting di RS
3. Instalasi/ Unit Kerja :

a. Kepala Instalasi/Kepala Perawat bertindak sebagai pengawas program percepatan


18
penurunanstunting dan wasting di RS di masing-masing ruangan / Instalasi.
b. Sebagai pelaksana program percepatan penurunan stunting dan wasting di unit rawat
jalan, rawat inap, gizi, farmasi, PKRS di rumah sakit
4. Instalasi Farmasi :

 Penyediaan alat & obat-obatan program percepatan penurunan stunting di rumah sakit

 Bertanggung jawab terhadap pelayanan dispensing steril untuk penyediaan TPN


(Total Parenteral Nutrition)
5. Instalasi Gizi & tataboga :

a. Bertanggungjawab terhadap ketersediaan formula / diet khusus untuk pasien anak


dengan malnutrisi
b. Melakukan rekap pelaporan pasien gizi buruk untuk dilaporkan secara rutin ke Dinas
Kesehatan setempat
6. Bagian Diklat

 Merencanakan program diklat untuk meningkatkan pemahaman staf/karyawan


terhadap upaya percepatan penurunan prevalensi stunting dan wasting

7. Komite Mutu (Bidang Mutu & Akreditasi)

 Koordinasi pembahasan indikator mutu terkait program percepatan penurunan


stunting dan wasting di RS
8. Tim PKRS

 Merencanakan, melakukan kegiatan kerjasama, promosi tentang program percepatan


penurunan stunting di RS

19
BAB VIII

PERTEMUAN/RAPAT

1. Rapat Terjadwal

a. Rapat pembuatan program percepatan penurunan stunting dan wasting :

1) Dipimpin oleh ketua Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan


Wasting dihadiri oleh anggota tim, Kepala instalasi dan para Manager Bidang /
Bagian yang terkait
2) Rapat dilaksanakan di akhir tahun
b. Rapat penyampaian monitoring pelaksanaan capaian program dan rencana
perbaikan dan evaluasi masalah atau kendala
1) Rapat dipimpin oleh ketua Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting
dan Wastingdihadiri oleh Sektretaris Tim, dan anggota Tim serta unit terkait.
2) Membahas capaian program dilaksanakan setiap akhir tahun

3) Membahas Analisa dan tindak lanjut dari capaian

2. Rapat Tidak Terjadwal

a. Rapat Koordinasi dengan pihak eksternal (Dinas Kesehatan setempat)

b. Rapat koordinasi dengan Komite (Komite Mutu, KSM, Komite Medik, Tim
PKRS) terkait evaluasi Program Kerja Tim Koordinasi Percepatan Penurunan
Stunting dan Wasting

20
BAB IX

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

1. MONITORING

a. Seluruh kegiatan Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting


dilakukan monitoring masuk ke dalam program kerja Percepatan Penurunan Stunting
dan Wasting
b. Monitoring dengan cara melakukan observasi secara langsung, pengumpulan data ,
wawancara, survei sesuai dengan kegiatan di dalam program kerja
c. Monitoring dapat dilakukan dengan secara manual/ tertulis dengan ceklist worksheet/
dapat melalui sistem dengan menggunakan google docs
d. Monitoring dilakukan oleh unit terkait yang dikoordinasikan oleh anggota tim yang
mewakili setiap unit pelayanan terkait program Percepatan Penurunan Stunting dan
Wasting
e. Monitoring dapat dilakukan secara harian, mingguan/periode tertentu

f. Hasil monitoring direkap, dibuat grafik tren atau kesimpulan hasil akhir , analisa dan
direncanakan untuk tindak lanjutnya.

2. EVALUASI

a. Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting mengevaluasi


seluruh kegiatan melalui evaluasi program kerja sesuai dengan periode pelaporan
evaluasi program
b. Evaluasi program dibahas dengan tim/KSM/Komite/Bidang/Unit terkait dan
dilaporkan kepada direktur rumah sakit
c. Hasil evaluasi dilakukan analisa dan tindak lanjut untuk memperbaiki hasil yang
belum optimal/ belum tercapai
3. PELAPORAN

a. Pelaporan disampaikan oleh ketua Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting


dan Wasting dan berkoordinasi dengan wadir medis / manajer pelayanan medis
kepada direktur dengan melampirkan lembar proses

21
b. Pelaporan disampaikan oleh ketua Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting
dan Wasting kepada Dinas Kesehatan/Kementerian Kesehatan melalui aplikasi e-
PPGBM atau Sigizi Terpadu.
c. Direktur akan memberikan feedback untuk ditindak lanjuti oleh Tim Koordinasi
Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting bersama timnya dan dikoordinasikan
dengan bagian terkait pemberi pelayanan di rumah sakit

22
BAB X
PENUTUP

Masa balita merupakan kesempatan emas tumbuh kembang anak, khususnya dalam
dua tahun pertama kehidupan. Dukungan semua pihak diperlukan agar balita memperoleh
makanan bergizi sesuai umur, mendapatkan stimulasi tumbuh kembang dan terhindar dari
penyakit yangdapat dicegah. Pemenuhan hak anak untuk menjalani proses tumbuh kembang
secara optimal diperlukan guna mengembangkan potensi yang dimiliki dan menjadi generasi
berkualitas di masa depan. Masalah gizi buruk pada balita masih merupakan tantangan besar
yang mendesakuntuk ditangani mengingat dampak buruk yang ditimbulkannya.
Pedoman Pengorganisasian Tim Stunting dan Wasting ini menjadi acuan pengelola
program dan mitra terkait di berbagai tingkat administrasi dalam upaya penanggulangan
masalah Stunting dan Wasting pada balita. Diharapkan semakin banyak balita yang terhindar
dari Stunting dan selamat dari dampak yang merugikan. Dalam rangka mencapai
keberhasilan diperlukan komitmen, kerjasama dan koordinasi yang lebih baik antara internal
Unit Gizi maupun eksternal yang berkaitan

Sidoarjo,12 Januari 2023


Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak

dr. Lely Kurnia Sari, M.Kes


NIP. 29077222

23

Anda mungkin juga menyukai