Anda di halaman 1dari 13

BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
KELAS X

Fajri Arif Wibawa, S.Pd

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG


DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TUMA’NINAH YASIN
Alamat : Jl. Pala No 51- 15 Kauman Metro Pusat Kota Metro Telp. 0725 9942037
NPSN : 69923228 e-mail : smk.tumaninahyasin@yahoo.co.id
SEMESTER 1
1. Sikap dan Perilaku Wirausaha
1.1 Pengertian Wirausaha
Wirausaha sering disebut juga wiraswata, “wira” artinya tangguh, kuat, teladan dan
“swasta” artinya mandiri. Istilah lain kewirausahaan adalah enterprenership. Wirausaha
berasal dari kata enterpreneur yaitu dalam bahasa prancis. Kata enterpreneur secara tertulis
pertama kali digunakan oleh Savina pada tahun 1723 dalambukunya berjudul kamus dagang.
Yang pengertiannya dalam buku tersebut yaitu orang yang membeli dengan harga pasti,
walaupun orang itu belum mengetahui berapa harganya.
Berikut beberapa pengrtian enterpreneur dan enterpreneurship :
a. Enterpreneur dan enterpreneurship adalah sebagai orang yang menanggung resiko.
b. Enterpreneur dan enterpreneurship adalah sebagai orang yang memobilitasi dan
mengalokasikan modal.
c. Enterpreneur dan enterpreneurship adalah sebagai orang yang menciptakan barang
baru.
d. Enterpreneur dan enterpreneurship sebagai orang yang mengurus bisnis atau
perusahaannya.

Pengertian wirausahawan menurut beberapa tokoh :


a. Menurut Geoffrey G. Meredith, wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil
tindakan yang tepat untuk kesuksesan.
b. Menurut George Gilder, mengemukakan wirausahawan adalah inovator yang
membangkitakan permintaan. Maksudnya permintaan konsumen dalam membeli
produk yang dijual.
c. Menurut Robin, wirausahawan adalah seseorang yang dalam prosesinya mengejar
peluang-peluang guna memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Kewirausahaan adalah sikap, watak, kemampuan, keterampilan dan keahlian yang
dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis
mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat
dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses. Wirausaha adalah usaha
yang dilakukan seseorang yang memiliki keahlian dalam mewujudkan gagasan atau
idenya yang inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Wirausahawan atau wiraswasta adalah orang yang melakukan wirausaha dan
memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis.
1.2 Tujuan Kewirausahaan
Berikut beberapa tujuan kewirausahaan :
a. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan
kemajuan dan kesehjateraan masyarakat.
c. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan di
kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal dan unggul.
d. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan
kuat terhadap para pelajar dan masyarakat.
1.3 Keuntungan dan Kelemahan Berwirausaha
a. Keuntungan, keuntungan menjadi wirausahawan yaitu :
 Terbuka kesempatan untuk menjadi pimpinan atau bos dalam perusahaan atau
usahanya.
 Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan.
 Terbuka peluang untuk memperlihatkan potensi wirausaha.
 Terbuka peluang untuk membantu masyarakat di dalam usaha.
 Terbuka peluang untuk mencapai tujuan usaha yang di tentukan.
b. Kelemahan, kelemahan menjadi wirausahawan yaitu :
 Tanggung jawabnya sangat besar dan berat di dalam menghadapi permasalahan
bisnis.
 Bekerja keras dan waktunya sangat panjang.
 Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memikul resiko yang sangat besar
(awal usaha).
1.4 Sasaran dan Asas Kewirausahaan
a. Sasaran kewirausahaan
 Para generasi muda pada umumnya, anak-anak putus sekolah dan para calon
wirausaha.
 Para pelaku ekonomi yang terdiri atas para pengusaha-pengusaha.
 Kelompok masyarakat
b. Asas (prinsip/pedoman pemikiran) kewirausahaan
 Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandasan etika bisnis yang
sehat.
 Kemampuan bekerja secara tekun, teliti dan produktif.
 Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan, termasuk
keberanian mengambil resiko usaha.
 Kemampuan berfikir, bertindak kreatif dan inovatif.
1.5 Syarat-syarat Wirausaha
Untuk menjadi seorang wirausahawan yang baik diperlukan beberapa persayaratan dasar
yang dikenal dengan istilah 7K dan 7P, yaitu :
a. 7K, terdiri dari :
 Kemauan, keuletan dan ketekunan
 Kemampuan dan kelebihan
 Kesempatan (peluang)
 Keteraturan, ketaatan (disiplin) dan kecepatan kerja
 Keberanian mengambil resiko
 Kesadaran sosial dan kemerdekaan
 Keuangan atau kapital
b. 7P, terdiri dari :
 Pendidikan
 Pengajaran dan pelatihan
 Penerangan, penyuluhan dan bimbingan.
 Pengelolaan dan perlindungan kepastian hukum
 Pendekatan strategis
 Penghayatan hakiki hidup
 Perbankan
1.6 Manfaat Wirausaha
Di Indonesia tingkat pengangguran sangat tinggi. Oleh karena itu, adanya para wirausaha
merupakan potensi pembangunan dibidang usaha dalam kualitas para wirausaha itu sendiri.
Beberapa manfaat wirausaha yaitu sebagai berikut :
a. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan
kemampuannya.
b. Sebagai generator dan sumber pencipta serta perluasan kerja.
c. Sumber tenaga manusia yang handal dan ideal.
d. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.
e. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak melupakan
perintah agama.
f. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi yang unggul yang patut
diteladani.
1.7 Ruang Lingkup Wirausaha
Lingkup kewirausahaan adalah aspek-aspek yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan
dalam melakukan usahanya. Aspek-aspek tersebut yaitu :
a. Sikap, merupakan unsur yang timbul dari dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
bentuk perbuatan dan tindakan. Sikap merupakan modal dasar bagi wirausahawan untuk
meraih keberhasilan, karena sikap menunjukkan kepribadian seseorang yang
mempengaruhi pola pikir orang lain terhadap dirinya.
Adapun sikap-sikap yang harus dimiliki yaitu :
 Sikap mandiri
 Sikap independen (berdiri sendiri)
 Sikap percaya diri dan berani
 Sikap dapat dipercaya
 Sikap jujur
 Sikap kreatif dan inovatif
 Sikap ingin tahu dan ingin mencoba
 Sikap disiplin dan tepat waktu
 Sikap mau kerja keras
 Sikap ketekunan, jeli dan teliti
 Sikap produktif (kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan (utility).
b. Unsur kemampuan dan keterampilan, kemampuan dan ilmu pengetahuan artinya
wawasan yang didapat dari hasil membaca, mengamati dan meneliti, sedangkan
keterampilan adalah kemampuan untuk melaksanakan atau mempraktikan pengetahuan
yang kita miliki. Kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki untuk menjadi
wirausahawan yaitu :
 Kemampuan berfikir kreatif dan inovatif
