Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA


ELIXIR PARACETAMOL

Disusun Oleh:
Aminah 20482011086
Ambrosius Luhat 20482011085
Angela Hiroh 20482011090
Angela Day 20482011091
Blasius Bith 20482011099
Clara Agatha 20482011101
Eka Handayani 20482011105
Elysa Mariana 20482011106
Joko Suryo Saputro 20482011120
Monica Devita Meidy 20482011133
Muhammad Arif 20482011134
Nur Muhammad Ali 20482011146

Kelompok : C2

Dosen pembimbing: 1. Apt.husnul warnida ,S.Si,M.Si


2. Apt.yulia sukawaty,M.Sc
3. Risa supriningrum,S.Si,. M.M

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA


PRODI S1 FARMASI
ANGKATAN 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................3

A. Latar Belakang....................................................................................................................................3
B. Tujuan praktikum................................................................................................................................4
C. Manfaat praktikum..............................................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................................5

A. Pemilihan Bentuk Sediaan..................................................................................................................5


B. Alasan Pemilihan Bahan Aktif............................................................................................................5
C. Mekanisme kerja Bahan Aktif............................................................................................................5
D. Konsentasi Bahan Aktif......................................................................................................................5
E. Karakter Fisikokimia Bahan Aktif......................................................................................................6
F. Karakteristik Eksipien.........................................................................................................................6
G. Persyaratan Mutu................................................................................................................................7
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL......................................................................................9

BAB IV METODE PRAKTIKUM....................................................................................................10


A. Alat dan Bahan Praktikum................................................................................................................10
B . Rancangan formula..........................................................................................................................10
C . Master formula.................................................................................................................................11
D. Penimbangan Bahan.........................................................................................................................11
E . kerangka operasional........................................................................................................................13
BAB V EVALUASI SEDIAAN...................................................................................................14

A. Hasil evaluasi sediaan.......................................................................................................................14


B . Analisis hasil evaluasi sediaan.........................................................................................................14
BAB VI PENUTUP......................................................................................................................17

A. Kesimpulan.......................................................................................................................................17
B. saran..................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18

LAMPIRAN.................................................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat adalah zat aktif berasal dari tumbuhan, hewan, maupun sintetis yang dalam dosis
tertentu dapat digunakan untuk rehabilitasi, terapi, dan diagnose terhadap suatu keadaan penyakit
pada manusia maupun hewan. Zat aktif tersebut tidak dapat dipergunakan begitu saja sebagai
obat, terlebih dahulu harus dibuat dalam bentuk sediaan seperti pil, tablet, kapsul, salep,
supositoria, suspensi, dan sirup (Ade dkk, 2017).
Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja
menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP). Parasetamol bekerja
pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat lekosit yang
melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna
untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, malaria, nyeri paska melahirkan dan
keadaan lain.
Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak
mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung.
Aksi/kerja utama paracetamol adalah dengan cara menghambat sintesis prostaglandin di pusat
otak (hipotalamus), tetapi tidak di perifer (jaringan), sehingga tidak mempunyai efek sebagai anti
inflamasi. Paracetamol diabsorbsi baik dalam saluran pencernaan ketika digunakan secara per
oral, untuk memudahkan pemberian obat dan mempercepat absorbsi maka obat dibuat dalam
bentuk sediaan elixir.
Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90 % yang berfungi sebagai
kosolven. Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk
penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang
digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang
dikandungnya.
Dalam pembuatan elixir digunakan pemanis seperti sukrosa atau sirup sukrosa, sorbitol,
gliserin dan atau pemanis buatan lainnya.Keuntungan elixir dari sediaan obat dalam bentuk
padatan adalah kemudahan penyesuaian dan kemudahan dalam pemberian dosis, terutama pada
anak-anak.Selain itu karena mengandung alkohol dan terkadang mengandung minyak menguap
yang rusak karena adanya udara dan sinar, maka paling baik elixir disimpan dalam wadah
tertutup rapat serta tahan terhadap cahaya untuk menjaga terhadap temperature yang berlebihan.

B. Tujuan praktikum
a. Mahasiswa dapat memahami pelaksanaan praktikum formulasi dan teknologi sediaan
likuida.
b. Mahasiswa dapat memanfaatkan dan melaksanakan pengkajian praformulasi untuk
sediaan.
c. Mahasiswa mampu melaksanakan desain sediaan elixir paracetamol.
d. Mahasiswa mampu menyiapkan dan mengoperasikan alat-alat untuk pelaksanaan
praktikum.
e. Mahasiswa mampu menyusun laporan pembuatan sediaan elixir paracetamol.

C. Manfaat praktikum
Mahasiswa mampu melakukan rancangan formula, melakukan manufaktur dan evaluasi
serta membuat rancangan kemasan elixir paracetamol yang berkhasiat sebagai antibiotik.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pemilihan Bentuk Sediaan


Elixir merupakan larutanobat-obat dalam air yang mengandung gula digolongkan sebagai
syrup; larutan yang mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air).Eliksir obat
digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat yang ada.Keuntunganutama dari hanya
satu obat tunggal yang terkandung, bahwa dosis yang diperlukan dapatdinaikkan atau diturunkan
dengan meminum eliksir lebih banyak atau kurang, Larutan oral, syrup dan eliksir, dibuat dan
digunakan karena efek tertentu dari zat obatyang ada.

B. Alasan Pemilihan Bahan Aktif


Paracetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak
mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung.
Aksi/kerja utama paracetamol adalah dengan cara menghambat sintesis prostaglandin dipusat
otak (hipotalamus), tetapi tidak di perifer (jaringan), sehingga tidak mempunyai efek sebagai anti
inflamasi. Paracetamol diabsorbsi baik dalam saluran pencernaan ketika digunakan secara per
oral, untuk memudahkan pemberian obat dan mempercepat absorbsi maka obat dibuat dalam
bentuk sediaan elixir.

C. Mekanisme kerja Bahan Aktif

Elixir paracetamol digunakan untuk mengurangi/ menghilangkan nyeri dan menurunkan


demam terutama pada pasien yang tidak tahan terhadap aspirin.Eliksir terutama digunakan untuk
pasien pediatrik (anak-anak).Elixir paracetamol juga berfungsi sebagai analgetik, antipiretik/
bahan aktif.

D. Konsentasi Bahan Aktif


Elixir adalah larutan oral yang mengandung etanol 95% yang berfungsi sebagai kosolven.
Elixir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksud untuk penggunaan vital, dan
biasanya, diberi rasa untuk menambah kelezatan. Elixir bukan obat yang digunakan sebagai
pembawa tetapi elixir obat untuk efek terapi dan senyawa obat yang dikandungnya.
 Elixir yang mengandung >10-12% alcohol, bersifat sebagai pengawet sendiri dan tidak
membutuhkan penambahan zat antimikroba untuk pengawetnya.
 Konsentrasi alcohol yang terdapat dalam sediaan berdasarkan FDA:
 Anak < 6 tahun : maksimal 0,5%
 Anak 6-12 tahun : maksimal 5%
 Anak > 12 tahun dan dewasa : maksimal 10%
 Elixir kandungan alcohol bervariasi mulai dari 3-5% sampai 21-23%.

E. Karakter Fisikokimia Bahan Aktif


1. Karakteristik fisika serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit
2. Karakteristik kimia Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol (95%) P dan dalam
10 bagian kloroform P; sukar larut dalam eter P

F. Karakteristik Eksipien
1. Methyl paraben
Pemerian : Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian
agak membakar diikuti rasa tebal.
Ph :4 – 8
Sinonim : Methylis Parabenum, Nipagin M.
Khasiat : zat tambahan; zat pengawet
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol
(95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali
hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati
panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
Konsentrasi Penggunaan :0,015% - 0,2%

2. Propilenglikol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopis.
pH : 4,5 – 7,5
Sinonim :Propylenglycolum
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air, dengan etanol, dan kloroform P; larut dalam 6 bagian
eter P; tidak dapat bercampur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak.
Khasiat : Kosolven (pelarut tambahan), zat tambahan.
Kadar : 10% - 25%

3. Sirupus Simplex
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, ras manis dan memiliki bau khas
pH : 4,5 – 7,0
Khasiat : Zat tambahan (penambah rasa), sweetening agent. Kelarutan : larut dalam air, mudah
larut dalam air mendidih, sukar larut dalam eter.
Konsentrasi : 20% - 40%

4. Asam sitrat
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak berbau; rasa sangat asam; agak
higroskopik, merapuh dalam udara kering dan panas.
Sinonim : Acidum Tritici
pH :2,8 – 3,1
Khasiat :zat tambahan (Buffer dan antioksidan)
Kelarutan :larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%) P, sukar larut
dalam eter P.
Konsentrasi penggunaan :4%

5. Natrium sitrat
Pemerian :hablur tidak berwarna atau serbuk halus putih, cairan berasap, sangat korosif, bau
khas, sangat merangsang. Mendidih lebih kurang 120℃; bobot jenis kurang 1,41. Merusak
jaringan hewan menjadi kuning.
Sinonim :Acidum Nitricum
pH : 5,5 – 5,6
khasiat : zat tambahan (menjaga pH zat aktif).
Kelarutan :mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; praktis tidak larut
dalam etanol (95%) P.
Konsentrasi penggunaan :2%

G. Persyaratan Mutu
Persyaratan mutu untuk sirup (Ansel, 1989), antara lain :
a. Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 65 % sukrosa, tidak lebih tinggi akan terjadi
pengkristalan,tetapi bila lebih rendah dari 60 % sirup akan membusuk.
b. Pada sirup yang mengandung sukrosa 60% atau lebih, sirup tidak dapat ditumbuhi jamur
meskipun jamur tidak mati.
c. Adapun penyimpanan dapat terjadi inversi dari sukrosa (pecah menjadi glukosa dan fruktosa)
dan bila sirup bereaksi asam inversi dapat terjadi lebih cepat.
d. Bila kadar sukrosa turun karena inversi, maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam resep sirup
diencerkan dengan air dapat pula ditumbuhi jamur
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

Demam / Nyeri

Penyebab : Gejala :
1. Paparan sinar matahari berlebihan 1. Merasa dingin ketika orang lain tidak
2. Kelelahan merasa kedinginan
3. Efek samping dari beberapa obat 2. Menggigil
4. Keracunan makanan 3. Kulit terasa panas jika disentuh
4. Sakit kepala
5. Kehilangan selera makan
6. Dehidrasi
7. Depresi
8. Sulit konsentrasi
9. Kantuk
10. Berkeringat dingin

Khasiat : Sediaan :
1. Meredakan rasa nyeri Elixir paracetamol
2. Menurunkan demam

Kegunaa sediaan
1. Elixir analgetik/antipiretik paracetamol digunakan untuk mengurangi
/menghilangkan nyeri dan menurunkan demam terutama pada pasien yang tidak
tahan terhadap aspirin.
2. Elixir terutama digunakan untuk pasien pediatrik (anak-anak)

BAB IV
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan Praktikum


1.Alat

 Mortir dan stemper


 Pengayakan
 Pipet tetes
 Cawan porselen
 Kaca arloji
 Beker glass
 Baki
 Oven
2. Bahan

 Gliserol
 Propilenglikol
 Sorbitol
 Etanol
 Metil paraben
 Oleum citri
 Tartrazine

B . Rancangan formula
No Nama bahan Jumlah (%)

1 Paacetamol 150 mg/ 5ml


2 Gliserol 10%
3 Metil paraben 0,2%
4 Propilenglikol 10%
5 Sorbitol 20%
6 Etanol 10%
7 Olium citri 0,2%
8 Tartrazine 0,05%
9 Aquadest Ad 100 ml

C . Master formula
Nama produk : Cetamol exilir

Jumlah produk : 10 Botol @ 100 ml

No .Registrasi : CBT 0642300911 A2

No . Batch : F 03002

Produksi: CETAMOL SYRUP


PT. Tanggal formula Tanggal produksi Dibuat oleh Di setujui
STIKSAM oleh
Samarinda Kelas A
-Indonesia Kelompok 2
No Kode Nama Bahan Fungsi Bahan Per Dosis Per Batch
Bahan
1 Paracetamol Baha aktif 150 mg 30 gram
2 Gliserol Kosolven dan 0,5 gram 100 gram
pengawet
3 Metil paraben Pengawet 0,01 gram 2 gram
4 Propilengkilol Kosolven 0,5 gram 100 gram
5 Sorbitol Pemanis 1 gram 200 gram
6 Etanol Kosolven 0,5 ml 100 ml
7 Olium citri Perisa 0,01 gram 2 gram
8 Tartazine Pewarna 0,05 mg 0,5 mg
9 Aquadest Pelarut Ad 5 m; Ad 100 ml

D. Penimbangan Bahan
1. paracetamol
Per dosis = 150 mg
150 mg
Per batch = x 1000 ml = 3000 mg= 30 gram
5 ml
2. Gliserol
Per dosis = 10% X 5 ml = 0,5 gram
0,5 g
Per batch = X 1000 ml = 100 gram
5 ml
3. Metil paraben
Per dosis = 0,2% X 5 ml= 0,01 gram
0,01 g
Per batch = X 1000 ml = 2 gram
5 ml
Air mendidih untuk metil paraben =100 ml

4. Propylenglikol
Per dosis = 10% X 5 ml = 0,5 gram
0,5 g
Per batch = X 1000 ml= 100 gram
5 ml
5. Sorbitol
Per dosis =20% X 5 ml= 1 gram
1g
Per batch = X 100 ml = 200 gram
5 ml
6. Etanol
Per dosis=10% X 5 ml = 0,5 ml
0,5 ml
Per batch = X 1000 ml = 100 ml
5 ml
7. Oleum citri
Per dosis = 0,2 % X 5 ml = 0,01 gram
0,01 ml
Per batch = X 1000 ml = 2 gram
5 ml
8. Tartrazine
Per dosis 0,05 % X 5 ml = 0,0025 mg
0,0025 mg
Per batch = X 1000 ml = 0,5 mg
5 ml
9. Aquadest
1000 ml – (30 gram +100 gram +2 gram +100 gram +200 gram +100 gram+ 2 gram)
=100 ml- 534 gram
=446 ml
E .kerangka operasional

Disiapkan alat dan bahan

Kalibrasi botol 100 ml

Kalibrasi wadah 1000 ml

Ditimbang bahan sesuai perhitungan

Panaskan air hingga mendidih, larutkan 2 gram metil paraben dalam 100 ml air
mendidih

Dilarutkan 30 gram PCT dalam 100 ml etanol, didalam beaker glass, ditambahkan 100 gram
gliserol, 100 gram propyilenglikol, dan 200 gram sorbitol, aduk ad homogen. Tambah kan 100
ml aquades.

Ditambahkan larutan metil paraben, aduk ad homogeny, ditambahkan hasil pengenceran


tetrazine sebanyak 2 ml, aduk ad homogeny, ditambahkan 2 gram oleum citri, aduk ad
homogeny.

Ditambahkan aquades hingga batas kalibrasi 1000 ml, dimasukkan kedalam botol.
BAB V
EVALUASI SEDIAAN

A. Hasil evaluasi sediaan

pengujian hasil
Organolepstis
Rasa Pahit
Warna Kuning
Bau Mint
Kejernihan Keruh
Kelarutan Larut
Berat jenis 1.0799 N/ m3
Ph Pengecekan ph 1= 6,66
Pengecekan ph 2=6,66
Volume terpindahkan Botol 1 = 97 ml
Botol 2 = 98 ml
Botol 3 =100 ml
Rata2 = 98,3%
Viskositas 0,124 cp
Isi minimum 1,7%

Uji kebocoran Tidak ada kebocoran pada botol


Uji homogen Homogen

B . Analisis hasil evaluasi sediaan


a. organoleptis
 Rasa : pahit karena tidak penambahan pemanis dan sifat paracetamol itu pahit
 Warna : putih, kaena tidak ada penambahan flavor dalam sediaan dan sifat dari
paracetamol sendiri tidak hablur
 Bau : mint
 Kejernihan : keruh

b. Bobot jenis

46,916−19,935
p1: =1,0972
25 ml

46,943−19,935
p2: =¿1,0803
25 ml

46,94−19,935
p3: =1,0802
25 ml

1,0972+1,0803+1,0802
rata – rata = =1,0779
3

c.ph

dalam ph di lakukan pengujian 2 kali

 Pengujian 1 = ph 6,66
 Pengujian 2 = ph 6,66
Dala pengujian ph tidak kurang dan lebih dalam teoritas

d. volume terpindahkan

 Botol 1 =97 ml
 Bototl 2=90 ml
 Botol 3=100 ml
Rata – rata= 98,3

98,3/100X 100%=98,3%
e. viskositas

viskometer1 : 7 detik

viskometer2 :8 detik

viskometer3:7 detik

f. isi minimum

dalam sediaan isi minimum adalah 1%

g. uji kebocoran

tidak ada kebocoran


BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Paracetamol merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis
prosta glandin terutama di sistem syarat pusat.
Eliksir adalah larutan yg mengandung etanol 95% yg berfungsi sebagai kosolven

B. saran
Setelah mengikuti praktikum , di harapkan teman teman tidak rebutan pada saaat menimbang
bahan , dan di harapkan membacakan cara kerja sebelum melakukan praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Yermei.19 Oktober 2012. “Mekanisme Kerja Obat Parasetamol ”.


http://yermei.blogspot.com/2012/10/parasetamol-sifatmekanisme-dan.html.
Elixir-Paracetamol
https://id.scribd.com/doc/229731928
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV
LAMPIRAN

1. Kemasan

Aturan
pemakaian :
1 - 5 tahun : 3 kali Komposisi :
sehari 1/2 sendok teh
Tiap 5 ml
5 - 10 tahun : 3 kali
CETAMOL ® sehari satu sendok CETAMOL ® mengandung
ELIXIR teh ELIXIR paracetamol 150 mg
Paracetamol >10 tahun : 3 kali Paracetamol
sehari 1 sendok Indikasi :
makan
Peringatan : Nyeri ringan sampai
Hentikan segera jika sedang dan demam
gejala alergi atau
reaksi Efek samping :
hipersensitivitas
terjadi. Pusing,Mual,
Muntah.
No. Registrasi :
CBT 06423009 11 Kontraindikasi:
Netto : 100 ml Netto : 100 ml
A2 Hipersensitivitas,
No. Batch : Gangguan hati berat
Diproduksi oleh : Diproduksi oleh :
PT. STIKSAM F 03002 atau penyakit hati
PT. STIKSAM
Mgf Date : aktif.
Samarinda Indonesia Samarinda Indonesia
Desember 2021
Exp Date :
Desember 2023
KOCOK DAHULU

Anda mungkin juga menyukai