Anda di halaman 1dari 129

JIWA YANG BERZIKIR:

30 Puisi Esai Mini di 30 Sahur

Denny JA
HAK PENERBITAN
Denny J.A.
rights@cerahbudayaindonesia

PENULIS
Denny J.A.
(Buku ini turut diperiksa dan diselia oleh: Dr. H. M. Nur Samad Kamba, MA.)

DESAIN GRAFIS
Yudha Pangesti

Cetakan September 2018

ISBN
978-602-5896-28-6

PENERBIT
Cerah Budaya Indonesia

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip dan memperbanyak


sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Kata Pengantar

Di Era Google, Aktivis Demokrasi Menyelami


Samudera Alquran, dan Temukan 10 Mutiara

Di era Google, apa jadinya jika seorang aktivis demokrasi, yang


mengagumi prinsip hak asasi manusia, yang suka puisi, dengan
latar pendidikan barat yang kuat, lalu menyelami samudera
Alquran selama bulan Ramadan?

Para Nabi dan Rasul mendapatkan wahyu. Tapi, untuk seorang


aktivis, pemikir, penyair, penulis atau seorang pencari, cukuplah
baginya mendapatkan inspirasi.

Bulan Ramadan mempunyai arti khusus bagi saya selaku aktivis


yang senang menggali, membaca dan menulis. Ini sudah Ramadan
yang keempat, yang memberikan saya kreativitas, stamina, dan
inspirasi. Setiap  sahur sayapun tergerak membaca dan menulis
sesuatu.

Ramadan kali ini setiap sahur saya membaca satu Juz Alquran.
Dalam 29 malam sahur plus malam hari raya, lengkap 30 Juz
Alquran saya baca. Sudah pula saya ekspresikan inspirasi yang saya
peroleh dari setiap Juz, dan saya tuliskan dalam puisi esai mini.
Sebanyak 30 malam, 30 Juz Alquran, lalu menjadi 30 puisi esai mini.

v
vi

Selesai Hari Raya, saya renungkan sekali lagi. Prinsip hidup


bagaimanakah yang saya temukan dalam Alquran? 
 

Saya bukan seorang yang ahli Alquran. Tak sedikitpun saya


berpretensi mengklaim inilah intisari Alquran.

Saya ibaratkan diri sebagai seorang penyelam. Tujuan saya


menyelami samudra bukan untuk menceritakan secara objektif
dan sistematis hal ihwal apapun yang ada di bawah permukaan
samudera.

Saya hanya mencari mutiara saja. Dengan sendirinya yang akan


saya ekspresikan hanya hal ihwal mutiara. Pun tak semua mutiara
yang ada dalam samudera saya temukan. Samudera begitu luas.
Yang mampu saya jangkau begitu terbatas.

Mutiara pun banyak jenisnya. Yang saya ambil dan bawa serta
hanya mutiara yang sesuai dengan imajinasi dan selera. Ditambah
lagi, saya menceritakan mutiara itu melalui mata batin saya sendiri.

Selaku aktivis demokrasi dan pengagum prinsip hak asasi, dengan


sendirinya sudah ada bias dan subjektivitas.
 

Ini sepuluh mutiara yang saya temukan selama menyelami 30


Juz Alquran sepanjang 30 malam Ramadan. Bagi saya pribadi, 10
mutiara ini sudah cukup menjadi pedoman hidup selaku individu,
atapun sebagai aktivis yang memiliki cita cita sosial. Sebanyak
10 mutiara ini sudah mampu membuat hidup saya bermakna,
berbahagia dan berjuang.

Jiwa yang Berzikir


vii

MUTIARA PERTAMA: Prinsip Tauhid: Bebaskan Diri dari Tuhan-


Tuhan Kecil

Q.3:18

Allah menyaksikan, para malaikat dan orang-orang yang dianugerahi


ilmu menyaksikan bahwa hanya Allah Tuhan satu-satunya. Tak ada
Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.

Evolusi tertinggi seorang individu, ia tumbuh menjadi manusia


yang mulia. Itu hanya terjadi jika ia tak lagi menghamba kepada
tuhan tuhan kecil. Harta, kuasa, tokoh, ideologi dapat menjadi
tuhan tuhan kecil jika kita kalahkan prinsip kemanusiaan untuk
mencapainya.

Dengan prinsip Tauhid, kita hanya berorientasi pada Tuhan yang


serba maha, yang adil (Maha Adil), yang penuh kasih (Maha Kasih),
yang berpengetahuan (Maha Tahu), yang mampu (Maha Kuasa),
dan sebagainya.

Inilah perjalanan tertinggi rohani seorang individu. Ia mencoba


mendapatkan percikan sinar Ilahi agar dalam hidupnya juga
menjadi adil, kasih, berpengetahuan, mampu mengelola
perjalanan diri dan amanah.
 
MUTIARA KEDUA: Tegakkan Keadilan, walau Langit Runtuh

Q.4:135

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang


benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia

Kata Pengantar
viii

kaya ataupun miskin, maka Allah lebih prioritas dari keduanya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang
dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.

Di sinilah relevansi Tauhid. Ketika Tuhan lebih diprioritaskan, maka


keadilan tidak akan dikorbankan, terutama jika penyebabnya adalah
kaum kerabat. Ini perintah keras untuk adil bahkan terhadap orang
dekat sekalipun. Tak ada pengaruh yang lebih kuat dibandingkan
spirit orang banyak agar ditegakkannya prinsip keadilan.

Sejarah mencatat. Begitu banyak super power, kekuasaan raksasa


pada waktunya hancur berantakan. Itu terjadi jika ada kezaliman,
ada ketidak adilan terjadi.

Dimanapun dan kapanpun kita hidup, jika terasa ada ketidak


adilan di sana, siapapun yang penyebabnya, walau langit runtuh,
bersiaplah untuk katakan: TIDAK !!

MUTIARA KETIGA: Toleransi, Jangan Ada Paksaan dalam


Agama

Q.5:48

Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa


kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab
(yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu; maka perlakukanlah mereka dengan bijaksana menurut
apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan
dan jalan yang terang. 

Jiwa yang Berzikir


ix

Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu


umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-
Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya
kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.
 
Q.2:256

Tidak ada paksaan dalam hal agama; sesungguhnya telah jelas


jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.

Saya garis bawahi dari dua surat itu: manusia memang diciptakan
untuk beragam. Berlomba dalam kebaikan. Dan tak ada paksaan
dalam agama.

Semakin modern sebuah zaman, semakin ia beragam. Langkah


selanjutnya bukan menyeragamkan, tapi mencari titik temu untuk
hidup bersama dalam damai. 

Itu hanya terjadi jika ada keikhlasan menerima keberagaman.


Tentu dakwah tentang kebajikan bukan saja dibolehkan, tapi
sangat direkomendasikan. Namun, tak boleh ada paksaan dalam
meyakini sesuatu.

Hanya hukum nasional yang boleh dipaksakan. Dan paksaan itu


hanya persoalan kriminal saja. Berpikir berbeda, punya cita-cita
sosial yang berbeda, punya keyakinan berbeda, itu bukan kriminal.

Kata Pengantar
x

MUTIARA KEEMPAT:  Derma, Sedekah, Bantu Mereka yang


Lemah
Q.3:92

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),


sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa
saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
 
Q.2:215

Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:


“Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada
ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan apa saja kebaikan
yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.

Ini sudah menjadi hukum besi sejarah. Dimanapun, kapanpun;


sistem apapun yang diterapkan, selalu lahir mereka yang lemah
dan tak beruntung. 

Setiap individu juga mahluk sosial. Ia punya kuasa, sekecil apapun


untuk ikut membentuk lingkungan sosialnya. Pada gilirannya
lingkungan sosial itu ikut membentuknya kembali.

Berderma, bersedekah, membantu mereka yang kurang beruntung,


satu satunya cara masyarakat secara bersama untuk survive. Akan
lebih tinggi lagi kualitas bantuan itu jika dilakukan atas kesadaran
sendiri, yang dilandasi rasa kasih sayang.
 
MUTIARA KELIMA: Bersatulah Orang- Orang Saleh, Cari Titik Temu

Q.2:62

Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, orang-


orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka
Jiwa yang Berzikir
xi

yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal


saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
 
Q.5:8

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang


yang selalu menegakkan (keadilan) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.

Q.60:8

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama
dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.
 
Q.108:6

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.

Empat kutipan surat di atas sudah cukup terang benderang. Tak


ada larangan bekerja sama dengan siapapun selama mereka tidak
memerangi kita karena agama dan tak pula mengusir kita dari negeri.

Sudah jelas pula, bagimu agamamu, bagiku agamaku. Tapi kita hidup
dalam ruang publik yang sama. Kita harus mencari cara hidup bersama.
Dunia modern menemukan konstitusi sebagai pedoman hidup
bersama. Orang-orang saleh dari setiap agama bersatulah, bekerja
sama dalam batas yang digariskan konstitusi negara.

Kata Pengantar
xii

Pluralitas tidak bisa dielakkan, tetapi pada saat yang sama kerja
sama mutlak dilakukan, maka harus kembali kepada akal sehat
(common sense) dan hati nurani.

MUTIARA KEENAM: Berdakwahlah dengan Teladan

Q.41:33

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang


menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
“Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”
 
Q.26:109

Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan


itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
 
Q.3:104

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
 
Q.16:125

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.

Menjadi pendakwah kebaikan itu bukan profesi. Itu anjuran agar


setiap individu menyebarkan apa yang benar, dan apa yang jangan.
Ini dikerjakan bukan karena upah, tapi kesadaran membangun
masyarakat secara bersama.

Jiwa yang Berzikir


xiii

Namun dakwah bagaimana yang paling efektif? Yang paling


menyentuh jika tak hanya kata, tapi prilaku sehari hari yang
menjadi teladan. Bahkan tanpa mengutip satu ayatpun, jika prilaku
sehari hari begitu menyentuh orang banyak, ia justru menjadi virus
yang menularkan kebaikan.
 
MUTIARA KETUJUH: Re-komitmen pada Jalan yang Lurus Lagi
dan Lagi

Q.1:6-7

Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-orang yang


telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
 
Q.13:28

Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram


dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-
lah hati menjadi tenteram.
 
Q.29:45

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Alkitab


(Alquran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah
dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah adalah lebih utama. Dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan.

Komitmen pada kebaikan itu harus terus menerus diperbarui.


Godaan dan tantangan datang setiap saat. Komitmen untuk tidak
tergoda dan hanya ingin jalan yang lurus harus pula ditetapkan
terus-menerus.

Kata Pengantar
xiv

Mengingat Allah secara rutin menjadi cara untuk rekomitmen


(berkomitmen lagi dan lagi). Setiap individu perlu punya
mekanisme (zikir) yang dilakukan terus menerus, agar semakin
ingat dan semakin mendalami, pilihan untuk hidup lurus.

MUTIARA KEDELAPAN: Bersyukurlah

Q.31:12

“Kami menganugerahkan kebijaksanaan kepada Lukman agar


bersyukur kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji”.

Realitas apa pun yang tersaji dihadapan kita, ia adalah sinerji dan
hasil saling pengaruh puluhan variabel. Bahkan jauh lebih banyak
hadir variabel yang di luar kontrol. Kita lahir, menjadi pria atau
wanita, lahir dari orang tua tertentu, di lingkungan dan zaman
tertentu, itu bukan kita yang pilih.

Rasa bersyukur atas realitas apapun yang datang itu pilihan cerdas
agar kita berdamai dengan realitas. Terus berjuang untuk yang
lebih baik di depan, bukan penghalang bagi kita untuk bersyukur
atas apa yang sudah ada.

Apalagi sudah banyak riset dalam positive psychology yang


menunjukkan betapa rasa bersyukur itu membuat hidup lebih
bahagia.
 

 
Jiwa yang Berzikir
xv

MUTIARA KESEMBILAN: Maafkan dan Move On

Q.26:43

Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya


(perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.
Dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, tak terhindari kadang
terjadi perbedaan pandangan dan kepentingan, persaingan kalah
dan menang. Kadang terjadi pula tindakan yang salah.

Namun hidup terus berjalan. Masa kini dan masa depan terus
datang. Agar tak berat melangkah, problem di masa silam jangan
kita pikul dibawa ke mana mana. Lepaskan masa silam itu dengan
cara minta maaf dan memaafkan.

Kesalahan baik dari diri sendiri atau orang lain justru harus dilihat
secara positif. Kesalahan itu justru menjadi cara setiap individu
untuk semakin tumbuh dengan cara mengambil hikmah dari
kesalahan itu.
 
 
MUTIARA KESEPULUH: Jujur dan Jaga Amanah

Q.2:42

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil
dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu
mengetahui.
 
Q.23:8

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang


dipikulnya) dan janjinya.

Kata Pengantar
xvi

Dengan pengetahuan, bisa kita bedakan mana yang benar mana


yang salah. Dengan empati, bisa kita rasakan mana yang adil dan
mana yang tidak.

Berani lah untuk jujur membedakannya. Setiap individu yang


diberi pengetahuan sekaligus juga diberi amanah untuk mendaya
gunakannya. Setiap individu yang dititipkan kuasa, juga dititipkan
amanah untuk menjaga kuasa bagi menyebarnya kebaikan.
 

Sepuluh mutiara ini yang saya temukan ketika intens menyelami


samudera Alquran. Individu lain sangat mungkin menemukan
mutiara yang berbeda. Bisa pula mereka menemukan mutiara
yang sama tapi berbeda dalam memberi makna.

Aneka mutiara itu lalu saya puisikan setiap sahur. Satu sahur satu
puisi. Sengaja pula saya pilih puisi esai mini.

Apa pula itu puisi esai mini? Puisi esai adalah puisi panjang, sangat
panjang, dengan catatan kaki. Ia menggabungkan realitas dan
fiksi. Aneka realitas dituliskan dalam catatan kaki. Lalu, puisi ini
dikembangkan menjadi fiksi dalam teks puisi. Fiksi mempunyai
fungsi memberi efek dramatisasi agar pesan lebih menyentuh.

Puisi esai mini tetap memenuhi kriteria itu. Bedanya, ini versi mini.
Jika puisi esai itu minimal ada 2000 kata dan 10 catatan kaki, puisi
esai mini kurang dari 500 kata, dan kurang dari 10 catatan kaki.

Yang dikisahkan dalam puisi esai mini bisa apa saja. Untuk kali ini,
dalam kumpulan buku ini,  itu adalah mutiara Alquran. Mutiara itu
diselipkan dalam kisah sejarah. 

Jiwa yang Berzikir


xvii

Sengaja saya pilih menceritakan kisah teladan tokoh non-Muslim.


Ada Mahatma Gandhi, Bunda Teresa, Nelson Mandela, George
Washington, Chuck Feeney, dan lain lain.

Latar pemilihan tokoh non-muslim justru untuk menunjukkan.


Mutiara dalam Alquran itu berlaku universal. Ia juga menyentuh
tokoh non-Muslim. 

Agama berbeda dalam hal ritual dan pandangan/keyakinan tentang


Tuhan. Namun untuk kebajikan dan keadilan dalam hubungan
manusia dan duniawi, dapat dicari titik temu antar-agama.
 

Selesai sudah bulan puasa 2018. Bersyukur saya melewatinya


dengan tuntas membaca 30 Juz Alquran. Bersyukur pula saya karena
selama Ramadan itu akhirnya menulis dan mengumpulkannya
dalam satu buku puisi esai mini.

Namun di atas segala, saya bawa 10 mutiara Alquran itu di hati saya.
Saya patri di sana dan membuatnya abadi. Seraya berdoa agar 10
mutiara itu senantiasa mengarahkan hidup saya.***
 
Juni 2018

Kata Pengantar
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................... v
Daftar Isi................................................................................ xviii

Sahur Hari Pertama.............................................................. 1


Aku Kembali padaMu........................................................................ 1
Sahur Hari Kedua.................................................................. 6
Tuhan- Tuhan Kecil ............................................................................ 6
Sahur Hari Ketiga.................................................................. 9
Burung Gaib Bernama Iman ........................................................... 9
Sahur Hari Kempat............................................................... 12
Memilih Dunia Yang Sepi ................................................................ 12
Sahur Hari Kelima................................................................. 15
Dengan Cinta, Harus Kulawan Dirimu......................................... 15
Sahur Hari Keenam............................................................... 19
Luka Terus Menyala ........................................................................... 19
Sahur Hari Ketujuh............................................................... 24
Kampungku Sayang, Kampungku Celaka ................................ 24

xviii
xix

Sahur Hari Kedelapan.......................................................... 29


Lepas dari Bom, Kupanggil NamaMu dalam Hening ........... 29
Sahur Hari Kesembilan......................................................... 34
Obor Terus Nyalakan ....................................................................... 34
Sahur Hari Kesepuluh........................................................... 36
Teroris itu Kakakku ........................................................................... 36
Sahur Hari Kesebelas............................................................ 40
Lalu Mereka Sholat Jumat di Gereja ......................................... 40
Sahur Hari Kedua Belas........................................................ 44
Akan Bubarkah Negaraku? ........................................................... 44
Sahur Hari Ketiga Belas........................................................ 46
Robohnya Penguasa Kami............................................................... 46
Sahur Hari Keempat Belas................................................... 49
Suara Sang Guru ................................................................................. 49
Sahur Hari Kelima Belas....................................................... 53
Esok Pagi, Tetap Tak Pasti................................................................. 53
Sahur Hari Keenam Belas..................................................... 56
Cahaya Terkuat..................................................................................... 56
Sahur Hari Ketujuh Belas..................................................... 59
Raksasa Itu Ambruk Jua ................................................................... 59
Sahur Hari Kedelapan Belas................................................ 62
Ia Mati Tapi Hidup .............................................................................. 62
Sahur Hari Kesembilan Belas............................................... 66
Dia Menolak Menjadi Raja .............................................................. 66
Sahur Hari Keduapuluh........................................................ 71
Dipadamkan, Tapi Menyala ............................................................ 71
Sahur Hari Keduapuluh Satu............................................... 74
Tangis Itu Ibu Begema dari Zaman ke Zaman ......................... 74
Sahur Hari Keduapuluh Dua................................................ 78
Bunyikan Lonceng, Selalu ............................................................... 78
Sahur Hari Keduapuluh Tiga................................................ 81
Tempat Yang Berduri ........................................................................ 81
Sahur Hari Keduapuluh Empat............................................ 84
Tangan Kiri Yang Tak Tahu Tangan Kanan ................................. 84

Daftar Isi
xx

Sahur Hari Keduapuluh Lima............................................... 87


Silahturahmi Cucu Ibrahim ............................................................ 87
Sahur Hari Keduapuluh Enam............................................. 91
Angin Yang Menyusup ke Hati ...................................................... 91
Sahur Hari Keduapuluh Tujuh............................................. 94
Kata membuatku mati, Kata membuatku hidup ................... 94
Sahur Hari Keduapuluh Delapan......................................... 97
Yang Menjerit,
Yang kau Lupakan .............................................................................. 97
Sahur Hari Keduapuluh Sembilan....................................... 101
Bertahanlah Sejengkal Lagi ............................................................ 101
Sahur Hari Ketigapuluh....................................................... 104
Mimpi Yang Bukan Ilusi ................................................................... 104

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari Pertama
Aku Kembali padaMu1
Denny JA

Dia yang awam, yang tak paham


Dilihatnya langit sebagai langit
Dia yang resah, tak henti mencari
Dilihatnya langit tak lagi langit
Dia yang mencari dan menemukan
Baginya langitpun kembali langit.

