Anda di halaman 1dari 12

1 Pembahasan: c

Berdasarkan teks tersebut KUPS dibagi dalam empat


kategori

Setelah mendapatkan SK izin pengelolaan


perhutanan sosial, kelompok penerima izin
kelola didorong untuk membentuk
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
Ini dimaksudkan agar pengelolaan sumber
daya hutan bisa dikembangkan dan
bermanfaat, baik secara lingkungan, sosial,
juga ekonomi.
KUPS sendiri dibagi dalam empat
kategori. Kategori Blue adalah kelompok
yang sudah mendapat izin pengelolaan dan
telah mengidentifikasi potensi usaha.
Kategori Silver adalah kelompok yang sudah
memiliki unit usaha dan menyusun Rencana
Kerja Usaha (RKU). Kategori Gold sudah
mengolah produk atau tempat wisata dan
sudah memiliki pasar atau wisatawan lokal.
Sedangkan kategori Platinum sudah
memiliki pasar yang luas sampai
mancanegara.
Sampai tahun 2020 jumlah KUPS
sudah mencapai 6.940 kelompok. Kategori
Blue sejumlah 4.521 kelompok, Silver 1.937
kelompok, Gold 435 kelompok, dan
Platinum 47 kelompok. Direktur Jenderal
Perhutanan Sosial dan Kemitraan
Lingkungan, Bambang Supriyanto
mengatakan, pentingnya kerja sama banyak
pihak untuk bisa mendorong KUPS bisa
mandiri dan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya.
Sumber: databoks.katadata.co.id
Berdasarkan teks tersebut, berapa jumlah
kategori KUPS?
A. 19
B. 1
C. 4
D. 8
E. 6
2 D

Setelah mendapatkan SK izin


pengelolaan perhutanan sosial, kelompok
penerima izin kelola didorong untuk
membentuk Kelompok Usaha Perhutanan
Sosial (KUPS). Ini dimaksudkan agar
pengelolaan sumber daya hutan bisa
dikembangkan dan bermanfaat, baik secara
lingkungan, sosial, juga ekonomi.
KUPS sendiri dibagi dalam empat
kategori. Kategori Blue adalah kelompok
yang sudah mendapat izin pengelolaan dan
telah mengidentifikasi potensi usaha.
Kategori Silver adalah kelompok yang sudah
memiliki unit usaha dan menyusun Rencana
Kerja Usaha (RKU). Kategori Gold sudah
mengolah produk atau tempat wisata dan
sudah memiliki pasar atau wisatawan lokal.
Sedangkan kategori Platinum sudah
memiliki pasar yang luas sampai
mancanegara.
Sampai tahun 2020 jumlah KUPS
sudah mencapai 6.940 kelompok. Kategori
Blue sejumlah 4.521 kelompok, Silver 1.937
kelompok, Gold 435 kelompok, dan
Platinum 47 kelompok. Direktur Jenderal
Perhutanan Sosial dan Kemitraan
Lingkungan, Bambang Supriyanto
mengatakan, pentingnya kerja sama banyak
pihak untuk bisa mendorong KUPS bisa
mandiri dan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya.
Sumber: databoks.katadata.co.id

Perbandingan sederhana antara gold dan


silver yang paling mendekati adalah?
A. 14/3
B. 1 / 28
C. 6 / 28
D. 3 / 14
E. 2 / 3
3 Pembahasan: e
Berdasarkan grafik tersebut kelompok KUPS manakah yang
tidak mencapai 10 persen adalah kategori gold dan
platinum.

Setelah mendapatkan SK izin


pengelolaan perhutanan sosial, kelompok
penerima izin kelola didorong untuk
membentuk Kelompok Usaha Perhutanan
Sosial (KUPS). Ini dimaksudkan agar
pengelolaan sumber daya hutan bisa
dikembangkan dan bermanfaat, baik secara
lingkungan, sosial, juga ekonomi.
KUPS sendiri dibagi dalam empat
kategori. Kategori Blue adalah kelompok
yang sudah mendapat izin pengelolaan dan
telah mengidentifikasi potensi usaha.
Kategori Silver adalah kelompok yang sudah
memiliki unit usaha dan menyusun Rencana
Kerja Usaha (RKU). Kategori Gold sudah
mengolah produk atau tempat wisata dan
sudah memiliki pasar atau wisatawan lokal.
Sedangkan kategori Platinum sudah
memiliki pasar yang luas sampai
mancanegara.
Sampai tahun 2020 jumlah KUPS
sudah mencapai 6.940 kelompok. Kategori
Blue sejumlah 4.521 kelompok, Silver 1.937
kelompok, Gold 435 kelompok, dan
Platinum 47 kelompok. Direktur Jenderal
Perhutanan Sosial dan Kemitraan
Lingkungan, Bambang Supriyanto
mengatakan, pentingnya kerja sama banyak
pihak untuk bisa mendorong KUPS bisa
mandiri dan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya.
Sumber: databoks.katadata.co.id
Kelompok KUPS manakah yang tidak
mencapai 10 persen?

A. Blue dan Platinum

B. Silver dan Blue

C. Gold dan Blue

D. Platinum dan Silver

E. Platinum dan Gold


4 a
Pembahasan:
Berdasarkan grafik tersebut kelompok KUPS manakah
yang. mencapai lebih dari 10 persen adalah kategori Silver
dan Blue.

Setelah mendapatkan SK izin pengelolaan


perhutanan sosial, kelompok penerima izin
kelola didorong untuk membentuk
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
Ini dimaksudkan agar pengelolaan sumber
daya hutan bisa dikembangkan dan
bermanfaat, baik secara lingkungan, sosial,
juga ekonomi.
KUPS sendiri dibagi dalam empat
kategori. Kategori Blue adalah kelompok
yang sudah mendapat izin pengelolaan dan
telah mengidentifikasi potensi usaha.
Kategori Silver adalah kelompok yang sudah
memiliki unit usaha dan menyusun Rencana
Kerja Usaha (RKU). Kategori Gold sudah
mengolah produk atau tempat wisata dan
sudah memiliki pasar atau wisatawan lokal.
Sedangkan kategori Platinum sudah
memiliki pasar yang luas sampai
mancanegara.
Sampai tahun 2020 jumlah KUPS
sudah mencapai 6.940 kelompok. Kategori
Blue sejumlah 4.521 kelompok, Silver 1.937
kelompok, Gold 435 kelompok, dan
Platinum 47 kelompok. Direktur Jenderal
Perhutanan Sosial dan Kemitraan
Lingkungan, Bambang Supriyanto
mengatakan, pentingnya kerja sama banyak
pihak untuk bisa mendorong KUPS bisa
mandiri dan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya.
Sumber: databoks.katadata.co.id
Kelompok KUPS manakah yang jumlahnya
mencapai lebil dari 10 persen?
A. Silver dan Blue
B. Gold dan Blue
c. Platinum dan Silver
D. Platinum dan Gold
E. Blue dan Platinum
5 Pembahasan: b
Jika jumlah persentase KUPS dengan kategori Blue
berkurang sebesar 50 persen, maka jumlah KUPS kategori
blue akan menjadi 15 persen. Sehingga pada simpulan
tersebut, yang tepat adalah kategori platinum akan
menempati posisi pertama sebagai kategari KUPS paling
sedikit dengan hanya menyumbang sebesar satu persen.

Setelah mendapatkan SK izin pengelolaan


perhutanan sosial, kelompok penerima izin
kelola didorong untuk membentuk
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
Ini dimaksudkan agar pengelolaan sumber
daya hutan bisa dikembangkan dan
bermanfaat, baik secara lingkungan, sosial,
juga ekonomi.
KUPS sendiri dibagi dalam empat
kategori. Kategori Blue adalah kelompok
yang sudah mendapat izin pengelolaan dan
telah mengidentifikasi potensi usaha.
Kategori Silver adalah kelompok yang sudah
memiliki unit usaha dan menyusun Rencana
Kerja Usaha (RKU). Kategori Gold sudah
mengolah produk atau tempat wisata dan
sudah memiliki pasar atau wisatawan lokal.
Sedangkan kategori Platinum sudah
memiliki pasar yang luas sampai
mancanegara.
Sampai tahun 2020 jumlah KUPS
sudah mencapai 6.940 kelompok. Kategori
Blue sejumlah 4.521 kelompok, Silver 1.937
kelompok, Gold 435 kelompok, dan
Platinum 47 kelompok. Direktur Jenderal
Perhutanan Sosial dan Kemitraan
Lingkungan, Bambang Supriyanto
mengatakan, pentingnya kerja sama banyak
pihak untuk bisa mendorong KUPS bisa
mandiri dan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya.
Sumber: databoks.katadata.co.id

Jika jumlah persentase KUPS dengan


kategori Blue berkurang sebesar 50 persen,
maka ...

A. Kategori Gold akan menempati posisi


pertama sebagai kateerrikups terbanyak.

