Anda di halaman 1dari 3

Definisi Jaring-jaring Makanan

Selain rantai makanan, dalam ilmu Biologi terdapat pula jaring-jaring


makanan. Jaring-jaring makanan diketahui lebih kompleks dibandingkan dengan
rantai makanan. Jaring-jaring makanan merupakan sebuah gabungan dari
beberapa rantai makanan, sehingga dapat dikatakan bahwa rantai makanan
adalah bagian dari jaring-jaring makanan.
Kehadiran dari jaring-jaring makanan ini karena dalam sebuah ekosistem
terdapat banyak makhluk hidup yang saling hidup berdampingan. Akibatnya,
tidak mungkin proses makan dan dimakan hanya satu arah atau secara
sederhana saja. Konsep jaring-jaring makanan yang lebih kompleks justru
menjadi bukti bahwa di alam semesta ini banyak keanekaragaman hayati yang
hidup saling bergantung satu dengan lainnya. Jika salah satunya punah, tentu
saja keseimbangan ekosistem tersebut akan terganggu.
Tujuan utama dari jaring-jaring makanan adalah sebagai bentuk untuk
menggambarkan rantai makanan yang ada di lingkungan. Rantai makanan yang
digambarkan di sini adalah rantai makanan antara spesies di dalam sebuah
komunitas. Sementara itu, untuk fungsi dari jaring-jaring makanan adalah
sebagai berikut:
a. Menjadi salah satu cara untuk menggambarkan interaksi langsung yang
terjadi di antara spesies yang ada di sebuah ekosistem. Hubungan
tersebut akan menjadi pedoman untuk membedakan posisi atau peranan
spesies tersebut dalam jaring-jaring dan rantai makanan.
b. Menyederhanakan dalam memahami interaksi yang terdapat antar-
spesies yang terdapat dalam komunitas tersebut. Sebagai media untuk
mempelajari struktur teratas dan struktur bawah yang terdapat dalam
komunitas tersebut.
Jaring-jaring makanan meringkasnya dalam sebuah gambar yang
kemudian lebih mudah untuk dipahami.
Macam-Macam Piramida Ekologi
Ekologi merupakan sebuah ilmu yang masuk dalam cabang Biologi yang
khusus mempelajari interaksi di alam semesta. Interaksi yang dimaksud adalah
interaksi antara individu dan individu, interaksi antara individu dan kelompok,
interaksi antara kelompok dan kelompok, sampai pada interaksi antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Interaksi tersebut kemudian digambarkan dalam
rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Sudah disebutkan sebelumnya
bahwa di dalam rantai dan jaring-jaring makanan terdapat beberapa tingkatan
peran dari makhluk hidup di sebuah ekosistem. Tingkatan tersebut kemudian
membentuk sebuah piramida yang dikenal sebagai piramida Ekologi.
Piramida Ekologi ini memiliki banyak macamnya. Berikut adalah
beberapa piramida Ekologi yang biasa di pelajari.
a. Piramida Biomasa
Piramida ini berbentuk mengerucut ke arah puncak yang disebebkan karena
adanya perpindahan energi yang terjadi diantara trofik pada ekosistem
tersebut yang tidak efisien. Setiap trofik yang terdapat di dalam piramida ini
menggambarkan berat kering dari semua makhluk hidup pada tingkat trofik
tersebut. Semakin ke atas semakin berkurang pula bobot kering dari
organisme tersebut. Karena menggambarkan sebuah berat kering, tidak
menutup kemungkinan jika piramida ini berbentuk segitiga terbalik. Hal ini
memang jarang ditemui, namun pada ekosistem laut, bentuk piramida
biomasa dapat menggambarkan kondisi rantai makanan berbentuk piramida
terbalik. Kondisi tersebut dikarenakan pada umumnya produsen di
ekosistem tersebut adalah fitoplankton yang biasanya merupakan makhluk
mikroskopis, sedangkan konsumen tingkat 3 adalah hewan buas seperti paus
atau hiu yang merupakan mahkluk makroskopis. Jika demikian, sudah pasti
bobot kering dari produsen akan lebih kecil dibandingkan dengan konsumen
tingkat 3, yang kemudian menyebabkan piramida biomasanya terbalik.

Gambar 1. Piramida Biomassa

b. Piramida Energi
Seperti namanya, piramida ini menjadi sebuah gambaran tentang
berkurangnya energi saat perpindahan energi makanan di trofik yang
terdapat pada ekosistem tersebut. Semakin tinggi tingakatan trofik dalam
piramida ini maka semakin efisien penggunaan energinya. Akan tetapi dalam
hal melepaskan panas saat terjadi transfer energi, semakin tinggi tingkatan
trofiknya maka energi yang dilepas semakin panas. Pelepasan panas ini
ternyata dipengaruhi pula oleh respirasi. Berdasarkan gambaran dari
piramida energi, dapat kita ketahui bahwa semakin tinggi tingkatan trofik
maka semakin tinggi pula respirasi yang dilakukan. Hal tersebut akan
mempengaruhi produktivitas dari makhluk hidup yang menduduki trofik
tersebut. Semakin ke atas, maka semakin menurun produktivitas yang
dihasilkan. Dari sini pula kita bisa mengetahui bahwa tanaman hijau yang
menduduki bagian paling bawah dari piramida memiliki produktivitas jauh
lebih baik dibandingkan makhluk hidup lainnya.
Gambar 2. Piramida Energi

c. Piramida Jumlah
Jenis piramida Ekologi berikutnya adalah piramida jumlah. Sebagaimana
namanya, sudah pasti piramida ini memberikan gambaran jumlah spesies
dalam setiap trofik tersebut. Umumnya semakin ke atas maka jumlahnya
semakin berkurang sehingga bentuk piramidanya semakin mengerucut.
Kondisi ini harus terus dijaga agar keseimbangan ekosistem tetap baik. Jika
jumlah produsen yang berada di bagian bawah piramida berkurang,
sementara konsumen di atasnya tetap atau bahkan bertambah, hal tersebut
akan menyebabkan banyak terjadi kepunahan. Para konsumen tersebut bisa
saja saling berebut makanan dan yang tidak bisa bertahan akan tersisih
dengan sendirinya.

Gambar 3. Piramida Jumlah

Demikian penjelasan lengkap seputar rantai makanan, jaring-jaring makanan,


sampai pada penjelasan berbagai piramida dalam Ekologi. Kehadiran ilmu-
ilmu tersebut bukan hanya menambah wawasan. Harapannya kita sebagai
salah satu makhluk yang terdapat dalam rantai makanan tersebut harus
senantiasa menjaga keseimbangan ekosistem agar rantai makanan dan
jaring-jaring makanan dapat terjaga dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai