Anda di halaman 1dari 13

1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGEMBANGAN PROTOTYPE


SEBAGAI PERTIMBANGAN PUTUSAN PERKARA PIDANA
PENGADILAN NEGERI SEMARANG

Johan Rhemawan WS, Ajib Susanto, S.Kom

Teknik Informatika
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
111200603180@mhs.dinus.ac.id, Ajibsusanto@gmail.com

ABSTRAK
Pengadilan Negeri Semarang merupakan suatu Lembaga Peradilan Negeri di wilayah Kota
Semarang yang membawahi seluruh kota Semarang untuk kasus peradilan pidana dan perdata baik
umum maupun khusus dan terbagi dalam beberapa sektor khusus seperti Pengadilan PHI dan
Pengadilan Tipikor dibawah naungan Pengadilan Negeri Semarang yang tunduk kepada Mahkamah
Agung Republik Indonesia. Saat ini pada bagian Kepaniteraan dan Kehakiman pada Pengadilan
Negeri Semarang ini, dalam pengambilan keputusan dan membuat rekap salinan data putusan yaitu
masih dengan cara manual. Dan pengambilan keputusan masih sering kali bertindak secara
Subjective atau memihak, hal ini menjadikan Hukum di Indonesia seringkali tumpul ke atas dan
tajam kebawah. Berdasarkan kasus ini penulis memanfaatkan teknologi informatika komputer
untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh Pengadilan Negeri Semarang dengan membuat
sebuah Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Sebagai Pertimbangan Pengambilan Putusan
Perkara Pidana Pengadilan Negeri Semarang. Dengan harapan Sistem tersebut akan memberikan
kemudahan-kemudahan bagi Panitera pidana dalam melakukan laporan tentang perkara pidana
sehingga teknologi informasi semakin berpengaruh peranannya termasuk dilingkungan Pengadilan
Negeri Semarang. Sistem Informasi yang penulis coba tawarkan adalah sistem komputerisasi
berbasis Web.
Metode yang digunakan dalam pembuatan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ini adalah metode
Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (MADM). Sedangkan metode pengembangan sistem yang
digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode Prototype.
Hasil akhir dari SPK ini adalah rekomendasi hasil putusan sebagai pertimbangan penetapan
hukuman. Diharapkan dengan adanya SPK ini, dapat memberikan rekomendasi yang Obyektif
sebagai salah satu cara pengambilan Keputusan untuk siding perkara. sehingga dapat
meminimalisir kasus Putusan Perkara yang Subjektif, khususnya pada Pengadilan Negeri
Semarang.

Kata kunci : SPK,Pertimbangan Pengambilan Putusan Perkara, Penggadilan Negeri Semarang


xiv + 67 halaman + 30 gambar + 16 tabel + 2 lampiran
Pengadilan Negeri Semarang Berbasis
I. PENDAHULUAN Website.
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan ilmu
Bagaimana menganalisis serta
pengetahuan sangat pesat serta sangat
mengimplementasikan Sistem Pendukung
mempengaruhi dalam bidang record data dan
Keputusan sebagai pertimbangan pengambilan
keterbukaan informasi yang transparan,
putusan perkara pidana dalam bidang
khususnya dalam bidang pengolahan data
Kehakiman sebagai usaha untuk melakukan
dengan memakai teknologi komputer
pengambilan keputusan yang Obyektif dan
merupakan suatu yang sangat didambakan
secara transparan pada perkara pidana di
oleh setiap Organisasi, karena akan
Pengadilan Negeri Semarang ini yang dibuat
mengeluarkan suatu system pengambilan
berbasis Website,karena fleksibilitasnya
keputusan yang berguna untuk pertimbangan
pengambilan keputusan dalam menentukan C. Batasan Masalah
putusan perkara di dalam persidangan perkara Adapun dalam menyelesaikan permasalahan
pidana atau perdata dan kebutuhan rekap data diatas akan dibatasi sebagai berikut:
kasus perkara yang mudah dan tepat. 1. SPK ini hanya sebagai bahan
kebutuhan komputer sebagai alat pemecahan pertimbangan bagi hakim dalam sebuah
masalah dengan cepat dan tak bisa dipungkiri. pemutusan perkara. Sebagai
Pengolah data merupakan suatu pekerjaan pertimbangan untuk menentukan putusan
yang harus teliti, akurat dan jelas. Disebabkan nantinya akan membahas tentang proses
mereka memerlukan informasi yang tepat, penyusunan decision maker atau sebuah
cepat dan bisa di pertanggung jawabkan. system pengambilan keputusan sebagai
untuk menjawab tantangan ini komputer pertimbangan pengambilan putusan
dapat dijadikan solusinya. Bagi lembaga- pidana dan perekam laporan Perkara
lembaga (baik pemerintah maupun swasta) khususnya Pidana di Pengadilan Negeri
yang mengabaikan teknologi moderisasi ini Semarang Berbasis Web dengan
akan mengakibatkan banyaknya pemborosan menggunakan PHP sebagai bahasa
waktu, tenaga dan materi. pemrograman.
Pada Pengadilan Negeri Semarang juga tidak 2. Membahas rancang bangun basis data dan
bisa terlepas dari keterkaitannya dengan arsitektur dalam sebuah system
komputer, karena banyak data yang harus pemakaran dan penyimpanan data yang
diproses dalam waktu yang sangat cepat. dipergunakan dalam sistem pendukung
Tetapi komputer tidak berarti bila yang keputusan dan pengarsipan dalam perkara
menanganinya tidak profesional, sehingga pidana dan perdata pada Pengadilan
komputer harus di tangani oleh orang-orang Negeri Semarang.
yang profesional agar mencapai hasil yang 3. Penelitian ini hanya membahas tentang
optimal. Berdasarkan hal tersebut, penulis penyusunan system pendukung keputusan
mencoba merancang Aplikasi Sistem dan record data untuk Pertimbangan
Pendukung Keputusan untuk Pertimbangan Perkara Tindak Pidana di Pengadilan
Perkara Tindak Pidana dan Perdata di Negeri Semarang.
3

D. Tujuan penalaran fuzzy sangat sederhana dan


Tujuan Sistem Sistem Pendukung Keputusan mudah dimengerti.
Sebagai Pertimbangan Putusan Perkara 2. Logika fuzzy sangat fleksibel.
Pidana ini dibangun adalah untuk membantu 3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap
kehakiman dalam menentukan putusan data-data yang tidak tepat.
perkara pidana secara obyektif dan 4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-
transparan,dan tanpa memihak. Yang ke dua
fungsi nonlinear yang sangat kompleks.
adalah membantu Pengarsipan Data Tentang
Putusan Hasil Perkara Pidana Pengadilan 5. Logika fuzzy dapat membangun dan
Negeri Semarang Berbasis Digital, dengan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman
harapan untuk memudahkan dalam para pakar secara langsung tanpa harus
melakukan input suatu perkara dan rekap
laporan serta memperoleh salinan data yang melalui proses pelatihan.
akurat untuk perkara tindak pidana yang telah 6. Logika fuzzy dapat bekerja sama dengan
terdaftar di Kepaniteraan Pidana Pengadilan teknik-teknik kendali secara
Negeri Semarang.
konvensional.
II. TINJAUAN PUSTAKA 7. Logika fuzzy didasarkan pada Bahasa
A. Tinjauan Studi alami.
Pontang Moerad B.M[4]: Pidana adalah
tanggung jawab sosial yang: 1) Terdapat
pelanggaran terhadap aturan hukum; 2) B. Landasan Teori
Dijatuhkan atau dikenakan oleh pihak yang Pengertian Pidana
berwenang atas nama perintah hukum terhadap Pidana berasal dari kata straf (Belanda),
pelanggar hukum; 3) Merupakan suatu nestapa yang pada dasarnya dapat dikatakan sebagai suatu
atau akibat-akibat lain yang tidak menyenangkan; penderitaan (nestapa) yang sengaja dikenakan/
4) Perwujudan pencelaan terhadap pelanggar[4]. dijatuhkan kepada seseorang yang telah terbukti
Ralph C. Davis mengemukakan bahwa: bersalah melakukan suatu tindak pidana.
“Keputusan adalah hasil pemecahan masalah Menurut Muladi dan Barda Nawawi Arief:
yang dihadapinya dengan tegas”. Suatu keputusan “Istilah hukuman yang berasal dari kata straf,
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu merupakan suatu istilah yang konvensional”.
pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab Moeljatno menggunakan istilah yang
pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam inkonvensional, yaitu pidana.
hubungannya dengan perencanaan. Keputusan
L. James Havery menurutnya: “Sistem
dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan
adalah prosedur logis dan rasional untuk
yang sangat menyimpang dari rencana semula.
merancang suatu rangkaian komponen yang
Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
untuk memetakan suatu ruang input ke dalam
maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan
suatu ruang output. Terdapat beberapa alasan
dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah
orang menggunakan logika fuzzy (Widodo &
ditentukan”.
Handayanto, 2012), antara lain adalah[28]:
1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti.
Konsep matematis yang mendasari
Suatu sistem mempunyai karakteristik Kalau sistem tidak mempunyai tujuan atau
atau sifat-sifat tertentu, antara lain sebagai sasaran maka operasi sistem tidak berguna,
berikut: jadi sistem dikatakan berhasil bila mengenai
1. Batasan Sistem ( Boundary ) sasaran dan tujuannya.
Batasan sistem merupakan daerah yang Dari definisi diatas penulis dapat
membatasi antara suatu sistem dengan menyimpulkan bahwa sistem adalah seperangkat
sistem yang lainya atau dengan lingkungan elemen yang mana elemen tersebut mempunyai
luarnya. Batas sistem ini memungkinkan sub-sub elemen yang saling berintegrasi untuk
suatu sistem dipandang sebagai suatu mencapai suatu tujuan.
kesatuan.
2. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar (environment) adalah sesuatu 2.1 Komponen-komponen Sistem Pendukung
atau semua yang berada di luar lingkungan Keputusan
sistem yang dapat mempengaruhi kerja dari Komponen Sistem Pendukung Keputusan
sistem itu sendiri. (SPK) dalam mendukung proses pengambilan
3. Komponen Sistem keputusan diberikan atas lima komponen utama,
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yaitu:
yang saling berinteraksi, yang artinya 1. Subsistem manajemen data. Sub ini meliputi
saling bekerja sama membentuk suatu database yang relevan dan dikelola dengan
kesatuan. menggunakan software Database
4. Masukan Sistem Management System (DBMS) , serta terdiri
Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam atas empat elemen, yaitu : basis data SPK,
sistem, masukan dapat berupa masukan DBMS, data directory dan fasilitas Query.
perawatan (maintenance input) dan 2. Subsistem manajemen model. Subsistem ini
masukan sinyal (signal input). Maintenance merupakan sebuah paket software misalnya
input adalah energi yang dimasukkan model keuangan, statistic, ilmu manajemen,
supaya sistem tersebut dapat beroperasi. atau model kuantitatif lainnya yang
Sedangkan signal input adalah energi yang menyediakan kemampuan analisis sistem dan
diproses untuk mendapatkan keluaran. manajemen software yang tepat. Software ini
5. Keluaran Sistem disebut dengan Model base Management
keluaran adalah hasil dari energi yang diolah System (MBMS).
dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang 3. Subsistem manajemen pengetahuan. Sub
berguna. sistem ini dapat mendukung sub sistem
6. Penghubung Sistem lainnya atau bertindak sebagai komponen
Melalui penghubung ini memungkinkan sumber- bebas, yang memiliki kecerdasan untuk
sumber daya mengalir dari suatu sub menambah kemampuan pengambil keputusan
sistem kesub sistem yang lainya. dalam masalah-maslah yang tidak terstruktur
Sedangkan penghubung itu sendiri dan semi terstruktur.
merupakan media penghubung antara satu 4. Subsistem antar muka pengguna (Interface).
sub sistem dengan sub sistem lainya, Pengguna dapat berkomunikasi dan
sehingga dapat berinteraksi membentuk memerintah SPK melalui subsistem ini.
suatu kesatuan. Subsistem antar muka pengguna dikelola
7. Sasaran dan Tujuan Sistem dengan sebuah software yang dinamakan
User Interface Management System (UIMS).
5

5. Pengguna (User). Pengguna dipertimbangkan B. Metode yang diusulkan


menjadi bahagian dari sistem, Para peneliti Fuzzy Multi Atrribut Decision Making (FMADM)
menyatakan SPK berhasil dengan baik karena adalah suatu metode yang digunakan untuk
adanya interaksi yang intensif antara mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif
pengguna dan computer. dengan kriteria tertentu. Pada FMADM ini
alternatif- alternatif sudah diketahui dan
ditentukan sebelumnya.

BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
A. Desain Program
Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan untuk pembuatan
aplikasi sistem pendukung
Keputusan sebagai pertimbangan putusan
hukuman perkara tindak pidana pada
pengadilan negeri Semarang adalah dengan
Gambar 2.1 Komponen SPK[11]. metode pengembangan sistem berbasis
prototype.
Adapun alur rancang bangun sistem
berdasarkan analisa sistem yang sedang berjalan
BAB III ke dalam bentuk Flowchart diagram untuk sistem
METODE PENELITIAN pendukung keputusan sebagai pertimbangan
A. Pengumpulan Data pengambilan putusan perkara pidana pengadilan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan negeri semarang adalah sebagai berikut:
beberapa metode untuk memperoleh data dan
informasi dalam menyelesaikan permasalahan.
Adapun metode yang dilakukan adalah :
1. Studi pustaka
Melalui metode ini penulis memperoleh data
ataupun informasi dengan mengumpulkan,
mempelajari dan membaca referensi baik
dari buku, jurnal, makalah, internet dan
berbagai sumber lainnya yang berkaitan
dengan penelitian yang dibuat.
2. Eksperimen
Setelah mendapatkan data secara studi
pustaka, penulis melakukan eksperimen atau
percobaan. Dalam eksperimen ini
pengumpulan data dapat diambil secara
langsung, sehingga penulis akan lebih
mendalami dalam melakukan penelitian.
mula
i
Negeri Semarang melalui sistem pendukung
keputusan dengan logika fuzzy.
Data base
Pasal
KUHP
Data base
Perancangan Prototype
Terdakwa
Data base
Sistem Pendukung Keputusan Sebagai
Pertimbangan
Pertimbangan Putusan Perkara Pidana yang
Pembuktian Persidangan
Terbukti Bersalah
dibuat ini mempunyai tiga variabel basis data
sebagai criteria penyusun sistem yang akan
Tidak Bersalah
berjalan. Masing-masing variabel input penyusun
sistem tersimpan dalam bentuk database
Pemberatan Hukuman
Peringanan manajemen sistem. Yang pertama adalah variabel
Pertimbangan Hukuman
data terpidana sebagai subyek terhukum. Yang ke
Keputusan Akhir
dua adalah variabel data KUHP sebagai kriteria
penentu vonis hukuman. Terdapat dua variabel
data dalam Pasal KUHP ini ketika terjadi kasus
Vonis
Hukuman
pengenaan Pasal KUHP berlapis. Dan yang ketiga
selesai adalah variabel data sebagai kriteria penentu
pertimbangan hukuman. Dari keseluruhan
Gambar 4.1 Flowchart variabel data sistem tersebut yang ada di atas
yang nantinya akan terkorelasi dengan sistem
Identifikasi Masalah pengolahan data pendukung keputusan.
Masalah yang mungkin terjadi adalah
pertimbangan putusan yang subyektif. Artinya Langkah-langkah penyelesaian sistem
kesesuaian antara pasal tuntutan yang dikenakan pendukung keputusan Sebagai Pertimbangan
oleh jaksa penuntut kepada terdakwa dengan hasil Putusan Perkara Pidana Pengadilan Negeri
pertimbangan tuntutan bisa sangat jauh berbeda Semarang dengan metode Fuzzy Multi Atrribut
dengan apa yang dituntutkan terhadap terdakwa. Decision Making (FMADM) adalah sebagai
Ketidaksesuaian antara Hukum yang berjalan berikut, yaitu membuat rating pada setiap
dengan hasil keputusan inilah yang membuat alternatif berdasarkan agregasi kecocokan pada
seringkali terjadi ketimpangan hukum. Sehingga semua kriteria. Yaitu dengan menentukan
tidak tertutup kemungkinan adanya hasil putusan kriteria-kriteria yang mempengaruhi proses
yang subyektif atau memihak. penentuan vonis hukuman[16];
1. Yang pertama adalah form Data Pasal
4.1.1.3. Usulan Penyelesaian Masalah KUHP dengan variabel 4 inputan yang
Untuk mengurangi dan mengatasi masalah terintegrasi kepada sebuah database. Data
tersebut, penulis bermaksud untuk menganalisis pasal mempunyai penilaian mutlak
proses pengambilan putusan dalam persidangan terhadap keputusan. Pada kriteria data
yang ada saat ini, sehingga dapat memberikan pasal ini terdapat dua variabel inputan
rekomendasi penyelesaian masalah secara yang sama dimana terdapat penambahan
alternative dan obyektif sebagai pendukung inputan data Pasal berlapis. Berikut adalah
keputusan sebagai pertimbangan dalam dasar penghitungan yang dilakukan
pengambilan putusan perkara pidana Pengadilan dengan mencari nilai terbesar dari kedua
nilai inputan;
7

Variabel nilai X, Y untuk form pembuat keputusan dalam perkara


if nilai X > Y persidangan. Sehingga mempunyai korelasi;
then nilai =
X else if
Hasil Vonis Terpidana = Nilai Tertinggi + faktor
Nilai = Y pertimbangan hukuman

Nilai Tertinggi = Nilai X : Nilai Y 4.2. Hasil Perancangan


Seperti kita ketahui bahwa PHP
Sehingga di dapat nilai tertinggi dalam menyediakan fasilitas yang sangat lengkap untuk
vaiabel hukuman pada form data KUHP. membangun aplikasi database. Sebuah aplikasi
2. Kedua adalah form inputan dan database database memerlukan file database beserta tabel-
untuk terpidana. Yang mencakup seluruh tabelnya sebagai tempat perekam data.
data terpidana yang akan disidangkan. Database akan lebih mudah dirancang
3. Yang ketiga adalah form pertimbangan dengan menggunakan teknik tertentu, seperti
keputusan. Form ini mempunyai nilai dengan penggunaan Konteks Diagram.
pertimbangan peringanan hukuman dan Penggunaan Entity Relationship Diagram (ERD)
pemberatan hukuman terhadap terpidana dan Data Flow Diagram (DFD) dapat
dengan nilai skor sebagai berikut; memudahkan dalam menjelaskan sebuah sistem,
 Jika point pemberatan hukuman Entity Relationship Diagram (ERD)
berbanding peringanan hukuman lebih menggambarkan hubungan relasi suatu tabel
besar maka Pasal yang dikenakan dengan tabel lainnya dalam suatu database dan
maksimal sesuai dengan KUHP. normalisasi tabel.
 Jika point pemberatan hukuman
berbanding peringanan hukuman lebih
kecil maka pasal yang dikenakan dapat
ditoleransi.
 Jika point pemberatan hukuman
berbanding peringanan hukuman sama 4.2.1. Perancangan Konteks Diagram
banyak atau tidak ada maka pasal yang Konteks Diagram adalah sebuah diagram
dikenakan sesuai dengan KUHP. sederhana yang mengambarkan hubungan antara
Dengan demikian maka didapatkan sebuah alur entiti luar, masukan dan keluaran dari sistem[18].
sistem perancangan dengan perumusan: Diagram konteks direpresentasikan dengan
lingkaran tunggal yang mewakiliki keseluruhan
sistem (Kristanto, 2008)[18]. Berikut adalah
Nilai Skor = point pemberatan hukuman :
point peringanan hukuman konteks diagram pada sistem pendukung
keputusan pertimbangan perkara pidana;
Dari perancangan prototype diatas dengan metode
Fuzzy Multi Atrribut Decision Making sebagai
penyelesaian masalah. Didapat tiga variabel basis
data untuk peancangan sistem pembuat
keputusan.dan ketiga kriteria yang diperlukan
inilah yang nantinya akan menjadi penyusun
Pengguna Pengguna KUHP

1
Pendataan Terdakwa Pendataan KUHP
Pendataan Pengguna
Pengguna Pendataan Pakar
Terdakwa

Tabel Kondisi Terdakwa

2 Tabel Kondisi
Tabel Kondisi
Tanya Jawab Transaksi Tanya Jawab

Project Name: Sistem Pendukung

Tanya Jawab Tanya Jawab

KUHP
Tabel Kondisi Terdakwa
Pengguna 3 KUHP
Terdakwa
KUHP Laporan Tabel Kondisi
Tanya Jawab Tanya Jawab KUHP

Gambar 4.2 Konteks


Diagram
Pengguna

DFD Level 0
Gambar 4.3 Data Flow
Diagram Level 0

Project Name: Sistem Pendukung


Keputusan Project Path: e:\spk\
Chart File: dfd00003.dfd
Chart Name: DFD Level1 Pendataan
Created On: Jan-26-2015
Created By: user
Modified On: Jan-26-2015

4.2.2. Perancangan Data Flow Diagram (DFD)


Data Flow Diagram (DFD) adalah
representasi grafik dari sebuah sistem. DFD 1.1

menggambarkan komponen-komponen sebuah


Pendataan Terdakwa
Terdakwa Pendataan Terdakwa Pakar

Pengguna
sistem, aliran-aliran data di mana komponen- Terdakwa

komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan


penyimpanan dari data tersebut. Berikut adalah 1.2
Peng guna

tampilan DFD dari Sistem Pendukung Keputusan


Pendataan
Pengguna Pendataan Pengguna

Sebagai Pertimbangan Putusan Perkara Pidana


Pengguna

Pada Pengadilan Negeri Semarang;


1.3

Pendataan Pendataan KUHP


KUHP

KUHP
KUHP

DFD Level 1 Gambar 4.4 Data Flow Diagram


level 1
9

Project Name: Sistem Pendukung


Keputusan Project Path: e:\spk\
Chart File: dfd00004.dfd
Chart Name: DFD Level2 Transaksi
4.2.3. Entity Relationship Diagram (ERD)
Created On: Jan-26-2015
Created By: user Entity Relationship Diagram adalah alat
Modified On: Jan-26-2015
Modified By: user
pemodelan data utama dan akan membantu
Tabel Kondisi
pengorganisasian data dalam suatu proyek ke
2.1
Tabel Kondisi Tabel Kondisi dalam entitas-entitas dan menentukan hubungan
TransaksiPakar
Tanya JawabTanya Jawab
antar entitas. Berdasarkan Rancangan yang ada,
maka entity relationship diagram (ERD) untuk
Tanya Jawab
sistem pendukung keputusan sebagai
DFD Level pertimbangan putusan perkara pidana Pengadilan
2 Gambar 4.5 Data Flow Negeri Semarang ini dapat dilihat pada gambar
Diagram level 2 dibawah ini:

Project Name: Sistem Pendukung


Keputusan Project Path: e:\spk\
Chart File: dfd00005.dfd
Chart Name: DFD Level 3 Laporan
Created On: Jan-26-2015
Created By: user
Modified On: Jan-26-2015
Modified By: user

Pengguna
Pengguna

3.1

Pengguna Pengguna Pakar


Pengguna

Terdakwa
Terdakwa

3.2

Terdakwa
Terdakwa

KUHP
Gambar 4.7 Entity
KUHP

Relationship Diagram
3.3

KUHP
KUHP KUHP

Tabel Kondisi Tabel Kondisi

3.4
Tabel KondisiTabel Kondisi

Tanya Jawab
Tanya Jawab

3.5
Tanya 4.2.4. Perancangan Tabel Basis Data
Tanya Jawab Jawab Tanya Jawab
Tabel-tabel yang penulis gunakan dalam
Sistem Pendukung Keputusan Sebagai
DFD Level Gambar 4.6 Data Flow Pertimbangan Putusan Perkara Pidana Pengadilan
3 Diagram level 3 Negeri Semarang adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Tabel Terpidana
Tabel ini digunakan untuk menginput data
terpidana dan yang akan menjadi
relasi data untuk tabel vonis putusan. Tabel ini digunakan untuk menginput data
Detail tabelnya sebagai berikut: Pertimbangan pemberatan maupun
peringanan hukuman dan yang akan
Tabel Terpidana menjadi relasi data untuk tabel vonis
putusan. Detail tabelnya sebagai berikut:
Nama Tipe Wid Ind Keteran
Field th ex gan Tabel Pertimbangan
Id_terdak varc 11 Primery
wa har Key Nama Tipe Widt Inde Keter
Nm_terda varc 50 Field h x angan
kwa har Kode varch 25 Prime
alamat varc 100 ar ry
har Key
Tgl_lahir date Kategor varch 125
Jns_kela varc 15 i ar
min har Keteran varch 200
Tabel 4.1 gan ar
Skor varch 50
2. Rancangan Tabel KUHP ar
Tabel ini digunakan untuk menginput data
Pasal KUHP sebagai penentu hukuman Tabel 4.3
dan yang akan menjadi relasi data untuk
tabel vonis putusan. Detail tabelnya Perancangan Normalisasi dari semua relasi tabel
sebagai berikut: diatas:

Tabel KUHP
Normalisasi

Nama Tipe Width Index Keterangan


Field idterdakwa
Pasal varchar 25 Primery terdakwa
nmterdakwa
Key alamat
Isi_pasal varchar 125 jnskelamin
perkara
Penjelasan varchar 200 idpasal
Hukuman varchar 50 kuhp
hukuman
kuhp1
l 4.2 hukuman1
Tabe
pemberatan1
pemberatan2
pemberatan3
pemberatan4
keringanan1
keringanan2

Normalisasi Pertama
3. Rancangan Tabel Pertimbangan
11

Terdakwa Vonis

Pasal
idterdakwa NmTerdakwa
idterdakwa
Alamatperkara
JnsKelamin
idpasal
idPertimbangan ancamanVonis pemberatan keringanan
idpasal kuhp Bunyi_pasal hukuman

Pertimbangan

idPertimbangan kategori keterangan skor


Gambar 4.9 Rancangan Form Management User

3. Rancangan Form Data Pasal


Normalisasi Kedua Adapun rancangan form data pasal
dalam sistem pendukung keputusan
(SPK) tentang Perkara Pidana
4.2.5. Perancangan Form Desain Antar-Muka Pengadilan Negeri Semarang adalah
Aplikasi (Interface Design) sebagai berikut:
Rancangan form ini untuk memudahkan
terjadinya interaksi antara pemakai dengan
sistem, dimana dalam dialog tersebut terdiri dari
menu utama dan juga sub menu yang lain
termasuk menu laporan.
1. Rancangan Form Login Ke Sistem
Form ini digunakan untuk mengatur
hak akses pemakai terhadap sistem,
dimana masing-masing diberikan Gambar 4.10 Rancangan Form Data Pasal KUHP
kewenangan yang berbeda-beda dalam
pengolahan sistem tersebut: 4. Rancangan Form Terdakwa
Adapun rancangan form Terdakwa
dalam sistem pendukung keputusan
Username Password
(SPK) tentang Perkara Pidana
Pengadilan Negeri Semarang adalah
Login
sebagai berikut:
Gambar 4.8 Rancangan Form Login

2. Rancangan Form Management User


Rancangan form user terdiri dari
rancangan dalam menentukan otorisasi
hak akses sistem dalam aplikasi ini.

Gambar 4.11 Rancangan Form Terdakwa


5. Rancangan Form Pertimbangan
Adapun rancangan form Pertimbangan Pengadilan Negeri Semarang ini menggunakan
dalam sistem pendukung keputusan bahasa pemrograman
(SPK) tentang Perkara Pidana
Pengadilan Negeri Semarang adalah BAB V
sebagai berikut: KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa pada
sistem, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
Penerapan metode Fuzzy Multi Atrribut Decision
Making (FMADM) dalam Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) sebagai pertimbangan putusan
perkara pidana, dapat memberikan rekomendasi
Gambar 4.12 Rancangan Form Pertimbangan
tentang pertimbangan pengambilan putusan yang
obyektif di Pengadilan Negeri Semarang
6. Rancangan Form Vonis Hukuman
b. Saran
Adapun rancanganform Vonis
Dari Tugas Akhir yang telah dilakukan masih
Hukuman dalam sistem pendukung
diperlukan pembenahan-pembenahan dan
keputusan (SPK) tentang Perkara
pengembangan lebih lanjut, sehingga didapatkan
Pidana Pengadilan Negeri Semarang
hasil yang lebih bagus. Saran-saran yang dapat
adalah sebagai berikut:
diberikan diantaranya:
1. Perlu adanya penambahan kriteria,
yaitu perluasan cakupan hukum pidana
umum dan khusus disertai dengan aspek-
aspek Pasal Khusus seperti pasal subsider,
dan Undang-Undang Darurat dalam
penjatuhan hukuman mati dan seumur
hidup.
2. Perlu adanya koordinasi pemegang
wewenang dalam menjalankan sistem ini
salah satunya ahli hukum yang berperan
dalam mengkoreksi sistem agar menjadi
lebih baik. Dan dapat dilegalkan secara
penggunaan untuk dikembangkan sebagai
sistem pendukung pertimbangan
pengambilan putusan untuk diterapkan di
pengadilan-pengadilan lain.
Gambar 4.13 Rancangan Form Vonis Hukuman

Implementasi aplikasi sistem pendukung DAFTAR PUSTAKA


keputusan sebagai pertimbangan putusan perkara
1.] Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1984 Teori-
pidana dengan menggunakan metode Fuzzy Multi
Atrribut Decision Making (FMADM) di Teori Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung.
13

[2.] Amzah, Andi, 1983 Pengantar Hukum Acara Tesis Magister Sistem Informasi. Universitas
Pidana Indonesia, Grafika Indonesia, Jakarta. Diponegoro Semarang.
[3.] Taufik Makarao, Mohammad, Suhasril, 2004 [14.] Firmansyah, Hilman. 2012. Sistem Informasi
Hukum Acara Pidana dalam Teori dan Preaktek, Pembelajaran Online di Kelas Akselerasi SMP
Ghalia Indonesia, Jakarta. Negeri I Sukabumi. Tugas Akhir. Universitas
[4.] Pontang Moerad B.M., Pembentukan Hukum Komputer Indonesia Bandung.
Melalui Putusan Pengadilan [15.] Supratman, Arin. 2013. Aplikasi E-Commerce
Dalam Perkara Pidana, Alumni, Bandung, 2005. pada Lenna Shoes Bandung. Tugas Akhir.
diakses tanggal 5 Januari 2015. Universitas Komputer Indonesia Bandung.
[5.] Ningrum, W. R., dkk (2012). Merekomendasikan [16.] Peraturan Sekretaris Mahkamah Agung Republik
TV Layar Datar Menggunakan Metode Weighted Indonesia Nomor 002 Tahun 2012 tentang
Product (WP). Tugas Akhir. Universitas Kristen Pedoman Penyusunan Standart Operasional
Satya Wacana, Salatiga. Prosedur di Lingkungan Mahkamah Agung dan
[6.] Alfita, Riza (2011). Perancangan Sistem Badan Peradilan yang berada di bawahnya.
Pendukung Keputusan Penentuan [17.] Panigoro, L. I. (2012). Logika Fuzzy Untuk
Prioritas Produk Unggulan Daerah Menggunakan Penentuan Jurusan Di SMA. Tugas Akhir.
Metode Weighted Product Universitas Negeri Gorontalo.
(WP). Universitas Trunojoyo Madura. [18.] Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang
[7.] Ariani, P. D., dkk (2011). Sistem Pendukung Hukum Acara Pidana (KUHP).
Keputusan Penentuan Jurusan SMK Menggunakan
Neuro-Fuzzy. Proposal. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
[8.] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan. Andi :
Yogyakarta.
[9.] Turban, Efraim; Aronson, Jay E. Dan Liang,
TingPeng. 2005. Decision Support Systems and
Intelligent Systems. Andi : Yogjakarta.
[10.] Kusumadewi, Sri, dkk. 2006. Fuzzy Multi-
Attribute Decision Making. Graha Ilmu :
Yogyakarta.
[11.] Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem
Informasi. Andi :
[12.] Kristanto, Andri. 2008. Perancangan Sistem
Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta : Gava
Media.
[13.] Jaya, Tri Sandhika. 2012. Sistem Pemilihan
Perumahan dengan Metode Kombinasi Fuzzy C-
Means Clustering dan Simple Additive Weighting.

Anda mungkin juga menyukai