jdih.pu.go.id
- 32 -
jdih.pu.go.id
- 33 -
• HSD bahan jadi, misal tiang pancang beton pracetak, panel pracetak,
geosintetik dan lain-lain. Terkait pengadaan tiang pancang dilaksanakan
secara terpisah di luar Analisa Harga Satuan Pekerjaan, adapun biaya
pengadaan tersebut harus mengakomodir biaya tidak langsung dan
pengangkutan material sampai lokasi pekerjaan.
Harga pokok bahan dapat terjadi melalui persyaratan jual beli, seperti diuraikan
pada analisis HSD peralatan dalam subbab 5.2.2.2.4 Harga Pokok Alat Baru.
Masukan (input) harga bahan yang dibutuhkan dalam proses perhitungan HSD
Bahan yaitu harga komponen bahan per satuan pengukuran. Satuan
pengukuran bahan tersebut misalnya m¹, m², m³, kg, ton, zak, buah, dan
sebagainya.
Untuk pekerjaan bangunan jalan, jembatan, dan bangunan air, pada umumnya
memerlukan alat secara mekanis terutama memproduksi bahan olahan dan
proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, sebagian kecil memerlukan
pekerjaan secara manual.
Untuk pekerjaan bangunan gedung, biasanya material diterima di lokasi kerja
dalam keadaan siap dicampur, siap dirakit, atau siap dipasang, sehingga tidak
ada tahap pekerjaan pengolahan, karena itu analisis HSD bahan baku tidak
diperlukan, kecuali analisis HSD bahan jadi atau HSD bahan olahan. Koefisien
Bahan dan Tenaga Kerja sudah tersedia dalam tabel yang dipergunakan untuk
satu satuan volume pekerjaan atau satu satuan pengukuran tertentu.
Bahan jadi dan bahan olahan yang dikirim ke lokasi pekerjaan perlu dibedakan,
yaitu bahan yang sudah dirakit (misal baja tulangan) yang siap untuk dipasang,
beton mutu tertentu yang perlu dipasang atau dihampar menggunakan alat,
dirawat dan diselesaikan (finishing) kemudian dibayar.
jdih.pu.go.id
- 35 -
Bahan baku biasanya diperhitungkan dari sumber bahan (quarry), tetapi dapat
pula diterima di base camp atau digudang setelah memperhitungkan ongkos
bongkar-muat dan pengangkutannya.
Survei bahan baku biasanya dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui jarak
lokasi sumber bahan, dan pemenuhan terhadap spesifikasinya, kemudian diberi
keterangan, misal: harga bahan di quarry (batu kali, pasir, dan lain-lain) atau
harga bahan di pabrik atau gudang grosir (seperti semen, aspal, besi dan
sebagainya) yang telah dilengkapi dengan sertifikat.
Untuk bahan baku, umumnya diberi keterangan sumber bahan, misal: bahan
diambil dari quarry (batu kali, pasir, dan lain-lain) atau bahan diambil dari
pabrik atau gudang grosir (semen, aspal, besi, dan sebagainya).
Rujukan untuk HSD bahan baku harus sesuai dengan aturan yang dikeluarkan
oleh pemerintah daerah setempat. Biaya retribusi bahan sudah termasuk dalam
harga bahan baku di quarry.
Bahan olahan merupakan hasil produksi di plant (pabrik) atau beli dari
produsen di luar kegiatan pekerjaan. Bahan olahan misalnya agregat atau batu
pecah yang diambil dari bahan baku atau bahan dasar kemudian diproses
dengan alat mesin pemecah batu menjadi material menjadi beberapa fraksi.
Melalui proses penyaringan atau pencampuran beberapa fraksi bahan dapat
jdih.pu.go.id
- 36 -
a) Masukan
1) Jarak quarry (bila sumber bahan baku diambil dari quarry), km.
2) HSD Tenaga Kerja, sesuai dengan 5.2.1
3) HSD Peralatan sesuai dengan 5.2.2
4) HSD bahan baku atau bahan dasar, sesuai dengan 5.2.3
5) Kapasitas Alat
Merupakan kapasitas dari alat yang dipergunakan, misalnya alat
pemecah batu (stone crusher) dalam ton per jam, dan wheel loader dalam
m³ heaped (kapasitas bucket). dokumen Tata Cara Penyusunan Perkiraan
Biaya Pekerjaan Konstrxuksi Bidang PUPR Bagian Bina Marga.
6) Faktor Efisiensi Alat
Hasil produksi yang sebenarnya dari suatu peralatan yang digunakan
bisa tidak sama dengan hasil perhitungan berdasarkan data kapasitas
yang tertulis pada brosur, karena banyaknya faktor yang mempengaruhi
proses produksi.
Faktor-faktor tersebut adalah:
- Faktor operator;
- Faktor peralatan;
- Faktor cuaca;
- Faktor kondisi medan/lapangan;
- Faktor manajemen kerja.
Untuk memberikan estimasi besaran pada setiap faktor di atas adalah
sulit sehingga untuk mempermudah pengambilan nilai yang digunakan,
faktor-faktor tersebut di gabungkan menjadi satu yang merupakan faktor
kondisi kerja secara umum. Selanjutnya faktor tersebut digunakan
jdih.pu.go.id
- 37 -
sebagai faktor efisiensi alat (Fa). Lihat tabel A.5 – Faktor Efisiensi Alat.
Tidak disarankan bila kondisi operasi dan pemeliharaan mesin adalah
buruk.
Tabel A.5 – Faktor Efisiensi Alat (Fa)
Dalam penyusunan HPP dan HPS, maka kondisi operasi peralatan dalam
keadaan baik sekali, sehingga faktor efisiensi yang dipakai 0,83.
7) Faktor Kehilangan (Fh)
Faktor untuk memperhitungkan bahan yang tercecer pada saat diolah
atau dikerjakan. Lihat dalam dokumen Tata Cara Penyusunan Perkiraan
Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang PUPR Bagian Umum.
b) Proses
Proses perhitungan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
perangkat lunak secara sederhana sesuai dengan Rumus (1) sampai dengan
Rumus (14).
c) Keluaran
Hasil perhitungan HSD bahan olahan harus mempertimbangkan harga pasar
setempat sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Contoh HSD bahan olahan dapat dilihat dalam dokumen Tata Cara
Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang PUPR Bagian
Bina Marga.
Untuk memberikan estimasi besaran dari setiap faktor di atas sangatlah sulit,
sehingga untuk mempermudah estimasi nilai yang digunakan maka faktor-faktor
tersebut digabungkan menjadi satu yang merupakan faktor kondisi kerja alat.
Selanjutnya faktor tersebut digunakan sebagai faktor efisiensi kerja alat (Fa) seperti
pada Tabel A.5, dan tidak disarankan bila kondisi O&P mesin yang buruk.
Langkah perhitungan HSD bahan olahan adalah sebagai berikut:
a) Tetapkan proporsi bahan-bahan olahan yang akan diproduksi dalam satuan
persen, misal agregat kasar K% dan agregat halus H%.
b) Tetapkan berat isi bahan olahan yang akan diproduksi, misal: D1 dan D2.
c) Tentukan asumsi transaksi pembelian bahan baku apakah loko atau franco di
base camp. Tetapkan harga satuan bahan baku, dari quarry, pabrik atau
pelabuhan. Misalkan harga bahan baku (Rp1) per m³.
d) Tetapkan peralatan dan biaya sewa atau biaya operasinya, masing-masing
yang akan digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan olahan,
untuk harga di base camp atau di lokasi pekerjaan. Misalkan biaya produksi
jdih.pu.go.id
- 39 -
bahan olahan dengan peralatan-1 (Rp2) per jam, dan biaya dengan peralatan-
2 (Rp) per jam.
e) Tetapkan kapasitas peralatan masing-masing untuk satuan m³ atau satuan
produksi lainnya.
f) Tetapkan faktor efisiensi peralatan (Fa) masing-masing, sesuai dengan kondisi
peralatan yang ada.
g) Tetapkan faktor kehilangan bahan (Fh).
h) Uraikan metoda pelaksanaan pengolahan bahan baku menjadi bahan olahan.
i) Tetapkan waktu kerja peralatan-1 adalah 1 jam.
j) Hitung produksi peralatan-1 (Qb) dan kebutuhan bahan baku (Qg) selama satu
jam. Produksi peralatan-1 selama 1 jam: Qb = Fa x Cp1 / D2. Kebutuhan
bahan selama 1 jam: Qg = Fa x Cp1/D1.
k) Hitung kapasitas peralatan-2 untuk melayani peralatan-1. Kapasitas angkut
per rit: Ka = Fa x Cp2 dalam satuan m³ atau satuan lainnya. Selanjutnya
peralatan-peralatan lainnya dalam satu konfigurasi rantai kerja sistem yang
telah ditentukan.
l) Tentukan waktu siklus (muat, tuang, tunggu dan lain-lain.): misal Ts = 2 menit.
m) Hitung waktu kerja peralatan-2 memasok bahan baku: Tw = (Qg/Ka x Ts)/60,
dalam satuan jam.
n) Biaya produksi Bp= (Tst x Rp2 + Tw x Rp3)/Qb dalam satuan rupiah/m³.
o) Harga satuan bahan olahan: Hsb = (Qg / Qb x Fh x Rp1) + Bp, dalam satuan
rupiah /m³ atau satuan lain.
Bahan-jadi pada umumnya dibuat di Lokasi Pekerjaan atau di base camp, atau
dibeli dari suatu pabrik. Bahan jadi yang dibuat di lokasi pekerjaan atau di base
camp harus diproses dan dirinci secara teliti sesuai dengan dimensi dalam
gambar, termasuk bahan baku, peralatan dan tenaga kerja. Analisis
produktivitas untuk pengadaan disusun dengan suatu metode kerja sampai
dapat diterima untuk dibayar. Harga tersebut digunakan sebagai pembanding
terhadap harga pasar yang dibuat oleh produsen. Perbedaan harga menjadi
pertimbangan bagi pihak perencana yang akan mengadakan.
Bahan jadi yang dibeli dari pabrik harus dipertimbangkan apakah diterima di
base camp/gudang atau di lokasi pekerjaan setelah memperhitungkan ongkos
bongkar-muat dan pengangkutannya serta biaya penyimpanan di gudang atau
stock pile (tergantung perjanjian transaksi). Pertimbangan pertama adalah jarak
ke base camp dan ke lokasi pekerjaan, jarak makin jauh maka Harga Satuan
jdih.pu.go.id
- 40 -
Dasar menjadi lebih mahal. Pertimbangan kedua adalah bila disimpan di lokasi
pekerjaan perlu dipertimbangkan jadwal pekerjaan pemasangan dan
kemungkinan hilang atau rusak.
Untuk harga satuan dasar bahan jadi, harus diberi keterangan, harga bahan
tersebut diterima sampai di lokasi tertentu, misal lokasi pekerjaan, atau di base
camp. Harga akan bertambah bila dalam transaksi diambil di pabrik/gudang
grosir. Untuk efisiensi pertu dipertimbangkan agar bahan jadi diterima di Lokasi
Pekerjaan.
Bahan jadi dapat berasal dari pabrik/pelabuhan/gudang kemudian diangkut ke
lokasi pekerjaan menggunakan tronton/truk atau alat angkut lain, sedang
untuk memuat dan menurunkan barang menggunakan crane atau alat angkat
lainnya.
Data dan asumsi, urutan kerja, proses perhitungan dan keluaran relatif sama
dengan perhitungan untuk bahan baku (subbab 5.2.3.3) dan bahan olahan
(subbab 5.2.3.4).
Dalam penetapan HSD bahan jadi, khususnya untuk beton pracetak, perlu
rangkaian baja tulangan.
1) Tentukan tempat dan harga setempat bahan tersebut di borrow area atau
quarry, pabrik atau di toko material atau juga di pelabuhan.
2) Hitung biaya memuat bahan jadi, transportasi dan membongkar bahan jadi,
per satuan bahan jadi.
3) Tabelkan dan beri kode setiap bahan jadi yang sudah dicatat harganya,
harga di terima di lokasi pekerjaan atau di base camp.
jdih.pu.go.id