Skripsi
Oleh:
HADI NASRULLAH
NIM : 30300114081
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 30300114081
benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penyusun,
Hadi Nasrullah
NIM: 30300114081
ii
KATA PENGANTAR
pena, mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Selawat serta salam,
semoga senantiasa tercurahkan atas nabi dan rasul yang termulia Nabi
Muhammad saw. beserta para keluarga dan sahabatmya, serta kepada siapa saja
Rasa syukur tidak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah swt., yang
atas berkat, rahmat, hidayah, serta inayah-Nyalah sehingga skripsi ini bisa
haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad saw., yang mana tak lepas dari
saat ini, terkhusus kaum muslimin, masih dapat merasakan nikmatnya iman dan
Islam.
salah satu persyaratan penyelesaian pendidikan pada program strata satu Prodi
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam
mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada seluruh pihak yang telah
ikut berpartisipasi secara aktif maupun pasif dalam memberikan berbagai macam
bentuk bantuan dan dukungan selama penyusunan skripsi ini, baik yang berupa
meskipun terlihat sederhana namun sungguh sangat berarti bagi penulis. Tidak
iv
dapat penulis cantumkan satu persatu, namun semoga beberapa pihak yang
penulis skripsi ini bersama Ibu Dr. Hj. Rahmi D, M.Ag., Ibu Dr.
selaku Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN
Alauddin Makassar.
3. Ibu Dr. Hj. Aisyah Arsyad, M.A. selaku Ketua Prodi Ilmu Al-Qur’an
Ujian Hasil Skripsi penulis. Atas saran serta arahan dalam perbaikan
v
hasil penelitian, penulis haturkan ucapan terima kasih sebanyak-
banyaknya.
segala kebaikan.
8. Kedua Orang Tua penulis yang tercinta, ayahanda Alm. Tohir dan
penulis sehingga bisa sampai pada titik ini. Kasih sayang yang tulus
dan ikhlas tanpa pamrih tidak akan pernah terbalas dengan segala
perbuatan dan kata-kata. Semoga Allah swt. senantiasa memberikan
vi
kasih sayang yang lebih dari yang penulis terima dari keduanya,
yang pasti semuanya begitu berharga dan sangat spesial untuk penulis.
tujuan dan alasan baik yang telah diatur oleh-Nya. Penulis bersyukur
vii
terdapat banyak kekurangan. Karenanya, penghargaan setinggi-
Hadi Nasrullah
NIM: 30300114081
viii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................... xiv
ABSTRAK ....................................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1-13
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ............................... 6
C. Rumusan Masalah................................................................ 8
D. Kajian Pustaka ..................................................................... 9
E. Tujuan dan Kegunaan .......................................................... 9
F. Pengertian Judul ................................................................. 10
BAB II TINJAUAN TEORETIS .............................................................. 14-38
A. Metode Pembelajaran Al-Qur’an di Indonesia.................... 14
B. Metode An-Nahdliyah Sebagai Metode Cepat Tanggap Belajar
Al-Qur’an .............................................................................. 22
C. QS al-Muzzammil/73: 4 ..................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 39-51
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ................................................ 39
B. Pendekatan Penelitian ........................................................ 42
C. Sumber Data ........................................................................ 43
ix
D. Metode Pengumpulan Data ................................................ 45
E. Instrumen Penelitian ........................................................... 47
F. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data ............................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 52-90
A. Hasil Penelitian ................................................................... 52
1. Gambaran Metode An-Nahdliyah .................................. 53
2. Implementasi Metode An-Nahdliyah diTPQ. An-
Nahdliyah Sabilul Muttaqin Makassar dan Kaitannya
dengan QS al-Muzzammil/73: 4 .................................... 75
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Metode
An-Nahdliyah di TPQ. An-Nahdliyah Sabilul Muttaqin
Makassar ......................................................................... 78
B. Pembahasan ......................................................................... 82
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 91-93
A. Kesimpulan .......................................................................... 91
B. Implikasi Penelitian ............................................................. 92
KEPUSTAKAAN ............................................................................................ 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 97
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 99
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat
1. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan
ب Ba b Be
ت Ta t Te
ث s\a s\ es (dengan titik di atas)
ج Jim j Je
ح h}a h} ha (dengan titik di bawah)
خ Kha kh ka dan ha
د Dal d De
ذ z\al z\ zet (dengan titik di atas)
ر Ra r Er
ز Zai z Zet
س Sin s Es
ش Syin Sy es dan ye
ص s}ad s} es (dengan titik di bawah)
ض d}ad d} de (dengan titik di bawah)
ط t}a t} te (dengan titik di bawah)
ظ z}a z} zet (dengan titik di bawah)
ع ‘ain ‘ apostrof terbalik
غ Gain g Ge
ف Fa f Ef
ق Qaf q Qi
ك Kaf k Ka
ل Lam l El
م Mim m Em
ن Nun n En
و Wau w We
ه Ha h Ha
ء hamzah ’ Apostrof
ي Ya y Ye
xiv
Hamzah ( )ءyang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi
tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau akhir, maka ditulis dengan tanda (’).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
َا fath}ah a A
َا Kasrah i I
َا d}ammah} u U
َكٌف : kaifa
هول : haula
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
xv
Contoh:
َمات : ma>ta
رمى : rama>
َلٌل : qi>la
ٌَموت : yamu>tu
4. Ta>’ marbu>t}ah
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup
atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata
yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka
َالحكمة : al-h}ikmah
5. Syaddah (Tasydi>d)
Contoh:
َربَّنا : rabbana>
َالحك : al-h}aqq
َنعم : nu‘‘ima
xvi
َعدو : ‘aduwwun
Jika huruf ىber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah (َّ),
Contoh:
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ال
(alif lam ma‘rifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi
seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf
Contoh:
َّ ال
َشمس : al-syams (bukan asy-syamsu)
َالفلسفة : al-falsafah
َالبالد : al-bila>d
7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di
awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
َتأمرون : ta’muru>n
َالنَّوء : al-nau‘
َشىء : syai’
xvii
َأمرت : umirtu
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah
atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau
kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa
Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim
digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara
munaqasyah. Bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks
Contoh:
Kata ‚Allah‛ yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya
huruf hamzah.
Contoh:
َ دٌنََهللاdi>nulla>h َ باهللاbilla>h
Adapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al-
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps),
dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang
xviii
penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang
berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal
nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila
nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf
kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.
Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut
menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf
awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia
ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR).
Contoh:
Al-Gaza>li>
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibn (anak dari) dan Abu>
(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu
harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.
Contoh:
Abu> al-Wali>d Muh}ammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu> al-Wali>d
Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibn)
Nas}r H}a>mid Abu Zaid, ditulis menjadi: Abu> Zai>d, Nas}r H}a>mid (bukan: Zaid,
Nas}r H}a>mi>d Abu> )
xix
B. Daftar Singkatan
H = Hijriah
M = Masehi
SM = Sebelum Masehi
w. = Wafat tahun
HR = Hadis Riwayat
xx
ABSTRAK
Nama : Hadi Nasrullah
NIM : 30300114081
Judul Skripsi : ‚Implementasi Metode An-Nahdliyah dalam Pembelajaran Al-
Qur’an dan Kaitannya dengan QS. Al-Muzzammil/73: 4 (Studi
Kasus di TPQ. An-Nahdliyah Sabilul Muttaqin Makassar‛
xxi
Implikasi dari penelitian ini adalah: 1) Pihak pengelola TPQ, diharapkan
dapat terus mengembangkan kualitas TPQ baik dalam hal administrasi kantor,
sarana prasarana dan lebih mengembangkan lagi kualitas guru terkait dengan
pemahaman mereka dengan Metode An-Nahdliyah. 2) Seluruh tenaga pendidik
atau guru hendaknya terus mengembangkan kualitas diri sebagai orang yang
memiliki tanggung jawab dalam mendistribusikan materi kepada santri,
meningkatkan mutu pengajarannya serta memberikan motivasi terkait
kedisiplinan santri, baik disiplin hadir maupun disiplin belajar. 3) Dukungan para
orang tua atau wali santri dalam bentuk partisipasi aktif berupa memberikan
motivasi dan arahan kepada anak-anaknya agar lebih rajin dan aktif dalam belajar
terutama dalam belajar Al-Qur’an di TPQ. Orang tua atau wali santri juga
diharapkan dapat memantau kegiataan belajar anak selama di rumah, dengan
menyuruh mereka mengulangi pelajaran yang telah diajarkan atau dengan
menguji materi hafalan yang telah mereka hafalkan.
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
bagi kaum muslimin. Al-Qur’an tidak hanya sekedar kitab suci yang harus
diagungkan, dihormati dan menjadi simbol ajaran Islam, namun lebih dari itu Al-
Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh manusia yang
lebar mata manusia agar menyadari jati diri dan hakekat keberadaan mereka di
dunia ini.1
keselamatan dan kebahagian hakiki, serta terhindar dari segala kesesatan hidup di
dunia dan di akhirat. Belajar dan mengajarkan Al-Qur’an kepada orang lain
merupakan kewajiban suci lagi mulia, sebab belajar dan mengajarkan Al-Qur’an
merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban seorang muslim kepada
kitab sucinya yakni Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai kitab suci yang terakhir
memiliki posisi penting dalam ajaran Islam. Hal ini karena Al-Qur’an merupakan
firman Allah swt. yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur’an
1
Zulfison dan Muharom, Belajar Mudah Membaca Al-Qur’an dengan Metode Mandiri
(Cet. I; Jakarta: Ciputat Press, 2003), h. 1.
1
2
menjadi sumber utama ajaran Islam yang memiliki otensitas yang tak
Artinya :
Menceritakan kepadaku Hajjaj bin Minh}a>l, menceritakan kepadaku
Syu’bah, beliau berkata: Menceritakan kepadaku ‘Alqamah bin Mars\ad,
saya mendengar Sa’d bin ‘Ubaidah, dari Abi Abdirrahman al-Sulamiy, dari
Us\ma>n, dari Nabi saw. beliau bersabda: ‚orang terbaik dari kamu ialah
orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya‛. (HR al-Bukhari)
yang harus dikuasai oleh umat Islam. Langkah awal untuk mendalami Al-Qur’an
dan hadis adalah dengan cara membacanya dengan baik dan benar. Terlebih lagi
dengan terang dan jelas sesuai dengan firman Allah swt. dalam QS al-
Muzammil/73: 4:
2
Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Depertemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 35.
3
Muhammad bin Isma>’i>l Abu> ‘Abdilla>h al-Bukha>ry al-Ju’fiy, S{ah}i>h} al-Bukha>riy, Juz IV
(t. tp: Da>r T}auq al-Naja>h, 1422 H), h. 192.
4
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Perkata (Bandung: Jabal,
2010), h. 574.
3
bukan hanya mengetahui dari segi fisik dan aspek sejarah semata. Namun yang
memahami makna yang terkandung dalam butir ayat demi ayat dari Al-Qur’an.
Maka aspek kemampuan tulis baca Al-Qur’an merupakan hal pokok yang
belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Jangankan untuk
bagi sebagian besar umat islam mengalami kesulitan. Kesulitan membaca Al-
Qur’an ini merupakan hal wajar, mengingat Al-Qur’an turun dalam bahasa Arab,
tempat keluarnya huruf Arab (makha>rij al-h}uru>f) dan latin berbeda. Sehingga jika
ditulis dengan huruf latin bisa terjadi kesalahan dalam membacanya. Misalnya
huruf ‘Ain dan Hamzah, huruf Zai, Ji>m, D{a>’ dan lain-lain, bisa salah
5
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jilid 14
(Cet III; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 516.
4
membacanya jika ditulis dengan huruf Latin. Maka jangan heran kalau kalau di
Keadaan ini tidak hanya terjadi dikalangan umat Islam yang awam saja
melainkan terjadi juga kepada para pelajar, kaum intelektual, bahkan tokoh
Qur’an diberi sejak dini di lembaga-lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar
memilih dan menetapkan metode yang sesuai dengan tujuan, materi, situasi,
metode pembelajaran dengan baik dan tepat. Begitupun dalam pembelajaran Al-
Qur’an penggunaan metode yang tepat oleh seorang guru dalam mengajarkan Al-
serta kebutuhan akan tercapainya kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan
kurikulum yang digunakan oleh individu maupun lembaga-lembaga yang
6
Zulfison dan Muharom, Belajar Mudah Membaca Al-Qur’an dengan Metode Mandiri, h.
1-2.
5
peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu,
Tulungagung bersama dengan para Kyai dan para ahli di bidang pengajaran Al-
7
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III (Cet. II;
Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 740.
8
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Reneka
Cipta, 2002), h. 76.
9
Lihat Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah
Tulungangung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah (Tulungaung: Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman
Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah Tulungangung, 2015), h. 19.
10
Lihat Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah
Tulungangung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, h. 1-2.
6
sebagai dasar pengajaran di TPQ tersebut, yang mana TPQ tersebut merupakan
1. Fokus Penelitian
few related domains‛ maksudnya adalah bahwa fokus itu merupakan domain
tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial.11 Adapun
11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D
(Cet. XVI; Bandung: ALFABETA, 2013), h. 286-288.
7
2. Deskripsi Fokus
a. Metode An-Nadliyah
membaca Al-Qur’an yang dikemas secara berjenjang satu sampai enam jilid.
klasikal penuh. Cara belajar dengan menggunakan hitungan ketukan stik secara
metode lain, berupa latar belakang, visi dan misi, filosofi, motto, target, sistem/
evaluasi.
pembelajaran Al-Qur’an, yang diberi nama ‚Metode Cepat Tanggap Belajar Al-
merupakan sebuah unit pendidikan yang berada di bawah atap dengan Gedung
12
Siti Via Muflihatul Ula, ‚Implementasi Metode An-Nahdliyah dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur’an Siswa Di Mts Syekh Subakir 2 Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten
Blitar Tahun Ajaran 2016/2017‛, Skripsi (Tulungagung: Fak. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Tulungagung, 2017), h. 12-13.
13
Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah
Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, h.1-2.
8
Rappocini Kota Makassar Provinsi Sulawesi selatan. Tepatnya berada 400 meter
sebelah barat dari jalan AP. Pettarani Kota Makassar atau terletak tepat di
HIMMATA memiliki luas tanah 484 M2. Gedung ini merupakan gedung
agama, pendidikan, dakwah dan sosial dari ORMAS ini, seperti Taman
Anak Yatim Piatu dan Fakir Miskin, Kegiatan Sima’an Al-Qur’an dan Kegiatan
Peringatan Hari Besar Islam Lain, seperti Shalat ‘I<dul Fit}ri, ‘I<dul Ad}h}a> dan lain
lain.
C. Rumusan Masalah
permasalahan yang memerlukan pembahasan lebih lanjut dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut:
14
Istilah ‚Anregurutta‛ ini biasanya ditujukan kepada tokoh Ulama yang telah
menempati status sosial yang sangat tinggi dan telah mendapatkan tempat/kedudukan terhormat
di mata masyarakat Bugis Makassar. Lihat Harian Sulsel, ‚Anregurutta KH. Sanusi Baco, Lc;
Ulama’ Kharismatik Sulawesi Selatan‛, Situs Resmi Harian Sulsel. http://hariansulsel.com/profil-
anregurutta-kh-sanusi-baco-lc-ulama-kharismatik-sulawesi-selatan/ (18 Januari 2019)
9
D. Kajian Pustaka
tersebut, yaitu:
2016/2017” yang disusun oleh Siti Via Muflihatul Ula, mahasiswa Institut
1. Tujuan penelitian
2. Kegunaan penelitian
berikut:
b. Kegunaan Praktis :
didik dapat memahami cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
F. Pengertian Judul
1. Implementasi
Usman implementasi merupakan suatu tindakan, aktivitas atau aksi atau adanya
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III, h. 427.
16
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum,(Jakarta:Grasido, 2002),
h.70.
11
sebagai objek.
2. Metode An-Nahdliyah
‚metodos‛. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu ‚metha‛ yang berarti melalui
atau melewati dan ‚hodos‛ yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu
jalan yang dilalui untuk mecapai tujuan. Dalam bahasa Arab metode disebut
‚t}ari>qah‛. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang
teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat dipahami
bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan
pembelajaran Al-Qur’an, yang diberi nama ‚Metode Cepat Tanggap Belajar Al-
surau dengan menggunakan sistem yang tidak berasal dari kultur pesantren.
Kemudian berkat kerja keras beliau bersama para kyai dan para ahli dibidang
17
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta:
Ciputat Press, 2002), h. 40.
18
Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah
Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah (Tulungagung: Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman
Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah Tulungagung, 2008), h.1-2.
12
Qur’an yang dikemas secara berjenjang satu sampai enam jilid. Metode an-
3. Pembelajaran Al-Qur’an
kegiatan interaktif peserta didik dengan sumber belajar, atau proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.21 Adapun fokus atau objek dari pembelajaran dalam penelitian adalah Al-
Qur’an. Secara etimologis, kata Al-Qur’an mengandung arti bacaan yang dibaca.
Lafadz Al-Qur’an berbentuk isim mas}dar dengan ‚isim maf’ul‛.22 Lafadz Al-
Qur’an dengan arti bacaan, misalnya dapat dilihat pada firman Allah swt. dalam
QS al-Qiya>mah/75: 16-18 :
19
Siti Via Muflihatul Ula, ‚Implementasi Metode An-Nahdliyah dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur’an Siswa Di Mts Syekh Subakir 2 Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten
Blitar Tahun Ajaran 2016/2017‛, Skripsi (Tulungagung: Fak. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Tulungagung, 2017), h. 12-13.
20
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Surabaya: Apollo, 1997), h. 24.
21
Abdul Halik, Implementasi Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Berbasis Intelectual, Emotional, dan Spritual Quotient, Disertasi (Makassar: Fak. Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan, 2013), h. 4.
22
Muniron, dkk, Studi Islam di Perguruan Tinggi (Cet. I; Jember: STAIN Jember Press,
2010), h. 47.
13
Terjemahnya :
Janganlah, engkau menggerakkan lidahmu untuk terburu-buru
membacanya. Sesungguhnya menjadi tanggungan-Ku mengumpulkan dan
membacanya. Maka apabila Kami membacanya, maka ikutilah
bacaannya.23
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril guna menjadi
proses interaksi antara guru atau ustadz sebagai pendidik dengan murid atau
santri sebagai peserta didik dan Al-Qur’an sebagai sumber atau objek belajar
pada suatu tempat belajar yang dalam hal ini adalah Taman Pendidikan Al-
Qur’an (TPQ).
23
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Perkata (Bandung: Jabal,
2010), h. 577.
24
Mardan, Al-Qur’an: Sebuah Pengantar (Cet. IX; Jakarta: Mazhab Ciputat, 2014), h.
22.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
‚metodos‛. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu ‚metha‛ yang berarti melalui
atau melewati dan ‚hodos‛ yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu
jalan yang dilalui untuk mecapai tujuan. Dalam bahasa Arab metode disebut
‚t}ari>qah‛. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang
teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat dipahami
bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan
pembelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.1 Di sisi lain, menurut Abd. Muin
metode ini terdiri dari dua kata yaitu meta dan hoo kemudian dihubungkan
dengan Bahasa Arab, yaitu meta (sesudah) dengan ماتdan hoo (jalan, petunjuk)
dengan هدى.2
Metode dalam bahasa Inggris dikenal dengan term ‚method‛ dan ‚way‛
yang diterjemahkan dengan metode dan cara, sedangkan dalam bahasa Arab kata
metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti al-t}ari<qah, al-manhaj, dan al-
was}i<lah. al-t}ari<qah berarti jalan, al-manhaj berarti sistem, al-was}i<lah berarti
mediator atau perantara. Novan Ardi W. mengatakan bahwa metode dalam
bahasa Arab dikenal dengan istilah t}ari<qah yang berarti lamgkah-langkah yang
1
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Ciputat
Press, 2002), h. 40.
2
Muhammad Irham, Tafsir Gara’ibul Qur’an wa Raga’ib al-Furqan Karya al-Naisaburi:
Suatu Kajian Metodologi (Cet. I; Makassar: LEPERMI, 2017), h. 23.
14
15
tertentu.3 Oleh sebab itu, kata Arab yang paling dekat dengan metode adalah
kata al-t}ari<qah. Metode ditinjau dari segi terminologi (istilah) adalah jalan yang
ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam
lainnya.4
Sesuai pengertian di atas dapat dikatakan metode memiliki peranan yang sangat
penting dalam proses belajar mengajar. Sehingga seorang guru sebagai mediator
ilmu diharapkan mampu menggunakan dan menerapkan metode yang tepat dalam
menyajikan pelajaran.
atau tingkatan yang harus dilewati dan juga kesamaan dari sisi penekanan agar
santri aktif praktik membaca dan tidak perlu banyak dijelaskan teori.6 Di
3
Novan Ardi Wiyani dan Bernawi, Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep
Pendidikan Monokotomik-Holistik (Yogyakarta: ar-Ruz Media, 2012), h. 185.
4
Ismail SM, Strategi Pembelejaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan) (Semarang: Bumi Aksara, 2008), h. 7.
5
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III (Cet. II;
Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 740.
6
Abu Zakariya Sutrisno, Panduan Lengkap Mengajar Taman Pendidikan Al-Qur’an
(TPA) (Cet. I; Sukoharjo: Yayasan Hubbul Khoir, 2018), h.16-17.
16
bertujuan memberikan bekal dasar kepada anak-anak usia 4-6 tahun (TK) dan
usia 7-12 tahun (TPA) agar menjadi generasi yang sholih-sholihah, yang mampu
sehari-hari.7
yang asing di negara kita. Hampir di setiap masjid baik di desa maupun di kota
diselenggarakan TPA. Di beberapa tempat, selain TPA ada juga Taman Kanak-
Kanak Al-Qur’an (TKA). Kalau TPA ditargetkan untuk anak usia sekolah dasar
(SD) adapun TKA untuk anak usia dibawah itu (TK). Selain itu ada pula
Ta’limul Qur’an lil Aulad (TQA), yang biasanya ditujukan bagi yang sudah
selesai TPA. Jenjang pendidikan Al Qur’an ini juga disebutkan dalam Peraturan
Qur’an lil Aulad (TQA), dan bentuk lain yang sejenis.‛ Namun pada prakteknya
‚TPA/TPQ‛.8
2. Santri dapat terbiasa membaca Alquran dengan lancar dan fasih serta
3. Santri dapat mengerjakan shalat lima waktu dengan tata cara yang benar
4. Santri dapat menguasai sejumlah hafalan surat pendek dan doa harian.
Islam.
Sebenarnya sebelum muncul metode Qira’aty dan Iqra’ telah ada metode
tersebut berasal atau dipengaruhi dari timur tengah seperti metode Baghdady.
Namun metode-metode klasik ini mulai banyak digantikan oleh metode lebih
baru dan bernuansa Indonesia. Akhir-akhir ini juga mulai bermunculan metode
baru seperti metode Tilawati, Qiroati, Yanbu’a, Iqra’, An-Nahdliyah dan lainnya.
1. Metode Tilawati
Metode Tilawati disusun pada tahun 2002 oleh Tim terdiri dari Drs. H.
Hasan Sadzili, Drs. H. Ali Muaffa dkk. Kemudian dikembangkan oleh pesantren
pendekatan, yaitu:
10
Abdurrohim Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawat, (Surabaya:
Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah PTT, VB, 2010), h. 172.
18
mengajar yang dilakukan dengan cara membaca bergiliran yang satu dengan
a. Klasikal
ini biasanya diberi waktu 15 menit. Manfaat Klasikal praga adalah agar santri
terbiasa dengan bacaan yang dibaca sehingga santri mudah untuk melancarkan
bacaannya. Selain itu dengan teknik klasikal ini santri mudah dalam penguasaan
ketika santri sudah pada halaman akhir. Dalam menerapkan klasikal peraga
2) Pada saat klasikal guru harus ikut membaca, karena sebagai komando agar
4) Saat memimpin klasikal guru hendaknya bersuara jelas dan lantang, untuk
11
Abdurrohim Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawat, h. 173-175
19
b. Baca simak
Baca simak adalah adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan
cara membaca bergiliran yang satu membaca dan yang lain menyimak dengan
durasi waktu 30 menit. Manfaatnya adalah selain santri tertib dan tidak ramai
pembagian waktu setiap santri adil. Baca simak juga melatih santri untuk
bersikap toleransi terhadap temannya yang membaca, sehingga santri yang tidak
membaca itu bisa menyimak dan mendengarkan yang sama dengan membaca
2) Baca Simak diawali dengan membaca secara klasikal pada halaman yang
Evaluasi dalah penilaian yang dilakukan setiap hari oleh guru untuk
menentukan kenaikan halaman buku tilawati secara bersama dalam satu kelas.
2. Metode Qiroati
memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
ilmu tajwid, sistem pendidikan dan pengajaran Metode Qiroati ini melalui sistem
pendidikan berpusat pada murid. Secara umum tujuan dalam pembelajaran Al-
Qur’an adalah untuk menanamkan nilai-nilai ketuhanan kepada anak sejak dini
b. Langsung praktik secara mudah dan praktis bacaan secara baik dan benar.
sama lainnya).
mengalami kesulitan dalam belajar yaitu disusun dari yang mudah kemudian
3. Metode Yanbu’a
adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode adalah cara atau teknik
12
Devi Hufadiah, Implementasi Metode An Nahdliyah Dalam Pembelajaran Membaca Al
Qur’an Di Tpq Al-Fattahiyyah Ngranti Boyolangu Tulungagung, Skripsi (Tulungagung: Fak.
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung, 2020), h. 22-24.
21
siswa.
Metode yanbu’a adalah metode atau thoriqoh untuk mempelajari baca dan
menulis serta menghafal Al-Qur’an dengan cepat, mudah, benar bagi anak
maupun orang dewasa, yang dirancang dengan rasm Us\ma>ni> dan menggunakan
tanda-tanda baca dan waqof yang ada didalam Al-Qur’an rasm Us\ma>ni>, yang
4. Metode Iqra’
adalah metode Iqra’. Metode Iqra’ disusun oleh ustadz As’ad Human di
buku panduan Iqra’ terdiri dari 6 jilid dimulai dari tingkat yang sederhana, tahap
demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna. Buku Iqra’ dari keenam jilid
tersebut ditambah satu jilid lagi yang berisi tentang do’a - do’a. Buku Metode
Iqra’ ada yang tercetak dalam setiap jilid dan ada yang tercetak dalam enam jilid
Qur’an. Metode Iqra’ ini termasuk salah satu metode yang cukup dikenal di
menjadi pusat Iqra’. Adapun metode ini dalam prakteknya tidak membutuhkan
13
M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur’an Yanbu’a Jilid
1(Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an, 2004), h. 1.
22
memang betul-betul menanamkan doktrin agama yang solid sejak usia dini.
tentang cara baca kitab suci Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup setiap
umat islam.15
Salah satu metode tersebut adalah metode an-Nahdliyah. Metode ini lahir dari
para ahli di bidang pengajaran Al-Qur’an. Metode tersebut diberi nama ‚Metode
cepat dapat diserap oleh anak dalam belajar membaca Al-Qur’an sangat
dibutuhkan karena padatnya kegiatan yang dimiliki oleh hampir setiap anak yang
14
Devi Hufadiah, Implementasi Metode An Nahdliyah Dalam Pembelajaran Membaca Al
Qur’an Di Tpq Al-Fattahiyyah Ngranti Boyolangu Tulungagung, Skripsi, h. 24-26.
15
Mabin An-Nahdliyah Langitan, Sekilas Tentang An-Nahdliyah,
https://mabinannahdliyahlangitan.wordpress.com/2013/02/15/sekilas-tentang-an-nahdliyah/ (14
Januari 2019)
23
metode An-Nahdliyah tergolong pesat. Sejak berdiri pada tahun 1990 M. hingga
metode yang bukan berasal dari kultur pesantren. Hal ini bila diteruskan, maka
mendatang?‛ tanya Kiai Munawwir dalam hati. Berangkat dari hal tersebut,
akhirnya timbullah niat dalam hati Kiai Munawwir Kholid untuk menciptakan
(NU)an.
tangan. Beribu kerikil tajam dan sejuta jurang siap menghadang. Di sinilah
16
Maksum Farid, dkk, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah
(Tulungagung:LP. Ma’arif, 1992), hal. 2.
24
ketulusan dan kesabaran beliau diuji. Ujian tidak hanya datang dari luar, namun
juga dari dalam. Tepatnya para pengurus PCNU dan Jam’iyatul Qurro’ wal
yaitu : pertama : bernama Metode Cepat Baca Al-Qur’an Ma’arif (format disusun
PCNU Tulungagung pada tahun 1985). Kedua, Metode Cepat Baca Al-Qur’an
Ma’arif Qiroati (dengan meminta izin muallif qiro’ati untuk dicetak). Dan
ketiga, Metode Cepat Baca Al-Qur’an Ma’arif An-Nahdliyah (mulai dicetak pada
tahun 1990).17 Adapun tempat yang sering digunakan untuk membahas format
Tulungagung.
berjalan ke arah utara yang pada akhirnya beliau bertemu dengan Kiai Syamsu
Dluha. Dari pertemuan itu, terjalinlah ikatan persaudaraan yang kuat diantara
yang menjadi bahan penyusunan kitab Metode Cepat Tanggap Belajar Al Qur’an
An-Nahdliyah. Dengan dibantu oleh Kiai Syamsu Dluha dan kiai-kiai yang lain
akhirnya Kiai Munawir Kholid menggagas untuk membuat metode baru. Beliau
17
Samsul Huda dan Mustofa, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an
Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah (Tulungagung: Pimpinan Pusat Majelis
Pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur‟an An-Nahdliyah Tulungagung, 2015), h. 1-2.
25
2. Kiai Manaf
4. Kiai Hamim
5. Kiai Masruhan
materi pembelajaran Al-Qur’an tidak jauh berbeda dengan metode Qiroati dan
Iqra. Dan yang perlu diketahui bahwa pembelajaran metode An-Nahdliyah ini
lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau
lebih tepatnya pembelajaran Al-Qur’an pada metode ini lebih menekankan pada
kode ketukan.19
Metode ini dibagi dalam 6 jilid untuk santri PBP (Program Buku Paket)
Metode ini mempunyai ciri khas ketika mengajar menggunakan ketukan dengan
tongkat (stik), serta membiasakan wirid yaumiyah bagi para ustadz pengajar agar
18
Samsul Huda dan Mustofa, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an
Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, h. 3.
19
Maksum Farid, dkk, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah
(Tulungagung:LP. Ma’arif, 1992), hal. 9.
20
Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah
Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
26
Buku paket metode An-Nahdliyah terdapat enam (6) jilid, secara garis
4) Jilid 4 berisi iz}ha>r qamariyyah, ra’ tafkhi>m, iz}ha>r syafawi>, iz}ha>r h}alqi>,
la>zim mukhaffaf kilmi>, mad ‘iwa>d,} mad la>zim mus\aqqal h}arfi>, mad la>zim
mukhaffaf h}arfi>, tanda-tanda waqaf, surat-surat pendek, surat al-baqarah
ayat 1-20
Makharijul huruf dan sifatul huruf merupakan syarat mutlak bagi setiap
orang Islam yang akan membaca Al-Qur’an. Fasih dan tidaknya seseorang
membaca Al-Qur’an tergantung pada betul dan tidaknya seseorang dalam
makha>rijul h}uru>f dan sifa>tul huru>f hendaknya menggunakan cara yang mudah
diterima oleh santri, mentransfer bahasa ilmiah menjadi bahasa peraga yang
titian murattal.
dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pada pembelajaran
kaidah tajwid pada metode ini menggunakan alat bantu yang dinamakan ‚titian
d. Santri lebih dituntut memiliki pengertian yang dipandu dengan asas CBSA
Belajar Santri Aktif) maksudnya dalam pembelajaran ini santri dituntut secara
disampaikan.
berkelanjutan. Evaluasi ini terdiri dari evaluasi harian, evaluasi akhir jilid dan
yang muncul didaerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh
maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan
sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif ba’ ta’.
C. QS al-Muzzammil/73: 4
Terjemahnya :
) yang antara lain berarti serasi dan indah. Menurut Al-Ragib Al-Asfaha>ni kata
) artinya seorang lelaki giginya tersusun rapih.22 Dan kata ‚al-tarti>l‛ ) ( الترتيل
artinya adalah mengeluarkan kalimat dari mulut dengan mudah dan konsisten.23
21
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Perkata, h. 574.
22
Al-Ragib Al-Asfaha>ni, Al-Mufra>dat Fi> Gari>b Al-Qur’a>n, terj. Ahmad Zaini Dahlan,
Kamus Al-Qur’an, Jilid 2 (Cet.I; Depok: Pustaka Khazanah Fawa’id, 2017), h. 25.
23
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jilid
14 (Cet III; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 516.
29
untuk membaca dengan nama Tuhan24 yaitu pada QS al-Alaq ayat 1-5:
Terjemahnya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha Pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.25
Secara bahasa Al-Our'an berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata َ قَ َرءyang
Adapun Al-Qur’an secara istilah, yaitu firman atau wahyu Allah swt. yang
disusun secara rapi dan diucapkan dengan baik dan benar dilukiskan dengan kata-
Sedang yang dimaksud dengan Al-Qur’an adalah nama bagi keseluruhan firman
Allah yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril dari ayat
pertama al-Fa>tih}ah sampai dengan ayat terakhir al-Na>s. Dalam saat yang sama
24
Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus (Cet. II; Surabaya: Halim Jaya, 2008), h. 351.
25
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Perkata (Bandung: Jabal,
2010), h. 597.
26
A. Athaillah, Sejarah Al-Qur’an (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), h. 14.
30
perlahan, sebab hal itu akan membantu dalam memahami dan merenunginya. Dan
Qur’an.28
Terjemahnya:
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil.29
Menurut Hamka ayat ini memberi isyarat atau perintah kepada Nabi
bahwa hendaklah al-Quran yang telah diturunkan kepada engkau itu, selalu
27
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jilid
14, h. 516.
28
Isma>i>l ibni Kas\i>r, Luba>b al-Tafsi>r min Ibni Kas\i>r, terj. M. Abdul Ghoffar E.M dan Abu
Ihsan al-Atsari, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 8 (Cet. 1; Kairo: Muassasah Da>r al-Hila>l, 1994), h. 320.
29
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Perkata, h. 362.
31
Menurut sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas bin
Malik ra., ditanyakan kepada Anas bagaimana cara Nabi saw.. membaca al-
Quran. Lalu Anas ra. memberikan keterangan bahwa Nabi bila membaca al-
Quran ialah dengan suara tenang panjang, tidak tergesa terburu. Anas membuat
dengan panjang, Al-Rahma>n dengan panjang dan Al-Rahi>m dengan panjang pula.
Dan menurut riwayat Ibnu Juraij yang diterima dari Ummi Salamah ra., isteri
Rasulullah, kalau beliau membaca Surat al-Fa>tih}ah, tiap-tiap ayat itu beliau baca
Sayyidina Ali as. ketika ditanya mengenai makna tartil pada ayat
30
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 10 (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, t.th.), h. 7706.
31
Lihat Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah
Tulungangung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah (Tulungaung: Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman
Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah Tulungangung, 2015), h. 51.
32
ulama adalah perintah wajib yang tidak bisa ditawar-tawar. Oleh karena itu
Artinya :
‚dan mengambil (membaca Al-Qur’an) dengan tajwid adalah wajib yang
tetap. Orang yang tidak mentajwidkan Al-Qur’an adalah berdosa. Karena
dengan tajwid itulah Allah menurunkan Al-Qur’an dan dengan tajwid itu
pulalah Al-Qur’an sampai kepada kita‛.32
tantangan dunia modern yang bersifat sekuler dan materalistis, umat Islam
pendalaman isi serta kandungan yang sudah tentu dimulai dengan kemampuan
32
Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, h. 6.
33
Ahmad Afandi, ‚Pembelajaran Al-Qr’an Melalui Metode Talaqqi: Studi Kasus di
Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al-Imam Ashim Makassar‛, Skripsi (Bone: Fak. Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan STAIN Watampone, 2014), h. 16-17.
33
dengan kaidah tajwid diperlukan cara atau metode tepat, agar mudah tercapai
tujuan yang diinginkan yaitu membaca Al-Qur’an dengan fashih sesuai dengan
dengan segala kesempurnaannya. Istilah ini muncul sebagai sinonim dari kata
yang sudah lebih dulu akrab di telinga kaum muslimin, yaitu ‘tajwid’ yang
seringkali dipahami sebagai ilmu yang membahas tata cara membaca Al-Qur’an
Secara bahasa, istilah tajwid yang disamakan dengan tahsin ini memiliki
arti yang sama, yaitu membaguskan. Para ulama memberikan batasan mengenai
istilah ini, yaitu mengeluarkan atau melafalkan setiap huruf Al-Qur’an dari
Yang dimaksud dengan h}aqqul h}uru>f adalah sifat asli yang senantiasa ada
pada setiap huruf atau seperti sifat jahr,syiddah, istifa>l, it}ba>q, qalqalah, isti’la,
dan lain sebagainya. Hak huruf meliputi sifat-sifat huruf dan tempat-tempat
keluar huruf. Adapun yang dimaksud dengan mustah}aqqul h}uru>f adalah sifat
iqla>b, idgha>m, qalqalah, ghunnah, tafkhi>m, tarqi>q, madd, waqaf, dan lain-lain
34
Muhammad Amri, Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Membaca Al-Qur’an
(Surakarta: Ahad Books, 2014), h. 46
35
Lihat Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisura
(Jakarta: Fak. Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta dan Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, 2014), h.
179.
34
tuntutannya.36
langsung kitapun dituntut untuk mempelajari ilmu tentang tata cara membaca
التجويد ال خالف ىف أنه فرض كفاية والعمل به فرض عني على كل مسلم و مسلمة من ادلكلفني
Arttinya :
Tidak ada perbedaan pendapat bahwa (mempelajari) ilmu tajwid hukumnya
fardlu kifayah, sementara mengamalkannya (ketika membaca Al-Qur’an)
hukumnya fardlu ‘ain bagi setiap muslim dan muslimah yang telah
mukallaf.37
menggunakan kaidah tajwid dan hukum mempelajari ilmu tajwid adalah wajib
kaidah tajwid adalah kewajiban individu (fard}u ‘ain) dan hukum mempelajari
Dan kalau diperthatikan, ada beberapa hal yang menyebabkan kita harus
Muzzammil/73: 4
36
Unit Tahfizh MQ Tebu Ireng, Panduan Ilmu Tajwid Versi Madrasatul Qur’an Tebu
Ireng (Jombang: Unit Tahfizh MQ Tebu Ireng, 2004), h. 2.
37
Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, h. 6.
38
Ahmad Afandi, ‚Pembelajaran Al-Qr’an Melalui Metode Talaqqi: Studi Kasus di
Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al-Imam Ashim Makassar‛, Skripsi, h. 21.
35
Terjemahnya :
2. Refleksi keimanan seseorang kepada Allah swt.. Firman Allah swt. dalam
Terjemahnya :
Rasulullah saw.. :
ِ ٍ ِ
ت َس ْع َد بْ َن ْ أ: قَ َال،ُ َحدَّثَنَا ُش ْعبَة،اج بْ ُن مْن َه ٍال
ُ ََس ْع،َخبَ َرِِن َع ْل َق َمةُ بْ ُن َم ْرثَد ُ َحدَّثَنَا َح َّج
صلَّى هللاُ َعلَْي ِه
َ َّب َّ َع ْن عُثْ َما َن َر ِض َي،السلَ ِم ِّي
ِّ ِ َع ِن الن،ُاَّللُ َعْنه ُّ الر ْْحَ ِن َّ َع ْن أَِِب َعْب ِد،عُبَ ْي َد َة
41
،»ُ « َخْي ُرُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم ال ُق ْرآ َن َو َعلَّ َمه:َو َسلَّ َم قَ َال
Artinya :
Menceritakan kepadaku Hajjaj bin Minh}al> , menceritakan kepadaku
Syu’bah, beliau berkata: Menceritakan kepadaku ‘Alqamah bin Mars\ad,
saya mendengar Sa’d bin ‘Ubaidah, dari Abi Abdirrahman al-Sulamiy, dari
Us\ma>n, dari Nabi saw.. beliau bersabda: ‚orang terbaik dari kamu ialah
orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya‛. (HR al-Bukhari)
39
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Perkata, h. 574.
40
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Perkata, h. 19.
41
Muhammad bin Isma>’i>l Abu> ‘Abdilla>h al-Bukha>ry al-Ju’fiy, S{ah}i>h} al-Bukha>riy, Juz IV
(t. tp: Da>r T}auq al-Naja>h, 1422 H), h. 192.
36
metode jibril yang kemudian menjadi metode inti yang asli tentang cara
ayat 18 :
Terjemahnya
Sehingga dapat kita pahami bahwa adapun pengarang tajwid dari segi
Nabi saw.. yang mulia. Seperti halnya para tani’in juga ber-talaqqiy
42
Lihat Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah
Tulungangung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, h. 52.
43
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Perkata, h. 577.
44
Mujawwad adalah kata sifat yang berasal dari kata tajwi>d yang berarti mengucapkan
kata-kata dan huruf-huruf Al-Qur’an dengan benar dan sesuai dengan bahasa Arab klasik. Lihat
‚Mujawwad‛, Wikipedia the Free Encyclopedia. https://en.m.wikipedia.org/wiki/mujawwad (21
Januari 2019).
45
Kata ‚Talaqqiy‛ berasal dari dari bahasa Arab, yang berasal dari kata laqiya ( )لقيyang
mempunyai makna ‚bertemu atau menemui‛. Adapun definisi operasional dari talaqqiy adalah
merupakan metode yang bersifat musyafahah (pembelajaran secara lisan) dimana seorang guru
atau ustadz membacakan beberapa ayat yang telah ditentukan kemudian murid menirukan atau
mengulangi bacaan guru atau ustadz tersebut. Metode talaqqiy merupakan model pembelajaran
pertama yang dicontohkan Rasulullah bersama para sahabat. Lihat Ahmad Afandi, ‚Pembelajaran
Al-Qr’an Melalui Metode Talaqqi: Studi Kasus di Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al-Imam
Ashim Makassar‛, Skripsi, h. 8.
37
yang dikenal dengan istilah lah}n ( ) حلن. Para ulama qiraat telah sepakat
bahwa membaca Al-Qur’an tanpa tajwid sebagai suatu lah}n. Iman
pada suatu lafaz} dari segi harakat ataupun huruf, baik mengakibatkan
berubahnya makna maupun tidak. Bagi yang melakukan lah}n jaliy dengan
lah}n jenis ini hanya dapat diketahui oleh ahli ilmu tajwid, sedangkan orang
awam tidak mengetahuinya. Misalnya tidak membaca iz}ha>r, idg}a>m, ikhfa>’,
Hukum bagi mereka yang melakukan lah}n khafiy, apabila disengaja atau
46
Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisura, h. 179-
180.
47
Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, h. 7.
38
membaca huruf Ra>’ ( )رdan membaca tebal (tag}li>z}) huruf La>m ( )لtidak pada
6. Akan mendapatkan rid}a Allah swt. dan masuk di dalam kelompok dan
barisan para malaikat. Hal ini telah disabdakan oleh Rasulullah saw.
حدثنا: قال ابن عبيد، مجيعا عن أِب عوانة، ودمحم بن عبيد الغربي،حدثنا قتيبة بن سعيد
قال: قالت، عن عائشة، عن سعد بن هشام، عن زرارة بن أوىف، عن قتادة،أبو عوانة
، والذي يقرأ القرآن ويتتعتع فيه، «ادلاهر ابلقرآن مع السفرة الكرام الربرة:رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص
49
.» له أجران،وهو عليه شاق
Artinya :
Menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’i>d dan Muhammad bin ‘Ubaid
al-G}abri>y, semuanya dari Abu> ‘Awanah. ‘Ubaid berkata: menceritakan
kepada kami Abu> ‘Awanah dari Qata>dah dari Zara>rah bin Aufi>y dari Sa’d
bin Hisyam dari ‘A>isyah, beliau berkata: Rasulullah saw.. telah bersabda :
‚Orang yang ahli dan mahir di dalam (membaca) Al-Qur’an akan masuk di
dalam kelompok dan barisan para malaikat yang mulia dan terpuji.
Sedangkan orang yang tidak ahli/mahir membaca Al-Qur’an dan masih
terbata-bata walaupun telah berusaha tanpa mengenal lelah, maka dia akan
mendapat dua pahala.‛
Berdasarkan pernyataan diatas terkait maksud dari tartil dalam QS al-
48
Lihat Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisura, h.
153-154.
49
Muslim bin Al-Hajja>j Abu> al-Hasan al-Qusyairi>y an-Naisa>bu>ri>y, S}ah}i>h} Muslim (Juz I;
Beirut: Da>r Ihya>’ at-Tura>s\ al-‘Arabi>y, t.th.), h. 549.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pemeriksaan yang dilakukan secara seksama dan teliti, dan dapat pula berarti
Langkah-langkah yang dilakukan itu harus serasi dan saling mendukung satu
sama lain, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup
memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan.3
1
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Cet. IX; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), h. 166-167.
2
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Edisi I (Cet. IV;
Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 79.
3
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Cet. XXV; Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.
11-12.
39
40
1. Jenis penelitian
(grounded theory) dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari
perempuan, olahraga, seni dan budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan
kualitatif yang bisa juga disebut dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif
semu. Artinya, desain ini belum benar-benar kualitatif karena bentuknya masih
berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat
yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan
sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi,
situasi, ataupun fenomena tertentu.5
pendekatan studi kasus (case study), yaitu sebuah penelitian yang bertujuan
untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan
4
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Edisi I, h. 80.
5
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial lainnya, Edisi II (Cet. V; Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 68.
41
posisi suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi
lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya. Subjek penelitian dapat
a. Lokasi Penelitian
Sabilul Muttaqin yang terletak di Jl. Kelapa Tiga No. 31A Kota Makassar,
(HIMMATA). Tepatnya berada 400 meter sebelah barat dari jalan AP. Pettarani
Baco, Lc. Gedung sekretariat HIMMATA memiliki luas tanah 484 M2. Gedung
agama, pendidikan, dakwah dan sosial dari ORMAS ini, seperti Taman
Anak Yatim Piatu dan Fakir Miskin, dan Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam
Lain, seperti Shalat ‘I<dul Fit}ri, ‘I<dul Ad}h}a> dan lain lain.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini direncanakan selama kurang lebih satu bulan yaitu
6
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Edisi I, h. 112.
7
Istilah ‚Anregurutta‛ ini biasanya ditujukan kepada tokoh Ulama yang telah menempati
status sosial yang sangat tinggi dan telah mendapatkan tempat/kedudukan terhormat di mata
masyarakat Bugis Makassar. Lihat Harian Sulsel, ‚Anregurutta KH. Sanusi Baco, Lc; Ulama’
Kharismatik Sulawesi Selatan‛, Situs Resmi Harian Sulsel. http://hariansulsel.com/profil-
anregurutta-kh-sanusi-baco-lc-ulama-kharismatik-sulawesi-selatan/ (18 Januari 2019)
42
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam studi islam adalah cara pandang atau paradigma yang
terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan untuk memahami
agama.8 Istilah pendidikan dalam kamus diartikan sebagai proses, perbuatan dan
1. Pendekatan Tafsir
makna dari ayat Al-Qur’an melalui tafsiran ulama atau sumber lainnya,
ilmu tafsir, kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek
yang terkait dengannya, seperti asba>b al-nuzu>l, kosakata dan sebagainya. Semua
dijelaskan dengan rinci dan tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau fakta-
fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik argumentasi itu
berasal dari Al-Qur’an, hadis maupun pemikiran rasional.11 Dalam hal ini ayat
8
Chuzaimah Batubara, dkk., Handbook Metodologi Studi Islam. Edisi I (Cet. I; Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018), h. 161.
9
Abd. Muin Salim, dkk, Metodologi Penelitian Tafsi>r Maud}u>’i> (Cet. II; Makassar:
Pustaka Al-Zikra, 2017), h. 98.
10
Abd. Muin Salim, dkk.,Metodologi Penelitian Tafsir Maudhu’i ( Yogyakarta: Pustaka
al-Zikra, 2011) h. 100.
11
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an (Cet. III; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005), h. 72.
43
mengenai sistem pendidikan dari segi metode, teori serta pendekatan yang
3. Pendekatan Sosiologis
Disiplin ilmu ini dijadikan sebagai pendekatan yang merupakan suatu cara
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan interaksi manusia dengan
manusia lain, interaksi seorang individu dengan individu yang lain, atau individu
Adapun teori yang penulis gunakan adalah adalah Teori Kontruksi Sosial
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Peter L. Berger adalah seorang sosiolog
dari New School for Social Research, New York, sementara Thomas Luckman
C. Sumber Data
penelitian ini, maka data yang digunakan adalah data-data kualitatif yang berupa
12
Asril Marwan, ‚Kemampuan Guru-Guru TPA Dalam Penguasaan Ilmu Tajwid di
Kelurahan Hasanuddin Kecamatan Mandai Kabupaten Maros‛, skripsi (Gowa, Fak. Ushuluddin,
Filsafat dan Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar, 2018), h. 48.
13
Chuzaimah Batubara, dkk., Handbook Metodologi Studi Islam. Edisi I, h. 163.
44
dokumen tertulis maupun tidak tertulis. Dalam penelitian kualitatif, sumber data
terbagi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah suatu objek atau dokumen original (material mentah)
dari pelaku yang disebut ‚first-hand information‛.14 Data primer yaitu data
meliputi:
Dluha.
Makassar. Dalam hal ini yang dimaksud adalah Ketua Umum HIMMATA
e. Masyarakat sekitar termasuk orang tua atau wali santri di TPQ. An-
relevansi dan bisa menunjang penelitian ini, yaitu dapat berupa: buku, karya
14
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, dengan Kata Pengantar oleh M. Budyatna
(Cet. III; Bandung: PT Refika Aditama, 2012), h. 289.
45
ilmiah, internet, serta sumber data lain yang dapat dijadikan sebagai data
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-
cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati. Istilah observasi
15
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, dengan Kata Pengantar oleh M. Budyatna, h.
291.
16
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, dengan Kata Pengantar oleh M. Budyatna, h.
291.
17
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 62.
18
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualititif Teori & Praktik (Cet. IV; Jakarta: Bumi
Aksara, 2016), h. 143.
46
penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan
lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
atau direkam oleh pewawancara. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik
istilah dokumen dalam 3 pengertian (1) dalam arti luas, yaitu meliputi semua
sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; (2) dalam arti sempit,
yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; (3) dalam ari spesifik, yaitu
19
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 62.
20
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, dengan Kata Pengantar oleh M. Budyatna, h.
312.
21
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualititif Teori & Praktik, h. 165.
22
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualititif Teori & Praktik, h. 175-176.
47
penting.24
E. Instrumen Penelitian
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour
23
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 82.
24
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial lainnya, Edisi II, h. 124.
48
question, tahap focus and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan
membuat kesimpulan.25
(Spradley, 1980). Sementara itu, Bogdan dan Biklen (2007) menyatakan bahwa
analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil
Teknik pengumpulan data dan analisis data pada praktiknya tidak secara
25
Lihat Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 59-61.
26
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualititif Teori & Praktik, h. 210.
27
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 89-90.
49
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu, data reduction, data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin
lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan
asing, tidak dikenal dan belum memiliki pola, maka hal itulah yang dijadikan
28
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualititif Teori & Praktik, h. 210.
29
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 91.
30
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 92.
50
perhatian karena penelitian kualitatif bertujuan mencari pola dan makna yang
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam
hal ini Miles dan Huberman (1984) menyatakan ‚the most frequent form of
display data for qualitative research data in the past has been narrative text‛.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
dan Huberman, 1992; 17). Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan
pemahaman dan analis sajian data. Data penelitian ini disajikan dalam bentuk
3. Conclusion drawing
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan
31
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualititif Teori & Praktik, h. 211.
32
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 95.
33
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualititif Teori & Praktik, h. 211.
51
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
proses siklus dan interaktif. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang
berlanjut, berulang dan terus menerus. Reduksi data, penyajian data, dan
34
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 99.
35
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualititif Teori & Praktik, h. 212.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
observasi pada lokasi yang telah ditentukan yaitu Taman Pendidikan Al-Qur’an
langsung serta pengamatan yang detail selama kurang lebih 1 minggu (25 s/d 29
52
53
Deskripsi data penelitian ini bertujuan untuk mengetahui paparan data terkait
hasil penelitian yang dilakukan. Setelah peneliti menemukan beberapa data yang
dokumentasi, maka peneliti akan menganalisa temuan tersebut serta teori yang
ada kemudian membangun teori yang baru serta menjelaskan tentang implikasi-
data yang dipaparkan dan dianalisa oleh peneliti sesuai dengan Fokus penelitian,
yaitu:
observasi pada lokasi yang telah ditentukan yaitu Taman Pendidikan Al-Qur’an
serta pengamatan yang detail selama kurang lebih 1 minggu (25 s/d 29
ini resmi pertama kali beroperasi sebagai lembaga pendidikan al-Quran di bawah
pada hari Selasa tanggal 1 November 2011, sesuai dengan hasil wawancara
dengan Ustadz Ahmad Jamaluddin yang merupakan salah satu tenaga pendidik di
Adapun alasan didirikannya TPQ. ini yaitu untuk memenuhi salah satu
tujuan dari didirikannya HIMMATA itu sendiri yaitu pendidikan. Agar supaya
gedung yang telah dibangun oleh masyarakat HIMMATA dapat menjadi lahan
amal jariyyah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara kami dengan ustadz Ahmad
karena metode ini merupakan produk Nahdlatul Ulama’ (NU), sesuai dengan
wawancaranya:
1
Ahmad Jamaluddin (39 tahun), Guru Bidang Metode An-Nahdliyah, Wawancara, 27
November 2021.
2
Ahmad Jamaluddin (39 tahun), Guru Bidang Metode An-Nahdliyah, Wawancara, 27
November 2021.
55
majelis-majelis ta’lim yang yang menaungi TPQ. ini yaitu Himpunan Majelis
Ta’lim Sabilul Mutaqin. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara kami dengan
salah satu tenaga pendidik yaitu ustadz Ahmad Jamaluddin, berikut hasil
wawancaranya:
‚nah ini kan organisasi kami ini namanya Himpunan Majelis Ta’lim. Nah
agar supaya tidak keluar dari situ kami tinggal menggabungkan ‘sabilul
muttaqin’ yang kami ambil. Supaya orang tahu TPQ. An-Nahdliyah Sabilul
Muttaqin itu sudah jelas adanya disini.‛4
3
Ahmad Jamaluddin (39 tahun), Guru Bidang Metode An-Nahdliyah, Wawancara, 27
November 2021.
4
Ahmad Jamaluddin (39 tahun), Guru Bidang Metode An-Nahdliyah, Wawancara, 27
November 2021.
56
Sabilul Muttaqin yang terletak di Jl. Kelapa Tiga No. 31A Kota Makassar,
(HIMMATA). Tepatnya berada 400 meter sebelah barat dari jalan AP. Pettarani
Baco, Lc. Gedung sekretariat HIMMATA memiliki luas tanah 484 M2. Gedung
agama, pendidikan, dakwah dan sosial dari ORMAS ini, seperti Taman
Anak Yatim Piatu dan Fakir Miskin, dan Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam
Lain, seperti Shalat ‘I<dul Fit}ri, ‘I<dul Ad}h}a> dan lain lain.
An-Nahdliyah Makassar yang berkembang di wilayah Jalan Kelapa Tiga ini, yang
secara fisik TPQ. Ini bertempat di sebuah gedung yang cukup luas untuk
pembelajaran, TPQ. ini tidak surut dari santri yang ingin menimba ilmu yang ada
di TPQ. tersebut.
57
pengelolaan, yaitu:5
1) Visi
2) Misi
selanjutnya.
3) Tujuan
5
Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur'an An-Nahdliyah
Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah (Tulungagung: Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman
Pendidikan Al-Qur'an An-Nahdliyah Tulungagung, 2008), h. 7.
58
‚yang pertama buku paket itu, memang berbeda dengan yang lain. Disitu
ada titian murottalnya, itu salah satunya. Kemudian panduannya ada buku
panduan. Itu yang kami jadikan pedoman. Disamping itu, ada DIKLAT
secara besar-besaran, untuk memacu semangat dari teman-teman asatidz
itu kami mendatangkan lagi KH. Syamsu Dluha yang dari jawa, memang
beliau salah satunya perumus dan pendiri metode an-Nahdliyah.‛6
6
Ahmad Jamaluddin (39 tahun), Guru Bidang Metode An-Nahdliyah, Wawancara, 27
November 2021.
59
Manajemen TPQ. An-Nahdliyah yang terdiri dari sub bab yang membahas
mengenai Visi, Misi dan Tujuan TPQ. An-Nahdliyah, Strategi Pendirian dan
yang terdiri dari Metode Pengajaran Tartilil Qur’an pada Program Sorogan
Huruf, Soal Ebta Jilid, Tata Cara Wisuda, Gema An-Nahdliyah dan Mars
Yaumiyyah.
a) Program Buku Paket (PBP), program awal yang dipandu dengan buku Cepat
titian murattal.
d) Santri lebih dituntut memiliki pencertain yang dipandu dengan asas CBSA
7
Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur'an An-Nahdliyah
Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, h. 19
62
2) Metode Penyampaian8
An-Nahdliyah adalah:
b) Metode Drill, yaitu santri disuruh berlatih melafalkan sesuai dengan makhraj
jam untuk 180 kali tatap muka. Setiap kali tatap muka dialokasikan waktu 60
normal 6 jilid buku paket akn dapat diselesaikan kurang lebih 7 bulan termasuk
hari libur dan pelaksanaan evaluasi. Adapun pembagian alokasi waktu untuk
8
Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur'an An-Nahdliyah
Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, h. 20-21.
9
Ustadz Tutor adalah ustadz yang bertugas menyampaikan materi pelajaran kepada
santri serta menerjemahkan bahasa ilmiah kedalam bahasa peraga yang sederhana yang sekiranya
mempu dicerna oleh santri umur 5 tahun. Lihat Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman
Pendidikan Al-Qur'an An-Nahdliyah Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-
Qur’an Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, h. 20.
10
Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur'an An-Nahdliyah
Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, h. 29.
63
Setelah santri dinyatakan lulus buku paket 6 jilid, maka sebagai tindak
Karena santri dapat dinyatakan selesai dalam kegiatan TPQ dan berhak diwisuda
setelah santri tersebut mengikuti kegiatan belajar pada Program Buku Paket
lain:
a) Tartil, yaitu membaca Al-Qur’an dengan pelan dan jelas sekira mampu
diikuti oleh orang yang menulis bersamaan dengan orang yang membaca.
ahkamul huruf benar-benar tampak dengan jelas. Gunanya bacaan tahqiq ini
c) Hadr, yaitu membaca Al-Qur’an dengan cara yang cepat sepanjang tidak
melanggar ketentuan ilmu tajwid. Harus diingat bahwa dalam sistem bacaan
ini jangan sampai terdapat huruf yang terselip atau samar dalam
membacanya.
d) Tadwir, yaitu membaca dengan sedang yaitu antara cepatnya hadr dan
pelannya tartil.
11
Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur'an An-Nahdliyah
Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, h. 31-32
64
yaitu tartil, tahqiq dan taghani tadarrus. Hal ini dilakukan karena apabila dalam
tahap belajar santri sudah dikenalkan sistem bacaan hadr maupun tadwir,
Selain sistem bacaan diatas santri juga dikenalkan pada bacaan gharib, yaitu
dan wawancara kepada Ustadz Nur Muhammad Shodiq, selaku Kepala TPQ,
beliau menuturkan bahwa untuk jumlah tenaga pendidiknya ada 25 guru dan
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Jatim,
1. Nur Muh. Shodiq L Aliyah Diniyah
18/05/1974
Lampung,
2. Ahmad Sholeh L SMA
21/05/1971
Banyuwangi,
3. Ahmad Jamaluddin L SLTP
28/03/1982
Jatim,
4. Anic Atuzzahro’ P MTs
12/09/1978
Jatim,
5. Farichatun Ni’ami P S1 UIN Alauddin Makassar
20/11/1997
Banyuwangi,
6. Sa’diyah P MTs
10/05/1973
Banyuwangi,
7. Muawanah P MTs
20/05/1974
Ujung Pandang,
8. Diah P SMA
21/05/1998
Kediri,
9. Ma’mun Murod L Aliyah Kediri
26/04/1975
Banyuwangi,
10. Imam Sibaweh L MTs Jember
06/04/1968
Ujung Pandang,
11. Muh. Kurnia Firmansyah L SMA
26/06/1992
Banyuwangi,
12. Adam Wahyudi L SMA
05/11/1991
Nganjuk,
13. Abdul Malik L SLTP
12/02/1974
Ujung Pandang,
14. Dimas Ainul Yaqin L SMA Muhammadiyah 3
07/08/1996
Banyuwangi,
15. Syarifan L PGA
15/04/1968
Kediri,
16. Affandi L SMA
18/08/1966
Banyuwangi,
17. Siti Zulaikho’ P SLTP
06/09/1986
Banyuwangi,
18. Munirotus Sodriah P MTs
10/07/1983
66
Banyuwangi,
19. Nur Riqka Prasetya P SMA
15/09/2000
Ujung Pandang,
20. Muh. Dian Ramadhan L SMA
22/12/1998
Banyuwangi,
21. Moh. Nurul Huda L MI
18/09/1980
Kediri,
22. Ali Musiron L MI
01/01/1965
Ujung Pandang,
23. Dwi L SMA
14/04/1997
Banyuwangi,
24. Fuadi L SMP
15/08/1975
25. Fadhillah Makassari, 5/09/2002 P SMP
tugas dan tanggungjawab dari masing-masing bagian dan agar tercapai suatu
Bagan 4.1
PENANGGUNGJAWAB
Pengurus HIMMATA
Adam Wahyudi
GURU BIDANG
BIMBINGAN DAN
KURIKULUM KONSELING
Ahmad Afandi
TIM MUNAQISY
Imam Sibaweh
TENAGA
PENDIDIK
PERSATUAN
ORANGTUA SANTRI
68
f. Materi Pengajaran
Muttaqin Makassar dibagi menjadi 2 shif, yaitu Kelas Sore dan Kelas Malam.
Adapun santri yang masuk pada Kelas Sore adalah santri Program Jilid dimana
KBM dimulai pukul 16.00 s/d 17.30 setiap hari senin sampai dengan hari sabtu.
Berbeda halnya dengan Kelas Malam, adapun santri yang masuk pada Kelas
Malam adalah santri Program Sorogan Al-Qur’an dimana KBM dimulai pukul
18.00 s/d 20.15 setiap hari jum’at sampai dengan hari rabu.
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Jilid Kelas
a. Pengenalan Nama Huruf Hijaiyyah
b. Makharijul Huruf
Jilid I c. Titian Murottal
d. Pengenalan angka Arab dengan simulasi halaman
e. Doa Iftitah Belajar dan Doa Al-Qur’an
a. Merangkai Huruf
b. Bacaan panjang (Mad Thabi'I Alif dan Mad Shilah)
Jilid II c. Syakal (bentuk) harakat dan tanwin
d. Angka Arab 1 – 1000
e. Doa Keluar Rumah dan Doa Pembuka Hati
a. Lanjutan Mad Thabi'I (Wawu dan Ya' Sukun)
b. Ta' Marbuthah
c. Bacaan Sukun (Huruf Mati)
Jilid III d. Alif Fariqah
e. Ikhfa' Haqiqi
f. Hamzah Washal
g. Doa Sebelum Tidur dan Doa Sebelum Makan
a. Bacaan Idzhar Qamariyah
Jilid IV b. Ra' Tafkhim dan Tarqiq
c. Idzhar Syafawi
71
d. Idzhar Halqi
e. Mad Shilah Thawilah
f. Niat Wudhu, Niat Shalat dan Bacaan Iftitah Shalat
a. Bacaan Lein
b. Tanda Tasydid
c. Bacaan Ghunnah Musyaddadah
d. Bacaan Idgham Bighunnah
e. Bacaan Idgham Bilaghunnah
Jilid V
f. Bacaan Iqlab
g. Bacaan Idgham Mimi/Syafawi
h. Bacaan Ikhfa' Syafawi
i. Bacaan Lam Tafkhim dan Tarqiq (Lafdzul Jalalah)
j. Doa Setelah Wudhu, Doa Setelah Adzan dan Bacaan Tasyahud
Shalat
a. Bacaan Idgham Syamsiyah
b. Bacaan Qalqalah
c. Bacaan Mad Lazim Kilmi
d. Bacaan Mad 'Aridl Lissukun
Jilid VI
e. Bacaan Mad Iwadl
f. Bacaan Mad Lazim Harfi
g. Pengenalan Tanda Waqaf
h. QS al-Fatihah, QS an-Nas s/d QS al-'Ashr dan QS al-Baqarah
ayat 1-20
Tabel 4.5
mengajar dalam suatu lembaga pendidikan. Sarana dan prasarana yang kurang
memadai pastinya akan berdampak pada input, proses maupun output yang
dihasilkan.
dukungan para wali santri dan warga HIMMATA, lembaga ini terus melanjutkan
para santri yang ingin belajar di TPQ ini juga didukung antusias para wali santri
yang juga sangat berharap agar TPQ ini semakin maju dan berkembang, sehingga
Adapun kondisi sarana dan prasarana yang ada di Taman Pendidikan Al-
sebagai berikut:
Tabel 4.6
h. Sumber Dana
Nahdliyah Sabilul Muttaqin Makassar ini berasal dari syahriah santri setiap
bulannya dan hasil penjualan seragam santri, Al-Qur’an dan Jilid. Seperti hasil
i. Tehnik Evaluasi
12
Nur Muh. Shodiq (47 Tahun), Kepala TPQ. An-Nahdliyah Sabilul Muttaqin Makassar,
Wawancara , 30 November 2021.
75
Muttaqin
metode An-Nahdliyah dengan dua program yaitu: program jilid dan sorogan al-
Quran.
1) Program Jilid
Sabilul Muttaqin tidak jauh beda dengan kebanyakan TPQ pada umumnya.
Untuk santri program jilid kegiatan dimulai Klasikal Santri sekitar pukul 16.00
WITA yaitu diawali dengan pembukaan yang meliputi kegiatan awal yaitu,
membaca do’a iftitah belajar dan shalawat, kemudian dilanjutkan dengan materi-
materi seperti Makharijul Huruf, Surah-Surah Pendek, Doa Harian, Kisah Para
Nabi, Akhlak, Bacaan dan Praktek Shalat. Kemudian Pukul 16.30 WITA santri
diarahkan ke kelas masing-masing dan ditangani oleh Guru Privat. Kelas Privat
diawali dengan membaca doa pembuka hati secara bersama-sama, kemudian pada
20 menit pertama masuk pada Tutorial 1 dimana guru akan menerangkan materi
76
telah diberikan akan diujikan secara privat yaitu santri maju satu persatu di
hadapan guru untuk membaca bacaan yang telah diajarkan sebelumnya. Apabila
santri yang dianggap lulus mencapai 80% maka guru akan memberikan tambahan
Sedangkan apabila persentasi lulus dibawah 80% maka materi hari ini akan
diulang pada hari berikutnya dan kegiatan diakhiri dengan membaca doa Al-
Qur’an dan mushafahah. Hal ini sesuai dengan wawancara kami dengan Ustadz
Al-Qur’an dimulai Pukul 18.00. beberapa santri Al-Qur’an akan diarahkan untuk
Bacaan Shalat. Pukul 19.00 WITA santri masuk ke kelas dan akan ditangani oleh
guru privat masing-masing. Kegiatan diawali dengan membaca doa pembuka hati
Qur’an dan akan diikuti oleh santri. Seperti halnya pada program jilid, pada
13
Ahmad Jamaluddin (39 tahun), Guru Bidang Metode An-Nahdliyah, Wawancara, 27
November 2021.
77
program sorogan Al-Qur’an apabila dalam satu kelas telah dianggap 80% lulus
santri lulus bacaannya di bawah 80 % maka materi hari ini akan diulang
keesokan harinya.
1) Metode ini mudah dipahami, karena bahasa ilmiah pada materi yang
dikemas dalam bentuk syair atau lagu-lagu dengan bahasa yang simpel
Hal itu sesuai dengan apa yang dituturkan oleh ustadz Ahmad Jamaluddin
sebagai berikut:
‚Kelebihannya itu banyaklah sebenarnya. Salah satunya itu metode ini unik
sekali. Santri tidak boleh membunyikan pelajaran yang belum dicontohkan
oleh ustadznya. Kedua, kalau menurut saya metode ini mudah untuk
ditangkap oleh anak-anak, lebih simpel bahasanya, dan syair-syairnya itu
menunjukkan tajwidnya dengan mudah dan anak-anak seneng itu.‛14
14
Ahmad Jamaluddin (39 tahun), Guru Bidang Metode An-Nahdliyah, Wawancara, 27
November 2021.
78
‚Ya setiap metode itu yang kita pakai ada dampak min dan plusnya.
Alhamdulillah metode an- Nahdliyah ini mudah dicerna oleh anak-anak. Karena
metode an-Nahdliyah ini (mentransformasikan) dari bahasa ilmiah ke bahasa
peragan hingga akhirnya anak-anak mudah untuk menangkap. Dan (penerapan)
metode ini tentu mempunyai dampak yang baik di lingkungan kami di kelapa
tiga ini. Walaupun toh metode an-Nahdliyah ini belum begitu dikenal di
masyarakat Sulawesi. Akan tetapi, setelah dikenalkan dengan metode an-
Nahdliyah ini, khususnya di lingkungan kami itu anak-anak atau orang tua
mereka sangat mendukung metode ini karena begitu mudah dan gampang untuk
dicerna dan dipahami anak-anak itu.‛15
perlu diketahui bahwa terdapat faktor-faktor yang ikut menentukan berhasil atau
tidaknya pendidikan tersebut. Begitu pula halnya melihat fenomena yang ada di
guru dalam meningkatkan kualitas baca Al-Qur’an tentu ada beberapa faktor
didik atau santri. Sehingga lancar dan tidaknya suatu pendidikan tergantung
peserta didik itu sendiri, karena apabila mereka mempunyai kemauan dan minat
untuk belajar dengan sungguh-sungguh dalam menekuni pengetahuan sesuai
dalam diri peserta didik tidak ada kemauan dan minat untuk belajar dan tidak
15
Nur Muh. Shodiq (47 Tahun), Kepala TPQ. An-Nahdliyah Sabilul Muttaqin Makassar,
Wawancara , 30 November 2021.
79
mengatakan:
‚Kalau santri-santri itu sebenarnya mudah untuk menangkap metode ini.
Kenapa kok ada santri misalnya sudah sedikit agak lama belum begitu bisa
membaca misalnya dan setelah kami amati setiap hari, setiap bulan setiap
tahun bahkan, karena santri ini berangkatnya tidak bisa begitu istiqamah.
Hingga akhirnya ya sedikit santri itu kurang memahami. Lebih-lebih kalau
santri saya ini pergi ke kampung ada satu minggu atau 10 hari yaitu tentu
sangat mengganggu keberlangsungan mereka untuk mengikuti pelajaran-
pelajaran oleh ustadz-ustadznya. Dan yang kedua kendala dan hambatan
dari santri itu namanya santri cara berfikir atau IQ-nya tentu berbeda, ada
santri kami itu ya IQ-nya dibawah standar ada.‛16
Dari ungkapan diatas dapat kita simpulkan bahwa faktor dari peserta
didik dapat menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan suatu
Faktor utama yang harus ada dalam diri setiap peserta didik adalah minat
dan kemauan. Apabila dari awal belajar peserta didik atau santri telah memiliki
minta dan kemauan yang tinggi maka persentasi keberhasilan mereka dalam
proses belajar juga pasti tinggi. Begitu pula sebaliknya jika sejak awal peserta
didik atau santri tidak memiliki minat atau kemauan dalam belajar maka mereka
pastinya akan kesulitan dalam menerima setiap materi yang telah disampaikan
2) Kedisiplinan
Selain minat dan kemauan peserta didik, faktor kedisiplinan juga sangat
16
Nur Muh. Shodiq (47 Tahun), Kepala TPQ. An-Nahdliyah Sabilul Muttaqin Makassar,
Wawancara , 30 November 2021.
80
adalah keistiqamahan peserta didik atau santri untuk hadir dan mengikuti proses
3) Tingkat Kecerdasan
Adapun faktor dari peserta didik atau santri yang mempengaruhi berhasil
Tenaga pendidik atau guru merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan pendidikan karena tenaga pendidik guru adalah tokoh sentral dalam
mentransfer ilmu atau penyampaian materi kepada peserta didik santri. Tenaga
Pendidik atau Guru juga harus memiliki pengetahuan yang luas dan kompetensi
agar tugas yang diembannya dapat tercapai. Seorang tenaga pendidik atau guru
materi-materi atau ilmu kepada peserta didik atau santri, maka tentu akan
Hal ini ditegaskan oleh ustadz Nur Muh. Shodiq, beliau mengatakan:
‚Kalau kita amati hambatan dari ustadz-ustadznya tentu ya banyak
hambatannya. Diantaranya yaitu adalah ustadz-ustadz yang belum pernah
memakai metode ini sebelumnya maka mereka harus belajar tentang
metode ini untuk mentransfer kepada santri-santrinya dengan benar sesuai
dengan metode.‛17
c. Sarana dan Prasarana
Terkait sarana dan prasarana, peneliti telah menyinggung hal tersebut
sebelumnya bahwa sarana dan prasarana merupakan aspek yang sangat penting
mengajar dalam suatu lembaga pendidikan. Sarana dan prasarana yang kurang
memadai pastinya akan berdampak pada input, proses maupun output yang
17
Nur Muh. Shodiq (47 Tahun), Kepala TPQ. An-Nahdliyah Sabilul Muttaqin Makassar,
Wawancara , 30 November 2021.
81
Muttaqin Makassar sudah sangat baik. Dimana peneliti melihat sarana dan
prasarana pendukung proses belajar mengajar seperti meja belajar, papan tulis
kelas atau lokal belajar yang kurang memadai, hal itu dikarenakan banyaknya
santri yang belajar di TPQ. ini. Hal ini sesuai dengan apa yang disinggung oleh
sekitar peserta didik atau santri itu dapat memberikan motivasi dan rangsangan
anak untuk rajin belajar. Sesuai dengan hasil observasi yang peneliti lakukan di
1) Lingkungan Keluarga
dalam keberhasilan anak untuk mencapai tujuan dari proses belajar mengajar.
Karena tidak bisa dipungkiri waktu yang dihabiskan anak akan lebih banyak di
18
Nur Muh. Shodiq (47 Tahun), Kepala TPQ. An-Nahdliyah Sabilul Muttaqin Makassar,
Wawancara , 30 November 2021.
82
Muttaqin Makassar. Maka orang tua atau wali murid yang peduli dengan
keberhasilan anak dalam belajar, maka akan mendorong dan memotivasi anak
2) Lingkungan Pertemanan
yang berada dalam lingkungan pertemanan yang baik dan positif, maka
kemungkinan besar anak akan menjadi baik dan positif. Sebaliknya, seorang anak
yang berada dalam lingkungan pertemanan yang buruk atau negatif, maka
B. Pembahasan
paparan data dan temuan penelitian yang diperoleh dari lapangan melalui
berikut :
yang muncul di daerah Tulungagung, jawa timur. Metode ini disusun oleh
sekitar tahun 1990. Karena metode ini merupakan pengembangan dari metode
metode Qiroati dan Iqra’. Dan yang perlu diketahui bahwa pembelajaran metode
dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Al-Qur’an pada metode ini
ciri khas yaitu penggunaan buku paket 6 jilid dan program sorogan Al-Qur’an
Muttaqin
An-Nahdliyah sebagai metode yang dianggap lebih mudah diserap dan diterapkan
pada santri. Ciri khas metode ini yaitu menggunakan ketukan, sehingga santri
Baghdadiyah yang lebih dikenal dengan sebutan ‚Metode Cepat Tanggap Belajar
Al-Qur’an An-Nahdliyah‛.
Adapun pedoman yang digunakan dalam proses penerapan metode ini
pembelajaran, yaitu Program Buku Paket (PBP) jilid 1-6 dan program Sorogan
Al-Qur’an (PSQ). Setelah lulus jilid 1-6, santri diarahkan untuk mengikuti
2 tahun. Setelah melalui dua program tersebut (PBP dan PSQ) santri dinyatakan
pertama, 20 menit tutorial 1, yaitu santri berkumpul secara klasikal lalu tenaga
individual, yaitu tenaga pendidik atau guru menyuruh santri maju satu persatu
untuk membaca dan berlatih melafalkan huruf sesuai dengan makhraj dan hukum
berkumpul secara klasikal dan pada sesi ini dapat diisi dengan tutorial 2 ketika
para santri dianggap telah mampu memahami materi yang diajarkan pada tutorial
1. Pada tutorial 2 ini guru akan menambahkan materi lanjutan dari tutorial 2.
Akan tetapi, jika guru menilai bahwa para santri belum sepenuhnya memahami
materi pada tutorial 1 maka pada sesi terakhir ini dapat diisi dengan motivasi
dari guru atau tanya jawab meteri-materi sebelumnya serta membaca bersama
sudah lepas ketukan. Diharapkan setelah selesai jilid 1-6, santri yang sudah
memasuki juz 1 sudah dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
walaupun tanpa iringan ketukan lagi. Seperti teori Ivan Pavlov, classical
dengan seekor anjing, mula-mula anjing tidak mengeluarkan air liurnya ketika bel
dibunyikan, namun setelah bel dibunyikan yang diikuti pemberian makan serbuk
85
kegiatan itu diulang, semakin sering pula anjing mengeluarkan air liurnya, hingga
suatu ketika terdengar bunyi bel tanpa diiringi makanan, dan ternyata anjing
Saat privat santri maju satu persatu berlatih membaca sendiri untuk
Untuk santri kelas malam juga dilatih shalat maghrib dan isya’ secara
program jilid dan PSQ. Hasilnya, terdapat peningkatan kemampuan membaca Al-
Qur’an pada santri. Adapun tolak ukur guru menyatakan hal tersebut yaitu bahwa
saat awal masuk TPQ dengan setelah mengaji di TPQ. Setelah mengaji di TPQ
menggunakan metode An-Nahdliyah, santri lebih lancar dan baik bacaan Al-
Qur’annya. Hal ini terbukti ketika setiap bulannya santri mendapat giliran
Sabilul Muttaqin sama dengan kebanyakan TPQ pada umumnya yaitu diawali
dengan pembukaan yang meliputi kegiatan awal yaitu, membaca do’a iftitah
belajar, kemudian pada kegiatan inti yaitu kegiatan klasikal, kegiatan kelas
privat dan pada kegiatan penutup yaitu evaluasi dan membaca do’a penutup.
19
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Cet. V; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.
96.
86
senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, dan sabtu. Kegiatan dalam satu minggu yaitu
hari senin materi makharijul huruf, selasa hafalan surah-surah pendek, rabu
bacaan dan praktek shalat, kamis hafalan doa harian, jum’at kisah para Rasul dan
Nabi, dan hari sabtu pendidikan akhlak dan materi syair atau menyanyi.
bagaimana cara melafalkan huruf bacaan dan yang terakhir santri disuruh
penyampaian materinya mulai pada hari jum’at, sabtu, ahad, senin, selasa dan
metode sorogan yaitu santri maju satu persatu ke depan gurunya untuk membaca
Al-Qur’an secara tartil, kemudian disamping itu tugas guru yaitu mengisi buku
prestasi santri untuk memberikan nilai kepada santri apakah santri sudah lancar
hafalan doa harian, bacaan dan praktek shalat, pendidikan akhlak dan motivasi.
Terjemahnya :
‚dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.‛20
) yang antara lain berarti serasi dan indah.21 Menurut Al-Ragib Al-Asfaha>ni kata
) artinya seorang lelaki giginya tersusun rapih. Dan kata ‚al-tarti>l‛ ) ( الترتيل
artinya adalah mengeluarkan kalimat dari mulut dengan mudah dan konsisten.22
disusun secara rapi dan diucapkan dengan baik dan benar dilukiskan dengan kata-
Sedang yang dimaksud dengan Al-Qur’an adalah nama bagi keseluruhan firman
Allah yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril dari ayat
pertama al-Fa>tih}ah sampai dengan ayat terakhir al-Na>s. Dalam saat yang sama
Sayyidina Ali as. ketika ditanya mengenai makna tartil pada ayat
20
Kementerian Agama RI, al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Perkata, h. 574.
21
Al-Ragib Al-Asfaha>ni, Al-Mufra>dat Fi> Gari>b Al-Qur’a>n, terj. Ahmad Zaini Dahlan,
Kamus Al-Qur’an, Jilid 2 (Cet.I; Depok: Pustaka Khazanah Fawa’id, 2017), h. 25.
22
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mis}ba>h: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jilid
14, h. 516.
23
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mis}ba>h: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jilid
14, h. 516.
88
Begitu pula upaya dari pendiri, perumus dan pengembang metode an-
Nahdliyah ini adalah berusaha merumuskan sebuah metode agar anak-anak yang
24
Lihat Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah
Tulungangung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Metode Cepat Tanggap
Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah (Tulungaung: Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman
Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah Tulungangung, 2015), h. 51.
89
masih baru dalam belajar Al-Qur’an dapat dengan mudah menangkap, mencerna
serta memahami ilmu-ilmu terkait kaidah membaca Al-Qur’an dengan tartil yang
berupa bahasa-bahasa ilmiah atau asing di telinga mereka, diubah menjadi bahasa
peraga yang lebih praktis dan mudah diterima untuk anak-anak usia 5-12 tahun.
Makassar, yaitu:
2) Kedisiplinan Belajar
3) Tingkat Kecedasan
keberhasilan dalam proses belajar seorang peserta didik atau santri. Seorang
tenaga pendidik atau guru merupakan pionir utama dalam mentransferkan materi
atau ilmu kepada para santri. Sesuai data yang dimiliki oleh peneliti, terlihat
bahwa beberapa dari tenaga pengajar atau guru di TPQ. An-Nahdliyah Sabilul
Muttaqin Makassar merupakan orang yang telah diatas 35 tahun, dimana dalam
usia tersebut menurut ustadz Nur Muh. Shodiq ini kesulitan ketika disuruh
belajar mengajar sudah cukup memadai. Kecuali terkait tempat belajar atau
90
ruang kelas yang dianggap kurang memadai dikarenakan banyaknya santri yang
belajar di TPQ. ini. Hal ini dianggap sebagai penghambat dalam proses kegiatan
belajar mengajar karena para santri yang tidak memiliki kelas belas tersendiri
suasana belajar menjadi kurang kondusif karena santri cenderung akan kurang
d. Lingkungan
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
yang muncul di daerah Tulungagung, jawa timur. Metode ini disusun oleh
jauh berbeda dengan metode Qiroati dan Iqra’. Dan yang perlu diketahui
‟ketukan”.
masing-masing jilid dan materi tambahan pada saat klasikal sore yaitu
91
92
meliputi : Hafalan surah pendek dan doa harian, bacaan dan praktek shalat,
cerita para Rasul dan Nabi, pendidikan akhlak dan syair-syair (menyanyi)
kepada metode sorogan atau talaqqi> yaitu santri maju satu persatu ke depan
yaitu ilmu tajwid, hafalan surah pendek, hafalan doa harian, bacaan dan
B. Implikasi Penelitian
kualitas TPQ baik dalam hal administrasi kantor, sarana prasarana dan lebih
Metode An-Nahdliyah.
serta memberikan motivasi terkait kedisiplinan santri, baik disiplin hadir maupun
disiplin belajar.
Kepada para peserta didik atau santri hendaknya dapat lebih disiplin hadir
dan aktif lagi dalam belajar membaca Al-Qur’an, lebih pandai untuk
pelajaran yang telah disampaikan guru dan mencari solusi kepada orangtua
Hendaknya para orang tua atau wali santri juga memberikan motivasi dan
arahan kepada anak-anaknya agar lebih rajin dan aktif dalam belajar terutama
dalam belajar Al-Qur’an di TPQ. Orang tua atau wali santri juga diharapkan
mereka mengulangi pelajaran yang telah diajarkan atau dengan menguji materi
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Cet. I; Jakarta:
Ciputat Press, 2002.
Arwani, M. Ulin Nuha. Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal al-Qur‟an Yanbu’a Jilid
1, Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an, 2004.
Al-Asfaha>ni, Al-Ragib. Al-Mufra>dat Fi> Gari>b Al-Qur’a>n, terj. Ahmad Zaini Dahlan,
Kamus Al-Qur’an, Jilid 2. Cet.I; Depok: Pustaka Khazanah Fawa’id, 2017.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Reneka Cipta, 2002.
Fathoni, Ahmad. Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisura. Jakarta:
Fak. Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta dan Pesantren Takhasus IIQ Jakarta,
2014.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Edisi I. Cet. IV;
Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
94
95
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 10. Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, t.th.
Harian Sulsel. ‚Anregurutta KH. Sanusi Baco, Lc; Ulama’ Kharismatik Sulawesi
Selatan‛. Situs Resmi Harian Sulsel. http://hariansulsel.com/profil-
anregurutta-kh-sanusi-baco-lc-ulama-kharismatik-sulawesi-selatan/ (18
Januari 2019)
Al-Ju’fiy, Muhammad bin Isma>’i>l Abu> ‘Abdilla>h al-Bukha>ry. S{ah}i>h} al-Bukha>riy. Juz
IV; t. tp: Da>r T}auq al-Naja>h, 1422 H.
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Perkata. Bandung: Jabal,
2010.
Mardan, Al-Qur’an: Sebuah Pengantar, Cet. IX; Jakarta: Mazhab Ciputat, 2014.
Muniron, dkk. Studi Islam di Perguruan Tinggi, Cet. I; Jember: STAIN Jember Press,
2010.
96
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Cet. IX; Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004.
Salim, Abd. Muin, dkk, Metodologi Penelitian Tafsi>r Maud}u>’i>. Cet. II; Makassar:
Pustaka Al-Zikra, 2017.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jilid
14. Cet III; Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial, dengan Kata Pengantar oleh M. Budyatna.
Cet. III; Bandung: PT Refika Aditama, 2012.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Cet. XXV; Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Cet. V; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Cet.
II; Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Unit Tahfizh MQ Tebu Ireng. Panduan Ilmu Tajwid Versi Madrasatul Qur’an Tebu
Ireng. Jombang: Unit Tahfizh MQ Tebu Ireng, 2004.
Wahyudi, Moh. Ilmu Tajwid Plus. Cet. II; Surabaya: Halim Jaya, 2008.
Wiyani, Novan Ardi dan Bernawi, Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep
Pendidikan Monokotomik-Holistik, Yogyakarta: ar-Ruz Media, 2012.
DAFTAR WAWANCARA
Daftar pertanyaan:
8. Bagaimana cara pengelola TPQ menjaga kualitas guru agar tetap berada
dalam koridor metode an-nahdliyah
11. Apa saja yang menjadi pertimbangan pengelola TPQ untuk menyeleksi
guru?
97
98
12. Apakah TPQ telah memenuhi sarana dan prasarana yang diperlukan agar
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
13. Berasal darimana sajakah sumber dana yang dikelola TPQ untuk
memenuhi kebutuhan operasional TPQ dan dialokasikan kemana saja
dananya?
98
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
Telepon/HP : 082261978499
B. Riwayat Keluarga
Ibu : Rodiyah
: Siti Kholilah
: Siti Fatimah
: Siti Munawwaroh
C. Riwayat Pendidikan
99