B
U
K
U
P
A
N
D
U
A
PT.. NINDYA KARYA (Persero)
PT (Perse ro) N
General Contractor - EPC - Investment
H
S
E
Kata
Pengantar
PT Nindya Karya (Persero) mempunyai komitmen untuk melaksanakan
semua aktivitas dengan aman, tidak membahayakan orang dan tidak
mencemari lingkungan. Hal ini dapat tercapai jika pegawai atau
personil pendukung dan mitra kerja turut berpartisipasi melaksanakan
semua segi di dalam kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan
lingkungan ( HSE ).
PT Nindya Karya (Persero) terus berusaha menjadikan fasilitas dan
tempat kerja lebih aman dan sehat. Dibawah kebijakan HSE, kami
mengembangkan Sistem Manajemen HSE untuk mengatur kinerja
C
Panduan
(Persero) HSE,
untukkami menekankan
memberikan kembali komitmen
perlindungan yang samaPTkepada
Nindyasemua
Karya
K
Terima kasih.
Jakarta, 27 Juli 2018
FIRMANSYAH
Pedoman HSE |
| i
ii |
ii | Pedoman HSE
Pedoman HSE |
| iii
iv |
| Pedoman HSE
Pedoman HSE | v
| v
KATA PENGANTAR i
peraturan proyek 01
Memasuki & Keluar Lokasi Proyek 03
induksi 04
tanda induksi & proyek 05
alat pelindung diri (apd) 06
standar alat pelindung diri perusahaan 07
Kick-Off Meeting Sub Kontraktor dan Mandor 15
rapat metode kerja 16
Job safety analisis 17
dailyy Tool box talk
dail 22
manual handling 42
mengoperasikan gerinda 43
galian 44
operasi pengelasan 46
generator 49
mesin yang berput
berpu tar 52
pencegahan kebakaran 53
scafolding 55
tangga 59
dasar-dasar operasi alat berat 62
operasi crane angkat 65
operasi concrete pump 70
kabel listrik 82
tabung gas (gas cylinder) 83
pan (proteksi benda jatuh) 85
pengelolaan sampah 86
pelindung jatuh 88
confined space 90
loto (lockout tagout) 92
penanggulangan gawat darurat 95
pertolongan pertama pada kecelakaan (p3k) 98
GUDANG (TEMPAT PENYIMPANAN)
99
bedeng pekerja 101
kantin 102
mushola
KATA PENGANTAR i
103
peraturan proyek
toilet 01
104
Memasuki & (5r)
kebersihan Keluar Lokasi Proyek 03
105
induksi
izin kerja (work permit) 04
106
tanda induksimenghentikan
kewenangan & proyek pekerjaan 05
108
alat pelindung
penanganan tumpahan
diri (apd)
b3 dan limbah b3 06
110
standar alat pelindung diri perusahaan 07
Kick-Off Meeting Sub Kontraktor dan Mandor 15
rapat metode kerja 16
daily box talk 17
weekly tool box meeting 18
rapat p2k3 19
penghargaan best performance 21
papan informasi k3 22
latihan operasi alat 23
inspeksi harian 24
inspeksi peralatan tangan (hand tool) 25
inspeksi mesin tenaga dan produksi 26
inspeksi alat
alat-alat
-alat berat dan angkut-angkut
angku t-angkut 27
inspeksi lifting gears 33
tagging color code 36
manual handling 37
mengoperasikan gerinda 38
PEraturan
Proyek
1. Pekerja baru,melapor
proyek wajib staff baru danpetugas
kepada tamu yang memasuki
keamanan area
proyek.
2. Pekerja baru, staff baru dan tamu yang
yang memasuki
memasuki area proyek
wajib mendapatkan induksi sebelum memasuki area kerja.
3. Bagi tamu yang
yang berkepentingan dan memasuki
memasuki area kerja
wajib mendapatkan pendampingan ( escort
) dari staff yang
escort
ditunjuk.
4. Pengambilan gambar (foto) dapat dilakukan jika telah
mendapatkan persetujuan manajemen proyek.
5. Seluruh personil
personil diwajibkan
diwajibkan mengenakan
mengenakan Alat Pelindung
Pelindung Diri
(APD) yang diwajibkan sesuai dengan potensi bahaya yang
ada.
6. Perawatan dan pemeliharaan APD adalah tanggung
tanggung jawab
masing-masing pekerja.
7. Dilarang merokok
merokok di area proyek
proyek kecuali di tempat yang telah
ditetapkan.
8. Dilarang mengoperasikan alat-alat proyek
proyek tanpa izin.
yang dibawanya
oleh bagian kepada
mekanik HSE
proyek Officer digunakan.
sebelum Proyek dan diinspeksi
11. Peralatan yang tidak layak dan tidak dapat diperbaiki wajib
dibawa keluar area proyek.
Pedoman HSE |
| 01
3. Bagi yang
yang belum
belum memiliki
memiliki ID proyek, maka wajib meninggalkan
Kartu Identitas Diri di Pos Petugas Keamanan Proyek guna
mendapatkan ID Sementara.
4. Petugas wajib melakukan
pemeriksaan terhadap
seluruh kendaraan yang
keluar dan masuk area
proyek.
5. Jika membawa/
Pedoman HSE |
| 03
INDUKSI
04 |
04 | Pedoman HSE Induksi mengacu kepada prosedur Komunikasi
Tanda Induksi
& ID PRoyek
Pedoman HSE |
| 05
Baju reflective/vest
(Wajib)
Baju Kerja
Sarung Tangan
(Jika pekerjaan panas
atau benda tajam)
Celana Kerja
Body Harness
(Jika bekerja di ketinggian)
Safety Shoes
(dengan Steel Toe)
06 |
06 | Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur APD
Standar Ala
Standar Alatt Pelindung
Pelindung
Diri Perusahaan
A. Helmet
Standart ANSI
A NSI Z89.1 – 2014, Type
Type I Class G dan E dilengkapi
dilengka pi
chinstrap yang ukurannya dapat disesuaikan atau berbahan
elastis.
Pedoman HSE |
| 07
Inspector HSE,
helmet berwarna merah
tanpa garis
08 |
08 | Pedoman HSE
4. Helmet mandor:
0.5 cm dengan
sesuai dengan kelompoknya.
warna helmet
*Contoh: Helmet mandor finishing
B. Baju Kerja
Baju kerja wajib digunakan oleh seluruh personil, tanpa
terkecuali, yang berada di area konstruksi
Pedoman HSE |
| 09
C. Sepatu Safety
Sepatu safety yang sesuai dengan tempat kerja harus selalu
dipakai oleh setiap pekerja yang bekerja di area konstruksi.
a. Sepatu kulit,
kulit, SNI 7079:200
7079:2009,
9, minimal
minimal design
design A (pendek
dibawah mata kaki).
b. Sepatu boot
boot karet dengan steel
steel toe dengan
dengan kekuatan
kekuatan
benturan hingga 200 Joule.
c. Untuk kegiatan di tempat
tempat yang
yang becek,
becek, maka
maka dapat
menggunakan sepatu karet yang dilengkapi steel toe.
D. Sarung
Saru ng Tangan
Tangan Katun
Untuk digunakan pada pekerjaan galian, pasang bata, plester
dan pekerjaan lain dengan resiko setara dengan pekerjaan
tersebut. Khusus
sarung tangan pekerja
katun bobok/chipping,
polkadot wajib
(dengan lapisan menggunakan
karet).
10 |
10 | Pedoman HSE
Pedoman HSE |
| 11
H. Masker Pernafasan 1
Masker N95 sesuai criteria NIOSH Title
42 CFR 84-1995, wajib dipakai oleh
pekerja yang melakukan pekerjaan
menggerinda, mengelas,
mengamplas, memotong kayu/besi
menggunakan
mesin, dan pekerjaan lain yang
menghasilkan debu atau bekerja
dengan panas ( hotwork
).
hotwork
I. Masker Pernafasan 2
Masker dengan
NIOSH CFR cartridge
84-1995 yang sesuai
digunakan untukdengan
penanganan bahan kimia yang menghasilkan
uap (contoh : H2SO4, HCN) atau pekerjaan
yang
beresiko terdapat gas.
12 |
12 | Pedoman HSE
J. Face Shield
Bahan polycarbonate dilengkapi bracket helm
sesuai kriteria
ANZI Z87.1-2010, digunakan
digunakan untuk
pekerjaan dengan mesin
gerinda, memotong baja menggunakan
cutting torch, bekerja dengan bahan kimia
berbahaya dan pekerjaan lain dengan resiko
melukai bagian wajah.
welder
api las. dan dapat menahan percikan
b. Tingkat proteksi ( shade ) filter/
shade number
kaca, sesuai dengan ANSI Z87.1- 2010
Pedoman HSE |
| 13
N. Ear Plugs
14 |
14 | Pedoman HSE
Kick-Off Meeting
Sub-Kontraktor dan Mandor
a. Merupakan tanggung-jawab Manajer Proyek. Menjelaskan
ruang lingkup pekerjaan masing-masing sub-kontraktor
dan mandor
m andor..
b. Menjelaskan syarat-syarat dan peraturan HSEHSE yang berlaku
di lingkungan proyek PT NINDYA KARYA (Persero).
c. Menjelaskan syarat-syarat teknis proyek.
d. Kegiatan ini wajib dihadiri oleh Manajer Proyek,
Proyek, HSE Officer
Officer
Proyek, SEM, SOM, SAM dan pimpinan sub-kontraktor atau
mandor yang bersangkutan.
Rapat
Metode Kerja
METODE KERJA NINDYA KARYA
Poin-poin penting metode kerja adalah sebagai berikut :
16 |
16 | Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur /instruksi kerja produksi metode kerja
JSA
JOB SAFETY ANALYSIS
Site Engineering Manajer wajib membuat analisa keselamatan
kerja (JSEA) sesuai dengan metode kerja yang telah disusun se-
belumnya dan saling melengkapi satu dengan lainnya
LANGKAH 1 - IDENTIFI
IDENTIFIKASI
KASI POTENSI BAHAY
BAHAYA
A YANG
YANG ADA
• Bahaya licin/ tersandung/ terjatuh
• Kebakaran/ Peledakan
• Bahan kimia /Pencemaran lingkungan /kontaminasi
• Objek jatuh
• Bagian mesin yang bergerak
• Penyemburan material (pekerjaan las/ gerinda)
• Tekanan/ Sedotan
• Kelistrikan
• Bekerja di ketinggian
• Kebisingan
• Debu
• Asap
• Posisi kerja terbuka
• Penanganan secara manual
• Penerangan yang kurang
• Temperatur kurang/ tinggi
• Asphyxia (oksigen terpisah)
terpisah)
• Radiasi
• Vibrasi
Terlepas ke Udara:
• Lepasnya gas beracun dan berbahaya
• Lepasnya gas mudah menyala
• Pemadam api media halon
• Kaleng semprot NDT dry penetrant
• Gas BBM Gas (Oxygent, Acetylene, LPG)
• Gas Inert (Nitrogen, Argon)
• Radiasi
• Api terbuka
• Asap
• Operasi grit blasting
• Asap Cat & Las
Terlepas ke Air:
• Terlepas ke sistem drainase
• Air bercampur minyak
minyak
• Lumpur bor
• Tanki penyimpanan BBM
• Fasilitas pengolah coolant
• Tempat penampungan limbah
Waste Materials:
• Besi tua
• Produk cat
• Produk limbah air
• Kayu
• Aki
• Kertas
• Sampah umum
18 |
18 | Pedoman HSE
Kontaminasi ke Tanah:
• Tumpahan Cairan : Oli, BBM & Produk Cat
• Mesin Generator
• Konsumsi Air
Pedoman HSE |
| 19
•
tersedianya:
Informasi, instruksi, pelatihan yang mencukupi?
• Sistem dan prosedur yang benar?
20 |
20 | Pedoman HSE
aktifitas
penerapan,JSAJSA
sedang berjalan,
tersebut akansetelah jangka
ditinjau waktu
ulang dan 1direvisi
bulan
seperlunya untuk menunjukkan perubahan dalam cara-cara
kerja atau adanya tambahan informasi yang lainnya.
Pedoman HSE |
| 21
Rencana Kerja
Dilaksanakan setiap hari sebelum melaksanakan pekerjaan atau
shift kerja, diikuti oleh seluruh kru yang dibagi sesuai
dengan pekerjaan/lokasi kerja.
Perhatian!!!
Pekerja/seseorang dilarang melaksanakan/memulai pekerjaan
tanpa mendapatkan pengarahan yang layak.
22 |
22 | Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur komunikasi
Rapat P2K3
Rapat yang dilaksanakan setiap bulan yang membahas tentang
program - program HSE di area kerja masing masing Fungsi
P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
antara lain :
24 |
24 | Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur komunikasi
•
higiene
Membantuperusahaan dan kesehatan
pimpinan kerja.
perusahaan menyusun
kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja dalam
rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higiene
perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja.
Pedoman HSE |
| 25
Penghargaan
BEst Performance
Merupakan penghargaan
yang diberikan oleh
manajemen proyek kepada
pekerja yang melakukan
kegiatan sesuai dengan
kaidah-kaidah K3 yang telah
ditetapkan. Penghargaan ini
diberikan pada saat kegiatan
Weekly Toolbox Meeting.
PENGHARGAAN K3
26 |
26 | Pedoman HSE Mengacu kepada instruksi kerja penghargaan K3L
Papan Informasi K3
a. Bar cutter
b. Bar bender
c. Gerinda duduk
d. Gerinda tangan
e. Bor tangan
f. Generator kecil
28 |
28 | Pedoman HSE
Inspeksi Harian
Dilakukan oleh Petugas K3 Proyek untuk memastikan :
• Trafo las
• Bar cutter
• Bar bender
Insp
Inspeksi
eksi Ala
Alatt-Ala
-Alatt Ber
Beraat
dan Angkat-Angkut
Wajib dilakukan oleh mekanik proyek dan operator secara
reguler setiap dua minggu sekali. Selain itu, operator juga
melaksanakan pemeriksaan alat sesuai checklist harian sebelum
mulai mengoperasikan alat.
Persyaratan
berikut : kelayakan peralatan secara umum adalah sebagai
Lampu Rotator
A. Crane
1. Wajib dilengkapi dengan Load Chart yang ditempel di
kabin operator.
2. Horn/Klakson berfungsi dengan baik.
3. Anti two block,Wind
dengan baik. Limiter,, Swing Alarm semua
speed, Limiter semua berfungsi
4. Drum brake & sling drum dalam
dalam keadaan baik.
5. Hook utuh,
utuh, berfungsi dengan baik dan dilengkapi dengan
safety latch .
6. Load Moment Indicator (LMI) terpasang
terpasang dan berfungsi dengan
baik serta terkalibrasi.
Load Moment Indicator
7. Uji beban
beban sesuai
sesuai telah dilakukan dan sesuai.
8. Angle measure wajib berfungsi
berfungsi dengan baik.
9. Wajib dilengkapi dengan lampu boom.
10. Di bagian ujung paling atas boom wajib dilengkapi
lampu kedip berwarna merah yang wajib menyala
secara menerus di waktu malam.
11. Pada bagian under carriage, kondisi harus terjaga tetap
bersih, track tidak kendor dan track shoe lengkap tidak
rusak.
Pedoman HSE |
| 35
B. Excavator
1. Kunci pengaman ( lock
lock
) harus berfungsi
lever
dengan baik.
2. Pin pada sambungan
bergerak (contoh :
H-Link, hydrolic arm dan
) wajib
bucket/breaker chisel
dipasang pengunci
standar seperti yang
tertera pada service
manual book.
Keterangan Gambar
3. Wajib dilengkapi
dilengkapi dengan lampu depan, lampu
lampu boom
dan lampu kabin.
4. Tidak ada sisa/bekas rembesan
rembesan oli/minyak yang keluar
keluar
dari mesin.
5. Warna gas buang tidak hitam ketika sedang dioperasikan.
6. Jika excavator digunakan untuk kegiatan pengangkatan,
maka wajib dilengkapi dengan lifting eye/lug yang telah
diperhitungkan kekuatannya serta telah dilakukan
pengujian terhadap struktur/welding oleh pihak yang
berwenang.
7. Dilarang meletakkan/menyimpan
meletakkan/menyimpan barang-barang
barang-barang yang
bukan bagian dari mesin/alat (contoh : ember, galon air,
jerigen, dll) di atas atau di dalam body excavator
excavator..
8. Pada bagian
bagian under
under carriage,
carriage, kondisi
kondisi harus
harus terjaga
terjaga tetap
bersih, track tidak kendor dan track shoe lengkap tidak
rusak.
9. Excavat
Excavatoror yang digunakan untuk giant breaker,
breaker, wajib
dilengkapi shield tambahan pada kaca depan kabin
untuk menghindari terpentalnya material yang pecah ke
operator.
36 |
36 | Pedoman HSE
Inspeksi
Lifting GEars
1. Wajib dipastikan serifikat dan
dan tagging lifting gears.
gears.
Sertifikat ini memuat tentang :
• Jenis
•
Ukuran
• SWL
• Tanggal uji riksa
• Masa berlaku
Sling Tagging
38 |
38 | Pedoman HSE Mengacu kepada prosedur inspeksi
a. Sling
Pedoman HSE |
| 39
b. Webbing
40 |
40 | Pedoman HSE
Tagging
Color COde
I N
U
J - L
I R
P
A T
E
R
A
M
- I R
A
U
N
A
J R
E
B
M
E
S
E
D
- R
E
B
O
T
K
O R
E
B
M
E
T
P
E
S
- I
L
U
J
Tanggal berlaku Tanggal berlaku Tanggal berlaku Tanggal berlaku
Manual Handling
Mengoperasikan
GErinda
APD Tambahan
Tambahan yang wajib digunakan
Dilengkapi handle
grip
Wajib dilengkapi
• Harus utuh, kering, tidak goyang. pelindung
• Diameter harus sesuai dengan alat
• RPM dish harus lebih besar dari RPM alat
Pedoman HSE | 43
| 43
Galian
1. Sebelum mulai penggalian, harus dilakukan upaya untuk
mengetahui/menyelidiki fasilitas/utilitas bawah tanah
existing.
2. Jika tidak didapat informasi yang memadai, maka wajib
dilakukan investigasi dengan cara menggali secara manual
di beberapa titik.
3. Dilarang menggali sebelum
sebelum mendapat izin untuk menggali
( excavation ).
excavation permit
4. Seluruh galian harus diberi tanda-tanda dan pagar di
sekeliling galian. Pemasangan pagar dimulai sebelum proses
penggalian dilaksanakan, dan menerus mengikuti arah galian
44 |
44 | Pedoman HSE
Operasi
Pengelasan
1. Juru Las adalah
adalah personil
personil yang
yang memiliki kompetensi/sertifikat
juru las yang sesuai Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 atau
personil yang telah diuji dan dinilai mampu oleh manajemen
proyek untuk melakukan kerja pengelasan dengan aman.
Penunjukan juru las oleh manajemen proyek wajib dibuktikan
dengan surat penugasan.
2. Kegiatan pengelasan wajib mendapatkan
mendapatkan izin jika :
• pengelasan dilaksanakan dalam fasilitas yang sedang
beroperasi.
• apabila pengelasan dilaksanakan di suatu lingkungan
dengan potensi tinggi terjadi kebakaran dan ledakan,
misalnya suatu tempat tertutup atau di tempat di mana
terdapat campuran uap yang mudah terbakar dan udara/
oxigen, gudang karbon, gudang kain dll.
7. Untuk pengelasa
pengelasann SMAW/MMAW di tempat yang
menimbulkan keringat berlebih, lembab, uap air, basah
seperti di bendungan, galian saluran, hujan, di dekat air,
tempat yang sebagian
sebagi an terendam, daerah banyak
banya k percikan air,
air,
bejana/tangki/di dalam ruangan terbatas dll, maka Pelaksana
Lapangan wajib menempatkan personil yang memantau dan
mampu mengambil tidakan tepat pada saat kondisi darurat.
8. Welding screen atau pagar dipasang untuk mencegah busur
api terlihat/menyilaukan dan mengganggu orang disekitarnya.
9. Pelaksana Lapangan dan Juru Las
Las wajib memastikan area
pengelasan
terbakar. bersih dari material atau sampah yang mudah
10. AP
APAR
AR dan/atau fire blanket wajib disediakan di dekat kegiatan
pengelasan untuk mengantisipasi keadaan darurat.
11. Dilarang mengubah pengatur arus (Ampere) ketika busur api
sedang menyala.
Pedoman HSE | 47
| 47
Generator
1. Generator harus sesuai dengan spesifikasi teknis dari
manufaktur (tanpa modifikasi).
2. Melakukan inspeksi generator
generator oleh pihak mekanik
mekanik proyek
beserta salah satu pelaksana K3, sebelum generator dikirim
ke site.
3. Hasil inspeksi dicatat, ditanda-tangani oleh
oleh inspector dan
dilaporkan ke Manager Proyek dengan tembusan ke Bagian
HSE dan Bagian Procurement Wilayah atau unit bisnis serta
disimpan oleh mekanik
terima generator ke pihak proyek, hingga
lain/keluar ada berita serah
dari site.
4. Hasil temuan inspeksi harus diperbaiki sebelum generator
dikirim ke site.
5. Setelah diperbaiki sesuai hasil inspeksi, maka generator
dapat dikirim ke site.
6. Inspeksi dilakukan ulang pada saat pertama kali generator
memasuki site, untuk memastikan bahwa semua hasil
temuan inspeksi telah diperbaiki.
7. Apabila masih ada temuan minor, maka harus segera
diperbaiki, tetapi jika hasil temuan inspeksi awal tidak
ditindak lanjuti, maka generator wajib dikembalikan/ dibawa
keluar dari site.
Bagian Mesin
Yang BErp
BErput
utar
ar
Mesin tanpa penutup dapat membahayakan pekerja
Pencegahan
Kebakaran