Anda di halaman 1dari 10

MEMBUAT RESUME UU PERBENDAHARAAN NEGARA DAN MENCARI CONTOH

SPM DAN SP2D

METODOLOGI PENDIDIKAN

Diampu Oleh :

Dr. Achamd Fauzi, S.Pd., M.Ak

Disusun Oleh :

Bintang Saputra (1701621122)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023
1. Resume UU Perbendaharaan Negara

Ketentuan Umum Pasal 1

1. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara,


termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan
APBD.
2. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan
negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.
3. Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung
seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral.
4. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh
gubernur/bupati/walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar
seluruh pengeluaran daerah.
5. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah
dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.
6. Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Pusat
dan/atau hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian
atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat
lainnya yang sah.
7. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah
dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian
atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat
lainnya yang sah.
8. Utang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar Pemerintah Pusat dan/atau
kewajiban Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah.
9. Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar Pemerintah Daerah dan/atau
kewajiban Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah.
10. Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN
atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
11. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah.

Bagian Ketiga Pasal 3

1. Undang-undang tentang APBN merupakan dasar bagi Pemerintah Pusat untuk melakukan
penerimaan dan pengeluaran negara.
2. Peraturan Daerah tentang APBD merupakan dasar bagi Pemerintah Daerah untuk
melakukan penerimaan dan pengeluaran daerah.
3. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban
APBN/APBD jika anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau
tidak cukup tersedia.

Pengelolaan Uang (Pengelolaan kas umum/daerah) Pasal 22

1. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang mengatur dan


menyelenggarakan rekening pemerintah.
2. Dalam rangka penyelenggaraan rekening pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat
 Menteri Keuangan membuka Rekening Kas Umum Negara.
3. Uang negara disimpan dalam Rekening Kas Umum Negara pada bank sentral.
4. Dalam pelaksanaan operasional penerimaan dan pengeluaran negara, Bendahara Umum
Negara dapat membuka Rekening Penerimaan dan Rekening Pengeluaran pada bank
umum

Pasal 24

1. Pemerintah Pusat/ Daerah berhak memperoleh bunga dan/atau jasa giro atas dana yang
disimpan pada bank umum.
2. Bunga dan/atau jasa giro yang diperoleh Pemerintah Pusat/Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat
 didasarkan pada tingkat suku bunga dan/atau jasa giro yang berlaku.
3. Biaya sehubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh bank umum sebagaimana
dimaksud pada ayat
 didasarkan pada ketentuan yang berlaku pada bank umum yang bersangkutan.

Bagian Kedua (Pengelolaan Utang Pasal 38)

1. Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yang diberi kuasa atas nama Menteri
Keuangan untuk mengadakan utang negara atau menerima hibah yang berasal dari dalam
negeri ataupun dari luar negeri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
Undang-undang APBN.
2. Utang/hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diterus pinjamkan kepada
Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD.
3. Biaya berkenaan dengan proses pengadaan utang atau hibah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dibebankan pada Anggaran Belanja Negara.
4. Tata cara pengadaan utang dan/atau penerimaan hibah baik yang berasal dari dalam
negeri maupun dari luar negeri serta penerusan utang atau hibah luar negeri kepada
Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD, diatur dengan peraturan pemerintah.

Pasal 40

1. Hak tagih mengenai utang atas beban negara/daerah kedaluwarsa setelah 5 (lima) tahun
sejak utang tersebut jatuh tempo, kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang.
2. Kedaluwarsaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertunda apabila pihak yang
berpiutang mengajukan tagihan kepada negara/daerah sebelum berakhirnya masa
kedaluwarsa.
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk pembayaran
kewajiban bunga dan pokok pinjaman negara/daerah.

Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah Pasal 59


1. Setiap kerugian negara/daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau
kelalaian seseorang harus segera diselesaikan sesuai dengan ketentuan
perundangundangan yang berlaku.
2. Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang karena perbuatannya
melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara
langsung merugikan keuangan negara, wajib mengganti kerugian tersebut.
3. Setiap pimpinan kementerian negara/lembaga/kepala satuan kerja perangkat daerah dapat
segera melakukan tuntutan ganti rugi, setelah mengetahui bahwa dalam kementerian
negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan terjadi kerugian akibat
perbuatan dari pihak mana pun.

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Pasal 68

1. Badan Layanan Umum dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat


dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Kekayaan Badan Layanan Umum merupakan kekayaan negara/daerah yang tidak
dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan
kegiatan Badan Layanan Umum yang bersangkutan.
3. Pembinaan keuangan Badan Layanan Umum pemerintah pusat dilakukan oleh Menteri
Keuangan dan pembinaan teknis dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab atas
bidang pemerintahan yang bersangkutan.
2. Perbedaan SPM dan SP2D dan Contohnya
A. Surat Perintah Membayar (SBM)

Adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna


Anggaran(PA/KPA) atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber
dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan.

SPM diproses menggunakan Aplikasi SPM yang dikembangkan oleh Direktorat Sistem
Perbendaharaan Ditjen Perbendaharaan. SPM berlaku sebagai surat perintah kepada KPPN
sebagai Kuasa BUN di daerah untuk mencairkan dana APBN.

SPM terdiri atas :

1. SPM Belanja Pegawai


 SPM Gaji Induk
 SPM Gaji Susulan
 SPM Kekurangan Gaji
 SPM Uang Duka Wafat
 SPM Persekot Gaji
 SPM Gaji Terusan
2. SPM Belanja dan Barang Lain lain
 SPM Gaji Induk
 SPM Gaji Susulan
 SPM Kekurangan Gaji
 SPM Uang Duka Wafat
 SPM Persekot Gaji
 SPM Gaji Terusan
B. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

SP2D adalah singkatan dari Surat Perintah Pencairan Dana. SP2D ini adalah dokumen
yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh Bendahara Umum
Daerah (BUD) atau Bendahara Umum Negara (BUN) berdasarkan Surat Perintah Membayar
(SPM).
Dan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana diatur berdasarkan Permenkeu No. 190 Tahun
2012 PMK.05 tentang prosedur pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, Surat Perintah Membayar atau SPM.
Contoh SPM Dan SP2D

Contoh SPM
Contoh SP2D

Anda mungkin juga menyukai