Anda di halaman 1dari 6

LAMPU HIAS DARI LIMBAH

NAMA: MUAHMMAD KEVIN YOGA PRATAMA


JURUSAN: TEKNIK PERMESINAN XI TP
SEKOLAH: SMK NEGRI 5 BALIKPAPAN
BAB I
PENDAHULUAN
Tempurung kelapa merupakan limbah padat dari hasil
olahan kelapa yang telah di ambil daging kelapa untuk
mendapatkan santan (coconut milk). Tempurung kelapa pada
umumnya digunakan untuk bahan bakar, keperluan rumah
tangga atau souvenir.

BAB II
PEMBAHASAN
Pembuatan lampu hias dari batok kelapa bertujuan untuk mengisi
waktu senggang bagi penganguran dan mengurangi limbah-limbah
masyarakat.

BAB III
ALAT BAHAN DAN PEMBUATAN
Alat dan Bahan.
1. Satu butir kelapa yang masih utuh berukuran sedang.
2. Tatakan kayu berukuran 12 x 12 cm, atau tatakan berbentuk
bulat dengan diameter 12cm.
3. Kawat besi 30cm
4. Tali anyaman dari pelepah pisang
5. Kabel dan lampu tidur kecil yang berwarna-warni.
6. Pisau untuk mengupas permukaan batok kelapa

Cara pembuatan :

Kupas kelapa sehingga terlihat permukaan batoknya

Bersihkan permukaan batok kelapa dengan menggunakan beling


ataupun amplas

Buat pola dengan menggunakan pensil diatas permukaan batok yang


telah halus

Lubangi bagian atasnya dengan gergaji besi untuk tempat lampu

Keluarkan kelapa dengan dicongkel sedikit demi sedikit

Beri lubang untuk bor listrik sesuai pola yang sudah dibuat

Buat dudukan dengan menggantungkan lampu

Tancapkan kawat pada dudukan kayu yang ada, kemudian bentuk


melengkung seperti dahan, pasang kabel dan dudukan lampu
mengikuti kawat tadi, setelah itu baru dibungkus dengan lilitan tali
dari pelepas pisang agar terlihat seperti batang kayu asli

Setelah itu baru pasangkan batok kelapa menggantung seperti buah


pada kawat jangan lupa buat daun dari batok ataupun tapasnya
sebagai penambah keindahannya.

Dan yang terakhir cat lampu sesuai dengan yang anda inginkan
dengan pernis ataupun pilok agar terlihat lebih mengkilap.

Motivasi saya membuat artikel ini untuk mengajak masyarakat


memanfaatkan Batok Kelapa yang biasanya dibuang tanpa diolah
kembali atau di daur ulang, dengan cara dibuat menjadi suatu
kerajinan yang memiliki harga jual tinggi. Tidak hanya dapat
menghasilkan uang namun juga dapat mengurangi sampah.

BAB IV
RENCANA ANGGARAN
MODAL.

1. Batok kelapa = 0

2. Tatakan kayu berukuran 12x 12 cm = 35.000

3.Kawat besi 30 cm = 30.000

4.Tali anyaman dari pelepah pisang = 0

5.Kabel dan lampu tidur kecil = 45.000

6. Pisau untuk mengupas permukaan batok kelapa = 15.000

Total = 125.000

PENJUALAN.

Total biaya/hasil produksi=

125.000+50/pcs

Harga jual =harga pokok+ keuntungan yang diiginkan

=125.000+50.000 =175.000

Jadi harga jualnya yaitu (Rp. 175.000/pcs)

PERHITUNGAN LABA/RUGI
Laba =(hasil produksi x harga jual) – modal= (50 x 175.000) –
125.000 = 8,625,000

Persentase Laba = laba / modal x 100% x 100% = 8,625,000/125.000


x 100% =55,27%

Persentase dari laba bersuh yang didapat dalam satu kali produksi
yaitu 55,27%

BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan penulis terhadap


pengolahan tempurung kelapa limbah penggunaan rumah tangga
menjadi seni kerajinan di kawasan wisata Bukit Lawang, penulis
menyimpulkan bahwa :

1. Bahan dasar tempurung kelapa diperoleh dengan cara sederhana


dari pedagang kelapa rumah tangga. Tidak ada pemasok bahan dasar
tempurung kelapa dalam komoditas besar. Tidak ada pengrajin yang
memproduksi kerajinan dalam skala besar, sehingga bahan dasar
tempurung kelapa yang digunakan tidak banyak. Bentuk-bentuk
kerajinan yang dihasilkan umumnya didominasi berupa karya-karya
kecil dalam bentuk aksesoris seperti kalung, gelang, mainan kunci
dan aksesoris lainnya.

2. Minimnya pengunjung ke tempat wisata, dimana pengunjung


hanya ramai pada hari-hari libur. Dengan minimnya pengunjung
maka berdampak juga pada minimnya pembeli produk kerajinan
tempurung kelapa.. Tidak ada juga perhatian pemerintah terhadap
pengrajin dan pedagang kerajinan tempurung kelapa di kawasan
tersebut, terutama dalam pemberian pinjaman modal ringan.Saran
Seni kerajinan merupakan kegiatan yang berkembang cukup baik di
Indonesia sebagai pendukung ekonomi masyarakat yang berada di
daerah wisata. Limbah tempurung kelapa yang dihasilkan dapat
diubah menjadi satu bentuk kerajinan yang bernilai ekonomi. Tapi
sebagian masyrakat masih belum mengoptimalkan potensi alam dan
potensi sumber daya manusia yang ada. Adapun saran penulis dalam
penelitian ini adalah:

1. Pengrajin lebih optimal dalam memanfaatkan limbah tempurung


kelapa sebagai bahan dasar kerajinan dengan membuat karya yang
lebih beragam dan bervariasi. Diperlukan pembelajaran bagi para
pengrajin untuk dapat mengembangkan kreatifitas berkarya agar
karya yang dihasilkan tidak statis, sehingga dapat lebih menarik
minat komunitas wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang
berkunjung.

2. Perlu campur tangan pemerintah dalam penyuluhan dan


pemberian pinjaman modal ringan, juga penyediaan sarana dan
prasarana bagi pengrajin, pedagang, masyarakat juga pengunjung
yang datang.

Anda mungkin juga menyukai