 Kemampuan memimpin
 Kemampuan membaca dan menciptakan peluang
 Kemampuan manajemen (mengatur)
 Kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi
 Kemampuan berkomunikasi dan kemampuan teknis
c. Unsur kemasyarakatan, wirausaha haruslah menyadari bahwa ia merupakan anggota
masyarakat yang tidak dapat melepaskan diri dari lingkungannya, sehingga unsur-unsur
yang harus diperhatikan, yaitu :
 Adat istiadat, budaya, serta sistem tata nilai masyarakat
 Tingkat sosial dan pendidikan masyarakat
 Jenis mata pencarian masyarakat
 Norma-norma sosial
Ruang lingkup wirausaha juga merupakan bidang-bidang yang ada didalamnya, sebagai
berikut :
a. Bidang agraris, meliputi pertanian, perkebunan dan perhutanan.
b. Lapangan perikanan, meliputi pemeliharaan, penetasan, pakan.
c. Lapangan peternakan, meliputi bangsa burung atau unggas dan bangsa binatang
menyusui.
d. Lapangan perindustrian dan kerajinan
e. Lapangan pertambangan dan energi
f. Lapangan perdagangan
g. Lapangan pemberi jasa
1.8 Karakteristik Wirausahawan
Karakteristik adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, perilaku. Beberapa
kareakteristik kewirausahaan menurut pendapat Bygrave, yang dikenal dengan istilah 10D,
sebagai berikut :
a. Dream (impian), seorang wirausaha mempunyai visi keinginan terhadap masa depan
pribadi, mimpi dan bisnisnya.
b. Decisiveness (menentukan), seorang wirausaha dalam membuat keputusan secara
cepat, penuh perhitungan dengan tanggung jawab.
c. Doers (pelaku), seorang wirausaha adalah pelaku dalam membuat keputusan akan
langsung menindaklanjuti dalam usahanya.
d. Determination (kebulatan tekad), seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya
dengan penuh perhatian, tanggungjawab dan tidak mau menyerah.
e. Dedication (pengabdian), seorang wirausaha berdedikasi sangat tinggi terhadap
bisnisnya.
f. Devotion (kesetiaan), seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk
yang dihasilkan.
g. Details (rinci), seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara
rinci.
h. Destiny (nasip), seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasip dan tujuan
yang akan dicapai.
i. Dollars (uang), uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan, akan tetapi motivasi
bukan karena uang.
j. Distribute (membagi), seorang wirausaha bersedia membagi kepemilikan bisnisnya
kepada orang-orang kepercayaannya, orang-orang yang kritis dan mau di ajak
mencapai kesuksesan dalam bidang bisnis.
Selain karakteristik wirausahawan di atas, berikut ada beberapa karakteristik lainnya yang
harus dipahami oleh seorang wirausahawan :
a. Perilaku disiplin, disiplin berasal dari bahasa Inggris yaitu disciple yang artinya
ketaatan terhadap peraturan. Jadi pada hakikatnya disiplin adalah suatu keharusan
diri untuk selalu menepati aturan dan waktu yang telah ditetapkan.
b. Komitmen tinggi, Komitmen (kesediaan diri) tinggi wirausaha adalah setiap saat
pemikirannya tidak lepas dari perusahaan atau usahanya dan selalu berusaha untuk
memajukannya.
c. Jujur, artinya seorang wirausahawan harus mau dan mampu mengatakan sesuatu
sebagaimana adanya.
d. Kreatif, yaitu seorang wirausahawan berfikir secara luas sehingga mampu
menggabungkan ide-ide yang ada sehingga menjadi sebuah ide baru.
e. Inovatif, yaitu seorang wirausahawan harus mampu membawa perubahan dalam
usaha atau bisnisnya.
f. Mandiri, yaitu seorang wirausahawan tidak selalu bergantung pada orang lain.
g. Realistis, yaitu seorang wirausahawan berfikir positif, menerima kenyataan dan tidah
selalu menyalahkan orang lain.
1.9 Keberhasilan dan Kegagalan Wirausahawan
Murphy dan Peck (1980;8) menggambarkan seorang wirausahwan dapat mencapai
kesuksesan melalui delapan anak tangga menuju sukses, yaitu :
a. Mau bekerja keras (capacity for hard work)
b. Bekerja sama dengan orang lain (getting things done with through peolple)
c. Penampilan yang baik seperti perilaku jujur dan disiplin (good appearance)
d. Yakin pada diri sendiri (self confidence)
e. Pandai membuat keputusan (making sound decision)
f. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
g. Berambisi untuk maju (ambition drive)
h. Pandai berkomunikasi (ability to communicate)
Jika ditijau secara umum, ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan
wirausahawan, yaitu :
 Faktor manusia, maju mundurnya suatu usaha tergantung sumber daya manusianya,
bagaimana cita-cita dan tujuan manusia.
 Faktor keuangan, merupakan faktor penunjang keberhasilan, yang digunakan untuk
operasional usaha baik biaya produksi, membeli bahan baku, promosi dll.
 Faktor permodalan, modal usaha pada umumnya terdiri dari modal sendiri dan
modal asing (luar).
 Faktor organisasi, merupakan wadah kagiatan yang ada dalam usaha, agar mencapai
tujuan yang diharapkan. Berfungsi untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakan dan mengelompokannya sehingga nanti akan menjadi bidang-bidang
kegiatan usaha.
 Faktor perencanaan, bertujuan untuk menentukan dan merumuskan tujuan-tujuan.
Perencanaan misalnya : produk apa yang akan dibuat atau dijual, jumlah dana yang
diperlukan dan lain-lain.
 Faktor mengatur (manajemen) usaha, bagaimana mengelola usaha dengan baik
agar terus berkembang.
 Faktor pemasaran, bagaimana jalannya proses penjualan produk.

a. Keberhasilan wirausahawan
Berikut di bawah ini tabel mengenai mengidentifikasi wirausahawan yang berhasil dalam
usahanya :
No. Karakteristik Wirausahawan Sukses
1. Keyakinan dalam berusaha
2. Sikap mental yang positif dalam berusaha
3. Keyakinan penuh terhadap diri sendiri
4. Tingkah laku yang bertanggung jawab
5. Kreatif dan inovatif
6. Sasaran besar yang menantang dalam berusaha
7. Keunggulan dalam berusaha
8. Pengembangan diri
9. Pengelola waktu yang tepat
10. Kemampuan berusaha tinggi
b. Kegagalan wirausahawan
Berikut tabel untuk mengidentifikasi kegagalan wirausahawan :
No. Karakteristik Wirausahawan Gagal
1. Tidak ada tujuan tertentu dalam hidup
2. Kurang berambisi
3. Tidak disiplin
4. Pendidikan yang tidak cukup
5. Kesehatan terganggu
6. Kurang tekun atau rajin
7. Kepribadian yang negatif
8. Tidak jujur
9. Tidak dapat bekerja sama dengan orang lain
10. Sikap selalu menuda-nunda
2. Sikap dan Perilaku Kerja Prestatif
2.1 Pengertian Sikap dan Perilaku Kerja Prestatif
Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi ingin maju di segala bidang. Sehingga
wirausaha yang kerjanya secara prestatif, memiliki kegemaran pada pekerjaan usahanya.
Sehingga sikap prestatif adalah unsur seorang wirausaha yang ingin selalu berambisi untuk
maju yang nyatakan pada perbuatan dan tindakan. Sedangkan perilaku prestatif adalah
tindakan atau aktifitas seorang wirausaha yang ingin selalu berambisi untuk maju yang
nyatakan pada perbuatan dan tindakan.
Menurut Zimmerer, karakteristik wirausahawan yang berhasil karena bekerja prestatif yaitu
sebagai berikut :
a. Memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya.
b. Mau bertunggung jawab dengan apapun tindakan yang dilakukan.
c. Mempertahankan internal locus of control yaitu minat wirausaha dalam dirinya.
d. Peluang untuk mencapai obsesi. Seorang wirausahawan harus mempunyai obsesi
untuk mencapai prestasi tinggi dan bisa diciptakannya.
e. Toleransi (sabar) untuk mencapai resiko kebimbangan dan ketidakpastian.
f. Yakin, kreatif dan bermotivasi tinggi.
g. Berorientasi pada masa depan.
Seorang ahli ekonomi jepang Dr. Harry Oshima mengemukakan ciri sikap kerja yang baik
yaitu :
1. Diligence (kerajinan, kerja keras)
2. Dedication (pengabdian)
3. Integrity (watak)
4. Responsibleness (rasa tanggung jawab)
5. Carefullnes (kehati-hatian)
6. Versatility (keserbabisaan)
7. Innovativeness (semangat pembaharuan)
8. Cooperativeness (semangat kerja sama)
9. Eagerness to learn besides skillfullness (hasrat besar untuk belajar dan kemahiran)
2.2 Tujuan kerja prestatif
Menanamkan kerja prestatif tujuannya, yaitu :
a. Untuk meningkatkan kemampuan bekerja.
b. Untuk mengurangi pengawasan dalam bekerja.
c. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
d. Untuk mengembangkan sikap kerja para pegawai yang positif.
e. Untuk mengembangkan rasa kesetiakawanan.
f. Untuk mengembangkan dan memupuk kemampuan berbahasa dalam bicara.
g. Untuk mengembangkan segala daya kreativitas dan inovatif.
h. Untuk mencapai target waktu kerja yang ditetapkan.
2.3 Manfaat Kerja Prestatif
Adapun manfaat kerja prestatif para wirausaha terhadap usahanya dan pembangunan bangsa
dan negara, yaitu :
a. Meningkatkan kelancaran proses produksi, distribusi dan konsumsi.
b. Meningkatkan sikap tanggap terhadap perubahan usahanya.
c. Meningkatkan prestasi kerja tepat waktu.
d. Meningkatkan prestasi lebih kreati dan inovatif.
e. Meningkatkan prestasi kerja secara maksimal didalam usahanya.
f. Meningkatkan kerja keras dan menentukan pemecahan masalah usahanya.
2.4 Bentuk-bentuk kerja prestatif
Bentuk-bentuk kerja prestatif, sebagai berikut :
a. Kerja ikhlas, setiap pekerjaan dilakukan dengan senang hati dan tanpa keterpaksaan.
Dimana seorang wirausahawan disini mengutamakan prestasi yang meliputi mutu
dan hasil.
b. Kerja mawas, bertekad dan berusaha untuk manju menerima masukan yang positif.
Tidak gentar menghadapi kegagalan. Cara-cara meningkatkan bekerja mawas
adalah : percaya diri, selalu berfikir positif, selalu meningkatkan daya intuisi
(kemampuan memahami sesuatu), tekun, kreatif, ketelitian dalam bekerja dan kehati-
hatian.
c. Kerja cerdas, bekerja dengan tekun dan mencari ide-ide yang kreatif untuk menjadi
hasil karya baru. Seorang wirausahawa harus berusaha berfikit kreatif, karena akan
menjadi sadar akan ide-ide yang lebih produktif.
d. Kerja keras, gigih menghadapi tantangan, tidak mudah menyerah berani ambil
resiko. Berarti seorang wirausahawan pantang mundur memanfaatkan gagasan,
kemampuan, ambisi dalam kaitannya dengan semangat berusaha.
e. Kerja tuntas, pekerjaan selalu dikerjakan tepat waktu, tidak membuang-buang
waktu dengan percuma. Sehingga para wirausahawan harus dapat memanfaatkan
waktu yang pendek. Kemampuan berfikir dan bekerja, akan bermanfaat apabila dapat
memanfaatkan waktu.
2.5 Prinsip Cara Kerja Prestatif
Pada prinsipnya untuk menerapkan kerja prestatif harus memiliki kepercayaan kesempatan,
keberanian dan keyakinan terhadap diri sendiri, diantaranya sebahai beikut :
a. Percaya dan yakin kepada kecerdasan sendiri.
b. Percaya dan yakin pada kecakapan yang diperoleh dari pendidikan, kursus, latihan
dan pengalaman kerja.
c. Percaya dan hidup pada tujuan hidup merupakan modal dasar untuk hidup berani dan
mulia di dalam kerja prestatif
2.6 Menerapkan Perilaku Kerja Prestatif
Dalam penerapan perilaku kerja prestatif yaitu melakukan pembinaan yang harus diawali
dengan penanaman efektifitas bekerja. Untuk mengembangkan perilaku prestatif yaitu
dengan latihan bersifat dan berperilaku kerja prestatif, selain itu juga adanya motivasi
dalam diri.
Arti motivasi menurut teori hirarki dari AH Maslow, motivasi adalah alasan yang
mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan seseorang individu. Seseorang dikatakan
memiliki motivasi tinggi dapaat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat
kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya.

