Anda di halaman 1dari 122

 

PT. NINDYA KARYA (Persero)


General Contractor - EPC - Investment


 U
K
 U
 P 

N
D
 U

PT.. NINDYA KARYA (Persero)
PT (Perse ro) N
General Contractor - EPC - Investment
 H
 S 

Kantor Pusat: Gedung Nindya


Jl. Letjen MT Haryono Kav.
Kav. 22 Cawang, Jakarta TImur
Phone: (021) 8093276 | Fax: (021) 8093105
Email: nindyakarya@nindyakary
nindyakarya@nindyakarya.co.id
a.co.id
website: www
www.nindyakarya.co.id
.nindyakarya.co.id No. Revisi : 0.0
 

Kata
Pengantar
PT Nindya Karya (Persero) mempunyai komitmen untuk melaksanakan
semua aktivitas dengan aman, tidak membahayakan orang dan tidak
mencemari lingkungan. Hal ini dapat tercapai jika pegawai atau
personil pendukung dan mitra kerja turut berpartisipasi melaksanakan
semua segi di dalam kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan
lingkungan ( HSE ).
PT Nindya Karya (Persero) terus berusaha menjadikan fasilitas dan
tempat kerja lebih aman dan sehat. Dibawah kebijakan HSE, kami
mengembangkan Sistem Manajemen HSE untuk mengatur kinerja
C

di bidang kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.


M

Kami membekali karyawan kami dengan pelatihan secara teknik dan


Y
pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai komitmen HSE kami.
CM
Semua ini adalah untuk melindungi kesehatan dan keselamatan setiap
MY
orang yang ikut mengambil bagian dalam operasi / kegiatan kami dan
CY
 juga komunitas yang tinggal di daerah operasi kami. Melalui buku
CMY

Panduan
(Persero) HSE,
untukkami menekankan
memberikan kembali komitmen
perlindungan yang samaPTkepada
Nindyasemua
Karya

karyawan termasuk sub-kontraktor atau mitra kerja dari semua resiko


cedera, kerusakan dan kehilangan asset perusahaan.
Buku Panduan ini merupakan bagian dari alat manajemen untuk
menyediakan informasi HSE yang relevan kepada seluruh karyawan,
sub kontraktor atau mitra kerja untuk melaksanakan pekerjaan mereka
secara aman dan ramah lingkungan.

Terima kasih.
Jakarta, 27 Juli 2018

FIRMANSYAH

Direktur Produksi dan HSE

Pedoman HSE  |
 | i

 
 

ii |
ii |  Pedoman HSE 

 
 

Pedoman HSE  |
 | iii
 
 

iv  | 
 | Pedoman HSE 
 
 

Pedoman HSE  | v 
 |  v 
 

KATA PENGANTAR i
peraturan proyek 01
Memasuki & Keluar Lokasi Proyek 03
induksi 04
tanda induksi & proyek 05
alat pelindung diri (apd) 06
standar alat pelindung diri perusahaan 07
Kick-Off Meeting Sub Kontraktor dan Mandor 15
rapat metode kerja 16
Job safety analisis 17
dailyy Tool box talk
dail 22

weekly tool box meeting 23


rapat p2k3 24
penghargaan best performance 26
papan informasi k3 27
latihan operasi alat 28
inspeksi harian 29
inspeksi peralatan tangan (hand tool) 30
inspeksi mesin tenaga dan produksi 31
inspeksi alat
alat-alat
-alat berat dan angkut-angkut
angku t-angkut 32
inspeksi lifting gears 38
tagging color code 41

manual handling 42
 

mengoperasikan gerinda 43
galian 44
operasi pengelasan 46
generator 49
mesin yang berput
berpu tar 52
pencegahan kebakaran 53
scafolding 55
tangga 59
dasar-dasar operasi alat berat 62
operasi crane angkat 65
operasi concrete pump 70

kabel listrik 82
tabung gas (gas cylinder) 83
pan (proteksi benda jatuh) 85
pengelolaan sampah 86
pelindung jatuh 88
confined space 90
loto (lockout tagout) 92
penanggulangan gawat darurat 95
pertolongan pertama pada kecelakaan (p3k) 98
GUDANG (TEMPAT PENYIMPANAN)  
99
bedeng pekerja 101

kantin 102
 

mushola
KATA PENGANTAR i
103
peraturan proyek
toilet 01
104
Memasuki & (5r)
kebersihan Keluar Lokasi Proyek 03
105
induksi
izin kerja (work permit) 04
106
tanda induksimenghentikan
kewenangan & proyek pekerjaan 05
108
alat pelindung
penanganan tumpahan
diri (apd)
b3 dan limbah b3 06
110
standar alat pelindung diri perusahaan 07
Kick-Off Meeting Sub Kontraktor dan Mandor 15
rapat metode kerja 16
daily box talk 17
weekly tool box meeting 18

rapat p2k3 19
penghargaan best performance 21
papan informasi k3 22
latihan operasi alat 23

inspeksi harian 24
inspeksi peralatan tangan (hand tool) 25
inspeksi mesin tenaga dan produksi 26
inspeksi alat
alat-alat
-alat berat dan angkut-angkut
angku t-angkut 27
inspeksi lifting gears 33
tagging color code 36
manual handling 37

mengoperasikan gerinda 38
 

PEraturan
Proyek
1. Pekerja baru,melapor
proyek wajib staff baru danpetugas
kepada tamu yang memasuki
keamanan area
proyek.
2. Pekerja baru, staff baru dan tamu yang
yang memasuki
memasuki area proyek
wajib mendapatkan induksi sebelum memasuki area kerja.
3. Bagi tamu yang
yang berkepentingan dan memasuki
memasuki area kerja
wajib mendapatkan pendampingan ( escort 
 ) dari staff yang
escort 
ditunjuk.
4. Pengambilan gambar (foto) dapat dilakukan jika telah
mendapatkan persetujuan manajemen proyek.
5. Seluruh personil
personil diwajibkan
diwajibkan mengenakan
mengenakan Alat Pelindung
Pelindung Diri
(APD) yang diwajibkan sesuai dengan potensi bahaya yang
ada.
6. Perawatan dan pemeliharaan APD adalah tanggung
tanggung jawab
masing-masing pekerja.
7. Dilarang merokok
merokok di area proyek
proyek kecuali di tempat yang telah
ditetapkan.
8. Dilarang mengoperasikan alat-alat proyek
proyek tanpa izin.

9. Operator alat berat wajib melengkapi diri dengan Surat Izin


Operasi yang masih berlaku, dan mendapatkan izin dari HSE
Officer Proyek.
10. Sub-kon dan mandor wajib melaporkan seluruh peralatan

yang dibawanya
oleh bagian kepada
mekanik HSE
proyek Officer digunakan.
sebelum Proyek dan diinspeksi

11. Peralatan yang tidak layak dan tidak dapat diperbaiki wajib
dibawa keluar area proyek.

Pedoman HSE  |
 | 01
 

12. Dilarang menggunakan peralatan yang tidak layak atau


sedang diperbaiki.
13. Ketika waktu istirahat, seluruh personil dilarang berada di
area kerja, kecuali ditentukan lain dengan pengawasan.

14. Dilarang bekerja sambil bercanda.


15. Wajib menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
16. Dilarang memodifikasi peralatan kerja.
17. Pekerja dapat melaksanakan pekerjaan jika telah menerima
perinta h kerja dari pelaksana
perintah pel aksana lapangan
lap angan melalui Tool
Tool Box Talk.
Talk.
18. Seluruh personil wajib menjaga dan merawat fasilitas proyek.
19. Seluruh personil wajib melaporkan kondisi bahaya, tindakan
berbahaya dan kecelakaan yang terjadi di proyek.
20. Seluruh personil wajib menjaga kerahasiaan yang ada di
proyek terhadap pihak luar.
02 |
02 |  Pedoman HSE 
 

Memasuki & Keluar


Lokasi Proyek

1. Setiap orang yang memasuki


memasuki area
area proyek
proyek
wajib melapor kepada pihak keamanan
proyek dan mendapatkan pengarahan
lebih lanjut.

2. Sub-kontraktor dan mandor wajib mendampingi calon


pekerja untuk mendapatkan induksi.

3. Bagi yang
yang belum
belum memiliki
memiliki ID proyek, maka wajib meninggalkan
Kartu Identitas Diri di Pos Petugas Keamanan Proyek guna
mendapatkan ID Sementara.
4. Petugas wajib melakukan
pemeriksaan terhadap
seluruh kendaraan yang
keluar dan masuk area
proyek.
5. Jika membawa/ 

mengangkut alat proyek,


material keluar dari atau
maka wajib mendapatkan persetujuan dari manajemen
proyek.
6. Petugas keamanan berhak melarang personil yang memasuki
proyek tanpa APD atau kelengkapan lain yang ditetapkan
proyek.

Pedoman HSE  |
 | 03
 

INDUKSI

Berikut ini yang diwajibkan


mengikuti kegiatan
induksi :
• Staf / karyawan baru
• Pekerja baru proyek
• Tamu
Materi pembahasan adalah menjelaskan tentang :
• Hak dan kewajiban pekerja berhubungan dengan K3
• Potensi-potensi bahaya yang ada di lapangan
• Cara penanggulangan bahaya
• Tindakan dalam kondisi darurat
• Cara pemakaian Alat Pelindung Diri
• Budaya lokal / aturan tidak tertulis / adat istiadat

Setelah diberikan induksi, maka peserta induksi wajib mengisi


dan menandatangani formulir pernyataan lalu akan diberikan
badge/ID sebagai tanda telah diizinkan memasuki area kerja.

04 |
04 |  Pedoman HSE Induksi mengacu kepada prosedur Komunikasi  
 

Tanda Induksi
& ID PRoyek

Sticker ukuran 5.5 x


4 cm Dipasang pada
bagian belakang
Helmet

Kartu ID 5.5 x 8.5


cm Wajib dikenakan
selama berada di
site

Personil tanpa ID dan Stiker Induksi, wajib melapor kepada


pihak keamanan proyek untuk mendapatkan

pengarahan lebih lanjut

Pedoman HSE  |
 | 05
 

Alat PElindung DIri


(apd)

Berikut ini adalah APD yang bersifat wajib dikenakan oleh


seluruh personil yang berada di site.

Helmet (Wajib) Safety Glass

Baju reflective/vest
(Wajib)
Baju Kerja
Sarung Tangan
(Jika pekerjaan panas
atau benda tajam)
Celana Kerja

Body Harness
(Jika bekerja di ketinggian)

Safety Shoes
(dengan Steel Toe)

Jika melaksanakan kegiatan atau pekerjaan tertentu, maka


diwajibkan mengenakan APD yang sesuai dengan bahaya yang
timbul (lihat bab APD khusus).

SELURUH PERSONIL DI AREA


AR EA PROYEK WAJIB
WAJIB TERLINDUNG
DARI BAHAY
B AHAYA SETIAP
SET IAP SAAT 
SA AT 

06 |
06 |  Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur APD  
 

Standar Ala
Standar Alatt Pelindung
Pelindung
Diri Perusahaan

 A. Helmet
Standart ANSI
A NSI Z89.1 – 2014, Type
Type I Class G dan E dilengkapi
dilengka pi
chinstrap yang ukurannya dapat disesuaikan atau berbahan
elastis.

Pembagian warna sebagai berikut :


1. Putih untuk staff PT Nindya Karya (Persero) dan staff
sub-kontraktor dengan detail sebagai berikut:
Staff, helmet berwarna
putih tanpa garis.

EM, SOM, SAM, helmet


berwana putih dengan
satu garis warna
orange, ukuran 0.5 cm

Manajer Proyek, helmet


berwana putih dengan 2 (dua)
garis, warna orange, ukuran 0.5
cm dan jarak antar garis 1 cm

*Staff sub-kontraktor, helmet putih tanpa garis, dengan logo


perusahaan masing-masing.

Pedoman HSE  |
 | 07
 

2. Merah untuk team HSE dengan detail sebagai berikut:

Inspector HSE,
helmet berwarna merah
tanpa garis

HSE Officer Proyek, helmet


berwarna merah dengan satu
garis warna orange
ukuran 0.5 cm

3. Helmet kelompok pekerja/sub-kontrakto


pekerja/sub-kontraktorr sebagai
berikut :
Orange (Besi/Baja) Hijau (Kayu)

Biru (M & E) Kuning (Cor Batu & Finishing)

08 |
08 |  Pedoman HSE 
 

Biru dengan Garis Putih di Merah dengan Tulisan


Bagian Belakang SECURITY di Bagian Belakang
(Operator & Pengemudi) (Security)

4. Helmet mandor:

Helmet mandor ditandai dengan


satu garis warna orange ukuran

0.5 cm dengan
sesuai dengan kelompoknya.
warna helmet
*Contoh: Helmet mandor finishing 

B. Baju Kerja
Baju kerja wajib digunakan oleh seluruh personil, tanpa
terkecuali, yang berada di area konstruksi

a. Baju berlengan (pendek/panjang)


b. Celana panjang
c. Reflektif yang dapat berpendar pada baju, dengan lebar
total minimal 4 cm, atau
d. Menggunakan rompi dengan reflektif

e. Baju kerja staff


perusahaan proyek
untuk sesuai dengan standar baju
di proyek

Pedoman HSE  |
 | 09
 

C. Sepatu Safety 
Sepatu safety yang sesuai dengan tempat kerja harus selalu
dipakai oleh setiap pekerja yang bekerja di area konstruksi.

a. Sepatu kulit,
kulit, SNI 7079:200
7079:2009,
9, minimal
minimal design
design A (pendek
dibawah mata kaki).
b. Sepatu boot
boot karet dengan steel
steel toe dengan
dengan kekuatan
kekuatan
benturan hingga 200 Joule.
c. Untuk kegiatan di tempat
tempat yang
yang becek,
becek, maka
maka dapat
menggunakan sepatu karet yang dilengkapi steel toe.

Gambar design sepatu safety sebagai berikut :


Desain A : Desain Pendek Desain B : Pergela
lan
ngan Kaki Desain
inC
C : Setengah Lut
utu
ut

D. Sarung
Saru ng Tangan
Tangan Katun  
 
Untuk digunakan pada pekerjaan galian, pasang bata, plester
dan pekerjaan lain dengan resiko setara dengan pekerjaan

tersebut. Khusus
sarung tangan pekerja
katun bobok/chipping,
polkadot wajib
(dengan lapisan menggunakan
karet).

Sarung Tangan Katun Sarung Tangan Katun Polkadot

10 |
10 |  Pedoman HSE 
 

E. Sarung Tangan Kombinasi


Untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan
dengan kerja pembesian, material baja (plat,
WF,, H-beam dsb),
WF dsb ), kaca, wire sling,
slin g, penanganan
penanga nan
material dengan permukaan kasar dan
pekerjaan lain dengan resiko setara dengan
pekerjaan tersebut.

F. Sarung Tangan Welder


Untuk melakukan pekerjaan pengelasan
SMAW/MMAW, penanganan radiasi panas,
percikan bunga api. Sarung tangan berbahan
kulit menutup hingga lengan sesuai dengan
EN407 – 2004.
G. Sarung Tangan Karet
Sarung tangan berbahan karet nitrile, yang
menutup hingga lengan, sesuai EN374-
2003, untuk pekerjaan yang berhubungan
dengan material yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3).

Pedoman HSE  |
 | 11
 

H. Masker Pernafasan 1
Masker N95 sesuai criteria NIOSH Title
42 CFR 84-1995, wajib dipakai oleh
pekerja yang melakukan pekerjaan
menggerinda, mengelas,
mengamplas, memotong kayu/besi
menggunakan
mesin, dan pekerjaan lain yang
menghasilkan debu atau bekerja
dengan panas ( hotwork 
 ).
hotwork 

I. Masker Pernafasan 2

Masker dengan
NIOSH CFR cartridge
84-1995 yang sesuai
digunakan untukdengan
penanganan bahan kimia yang menghasilkan
uap (contoh : H2SO4, HCN) atau pekerjaan
yang
beresiko terdapat gas.

Untuk pekerjaan yang berpotensi melukai


wajah, maka wajib disediakan masker yang
dilengkapi dengan face shield.

12 |
12 |  Pedoman HSE 
 

J. Face Shield
Bahan polycarbonate dilengkapi bracket helm
sesuai kriteria
 ANZI Z87.1-2010, digunakan
digunakan untuk
pekerjaan dengan mesin
gerinda, memotong baja menggunakan
cutting torch, bekerja dengan bahan kimia
berbahaya dan pekerjaan lain dengan resiko
melukai bagian wajah.

K. Welding Mask (Kedok Las) SMAW/MMA


SMAW/MMAW
W
a. Bahan polypropylene, dilengkapi
bracket helm, menutup seluruh muka

welder
api las. dan dapat menahan percikan
b. Tingkat proteksi ( shade  ) filter/ 
shade number 
kaca, sesuai dengan ANSI Z87.1- 2010

L. Kacamata Kerja (spectacles)


Sesuai dengan ANZI Z87.1-
2010, dipakai oleh pekerja
yang melakukan pekerjaan
memasang paku, pengecoran
beton, chipping, bobok beton
dan pekerjaan-pekerjaan
yang memiliki resiko yang
setara.

Pedoman HSE  |
 | 13
 

M. Full Body Harness


Untuk bekerja di ketinggian lebih dari
1.8 meter, diluar platform aman yang
dipersyaratkan.
Persyaratan minimum, Full Body
Harness 1 point, sesuai kriteria EN361 ,
dilengkapi double lanyard dengan shock
absorber sesuai kriteria EN 354:2002.

N. Ear Plugs

Terbuat dari material


sesuai kriteria karet– lunak
ANSI S12.6 1997
for NRR ( Noise  ),
Noise Reduction Rating 
Min 25 db. Dipakai oleh pekerja
yang melakukan pekerjaan
di area kebisingan > 85 db.
seperti menggunakan gerinda,
 jack drill, di ruang genset dan
lain sebagainya yang memiliki
resiko yang setara.

14 |
14 |  Pedoman HSE 
 

Kick-Off Meeting
Sub-Kontraktor dan Mandor
a. Merupakan tanggung-jawab Manajer Proyek. Menjelaskan
ruang lingkup pekerjaan masing-masing sub-kontraktor

dan mandor
m andor..
b. Menjelaskan syarat-syarat dan peraturan HSEHSE yang berlaku
di lingkungan proyek PT NINDYA KARYA (Persero).
c. Menjelaskan syarat-syarat teknis proyek.
d. Kegiatan ini wajib dihadiri oleh Manajer Proyek,
Proyek, HSE Officer
Officer
Proyek, SEM, SOM, SAM dan pimpinan sub-kontraktor atau
mandor yang bersangkutan.

 Mengacu kepada prosedur komunikasi 


komunikasi  Pedoman HSE  |
 | 15
 

Rapat
Metode Kerja
METODE KERJA NINDYA KARYA
Poin-poin penting metode kerja adalah sebagai berikut :

1. Site Engineer Manajer wajib menyusun metode kerja


dilengkapi dengan Job Safety & Environment Analysis .
2. Wajib dibahas di rapat metode kerja yang dihadiri oleh HSE
Officer Proyek, SEM, SOM dan PM.
3. Wajib mendapatkan persetujuan dari HSE Officer Proyek
sebelum disahkan.
4. SOM berkewajiban
berkewajiban melaksanakan
melaksanakan pekerjaan
pekerjaan sesuai
sesuai dengan
dengan
metode kerja yang telah disahkan
5. Jika dikemudian hari terdapat ketidaksesuaian atau
dinilai bahaya oleh HSE Officer Proyek, pekerjaan wajib
diberhentikan sementara untuk melakukan perbaikan/revisi
metode kerja.

16 |
16 |  Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur /instruksi kerja produksi metode kerja  
 

JSA
JOB SAFETY ANALYSIS
Site Engineering Manajer wajib membuat analisa keselamatan
kerja (JSEA) sesuai dengan metode kerja yang telah disusun se-
belumnya dan saling melengkapi satu dengan lainnya

Point – point penting didalam menyusun atau pembuatan


metode kerja adalah sebagai berikut :

LANGKAH 1 - IDENTIFI
IDENTIFIKASI
KASI POTENSI BAHAY
BAHAYA
A YANG
YANG ADA 
• Bahaya licin/ tersandung/ terjatuh
• Kebakaran/ Peledakan
• Bahan kimia /Pencemaran lingkungan /kontaminasi
• Objek jatuh
• Bagian mesin yang bergerak
• Penyemburan material (pekerjaan las/ gerinda)
• Tekanan/ Sedotan
• Kelistrikan
• Bekerja di ketinggian
• Kebisingan
• Debu
•  Asap
• Posisi kerja terbuka
• Penanganan secara manual
• Penerangan yang kurang
• Temperatur kurang/ tinggi
•  Asphyxia (oksigen terpisah)
terpisah)
• Radiasi
•  Vibrasi

 Mengacu kepada prosedur/instruksi JSA  Pedoman HSE  |


 | 17
 

Sebagai tambahan dampak lingkungan yang dipertimbangkan


dalam identifikasi potensi bahaya termasuk :

Terlepas ke Udara:
• Lepasnya gas beracun dan berbahaya
• Lepasnya gas mudah menyala
• Pemadam api media halon
• Kaleng semprot NDT dry penetrant
• Gas BBM Gas (Oxygent, Acetylene, LPG)
• Gas Inert (Nitrogen, Argon)
• Radiasi
•  Api terbuka
•  Asap
• Operasi grit blasting
•  Asap Cat & Las
Terlepas ke Air:
• Terlepas ke sistem drainase
•  Air bercampur minyak
minyak
• Lumpur bor
• Tanki penyimpanan BBM
• Fasilitas pengolah coolant
• Tempat penampungan limbah
Waste Materials:
• Besi tua
• Produk cat
• Produk limbah air
• Kayu
•  Aki
• Kertas
• Sampah umum

18 |
18 |  Pedoman HSE 
 

Kontaminasi ke Tanah:
• Tumpahan Cairan : Oli, BBM & Produk Cat

Penggunaan Sumber dan Bahan Baku:

• Mesin Generator
• Konsumsi Air

Nuisance/ Masalah Lain:


• Kebisingan
• Sinar ultra violet dari las/pemotongan

LANGKAH 2 – SIAPA YANG BISA TERKENA /DAMPAKNYA ?


• Personil Pekerja/ Pekarya Baru
• Staf Kantor
• Kontraktor
• Orang yang bekerja bersama di tempat kerja anda
• Operator
• Penjaga Kebersihan
• Orang luar
• Personil baru di workshop
• Material, peralatan
• Lingkungan

Perhatian diberikan kepada:


• Karyawan yang cacat
• Pengunjung
• Karyawan yang tidak mempunyai pengalaman
• Bekerja sendirian

Pedoman HSE  |
 | 19
 

LANGKAH 3 - APAKAH RESIKO TERKENDALI SECARA


BENAR ?
•  Apakah langkah pencegahan diambil terkait dengan Resiko
dari Bahaya-bahaya yang terdaftar? Sebagai contoh


tersedianya:
Informasi, instruksi, pelatihan yang mencukupi?
• Sistem dan prosedur yang benar?

Lakukan - langkah pengendalian saat ini :


• Memenuhi standar yang ditetapkan oleh perundangan dan
industri?
• Patuh terhadap standar industri sah?
• Melibatkan praktek kerja yang baik?

Mengurangi Resiko beralasan dapat dikerjakan?
Jika ya, lalu Resiko tersebut dikendalikan secara benar, namun
anda perlu menentukan langkah pencegahan yang anda harus
lakukan Mungkin anda dapat merujuk pada prosedur, aturan
perusahaan, Code of Practice atau pedoman, yang diberikan
dalam informasi tersebut.

LANGKAH 4 - TINDAKAN YANG YANG HARUS DIAMBIL ?


Prioritas harus diberikan terhadap Resiko yang berdampak
luas terhadap orang dan/ atau berakibat kecelakaan. Prinsip di
bawah ini harus dilakukan saat melakukan tindakan yang harus
diambil, jika mungkin dengan mengikuti petunjuk berikut:

• Menghilangkan Resiko tersebut secara keseluruhan


• Mencoba opsi resiko yang rendah
• Mencegah akses terhadap Bahaya (seperti memagar)
• Mengorganisir kerja untuk mengurangi paparan terhadap
bahaya

20 |
20 |  Pedoman HSE 
 

• Pemberian APD (sebagai cara terakhir untuk mengurangi


Resiko)
• Menyediakan peralatan/ fasilitas (seperti membersihkan
fasilitas untuk menghilangkan kontaminasi).

1. Site Operational Manajer


Manajer bertugas melaksanakan
melaksanakan instruksi
kerja JSA ini dilapangan proyek masing masing dan
mendistribusikan dokumen rekaman (JSA) kepada personil
terkait diprojek masing masing dan dibahas didalam toolbox
talks harian dan Toolbox meeting mingguan dilapangan
projek masing masing, serta menjadi acuan didalam bekerja
aman dan bekerja selamat
2. Site Engineer Manajer bertugas
bertugas mereview
mereview JSA yang telah
disusun sebelumnya pada setiap tempat kerja dimana

aktifitas
penerapan,JSAJSA
sedang berjalan,
tersebut akansetelah jangka
ditinjau waktu
ulang dan 1direvisi
bulan
seperlunya untuk menunjukkan perubahan dalam cara-cara
kerja atau adanya tambahan informasi yang lainnya.

Pedoman HSE  |
 | 21
 

Daily Tool Box Talk

Rencana Kerja
Dilaksanakan setiap hari sebelum melaksanakan pekerjaan atau
shift kerja, diikuti oleh seluruh kru yang dibagi sesuai
dengan pekerjaan/lokasi kerja.

Pelaksana/kepala kelompok wajib menyampaikan hal-hal berikut


ini kepada pekerja dibawahnya :

• Rencana kerja hari ini (sesuai metode kerja)


•  Alat-alat kerja dan material yang digunakan
• Potensi bahaya
• Cara menangani bahaya dan APD yang digunakan.

Perhatian!!!
Pekerja/seseorang dilarang melaksanakan/memulai pekerjaan
tanpa mendapatkan pengarahan yang layak.

22 |
22 |  Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur komunikasi  
 

Weekly Tool Box Meeting

WEEKLY TOOL BOX MEETING


RENCANA KERJA MINGGUAN
Dilaksanakan seminggu sekali, diikuti oleh seluruh staff,
subkontraktor dan pekerja proyek tanpa terkecuali.
Kegiatan ini menyampaikan :
• Performance K3L Proyek
• Ceramah materi dengan tema K3L sesuai dengan potensi
yang muncul seiring kegiatan proyek
• Sosialisasi rencana kerja dan bahaya minggu mendatang
• Pemberian penghar
penghargaan
gaan Best Safety Performance .

 Mengacu kepada prosedur komunikasi 


komunikasi  Pedoman HSE  |
 | 23
 

Rapat P2K3
Rapat yang dilaksanakan setiap bulan yang membahas tentang
program - program HSE di area kerja masing masing Fungsi
P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
antara lain :

1. Menghimpun dan mengolah data mengenai Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.
2. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap
tenaga kerja mengenai :
• Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran
dan peledakan serta cara menanggulanginya.
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja.
•  Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang
bersangkutan.
• Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.

24 |
24 |  Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur komunikasi  
 

3. Membantu Pengusaha/Pengurus dalam :

• Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.


• Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit
akibat kerja (PAK) serta mengambil langkah-langkah
yang diperlukan.
• Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang
keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja
dan ergonomi.
• Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan
menyelenggarakan makanan di perusahaan.
• Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.
• Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
• Mengembangkan laboratorium Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, melakukan pemeriksaan laboratorium
dan melaksanakan interpretasi hasil pemeriksaan.
• Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja,


higiene
Membantuperusahaan dan kesehatan
pimpinan kerja.
perusahaan menyusun
kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja dalam
rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higiene
perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja.

(berdasarkan pasal 4 (empat) Permenaker RI Nomor


PER.04/MEN/1987).

Pedoman HSE  |
 | 25
 

Penghargaan
BEst Performance

Merupakan penghargaan
yang diberikan oleh
manajemen proyek kepada
pekerja yang melakukan
kegiatan sesuai dengan
kaidah-kaidah K3 yang telah
ditetapkan. Penghargaan ini
diberikan pada saat kegiatan
Weekly Toolbox Meeting.

PENGHARGAAN K3

Foto penerima penghar


penghargaan
gaan
akan dipasang pada papan
informasi K3 selama Seminggu

26 |
26 |  Pedoman HSE Mengacu kepada instruksi kerja penghargaan K3L
 

Papan Informasi K3

PAPAN INFORMASI K3 PROYEK


Proyek: Jadwal: s/d
s/d

Hari: Tanggal: STATISTIK MINGGU KE: PENGHARGAAN K3


1. Induksi :..................Orang
2. Rata-rata tenaga kerja :..................Orang
3. Total
Total jumlah hari kerja :..................Hari
4. Total jumlah jam kerja :..................Jam
5. Kecelakaan
NAMA NAMA NAMA
LAY OUT a. Fatal   :..................Kasus
PERINGATAN KESELAMATAN
SITE PLAN b. Luka serius/cacat :..................Kasus
c. Medical treatment :..................Kasus
d. P3K :..................Kasus
e. Jam kerja hilang :..................Jam

6. Total LTI FREE :..................Jam


NO KEGIATAN UTAMA LOKASI R ESIKO PIC Frequency Rate
FR = x 1.000.000 =
Saverity Rate
SR = x 1.000.000 =

Merupakan media informasi yang memuat kegiatan yang


akan berlangsung pada hari itu dan juga menampilkan data
statistik pencapaian prestasi K3 mingguan. Selain itu, papan ini
 juga berfungsi sebagai media kampanye K3. Site Operational
Manager bertanggung-jawa
berta nggung-jawab
b mengisi Layout Site Plan dan Tabel
Tabel
dibawahya. Sedangkan HSE Officer Proyek bertanggung jawab
mengisi statistik mingguan, penghargaan K3, serta Peringatan
Keselamatan di Papan Informasi K3 Proyek ini. Papan diletakkan
di depan site office adengan ketinggian 1 meter dari lantai.

 Mengacu kepada instruksi kerja papan


papan informasi K3 proyek Pedoman HSE  |
 | 27
 

Latihan Operasi Alat

Bertujuan agar personil dapat mengoperasikan peralatan


dengan aman dan benar sehingga mencegah kecelakaan dan
mencegah kerusakan alat.
Setelah selesai pelatihan, peserta akan dicatat dan diberikan
sticker pada helmet yang menandakan orang tersebut telah
berhak mengoperasikan peralatan yang dimaksud.

Operator peralatan yang wajib dilatih adalah operator :

a. Bar cutter
b. Bar bender
c. Gerinda duduk
d. Gerinda tangan
e. Bor tangan
f. Generator kecil

28 |
28 |  Pedoman HSE 
 

Inspeksi Harian
Dilakukan oleh Petugas K3 Proyek untuk memastikan :

• Kondisi lapangan aman


• Kegiatan dilaksanakan sesuai metode kerja yang aman
•  Alat yang dipakai telah diinspeksi
diinspeksi dan aman digunakan
• Kebersihan proyek
• Fasilitas umum
• Pagar pengaman dan proteksi lubang
•  Akses
• Sarana P3K

• Scaffolding dan formwork


• Keselamatan operasi
• Dll.

Petugas K3 berwenang menghentikan pekerjaan yang tidak sesuai dengan


rencana atau standar yang berlaku/atau yang dinilai berbahaya.

 Mengacu kepada prosedur inspeksi 


inspeksi  Pedoman HSE  |
 | 29
 

Inspeksi Peralatan Tangan


(Hand Tools)
Wajib dilakukan oleh mekanik proyek secara regular setiap dua
minggu sekali untuk memastikan alat-alat yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi manufaktur dan standar keselamatan.
Peralatan yang wajib diinspeksi adalah:
• Gerinda tangan
• Gerinda duduk
• Bor tangan
• Bor duduk
• Hammer drill
•  Alat-alat listrik dan mesin kecil lainnya
 Alat yang layak akan diberi label inspeksi/aman tanda alat
tersebut aman untuk digunakan.
30 |
30 |  Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur inspeksi  

Inspeksi Mesin Tenaga


dan Produksi
Wajib dilakukan oleh mekanik proyek secara periodik setiap dua
minggu sekali dan diberi label inspeksi/aman untuk digunakan.
Dilarang memodifikasi dan menggunakan alat-alat yang tidak
sesuai dengan spesifikasi manufaktur.
 Mesin-mesin yang dimaksud antara lain adalah:

• Trafo las
• Bar cutter
• Bar bender

• Table saw/gergaji meja


• Mesin planer
• Mesin las/genset las
• Kompresor
• Genset listrik
 Mengacu kepada prosedur inspeksi 
inspeksi  Pedoman HSE  |
 | 31

Insp
Inspeksi
eksi Ala
Alatt-Ala
-Alatt Ber
Beraat
dan Angkat-Angkut
Wajib dilakukan oleh mekanik proyek dan operator secara
reguler setiap dua minggu sekali. Selain itu, operator juga
melaksanakan pemeriksaan alat sesuai checklist harian sebelum
mulai mengoperasikan alat.

Persyaratan
berikut : kelayakan peralatan secara umum adalah sebagai

1. Dilengkapi dengan Sertifikat Layak Operasi dari Dinas


Ketenagakerjaan Setempat.
2. Wajib dilengkapi dengan buku manual operasi yang
diterbitkan oleh manufaktur dan disimpan di kabin operator.
3. Foto operator, nama dan nomor kontak (telepon) yang dapat
dihubungi wajib ditempelkan pada body alat.
32 |
32 |  Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur inspeksi  

4. Wajib dilengkapi dengan lampu rotator warna kuning.

Lampu Rotator 

5. Horn/Klakson berfungsi dengan baik.


6. Dilengkapi dengan  APAR  jenis powder minimal dengan
 APAR
kapasitas 3.5 kg.
7. Tidak dimodifikasi/sesuai dengan buku spesifikasi dari
manufaktur.

8. Tidak ada bekas cacat/sambungan pada struktur rangka.


Jika terdapat bekas cacat struktur, wajib dilengkapi catatan
perbaikan dan pengujian dari pihak yang berwenang.
9. Kabin dalam keadaan bersih dan tidak ada barang-barang
yang dapat mengganggu operator dalam mengoperasikan
alat.
10. Pada boom/arm dan sambungan bergerak wajib dipasang
pengunci standar ( spring  ).
spring cotter pin 

Spring Cotter Pin 


Pedoman HSE  |
 | 33

11.  Alat/stang kendali dan monitor kabin normal dan berfungsi


dengan baik.
12. Wajib dilengkapi dengan lampu depan ( head  ), lampu
head lamp 
belakan ( tail  ) dan lampu kabin.
tail lamp  kabin.
13. Pintu kabin (jika ada) wajib berfungsi dengan baik.
14. Tidak ada sisa/bekas rembesan oli/minyak yang keluar dari
mesin.
15. Warna gas buang tidak hitam ketika sedang dioperasikan.
16. Dilengkapi dengan tombol emergency ( Emergency
Emergency push/switch
 ) di
button  di sisi
sisi kanan alat, yang berfungsi jika terjadi situasi alat
tidak dapat dikendalikan maka tombol ini dapat mematikan
mesin.
Emergency Stop 
34 |
34 |  Pedoman HSE 

 A. Crane
1. Wajib dilengkapi dengan Load Chart   yang ditempel di
kabin operator.
2. Horn/Klakson berfungsi dengan baik.
3.  Anti two block,Wind
dengan baik. Limiter,, Swing Alarm  semua
speed, Limiter  semua berfungsi
4. Drum brake & sling drum  dalam
 dalam keadaan baik.
5. Hook  utuh,
 utuh, berfungsi dengan baik dan dilengkapi dengan
safety latch .
6. Load Moment Indicator (LMI)  terpasang
 terpasang dan berfungsi dengan
baik serta terkalibrasi.
Load Moment Indicator 

7. Uji beban
beban sesuai
sesuai telah dilakukan dan sesuai.
8. Angle measure wajib berfungsi
berfungsi dengan baik.
9. Wajib dilengkapi dengan lampu boom.
10. Di bagian ujung paling atas boom wajib dilengkapi
lampu kedip berwarna merah yang wajib menyala
secara menerus di waktu malam.
11. Pada bagian under carriage, kondisi harus terjaga tetap
bersih, track tidak kendor dan track shoe lengkap tidak
rusak.
Pedoman HSE  |
 | 35

B. Excavator
1. Kunci pengaman ( lock
lock
 ) harus berfungsi
lever 
dengan baik.
2. Pin pada sambungan
bergerak (contoh :
H-Link, hydrolic arm dan
 ) wajib
bucket/breaker chisel 
dipasang pengunci
standar seperti yang
tertera pada service
manual book.
Keterangan Gambar 

3. Wajib dilengkapi
dilengkapi dengan lampu depan, lampu
lampu boom
dan lampu kabin.
4. Tidak ada sisa/bekas rembesan
rembesan oli/minyak yang keluar
keluar
dari mesin.
5. Warna gas buang tidak hitam ketika sedang dioperasikan.
6. Jika excavator digunakan untuk kegiatan pengangkatan,
maka wajib dilengkapi dengan lifting eye/lug yang telah
diperhitungkan kekuatannya serta telah dilakukan
pengujian terhadap struktur/welding oleh pihak yang
berwenang.
7. Dilarang meletakkan/menyimpan
meletakkan/menyimpan barang-barang
barang-barang yang
bukan bagian dari mesin/alat (contoh : ember, galon air,
 jerigen, dll) di atas atau di dalam body excavator
excavator..
8. Pada bagian
bagian under
under carriage,
carriage, kondisi
kondisi harus
harus terjaga
terjaga tetap
bersih, track tidak kendor dan track shoe lengkap tidak
rusak.
9. Excavat
Excavatoror yang digunakan untuk giant breaker,
breaker, wajib
dilengkapi shield tambahan pada kaca depan kabin
untuk menghindari terpentalnya material yang pecah ke
operator.
36 |
36 |  Pedoman HSE 

C. Buldozer, Loader dan Grader


1. Harus dilengkapi dengan ROPS  ( Roll
Roll Over Protection
 ).
System 
2. Bagian blade dapat dioperasikan dengan mudah
mudah oleh
operator.
3. Alat
harusberpenggerak
berpenggerak
terjaga tetap track,
bersih,bagian
track under carriage,
tidak kendor dankondisi
track
shoe lengkap tidak rusak.
4. Jika menggunakan roda, tekanan ban harus sesuai
dengan petunjuk dan kondisi ketebalan ban masih
terlihat baik.
5. Dapat melakukan pengereman dengan baik.
6. Rem pengunci ( lock  ) dapat berfungsi dengan
lock brake  dengan baik.
7. Stang kemudi
kemudi dalam
dalam kondisi
kondisi berfungsi
berfungsi dengan
dengan baik.
Pedoman HSE  |
 | 37

Inspeksi
Lifting GEars
1. Wajib dipastikan serifikat dan
dan tagging lifting gears.
gears.
Sertifikat ini memuat tentang :

• Jenis

Ukuran
• SWL
• Tanggal uji riksa
• Masa berlaku
Sling Tagging
38 |
38 |  Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur inspeksi  

2. Berikut ini adalah lifting gears (perangkat angkat) yang


dilarang digunakan dan harus dimusnahkan:

a. Sling
Pedoman HSE  |
 | 39

b. Webbing
 
 40 |
 40 |  Pedoman HSE 

Tagging
Color COde

 I   N
   U
  J  -   L
 I   R
   P
   A    T
   E
   R
   A
    M
  - I   R
   A
   U
   N
   A
  J    R
   E
   B
    M
   E
   S
   E
    D
  -   R
   E
   B
    O
   T
   K
    O    R
   E
   B
    M
   E
   T
   P
   E
   S
  - I
   L
   U
  J
 Tanggal berlaku  Tanggal berlaku  Tanggal berlaku  Tanggal berlaku

Nama Alat Nama Alat Nama Alat Nama Alat

No. No. No. No.

a. Tag dipasang pada alat yang telah lolos inspeksi


b. Masa berlaku tagging sesuai dengan yang tercantum/ 
ditulis oleh inspector.
c. Jika masa berlakunya habis, maka alat harus
harus kembali
diperiksa kelayakannya oleh inspector yang berwenang.
d. Warna tag yang digunakan
digunakan sesuai dengan
dengan periode bulan
bulan
yang tercantum pada taging.
e. Tag terbuat dari sticker yang tahan air dan tidak luntur.
luntur.
 Mengacu kepada prosedur inspeksi 
inspeksi  Pedoman HSE  | 41
 |  41

Manual Handling

 A. Setiap orang hanya diperbolehkan mengangkat beban


maksimum 20 kg jika dilakukan secara manual, selebihnya
wajib menggunakan alat bantu.

B. Benda yang mudah pecah dilarang


dilarang diangkat oleh 1 orang,
wajib dilakukan minimum 2 orang.
C. Material/benda yang licin/berminyak, bulat atau tajam
dilarang diangkat secara manual tanpa alat bantu.
D. Langkah manual
manual handling adalah sebagai berikut :

• Punggung tegak lurus terhadap pinggang pada saat


mengangkat.
•  Angkat beban dengan kedua tangan terapit rapat secara
secara
vertical dan letakkan diatas perut.
• Beban diangkat dan diturunkan secara perlahan dengan
tenaga yang berasal dari kaki, bukan dari punggung.
• Jaga punggung tetap dalam keadaan tegak lurus saat
berbelok dan bergeraklah secara perlahan.
 42 |
 42 |  Pedoman HSE 

Mengoperasikan
GErinda
 
 APD Tambahan
Tambahan yang wajib digunakan

Face Shield Sarung Tangan   Ear Plug/Ear Muff Masker  


Item-item yang wajib diperhatikan :
Switch/saklar harus berfungsi 
Mengunci dengan baik 
(ketika membuka dish) 

Kabel power tidak


rusak 

Body kering, rapat


dan tidak pecah 

Dilengkapi handle
grip 

Wajib dilengkapi
• Harus utuh, kering, tidak goyang. pelindung 
• Diameter harus sesuai dengan alat 
• RPM dish harus lebih besar dari RPM alat 
Pedoman HSE  | 43
 |  43

Galian
1. Sebelum mulai penggalian, harus dilakukan upaya untuk
mengetahui/menyelidiki fasilitas/utilitas bawah tanah
existing.
2. Jika tidak didapat informasi yang memadai, maka wajib
dilakukan investigasi dengan cara menggali secara manual
di beberapa titik.
3. Dilarang menggali sebelum
sebelum mendapat izin untuk menggali
( excavation  ).
excavation permit 
4. Seluruh galian harus diberi tanda-tanda dan pagar di
sekeliling galian. Pemasangan pagar dimulai sebelum proses
penggalian dilaksanakan, dan menerus mengikuti arah galian
 44 |
 44 |  Pedoman HSE 

5. Galian yang lebih dari 1,5 m harus diberi penunjang (shoring)


atau dibuat miring/berundak.

6. Semua galian harus disediakan akses


akses yang aman dan dalam
 jumlah yang cukup.
cukup.

7. Pengawas/Supervisor harus melakukan pemeriksaan

sebelum mengeluarkan izin memasuki galian.


8. Semua tanah
tanah bekas galian harus
harus diletakkan minimal 1 m dari
pinggir galian.
9. Kecuali telah dirancang sebelumnya,
sebelumnya, jalan kendaraan harus
berjarak minimal 3 m dari bibir galian.
10. Semua galian harus diperiksa setelah hujan reda.
11. Metode kerja untuk menghidari galian terisi oleh air wajib
dibuat sebelum melaksanakan penggalian.
Pedoman HSE  | 45
 |  45

Operasi
Pengelasan
1. Juru Las adalah
adalah personil
personil yang
yang memiliki kompetensi/sertifikat
 juru las yang sesuai Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 atau
personil yang telah diuji dan dinilai mampu oleh manajemen
proyek untuk melakukan kerja pengelasan dengan aman.
Penunjukan juru las oleh manajemen proyek wajib dibuktikan
dengan surat penugasan.
2. Kegiatan pengelasan wajib mendapatkan
mendapatkan izin jika :
• pengelasan dilaksanakan dalam fasilitas yang sedang
beroperasi.
• apabila pengelasan dilaksanakan di suatu lingkungan
dengan potensi tinggi terjadi kebakaran dan ledakan,
misalnya suatu tempat tertutup atau di tempat di mana
terdapat campuran uap yang mudah terbakar dan udara/ 
oxigen, gudang karbon, gudang kain dll.

