Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH BANGSA

Abstraksi
JAS MERAH !!! Inilah yang dikatakan Bung Karno dalam salah satu
paparannya, dan itu berarti kita memang perlu memahami sejarah dan merenungkan siapa
diri kita, di mana kita sekarang, dan di mana kita berjuang. Menafsirkan realitas hari ini
sebagai konsekuensi sejarah. Bangsa yang besar dapat dilihat dari sejarahnya, seperti
halnya Indonesia dilihat dari sejarahnya Pendahulunya adalah negara kepulauan yang
merupakan salah satu pusat peradaban besar di dunia. Kehebatan peradaban kita dapat
dilihat dalam pembentukan sistem politik, sistem perdagangan atau adat dan budaya suatu
negara. Sistem ini memantapkan penyatuan nusantara pada masa kejayaan
MajapahitTetapi akhirnya menemui titik regresi disebabkan oleh gejolak internal dan seiring
datangnya Imperialis dan Kolonialis bangsa asing, pada periode yang bersamaan seperti
halnya dalam hukum kausalitas mengenai sebab-akibat suatu peristiwa, dalam konteks ini
Imperialis dan Kolonialis Eropa memunculkan banyak perlawanan pribumi yang menjadi
embrio Nasionalisme lama yang bercorak agama dan budaya yang dalam titik tertentu
bertransformasi menjadi Nasionalisme gaya baru dimana ditandai dengan adanya sumpah
pemuda yang menjadi periode awal perlawanan modern menggunakan organisasi dengan
puncaknya proklamasi.
Sedikit gambaran sejarah bangsa ini alangkah tidak adilnya kita sebagai golongan
terpelajar bersikap apatis atau bahkan malah menghilangkan sejarah dari generasi ke
generasi bangsa kita. Kita yang tidak mengenal sejarah bangsa kita sendiri sejatinya juga tak
pernah mengenal jati diri kita.Maka dari itu penting sekali kita mengetahui dan memahami
sejarah secara utuh sebagai titik pijak dan titik pihak gerakan kita, seperti yang dikatakan
oleh H.Mahbub Djunaidi “setolol-tolonya orang adalah yang tak tahu apa itu sejarah, dan
sehina-hinanya orang ialah yang memalsukan sejarah”.
Karena sejarah ditulis oleh pemenang Sejarah digunakan oleh orang orang berkepentingan
untuk menindas kaum kau yang kalah, baik dengan menghapus, membelokan bahkan membredel
sejarah sehingga opini yang terbangun oleh pelaku masa depan akan sesuai dengan sejarah yang ditulis
oleh pemenang, sudah saatnya sebagai mahasiswa seorang terpelajar untuk memahami sejarah secara
kongkrit dan esensial dalam memaknai setiap peristiwa yang terjadi di masa lampau
Keywords : Kejayaan, Imperialis & Kolonialis, Nasionalisme, Organisasi.
A. Kejayaan dan kebesaran Nusantara
Indonesia secara geografis adalah negara yang dilintasi garis katulistiwa
sehingga menjadi Negara yang memiliki Iklim Tropis, Indonesia berada di antara benua
Asia dan benua Australia serta terletak di antara samudra Pasifik dan Hindia. Indonesia
dahulu disebut sebagai Nusantara yang terdiri dari kepulauan terbesar di Dunia dan
memiliki banyak kerajaan-kerajaan besar yang menjadi pusat-pusat peradaban pada
waktu itu, seperti halnya kerajaan Kalingga, Mataram, Sriwijaya, Majapahit dan lain
sebagainya.
Kebesaran kerajaan Nusantara pada saat itu terbukti dengan kejayaan-kejayaan
yang akhirnya mengantarkan Nusantara menjadi negara besar, dengan ciri khasnya
sebagai negara maritim. Seperti halnya kerajaan Kalingga dengan kebesarannya yang
mampu menjadi pemrakarsa konsolidasi di kerajaan-kerajaan Nusantara serta mampu
membuat 172 pasal undang undang hukum perdata, dan kerajaan Mataram yang mampu
menyatukan daerah-daerah di pulau Jawa hingga Madura, serta Sriwijaya yang pernah
menjadi pusat pengetahuan dan pengembangan agama budha, serta kerajaan Majapahit
yang menjadi icon kebesaran Nusantara, yang mampu mempersatukan Nusantara
dengan Sumpah Palapanya oleh Patih Gajah Mada, dan mampu menguasai sepertiga
dunia. Ini merupakan kejayaan dalam aspek politik kekuasaan, Sisi lain dari kerajaan-
kerajaan di Nusantara pada awalnya merupakan kerajaan yang bercorak maritim,
sebagaimana lazimnya wilayah yang becorak maritim, kerajaan di Nusantara sudah
mengenal yang namanya perdagangan jarak jauh/ long distance trade. Hal ini bisa di
lihat dalam catatan Whan Zhen pada tahun 280 M mengatakan bahwa kapal- kapal
besar dari Nusantara sudah sampai di wilayah Nanking untuk melakukan perniagaan
dengan membawa upeti. Dalam melakukan perniagaan dengan bangsa asing ini,
kerajaan di Nusantara menggunakan prinsip Mitreka Satata (persahabatan sederajat)
yang juga dianut Majapahit, hal ini bisa dilihat dalam kitab Nagarakertagama yang
menjelaskan bahwa Majapahit bersahabat dengan kerajaan di wilayah Asia Tenggara
dan Asia Selatan seperti Kamboja, Campa, Malaya dll.1
Tidak menutup kemungkinan bahwa kerajaan- kerajaan kecil juga mampu
menjadi icon kebesaran Nusantara, seperti halnya Kerajaan Malaka, Demak dan lain
sebagainya yang letak daerah kekuasaanya tidak sebesar kerajaan- kerajaan besar yang
pernah ada, namun mampu menjadi negara yang maju dengan ciri khas yang
ditonjolkan masing- masing kerajaan. Kerajaan Malaka yang pada masa itu secara
geografis terletak pada lini-lini strategis jalur perdagangan, mampu memanfaatkan jalur
perdagangan yang melewati perairan Malaka dengan membuka pelabuhan yang menjadi
persinggahan kapal-kapal ekspedisi milik asing. Serta kerajaan Demak yang menjadi
penerus tahta dari kerajaan Majapahit, yang mampu menguasai wilayah Jawa dan
Madura. Serta banyak kerajaan- kerajaan lainya baik yang bersifat maritim maupun
agraris dengan banyak masa ke emasannya.
B. Faktor Masuknya Imperialisme Bangsa Asing
Pada tahun 1350-1389 ketika kerajaan Majapahit yang di pimpin oleh Prabu
Hayam Wuruk serta patihnya yang bernama Mahapatih Gajah Mada, Majapahit
mencapai puncak kejayaan dengan keberhasilanya mempersatukan Nusantara yang