B. Kategori Platinum akan menempati


posisi pertama sebagai katezori KUPS paling
sedikit.
c. Kategori Silver akan menempati posisi
kedua sebagai kategori KUPS paling sedikit.
D. Kategori Blue akan menempati posisi
ketiga sebagai katepori KUPS terbanyak.

E. Kategori Platinum akan menempati posisi


pertama sebagai katezori KUPS terbanyak.
6 Dari grafik batang diketahui bahwa pertumbuhan A
pengeluaran untuk makanan dari tahun 2016-19 adalah
24%. Diketahui juga bahwa pengeluaran untuk membeli
makanan pada tahun 2016 adalah 7 triliun. Jadi,
Uang makanan 2019=Uang makanan 2016 + 24% uang
makanan 2016
=7 triliun + 24% × 7 triliun
=8,68 triliun

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),


porsi pengeluaran pangan merupakan salah
satu petunjuk kesejahteraan. Makin kecil
porsinya, berarti kita makin sejahtera.
Rendahnya rasio belanja makanan
menunjukkan adanya ruang pendapatan
yang tersisa untuk pengeluaran bukan
pangan. Misalnya, pengeluaran untuk
mencicil rumah, membeli sepatu, pergi
piknik, langganan tempat fitness, membayar
pemeriksaan pada laboratorium kesehatan,
mengambil kursus atau sekolah lagi,
termasuk pula menabung. Selain menjadi
salah satu indikator kesejahteraan, porsi
belanja pangan juga bisa jadi indikator dini
derajat ketahanan pangan. Makin rendah
porsi pengeluaran makanan ketimbang total
pengeluaran, berarti derajat ketahanan
pangan semakin tangguh.
Penelitian yang dipublikasikan dalam
Jurnal Kementerian Dalam Negeri mengenai
Analisis Kemiskinan dan Pengeluaran
nonpangan (2012) juga menyimpulkan,
masyarakat maju cenderung memiliki
pengeluaran nonmakanan yang lebih tinggi
daripada pengeluaran untuk makanan,
seperti untuk pendidikan, kesehatan, dan
hiburan. Lokadata.id mencoba mengolah
data pola konsumsi masyarakat dari tahun
2016—2019. Kesimpulannya, jika diukur
dari porsi belanja makanan, kesejahteraan
orang Indonesia "begitu-begitu saja" alias
tidak banyak berubah. Porsi belanja
makanan sempat meningkat (kesejahteraan
memburuk) pada 2017, tapi kemudian
membaik di tahun berikutnya. Pada 2019,
kesejahteraan orang Indonesia relatif sama
dengan 2016.
Sumber: lokadata.id

Jika pada tahun 2016 total uang yang


dikeluarkan semua orang indonesia untuk
membeli makanan adalah 7 Triliun.
Berapakah total uang yang dikeluarkan
orang indonesia pada tahun 2019 untuk
membeli makanan?
A. 8.68 Triliun
B. 5.22 Triliun
C. 10.1 Triliun
D. 4.98 Triliun
E. 6.9 Triliun
7 e
8 Diketahui: E
Uang non-makanan 2016 = 6 triliun
Penduduk indonesia 2019 = 73.2 juta
Pertumbuhan non-makanan 2016-19 = 22%
Persentase pengeluaran non-makanan 2019 = 51%
Persentase pengeluaran makanan 2019 = 49%

Ditanyakan:
Rata-rata uang yang dikeluarkan untuk kebutuhan
makanan tahun 2019?
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), porsi
pengeluaran pangan merupakan salah satu
petunjuk kesejahteraan. Makin kecil Jawab:
porsinya, berarti kita makin sejahtera. Uang non-makanan 2019 = Uang non-makanan 2016 +
Rendahnya rasio belanja makanan
menunjukkan adanya ruang pendapatan Pertumbuhan non-makanan 2016-19 × Uang non-makanan
yang tersisa untuk pengeluaran bukan 2016
pangan. Misalnya, pengeluaran untuk = 6 triliun + 22% × 6 triliun
mencicil rumah, membeli sepatu, pergi
piknik, langganan tempat fitness, membayar = 7,32 triliun
pemeriksaan pada laboratorium kesehatan,
mengambil kursus atau sekolah lagi,
termasuk pula menabung. Selain menjadi
salah satu indikator kesejahteraan, porsi
belanja pangan juga bisa jadi indikator dini
derajat ketahanan pangan. Makin rendah
porsi pengeluaran makanan ketimbang total
pengeluaran, berarti derajat ketahanan
pangan semakin tangguh.
Penelitian yang dipublikasikan dalam
Jurnal Kementerian Dalam Negeri mengenai
Analisis Kemiskinan dan Pengeluaran
nonpangan (2012) juga menyimpulkan, Rata-rata uang makanan 2019
masyarakat maju cenderung memiliki
=persentase pengeluaran makanan 2019×rata rata uang
pengeluaran nonmakanan yang lebih tinggi
makanan & non makanan 2019
daripada pengeluaran untuk makanan,
seperti untuk pendidikan, kesehatan, dan =49%×196.078
hiburan. Lokadata.id mencoba mengolah
data pola konsumsi masyarakat dari tahun =96.078
2016—2019. Kesimpulannya, jika diukur
dari porsi belanja makanan, kesejahteraan
orang Indonesia "begitu-begitu saja" alias
tidak banyak berubah. Porsi belanja
makanan sempat meningkat (kesejahteraan
memburuk) pada 2017, tapi kemudian
membaik di tahun berikutnya. Pada 2019,
kesejahteraan orang Indonesia relatif sama
dengan 2016.
Sumber: lokadata.id
Setelah diteliti lebih lanjut ternyata pada
tahun 2016 total uang yang dikeluarkan
orang indonesia untuk kebutuhan non-
makanan adalah 6 Triliun. jika pada tahun
2019 jumlah penduduk indonesia sebanyak
73.2 juta jiwa. Berapakah uang yang
dihabiskan rata-rata per individu orang
indonesia untuk kebutuhan makanan pada
tahun 2019?
A. Rp. 151 ribu
B. Rp. 143 ribu
C. Rp. 126 ribu
D. Rp. 120 ribu
E. Rp. 96 ribu
9 Rata-rata uang untuk non-makanan tahun 2018 = Rp. B
536.785

Ditanyakan:
Rata-rata uang untuk makanan tahun 2018?
Jawab:
Karena pada tabel presentase pengeluaran untuk makanan
dan non-makanan sama yaitu bernilai 50%, maka rata-rata
uang untuk makanan tahun 2018 sama dengan rata-rata
uang untuk non makanan tahun 2018 yaitu Rp. 536.785

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), porsi


pengeluaran pangan merupakan salah satu
petunjuk kesejahteraan. Makin kecil
porsinya, berarti kita makin sejahtera.
Rendahnya rasio belanja makanan
menunjukkan adanya ruang pendapatan
yang tersisa untuk pengeluaran bukan
pangan. Misalnya, pengeluaran untuk
mencicil rumah, membeli sepatu, pergi
piknik, langganan tempat fitness, membayar
pemeriksaan pada laboratorium kesehatan,
mengambil kursus atau sekolah lagi,
termasuk pula menabung. Selain menjadi
salah satu indikator kesejahteraan, porsi
belanja pangan juga bisa jadi indikator dini
derajat ketahanan pangan. Makin rendah
porsi pengeluaran makanan ketimbang total
pengeluaran, berarti derajat ketahanan
pangan semakin tangguh.
Penelitian yang dipublikasikan dalam
Jurnal Kementerian Dalam Negeri mengenai
Analisis Kemiskinan dan Pengeluaran
nonpangan (2012) juga menyimpulkan,
masyarakat maju cenderung memiliki
pengeluaran nonmakanan yang lebih tinggi
daripada pengeluaran untuk makanan,
seperti untuk pendidikan, kesehatan, dan
hiburan. Lokadata.id mencoba mengolah
data pola konsumsi masyarakat dari tahun
2016—2019. Kesimpulannya, jika diukur
dari porsi belanja makanan, kesejahteraan
orang Indonesia "begitu-begitu saja" alias
tidak banyak berubah. Porsi belanja
makanan sempat meningkat (kesejahteraan
memburuk) pada 2017, tapi kemudian
membaik di tahun berikutnya. Pada 2019,
kesejahteraan orang Indonesia relatif sama
dengan 2016.
Sumber: lokadata.id

Jika pada tahun 2018 rata-rata orang


indonesia mengeluarkan uang untuk
kebutuhan non-makanan sebesar Rp.
536.785. Berapa rupiah rata-rata orang
indonesia menghabiskan uang untuk
makanan di tahun 2018?
A. Rp. 490.354
B. Rp. 536.785
C. Rp. 687.990
D. Rp. 768.111
E. Rp. 824.320
1 a
0

Anda mungkin juga menyukai