discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/313807009
CITATIONS READS
0 277
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Erna Sri Sugesti on 17 February 2017.
1,2,3
Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
1
okfarima@gmail.com, 2ernasugesti@telkomuniversity.ac.id,
3
bambangsetianugroho@telkomuniversity.ac.id
Abstrak
Analisis dan pengukuran redaman akibat lengkungan serat optik sangat jarang dilakukan. Penelitian ini
difokuskan pada analisis daya yang hilang karena lengkungan serat optik dengan menggunakan metode
geometris dan Finite Difference Time Domain (FDTD). Hasil analisis kedua metode itu dibandingkan
dengan hasil pengukuran. Hasilnya menunjukkan bahwa metode FDTD lebih mendekati hasil pengukuran.
It’s quite rare to do an analysis on attenuation caused by optical fiber bending. In this paper, we focus on
the power loss due to the optical fiber bending using geometrical and FDTD approaches. The results of both
methods are then compared with the measurement results. The results show that the FDTD method is more
valid than geometrical method.
Analisis Daya Hilang pada Serat Optik MelengkungMenggunakan Metode Geometris dan FDTD [Okfarima Mandasari]
33
2
(a) (b) 2 2a 3
3
Neff N 1 (1)
Gambar 1. (a) Microbending, 2 r 2n2 kr
(b) Macrobending [3]
N (n1 k a ) 2 (2)
2
n12 n22
(3)
2 n12
2
k (4)
3n1
rcritical (5)
4 ( NA)3
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika (TEKTRIKA)
Januari 2016 - Volume 1, Nomor 1
34
4. Pendekatan Geometris R b
1 sin 1 sin 0
a
Ada beberapa karakteristik fisik serat yang R
2
harus diperhatikan dalam lengkungan yaitu berupa
peninjauan berkas cahaya berdasarkan sudut Dengan demikian, maka:
penerimaan, sudut kritis, dan besar jari-jari
kelengkungan seperti terlihat pada Gambar 3. Dari sin sin sin (13)
1 0 2
gambar tersebut tampak berkas cahaya yang menjalar
pada serat yang mengalami lengkungan dan dapat
Berdasarkan syarat terjadinya pemantulan
diturunkan. Ditinjau dari segitiga OBC:
sempurna, yaitu sudut datang lebih besar dari sudut
kritis [3], maka:
sin 1 sin(180 2)
(7)
OC OB n2 n2
sin 1 dan sin 1
sin 1 sin 2 n1 n1
(8) (14)
OC OB n2
sin 1 sin 2 sin 1
n1
Kemudian, dapat diperoleh:
Dari persamaan (11), didapatkan:
a a
OC R dan OB R
2 2 R b n2
sin 0
a n1
sehingga, R
2
a Karena b ≥ -(a/2), maka:
R
sin 1 sin 2 2 sin
sin 1 2 (9)
a a a a
R R R R
2 2 2 n2 2
sin 0 (15)
n1 a
Tinjau segitiga BOA, bahwa: R
2
a a sin 1 n1 cos 0
b
2 2
Dengan:
maka OA = R + b,
2 90 0
sin 1 sin 0
R b a sin 1 n1 1 sin 2 0
R
2
R b (11) 2
sin sin a
1
a 0 R
n2 2
R sin 1 n1 1
2 n1 a
R
2
Dari persamaan (9), diperoleh:
2
a a
R R
2 1 sin sin sin n12 n22 2
1 2 (12) 1
a a
R R
2 2
serta dari persamaan (11), diperoleh: sehingga dapat diperoleh R > Rc, yaitu:
Analisis Daya Hilang pada Serat Optik MelengkungMenggunakan Metode Geometris dan FDTD [Okfarima Mandasari]
35
n 1
di mana Rc adalah radius kritis (cm). Hz 2
1 n 1 1 1
{H z 2 (i 2
, j 2
)
y y (21)
5. Penurunan Daya Hilang Akibat Lengkungan (i 1,
2
j)
dengan Metode FDTD n 1
1 1
Hz 2
(i 2
,j 2
)}
Untuk penurunan daya hilang akibat
lengkungan secara matematis digunakan penurunan n 1
n 1
1 1
Hz 2
(i 2
,j 2
)}
5.1. Penentuan Medan Listrik dan Medan
Magnet
Kemudian persamaan (21) dan (22)
disubstitusikan ke dalam persamaan (18) dan (19),
Metode yang digunakan yaitu FDTD TE dua
sehingga diperoleh hasil persamaan (23) dan (24)
dimensi. Dalam metode ini sumbu-z memiliki unsur
[16]:
medan magnet sedangkan sumbu-x dan y terdapat
unsur medan listrik. Yang perlu lebih diperhatikan
1
dalam metode ini adalah peletakan medan listrik di Exn (i 2
, j)
sekeliling sel dan medan magnet diletakkan pada (i 1, j)
2 1
pusat sel. 1, 1,
Exn i (i 2
, j)
Dalam penurunannya, medan listrik dapat (i 2
j) (i 2
j) t
diperoleh dengan persamaan (18), (19), dan (20) [16]: t n 1
1 (23)
1, 1,
jz 2
(i 2
, j)
t n 1 (i j) (i j) t
Exn Exn 1 Jz 2 2 2
. t . t t 1 n 1
n 12
(18) {H z 2 (i 1
, j 1
)
1, 1, 2 2
t Hz (i 2
j) (i 2
j) t y
t y n 1
1 1
Hz 2
(i 2
, j 2
)}
1 t n 1
E yn E yn Jz 2
. t . t
1
(19)
n
t Hz 2
E yn (i, j 1
)
2
t x 1)
(i, j
n 1 1 2
Exn i (i, j 1
)
jz 2
I (20) 1) 1) 2
x. y (i, j 2
(i, j 2
t
t n 1
1 (24)
jz 2
(i, j )
dengan: (i, j 1) (i, j 1) t 2
2 2
t 1 n 1 1 1
I sin(2 ft ) 1) 1)
{H z 2 (i 2
, j 2
)
(i, j 2
(i, j 2
t y
1
Peletakan medan elektromagnetik dan medan Hz
n 2
(i 1
, j 1
)}
2 2
listrik dapat dilihat dalam Gambar 4.
Untuk persamaan medan magnet diperoleh dari
persamaan awal:
n 1 n 1 t
H 2
H 2
En
n 1 n 1 t E yn E yn
Hz 2
Hz 2
(25)
Gambar 4. Peletakan Medan Elektromagnet x y
di Atas Satuan Sel untuk Mode TE [16]
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika (TEKTRIKA)
Januari 2016 - Volume 1, Nomor 1
36
Hz diletakkan pada koordinat (i+½, j+½) maka 5.2. Penentuan Syarat Batas dengan ABC MUR
untuk persamaan (25) juga diletakkan pada koordinat
(i+½, j+½), sehingga diperoleh persamaan (26) dan Penurunan secara matematis syarat batas MUR
(27) [16]: metode FDTD diperoleh melalui pencacahan
diferensial terhadap waktu menggunakan algoritma
Yee [16]:
E yn 1 1
E yn (i 1, j 2
)
x x E 1 E
(i 1,
2
j| 1)
2
(26) 0 (30)
x v t
1
E yn (i j 2
1
1 n
Exn 1 E En En E 2
Exn (i 1, j 1
) v (31)
y y 2 t t (n 1) t t x
(i 1,
2
j 1)
2
(27) 3
1
E yn (i , j )} x x
2 En (x ) En 1(x )
2 2
Kemudian persamaan (26) dan (27) t (32)
disubstitusikan ke dalam persamaan (24) dan n 1 n 1
n 1 n 1
Hz 2
(i 1
, j 1
) Hz 2
(i 1
, j 1
) E n (1) E n (2)
2 2 2 2 En (x 2
x
)
2
1 1 (33)
t E yn (i 1, j 2
) n 1
n n 1
E (1) E (1)
x E 2
(1)
(i 1, j 1) (28) 2
1
2 2 E yn (i, j )
2
E n (1) E n 1 (2)
1 1 v t x n (34)
{Exn (i 2
, j 1) E (2) E n 1 (1)
y v t x
1
Exn (i 2
, j )}
E n (1, J , K ) E n 1 (2, J , K )
v t x n (35)
Di dalam program, medan elektromagnet yang E (2, J , K ) E n 1 (1, J , K )
diperoleh diubah menjadi bentuk matriks seperti di v t x
persamaan (29) [16]:
6. Analisis
1
Ex (i 2,
, j) EX ( I , J ) 6.1. Pendekatan Geometris
1
E y (i, j 2
) EY ( I , J ) (29) Dengan mensubstitusikan parameter di Tabel 1
H z (i 1
, j 1
) HZ ( I , J ) pada persamaan (1) sampai dengan (4), maka dapat
2 2 diperoleh jumlah modus yang hilang seperti tampak
di Gambar 6.
Hasil persamaan tersebut disajikan pada Gambar 5.
101
100
99
98
Daya (%)
97
96
95
94
93
1313 1309 1308 1307 1305 1304 1298 1295 1258
Analisis Daya Hilang pada Serat Optik MelengkungMenggunakan Metode Geometris dan FDTD [Okfarima Mandasari]
37
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika (TEKTRIKA)
Januari 2016 - Volume 1, Nomor 1
38
Tabel 3. Daya Hilang Hasil Pengukuran (%) on Microwave Theory and Techniques, vol. 47,
∑ Diameter Lengkungan (cm)
issue 3, pp. 345 – 349, 1999.
lilitan [5] Guryiang Shen, Yinchao Chen, dan Raj Mittra,
3,5 2,5 2,1 1,8 1,5 0,9 0,7 0,25
1 2,61 2,21 1,78 4,04 2,23 40,3 41,1 47,39
“An Efficient Non-Uniform FDTD Method for
2 3,15 3,46 2,30 4,74 4,02 40,81 42,54 48,29
Analysis of Propagation Characteristics of
3 3,13 3,68 2,77 4,70 4,83 41,16 42,22 48,94
Optical Fiber Waveguides”, IEEE, pp. 1488 -
4 3,22 3,68 3,08 5,46 5,57 41,38 42,41 49,34 1491, 1998.
5 3,51 4,10 3,39 6,29 5,98 41,59 42,45 50,57 [6] Joseph, Rose M., dan Allen Taflove, “FDTD
6 3,91 4,06 4,15 6,14 5,51 41,82 42,93 50,09 Maxwell’s Equations Models for Nonlinear
7 4,15 4,65 4,94 6,82 5,44 42,03 43,09 51,07 Electrodynamics and Optics”, IEEE
8 4,68 4,96 5,09 6,82 6,48 42,3 43,73 51,47 Transactions On Antennas And Propagation,
9 4,59 5,09 5,29 7,08 6,01 42,76 44,23 52,68 vol. 45, no. 3, Maret 1997.
10 5,05 5,46 5,49 7,36 6,33 43,35 44,51 53,17 [7] Jun Wang, Mingyu Li, dan Jian-Jun He,
“Analysis of Deep Etched Trench in Planar
Serat optik yang digunakan tipe multimode, Optical Waveguide by FDTD Method, Optical
laser multimode pada panjang gelombang 632,8 nm, Fiber Communication and Optoelectronics
pipa dengan berbagai ukuran diameter dan sebuah Conference”, Shanghai, Oktober 17-19, 2007.
power meter optik. Hasil pengukuran tampak di Tabel
[8] Keiser, G., “Optical Fiber Communications”,
3.
Secara umum dari tabel tersebut dapat diketahui 3rd ed., McGraw-Hill, New York, 2000.
bahwa semakin banyak lilitan dan semakin kecil [9] Lagakos, Nicholas, J. H. Cole, dan J. A. Bucaro,
radius lengkungan menyebabkan daya hilang “Microbend Fiber Optic Sensor”, Applied
semakin tinggi. Dan daya hilang terbesar terjadi di Optics, vol. 26, no. 11, pp. 2171-2180, Juni 1,
lengkungan paling kecil. 1987.
[10] Nady, M., Mohamed B. El Mashade, dan
7. Kesimpulan
Ahmed M. Attiya, “Analysis of Ultra-Short
Dari berbagai analisis yang telah dilakukan, Pulse Propagation in a Nonlinear Optical Fiber
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: by using BOR-FDTD Technique”, 25th National
a. Hasil analisis menggunakan pendekatan Radio Science Conference (NRSC 2008),
geometris melenceng jauh dari hasil pengukuran. Egypt, 2008.
Sehingga dapat dikatakan model pendekatan ini [11] Ortega-Quijano, N., G. Lamadrid-Perojo, M.A.
kurang valid.
Rodriguez-Colmenares, F. Fanjul-Velez, I.
b. Hasil analisis pendekatan FDTD memberikan
hasil yang lebih valid karena hasil iterasinya Salas-Garcia, S. Camara, dan J.L. Arce-Diego,
mendekati hasil pengukuran, meski pun hasil “Bending Loss Characterization under
iterasi yang dilakukan tidak selalu stabil seperti Temperature Variations of ITU-T G.657 Optical
pada pengukuran. Mungkin terdapat korelasi Fiber Standard for its Implementation in the
posisi daerah sampling dengan perulangan Last Mile”, Eighth International Conference on
iterasinya. Dan pada penurunannya mengabaikan Wireless and Optical Communications
faktor redaman serat optik. Hal ini dapat diselidiki
Networks (WOCN), pp. 1 – 4, 2011.
lebih lanjut pada penelitian berikutnya.
[12] P. Wang, Y. Semenova, Q. Wu, dan G. Farrell,
Daftar Pustaka “A Bend Loss Based Single Mode Fiber Micro-
Displacement Sensor”, Microwave and Optical
[1] Ando Electric Co., Ltd., “AQ 2150 Optical Technology Letters, vol. 52, no. 10, pp. 2231-
Multimeter Instruction Manual”, Japan, 1995. 2235, Oktober 2010.
[2] Anggraini, Y., “Evaluasi Hasil Pengukuran [13] Powers, J., “An Introduction to Fiber Optic
Karakteristik Kabel Serat Optik Single Mode System”, a Times Higher Education Group,
G.652 series dan G.655 series”, STT Telkom, 1993 dan 1997.
Bandung, 2005. [14] Schermer, R. T. dan J. H. Cole, “Improved Bend
[3] Fiber Option, Ltd., “Learning about Option in Loss Formula Verified for Optical Fiber by
Fiber”, UK, 1994. Simulation and Experiment”, IEEE Journal of
[4] Guoqiang Shen, Yinchao Chen, dan R. Mittra, Quantum Electronics, vol. 43 , issue 10, pp. 899
“A Nonuniform FDTD Technique for Efficient – 909, 2007.
Analysis of Propagation Characteristics of [15] Shyh-Lin Tsao dan Wen-Ming Cheng,
Optical Fiber Waveguides”, IEEE Transactions “Realization of an Online Fiber Optic Bending
Analisis Daya Hilang pada Serat Optik MelengkungMenggunakan Metode Geometris dan FDTD [Okfarima Mandasari]
39
Loss Measurement System”, IEEE Transactions Splice Loss in Optical Fiber”, Photonics
on Instrumentation and Measurement, vol. 53, Conference (PHO), Arlington, pp. 236 – 237,
issue 1, pp. 72-79, 2004. Oktober 9-13, 2011.
[16] Sterling, D.J., “Technician’s Guide to Fiber
Optic”, Delmar Publisher Inc., Albany, New
York, 1993.
[17] Sullivan, Dennis, Jeffrey Young, dan Mark
Kuzyk, “FDTD Simulation of Nonlinear Optical
PBG Fibers”, Antennas and Propagation Society
International Symposium, pp. 698 – 701, 2002.
[18] Tetuko, J., “Analisa Gelombang Listrik
Hantaran dengan Menggunakan Metode Finite
Difference Time Domain”, ITB, Bandung, 1998.
[19] Tomeh ,Mahmoud Munes, Sebastien Goasguen,
dan Samir M. El-Ghazaly, “Time-Domain
Optical Response of an Electrooptic Modulator
using FDTD”, IEEE Transactions On
Microwave Theory And Techniques, vol. 49,
no. 12, Desember 2001.
[20] Trivunac-Vukovic, NaWa dan Bratisiav
Miovanovi, “FDTD Simulation Of The Soliton
Propagation In The Optical Fiber,
Microwaves”, 13th International Conference on
Radar and Wireless Communications, vol. 2, pp.
435 – 438, 2000.
[21] Vu Ngoc Hai, Young-Ho Kim, dan In-Kag
Hwang, “3D-FDTD Algorithm with Anisotropic
Resolutions for Analyses of Photonic Crystal
Fibers, Lasers and Electro-Optics”, Seoul,
IEEE, Agustus 26-31, 2007.
[22] Wei Hong, Dongning Wang, Dingshan Gao,
Yuhua Li, Changrui Liao, Ying Wang, Shujing
Liu, Xia Fang, dan Lina Ma, “Investigation on
Transmission Properties of a Single Mode Fiber
with a Cross-Sectional Micro-Channel using
Time-Domain Finite Difference (FDTD)
Method”, Opto Electronics and
Communications Conference, Hongkong, 2009.
[23] Yiping Wang, David Richardson, Gilberto
Brambilla, Xian Feng, Marco Petrovich, Ming
Ding, dan Zhangqi Song, “Bend Sensors Based
on Periodically Tapered Soft Glass Fibers”,
Proc. SPIE 7753, 21st International Conference
on Optical Fiber Sensors, Ottawa, Canada, Mei
15, 2011.
[24] Yongxing Jin, Chi Chiu Chan, Xinyong Dong,
dan Y.F Zhang, “Bending Sensor with Tilted
Fiber Bragg Grating Interacting with Multi
Mode Fiber”, Communications and Photonics
Conference and Exhibition (ACP), Shanghai,
China, pp. 1 - 6, November 2-6, 2009.
[25] Youichi Akasaka dan Motoyoshi Sekiya,
“FDTD calculation of Polarization Dependent
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika (TEKTRIKA)
Januari 2016 - Volume 1, Nomor 1