Sapto Raharjo
2023310079
Fakultas Informatika
Bekasi
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa Allah SWT atas segala limpahan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi para
pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Sapto Raharjo
Penulis
DAFTAR ISI :
Kata Pengantar ........................................................................................................... 1
A.PENGERTIAN....................................................................................................... 3
C.AUDIT IT ............................................................................................................... 11
B.1.CYBER LAW
Cyberlaw adalah hukum yang digunakan didunia maya (cyber space) yang umumnya
diasosiasikan dengan internet. Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya
meliputi suatu aspek yang berhubungan dengan orang atau subyek hukum yang menggunakan
dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat online dan memasuki dunia cyber
atau duni maya. Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law.
Cyberlaw akan memainkan peranannya dalam dunia masa depan, karena nyaris tidak ada lagi
segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh keajaiban teknologi.
Cyber law erat lekatnya dengan dunia kejahatan. Hal ini juga didukung oleh globalisasi. Zaman
terus berubah-ubah dan manusia mengikuti perubahan zaman itu. Perubahan itu diikuti oleh
dampak positif dan dampak negatif.
B.2. Internal Crime
Kelompok kejahatan komputer ini terjadi secara internal dan dilakukan oleh orang dalam
“Insider”. Contoh modus operandi yang dilakukan oleh “Insider” adalah:
1.Manipulasi transaksi input dan mengubah data (baik mengurang atau menambah).
2.Mengubah transaksi (transaksi yang direkayasa).
3.Menghapus transaksi input (transaksi yang ada dikurangi dari yang sebenarnya).
4.Memasukkan transaksi tambahan.
5.Mengubah transaksi penyesuaian (rekayasa laporan yang seolah-olah benar).
6. Memodifikasi software/ termasuk pula hardware.
Menurut Darrel Menthe, dalam hukum internasional, dikenal tiga jenis yuridikasi, yaitu:
1.Yurisdiksi untuk menetapkan undang-undang (the jurisdiction to prescribe).
2.Yurisdiksi untuk penegakan hukum (the jurisdiction to enforce), dan
3.Yurisdiksi untuk menuntut (the jurisdiction to adjudicate).
Perkembangan teknologi informasi pada umumnya dan teknologi internet pada khususnya
telah mempengaruhi dan setidak-tidaknya memiliki keterkaitan yang signifikan dengan
instrumen hukum positif nasional.
1. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut Keterkaitan UU Perlindungan Konsumen
dengan Hukum Cyber adalah :
- Batasan/ Pengertian (Pasal 1 Angka 1)
- Hak konsumen (pasal 4 Huruf h)
- Kewajiban konsumen (Pasal 5 Huruf b)
- Hak pelaku usaha (Pasal 6 huruf b)
- Kewajiban pelaku usaha (Pasal 7 huruf a, b, d, e)
- Perbuatan pelaku usaha yang dilarang (Pasal 11)
- Pasal 17
- Klausula baku (Pasal 1 Angka 10, Pasal 18)
- Tanggung Jawab pelaku usaha (Pasal 20)
- Beban pembuktian (Pasal 22)
- Penyelesaian sengketa (Pasal 45)
- Pasal 46
- Sanksi (Pasal 63)
2. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkatian Hukum Perdata Materil dan
Formil dengan Hukum Cyber adalah:
- Syarat-syarat sahnya perjanjian (Pasal 1320)
- Perbuatan melawan hukum (Pasal 1365)
- Beban pembuktian (Pasal 1865)
- Tentang akibat suatu perjanjian (Pasal 1338)
- Alat-alat bukti (Pasal 1866)
- Alat bukti tulisan (Pasal 1867, Pasal 1868, Pasal 1869, Pasal 1870, Pasal 1871, Pasal 1872,
Pasal 1873, Pasal 1874, Pasal 1874 a, Pasal 1875, Pasal1876, Pasal 1877, Pasal 1878, Pasal
1879, Pasal 1880, Pasal 1881, Pasal 1882, Pasal 1883, Pasal 1884, Pasal 1885, Pasal 1886,
Pasal 1887, Pasal 1888, Pasal 1889, Pasal 1890, Pasal 1891, Pasal 1892, Pasal 1893, Pasal
1894).
- Tentang pembuktian saksi-saksi (Pasal 1902, Pasal 1905, Pasal 1906)
3. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana dengan Hukum Cyber adalah:
- Tentang Pencurian (Pasal 362)
- Tentang pemerasan dan pengancaman (Pasal 369, Pasal 372)
- Tentang perbuatan curang (Pasal 386, Pasal 392)
- Tentang pelanggaran ketertiban umum (Pasal 506)
- Pasal 382 bis
- Pasal 383
4. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan UU No. 36 Tahun 1999
Tentang Telekomunikasi dengan Hukum Cyber adalah:
- Batasan/ Pengertian telekomunikasi (Pasal 1 Angka 1, 4, 15)
- Larangan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat dalam bidang telekomunikasi (Pasal
10)
- Hak yang sama untuk menggunakan jaringan telekomunikasi (Pasal 14)
- Kewajiban penyelenggara telekomunikasi (Pasal 17)
- Pasal 18 Ayat (1) dan Ayat (2)
- Pasal 19
- Pasal 21
- Pasal 22
- Penyelenggaraan telekomunikasi (Pasal 29)
- Perangkat telekomunikasi (Pasal 32 Ayat (1))
- Pengamanan telekomunikasi (Pasal 38)
- Pasal 40
- Pasal 41
- Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2)
- Pasal 43
5. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan UU No. 10 Tahun 1998 Jo. UU
No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan dengan Hukum Cyber adalah:
- Usaha Bank (Pasal 6 huruf e, f, g)
- Privacy (Pasal 40)
6. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan UU No. 32 Tahun 2002
Tentang Penyiaran dengan Hukum Cyber adalah:
7. Batasan/Pengertian (Pasal 1 Angka 1, Pasal 1 Angka 2)
- Fungsi & Arah (Pasal 4, Pasal 5)
- Isi siaran (Pasal 36)
- Arsip Siaran (Pasal 45)
- Siaran Iklan (Pasal 46)
- Sensor Isi siaran (Pasal 47)
8. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan UU No. 15 Tahun 2001
Tentang Merk dengan Hukum Cyber adalah:
- Batasan Merek (Pasal 1)
- Ruang Lingkup Hak (Pasal 3)
- Indikasi Geografis (Pasal 56)
- Pemeriksaan Substantif (Pasal 18 Ayat (2), Pasal 52)
- Jangka Waktu Perlindungan (Pasal 28, Pasal 35 Ayat (1), Pasal 56 Ayat (7))
- Administrasi Pendaftaran (Pasal 7 Ayat (1))
9. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan Undang-Undang Tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dengan Hukum Cyber adalah:
- Definisi Monopoli (Pasal 1 Ayat 1)
- Persaingan usaha tidak sehat (Pasal 1 Angka 6)
- Posisi dominan (Pasal 25)
- Alat bukti (Pasal 42)
- Perjanjian yang berkaitan dengan HAKI (Pasal 50 Huruf b)
10. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan UU No. 23 Tahun 1999
Tentang Bank Indonesia dengan Hukum Cyber adalah:
- Batasan/ Pengertian (Pasal 1 Angka 6)
- Tugas Bank Indonesia (Pasal 8)
CONTOH KASUS:
Kasus Mustika Ratu adalah kasus cybercrime pertama di Indonesia yang disidangkan. Belum
usai perdebatan pakar mengenai perlu tidaknya cyberlaw di Indonesia, tiba-tiba di Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat mulai disidangkan kasus cybercrime. Pelakunya, menggungakan domain
name mustikaratu.com untuk kepentingan PT. Mustika Berto, pemegang merek kosmetik Sari
Ayu. Jaksa mendakwa pakai undang-undang apa?
Tjandra Sugiono yang tidak sempat mengenyam hotel prodeo karena tidak “diundang”
penyidik dan jaksa penuntut umum, pada kamis (2/8) duduk di kursi pesakitan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. Tjandra didakwa telak melakukan perbuatan menipu atau mengelirukan
orang banyak untuk kepentingan perusahaannya sendiri. Kasus ini berawal dengan
didaftarkannya nama domain name mustikaratu.com di Amerika dengan menggunakan
Network Solution Inc (NSI) pada Oktober 1999 oleh mantan general Manager International
Marketing PT. Martina Berto ini. Alamat yang dipakai untuk mendaftarkan domain name
tersebut adalah Jalan Cisadane 3 Pav. Jakarta Pusat, JA. 10330.
Akibat penggunaan domain name mustikaratu.com tersebut, PT. Mustika Ratu tidak dapat
melakukan sebagian transaksi dengan calon mitra usaha yang berada di luar negeri. Pasalnya,
mereka tidak dapat menemukan informasi mengenai Mustika Ratu di website tersebut. Mereka
kebingungan ketika menemukan website mustikaratu.com yang isinya justru menampilkan
produk-produk Belia dari Sari Ayu, yang notabene adalah pesaing dari Mustika Ratu untuk
produk kosmetik.
Tjandra Sugiono didakwa dengan Pasal 382 bis KUHP mengenai perbuatan curang (bedrog)
dalam perdagangan, yang ancaman hukumannya 1 tahun 4 bulan. Selain itu, jaksa juga
memakai Undang-undang No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat. Menurut jaksa, perbuatan terdakwa telah melanggar Pasal 19 UU No. 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Pasal ini melarang pelaku usaha untuk menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu
untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan atau menghalangi
konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha
dengan pelaku usaha pesaingnya itu. “Dia (Tjandra, Red) memakai nama mustikaratu.com.
Jadi PT. Mustika Ratu merasa namanya dipakai orang lain dan dia melaporkan ke penyidik,
maka jadilah perkaranya di pengadilan,” komentar Suhardi yang menjadi Jaksa Penuntut
Umum untuk perkara ini.
Di sisi lain Onno W Purbo selaku pengamat teknologi informasi menjelaskan bahwa para
pelaku bisnis sebaiknya perlu memahami konsep hak dari penguasaan nama domain. Menurut
Onno, secara filosofis penguasaan nama domain itu adalah sewa dan bukan hak milik seperti
yang berkembang saat ini. “Jika demikian halnya, kasus mustika-ratu.com dengan terdakwa
Tjandra Sugiono seharusnya tidak berakhir ke penjara,” jelas Onno, seperti dilansir Hukum
Online.
Kesimpulan:
Apapun yang kita lakukan di dunia maya seharusnya dapat dipikirkan lagi lebih jauh dan
dampak apa yang dapat kita peroleh nantinya. Apakah itu positif ataupun negatif yang dapa
dihasilkan. Dan kita harus bertindak menjadi manusia yang dewasa untuk bertindak agar lebih
bijak menggunakan dunia maya. Nama Domain merupakan bagian dari HAKI dan seharusnya
pihak-pihak yang berkepentingan dapat melindungi dan menghormati milik instansi atau
pribadi tertentu dan tidak disalahgunakan untuk tujuan keuntungan pribadi dan merugikan
pemilik asli dari pemilik domain.
C.AUDIT IT
C.1. Pengertian Audit IT
Secara umum Audit IT adalah suatu proses kontrol pengujian terhadap infrastruktur teknologi
informasi dimana berhubungan dengan masalah audit finansial dan audit internal. Audit IT
lebih dikenal dengan istilah EDP Auditing (Electronic Data Processing), biasanya digunakan
untuk menguraikan dua jenis aktifitas yang berkaitan dengan komputer. Penggunaan istilah
lainnya adalah untuk menjelaskan pemanfaatan komputer oleh auditor untuk melaksanakan
beberapa pekerjaan audit yang tidak dapat dilakukan secara manual.
Audit IT sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain Traditional Audit,
Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral
Science. Audit IT bertujuan untuk meninjau dan mengevaluasi faktor-faktor ketersediaan
(availability), kerahasiaan (confidentiality), dan keutuhan (integrity) dari sistem informasi
organisasi.
• Kasus E-Commerce Mustika Ratu Sempat Heboh, Bagaimana Seharusnya Status Domain di
Indonesia? – Konstituen.com
• Kasus mustika-ratu.com Bisa Menjadi Tonggak Penegakan Cyberlaw (hukumonline.com)
• Kasus Nama Domain dari Tahun ke Tahun (detik.com)
• Lanjutan kasus mustika-ratu.com Saksi Ahli Mendasarkan pada UDRP, Posisi Terdakwa
Melemah (hukumonline.com)
• Whois mustika-ratu.com
Domain: Domain:
mustika-ratu.co.id mustika-ratu.com
Registrar: Registrar:
Digital Registra PDR Ltd. d/b/a
Registered On: PublicDomainRegistry.com
1996-09-05 13:09:09 Registered On:
Expires On: 2000-10-06
2028-09-01 00:09:09 Expires On:
Updated On: 2027-10-06
2023-08-07 01:09:08 Updated On:
Status: 2022-08-24
serverTransferProhibited Status:
clientTransferProhibited clientTransferProhibited
Name Servers: Name Servers:
ns1.liqu.id earth.pasarhosting.com
ns2.liqu.id mars.pasarhosting.com
mercury.pasarhosting.com
venus.pasarhosting.com