SEKAPUR SIRIH
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat
dan hidayah, inayah dan anugrah-Nya, kegiatan Festival Seni Budaya Jawa
Tondano XV tahun 2020 se Indonesia Timur Insya Allah dapat terlaksana.
Kegiatan Festival Seni Budaya Jawa Tondano ke XV tahun 2020
dilaksanakan di Desa Kosio Bersatu, Kecamatan Dumoga Barat Kabupaten Bolaang
Mongondow, sebagaimana hasil kesepakatan seluruh peserta pada Festival Seni
Budaya Jawa Tondano XllI tahun 2018 di Kota Gorontalo.
Insya Allah Festival Seni Budaya Jawa Tondano XV tahun 2020 dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Untuk itu, demi
suksesnya kegiatan ini, sangat diperlukan kerjasama dan dukungan penuh dari
pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow dan pemerintah Provinsi Sulawesi
Utara,tak lupa juga dukungan DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow dan Provinsi
Sulawesi Utara, para pengusaha serta dukungan dari Kerukunan Keluarga Jawa
Tondano Indonesia (KKJI) wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow dan semua
pihak yang membantu pelaksanaan kegiatan ini.
Insya Allah panduan sederhana ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi
peserta dan panitia pelaksana Festival Seni Budaya Jawa Tondano XV tahun 2020.
Semoga Allah SWT meridhoi segala usaha kita semua. Aamiin.
A. PENDAHULUAN
Kyai Modjo telah membuktikan beliau bukan hanya sekedar ulama fiqih saja tetapi
lebih dari itu beliau seorang ahli strategi dan kepemimpinan. Dan ternyata Pangeran
Diponegoro seorang yang bergelar "Jeng Sultan Abdulhamid Herucakra Sayidin
Panatagama Khalifah Rasulullah di Tanah Jawa "pun tak berdaya menghadapi
Belanda tanpa Kyai Modjo. Intinya kakek-kakek kita pasukan perang
Diponegoro/perang jawa dimana Kyai Modjo adalah bagian dari perjuangan
Pangeran Diponegoro melawan Belanda.
Seiring perjalanan waktu, etnis Jawa Tondano tidak mau ketinggalan
dengan etnis lainnya. Seni Budaya Jawa Tondano harus di kenal oleh setiap
generasi dan harus tetap dipertahankan atau lestari.
Oleh karena itu pada tahun 2006 dilaksanakanlah Festival Seni Budaya Jawa
Tondano yang pertama kali dan sebagai tuan rumah adalah para Patuari (saudara)
di Desa Reksonegoro. Dalam festival tersebut dilombakan budaya seperti Salawatan
Jowo dan Rodat (hadra).
Setelah itu momen ini diselenggarakan setiap tahun yang berpindah-pindah tempat
dimana etnis Jawa Tondano tinggal atau bermukim didaerah itu, dan tak terasa telah
sampai pada kali yang XV di tahun 2020 yang akan dilaksanakan di Desa Kosio
Kecamatan Dumoga Tengah Kabupaten Bolaang Mongondow.
1. Nama Kegiatan
Kegiatan ini adalah agenda tahunan dengan nama kegiatan " Festival Seni
Budaya Jawa Tondano (Fesbudjaton) - XV se-lndonesia Timur
2. Tema Kegiatan
Adapun tema kegiatan yaitu : " Melalui Festival Seni Budaya Jaton kita
wujudkan khasanah Budaya Nusantara untuk pengembangan Parwisata
3. Waktu Kegiatan
Kegiatan berlangsung dari Tanggal 26 Februari s/d 29 Februari 2020.
4. Tempat Kegiatan
Festival Seni Budaya Jawa Tondano XV tahun 2020 mengambil lokasi
Lapangan Kosio, Kecamatan Dumoga Tengah Kabupaten Bolaang
Mongondow
.
C. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
D. JENIS LOMBA
E. PESERTA
F. KETENTUAN KEGIATAN
2. Kewajiban Kontingen
- Wajib mengikuti Parade Defile dan upacara pernbukaan;
- Peserta parade defile yang terbaik memperoleh hadiah dari panitia;
- Membawa Bendera/Panji/Lambang Kontingen;
- Setiap kontingen wajib melaporkan waktu kedatangan, jumlah peserta
(by name, by address) dan lagu untuk kategori hadra, Salawat Jowo,
Dames serta tema pidato yang akan dibawakan pada saat tampil ke
sekretariat panitia;
- Setiap Kontingen mengatasnamakan Desa/KeIurahan dan atau
Kabupaten/Kota dan tidak diperkenankan membawa nama sanggar.
- Menjaga ketertiban dan keamanan selama kegiatan.
Setiap kontingen wajib mengutus 2 orang untuk mengikuti technical
meeting yang akan dilaksanakan pada Hari Rabu Tanggal 26 Februari
2020 Pukul 15.00 WITA s/d selesai di Sekretariat : Aula Balai Desa Kosio,
Kecamatan Dumoga Tengah Kabupaten Bolaang Mongondow.
4. Dames
a. Setiap kontingen dibatasi mengutus I grup,
b. Setiap grup berjumlah minimal 10 orang dan maksimal 15 orang;
c. Peserta grup berpakaian bebas Kreasi Muslimah;
d. Setiap grup akan menampilkan (satu) lagu wajib dan I (satu) lagu pilihan
yang telah dipilih dari 4 (empat) lagu yang tersedia. (lihat lampiran lagu);
e. Sebelum tampil peserta diwajibkan menyerahkan naskah lagu sebanyak
3 rangkap(2 rangkap untuk dewan juri dan I rangkap untuk panitia)
f. Durasi waktu tiap peserta maksimal 14 menit;
g. Diperkenankan menggunakan variasi nada/suara.
h. Tidak boleh menggunakan alat musik.
V. Kriteria Penilaian
1. Adab/Kesopanan (etika)
2. Lafadz, Intonasi Lagu dan Ketepatan Pengucapan;
3. Harmonisasi, irama dan gerak;
4. Materi Penampilan (Mimik dan Penghayatan) ser-ta Busana;
5. Kedisiplinan (Jumlah Peserta, waktu dan penguasaan panggunc);
6. Kreatifitas dan Inovasi dalam gerak dan irama (khusus kategori
Hadra/Dana-dana Kreasi);
7. Bobot dan alur deskripsi Naskah (khusus kategori Pidato).
llI. Penutup
Demikian paparan dan uraian kami tentang seluk beluk pelaksanaan Fesbudaton ke-
XIII dengan harapan, Buku Panduan ini bisa memudahkan setiap kontingen dalam
mengikuti acara dari awal hingga akhir.Dan hal-hal yang belum termasuk dalam
Buku ini, bias menghubungi panitia. Atas partisipasi dan dukungan dari semua
pihak, demi sukses dan tertibnya pelaksanaan acara ini, kam ucapkan Terima Kasih.
B. BISYAHRI
C. WULIDAL
C. FAUZAT
C. BAYNAKA