SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Humaniora (S. Hum) Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Oleh
Siti Khuzaimah
NIM: 11120131
sendiri. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa dan
perjuangan pendahulu-pendahulunya”.
_GOETHE
v
PERSEMBAHAN
Skripsi/karya kecil ini kupersembahkan kepada:
_Rr. Siti.K_Ch
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
ِه ال َّرحِيم
ِ هلل ال َّرحْم
ِ س ِم ا
ْ ِب
ُ وَ َاشْهَدُ اَنْ الَ اِلًََ اِالَ اهللُ وَاهللُ وَحْ َديُ الَ شَّرِيْكَ لًَُ وََاشْهَد.ًِِحسَاوًِِ وَالّشُكّْرُ لًَُ عَلىَ َتىْفِيْقًِِ وَاِمْتِىَاو
ْ ِاَلْحَمْدُ هللِ عَلىَ ا
semesta alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah. Shalawat serta salam
Tengah, Purworejo pada masa itu. Pada realitasnya proses penulisan skripsi ini
tidak begitu mudah seperti yang dibayangkan. Berbagai kendala yang dihadapi
penulis ialah kesulitan dalam melacak sumber. Akhirnya skripsi ini dapat
dikatakan selesai, namun hal tersebut bukan semata-mata karena usaha penulis,
melainkan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
Penulis juga meyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Akan tetapi, skripsi ini bisa memberikan gambaran tentang tokoh K.H. Raden
viii
1. Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya serta Ketua Jurusan Sejarah
dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
5. Rasa hormat ta’dim penulis sampaikan kepada seluruh dosen SKI yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat untuk masa depan bangsa dan
penulis (bapak Achmad Sahlan B.A. dan ibu Siti Chusniyah Al-Cholil)
dukungan dan kekuatan do’a ibu dan bapak, akhirnya tulisan ini dapat
diselesaikan.
ix
7. Kepada ayahanda KH. Raden Muhammad Syarofin Arba selaku orang
Yusuf, mas Taufik, mas Syamsul, mas Hasan, serta adikku tersayang
dek Nurul dan dek Ita. Atas dukungan dan masukan yang kalian
10. Kepada bapak K.H. Harim Ar-Rasyid, Wahid Usman, Nasir, Sobrun
11. Semua teman-teman SKI angkatan 2011 yang selalu mendukung dan
x
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
xii
B. Kondisi Sosial Keagamaan ................................................................ 20
C. Kondisi Sosial Ekonomi..................................................................... 22
D. Kondisi Sosial Politik......................................................................... 25
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 62
B. Saran ................................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam. Dalam sejarah perkembangannya, agama Islam tidak bisa dipisahkan dari
agama Islam maupun pengembangan pondok pesantren.2 Kyai ditinjau dari tugas
dan fungsinya dapat dipandang sebagai sosok insan yang multitalenta. Selain
sebagai pimpinan sebuah lembaga pondok pesantren, seorang kyai ada yang
sekecil apapun, selalu terdapat pelaku sejarah yaitu orang yang secara langsung
terlibat dalam pergulatan sejarah. Saat ini masih banyak pelaku sejarah yang
1
Kyai adalah gelar yang diberikan oleh masyarakat Indonesia kepada seorang yang ahli
di bidang keagamaan Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pondok pesantren dan mengajar
kitab-kitab klasik kepada santri-santrinya. Lihat Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi
Tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 55.
2
Pesantren dengan sistem asrama yang mengharuskan para santri untuk tinggal di dalam
asrama setiap saat, mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan lembaga-lembaga pendidikan
yang lain. Hal ini dikarenakan selama sehari semalam selalu dalam pengawasan kyai dan para
pembantunya atau pengasuh pengurusnya. Lihat Suismanto, Menelusuri Jejak Pesantren
(Yogyakarta: Alief Press, 2004), hlm. 11.
3
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995),
hlm. 6.
1
2
penggerak sejarah adalah mereka yang memiliki status sosial tinggi dalam
masyarakat, misalnya seorang raja, pejabat, dan tokoh agama. Mereka adalah
individu yang ditinggikan oleh masyarakat dalam status sosial karena dianggap
bidang.4 Begitu pula dengan Kyai Haji Raden Damanhuri yang telah memainkan
peranannya, dalam bidang agama berupa pondok pesantren. Selain itu, Kyai
Kyai Haji Raden Damanhuri memiliki sejarah hidup yang panjang sebagai
masyarakat.6
4
Imam Suprayogo, Kyai dan Politik, Membaca Citra Politik Kyai (Malang: UIN Malang
Press, 2007), hlm. 33-34.
5
Wawancara dengan R. Moh. Wahid Usman (55) (cucu Kyai Raden Damanhuri) di
Yogyakarta pada tanggal 23 Februari 2015.
6
Ibid.
3
Purworejo tidak sedikit melakukan larangan syari’at Islam dan saling menghujat
satu sama lain. Selain itu, masyarakat juga masih terpengaruh dengan kepercayaan
nenek moyang sehingga masih masih banyak yang melakukan sesajen yang tidak
itu ternyata berhasil, yaitu terbukti dengan pondok pesantren yang dulunya hanya
dipandang sebelah mata, kini menjadi salah satu pondok pesantren yang diminati
cikal bakal dari usaha penyebaran dan pengembangan agama Islam K.H. Raden
Damanhuri.8
masyarakat yang masih kental akan kepercayaan nenek moyang. Perlahan tapi
masyarakat menjadi lebih baik dari sebelumnya, akan tetapi mereka masih
7
Wawancara dengan Raden Harim Ar-Rasyid (53) (cucu Kyai Raden Damanhuri) di
Pangenjuru Tengah pada tanggal 6 April 2015.
8
Ibid.
4
mendapatkan ancaman dan hambatan dari penjajahan Belanda. Oleh sebab itu,
K.H. Raden Damanhuri tampil sebagai pembela tanah air Indonesia, dan ikut
barisan laskar sabilillah. Dengan kekuatan dan keteguhan iman, K.H. Raden
dengan harapan kemerdekaannya. Hidup atau mati, yang terpenting mereka hidup
kemudian pada tahun 1948 disusul dengan agresi kedua. Purworejo seperti daerah
jalan Allah, dan “Hubbul Wathon Minal Iman” Cinta tanah air adalah sebagian
9
Wawancara dengan Moh. Wahid Usman (65) (cucu Kyai Raden Damanhuri) di
Yogyakarta pada tanggal 23 Februari 2015.
10
Moh. Mashuri, Riwayat Perjuangan Kyai Raden Damanhuri (Cirebon: Tanpa Penerbit,
1995), hlm. 11.
11
Wawancara dengan Muh. Syarofin Arba (60) (cucu mbah Daman) di Yogyakarta pada
tanggal 5 Oktober 2014. Lihat juga di Mashuri, Riwayat Perjuangan Kyai, hlm. 18-19.
5
digelutinya, antara lain masjid, pondok pesantren, dan beberapa karya tulis yang
Oleh karena itu, untuk mengenang jasa-jasa K.H. Raden Damanhuri yang tidak
sekarang.12
merupakan salah satu ulama terkemuka di era tahun 1940an, sehingga tidak jarang
terbaik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat topik penelitian ini
di atas dan agar tidak terjadi pelebaran pembahasan, maka peneliti perlu
tentang Kyai Haji Raden Damanhuri dan peranannya pada masyarakat Pangenjuru
ekonomi. Secara temporal kajian ini dibatasi pada tahun 1889 sampai 1973 M,
12
Mashuri, Riwayat Perjuangan Kyai, hlm. 29.
6
karena tahun 1889 adalah tahun kelahiran K.H. Raden Damanhuri dan tahun 1973
Tengah Purworejo ?
sangat menarik untuk dikaji. Oleh sebab itu, orientasi dari penelitian atau
sehingga dapat diketahui bagaimana peranannya sebagai salah satu tokoh yang
di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian tentang sejarah tokoh lokal ini
Purworejo.
memiliki kegunaan secara teoritis maupun praktis yang kemudian bisa dijadikan
D. Tinjauan Pustaka
peneliti merasa kesulitan untuk mencari informasi secara terperinci, tetapi peneliti
Damanhuri dari Cirebon yang ditulis pada tanggal 8 Maret 1995 M. Karya ini
8
berisi tentang kehidupan Kyai Haji Raden Damanhuri sejak lahir hingga wafat dan
perjuangannya. Hal ini sangat membantu peneliti untuk mengkaji dan meneliti
secara mendalam.
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2006 yang berjudul “Dakwah dan
tokoh masyarakat yang terjadi di Purworejo. Akan tetapi penelitian ini, peneliti
Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri
Purworejo Pada Masa Pemerintahan Sultan Agung Tahun 1613-1645”. Skripsi ini
lebih menekankan pada proses masuknya Islam di Bagelen Purworejo pada masa
peneliti lakukan ini membahas tentang peran yang dilakukan oleh mbah kyai
Buku yang membahas lokasi Purworejo ialah Karya R.H. Drs. Oteng
Srirono Purworejo tahun 2012. Dalam buku tersebut digambarkan tentang sejarah
Purworejo secara terperinci mulai dari geografis, kondisi masyarakat, dan para
pemimpin atau Bupati di Purworejo sejak tahun 1919-2014. Hal ini membantu
penelitian yang secara khusus membahas tentang K.H. Raden Damanhuri maupun
Purworejo. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk meneliti, mengkaji Kyai Haji
E. Kerangka Teori
merekonstruksi tentang perjuangan tokoh dan peristiwa pada masa lampau secara
kronologis dan sistematis. Penelitian ini berusaha mengkaji tentang Kyai Haji
kemasyarakatan yang timbul dari hubungan antar manusia dalam situasi dan
dan Muhammad Nazir yang mengkaji tokoh sebagai bagian dari penelitian
bahwa studi tokoh mengandung empat hal, yaitu kepribadian tokoh, kekuatan
subkultur pesantren, yaitu suatu bentuk gerakan sosial budaya yang dilakukan
oleh komunitas santri dengan karakter keagamaan dalam kurun waktu relatif
panjang. Oleh karena itu, kedudukan kyai adalah pemegang pesantren yang
13
Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta:
Gramedia, 1992), hlm. 4.
14
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010),
hlm. 19.
15
Muhammad Nazir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 56.
16
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 2003), hlm. 203.
17
Ibid., hlm. 23.
11
Teori yang relevan dengan penelitian ini adalah teori peranan sosial yang
dikemukakan oleh Erving Goffman. Teori ini memberi penjelasan bahwa peranan
sosial adalah salah satu konsep sosiologi yang paling sentral yang didefinisikan
orang yang menduduki posisi tertentu dalam struktur sosial.18 Banyak yang bisa
didapat dari para sejarawan dengan konsep peranan sosial secara lebih luas, lebih
tepat, dan lebih sistematis. Hal ini mendorong mereka lebih sungguh-sungguh
yang meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat orang
tersebut dalam masyarakat. Konsep tentang apa yang dapat dilakukan individu
dalam masyarakat sebagai organisasi, dan dapat dikatakan sebagai individu yang
meneliti K.H. Raden Damanhuri yang merupakan seorang pemuka agama yang
masyarakat Pangenjuru Tengah maupun di Purworejo secara umum. Dalam hal ini
18
Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial. terj. Mestika Zed dan Zulfami (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2001), hlm. 68.
19
Ibid., hlm. 69.
20
Ibid.
12
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yaitu
sejarah secara efektif, menilainya secara kritis sehingga menghasilkan data yang
otentik dan dapat dipercaya.21 Selain itu, juga memberikan interpretasi yang naik-
turun dari status keadaan di masa lampau dan memperoleh suatu generalisasi yang
keadaan sekarang ini dan dapat meramalkan keadaan yang akan datang.22
ini merupakan hal yang penting dalam penelitian, karena tahapan ini
termasuk strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan. Dalam hal ini
21
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta: Ombak,
2011), hlm. 16.
22
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 48.
23
Jam’an Fatori, dkk, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2001), hlm. 105.
13
sekitar tempat tinggalnya, dan para alim ulama yang pernah bersama
atau mengenalnya.25
dalam penelitian.
26
Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, hlm. 58.
27
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Bentang, 2005), hlm. 101.
28
Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, hlm. 63.
29
Ibid., hlm. 64.
15
G. Sistematika Pembahasan
untuk memberi suatu gambaran yang utuh dan jelas, serta mencapai hasil yang
Perencanaan itu terwujud antara lain dengan mensistematiskan antara satu bab
dengan bab yang lain agar memiliki keterkaitan secara sistematis dan logis.
Penyajian penelitian ini terdiri dari lima bab, antara satu bab dengan bab yang lain
sebagai berikut:
penjelasan secara umum mengenai isi penelitian. Bab ini terdiri dari beberapa sub
bab pembahasan yaitu latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
pembahasan.
30
Badri Yatim, Historiografi Islam (Jakarta: Logos, 1995), hlm. 5.
31
Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, hlm. 67.
16
Tengah, Purworejo. Penelitian ini dimulai dari kondisi sosial keagamaan, kondisi
akurat.
kemasyarakatan, bidang sosial politik, dan ekonomi. Hal ini guna untuk
Pangenjuru Tengah.
penelitian ini. Apabila ada yang belum termuat di dalam penelitian ini, maka
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang terlahir dari keluarga priyayi dan berkecukupan, secara riil harus
62
63
yang ada dan menjadikan Pangenjuru Tengah menjadi kampung santri yang
sendiri merupakan gerakan perjuangan para tentara jihad di bawah Masyumi guna
Dalam sektor pertanian yang baik akan menghasilkan panenan yang baik
lahan menjadi lahan yang subur dan menghasilkan panenan yang melimpah.
Mereka mengadakan tasyakuran sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah
SWT.
B. Saran
Oleh karena itu, kajian terhadap tokoh lokal ini mampu dilanjutkan yang
64
lebih dalam lagi. Kyai Raden Damanhuri memiliki banyak dimensi yang
melengkapi penelitian ini. Banyak hal yang perlu dikaji dan diteliti lagi
Islam pada masa silam. Adanya pondok pesantren sebagai saksi dalam
bagi warga masyarakat maupun santrinya. Oleh karena itu santri hendaknya
Abdullah, Taufik. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif .
Jakarta: PT. Gramedia.
Burke, Peter. 2001. Sejarah dan Teori Sosial. Terj. Mestika Zed dan Zulfami.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
65
66
Kuntowijiyo. 2001. Muslim Tanpa Masjid: Esai-esai Agama, Budaya, dan Politik
dalam Bingkai Strukturalisme Transedental. Bandung: Penerbit Mizan.
Suprayogo Imam. 2007. Kyai dan Politik, Membaca Citra Politik Kyai. Malang:
UIN Malang Press.
SKRIPSI
Masjid Al-Khoifin
Bangunan Pondok Pesantren Santri Putra Pangenjuru Tengah
PENGALAMAN
1. Guru BTAQ di SDN UNGARAN Yogyakarta tahun 2011-sekarang.
2. Guru TPA di SD Muhammadiyah Demangan Yogyakarta tahun 2012-sekarang.
3. Tentor Les Privat “Assaqinah” Yogyakarta tahun 2011.
4. Marketing Tupperware tahun 2012-2013.
5. Ovis Warnet City.net tahun 2014.
6. Guru Agama Islam di SD N Sayidan Yogyakarta 2013-sekarang.
Mengetahui,
Siti Khuzaimah