Anda di halaman 1dari 9

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/313807009

ANALISIS DAYA HILANG PADA SERAT OPTIK


MELENGKUNG MENGGUNAKAN METODE
GEOMETRIS DAN FDTD

Conference Paper · January 2016

CITATIONS READS

0 277

3 authors, including:

Erna Sri Sugesti Bambang Setia Nugroho


Telkom University Telkom University
14 PUBLICATIONS 11 CITATIONS 28 PUBLICATIONS 7 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Radio over Fiber View project

Wireless LAN-over-Fiber View project

All content following this page was uploaded by Erna Sri Sugesti on 17 February 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


32

ANALISIS DAYA HILANG PADA SERAT OPTIK MELENGKUNG


MENGGUNAKAN METODE GEOMETRIS DAN FDTD

Okfarima Mandasari1, Erna Sri Sugesti2, Bambang Setia Nugroho3

1,2,3
Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
1
okfarima@gmail.com, 2ernasugesti@telkomuniversity.ac.id,
3
bambangsetianugroho@telkomuniversity.ac.id

Abstrak

Analisis dan pengukuran redaman akibat lengkungan serat optik sangat jarang dilakukan. Penelitian ini
difokuskan pada analisis daya yang hilang karena lengkungan serat optik dengan menggunakan metode
geometris dan Finite Difference Time Domain (FDTD). Hasil analisis kedua metode itu dibandingkan
dengan hasil pengukuran. Hasilnya menunjukkan bahwa metode FDTD lebih mendekati hasil pengukuran.

Kata Kunci: redaman lengkungan, serat optik, geometris, FDTD


Abstract

It’s quite rare to do an analysis on attenuation caused by optical fiber bending. In this paper, we focus on
the power loss due to the optical fiber bending using geometrical and FDTD approaches. The results of both
methods are then compared with the measurement results. The results show that the FDTD method is more
valid than geometrical method.

Keywords: bending attenuation, optical fiber, geometric, FDTD

1. Pendahuluan Hasil yang diperoleh diperbandingkan dengan


perhitungan pendekatan geometris jumlah mode yang
Dalam komunikasi menggunakan serat optik hilang.
sebagai media transmisi, lengkungan serat optik
karena instalasi kabel serat optik tidak dapat dihindari 2. Redaman pada Serat Optik Melengkung
dan sering kali redaman yang timbul diabaikan. Hal
ini karena secara teoritis, redaman yang ditimbulkan Lengkungan dapat terjadi akibat hal-hal yang
akibat lengkungan telah dicakup oleh faktor margin. tidak sengaja, sehingga mengakibatkan arah
Di sisi lain, serat optik yang justru sengaja propagasi cahaya di dalam serat optik berbelok dari
dilengkungkan dapat dimanfaatkan untuk aplikasi arah transmisi semula keluar dari core ke arah
tertentu, yaitu sensor berbasis lengkungan serat optik. cladding. Jenis lengkungan dapat dikelompokkan ke
Perkembangan aplikasinya seperti dilaporkan lebih dalam dua macam, yaitu microbending dan
dahulu oleh [9], kemudian sebagai sensor yang macrobending. Microbending seperti terlihat pada
efisien dan ekonomis untuk Oil Recovery dan juga Gambar 1(a), merupakan rugi-rugi yang disebabkan
sebagai sensor biomedik. Dengan demikian, serat oleh efek mikroskopik karena cacat pada batas core-
optik yang dilengkungkan memiliki potensi manfaat cladding. Cacat tersebut diakibatkan oleh fabrikasi
yang dapat dikembangkan di berbagai bidang. kabel yang kurang baik, kesalahan selama
Peningkatan kinerja sensor serat optik tersebut pengkabelan, suhu rendah dan ada bagian serat yang
dapat dilakukan melalui modifikasi fisik sensor dan tertekan sesuatu. Microbending lebih sulit untuk
analisis pemodelan. Maksud istilah modifikasi fisik dideteksi karena jari-jari kelengkungan mendekati
sensor adalah riset yang memodifikasi fisik serat jari-jari inti serat optik, sehingga mengakibatkan
optik, baik dari sisi bentuk maupun tujuan tertentu, adanya kopling daya antar mode. Rugi microbending
dan dikaitkan dengan pengukuran [11, 22, 24, 25]. dikurangi dengan menggunakan jaket pelindung serat
Adapun analisis pemodelan adalah pengembangan yang fleksibel.
teori numerik terkait suatu fungsi tertentu yang Macrobending seperti diperlihatkan pada
hasilnya disimulasikan [11, 14]. Gambar 1(b), dapat diartikan sebagai rugi-rugi yang
Pemodelan suatu fungsi menggunakan Finite terjadi jika jari-jari kelengkungan jauh lebih besar
Difference Time Domain (FDTD) pada serat optik dari jari-jari inti serat optik. Hal ini disebabkan oleh
semakin banyak digunakan [4, 6, 15, 17, 20, 23]. efek makroskopik seperti adanya belokan kecil pada
Riset ini mendalami proses daya hilang yang terjadi serat itu sendiri, dan juga karena penanganan dan
pada serat optik step index multimode yang instalasi yang kurang baik saat penggelaran kabel di
dilengkungkan dengan menggunakan metode FDTD. lapangan.

Analisis Daya Hilang pada Serat Optik MelengkungMenggunakan Metode Geometris dan FDTD [Okfarima Mandasari]
33

daya sebanding dengan banyaknya jumlah modus


yang masih menjalar pada serat. Untuk mengetahui
jumlah modus yang masih menjalar pada serat dapat
diperoleh dari persamaan (1), (2), dan (3) [2].

2
(a) (b) 2 2a 3
3

Neff N 1 (1)
Gambar 1. (a) Microbending, 2 r 2n2 kr
(b) Macrobending [3]
N (n1 k a ) 2 (2)
2
n12 n22
(3)
2 n12
2
k (4)

di mana N∞ adalah jumlah modus pada serat kondisi


Gambar 2. Numerical Aperture [2] lurus, Neff adalah jumlah modus yang masih menjalar
pada serat setelah lengkungan, λ adalah panjang
gelombang (μm), α adalah konstanta profil indeks, Δ
adalah beda indeks bias relatif, n1 adalah indeks bias
inti, n2 adalah indeks bias cladding, dan r adalah
radius lengkungan (cm). Oleh karena itu, biasanya
untuk mengatasi masalah macrobending, semua serat
optik memiliki batas minimum bend radius (critical
radius). Besarnya critical radius dapat dihitung
menggunakan persamaan (5) [8].

3n1
rcritical (5)
4 ( NA)3

3.3. Numerical Aperture (NA)

Numerical Aperture (NA) tergantung dari jenis


serat yang digunakan. Sudut penerimaan pada serat
Gambar 3. Model Berkas Cahaya plastik lebih besar dibanding serat kaca. NA dapat
pada Lengkungan Serat Optik diartikan sebagai parameter serat yang
merepresentasikan besar sudut penerimaan
3. Parameter Berpengaruh maksimum di mana berkas cahaya masih dapat
diterima dan merambat di dalam inti serat. Besar NA
Terdapat beberapa parameter berpengaruh pada tergantung pada karakteristik indeks bias inti dan
daya hilang di serat optik melengkung. Parameter cladding seperti pada Gambar 2.
tersebut yaitu fiber strength, bend radius, Numerical Semakin besar NA maka akan semakin banyak
Aperture (NA), dan jumlah lilitan. jumlah cahaya yang diterima serat[1]. Besar NA
dapat dihitung menggunakan persamaan (6) [2].
3.1. Fiber Strength
NA sin maks (n12 n22 ) n1 2. (6)
Tekanan yang cukup kuat pada serat optik
sangat berpengaruh [13]. Biasanya tekanan-tekanan
terjadi pada serat optik yang ditanam di dalam tanah. 3.4. Jumlah Lilitan
Semakin sering serat optik mengalami tekanan,
semakin banyak cahaya yang merambat keluar dari Dalam sambungan kabel serat optik, banyak
inti serat optik. lilitan serat optik di baki enclosure mempengaruhi
besar daya hilang. Semakin banyak lilitan maka akan
3.2. Radius Lengkungan semakin besar pula cahaya di dalam serat optik yang
berbelok dari arah transmisi semula dan kemudian
Ukuran radius lengkungan pada serat optik akan hilang. Hal ini menimbulkan redaman yang
sangat mempengaruhi daya yang hilang pada terjadi cukup besar dalam transmisi menggunakan serat
saat radius lengkungan semakin mengecil. Besarnya optik.

