Anda di halaman 1dari 10

Nama : Raihan Sephana

Kelas : A

Npm : 20200210100108

Matkul : Hukum kegiatan ekonomi

Resume BAB 7-8 Buku Hukum Dalam Ekonomi (Edisi Kedua)

BAB 7 Hak Kekayaan Intelektual

Hak kekayaan adalah kekayaan berupa hak yang mendapat perlindungan hukum, dalam arti
orang lain dilarang menggunakan hak itu tanpa izin pemiliknya, sedangkan intelektual berkenaan
dengan kegiatan intelektual berdasarkan kegiatan daya cipta dan daya pikir dalam bentuk
ekspresi, ciptaan, dan penemuan dibidang teknologi dan jasa. Hak kekayaan intelektual adalah
hak yang timbul dari kemampuan berpikir atau olah pikir

yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Prinsip-prinsip hak
kekayaan intelektual adalah prinsip ekonomi, prinsip keadilan, prinsip kebudayaan, prinsip
sosial. Klasifikasi hak kekayaan intelektual, berdasarkan WIPO dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu hak cipta (copyright), dan hak kekayaan industry (industrial property right). Dasar Hukum
HKI di Indonesia

1. UU No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta


2. UU No 14 Tahun 2001 tentang Paten
3. UU No 15 Tahun 2001 tentang Merek
4. UU No 29 Tahun 2000 tentang Varietas Tanaman
5. UU No 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
6. UU No 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
7. UU No 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Hak cipta dapat ditemukan dalam pasal 1 Ayat 1 UU No 19 Tahun 2002, hak cipta adalah hak
eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya
atau memberikan izin untuk itu dengan tidak perbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundangundangan
yang berlaku.

Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama yang atas inspirasinya
melahirkan ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau
keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Hak Paten dapat
ditemukan dalam pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. Paten
merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di
bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan.

Invensi (penemuan) adalah ide inventor yang di tuangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan
masalah yang spesifik dibidang teknologi, dapat berupa produk atau proses atau penyempurnaan
dan pengembangan produk atau proses. Hak Merek berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2001 tentang Merek. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-
huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang
terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri
merek atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Perlindungan Varietas
Tanaman, dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Varietas
Tanaman, perlindungan varietas tanaman (PVT) adalah perlindungan khusus yang diberikan
negara. Varietas tanaman yang selanjutnya disebut varietas adalah sekelompok tanaman dari
suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk karakteristik genotype atau kombinasi
genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurangkurangnya satu
sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.

Hak perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan oleh negara kepada
pemulia dan/atau pemegang hak perlindungan varietas tanaman untuk menggunakan sendiri
varietas hasil pemuliaannya atau memberi persertujuan kepada orang atau badan hukum lain
untuk menggunakan selama waktu tertentu.
Rahasia Dagang, dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia
Dagang. Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum dibidang teknologi
dan/atau bisnis yang mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga
kerahasiannya oleh pemilik rahasia dagang, sedangkan pengertian rahasia dagang menurut
uniform trade sectret act (UTSA), rahasia dagang didefinisikan sebagai informasi termasuk suatu
rumus, pola-pola, kompilasi, program, metoda Teknik atau proses yang menghasilkan nilai
ekonomi secara mandiri, nyata dan potensial. Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk
konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan dari padanya
yang berbentuk 3 dimensi atau 2 dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola 3 dimensi atau 2 dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,
barang, komoditas industry, atau kerajinan tangan.

Pendesain adalah seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain industry, sedangkan
hak desain industry adalah hak eksekutif yang diberikan oleh negara kepada pendesain atas hasil
kreasinya selama waktu tertentu dan melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Sirkuit
terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi yang didalamnya terdapat
berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif,
Sebagian atau seleruhnya saling berkaitan, serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan
semikonduktor dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.

Desain tata letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen,
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta Sebagian atau semua
interkoneksi dalam suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk
persiapan pembuatan sirkuit terpadu. Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif
yang diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain
untuk melaksanakan hak tersebut.
BAB 8 Pasar Modal

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek
atau perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya atau lembaga profesi
yang berkaitan dengan efek untuk melakukan transaksi jual beli. Oleh karena itu, pasar modal
merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli modal/dana. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, tentang Pasar Modal.


2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995, tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Bidang Pasar Modal.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995, tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang
Pasar Modal.

Produk-Produk yang Terdapat dalam Pasar Modal antara lain saham, obligasi, dan reksadana.
Para pelaku pasar modal terdapat pelaku, emiten, pemodal, komoditi, lembaga oenunjang, dan
investasi. Instansi yang Terkait dalam Pasar Modal, Instansi yang terkait dalam pasar modal,
antara lain badan pengawas pasar modal (BPPM), bursa efek (BE), lembaga kliring dan
penjaminan (LKP), dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP).

Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal,
untuk selanjutnya di investasikan dalam portopolio efek oleh manajer investasi. Lembaga
penunjang dalam pasar modal terdiri dari penjamin emisi, penanggung, wali amanat, perantara
perdagangan efek, perusahaan surat berharga, perusahaan pengelola dana, dan biro administrasi
efek (BAE).

Profesi penunjang dalam pasar modal antara lain, notaris, konsultan hukum, akuntan publik, dan
perusahaan penilai. Larangan dalam pasar modal, misalnya penipuan dan manipulasi ;
perdagangan orang dalam (insider trading) ; larangan bagi orang dalam ; dan perusahaan efek
yang memiliki informasi orang dalam. Sanksi terhadap Larangan terdiri dari sanksi administrasi
dan sanksi pidana

1. Sanksi administrasi :

• Peringatan tertulis,
• Denda,
• Pembatasan kegiatan usaha,
• Pembekuan kegiatan usaha,
• Pencabutan izin usaha,
• Pembatalan perjanjian, dan
• Pembatalan pendaftaran

2. Sanksi pidana :

• Dikenakan terhadap pihak yang melakukan pelanggaran pidana di bidang pasar modal;
Bentuk sanksi terdiri dari
• Pidana kurungan paling lama satu tahun dan denda setinggi-tingginya Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) ;
• Penjara paling lama (sepuluh tahun dan denda setinggi-tingginya Rp
15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
Resume Buku Hukum Kegiatan Ekonomi Bab 5 & BAB 6 Prof. Dr. Bismar Nasution, SH,. MH

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENCEGAHAN


PENYALAHGUNAAN KREDIT*

Salah satu yang mengakibatkan runtuhnya perekonomian Indonesia disebabkan oleh karena tidak
adanya good corporate governance di dalam pengelolaan perusahaan. Kajian Booz-Allen &
Hamilton pada tahun 1998 menunjukkan bahwa indeks good corporate gavernance Indonesia
dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, Singapura dan Jepang adalah yang paling rendah.
Dalam kajian yang sama ditemukan bahwa indeks efisiensi hukum dan peradilan juga paling
rendah. Selanjutnya, kajian yang dibuat oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa lemahnya
penerapan corporate governance merupakan faktor yang menentukan parahnya krisis di Asia.

persaingan yang fair. Berkaitan dengan prinsip-prinsip good corporate governance, maka bank
3sebagai jantung dan motor penggerak perekonomian suatu negara, harus mengupayakan
pelaksanaannya dalam kegiatan bank. Oleh karena itu, dalam menjalankan fungsi utama bank,
yaitu untuk memobilisasi dana masyarakat dan menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit
kepada penggunaan atau investasi yang efektif dan efisien, perlu didukung peraturan yang cukup
yang dikaitkan dengan prinsip-prinsip good corporate governance. pengaturan pemberian kredit,
agar dapat dipastikan bank dapat secara tepat dan cepat menyalurkan kredit-kreditnya kepada
pihak yang sangat membutuhkan.

MASALAH PEMBERIAN KREDIT

Bank di Indonesia pernah mengalami masalah-masalah yang menuju kehancuran. Masalah yang
berasal dari faktor makro adalah bermula dari krisis ekonomi yang terjadi sejak semester kedua
tahun 1997. Masalah makro itu berkaitan dengan masalah mikro, yaitu munculnya krisis utang
swasta yang mengakibatkan krisis perbankan. 625,5 triliun yang disalurkan.

Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan tahun 1996, yaitu 10% dari jumlah kredit yang
disalurkan. Pertama, penyaluran kredit yang terlalu ekspansif yang dipacu oleh pemasukan dana
luar negeri yang bersifat rentan, oleh karena sifatnya jangka pendek. Kedua, pemberian kredit
tanpa melalui proses analisa kredit yang sehat. Ketiga, konsentrasi kredit yang berlebihan kepada
suatu kelompok usaha atau individu baik yang terkait dengan bank maupun tidak.
Lima, campur tangan pemilik yang berlebihan dalam manajemen bank . Oleh karena itu,
hancurnya bank erat kaitannya dengan pemberian kredit yang berisiko tinggi, yang pada
gilirannya dapat berakibat pada keamanan dan kesehatan industri perbankan. Hal ini dapat
diamati dari proses penyaluran kredit yang terjadi dengan praktik mark-up, sehingga pada
gilirannya menghancurkan struktur kapital itu sendiri. Dalam temuan Booz-Allen & Hamillton
menunjukkan bahwa mark-up dari dana pinjaman yang diminta sampai 10 kali operating cash
flow yang riil.

Akibatnya, perusahaan akan rugi terus-menerus meminjam dana dari luar negeri, yang bahkan
melampaui pendapatan operasionalnya sendiri, sehingga mengalami deteriorating 11financial
performance. Dalam konteks Indonesia, masalah pemberian kredit antara lain dapat diamati dari
besarnya kredit yang disalurkan oleh bank kepada kelompok usaha sendiri. Trilliun atau 63,2%
dari total kredit yang disalurkan. Masalah itu berpotensi terhadap pelanggaran Ketentuan Batas
Maksimum Pemberian Kredit , yang menetapkan bahwa bank dilarang memberikan kredit lebih
20% dari modalnya kepada satu perusahaan atau suatu grup perusahaan.

dikatakan Fred Galves, "the best way to rob a bank is own one," dan masalahmasalah pemberian
kredit, perlu diantisipasi dengan peraturan pelaksanaan perkreditan yang cukup berdasarkan
prinsip-prinsip good corporate governance.

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

"Hal ini dapat dipahami dari batasan pengelolaan perusahaan tersebut, sebagaimana dikatakan
Ira M. Millstein, yang memberikan penekanan pada cakupan dari segala hubungan perusahaan. "
Selanjutnya istilah good corporate governance dapat juga mencakup segala aturan hukum yang
ditujukan untuk memungkinkan suatu perusahaan dapat dipertanggungjawabkan dihadapan
pemegang saham dan publik. Termasuk pengelolaan perusahaan berkaitan dengan hubungan
antara dewan direksi perusahaan dan pemegang saham, yang didasarkan pada pandangan bahwa
dewan direksi merupakan perantara para pemegang saham untuk memastikan suatu perusahaan
dikelola demi kepentingan pemegang saham.

mempunyai peran yang cukup untuk mengawasi manajemen. Pemeliharaan kepercayaan


masyarakat terhadap integritas sistem perbankan penting diupayakan, oleh karena kepercayaan
masyarakat merupakan faktor yang sangat krusial dalam bank sebagai industri jasa. Untuk
menjaga kepercayaan masyarakat dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan secara
langsung maupun secara berkala terhadap kepatuhan bank pada peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan perkreditan dalam industri perbankan. Dalam peraturan itu disebutkan,
bahwa Direktur Kepatuhan adalah anggota direksi bank atau anggota pimpinan kantor cabang
bank asing yang ditugaskan untuk menerapkan langkah-langkah yang diperlukan, guna
memastikan kepatuhan bank terhadap peraturan perundang-undangan lain yang berlaku dan
perjanjian serta komitmen dengan BI.

Selanjutnya, disebutkan bahwa Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank adalah ukuran
minimal yang harus dipatuhi oleh semua bank dalam melaksanakan fungsi audit intern. Kongres
Amerika Serikat, tepatnya pada tahun 1991, telah mewajibkan seluruh lembaga perbankan
federal untuk menetapkan ketentuan yang merumuskan standar safety and soundness dalam tiga
bidang.

PRINSIP KETERBUKAAN

Gregory dan Simm, mengatakan, bahwa kegagalan dewan komisaris dan pemegang saham
pengendali dalam mempertanggungjawabkan pengawasan usaha dapat diamati dari faktor yang
menunjukan dewan komisaris dan pemegang saham pengendali terlibat melakukan tindakan
pemberian pinjaman yang didasarkan pada hubungan pertemanan, dibandingkan atas adanya
suatu analisis yang mendalam mengenai risiko. Hal ini bukan suatu yang mengejutkan, oleh
karena mereka mendasarkan pendapat pada suatu adanya investasi berlebihan yang bersifat non
produktif dan kegiatan perusahaan yang bersifat spekulatif. Dengan demikian mendesak
penerapan disiplin keuangan yang efektif dalam perusahaan. Misalnya, masalah keterbukaan
yang berkaitan dengan anggota direksi dan komisaris serta manajer untuk mengungkapkan
kepentingan yang bersifat substansial dalam pelaksanaan perkreditan atau hal-hal yang
berhubungan dengan perusahaan. Debitor yang berada dalam posisi diambang kepailitan harus
mengungkapkan informasi kepada kreditur berbagai fakta dan informasi. Ukuran Salah Dan
Palsu Dalam Pemberitahuan Pabean Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan tersebut, terlebih dahulu dipahami apa yang dimaksud pengertian salah dan palsu .
Sedangkan, yang dimaksud palsu, khususnya dalam suatu undang-undang pidana , mensyaratkan
sesuatu yang lebih dari tidak benar , dimana termasuk perfidiously atau curang yang
dimaksudkan untuk melakukan penipuan.
Strict complience rule berasal dari pendapat pengadilan Inggris dalam kasus Menurut strict
complience rule, dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C harus benar-benar dipenuhi
sesuai dengan semestinya. Perbedaan substansial atau tidak substansial antara L/C dan dokumen-
dokumen yang diajukan penerima tidak diperkenankan. Jika terdapat perbedaan, bank penerbit
atau kuasanya tidak berkewajiban melakukan pembayaran L/C kepada penerimanya. Pendapat
pengadilan yang mendasarkan pada strict complience rule tersebut, telah pula diadopsi oleh
berbagai pendapat pengadilan Amerika Serikat.

Bank penerbit tidak berhak untuk menentukan kepemilikan barang jika warehouse receipt
tersebut tidak sesuai dengan hukum New York. Selanjutnya, dalam kasus Far Eastern Textile Ltd
v. Thomas, yang seharusnya ditandatangani dengan hanya menyatakan Larry Fannin. Ketiga
kasus diatas tersebut dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang salah dalam dokumen.
Pemberitahuan Pabean, maka perlu diamati bagaimana pendapat-pendapat pengadilan di negara
maju membuat unsur-unsur pernyataan menyesatkan di pasar modal tersebut. Pertama, adanya
pernyataan fakta materiel yang palsu atau pernyataan tersebut tidak lengkap.

Ketiga, adanya pengetahuan oleh pihak yang melakukan misrepresentation atau ommission,
bahwa yang dilakukannya dengan maksud melakukan penipuan . Agung Amerika membuat
batasan scienter sebagai suatu pernyataan yang digerakkan dengan bermaksud untuk menipu dan
manipulasi atau defraud.

Article 13 UCP 500 dan ketentuan alasan penolakan bank atas dokumen-dokumen sebagaimana
diatur dalam Article 15 UCP 500. Hal ini merupakan salah satu yang menarik untuk diamati
dalam rangka elaborasi tersebut adalah suatu dokumen dikategorikan penipuan, apabila tidak
dipenuhi persyaratan materiel dokumendokumen tersebut. Dengan ini elaborasi tersebut menjadi
penting, hal ini sejalan pula sebagaimana diamati Clive M. Scmitthoff, penipuan biasanya
berkenaaan dengan dokumen-dokumen, dimana dokumen-dokumen itu mungkin palsu atau salah
hanya diketahui dari barang-barang yang dicantumkan dalam dokumen-dokumen itu. Sebab bisa
saja dokumen-dokumen menurut penglihatan benar, namun kenyataannya dokumen-dokumen
tersebut palsu.
Untuk memperjelas penentuan apakah Pemberitahuan Pabean mengandung salah atau palsu dan
persyaratan materiel dokumen dapat juga dibandingkan dengan ketentuan country of origin
markings, sebagaimana diatur dalam Article IX GATT. Dalam Article IX tersebut ditetapkan
ketentuan-ketentuan berkaitan dengan persyaratan country of origin markings. Dari ketentuan
country of origin markings dapat disimpulkan, bahwa terdapat prinsip yang mempersyaratkan
country of origin markings bagi setiap negara anggota WTO harus menghindari kesulitan dan
ketidaklancaran dalam perdagangan dan industri dan tidak boleh menyebabkan kerugian yang
serius. Tanda itu merupakan data bagi calon konsumen untuk menganalisis maupun
mensintesakan dengan informasi lain, oleh karena berdasarkan data tersebut dia mengambil
keputusan.

Dibandingkan dengan Undang-Undang yang mengatur kepabeanan di Amerika Serikat, telah


menentukan bahwa setiap barang yang diproduksi di luar negeri harus diberikan markings untuk
memberikan informasi kepada ultimate purchaser, termasuk informasi nama negara dimana
barang itu diproduksi.

Anda mungkin juga menyukai