Anda di halaman 1dari 62

RESPONS WALI ASUH TERHADAP KEDISIPLINAN SHOLAT

BERJAMAAH SANTRI/WATI ADZKIA ISLAMIC SCHOOL

(STUDI DESKRIPTIF)

Karya Tulis

Diajukan Untuk Persyaratan Kelulusan Sekolah

Oleh:

MOCHAMAD SYAFIQ AZZHAFRAN YUNIAWAN


No Induk :

Kelas : XII IPS

Angkatan : XV

ADZKIA ISLAMIC SCHOOL

PONDOK PESANTREN DAARUT TAUHIID

BANTEN

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Adapun judul

karya tulis ilmiah yang penulis ajukan adalah "Respon Wali Asuh Terhadap

Kedisiplinan Sholat Berjamaah Santri/Wati Adzkia Islamic School".

Karya tulis ilmiah ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada

SMA Adzkia Islamic School. Tidak dapat disangka bahwa butuh usaha yang keras

dalam penyelesaian pengerjaan karya tulis ilmiah ini. Namun, karya ini tidak akan

selesai tanpa orang-orang tercinta di sekeliling penulis yang mendukung dan

membantu. Terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. KH. Abdullah Gymnastiar selaku pimpinan Pondok Pesantren Daarut

Tauhiid.

2. Ayah, Bunda, dan Kakak yang selalu memberikan semangat dan do’a serta

selalu memberikan dorongan dari belakang dalam segala aktivitas penulis.

3. Ustadz Irwan Gunawan, S.Pd.I. selaku kepala sekolah SMA Adzkia

Islamic School.

4. Ustadz Ahmad Fathoni, M.Pd. selaku wali kelas yang selalu mendukung

dan memberikan motivasi dalam pembuatan karya tulis ini.

5. Ustadz Abbad Ibnu Vahzan, S.Pd. selaku pembimbing yang telah

memberikan arahan, sabar serta selalu memberikan semangat dan selalu

menyempatkan waktunya dalam membimbing.

ii
iii

6. Yayasan Daarut Tauhiid yang telah memberikan penulis kesempatan untuk

bersekolah di Adzkia Islamic School.

7. Kepada Fathir, Haykal, Faja yang selalu memberikan semangat, saran dan

membantu penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

8. Kepada Nabila IP dan Farhat selaku teman bimbingan yang selalu

mensupport penulis dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

9. Teman-teman angkatan “Aksamerta” yang sama-sama berjuang membuat

karya tulis ilmiah ini dengan segala kepusingan, keribetan, kebingungan,

dan lain-lain selalu dihadapi dengan senyuman.

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat berkah dari

Allah Swt. dan akhirnya penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih

jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu

penulis dengan kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun dari semua pihak demi membangun laporan penelitian ini.

Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi

penulis sendiri, guru, serta santri Adzkia Islamic School. Aamiin.

Tangerang Selatan, 25 Januari 2023

M. Syafiq Azzhafran Yuniawan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Identifikasi masalah......................................................................................4
C. Pembatasan Masalah.....................................................................................5
D. Perumusan Masalah......................................................................................5
E. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
F. Manfaat Penelitian........................................................................................6
G. Metodologi Penelitian...................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................10
A. Respons.......................................................................................................10
B. Wali Asuh...................................................................................................12
C. Disiplin........................................................................................................14
D. Sholat Berjamaah........................................................................................25
E. Adzkia Islamic School................................................................................28
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................32
A. Sumber Data................................................................................................32
B. Tempat Penelitian.......................................................................................33
C. Paparan Data dan Temuan Penelitian.........................................................33
D. Pembahasan.................................................................................................35
BAB IV PENUTUP..............................................................................................41
A. Kesimpulan.................................................................................................41
B. Saran-saran..................................................................................................42
TENTANG PENULIS..........................................................................................43

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disiplin dalam ibadah sholat berjamaah merupakan hal terpenting yang harus

dibiasakan. Karena ibadah sholat berjamaah merupakan salah satu puncak segala

kepatuhan, namun banyak orang Islam pada saat ini yang meninggalkan

kewajibannya dalam beribadah. Maka bagi siapa yang melaksanakan karena telah

menyadari pentingnya kewajiban ibadah tersebut, disanalah bentuk kepatuhannya

terhadap Allah itu ada pada diri orang tersebut. Hal ini bertujuan untuk

membentuk individu muslim yang baik, sebagai salah satu tujuan utama

pendidikan Islam.1

Dalam mendidik anak untuk disiplin beribadah dapat juga dilihat dari faktor

lingkungan lain yaitu ma’had atau pondok pesantren. Sesuai dengan fungsi dan

peranannya, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional

yang para santrinya tinggal bersama di bawah bimbingan guru dan mempunyai

asrama, di mana para siswanya yang disebut sebagai santri. Semuanya tinggal

bersama dan belajar di bawah bimbingan guru atau yang dikenal sebagai Kiai dan

mempunyai tempat menginap bagi santrinya yaitu bisa disebut juga dengan

asrama, tujuan umum dari pondok pesantren yaitu memberikan bimbingan kepada

anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup

dengan ilmunya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu

dan amalnya.
1
Rahendra Maya. Implikasi Relasi Eksploratif ('Alâqah Al-Taskhîr) dalam Pendidikan Islam:
Telaah Filosofis Atas Pemikiran Mâjid 'Irsân Al-Kîlânî. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam,
2018. Hal. 116.
1
2

Dalam kehidupan, setiap manusia memiliki pedoman, kepercayaan dan

keyakinan yang berbeda-beda kepada sang pencipta (agama), setiap agama

memiliki pedoman dan cara beribadah yang berbeda-beda salah satunya dalam

agama islam, secara bahasa ada tiga makna beribadah dalam islam; (1) ta’at; (2)

tunduk; (3) pengabdian. Beribadah dalam islam bisa di artikan juga dengan segala

hal yang dapat mendekatkan diri kepada sang pencipta yaitu dengan cara sholat

berjamaah, puasa sunnah, dzikir, zakat, haji, qurban, sedekah. Dari salah satu cara

mendekatkan diri kepada sang pencipta tersebut sholat berjamaah sangatlah

penting bagi seorang muslim karena sholat itu adalah tiang agama dan juga shalat

berjama’ah bisa disyaratkan adanya imam dengan makmum, imam berdiri di

depan dan makmum di belakang. Makmum mengikuti imam, mulai dari takbiratul

ihram sampai selesai salam. Sebagaimana firman Allah Swt:

َ Z‫ةٌ ِّم ْنهُ ْم َّم َع‬Z َ‫ ٰلوةَ فَ ْلتَقُ ْم طَ ۤا ِٕىف‬Z ‫الص‬


Z‫ َج ُدوْ ا‬Z ‫اِ َذا َس‬Z َ‫لِ َحتَهُ ْم ۗ ف‬Z ‫ ُذ ْٓوا اَ ْس‬Z‫ك َو ْليَْأ ُخ‬ َّ ‫اَقَ ْمتَ لَهُ ُم‬Z َ‫َواِ َذا ُك ْنتَ فِ ْي ِه ْم ف‬

‫لِ َحتَهُ ْم‬ZZ‫ ِح ْذ َرهُ ْم َواَ ْس‬Z‫صلُّوْ ا َم َعكَ َو ْليَْأ ُخ ُذوْ ا‬ َ ُ‫ت طَ ۤا ِٕىفَةٌ اُ ْخ ٰرى لَ ْم ي‬
َ ُ‫صلُّوْ ا فَ ْلي‬ ِ ‫ ْم َو ْلتَْأ‬Zۖ‫فَ ْليَ ُكوْ نُوْ ا ِم ْن َّو َر ۤا ِٕى ُك‬

‫اح َعلَ ْي ُك ْم‬Zَ ِ ‫ةً َّو‬Zَ‫َو َّد الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا لَوْ تَ ْغفُلُوْ نَ ع َْن اَ ْسلِ َحتِ ُك ْم َواَ ْمتِ َعتِ ُك ْم فَيَ ِم ْيلُوْ نَ َعلَ ْي ُك ْم َّم ْيل‬
َ ‫ َدةً ۗ َواَل ُجن‬Z‫اح‬

‫ َّد‬Z‫م ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَ َع‬Zْ ‫ذ َر ُك‬Z


ْ Z‫ ُذوْ ا ِح‬Z‫لِ َحتَ ُك ْم َو ُخ‬Z‫ اَ ْس‬Z‫ع ُْٓوا‬Z‫َض‬ ٓ ٰ ْ‫ر اَوْ ُك ْنتُ ْم َّمر‬Z
َ ‫ اَ ْن ت‬Z‫ى‬Z‫ض‬ ٍ Zَ‫اِ ْن َكانَ بِ ُك ْم اَ ًذى ِّم ْن َّمط‬

١٠٢ ‫لِ ْل ٰكفِ ِر ْينَ َع َذابًا ُّم ِه ْينًا‬

Artinya: Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu), lalu

kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah

segolongan dari mereka berdiri (shalat) bersamamu. (Q.S. An-Nisaa: 102).

Dalam lembaga pendidikan dipesantren, tidak hanya guru pengampu mata

pelajaran saja yang berperan ikut serta dalam mewujudkan tujuan pendidikan,
3

namun Wali Asuh juga merupakan orang yang turut ikut andil dalam mewujudkan

tujuan pendidikan, Wali Asuh merupakan seorang pendamping yang langsung

mengawasi keseharian santri dalam lingkungan pondok pesantren, yang dimana

perannya sangatlah di butuhkan dalam mengontrol dan mendampingi segala

bentuk aktivitas santri setiap harinya. Wali Asuh ditunjuk oleh seorang pimpinan/

kiai pada pondok pesantren yang dilibatkan dan diberikan amanah serta dipercaya

untuk mengawasi dan mengendalikan aktivitas santri.

Salah satu peran Guru dalam segala bentuk kegiatan di lingkungan pondok

pesantren yaitu mengontrol dan membina santri dalam hal disiplin ibadah.

Peningkatan disiplin ibadah santri merupakan suatu upaya menanamkan ketaatan

terhadap ketentuan syariat Allah Swt sehingga membekas dan menjadi sebuah

nilai perilaku yang dilakukan dan menjadi kebiasaan dalam aktivitas sehari-hari.

Adzkia Islamic School pondok pesantren Daarut Tauhiid adalah salah satu

lembaga pendidikan beasiswa berbasis sekolah kader yang dapat melahirkan kader

ulama, kader praktisi sosial, kader pendidik yang dimana bercita-cita untuk bisa

melahirkan para penerus/kader yang bertauhid, berprestasi, dan bermanfaat,

terletak pada Jl. Suka Mulya V, No 1, RT 01/09, Kp. Dukuh, Serua Indah,

Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 15414, yang didirikan pada 23 Februari 2007

oleh Yayasan Daarut Tauhiid yang di pimpin oleh KH Abdullah Gymnastiar (Aa

Gym).

Mengetahui latar belakang di atas, sangat di perlukannya peran khusus dari

Wali Asuh untuk dapat memberikan kontribusi dalam hal pendisiplinan ibadah

sholat berjamaah pada santri. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti
4

permasalahan tersebut, dan memilih judul “Respons Wali Asuh Terhadap

Kedisiplinan Sholat Berjamaah Santri/Wati Adzkia Islamic School”

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan ulasan yang dipaparkan pada latar belakang diatas maka

diperoleh beberapa permasalahan diantaranya:

1. Adanya sistem yang tidak sistemik membuat merosotnya disiplin

santri/wati dalam melaksanakan ibadah sholat jama’ah di Masjid ataupun

di Asrama (khusus Akhwat)

2. Kurangnya Tindakan sistem tindak-lanjut Wali Asuh dalam

mendisiplinkan santri Adzkia Islamic School

3. Faktor lingkungan yang tidak baik memengaruhi kedisiplinan sholat

berjamaah santri Adzkia Islamic School

4. Motivasi santri Adzkia Islamic School mengalami penurunan dalam

beberapa tahun ini

5. Banyaknya kendala yang dihadapi Wali Asuh dalam pengembangan

kedisiplinan sholat berjamaah santri Adzkia Islamic School

6. Perlunya penguatan Pendidikan karakter dalam aspek kedisiplinan pada

santri Adzkia Islamic School

7. Pentingnya penerapan sistem kedisiplinan dalam meningkatkan disiplin

sholat berjamaah santri Adzkia Islamic School

8. Pentingnya peran Wali Asuh dalam pengembangan motivasi kedisiplinan

sholat berjamaah santri Adzkia Islamic School


5

C. Pembatasan Masalah

Melihat pembahasan masalah dalam penelitian ini cukup luas maka penulis

membatasi penelitian ini dengan ingin mengetahui respons dan faktor apa saja

yang mempengaruhi peran Wali Asuh dalam meningkatkan kedisiplinan sholat

berjamaah santri/wati Adzkia Islamic School.

D. Perumusan Masalah

Dengan adanya pembatasan masalah yang dilakukan penulis maka peniliti

merumuskan sebuah perumusan masalah sebagai berikut,

1. Bagaimana respons Wali Asuh dalam meningkatkan disiplin ibadah sholat

berjama’ah santri/wati di Adzkia Islamic School?

2. Pendekatan apa saja yang telah digunakan Wali Asuh dalam

menumbuhkan kedisiplinan sholat berjamaah santri Adzkia Islamic

School?

3. Apa saja kendala dan solusi yang dihadapi Wali Asuh dalam

meningkatkan disiplin sholat berjamaah pada santri Adzkia Islamic

School?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respons Wali Asuh dalam meningkatkan semangat disiplin

sholat berjamaah santri Adzkia Islamic School.


6

F. Manfaat Penelitian

Sebagai bahan referensi bagi pembaca agar dapat mengetahui lebih dalam

peranan Wali Asuh, terutama bagi pembaca yang ingin mengajukan diri

berkhidmat menjadi Wali Asuh. Dan penulis berharap agar hasil dari penelitian

karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat dan dapat menjadi masukan positif atau

sebagai bahan pertimbangan bagi pihak pengasuhan.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini metodologi penelitian yang digunakan adalah

pendekatan kualitatif lapangan. “Karena para dikma penelitian kualitatif sebagai

pendekatan penelitian dalam ilmu-ilmu sosial dan pendidikan merupakan salah

satu pendekatan yang umum digunakan dalam penelitian ilmiah.”2

Penelitian lapangan (Field Research) dapat diartikan sebagai sebuah metode

untuk mengumpulkan data kualitatif yang terpenting dalam penelitian lapangan

ini adalah bahwa penulis turun lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang

suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah.

Penelitian ini adalah studi deskriptif, “waktu pengumpulan data, pada

umumnya seorang penulis dapat menemukan data penelitian dalam bentuk kata-

kata, gambar. Data disini adalah transkip-transkip wawancara, catatan data

lapangan, dokumen pribadi, foto-foto, kamera, nota, dan lain-lainnya.”3

Penelitian ini juga bisa dikatakan sebagai studi kasus yang bersifat menyeluruh

2
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Jakarta:referensi, 2013), hal. 188
3
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Jakarta:referensi, 2013), hal. 194
7

dan mendalam. Disebut menyeluruh karena yang dipentingkan adalah keutuhan

pengetahuan tentang kasus yang diteliti dan merupakan peristiwa khusus yang

tersendiri. Disebut mendalam karena studi kasus tidak dipakai untuk menguji

kebenaran hipotesis, melainkan untuk mendalami kebenaran. Dan karenanya studi

kasus disebut sebagai upaya untuk mengembangkan hipotesis. objek dalam studi

kasus biasanya berupa individu, keluarga, atau kelompok dalam suatu masyarakat.

2. Teknik Pengumpulan Data

Karena penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, maka penulis

mengumpulkan aneka macam cara, yakni dokumentasi, wawancara, observasi.

Dalam hal ini maka penulis menunjuk Wali Asuh pada Pondok Pesantren Adzkia

Islamic School sebagai objek penelitian. Ada beberapa tahapan yang menjadi

metode dalam pengumpulan data penelitian ini, meliputi :

1. Dokumentasi

Data yang digali dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah melalui metode ini

mengenai keadaan seperti sejarah hidup yang dilengkapi dengan analisis dokumen

seperti otobiografi, memorial catatan harian, yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Dalam metode dokumentasi ini sangat dibutuhkan peranannya sebagai

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil dari

penelitian observasi dan wawancara akan lebih dipercaya kredibilitasnya apabila

terdapat bukti foto-foto atau karya tulis. Dokumen ini digunakan oleh penulis agar

mendapatkan data yang valid.


8

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan antara dua orang yang bertujuan untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

dalam sebuah topik tertentu, yang dimana satu orang sebagai pewawancara

(pengaju/pemberi pertanyaan) dan satu orang yang lain sebagai orang yang

diwawancarai (pemberi jawaban atas pertanyaan yang diberikan). Dalam

penelitian ini wawancara dilakukan dengan Wali Asuh Adzkia Islamic School.

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populas, karena penelitian

kualitatif diambil dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil

dari kajiannya tidak diberlakukan ke populasi, melainkan ditransferkan ke tempat

lain pada situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Penelitian kualitatif ini

dilakukan dengan adanya observasi dan wawancara kepada orang-orang yang

dipandang tahu tentang situasi orang tertentu. Penentuan sumber data pada orang

yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan

pertimbangan dan tujuan tertentu. Untuk melakukan wawancara ini penulis sudah

menentukan berapa banyak informan yang akan diteliti karena dalam penulis ini

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik yang menggunakan

populasi yang dijadikan kunci untuk pengambilan sampel dengan berdasarkan

ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan adannya pengamatan secara langsung dan

pencatatan secara sistematis terhadap fokus permasalahan yang sedang diteliti.


9

Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu, fakta mengenai

kenyataan yang diperoleh melalui observasi data itu dikumpulkan dan seiring

dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang

sangat kecil maaupun yang sangat jauh dapat di observasi dengan jelas.4

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Tangerang Selatan, Banten, untuk

mengetahui Respons Wali Asuh Terhadap Kedisiplinan Sholat Berjamaah

Santri/Wati Adzkia Islamic School yang berada di Jl. Suka Mulya V, No 1, RT

01/09, Kp. Dukuh, Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Maka dari itu penelitian ini dilakukan dengan maksud mengetahui “Respons

Wali Asuh Terhadap Kedisiplinan Sholat Berjamaah Santri/Wati Adzkia

Islamic School.”

4
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2006), 310.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Respons

1. Pengertian menurut KBBI

Menurut KBBI, respons berarti tanggapan, reaksi atau jawaban.5

2. Pengertian menurut para ahli

Menurut Saifuddin Azwar adalah suatu reaksi atau jawanban yang

bergantung pada stimulus tersebut, respon hanya timbul apabila individu

dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya reaksi individu. Respon

seseorang dapat dalam bentuk baik dan buruk, positif atau negatif

menyenangkan atau tidak menyenangkan.6

Menurut Soerjono Soekanto, bahwa menyebut kata respon dengan kata

response yaitu perilaku yang merupakan konsekuensi dari perilaku

sebelumnya. Dia mendefinisikan respon seperti dalam kutipan berikut ini:

“interaksi dengan perorangan atau kelompok masyarakat, terlihat dari adanya

aksi dan reaksi serta mengandung rangsangat dan respons.7

Dari pendapat KBBI dan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa respon

adalah tanggapan, reaksi atau jawaban yang terbentuk baik dan buruk, positif

atau negative menyenangkan atau tidak menyenangkan yang datang lebih

cepat dan langsung terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Respon

5
Ebta Setiawan. “Respons” dalam KBBI.web.id. (Diakses pada 24 Januari 2023).
6
Saifuddin Azwar. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya Respon, (Bandung: Bina Cipta,
2011). Hal. 17.
7
Diniyati Arifin. Respon jamaah haji terhadap kinerja ketua kelompok terbang 32 Provinsi Banten
Tahun 2013. Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. 2014. Hal 11.
10
11

itu terbentuk dari proses rangsangat atau pemberian sebab akibat dari proses

rangsangat tersebut.

3. Faktor Terbentuknya Respon

Respon akan terjadi jika terdapat faktor penyebabnya. Hal ini perlu

diketahui agar tiap individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan

baik. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi respons terbagi menjadi dua,

yaitu:

a. Faktor Internal: Faktor yang terjadi pada pribadi diri sendiri.

Seseorang akan merespons itu dipengaruhi oleh unsur mental dan

fisik. Jika terjadi gangguan hanya salah satu elemen dan itu akan

menghasilkan jawabannya berbeda dari orang ke orang.

b. Faktor Eksternal: Faktor yang terjadi pada lingkungan, faktor ini

akan terjadi akibat adanya kepekaan atas masalah yang timbul dalam

lingkungan.

4. Macam-macam Respon

Menurut Steven M. Chaffe, dalam buku Psikologi Komunikasi dijelaskan

bahwa macam-macam respon terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Respon kognitif: respon yang berkaitan dengan informasi,

keterampilan dan pengetahuan tentang orang tersebut beberapa

Reaksi ini terjadi bila ada perubahan di dalamnya.

b. Respon afektif: respon yang berkaitan dengan emosi, sikap dan

menilai seseorang terhadap sesuatu. Timbulnya respon ini akan ada

apabila perubahan yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.


12

c. Respon psikomotorik: respon yang berkaitan dengan perilaku

tindakan atau kebiasaan.8

B. Wali Asuh

1. Pengertian Wali Asuh

Menurut KBBI, bahwa wali adalah menjamin dan mengasuh, sedangkan

asuh adalah menjaga, membimbing, memimpin.9 Maka makna singkat dari

kata Wali Asuh yaitu orang yang memimpin dan menjaga.

Sedangkan musyrif/ah adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab. Secara

bahasa diambil dari kata asyrafa-yusyrifu yang memiliki makna mengontrol,

mengawasi, memandang dari atas, mengamati, dan mengendalikan. Karena

merupakan bentuk isim fail, maka kata musyrif/ah secara singkat memiliki

makna orang yang mengontrol dan mengawasi.10

Dari kedua pengertian tersebut, bisa kita simpulkan bahwa Wali Asuh

adalah seorang pendamping/pembimbing yang langsung mengontrol,

mengawasi, dan mengendalikan kegiatan keseharian santri dalam lingkungan

pondok pesantren, yang dimana Wali Asuh juga seorang yang berkhidmat dan

ditugaskan dengan bimbingan, arahan, dan koordinasi oleh kepala bagian

Bimbingan dan Konseling yang bertugas dalam pembinaan spiritual dan

emosional para santri.

Untuk dapat menjadi Wali Asuh yang baik dan benar, memiliki beberapa

kriteria sifat yang harus dimiliki diantaranya:

8
Heru Saputro, Respon Mahasiswa Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Program Kick Andy Di Metro Tv, (2011): 17,
123dok.com.
9
Ebta Setiawan. “asuh” dalam kbbi.web.id (Diakses pada 24 Januari 2023)
10
Rifki. “Pengertian Musyrif” dalam pesantrenterbaik.com (Diakses pada 27 Desember 2022).
13

1. Memiliki niat yang lurus dengan mengedepankan keikhlasan dalam

pengabdian

2. Menguasai bidang ilmu tertentu

3. Mempunyai karakter tegas dan disiplin

4. Berlaku sifat sabar dan pemaaf

5. Adil terhadap semua anak didiknya

1. Peran Wali Asuh

Peran Wali Asuh dalam membimbing, mengontrol, mengawasi,

mengendalikan kegiatan keseharian santri/wati tidak jauh berbeda dengan

peran Orang tua, Guru atau Ustadz, dimana perannya sangatlah penting bagi

kualitas pendidikan santri karena keberadaaan mereka itu adalah sebagai

ujung tombak pesantren. Berikut peran Wali Asuh dalam membimbing

santri/wati di asrama:

a.Wali Asuh sebagai fasilitator

Wali Asuh sebagai fasilitator, pembimbing asrama yang berperan

dalam memberikan dukungan penyediaan fasilitas untuk

mempermudah santri dalam kelancaran kegiatan proses pembelajaran.

b.Wali Asuh sebagai Motivator

Proses kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika santri

mempunyai dorongan/usaha untuk dapat tergerak melakukan sesuatu

agar mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, disinilah peran Wali Asuh

diperlukan demi menumbuhkan motivasi belajar siswa. Sebagai

motivator berarti mampu membangkitkan spirit, etos kerja, dan


14

potensi yang luar biasa dalam diri setiap santri yang memiliki

karakter, bakat, dan keahlian yang berbeda-beda dengan santri lain.

Disitulah Wali Asuh harus bisa mampu melahirkan potensi-potensi

tersebut dengan cara banyak berlatih, mengasah kemampuan, dan

mengembangkan potensi dengan semaksimal mungkin.

c.Wali Asuh Sebagai Pembimbing

Tugas pembimbing asrama adalah menjaga, mengarahkan, dan

membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan

potensi, minat, dan bakatnya.

C. Disiplin

1. Pengertian Disiplin

Menurut KBBI, Taat/ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib

dan sebagainya).11 Maka makna singkat dari kata Disiplin yaitu kepatuhan

dalam menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.

2. Pengertian disiplin menurut para ahli

1. Suharsimi Arikunto,

Disiplin adalah kepatuhan terhadap aturan dan peraturan karena

didorong oleh kesadaran dalam pikiran tanpa paksaan dari luar.12

2. Menurut Thomas Gordon,

11
Ebta Setiawan. “Disiplin” dalam KBBI.web.id (Diakses pada 25 Januari 2023)
12
Auliyah Pertiwi, DISCIPLINE, (2019), 123dok.com.
15

Disiplin adalah tingkah laku dan ketertiban menurut peraturan

perundang-undangan, atau tingkah laku yang dicapai melalui latihan

terus menerus.13

3. Kennet W. Requena menjelaskan,

Disiplin berasal dari akar kata latin (discipulus) dan memiliki arti yang

sama dengan kata disiplin. Artinya, untuk mengajar dan mengikuti

pemimpin yang dihormati.14

Dengan adanya pengertian menurut KBBI dan para ahli dapat disimpulkan

bahwa disiplin adalah sikap/perilaku taat dan patuh aturan dalam kepribadian

seseorang yang timbul melalui pelatihan yang dilakukan secara terus menerus dan

didorong oleh adanya motivasi diri tanpa adanya paksaan dari pihak luar.

3. Tujuan kedisiplinan

Sikap disiplin dapat berdampak baik bagi diri sendiri dan lingkungan

sosial, ada beberapa tujuan agar diri dapat termotivasi untuk mengembangkan

sikap disiplin yaitu:

a. Membantu dan mengembangkan pengendalian diri

b. Menyingkirkan kebiasaan buruk seseorang

c. Untuk menciptakan keteraturan dalam diri seseorang

d. Menetetapkan prinsip untuk membantu seseorang mencapai

tujuan tertentu
13
Galang Dwi Saputra, Pengertian Tentang Disiplin, (2018), 123dok.com.
14
Devi Asriyanti. Analisis Sikap Disiplin Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Seni
Karawitan Di SD Negeri Boro. 2023. Universitas Bhinneka PGRI Indonesia
16

4. Jenis tindakan disiplin

Dalam bidang kehidupan masyarakat sosial, penerapan karakter disiplin

sangat berdampak baik dan dapat mempengaruhi semua orang disekitarnya,

penerapan karakter disiplin juga perlu tindakan demi mendorong kelancaran

dalam penerapannya, beberapa jenis tindakannya yaitu :

a. Disiplin waktu

Disiplin waktu adalah bentuk kedisiplinan seseorang dalam

memaksimalkan waktunya yang digunakan untuk hal-hal yang

bermanfaat selama 24 jam dalam sehari.

b. Disiplin aturan

Dalam kehidupan baik secara sosial agama, pendidikan pasti

memliki aturan-aturan yang wajib ditaati. Misalnya saja dalam

kategori sosial yaitu dalam menjaga ketertiban dan kebersihan

lingkungan.

c. Disiplin berbangsa dan bernegara

Sikap disiplin berbangsa dan bernegara sangat dibutuhkan bagi

semua kalangan masyarakat terutama dalam memimpin. Misalnya

disiplin dalam menjalankan prosedur administrasi sesuai dengan


17

ketentuan, atau contoh kedisiplinan dalam cangkupan umumnya

yaitu seperti menaati aturan lalu lintas.

d. Disiplin beribadah

Semua agama yang ada di Indonesia mempunyai aturan yang

harus ditaati oleh para penganutnya, secara khusus disiplin ibadah

dipecah menjadi tanggung jawab untuk pelaksanaan ibadah, ketaatan

tata cara ibadah, dan ketepatan waktu ibadah.

5. Unsur-unsur kedisiplinan

Karakter disiplin dapat dibangun dan dibentuk jika memiliki unsur-unsur

pendorong dan pembangunnya. Menurut santrock disiplin memiliki beberapa

unsur, diantaranya :

a. Peraturan sebagai pedoman perilaku

Tiap peraturan memiliki adanya hukuman bagi yang

melanggarnya, disitulah bentuk tindakan bagi yang melanggar

peraturan akan dikenakan hukuman,

b. Pemberian reward/apresiasi sebagai imbalan untuk kelakuan baik

yang sesuai dengan harapan

c. Konsisten memotivasi dalam pembinaan disiplin15

d. Pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan, perilaku, norma,

kriteria, dan standar sehingga menumbuhkan pengertian yang dalam,

15
Dimas Kurniawan., “Peranan Mualim Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Dan Tanggung Jawab
Musyrif Di Ma’had Aljami’ah Ulil Abshar IAIN Ponorogo Putra”, 2020, Thesis, IAIN Ponorogo
18

e. Adanya sikap mental,

Sikap mental adalah pengamalan, pengembangan pengendalian

pikiran, pengendalian kepribadian dan dihasilkan sikap tunduk dan

tertib.

f. Berkelakuan yang wajar yang menunjukan kesungguhan hati untuk

menaati segala hal secara hormat dan tertib.16

6. Fungsi Kedisplinan

Setiap hal baik benda, pekerjaan, karakter, sikap pasti memiliki fungsi

dalam prosesnya. Dengan adanya fungsi dapat memberikan suatu hal positif

yang bermanfaat bagi kehidupan yang dijalani seseorang dan mendapatkan

kesuksesan karirnya, beberapa fungsi disiplin menurut para ahli diantaranya,

a. Menurut E. B Hurlock ada dua yaitu:

1) Fungsi yang bermanfaat

a) Untuk mengajarkan bahwa segala tindakan tertentu selalu

diikuti dengan hukuman dan yang lain selalu diikuti dengan

pujian.

b) Untuk mengajarkan kepada anak-anak bahwa segala

tindakan memerlukan penyesuaian yang wajar, tidak

melebih-lebihkan konfirmasi.

c) Untuk membantu anak dalam pengembangan hati nurani

sehingga dapat membimbing tindakan mereka

2) Fungsi yang tidak manfaat

16
Febrian Renaldy. “Unsur-unsur disiplin” dalam brainly.co.id (Diakses pada 25 Januari 2023)
19

a) Membuat anak-anak menjadi ketakutan(menakuti-nakuti)

b) Sebagai jalan pelampiasan agar orang lain merasa terlukai,

karena disebabkan masa lalunya yang juga membuat dirinya

tersakiti.17

b. Menurut Tu’u yaitu:

1) Menata kehidupan bersama

Disiplin sekolah mengingatkan siswa bahwa mereka harus

menghormati orang lain dengan mengikuti dan mematuhi aturan

yang berlaku agar tidak merugikan pihak lain dan agar

hubungan dengan orang lain baik dan lancar. membantu untuk

mengenali.

2) Membangun kepribadian

Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi

oleh faktor-faktor lingkungan. Disiplin diterapkan di setiap

lingkungan ini berdampak pada tumbuhnya kepribadian yang

baik. Karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa untuk

mengikuti, mematuhi aturan berlaku dan kebiasaan itu akan

berangsur-angsur masuk ke dalam dirinya dan berperan dalam

membangun kepribadian yang baik.

3) Melatih kepribadian

Sikap, sifat, perilaku, skill dan segala aspek pola kehidupan

yang baik, benar dan disiplin akan terbentuk melalui Latihan.

17
Aryoseta Bagaskara. “Apa Saja Fungsi Dan Manfaat Dari Sikap Disiplin” dalam dictio.id
(Diakses pada 26 Januari 2023)
20

Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur, tanggung

jawab, dan patuh mesti dilatih dan dibiasakan sejak kecil.

4) Pemaksaan

Melatih sikap disiplin harus terjadi dengan adanya

pemaksaan dan tekanan dari luar, misalnya seorang santri yang

telat dan tidak disiplin masuk ke dalam satu sekolah yang

berbasis sekolah disiplin, terpaksa seorang santri tersebut harus

mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.

5) Hukuman

Tata tertib biasanya berisi segala hal-hal yang mengandung

unsur-unsur hal yang positif, setiap hal tersebut memiliki

hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Agar

pelanggar dapat bertanggung jawab atas tindakan perilaku yang

dilakukannya dan bisa lebih disiplin lagi menaati aturan.

6) Menciptakan lingkungan yang kondusif

Adanya sikap disiplin pada diri seorang pembimbing

berfungsi untuk mendukung dan mempermudah terlaksananya

proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan

memberi pengaruh bagi terciptanya sebuah lembaga pendidikan

yang diperuntukan oleh santri/wati di bawah pengawasan guru


sebagai lingkungan yang kondusif bagi kegiatan belajar

mengajar.18

Dari beberapa pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa

fungsi inti dari adanya kedisiplinan yaitu mendidik orang untuk menerima

dan membentuk batasan mereka, mengarahkan energi mereka dengan cara

yang benar, dengan cara yang tepat dan dapat diterima secara sosial, dan

dengan disiplin siswa merasa aman, tidak bertentangan dengan peraturan

yang ada. Karena siswa sudah tahu apa yang harus dilakukan dan

ditinggalkan.

7. Kedisiplinan dalam konsep islam

a. Bentuk ketaatan pada Allah SWT, sesuai dengan firmannya


‫هّٰللا‬
ُ ‫ ال َّر‬R‫ َ َواَ ِط ْي ُعوا‬R‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْي ُعوا‬
‫ازَ ْعتُ ْم‬RRَ‫اِنْ تَن‬Rَ‫ ِر ِم ْن ُك ۚ ْم ف‬R‫ ْو َل َواُولِى ااْل َ ْم‬R‫س‬

‫ ٌر‬R ‫س ْو ِل اِنْ ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُ ْونَ بِاهّٰلل ِ َوا ْليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذلِكَ َخ ْي‬ ‫هّٰللا‬
ُ ‫َي ٍء فَ ُرد ُّْوهُ اِلَى ِ َوال َّر‬
ْ ‫فِ ْي ش‬

٥٩ ࣖ ‫سنُ تَْأ ِو ْياًل‬


َ ‫َّواَ ْح‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah

Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara

kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada

Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah

dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus

akibatnya (di dunia dan di akhirat).” (Q.S An-Nisa:59)

18
Asriyanti,Devi. “Analisis Sikap Disiplin Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Seni
Karawitan Di SD Negeri Boro”. 2023. Universitas Bhinneka PGRI Indonesia
21
Dari ayat tersebut menggambarkan bentuk disiplin dalam menaati

aturan Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan atau penegakan aturan dan

peraturan kehidupan sehari-hari tidak terasa memberatkan jika seseorang

menyadari pentingnya dan manfaatnya dan mengikutinya. Kesediaan dan

kesediaan untuk mematuhi disiplin datang dari dalam diri mereka yang

terlibat atau tanpa paksaan dari luar atau dari orang lain. Namun, jika tidak

ada kesadaran untuk mematuhi aturan, mereka sering merasa kesal, atau

jika mereka tidak mengetahui manfaat dan kegunaannya, maka pihak luar

dan penanggung jawab harus dipaksa untuk bertindak mengambil atau

melaksanakan tindakan disipliner. Kondisi ini sering dijumpai dalam

kehidupan anak-anak yang membutuhkan pendidikan untuk memantau dan

menjaga ketertiban dalam kehidupannya.

b. Menghindari diri dari sifat lalai

Disiplin membuat kita akan selalu berusaha agar tetap mengerjakan

segala sesuatunya dengan tepat waktu (disiplin). Dengan begini, berarti

kita telah menghindari diri dari sifat dan karakter lali terhadap waktu.

Sepupu Nabi Muhammad Saw suami dari salah satu anak Nabi yaitu

Imam Ali bin Abi thalib Ra. Berkata, “Seorang muslim harus memetakan

waktunya dalam satu hari menjadi tiga bagian: waktu untuk menyembah

Allah, waktu untuk mencari nafkah, dan waktu untuk kepentingan pribadi

dalam hal materi.” Seperti yang telah Allah firmankan dalam Q.S Al-

Ashr:1-3 dimana isi kandungan dari ayat 1-3 yaitu peringatan bagi

manusia mengenai meruginya manusia terhadap waktu. Banyak orang

22
yang menyiakan waktunya hanya untuk hal yang sia-sia dibandingkan

melakukan hal yang bermanfaat di sela waktu yang dimilikanya. Sehingga,

sebaiknya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT pasti

akan mengisi waktu luangnya dengan perbuatan yang positif bukan hanya

saat waktu luang saja melainkan disaat dirinya dilanda dengan kesibukan

pasti akan tetap berusaha meluangkan waktunya untuk melakukan hal

yang positif dan hal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT,

seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, saling mengingatkan, menasehati

dan mengajak kebaikan, serta senantiasa dalam kesabaran. Hal

demikianlah yang akan mendapatkan balasan yang setimpal terhadap

mereka dengan ditempatkannya di Surga oleh Allah SWT. Sebaiknya

manusia lebih disiplin dan memanfaatkan waktu luang yang dimilikinya

selama hidup di dunia dengan benar. Karena sesungguhnya manusia

sedang berjalan menuju kematian dan agar terhindar dari penyesalan.

c. Dipermudah dalam mencari rezeki, Dalam firman Allah:

‫س َع ْوا اِ ٰلى ِذ ْك ِر هّٰللا ِ َو َذ ُروا ا ْلبَ ْي ۗ َع‬


ْ ‫ص ٰلو ِة ِمنْ يَّ ْو ِم ا ْل ُج ُم َع ِة فَا‬ َ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا نُ ْو ِد‬
َّ ‫ي لِل‬

٩ َ‫ٰذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِنْ ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُم ْون‬

‫ ًرا‬R‫ ُروا هّٰللا َ َكثِ ْي‬R‫ ِل هّٰللا ِ َو ْاذ ُك‬R ‫ض‬


ْ َ‫ ِمنْ ف‬R‫وا‬R ِ ‫ ُر ْوا فِى ااْل َ ْر‬R ‫ص ٰلوةُ فَا ْنت َِش‬
ْ R‫ض َوا ْبتَ ُغ‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَاِ َذا ق‬
ِ َ ‫ضي‬

١٠ َ‫لَّ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح ْون‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk

melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah

mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik

bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S Al-Jumu’ah:9-10)


23
Jika kita disiplin, terutama dalam hal ibadah, maka Allah akan

memudahkan jalan kita dalam mencari rezeki. Jika kita terlatih untuk bisa

memanfaatkan waktu dengan hal yang positif, Allah akan memudahkan

kita dalam mencari nafkah, terutama dalam hal ibadah. Ketika berdagang

juga tidak perlu takut kehilangan pelanggan/pembeli saat sholat. Karena

Allah akan memberikan jalan rezeki yang jauh lebih baik bagi mereka

yang melaksanakan sholat tepat waktu. Selain itu, Allah juga

memerintahkan kita untuk tetap berusaha sungguh-sungguh dengan cara

terbaik dan berdoa tanpa henti demi mencapai tujuan yang diinginkan,

karena berusaha secara sungguh-sungguh dengan cara yang baik dan

berdoa Allah akan mempermudah kita dalam mencapai tujuan yang ingin

kita capai, tanpa berdoa tujuan yang ingin kita capai belum tentu akan

tercapai.

d. Menjadi ahli dalam bidangnya

Orang sukses di bidangnya masing-masing adalah mereka yang

mengejar kesuksesan dan mengikuti aturan. Jika dalam diri memiliki

keahlian di bidang tertentu, gunakan dan asah dengan baik. Karena

keterampilan tanpa disiplin hanya akan sia-sia. Sebagaimana firman Alla

SWT:

َ ‫قُ ْل ُك ٌّل يَّ ْع َم ُل ع َٰلى شَا ِكلَتِ ٖ ۗه فَ َربُّ ُك ْم اَ ْعلَ ُم بِ َمنْ ُه َو اَه ْٰدى‬
٨٤ ࣖ ‫سبِ ْياًل‬

24
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai dengan

pembawaannya masing-masing.” Maka, Tuhanmu lebih mengetahui siapa

yang lebih benar jalannya.” (Q.S Al-Isra:84)

e. Jauh dari maksiat

Karakter disiplin akan membuat pribadi yang jauh lebih baik karena

karakter tersebut selalu membawa dalam ketaatan perintah Allah dan

menjauhi larangan-Nya. Sebagaimana dalam sebuah Riwayat Imam Malik:

“aku tinggalkan dalam kalangan kamu dua perkara yang kamu tidak

sekali-kali akan sesat selagi kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu

kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunnah Rosulullah.

D. Sholat Berjamaah

1. Pengertian sholat berjamaah

Yang dimaksud dengan sholat berjamaah yaitu ketika ada beberapa

kumpulan yang dihadiri 2 atau lebih orang yang terdiri sebagai imam dan

makmum, dimana salah seorang menjadi pemimpin sholat(imam) kemudian

yang lainnya menjadi pengikut dari pemimpin tersebut(makmum) makmum

harus mengikuti perbuatan dan pergerakan imam dan tidak boleh mendahului

setiap gerakannya. Seperti yang sudah Allah firmankan dalam (Q.S An-

Nisa:102)

ْ َ‫ ُذ ْٓوا ا‬RR‫ َك َو ْليَْأ ُخ‬RR‫ةٌ ِّم ْن ُه ْم َّم َع‬RRَ‫ ٰلوةَ فَ ْلتَقُ ْم طَ ۤا ِٕىف‬RR‫الص‬
‫اِ َذا‬RRَ‫لِ َحتَ ُه ْم ۗ ف‬RR‫س‬ َّ ‫اَقَ ْمتَ لَ ُه ُم‬RRَ‫َواِ َذا ُك ْنتَ ِف ْي ِه ْم ف‬

‫ ُذ ْوا‬R‫كَ َو ْليَْأ ُخ‬RR‫لُّ ْوا َم َع‬R ‫ص‬ َ ُ‫ ٰرى لَ ْم ي‬R‫ةٌ اُ ْخ‬R َ‫ت طَ ۤا ِٕىف‬
َ ُ‫لُّ ْوا فَ ْلي‬R ‫ص‬ ِ ‫ْأ‬R َ‫وا ِمنْ َّو َر ۤا ِٕى ُك ۖ ْم َو ْلت‬R
ْ Rُ‫ َجد ُْوا فَ ْليَ ُك ْون‬R ‫س‬
َ

ْ Rُ‫لِ َحتِ ُك ْم َواَ ْمتِ َعتِ ُك ْم فَيَ ِم ْيل‬R‫س‬


‫ونَ َعلَ ْي ُك ْم‬R ْ Rُ‫و تَ ْغفُل‬R
ْ َ‫ونَ عَنْ ا‬R ْ َ‫ ْذ َر ُه ْم َوا‬R‫ِح‬
ْ Rَ‫ ُر ْوا ل‬Rَ‫م ۚ َو َّد الَّ ِذيْنَ َكف‬Rْ ‫لِ َحتَ ُه‬R‫س‬

25
ٓ ٰ ‫ ٍر اَ ْو ُك ْنتُ ْم َّم ْر‬RRَ‫انَ بِ ُك ْم اَ ًذى ِّمنْ َّمط‬RR‫اح َعلَ ْي ُك ْم اِنْ َك‬RR
َ ‫ى اَنْ ت‬RR‫ض‬
‫ ُع ْٓوا‬RR‫َض‬ َ َ‫ َدةً ۗ َواَل ُجن‬RR‫ةً َّوا ِح‬RRَ‫َّم ْيل‬

١٠٢ ‫م َو ُخ ُذ ْوا ِح ْذ َر ُك ْم ۗ اِنَّ هّٰللا َ اَ َع َّد لِ ْل ٰكفِ ِريْنَ َع َذابًا ُّم ِه ْينًا‬Rْ ‫سلِ َحتَ ُك‬
ْ َ‫ا‬

“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu

kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah

segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata,

kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah

menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu

(untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang

belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan

hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir

ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka

menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan

senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesulitan karena hujan atau

karena kamu memang sakit dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah

menyediakan adzab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.”

2. Pentingnya sholat berjamaah

Seorang muslim yang melakukan sholat secara berjamaah akan lebih disukai

oleh Allah SWT dan akan dibebaskan dari api neraka dari pada yang

melakukan sholat sendirian, beberapa keutamaan dari sholat berjamaah yaitu:

a. Diberikan pahala 27 derajat

Bagi umat muslim khususnya untuk laki-laki akan mendapatkan

ganjaran pahala sebanyak 27 kali lipat. Dan bagi umat muslim yang

26
melakukan sholat secara sendiri akan mendapatkan 1 pahala kebaikan.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim Rasulullah SAW bersabda:

“Sholatnya seseorang dengan berjamaah melebihi sholat yang

dikerjakannya sendiri sebanyak 27 derajat.” (HR. Muslim)

b. Sholat berjamaah lebih disukai Allah SWT

Orang yang shalat berjamaah lebih disukai oleh Allah SWT dan akan

mendapat manfaat lebih juga dari Allah SWT daripada orang yang shalat

sendirian. Untuk itu disarankan memilih masjid dengan jamaah yang

banyak agar keuntungannya juga melimpah.

c. Dijaga dari godaan Setan

Seorang yang melaksanakan sholat secara berjamaah Allah janjikan

mereka agar terlindung dari godaan setan yang terkutuk. Sesuai dengan

sabda Rasulullah Saw dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu

Daud dengan sanad Hasan:

Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah terdapat tiga orang

dalam satu desa atau kampung yang tidak ditegakkan sholat disana

kecuali mereka telah dikalahkan oleh setan. Maka haruslah bagi kalian

untuk berjamaah, sebab serigala hanya akan memakan domba yang jauh

dari kawannya.” (HR. Abu Daud, no 547 dan An-Nasa’I, no 848.)

d. Terbebas dari Api Neraka

Orang yang menunaikan ibadah sholat berjamaah akan dibebaskan

dari panasnya api neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yaitu:

27
"Barangsiapa yang sholat selama 40 hari secara berjamaah dengan

mendapatkan takbiratul ihram, maka ditulis untuknya dua kebebasan,

yakni kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat munafik." (HR.

Tirmidzi)

e. Allah ampuni segala dosa yang lampau

Muslim yang melaksanakan sholat berjamaah dibanding sholat

sendiri, maka Allah akan mengampuni segala dosa dosanya yang

terdahulu. Karena dengan sholat berjamaah pada saat selesai pembacaan

surat Al-Fatihah oleh imam, secara bersamaan jamaah mengucapkan kata

“Aamiin” dan secara bersamaan pula malaikat mengucapkan kata

“Aamiin”. Dalam sebuah hadis dikatakan:

"Apabila imam telah mengucapkan, 'ghairil maghdhuubi alaihim waladh

dhaalliin', maka ucapkanlah, 'Aamiin'. Karena barangsiapa yang ucapan

aminnya bersamaan dengan ucapan aminnya para malaikat, niscaya akan

diampuni dosa dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

f. Sholat merupakan alat pembeda antara orang yang beriman dengan orang

yang kafir dan musyrik.

g. Sholat sebagai amalan yang dapat mencegah dari perbuatan maksiat dan

kemungkaran.

‫ ِر‬R‫ ۤا ِء َوا ْل ُم ْن َك‬R ‫ش‬ َّ ‫ص ٰلو ۗةَ اِنَّ ال‬


َ ‫ص ٰلوةَ تَ ْن ٰهى َع ِن ا ْلفَ ْح‬ ِ ‫اُ ْت ُل َمٓا اُ ْو ِح َي اِلَ ْيكَ ِمنَ ا ْل ِك ٰت‬
َّ ‫ب َواَقِ ِم ال‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ْ ‫ۗ َولَ ِذ ْك ُر ِ اَ ْكبَ ُر ۗ َو ُ يَ ْعلَ ُم َما ت‬
َ‫َصنَ ُع ْون‬

28
“Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan

kepadamu dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari

(perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih

besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa

yang kamu kerjakan.” (Q.S Al- Ankabut: 45)

E. Adzkia Islamic School

Adzkia Islamic School pondok pesantren Daarut Tauhiid adalah salah satu

lembaga pendidikan beasiswa berbasis sekolah kader yang dapat melahirkan kader

ulama, kader praktisi sosial, kader pendidik yang dimana bercita-cita untuk bisa

melahirkan para penerus/kader yang bertauhid, berprestasi, dan bermanfaat,

terletak pada Jl. Suka Mulya V, No 1, RT 01/09, Kp. Dukuh, Serua Indah,

Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 15414, yang didirikan pada 23 Februari 2007

oleh Yayasan Daarut Tauhiid yang di pimpin oleh KH Abdullah Gymnastiar (Aa

Gym).19

1. Sejarah Singkat SMA Adzkia Islamic School

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 401 Tahun 2004,

DPU DT akhirnya didirikan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional

(LAZNAS) sebagai bagian dari Yayasan Daarut Tauhiid, sebuah organisasi

kredibel, profesional dan jujur yang berbasis Ukhuwah Islamiyah. DPU-DT

Jakarta segera berjanji untuk mendukung pemerintah dengan program

19
Humas Adzkia, Profil Adzkia, http://smaadzkiadt.sch.id/index.php/tentang-adzkia/visi-misi-sma-
adzkia-islamic-school/sejarah
29
pendidikannya dan pada bulan Juli 2005 meluncurkan program pendidikan

ekstra kurikuler Paket C (setingkat SMA).

Infaq Shadaqah, program pendidikan yang didanai zakat oleh umat Islam,

sangat dihargai oleh masyarakat. DPU-DT berhasil pada tahun pertama

menyewa ruang di Gedung Al Khasyiun untuk memungkinkan kelas siang

kepada mereka yang tidak dapat menghadiri kelas malam.

Dua bulan setelah dimulainya proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),

manajemen dan DPU-DT sepakat mengubah kelas siang dan pagi menjadi

sekolah formal bernama Sekolah Permata. Tantangan dan rintangan datang dan

pergi.

Akhirnya diadakan workshop pada tanggal 21-23 Februari 2007 di Wisma

Syahidan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta untuk mendirikan Dompet Peduli

Umat Daarut Tauhiid (DPU – DT), Jakarta. Moderator Cendekia institude.

Dari workshop inilah lahir nama SMA Islam Adzkia yang memiliki tujuan

mulia yaitu mewujudkan manusia yang cerdas, berakhlak mulia dan mandiri

untuk hidup bermasyarakat. DPU-DT akhirnya merelokasi program KBM

SMA Adzkia ke Kecamatan Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan.20

2. Sejarah Singkat SMP Adzkia Islamic School

SMP Adzkia Islamic School merupakan salah satu program pendidikan di

bawah naungan Direktorat Pendidikan Yayasan Daarut Tauhiid dengan


20
Humas Adzkia, Profil SMA Adzkia, http://smaadzkiadt.sch.id/index.php/tentang-adzkia/visi-
misi-sma-adzkia-islamic-school/sejarah
30
Pembina K.H. Abdullah Gymnastiar. SMP Adzkia Islamic School pada

awalnya diharapkan hadir sebagai solusi anak negeri bagi yang memiliki

keterbatasan ekonomi dan berprestasi untuk memperoleh pendidikan dalam

bentuk beasiswa. Berdiri sejak 23 Februari 2007. SMP Adzkia Islamic School

menerapkan kurikulum terpadu, yaitu Kurikulum Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan dan Kurikulum Boarding yang berbasis pesantren.21

3. Tujuan Adzkia Islamic School

a. Ahli Dzikir

Menjadikan Allah sebagai tumpuan kerinduan, harapan, pertolongan

dan tujuan dalam beramal sholeh, sehingga apapun yang terjadi tidak

akan mengurangi keyakinan dan selalu ridho pada ketentuan-Nya.

b. Ahli fikir

Mengoptimalkan kemampuan berfikir, bertafakur, dan bertadabbur

dalam menggali hakekat kebenaran, mengungkap hikmah yang

tersembunyi, potensi diri dan lingkungan sehingga diharapkan muncul

sikap yang arif, efektif, dan tepat dalam mengatasi berbagai tantangan

dan masalah.

c. Ahli Ikhtiar

21
Humas Adzkia, Profil SMP Adzkia, http://smaadzkiadt.sch.id/index.php/tentang-adzkia/visi-
misi-sma-adzkia-islamic-school/sejarah
31
Mengoptimalkan daya upaya dan Ikhtiar yang diridhoi Allah sehingga

diharapkan akan muncul manusia-manusia unggul yang selalu berkarya

dengan diiringi sikap amar ma’ruf nahi mungkar.22

22
Humas Adzkia, Tujuan Adzkia, http://smaadzkiadt.sch.id/index.php/tentang-adzkia/visi-misi-
sma-adzkia-islamic-school/sejarah
32
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah Wali Asuh

Adzkia Islamic School. Adapun nama-nama Wali Asuh yang terkait dalam

penelitian ini :

1. Nama : Ust. Miftahudin

Amanah : Musyrif (11 Ikhwan) SMA Adzkia Islamic School

2. Nama : Ust. Muhammad Azlan Fatra, S.Ag

Amanah : Waka pengasuhan SMP Adzkia Islamic School

3. Nama : Usth. Vivi Nirmala Rahma, S.Pd.

Amanah : Musyrifah (10 Akhwat) SMA Adzkia Islamic

School

4. Nama : Usth. Sarah Kurnia

Amanah : Musyrifah (7 Akhwat) SMP Adzkia Islamic

School

Selain itu juga, data juga diperoleh dari kajian dokumen dan pengamatan

tanpa berperan serta. Hal itu dilakukan agar data yang diperoleh satu sama lainnya

saling menguatkan.
33
B. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Tangerang Selatan, Banten, untuk

mengetahui Respons Wali Asuh Terhadap Kedisiplinan Sholat Berjamaah

Santri/Wati Adzkia Islamic School yang berada di Jl. Suka Mulya V, No 1, RT

01/09, Kp. Dukuh, Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

C. Paparan Data dan Temuan Penelitian

Sholat berjamaah merupakan kumpulan yang dihadiri 2 atau lebih orang yang

terdiri sebagai imam dan makmum, dimana salah seorang menjadi pemimpin

sholat (imam) kemudian yang lainnya menjadi pengikut dari pemimpin tersebut

(makmum) makmum harus mengikuti perbuatan dan pergerakan imam dan tidak

boleh mendahului setiap gerakannya.23

Disiplin adalah sikap/perilaku taat dan patuh aturan dalam kepribadian

seseorang yang timbul melalui pelatihan yang dilakukan secara terus menerus dan

didorong oleh adanya motivasi diri tanpa adanya paksaan dari pihak luar. Oleh

karena itu semua orang harus memiliki jiwa kedisiplinan dalam segala tindakan

agar dapat membuat diri terorganisir dengan baik.

Kewajiban seorang santri itu adalah sebagai orang yang mencari ilmu-ilmu

Allah dengan bersungguh-sungguh di dalam suatu tempat yang dinamakan

pondok pesantren dan juga santri merupakan figur utama masyarakat dalam

kehidupannya sehari-hari oleh karena itu patutlah seorang santri mempunyai

kepribadian, tingkah laku, dan adap sopan santun yang baik seperti mana yang

telah di praktekkan langsung oleh Rasulullah di dalam kehidupanya beliau.

23
Anisa Rizki. Sholat Berjamaah Lebih Utama Dibanding Sholat Sendiri, Ini Keutamaannya.
Dikutip dalam detik.com (Diakses pada 22 Januari 2023).
34
Akan tetapi di zaman sekarang ini banyak diantara santri jika kembali ke

kampung halamannya mereka melupakan apa yang sudah sering diterapkan di

pondok pesantren dan dengan adanya kemajuan globalisasi yang bertambah

berkembang dan bertambah canggih ini akhirnya dikit demi sedikit sikap dan

prilaku yang mana telah diajarkan oleh pondok pesantren tersebut dilupakan. oleh

karena itu masih banyak di antara masyarakat yang menganggap bahwa

pembelajaran di pondok pesantren masih kurang efektif dalam membina anak-

anak untuk menjadi lebih baik.

Walaupun ilmu pengetahuan mereka semakin meningkat dan meluas akan

tetapi sebagian diantara mereka ada yang masih tidak menerapkan pembiasaan di

pondok pesantren pada saat sedang kembali ke kampung halamannya, salah satu

contohnya yaitu disiplin sholat berjamaah di masjid. Bukan hanya pada saat

kembali ke kampung halamannya saja melainkan pada saat di pondok pesantren

juga masih banyak santri yang tidak disiplin sholat berjamaah di masjid.

Seperti mana yang telah terjadi di antara kalangan santri pondok pesantren

Adzkia Islamic School yang mana masih banyak dari sebagian besar santri

pondok pesantren Adzkia Islamic School yang tidak disiplin sholat berjamaah

tanpa adanya udzur.

Setelah melakukan penelitian dan pengamatan dalam penelitian ini, penulis

menemukan beberapa pembahasan di dalamnya, yaitu:

Santri itu harus memiliki pegangan ilmu yang berkenaan dengan pentingnya

sholat berjamaah dan dibantu juga dengan adanya support system dari komponen-

komponen pesantren diantaranya Kyai, Wali Asuh, Tim Dakwah dan kedisiplinan

35
(OSIS) dan aturan yang jelas untuk mengingatkan dan memotivasi santri agar

tetap bisa terjaga keistiqomahannya dalam beribadah sholat berjamaah. Seperti

mana yang telah dicerminkan oleh Rasulullah Saw. Dan pendapat ini diperkuat

oleh salah satu Wali Asuh SMP Adzkia Islamic School yaitu Ustadz Muhammad

Azlan Fatra S.Ag.:

“Oke yang pertama tentu sebagai seorang pelajar itu harus tahu tentang

fiqih sholat dulu tentang keutamaan sholat, kemudian tentang keutamaan

menunggu shalat, kemudian sunnah sunnah sebelum dan sesudah waktu shalat

dan santri ini harus dibekali dengan keilmuan keilmuan seperti ini dulu gitu

karena tidak mungkin kita melaksanakan ibadah cuma hanya tahu dengan waktu

waktunya saja, akan tetapi tidak tahu dengan rukun rukunnya dan hal hal yang

menyertai ibadah terutama sholat yang tadi gitu. Kemudian yang kedua ini

pentingnya sekali sebagai Wali Asuh harus memiliki jam jam mentoring jam

mentoring dengan santri bisa itu di jam mentoring pagi. Kalau di sini kan

biasanya ada jam malam ya dan ketika mentoring malam itu dibikinin silabus

atau materi dan dimasukin ke dalamnya. Materi tentang salat penguatan ibadah

gitu dan dalam satu pekan itu harus rutin dalam pembinaan. Kalau biasanya

setiap malam itu ada pembinaan.”24

D. Pembahasan

Kedisiplinan merupakan salah satu karakter yang terdapat pada jiwa manusia.

Oleh karena itu seseorang haruslah mempunyai atau memperbaiki kedisiplinannya

dengan baik karena kedisiplinan seseorang itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan

24
Wawancara dengan Ustadz Muhammad Azlan Fatra, S. Ag. Tanggal 19 Januari 2023 di Ruang
OSIS SMP Adzkia Islamic School.
36
sehari-hari. Seperti pendapat Wali Asuh SMA Adzkia Islamic School yaitu

Ustadzah Vivi Nirmala Rahma:

“Ya karena sebenarnya kedisiplinan itu kan datang dari diri sendiri.

Walaupun memang sudah diingatkan sama kita kalau misalkan tidak ada niatan

untuk perubahan itu nggak bakalan mau disiplin, kecuali kalau misalnya dia

langsung tergerak buat disiplin sendiri. In syaa allah tanpa diingatkan pun atau

tanpa dikasih konsekuensi pun, dia akan langsung berubah dengan sendirinya

gitu. Jadi sebenarnya buat peringatan dari kami itu secara apa ya secara pribadi

tidak akan membuat seseorang langsung berubah.”25

Dari pendapat Ustadzah Vivi Nirmala Rahma, penulis menyimpulkan bahwa

santri perlu memiliki jiwa disiplin dan jiwa disiplin akan timbul dari dirinya

sendiri yang dibantu oleh dukungan Wali Asuh.

Akan tetapi dengan banyaknya santri di lingkungan pondok pesantren Adzkia

Islamic School perlu adanya bimbingan dan kontroling dari seorang Wali Asuh,

karena peran Wali Asuh sangat penting dalam membentuk kedisiplinan beribadah

santri. Walaupun masih banyak santri yang memang memiliki karakter yang sulit

diatur terhadap kedisiplinan sholat berjamaah, peranan Wali Asuh terhadap

metode yang diterapkan perlu diperhatikan.

Berdasarkan banyaknya wawancara yang telah dilakukan oleh penulis,

menurut pendapat salah satu Wali Asuh SMA Adzkia Islamic School yaitu Ustadz

Miftahudin, respons Wali Asuh dalam meningkatkan disiplin ibadah sholat

berjama’ah santri/wati Adzkia Islamic School yaitu:

25
Wawancara dengan Ustadzah Vivi Nirmala Rahma. Tanggal 20 Januari 2023. Di Saung SMP
Adzkia Islamic School.
37
“Menegur, karena salah satu amanah Wali Asuh itu menegur santri yang

melanggar dan dengan menggunakan 3 tahapan yaitu pertama diingatkan atau

menegur, kedua melihat/ditinjau apakah masih melanggar atau tidak, ketiga

diberikan punishment dan membuat perjanjian terhadap santri yang melanggar

agar tidak mengulangi kesalahannya.”26

Pada realita di lapangan, berdasarkan penuturan dari Ustadz Miftahudin

penulis menyimpulkan bahwa respon Wali Asuh dalam meningkatkan disiplin

sholat berjama’ah santri menunjukan respon yang baik dan tanggap, namun dari

banyaknya Wali Asuh masih banyak yang kurang berkontribusi banyak dalam hal

mendisiplinkan sholat berjamaah santri.

Dalam proses meningkatkan disiplin ibadah santri di Pondok Pesantren

Adzkia Islamic School Tangerang Selatan, Banten. Wali Asuh memiliki peran

sentral. Hal ini dapat dilakukan oleh Wali Asuh untuk menunjukan beberapa

pendekatan dan metode disiplin diantaranya:

1. Mengadakan program mentoring/evaluasi tiap malam dengan Wali

Asuh, dan tiap 1 pekannya dengan Waka pengasuhan.

2. Memberikan sosialisasi pemaparan kembali ilmu-ilmu yang berkenaan

dengan sholat berjamaah.

3. Membuat peraturan
26
Wawancara dengan Ustadz Miftahudin. Tanggal 18 Januari 2023. Di Kamar Musyrif
38
Adanya peraturan yang dibuat oleh Wali Asuh dalam pembiasaan

kedisiplinan sholat berjamaah santri, ialah membuat santri dapat

menanamkan jiwa disiplin dalam dirinya.

4. Mengadakan controlling/pengawasan

Dalam penanaman sikap disiplin sholat berjamaah pada santri perlu

adanya pengawasan sceara rutin dan intensif oleh Wali Asuh pada

segala kegiatan sholat berjamaah santri setiap harinya. Dengan adanya

pengawasan yang dilakukan oleh Wali Asuh berguna untuk dapat

mengetahui segala kegiatan ibadah santri. Bentuk pengawasan tersebut

bisa berupa presensi dan teguran apabila terjadi sesuatu yang tidak

sesuai dengan pengarahan Wali Asuh sebagai tindakan antisipasi atas

hal-hal yang tidak diharapkan.

5. Pemberian punishment/hukuman.

Pemberian punishment/hukuman kepada santri pondok pesantren

Adzkia Islamic School oleh para Wali Asuh merupakan timdakan

secara tegas terhadap santri yang tidak taat dan melanggar peraturan

yang sudah ditetapkan. Punishment/hukuman yang diberikan berupa

hukuman fisik maupun non fisik.

6. Pemberian reward/penghargaan.

Dengan adanya pemberiaan reward kepada santri yang

menaati/melaksanakan aturan akan membuat santri senantiasa

bersemangat dan istiqomah dalam menjalankan kedisiplinan sholat

berjamaah.

39
7. Pemberian motivasi.

Setiap manusia mengalami rasa futur (malas, tidak semangat),

begitu pula dengan santri pasti mengalami rasa futur juga. Oleh sebab

itu perlu adanya pemberian motivasi yang berupa dorongan, keinginan,

dan kebutuhan yang diberikan Wali Asuh pada santri.

8. Mengadakan kegiatan pembiasaan

Dalam penanaman sikap disiplin sholat berjamaah di Masjid, Wali

Asuh perlu mengadakan kegiatan pembiasaan dengan cara menjalankan

pembiasaan sholat tahajut setiap harinya, sholat sunnah qobliyah dan

ba’diyah, sholat berjamaah dan puasa sunnah Senin-Kamis.

9. Menjadi contoh/teladan

Sebagai seorang yang dianggap senior, Wali Asuh senantiasa

memberikan contoh/teladan yang baik bagi santri. Apabila musyrif

memberikan contoh/teladan yang baik maka para santri pun akan

mengikutinya. Begitu juga sebaliknya, apabila musyrif memberikan

contoh/ teladan yang buruk maka para santri pun akan mengikutinya

juga. Seperti pendapat salah satu Wali Asuh SMP Adzkia Islamic

School Akhwat yaitu Ustadzah Sarah Kurnia:

“Kalau saya sebagai Musyrifah Wali Asuhnya santri Akhwat pasti

yang pertama akan saya lakukan memberikan contoh yang terbaik,

yang kedua diingatkan, ketiga diperbaiki dengan cara dihukum.”27

27
Wawancara dengan Ustadzah Sarah Kurnia. Tanggal 20 Januari 2023. Di Saung SMP Adzkia
Islamic School.
40
Berdasarkan penuturan Ustadzah Sarah Kurnia penulis

menyimpulkan bahwa salah satu pendekatan dan metode disiplin yang

paling utama dalam meningkatkan disiplin sholat berjamaah santri yaitu

dengan cara memberikan contoh/teladan yang baik agar santri pun

dapat menjalankan peraturan yang sudah dibuat oleh Wali Asuh.

41
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan data penelitian dilapangan dengan judul penelitian

terkait Respon Wali Asuh Terhadap Kedisiplinan Sholat Berjamaah Santri/Wati

Adzkia Islamic School, dengan berbagai rumusan masalah yang disebutkan, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Wali Asuh Adzkia Islamic School akan merespon dan menanggapi

secara langsung ketika terdapat banyaknya santri yang tidak disiplin

sholat berjamaah dan Wali Asuh memiliki peran yang sentral, hal ini

sangat penting dan perlu diperhatikan, karena dengan adanya peran dan

dukungan dari Wali Asuh membuat santri tergerak untuk bisa disiplin

sholat berjama’ah.

2. Tidak adanya metode dan pendekatan yang tersistem dengan baik

dalam mendisiplinkan sholat berjamaah santri Adzkia Islamic School,

membuat kesadaran para santri terhadap perilaku disiplin sholat

berjamaah dan banyaknya santri yang sulit diatur.

3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Wali Asuh dalam meningkatkan

kedisiplinan sholat berjamaah santri yaitu kurangnya kesadaran para

santri terhadap perilaku disiplin sholat berjamaah dan banyaknya santri

yang sulit diatur.

42
43

B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis mempunyai

beberapa saran yang diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi dan dapat

bermanfaat oleh semua pihak yakni sebagai berikut:

1. Meningkatkan kembali manajemen Pengasuhan, karena apabila suatu

sistem yang diatur dengan baik akan menghasilkan hasil yang baik pula.

Pembinaan terhadap Wali Asuh secara intensif agar dalam pelaksanaan

tugas dapat berjalan dengan baik dan terstruktur.

2. Kepada Wali Asuh Pondok Pesantren Adzkia Islamic School, agar lebih

professional dan meningkatkan lagi kinerja atau kontribusinya dalam

hal pendampingan santri setiap harinya, kolektif dalam melaksanakan

tugas yang sudah diamanahkan.

3. Perlunya dukungan dan kerjasama dari pihak manajemen, agar sistem

yang diatur dengan baik dapat berjalan dengan lancar

4. Kepada Santri Pondok Pesantren Adzkia Islamic School, agar dapat

meningkatkan lagi kesadarannya dalam hal disiplin sholat berjamaah

dan senantiasa mentaati peraturan yang sudah ditetapkan oleh pihak

Pondok Pesantren.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Informan : Ust. Miftahudin

Jabatan Musyrif (11 Ikhwan) SMA Adzkia Islamic School


:

Tempat : Kamar Musyrif

Peneliti : Bismillahirrahmaanirrahiim, Assalamu’alaikum warahmatullahi


wabarakatuh.

Informan : Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Peneliti : Mohon maaf Ustadz saya izin mewawancarai ustadz, untuk


keperluan karya tulis ilmiah saya tentang respon wali asuh
terhadap kedisiplinan shalat berjamaah santri di Adzkia.

Peneliti : Nah eeuuu.... menurut ustadz apa yang ustadz lakukan jika ada
santri tidak disiplin waktu shalat berjamaah?

Informan : Ya pertama kalau dari saya sendiri pribadi ya, saya pribadi
pertama menegur. Pasti lah karena seorang amanah wali asuh itu
terutama menegur kalau ada tidak ada santri yang tidak sesuai
dengan kedisiplinannya masih kita tunggu dulu kita panggil ya
diingatkan sekali diingatkan ke depannya kita lihat lagi itu kira
kira akan berubah atau tidak.

Informan : Terus selanjutnya melihat, kalauu terulang lagi tuh kita ingatkan
yang kedua ketika diingatkan yang keduanya 2 kalinya, akan
dikasih tambahan dikasih peringatan lain atau punisment,
contohnya seperti push up.

Informan : Terus selanjutnya dikasih komitmen apa nih? Kalau misalkan ke


depannya tidak melakukan atau tidak disiplin lagi gitu dalam
shalat ya dalam sholat. Mungkin kalau dari dari tim osis
44
45

kedisiplinan sudah ada kan, untuk santri yang tidak disiplin dalam
sholat 5 waktu kalo dari segi saya pribadi seperti itu. Lebih
kepada kesadaran menimbulkan kesadaran membangun kesadaran
supaya sholat itu bukan hanya sebagai kewajiban tapi kebutuhan
kita tuh butuh loh karena sebagai orang islam kita itu butuh wajib
karena wajib dan butuh. Harusnya ketika diingatkan itu harus
sudah bisa kembali seperti pada normalnya orang disiplin.

Peneliti : Nah untuk pertanyaan yang kedua Ustadz, apakah efektif


tindakan yang ustadz lakukan itu dalam merubah santri menjadi
disiplin waktu shalat berjamaah.? kan tadi kata ustadz menurut
ustadz itu untuk mendisiplinkan santri, ada 3 tahapan yang
pertama mengingatkan, yang kedua masih tetap diingatkan nah
kalaupun udah 2 kali tidak bisa berubah santrinya Ustadz
memberikan komitmen yang ketiganya. Nah, dalam 3 tahapan itu,
apakah efektif atau tidak menurut Ustadz.?

Informan : Kalau menurut saya sudah beberapa orang enggak semua sih
orang secara internal, secara personal gitu ya personal, ketika ada
yang kurang disiplin terutama sholat 5 waktu ituuu ya...... Ada
beberapa orang, Alhamdulillah sudah mulai bisa lebih baik dari
sebelumnya contohnya sebelumnya suka masbuk, terus masih
santai santai. Tapi karena dia diingatkan terus ditimbulkan
kesadarannya bahwa ternyata harusnya itu enggak harus
selamanya.

Informan : Ada yang selalu mengingatkan, ada yang selalu menegur gitu.
Jadi cukup sekali, dua kali, tiga kali. Maksimal lah ya ketika
diingatkan terus di kasih komitmen itu harus bisa berubah. Nah
Alhamdulillah berapa orang itu ya sudah saya coba gitu ya. Itu
Alhamdulillah walaupun nggak 100% tapi kemungkinan
berubahnya itu signifikan. Karena memang saya lebih fokusnya
kalau misalkan ada sering santri yang selalu tidak tepat waktu
atau kurang disiplin dalam shalat fardhu ataupun dalam aktivitas
lain yang tidak disiplin. Itu secara personal tuh saya lebih intens
gitu dibanding yang sudah rajin dibanding yang sudah bagus
disiplin itu saya lebih lebih lepas gitu. Tapi kalau misalkan ada
satu orang nih, dia kurang disiplin dalam segala hal, terutama soal
shalat 5 waktu itu secara face to face personal itu saya lebih
kepada kesitu lebih kepada membangun kesadaran nya. Dan
46

Alhamdulillah sampai saat ini yang saya rasakan perkembangan


secara internal personalnya itu bisa lebih baik.

Peneliti : Nah, kalau tadi kan ustadz udah ngejelasin tahapan tahapan cara
mendisiplinkan santri. Nah, dengan ustadz melaksanakan tahapan
itu ada ga Ustadz problematika yang dihadapi ustadz dalam
meningkatkan disiplin santri dalam sholat berjamaah.?

Informan : Ada, yang pertama dari diri sendiri gitu ya kadang gini. Saya
mendisiplinkan santri dalam ibadah terutama sholat 5 waktu, tapi
di sisi lain saya juga masih bolong bolong gitu. Saya juga masih
masbuk, ada yang ketinggalan dan yang lainnya itu kadang
problem hal itu yang ada di benak saya. Saya ngingatin santri
untuk ibadah tepat waktu tapi saya juga masih kurang itu....
Kurang disiplin dalam sholat dan ibadah lainnya gitu kadang di
situ aja sih.

Informan : Tapi di sisi lain, hal hal positifnya membuat saya semangat.
Karena memang saya dalam melakukan suatu hal itu melihat
ibadah dan niatnya belajar. Ketika saya menyampaikan ketika
saya negur santri tidak disiplin, saya niatin untuk belajar begitu.
Terus ketika dia melakukan apa yang saya tegur, apa yang saya
katakan, apa yang saya arahkan itu, saya juga belajar. Oh, dia juga
bisa atau bisa berubah loh. Masa saya nggak bisa berubah.
Akhirnya jadi pelajaran dan motivasi juga itu ya yang saya
rasakan untuk problem ketika berhadapan dengan masalah seperti
itu.

Peneliti : Nah, kalau dari problem dari santrinya sendiri kayak misalkan
ustadz udah negur begitu, terus santrinya tuh kayak menerima tapi
dibaliknya kayak dia tuh kayak ngedumel atau malah jadi gak
suka ke ustadz nah itu gimana ustadz menghadapinya?

Informan : Ya namanya juga bukan orang baik ya, lagi belajar pasti ada
perasaan ketika itu sangat berubah gitu ya, udah berpikir negatif.
Susah berubah ya di di hati itu pasti ada emosi ada emosi, Gimana
sih? Susah banget berubah jadi ingetin, ditegur dan yang lainnya
masih masih hanya ngeyel banget gitu ya. Bahkan ada juga yang
ngedumel gitu tadi ya ngedumel di belakang di depan kita di
depan orang gitu ya di depan musyrif itu baik gitu ya maksudnya
responnya responnya kelihatannya baik tapi begitu di belakang
47

kok malah menceritakan hal negatif gitu ya. Dan ada hal hal yang
kurang berkenan juga hati. Tapi di sisi lain kok maksudnya gini?
Apalah gitu loh. Walaupun dia belum baik atau belum berubah
dan yang penting saya udah ikhtiar mengingatkan udah ikhtiar
menegur perkara itu. Mau berubah atau tidak, biarlah urusan dia
dengan allah. Yang penting saya sudah mengingatkan. Antara
berubah atau tidak itu biar dia dengan Allah. Gitu kadang istilah
berpikiran tapi tetap jadi bukan bukan acuh gitu bukan acuh tapi
meninggalkan pikiran-pikiran negatif tapi tetap kita menunggu
ketika melakukan hal dia tidak disiplin lagi atau melakukan hal
negatif atau dia.

Informan : Kalau saya ya, dikhawatirkannya dia punya sifat kayak gitu.
dikhawatirkannya kebawa keluar dari sini gitu yang saya katakan
kalau misalkan menceritakan kejelekan saya itu enggak masalah
sebenarnya bukan di situ yang jadi permasalahan saya, tapi dia
membiasakan diri nanti menjelekkan orang di belakang di depan
baik ya tapi di belakang menjelekkan. Nah ini sifat yang seperti
ini nih yang dikhawatirkan nanti kebawa keluar dari pesantren. itu
yang sekarang saya rasakan.

Peneliti : Nah kalau misalkan dari peraturan sendiri apakah ada peraturan
secara tertulis yang menjadi alat untuk meningkatkan disiplin
sholat berjamaah santri Adzkia Islamic School.?

Informan : Nah kembali lagi tadi yang sudah saya sampaikan, semenjak saya
masuk sini sampai saat ini hampir semua peraturan di pengasuhan
itu tidak ada yang tertulis. Karena bingung ya, jadi dari saya
pribadi gitu kadang bingung. Ini emang amanahnya kita dari
pengasuhan dari saya termasuk musyrif awal awalnya seluruh
aspek kegiatan santri ke keasramaan itu emang kita yang nge back
up gitu musyrif karena di asrama semua santri di asrama. Tetapi
kembali lagi itu tidak ada dasar tertulisnya. Jadi emang bingung
juga si sebenarnya.

Peneliti : Oow, oke baik Ustadz terima kasih atas wawancanya segitu aja.
Mohon maaf mengganggu waktunya.

Informan : Iya sama-sama....


48

Informan : Ust. Muhammad Azlan Fatra S.Ag.

Jabatan Waka pengasuhan SMP Adzkia Islamic School


:

Tempat : Ruang OSIS SMP Adzkia Islamic School

Peneliti : Bismillahirrahmaanirrahiim, Assalamu’alaikum warahmatullahi


wabarakatuh.

Peneliti : Oke, mohon izin ustadz saya mau. Mewawancarai ustadz terkait
dengan penelitian saya dengan judul respon wali asuh terhadap
kedisiplinan shalat berjamaah santri Adzkia Islamic School.
Peneliti : Nah menurut ustadz apa yang ustadz lakukan jika ada santri
yang tidak disiplin waktu shalat berjamaah?
Informan : Untuk yang pertama terkait dengan kedisiplinan waktu untuk
pelaksanaan sholat berjamaah yang pertama tentu harus ada
reminder kepada seluruh santri. Terkait dengan salah satu
pembiasaan wajib mereka di sini itu adalah kewajiban sholat
berjamaah dan santri harus tahu dulu nih dari kita ya dari wali
asuh kapan standar santri itu harus keluar dari asrama? Jika ini
berkaitan dengan shalat wajib yang sekarang itu berlaku dalam
aturan 10 menit sebelum adzan santri itu sudah well prepared
sudah siap siap banget untuk sholat dan kalau misalkan dalam
10 menit ini masih ada santri yang di dalam asrama itu pasti
bakal dikenai konsekuensi.
Informan : Dan fungsi Wali Asuh di sini apa gitu ya? Bukan hanya dalam
10 menit terakhir ketika mau adzan itu baru di suruh buat keluar.
Karena itu kan sudah waktu urgent yang akan dikenakan
konsekuensi. 15 menit sebelum itu, santri juga sudah harus
diarahkan di gedor gedor pintunya gitu jadi ya di arahkan kalau
misalkan masih ada yang di dalam kamar itu bakal dikenakan
konsekuensi.

Peneliti : Kalauuu dengan cara itu apakah menurut Ustadz efektif?


Eeuuuu...dilakukan dalam merubah santri menjadi disiplin.

Informan : Oke, Apakah cara seperti itu efektif untuk membuat santri
disiplin? ini sangat sangat efektif ya. Semuanya sebenarnya
tergantung kepada pola pembinaan dari wali asuh gitu. Kalau
49

misalkan wali asuhnya tersebut sangat semangat dan konsisten


dalam mengingatkan santri itu selalu diingatkan ini waktu shalat
dzuhur, ashar, maghrib, diarahkan terus diarahkan terus ya
sangat efektif kalau misalkan santri dalam proses. kalau smp
yaaa......
Informan : SMP dan SMA sebenarnya sama kalau identitas itu masih
sebagai seorang santri. Kalau misalkan santri itu dalam
pengawasan monitor dan pembinaan dari wali asuhnya ini terus
menerus. Ini bakal efektif karena sesuatu habit yang sudah
menjadi kebiasaan itu akan menciptakan karakter, karakter dan
sudah mudah dibiasakan gitu.
Peneliti : Eeeeuuuu........Untuk pendekatannya atau metode pembelajaran
yang ustadz gunakan dalam meningkatkan disiplin shalat
berjamaah itu. Apa sih ustadz? Selain yang tadi disampaikan
dengan cara mengingatkan 15 menit sebelum waktu adzan
berkumandang. Mungkin ada cara lain.?
Informan : Oke yang pertama tentu sebagai seorang pelajar itu harus tahu
tentang fiqih shalat dulu tentang keutamaan sholat, kemudian
tentang keutamaan menunggu shalat, kemudian sunah sunah
sebelum dan sesudah waktu shalat dan santri ini harus dibekali
dengan keilmuan keilmuan seperti ini dulu gitu, karena tidak
mungkin kita melaksanakan ibadah cuma hanya tahu dengan
waktu waktunya saja, akan tetapi tidak tahu dengan rukun
rukunnya dan hal hal yang menyertai ibadah.

Informan : Terutama sholat yang tadi gitu. Kemudian yang kedua ini
pentingnya sekali sebagai wali asuh harus memiliki jam jam
mentoring jam mentoring dengan santri bisa itu di jam
mentoring pagi. Kalau di sini kan biasanya ada jam malam ya,
dan ketika mentoring malam itu dibikinin silabus atau materi
dan dimasukin ke dalamnya. Materi tentang salat penguatan
ibadah gitu dan dalam satu pekan itu harus rutin dalam
pembinaan. Kalau biasanya setiap malam itu ada pembinaan
langsung dengan musyrif dan musyrifah. Kalau satu pekan itu
biasanya langsung dengan waka pengasuhan seluruh kelas ini
dikumpulkan dalam satu tempat dan diberikan pengarahan
terkait dengan penguatan shalat, penguatan disiplin dan lain hal
sebagainya, seperti itu.

Peneliti : Berarti dengan cara mentoring....


50

Informan : Ya... dengan cara mentoring

Peneliti : Nah dengan cara mentoring itu apakah mendapat dukungan dari
atasan atau dari berbagai pihak?
Informan : Alhamdulillah untuk semua kegiatan kegiatan positif yang
sifatnya membangun untuk santri dan juga untuk wali asuh
tentunya ini sangat disupport sekali dengan sekolah gitu ya.
Karena dengan adanya program program yang baik ini akan
mencerminkan santri yang baik juga nanti. dan akan menjadi
highlight yang bagus buat sekolah gitu. Jadi tidak ada tantangan
apapun kalau itu sifatnya baik.

Peneliti : Kalau, eeeuuuu...... Dalam penerapan yang ustadz sudah jalani


ada enggak sih ustadz problematika yang dihadapi ustadz dalam
meningkatkan disiplin sholat berjamaah pada santri?
Informan : Oke tentu kalau misalkan ditanya tentang kendala kendala ini
pasti ada selalu kendala di lapangan karena menjadi santri itu
secara otomatis. Eeeu...... Kegiatan yang dilakukan 24 jam itu
berulang, jadi akan ada masanya santri itu futur gitu di futur
butuh motivasi dan ketika futur itu tentunya santri malas
malasan ya. Dan, ini yang menjadi tantangan berat gimana
caranya seorang murobbi bisa mengembalikan santri itu kepada
semangatnya semula, itu tantangannya yang pertama yaitu
kondisi santri futur kemudian,

Informan : Yang kedua masih banyak, Mungkin santri yang bercanda


bercanda. Kemudian kalau misalkan wali asuh itu terlalu dekat
dengan musyrif yang menganggap hal itu mungkin sepele ya
gitu sepele dan harus ada ketegasan ketegasan untuk santri santri
yang seperti ini karena sering bercanda.
Peneliti : Nah, mungkin dari problematika tersebut. Bagaimana cara
ustadz menanggapinya?

Informan : Cara menanggapi problema seperti itu. Kalau dari ustadz sendiri
sih gitu ya, seharusnya sebagai seorang murobbi kan kita harus
tegas ya harus ada konsekuensi konsekuensi yang diberikan. but,
tapi ustadz tidak. tiap orang itu beda-beda dalam membimbing,
dalam mengasuh. Kalau ustadz lebih menekankan kepada
jadilah seperti teman sendiri untuk santri gitu. Ketika kita sudah
51

masuk ke dunia santri tersebut, sudah satu frekuensi kita


dianggap sebagai bukan hanya musyrif, atau sebagai orang tua,
ini akan mudah untuk mengarahkan santri gitu karena udah ada
bonding kedekatan tadi. Ikatan Antara kita dengan santri jadi
bangun mindset yang sama, kemudian bangun hubungan
hubungannya tidak hanya seperti hubungan santri dan guru, tapi
lebih ke kekeluargaan.
Peneliti : Apakah ada peraturan secara tertulis yang menjadi alat untuk
meningkatkan disiplin sholat berjamaah pada santri?
Informan : Oke ada, kita punya satu buku pedoman pengasuhan di sana nya
sudah mencakup ibadah.
Peneliti : Efektif itu ustadz?

Informan : Itu efektif karena buku ini dibuat. Tentunya ada gradasinya ya
dari musyrif/ah yang didiskusikan dengan wakil pengasuhan.
Kemudian nanti juga akan disetujui oleh kepala sekolah dan
dicap di sana ada konsekuensi jika melanggar dan tentu karena
sifatnya tersebut sudah dari atas sampai ke bawah sangat efektif
gitu kalau misalkan santri melanggar sudah ada ketentuannya di
dalam buku ini akan ada konsekuensi untuk hal tersebut.
Contohnya dikasih hukuman yang paling parah mah enggak
sholat. Misalkan ya ini bisa sampai ke SP (Surat Pelanggaran).
Peneliti : Oow, baik Ustadz terima kasih atas wawancanya segitu aja.
Mohon maaf mengganggu waktunya.
Informan : it’s okay, it’s okay

Peneliti : makasih Ustadz.

Informan : iya sami-sami, semoga bermanfaat


52

Informan : Ustdzh. Vivi Nurmala Rahma, S.Pd.

Jabatan Musyrifah (10 Akhwat) SMA Adzkia Islamic School


:

Tempat : Saung SMP Adzkia Islamic School.

Peneliti : Bismillah, Mohon maaf Ustadzah saya mau mewawancarai


ustadzah untuk penelitian karya tulis ilmiah saya mengenai respon
wali asuh terhadap kedisiplinan sholat berjamaah santri. Nah
menurut ustadzah, apa yang akan ustadzah lakukan jika ada
santriwati yang tidak disiplin waktu sholat berjamaah?

Informan : Oke untuk saya pribadi jika pada faktanya itu ada santri yang
tidak sesuai dengan kriteria kedisiplinan, biasanya didisiplinkan
dulu oleh OSIS. Kemudian bila sampai ke teguran ketiga tidak
ada perbaikan, maka santriwati tersebut itu dipanggil dan
diingatkan. Namun bila ternyata telah diikhtiarkan untuk
diingatkan secara verbal, nanti akan diberikan konsekuensi sesuai
dengan aturannya.

Peneliti : Nah dengan cara itu apakah efektif atau tidak?

Informan : Sebenarnya tidak terlalu efektif ya karena sebenarnya kedisiplinan


itu kan datang dari diri sendiri. Walaupun memang sudah
diingatkan sama kita kalau misalkan tidak ada niatan untuk
perubahan itu nggak bakalan mau disiplin, kecuali kalau misalnya
dia langsung tergerak buat disiplin sendiri. In syaa Allah tanpa
diingatkan pun atau tanpa dikasih konsekuensi pun, dia akan
langsung berubah dengan sendirinya gitu. Jadi sebenarnya buat
peringatan dari kami itu secara apa ya secara pribadi tidak akan
membuat seseorang langsung berubah.

Peneliti : Untuk tadi kalau dari menurut Ustadzah yang pertama sekali itu
kan mungkin diingatkan dulu. Nah ada gak sih pendekatan atau
metode lain yang digunakan ustadzah dalam meningkatkan
disiplin sholat berjamaah?
Informan : Untuk metode lain sebenarnya tidak terlalu formalitas ya, itu
tergantung kitanya juga yang paling pertama itu masih tetap di
remainder. Jadi sebelum shalat kita ingatkan kembali hikmah dan
manfaatnya kita disiplin itu apa sebenarnya kalau misalkan
akhwat kan kita jelaskan untuk hikmah shalat berjamaah mungkin
53

sudah tinggal diingatkan kembali manfaat atau efek positifnya


jika kita itu disiplin kayak gitu. Nah itu mungkin untuk
alternatifnya ya untuk alternatif peringatan kepada mereka
sebelum melaksanakan sholat berjamaah buat tetap disiplin kayak
gitu. Tapi untuk disiplin atau nggak itu kembali lagi ke diri
masing masing sih. Buat metode khususnya tidak ada.

Peneliti : Jadi pendekatannya hanya mengingatkan.?

Informan : Ya remainder aja.

Peneliti : Kalau pada saat mengingatkan gitu. Nah itu ada gak sih
problematika yang dihadapi apa saja?

Informan : Wah untuk problematika sebenarnya ada tapi tidak tidak terlalu
menjadi problem gitu. Jadi intinya masih bisa apa ya itu standar
gitu problem standar kalau misalkan kita mau mengingatkan
sesuatu yang jadi intinya sih yang saya ingat ya kalau misalkan
kita mau apa mengingatkan kebaikan itu memang tidak mudah.
Nabi Muhammad aja dulu pas pas dakwah itu kan banyak banget
tantangannya, apalagi cuma kita yang kayak manusia biasa
ngingetin orang. ya pasti lebih banyak rintangannya. Kayak gitu
aja sih jadi problematika yang sangat problem banget enggak ada
semuanya standar aja sih.

Peneliti : Kalau problematika kecil gitu ada ga Dzah.?

Informan : Problematikanya paling anaknya ngeyel ngelakuin lagi ngelakuin


lagi. Walaupun udah diingetin terus bad mood nya. Nah
problematika itu adalah bad mood nya yang kita tidak tahu anak
ini itu kapan bad mood nya, kapan dia mau buat diajak disiplin
atau mau diajak buat shalat berjamaah tepat waktu. Tapi yang jadi
masalah dasarnya emang bad mood nya dan itu problem kita, kita
kan nggak bisa ngatur orang itu kapan bisa apa ya? Moodnya lagi
baik atau enggak? Kita enggak bisa ngatur. Jadi yang jadi
problem utamanya mungkin itu sih.

Peneliti : Kalau untuk aturan sendiri ada ga Dzah peraturan secara tertulis
yang menjadikan alat untuk meningkatkan disiplin sholat
berjamaah.??

Informan : Ooookeee.... Kalau peraturan sudah ada, tapi itu kembali lagi
54

peraturannya dijalankan atau tidak. Kalau peraturan tertulis pasti


udah ada.

Informan : Ow oke Baik Dzah, itu saja mungkin makasih Dzah.

Informan : Oh sudah? Oke, makasih juga.


55

Informan : Ustdzh. Sarah Kurnia

Jabatan Musyrifah (7 Akhwat) SMA Adzkia Islamic School


:

Tempat : Saung SMP Adzkia Islamic School.

Peneliti : Bismillahirrahmaanirrahim, izin Ustadzah saya mewawancarai


Ustadzah untuk kepentingan penelitian karya tulis saya tentang
respon wali asuh terhadap kedisiplinan shalat berjamaah santri.
Nah menurut Ustadzah apa yang akan Ustadzah lakukan jika ada
santriwati yang tidak disiplin waktu shalat berjamaah.?

Informan : Oke ya, kalau saya sebagai Musyrifah wali asuhnya santri akhwat
tentu yang pertama akan saya lakukan menjadi contoh
memberikan contoh yang terbaik. Yang kedua diingatkan. Ketiga,
diperbaiki dengan cara dihukum.

Peneliti : Dengan cara itu apakah efektif atau tidak?

Informan : Selama ini efektif. Alhamdulillah.

Peneliti : Untuk pendekatan atau metode lain ada nggak sih Dzah? Selain
yang 3 tadi.
Informan : Ada sebenarnya, Pertama dekat sama Allah. Banyak banyak
berdoa bertobat karena pasti salahnya santri itu karena wali
asuhnya juga gitu. Maksudnya musyrifahnya sebagai orang
tuanya juga gitu kan yang di sini jadi ya pasti itu cuma a
alternatifnya itu doang. Jadi ke Allahnya diperbaiki, ke manusia
ikhtiarnya itu gitu.

Peneliti : Oke, kan tadi 3 tahap tuh satu mencontohkan 2


menegur/mengingatkan ketiga diberikan hukuman. Dari 3 tahap
itu ada gak sih problematika yang dialami ustadzah dalam
menghadapi santri yang melanggar itu?

Informan : Problematikanya enggak bisa sekali langsung efektif. Jadi efektif


itu kalau misal 10 atau 20 kali gitu jadi nggak cuma 1 2 3 kali itu
enggak? Dan juga harus sabar.

Peneliti : ooh baik, kalau peraturan sendiri ada enggak peraturan secara
tertulis yang dijadikan alat untuk meningkatkan disiplin sholat
56

berjamaah santri?

Informan : Peraturan tertulis.... Kalau tertulis paling perjanjian aja sama saya
maksudnya semua sama musrifah ke orang tuanya gitu. Jadi
misalnya nih kamu melanggar saya tulis kamu hari ini sholatnya
telat, saya sampaikan ke orang tua kamu. jadi jatuhnya itu surat
perjanjian antara santri sama wali asuh dan orang tua.

Peneliti : Ada nggak sih kayak buku panduan khusus untuk musyrifah atau
wali asuh untuk menangani santri yang memang tidak disiplin.?

Informan : Ada namanya SOP. Sama peraturan peraturan juga ada.

Peneliti : Itu dukung dari atasan.?

Informan : Iya, jadi kita musyrif/ah susun SOP terus di diskusiin sama
atasannya, terus langsung di setujui baru kita fix kan dan tetapkan
gitu. Kalau itu SOP nya itu ada sebenarnya.

Informan : Jadi kalau yang melanggar langgar tinggal lihat SOP nya aja
sebenarnya.

Peneliti : oh ok, makasih Ustadzah sudah begitu aja.

Informan : Masya Allah TabarakAllah. Terima kasih juga, maaf kalau ada
salah kata.

Peneliti : Ya Ustadzah, gapapa.


57

TENTANG PENULIS

Mochamad Syafiq Azzhafran

Yuniawan nama lengkapnya, sering

dipanggil Zhafran, Kak Zhafran,

Preen, Raden, Den, Fran, Bocil,

Cill. Lahir pada tanggal 25 Januari

2006 Di Kota Bercahaya (Cilacap),

Provinsi Jawa Tengah. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara

keturunan kraton Solo, dari sebuah pasangan insan yaitu Raden Dwi Santoso

Yuniawan dan Sri Indahyani. Berenang dan berkuda adalah hal yang paling

penulis sukai karena disaat itulah ia bisa mengekspresikan seluruh gundah

gulananya.
58

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Diniyati. Respon jamaah haji terhadap kinerja ketua kelompok terbang 32
Provinsi Banten Tahun 2013. Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. 2014. Hal 11.
Arifin, Diniyati. Respon jamaah haji terhadap kinerja ketua kelompok terbang 32
Provinsi Banten Tahun 2013. Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. 2014. Hal 11.
Asriyanti, Devi. Analisis Sikap Disiplin Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan
Ekstrakurikuler Seni Karawitan Di SD Negeri Boro. 2023.
Universitas Bhinneka PGRI Indonesia
Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya Respon, (Bandung:
Bina Cipta, 2011). Hal. 17.
Bagaskara, Aryoseta. “Apa Saja Fungsi Dan Manfaat Dari Sikap Disiplin” dalam
dictio.id (Diakses pada 26 Januari 2023)
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Jakarta: referensi, 2013),
hal. 194
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial. 2013. Hal. 188
Kurniawan, Dimas. “Peranan Mualim Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Dan
Tanggung Jawab Musyrif Di Ma’had Aljami’ah Ulil Abshar IAIN
Ponorogo Putra. 2020. Thesis. IAIN Ponorogo
Maya, Rahendra. Implikasi Relasi Eksploratif ('Alâqah Al-Taskhîr) dalam
Pendidikan Islam: Telaah Filosofis Atas Pemikiran Mâjid 'Irsân
Al-Kîlânî. 2018. hlm. 116.
Pertiwi, Auliyah. DISCIPLINE, (2019), 123dok.com
Renaldy, Febrian. “Unsur-unsur disiplin” dalam brainly.co.id (Diakses pada 25
Januari 2023)
Rifki. “Pengertian Musyrif” dalam pesantrenterbaik.com (Diakses pada 27
Desember 2022).
Saputra, Galang Dwi. Pengertian Tentang Disiplin, 2018, 123dok.com.
Saputro, Heru. Respon Mahasiswa Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap
Program Kick Andy Di Metro Tv. 2011. Hal 17.
Setiawan, Ebta. “asuh” dalam kbbi.web.id (Diakses pada 24 Januari 2023)
Setiawan, Ebta. “Disiplin” dalam kbbi.web.id (Diakses pada 25 Januari 2023)
Setiawan, Ebta. “Respons” dalam kbbi.web.id. (Diakses pada 24 Januari 2023).

Anda mungkin juga menyukai