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika (TEKTRIKA)
Januari 2016 - Volume 1, Nomor 1
34

4. Pendekatan Geometris R b
1 sin 1 sin 0
a
Ada beberapa karakteristik fisik serat yang R
2
harus diperhatikan dalam lengkungan yaitu berupa
peninjauan berkas cahaya berdasarkan sudut Dengan demikian, maka:
penerimaan, sudut kritis, dan besar jari-jari
kelengkungan seperti terlihat pada Gambar 3. Dari sin sin sin (13)
1 0 2
gambar tersebut tampak berkas cahaya yang menjalar
pada serat yang mengalami lengkungan dan dapat
Berdasarkan syarat terjadinya pemantulan
diturunkan. Ditinjau dari segitiga OBC:
sempurna, yaitu sudut datang lebih besar dari sudut
kritis [3], maka:
sin 1 sin(180 2)
(7)
OC OB n2 n2
sin 1 dan sin 1
sin 1 sin 2 n1 n1
(8) (14)
OC OB n2
sin 1 sin 2 sin 1
n1
Kemudian, dapat diperoleh:
Dari persamaan (11), didapatkan:
a a
OC R dan OB R
2 2 R b n2
sin 0
a n1
sehingga, R
2
a Karena b ≥ -(a/2), maka:
R
sin 1 sin 2 2 sin
sin 1 2 (9)
a a a a
R R R R
2 2 2 n2 2
sin 0 (15)
n1 a
Tinjau segitiga BOA, bahwa: R
2

sin 1 sin(180 0) Berdasarkan persamaan sudut datang pertama (θ1):


(10)
OA OB
n0 sin 1 n2 sin 2 (16)
Inti serat dianggap sebagai referensi nilai nol,
sehingga: Karena n0 = 1, maka:

a a sin 1 n1 cos 0
b
2 2
Dengan:
maka OA = R + b,
2 90 0
sin 1 sin 0
R b a sin 1 n1 1 sin 2 0
R
2
R b (11) 2
sin sin a
1
a 0 R
n2 2
R sin 1 n1 1
2 n1 a
R
2
Dari persamaan (9), diperoleh:

2
a a
R R
2 1 sin sin sin n12 n22 2
1 2 (12) 1
a a
R R
2 2

serta dari persamaan (11), diperoleh: sehingga dapat diperoleh R > Rc, yaitu:

Analisis Daya Hilang pada Serat Optik MelengkungMenggunakan Metode Geometris dan FDTD [Okfarima Mandasari]
35

Terlihat bahwa Ex dan Ey terletak pada koordinat


a n12 sin 2 1 n2
Rc (17) {(i+½, j); (i, j+½)}, maka dapat diperoleh hasil
2 n12 sin 2 n2 turunannya pada persamaan (21) dan (22) [16]:
1

n 1
di mana Rc adalah radius kritis (cm). Hz 2
1 n 1 1 1
{H z 2 (i 2
, j 2
)
y y (21)
5. Penurunan Daya Hilang Akibat Lengkungan (i 1,
2
j)
dengan Metode FDTD n 1
1 1
Hz 2
(i 2
,j 2
)}
Untuk penurunan daya hilang akibat
lengkungan secara matematis digunakan penurunan n 1

rumus daya dengan metode FDTD yang


Hz 2
1 n 1 1 1
{H z 2 (i 2
, j 2
)
divisualisasikan dalam bahasa pemrograman x 1)
x (22)
(i , j
MATLAB. 2

n 1
1 1
Hz 2
(i 2
,j 2
)}
5.1. Penentuan Medan Listrik dan Medan
Magnet
Kemudian persamaan (21) dan (22)
disubstitusikan ke dalam persamaan (18) dan (19),
Metode yang digunakan yaitu FDTD TE dua
sehingga diperoleh hasil persamaan (23) dan (24)
dimensi. Dalam metode ini sumbu-z memiliki unsur
[16]:
medan magnet sedangkan sumbu-x dan y terdapat
unsur medan listrik. Yang perlu lebih diperhatikan
1
dalam metode ini adalah peletakan medan listrik di Exn (i 2
, j)
sekeliling sel dan medan magnet diletakkan pada (i 1, j)
2 1
pusat sel. 1, 1,
Exn i (i 2
, j)
Dalam penurunannya, medan listrik dapat (i 2
j) (i 2
j) t
diperoleh dengan persamaan (18), (19), dan (20) [16]: t n 1
1 (23)
1, 1,
jz 2
(i 2
, j)
t n 1 (i j) (i j) t
Exn Exn 1 Jz 2 2 2
. t . t t 1 n 1
n 12
(18) {H z 2 (i 1
, j 1
)
1, 1, 2 2
t Hz (i 2
j) (i 2
j) t y
t y n 1
1 1
Hz 2
(i 2
, j 2
)}
1 t n 1
E yn E yn Jz 2

