04 PDF
04 PDF
1. PENDAHULUAN
Persamaan Poisson adalah salah satu persamaan dan juga
diferensial parsial eliptik dua dimensi. Seperti kita
ketahui bahwa persamaan diferensial parsial
memegang peranan penting di dalam penggambaran (2.1)
fisis, dimana besaran-besaran didalamnya berubah Dimana adalah fungsi yang ditentukan,
terhadap ruang dan waktu. Penggunaan persamaan adalah sebagai berikut. Pendekatan beda hingga
diferensial parsial akan ditemukan pada penyelesaian menggunakan asumsi bahwa fungsi adalah
masalah-masalah fenomena alam. Penggunaan
kontinu sedemikian hingga nilai-nilai fungsi di sekitar
persamaan diferensial tidak terbatas pada masalah
beserta turunannya dapat didekati dengan
fisika saja, tetapi lebih luas lagi dalam bidang sains
dan teknologi. ekspansi deret Taylor. Pendekatan turunan kedua
Masalah-masalah tersebut dalam kenyataannya sulit dengan beda pusat dari adalah
untuk dipecahkan dengan cara analitik biasa, sehingga
metode numerik perlu diterapkan untuk
menyelesaikannya. Hal ini dapat memudahkan para
peneliti dalam melakukan simulasi dalam suatu
permasalahan. atau ekivalen dengan
Metode penyelesaian numerik untuk persamaan
diferensial eliptik diklasifikasikan dalam dua kategori,
yaitu metode beda hingga (finite difference methods)
dan elemen hingga (finite element methods).
Penyelesaian permasalahan persamaan Poisson secara [3].
numerik dapat dilakukan dengan metode apa saja
asalkan sistem persamaan linier yang bersesuaian 2.2 Penurunan Skema pada persamaan Poisson
dengan skema beda memenuhi syarat-syarat dalam Pandang persamaan Poisson (2.1) dan dengan
metode yang dipakai. syarat batas
31
ISSN : 2598-294X
Teknikom : Vol. 1 No. 1 (2017) E-ISSN : 2598-2958
yaitu ketika dan , dan domain Gambar 1 Stensil untuk persamaan Poisson
(2.4)
(2.5)
(2.6)
dimana
(2.7)
32
ISSN : 2598-294X
Teknikom : Vol. 1 No. 1 (2017) E-ISSN : 2598-2958
Dari persamaan (2.12) sampai dengan persamaan (2.20) dapat dibentuk suatu sistem persamaan linier
yang bersesuaian sebagai berikut:
(2.21)
(2.22)
(2.29)
(2.23)
(2.30)
(2.24)
(2.31)
(2.25)
(2.32)
(2.26)
(2.33)
(2.27)
(2.34)
(2.28)
(2.35)
(2.36)
33
ISSN : 2598-294X
Teknikom : Vol. 1 No. 1 (2017) E-ISSN : 2598-2958
Dari persamaan (2.21) sampai dengan persamaan (2.36) dapat dibentuk suatu sistem persamaan linier yang
bersesuaian sebagai berikut:
Dengan memisalkan
dan
(2.37)
Cara untuk mencari kesalahan pemotongan adalah dengan ekspansi deret Taylor.
Ekspansi deret Taylor untuk :
(2.38)
(2.39)
(2.40)
34
ISSN : 2598-294X
Teknikom : Vol. 1 No. 1 (2017) E-ISSN : 2598-2958
(2.41)
atau
atau
35
ISSN : 2598-294X
Teknikom : Vol. 1 No. 1 (2017) E-ISSN : 2598-2958
Dari skema umum pada persamaan (2.6), dengan , , untuk , pada (titik j,
titik k)
(3.1)
(3.2)
(3.3)
(3.4)
(3.5)
(3.6)
36
ISSN : 2598-294X
Teknikom : Vol. 1 No. 1 (2017) E-ISSN : 2598-2958
(3.7)
(3.8)
(3.9)
Dari persamaan (3.1) sampai dengan (3.9) diatas dapat dibentuk suatu sistem persamaan linier sebagai berikut:
Dengan menggunakan metode Gauss-Seidel dan Conjugate-Gradient, didapatkan nilai sebagai berikut:
37
ISSN : 2598-294X
Teknikom : Vol. 1 No. 1 (2017) E-ISSN : 2598-2958
0.07
0.06
solusi metode Gauss Seidel
0.08
0.08
0.06
0.06
0.04
0.04
u
u
0.02 0.02
0 0
1 1
1 1
0.8 0.8
0.5 0.5 0.6
0.6
0.4 0.4
0.2 0.2
y 0 0 y 0 0
x x
4. KESIMPULAN
Dari hasil plot menggunakan Software MATLAB DAFTAR PUSTAKA
seperti terlihat pada Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, [1] Flaherty, Joseph E., Tanpa tahun, Course-Notes: Partial
dan Gambar 5 dapat diketahui bahwa nilai yang Differential Equations.
dihasilkan metode Gauss-Seidel dan Conjugate [2] Nakamura, Shoichiro., 1991, Applied Numerical
Methods with Software, Prentice Hall, New Jersey.
Gradient adalah sama. Namun, pada proses iterasinya,
[3] Suryanto, Agus., Tanpa tahun, Penyelesaian Numerik
dengan menggunakan metode Conjugate Gradient nilai Persamaan Diferensial Parsial pada Sains dan Teknik.
konvergen setelah iterasi ke-5. Sedangkan dengan
metode Gauss-Seidel nilai konvergen setelah iterasi
ke-14.
38