MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
KELAS X
a. Keberhasilan wirausahawan
Berikut di bawah ini tabel mengenai mengidentifikasi wirausahawan yang berhasil dalam
usahanya :
No. Karakteristik Wirausahawan Sukses
1. Keyakinan dalam berusaha
2. Sikap mental yang positif dalam berusaha
3. Keyakinan penuh terhadap diri sendiri
4. Tingkah laku yang bertanggung jawab
5. Kreatif dan inovatif
6. Sasaran besar yang menantang dalam berusaha
7. Keunggulan dalam berusaha
8. Pengembangan diri
9. Pengelola waktu yang tepat
10. Kemampuan berusaha tinggi
b. Kegagalan wirausahawan
Berikut tabel untuk mengidentifikasi kegagalan wirausahawan :
No. Karakteristik Wirausahawan Gagal
1. Tidak ada tujuan tertentu dalam hidup
2. Kurang berambisi
3. Tidak disiplin
4. Pendidikan yang tidak cukup
5. Kesehatan terganggu
6. Kurang tekun atau rajin
7. Kepribadian yang negatif
8. Tidak jujur
9. Tidak dapat bekerja sama dengan orang lain
10. Sikap selalu menuda-nunda
2. Sikap dan Perilaku Kerja Prestatif
2.1 Pengertian Sikap dan Perilaku Kerja Prestatif
Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi ingin maju di segala bidang. Sehingga
wirausaha yang kerjanya secara prestatif, memiliki kegemaran pada pekerjaan usahanya.
Sehingga sikap prestatif adalah unsur seorang wirausaha yang ingin selalu berambisi untuk
maju yang nyatakan pada perbuatan dan tindakan. Sedangkan perilaku prestatif adalah
tindakan atau aktifitas seorang wirausaha yang ingin selalu berambisi untuk maju yang
nyatakan pada perbuatan dan tindakan.
Menurut Zimmerer, karakteristik wirausahawan yang berhasil karena bekerja prestatif yaitu
sebagai berikut :
a. Memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya.
b. Mau bertunggung jawab dengan apapun tindakan yang dilakukan.
c. Mempertahankan internal locus of control yaitu minat wirausaha dalam dirinya.
d. Peluang untuk mencapai obsesi. Seorang wirausahawan harus mempunyai obsesi
untuk mencapai prestasi tinggi dan bisa diciptakannya.
e. Toleransi (sabar) untuk mencapai resiko kebimbangan dan ketidakpastian.
f. Yakin, kreatif dan bermotivasi tinggi.
g. Berorientasi pada masa depan.
Seorang ahli ekonomi jepang Dr. Harry Oshima mengemukakan ciri sikap kerja yang baik
yaitu :
1. Diligence (kerajinan, kerja keras)
2. Dedication (pengabdian)
3. Integrity (watak)
4. Responsibleness (rasa tanggung jawab)
5. Carefullnes (kehati-hatian)
6. Versatility (keserbabisaan)
7. Innovativeness (semangat pembaharuan)
8. Cooperativeness (semangat kerja sama)
9. Eagerness to learn besides skillfullness (hasrat besar untuk belajar dan kemahiran)
2.2 Tujuan kerja prestatif
Menanamkan kerja prestatif tujuannya, yaitu :
a. Untuk meningkatkan kemampuan bekerja.
b. Untuk mengurangi pengawasan dalam bekerja.
c. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
d. Untuk mengembangkan sikap kerja para pegawai yang positif.
e. Untuk mengembangkan rasa kesetiakawanan.
f. Untuk mengembangkan dan memupuk kemampuan berbahasa dalam bicara.
g. Untuk mengembangkan segala daya kreativitas dan inovatif.
h. Untuk mencapai target waktu kerja yang ditetapkan.
2.3 Manfaat Kerja Prestatif
Adapun manfaat kerja prestatif para wirausaha terhadap usahanya dan pembangunan bangsa
dan negara, yaitu :
a. Meningkatkan kelancaran proses produksi, distribusi dan konsumsi.
b. Meningkatkan sikap tanggap terhadap perubahan usahanya.
c. Meningkatkan prestasi kerja tepat waktu.
d. Meningkatkan prestasi lebih kreati dan inovatif.
e. Meningkatkan prestasi kerja secara maksimal didalam usahanya.
f. Meningkatkan kerja keras dan menentukan pemecahan masalah usahanya.
2.4 Bentuk-bentuk kerja prestatif
Bentuk-bentuk kerja prestatif, sebagai berikut :
a. Kerja ikhlas, setiap pekerjaan dilakukan dengan senang hati dan tanpa keterpaksaan.
Dimana seorang wirausahawan disini mengutamakan prestasi yang meliputi mutu
dan hasil.
b. Kerja mawas, bertekad dan berusaha untuk manju menerima masukan yang positif.
Tidak gentar menghadapi kegagalan. Cara-cara meningkatkan bekerja mawas
adalah : percaya diri, selalu berfikir positif, selalu meningkatkan daya intuisi
(kemampuan memahami sesuatu), tekun, kreatif, ketelitian dalam bekerja dan kehati-
hatian.
c. Kerja cerdas, bekerja dengan tekun dan mencari ide-ide yang kreatif untuk menjadi
hasil karya baru. Seorang wirausahawa harus berusaha berfikit kreatif, karena akan
menjadi sadar akan ide-ide yang lebih produktif.
d. Kerja keras, gigih menghadapi tantangan, tidak mudah menyerah berani ambil
resiko. Berarti seorang wirausahawan pantang mundur memanfaatkan gagasan,
kemampuan, ambisi dalam kaitannya dengan semangat berusaha.
e. Kerja tuntas, pekerjaan selalu dikerjakan tepat waktu, tidak membuang-buang
waktu dengan percuma. Sehingga para wirausahawan harus dapat memanfaatkan
waktu yang pendek. Kemampuan berfikir dan bekerja, akan bermanfaat apabila dapat
memanfaatkan waktu.
2.5 Prinsip Cara Kerja Prestatif
Pada prinsipnya untuk menerapkan kerja prestatif harus memiliki kepercayaan kesempatan,
keberanian dan keyakinan terhadap diri sendiri, diantaranya sebahai beikut :
a. Percaya dan yakin kepada kecerdasan sendiri.
b. Percaya dan yakin pada kecakapan yang diperoleh dari pendidikan, kursus, latihan
dan pengalaman kerja.
c. Percaya dan hidup pada tujuan hidup merupakan modal dasar untuk hidup berani dan
mulia di dalam kerja prestatif
2.6 Menerapkan Perilaku Kerja Prestatif
Dalam penerapan perilaku kerja prestatif yaitu melakukan pembinaan yang harus diawali
dengan penanaman efektifitas bekerja. Untuk mengembangkan perilaku prestatif yaitu
dengan latihan bersifat dan berperilaku kerja prestatif, selain itu juga adanya motivasi
dalam diri.
Arti motivasi menurut teori hirarki dari AH Maslow, motivasi adalah alasan yang
mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan seseorang individu. Seseorang dikatakan
memiliki motivasi tinggi dapaat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat
kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya.
SEMESTER 2
5. Membangun Komitmen Tinggi Bagi Dirinya dan Orang Lain
5.1 Pentingnya Komitmen Wirausaha
Komitmen (kesediaan diri) tinggi wirausaha adalah setiap saat pemikirannya tidak lepas dari
perusahaan atau usahanya dan selalu berusaha untuk memajukannya. Sehingga sangat
penting komitmen wirausaha, berikut beberapa komitmen tinggi wirausaha didalam
usahanya :
a. Pantang menyerah terhadap keadaan dan situasi apapun.
b. Memiliki semangat dan tahan uji terhadap setiap tantangan.
c. Memiliki kesabaran dan ketabahan didalam berusaha.
d. Selalu bekerja dan berjuang untuk usahanya.
5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi komiten tinggi
Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen tinggi, yaitu :
a. Konsisten, tegas dan fair (adil)
b. Mercusuar, maksudnya wirausahawan memberikan penerangan yang karismatik yang
sangat berguna dan baik, yang dipraktikan dalam apa yang disampaikan.
c. Konsentrasi pada manusia (bawahan atau karyawannya), seorang wirausahawan
haruslah memperhatikan masalah, keinginan dan perkembangan bawahan atau
karyawannya, maka itu akan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan.
5.3 Penerapan perilaku tepat waktu, tepat janji, sikap peduli terhadap mutu hasil
kerja
a. Tepat waktu, seorang siswa yang ingin manjadi wirausaha yang berhasil, harus
dapat memenfaatkan dan memandang waktu sebagai berikut :
Tepat waktu merupakan organisasi, artinya keseluruhan aktivitas kagiatan ditujukan
untuk mencapai suatu tujuan.
Tepat waktu merupakan kekuasaan, maksudnya waktu yang dihadapi sekarang akan
menentukan kegiatan-kegiatan pada masa yang akan datang.
Tepat waktu merupakan nilai uang, artinya waktu yang diberikan seseorang untuk
dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dinilai dengan uang.
Tepat waktu merupakan ukuran, maksudnya menentukan berapa lama harus bekerja
untuk menghasilkan sesuatu dan berapa lama waktu yang kita abaikan sehingga dapat
menimbulkan kerugian.
b. Tepat janji, potensi-potensi kepribadian dan perilaku tepat janji dapat menentukan
kualitas tingkah lakunya. Perilaku tepat jani dapat menerangkan pribadi dan
kepercayaan bagi semua pihak dalam menjalankan usaha atau bisanis.
c. Sikap peduli terhadap mutu hasil kerja, merupakan hal yang perlu diperhatikan
oleh perusahaan dan wirausahawan. Karena mutu (kualitas) hasil kerja berkaitan erat
dengan masalah keputusan konsumen, yang akan membeli produk kita atau tidak.
5.4 Menerapkan komitmen tinggi terhadap pengendalian diri
a. Ketabahan, kuat hati dalam menghadapi kesulitan.
b. Keuletan, tidak mudah putus asa
c. Disiplin, ketaatan pada peraturan
d. Kerja sama
7. Membuat Keputusan
7.1 Pengertian membuat keputusan
Membuat keputusan (desion making) adalah suatu peoses memilih alternatif tertentu dari
beberapa alternatif yang ada. Dengan kata lain, membuat keputusan merupakan proses
memilih antara berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan.
Adapun pedoman untuk membuat alternatif pemecahan keputusan, kuncinya, sebagai
berikut:
a. Terlebih dahulu tentukan fakta-fakta dari persoalan yang sudah di kenal.
b. Identifikasi, bidang manakah yang tidak sesuai dengan fakta-fakta. Disinilah
wirausaha menggunakan logika, penalaran.
7.2 Jenis-jenis keputusan Menurut bidangnya
a. Keputusan produksi, berhubungan dengan metode-metode produksi.
b. Keputusan penjualan, berhubungan denganmetode penjualan, saluran-saluran
pemasaran, merk, harga.
c. Keputusan pemodalan, berhubungan dengan usaha modal baru, rencana permodalan
baru.
d. Keputusan karyawan, berhubungan dengan sumber-sumber tenaga kerja, teknis
seleksi karyawan baru, analisis pekerjaan dan evaluasi, jenis latihan dan pendidikan,
keselamatan kerja dan kesejahteraan.
7.3 Solusi dan Pertimbangan membuat pemecahan Keputusan
Faktor solusi dan pertimbangan wirausaha dalam membuat pemecahan akhir, sebagai berikut
:
a. Ukuran dan kompleksitas (kesulitan) bisnis.
b. Harapan mengenai pertumbuhan dan perkembangan bisnis.
c. Fasilitas jasa yang tersedia.
d. Kualitas karyawan.
e. Faktor-faktor keuangan.
Berikut mengenai faktor-faktor dan pertimbangan solusi dalam membuat pemecah
keputusan, sebagai berikut :
a. Solusi membuat pemecah keputusan, berikut faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya :
Faktor orang, maksudnya perlu diperhatikan dan dipertimbangkan orang yang akan
merasakan masalah, sebagai akibat dari adanya keputusan.
Faktor psikologis, seperti emosi, pikiran, perasaan, kekecewaan.
Faktor fisik, bagaimana keadaan fisik tubuh.
Faktor sasaran, maksudnya memperhatikan dan dorongan arah usaha dalam rangka
mencapai sasaran.
Faktor waktu, waktu harus tepat dalam menganalisis data-data dan masalah.
Faktor pelaksanaan, maksudnya solusi pemecah keputusan akan menimbulkan
rangkaian tindakan.
b. Pertimbangan membuat keputusan usaha
Pertimbangan-pertimbangan dalam membuat pemecahan masalah keputusan didasarkan atas
beberapa hal berikut :
Keputusan yang akan diambil, hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu manfaat,
pelaksanaan dan orang-orangnya.
Tindakan-tindakan, dalam mengambil dan membuat pemecahan masalah keputusan
yang tepat yaitu :
a) Menilai data-data, harus mengenal permasalahan seperti : mencari sebab
permasalahan, memilih data-data yang benar.
b) Memilih data-data, data yang terpilih diterapkan dengan masalah.
c) Kensekuensi pilihan, meliputi : usaha untuk menilai tiap-tiap pilihan dan meramalkan
apa yang terjadi dengan data yang telah terpilih.
d) Tindakan pelaksanaan, dalam pemecahan masalah keputusan adalah usaha untuk
memilih suatu tindakan yang telah ditentukan.
7.4 Dasar dan teknik pemecahan membuat keputusan Usaha
Dasar dan teknik pemecahan membuat keputusan antara lain sebagai berikut :
a. Intuisi, adalah pembuatan keputusan berdasarkan penggunaan perasaan orang yang
membuat keputusan.
b. Fakta, merupakan pembuatan keputusan yang paling baik dan cukup meyakinkan
karena sesuai dengan fakta.
c. Pengalaman, kejadian masa lalu akan memberikan petunjuk bagi pembuat keputusan.
d. Keterampilan, dengan keterampilan akan menjadi dasar dan teknik pemecah
keputusan. Keterampilan tersebut bisa dari pendidikan, latihan, kursus.
7.5 Komunikasi untuk pemecahan masalah usaha
Komunikasi berasal dari bahasa inggis yaitu communication artinya suatu pertukaran
informasi, ide, konsep, perasaan lain-lain antara dua orang atau lebih.
Dalam rangka komunikasi usaha ada 3 aspek yang diperlukan dan diperhatikan dalam rangka
pemecahan masalah keputusan usaha, sebagai berikut :
a. Komunikasi harus dipandang sebagai suatu proses dalam pemecahan masalah
keputusan.
b. Komunikasi menyangkut karyawan
c. Komunikasi menyangkut informasi dalam masalah pemecahan masalah usaha atau
bisnis.
Komunikasi dalam usaha merupakan hal yang sangat penting dalam pemecahan masalah
usaha, antara lain :
a. Dapat menimbulkan kesetiakawanan
b. Mudah memperoleh keterangan atau informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan
pemecahan masalah.
c. Menimbulkan saling pengrtian antar karyawan dalam pemecahan masalah keputusan
usaha.
7.6 Masalah keputusan berdasarkan analisi SWOT
Dengan adanya analisis SWOT dan adanya informasi dari dalam dan luar usaha atau bisnis,
wirausaha akan dapat mengetahui :
a. Adanya kekuatan usaha (strenght)
b. Dimana adanya peluang usahanya (opportunity)
c. Apakah kelemahan (weaknees) yang membatasi atau hambatan kemampuan dalam
membuat pemecahan masalah keputusan usaha.
d. Apa saja yang mengancam dan membahayakan (threat) di dalam membuat
pemecahan masalah keputusan usaha.
Berdasarkan analisi SWOT, apabila wirausaha sudah mampu memecahkan masalah
keputusan dan menyusun daftar semua kekuatan, semua kelemahan, semua peluang dan
semua ancaman atau bahaya terhadap usaha atau bisnisnya. Berdasarkan analisi SWOT yang
menjadi pemacu, serta pelaksanaan pemecahan masalah keputusan usaha atau bisnis, yaitu:
a. Adanya hubungan-hubungan usaha dengan orang lain.
b. Adanya tim yang diajak kerja sama didalam berwirausaha.
c. Adanya pengalaman di dalam usaha sebelumnya.
d. Adanya kesiapam mental dalam membuat pemecahan keputusan usaha.
Berdasarkan analisi SWOT, apabila wirausaha sudah mampu memecahkan masalah
keputusan dan menyusun daftar semua kekuatan, semua kelemahan, semua peluang dan
semua ancaman atau bahaya terhadap usaha atau bisnisnya. Berdasarkan analisi SWOT yang
menjadi pemacu, serta pelaksanaan pemecahan masalah keputusan usaha atau bisnis, yaitu:
a. Adanya hubungan-hubungan usaha dengan orang lain.
b. Adanya tim yang diajak kerja sama didalam berwirausaha.
c. Adanya pengalaman di dalam usaha sebelumnya.
d. Adanya kesiapam mental dalam membuat pemecahan keputusan usaha.