(a) Bendungan Urugan Tanah (b) Bendungan Urugan Batu (c) Bendungan CFRD (d) Bendungan Beton (e) Pelimpah (f) Intake (g) Pengelak (h) Terowongan (i) Instrumentasi (j) Embung 6) Pengaman Pantai (a) Tembok Laut (b) Revetmen (c) Krib Laut (d) Tanggul Laut (e) Pemecah Gelombang 7) Pengendali Muara Sungai (a) Jeti (b) Pengerukan 8) Infrastruktur Rawa (a) Saluran/Anjir (b) Pelengkap (Intake, Revetmen, dan lain-lain.) 9) Infrastruktur Air Tanah dan Air Baku (a) Sumur Air Tanah Dangkal dan Dalam (b) Pipa Transmisi/Distribusi Air Baku
6.2 Langkah perhitungan HSP
Perhitungan HSP dianalisis berdasarkan koefisien AHSP kebutuhan tenaga kerja, bahan dan/atau peralatan serta harga satuan dasar (HSD) yang dijelaskan sebagai berikut:
6.2.1 Koefisien AHSP
Koefisien AHSP untuk pekerjaan SDA pada pedoman ini dapat dilihat pada Bagian 2 Lampiran A: Koefisien AHSP Bidang SDA. Untuk pekerjaan manual koefisien-koefisien bersifat normatif dan telah ditetapkan (given) yang dibedakan berdasarkan jenis pekerjaan dan kondisi atau karakteristik lapangannya. Sebagai contoh untuk pekerjaan tanah manual yaitu: T.06 Galian tanah biasa dan T.10 Galian lumpur. Sedangkan untuk pekerjaan mekanis koefisiennya perlu dihitung terlebih dahulu sesuai dengan kondisi lapangan pelaksanaan pekerjaan seperti halnya untuk pekerjaan yang menggunakan alat-alat berat (milik sendiri) ataupun rental basis. Perhitungan ini dilakukan untuk menghitung kebutuhan biaya operasi dan besaran produktivitas peralatan yang digunakan. Sebagai contoh untuk pekerjaan tanah mekanis yaitu: Bagian 2 TM.01 s.d TM.03 yaitu Contoh Perhitungan Cara Mekanis. 6.2.2 Analisis harga satuan dasar (HSD) Dalam menyusun AHSP memerlukan HSD tenaga kerja, bahan baku, bahan olahan dan/atau bahan jadi serta peralatan pada lokasi pekerjaan berikut ini.