Anda di halaman 1dari 4

CERITA RAKYAT

DAFTAR ISI
1. Asal Mula Danau Bagendit (Cerita Rakyat Jawa Barat)
2. Selendang Terbang Putri Bidadari (Cerita Rakyat Sumatera Barat)
3. Asal Usul Permainan Karapan Sapi Madura (Cerita Rakyat Jawa
Timur)
Asal Mula Danau Bagendit (Cerita Rakyat Jawa Barat)

Pada sebuah desa yang tanahnya subur di Garut, hidup seorang janda kaya raya
bernama Nyi Endit. Banyak penduduk di desa itu meminjam uang kepada Nyi Endit
dengan bunga yang sangat tinggi. Nyi Endit juga menyuruh para tukang pukulnya
untuk menagih utang dari penduduk dengan paksa apabila ada yang tidak mampu
membayar utang dan bunganya tepat waktu.

Saat musim panen tiba, rumah Nyi Endit penuh dengan hasil panen. Namun, saat
musim paceklik datang, penduduk banyak yang gagal panen dan menderita penyakit
busung lapar. Nyi Endit justru berpesta pora bersama sanak keluarga, kerabat dan
para tamunya. Ketika pesta berlangsung, tiba-tiba ada seorang pengemis yang
meminta sedikit makanan kepada Nyi Endit. Dengan kesal, Nyi Endit menyuruh
pengawalnya mengusir pengemis itu.

Namun, saat pengawal akan menangkapnya, tiba-tiba tubuh para pengawal terpental
sendiri beberapa meter jauhnya. Ternyata, pengemis tersebut mempunyai kesaktian.
Pengemis itu lalu mengambil sebatang ranting pohon dan menancapkannya ke
tanah. Dirinya meminta Nyi Endit atau pengawalnya untuk mencabut ranting itu. Nyi
Endit lalu menyuruh pengawalnya untuk mencabut batang ranting tersebut, namun
tidak satu pun pengawalnya mampu mencabut batang ranting itu.

Setelah semuanya menyerah, barulah si pengemis mencabut sendiri ranting itu


dengan mudahnya. Tiba-tiba, dari lubang bekas ranting yang tertancap itu keluar air
yang memancar deras. Bersamaan itu, tiba-tiba si pengemis menghilang entah ke
mana. Hujan lebat pun turun diselingi guncangan gempa bumi hebat.

Dalam sekejap, desa Nyi Endit terendam banjir. Nyi Endit dan para pengawalnya,
akhirnya tewas tenggelam. Saat ini, desa itu berubah menjadi sebuah danau besar
dan dalam. Danau itu lalu dikenal dengan sebutan Situ Bagendit. Situ bermakna
danau, sementara Bagendit diambil dari nama Nyi Endit. Konon di Situ Bagendit
hidup seekor lintah besar yang dipercaya sebagai jelmaan Nyi Endit yang lintah
darat.

-Pesan moral yang bisa dipetik adalah:


Jadilah seseorang yang dermawan dan suka menolong, sebab sebagian harta yang
kita miliki adalah milik orang lain.
Selendang Terbang Putri Bidadari (Cerita Rakyat Sumatera
Barat)

Pada zaman dahulu, terdapat seorang pemuda tampan dan gagah bernama Datu
Awang Sukma. Suatu hari, Datu Awang Sukma melihat ada 7 bidadari cantik sedang
mandi di telaga. Para bidadari itu tidak tahu apabila Awang Sukma sedang mengintip
mereka dan membiarkan selendang mereka yang digunakan untuk terbang,
bertebaran di sekitar telaga.

Awang Sukma kemudian mencuri salah satu selendang terbang milik para bidadari
itu. Setelah mandi para bidadari itu kemudian mengenakan selendangnya masing-
masing dan bersiap-siap terbang pulang ke kahyangan. Namun sayang, selendang
milik Putri Bungsu sudah dicuri Awang Sukma. Sehingga ia tak bisa terbang kembali
ke kahyangan. Dengan sedih keenam kakaknya pergi meninggalkannya sendirian di
bumi. Datu Awang Sukma pun segera keluar menemui Putri Bungsu dan
mengajaknya tinggal bersamanya. Karena tidak ada pilihan lain lagi, maka Putri
Bungsu akhirnya terpaksa menerima pertolongan Awang Sukma.

Kemudian Putri Bungsu dinikahi Awang Sukma dan melahirkan seorang bayi
perempuan. Namun suatu hari, Putri Bungsu dikejutkan oleh seekor ayam hitam
yang naik ke atas peti berisi padi. Ketika peti dibuka, Putri Bungsu kaget dan berseru
gembira karena menemukan kembali selendangnya yang lama hilang. Akhirnya, Putri
Bungsu memutuskan untuk kembali ke kahyangan. Putri Bungsu kemudian
menyampaikan sebuah pesan kepada suaminya bahwa apabila anaknya rindu,
ambillah tujuh biji kemiri dan masukkan ke dalam bakul yang digoncang-goncangkan
dan iringilah dengan lantunan seruling, kelak dirinya akan hadir melihat anaknya.
Putri Bungsu kemudian terbang ke kahyangan meninggalkan Datu Awang Sukma
dan putrinya di bumi.

-Pesan moral yang bisa dipetik adalah:


Jadilah pribadi yang jujur dan tidak sewenang-wenang terhadap siapapun, sebab
hukum karma akan selalu ada.
Asal Usul Permainan Karapan Sapi Madura (Cerita Rakyat Jawa
Timur)

Pada suatu hari, Raja Sumenep mengadakan peninjauan ke sebuah desa. Di sana,
tak sengaja Raja Sumenep melihat seorang petani sedang naik sebuah bajak yang
ditarik oleh sapi di sawah. Sang Raja Sumenep tertarik ingin naik di atas bajak yang
ditarik sapi itu. Seperti orang yang naik gerobak yang ditarik oleh sapi, pikir Raja
Sumenep.

Sang Raja Sumenep pun mencobanya. Ternyata sangat menyenangkan. Raja


Sumenep harus mempelajari dulu cara-cara mengendalikan sapi. Bagaimana cara
menarik mereka dan mengatur kecepatannya.

Raja Sumenep kemudian mendapat ide. Sebenarnya jika bajak itu tidak membebani
sapi, hewan berkaki empat itu dapat berlari cepat. Setelah itu, sapi diberi pijakan kaki
untuk tempat berdiri si pengendaranya saat dinaiki. Raja Sumenep pun mencobanya
lagi. Ternyata, sebuah pertunjukan yang sangat menyenangkan. Sang Raja Sumenep
segera memperkenalkan kegiatan itu kepada prajuritnya.

Ternyata, mereka pun menikmatinya. Sore harinya, Sri Baginda Raja Sumenep
mengumpulkan penduduk dan para pengawalnya. Akhirnya, permainan itu dikenal
dengan nama karapan sapi. Yang berarti mengelola tanah atau membajak tanah
sawah. Permainan karapan sapi itu masih biasa dilakukan sampai sekarang dan
menjadi kebanggaan rakyat Madura.

-Pesan moral yang bisa dipetik adalah:


Bekerjalah secukupnya dan jangan berlebihan karena akan berdampak pada
kesehatan diri. Jangan lupa juga menghibur diri dengan berbagai hiburan yang
disukai agar otak juga lebih segar.

Anda mungkin juga menyukai