3. Merumuskan Solusi Masalah


3.1 Pengertian Masalah
Pada umumnya masalah adalah keinginan yang belum tercapai, untuk itu harus dicari jalan
keluarnya. Dengan kata lain, masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus
dipecahkan.
Masalah yang sering muncul dalam wirausaha yaitu antara lain seperti ; permodalan,
karyawan, perizinan, tempat usaha, produksi, pemasaran, persaingan, pajak, gaji pegawai,
pengembangan usaha dan sebainya.
3.2 Jenis-jenis Masalah
Berikut beberapa permasalahan dalam usaha, yaitu :
a. Masalah persediaan, sebagai wirausaha, kita harus memutuskan berapa banyak
persediaan produk yang perlu diadakan dan kapan persediaan perlu diganti yang
baru.
b. Masalah alokasi, menentukan kombinasi produk yang paling menguntungkan.
Contoh : kombinasi antara mesin dan tenaga kerja, yang akan memperkecil biaya.
c. Masalah antrian, mencangkup perancangan fasilitas untuk memenuhi suatu
permuntaan akan pelayanan. Contoh : lokasi pom bensin.
d. Masalah penjadwalan, sering muncul apabila harus memutuskan kapan bagian dari
sebuah pekerjaan harus dilaksanakan.
e. Masalah persaingan, bila adanya dua perusahaan atau lebih berusaha mencapai
tujuan.
3.3 Taknik-teknik pemecahan masalah
Pengalaman tiap-tiap wirausahawan di dalam memecahkan maslah yang sama, belum tentu
sama juga teknik pemecahan masalahnya dan kadang berbeda-beda. Berikut teknik-teknik
pemecahan masalah ;
a. Menyadari dan merumusakan masalah
b. Mengkaji masalah
c. Mengumpulkan data
d. Menguji data
e. Pengambilan kesimpulan dan aplikasi kesimpulan
3.4 Sumber-sumber Informasi
a. Informasi yang diperlukan
 Informasi kuantitatif, berisi masukan nilai yang dapat dihitung. Contoh : masalah
berat, jumlah dll.
 Informasi kuanlitatif, berisi masukan nilai yang dapat dirasa. Contoh : perubahan
produk, mutu dll.
b. Sumber informasi yang dapat dipercaya, merupakan informasi yang bersifat
menyeluruh sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan
produksi berupa produk apa, bagaimana mutunya dan berapa jumlahnya.

4. Mengembangkan Semangat Wirausaha


4.1 Pengertian Semangat Wirausaha
Menurut alex S. Niti Semito, semangat wirausaha adalah melakukan pekerjaan secara lebih
giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik.
4.2 Cara-cara Meningkatkan Semangat Wirausaha
Cara-cara meningkatkan semangat wirausaha menurut Mufhty and peck (1980 : 8), yaitu :
a. Mau bekerja keras (capacity for hard work)
b. Bekerja sama dengan orang lain (getting thing done with and thogght people)
d. Mempunyai keyakinan (self confidence)
e. Pandai membuat keputusan (making sound decision)
f. Ambisi untuk maju (ambition drive)
g. Pandan berkomunikasi (ability communicate)
4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Wirausaha
Semangat kewirausahaan sangat di pengaruhi beberapa faktor, diantaranya :
a. Peluang usaha atau bisnisnya
b. Minat dalam usaha atau bisnisnya
c. Modalnya, apakah sudah tersedia atau belum
d. Relasinya, apakah dari keluarga atau teman yang sudah menekuni usaha atau bisnisa
yang sama.
e. Pengalaman kerja
f. Keadaan lapangan kerja
g. Keadaan ekonomi
h. Sumber daya yang tersedia
4.4 Pengertian Inovasi, Kreativitas dan Motivasi
a. Inovasi, berasal dari bahasa inggris innovation, yang artinya segala hal baru atau
pembaharuan. Sedangakan inovator adalah orang atau sesuatu yang melakukan atau
mendatangkan hal-hal baru.
b. Kreativitas, kemamapuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gegesan maupun kerya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya. Dengan mengembangkan kretivitas wirausaha akan mampu
meningkatkan :
 Keterampilannya
 Semangat kerjanya
 Mutu produknya
 Efisiensi kerjanya
 Inisiatif kerjanya
 Keuntungan usahanya
c. Motivasi, adalah daya dorong untuk lebih maju dalam berwirausaha dan berkembang
di dalam diri wirausaha. Dengan kata lain motivasi merupakan pendorong semangat
kerja dan segala daya dengan hasil guna yang baik serta meningkatkan rasa kepuasan
di dalam bekerja.
4.5 Sikap Efektif dan Efisien
a. Efektif adalah pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan rencana
yang ditetapkan.
b. Efisien adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output, antara daya usaha
dan hasilnya, antara pengeluaran dan pendapatan

SEMESTER 2
5. Membangun Komitmen Tinggi Bagi Dirinya dan Orang Lain
5.1 Pentingnya Komitmen Wirausaha
Komitmen (kesediaan diri) tinggi wirausaha adalah setiap saat pemikirannya tidak lepas dari
perusahaan atau usahanya dan selalu berusaha untuk memajukannya. Sehingga sangat
penting komitmen wirausaha, berikut beberapa komitmen tinggi wirausaha didalam
usahanya :
a. Pantang menyerah terhadap keadaan dan situasi apapun.
b. Memiliki semangat dan tahan uji terhadap setiap tantangan.
c. Memiliki kesabaran dan ketabahan didalam berusaha.
d. Selalu bekerja dan berjuang untuk usahanya.
5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi komiten tinggi
Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen tinggi, yaitu :
a. Konsisten, tegas dan fair (adil)
b. Mercusuar, maksudnya wirausahawan memberikan penerangan yang karismatik yang
sangat berguna dan baik, yang dipraktikan dalam apa yang disampaikan.
c. Konsentrasi pada manusia (bawahan atau karyawannya), seorang wirausahawan
haruslah memperhatikan masalah, keinginan dan perkembangan bawahan atau
karyawannya, maka itu akan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan.
5.3 Penerapan perilaku tepat waktu, tepat janji, sikap peduli terhadap mutu hasil
kerja
a. Tepat waktu, seorang siswa yang ingin manjadi wirausaha yang berhasil, harus
dapat memenfaatkan dan memandang waktu sebagai berikut :
 Tepat waktu merupakan organisasi, artinya keseluruhan aktivitas kagiatan ditujukan
untuk mencapai suatu tujuan.
 Tepat waktu merupakan kekuasaan, maksudnya waktu yang dihadapi sekarang akan
menentukan kegiatan-kegiatan pada masa yang akan datang.
 Tepat waktu merupakan nilai uang, artinya waktu yang diberikan seseorang untuk
dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dinilai dengan uang.
 Tepat waktu merupakan ukuran, maksudnya menentukan berapa lama harus bekerja
untuk menghasilkan sesuatu dan berapa lama waktu yang kita abaikan sehingga dapat
menimbulkan kerugian.
b. Tepat janji, potensi-potensi kepribadian dan perilaku tepat janji dapat menentukan
kualitas tingkah lakunya. Perilaku tepat jani dapat menerangkan pribadi dan
kepercayaan bagi semua pihak dalam menjalankan usaha atau bisanis.
c. Sikap peduli terhadap mutu hasil kerja, merupakan hal yang perlu diperhatikan
oleh perusahaan dan wirausahawan. Karena mutu (kualitas) hasil kerja berkaitan erat
dengan masalah keputusan konsumen, yang akan membeli produk kita atau tidak.
5.4 Menerapkan komitmen tinggi terhadap pengendalian diri
a. Ketabahan, kuat hati dalam menghadapi kesulitan.
b. Keuletan, tidak mudah putus asa
c. Disiplin, ketaatan pada peraturan
d. Kerja sama

6. Mengambil resiko usaha


6.1 Pengertian resiko usaha
Resiko usaha adalah kendala atau hambatan di terjadi saat menjalankan sebuah usaha atau
bisnis.
6.2 Macam-macam resiko usaha
Macam-macam resiko usaha di dalam kegiatan usaha atau bisnis, yaitu :
Menurut sifatnya :
a. Resiko murni, yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian. Misal : kebakaran,
bancana alam, pencurian.
b. Resiko dinamis, yang terjadi karena perkembangan masyarakat. Contoh : selera
Menurut sumbernya :
a. Resiko Intern, yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri. Contoh : kesalahan
karyawan
b. Resiko ekstern, yang terjadi di luar perusahaan. Contoh : pencurian, persaingan.
6.3 Cara Menanggulangi resiko usaha
Cara menanggulangi resiko usaha ini di kelola pada menajemen resiko, yaitu yang
mengelola resiko yang kemungkinan terjadi. Para wirausahawan harus mau dan mampu
mengambil resiko yang telah diperhitungkan dan selanjutnya resiko tersebuat dapat diatasi
atau duperkecil dengan cara :
a. Keahlian dalam mengambil resiko
b. Resiko diketahui sebelumnya
c. Inisiatif dan inovatif

7. Membuat Keputusan
7.1 Pengertian membuat keputusan
Membuat keputusan (desion making) adalah suatu peoses memilih alternatif tertentu dari
beberapa alternatif yang ada. Dengan kata lain, membuat keputusan merupakan proses
memilih antara berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan.
Adapun pedoman untuk membuat alternatif pemecahan keputusan, kuncinya, sebagai
berikut:
a. Terlebih dahulu tentukan fakta-fakta dari persoalan yang sudah di kenal.
b. Identifikasi, bidang manakah yang tidak sesuai dengan fakta-fakta. Disinilah
wirausaha menggunakan logika, penalaran.
7.2 Jenis-jenis keputusan Menurut bidangnya
a. Keputusan produksi, berhubungan dengan metode-metode produksi.
b. Keputusan penjualan, berhubungan denganmetode penjualan, saluran-saluran
pemasaran, merk, harga.
c. Keputusan pemodalan, berhubungan dengan usaha modal baru, rencana permodalan
baru.
d. Keputusan karyawan, berhubungan dengan sumber-sumber tenaga kerja, teknis
seleksi karyawan baru, analisis pekerjaan dan evaluasi, jenis latihan dan pendidikan,
keselamatan kerja dan kesejahteraan.
7.3 Solusi dan Pertimbangan membuat pemecahan Keputusan
Faktor solusi dan pertimbangan wirausaha dalam membuat pemecahan akhir, sebagai berikut
:
a. Ukuran dan kompleksitas (kesulitan) bisnis.
b. Harapan mengenai pertumbuhan dan perkembangan bisnis.
c. Fasilitas jasa yang tersedia.
d. Kualitas karyawan.
e. Faktor-faktor keuangan.
Berikut mengenai faktor-faktor dan pertimbangan solusi dalam membuat pemecah
keputusan, sebagai berikut :
a. Solusi membuat pemecah keputusan, berikut faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya :
 Faktor orang, maksudnya perlu diperhatikan dan dipertimbangkan orang yang akan
merasakan masalah, sebagai akibat dari adanya keputusan.
 Faktor psikologis, seperti emosi, pikiran, perasaan, kekecewaan.
 Faktor fisik, bagaimana keadaan fisik tubuh.
 Faktor sasaran, maksudnya memperhatikan dan dorongan arah usaha dalam rangka
mencapai sasaran.
 Faktor waktu, waktu harus tepat dalam menganalisis data-data dan masalah.
 Faktor pelaksanaan, maksudnya solusi pemecah keputusan akan menimbulkan
rangkaian tindakan.
b. Pertimbangan membuat keputusan usaha
Pertimbangan-pertimbangan dalam membuat pemecahan masalah keputusan didasarkan atas
beberapa hal berikut :
 Keputusan yang akan diambil, hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu manfaat,
pelaksanaan dan orang-orangnya.
 Tindakan-tindakan, dalam mengambil dan membuat pemecahan masalah keputusan
yang tepat yaitu :
a) Menilai data-data, harus mengenal permasalahan seperti : mencari sebab
permasalahan, memilih data-data yang benar.
b) Memilih data-data, data yang terpilih diterapkan dengan masalah.
c) Kensekuensi pilihan, meliputi : usaha untuk menilai tiap-tiap pilihan dan meramalkan
apa yang terjadi dengan data yang telah terpilih.
d) Tindakan pelaksanaan, dalam pemecahan masalah keputusan adalah usaha untuk
memilih suatu tindakan yang telah ditentukan.
7.4 Dasar dan teknik pemecahan membuat keputusan Usaha
Dasar dan teknik pemecahan membuat keputusan antara lain sebagai berikut :
a. Intuisi, adalah pembuatan keputusan berdasarkan penggunaan perasaan orang yang
membuat keputusan.
b. Fakta, merupakan pembuatan keputusan yang paling baik dan cukup meyakinkan
karena sesuai dengan fakta.
c. Pengalaman, kejadian masa lalu akan memberikan petunjuk bagi pembuat keputusan.
d. Keterampilan, dengan keterampilan akan menjadi dasar dan teknik pemecah
keputusan. Keterampilan tersebut bisa dari pendidikan, latihan, kursus.
7.5 Komunikasi untuk pemecahan masalah usaha
Komunikasi berasal dari bahasa inggis yaitu communication artinya suatu pertukaran
informasi, ide, konsep, perasaan lain-lain antara dua orang atau lebih.
Dalam rangka komunikasi usaha ada 3 aspek yang diperlukan dan diperhatikan dalam rangka
pemecahan masalah keputusan usaha, sebagai berikut :
a. Komunikasi harus dipandang sebagai suatu proses dalam pemecahan masalah
keputusan.
b. Komunikasi menyangkut karyawan
c. Komunikasi menyangkut informasi dalam masalah pemecahan masalah usaha atau
bisnis.
Komunikasi dalam usaha merupakan hal yang sangat penting dalam pemecahan masalah
usaha, antara lain :
a. Dapat menimbulkan kesetiakawanan
b. Mudah memperoleh keterangan atau informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan
pemecahan masalah.
c. Menimbulkan saling pengrtian antar karyawan dalam pemecahan masalah keputusan
usaha.
7.6 Masalah keputusan berdasarkan analisi SWOT
Dengan adanya analisis SWOT dan adanya informasi dari dalam dan luar usaha atau bisnis,
wirausaha akan dapat mengetahui :
a. Adanya kekuatan usaha (strenght)
b. Dimana adanya peluang usahanya (opportunity)
c. Apakah kelemahan (weaknees) yang membatasi atau hambatan kemampuan dalam
membuat pemecahan masalah keputusan usaha.
d. Apa saja yang mengancam dan membahayakan (threat) di dalam membuat
pemecahan masalah keputusan usaha.
Berdasarkan analisi SWOT, apabila wirausaha sudah mampu memecahkan masalah
keputusan dan menyusun daftar semua kekuatan, semua kelemahan, semua peluang dan
semua ancaman atau bahaya terhadap usaha atau bisnisnya. Berdasarkan analisi SWOT yang
menjadi pemacu, serta pelaksanaan pemecahan masalah keputusan usaha atau bisnis, yaitu:
a. Adanya hubungan-hubungan usaha dengan orang lain.
b. Adanya tim yang diajak kerja sama didalam berwirausaha.
c. Adanya pengalaman di dalam usaha sebelumnya.
d. Adanya kesiapam mental dalam membuat pemecahan keputusan usaha.
Berdasarkan analisi SWOT, apabila wirausaha sudah mampu memecahkan masalah
keputusan dan menyusun daftar semua kekuatan, semua kelemahan, semua peluang dan
semua ancaman atau bahaya terhadap usaha atau bisnisnya. Berdasarkan analisi SWOT yang
menjadi pemacu, serta pelaksanaan pemecahan masalah keputusan usaha atau bisnis, yaitu:
a. Adanya hubungan-hubungan usaha dengan orang lain.
b. Adanya tim yang diajak kerja sama didalam berwirausaha.
c. Adanya pengalaman di dalam usaha sebelumnya.
d. Adanya kesiapam mental dalam membuat pemecahan keputusan usaha.

Anda mungkin juga menyukai