3. Alat las (trafo/genset)


(trafo/genset) yang digunakan telah diinspeksi dan
dinyatakan layak oleh petugas yang berwenang. Kabel
massa las harus menggunakan stang massa yang dapat
menjepit dengan kuat material yang dilas.
4. Kabel las harus cukup
cukup panjang sehingga posisi mas
massa
sa harus
dapat dekat dengan titik pengelasan.
5. Dilarang menggunakan kabel las yang disambung tanpa
menggunakan socket khusus penyambung kabel las.
6. Hilangkan bahan pelindung
pelindung logam/plastik/cat
logam/plastik/cat dari area yg
terpengaruh panas sebelum melakukan pengelasan untuk
mengurangi asap.
 46 |
 46 |  Pedoman HSE 

7. Untuk pengelasa
pengelasann SMAW/MMAW di tempat yang
menimbulkan keringat berlebih, lembab, uap air, basah
seperti di bendungan, galian saluran, hujan, di dekat air,
tempat yang sebagian
sebagi an terendam, daerah banyak
banya k percikan air,
air,
bejana/tangki/di dalam ruangan terbatas dll, maka Pelaksana
Lapangan wajib menempatkan personil yang memantau dan
mampu mengambil tidakan tepat pada saat kondisi darurat.
8. Welding screen atau pagar dipasang untuk mencegah busur
api terlihat/menyilaukan dan mengganggu orang disekitarnya.
9. Pelaksana Lapangan dan Juru Las
Las wajib memastikan area

pengelasan
terbakar. bersih dari material atau sampah yang mudah

10. AP
APAR
AR dan/atau fire blanket wajib disediakan di dekat kegiatan
pengelasan untuk mengantisipasi keadaan darurat.
11. Dilarang mengubah pengatur arus (Ampere) ketika busur api
sedang menyala.
Pedoman HSE  | 47
 |  47

12. Juru Las wajib mematikan mesin/trafo las dan melepaskan


kawat las ketika sedang tidak digunakan.
13. Dilarang menyentuh kawat las dengan kain basah.

14. Untuk pengelasan


dikendalikan di luar blanket
menggunakan workshop
agarpercikan api harus
tidak menyebar.
15. Untuk pengelasan di atas ketinggian, Pelaksana Lapangan
wajib membuat area khusus di bawahnya, dilengkapi rambu-
rambu atau tanda agar tidak ada orang yang melintas. Area
tersebut juga harus terbebas dari benda-benda yang mudah
terbakar.
16. Material yang baru selesai dilas, wajib ditandai dengan tulisan
“AWAS PANAS” menggunakan kapur berwarna putih.
17. Dilarang meninggalkan material yang baru dilas ketika masih
panas.
18. Setelah selesai pengelasan dan sebelum meninggalkan
lokasi pengelasan, Juru Las wajib melakukan pengecekan
lokasi kerja dan sekitarnya untuk memastikan tidak ada
kemungkinan kebakaran.
19. Untuk area-area dengan potensi kebakaran tinggi (seperti
gudang kayu), maka Pelaksana Lapangan wajib menempatkan
personil di lokasi hingga 90 menit setelah pengelasan selesai,
untuk memastikan lokasi benar
benar-benar
-benar aman.
20. Alat pelindung diri bagi helper adalah sama dengan juru las.
21. Ketika mengelas di ketinggian, pastikan percikan api tidak
 jatuh kebawah (diperlukan pemasangan fire
fire blanket)
 48 |
 48 |  Pedoman HSE 

Generator
1. Generator harus sesuai dengan spesifikasi teknis dari
manufaktur (tanpa modifikasi).
2. Melakukan inspeksi generator
generator oleh pihak mekanik
mekanik proyek
beserta salah satu pelaksana K3, sebelum generator dikirim
ke site.
3. Hasil inspeksi dicatat, ditanda-tangani oleh
oleh inspector dan
dilaporkan ke Manager Proyek dengan tembusan ke Bagian
HSE dan Bagian Procurement Wilayah atau unit bisnis serta
disimpan oleh mekanik
terima generator ke pihak proyek, hingga
lain/keluar ada berita serah
dari site.
4. Hasil temuan inspeksi harus diperbaiki sebelum generator
dikirim ke site.
5. Setelah diperbaiki sesuai hasil inspeksi, maka generator
dapat dikirim ke site.
6. Inspeksi dilakukan ulang pada saat pertama kali generator
memasuki site, untuk memastikan bahwa semua hasil
temuan inspeksi telah diperbaiki.
7. Apabila masih ada temuan minor, maka harus segera
diperbaiki, tetapi jika hasil temuan inspeksi awal tidak
ditindak lanjuti, maka generator wajib dikembalikan/ dibawa
keluar dari site.

8. Setiap dua minggu sekali, generator wajib diinspeksi ulang


oleh mekanik proyek didampingi Pelaksana K3, tercatat dan
disimpan.
9. Generator wajib dilengkapi sertifikat dari Dinas
Ketenagakerjaan setempat (Permen No. 04 Tahun 1985).
10. Generator harus dilengkapi dengan drip tray
tray..
Pedoman HSE  | 49
 |  49

11. Pelindung wajib terpasang pada bagian mesin dan sabuk


yang berputar.
12. Lantai
Lantai generator harus terbuat dari lantai beton (lean concrete)
setebal 10 cm.
13. Arah gas buang harus diatur sedemikian rupa agar tidak
mengganggu lingkungan.
14. Wajib dipasang rambu “AWAS KESETRUM”  dan
“DILARANG MASUK KECUALI PETUGAS”.
15. Wajib disediakan Alat Pemadam Api Ringan jenis powder
(APAR)
(APAR) @5kg sebanyak 2 (dua)
( dua) buah di dekat pintu masuk.
16. Wajib dipasang foto petugas yang berwenang/operator
beserta nomor kontak yang dapat dihubungi.
17. Wajib dipasang
dip asang tulisan “GENERATOR (kapasitas) KVA”.
18. Dilarang menyimpan/stok BBM di ruang generator.
19. Wajib dilengkapi grounding (pembumian) < 5 Ω.

20. Inspeksi berkala setiap bulan wajib dilaksanakan oleh


petugas mekanik proyek.
21. Perawatan rutin wajib dilakukan setiap 200 jam operasi.
22. Operator wajib melaksanakan daily checklist.

23. Generator wajib


dengan jenis ditempatkan
generator sebagaidiberikut
“Generator
: Room” sesuai

• genset terbuka, wajib disediakan tempat/ruangan


tertutup/terkunci yang memiliki ventilasi cukup.

genset silent, wajib dipasang atap tanpa dinding.
50 |
50 |  Pedoman HSE 

Gambar 1: Rumah untuk type genset terbuka 


Gambar 2: Rumah untuk type genset tertutup/silent 
Pedoman HSE  |
 | 51

Bagian Mesin
Yang BErp
BErput
utar
ar
Mesin tanpa penutup dapat membahayakan pekerja 

Bagian mesin yang berputar berpotensi membahayakan orang


yang berada dekat dengan posisi mesin itu sendiri.

Oleh karena itu seluruh bagian mesin yang berputar wajib


dipasang penutup yang layak dan kuat, untuk mencegah
seseorang terluka karena hal tersebut.

bagian berputar pada Mesin diberi penutup 


52 |
52 |  Pedoman HSE 

Pencegahan
Kebakaran

Anda mungkin juga menyukai