Materi :
Persia Syria/syam
Mosul
(MAJUSI) (NASRANI)
Madiinah
(ISLAM)
PERSIA = MAJUSI
Salman al Farisi, adalah seorang lelaki Persia dari Negeri Ishfahan. Ia sangat
total dengan ajaran Majusiah, sampai bertugas sebagai penjaga sulutan api, yang
seorang kepala distrik, mempunyai ladang yang luas. Suatu hari, lantaran
kesibukannya, sang ayah berkata kepada anaknya: “Wahai anakku, aku sedang sibuk
membangun tempat ini hari ini, hingga tak sempat memeriksa ladang. Pergilah
shalat. Pemuda Salman tidak mengerti apa yang mereka kerjakan, lantaran ayahnya
Salman berkata: “Demi Allah, ini lebih baik dari ajaran agama yang sedang kami
peluk. Demi Allah, aku tidak meninggalkan mereka sampai matahari terbenam”.
Ladangnya pun tidak ia pedulikan, tidak jadi mendatanginya. “Dari mana asal agama
ini?” tanya Salman kepada mereka. Mereka menjawab,”Di Syam. ”Kemudian Salman
pulang ke rumah. Ternyata sang ayah telah mengutus seseorang untuk mencarinya.
Ketika Salman sampai rumah, ayahnya bertanya: “Kemana saja engkau? Bukankah
aku sudah menyuruhmu untuk melakukan sesuatu?” Salman menjawab, ”Tadi aku
praktek agama yang aku lihat membuatku takjub. Demi Allah, aku di sana terus
“Sekali-kali tidak, demi Allah. Sesungguhnya agama itu lebih baik dari agama kita”.
Kemudian ayahnya mengancam anaknya itu, mengalungkan rantai di kaki dan menahan
Dalam keadaan seperti itu, Salman meminta seseorang untuk menemui orang-
orang Nashara, untuk menyampaikan, jika datang rombongan pedagang Nashara dari
berita yang ia inginkan. Ketika para pedagang Nashara ini hendak pulang kembali ke
negeri mereka, maka rantai besi yang melilitnya, ia putuskan dan kemudian Salman
SYIRIA/SYAM=NASRANI
para pemeluk agama ini? ”Mereka menjawab: “Uskup yang berada di dalam gereja”.
Salman pun mendatangi orang yang dimaksud, lantas berkata: “Sesungguhnya aku
menyukai agama ini dan ingin hidup bersamamu. Melayanimu di gereja, belajar
untuk para fakir-miskin. Bahkan pendeta itu berhasil mengumpulkan tujuh tempayan
berisi emas dan perak. Serta merta, kebencian kepada lelaki tersebut menyelinap
pada diri Salman, begitu menyaksikan perbuatan sang pendeta. Hingga saatnya
miskin apapun.”
menjawab,”Tunjukkan kami.”
akhirnya berhasil mengeluarkan dari tempat itu sebanyak tujuh tempayan penuh
dengan emas dan perak. Setelah menyaksikan, mereka berseru: “Demi Allah, kami
lelaki ini lebih baik dari yang terdahulu, lebih zuhud terhadap dunia dan sangat
memperhatikan masalah akhirat. Tidak ada orang yang lebih menjaga malam dan
siangnya dari orang ini. Salman sangat mencintainya. Untuk beberapa lama, ia hidup
Hingga saat ajal mendatangi pendeta itu, Salman berkata kepadanya. “Wahai
Fulan, aku telah bersamamu, benar-benar mencintaimu dengan kecintaan yang besar.
Sementara itu, telah datang kepadamu keputusan Allah yang telah engkau saksikan
mengetahui seorang pun sekarang ini yang berada di atas ajaranku. Orang-orang
sudah binasa dan merubah-rubah (ajaran), dan telah meninggalkan banyak ajaran-
ajaran sebelumnya, kecuali satu lelaki di Moshul. Yaitu Si Fulan. Ia masih sama
MOSUL=NASRANI
Ketika ia meninggal dan dikubur, Salman pun menemui lelaki yang dimaksud.
“Wahai Fulan, sesungguhnya Si Fulan telah berwasiat kepadaku saat akan meninggal,
Selanjutnya, Salman hidup bersamanya. Lelaki ini adalah sosok yang baik.
Namun, tidak berapa lama, ia pun meninggal. Ketika kematian akan mendatanginya,
telah datang (keputusan) dari Allah, seperti yang engkau saksikan. Kepada siapakah
yang berada di atas kami, kecuali seorang lelaki di daerah Nashibin, yaitu Fulan.
Temuilah ia! ”Ketika lelaki ini meninggal dan telah dikuburkan, Salman melaksanakan
wasiat itu.
NASIBIN=NASRANI
tentang dirinya dan wasiat yang disampaikan oleh pendeta sebelumnya. Laki-laki
menjawab: “Hiduplah bersamaku! ”Sosok laki-laki ini pun sama dengan dua kawannya.
untukku?
Ia menjawab: “Wahai anakku. Demi Allah, aku tidak mengetahui seseorang yang
tetap berada di atas ajaran kami yang aku perintahkan engkau menemuinya, kecuali
seseorang di daerah ‘Amuriyyah. Ia masih sama dengan ajaran kami. Jika engkau
AMURIA=NASRANI
Usai penguburan, Salman pun pergi untuk menjumpai pendeta di ‘Amuriyah dan
bersamaku! ”Salman hidup bersama dengan insan yang selaras dengan petunjuk dan
kambing.
menjumpai Fulan. Dan lantas ia berpesan kepadaku untuk menemui Fulan. Dan
”Dia menjawab,”Wahai anakku. Aku tidak mengetahui ada orang yang masih
berada di atas ajaran kami yang aku memerintahkan kepadamu untuk menjumpainya.
Akan tetapi, telah datang kepadamu masa nabi (yang baru). Ia diutus di atas agama
Ibrahim, bangkit di tanah Arab, melakukan hijrah ke tempat antara dua bukit batu
yang pernah terbakar. Di sana tumbuh pohon kurma. Pada dirinya terdapat tanda-
tanda yang tidak tersembunyi; mau makan hasil hadiah, tidak makan sedekah. Di
antara dua pundaknya terdapat tanda kenabian. Jika engkau bisa pergi ke negeri itu,
lakukanlah!”
rombongan pedagang dari Bani Kalb, dan Salman pun berkata kepada mereka:
“Maukah kalian membawaku ke Negeri Arab dan aku akan memberi kalian sapi-sapi
WADIL QURO’
dengan menjual dirinya kepada seorang lelaki Yahudi, layaknya seorang budak belian.
Maka, Salman pun tinggal bersama lelaki Yahudi itu. Dan ternyata, Salman
menyaksikan adanya pepohonan kurma di situ. Dia pun berharap, inilah tempat yang
Hingga suatu saat, datanglah kemenakan lelaki Yahudi itu dari Madinah. Yaitu
dari Bani Quraizhah. Dia membeli Salman dari pamannya dan membawanya ke
Berita tentang hijrah Nabi yang dibangkitkan di tanah Arab ke Madinah sudah
tersiar. Saat pertama kali mendengar berita itu, Salman sedang berada di atas
kemenakan sang majikan ini datang dan berdiri di hadapannya, sambil berkata:
“Semoga Allah memerangi Bani Qailah. Demi Allah, mereka sekarang berkumpul di
Quba, mengelilingi seorang lelaki yang datang dari Mekkah hari ini, yang mengaku
hampir jatuh menimpa majikan yang berada di bawahnya. Lalu Salman turun dari
pohon kurma, dan bertanya kepada kemenakan si majikan: “Apa yang engkau
katakan? Apa yang engkau katakan? ”Sang majikan marah dan menampar pipinya
Saat sore harinya, ia pergi menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang
sedang berada di Quba. Kata Salman,”Telah sampai kepadaku berita, kalau engkau
orang yang baik, (datang) bersama para sahabatmu yang asing lagi memerlukan
bantuan. Ini ada sesuatu untuk sedekah. Aku melihat kalian sangat berhak daripada
orang lain,” maka aku pun mendekatkan (sedekah itu) kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Rasulullah berkata kepada para sahabat: “Makanlah,” tetapi beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri menahan tangannya dan tidak mau makan. Salman
telah tinggal di Madinah. Salman berkata,”Aku melihatmu tidak mau makan sedekah.
Ini adalah hadiah, aku ingin memuliakan dirimu dengannya,” maka Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memakannya, dan menyuruh para sahabat ikut makan
ketika sedang melayat jenazah salah seorang sahabatnya. Beliau mengenakan dua
kain, duduk di antara para sahabat. Maka, Salman datang dan melontarkan salam
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melepaskan kain atasnya dari punggung, dan
menciumi tanda itu dan menangis. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada
Salman: “Kemarilah,” maka aku ke depan beliau, dan aku bercerita kepada beliau
Perang Khandaq merupakan perang pertama kali yang diikuti oleh sahabat mulia
2. Menyadari jika sudah ada kebaikan maka meniatkan diri dan mulai
mengikutinya
4. Sebagai Muslim, tidak perlu lagi mencari kebenaran di luar Islam, karena