Darta2 terdiam, Darta termangu


Jauh sudah ia berkelana.
Telah ia lezatkan lara dan sendu
Telah ia selami dalamnya makna
Kini ia kembali ke titik mula.

1 Puisi Esai Mini ini merupakan refleksi dari dialog saya dengan Juz 1 Alquran, Al-Fatihah 1 - Al-
Baqarah 141.
2 Sebenarnya dalam puisi esai ini akan dicari nama tokoh lain selain Darta. Nama Darta bisa
dianggap membonceng kebesaran Sidharta Gautama. Mungkin ada yang menganggap
penulis meniru popularitas novel terkenal Herman Hesse, Sidharta, yang juga meminjam
tokoh Sidharta (tanpa Gautama). Kalau Iwan Simatupang saja menggambarkan bagaimana
pentingnya mencari tokoh bagi roman, maka tentunya mencari tokoh bagi puisi esai tidak
kalah pentingnya. Namun, karena nama “Darta” memiliki kaitan personal dengan penulis, maka
penulis tetap menggunakan nama “Darta” sebagai tokoh puisi esai ini.

1
2

Ya Allah, kuhirup sudah


Nikmat harta, samudera ilmu
Belum jua dada membasah
Jiwa menganga oleh rindu.

Batin meronta lebih meminta


Adakah makna di jauh sana?
Masih adakah puncak menggoda?
Inikah cuma dari segala?3

Serasa semua tawar belaka


Kilau segala menjadi biasa
Harimau batin mengaum mencakar
Di rimba jiwa menghutan lapar.

Darta mengembara Darta berkelana


Ke barat ke timur, selatan dan utara
Ke sungai ke laut, ke bukit ke lembah
Luka yang dibawa makin membarah.

Harimau di nadi terus mencakar


Masa pergi, masa datang, semua terbiar
Hampa, tiada makna
Musim kemarau musim penghujan
Sangsai, sia-sia
Dicari di sini digali di sana
Hanya tiada yang ada.

Lima puluh kali matahari


Beredar sejak terlahir sebagai bayi
Lima puluh tahun sudah
3 Kebutuhan terbesar manusia adalah mendapatkan makna. Tanpa makna, apakah artinya
hidup. Albert Camus pernah mengemukakan bahwa “Jika hidup ini demikian absurd tanpa
makna, mengapa kita tidak bunuh diri saja?” Fakta bahwa kita tidak bunuh diri menunjukkan
bahwa seabsurd apa pun hidup tentu ada maknanya. Situasi ini dia gambarkan dalam karya
terkenalnya The Myth of Sisyphus (judul asli: Le Mythe de Sisyphe) (1942, terj. Inggris 1955).

Jiwa yang Berzikir


3

Usianya dan kelak bertambah.


Di lembah nestapa di puncak resah
Ada cahaya berjingkat mendekat
Ada suara lamat-lamat.
“Bacalah! Bacalah atas nama batinmu.
Bacalah lewat kalbu”

Dan dalam termangu, dibacanya doa


Seperti dulu. Doa pertama,
yang diajarkan Ayah, menjelang senja
Lima tahun saat itu usianya.
Duduk berdua, di sudut beranda.

Ihdinaashshiraathalmustaqiim
shiraathalladziinaan’amta’alayhim
ghayrilmaghdhuubi’alayhim
walaadhdhaalliin
Amiin.4

Dulu tiap hari tiap waktu


Ia baca doa itu.
Dipinta Ayah dipinta Ibu.
Dipinta Nenek, kakek, dan guru.
Dipinta sekolah, dipinta madrasah
Hingga tiba satu masa
Darta berontak ingin merdeka
Ia berteriak: Tidaaaaakk!!!
Dalam pengap dan sunyi
Pada langit dan bumi.

Darta pun tumbuh dewasa.


Ilmu menjadi kacamata

4 Bagian dari Surat Al-Fatihah. Apa yang disebut kenikmatan di satu masa, setelah dijalani akan
menjadi tawar. Jiwa meronta meminta yang lain, yang lebih, yang beda. Itu sebabnya kita
berseru untuk mendapatkan bimbingan (hidayah) dari kekuatan gaib yang tak sepenuhnya
kita ketahui.

• Sahur Hari Pertama


4

Dilacaknya realitas di balik doa


Ia selami filsafat, sejarah, dan sastra
Ia tekuni ilmu mumpuni
Khasanah sains dan teknologi.

Ternyata, ternyata, ternyata,


Bukan Tuhan yang mencipta manusia.
Tapi manusia yang ciptakan Tuhan-nya!5

Sejak itu, doa itu dirobek-robeknya


Serupa mainan kanak yang mesti dilupa
Bukankah ia manusia dewasa?
Mainan kanak tak bisa menipunya!

Tapi kini, di dini hari usia


Ia bukanlah Darta muda
yang merasa gagah dewasa,
tapi Darta yang perlahan menua
Darta yang telah mengembara
Dan kembali ke titik mula.

5 Nietzsche, misalnya, mempunyai anggapan demikian. Pada dasarnya agnotisme Barat


menyandarkan diri pada anggapan tersebut. Nurcholish Madjid, misalnya, menyatakan
bahwa kalimah syahadat dapat diterjemahkan menjadi “Tiada tuhan selain Tuhan”, agar tidak
menduakan Tuhan dengan apa pun, termasuk pikiran sendiri tentang Tuhan. Lihat Nurcholish
Madjid,1987, Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan. Bandung: Mizan. Dengan cara populer
hal inipun dikemukakan dalam film PK (diperankan oleh Aamir Khan) dipuncak debat dengan
Tapasvi Maharaj (Saurabh Shukla). Ia menyatakan bahwa ada dua Tuhan. 1) Tuhan yang
menciptakan kita semua, dan 2) Tuhan yang kita ciptakan. Film yang disutradarai Rajkumar
Hirani, diproduksi oleh Hirani & Vidhu Vinod Chopra, serta ditulis oleh Hirani dan Abhijat Joshi
(2014) ini merupakan film India paling sukses sepanjang masa.

Jiwa yang Berzikir


5

Darta yang kosong, sunyi, hampa


Jantung menjerit merindu takwa.6
Dalam keluh ingin teguh
Berserah diri penuh seluruh.

Doa itu tiba


Tanpa diminta siapa-siapa.
Berdenyut di nadi, bergema di dada
Pelan menetes bersama airmata.

Tuhanku
Izinkan si anak hilang7
Kembali pulang
Ke rumah kasih-Mu.***

Sahur Hari Pertama


Mei 2018

6 Takwa (mindfulness) merupakan pengendalian batin yang memungkinkan seseorang


menghindari keburukan dan menyebar kebaikan. Ia suasana hati (mindset), yang terpantul
dalam karakter dan perilaku individu. Alquran membedakan manusia dalam tiga karakter: [i]
Mereka yang percaya dan penuh perhatian, tulus serta teguh pada apa yang benar; [ii] Mereka
yang menolak kebenaran; dan [iii] Mereka yang munafik: lain kata lain perbuatan. Lain di bibir,
lain di hati. Alquran memanggil mereka untuk menjadi manusia yang percaya dan berpegang
teguh pada apa yang benar: “Adapun orang-orang yang menolak pada apa yang benar, sama
saja bagi mereka, apakah kamu memperingatkan atau tidak. Mereka tetap tidak percaya. Telah
tertutup hati, pendengaran, dan mata mereka. Bagi mereka, menanti siksaan, dan kegelisahan.
Beberapa dari mereka, ada yang berkata, ‘Kami percaya pada Tuhan dan hari akhir. Tetapi, mereka
bukan orang yang benar-benar percaya.” (Alquran, 2.6-8).
7 Jangan tertukar dengan sajak Sitor Situmorang tentang “Si Anak Hilang” yang tiada pulang.
Darta lebih mirip Chairil Anwar dalam sajak “Doa” yang mengetuk pintu Tuhan dan tak bisa
berpaling, meski tidak jelas apakah Darta pernah membaca kedua sajak itu atau tidak.

• Sahur Hari Pertama


Sahur Hari Kedua
Tuhan-Tuhan Kecil1
Denny JA

Telah ia daki bukit-bukit harta


Diburu disembah jadi berhala
Tiba di puncak sunyi menganga
Tak ada! Tak ada mutiara.

Di padang rumput luas sabana


Berkuda batinnya memburu kuasa
Kuasa disembah jadi berhala
Di garis batas cakrawala
Tak ada! Tak ada mutiara.

Girang senang nafsu mulia


Dicumbu di sini didekap di sana.
Cair padat sintal memikat
Dicobanya sepenuh hasrat
Tak ada! Tak ada mutiara.

1 Puisi esai mini merupakan dialog saya dengan Alquran, Juz 2, Surat Al-Baqarah (2.142-252).

6
7

Bagai Faust digadainya jiwa2


Bagi ilmu segala rahasia
Di puncak ilmu segala guru
Ketaktahuan tetap bertahta
Tak ada! Tak ada mutiara.

Masjid, biara, pendeta, paderi


Telah dimangsa tak henti-henti.
Naga di diri semburkan api
Mencakar-cakar di jantung nyeri
Tapi lapar terus menari.
Tak ada! Tak ada mutiara.

Berhala, dewa, mimpi dan takwil


Di kalbu berdesak tuhan-tuhan kecil3
Dimamah, ditelan di dalam batin
Bagai kerani sembahyang rutin
Doa-doa mungil pun menggigil
Makin terasa jiwa terkucil
Tak ada! Tak ada mutiara.

Ia persembahkan diri yang hampa


Tanpa berhala, tanpa busana
Bahkan harap pun telah sirna
Tiada dan ada tiada berbeda
Nafas berzikir di lubuk cinta.
Tak ada! Tak ada tawa.
Tak ada! Tak ada derita.

2 Faust, drama terkenal Johann Wolfgang von Goethe. Faust menjual jiwanya kepada
Memphistopeles, sang Iblis, agar dapat mengetahui segala rahasia, juga cinta. Tapi, pada
akhirnya ia menyadari bahwa ia tak tahu apa-apa.
3 Di dunia modern, orientasi yang berlebih kepada harta, kuasa, ideologi, negara, dan
kesenangan membuat semua itu seperti berhala-berhala yang dipertuhankan. Mereka yang
beriman tak menghamba tuhan-tuhan kecil itu. Karena lebih kuatlah cinta mereka kepada
kebenaran, kepada Allah (Alquran, 2.165).

• Sahur Hari Kedua


8

Sejuta mutiara di dada


Bercahaya tiba-tiba.

Mei 2018

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari Ketiga
Burung Gaib Bernama Iman1
Denny JA

Ini dunia sudah terlalu


Agama menjadi pasar malam2
Darta enggan, Darta tak mau
Jiwanya yang muda sudah siuman.
Merindu kepastian, mencari tahu
Oh ilmu, oh ilmu, oh ilmu,
Jiwaku menghambur ke dada kalian.

Darta menyongsong dunia baru


Dunia modern, gemilang, maju.
Berpikir, membaca, berlogika
Sepenuhnya menjadi senjata.

1 Puisi esai mini ini merupakan dialog saya dengan Juz 3 Alquran, (Q.2: 253-286, - Q.3: 1-91)
2 Bayangkan! Keyakinan dijaja, “Ayo beli, Ayo beli!”. Ingin masuk surga? Ini ajiannya! Seribu
rupiah dapat tiga”, demikian Darta sering berkata kepada teman-teman dengan geram, tiap
ada kesempatan. Seorang teman, ia lupa namanya, menyimpulkan dengan mengutip Alquran.
“Janganlah menjual murah ayat-ayat-Ku.”

9
10

Tapi singa purba di jiwa terus meronta


Mengaum, mencakar, meminta makna
Dan ilmu yang ia anggap sangat perkasa
Menyuapinya sehari sejumput
Dalam keluasan alam semesta
Alangkah banyak makna yang luput.

Kian banyak Darta menemu


Kian meluas ia tak tahu.
Kian mendalam ia paham
Kian membentang ketaktahuan.

Satu samudra terkuak


Datang tujuh samudra rahasia
Satu ilmu mendaki puncak
Segera datang seribu tanya
Ilmu baru datang menderu
Yang terbaru adalah ragu.

Singa di jiwa makin merana


Merindu daging dan tulang makna
Dicari ke barat, timur, selatan, utara
Tak ditemukannya apa-apa3

Singa purba di jiwa Darta


Dalan lapar yang kekal, merana.
Dalam resah, entah jaga entah mimpi
Bagai Sidharta di bawah pohon Bodhi
Atau Musa di bukit Thursina
Di dengarnya bisik bergema,

3 Belakangan dia tahu bahwa seorang pujangga Sunda, Haji Hasan Mustapa, menghayati
kegelisahan yang sama, dan menuliskannya dalam sajak yang indah “Selama mencari barat,
timur lagi, timur lagi/sepanjang mencari utara, selatan lagi, selatan lagi.” Sajak Haji Hasan Mustapa
diterjemahkan dari bahasa Sunda oleh Agus R. Sarjono, dimuat dalam Jurnal Sajak edisi 2.

Jiwa yang Berzikir


11

“Melompatlah!
Melompatlah dalam iman
Mulakan dengan percaya
Niscaya terbentang sang rahasia,”

Darta tersentak, Darta terpaku


Seekor burung4 menghampiri kalbu
Ia mengaku bernama “Iman”
Dan berjanji menjadi kawan
Mengembara menyibak rahasia
Tempat segala tiada terkata. ***

Mei 2018

4 Burung itu bentuknya aneh, tepatnya “ajaib”. Ada yang bilang itu adalah burungnya Fariduddin
Attar yang datang saat para burung bermusyawarah. Ada yang bilang itu burung Phoenix,
seperti burung milik Albus Dumbledore dalam kisah Harry Potter. Ada yang nekat bilang bahwa
itu Buraq. Tapi mungkin lebih mudah menganggap dia seperti diperkenalkannya sendiri,
“Iman”.

• Sahur Hari Ketiga


Sahur Hari Kempat
Memilih Dunia yang Sepi1
Denny JA

Hari demi hari


Ia lahap ia hidupi
Dunia tepuk tangan
Panggung perhatian.

Harta, kuasa, ilmu perkasa


Kosong di jiwa siapa yang punya?
Elok permata hiasan dunia
Diri yang hampa siapa yang nyana?

1 Puisi esai mini ini merupakan dialog saya dengan Jus 4 Alquran, Q.3: 93–Q.4: 23

12
13

Diam-diam ia hijrahkan diri


Pergi jauh ke lubuk sunyi2
Mengembara mengejar gema
Ini hidup apakah intinya?

Kata orang Darta hilang


Dari kumpulan pesta yang girang
Orang mencari orang bertanya
Di tiap pesta, dia tak ada.

Suatu hari, di gamang pagi


Orang bilang dia kembali.
Semua berubah tak sama lagi
Bahkan rambutnya berbau sepi.

Dia bilang di jalan bersimpang


Dipilihnya jalan yang lengang3
Tiada berkawan tiada berpawang4
Menyusur doa jiwa yang lapang

2 Menurut desas-desus, dia menghilang gara-gara pertanyaan ini: “Siapakah yang paling mulia?
Siapa yang menempati tempat tertinggi antara insani? Dipelajarinya, dalam konsep Islam,
ternyata manusia yang paling tinggi derajatnya bukanlah orang yang paling berilmu, yang
paling kaya, atau yang paling berpengaruh, melainkan mereka yang takwa, yaitu mereka
yang beriman pada yang benar dan komitmen ini tergambar dalam perilaku. “Janganlah kamu
bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman (Q.3: 139). Mengenai “yang
paling berpengaruh”, tidak begitu jelas mengapa dia menyebut soal itu. Apakah terpengaruh
oleh buku 33 Tokoh Sastra Paling Berpengaruh di Indonesia yang membuat heboh lebih setahun
lamanya? Atau, justru ia mau mengkritik buku itu, karena seharusnya yang diterbitkan adalah
buku mengenai “Orang Paling Bertakwa di Indonesia”.
3 Robert Frost menulis puisi terkenal “The Road Not Taken”: …/I shall be telling this with a sigh/
Somewhere ages and ages hence:/Two roads diverged in a wood, and I—/I took the one less traveled
by,/And that has made all the difference. Kurang lebih semangat itulah yang dilakukan.
4 Kiranya bagian ini sang penulis terpengaruh pada bait puisi Sanoesi Pane, “Alun membawa
bidukku perlahan/dalam kesunyian malam waktu/tiada berpawang tiada berkawan/entah
kemana aku tak tahu.

• Sahur Hari Kempat


14

Suatu hari, di gamang pagi


Orang bilang dia kembali.
Tiada pesta tiada nyanyi
Ia madahkan bait puisi. ***

Mei 2018

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari Kelima
Dengan Cinta, Harus Kulawan Dirimu1
Denny JA

Tiba-tiba terbetik kabar


Darta diduga membuat makar
Pada sosok berjasa Sang Paman
Yang telah membuatnya hidup nyaman.

Kadang sayup Darta meratap sedih


Terutama saat-saat menjelang senja.

Paman, paman, oh paman


Tak cukup kata tuk terima kasih
Kau pungut aku dari jalanan
Hingga dari dunia aku tak tersisih
Kau beri ilmu, sepenuh hati
Membuat diriku disebut sakti
Daun di halaman yang meranggas
Bisa kuolah menjadi emas.

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan Juz 5 Alquran, Q.4: 24. – 147. Satu prinsip sangat penting
di antara banyak prinsip dalam juz ini adalah perintah menegakkan keadilan.

15
16

Haruskah kulawan paman sendiri?


Ia tumbuhkan benihku lestari
Hingga menjelma taman bunga
Yang kerap kali berbuahkan harta.

Mestikah kutebang pohon tinggi


Yang memayungi akarku selama ini?
Hingga kokoh kuat aku berdiri.
Durhakakah aku, tak tahu diri
Menjadi insan tiada berbakti?

Empat puluh siang empat puluh malam


ke dalam hening ia menyelam
Dalam tapa brata, Darta bertanya-tanya:
“Ya Allah, aku mati angin tak berdaya
Diri ini harus bagaimana?”

Di singgasana ketinggian sana


Paman berdiam penuh kuasa
Bulat lonjong bentuknya negara
Ada dalam tangannya belaka.

Namun rakyat hidup merana


Untuk uang kecil siap berperkara
Sedang Korupsi di sini dan di sana
Uang besar tak terhingga
Seperti sekadar buat bercanda.2

2 Sebetulnya Darta juga banyak uang, punya kuasa. Banyak orang makin lama makin percaya
padanya, dan bahkan kalangan rakyat kecil menitip amanah nasibnya kepada dia sambil
memberi semangat: “Ayo Darta, angkat senjata! Hanya ada satu kata: lawan!” (mereka mungkin
mengutip petikan puisi Wiji Thukul). Ada juga yang mengeluh: Kaki kami sudah payah, sudah
limbung, kami perlu kau arahkan. Ayo bikin perubahan.”

Jiwa yang Berzikir


17

Setelah salat istikharah3


Darta dapat ketetapan,
Lalu kumpul kekuatan.

Ampun, Paman, oh, paman.


Dengan cinta engkau kulawan.
Aku harus memilih dari dua jalan
Cinta paman atau keadilan.
Aku tak sanggup memilih
Ke pihak keadilan aku beralih.
Karena keadilan adalah panglima
Sedang aku sekadar budaknya.

Tak pernah kulupa jasamu, Paman


Aku harus melangkah, tentu tanpa geram.
Dengan air mata, kukatakan Tidak padamu!4
Suara azan bergema memanggilku.

Di antara sayup suara azan


Darta dan Paman pun bertatapan.
Bara hormat dan cinta yang silam
Di antara mereka perlahan padam.

Mengapa Darta? Kamu juga ternyata5


Tanya Paman, antara geram dan cinta.
Kau buah hatiku, anak idaman,
Kusapih kau dari pinggir jalan.
Kasih, ilmu, sayang, kuberi

3 Jika seorang Muslim dilanda keraguan menghadapi suatu masalah yang penting dan krusial,
disunatkan untuk melakukan salat istikharah, yakni meminta petunjuk Allah agar pilihan
dimantapkan.
4 Hampir pasti dia pernah membaca puisi Rendra “Sajak Orang Kepanasan” yang di antaranya
berbunyi, “…//Karena kami dibungkam/dan kamu nyerocos bicara.../Karena kami diancam/dan
kamu memaksakan kekuasaan.../maka kami bilang : TIDAK kepadamu.”
5 Ada perasaan yang sama pada Paman dengan perasaan yang dialami Julius Caesar dalam
drama Shakespeare, Julius Caesar, saat ditumbangkan Brutus. Dalam kagetnya, Julius Caesar
memekik: “Et tu, Brutus”? Ungkapan dari bahasa Latin “Et tu, Brute?” itu sering diartikan (dalam
bahasa Inggris) “You too, Brutus?”. Yang lebih tepat mungkin “Even you, Brutus?“

• Sahur Hari Kelima


18

Semua dengan tanganku sendiri


Setelah besar, setelah kuat
Kau terkam aku penuh niat!

Darta memeluk paman, bersimpuh.


Tak henti-hentinya ia mengaduh.

Ampun, Paman, ampun.


Cinta kasihmu tentulah kumaklum.
Kuanggap engkau Ayahku sendiri
Tapi orang-orang miskin dan papa
Hidupnya merana sehari-hari
Mungkin semua ini tidaklah terasa
Karena kau jauh di singgasana.

Aku harus memilih, aku terpaksa


Keadilan harus ditegakkan
Meski pamanku yang di singgasana
Dengan terpaksa aku makzulkan.

Sejarah merekam, riwayat mencatat


Paman tumbang kemudian mangkat
Patah dan roboh di tangan Darta.
Keadilan tegak, semoga kekal.

Tapi tak dicatat dalam sejarah


Isi dalaman di jiwa Darta
Hilang sukma, hati hampa
Tangisnya tercurah bagai air bah.***

Mei 2018

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari Keenam
Luka Terus Menyala1
Denny JA

Bagaimana bisa aku lupa


wajah trauma.

Gerombolan huru-hara
Ia arahkan, Mei 98, di Jakarta2
Sekawanan serigala, membakar rumah
memperkosa kakakku.
Ibuku pingsan, ayah luka parah.
Baru sepuluh usiaku saat itu.
Aku teriak, histeris.
Segalannya terasa miris.
Serigala-serigala
makin lahap saja.

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan Juz 6 Alquran, Q. 4: 148-Q.5: 81
2 Pada kerusuhan Mei 2018, banyak keluarga menjadi korban huru-hara semata-mata karena
mereka etnis Tionghoa. Sebagian mereka mengalami trauma, meninggalkan Indonesia.
“Sapu Tangan Fang Yin”, merupakan Puisi Esai yang khusus ditulis Denny JA untuk merekam
situasi tersebut, dan termuat dalam bukunya, Atas Nama Cinta. https://www.facebook.com/
groups/163866001106512/permalink/174910420002070/

19
20

Api menyala
di bola matanya.

Bagaimana bisa aku lupa


wajah trauma.

Kami pergi sekeluarga


Mengungsi ke Amerika
Kakak gangguan jiwa
Ibu akhirnya mati di sana
Tak kuat menahan luka

Bagaimana bisa aku lupa


wajah trauma.

Masih terngiang ia punya suara


Dihajarnya kepala Ayah. Ya Allah,
Ia tendang dadaku,
terpelanting aku di lantai
tak berdaya. Hanya doa tiap waktu
satu-satunya yang jadi obatku.
Kutolong jiwaku. Bersekolah
Setinggi mungkin, lalu kembali
ke haribaan Ibu Pertiwi.

Bagaimana bisa aku lupa


wajah trauma.

Kini aku dokter kepala,


Di ruang operasi, seorang gadis
Tergeletak, antara hidup dan mati.
Ayahnya yang tua nyaris putus asa
Wajah pucat, menghamba:
“Tolong, Dokter, anak saya, tolong!”
Seperti hendak melolong,

Jiwa yang Berzikir


21

Tapi ternyata
suaranya lirih saja.

Astaga!
Bagaimana bisa aku lupa
wajah trauma.

Bapak tua itu, bukankah dulu


Dia yang membakar rumahku
Memperkosa kakakku.
Membuat pingsan ibu.

Bagaimana bisa aku lupa


wajah trauma.

Ia muncul di hadapanku
Letih, lemah, kuyu.
Jauh berbeda dengan dulu.
Di matanya tak ada api
Hanya air, mungkin air mata,
Mungkin sisa doa.
Yang jelas ia begitu tua
Dan tak berdaya. Lirih suaranya,
“Tolong, Dokter, putri saya!”
Tinggal ia saja yang tersisa.”

Tapi, bagaimana bisa aku lupa


wajah trauma.

Dada ini segera menyala!


Membara, minta balas nyawa.
Kebajikan, cinta sesama, dan dendam
Berlaga di dada, keras berdentam.
Waktu berhenti. Aku terdiam.

• Sahur Hari Keenam


22

Bagaimana bisa aku lupa


wajah trauma.

Jeritan kakak, luka Ayah


Ibu yang pingsan, hangusnya rumah.

Bagaimana bisa aku lupa


wajah trauma.

Usai sudah baratayuda di jiwa.


Pelan-pelan gadis itu siuman.
Sembuh sehat bagai sediakala.
Si Ayah mendesah, matanya rawan.

Terima kasih berkali-kali


Ia ucapkan sepenuh hati.
Wajahnya seperti air mata,
Air mata bahagia.
Bukan air mata Ayah
Bukan air mata Kakak
Bukan air mata Ibu
Bukan air mataku dulu.

Bagaimana bisa aku lupa


wajah trauma.

Dari mana datang kekuatan itu


Aku sepenuhnya tak tahu.
Tak kubalas dendam kesumat
Mati-matian kuperas keringat
Mencoba membuat putrinya selamat.
Anehnya, dadaku terasa lega
Di sampingku aku melihat
Bayang-bayang wajah malaikat
Seperti tersenyum, seperti tertawa,
Diam-diam memberi berkat.
Jiwa yang Berzikir
23

Kenangan akan doaku dulu hari


Yang kulafalkan bersama guru ngaji
Di mesjid kecil saat kusembuhkan diri
Dari trauma Mei yang sangat ngeri.

“Janganlah kebencianmu pada satu kaum


membuatmu bertindak tak adil.”3

Baik dan buruk ada di setiap kaum4


Mengapa tidak membuat dunia tersenyum.

Bagaimana bisa aku lupa


wajah trauma. Ya Allah

Aku terpana. Melihat dia


Luka lama kembali menyala
Tapi sejuk Doa
Pelan-pelan memadamkannya.

Bagaimana bisa aku lupa


wajah trauma.***

Mei 2018

3 Konflik dan pertengangan antar-individu atau kelompok tak terhindari dalam masyarakat. Rasa
marah bahkan benci kadang lahir akibat pertentangan itu. Namun, dalam kemarahan atau
kebencian, kita tetap diminta melakukan apa pun secara adil. Begitu kuatnya konsep hidup
dalam Islam yang mengutamakan keadilan, sebagaimana Alquran (5: 8), “Dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.”
4 Keberagaman dalam agama, ideologi, pandangan hidup, pemikiran, apalagi tafsir terhadap apa
pun tak terhindari. Yang utama dari manusia pada akhirnya bukan ia berada dalam kelompok
identitas yang mana, melainkan kesalehan mereka, yang menjadi penentu. Kesalehan bisa
didefinisikan dengan perilaku yang terus menghindar dari keburukan, berupaya selalu
mengerjakan kebajikan dan hal yang bermanfaat. Perilaku saleh itu potensial dilakukan oleh
siapapun, apa pun agama formalnya. “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang
Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar saleh,
maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q. 5: 69).

• Sahur Hari Keenam


Sahur Hari Ketujuh
Kampungku Sayang, Kampungku Celaka1
Denny JA

Dua puluh tahun telah silam


Darta kembali ke kampung halaman
Rindu keriangan masa remaja
Hangat kasih sayang warga.

“Kampungku yang kucinta


pujaan hatiku
tempat ayah dan bunda
dan handai taulanku.” 2

Aku kembali pulang


Kampungku yang tercinta
Tempat masa kanak riang

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan Juz 7 Alquran, Q.5: 82- Q.6: 110
2 Lagu anak-anak, “Desaku”, sangat populer ketika Darta masih kecil. Di sini, bait “Desaku yang
kucinta” diubah menjadi “kampungku yang tercinta” karena bagi Darta, tempat dia lahir adalah
sebuah kampung, (dengan kepala kampung) bukan sebuah desa (dengan kepala desa). Kalau
diprotes orang dia selalu bilang, bagiku tempatku lahir adalah “kampung halaman”, bukan
“desa halaman”. Tapi, debat semacam ini tidak perlu sama sekali.

24
25

Tempatku dilahirkan
Tempat kali pertama
Kukenal persahabatan.”

Depot kopi masih yang dulu


Masih ramai cakap pengunjung
Namun wajah tampak membeku.
Bagai ada yang terkurung
Kelompok satu, kelompok lain
Tak bagai kapas dengan kain.3
Seperti dipisah dinding tinggi
Mereka di sana, kami di sini.4

Pantai masih seelok dulu


Ramai pengunjung bersapa
Tapi serasa ada yang kelu
Tak lepas lagi tawa dan canda.
Ada kaum mereka, ada kaum kami5
Serasa ada aura yang membatasi.
Sebuah permusuhan yang tersembunyi.

Ia mencari grup sepuluh


Sobat lama dalam tawa dan keluh.
Berkumpul bergelut di beranda mesjid
Berlari-larian di halaman gereja.
Tapi di mana kini mereka?

Terdengar kabar bagai halilintar


Grup sepuluh telah berpencar
Sahabat masa kanak-remaja

3 Ada larik puisi Abdul Hadi WM yang berbunyi: “…/kita begitu dekat/bagai kain dengan kapas/
aku kapas dalam kainmu//”. Aslinya, puisi ini pastinya mengacu pada Tuhan, karena judulnya
“Tuhan, Kita Begitu Dekat”.
4 Darta teringat lagu Broery, “Aku Begini, Engkau Begitu”.
5 Fuad Hassan, menteri Pendidikan zaman Orde Baru, menulis mengenai bahaya sikap semacam
ini dalam disertasinya Kita & kami: An analysis of the basic modes of togethernesss. Jakarta:
Bhratara (1975).

• Sahur Hari Ketujuh


26

Tak lagi bertegur tak lagi bersapa


Sebagian sini, sebagian kelompok sana.

Sia-sia ia kumpulkan mereka


Bersepuluh duduk semeja
Tapi saling tolak di jiwa
Memang bercakap seperti biasa
Tapi kaku saling curiga.6

Bertambah kios, mall, pertokoan


Tapi ke mana perginya keakraban?
Mengapa hilang kehangatan?
Ada apa di kampungku tercinta?
Ia terpana, cari tahu, cari data.

Di atas meja terkumpul cerita


Sudah sepuluh tahun lamanya
Banyak senior pulang rantau
Tak kurang juga para pendatang
Adakah mereka yang bikin kacau?

Mereka beri ceramah agama


Pelatihan politik dan bentuk negara
Menanam pemimpin biar berbunga.

Dia datangi semua


Pelatihan politik, ceramah agama,
Ia ikuti dengan disiplin
Bahkan dijumpainya para pemimpin.

Di musala, ia duduk, menjelang senja


Ia selam-renungi segala
Menggali belukar hingga ke akar.
Pelan-pelan semua terbongkar.

6 Sebagian dari mereka ternyata ada yang rusak gereja, dan ada yang serang masjid.

Jiwa yang Berzikir


27

Agama memang mencerahkan.


Tapi di tangan si kurang pengetahuan
ia justru membuat perpecahan7

Politik memang suci


Tapi jika salah visi,
ia justru benihkan benci.8

Pemimpin itu menyatukan.


Tapi jika kurang keikhlasan,
Ia justru bahaya, bikin karam.9

Kaum cendekiawan memang menumbuhkan


Tapi jika tiada cinta, Ia justru membikin buta.10

7 Dalam setiap masyarakat, peran seorang pemimpin formal (dalam pemerintahan) ataupun
informal (di luar pemerintahan) sangat penting. Pengaruhnya ikut membentuk bulat dan
lonjong masyarakat. Sangatlah celaka sebuah bangsa jika bangsa itu dipimpin dan diarahkan
oleh ia yang tak memiliki pengetahuan yang cukup, atau kompetensi yang memadai. Lalu
dengan pengaruhnya, iamemberi arah yang salah, yang justru membawa masyarakat menjadi
buruk. Dalam bahasa metaforik, karena tidak kompeten, ia “mengharamkanapa yang halal, dan
menghalalkan apa yang haram.” Apa lagi memaksakan visinya yang salah itu dengan kekerasan:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah
Allah halalkan bagikamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas (Q.5: 87).
8 Akan celaka pula sebuah bangsa, jika pemimpin itu secara sadar ataupun tidak memberikan
masyarakat sebuah orientasi yang salah, yang dikiaskan “menyembah tuhan-tuhan kecil,” yang
bukan jalan kebenaran. Orientasi yang salah itu dikiaskan dengan kompetitor Allah sebagai
pelindung. Katakanlah: “Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan
langit dan bumi. Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang
kali pertama menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang
musyrik” (Q. 6: 14).
9 Akan celaka pula satu bangsa yang mengkultuskan pemimpinnya, seolah dewa yang tak
bisa salah, dan mensejajarkannya seperti rasul Tuhan. Apalagi jika pemimpin bukan jenis ia
yang memberikan pencerahan atau “kabar gembira.” Dan tidaklah Kami mengutus para rasul
itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang
beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
pula mereka bersedih hati (Q.6:48).
10 Lebih celaka lagi sebuah bangsa jika pemimpinnya tahu apa yang benar, lalu memanipulasinya
untuk kepentingan lain. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan
ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik (Q. 6: 49). Sebenarnya Perubahan bisa
dikerjakan jika ada individu yang mampu dan berani menyatakan apa yang benar. Ia tak
takut pada kekuasaan manusia sehebat apa pun sistem kekuasannya. Itu sangat terbantu, jika
individu meyakini, di atas kekuasaan manusia yang paling berkuasa sekalipun, hadir yang maha
kuasa, yang adil dan maha mengetahui. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-
Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui (Q. 6: 18).

• Sahur Hari Ketujuh


28

“Kampungku yang kucinta


pujaan hatiku
tempat ayah dan bunda
dan handai taulanku.”

Darta memang kembali pulang


Tapi kampung halaman tersayang,
Sudah tiada, sudah menghilang.***

Mei 2018

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari Kedelapan
Lepas dari Bom, Kupanggil Nama-Mu
dalam Hening1
Denny JA

Subuh hari itu, Aku hijrah ke sunyi


Sesuatu yang lembut Tumbuh di hati
Kalahkan hingar-bingar bom dan senapan
Barang-barang mahal yang bikin kerusakan.

Subuh hari itu, Aku hijrah ke sunyi.

Sepuluh tahun mengembara


Dengan jiwa menggelora
Meledakkan bom di sini
Muntahkan peluru di sana
Berjatuhan orang mati
Adakah aku bahagia tertawa?

Akulah Anak muda membara


Dibakar habis ghirah agama

1 Puisi esai mini ini diinspirasi oleh dialog saya dengan Juz 9, Q. 6: 111 - Q.7: 87

29
30

Allahu Akbar!
Allahu Akbar!!!
Bumi Thogut kan kubakar!

Allahu Akbar!
Allahu Akbar!!!
Berulang aku pekikkan
Dengan air mata
Tapi penuh amarah
Ingin mengubah sejarah.
Dibakar cita-cita
Memeluk surga.

Subuh hari itu, Aku hijrah


ke sunyi. Saat jiwa mulai bimbang.
Benarkah ini jalan yang lempang?
Jalan lurus orang yang pasrah

Jika Tuhan jadi sinarku,


mengapa hatiku tak teduh?
Terus-menerus meragu
Bagai pesakitan sedang tertuduh?

Jika agama jadi kiblatku,


mengapa aku penuh cemburu?
Penuh amarah tak menentu?
Jika yang kucari kebenaran dan maslahat,
mengapa banyak kerusakan yang kubuat?

Subuh hari itu, Aku hijrah ke sunyi.

Saat itu aku dalam pelarian


Di hening fajar terdengar Quran:

Jiwa yang Berzikir


31

“Berdoalah kepadaTuhanmu,
dengan suara yang lembut.” 2

Ya Allah, hati ini serasa berkabut


Senyap meresap langsung ke hati
Hati bergema, waktu berhenti

“Berdoalah kepada Tuhanmu


dengan suara yang lembut.”

Seperti berulang tak sudah-sudah


Seluruh diriku bagai terebut
Air mata bersujud di atas sajadah.

“Berdoalah kepada Tuhanmu


dengan suara yang lembut.”

Ya Allah, kau dengar doa yang lembut


Sedang hidupku penuh kekerasan
Adakah bom dan amarahku Kau sambut,
Sedang Engkau demikian Rahman?

Subuh hari itu, Aku hijrah ke sunyi.

Pengalaman lama kubuka pelan-pelan


Bertapa diriku hanyalah umpan
Serasa berperang, serasa melawan
Sampai jauh ke Afganistan.3

2 Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang terbiasa menyerang. Q.7: 55
3 Saat di Afganistan, ia dilatih merakit bom, menyebar ketakutan. Seorang guru dengan roman
penuh wibawa meyakinkan aku bahwa Ini perintah Agama, bahwa Surga menanti, dan aku
percaya saja.

• Sahur Hari Kedelapan


32

Jangan-jangan Ini politik belaka


Permainan kuasa para raksasa.4

Ampun ya Allah, hamba mengeluh,


Berapa banyak, atas nama-Mu, telah kubunuh?
Atas nama-Mu, kucabut nyawa
Anak-anak yang tak berdosa.

Subuh hari itu, Aku hijrah


Menjauh dari hiruk-pikuk sejarah
Tinggalkan segala, berdiam di desa
Menanam sayur dan palawija
Berganti badan berganti jiwa.
Diam-diam menyebar kebajikan5
Tak ngotot jadi pahlawan
Enggan berdekat yang meragukan.

Subuh hari itu, Aku hijrah ke sunyi.


Kuseru nama-Mu dengan lembut
Gundah dan amarah tak ada lagi.
Hidup dan maut saling berpaut
Sebening malam sekudus pagi.

Tuhanku, aku berdoa pada-Mu


Dengan suara yang lembut.
4 Beredar aneka video dari banyak politisi Amerika Serikat. Salah-satunya dari Hillary Clinton.
Ujarnya, Amerika ikut menciptakan Alqaedah dan ISIS dalam rangka geopolitik pertarungan
melawan Uni Sovyet. Amerika tak ingin Sovyet kuasai Asia Tengah. Ajaran Wahabipun
didayagunakan. Para pejuang Islam direkrut dari aneka negara ke Afganistan. Agar mereka
militan, dibuat kesan bahwa semua itu perintah agama. Pidato pengakuan Hillary dalam
konggres Amerika Serikat bahwa mereka yang membiayai pasukan yang kini dituduh ibu dari
para teroris, bisa dilihat di https://youtu.be/CAv1E-ss8I
5 Ketenangan hidup dan keteduhan hati itu buah dari prilaku yang benar. Prilaku yang benar itu
buah dari pikiran yang benar. Prilaku dan pikiran yang benar dalam Islam dikiaskan dengan
tidak melakukan dosa yang nampak ataupun yang tersembunyi. Apa itu dosa? Itu adalah pikiran
(tersembunyi) dan prilaku (nampak) yang melawan prinsip kebajikan asasi. Tidak melakukan
dosa itu inti sari ajaran moral agama. Begitu keras perintah tak melakukan dosa, sehingga
digambarkan akan diberi ganjaran yang pedih bagi tindakan dosa itu. “Dan tinggalkanlah dosa
yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan
diberipembalasan disebabkan apa yang mereka telah kerjakan. Q. 6: 120.

Jiwa yang Berzikir


33

Diri yang rendah ingin bertamu


Sudilah kiranya hamba Kau sambut.

Subuh hari itu,


Aku hijrah
ke sunyi.

Mei 2018

• Sahur Hari Kedelapan


Sahur Hari Kesembilan
Obor Terus Nyalakan1
Denny JA

Aku masih bocah, masih kuingat api


Yang dinyalakan kakek di hati ini:
Jangan pernah padam, anakku.
Bertahanlah lebih lama lagi.

Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan


ada umat yang memberi petunjuk dengan hak,
dan dengan yang hak itu (pula)
mereka menjalankan keadilan.2

Aku masih bocah, banyak tak kumengerti


Mengapa kami beda sendiri,
Mengapa banyak polisi, sering menginterogasi .

1 Puisi esai mini ini diinspirasi oleh dialog saya dengan Juz 9, Q.7:88 - Q.8: 40
2 Q. 7: 181

34
35

Aku masih bocah, Ibu bilang, Kakekmu pejuang,


Ayah juga pejuang, Maka aku harus juga
jadi pejuang. Tapi aku tak mengerti.

Ayah masuk penjara3


Aku tumbuh dewasa4
Karena ada yang tetap tak menyerah
Bahkan sebuah negara bisa berubah.5

Kukenang masa kanak. Masih kuingat api


Yang dinyalakan kakek di hati ini:
Jangan pernah padam, anak-cucuku.
Bertahanlah lebih lama lagi.***

Mei 2018

3 Aku sempat goyah, Ayah ditawari harta juga kuasa jika menyerah. Aku bertanya pada ibu,
“Sampai kapan?” Ibu hanya mengingatkan akan pesan kakek, sambil menekankan bahwa
jika tak adil, tak ada kuasa yang perkasa. Aku sempat goyah walau tetap bertahan lebih lama.
Semua rekan, bahkan yang terkuat dalam barisan tetap dipatahkan. Ini kuasa terlalu perkasa,
maka sempat aku berpikir untuk menyerah. Dengan ikut penguasa, ada iming-iming jadi kaya.
4 Aku baru mengerti ternyata kakek seorang tokoh pejuang melawan rezim, menuntut keadilan
menentang kezaliman, begitu juga ayah. Tiba-tiba masa itu tiba, suatu peristiwa tak terduga
yaitu jatuhnya penguasa. Ayah keluar penjara. Kupeluk Ayahku. Seperti Kakek dulu, tubuh ayah
demikian kurus, menahan derita, dan ada obor menyala di mata keduanya. Oh, ya, kakek wafat
20 tahun lalu. Ayah bebas setahun lalu. Aku semakin dewasa, semakin mengerti hukum dunia.
5 Baik dan buruk merupakan unsur tetap setiap peradaban. Mereka yang merusak tak akan pula
bertahan selamanya. Segera muncul perlawanan dalam masyarakat. Sekuat apa pun kejahatan,
yang dikiaskan dengan “mendustakan ayat-ayat kebenaran,” ada waktunya ia dikalahkan. Dan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan
berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Q 7: 182

• Sahur Hari Kesembilan


Sahur Hari Kesepuluh
Teroris itu Kakakku1
Denny JA

Dada ini gempar, kaki gemetar


berita menyebar, bagai halilintar
menyambar jantungku:
Ada teroris sedang diburu.
Aku tersentak, dia abangku!2

Abangku kini dicari


Hidup atau mati!

Mungkinkah ini? Benarkah?


Betapa mungkin dia berubah?
Terkenang aku saat kami bocah.
Aku tergelincir jatuh di sawah,
tergores batu berdarah luka.

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi, dan diinspirasi dengan prinsip di Juz 10 Al-Quran,
Q. 8:41- Q.9: 92
2 Polisi menyimpulkan bahwa dalang di balik tiga kejadian—Bom di gereja, ledakan kantor
polisi, dan teror di mall—adalah abangku, Santoso. Diberitakan bahwa dialah dalang di balik
kematian belasan warga sipil, aparat tingkat rendahan, dan bocah tak berdosa.

36
37

Santoso, abangku, segera menolong


Sampai ke rumah aku digendong.
Masih kuingat hangat bisiknya,

“Jangan menangis adikku sayang


Pindahkan sakitmu ke diri Abang”

Tak bisa kulupa saat sekolah


Saat ujian kimia dan sejarah
Aku laporkan kepada guru
Mereka yang mencontek teman sebangku.
Pulang sekolah aku dicegat
Lima anak, wajahnya jahat
Mengeroyok, memukul, menendang
Sendiri kulawan tak mungkin menang.
Santoso, abangku, datang menerjang
Satu lawan lima dia tak gamang.

“Sejak ayah kita tiada


Adik biar Abang yang jaga.
Abang luka tak apa-apa.”

Santoso, abangku, sabar mengalah3


Relakan aku yang bersekolah
Meniti cita-cita sekolah tinggi
Hendak menjadi perwira polisi.

Tiba-tiba, entah mengapa,


Santoso hilang dari rumah
Lima tahun sudah, penuh rahasia
Katanya mengemban tugas mulia.

3 Sejak usia sepuluh tahun, Santoso memilih tinggalkan sekolah untuk bekerja membantu ibu
menghidupi keluarga. Dialah yang membiayai sekolahku. Bagiku Santoso tak hanya abang, Ia
pelindung, guru, dan cahaya hatiku. Pembelaan dan rasa sayangnya padaku terasa hingga ke
sumsum tulang. Sepekan sekali ia mengajak aku ke gua dekat hutan. Ia sering duduk sembunyi
di sana. Katanya, itu rumahnya yang kedua.

• Sahur Hari Kesepuluh


38

Santoso, abangku, tiada berkabar


Kecuali sekadar berita samar
Katanya ia ke Afganistan
Katanya berjuang diajak teman.

Hingga kini aku dihadapkan


Kenyataan pahit tiada terlawan.
Ada teroris harus kuburu.
Aku menangis, dia abangku!

Ya Allah, mengapa harus ujian ini


Kau luluskan impianku jadi polisi
Sungguh kuingin menjaga negeri
Tapi dia abangku sendiri?

Ini hari ketiga.


Aku tenggelam dalam doa.
Remuk rasa tiada rupa,
Aku harus bagaimana?

Pelan-pelan menyusup ke hati


Pesan di lembaran kitab suci.

Berpihaklah pada yang adil


Ikatkan batin pada yang benar
Lampaui ikatan darah, jika batil
Bertindak lurus, meskipun sukar. 4

4 Ikatan batin individu pada keadilan dan kebenaran haruslah ikatan yang paling kuat. Ikatan itu
bahkan harus mengalahkan ikatan batin keluarga sedarah. Begitu kuatnya ikatan batin individu
kepada keadilan dan kebenaran sehingga kita diharuskan mengambil jarak dengan bapak dan
saudara kandung jika mereka tak adil dan membawa keburukan. “Wahai orang-orang yang
beriman! Janganlah kamu menjadikan bapak-bapak kamu dan saudara-saudara kamu sebagai
orang-orang yang didampingi jika mereka memilih kufur dengan meninggalkan iman; dan sesiapa
di antara kamu yang menjadikan mereka orang-orang yang didampingi, maka merekalah orang-
orang yang zalim.” Q. 9: 23.

Jiwa yang Berzikir


39

Abangku, Santoso, maafkan aku


Di hadapan bencana tak bisa menunggu
Seisi negeri ini pun kerabatku.
Harus kuhentikan aksi-aksimu.

Subuh itu, kubawa pasukan


Menyelinap sigap dan diam-diam
Menyergap ke dalam gua rahasia
Gua masa kanak kita berdua.

Santoso, abangku, ternyata di sana


Di dalam gua dengan siaga
Aku dan dia berhadapan mata.

Kuancam kubujuk agar menyerah


Tapi Santoso tak mau sudah.
Meski tak mau ia tembak aku
Ia habisi teman-temanku seregu.

Oh detik-detik yang terkutuk!


Detik-detik saat kutarik pelatuk.
Santoso, abangku, jatuh tersungkur
Tewas di antara rekanku yang gugur.

Ayah, ibu, salahkah aku?


Maafkan, Abang, peluru adikmu.
Ya Allah, tunaikah sudah pesan-Mu?
Jangan biarkan hambamu termangu.

Fajar merah, langit merekah.


Hatiku malang bagai tercacah.

Mei 2018

• Sahur Hari Kesepuluh


Sahur Hari Kesebelas
Lalu Mereka Sholat Jumat di Gereja
Denny JA

Entah kini ada dimana


Khotbah indah seharum bunga
Yang ramah hangat menyatukan
Merekatkan persamaan
Merayakan perbedaan.

Masih terdengar,
Orang terusir dari rumah
Tempat ibadah dibakar
Karena beda agama beda syariah.

Lalu kami harus bagaimana lagi


Ini keyakinan tertanam di hati
Dijamin penuh oleh konstitusi
Mengapa kami dipersekusi?”

Kemarahan disebar siang malam


Rumah ibadah terbakar kuratapi

40
41

Berlomba-lomba dalam permusuhan


Kulihat anak-anak mengungsi.

Entah kini ada dimana


Khotbah indah seharum bunga?
Kini yang tinggal khotbah berduri
Menebar amarah dan benci.

Adapun fatwa para Nabi


Untuk berlomba dalam kebaikan
Dengan brutal telah diganti
Berlomba-lomba dalam permusuhan.

Di negeri yang dulu damai ini


Siapakah gerangan yang begitu tega
Membuat dinding tebal dan tinggi
Dari tembok-tembok curiga
Berjendela iri dan dengki?

Maka akupun pergi


jelajahi negeri-negeri
Tuhanku yang Maha Suci
Kuatkan kembali iman ini.

Akupun bertemu dunia berbeda


Di negeri sana, Yahudi dan Kristen
Bersatu bersama lindungi Muslim1

1 Warga Kristen dan Yahudi Kanada melindungi penduduk Muslim yang sedang salat Jumat.
Mereka membentuk barisan yang disebut “Cincin Perdamaian.” Orang-orang saleh di setiap
agama perlu bersatu untuk kebajikan, melawan kelompok yang memecah belah. Warga Yahudi
dan Kristen Lindungi Muslim Salat Jumat... - International Sindo news https://international.
sindonews.com › read

• Sahur Hari Kesebelas


42

Di negeri situ, dengan lega


Kaum Muslim Salat Jumat di Gereja2

Di ujung sini, Muslim berikan rumah


Lindungi Kristen yang dianiaya.3

Di ujung sana, Kristen dan Muslim


Bersama bersuka membangun mesjid.4

Bukankah sudah sepatutnya


Bersatu orang saleh apa pun agama?
Meski keyakinan memang berbeda
Bukankah punya tugas yang sama?5

Gerangan di mana para cendekia?6


Adakah larikan diri dari kaum papa

2 Sholat Jumat di Gereja (Church of Epiphany) di Washington DC, Amerika Serikat. Komunitas
Yahudi dan Kristen membangun solidaritas berbagi tempat ibadah. Mereka beragama tak
hanya untuk pemeluk agamanya, tapi keadilan dan kebaikan untuk semua. https://www.
voaindonesia.com/a/sholat-jumat-di-gereja-epiphany-wujud-kerja-sama-antar-umat-
beragama-/3903048.html
3 Tak hanya komunitas Kristen dan Yahudi yang melindungi Muslim. Di tempat lain, warga Muslim
juga melindungi warga Kristen yang menjadi korban kekerasan karena keyakinannya. A Muslim
landowner in the Philippines took in Christians to protect them from Islamist ...www.latimes.com ›
world › asia › la-fg-...
4 Tak hanya di luar negeri, di kota Tual Maluku, yang pernah koyak karena konflik primordial,
tetap hidup Muslim dan kristen yang bersama membangun mesjid. Di Kota Tual, Muslim dan
Kristen Bangun Masjid Bersama-sama - Madina Onlinewww.madinaonline.id › Bina-Damai
5 Bagi yang sudah teguh pendirian dan sikap hidup, apalagi bagi pemula, penting untuk
berkumpul dengan mereka yang memiliki kecenderungan baik, orang- orang saleh. Yang baik
menularkan hal baik. Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar (Q. 9: 119).
6 Penting bagi setiap komunitas besar (bangsa, negara) memiliki para cendikia yang berwibawa
dan didengar. Para cendikiai tu bukan saja memiliki pengetahuan yang lebih secara keilmuan.
Yang lebih penting, mereka mempunyai komitmen dan pengaruh menjaga moralitas
masyarakat. Walau turun naik, namun keadilan dan apa yang benar, perlu terjaga. Sebuah
negara atau bangsa atau kekuasaan tak boleh kehilangan orientasi dan spirit itu. Tidak
sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (Q. 9: 122).

Jiwa yang Berzikir


43

Dari kaum menderita dan teraniaya.


Lalu berlomba merapat ke harta?

Entah kini ada di mana


Khotbah indah seharum bunga?

• Sahur Hari Kesebelas


Sahur Hari Kedua Belas
Akan Bubarkah Negaraku?1
Denny JA

Ya Tuhan,
Jangan bubarkan ini negeri2
Cukup sekali saja kualami
Sebuah daerah memisahkan diri.3

Aku lahir di tanah ini


Wafatku juga semoga di sini.
Di bumi yang tak berganti nama
Bumi pusaka Indonesia.

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi dan mengambil inspirasi dari Juz 12 Alquran, Q.11:
56- Q.12: 52, terutama tema pelajaran dari kisah para Rasul.
2 Paul Kennedy menulis buku penelitian tentang timbul dan tenggelamnya peradaban besar:
The Rise and Fall of The Great Powers https://en.m.wikipedia.org/wiki/The_Rise_and_Fall_of_
the_Great_Powers
3 Ketika Timor Leste pisahkan diri, aku hidup di daerah perbatasan. Ikatan keluarga tercerai hanya
karena keputusan penguasa. Kakakku di negeri sana, aku dan Ayah di negeri sini, berhadapan
angkat senjata. Karena kakakku yang duluan menyerang ayah, terpaksa kubunuh kakakku
sendiri. Politik bisa membutakan hati dan ribuan manusia mati. Yang dulu hidup berkawan, kini
bermusuhan.

44
45

Di gempar berita, di riuh kabar


Diduga ini negara akanlah bubar4
Karena buruknya tata kelola5
Aku gemetar di resah doa.

Ya Tuhan, Jangan bubarkan ini negara.6


Jasadku, sukmaku, cintaku,
sepenuhnya berdiam di sana.

Mei 2018

4 Seorang ahli politik internasional memprediksi Indonesia akan bubar di tahun 2030 yang
dituliskannya dalam novel Ghost Fleet. Lihat: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Ghost_Fleet_
(novel)
5 Kuteringat pesan kitab suci: “Dan semua kisah Rasul yang kami ceritakan padamu agar menjadi
peringatan dan menjadi pelajaran bagi orang beriman”. Kudalami kisah Rasul, kugali sejarah
mengapa sebuah kaum ditinggikan atau dimundurkan; mengapa pemimpin dipuja atau
dicampakkan. Sejarah adalah sebuah kuburan raksasa. Yang dulu kuasa, mudah saja rontok.
Pemimpin yang pernah dipuja, akhirnya dicampakkan. Uni Sovyet yang menguasai separuh
dunia, ternyata kini tingal sejarah.
6 Aku berdoa: Jagalah pemimpin agar cukup pengetahuan; jagalah pejabat agar peka keadilan.
jagalah kaum cendekia agar membela yang benar, satukanlah orang orang saleh dari semua
agama untuk bersama mencari kemasyalahatan.

• Sahur Hari Kedua Belas


Sahur Hari Ketiga Belas
Robohnya Penguasa Kami1
Denny JA

Sebuah surat dunia maya


Di pesan pribadi kuterima
Berkisah tentang penguasa
Yang roboh di negara tetangga.

Pengirimnya teman sejoli


Kubaca dengan hati:

Sahabat, tengoklah negeri kami


Kecuali mengubah kelinci jadi merpati
Atau berharap mawar jadi melati
Politik bisa mengubah wajah negeri.

Tengoklah negeri kami


Enam puluh tahun kokoh berdiri

1 Puisi esai mini ini dialog dengan situasi, dan diinspirasi satu prinsip dalam Juz 13 Alquran

46
47

Partai kuasa tak henti-henti2


Kini bagai janda ditinggal mati.

Tak ada yang lebih kuat


Dibanding kemarahan rakyat.
Jika keadilan terluka
Ia bisa bangunkan raksasa.3

Dua musuh bebuyutan


Satu di tahanan4, satu merdeka5
Kini bersalaman, menjalin harapan
Dan yang konon mustahil pun tercipta.

Tak ada yang lebih kuat


Dibanding kemarahan rakyat
Jika keadilan terluka
Ia bisa bangunkan raksasa

Sebuah negeri tengah sakit


Benarkah rakyat tiada arti?
Suatu kaum telah bangkit
Mengubah dirinya sendiri.6

2 Sebelum tahun 2018, Barisan Nasional, koalisi beberapa partai, selalu memenangkan pemilu
dan berkuasa sejak Malaysia merdeka. Setelah sekian lama berkuasa, makin lama makin tak
peka dan korupsi merajalela. Tapi karena partai raksasa sekaligus berkuasa, maka selama 60
tahun bertarung tak pernah kalah.
3 Pejuang bangkit, pemikir bangkit, seniman bangkit, ulama bangkit, pengusaha bangkit, rakyat
bangkit. Membentuk barisan. Jika sudah begini, siiapa bisa melawan?
4 Anwar Ibrahim, tokoh yang bertahun-tahun lama di penjara dan dinista, kini sudah bebas.
Berdasarkan kesepakatannya dengan Mahathir Muhammad, Anwar Ibrahim akan menerima
tongkat estafet menjadi Perdana Menteri Malaysia.
5 Mahathir Muhammad, mantan Perdana Menteri Malaysia serta Ketua Barisan Nasional
memutuskan untuk pensiun. Namun, melihat situasi negerinya, ia tampil kembali dan ikut
pemilu. Dengan usia 92-93 tahun, ia tercatat sebagai tokoh tertua yang terpilih dalam pemilu
sepanjang sejarah.
6 “...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.13: 11). Ayat Ini sangat populer. Bung Karno acap
kali mengutip ayat ini untuk membangkitkan semangat revolusi kemerdekaan Indonesia.

• Sahur Hari Ketiga Belas


48

Sejarahpun berubah
Penguasa negeri, roboh sudah
Tak ada yang lebih perkasa
Dibandingkan bangkitnya raksasa
Dari keadilan yang terluka.

Sebuah surat dunia maya


Kuterima dari Malaysia
Tapi ini yang takkan kulupa:

Jika keadilan terluka


Segera bakal bangkit raksasa
Lebih kuat dari penguasa7

Mei 2018

7 Hal tersebut memang merupakan Sunnatullah. Sunnatullah itu kepastian peristiwa karena
diyakini sebagai hal yang sudah ditetapkan Allah, misalnya hukum alam dan hukum besi dunia
sosial.

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari
Keempat Belas
Suara Sang Guru1
Denny JA

Di kawasan kotor berlumpur


Dapat tumbuh teratai putih,
Suci dan bersih.
Di kumpulan amarah buta
Dapat tumbuh spirit cinta
Teduh dan mesra.

Darta terpana
Mendengar kisah Pak Tua
Ia berasal dari India.

Pak Tua kadang menyeka air mata


Di tahun 47, di awal perkara
Aku masih bocah tak tahu apa-apa

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi, dan diinspirasi oleh satu prinsip di Juz 14 Alquran

49
50

kala negara pecah jadi dua.


Satu Pakistan satu India.2

Aku di sana kala itu


Digendong Ayah dituntun Ibu.

Sejuta muslim pergi ke Barat


Penuh harapan membentuk Pakistan.
Sejuta Hindu pergi ke Timur
Penuh impian India makmur.

Lelah dan lapar, massa berpapasan


Hidup tak pasti, marah campur benci.
Satu seruan, dan merekapun tawuran.

Semua lawan semua


Semua bunuh semua
Nyawa melayang berjuta.

Aku dengar banyak suara


Rintih tangis dan ratapan
Lalu gelap, tak lagi kuingat.
Bumi fana dalam sekarat.

Setelah dewasa aku mengerti


Apa kiranya yang terjadi
Masih membekas di luka hati
Dan kusimak kisah yang ini.

Seorang Ayah beragama Hindu


Datang menghadap Guru:

2 Berpisahnya India dan Pakistan di tahun 1947 diwarnai migrasi jutaan penduduk. Migrasi ini
tercatat paling besar dalam sejarah. Ia migrasi yang sektarian pula: Muslim ke satu wilayah.
Penganut Hindu ke wilayah sebaliknya.

Jiwa yang Berzikir


51

Bapuk, jiwaku celaka


Anakku satu-satunya
Mati terinjak di sana
Maka kubunuh pula
Bocah muslim entah siapa.
Pokoknya mata balas mata.

Tapi kini batinku tersiksa


Mimpi dan jaga dikejar dosa.
Selamatkan jiwaku, guru3
Harus bagaimakah aku?

Sang Guru lama membisu


Kepedihan menyergap kalbu
Airmata menetes satu-satu
Akhirnya menjawab tanpa ragu.
Carilah bocah muslim sebaya anakmu
Sayangi dia sepenuh kalbu.
Didik sebagai Muslim, jangan kau ganti
Meski dirimu Hindu sejati.

Tapi bapuk, Muslim musuh kita


Mereka dan kita beda agama.

Jika ingin sucikan Jiwa


Batinmu mesti ditanami cinta
Ambillah Muslim ke dalam rumahmu
Sayangi dia sebagai anakmu.
Segala yang beda di alam semesta
Satu semata bagi sang cinta.
Demikian Sang Guru berfatwa.

Ayah itu mencari Muslim piatu


Tak dididiknya sebagai Hindu

3 Petikan percakapan terkenal Mahatma Gandhi

Sahur Hari Keempat Belas


52

Ia sayangi sepenuh hati


Diberinya ia guru mengaji.

Si bocah bertanya setiap waktu


Mengapa tak boleh menjadi Hindu
Seperti Ayah seperti Ibu.

Tapi si Ayah menjawab santun


Itulah agama ayahmu almarhum.
Tumbuhlah menjadi Muslim sejati
Kelak engkau akan mengerti.

Kini aku memang mengerti


Harkat manusia yang tertinggi
Bukan yang kuasa dan banyak harta
Tapi yang tebarkan benih cinta.4

Karena akulah si bocah itu


Anak Muslim di keluarga Hindu
Bukankah ini sebuah keajaiban
Dalam kasih kuraih masa depan.5

Darta terguncang Darta terpana


Pak Tua itu telah lama pergi
Tapi kisahnya jadi permata.
Bersinar gemilang di dalam hati.

Mei 2018

4 Kini usiaku sudah tua. Sudah kutemui banyak manusia, tapi yang paling mulia di antara semua
manusia adalah dia yang tumbuhkan benih sukma. Maka, jangan berikan hormat ekstra kepada
mereka yang berkuasa atau yang banyak harta, tapi kepada mereka yang memperjuangkan
keadilan, kebenaran, kepada orang yang beriman. Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan
pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa pasangan di
antara mereka. Berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman (Q.15: 88)
5 Aku tumbuh jadi saudagar sukses, dan bahkan kemudian diangkat jadi pejabat. Aku tetap
Muslim dan menyayangi ayah-ibu angkatku yang Hindu, yakni keluarga Hindu yang mendidikku
tetap Muslim.

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari
Kelima Belas
Esok Pagi, Tetap Tak Pasti1
Denny JA

Dapat kuprediksi gerhana matahari


Yang kan terjadi seribu tahun lagi
Tapi tak bisa kuduga sama sekali
Peristiwa yang terjadi esok hari.

Walau seluruh samudera


Kau ubah jadi tinta
Tetap tak bakal kau kuasa
Mengungkap rahasia

Wanita separuh baya itu


Terus saja berkata
sambil menyeka air mata
Dari luka yang menganga

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi, dan diinspirasi oleh satu prinsip dalam Juz 15
Alquran, Q.17: 1 - Q.18: 74

53
54

Darta terdiam mendengarkan


Wanita itu usianya limapuluhan
asal Amerika, seorang ilmuwan.

Ini ironi, ujarnya lagi


Sains membawaku terbang tinggi
Kutahu pasti gerhana matahari
1000 tahun dari masa kini2.

Tapiku tak tahu apa yang terjadi esok pagi


Ya Tuhan, siapa duga kekasihku akan mati
Baru saja bayiku bayiku, sehari sebelumnya
dan suamiku ingin di rumah saja
Ia sepenuhnya hadir menjaga.
Tapi kuminta ia bekerja seperti biasa.

Selang tak lama, tiba berita


Berita terheboh bagi dunia
Pesawat udara menabrak menara
Teroris masuk ke Amerika
Tapi siapa bisa menduga?
Bagaimana bisa?
Ini terjadi di pusat dunia
Hilang ribuan nyawa3
Dalam sekejap saja.

Suami tak kembali


kunanti berhari- hari
Kini puluhan tahun sudah
Bahkan tak ditemukan jenazah

2 Ialah tanggal 26 April tahun 3000, dan terjadi di Amerika Selatan, Samudra Atlantik, dan di
Afrika Utara.
3 Ribuan keluarga Amerika kehilangan mereka yang dicintai akibat satu tragedi terorisme
terbesar abad ini: 911 https://abcnews.go.com/amp/US/love-lost-911-spouses-reveal-partners-
knew/story?id=41944315

Jiwa yang Berzikir


55

Hingga putriku tumbuh remaja


tanpa pernah kenal Ayahnya.

Dan duka ini, luka ini


Sungguh sangat ingin kulupa
Tapi ia kokoh bertahta
Bertahun-tahun tak mau pergi.

Darta hanya terdiam


Beku tak berkata.
Hidup yang fana
Apa yang tersisa?

Dapat kuprediksi gerhana matahari


Yang kan terjadi seribu tahun lagi
Tapi tak bisa kuduga sama sekali
Peristiwa yang terjadi esok hari.

Mei 2018

• Sahur Hari Kelima Belas


Sahur Hari
Keenam Belas
Cahaya Terkuat1
Denny JA

Dari kalangan anak jelata


Usia sepuluh aku kena lepra
Tak beribu tak berayah
Lantas dibuang bagai sampah.

Jika hidup itu sesia-sia ini


Tuhan, buatlah aku mati

Hampir serentak, mereka berteriak:


“Bukan kami kejam bukan sangar
Penyakitmu wabah menular
Bisa-bisa sekampung jadi mayit
Kalau penyakitmu sudah berjangkit.”

Sudah biasa sudahlah jamak


Anak-anak dikira tak punya hak
Orang sekampung pun menyepak
Menghalauku seperti ternak.

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi dan diinspirasi oleh satu prinsip dalam Juz 16
Alquran Q.18: 75- Q.20: 135
56
57

Akupun dilempar diam-diam


Biar berkumpul sesama lepra
Kulewati siang, kulewati malam
Dalam sepi, hampa, tanpa sapa.

Jika hidup itu sesia-sia ini


Tuhan, buatlah aku mati

Tiba-tiba datang dia, Bunda Theresa


Dipeluknya aku, diajaknya bicara
Di bola matanya kulihat taman bunga,
Langit biru, dan keluasan samudra.

Apakah dia malaikat?


Begitu hangat, tanpa keluh.
Semua kerabat dekat menjauh
Dia yang jauh justru mendekat.

Dia tinggal bersama kami


Di antara kemiskinan dan lepra
Nestapa kami dia temani
Disulapnya derita jadi cahaya.

Dengan sabar kami diobati


Diajak berkawan dan berbagi
Soal agama, doa, dan Tuhan
Yang pengasih, sumber harapan.

Aku pun sembuh dari lepra2


Sejak itu kuwakafkan hidupku
Bagi mereka yang merana
Apa pun jenis agama dan suku
Di belahan mana saja di dunia.

2 Penyakit lepra kini bisa total disembuhkan. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/


penyakit-kusta-bisa-sembuh/amp/

• Sahur Hari Keenam Belas


58

Karena sang putus asa


Dan Bunda Theresa
Dalam tulus tindakan
Mengajarku diam-diam:

Ketika hidup kelam gulita


Hanya cinta satu-satunya
Yang menjadi sumber cahaya3

3 Kutahu itu bukan dari buku tapi buah pengalamanku sendiri, yakni ketika aku minta mati.
Demikian pengakuan seorang ibu separuh baya asal India. Kisah ini terjadi di tahun 1985.
Mendengar kisah ini, Darta terpana. Disimaknya kisah itu dan Ia mulai mengerti dari mana
asalnya enerji yang membuat ibu itu dengan penuh dedikasi menyantuni yatim piatu,
menemani orang terbuang, siang malam. Jelas itu bukan kerja, melainkan cinta yang
mendunia. Cinta yang dajarkan semua agama. Cinta yang bersumber dari keluasan cinta Illahi.
Tumbuhkan diri menjadi orang yang beriman, beramal saleh dan membagi kasih sayang.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah
akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. Q.17: 96.

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari
Ketujuh Belas
Raksasa Itu Ambruk Jua1
Denny JA

Ketika pemimpi dikebiri


Dan yang berimajinasi
Tak lagi dihormati
Itulah batas akhir sebuah negeri.

Aku masih remaja,


Kala ayahku dipenjara
Kerap aku dibawa ibu ke sana
Mengobat rindu ayah pada anaknya.

Tahun berlalu musim berganti


Ayah masih di balik terali
Tubuhnya merapuh kurus sekali
Meski matanya tajam bernyali.

Ternyata penjara lebih kuat dari usia


Ayahku wafat di dalam sana.
1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi, dan diinspirasi oleh satu prinsip dalam Juz 17 Q.
21:1- Q.22:78

59
60

Saat aku tumbuh dewasa


Perlahan kupahami yang sebenarnya.

Darta hanya terdiam, terpana


Pak Tua itu, asal Rusia, terus bicara
Membuka lembar-lembar sejarah
Seperti ingin berbagi hikmah
Pahit getir tanah airnya.

Kata orang (dengan diam-diam)


Ayahku tak bisa dibungkam.
Mengabarkan segala luka rakyat
Di balik meja kuasa yang berkarat
Suara-suara dibungkam.
Dusta demi dusta dijejalkan.

Mereka yang berpikir bebas


Dibuat tak bebas, meranggas
Dalam penjara dan kerja paksa.
Hingga tiba masa tak lagi ada
Yang berani bersuara.

Di istana, tiada suara kecuali tawa.


Tapi di bawah sana, api membara
Menyebar ke seluruh tubuh negara
Lalu berkobar, negeripun terbakar.

Siapa bisa menduga,


Beruang merah perkasa
Barisan penguasa raksasa
Roboh tanpa aba-aba.

Negara raksasa,
besar tiada tara

Jiwa yang Berzikir


61

Tumbang dan bubar


Berpencar-pencar.2

Langit kelabu, di hari minggu


Kutemani Ibu dan termangu
Di makam Ayah. Berdoa.

“Sayangku, engkau tidak mati,


Andaipun mati, tidak percuma
Kau rawat sukma, kau jaga mimpi
Agar negara tetap berharga.
Para penguasa hilang dari peta
Menjadi duri bagi negeri.
Kau tinggalkan kami mimpi
Agar kehidupan bersemi kembali.”

Darta dan orang tua asal Russia


Terdiam memandang senja.
Alangkah ngeri nasib negeri
Yang tak hargai para pemimpi3.

Juni 2018

2 Uni Sovyet tak hanya sebuah negara, ia raksasa dengan kekuasaan yang mendominasi separuh
dunia yang disebut sebagai blok komunisme. Di tahun 1991, Uni Sovyet hilang dari sejarah.
Banyak wilayah yang dulu dikuasainya, kini berdiri sebagai negara nasional sendiri-sendiri.
Negara-negara yang berada di bawah pengaruhnya pun pada melepaskan diri dan berdiri
sendiri.
3 Yang dimaksud para pemimpi adalah mereka yang selalu menyuarakan keadilan. Walau sulit
dibayangkan bisa tegak di zamannya, namun mereka terus pelihara mimpi itu meski harus
berhadapan dengan kekuasaan dan meresikokan hidupnya. Para pemimpi ini pada dasarnya
mengikuti teladan dari para pemberi peringatan sebelumnya. Katakanlah: “Hai manusia,
sesungguhnya Aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kamu”. Q.22: 49

Sahur Hari Ketujuh Belas


Sahur Hari
Kedelapan Belas
Ia Mati Tapi Hidup1
Denny JA

Darimana datangnya api?


Terus menyala di balik terali
Dipenjara berkali-kali
Tapi Ia tegak lagi.

Dari mana sumber cahaya?


Bom meledak di beranda
Teror datang tanpa jeda
Tapi ia tak kunjung jera.

Hingga suatu hari


Dari tempat tersembunyi
Ada senapan berbunyi
Ia pun terkapar mati.

Rusuh seantereo negeri


Tak bisa lagi dilawan polisi

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan Juz 18 Alquran Q. 23:1- Q.25:20

62
63

Aku di sana, meratap.


Tak henti berdoa, berharap.

“Ya Tuhan, jangan ambil dia


Silahkan ambil nyawaku saja
Dialah mimpi dan harapan
Bagi kaum berkulit hitam.”

Aku masih muda, meradang


Mengamuk tiada tara, menerjang
Mati bagiku bukan penghalang
Kantor polisi kubakar
Tak peduli disebut makar.

Akhirnya semua reda


Ada pidato pimpinan negara
Konon segala tak terduga
Negara ikut bela sungkawa.

Pemimpi itu wafat sudah


Tapi matinya mengubah sejarah,
Gumam Pak Tua terbata-bata
Kulitnya hitam matanya menyala.
Dia orang Amerika.

Sebuah gagasan, ucapnya,


Bisa lebih perkasa dari negara
Jika sudah tiba waktunya.2

Dan lelaki ini, punya mimpi


Yang sepenuh jiwa ia yakini.
Walau seluruh dunia menuding
Walau kaumnya berpaling.

2 Ungkapan terkenal dari Victor Hugo, seorang sastrawan Perancis.

Sahur Hari Kedelapan Belas


64

Ia bilang punya impian.


Ucapannya berdentam
Lebih keras dari meriam:

“Aku bermimpi
Akan tiba masa
Warna kulit kita
Bukan tembok pemisah
Bagi sesama manusia.

Aku bermimpi
Akan tiba era
Kulit putih kulit hitam
Duduk sama tinggi
Di meja kemanusiaan.

Aku bermimpi
Tak bakal lagi manusia
Dinilai dari warna kulitnya”3

Kata-katanya seperti mantra


Hingga batinku tak henti berdoa:
Ya Tuhan, jika bisa, Hidupkan lagi ia.

Tapi akhirnya aku sadari,


Dia selamanya tak pernah mati
Karena segala mimpinya
Hidup berkobar di ini dada
Untuk selamanya.

Di malam hari,
Setelah Pak Tua itu pergi
Darta diam-diam mengaji:

3 “I have a Dream”, Pidato terkenal Martin Luther King, pejuang emansipasi kulit hitam yang mati
terbunuh.

Jiwa yang Berzikir


65

Yang suarakan ruh Ilahi,


JikaIa mati,
Ia tidak benar-benar mati.4

Mereka yang punya mimpi,


Meski mati, tak pernah mati
Karena yang dia tanam
Terus bersemi di jiwa insan.

Juni 2018

4 “Mereka kira dia gila. Padahal, sebenarnya dia sebenarnya membawa kebenaran kepada mereka,
dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu”. Q. 23:70

Sahur Hari Kedelapan Belas


Sahur Hari
Kesembilan Belas
Dia Menolak Menjadi Ra ja1
Denny JA

Di sebuah kafe, duduk berdua


Darta dan pria separuh baya,
Seorang Doktor ilmu sejarah
Yang gemar dalami hikmah.

Darta menyimak penuh gairah


Sambil mencoba menggali makna.
Doktor sejarah membuka kisah
240 tahun silam, di tanah Amerika.

Saat itu era negara kerajaan


Ucapnya tenang setengah bergumam.
Tokoh kita memimpin perang,
Dia menang gilang gemilang.

Diusirnya penjajah,
disatukannya bangsa

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi dan diinspirasi oleh Juz 19 Q.25: 21- Q. 27: 55

66
67

Hingga dengan megah


Menjadi bangsa merdeka.

Para tetua berkumpul, tukar pikiran


Mencari sosok sebagai kepala
Tokoh kitapun diminta menjadi raja
Karena tentunya berupa kerajaan.

Tapi ia menolak menjadi Raja2


Semua terpana, bertanya “mengapa?”
Karena sejarah telah bicara
Yang berkuasa selalu keluarga raja
Bagaimana rakyat bisa berdaulat
Kalau tahta beredar sesama kerabat?

Ia berkata: pemimpin negeri


Harus dipilih oleh kalian sendiri
Yakni orang yang kau anggap paham
Segala yang kalian harap dan impikan.

Tapi para tetua memaksa


Tangan, kaki, dan badan bangsa
Tak bisa berjalan tanpa kepala.
Engkaulah orang satu-satunya
Yang patut duduki singgasana.

Tokoh kita menolak jadi raja,


Ia hanya sanggup dan sedia
jika menjadi presiden saja3

Apa itu presiden? Apakah kepala negara?


Ia tak dikenal, bahkan tak pernah ada!
Jika kepala negara, mengapa bukan raja?

2 https://en.m.wikipedia.org/wiki/George_Washington
3 George Washington presiden pertama dalam sejarah

• Sahur Hari Kesembilan Belas


68

Kita tak akan bikin kerajaan


Tapi sebuah negara bangsa
Dari kaum yang berbeda-beda
Yang dipersatukan oleh impian.
Sebuah negara milik bersama.

Bagi negara semacam ini


Presidenlah pimpinan negeri
Dipilih rakyat semusim sekali
Hingga tak ada tahta abadi.

Syahdan dipimpin Tokoh Kita


Negara tumbuh jadi raksasa
Gagah makmur kokoh berseri
Maka setiap pemilihan tiba
Ia dipilih lagi dan lagi.

Ketika dipilih ketiga kali


Ia minta untuk berhenti4
Cukuplah sampai di sini,
Tampuk pimpinan mesti berganti.

Nasib negara takkan cemerlang


Jika bertumpu pada seorang
Bagiku tiba waktu keramat
Untuk kembali menjadi rakyat.

Silahkan pilih presiden baru


Dia yang terbaik dari kalian.
Aku hanya memantau di hulu
Sambil mengurusi pertanian.

Semua tetua kembali terpana


Bukankah raja dan orang kuasa

4 George Washington juga menolak dipilih menjadi presiden ketiga kalinya

Jiwa yang Berzikir


69

Hendak bertahta selama-lamanya?


Meski negara bukan kerajaan
Ingin dikuasai tujuh turunan?

Darta heran, Darta terpana


Tokoh kita ini sebenar-benarnya
Terbuat dari bahan apa?
Orang berebut cari kuasa
Kuasa tiba ditolaknya.

Apakah dia orang suci,


Berkuasa abadi dia tak sudi?
Apakah dia terbuat dari cahaya,
Menghormat batas sang manusia?

Si ahli sejarah meneguk kopi


Bagai bersiap menutup kisah.
Mungkin hari-hari ini
Sejarah dapat menjadi hikmah.

Mungkin dia bukan orang suci


Tapi manusia yang tahu diri
Berjuang keras tabah dan gigih
Dengan iklas dan tanpa pamrih. 5

Apakah mahkota pemimpin rakyat


Jika bukan iklas dan adil
Jika pemimpin penuh muslihat
Niscaya negara menjadi kerdil.

Darta terdiam Darta terpana


Nyaris dia tak bisa percaya
Sosok demikian benar-benar ada
5 Dalam kitab suci, dikisahkan tentang ketulusan Rasul dalam menegakkan agama, yang tidak
minta upah dari manusia, apa pun upahnya. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas
ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam (Q.26: 145).

• Sahur Hari Kesembilan Belas


70

Bukan tokoh cerita sastra


Atau dongeng serta legenda.

Hanya pemimpin bersifat adil


Membuat negara jadi raksasa
Sedang pemimpin berjiwa kerdil
Membuat negara miskin melata.

Juni 2018

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari Kedua Puluh
Dipadamkan, Tapi Menyala1
Denny JA

27 tahun ia dibui
Dikurung, diisolasi.2
“Di sini kau akan mati
Maka buang semua mimpi”
Ucap mereka dengan keji.

Tapi ia adalah api


Terus menyala, nyaris abadi
Dari balik terali besi.

Ia mendengar anaknya mati


Juga ibunya telah berpulang3

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi, juga diinspirasi oleh satu ayat di Juz 20 Alquran: Q.
27:56- Q.29:45
2 Nelson Mandela dipenjara selama 27 tahun di Afrika Selatan oleh rezim apartheid. http://home.
bt.com/news/on-this-day/february-11-1990-nelson-mandela-freed-from-jail-after-27-years-in-
captivity-11363960937800
3 Selama dipenjara, Mandela kehilangan anaknya, juga ibunya. Peristiwa tersebut sangat
memukul hatinya.
https://www.timeslive.co.za/amp/ideas/2012-02-22-mandela-gets-closure-on-1969-death-of-
eldest-son-ilive/
https://www.theglobeandmail.com/amp/news/world/nelson-mandela/mandelas-miraculous-
capacity-for-forgiveness-a-carefully-calibrated-strategy/article548192

71
72

Nestapa datang silih berganti


Namun menyerah, iapun pantang.

Dia dibuat hilang daya


Jauh terpisah dari dunia
Jarum menusuk ulu hati
Nyeri, nyeri, nyeri sekali.

Tapi ia adalah api


Terus menyala, nyaris abadi
Dari balik terali besi.

Tidak hanya sekali


Harga diri dikebiri
Kepala dikencingi4
Agar luluh tiada bernyali.

Tapi ia adalah api


Terus menyala, nyaris abadi
Dari balik terali besi.

Dunia hanya terperangah


Melihat dia enggan menyerah.
Tapi sejarah bisa berubah
Bagi orang yang teguh tabah

Dunia-lama porak poranda


Ia keluar dari penjara
Didaulat rakyat jadi pemimpin5
Yang mustahil menjadi mungkin.

4 Mandela pun mengalami dikencingi oleh sipir penjara.


https://www.theglobeandmail.com/amp/news/world/nelson-mandela/mandelas-miraculous-
capacity-for-forgiveness-a-carefully-calibrated-strategy/article548192/
5 Keluar penjara, Nelson menjadi presiden. Kutipannya yang terkenal, “Di negara ini, kita harus
masuk penjara dulu sebelum menjadi presiden.”

Jiwa yang Berzikir


73

Disatukannya bangsa yang pecah


Dijalinnya menjadi keluarga.
Mengusir dendam membangun islah
Sengketa silam dianggap sudah.

Penguasa lama dan sipir durjana,


yang mengirimnya ke penjara,
yang pernah kencingi dia,
yang mencaci dan menistanya,
yang ingin mencabut nyawanya.
Semua diraih, dimaafkan6
Melangkah bersama sebagai kawan
Sebuah negara masa depan
Tak bisa dibangun dengan dendam.

Pria itu, namanya Mandela


Kini tumbuh menjadi legenda
Tentang sebuah upaya
Mengobati luka sebuah negeri
Dengan menepis segala benci.7

Juni 2018

6 Setelah menjadi presiden, sipir penjara yang pernah mengencinginya, ia undang dan ia hormati
7 Mandela contoh manusia yang terus saja menjalankan apa yang ia yakini, dan sabar, sangat
dan sangat sabar menunggu buahnya. Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran
mereka, dan mereka membalas kejahatan dengan kebaikan (QS. 28:54).

• Sahur Hari Kedua Puluh


Sahur Hari
Keduapuluh Satu
Tangis Ibu Begema dari Zaman ke
Zaman1
Denny JA

Seratus tahun lalu


Seorang Ibu menangis pilu
Gemanya menembus zaman
mengubah sejarah peradaban.

Dua ratus lima puluh ribu anak-anak2


Dipisah paksa dari sang ibu
Di Australia, seratus tahun lalu.3
Hanya karena sebuah negara
Entah mengapa, begitu isengnya
Campur tangan mengurus asmara.

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi, dan diinspirasi oleh satu ayat dalam Juz 21 Q.
29:46-Q.33:30.
2 Tak ada jumlah yang pasti berapa total jumlah anak-anak yang dipisah paksa dari orang tua
mereka. Diduga jumlahnya total 250 ribu anak.
3 Tahun 1906, seratus tahun lalu, lahir sebuah undang-undang di Australia soal hak pemerintah
memisahkan anak-anak yang lahir dari ibu aborigin dan ayah kulit putih. Anak-anak ini dikenal
dengan nama generasi yang hilang: the stolen generation. https://en.m.wikipedia.org/wiki/
Stolen_Generations

74
75

Menurut negara, seorang bocah


Ibu Aborigin, ayah kulit putih
Pasti lahir dari cinta yang salah.

Pasangan cinta semacam ini


Oleh negara sangat dibenci
Meski hasil cinta sejati
Tetap saja negara murka.
Segera dikirim seregu polisi
Untuk merampas anak mereka

Jangan melawan, silahkan sabar


Berani melawan berarti makar.
Melawan pemerintah, melawan negara
Bisa ditembak, tepat di kepala.

Suara tembakan ramai sekali


Riwayat tamat di tangan polisi
Aborigin dan kulit putih
Jangan cinta jangan birahi
Di tangan negara berubah pedih
Harga nyawa murah sekali.

Anak cinta aborigin kulit putih


Tak boleh berwarna haruslah putih4
Harus dipermak bersama di sekolah sana
Diajar agama dan tata karma
Agar beradab dan berbudaya
Sesuai dengan standar negara
Yang menjelma dewa cinta
Dengan todongan senjata.

4 Pemikiran yang melandasi kebijakan di atas adalah pandangan bahwa kulit putih lebih superior.
Jika anak ternoda suku aborigin karena ibunya dari suku itu, anak itu harus dimurnikan kembali
di asrama, melalui pendidikan agama, dan tata krama kulit putih.

• Sahur Hari Keduapuluh Satu


76

Di asrama anak-anak cinta yang salah


Tak semuanya tunduk dan menyerah.
Tiga remaja, meski dipaksa
Enggan menjadi ras ayahnya
Mereka hendak seperti Ibu
Menjadi suku aborigin
Sebab dorongan rindu
Pada sang ibu, erat terjalin
Membekas keras ke dalam batin.

Di malam buta, tiga remaja


Larikan diri dari asrama
Tangis ibu, serasa menggema
Memanggil mereka dari jauh sana.

Mereka berlari berminggu-minggu5


Melebihi jarak Jakarta-Bali6
Menuju pilu, tangis sang ibu.
Dihela kaki yang dizalimi.

Seratus tahun lalu


Seorang Ibu menangis pilu
Gemanya menembus zaman
mengubah sejarah peradaban.

Seratus tahun sudah berlalu


Sejak sang anak kembali ke ibu.
Negara kini tersipu malu7
Mendengar gema tangisan itu.

5 Satu kisah yang melegenda soal anak-anak ini adalah pelarian tiga remaja dari asrama. Kisah
itu sudah difilmkan dalam Rabbit-Proof Fence. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Rabbit-Proof_
Fence_(film).
6 Jarak yang mereka tempuh adalah 2400 km.
7 Parlemen Australia secara resmi meminta maaf terbuka kepada Suku Aborigin, kepada dunia,
kepada peradaban.

Jiwa yang Berzikir


77

Seratus tahun lalu


Seorang Ibu menangis pilu
Gemanya menembus zaman
mengubah sejarah peradaban.8

Juni 2018

8 Tangisan itu bergema melintas zaman, jeritnya sampai ke telinga Darta yang gemar merenung
di musala. Ini tangis dari gelap peradaban, tangis yang mengguncang kehidupan, tangisan
meminta keadilan. Tangis semacam ini gemanya menembus zaman hingga seratus tahun
kemudian. Dartapun menyimpulkan: mereka yang berjuang untuk keadilan dengan hati dan
keikhlasan niscaya akan dibukakan jalan, sesuai dengan bunyi ayat Alquran: “Dan orang-orang
yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar Kami tunjukkan kepada mereka jalan-
jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q. 29:
69)

• Sahur Hari Keduapuluh Satu


Sahur Hari
Keduapuluh Dua
Bunyikan Lonceng, Selalu1
Denny JA

Bunyikan lonceng, istriku


Selalu. Jangan kita ikut bisu.

Sepasang suami istri


Tiap hari, membagi kartu
Sembunyi-sembunyi.
Di kantor, di jalan
di stasiun, tiap waktu.
Memberi kesaksian.2

Empat puluh ribu penjara3


Di sana lelaki meranggas merana

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi, dan diinspirasi satu ayat dalam Juz 22 Alquran, Q.
33:31-Q.36:27.
2 Suami istri ini bernama Otto dan Elise Hampbel. Mereka melakukan perlawanan terhadap
Nazisme dengan membagikan diam-diam kartu di aneka tempat, secara sembunyi-sembunyi.
Isi kartu itu mengajak rakyat bangkit melawan Nazisme. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Otto_
and_Elise_Hampel
3 Tercatat berdiri 40 ribu camp konsentrasi untuk mengisolasi kaum Yahudi di Eropa di
tahun sebelum perang dunia kedua. https://www.ushmm.org/wlc/mobile/en/article.
php?ModuleId=10005144.

78 78
79

Tinggal tulang, mata hampa


Beratus ribu jeruji
Di sana perempuan memilih mati
Demi menjaga harga diri.
Semua hanya karena mereka Yahudi.

Badan disiksa, hilang nyawa4


Remaja panik tak berdaya
Melihat Ibu mereka diperkosa
Anak-anak tak bisa mengerti
Mengapa mereka dibenci.

Bunyikan lonceng, istriku


Selalu. Jangan kita ikut bisu.

Dua tahun sudah


Suami istri tak kenal lelah
Menyebar kesaksian
Menyalakan perlawanan.

Di sore yang gelap


Pasangan itu ditangkap
Dituduh khianat dan lancung
Lantas mereka dipancung.

Tapi benih yang mereka tanam


Tumbuh menyebar diam-diam
Biang kezaliman tak bisa bertahan
Roboh tumbang setahun kemudian.5

Darta terdiam, termangu


Masih terngiang pesan itu:

4 Total nyawa yang hilang diduga sebanyak 6 juta, 2/3 dari seluruh penduduk Yahudi di Eropa.
https://www.ushmm.org/wlc/mobile/en/article.php?ModuleId=10008193.
5 Kekuasaan yang membunuh mereka berbalik terjungkal. Nazi kalah perang dan Hitler bunuh
diri.

• Sahur Hari Keduapuluh Dua


80

Bunyikan lonceng, istriku


Selalu. Jangan kita ikut bisu.6

Juni 2018

6 Diketahuinya lagi dan lagi, jika pemberi peringatan tak lagi dihormati, bahkan dizalimi, Itulah
akhir sebuah negeri. Setiap masyarakat lahir memberi peringatan, mulai dari tingkat Rasul
hingga para aktivis pro-keadilan. “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa
kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada
suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.”
(Q. 35: 24)

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari
Keduapuluh Tiga
Tempat yang Berduri1
Denny JA

Aku pamit, Ibu


Palestina memanggilku.

Namaku Corrie2, kuikuti hati


Datangi tempat berduri.
Tujuh puluh tahun mereka mengungsi
Diusir paksa dari tanahnya sendiri.3

Di tanah itu, Ibu


Beribu-ribu orang terkapar
Ditembak, dikekang, dihajar.
Ratusan anak muda
Merana disiksa penjara.
Banyak negara diam membisu.

1 Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi terkini, dan diinspirasi oleh satu ayat dalam Juz 23
Alquran.
2 Rachael Corrie, warga Amerika, berusia 23 tahun ketika memutuskan ingin berjuang di
Palestina. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Rachel_Corrie.
3 Konflik Palestina dengan Israel era modern dimulai tahun 1948, ketika Israel mulai mendirikan
negara dan mengusir warga Palestina https://en.m.wikipedia.org/wiki/1948_Palestine_war

81
82

Aku lihat, Ibu


Bocah-bocah berdarah
Senjata yang buta dan marah
Menghajar siapa saja.

Walau aku orang Amerika


Sukmaku ada di Palestina.
Ya Allah, Maha Perkasa
Mereka hanya ingin merdeka
Tapi mengapa justru senjata
Yang tak henti-hentinya bicara.

Pada sebuah senja


Saat sesama remaja di Amerika sana
Mungkin tengah berpesta
Aku bercinta dengan derita Palestina.

Kulihat bulldozer menderam


Menggasak rumah-rumah warga
Bagaimana aku bisa diam
Tanpa menghentikannya.

“Aku orang Amerika,


Aku orang Amerika! Tahan!
Ini rumah warga. Rumah warga.
Jangan dihancurkan!”

Tapi buldozer terus menderu


Mereka tak peduli, tak mau tahu
Dengan ganas melindasku.
Nyawaku melayang, saat itu.4
Di balik kematian
Selepas Jihad kemanusiaan
Tak kusangka, tak kuduga
4 Corrie mati dilindas buldozer yang ia halangi saat mencoba melindungi rumah warga yang
akan digusur.

Jiwa yang Berzikir


83

Namaku diabadikan
Kisahku dipentaskan
Cintaku, juga kepedulian
Terus-menerus diwariskan.5

Tinggal Darta, sendirian


Dalam hening coba menyelam
Riwayat seorang remaja perempuan
Yang menjelma menjadi keabadian. 6

Juni 2018

5 Didirikanlah Yayasan dengan nama Rachael Corrie untuk meneruskan cita-citanya. Nama
Rachael Corrie bahkan diabadikan sebagai nama jalan di Iran. Kisah hidupnya dipentaskan
dalam teater dan nyanyian. https://amp.theguardian.com/world/2011/aug/11/iran-street-
rachel-corrie
6 Seperti biasa, di musala, Darta merenungkan peristiwa itu dan teringat akan ayat kitab suci:
Mereka yang berkerja untuk kebaikan dengan penuh keikhlasan akan mendapatkan berkah
pada waktunya. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik (Q.37: 131).

• Sahur Hari Keduapuluh Tiga


Sahur Hari
Keduapuluh Empat
Tangan Kiri yang Tak Tahu Tangan Kanan1
Denny JA

Bahkan para dewa2


Kepada Tuan,
Tundukkan kepala

Gilakah Tuan, ini tak biasa


Kirimkan derma ke mancanegara
Astaga, jumlahnya tak terkata. 3
Tapi Tuan tak mau disebut nama.4

Tanpa ragu Tuan berikan


1 Puisi esai mini ini ikut diinspirasi oleh satu ayat dalam Juz 24 Alquran.
2 Warren Buffet dan Bill Gates, dua pemberi derma terbesar dunia saat ini menyatakan Chuck
Feeney menjadi inspirasi mereka. https://www.irishcentral.com/news/chuck-feeney-bill-gates-
warren-buffetts-hero-honored-by-ireland-fund.amp.
3 Total dana yang disumbang yayasannya sebesar USD 7,9 billion, setara dengan 100 triliun
rupiah. https://www.forbes.com/sites/stevenbertoni/2012/09/18/chuck-feeney-the-billionaire-
who-is-trying-to-go-broke/amp/.
4 Chuck Feeney mengagetkan dunia ketika terbuka rahasia bahwa selama 15 tahun ia
menyumbang dana dalam jumlah sangat besar tapi ia ingin tak ada yang mengetahuinya.
https://mobile.nytimes.com/2017/01/05/nyregion/james-bond-of-philanthropy-gives-away-
the-last-of-his-fortune.html.

84
85

segala yang Tuan punya


Nyaris semua dan tanpa sisa.5
Sebagai sekadar simpanan.

Tuan bilang ingin berderma


Selagi napas ada
Tuan ingin semua dibagi
Sebelum Tuan mati.
Mengapa tak Tuan nikmati dulu
Apa yang Tuan punya.
Kelak setelah usia berlalu
Harta dibagi sebagai derma.
Bukankah semua
Hasil Tuan punya kerja?

Tapi Tuan hanya tersenyum


Dan berkata: Nun jauh di Afrika
Ada perang antar kaum
Orang dewasa berebut kuasa.
Anak-anak mati tersia-sia
Siapa akan mengurusnya?

Di beberapa belahan dunia


Wabah penyakit terus berjangkit
Jika tak ada yang berbagi harta
Bertebaran ribuan mayat.

Anak-anak belia berbakat


Tumbuh melarat dan berkarat
Orang dewasa geram dan nekat
Gemar memanjakan kesumat.

5 Chuck Fenney dikenal luas karena ia praktis memberikan semua kekayaannya untuk
derma, yakni semua asetnya di Duty Free. https://www.washingtonpost.com/archive/
politics/1997/01/24/this-billionaire-gives-most-of-it-away/62baabd8-db0d-4d9e-8bdc-
00c37e131034/?utm_term=.2dd80ac68268

• Sahur Hari Keduapuluh Empat


86

Perang, korupsi, kejahatan


Mengotori seluruh masa depan.
Mereka semua manusia
Dengan harapan, ketakutan, dan cinta
Ingin bangkit menggapai cita-cita.
Kalau semua menutup mata,
Siapa yang akan menolong mereka?

Darta terpaku, tersipu


Melihat keiklasan kalbu
Berkilauan mengalahkan waktu.

Harta berlimpah tiada tara


Diikhlaskan begitu saja
Tangan kanan sibuk berderma
Tangan kiri tak tahu apa-apa.6

Bahkan para dewa


Kepada Tuan,
Tundukkan kepala.

Juni 2018

6 Belum tinggi dirimu terbang sebelum bisa memberi dengan tulus dan berjuang dengan ikhlas.
...Maka sembahlah Allah dengan tulus dan ikhlas.... (Q.39: 2).

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari
Keduapuluh Lima
Silahturahmi Cucu Ibrahim1
Denny JA

Hening, sepi, para delegasi2


Berkumpul rapi di ruang konferensi.
Palestina, Israel, Saudi Arabia,
Yordania, Afganistan, dan Tunisia.

Di luar sana, aku dan putraku


Luka di kepala, wajah membiru
Jangan kau ambil juga, Tuhanku
Sisa putraku yang tinggal satu.

“Anakku, anakku, anakku


Tataplah Ibu, ayo bertahan.”
Anakku membisu, napasnya satu-satu
Ia meregang, lalu berpulang.

1 Puisi esai mini ini diinspirasi juga oleh Juz 25 Alquran Q. 41:47- Q.45:37.
2 Melawan arus konflik Palestina dan Israel yang tak kunjung tuntas, pada tahun 2003-2004, para
aktivis dan akademisi mancanegara Timur Tengah membangun forum bersama untuk mencari
titik temu dan mempromosikan hidup bersama dalam damai. https://en.m.wikipedia.org/wiki/
Alliance_for_Middle_East_Peace.

87
88

Anakku gugur, menyusul kakak


Dan pamannya. Paman menyusul kakek,
Kakek menyusul buyut,
Berarak-arak, menuju maut.

Aku meradang dengan sengit


Berteriak lantang ke arah langit
“Mata balas mata,
Nyawa balas nyawa!”

Tapi suamiku, yang pendiam


berminggu setelah itu, berbisik perlahan.
“Laut kita bersama, laut merah
Mestikah tanah ikut merah
Tak henti dibasuh dengan darah?”

Jika nyawa dibalas nyawa


Masih akan adakah sisa manusia?3
Jika mata dibalas mata
Alam semesta menjadi buta.

Maha kasih Allah,


kau beri kami hikmah
Kami ingin berhijrah
dari merah kubangan darah.

Karena berebut tempat mukim


Akan musnahkah anak cucu Ibrahim?
Jika hati tak sama terulur
Tidak malukah berjumpa leluhur?

Digerakkan oleh hikmah


Kesadaran bertemu kesadaran

3 Sejak konflik Palestina dan Israel pada tahun 1948, hingga kini telah melayang ratus ribu nyawa.
http://www.jewishvirtuallibrary.org/total-casualties-arab-israeli-conflict.

Jiwa yang Berzikir


89

Mereka yang jemu dengan darah


Saling bersama, berjabat tangan.
Bersama-sama mencari titik temu
Harap dan pikir sama diramu.

Kami yang berbeda kaum


Bersepakat membentuk forum
Bersama menggali satu perigi
Tempat bersama mengambil minum.4

Para cucu Ibrahim bersilaturahmi


Merajut air mata, menjalin hati
Demi buyut kita bersama Nuh dan Musa
Nabi Muhammad dan Isa.
Mengapa tidak bersekolah bersama
Anak Israel sebangku dengan Palestina?5

Hening, sepi, para delegasi


Berkumpul rapi di ruang konferensi.
Palestina, Israel, Saudi Arabia,
Yordania, Afganistan, dan Tunisia.

Di ruang itu, kami satukan jiwa6


Para cucu Ibrahim berikrar bersama.
Menyudahi angkara, mengusap luka
Luka sejarah Israel dan Palestina.

4 Komunitas perdamaian ini juga membangun usaha yang dikelola bersama, misalnya mengubah
air laut menjadi air minum sebagai usaha bersama rakyat Israel dan Palestina. Bahkan kemudian
dirancang juga secara bersama kegiatan aneka rupa.
5 Dibentuk sekolah bersama anak-anak Israel dan Palestina agar mereka saling mengenal sejak
awal.
6 Carilah titik temu jika damai yang diinginkan. Itu tidaklah sulit apalagi jika komunitas yang
berkonflik tumbuh dalam akar budaya yang sama, mewarisi ajaran para Nabi yang punya
benang merah yang sama. Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa (Q. 42: 13).

• Sahur Hari Keduapuluh Lima


90

Tapi, di luar sana bom beraksi


Bedil menembak tak henti-henti.
Darah tumpah, tubuh rebah
Hidup dipandu oleh amarah.

Yang luka, yang hancur, yang gugur


Sama-sama anak cucu Ibrahim.
Yang geram, yang kejam, enggan berbaur
Sama-sama anak cucu Ibrahim.

Wahai para cucu Ibrahim


Leluhur kita alangkah alim.
Wahai para cucu Ibrahim
Siapa yang mengajarimu berlaku zalim?

Juni 2018

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari
Keduapuluh Enam
Angin Yang Menyusup ke Hati1
Denny JA

1
Aku perempuan Rohingya
Datang dari pusat duka
Kepadamu ingin cerita.

Aku baru saja menikah


Tak terduga, di malam buta
Rombongan tentara bagai air bah
Mendobrak kamar pengantin muda.

Suamiku diikat, aku ditelanjangi


Penuh kesumat bergelimang birahi
Aku diperkosa, disetubuhi
Bergiliran, di depan suami.2

1 Puisi esai mini ini ikut diinspirasi oleh satu ayat dalam Juz 26, Alquran: Q. 46: 1- Q.53: 30
2 Korban yang diperkosa massal di Rohingya bukan perkosaan biasa. Perkosaan sudah menjadi
alat yang sistematis menjatuhkan mental sebuah etnis. https://pulitzercenter.org/reporting/
rohingya-methodically-raped-myanmars-armed-forces

91
92

Suamiku melawan, meronta


Tapi tetap tak berdaya.
Terus melawan, meronta
Mereka tembak di kepala.

Saat itu, sungguh saat celaka


Wahai Tuhanku, aku ingin mati saja.

2
Aku perempuan Rohingya
Datang dari pusat derita
Yang dulu ingin mati
Di tengah pedih tak terperi.

Tapi ada angin menyusup hati


Bagai wahyu dini hari.
Kulihat enam ratus ribu pengungsi3
Tak boleh kumati, atau berdiam diri.

Enam ratus ribu manusia


Dari sebuah bangsa tanpa negara
Terbesar yang pernah ada4
Terusir, tersiksa, terhina.
Di Rohingya, di Rohingya
Telah berkumpul semua derita
Di Rohingya, di Rohingya
Telah bersatu semua air mata.

3 Pengungsi Rohingya di Bangladesh tercatat sebagai jumlah pengungsi terbesar yang pernah
ada. https://fivethirtyeight.com/features/myanmars-rohingya-refugees-are-the-worlds-
largest-group-of-stateless-people/amp/.
4 Rohingya juga bangsa tak punya negara yang terbanyak jumlah penduduknya. Kisah lebih jauh
soal Rohingya dapat dibaca di https://muslimobsession.com/masa-depan-rohingya/.

Jiwa yang Berzikir


93

3
Ada angin menyusup hati
Bagai wahyu dini hari.
Seperti bisikan di jiwa
Untuk segera bersuara
Beri kabar pada dunia.5

Dunia terpana, tersentak


Kabar luka kami, terus kuarak
Kini aku sendiri yang terpana
Semua berjalan tiada terduga.

Simpati, bantuan, dan doa


Berebut datang dari luar sana.
Rohingya, Rohingya, Rohingya
Ternyata masih punya keluarga.

Kini aku mengerti


Mereka yang punya nurani
Dari manapun asalnya
Sesunguhnya bersaudara.6

Juni 2018

5 Ia membuat berita. duniapun terpana. Kini, Ia yang terpana. Dari aneka negara bantuan datang
segera aneka rupa, beragam daya, dalam diam.
6 Hati yang tersentuh untuk membantu dapat terjadi pada seluruh cucu Nabi Adam, apa pun
agama dan identitas sosialnya. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara (Q. 49: 10).

• Sahur Hari Keduapuluh Enam


Sahur Hari
Keduapuluh Tujuh
Kata Membuatku Mati, Kata Membuatku
Hidup1
Denny JA

Saat itu, aku hanya ingin bicara.


Hanya ingin bicara saja
Entah kepada siapa
Mungkin kepada dunia.

Aku hanya ingin bertanya,


Kenapa wanita tak bisa merdeka.
Tak boleh sekolah, dilarang membaca2
Dipaksa senjata, atas nama agama.

Taliban yang ganas


Ini aku Malala, melawan

1 Puisi esai mini ini ikut diinspirasi oleh beberapa ayat Juz 27 Alquran Q. 51: 31– Q. 57:29.
2 Taliban yang berkuasa di sebagian Pakistan membuat kebijakan dengan keras melarang
anak-anak wanita sekolah. https://amp.washingtontimes.com/news/2009/jan/5/taliban-bans-
education-for-girls-in-pakistans-swat/.

94
95

Aku perempuan, usia lima belas


Penaku jelas, menolak diam.3

Puluhan sekolah mereka hancurkan


Semua orang tua di bawah ancaman
Anak peremuan, katanya, harus di rumah
Karena sekolah racun dunia.4

Tapi aku remaja, ingin bicara


Lelaki bersenjata, benarkah tega
Tapi Taliban, takut perempuan
Takut pena dan akal pikiran
Aku dibungkam dengan senjata
Ditembaknya aku di kepala.

Membunuh perempuan, melarang sekolah


Bukankah ini perilaku jahiliah
Mengusir pergi akal pikiran
Masih berkeras mengaku Islam.

Berbulan aku dioperasi


Tapi perkara hidup dan mati
Sepenuhnya di tangan Illahi.
Ternyata aku hidup kembali
Tuhanku pasti memberi misi.

Mulut, pena, suara, dan kata


Membuatku ditembak di kepala5

3 Berita tentangku menyatakan bahwa “Saat itu usia Malala baru 15 tahun. Ia memberanikan diri
melawan Taliban, perjuangkan dirinya dan anak-anak wanita lain untuk sekolah. Malala mulai
menyatakan perlawanan”: https://www.malala.org/malalas-story.
4 Aku tak ingin hanya di rumah, aku ingin melanglang dunia. Sekolah adalah jendela. Tak
kumengerti mengapa mereka takut buku dan pena? Mengapa takut pula pada anak-anak
wanita? Keluarga dan tetanggaku mengingatkan aku untuk hati-hati dan berhenti bicara
karena berbahaya.
5 Malala ditembak di kepala ketika ia berada di bus sekolah.

• Sahur Hari Keduapuluh Tujuh


96

Kini suara dan kata menyebar


Seluruh dunia ternyata mendengar.

Aku mendapat Nobel perdamaian


Anugerah yang semua orang impikan.6
Bukan Perserikatan Bangsa-Bangsa7
Mengundangku bicara di sini-di sana.

Tapi bukan mereka


Yang menerbangkanku ke angkasa
Berjumpa manusia di mana-mana.
Melainkan “Kata”8
Anugerah Tuhan termulia
Dari khasanah iqra dan pena.
Dari Illahi untuk semua
Pria dan wanita
Semua dicintai-Nya.

Kini aku telah bicara


Dan akan terus bicara
Tentang hak segenap wanita
Untuk sekolah, belajar, membaca
Hak yang dianjurkan Tuhan
Dan coba dilawan oleh Taliban
Dan kaum pembenci pikiran.

Juni 2018

6 Di tahun 2015, Malala menjadi sosok termuda yang memperoleh Nobel Perdamaian, yakni
pada usia 17 tahun.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Malala_Yousafzai
7 Malala dihormati dan diundang berbicara di aneka forum dunia, termasuk di forum Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
8 Terharu Darta membaca kisah tentang Malala. Sore itu, ia tengah di Musala, tempat pavoritnya.
Direnungkannya kisah itu, bagaimana kata yang ditulis Malala pernah membunuhnya dan
justru kata itu pula yang kini melambungkannya. Maka diingatnya firman, ...Dan bahwasanya
seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (Q:53:39)... serta ...Dan
bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa.... (Q. 58 Ayat 9).

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari
Keduapuluh Delapan
Yang Menjerit,
Yang Kau Lupakan1
Denny JA

Tahta lepas, kuasa kandas


Jatuh aku dari singgasana
Enam puluh tahun di singgasana2
Kini merana, tiada daya.
Dalam kamar, aku sendiri
Hanya sepi, berhari-hari
Segala yang kini kualami
Tak satupun bisa kupahami.
Di bawah perintahku yang ahli
Negara tumbuh, ekonomi jaya3
Media kupegang, hakim kubeli
Semuanya hebat, kurang apa?

1 Puisi esai mini ini turut diinspirasi oleh satu ayat di Juz 28 Q. 58:1- Q.66:12
2 Tahun 2018, sejarah baru telah terjadi. Untuk pertama kalinya UMNO (Barisan Nasional) kalah
pemilu sejak Malaysia merdeka. Perdana mentri dari UMNO yang dikalahkan itu bernama Najib
Razak. http://www.news24xx.com/read/news/6969/The-opposition-coalition-of-Malaysia-
won-for-the-first-time-in-60-years.
3 Padahal di bawah Najib Razak, ekonomi Malaysia tumbuh spektakuler. https://www.thestar.
com.my/news/nation/2018/03/24/najib-ntp-is-a-success-story-achievements-were-beyond-
expectations/.

97
98

Tapi mengapa kini aku kalah.


Segala terkendali, apa yang salah?

Datuk, coba ingat lagi


Adakah orang yang kau zalimi?

Aku terdiam lama sekali


Perlahan muncul sosok parasnya
Paras molek seorang wanita4
Penuh pesona, begitu berjasa
Ajari aku soal asmara.
Tapi ia tahu banyak rahasia
Meski cantik, tentu berbahaya.
Kau khianati aku, Oh, Altantuyaa
Maafkan abang berhati tega.
Tentu muslihat ini kaupun mengerti
Saat kau terbunuh, aku harus pergi.
Bahkan keberadaanmu harus kuingkari.

Tapi, engkau tidak ikhlas dan diam


Inikah cara arwahmu membalas dendam?
Jatuhkan aku dari tahta pualam
Padahal kita kerap bersatu badan.

Datuk, coba ingat lagi


Adakah orang yang kau zalimi?

Aku merenung, mengurai kisah


Lalu teringat segala amanah
Dana negara 150 triliun Rupiah.5
Tapi semua hasil kumpulkan investasi

4 Skandal seorang wanita yang terbunuh di lingkaran Najib Razak terkuak. Di balik kisah wanita
itu, terjadi kasus penyalahgunaan kekuasaan, fee perdagangan internasional yang dilakukan
jaringan Najib Razak. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Murder_of_Shaariibuugiin_Altantuyaa
5 Dana yang terkumpul dalam proyek 1MDB sekitar USD 12 miliar, atau setara dengan 150 Trilyun
rupiah. https://www.bloomberg.com/amp/news/articles/2018-05-24/how-malaysia-s-1mdb-
scandal-shook-the-financial-world-quicktake.

Jiwa yang Berzikir


99

Untuk biaya membangun negeri.


Kalau ada yang mengalir ke pribadi
Bukan salahku, itu komisi.
Bukankah itu urusan lumrah
Tabiat penguasa di semua wilayah
Di semua zaman dalam sejarah.
Atau, amanahkah yang marah
Yang mendepakku karena marah?
Bernarkah dia tega
Jatuhkanku dari tahta?

Datuk, coba ingat lagi


Adakah orang yang kau zalimi?

Ah, apa benar itu sebabnya.


Satu peristiwa saat hakim memeriksa?
Kukumpulkan para ahli
Membolak-balik barang bukti
Belok sana belok sini
Ujungnya semua rapi
Semuanya bisa dibeli
Apalagi hanya urusan begini.
Saudara, bukankah ini biasa?
Prilaku pemerintah di mana saja?

Tapi, masalahnya adalah ini


Campur tangannya si kakek alumni
Sudah tua sekali tak tahu diri
Usia sudah sembila tiga
Ikut campur urusan negara.
Mana dia main mata
Dengan seorang narapidana
Yang sudah rusak reputasi.
Berdua bersatu tak tahu malu
Membakar negeri sepanas tungku

• Sahur Hari Keduapuluh Delapan


100

Membuatku jatuh terguling


Dari ketinggian menara gading.

Datuk, coba ingat lagi


Adakah orang yang kau zalimi?

Maaf Datuk, diraja Malaysia


Aku Darta dari Indonesia
Aku telah merenung di Musala
Kini izinkan aku bicara:

Jika kau dapat amanah


Tapi tak lagi peka
Tuli pada suara yang orang susah
Bersiaplah, bersiaga
Waktu akan menjatuhkanmu
dari Singgasana.

Aku telah jatuh dari singgasana


Penuh aib dan noda
Ini orang Indonesia
Ikut campur pula.
Bukankah keahlian korupsi
Ciri utama kamu punya negeri.
Kini biarkan aku sendiri
Merenungi bencana ini.
Kalau kamu punya sisa tenaga
Uruslah kamu punya negara!

Juni 2018

Jiwa yang Berzikir


Sahur Hari
Keduapuluh Sembilan
Bertahanlah Sejengkal Lagi1
Denny JA

Sayangku, Khama
Cinta tak harus bersatu
Demi rakyatmu di sana
Tinggalkanlah aku.
Meski engkau pergi
Cintaku yang suci
Pasti akan mengerti.

Namaku Khama
Ayah ibuku telah tiada
Sejak aku masih belia.
Paman di singgasana
Mengirim berita
Bahwa waktuku telah tiba
Menduduki warisan tahta
Menjadi Raja Botswana.2

1 Puisi esai mini ini turut diinspirasi oleh satu ayat Juz 29 Q. 67:1 - Q.77:50
2 Ini kisah nyata yang difilmkan. Film itu berjudul United Kingdom (2016). Film ini diangkat
dari kisah sebenarnya dari Seretsa Khamadari Bostwana. https://en.m.wikipedia.org/wiki/A_
United_Kingdom.
101
102

Tapi bagaimana dengan asmara?


Ruth yang molek kekasih tercinta
Ternyata tak bisa rakyat terima
Karena warna kulit kami berbeda
Mungkin juga berbeda budaya.

Hitam kulitku bukan kupinta


Putih kulitmu tidak kau pinta
Tapi cinta, kita berdua yang pinta
Kita berdua yang damba.
Lagi pula bukankah cinta
Sepenuhnya tiada berwarna!

Sayangku, Khama
Kita menanggung luka sejarah
Kulit putih dianggap kulit penjajah
Maka tak heran rakyatmu resah.
Jangan tinggalkan tahta
Hanya demi asmara.
Jangan ingkari rakyat
Hanya demi hasrat.
Biarlah aku di sini menderita
Agar rakyatmu bahagia.
Kujalani malam-malam sepi
Bayangmu menari petang dan pagi.
Tapi kutahu kau tak sendiri
Takdirmu terikat pada negeri.

Jangan menyerah jangan pungkiri


Kita bertahan sejengkal lagi.
Bukankah cinta yang tulus suci
Tak bisa dipisah hidup dan mati.3

3 Mereka membujuk Khama tinggalkan Ruths demi rakyat dengan segala daya, mulai dari puji
puja sampai dengan ancaman senjata, tapi Khama teguh bertahan..

Jiwa yang Berzikir


103

Teguhlah rinduku siang dan malam


Kekasihku, tetaplah kau bertahan
Kan kubuat rakyatku paham
Segala warna ada di alam
Bisa bersama di pelaminan.4
Akan tiba suatu masa
Dunia perlahan tumbuh dewasa
Memandang cinta dan manusia
Tak lagi berdasar warna kulitnya.5

Maka tetaplah engkau bertahan


Wahai kekasih permata intan.
Bakal tiba saat idaman
Ratu putih di negeri hitam6
Engkaulah itu wahai pualam.

Suatu hari bertahun kemudian


Kisah kita kan jadi tauladan.
Pasangan berbeda kulit di badan
Hadapi dunia terus melawan
Dengan cinta dan keteguhan.7

Juni 2018
4 Kelak Khama berhasil mengubah Botswana yang miskin menjadi negeri makmur di Afrika. Dia
ubah kerajaan yang cenderung rasis menjadi Bostwana yang demokratis.
5 Negara asal Ruth Williams berkali-kali mencoba memisahkan mereka hanya karena beda
warna kulit belaka. Tapi Khama berjuang meyakinkan mereka dan menyatakan bahwa dia siap
berkorban apa yang dia punya, termasuk nyawa.
6 Ruth Williams kekasih Khama yang berkulit putih membutuhkan waktu sangat panjang untuk
nyaman masuk ke lingkaran keluarga besar Khama yang berkulit hitam. https://en.m.wikipedia.
org/wiki/Seretse_Khama.
7 Hal ini ternyata terbukti. Darta di Musala-nya tergetar setelah mendengar kisah Khama. Dia
terus bertanya-tanya, dari mana asal cahaya? Itu kah diri sejati? Ketika sampai pucuk nurani?
Total serahkan sukma walau melawan dunia? Walau dia tinggal sendiri saja, bukan karena kuat
bukan karena kuasa, tapi karena keyakinan bahwa yang dipilihnya benar. Dia dapat merasakan
bahwa memperjuangkan kesamaan hak dan masyarakat demokratis multi rasial menjadi
panggilan hidup (life calling) bagi Khama. Siapapun yang dalam perjuangannya memberikan
diri seutuhnya, niscaya ia akan sampai pada ketinggian yang tak pernah dicapai oleh kaum
yang setengah-setengah. Dartapun menyimpulkan bahwa pangilan hidup itu, sejauh kental
digerakkan oleh sentimen keadilan dan kebenaran akan menjadi ibadah kita, sebagaimana dia
ingat firman: Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.
(Q.73: 8).

• Sahur Hari Keduapuluh Sembilan


Sahur Hari Ketiga Puluh
Mimpi yang Bukan Ilusi1
Denny JA

Ada guru ruhani


Berwibawa lagi mulia
Janjikan surga di bumi
bagi gelisah umatnya.

Surga itu ternyata


Menjelma kematian sia-sia
918 manusia2
Yang bunuh diri bersama
Di Guyana.3

1 Puisi esai mini ini ikut diinspirasi oleh satu ayat dalam Juz 30 Alquran Q. 78:1 - Q.114:6
2 Jim Jones membangun komunitas berdasarkan pemahaman agamanya dan aneka filsafat
sosial yang ia baca. Banyak yang terpikat dan mendedikasikan hidup bersama. Hingga datang
satu berita. Mereka bunuh diri bersama dalam jumlah salah satu yang terbesar sepanjang
sejarah. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Jim_Jones918.
3 Melihat contoh kasus ini, Sang Guru berkhotbah: “Wahai saudari dan saudara, carilah dan
temukan makna mengapa kau ada. Hidup layang-layang putus, bergerak karena arah angin.
Hijrahlah! Ubah! Tetapkan anginmu sendiri. Ciptakan mimpi. Kejar. Wujudkan. Hidupmu adalah
kanvas. Lukislah. Jangan hanya bekerja, tapi berjuang. Jangan hanya mengambil, tapi memberi.
Jangan hanya jaya, tapi tumbuhkan keadilan. Inilah kunci. Ibu dari segala kunci. Uji dan uji
sekali lagi apa yang kau yakini. Apakah itu mimpi yang memberimu sayap untuk terbang jauh
mengangkasa atau ilusi yang menguburmu dan menyebar luka pada bangsamu. Dalami dan
dalami lagi, benarkah itu mimpi yang membawa hikmah dan bukan memberimu bencana?

104
105

Umat yang hilang makna


Jiwa kosong hampa
Siapa tak tergoda
Gula-gula surga
Komunitas bijaksana
Manusia segala bangsa
Lengkap dengan hartanya
Diterima dengan terbuka
Sebagai keluarga bahagia.

Selalu saja ada


Yang menebar cita-cita
Bagi hati yang sepi
Hampa kosong merana
Dengan seonggok mimpi
Hidup bersama, hangat berwibawa
Ada kesaksian bahagia
Dari tokoh penting negara
Sebuah keluarga cahaya
Yang sarat dengan makna.
Orang-orang tergoda
Pindah ke sana
Serahkan semua harta
Bagi surga
Lalu binasa bersama
Bunuh diri sia-sia
Di semacam Guyana.

Dan di Musala
Di sebuah malam
Seperti biasa
Darta terdiam
Dalam kesimpulan
Tentu saja kutipan firman
Dari kitab suci orang beriman.

• Sahur Hari Ketiga Puluh


106

Dan bila dikatakan kepada mereka


Jangan buat kerusakan
di muka bumi, Mereka menjawab
Sesungguhnya kami lakukan perbaikan.
Ingatlah, sesungguhnya
mereka ciptakan kerusakan
Tapi mereka tak sadar.4

Di Musala malam itu


Darta dicekam sendu
Tentang orang-orang beriman
kerjakan amal saleh.5
Lalu Dartapun menoleh,
Dia lihat sekeliling, betapa iman
Dengan gairah bangkit di mana-mana
Tapi mengapa bebuah kebencian?

Di sana, di sini, ramai seruan ibadah


Tapi yang tumbuh tembok pemisah?
Makin meriah khutbah agama,
Tapi mengapa sirna keakraban warga?

Di Musala malam itu


Darta termangu dicekam ragu.
Tidak seperti biasa
Kelewat yakin dengan nasehatnya
Kesimpulan-kesimpulan bijak
Dan moral umum serba pasaran
Terasa kini tak lagi layak
Dengan gagah ia kemukakan.

4 Q.2:11-12
5 Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar (Q. 85: 11).

Jiwa yang Berzikir


107

Ia ragu, ia tak tahu


Yang mana mimpi
Yang mana ilusi
Yang mana kebaikan
Yang mana cuma tipuan
Seperti siraman kalbu
Ternyata bom waktu
Yang meledakkan bencana
Bagi bangsa, bagi negara
Dengan ilusi surga dunia
Lalu bunuh diri bersama
Seperti Guyana.

Juni 2018

• Sahur Hari Ketiga Puluh


108

Jiwa yang Berzikir


109

• Sahur Hari Ketiga Puluh

Anda mungkin juga menyukai