Anda di halaman 1dari 96

bowo yuli prihandono

47
bowo yuli prihandono

48
Bowo Yuli Prihandono, tempat tanggal lahir 25 juli 1997 di Klaten, Jawa Tengah. Memang
lahirnya di pulau jawa, tapi dibesarkan di pulau Kalimantan, tepatnya di kota Sambas, Kalimantan
Barat. Lahir karena sepasang kekasih yang saling memadu kasih di sebuah kamar yang gelap.
Waktu kecil kalau ditanya cita-citanya ingin jadi apa, pasti saya menjawab ingin jadi dokter. Tapi
setelah lulus SMA, saya kehilangan cita-cita menjadi dokter, arah dan tujuan hidup saya serahkan
kepada arus kehidupan. Arus kehidupan membawa saya masuk ke dalam dunia tentang
perancangan bangunan atau yang disebut arsitektur secara khususnya. Universitas Tanjungpura
Pontianak yang membimbing saya saat ini dan dalam waktu kedepan untuk lebih memperdalam
ilmu tentang

Arsitektur.

49
Arsitektur.
“Arsitektur adalah ilmu yang mempelajari tentang perancangan bangunan.”

Pengertian ini biasanya disebutkan oleh orang awam kebanyakan. Padahal arsitektur tidak
hanya mempelajari bagian-bagian dari bangunan, seperti semen, pintu, plafond atau atap saja,
tapi lebih dari itu. Arsitektur mempelajari ilmu sosial, ilmu politik, ilmu ekonomi, perundang-
undangan, dan bahkan ilmu biologi atau fisika. Meskipun tidak mendalam seperti pelajaran di
kampus-kampus lainnya, tetapi arsitektur mencuri sebagian kecil ilmu yang di tawarkan kampus-
kampus tersebut untuk memperkuat pemahaman yang bersinggungan dengan arsitektur. Salah
satu contohnya, arsitektur juga mempelajari ilmu psikologi yaitu mempelajari perilaku manusia
dalam kesehariannya. Arsitektur tidak menjabarkannya melalui ilmu jiwa, tetapi arsitektur bermain
dengan kebutuhan manusia. Seperti perilaku manusia yang menyukai duduk bersantai sambil
minum kopi dan menikmati matahari sore. Di sini seorang arsitek akan menyediakan fasilitas yang
dibutuhkan untuk aktivitas tersebut, seperti kursi dan meja. Dan untuk memilih kursi dan meja, si
arsitek juga harus mempelajari posisi duduk yang manusia tersebut inginkan dan harus nyaman.
Meskipun tugas arsitek adalah memenuhi keinginan manusia tersebut, si arsitek juga memiliki
standar wawasan yang membatasi keiningan tersebut, tetapi dengan tahap analisa yang panjang.
Si arsitek akan melakukan analisa apakah keinginan tersebut benar-benar dibutuhkan, atau hanya
sekedar keinginan yang tidak ada manfaatnya atau bisa saja membahayakan.
“Arsitektur memberikan apa yang
dibutuhkan bukan yang diinginkan.”
50
Berbekal doa dan restu kedua orang tua, saya mencoba
pengalaman yang berbeda di tanah pulau dewata. Kesempatan ini saya
dapatkan karena mata kuliah kerja praktek yang diharuskan
mahasiswanya magang diperusahaan ataupun studio, yang
bersangkutan dengan pembangunan proyek khususnya konsultan
arsitek. Pada kesempatan ini, saya diijinkan menempati kursi kosong di
CivArch design studio di Denpasar - Bali untuk selang waktu 2 bulan.
Bekal yang kedua dan selalu saya ingat adalah amanah Bapak
saya, yaitu selalu bilang untuk jadi anak yang jujur. Pengertian jujur
secara umum adalah tidak berbohong, tetapi ucapan Bapak saya bukan
hanya di suruh tidak berbohong, tapi saya merasa makna yang
disampaikan lebih dari sekedar jangan berbohong. Jujur yang dikatakan
Bapak saya adalah gabungan dari ucapannya yang selalu saya dengar
sehari-hari. Tanpa berpikir jika saya mendengar Bapak saya
mengatakan jujur, yang terbayang di kepala saya adalah sifat jangan
berbohong, jangan menyakiti hati orang lain, jangan menyusahkan
orang lain, menghormati orang yang lebih tua dan lebih baik memberi
daripada meminta.

“Wong jujor iku neng ngendi-ngendi penak wae, arep


melaku neng kono santei wae, arep mlebu neng
ngendi-ngendi ora wedi, arep melaku neng ngedi wae
penak, pokok’e bebas arep ngopo ae, seng penteng
jujor.”

Pa’e (Bapak saya) 51


“Hanya satu hal yang aku tahu, yaitu bahwa aku
tidak tahu apa-apa”
- Socrates -
Kalimat diatas merupakan kata-kata dari Socrates, filsuf besar yang berpengaruh di dunia. Kata-
kata tersebut memang benar adanya, sekarang socrates mempengaruhi hidup saya. Sepintar
apapun manusia tentu dia tidak akan bisa menguasai semua ilmu di dunia ini. Ada bermiliar-miliar
ilmu, adat istiadat, budaya dan tempat indah di dunia, sangat rugi jika hanya menguasai satu ilmu
saja, atau mengetahui satu adat istiadat dan budaya saja. Saya mencoba untuk mengetahui sedikit
ilmu dunia dengan duduk di kursi kosong CivArch design studio.
Pada buku ini saya hanya menceritakan pengalaman saya saat berada di CivArch design studio,
yang menurut saya paling berkesan dan sedikit mempengaruhi kehidupan saya.

52
Balai Seni
Budaya Sumba

53
Balai Seni Budaya Sumba merupakan gedung teater seni yang rencananya akan dibangun
di Sumba. Berangkat dari pemikiran Kak Umbu (CEO CivArch design studio) yang mengambil
metamorfosis dari bentuk mamuli. Mamuli adalah anting-anting dari sumba yang melambangkan
kesuburan. Kak Umbu tidak hanya mengambil dari segi bentuknya saja, tetapi juga memasukkan
arti dari mamuli kedalam teater seni ini. Kak Umbu menginginkan dengan adanya teater seni ini
akan melahirkan seniman-seniman berbakat, dimana sesuai dengan arti mamuli adalah lambang
kesuburan yang berbentuk seperti rahim perempuan dan dari rahim tersebut akan melahirkan
seorang bayi, sama halnya dengan teater ini.

54
KONSEP

Konsep dasarnya berangkat dari pemikiran Kak Umbu, yaitu


bentuk mamuli, menggunakan material bambu, mempunyai
semacam labirin terowongan untuk pameran lukisan, dan 2 tribun
VIP /Non VIP. Disini saya bertugas untuk menyinggungkan konsep
dasar tersebut dengan standar kenyamanan dan estetika bangunan.
Saya menambahkan tangga dan ramp pada entrance teater ini untuk
memberi kesan seolah-olah teater ini menyambut pengunjung yang
datang dengan penyusunan bambu yang berirama. Dan ramp
dengan material bambu tersebut bertujuan untuk mempermudah
akses dari panggung outdoor ke bangunan utama.

55
BALAI SENI BUDAYA SUMBA

56
Ciri khas desain “CivArch design studio” yaitu jujur, yang berarti
nantinya bambu dan beton ini tidak akan dilapisin dengan cat
ataupun manipulasi dengan bahan lainnya, beton akan nampak
seperti beton, dan bambu akan nampak seperti bambu, jujur apa
adanya.

57
58
SUMBA SPACE

59
Sumba space merupakan
bangunan dengan 2 fungsi yaitu bioskop
mini dan bar (coffee shop). Bangunan ini
menyatu tetapi dipisahkan dengan fungsi
dan dinding bioskop mini yang sekalian
menjadi dinding bar.
Disini saya ditugaskan membuat
gambar kerja dari bar ini. Gambar kerja
yang saya buat hanya meliputi tampak,
potongan dan denah saja.

60
61
62
The Hava Ubud

63
PROYEK
THE
HAVA
UBUD
Proyek The Hava Ubud ini terletak di jalan panestanan, Sayan, Kecamatan Ubud,
Kabupaten Gianyar - Bali dengan luas area 4.197 m2. Proyek ini merupakan proyek pembangunan
hotel dengan 56 kamar, yaitu 16 kamar tipe deluxe, 32 kamar tipe The Hava Ubud dengan bathup, 6
kamar tipe suite 1 dengan bathup, dan 2 kamar tipe suite 2 dengan bathup.
Pada proyek ini saya merasakan langsung dengan keadaan di lapangan, dimana yang
biasanya hanya menggambar perencanaan bangunan dalam pembelajaran di kampus, di sini saya
di ajak merealisasikan gambar tersebut menjadi sebuah bangunan. Ternyata gambar
perencanaan biasanya tidak akan sama persis dengan realisasi di lapangan karena faktor-faktor
tertentu, misalnya faktor kondisi kontur tanah yang tidak masuk dalam data tapak, atau di tengah-
tengah pekerjaan proyek ada material yang sulit didapatkan sehingga harus diganti dengan
material yang lain.
64
Meskipun saya tidak saya melihat langsung
mempunyai peran dalam bagaimana uji kualitas beton
proyek The Hava Ubud baik
dalam perencanaan ataupun
pengawasan, tetapi saya ikut
PROYEK sebelum digunakan, dan
masih banyak lagi lainnya.
Dan juga saya mengetahui
menyaksikan proses dari jika terdapat pekerjaan yang
selembaran gambar kerja
menjadi bangunan yang
nyata.Saya merasakan
THE harus dirubah karena alasan
tertentu, gambar kerja juga
harus dirubah sesuai dengan
rasanya menggunakan helm
proyek, saya merasakan
bagaimana jalannya
HAVA perubahan di lapangan, tidak
boleh hanya menggunakan
intruksi secara verbal saja.
meeting, saya melihat secara
langsung bagaimana
manajemen proyek
UBUD Dengan mengetahui hal ini,
saya mendapat bekal jika
saya berperan dalam suatu
mengawasi jalannya proyek, proyek nantinya.

65
RAMP
Saya diberi tugas untuk
membuat visualisasi dari ramp
melingkar pada proyek The Hava
Ubud. Ini adalah pertama kalinya
saya membuat ramp melingkar
pada sketchup. Awalnya cukup
kesulitan dalam membuat plat ramp
yang melingkar, tetapi dengan
bantuan beberapa plugin saya
dapat mem-visualisasikan bentuk
ramp tersebut.

66
67
68
Architecture For Kids

69
AFK
Selain diajarkan bagaimana dunia
kerja seorang arsitek, disini saya juga
diajak untuk meliput sebuah acara yaitu
Architecture For Kids yang di adakan di
Danes Art Veranda. Alasan saya diajak
Architecture For Kids meliput acara tersebut dikarenakan Kak
Umbu juga memiliki media informasi yaitu
SumbaMediaHUB. Sambil menyelam
minum air, mungkin inilah yang saya
dapatkan di sini. Belajar dunia kerja arsitek
dan belajar bagaimana cara meliput
sebuah acara.
Acara ini merupakan acara tahunan
yang diselenggarakan oleh Danes Art
Veranda. Anak-anak yang telah mendaftar
akan dibagi menjadi beberapa kelompok.
Anak-anak yang datang akan diajarkan
mulai dari menggambar sampai membuat
maket. Dan hasil gambar dan maket
tersebut akan di presentasikan layaknya
seorang arsitek. Acara ini sangat mendidik,
karena bagi anak-anak yang bercita-cita
ingin menjadi seorang arsitek akan
mempersiapkan apa yang dibutuhkan
untuk mencapai cita-cita tersebut sejak dini.
70
71
72
Architects Under Big 3 #108

73
Architects Under Big 3 # 108 merupakan Architects Under Big 3 #108
acara yang saya hadiri dengan pembahasan
Rheza Kun Remi Triadi
mengenai peran dunia visual terhadap arsitektur.
Pembicaranya merupakan dua remaja (beberapa
tahun lebih tua dari saya) yang sekaligus menjadi
CEO dan Direktur Kreatif dari KUNKUN Visual.
Acara ini di selenggarakan di Danes Art Veranda
dan diperuntukan oleh mahasiswa ataupun
freelance yang ingin mengetahui peran dunia
visual terhadap arsitektur.
Awalnya saya tidak tertarik dengan
pembahasan ini, karena saya tidak mempunyai
keahlian dalam bidang ini. Tetapi ada beberapa
penjelasan yang menurut saya mengesankan,
yaitu dia membicarakan tentang bagaimana satu
foto yang bagus itu adalah gabungan dari pixel-
pixel sehingga bisa kita lihat di layar gadget atau
laptop kita. Jadi menurutnya tanpa pixel-pixel kecil
tersebut, tidak akan bisa membuat visual yang
bagus. Menurut saya disini dia memberi sebuah
pesan yang tersirat, yaitu sebuah karya yang
bagus tercipta karena hal-hal kecil yang kita
kunkunvisual
perhatikan dan kita susun dengan teliti sehingga
menjadi karya yang bagus.
74
Dari acara ini saya juga belajar
bahwa seorang visual maker akan
berusaha dengan keras untuk membuat
bangunan yang dibuat si arsitek menjadi
lebih real dan berusaha untuk membuat
bangunan menjadi lebih menarik untuk
menarik owner. Menurut saya ini sangat
penting untuk menambah daya gedor
dalam mem-promosikan hasil karya si
arsitek. Biasanya dalam hubungan si
arsitek dan si owner, terjadi kesulitan si
owner dalam membayangkan bangunan
yang di tawarkan si arsitek, disinilah
visual maker dibutuhkan.
V i s u a l m a k e r j u g a
memperhatikan kondisi iklim dan
suasana. Jika bangunan tersebut akan
dibangun di tengah-tengah pohon pinus,
maka visual pohon pinus lah yang
menjadi latarnya, tetapi tetap
menunjukkan fokus pada bangunan
yang ditawarkan.

75
kunkunvisual
76
kunkunvisual
Learn of Things and Sharing

77
Eko Prawoto Francis Surjaseputra

Learn of things and sharing dengan tema playground ini di usung oleh arsitek tanpa nama di
Rumah Sanur Creative - Bali. Pembicaranya adalah Eko Prawoto dan Francis Surjaseputra. Disini
saya disuapi dengan pengetahuan-pengetahuan yang nyeleneh tetapi bisa menghasilkan karya
dengan kualitas bagus. Seperti diceritakan kedua pembicara ini, mereka membuat karya-karya
dengan pengalaman masa kecil salah satunya, yaitu sendok dari daun pisang atau disebut suru.
Ditangan Pak Francis, suru ini mempunyai nilai yang tinggi, bahkan sampai ke internasional. Atau
Pak Eko yang membuat taman bermain dengan mengambil history dari suatu kejadian di tempat
tersebut misalnya. Katanya, dasar dari pemikiran yang nyeleneh tapi menghasilkan karya dengan
kualitas bagus ini adalah peka terhadap hal-hal kecil. Tetapi sempat disinggung Pak Francis juga
bahwa karya-karya yang nyeleneh tersebut masuk dalam aliran dekonstruksi.
Dekonstruksi menurut pengetahuan yang saya pelajari adalah karya-karya yang nyeleneh,
atau menghancurkan konvensional, atau bisa disebut tidak seperti karya-karya yang normal.
Menurut saya aliran dekonstruksi sangat cocok dengan karya-karya Pak Francis maupun Pak Eko,
mengingat karya yang dibuat merupakan karya kualitas tinggi dan pembuatnya pastinya
mempunyai pengalaman yang banyak. Karya mereka nyeleneh, aneh, unik, tetapi tetap menjaga
history dan budaya. Mereka datang dengan karya yang bisa disebut utopia, tetapi tetap
menghargai history atau budaya yang ada sebelumnya.

78
Suru
Francis S. Francis S.


Dekonstruksi membiarkan semua
elemen berbicara menurut proporsi
optimunnya tanpa terjadi dominasi
satu atas yang lain.

J. Derrida
Playground
Eko Prawoto
79
Rumah Sanur Creative

80
Orbit

81
Orbit merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh BEKRAF (Badan Ekonomi
kreatif). Orbit bertujuan untuk mencari disainer masa depan Indonesia. Dalam acara ini hanya
sosialisasi tentang pengenalan Orbit ataupun perkembangan Orbit ini sendiri. Bagi saya yang baru
pertama kali menghadiri acara ini, merasa mendapatkan ransangan semangat untuk membuat
karya-karya baru, karena hasil karya yang bagus akan diberi ruang oleh Orbit dan juga acara ini
diperuntukkan untuk kalangan muda, katanya. Mungkin sebagian mahasiswa yang seumuran
dengan saya merasakan hal yang sama. Penawaran dari Orbit memang mengiurkan dengan
jaminan akan dibimbing oleh mentor-mentor yang sudah berpengalaman seperti Pak Eko Prawoto
dan Pak Francis Surjaseputra.

82
Mother Eart

83
Hari sabtu, tanggal 3 agustus 2019 bertepatan
dengan hari kuningan, saya diajak mengikuti acara
Mother Eart di sandei showroom. Ada beberapa panelis
hebat yang menyajikan materi di sana, terutama Yori
Antar, Gede Kresna, Effan Adhiwira, dan Novieta
Tourisia. Dan dihadiri juga oleh arsitek-arsitek terkenal di
Bali seperti Popo, dan Herman Umbu Billy. Setelah
mendengarkan beberapa panelis dari acara tersebut,
saya menarik kesimpulan bahwa sebenarnya sejak
mengenal arsitektur, kita didoktrin oleh pengetahuan-
pengetahuan tentang arsitektur dari Negara barat,
dimana seharusnya rumah yang telah di bangun oleh
leluhur-leluhur kita atau biasa disebut dengan rumah
tradisional tidak menjadi dasar sebagai materi yang di
sampaikan oleh dosen-dosen atau kampus di
Indonesia. Padahal arsitektur yang dibawa dari Negara
barat, memiliki fungsi dan material yang berbeda dari
daerah kita. Memang arsitektur dari barat merupakan
bentuk dari kemajuan ilmu dan teknologi atau biasa
disebut modern. Tetapi pasti ada sebagian yang tidak
cocok dengan kita, baik itu kondisi geografis, budaya
dan material. Materi yang dibawakan Mas Yori
membuka pikiran saya bahwa sebenarnya rumah
tradisional yang beragam di Indonesia ini sudah
mengalami tahap-tahap analisa dari nenek moyang kita.

84
Contoh misalnya rumah tradisional melayu di Kalimantan barat khususnya Pontianak
memiliki rumah tradisional dengan bentuk panggung dengan beberapa analisa bahwa tanah di
Pontianak merupakan tanah gambut dan muka air tanah yang tinggi. Tanah di Pontianak ini sudah
jenuh dengan air atau sebagian besar sudah mengandung air. Maka dari itu, daerah di Pontianak
memerlukan area resapan air yang luas, mengingat Pontianak merupakan daerah yang beriklim
tropis dengan potensi curah hujan yang tinggi. Sekarang terbukti di Pontianak dengan adanya
perumahan-perumahan dengan gaya modern, yaitu dengan menutupi tanah rumah mereka
dengan beton, maka jika terjadi hujan deras 1 hari akan terjadi banjir di daerah yang lebih rendah.
Contoh satu lagi dengan bentuk atap pelana dan material kayu. Bentuk atap pelana ini bertujuan
mengalirkan air hujan secara efisien karena iklim yang cukup ekstrim jika terjadi hujan. Dan
material kayu ini menunjukkan kemudahan bahwa material bangunan tidak harus menggunakan
material-material impor, karena di daerah kita pasti terdapat sumber daya alam yang dapat
digunakan sebagai material bangunan terutamanya kayu. Material kayu ini juga cocok dengan
kondisi ilkim kita, dimana rumah tradisional di Pontianak pasti berbentuk panggung, maka udara
akan berpindah secara efisien baik dari arah horizontal melalui jendela dan ventilasi dan arah
vertikal melalui sela-sela lantai kayu tersebut. Material lainnya yang berhubungan dengan iklim
yaitu material atap. Atap rumah tradisional melayu menggunakan material atap sirap.


Mereka yang membuat rumah dengan atap genteng di daerah tropis, lebih
memilih merasakan panas setiap hari dibanding mengganti atap sirap/daun
setiap 3 tahun sekali.

85
Rumah Melayu Pontianak
Sumber : Dokumentasi Penulis
86
Kesan
Kerja Praktek merupakan alasan yang membantu saya untuk keluar dari zona nyaman,
yaitu rumah. Alasan saya yang paling mendasar yaitu ingin merasakan kehidupan yang berbeda
dari sebelumnya, ini mengapa saya terbang dari Kalimantan Barat ke Bali untuk sekalian Kerja
Praktek di CivArch design studio. Sangat menyenangkan bisa merasakan kehidupan yang
berbeda seperti di Denpasar - Bali. Saat saya masuk di CivArch design studio, yang saya rasakan
bukan seperti studio yang membuat orang baru gugup saat masuk kedalamnya, tetapi seperti
rumah yang didalamnya terdapat bagan struktur dengan keahliannya masing-masing. CivArch
design studio memberikan sedikit kehangatan keluarga, meskipun tidak sehangat rumah saya di
Kalimantan. Disini saya juga mendapat banyak ilmu diluar arsitektur, salah satunya menulis buku
yang sedang pembaca baca ini.

Untuk semua crew di studio, saya mengucapkan terima kasih banyak untuk ilmu dan
pengalamannya.

87
Founder and Principal
Herman Umbu Billy Lahir di Denpasar, 6 Agustus 1985 anak kedua
dari Antonius Umbu Lapu (Ayah) dan Rambu Padji Malairu (Ibu),
Adik dari Fidelis Umbu Moki (alm), Kakak dari Angelia Rambu Leki,
Digna Rambu Bita Emu, Grace Delani Rambu Jola, Suami dari
Fransiska Fila Hidayana dan Ayah dari A.A. Umbu Lapu.
Umbu Billy menamatkan studi S1 di Fakultas Teknik Universitas
Pendidikan Nasional (Undiknas University).
Pada 2017 mendirikan SumbaMedia HUB, platform digital yang
program awalnya adalah Sumba.TV, terus berlajar dan
mempelajari data analitik Sumba.TV pada tahun 2019 ini juga
meluncurkan Sumba Culture Trip, e-commerce KIOS dan media
sosial Sumba The Journey.
Sejak tahun 2008 - saat ini juga sebagai Principal CivilARC
INDONESIA (Project Management, Design & Consultant).

88
Architect
Andra Pradipta lahir di Semarang, 31 Agustus 1988. Aktif dan
enerjik dengan hobby olahraga dan otomotif. Memiliki kemampuan
problem solving yang sangat baik, sehingga sangat bisa diandalkan
dalam bekerja sendirian maupun dalam tim.
Andra Pradipta adalah Alumni Arsitektur (2006-2011) Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya – Jawa
Timur.

Structure Designer
Digna Rambu Bita Emu atau biasa dikenal dengan nama Digna
Pagegi Lahir di Waingapu, 16 Juni 1994 anak keempat dari Antonius
Umbu Lapu (Ayah) dan Rambu Padji Malairu (Ibu), Adik dari Fidelis
Umbu Moki (alm), Herman Umbu Billy, Angelia Rambu Leki, Kakak
dari Grace Delani Rambu Jola.
Digna Pagegi adalah lulusan S1 pada Fakultas Teknik Universitas
Negeri Malang (2012-2016), saat ini sedang melanjutkan studi
Master of Science in Civil Engineering, Northeastern University,
Boston, Massachusetts, USA.

89
Site Supervisi
I Ketut Supartha lahir di Klungkung pada tanggal 13 Maret 1996
anak keempat dari alm. I Wayan Rauh,S.H. (ayah) dan Ni Made Yoni
(ibu). Mampu beradaptasi dengan cepat pada wilayah, kondisi serta
situasi proyek, menguasai teknis pekerjaan dan bertanggung jawab
mengawasi detail pekerjaan dilapangan sehingga kualitas
pekerjaan dapat sesuai dengan yang direncanakan.
Partha menempuh studi S1 di Fakultas Teknik Universitas
Pendidikan Nasional (Undiknas University) pada tahun 2014-2018.

Interior Designer
Ananda Nur Sukarno atau biasa dipanggil Nanda, lahir di Blitar, 8
November 1994. Aktif dan kreatif dengan hobby melukis, & bermain
game. Nanda juga seorang penyayang hewan peliharaan.
A.N. Sukarno adalah lulusan SMK Negeri I Blitar (2010-2013) dan
saat ini sedang menyelasikan studi S1 Desain Interior Sekolah
Tinggi Desain (STD) Bali.

90
Quantity Surveyor
Nyoman Bayu Kurniawan Bendesa lahir di Mataram pada tanggal
25 Agustus 1997, anak ketiga dari I Wayan Bendesa, S.H. (ayah)
dan Ni Made Astika, S.Pd. (ibu), Adik dari Wayan Rachmawati Mas
Budiary, S.E. dan Made Nugraheni Mas Budiarty. Sangat menyukai
seni audio dan visual berupa music, film, dan sebagainya.
Bayu sedang menempuh studi S1 di Fakultas Teknik Universitas
Pendidikan Nasional (Undiknas University).

Marketing Communication
Siswan Dewi dilahirkan di Denpasar, 09 Februari 1995. Menempuh
pendidikan Strata 1 Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Udayana.
Aktif terlibat sebagai Volunteer di Lembaga Kebudayaan Kompas
Gramedia Group, Bentara Budaya Bali (2013-sekarang). Peserta
Workshop Penyutradaraan Tingkat Dasar & Menengah oleh
Pusbang Film, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, (2017)
dan sempat menjalani Program Internship di Dapur Film, Jakarta
(Production House) (2018). Saat ini sebagai Marketing
Communication dalam Sumba Media HUB

91
Audio Visual Creative Production
Hanne Tenggania Waasu Rini Ara dilahirkan di Ruteng, 13 Maret.
Telah menempuh pendidikan Strata 1 di Fakultas Pertanian,
Universitas Udayana. Menggeluti dunia videografi sejak tahun 2017
dan menggemari film pendek, serta visual poetry. Saat ini aktif
sebagai Creative Production Director Sumba.Tv, Freelance
Photographer & Videographer, Wedding Organizer, serta Gitaris
Band.

Documentation
Grace Delani Rambu Jola atau biasa dikenal dengan nama Ela
Pagegi Lahir di Waingapu, 18 Maret 1996 anak bungsu (kelima) dari
Antonius Umbu Lapu (Ayah) dan Rambu Padji Malairu (Ibu), Adik
dari Fidelis Umbu Moki (alm), Herman Umbu Billy, Angelia Rambu
Leki, dan Digna Rambu Bita Emu.
Ela Pagegi menamatkan studi S1 pada Jurusan Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Pendidikan Nasional
(Undiknas University)

92
Broadcasting Consultant
Gede Joni lahir di Singaraja, 13 Mei 1962, menamatkan studi S1.
Ilmu Komunikasi, FISIPOL, Universitas Gadjah Mada, Jogyakarta.
Penulis Buku Ini Broadcasting (2018) yang ditulis berdasarkan
pengalaman hidupnya lebih dari 20 tahun di dunia Broadcasting
mulai dari RRI Nusantara II Yogyakarta, SCTV, TV 7, Transcorp,
Dewata TV (Kompas TV), Alam TV (NET) hingga Sumba.TV.

93

Anda mungkin juga menyukai