1
Agus Sunyoto, Fatwa & Resolusi Jihad, (Malang: Lesbumi PBNU & Pustaka Pelajar Nusantara, 2017), hlm.002.
wilayahnya mencakup sepertiga dunia. Setelah kepemimpinan Hayam Wuruk selesai
dan digantikan oleh Wikramawardana, keadaan di internal kerajaan mengalami
pergolakan politik, dengan adanya kecemburuan di salah satu keturunan Majapahit.
Pergolakan yang terjadi di tubuh Majapahit menjadi akar dari runtuhnya Majapahit,
diawali dengan terjadinya perang Paregreg ( perang setahap demi setahap dalam tempo
lambat) yakni perang saudara antara Wikramawardana selaku menantu Prabu Hayam
Wuruk sekaligus Maharaja Majapahit dengan Bhre Wirabhumi selaku putra Prabu
Hayam Wuruk yang terjadi pada tahun 1401-1409. Perang tersebut bermula dari usaha
Bhre Wirabhumi yang ingin merebut takhta Majapahit. Setelah kekalahan Bhre
Wirabhumi, Wikramawardhana memboyong Bhre Daha, putri bhre Wirabhumi sebagai
selir. Dari perkawinan itu lahir Rani Suhita yang naik takhta tahun 1427 menggantikan
Wikramawadhana.
Akibat dari perang ini selain menjadi akar bagi perang-perang selanjutnya,
banyak daerah luar Jawa yang lepas dari kekuasaan Majapahit seperti daerah
Palembang, Melayu dan Malaka yang tumbuh subur sebagai bandar-bandar
perdagangan ramai yang merdeka dariMajapahit.
Pada masa kekuasaan Suhita Majapahit diramalkan bakal mengalami
guncangan. Karena selain ia tidak punya keturunan, kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan semakin merugikan Majapahit. Orang-orang yang pada masa kekuasaan
Wikramawardhana selalu berhasil menumpas pemberontakan tiba-tiba disingkirkan.
Seperti Aryo Damar (Aryo Abdillah) yang disingkirkan ke Palembang, Bhre Narapati
alias Raden Gajah dihukum mati, mahapatih Kanaka yang berwawasan luas tiba-tiba
dipensiunkan. Hal ini semakin mengeroposkan Majapahit karena orang-orang tersebut
merupakan pilar-pilar bagi kokohnya Majapahit, sehingga perang memperebutkan
kekuasaan dalam masa - masa selanjutnya tidak pernah berhenti hingga akhirnya
Majapahit terpecah menjadi kadipaten-kadipaten dan gurem-gurem kecil. Kerajaan-
kerajaan yang muncul pasca Majapahit kehilangan taring khas bangsa maritim dan
bergeser menjadi kerajaan-kerajaan yang berpusat di pedalaman.
Pada waktu yang hampir bersamaan kekalahan Eropa yang lebih di kenal
sebagai bangsa Romawi dalam perang salib menyebabkan konstantinopel jatuh
ketangan Islam yang berimbas dengan diberlakukannya kebijakan-kebijakan yang
menyulitkan perdagangan Eropa hingga jatuh dalam krisis perdagangan. Kebijakan-
kebijakan tersebut selain menutup akses perdagangan dari Asia juga mengakibatkan
Eropa mengalami krisis rempah-rempah dan pasokan kebutuhan-kebutuhan lain dari
Asia sebagai sumber kalori yang harus terpenuhi untuk melangsungkan hidup selama
musim dingin. Hal itu menuntut bangsa-bangsa Eropa untuk melakukan pemenuhan
kebutuhan rempah-rempah.
Misi-misi pelayaran yang menjadi jalan keluar didukung dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi di Eropa seperti ilmu geografi dan navigasi. Disisi lain
semangat Renaissance abad XV memberikan spirit baru bagi Eropa untuk bangkit dari
keterpurukan ekonomi. Pada abad XV Paus Alexander mengeluarkan Keputusan suci
Edic of Demarcation yang melegitimasi bangsa-bangsa Eropa melakukan ekspedisi
pelayaran. Keputusan suci tersebut akhirnya disikapi oleh Portugis dan Spanyol yang
kemudian menjadikan kedua Negara tersebut sebagai bangsa pemrakarsa pelayaran di
Eropa. Perjanjian Tordesillas menjadi penegas karena memuat pembagian wilayah
secara geografis dimana Portugis menguasai wilayah yang bukan Kristen dari 100 mil
di sebelah barat Semenanjung Verde, terus ke timur melalui Goa di India, hingga
kepulauan rempah-rempah Maluku. Sisanya (kecuali Eropa) dikuasai Spanyol.

C. Imperealisme Portugis
Pada tahun 1478 keadaan Nusantara sudah berubah secara sosio-politik
maupun sosio-kultural. Hal itu terjadi seiring berdirinya kerajaan Demak sebagai
kerajaan Islam yang berbeda dengan kerajaan-kerajaan hindu-budha sebelumnya.
Demak menjadi kerajaan penerus Majapahit ditandai dengan dipindahnya pusaka-
pusaka Majapahit ke Demak. Di sisi lain Portugis sedang merintis pelayaran pencarian
jalur perdagangan rempah-rempah. Hal itu dilakukan dengan tujuan memotong jalur
rempah-rempah dari Asia setelah jalur darat di Turki dan jalur laut Mediterania dikuasai
oleh Islam. Pada tahun 1478 pelayaran pertama dibawah pimpinan Bartolomeu Diaz
mampu mencapai tanjung Harapan, dan dilanjutkan Vasco Da Gama yang mampu
menemukan wilayah India sebagai pasar terbesar di Asia. Disinilah terjadi interaksi
antara pelaut-pelaut Nusantara dengan bangsa Portugis. Alvonso De Albruquerque yang
memimpin pelayaran selanjutnya membawa Portugis pada posisi yang berbeda, karena
barang dagang Portugis tak mampu bersaing di pasaran Asia sehingga mengambil
keputusan bahwa penaklukan merupakan satu-satunya jalan untuk mendapatkan
rempah-rempah. Langkah Portugis untuk menemukan pulau rempah-rempah dimulai
ketika pihak Portugis mendengar laporan-laporan pertama dari para pedagang Asia
mengenai kekayaan Malaka yang sangat besar, maka Raja portugis mengutus Diego
Lopes De Sequeira pda tahun 1510, untuk menemukan Malaka. Tetapi oleh Sultan
Mahmud Syah ditangkap. 2
Pada tahun 1511 dibawah pimpinan Alfonso De Albuquerque melalui Malaka
yang pada waktu itu di pimpin oleh Sultan Mahmud Syah, Portugis masuk ke Nusantara
dengan membawa 1200 pasukan dan 18 kapal. Hal ini menjadi awal masuknya
Imperalisme di Nusantara. Pada waktu itu di Jawa, kerajaan Demak mengetahui
keberadaan bangsa Portugis di Malaka. Selain karena Demak merupakan pewaris dari
Majapahit juga posisi penting Malaka sebagai gerbang yang menghubungkan Nusantara

2
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2016),hlm.32-33.
dengan bangsa-bangsa lain, maka dibawah pimpinan Pati Unus yang saat itu naik takhta
menggantikan Raden Fatah, pada tahun 1512 dan 1521 Demak mengirim armada
gabungan Jepara-Cirebon untuk mengusir Portugis. Akan tetapi alat-alat serta strategi
perang Demak tak kuasa menahan gempuran meriam Portugis, dan akhirnya Adipati
Unus gugur dalam pertempuran tersebut. Kekalahan Adipati Unus di Malaka
menjadikan trauma tersendiri bagi raja-raja Jawa yang nantinya menjadi mental land
locked yaitu kecenderungan sikap yang berkembang di masyarakat melihat daratan
sebagai satu-satunya sumber kehidupan sedangkan laut yang merupakan pilar ekonomi
dunia dan pilar pertahanan kedaulatan negara tidak di manage dengan baik.
Setelah Portugis menguasai Malaka, dua orang petualang Portugis, Antonio De
Albreu dan Francisco Serrao melakukan pelayaran menuju Maluku dan singgah di
Sunda Kelapa. Akan tetapipada tahun 1527, sebagai pengganti Adipati Unus, Sultan
Trenggono mengutus Fatahillah untuk merebut pelabuhan Sunda Kelapa setelah
mendengar perjanjian antara Portugis dan Sunda (1522).3 Fatahillah merubah nama
Sunda Kelapa menjadi Jayakarta setelah menaklukan orang-orang Portugis.
Dengan bantuan nahkoda Jawa, Portugis sampai di Maluku yang menjadi pusat
rempah-rempah dan melakukan persekutuan dengan kerajaan Ternate karena kerajaan
Ternate sedang mengalami konflik dengan kerajaan tetangga yaitu kerajaan Tidore
maka meminta bantuan Portugis . Pada tahun 1540 mulai membangun benteng disana.
Pada saat yang sama Spanyol ikut berlayar ke Maluku dibawah pimpinan Ferdinand
Magellan dan memborong rempah- rempah dari penduduk. Perebutan dagang Portugis
dan Spanyol tidak dapat dielakan lagi. Dengan perjanjian Zaragoza disepakati bahwa
Spanyol harus meninggalkan kepulauan Maluku, sejak itu Portugis membangun
gudang-gudang untuk menyimpan rempah-rempah yang di borong dari penduduk.
Selain memonopoli rempah-rempah, Sesuai dengan misi 3G (Gold Glory
Gospell) Portugis juga melakukan kristenisasi dengan mengirim seorang misionaris
bernama Fransisco Xavier. Dimana proses tersebut menjadi pemicu ketegangan antara
Portugis dan Ternate. Pada tahun 1570 Sultan Hairun dibunuh Portugis di benteng
Gamalama kemudian digantikan Sultan Baabullah. Pada akhirnya Portugis mengalihkan
pusat kekuasaanya di Ambon dan Timur. Karena dibawah pemerintahan Sultan
Baabullah kerajaan Ternate menjadi sebuah negara berkembang yang gigih menganut
Islam dan anti Portugis.4Pada akhirnya kepentingan Portugis di Timur bergeser ke
daerah-daerah lain dengan membuka hubungan perdagangan dengan Jepang dan China
hingga akhirnya perdagangan Portugis dialihkan ke perdagangan gula di Brazil dan
Perbudakan Afrika.
D. Kolonialisme Belanda

3
Agus Sunyoto, Fatwa & Resolusi Jihad., hlm.008.

4 ?
Agus Sunyoto, Fatwa & Resolusi Jihad., hlm.35-36.
Terbebasnya Belanda dari penjajahan Spanyol pada tahun 1648 membawa
perubahan besar bagi keadaan Belanda selanjutnya. Orang-orang Belanda yang menjadi
perantara rempah-rempah dari Portugis ke Eropa bagian utara, pada tahun 1580 peran
mereka terkacau akibat bersatunya tahta Portugis dan Spanyol dalam gerak rempah-
rempah. Kemudian hal ini memunculkan keinginan besar Belanda untuk mencari
sumber rempah-rempah sendiri. Disisi lain perang kemerdekaan Belanda-Spanyol
berakibat terjadinya perpindahan penduduk, dimana perang agama zaman reformasi
mengakibatkan orang-orang Belanda berubah menjadi masyarakat Calvinis/Protestan.
Situasi politik di Jawa pada masa ini juga mengalami perubahan yang luar
biasa, dimana Demak sudah digantikan Pajang dibawah kekuasaan Sultan Hadiwijaya
(Joko Tingkir). Perubahan ini membuat posisi kerajaan semakin ke pedalaman yang
otomatiskeluputan akan hal-hal yang terjadi di luar semakinbesar.
Portugis berusaha merahasiakan rincian-rincian jalur pelayaran ke Asia. Akan
tetapi ada orang-orang Belanda yang bekerja untuk mereka yang kemudian pada tahun
1595, Jan Huygen van Linschoten menuliskan catatan yang berjudul Intinerario naer
Oost ofte Portugaels Indien (Catatan Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis) yang
memuat peta-peta dan deskripsi-deskripsi yang rinci mengenai penemuan-penemuan
Portugis dan juga informasi-informasi tentang kekayaan-kekayaan Asia yang melimpah
ruah serta persoalan- persoalan yang dihadapi Portugis. Sehingga pada tahun 1595
Belanda pertamakali datang ke Nusantara melalui Banten yang pada saat itu menjadi
pelabuhan lada terbesar di Jawa Barat. Pelayaran pertama Belanda dipimpin Cornelis de
Houtman dengan 4 kapal bersama 249 awak kapal dan 64 pucuk meriam. Belanda
datang dengan membawa persenjataan, kapal-kapal, serta dukungan keuangan yang
lebih baik. Belanda langsung disambut dengan konflik, baik dengan orang Portugis
maupun pribumi. Karena kepemimpinan Cornelis de Houtman yang kurang cakap
menyebabkan banyak perselisihan di dalam ekspedisi tersebut. Pada tahun 1597 sisa-
sisa ekspedisi tersebut kembali ke negeri Belanda dengan membawa cukup banyak
rempah-rempah yang menunjukkan bahwa mereka mendapat keuntungan dan mendapat
sambutan oleh saudagar-saudagar Belanda dan berlomba-lomba untuk mendirikan
serikat dagang kecil-kecil guna mengambil rempah- rempah ke Hindia.5
Tahun 1598 ekspedisi Belanda yang kedua sampai di Banten yang dipimpin
Jacob van Neck dan berhasil melakukan komunikasi dagang. Masa itu dikenal sebagai
masa pelayaran-pelayaran liar (wilde vaart), yaitu ketika perusahaan-perusahaan
ekspedisi Belanda saling bersaing untuk memperoleh bagian dari rempah-rempah
Hindia. Selain itu pelaut-pelaut Inggris juga sudah mencapai Hindia dan mengancam
dominasi Belanda. Sehingga pada tahun 1602 didirikanlah Vereeningde Oost-Indische
Compagnie (VOC) yang dipimpin oleh J.P Coen sebagai jalan tengah yang ditempuh

5
M.C.Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern., hlm.49-45.
kerajaan Belanda untuk mengamankan wilayah nusantara dari pelaut-pelaut Eropa
lainnya dan meredam persaingan tidak sehat yang terjadi antar perusahaan. Serikat-
serikat kecil yang dibuat saudagar-saudagar Belanda bubar dan bergabung dengan
VOC. Sejak saat itu VOC mulai menampakkan wataknya sebagai penjajah dengan
melakukan monopoli terhadap perdagangan, terutama rempah-rempah. Karena pada
dasarnya kekuatan VOC didukung dengan hak octroi (dalam hal ini VOC diperbolehkan
menggunakan angkatan perang, melakukan penaklukan, dan memiliki mata uang) yang
diberikan Kerajaan.6
Jadi, pada abad XVI- XVIII Hindia tidak dikuasai secara langsung oleh
pemerintah Belanda namun oleh perusahaandagang bernama VOC yang telah diberikan
hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah ini oleh Parlemen
Belanda sejak tahun 1602. Dengan kekuasaan yang besar, VOC akhirnya menjadi
"negara dalam negara" Karena VOC dilegalkan oleh Ratu Belanda untuk membuat
peraturan sendiri, dan dilegalkan untuk membuat mata uang sendiri dan membuat
pangkalan militer sendiri.
Perlawanan demi perlawanan terus menerus dilakukan untuk kembali merebut
kemerdekaan wilayah masing-masing. Di antaranya Pada tahun 1619 VOC
menaklukkan Jayakarta dan mengganti namamenjadi Batavia yang selanjutnya menjadi
markas besar VOC. Perlawanan Mataram Islam ke Batavia yang di pimpin oleh Sultan
Agung pada tahun 1626 dan juga tahun 1629 yang pada akhirnya Mataram mengalami
kekalahan dikarenakan ambisi Sultan Agung tak sebanding dengan kekuatan militer dan
logistiknya. Pada tahun 1656-1659 perang Banten meletus dibawah pimpinan Sultan
Ageng Tirtayasa yang dianggap telah mencampuri urusan suksesi keluarga Kasultanan
Banten. Perang Makassar yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin yang kemudian
berakhir dengan menempuh jalan damai dengan ditandatanginya perjanjian Bongaya
(18 November 1667). Pada 1676 Trunojoyo membrontak dipesisir utara Jawa tepatnya
di Jepara. 1676 Amangkurat II melakukan perjanjian Jepara dengan VOC, dimana jika
VOC berhasil membantu mengalahkan Trunojoyo maka VOC diberi hadiah pesisir
utara.
Kekalahan dan kegagalan perlawanan tersebut sebagian besar disebabkan oleh
politik adu domba yang di lakukan Belanda atau sering disebut devide et impera. Pada
tahun 1755 Belanda melakukan politisasi dengan membuat perjanjian Gianti yang
isinya membelah Mataram Islam menjadi 2, yaitu: Yogyakarta dan Surakarta. Belanda
juga selalu melakukan intervensi terhadap kebijakan- kebijakan kerajaan.Namun
akhirnya VOC bangkrut diakibatkan banyaknya perlawanan dan bobroknya internal
VOC sendiri karena utang dan korupsi serta perang, sehingga VOC bubar pada tahun
1802, kemudian pemerintah Belanda mengambil alih pengolahan daerah jajahan.

6
M.C.Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern., hlm.39.
Pasca runtuhnya VOC Pada awal abad IX, terjadi perubahan politik di Belanda
dimana Raja Louis diturunkan oleh kakaknya yang juga Raja Perancis, Napoleon
Bonaparte III karena membuka Bandar lautnya untuk berdagang netral sehingga Inggris
bisa masuk (pada waktu itu, status Belanda hanyalah salah satu provinsi Perancis).
Padahal Perancis sedang menggalang kekuatan bangsa Eropa daratan untuk menutup
akses Inggris. Pada awal tahun 1808, Belanda yang dibawah kekuasaan Perancis
mengirim Gubernur Jenderal bernama Herman Willem Daendels ke Banten. Masa
pemerintahan Daendels rakyat mengalami penderitaan yang sangat sengsara, karena
pembangunan jawa sebagai pertahanan Prancis di wilayah Asia. Diantaranya ketika
penduduk pribumi harus mengorbankan nyawa dalam pembangunan jalan raya pos dari
Anyer sampai Panarukan.
Jatuhnya pangkalan utama Prancis di Mauritius pada pihak Inggris dan di
lanjutkan merebut jantung jajahan Belanda yaitu Jawa. Hal itu terjadi sebagai dampak
dari perang Eropa mengingat posisi Belanda harus mendapat pengamanan atas ekspansi
Prancis. Maka setelah perjanjian Kew pada 1811 Inggris menguasai Hindia Belanda
dibawah pimpinan Thomas Stamford Rafles yang membuat kebijakan dengan menarik
pajak orang pribumi, namun kekuasaan itu tidak lama karena pada 1816 Inggris takluk
oleh Perancis dan melalui konfrensi London 1814 serta Traktat London 1824 Hindia
Belanda di kembalikan kepada kerajaan Belanda.7
Selama satu abad ini, Hindia Belanda berusaha melakukan konsolidasi
kekuasaannya dari Sabang sampai Merauke. Namun, tentu saja tidak mudah. Berbagai
perang melawan kolonialisme muncul seperti Perang Jawa (1825-1830) yang dipimpin
oleh Pangeran Diponegoro karena Belanda sendiri masuk dan mencampuri urusan
Kasultanan dan menyengsarakan rakyat. Perang Jawa tidak hanya dari kalangan Islam
tetapi juga kalangan lain. Hal ini menunjukan adanya semangat yang namanya
nasionalisme secara luas karena tidak berbicara secara kesukuan. Pada waktu yang
hampir bersamaan Tuanku Imam Bonjol bersama rakyat Padang memberi pukulan telak
pada belanda pada tahun (1821- 1837) dan dikenal dengan Perang Padri.
Banyak perlawanan yang muncul setelah adanya perang Jawa seperti perang
Aceh (1873-1907), Perang di Jambi (1833-1907),Perang di Lampung (1834-1856),
Perang di Lombok (1843-1894), Perang Puputan di Bali (1846-1908), Perang di
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (1852-1908), Perlawanan di Sumatra Utara
(1872-1904), Perang di Tanah Batak (1878-1907), dan Perang Aceh (1873-1912).
Walaupun perjuangan-perjuangan yang dilakukan selalu mengalami kegagalan akan
tetapi nenek moyang kita tidk pernah berhenti bergerak dalam situasi dan kondisi
apapun.
Imbas dari perang Jawa, perang Padri dan perang lainnya, perekonomian

7 ?
M.C.Ricklefs,SejarahIndonesiaModern., hlm.106.
Belanda porak poranda sehingga Belanda berhutang sangat banyak, untuk menutup
kebrangkutan itu pada tahun 1840 raja Belanda menyetujui usulan Van den Bosch maka
ditetapkanlah kebijakan cultuur stelsel (tanam paksa) yang dalam kurun waktu kurang
lebih 10 tahun mampu mengembalikan stabilitas perokonomian Belanda.
Keberhasilan Belanda dalam mengembalikan keadaan ekonomi menimbulkan
berbagai penderitaan di berbagai tempat. Keadaan tersebut mendapatkan banyak
kritikan sebagaimana yang dilontarkan Eduard Douwes Dekker dalam karyanya
Multatuli. Pada masa itu juga muncul gerakan liberal yang kemudian mendorong
Belanda merubah kebijakan untuk memperbaiki kehidupan tanah jajahan. Salah satu
dampak dari konstitusi liberal ialah Liberalisasi ekonomi yang berimplikasi pada
diberlakukannya undang-undang agrarian di Hindia pada 1870 yang memperbolehkan
penyewaan tanah kepada pihak swasta sampai dengan 75 tahun.
Undang-undang agrarian membuka Hindia bagi perusahaan- perusahaan
swasta. Hal itu didukung dengan dibukanya terusan Suez pada 1869 dan perkembangan
teknologi kapal uap. Dampak dari keadaan tersebut ialah masuknya arus modal besar
dan tumbuhnya industri perkebunan skala besar, dan sebagai akibatnya muncul
kebutuhan infrastruktur yang mendukung kerja perkebunan seperti kereta dan
pelabuhan. Itulah titik awal masuknya kapitalisasi terhadap beberapa daerah di Jawa
dan Sumatra.
Dengan adanya undang-undang ini keadaan pedesaan sangat berubah karena
lahan semakin minim dan tanah disewakan untuk perkebunan, sehingga menimbulkan
keadaan baru dengan buruh akibatnya muncul kelas sosial baru yaitu buruh yang
jumlahnya semakin meningkat, tapi disatu sisi juga terjadi pemiskinan besar- besaran
terhadap kehidupan petani pedesaan.
Selain undang-undang agrarian juga diberlakukan undang-undang administrasi
yang memisahkan kelas social yaitu kelas pertama orang Eropa, orang Belanda Inggris,
Italia. Kelas kedua orang-orang timur Cina Jepang. Dan kelas terakhir adalah orang
pribumi. Dengan tujuan untuk hegemoni dan control menset. Yang nantinya bahwa
orang pribumi dengan adanya undang-undang administrasi melahirkan mental Inlander
yaitu mentalitas dimana seorang pribumi menjadi asing di negeri sendiri tidak tahu
potensi local. Tidak percaya diri. Dan selalu merasa rendah diri atau kalah dengan
bangsa asing hal tersebutlah yang menyebabkan Belanda bisa mencengkramkan cakar
cakar kolonialisme di Hindia Belanda secara masif.
E. Politik Etis dan Nation State di Hindia Belanda
C. Th. Van den Venter menerbitkan artikel berjudul “Een Eereschuld” (suatu
hutang kehormatan) dalam majalah berkala Belanda De Gids yang berisi bahwa:
“Belanda berhutang kepada Hindia atas semua kekayaan yang telah diperas. Hutang ini
sebaiknya dibayarkan dengan memberikan prioritas utama kepada kepentingan rakyat
dalam kebijakan kolonial”. Inilah yang kemudian menjadi dasar diberlakukanya Politik
Etis yang di dalamnya memuat tiga prinsip yaitu: pendidikan, pengairan dan
perpindahan penduduk yang ditetapkan Ratu Wilhelmina pada tahun 1901 dan
diterapkan oleh Alexander W.F. Idenburg sebagai menteri urusan daerah-daerah
Jajahan.8Meski disatu sisi Politik Etis tetap menjadi pola kebijakan baru Belanda dalam
mengolah tanah jajahan namun disisi lain membawa pengaruh terhadap dunia
pendidikan di Hindia Belanda. Karena adanya kesempatan mengenyam pendidikan
untuk kaum pribumi pada akhirnya melahirkan golongan baru, yaitu golongan priyai
terpelajar yang pada muaranya memprakarsai berdirinya organisasi-organisasi dan
menjadi ujung tombak perlawanan terhadap Belanda.
Sebagaimana diungkapkan Pramoedya Ananta Toer bahwa tonggak awal
perlawanan adalah adanya organisasi, organisasi pribumi pertama adalah Sarikat
Priyayi (SI) tahun 1907 yang di prakarsai oleh R.M. Tirto Adi Soeryo sang penulis pers
pertama pribumi. Dengan koran Medan Priyayi-nya ia melakukan propaganda
terhadaprakyat bumiputera. Selanjutnya berdiri berbagai organisasi lainya yang
menandai dimulainya masa konsolidasi kekuatan bangsa dalam satu gerakan besar
seperti berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 yang di pelapori oleh mahasiswa
STOVIA yaitu: Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Rajiman Wediodiningrat,
Dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai organisasi Jawa sentris yang lebih menekankan pada
aspek pendidikan pada pribumi dengan tujuan untuk membangun kesadaran lokal.
Corak baru yang diperkenalkan Boedi Oetomo adalah kesadaran lokal yang
diformulasikan dalam wadah organisasi modern, dalam arti bahwa organisasi
itumempunyai pimpinan, ideologi yang jelas dan anggota.
Pada kurun waktu yang bersamaan, konsekuensi logis dari berubahnya keadaan
ekonomi pasca diterapkan UU agrarian berakibat pada munculnya persaingan dagang
antara pedagang Hindia dengan pedagang China. Maka muncul pemikiran oleh
H.Samanhudi bahwa perlu mempersatukan para pedagang-pedagang Hindia untuk
melawan dominasi kelompok- kelompok pedagang China seperti Kong Kwan. Atas
pemikiran tersebut maka pada 1911 didrikanlah Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada
tahun 1912 ketika H. Samanhudi bertemu dengan HOS. Cokroaminoto terjadi
perundingan tentang kemungkinan perubahan SDI. Karena Cokroaminoto berpendapat
bahwa orientasi “dagang” menyempitkan keanggotaan bagi selain pedagang yang ingin
bergabung. Maka setelah itu SDI berubah menjadi Sarekat Islam (SI) yang selanjutnya
dipimpin oleh HOS Cokroaminoto dan menjadi organisasi terbesarse-Asia.
Pada tahun 1913, H.J.F.M. Sneevliet dari Uni Soviet tiba di Hindia Belanda
dan memulai kariernya sebagai penganut mistik katolik. Yang kemudian beralih ke ide-

8
M.C.Ricklefs,SejarahIndonesiaModern., hlm.228.
ide sosial- demokrat. Kemudian ia mendirikan “Indische Social-
DemocratischeVereeniging,ISDV”.ISDV banyak mempengaruhi anggota dari Sarekat
Islam (SI). Dampak dari ISDV masuk SI pada 1917 SI berubah menjadi SI merah dan
SI putih. Karena H. Agus Salim pengaruhnya begitu besar di Sarekat Islam (SI)
mengakibatkan SI merah keluar dari tubuh SI yang kemudian menjadi akar bagi
lahirnya Ideologi Komunis dengan adanya Partai Komunis Indonesia (PKI).
Bersamaan dengan itu juga banyak bermunculan organisasi-organisai baru
dikalangan elit terpelajar, yang sebagian besar didasarkan atas identitas-identitas
kedaerahan maupun kesukuan. Organisasi kedaerahan maupun kesukuan. Seperti
halnya, Jong Java pada tahun 1918, Jong Sumatranen Bond pada tahun 1917,
Studerenden Vereeniging Minahasa atau Perserikatan Mahasiswa Minahasa pada tahun
1918, Jong Ambon pada tahun 1918, Sarekat Ambon pada tahun 1920, dan organisasi
lain yang bersifat kedaerahan.
Dalam aspek politik juga muncul Indische Partij (IP) yang di motori oleh 3
serangkai: Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryadiningrat (Ki
Hajar Dewatoro) menjadi partai yang berhaluan politik pertama di Hindia. Indische
Partij (IP) sangatlah mengkhawatirkan pemerintah Kolonial Belanda, karena IP bersifat
radikal dalam mengkritik pola penjajahan belanda dan menuntut kemerdekaan
Indonesia. Keadaan itu yang menyebabkan pemerintah bersikap keras terhadap IP
sehingga permohonan IP untuk mendapatkan badan hukum sia-sia belaka dan
organisasi ini dinyatakan sebagai partai terlarang.
Sedangkan Partai Nasional Indonesia Latar belakang didirikannya PNI adalah
akibat dari situasi sosio-politik serta pasca dilarangnya kegiatan yang berbau komunis,
berdirilah PNI yang dipelopori oleh Ir. Soekarno dan mayoritasnya anggotanya berasal
dari Algemene Studie Club Bandung yang merasa aspirasinya tidak tersalurkan pada
organisasi lain. Tujuan PNI pada waktu adalah mencapai Indonesia merdeka, dengan
asas self help atau berdikari, nonkoperasi, serta marhaenisme.
Selain itu dalam sosial-keagamaan juga berdiri organisasi Muhamadiyah
(1912). Ada juga dari kalangan pesantren berdiri 3 organisasi yang merupakan cikal
bakal dari berdirinya NU. Pertama, yaitu Nahdhotul Wathon (NW) dibentuk pada
tahun 1916 yang di dirikan oleh KH Wahab Hasbulloh. Organisasi ini bertujuan untuk
menanamkan cinta tanah air lewat lagu Ya Ahlal Wathon dengan visi membangkitkan
semangat Nasionalisme dan penentangan atas setiap ketidakadilan kolonial melalui
perjuangan dibidang politik dan pendidikan. Kedua, Nahdhotul Tujar (NT) diebntuk
pada tahun 1918 yang merupakan gerakan kebangkitan para kyai dan ustad untuk
berkiprah dalam hal. Karena pada saat itu pendidikan yang merupakan pilar kemajuan
bangsa didominasi oleh sekolah sekolah belanda yang tidak sesaui dengan Syariat
Islam maka perlu dibangun sekolah sekolah Islam yang pastinya memerlukan biaya
dan para ulama juga tidak berdaya dalam dakwah karena tidak ada dukungan ekonomi
maka sangat penting sekali di adakan gerakan pembangkitan ekonomi umat 9 Ketiga,
Tashwirul Afkar dibentuk pada tahun merupakan organisasi kelompok kajian yang
dihimpun oleh ulama, kyai dan cendekiawan yang mencirikan dirinya pada gerakan
keilmuan, pemikiran, dan budaya. Organisasi ini merupakan cikal bakal adanya forum
batshul masail. Dari ketiga organisasi tersebut disatukan menjadi organisasi Nahdlatul
Ulama yang berdiri pada 31 Januari 1926 yang diprakarsai oleh Hadrotusyaikh KH.
Hasyim Asy’ari.
Oraganisasi-organisasi yang dilokomotifi oleh semangat pemuda-pemuda
menghasilkan Kongres Pemuda I pada tahun 1927 di Jakarta, tetapi dikarenakan terlalu
tingginya kepentingan masing- masing golongan akhirnya kongres pemuda pertama
gagal. Selang beberapa tahun pada 1928 bertepatan tanggal 27-28 Oktober dilakukan
kongres pemuda II. Ini sebagai momentum terjadinya kristalisasi konsep kebangsaan
dikalangan masyarakat Indonesia yang tercermin dalam Sumpah Pemuda,ditandai
dengan adanya sumpah pemuda masyarakat Indonesia sudah mulai mempunyai
kesadaran bersama menuju kemerdekaan.
F. Penjajahan Jepang Dan Proklamasi Kemerdekaan
Pada tahun 1930 Terjadi resesi ekonomi Negara-negara kapitalis yang
menyebabkan terjadinya konflik di antara Negara- Negara tersebut dalam merebutkan
negara jajahan. Hal ini menjadi sebab terjadinya konsolidasi diantara Negara-negara
kapitalis yang menyebabkan timbulnya blok Axis (Jepang, Jerman dan Italia) dan Allies
(Sekutu: AS, Belanda, Inggris dll.) yang bermuara pada terjadinya perang dunia II
antara kedua blok tersebut.
Sebagai akibat dari perang blok tersebut, Amerika membatalkan perjanjian
dagang dengan Jepang dan melakukan embargo bahan-bahan strategis ke Jepang. Pada
tahun 1941 Belanda menghentikan ekspor ke Jepang serta membekukan asset-aset
Jepang di Indonesia. Pada masa ini Belanda mengambil dua langkah penting dengan
menyingkirkan orang-orang yang berpotensi menimbulkan masalah seperti, Soekarno,
Hatta dan kawan-kawan dipenjarakan, dan pemerintah memperbesar kekuatan
militernya.
Pada 7 Desember 1941 Jepang menyerang Pearl Harbour, Hongkong, Filipina,
dan Malaysia serta menhancurkan armada gabungan Belanda, Inggris, AS dan Australia
di Laut Jawa. Dan akhirnya pada 8 Maret 1942 Belanda menyerah kepada Jepang di
Jawa dan dimulailah kekuasaan Jepang sampai 1945
Awalnya jepang datang ke Indonesia dengan cara mengambil simpati Rakyat,
Jepang memperbolehkan mengibarkan bendera Merah Putih dan boleh menyanyikan

9 ?
Jarkom Fatwa, Sekilas Nahdlatut Tujjar, (Surabaya : Pustaka Pesantrn, 2004), hlm.33.
lagu Indonesia Raya akan tetapi pada tanggal 20 Maret 1942 jepang mengeluarkan
peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan
di ikuti larangan mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia
Raya.
Jepang datang sebagai saudara tua dengan jargon 3 A: Nippon cahaya Asia,
Nippon pemimpin Asia, Nippon pelindung Asia. Jepang mulai menyusun dan
mengarahkan Indonesia dalam menopang perang Jepang dan rencana jangka panjang
dominasi ekonomi Asia timur dan Tenggara dengan mengindoktrinasi pemuda,
mempersenjatai dan melatih militer serta menerapkan romusa untuk membangun sarana
dan prasarana perang.10 Pada masa ini Jepang menghapuskan semua organisasi politik
dan mengambil simpati pemimpin Indonesia dengancara membebaskan mereka dari
tahanan Belanda serta memberi kesempatan pada pemimpin tua untuk menjalin
hubungan dengan rakyat. Jepang mulai memanfaatkan tokoh-tokoh muda seperti
Soekarno dan Hatta untuk bekerjasama dengan Jepang. Momentum inilah yang
dimanfaatkan Soekarno dan Hatta dengan menempuh jalan diplomasi supaya Jepang
mendirikan organisasi dibawah komando mereka. Maka berdiri Pusat Tenaga Rakyat
(PUTERA) dan Jawa Hokokai yang dimanfaatkan Soekarno untuk melakukan
propaganda untuk membangun dasar-dasar revolusi kemerdekaan.
Pada 1 Maret 1945 jepang membentuk BPUPKI (Dokuritsu Junbi Chosakai)
yang di ketuai oleh Dr. Rajiman Suroso dan beranggotakan 59 orang sebagai upaya
pemberian kemerdekaan,yang kemudian nantinya pada tanggal 7 Agustus 1945
BPUPKI dibubarkan dan kemudian diganti dengan membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). 1 juni 1945 Soekarno mengemukakan dasar Negara
Pancasila yang kelak akan menjadi falsafah resmi Negara Indonesia. Pada tanggal 8 dan
9 Agustus 1945 sekutu menjatuhkan bom di Hirosima dan Nagasaki. Pada saat itu pula
menandai runtuhnya kekuasaan Jepang di Indonesia . pada tanggal 15 Agustus Jepang
menyerah tanpa sarat dan pada saat itu ada kekosongan kekuasaan di Indonesia. Pada
tanggal 16 Agustus Soekarno dan Muhammad Hatta di bawa ke Rengasdengklok oleh
kaum aktivis muda, Soekarno dan Muhammad Hatta di paksa untuk menyatakan
kemerdekaan Indonesia dengan segera. Pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 yang
bertepatan pada Jum’at legi (13 Ramadhan) di rumah Laksamana Maida, di Jl.
Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta, di bacakanlah Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
G. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Pasca Proklamasi kemerdekaan, pemerintah pusat Republik segera di bentuk di
Jakarta pada akhir Agustus 1945. Pemerintah ini menyetujui konstitusi yang telah di
rancang oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang sebelum

10 ?
Prof. Dr. Slamet Muljana, Kesdaran Nasional jilid 2, (Yogyakrta : Lkis, 2008), hlm.08.
menyerahnya Jepang. Akan tetapi, pihak angkatan laut Jepang memperingatkan bahwa
orang- orang Indonesia yang beragama Kristen di wilayahnya tidak akan menyetujui
peranan istimewa Islam, sehingga Piagam Jakarta dan syarat bahwa kepala Negara
haruslah seorang Muslim tidak jadi dicantumkan. Soekarno di angkat sebagai presiden
dan Hatta sebagai wakil presiden, karena para tokoh-tokoh nasional merasa yakin
bahwa hanya merekalah yang dapat berurusan dengan pihak Jepang. Selain itu juga
menghasilkan dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila yang di tetapkan pada
tanggal 1 Juni 1945, disusul dengan penetapan UUD 1945.
Namun perjuangan rakyat Indonesia belum selesai setelah kekalahan pihak
Jepang dan kemerdekaan Indonesia. Tentara Inggris kembali dan mendarat di Jakarta
pada tanggal 15 September yang kemudian mendarat di Surabaya pada tanggal 25
Oktober 1945 dan tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies) atas
keputusan dan atas nama Blok Sekutu. Dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang
yang masih ada di Indonesia dan memulangkanya ke Negara Jepang, serta
membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang.
Kedatangan Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada
administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda, NICA
(Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng tentara Inggris untuk
tujuan tersebut. Hal ini memicu gejolak rakyat Indonesia dimana- mana melawan
tentara AFNEI dan tentara NICA, dan menyebabkan meletusnya pertempuran di
berbagai daerah, seperti halnya Bandung yang kemudian dikenal dengan sebutan
Bandung lautan api, dan pertempuran di Surabaya melalui Fatwa Resolusi Jihad yang
dikeluarkan oleh Hadrotussyaikh KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 oktober 1945
( kini ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional), memuncak dengan terbunuhnya Brigjen
Mallaby, hingga menuai kemenangan pada tanggal 10 November 1945 yang kemudian
ditetapkan sebagai hari Pahlawan.
Perjuangan para founding father bangsa Indonesia terus berlanjut dengan
semangat membara untuk terus tetap mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan
landasan Pancasila sebagai ideologi bangsa hingga hari ini.
H. PENUTUP
Sejarah merupakan hal yang sangat penting sekali bagi keberlangsungan
nasionalisme di Indonesia karena sejarah merupakan instrumen yang membangun
seluruh lini lini kehidupan, kalau sejarah sampai tidak menjadi hal yang mainstream bagi
anak zaman dan tidak pernah tahu bagaimana perjuangan nenek moyang kita dalam
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan niscaya nasionalisme (Cinta tanah
air) akan hilang.
Berbicara nasionalisme Indonesia itu adalah rangkaian panjang perjuangan nenek
moyang kita dalam mempertahankan bumi pertiwi serta membela penderitaan orang-
orang pribumi. Karena perjuangan pemuda dan juga santri tidak selesai dengan
proklamasi saja karena penjajahan oleh negara asing dari negara kapital terus berlanjut.
Lewat sebuah pemikiran, ekonomi dan teknologi. Salah satu cara untuk kita bisa
mempertahankan kemerdekaan Indonesia lewat sebuah Organisasi Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) karena makna dari tujuan organisasi PMII yaitu “…
dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan
cita-cita kemerdekaan Indonesia”.
Salam Pergerakan !!!
DAFTAR PUSTAKA

Fatwa, Jarkom. 2004 Sekilas Nahdlatut Tujjar. Surabaya : Pustaka Pesantren

Mulyana, Slamet. 2008. Kesadaran Nasional jilid 1. Yogyakarta : Lkis.

Mulyana, Slamet. 2008. Kesadaran Nasional jilid 2. Yogyakarta : Lkis.

M.C. Ricklefs. 2008. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta : Serambi.

Majalah Pitutur

Sunyoto, Agus. 2017. Fatwa & Resolusi Jihad. Yogyakarta : Lesbumi & Pustaka Pelajar
Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai