Anda di halaman 1dari 1

-541-

5) Bendungan dan Embung


(a) Bendungan Urugan Tanah
(b) Bendungan Urugan Batu
(c) Bendungan CFRD
(d) Bendungan Beton
(e) Pelimpah
(f) Intake
(g) Pengelak
(h) Terowongan
(i) Instrumentasi
(j) Embung
6) Pengaman Pantai
(a) Tembok Laut
(b) Revetmen
(c) Krib Laut
(d) Tanggul Laut
(e) Pemecah Gelombang
7) Pengendali Muara Sungai
(a) Jeti
(b) Pengerukan
8) Infrastruktur Rawa
(a) Saluran/Anjir
(b) Pelengkap (Intake, Revetmen, dan lain-lain.)
9) Infrastruktur Air Tanah dan Air Baku
(a) Sumur Air Tanah Dangkal dan Dalam
(b) Pipa Transmisi/Distribusi Air Baku

6.2 Langkah perhitungan HSP


Perhitungan HSP dianalisis berdasarkan koefisien AHSP kebutuhan tenaga
kerja, bahan dan/atau peralatan serta harga satuan dasar (HSD) yang dijelaskan
sebagai berikut:

6.2.1 Koefisien AHSP


Koefisien AHSP untuk pekerjaan SDA pada pedoman ini dapat dilihat pada
Bagian 2 Lampiran A: Koefisien AHSP Bidang SDA. Untuk pekerjaan manual
koefisien-koefisien bersifat normatif dan telah ditetapkan (given) yang dibedakan
berdasarkan jenis pekerjaan dan kondisi atau karakteristik lapangannya.
Sebagai contoh untuk pekerjaan tanah manual yaitu: T.06 Galian tanah biasa
dan T.10 Galian lumpur.
Sedangkan untuk pekerjaan mekanis koefisiennya perlu dihitung terlebih
dahulu sesuai dengan kondisi lapangan pelaksanaan pekerjaan seperti halnya
untuk pekerjaan yang menggunakan alat-alat berat (milik sendiri) ataupun
rental basis. Perhitungan ini dilakukan untuk menghitung kebutuhan biaya
operasi dan besaran produktivitas peralatan yang digunakan. Sebagai contoh
untuk pekerjaan tanah mekanis yaitu: Bagian 2 TM.01 s.d TM.03 yaitu Contoh
Perhitungan Cara Mekanis.
6.2.2 Analisis harga satuan dasar (HSD)
Dalam menyusun AHSP memerlukan HSD tenaga kerja, bahan baku, bahan
olahan dan/atau bahan jadi serta peralatan pada lokasi pekerjaan berikut ini.

6.2.2.1 Langkah…

jdih.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai