Anda di halaman 1dari 36

GERAKAN AKSI SILAT MUSLIMIN INDONESIA (GASMI) PONDOK

PESANTREN LIRBOYO KEDIRI : PERAN DAN PERJUANGANNYA


1966-1986 M

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Syarat guna
Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Disusun oleh:
Fahad Muqtadinnidzom
(14120048)

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020

i
ii
iii
iv
HALAMAN MOTTO

“Tidak ada kamus untuk berfoya-foya dalam menjalani kehidupan,

pemuda yang hanya menghabiskan waktunya dengan kesenangan

temporal belaka adalah pemalas yang miskin identitas, kering

kreativitas dan hampa militansi”

(Gus Maksum)

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah
Atas Karunia Allah Subhanahu Wata’ala
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ibu dan Bapak tercinta
Kakak-kakak terhebat
Adikku tersayang
Keluarga besarku
Sahabat-sahabat terbaikku
dan
Almamaterku Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta

vi
ABSTRAK
GERAKAN AKSI SILAT MUSLIMIN INDONESIA (GASMI) PONDOK
PESANTREN LIRBOYO KEDIRI : PERAN DAN PERJUANGANNYA
1966-1986 M

Gerakan Aksi Silat Muslim Indonesia (GASMI) merupakan salah satu


perguruan silat yang sangat terkenal di kalangan para pesilat Nahdlatul Ulama.
GASMI juga menjadi alasan tersendiri bagi para santri untuk belajar di Pondok
Pesantren Lirboyo. GASMI juga menjadi pelopor terbentuknya Perguruan Silat
Nahdlatul Ulama Pagar Nusa (PSNU-Pagar Nusa). Salah satu kegiatan GASMI
yang sampai saat ini masih dilestarikan yaitu Pencak Dor. Sebuah pertandingan
tarung bebas yang diadakan dilakuan diatas ring dari bambu. Pencak Dor
memiliki selogan “diatas lawan dibawah kawan”. Hal itu bertujuan untuk
mengurangi keributan liar yang sering terjadi antar perguruan silat di Kediri.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Peneliti membahas dalam
tiga rumusan masalah yaitu Bagaimana gambaran Pondok Pesantren Lirboyo
sebelum dibentuknya GASMI, Bagaimana latar belakang GASMI berdiri di
Pondok Pesantren Lirboyo, dan Bagaimana Peran dan Perjuangan GASMI di
Pondok Pesantren Lirboyo tahun 1966-1986 M.
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, dan menggunakan
pendekatan Sejarah, yang kemudian dibantu dengan pendekatan Antropologi.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yaitu dengan mengumpulkan sumber
atau data sejarah yang ada. Penelitain ini bersifat kualitatif, dengan analisis yang
bertujuan untuk mendeskripsikan GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri
1966-1986 M
Hasil penelitian atau kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa
berdasarkan fakta yang diperoleh, Pertama GASMI pertama kali terbentuk di PP
Lirboyo Kediri merupakan suatu pergerakan para pendekar muslim untuk
melawan Partai Komunis Indonesia (PKI). GASMI merupakan perguruan silat
yang resmi berdiri pada tanggal 11 Januari 1966 M. Perguruan silat GASMI
merupakan salah satu ekstrakulikuler di PP Lirboyo dan langsung dinaungi oleh
pendiri pondok dan penerusnya.Kedua Pencak Silat ini merupakan murni
Olahraga (seni tinju) bukan sebuah pencak silat karomah yang membuat
seseorang tiba tiba menjadi kuat tanpa latihan. Salah satu amalan bagi para
pendekar GASMI yaitu Hisbul Autad Ketiga, selain memiliki andil yang cukup
besar dalam menumpas PKI, GASMI juga berperan dalam menciptakan
perdamian antar perguruan silat dengan pertandingan Pencak Dor. GASMI juga
menjadi pelopor dalam terbentuknya Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa
(PSNU Pagar Nusa) yaitu satu satunya perguruan pencak silat resmi yang
dinaungi oleh organisasi Nahdlatul Ulama.

Kata Kunci: Gerakan, Perjuangan, Pencak silat.

vii
KATA PENGANTAR

ِ‫س ِنِهللاِِال َّر ْح َو ِيِال َّر ِح ْي ِن‬


ْ ِ‫ِب‬
ُِ‫ش َهدُِأَىَّ ِ ُِه َح َّودًاِ َع ْب ُده‬
ْ َ‫ش َهدُِأَىْ ََِلإِلَهَِِإِ ََّلِهللاِ َوأ‬ ِِ ‫ستَ ِعيْيُ ِ َعلَىِأُ ُه ْى ِرِال ُّد ًْياِ َوال ِّد ْي‬
ْ َ‫ِأ‬.‫ي‬ َّ ِ ‫الح ْود‬
ْ ًَِ‫ِ َوبِ ِه‬، َ‫َُِلِلِِ َر ِّبِال َعالَ ِويْي‬ َ

. َ‫ص ْحبِ ِهِأَ ْج َو ِعيْي‬ َ ‫فِاألَ ًْبِيا َ ِءِ َوال ُِو ْر‬
َ ‫سلِيْيَ ِ َو َعلَىِآلِ ِهِ َو‬ ِْ َ‫سَلَ ُمِ َعلَىِأ‬
ِ ‫ش َر‬ َّ ‫ِ َوال‬.ُ‫س ْىلُه‬
َّ ‫ص ََلةُِ َوِال‬ ُ ‫َو َر‬

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang tidak pernah lelah memberikan

rahmat dan rahim-Nya kepada setiap makhluk, sehingga skripsi dengan judul

“Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia (GASMI) Di Pondok Pesantren

Lirboyo Kediri 1966-1986 M” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga

senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah mengubah

dunia jahiliyah menjadi dunia yang penuh berkah.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah

membantu secara langsung maupun tidak langsung, baik moril maupun materil

untuk terselesaikannya skripsi ini. tanpa bantuan dan kerja samanya, mustahil

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sebagai rasa hormat

penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. Phil.

Al Makin, S.Ag., M.A beserta jajaran.

2. Plt. Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Dr. H. Akhmad Patah beserta jajaran.

3. Ketua Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta Dra. Soraya Adnani, M. Si. beserta jajaran.

viii
4. Bapak Dr. Imam Muhsin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah

mencurahkan ilmu, waktu dan perhatian serta bimbingan kepada penulis

dengan penuh dedikasi dan senantiasa memberikan motivasi, masukan serta

arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap dosen Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis sangat berterimakasih atas

segala ilmu yang telah diberikan. Semoga mereka mendapat balasan terbaik

dari Allah SWT.

6. Ibu ku tercinta Imroatul Muthiah dan Bapak tercinta Achmad Dawam

terimakasih untuk luasnya kesabaran, selalu mendukung dan memberikan

motivasi selama pendidikan, bijaknya nasehat dan doa-doa yang tak pernah

henti untuk penulis hingga menyelesaikan studi sarjana, semoga Allah

membalas semuanya dengan kebaikan.

7. Kakak-kakakku tercinta Anis Fadllillah dan Taufik serta adik tersayang Afif

Fauziah, yang turut mendoakan kesuksesan penulis, kalian adalah

penyemangat dalam hidup.

8. Keluarga besar Sejarah dan Kebudayaan Islam, khususnya angkatan 2014

untuk kebersamaan, pengalaman, dan motivasi yang selama ini mengiringi

perjuangan kita di UIN Sunan Kalijaga.

9. Sahabat seperjuangan yang selalu membantu dan menyemangati dalam

pembuatan skripsi.

10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

ix
Semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang setimpal atas segala

dorongan, bantuan, dukungan, semangat dan keyakinan yang sudah diberikan

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Keterbatasan ilmu pengetahuan,

kemampuan dan wawasan dalam penyusunan menjadikan skripsi ini masih jauh

dari sempurna, namun demikian semoga bermanfaat bagi yang membaca. Akhir

kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua. Aamiin ya robbal’alamin.

Yogyakarta, 28 Juli 2020

Penulis,

Fahad Muqtadinnidzom

NIM : 14120048

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 7
E. Landasan Teori .................................................................................................... 9
F. Metode Penelitian ............................................................................................... 11
G. Sistematika Pembahasan ................................................................................... 14
BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN LIRBOYO KEDIRI ....... 16
A. Deskripsi Pondok Lirboyo ................................................................................ 16
B. Sekilas Pesantren dan perkembangan Pondok Lirboyo ................................ 18
C. Struktur dan Kegiatan Pondok Lirboyo ...........Error! Bookmark not defined.
BAB III SEJARAH DIBENTUKNYA GASMI............................................................ 27
A. Latar Belakang Berdirinya GASMI ................................................................ 27
B. Sosok Pendiri GASMI KH. Abdullah Maksum Jauhari ................................ 31
C. Pengajaran Pencak Silat GASMI ..................................................................... 34
BAB IV PERANAN DAN PERJUANGAN GASMI .................................................... 37
A. Melawan Pemberontakan PKI.......................................................................... 37
B. Menciptakan Perdamaian Antar Perguruan Silat (Pencak Dor) .................. 42
C. Mendirikan PSNU Pagar Nusa ......................................................................... 45
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 51
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 51

xi
B. Saran ................................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 54
LAMPIRAN .................................................................................................................... 58
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... 62

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tiga Tokoh Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo

Gambar 2 Gus Maksum “Sosok Pendiri Gasmi”

Gambar 3 Struktur Pengurus Pondok Pesantren Lirboyo

Gambar 4 Bagan Mekanisme Kepengurusan

Gambar 5 Lambang GASMI

Gambar 6 Baju Pencak Silat GASMI

Gambar 7 Latihan Pencak Silat GASMI

Gambar 8 Pertandingan Pencak Dor

Gambar 9 Wawancara dengan Gus Bidin “Ketua dan Penerus GASMI”

Gambar 10 Wawancara dengan Gus Latief “Murid Senior GASMI”

Gambar 11 Wawancara dengan Sdra. Khasbiyalloh “Ketua Pengurus Harian”

xiii
DAFTAR SINGKATAN

BTI : Buruh Tani Indonesia

GASMI : Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia

GP Ansor : Gerakan Pemuda Ansor

G30S PKI : Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia

IPSI : Ikatan Pencak Silat Indonesia

LEKRA : Lembaga Kebudayaan Rakyat

Masyumi : Majelis Syura Muslimin Indonesia

MHM : Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien

NU : Nahdlatul Ulama

Perguruan Cepedi : Perguruan Cepat Pembelaan Diri

PETA : Pembela Tanah Air

PKI : Partai Komunis Indonesia

PNI : Partai Nasional Indonesia

PORSIDAL : Perguruan Olah Raga Silat Indah Garuda Loncat

PP : Pondok Pesantren

PR : Pemuda Rakyat

PSNU : Pencak Silat Nahdlatul Ulama

PWNU : Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama

RRI : Radio Republik Indonesia

xiv
LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto

Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bela diri merupakan gerak tubuh terencana, terarah yang

mengutamakan olah napas dan batin dengan koordinasi dan pembinaan yang

digunakan untuk meningkatkan mental spiritualitas. Di Indonesia terdapat

beberapa macam bela diri, yaitu bela diri asli Indonesia dan bela diri asing.

Bela diri asing antara lain Karate, Taekwondo, wingchun, Kungfu dan lain-

lain. Adapun bela diri asli Indonesia salah satunya adalah bela diri Pencak

Silat.1

Pencak silat merupakan hasil budaya manusia yang bertujuan untuk

menjamin keamanan dan kesejahteraan bersama yang diajarkan juga kepada

warga masyarakat yang meminatinya.2 Pencak silat3 berasal dari dua kata

yaitu pencak dan silat. Pencak dapat diartikan sebagai gerak dasar bela diri

yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar atau pertunjukan.

Adapun silat, mempunyai pengertian bela diri yang sempurna, yang

bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri.4

1
Johansyah lubis dan Hendro Waidoyo, Pencak Silat (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014), hlm 14.
2
Panji Oetojo, Pencak Silat (Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2000), hlm 2.
3
Dalam “Kamus Umum Bahasa Indonesia” yang disusun oleh W.J.S. Poerwo Darminto,
kata Pencak sama artinya atau sinonim dengan kata Silat. Sekarang ini boleh dikatakan semua
tokoh dan pendekar Pencak Silat di Indonesia sependapat mengenai kesamaan pengertian Pencak
dengan Silat tersebut. Kata lain yang berpadanan dengan pencak dan silat tetapi sangat jarang
digunakan, adalah Gayung, Gayong atau Gayungan.
4
O’ong Maryono, Pencak Silat Merentang Waktu (Yogyakarta: Yayasan Galang, 2000),
hlm 5.

1
2

Dalam dunia pesantren, pencak silat merupakan sarana dalam

mengembangkan potensi diri. Salah satu perguruan pencak silat yang sampai

sekarang tetap eksis yaitu perguruan pencak silat Gerakan Aksi Silat

Muslimin Indonesia atau GASMI5 yang berbasis di Pondok Pesantren

Lirboyo Kediri. GASMI merupakan pergururuan pencaksilat yang tumbuh

dan berkembang dilingkungan pondok pesantren dan lebih familiar dengan

ilmu beladiri milik para santri. Bukan itu saja, GASMI seakan telah menjadi

bagian dari rutinitas santri dalam menimba ilmu di pondok pesantren

khususnya di jawa dan bali.

Cikal bakal berdirinya GASMI diawali oleh KH. Manaf Abdul Karim

yang juga merupakan pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri pada tahun

1950-an. Pencak silat ini diajarkan kepada para santri sebagai bekal menjaga

diri dalam melakukan dakwah menyebarkan agama islam. Akan tetapi. pada

awal berdirinya pencak silat GASMI kurang begitu diminati oleh kalangan

masyarakat pribumi. Selanjutnya, pada tahun 1966 tepatnya pada tanggal 11

Januari 1966 pencaksilat GASMI secara resmi didirikan oleh KH. Abdullah

Maksum Jauhari (cucu KH. Manaf Abdul Karim).

Gasmi berdiri sebagai tandingan atas berkembangnya Lembaga

Kebudayaan Rakyat (LEKRA) yang bergerak dibawah naungan Partai

Komunis Indonesia (PKI). Gus Maksum memandang ini penting karena

LEKRA adalah otak dibalik setiap aksi provokasi, sabotase, teror dan hal-hal

yang meresahkan masyarakat lainnya. Menghadapi aksi LEKRA ini, beliau

5
Selanjutnya ditulis GASMI
3

mengatakan “Ada Aksi ada Reaksi. LEKRA beraksi GASMI Bereaksi, Amar

ma’ruf nahi mungkar harus selalu ditegakan!”6.

GASMI merupakan gerakan yang cukup berpengaruh dalam

memerangi pemberontakan para kaum komunis PKI. Pada saat itu, kekuatan

perguruan silat dan juga para pendekar belum terorganisir sampai

terbentuknya gerakan ini. Pada tahun 1966 M sampai pada tahun 1986 M,

GASMI yang awalnya sebuah gerakan para pesilat muslim, berubah menjadi

perguruan pencak silat Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia.

GASMI sebagai perguruan silat mengalami kemajuan dalam berbagai

bidang, bukan berarti silat telah ketinggalan zaman. Pencak silat akan tetap

eksisi sampai kapanpun. Karna itu, ia tidak hanya mengajarkan bagaimana

berkelahi dan menaklukkan musuh, tapi didalamnya terkandung beberapa

aspek.

Menurut pendiri GASMI KH. Maksum Jauhar, pencak silat memiliki

setidaknya empar aspek yang membuatnya mampu menghadapi setiap

perubahan:

1. Aspek Seni dan Budaya

Pencaksilat memiliki daya gerak yang dinamis karna aspek seni dan

budaya merupakan unsur fundamental yang dimiliki setiap elemen

kehidupan. Maka dari itu, pencak silat perlu dilestarikan.

2. Aspek olahraga

Aspek ini merupakan ornamen vital kehidupan.

6
Tim Pengelola Majalah MISYKAT, “Gus Maksum Sosok dan Kiprahnya”, (Kediri:
Lirboyo Press 2004) hlm. 71
4

3. Aspek Bela Diri

Secara historis pencak silat berperan besar dalam membina dan mencetak

para pahlawan bangsa merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

4. Aspek Pembinaan Mental dan Spiritual.

Inilah unsur terpenting dan paling mendasar yang terkandung dalam

pencak silat sekaligus merupakan strata tertinggi dari pembinaan yang

diajarkannya. Dengan memiliki ketahanan mental dan spirituan, seorang

pesilat tidak hanya memili kemampuan menjaga diri atau badan, tapi juga

harus mampu menjaga perilaku dan hatinya.

Terkait dengan aspek ke empat (pembinaan mental spriritual) secara

spesifik KH. Maksum Jauhari menandaskan bahwa seorang pendekar silat

harus menjauhi molimo, Yaitu maling (mencuri), madon (berzina), main

(berjudi), madat (candu), mendem (mabuk-mabukkan). Sebab, seorang pesilat

harus mampu memberikan ketentraman bagi lingkungannya. Bukan justru

malah meresahkan lingkungannya. Dengan ke empat aspek itulah pencak

silat GASMI dapat tetap eksis dan bertahan hingga saat ini.7

Salah satu kegiatan GASMI yang hingga saat ini dilestarikan yaitu

kesenian Pencak Dor yaitu pertarungan antar dua pendekar silat diatas ring

yang terbuat dari bambu. Nama Dor berasal dari tabuhan tanjidor yang

digunakan untuk bershalawat dan mengiringi pertandingan. Pada awal

diadakannya pada tahun 1960-an, Pencak Dor dijadikan momentum untuk

menyelesaikan perselisihan antar santri. Seiring berjalannya waktu, pencak

7
Imam Yahya Mahrus, Gus Maksum Sosok dan Kiprahnya, (Kediri: Lirboyo Press 2004)
hlm.127
5

Dor tidak hanya mendamaikan dua orang yang berselisih tetapi juga dijadikan

wahana tukar ilmu bela diri. Pencak Dor bukan semata mata sebuah ajang

pertarungan. Melaikan, sebuah ajang silaturahmi bersama. Nilai yang

terkandung dalam Pencak Dor ialah “di atas lawan, di bawah kawan.” Tidak

ada yang menang atau kalah di pertandingan Pencak Dor. Selain

menghilangkan kebencian danmenumbuhkan persaudaraan, pertarungan

dalam Pencak Dor juga mampu membentuk mental yang kuat untuk santri.

Sebab, menang dan kalah bukan menjadipatokan dalam pertarungan ini.8

Dengan beberapa keunikan tentang GASMI yang telah penulis uraikan

diatasa peneliti beranggapan sejarah tentang GASMI sangat penting untuk

ditulis. Penulis berusaha mendeskripsikan Gerakan Aksi Silat Muslimin

Indonesia GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dari tahun 1966 M-

1986 M.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Peneliti ini memfokuskan pada kajian sejarah dan perjuangan GASMI

di pondok Pesantren Lirboyo Kediri tahun 1966-1986 M. Batasan waktu

penulisan ini dimulai dari tahun 1966 M, sebagai awal berdirinya GASMI di

Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Tahun 1986 M dipilih sebagai akhir

penulisan, dikarnakan tahun tersebut GASMI menjadi inspirasi Nahdlatul

Ulama dalam menyatukan beberapa perguruan di kalangan Nahdiyin. Lokasi

penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Dipilihnya

tempat tersebut dikarenakan GASMI merupakan produk asli dari pondok

8
https://www.liputan6.com/news/read/2694019/journal-pencak-dor-tarung-mati-matian-tapi-tak-
ada-yang-menang diakses pada tanggal 01 Maret 2019 pukul 13:20
6

tersebut, GASMI telah menjadi hal yang wajib bagi para santri Pondok

Pesantren lirboyo. Selain itu, GASMI juga berdiri dan berkembang pertama

kali di pondok tersebut.

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran Pondok Lirboyo Kediri sebelum dibentunya

GASMI?

2. Bagaimana latar belakang GASMI didirikan di Pondok Pesantren Lirboyo

Kediri?

3. Bagaimana peran dan perjuangan GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo

KediriKediri tahun 1966-1986 M?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan judul yang sudah tercantum dan rumusan masalah yang

dikemukakan penulis, maka penulis memiliki tujuan dan kegunaan yang ingin

dicapai diantaranya:

1. Mengungkapkan gambaran dan latara belakang sebelum dibentuknya

GASMI di Pondok Lirboyo Kediri

2. Untuk menjelaskan latar belakang berdirinya GASMI di Pondok Pesantren

Lirboyo Kediri.

3. Untuk menganalisis peran dan perjuangan GASMI di Pondok Lirboyo

Kediri 1966-1986

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


7

1. Sebagai kontribusi pengetahuan intelektual muslim mengenai salah satu

beladiri Islam yang ada di Indonesia.

2. Sebagai kontribusi pengetahuan masyarakat lirboyo, khususnya para santri

Pondok Pesantren Lirboyo.

3. Memberi pengetahuan kepada para pembaca mengenai sejarah GASMI

dan kontribusinya.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang Pencaksilat GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo

Kediri sepengetahuan penulis belum dilakukan. Padahal jika dilihat dari

sejarahnya GASMI merupakan pelopor pemersatu dalam pemberantasan

Partai Komunis Indonesia PKI pada tahun 1960an. Hanya saja terdapat

beberapa tulisan yang membahasa tentang pencak silat, namun bersifat

umum. Di antara tulisan tersebut adalah: skripsi yang berjudul “Perguruan

Pencak Silat Cepat Pembelaan Diri (Cepedi) UIN Yogyakarta (1997-2006

M)” karya Rini Sriwahyuni, Yogyakarta: fakultas Adab dan Ilmu Budaya

UIN Sunan Kalijaga, Tahun 2007 M. Dalam skripsi ini dikaji mengenai

perkembangan Cepedi yang ada di UIN Sunan Kalijaga beserta nilai dan

fungsinya. Persamaannya dengan penulisan yang penulis teliti adalah sama-

sama memfokuskan pada sejarah perguruan pencak silat. Selain itu Cepedi

merupakan salah satu bela diri Islam Nahdlatul Ulama. Penulisan ini sangat

membatu penulis, dikarnakan obyek yang diteliti bersangkutan dalam

pembahasan penulis.
8

Skripsi dengan judul “Pencak silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Di

Pondok Pesantren Al-Hanif Bagelen Purworejo Tahun 1994-2016 M” karya

Ardian Sofyana, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga, tahun

2018 M. Dalam skripsi ini membahas tentang sejarah dan perkembangan

PSNU Pagar Nusa di Pondok Pesantren al-Hanif Bagelan purworejo dari

mulai berdirinya 1994 sampai tahun 2016 M. Skripsi ini cukup membantu

penulis, dikarnakan didalamnya sedikit membahas tentang berdirinya PSNU

Pagar Nusa pada tahun 1986 M, dimana tokoh penggagas perguruan ini

sekaligus pendiri GASMI.

Selanjutnya, buku karya K.H. Imam Yahya Mahrus dengan judul Gus

Maksum Sosok dan Kiprahnya, diterbikan di Kediri oleh Lirboyo Press, tahun

2004. Karya ini merupakan Biografi pendiri GASMI yaitu KH. Maksum

Jauhari, yang mencakup masa kanak kanak, silsilah keluarga, sampai masa

wafat beliau. Persamaan dari penelitian ini adalah sama sama membahasa

tentang KH. Maksum Jauhari, sedangkan untuk perbedaanya terlihat dari

focus tulisan yang dikaji. Buku karya KH. Imam Yahya ini lebih

menfokuskan pada sosok KH. Maksum Jauhari secara khusus, sedangkan

penulisan yang ingin ditulis oleh penulis lebih menfokuskan pada gerakan

yang di gagas oleh KH. Maksum Jauhari yaitu GASMI. Buku ini cukup

memberikan informasi kepada penulis dalam memaparkan riwayat hidup

pendiri GASMI.
9

E. Landasan Teori

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, dan menggunakan

pendekatan sejarah, yang kemudian dibantu dengan pendekatan Antropologi.

Pendekatan sejarah mencakup aktifitas dan kemampuan manusia di

masyarakat yang bersifaat unik.9 Sejarah adalah mengenai apa saja yang

dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Dalam bahasa

metodologi bahwa lukisan sejarah itu merupakan mengungkap fakta

mengenai apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana sesuatu telah terjadi.10

Pendekatan Sejarah ini berfungsi untuk menjelaskan sisi kronologis dari awal

hingga akhir sejarah GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, kronologis

latar belakang dibentuknya GASMI hingga pada akhirnya GASMI menjadi

salah satu pelopor dalam menciptakan perdamaian antar perguruan silat.

Cabang Antropologi yang digunakan dalam penulisan ini lebih condong

ke antropologi budaya. Antropologi adalah ilmu yang berusaha mencapai

pengertian tentang manusia dalam mempelajari aneka warna, bentuk fisik,

serta kebudayaan yang dihasilkan.11 Antropologi melihat perilaku manusia

sesuai latar belakang kepercayaan, kebudayaan, lingkungan, politik, ekonomi

dan sebagainya.12 Adapun budaya merupakan suatu cara hidup yang

diwariskan dari generasi ke generasi. Antropologi budaya merupakan istilah

9
Suhartono W. Pranoto, Teori Dan Metode Sejarah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm.
2
10
Dudung Abdurahman,“Pengantar Sejarah dan Peradaban Islam”, dalam Siti Maryam.
dkk, editor, Sejarah Peradaban Islam Masa Klasik Hingga Modern ( Yogyakarta: LESFI, 2009),
hlm. 5.
11
I Gede A. B Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011),
hlm.3.
12
T.O. Ihromi, Pokok-Pokok Antropologi Budaya (Jakarta: PT. Gramedia, 1984), hlm.3.
10

yang digunakan untuk mengkaji adat istiadat manusia, yaitu kajian budaya

dan masyarakat. Pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan informasi,

menyusun generalisasi teori tentang perilaku, dan budaya social sebagai titik

utama perhatian.13 Pendekatan ini didapat dengan cara tradisi lapangan, yaitu

keterlibatan mendalam dalam kebudayaan tersebut. Dengan pendekatan ini,

membantu penulis untuk memahami GASMI yang ada di pondok pesantren

Lirboyo Kediri secara keseluruhan.14

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Fungsionalisme

menurut Radcliffe Brown (1881-1955 M). Teori ini menjelaskan bahwa suatu

kebudayaan bukan hanya milik perorangan, melainkan kebudayaan tersebut

merupakan satu keutuhan milik bersama.15 Peristiwa sejarah dan kebudayaan

saling berkaitan satu sama lain. Peristiwa sejarah merupakan kejadian

eksternal, dan kebudayaan merupakan faktor-faktor internalnya. Kebudayaan

berpengaruh besar dalam setiap peristiwa yang terjadi. Kebudayaan tersebut

menjadi media untuk mengantarkan perkembangan ke setiap system sosial

yang ada. Setiap system sosial mempunyai unsur-unsur yang berhubugan, dan

setiap unsur tersebut mempunyai andil untuk menyumbangkan penyesuaian

dan kelangsungan hidup struktur sosial yang berkaitan.16

GASMI adalah pencak silat yang terbuka bagi setiap orang, baik itu

santri maupun masyarakat umum. Gasmi memiliki fungsi dalam mempererat


13
Samuel Gunawan, Antropologi Budaya (Jakarta: Erlangga, 1992), hlm 6-7.
14
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2009),
hlm.36.
15
Koentjaraninrat, Sejarah Teori Antropologi I (Jakarta: UI Press, 2010), hlm.176.
16
Bert F. hoselits, Panduan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Rajawali Pers,1988), hlm.
36.
11

persatuan dan kesatuan antar masyarakat khususnya para pendekar-pendekar

seni beladiri pencaksilat yang saling berselisih, merasa paling hebat pada

masa itu.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini dipusatkan pada penelitian lapangan yang menekankan

pada data arsip, hasil wawancara dengan pihak terkait, dan penelitian

langsung di lokasi pencak silat.

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan cara metode

sejarah, meliputi empat langkah yaitu pengumpulan data (Heuristik),

pengujian sumber (Verifikasi), analisis (Interpretasi) dan penulisan sejarah

(Historiografi).17

Metode tersebut diharapkan dapat membantu penulisan dalam

menemukan deskripsi tentang GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

Adapun tahap-tahap yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Heuristik

Tahap ini adalah langkah awal dalam sebuah penelitian. Tahap ini

bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan data yang berhubungan

dengan pembahasan dalam penyusunan skripsi.18 Pada penelitian ini,

penulis membagi dua bagian data, yaitu sumber primer dan sumber

sekunder yang masing-masing meliputi tertulis dan lisan. Sumber primer

17
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang Pustaka,2005), hlm. 90.
18
Helius Syamsuddin, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2007), hlm.
86.
12

tertulis, penulis menemukam buku pelatihan GASMI, dan arsip. Sumber-

sumber tersebut membantu penulis dalam mendiskripsikan GASMI.

Sumber primer lisan, penulis menggunakan metode wawancara

terstruktur kepada pelaku sejarah yang terlibat dalam kegiatan pencak

silat dan saksi sejarah yang mengetahuinya. Pelaku tersebut seperti ketua

GASMI, anggota paguyuban Pendekar GASMI, dan juga para murid

langsung pendiri GASMI KH. Maksum Jauhari.

Sebagai tambahan data pada penulisan ini, penulis menambahkan

sumber sekunder, antara lain: Buku-buku mengenai pencaksilat dan bela

diri di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Grahatama Pustaka

Yogyakarta.

2. Verifikasi

Setelah data terkumpul langkah selanjutya adalah menyeleksi

terhadap data yang telah terkumpul. Untuk mengujinya, harus diadakan

kritik ekstern dan kritik intern.19 Pada tahap ini, penulis melakukan kritik

terhadap data yang di dapat meliputi kritik eksternal dan internal. Kritik

eksteren dilakukan pada data-data fisik yang meliputi tulisan, sumber,

materi data tersebut, dan juga penulisnya. Sedangkan data arsip

dilakukan kritik interen dengan menemukan kesamaan dengan hasil

wawancara.20

Adapun kritik terhadap hasil wawancara dilakukan penulis melalui

kritik eksteren, yaitu mengidentifikasi narasumber apakah sebagai pelaku


19
Kuntowijaya, hlm. 76.
20
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta:
Ombak,2011), hlm. 108.
13

atau hanya sebagai saksi sejarah. Sedangkan kritik interen dilakukan

pada saksi sejarah, hal ini diharapkan untuk meminimalisisr subjektifitas

dalam penulisan sejarah.

3. Interpretasi

Interpretasi yaitu menganalisi data data yang diperoleh, baik dari

sumber primer maupun sumber sekunder.21 Pada tahap ini dilakukan

analisis peristiwa yang teliti denga bertumpu pada pendekatan yang

digunakan penulis yaitu pendekatan antropologi. Setelah dilakukan

penafsiran atas sejumlah fakta yang di peroleh, kemudiam fakta-fakta

tersebut disusun kedalam interpretasi menyeluruh menggunakan teori

fungsionalisme Radcliffe Brown.

4. Historiografi

Historiografi adalah penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil

penelitian sejarah yang dilakukan.22 Setelah mengumpulkan sumber,

melakukan kritik sumber baik interen maupun eksteren dan melakukan

analisis terhadap data yang penulis peroleh, maka langkah selanjutnya

adalah penulis mendiskripsikan sumber yang didapat, kemudian

menguraikan dalam bentuk tulisan yang sistematis dan kronologis

mengenai GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tahun 1966 M-

1986 M

21
Taufik Abdullah, Ilmu Sejarah dan Historiografi (Jakarta: Bumi aksara cet.II, 1996),
hlm. 64.
22
Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam hlm. 117.
14

G. Sistematika Pembahasan

Pada pembagian ini penulis memaparkan secara sistematis bagian-

bagian yang akan dibahas. Agar lebih terarah, maka laporan penulis ini akan

dibagi dalam beberapa bab. Penyajian penulisin ini terdiri atas lima bab, yaitu

bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah,

batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, kerangka berfikir, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab inilah yang menjadi kerangka dasar pemikiran dan menjadi tumpuan bagi

penulis untuk memulai penulisannya.

Bab kedua, menjelaskan tentang Pondok Pesantren Lirboyo Kediri

secara umum, meliputi, letak, sejarah berdirinya, struktur dan kegiatan

Pondok Pesantren lirboyo yang terdiri dari struktur organisasi, visi dan misi,

serta kegiatan pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

Bab ketiga membahas salah satu kegiatan yang ada di pondok pesantren

Lirboyo yaitu GASMI. Pada bab ini dibahas tentang latar belakang berdirinya

GASMI, sosok pendiri GASMI, pengajaran dan praktek GASMI.

Bab keempat, membahasa tentang perjuangan dan peranan GASMI dari

tahun 1966-1986. Yang meliputi perjuangan GASMI dalam melawan

pemberontakan PKI, peran dalam menciptakan perdamain antar perguruan

pencak silat, peran dalam berdirinya Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar

Nusa PSNU.
15

Bab kelima, merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran

terkait hasil penulisan yang telah dilakukan. Bab ini berisi kesimpulan dari

semua pembahasan dan jawaban dari keseluruhan masalah yang sudah

dirumuskan dalam rumusan pada Bab I. Selain itu, kesimpulan dari penulisan

ini berisi kritik dan saran yang berguna untuk menjadi bahan pertimbangan

dan perbaikan dalam penulisan selanjutnya.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakaukan mengenai GASMI

(Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia) di Pondok Pesantren Lirboyo

Kediri 1966-1986 M dan telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya,

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, pada awal berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo pencak

silat di pesantren ini belum diberi nama, hanya sebuah perguruan pencak

silat sata yang di latih langsung oleh KH. Abdul Karim. Pencak silat

menjadi sarana bagi santri dalam menusir penjajah dari bumi Nusantara.

Selanjutnya, pencak silat di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dilanjutkan

oleh cucu KH Abdul Karim, yaitu KH Abdullah Maksum Jauhari. Awal

terbentuknya GASMI yaitu di saat Indonesia khususnya Pondok Pesantren

Lirboyo Kediri melawan pemberontakan PKI. Pada tahun 1965 M GASMI

didirikan sebagai bentuk perlawanan atas PKI. Setahun setelahnya, pada

tanggal 11 januari 1966 M pencak silat GASMI secara resmi didirikan

sebagai perguruan silat dengan tujuan melestarikan budaya peninggalan

pendiri pondok pesantren Lirboyo Kediri. Seiring berjalannya waktu

Perguruan Pencak Silat menjadi daya Tarik bagi para santri yang ingin

belajar di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Perguruan silat GASMI

menjadi salah satu kegiatan ekstrakulikuler di pondok pesantren Lirboyo

Kediri dan dinaungi langsung pendiri Pondok dan penerusnya.

51
52

Kedua, pencak silat GASMI merupakan pencak silat Murni

Olahraga (seni tinju) bukan sebuah pencak silat karomah yang membuat

seseorang tiba tiba manjadi kuat tanpa latihan. Pencak silat gasmi

memiliki tiga paket gerakan yaitu: Tendang, Pukul, Banting. Ketiga

gerakan tersebut dalam prakteknya dapat dikombinasikan sehingga dapat

mengalahkan musuh. GASMI juga memili tiga tahap latihan, yaitu teknik,

fisik, dan mental spiritual. Seorang pendekar GASMI tidak hanya dituntut

untuk kuat secara fisik dan mampu mengalahkan musuh saja, melainkan

seorang pendekar harus mampu menahan hawa nafsunya sendiri. Salah

satu amalan pendekar GASMI yang harus dilakukan sebelum bertanding

yaitu amalan Hisbul Autad. Yaitu sebuah doa yang dibaca setelah sholat

isya selama 41 hari sebelum bertanding dan tidak boleh terputus. Amalan

ini diyakini memberikan kekebalan kepada pembacanya sehingga tidak

memar bila dipukul, dibacok tidak tedas, dan di jotos hanya seperti

dipukul bantal.

Ketiga, GASMI memiliki andil yang cukup besar dalam

penumpasan PKI di Kediri, khususnya di Pondok Pesantren Lirboyo

Kediri. Selain itu GASMI juga meiliki peran dalam menciptakan

perdamaian antar perguruan silat yang saling berseteru yaitu Pencak Dor.

Yang mana Pencak Dor ini menjadi tradisi dan sampai saat ini masih

dilestarikan. GASMI juga menjadi inspirasi dalam terbentuknya Pencak

Silat Nahdlatul Ulama Pagar-Nusa (PSNU Pagar-Nusa) yaitu suatu

perguruan resmi yang dimiliki oleh organisasi Nahdlatul Ulama. Dengan


53

tujuan menyatukan warga NU dalam satu wadah perguruan pencak silat

dibawah naungan PBNU.

B. Saran

Berdasarkan dari penelitian yang telah dipaparkan pada

pembahasan skripsi ini, penulis hendak memberikan saran yang sekiranya

bermanfaat bagi keberlangsungan GASMI (Gerakan Aksi Silat Muslim

Indonesia) di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri di masa yang akan datang,

adapun poin-poinnya sebagai berikut:

1. GASMI merupakan pencak silat yang terkenal dikalangan Nahdlatul

Ulama. Sebagai pemersatu untuk mempererat persaudaraan persilatan,

hendaknya tradisi Pencak Dor tidak hanya di gelar di pondok pesantren

Lirboyo, akan tetapi juga di gelar di berbagai wilayah di Indonesia

sebagai ajang silaturahmi antar perguruan silat di Indonesia.

2. Melestarikan GASMI dengan memperkenalkan dan menyebarluaskan

GASMI kepada masyarakat umum dengan tetap menonjolkan ciri khas

GASMI, agar GASMI lebih dikenal oleh masyarakat luas.

3. Penelitian ini belum konprehensif, karena keterbatasan sumber baik

secara lisan maupun tertulis, oleh karena itu untuk keberlangsungan

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan GASMI, diharapkan

dapat memperdalam kajian tentang GASMI sejak awal berdirinya

hingga dilestarikan sampai sekarang.


54

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdurrahman, Dudung, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta:


Ombak, 2011.
Abdurahman, Dudung, “Pengantar Sejarah dan Peradaban Islam”, dalam
Siti Maryam. dkk, editor, Sejarah Peradaban Islam Masa Klasik
Hingga Modern ( Yogyakarta: LESFI, 2009)
Abdullah,Taufik, Ilmu Sejarah dan Historiografi, Jakarta: Bumi aksara
cet.II, 1996.
Abdullah, Hidayat, Erwin, Keajaiban Silat: Kaidah Ilmu Kehidupan dalam
Gerakan Mematikan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013.
Ahmad, Adhim, Ali , Gus Maksum Lirboyo, Yogyakarta: Global Press, 2017
Bahtiar, Asep. & Munib, Khusnul, M. Haromen, Fattach Yassen, Pesantren
Lirboyo sejarah, peristiwa, fenomena dan legenda, Kediri: Lirboyo
Press, 2018.
Bert F. hoselits, Panduan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial Jakarta: Rajawali Pers,
1988.
Ensiklopedi Nahdlatul Ulama, Sejarah, Tokoh, dan Khazanah Pesantren,
Diterbitkan oleh Mata Bangsa dan PBNU bekerjasama dengan PT.
Bank Mandiri, 2014.
Gunawan, Samuel, Antropologi Budaya Jakarta: Erlangga, 1992.
Ihromi, T.O, Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Jakarta: PT. Gramedia,
1984.
Juwariah, Anik. Pencak Silat dan Tari, Surabaya: Universitas Press IKIP
Surabaya, 1995.
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: PT RINEKA
CIPTA, 2009.
Koentjaraninrat, Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta: UI Press, 2010.
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2005.
Lubis, Johansyah. & Hendro Waidoyo, Pencak Silat, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2014.
Maryono, O’ong, Pencak Silat Merentang Waktu, Yogyakarta: Yayasan
Galang, 2000.
55

Masruri, “Dialog Dengan 9 Guru Hikmah dan Pendekar Tenaga Dalam”,


Solo: CV Aneka, 2002.
Murhananto, Menyelami Pencak Silat, Jakarta: Puspa Swara, 1993.
Oetojo, Panji, Pencak Silat Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2000.
P2L,BPK, Tiga Tokoh Lirboyo, Kediri: BPK P2L,2002, cet. Ke-6.
Rahayuni, Kurniati, Pencak Silat. Malang: Universitas Negri Malang, 2014.
Saleh M, Pencak Silat: Sejarah Perkembangan, Empat Aspek, Pembentukan
Sikap dan Gerak, Bandung: IKIP, 1991.
Suhartono W. Pranoto, Teori Dan Metode Sejarah (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010)
Syamsuddin, Helius, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Penerbit Ombak,
2007.
Tim Pengelola Majalah MISYKAT, Gus Maksum Sosok dan Kiprahnya,
Kediri: Lirboyo Press, 2004.
100 Ulama Dalam Lintas Sejarah Islam Nusantara, diterbitkan oleh
lembaga Ta’mir Majid PBNU, 2015.

B. Jurnal Dan Karya Ilmiah

Lailiah, Fadlilatul, Siti. “Pagelaran Tarung Bebas Pencak Dor Kediri


sebagai Upaya Pelestarian Bela Diri Pencak Silat Tahun 1960-2017”.
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negri Surabaya, 2018 Tidak dipublikasikan.
Oposisi. Tahun pertama No 34 Maret 1999.

Sofyana, Ardian. “Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa di Pondok


Pesantren Al-Hanif Bagelen Purworejo Tahun 1994-2016 M”. Jurusan
Sejarah dan Kenudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018. Tidak dipublikasikan.
Habibi, Amran. “Sejarah Pencaksilat Indonesia (Studi Historis
Perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate di Madiun Periode
tahun 1922-2000 M)”. Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas
Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009 Tidak dipublikasikan.
56

C. Wawancara

Wawancara dengan KH Badrul Huda Abidin (Gus Bidin), penerus


perguruan GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo pada tanggal 17 Juni
2019
Wawancara dengan Abdul Latief, salah satu murid yang paling dekat
dengan Gus Maksum dan juga pelatih GASMI di pondok Pasantren
Lirboyo pada tanggal 17 Juni 2019
Wawancara dengan Khasbiyallah, ketua pengurus harian bidang
kesekertriatan di pondok pesantren Lirboyo pada tanggal 17 Juni 2019

D. Internet

https://www.kedirikota.go.id/page/profil/4#:~:text=Berdasarkan%20posisi%

20geografisnya%2C%20Kota%20Kediri,7%2C55%20derajat%20Lintang%

20Selatan.

https://www.liputan6.com/news/read/2694019/journal-pencak-dor-tarung-

mati-matian-tapi-tak-ada-yang-menang diakses pada tanggal 01 Maret 2019

pukul 13:20

Anda mungkin juga menyukai