. t . t
1
(19)
n
t Hz 2
E yn (i, j 1
)
2
t x 1)
(i, j
n 1 1 2
Exn i (i, j 1
)
jz 2
I (20) 1) 1) 2
x. y (i, j 2
(i, j 2
t
t n 1
1 (24)
jz 2
(i, j )
dengan: (i, j 1) (i, j 1) t 2
2 2
t 1 n 1 1 1
I sin(2 ft ) 1) 1)
{H z 2 (i 2
, j 2
)
(i, j 2
(i, j 2
t y
1
Peletakan medan elektromagnetik dan medan Hz
n 2
(i 1
, j 1
)}
2 2
listrik dapat dilihat dalam Gambar 4.
Untuk persamaan medan magnet diperoleh dari
persamaan awal:

n 1 n 1 t
H 2
H 2
En

yang dapat diturunkan menjadi persamaan (25) [16]:

n 1 n 1 t E yn E yn
Hz 2
Hz 2
(25)
Gambar 4. Peletakan Medan Elektromagnet x y
di Atas Satuan Sel untuk Mode TE [16]

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika (TEKTRIKA)
Januari 2016 - Volume 1, Nomor 1
36

Hz diletakkan pada koordinat (i+½, j+½) maka 5.2. Penentuan Syarat Batas dengan ABC MUR
untuk persamaan (25) juga diletakkan pada koordinat
(i+½, j+½), sehingga diperoleh persamaan (26) dan Penurunan secara matematis syarat batas MUR
(27) [16]: metode FDTD diperoleh melalui pencacahan
diferensial terhadap waktu menggunakan algoritma
Yee [16]:
E yn 1 1
E yn (i 1, j 2
)
x x E 1 E
(i 1,
2
j| 1)
2
(26) 0 (30)
x v t
1
E yn (i j 2
1
1 n
Exn 1 E En En E 2

Exn (i 1, j 1
) v (31)
y y 2 t t (n 1) t t x
(i 1,
2
j 1)
2
(27) 3

1
E yn (i , j )} x x
2 En (x ) En 1(x )
2 2
Kemudian persamaan (26) dan (27) t (32)
disubstitusikan ke dalam persamaan (24) dan n 1 n 1

diperoleh persamaan FDTD untuk mencari medan E 2


(2) E 2
(1)
v
magnet yaitu pada persamaan (28) [16]: x

n 1 n 1
Hz 2
(i 1
, j 1
) Hz 2
(i 1
, j 1
) E n (1) E n (2)
2 2 2 2 En (x 2
x
)
2
1 1 (33)
t E yn (i 1, j 2
) n 1
n n 1
E (1) E (1)
x E 2
(1)
(i 1, j 1) (28) 2
1
2 2 E yn (i, j )
2
E n (1) E n 1 (2)
1 1 v t x n (34)
{Exn (i 2
, j 1) E (2) E n 1 (1)
y v t x
1
Exn (i 2
, j )}
E n (1, J , K ) E n 1 (2, J , K )
v t x n (35)
Di dalam program, medan elektromagnet yang E (2, J , K ) E n 1 (1, J , K )
diperoleh diubah menjadi bentuk matriks seperti di v t x
persamaan (29) [16]:
6. Analisis
1
Ex (i 2,
, j) EX ( I , J ) 6.1. Pendekatan Geometris
1
E y (i, j 2
) EY ( I , J ) (29) Dengan mensubstitusikan parameter di Tabel 1
H z (i 1
, j 1
) HZ ( I , J ) pada persamaan (1) sampai dengan (4), maka dapat
2 2 diperoleh jumlah modus yang hilang seperti tampak
di Gambar 6.
Hasil persamaan tersebut disajikan pada Gambar 5.

101
100
99
98
Daya (%)

97
96
95
94
93
1313 1309 1308 1307 1305 1304 1298 1295 1258

daya Jumlah modus

Gambar 6. Korelasi Jumlah Modus


Gambar 5. Peletakan Medan Elektromagnet dan Daya pada Serat Melengkung
di Dekat Batas Serap [16] dengan Radius Lengkungan (1,75 - 0,125) cm

Analisis Daya Hilang pada Serat Optik MelengkungMenggunakan Metode Geometris dan FDTD [Okfarima Mandasari]
37

Tabel 1. Parameter Serat Optik yang Digunakan


n1: 1,46 λ:632,8 nm α: ∞ NA: 0,205885
n2: 1,45 Δ: 0,01 a : 25 μm

Gambar 8. Keluaran Aplikasi pada Serat yang


Mengalami Lengkungan dengan Radius 0,125 cm
pada Iterasi Ke-400

Gambar 7. Perambatan Daya


Saat Belum Terjadi Lengkungan

Modus yang hilang berkorelasi positif dengan


daya yang hilang, jika kondisi radius lengkungan
diperkecil dari (1,75 - 0,125) cm.
Secara teoritis telah pula dihitung ukuran
lengkungan kritisnya menggunakan persamaan (17),
dengan hasil Rc = 0,72735 cm. Nilai radius kritis
tersebut hanya mempertimbangkan karakteristik fisik Gambar 9. Setting Pengukuran Daya Hilang
serat yang meliputi sudut penerimaan, indeks bias inti pada Serat Optik
dan cladding tanpa memperhatikan panjang
gelombang operasi pada serat. Tabel 2. Perolehan Daya Menggunakan FDTD
T P(0) Pr % daya hilang
6.2. Pendekatan FDTD 300 2,1061x10-36 1,6097x10-36 23,57
310 1,5975x10-35 9,9529x10-36 37,70
380 1,5933x10-35 1,1724x10-35 26,42
Pada prinsipnya, metode FDTD dipengaruhi 400 4,6911x10-36 1,0116x10-36 78,44
oleh fungsi waktu dan pergeseran. Hasil perambatan 420 1,7419x10-35 1,2881x10-35 26,05
gelombang yang diperoleh dengan metode FDTD 530 4,0992x10-35 3,511x10-35 14,20
550 9,5115x10-36 4,2269x10-36 55,14
bertahap sesuai waktunya. 630 9,8461x10-35 6,6255x10-35 32,71
Gambar 7 menunjukkan perambatan gelombang 680 3,2981x1036 2,4992x10-36 24,22
dalam serat tanpa lengkungan dengan menggunakan % daya hilang rata-rata 31,85

iterasi yang berbeda yaitu pada iterasi 2, 150, 300,


dan 400. Konsentrasi tertinggi terlihat pada inti yang Untuk aplikasi serat akibat lengkungan diambil
berwarna ungu terang dan terdapat gradasi warna ke salah satu hasil pada radius lengkungan 0,125 cm
arah cladding akibat pengaruh daya dari inti, namun yaitu pada iterasi ke-400 seperti terlihat pada Gambar
tidak terlihat pengaruh perbedaan konsentrasi yang 8.
cukup besar pada daerah perbatasan inti dan cladding. Dari gambar tersebut dan dari hasil yang
Artinya, pada serat tanpa lengkungan tidak ada daya diperoleh saat serat mulai mengalami lengkungan
hilang ke arah cladding. terdapat daya dengan konsentrasi lebih besar daripada
Perhitungan daya hilang akibat lengkungan sebelumnya di kawasan perbatasan inti dan cladding
dapat menggunakan persamaan (36), yaitu: yaitu 2,04 × 10-101 W menjadi 1,95 × 10-93 W. Dari
hasil tersebut terlihat bahwa lengkungan
P 0 Pclad mengakibatkan adanya perambatan cahaya yang
daya hilang 100% (36) keluar dari transmisi semula ke arah cladding.
P 0
6.3. Validasi Hasil
Dari penurunan daya, diperoleh daya hilang
rata-rata sebesar 31,85% (Tabel 2). Daya hilang yang Untuk mengetahui tingkat kebenaran hasil
terjadi hanya diakibatkan oleh pengaruh parameter pendekatan dua metode tersebut, maka dibandingkan
radius lengkungan tanpa dipengaruhi redaman dengan hasil pengukuran yang nyata. Setting
karakteristik serat. pengukurannya tampak di Gambar 9.

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika (TEKTRIKA)
Januari 2016 - Volume 1, Nomor 1
38

Tabel 3. Daya Hilang Hasil Pengukuran (%) on Microwave Theory and Techniques, vol. 47,
∑ Diameter Lengkungan (cm)
issue 3, pp. 345 – 349, 1999.
lilitan [5] Guryiang Shen, Yinchao Chen, dan Raj Mittra,
3,5 2,5 2,1 1,8 1,5 0,9 0,7 0,25
1 2,61 2,21 1,78 4,04 2,23 40,3 41,1 47,39
“An Efficient Non-Uniform FDTD Method for
2 3,15 3,46 2,30 4,74 4,02 40,81 42,54 48,29
Analysis of Propagation Characteristics of
3 3,13 3,68 2,77 4,70 4,83 41,16 42,22 48,94
Optical Fiber Waveguides”, IEEE, pp. 1488 -
4 3,22 3,68 3,08 5,46 5,57 41,38 42,41 49,34 1491, 1998.
5 3,51 4,10 3,39 6,29 5,98 41,59 42,45 50,57 [6] Joseph, Rose M., dan Allen Taflove, “FDTD
6 3,91 4,06 4,15 6,14 5,51 41,82 42,93 50,09 Maxwell’s Equations Models for Nonlinear
7 4,15 4,65 4,94 6,82 5,44 42,03 43,09 51,07 Electrodynamics and Optics”, IEEE
8 4,68 4,96 5,09 6,82 6,48 42,3 43,73 51,47 Transactions On Antennas And Propagation,
9 4,59 5,09 5,29 7,08 6,01 42,76 44,23 52,68 vol. 45, no. 3, Maret 1997.
10 5,05 5,46 5,49 7,36 6,33 43,35 44,51 53,17 [7] Jun Wang, Mingyu Li, dan Jian-Jun He,
“Analysis of Deep Etched Trench in Planar
Serat optik yang digunakan tipe multimode, Optical Waveguide by FDTD Method, Optical
laser multimode pada panjang gelombang 632,8 nm, Fiber Communication and Optoelectronics
pipa dengan berbagai ukuran diameter dan sebuah Conference”, Shanghai, Oktober 17-19, 2007.
power meter optik. Hasil pengukuran tampak di Tabel
[8] Keiser, G., “Optical Fiber Communications”,
3.
Secara umum dari tabel tersebut dapat diketahui 3rd ed., McGraw-Hill, New York, 2000.
bahwa semakin banyak lilitan dan semakin kecil [9] Lagakos, Nicholas, J. H. Cole, dan J. A. Bucaro,
radius lengkungan menyebabkan daya hilang “Microbend Fiber Optic Sensor”, Applied
semakin tinggi. Dan daya hilang terbesar terjadi di Optics, vol. 26, no. 11, pp. 2171-2180, Juni 1,
lengkungan paling kecil. 1987.
[10] Nady, M., Mohamed B. El Mashade, dan
7. Kesimpulan
Ahmed M. Attiya, “Analysis of Ultra-Short
Dari berbagai analisis yang telah dilakukan, Pulse Propagation in a Nonlinear Optical Fiber
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: by using BOR-FDTD Technique”, 25th National
a. Hasil analisis menggunakan pendekatan Radio Science Conference (NRSC 2008),
geometris melenceng jauh dari hasil pengukuran. Egypt, 2008.
Sehingga dapat dikatakan model pendekatan ini [11] Ortega-Quijano, N., G. Lamadrid-Perojo, M.A.
kurang valid.
Rodriguez-Colmenares, F. Fanjul-Velez, I.
b. Hasil analisis pendekatan FDTD memberikan
hasil yang lebih valid karena hasil iterasinya Salas-Garcia, S. Camara, dan J.L. Arce-Diego,
mendekati hasil pengukuran, meski pun hasil “Bending Loss Characterization under
iterasi yang dilakukan tidak selalu stabil seperti Temperature Variations of ITU-T G.657 Optical
pada pengukuran. Mungkin terdapat korelasi Fiber Standard for its Implementation in the
posisi daerah sampling dengan perulangan Last Mile”, Eighth International Conference on
iterasinya. Dan pada penurunannya mengabaikan Wireless and Optical Communications
faktor redaman serat optik. Hal ini dapat diselidiki
Networks (WOCN), pp. 1 – 4, 2011.
lebih lanjut pada penelitian berikutnya.
[12] P. Wang, Y. Semenova, Q. Wu, dan G. Farrell,
Daftar Pustaka “A Bend Loss Based Single Mode Fiber Micro-
Displacement Sensor”, Microwave and Optical
[1] Ando Electric Co., Ltd., “AQ 2150 Optical Technology Letters, vol. 52, no. 10, pp. 2231-
Multimeter Instruction Manual”, Japan, 1995. 2235, Oktober 2010.
[2] Anggraini, Y., “Evaluasi Hasil Pengukuran [13] Powers, J., “An Introduction to Fiber Optic
Karakteristik Kabel Serat Optik Single Mode System”, a Times Higher Education Group,
G.652 series dan G.655 series”, STT Telkom, 1993 dan 1997.
Bandung, 2005. [14] Schermer, R. T. dan J. H. Cole, “Improved Bend
[3] Fiber Option, Ltd., “Learning about Option in Loss Formula Verified for Optical Fiber by
Fiber”, UK, 1994. Simulation and Experiment”, IEEE Journal of
[4] Guoqiang Shen, Yinchao Chen, dan R. Mittra, Quantum Electronics, vol. 43 , issue 10, pp. 899
“A Nonuniform FDTD Technique for Efficient – 909, 2007.
Analysis of Propagation Characteristics of [15] Shyh-Lin Tsao dan Wen-Ming Cheng,
Optical Fiber Waveguides”, IEEE Transactions “Realization of an Online Fiber Optic Bending

Analisis Daya Hilang pada Serat Optik MelengkungMenggunakan Metode Geometris dan FDTD [Okfarima Mandasari]
39

Loss Measurement System”, IEEE Transactions Splice Loss in Optical Fiber”, Photonics
on Instrumentation and Measurement, vol. 53, Conference (PHO), Arlington, pp. 236 – 237,
issue 1, pp. 72-79, 2004. Oktober 9-13, 2011.
[16] Sterling, D.J., “Technician’s Guide to Fiber
Optic”, Delmar Publisher Inc., Albany, New
York, 1993.
[17] Sullivan, Dennis, Jeffrey Young, dan Mark
Kuzyk, “FDTD Simulation of Nonlinear Optical
PBG Fibers”, Antennas and Propagation Society
International Symposium, pp. 698 – 701, 2002.
[18] Tetuko, J., “Analisa Gelombang Listrik
Hantaran dengan Menggunakan Metode Finite
Difference Time Domain”, ITB, Bandung, 1998.
[19] Tomeh ,Mahmoud Munes, Sebastien Goasguen,
dan Samir M. El-Ghazaly, “Time-Domain
Optical Response of an Electrooptic Modulator
using FDTD”, IEEE Transactions On
Microwave Theory And Techniques, vol. 49,
no. 12, Desember 2001.
[20] Trivunac-Vukovic, NaWa dan Bratisiav
Miovanovi, “FDTD Simulation Of The Soliton
Propagation In The Optical Fiber,
Microwaves”, 13th International Conference on
Radar and Wireless Communications, vol. 2, pp.
435 – 438, 2000.
[21] Vu Ngoc Hai, Young-Ho Kim, dan In-Kag
Hwang, “3D-FDTD Algorithm with Anisotropic
Resolutions for Analyses of Photonic Crystal
Fibers, Lasers and Electro-Optics”, Seoul,
IEEE, Agustus 26-31, 2007.
[22] Wei Hong, Dongning Wang, Dingshan Gao,
Yuhua Li, Changrui Liao, Ying Wang, Shujing
Liu, Xia Fang, dan Lina Ma, “Investigation on
Transmission Properties of a Single Mode Fiber
with a Cross-Sectional Micro-Channel using
Time-Domain Finite Difference (FDTD)
Method”, Opto Electronics and
Communications Conference, Hongkong, 2009.
[23] Yiping Wang, David Richardson, Gilberto
Brambilla, Xian Feng, Marco Petrovich, Ming
Ding, dan Zhangqi Song, “Bend Sensors Based
on Periodically Tapered Soft Glass Fibers”,
Proc. SPIE 7753, 21st International Conference
on Optical Fiber Sensors, Ottawa, Canada, Mei
15, 2011.
[24] Yongxing Jin, Chi Chiu Chan, Xinyong Dong,
dan Y.F Zhang, “Bending Sensor with Tilted
Fiber Bragg Grating Interacting with Multi
Mode Fiber”, Communications and Photonics
Conference and Exhibition (ACP), Shanghai,
China, pp. 1 - 6, November 2-6, 2009.
[25] Youichi Akasaka dan Motoyoshi Sekiya,
“FDTD calculation of Polarization Dependent

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika (TEKTRIKA)
Januari 2016 - Volume 1, Nomor 1

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai