Anda di halaman 1dari 150

MODUL PELATIHAN

ASESOR KOMPETENSI
Kode Modul:

BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI


Jl. MT. Haryono Kav. 52
Jakarta 12780
Telepon: (021) 7992685
Facsimile: (021) 7992321
Pengarah : Miftakul Azis
Tim Penulis: Budiman Arief, Dewi Eka Arini, Endang Irwansyah, Inez Mutiara Tedjosoumirat
Nurul Indah Susanti, Rachmad Sugianto, Senggono, Tetty D.S. Ariyanto, Wachjono,.
Editor: Ir. Surono MPhil.

© BNSP 2020
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.
Buku ini diproduksi oleh BNSP

2
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan-Nya sehingga dapat menyelesaikan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk okupasi Asesor Kompetensi. Modul disusun
berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 161 tahun 2015 tentang Standar
Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa
Pendidikan Bidang Standadisasi, Pelatihan dan Sertifikasi; dan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 185 tahun 2018 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 161 tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standarisasi, Pelatihan
dan Sertifikasi. Modul terdiri dari buku informasi dan buku kerja, sedangkan Media Pembelajaran
berupa bahan presentasi Power Point dan instrumen evaluasi dibuat terpisah.

Modul ini merupakan dokumen hidup yang masih terus akan dilakukan verifikasi untuk perbaikan
berlanjut baik oleh ahli konten, ahli komunikasi, para master trainer, termasuk para peserta
pelatihan dan akan dilakukan penyesuaian apabila standar kompetensi kerja yang menjadi
acuan diterbitkan yang terbaru.

Pelatihan yang dilaksanakan dengan menggunakan modul ini diharapkan dapat menghasilkan
peserta yang kompeten dan berdaya saing dibuktikan dengan sertifikat kompetensi, sehingga
terwujud link and match sesuai persyaratan di Dunia Usaha dan Dunia Industri.

Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pengembangan modul
ini, semoga menjadi amal ibadah dan semoga Tuhan YME memberikan petunjuk kepada kita
dalam melakukan pengembangan sistem pelatihan dan asesmen / uji kompetensi asesor
kompetensi

Jakarta, 3 Juli 2020

Badan Nasional Sertifikasi Profesi

Ketua,

Kunjung Masehat

3
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
A. MEMAHAMI DAN INTERNALISASI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
1. Pendahuluan
2. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT= Competency Based Training) dan Asesmen
Berbasis Kompetensi (CBA= Competency Based Assessment)
3. Acuan Normatif
4. Istilah dan definisi
5. Skema Sertifikasi
6. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
B. MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-4: (Sesuai dengan 4 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran
C. MELAKSANAKAN ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-6: (sesuai dengan 6 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran
D. MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-3: (sesuai dengan 3 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran

4
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
A. MEMAHAMI DAN INTERNALISASI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

1. Pendahuluan
Modul ini merupakan perangkat pelatihan yang dapat digunakan oleh para pelatih,
pendamping, fasilitator, mentor maupun para peserta baik dalam pelatihan formal maupun
belajar mandiri, untuk membantu menjadi kompeten untuk mencapai kualifikasi Asesor
Kompetensi. Jabatan kerja/okupasi Asesor Kompetensi atau Workplace Competency Assessor
adalah orang yang mempunyai kompetensi (mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan), bersertifikat kompentesi, dan
mendapatkan penugasan resmi untuk melakukan dan memberikan asesmen/uji kompetensi
dalam uji kompetensi yang memerlukan pertimbangan atau pembenaran secara profesional.

Modul ini disusun secara khusus dengan pengembangan percepatan okupasi Asesor
Kompetensi dengan metode pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based training=CBT)
dan asesmen berbasis kompetensi (Competency Based Assessment = CBA). CBT dan CBA ini
merupakan sistem yang ditetapkan oleh Indonesia dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31
tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

2. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT= Competency Based Training) dan Asesmen Berbasis
Kompetensi (CBA= Competency Based Assessment)

Asesmen Berbasis Kompetensi (CBA=Competency Based Assessment) mencakupi


pengumpulan bukti dan membuat keputusan sejauhmana seorang pekerja dapat
mendemonstrasikan pekerjaannya sesuai standar kompetensi. Ketika peserta sudah dapat
mendemonstrasikan kompetensinya, baik dari hasil pelatihan ataupun pengalaman ditempat
kerja, maka dapat diberi pengakuan atas pencapaiannya baik melalui RPL (Rekognisi
Pembelajaran Lampau) untuk mengikuti jenjang pelatihan berikutnya atau Pengakuan
Kompetensi Terkini (RCC (Recognition Current Competency) untuk mendapatkan sertifikat
kompetensi. Terdapat tiga aspek esensial dalam filosofi CBA, yakni: Berbasis kriteria,
asesmen berdasarkan bukti dengan hubungannya dengan standar industri atau serangkaian
kriteria untuk menentukan kompetensi; Berbasis bukti, Suatu proses yang membandingkan
bukti kompetensi dengan suatu standar; dan Partisipatori, kandidat terlibat dalam proses
asesmen.

Terdapat 4 konsep umum dalam asesmen berbasis kompetensi, yakni: konsepsi Kompetensi,
Skills for Employability, Pelatihan Berbasis Kompetensi, dan Asesmen Berbasis Kompetensi.

1) Konsepsi kompetensi adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap


yang relevan dengan partisipasi efektif, secara konsisten dari waktu ke waktu di
lingkungan tempat kerja. Pengetahuan dan keterampilan dapat diidentifikasi bersamaan
atau dipisah. Pengetahuan mengidentifikasi apa yang dibutuhkan seseorang untuk
diketahui dalam melakukan kinerja dalam pekerjaannya dengan cara yang benar dan
efektif. Keterampilan mendeskripsikan aplikasi dari pengetahuan pada situasi dimana

5
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
pengetahuan dirubah menjadi hasil yang dibutuhkan di tempat kerja. Dan, Sikap
dideskripsikan sebagai alasan dibalik kebutuhan pengetahuan tertentu atau mengapa
keterampilan dilakukan dengan cara tertentu. Konsepsi kompetensi ini kemudian
disepakati dan dikembangkan menjadi standar kompetensi.

Standar kompetensi mendeskripsikan keterampilan, pengetahuan yang dipersyaratkan


untuk melakukan suatu tugas atau aktivitas pada tingkat yang dipersyaratkan oleh
standar. Terdapat beberapa standar kompetensi, yakni: SKKNI (Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia), Standar Kompetensi Kerja Internasional, dan Standar
Kompetensi Kerja Khusus. Standar Kompetensi Asesor Kompetensi ini akan dibahas pada
setiap unit kompetensi. Dalam proses pengembangan standar, penerapan standar,
pengembangan kurikulum serta asesmen diidentifikasi adanya interface dan kemampuan
telusur antar keempatnya, sehingga akan memberikan kemudahan dalam penerapannya
baik didunia kerja maupun dunia pendidikan, seperti digambarkan dibawah ini.

Gambar 1. Diagram ketelusuran penerapan standar kompetensi pada pengembangan SOP


Industri, penerapan dalam pengembangan kurikulum Pendidikan dan pelatihan serta
sertifikasi kompetensi.

2) Employability skills didefinisikan sebagai keterampilan yang dapat ditransfer (diterapkan


pada beberapa kondisi) yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk membuatnya 'dapat
dipekerjakan’. Dalam beberapa area fungsi kadang disebut sebagai life skills atau generic
skills. Employability skills ini diidentifikasi terdapat 8 keterampilan yakni:

6
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
EMPLOYABILITY
SKILLS

Team work

Problem
Komunikasi
solving

Mengikuti dan
Manajemen menggunakan
diri teknologi

Perencanaan
dan Selalu
Inisiatif pengorganis belajar
asian

Gambar 2. Delapan aspek Employability Skills

3) Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT=Competency Based Training) adalah model


pelatihan yang berkonsentrasi pada apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kerja atau
yang dipersyaratkan oleh tempat kerja. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membantu
peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan dan tugas sesuai standar yang
dipersyaratkan tempat kerja. CBT berusaha mengembangkan keterampilan, pengetahuan
dan sikap kerja (atau mengakui ketika peserta sudah memilikinya) untuk mencapai
persyaratan standar kompetensi. Indonesia dan juga ASEAN telah mengadopsi CBT/CBA
training system untuk menghasilkan tenaga kerja yang diinginkan industri, sehingga akan
meningkatkan peluang peserta pelatihan mendapatkan pekerjaan. Terdapat ciri-ciri PBK
yang dapat menjadi acuan Lembaga Pelatihan Kerja, yakni tersedianya: Standar
Kompetensi, Kerangka Kualifikasi, Strategi dan Materi Pembelajaran Mampu Telusur
Dengan Standar Kompetensi, dan Asesmen Berbasis Kompetensi.

7
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Keterampilan
pengetahuan dan skap
Standar Kompetensi yang dibutuhkan untuk
melakukan suatu
pekerjaan

Sistem untuk pengakuan


Kerangka Kualifikasi kompetensi
PELATIHAN
BERBASIS
KOMPETENSI Bagaimana membantu
Strategi dan Materi
orang untuk
Pembelajaran Mampu mendapatkan
Telusur Dengan Standar
keterampilan dan
Kompetensi
pengetahuan

Proses menilai apakah


orang memiliki
Asesmen Berbasis keterampilan,
Kompetensi
pengetahuan, dan sikap
yang dibutuhkan

Gambar 3. Ciri-ciri pelatihan berbasis kompetensi (ASEC, 2013)

4) Asesmen Berbasis Kompetensi, disini kembali ditekankan dalam konsepsi CBA yang
merupakan pengukuran kompetensi peserta pelatihan terhadap standar kompetensi kerja.
Asesmen ini adalah proses mengumpulkan bukti untuk menganalisis kemajuan dan
prestasi peserta didik/pelatihan. Link and match antara CBT dan CBA terletak pada:
• Standar kompetensi yang digunakan seharusnya sama antar CBT dan CBA.
• Asesmen mandiri, capaian pembelajaran pada CBT adalah melatih peserta sampai
kompeten yang ditandai secara partisipatori peserta menyatakan saya kompeten yang
direkam dalam asesmen mendiri, sedangkan pada CBA yang salah satunya adalah
bersifat partisipatori, maka CBA diawali dengan peserta menyatakan kompeten. Maka
asesmen mandiri inilah menjadi jaminan link and match antara CBT dan CBA.

Pelatihan Asesmen
Kompetensi
• StandarKompetensi
Mandiri
• AsesmenMandiri

Berbasis Berbasis
Kompetensi Kompetensi
Asesmen
Standar
§
§

Gambar 4. Link and Match CBT dan CBA

8
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
3. Acuan Normatif:
1) UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2) PP 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
3) PP 10 tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
4) Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 161 tahun 2015 Penetapan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang
Standarisasi, Pelatihan Dan Sertifikasi.
5) Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 185 tahun 2018 Perubahan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang
Standarisasi, Pelatihan dan Sertifikasi.
6) Surat Keputusan Ketua BNSP Nomor: KEP.0183.A/BNSP/III/2019 tentang penetapan skema
sertifikasi asesor kompetensi.

4. Istilah dan definisi


4.1. Asesor kompetensi adalah Seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi
persyaratan untuk melakukan dan/atau menilai asesmen kompetensi pada jenis dan
kualifikasi tertentu. Jenjang asesor kompetensi adalah Calon asesor kompetensi, Asesor
Kompetensi dan Asesor Kompetensi Kepala (Lead assessor).

4.2. Master asesor kompetensi adalah Personil bersertifikat kualifikasi master asesor,
kompeten bidang tertentu dan diberi tugas untuk melatih asesor kompetensi.

4.3. Lead asesor kompetensi adalah Personil bersertifikat kualifikasi asesor kepala, kompeten
bidang tertentu dan diberi tugas untuk memimpin pelaksanaan asesmen pada lembaga
sertifikasi profesi.

4.4. Asesi / Peserta sertifikasi adalah Tenaga kerja (angkatan kerja) yang sudah memiliki latar
belakang pendidikan dan/atau pelatihan dan/atau pengalaman kerja yang relevan dengan
standar kompetensi kerja yang akan diases.

4.5. Sertifikasi kompetensi kerja adalah Proses pemberian sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada
standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar
khusus.

4.6. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4.7. Standar Kompetensi Kerja Internasional adalah standar kompetensi kerja yang
dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi multinasional dan digunakan secara
internasional.

4.8. Standar Kompetensi Kerja Khusus adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan
dan digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk
memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi
yang bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan.

4.9. Unit Kompetensi adalah kegiatan terkecil yang output atau hasilnya merupakan satu
satuan yang terukur.

4.10. Elemen Kompetensi adalah uraian tentang langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi

4.11. KUK (Kriteria Unjuk Kerja) adalah tentang kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen
kompetensi

4.12. Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh
masyarakat.

4.13. Proses sertifikasi adalah kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan sertifikasi, yang mencakup pendaftaran, penilaian,
keputusan sertifikasi, pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat
maupun logo atau penanda (mark).s

4.14. Skema sertifikasi adalah paket kompetensi dan persyaratan spesifik yang berkaitan
dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.

4.15. Skema Sertifikasi KKNI Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan
pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi, yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi
yang bersumber dari standar kompetensi kerja serta persyaratan lain yang berkaitan
dengan pengakuan kompetensi pada jenis pekerjaan dan/atau kompetensi pada jenjang
kualifikasi KKNI.

4.16. Skema Sertifikasi Okupasi Nasional Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai
acuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi yang terdiri dari sekumpulan unit
kompetensi yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang
berkaitan dengan pengakuan kompetensi pada okupasi nasional.

4.17. Skema Sertifikasi Klaster Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan
pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi, yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi
yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
pengakuan kompetensi untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari industri/pengguna.

10
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4.18. Persyaratan Sertifikasi adalah kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk
persyaratan skema sertifikasi yang harus dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara
sertifikasi.

4.19. Sertifikat adalah dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi, yang
menunjukkan bahwa orang yang tercantum namanya telah memenuhi persyaratan
sertifikasi.

4.20. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

4.21. Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya


dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

4.22. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia adalah kerangka penjenjangan kualifikasi


kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
pemberian pengakuan.

4.23. Asesmen / Uji Kompetensi adalah proses penilaian kepada seseorang terhadap
pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

5. Skema Sertifikasi Asesor Kompetensi


Skema Sertifikasi Okupasi Asesor Kompetensi, merupakan skema sertifikasi berdasarkan suatu
jabatan kerja asesor kompetensi pada sistem nasional sertifikasi profesi yang ditetapkan secara
nasional dan mampu telusur okupasi internasional untuk memastikan skema ini juga portable.
Karena skema ini berlaku secara nasional dan portable antar negara, skema Sertifikasi Okupasi
Asesor Kompetensi ditetapkan oleh Komite Skema yang dibentuk oleh otoritas kompeten sesuai
bidangnya yakni Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Skema ini terdiri atas unit-unit kompetensi,
sebagai berikut:
No: Kode Unit: Nama Unit SKKNI Yang Diacu
1. P.85ASM00.001.2 Merencanakan Aktivitas dan Proses KEPMENAKER NO.
Asesmen 185/2018
2. P.85ASM00.003.2 Melaksanakan Asesmen
3. P.854900.047.01 Memberikan Kontribusi dalam Validasi KEPMENAKER NO.
Asesmen 161/2015

Dengan adanya skema sertifikasi okupasi Asesor Kompetensi ini, maka program dan kurikulum
pelatihan Asesor Kompetensi dikembangkan berdasarkan skema sertifikasi ini yang dapat
digambarkan dalam diagram dibawah ini.

11
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Untuk menjadi asesor kompetensi, calon asesor harus mempunyai kualifikasi/Pendidikan/pelatihan
area fungsi/bidang teknis yang menjadi ruang lingkup asesmen dan selanjutnya mengikuti pelatihan
asesor kompetensi dengan lingkup:

• Asesmen Berbasis
Kompetensi •Menetapkan dan
•Asesmen berbasis MERENCANAKAN MEMBERIKAN
• Skema Sertifikasi/Standar memelihara lingkungan
AKTIVITAS DAN
sertifikasi,kompetensi asesmen KONTRIBUSI DALAM
PROSES ASSMEN VALIDASI ASESMEN
• Standar•Standar
kompetensi, Kompetensi MERENCANAKAN
AKTIVITAS DAN
• Menetapkan dan memelihara
•Mengumpulkan bukti MEMBERIKAN
KONTRIBUSI DALAM
lingkungan asesmen
•SistemSertifikasi
• Sistem Nasional Nasional PROSES ASESMEN yang berkualitas
• Mengumpulkan bukti yang VALIDASI ASESMEN
Sertifikasi Profesi, dan
Profesi, dan •Menentukan •Mendukung asesi
berkualitas •Menyiapkan
• MenentukanPendekatan
Pendekatan
•Harmonisasi
• Harmonisasi Sistem Sistem Asesmen • Mendukung
•Membuatasesi keputusan validasi
SertifikasiProfesi
Profesi Internasional Asesmen
• Mempersiapkan rencana • Membuat keputusan asesmen
asesmen •Memberikan
• Merekam dan melaporkan
• Menyiapkan validasi
Internasional asesmen •Mempersiapkan kontribusi dalam
•Merekam
keputusan asesmendan • Memberi kontribusi
rencana
• Mengidentifikasi Asesmen
persyaratan
melaporkan keputusan dalamproses
prosesvalidasi
validasi
PEMAHAMAN DAN modifikasi •Mengidentifikasi
dan • meninjau proses asesmen
PEMAHAMAN DAN TENTANGkontekstualiasi asesmen • •Memberikan
Memberikan kontribusi
INTERNALISASI peersyaratan
INTERNALISASI
ASESMEN
TENTANG ASESMEN BERBASIS • Mengembangkan Materi Uji MELAKSANAKAN
•Meninjau proses
ASESMEN
dalamkontribusi dalam
hasil validasi
modifikasi dan
Kompetensi/Asesmen
asesmen hasil validasi
KOMPETENSI
BERBASIS KOMPETENSI
kontektualisasi
MELAKSANAKAN
•Megorganisasikan
ASESMEN
asesmen

Gambar 5. Program Pelatihan Asesor Kompetensi berdasarkan Skema Sertifikasi Okupasi Asesor
Kompetensi.

6. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Tujuan Instruksional Umum (TIU) dari pelatihan ini adalah peserta mampu: merencanakan aktivitas
dan proses asesmen, melaksanakan asesmen; dan memberikan kontribusi dalam validasi
asesmen, sesuai dengan persyaratan tempat kerja dalam lima dimensi kompetensi (task skills,
task management skills, contingency management skills, jobs/roles environment skills, dan transfer
skills) sebanyak dua Unit Kompetensi sesuai bidangnya.

Sedangkan indikator kompetensi dari setiap peserta pelatihan ini adalah hasil kerja praktek dari
ketiga unit kompetensi Asesor Kompetensi dalam rekaman buku kerja dan mengomunikasikan
tersebut kepada calon klien (sesuai tujuan sertifikasi) dan pemangku kepentingan.

12
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MODUL PELATIHAN

ASESOR KOMPETENSI
Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen
Kode Modul: P.85ASM00.001.2

13
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
B. MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
Pendahuluan
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam merencanakan aktivitas dan proses asesmen, termasuk Rekognisi Pembelajaran
Lampau (RPL), di dalam sistem asesmen berbasis kompetensi.
Unit ini dapat digunakan dalam perencanaan aktivitas dan proses asesmen pada lembaga
sertifikasi profesi, lembaga pelatihan, dan lembaga pendidikan. Skils for employability
(kompetensi untuk bekerja) dalam unit sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja.

Tujuan Instruksional Khusus

Berdasarkan standar kompetensi kerja tujuan khusus unit ini adalah peserta mampu:
1. Menentukan pendekatan asesemen
2. Mempersiapkan rencana asesmen
3. Identifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi
4. Mengorganisasikan asesmen

Tujuan tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini:

• MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN

• MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN

• IDENTIFIKASI PERSYARATAN MODIFIKASI DAN KONTEKTUALISASI

• MENGORGANISASIKAN ASESMEN

Gambar 1 Tujuan Instruksional Khusus

Pengetahuan esensial
Untuk memastikan pencapaian kognitif dari peserta pelatihan maka diidentifikasi pengetahuan
penting atau esensial yang harus disampaikan dalam pelatihan ini. Pengetahuan esensial
yang harus dimiliki peserta setelah pelatihan ini harus dapat menunjukkan pengetahuan
esensial yang diperlukan secara efektif melakukan tugas yang diuraikan dalam elemen dan
kriteria kinerja unit ini, pengetahuan esensial tersebut adalah kemampuan peserta membuat
merencanakan aktivitas dan proses asesmen.

14
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Keterampilan Esensial:

Sangat penting bahwa pesera menunjukkan kemampuan untuk merencanakan aktivitas dan
proses asesmen.
Selain ini, peserta harus dapat secara efektif melakukan tugas yang diuraikan dalam elemen
dan kriteria kinerja unit ini, mengelola tugas dan mengelola kontinjensi dalam konteks peran
kerja yang diidentifikasi, yang dapat mencakupi:
Mendemonstrasikan penerapan keterampilan dalam:
- Merencanakan dan mengatur proses pada minimal dua dari lima kesempatan terpisah.
- Mengikuti pengaturan organisasi
- Meneliti dan mengevaluasi
- Merencanakan dalam rangka memformulasikan rencana asesmen
- Mengorgansasikan dalam pengorganisasian kebutuhan sumber daya.
Keterampilan literasi
Keterampilan komunikasi
Kepekaan untuk mengakses dan memperhatikan berbagai keragaman asesi
Kapasitas untuk mempromosikan dan menerapkan kebersamaan, keadilan, keabsahan,
keandalan dan keluwesan dalam merencanakan suatu proses asesmen.

Sikap

Sikap kerja yang diperlukan pada unit kompetensi ini adalah sikap dapat menjaga
rahasia, berwawasan luas, diplomatis, beradaptasi baik dengan lingkungan dan
perubahan, fokus mencapai sasaran merencanakan aktivitas dan proses asesmen
yang akan disusun.

Aspek Kritis

Pengembangan suatu rencana asesmen yang akan digunakan sebagai panduan oleh asesor dalam
pelaksanaan asesmen berbasis kompetensi. Unit ini juga mencakup kontekstualisasi tolok ukur
asesmen dan perangkat asesmen yang sesuai dengan lingkungan dimana asesmen akan
dilaksanakan serta pengorganisasian orang, bahan dan sumber daya fisik yang diperlukan dalam
pelakasanaan asesmen.

15
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MERENCANAKAN AKTIFITAS DAN PROSES ASESMEN

Elemen KUK Batasan Variabel


1. Menentukan 1.1 Kandidat, tujuan dan 1. Konteks variabel
pendekatan konteks asesmen 1.1 Kondisi atau keadaan lingkungan
asesmen diidentifikasi dan kerja dimana unit kompetensi dapat
dikonfirmasikan dengan dilaksanakan, adalah adanya akses
orang yang relevan sumber informasi tentang pendekatan
sesuai dengan asesmen yang mencakupi target
persyaratan hukum, asesi, jalur asesmen, konteks
organisasi dan etika. asesmen, dan acuan pembanding.
1.2 Standar industri atau 1.2 Kandidat, dapat mencakupi :
tempat kerja yang berlaku 1.2.1 Hasil pelatihan dan / atau
diidentifikasi dan diakses pendidikan:
untuk asesmn, dan 1.2.2 Pekerja berpengalaman
persyaratan asesmen 1.2.3 Pelatihan / belajar mandiri
spesifik apapun. 1.3 Tujuan asesmen dapat mencakupi
2. Mempersiapkan 2.1 Unit kompetensi dan 1.3.1 Sertifikasi Kompetensi
rencana persyaratan asesmen 1.3.2 Pengakuan Kompetensi Terkini
asesmen dianalisis untuk (PKT) yang sudah dimiliki asesi.
mengidentifikasi bukti dan 1.3.3 Rekognisi Pembelajaran
jenis bukti yang Lampau
diperlukan untuk 1.3.4 Hasil pelatihan / proses
menunjukkan pembelajaran.
kompetensi, sesuai 1.3.5 Penetapan kemajuan dalam
dengan aturan bukti rangka pencapaian kualifikasi.
2.2 Metode dan instrumen 1.3.6 Pengukuran kinerja.
asesmen dipilih untuk 1.3.7 Pengklasifikasian
mendukung pengumpulan karyawan/pemberian dukungan
bukti yang ditetapkan, pengembangan karir.
dengan 1.3.8 Rekrutmen berbasis
mempertimbangkan kompetensi.
konteks di mana 1.3.9 Pemberian lisensi, registrasi,
asesmen akan penugasan atau persyaratan
berlangsung regulator.
2.3 Rencana asesmen 1.4 Konteks Asesmen, dapat mencakupi
dikembangkan dan 1.4.1 Dengan lingkungan tempat kerja
persetujuan didapatkan (tempat kerja riil atau
dari para pemangku simulasi).
kepentingan terkait 1.4.2 Dengan Peluang untuk
3. Identifikasi 3.1 Informasi dari kandidat mengumpulkan bukti dalam
persyaratan dan, jika relevan, tempat berbagai situasi (tersedia atau
modifikasi dan kerja kandidat digunakan terbatas).

16
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Kontekstualisasi untuk mengidentifikasi 1.4.3 Dalam hubungan antar standar
kebutuhan kompetensi dengan bukti untuk
kontekstualisasi. mendukung assmen, aktivitas
3.2 Saran yang diberikan pekerjaan kandididat ditempat
oleh paket pelatihanatau kerja, dan aktivitas belajar.
pengembang kursus 1.4.4 Dalam hubungannya dengan
yangrelevan diperiksa siapa yang melakukan asesmen
dengan kebutuhan (lembaga sertifikasi, lembaga
kontekstualisai yang pelatihan, asesor dari dunia
diidentifikasi usaha (enterprise assessor).
3.3 Alat asesmen yang ada 1.5 Orang yang relevan, harus mencakupi
dianalisis dan 1.5.1 Manajer sertifikasi.
amandemen yang 1.5.2 Lembaga pelatihan kerja
diperlukan dicatatat untuk 1.5.3 Manajer pelatihan
mengatasi kebutuhan 1.5.4 Lainnya.
kontekstualisasi yang 1.6 Standar industri atau tempat kerja,
diidentifikasi dapat mencakupi
4. Mengorganisasi 4.1 Menganalisis instrumen 1.6.1 Standar kompetensi:
kan asesmen asesmen yang tersedia 1.6.2 Kriteria asesmen kurikulum
untuk kesesuaian saja:
penggunaan dianalisisi, 1.6.3 Spesifikasi kinerja suatu
dan modifikasi yang perusahaan atau industri:
diperlukan diidentifikasi. 1.6.4 Spesifikasi Produk:
4.2 Instrumen asesmen 1.6.5 Pedoman khusus
untuk memenuhi standar 1.6.6 Pelanggan, perusahaan atau
dan kebutuhan tempat organisasi
kerja / kandidat yang 1.7 Bukti dapat mencakupi:
diperlukan 1.7.1 Demonstrasi, produk,
dikembangkan. portofolio, dan penghafalan
4.3 Instrumen asesmen yang diidentifikasi
terhadap persyaratan berdasarkan kriteria kinerja
unit atau kursus dan pendekatan asesmen.
dipetakan. 1.8 Jenis Bukti, dapat mencakupi
4.4 Instruksi yang jelas 1.81 Langsung, contohnya
ditulis untuk kandidat 1.8.1.1 Observasi aktivitas
dan asesor kerja, baik pada keadaan
mengenai penggunaan sebenarnya ataupun dalam
instrumen asesmen kondisi disimulasikan.
4.5 Draf instrumen 1.81.2 Contoh hasil kerja.
asesmen memenuhi 1.8.2 Tidak langsung, contohnya
standar yang disyaratkan laporan pihak ketiga
dan kebutuhan tempat yang kredible, portfolio.
kerja / kandidat tertentu 1.8.3 Tambahan, contohnya

17
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
serta catat hasil pertanyaan dan jawaban
pemeriksaan diperiksa, jawab, rekaman kerja,
dicatat dan dikonfirmasi rekaman pelatihan, portofolio.
1.8.4 Kombinasi hal-hal di atas
1.9 Aturan bukti, mencakupi:
1.9.1 Valid/Sah:
• Berkaitan dengan unit
kompetensi yang tepat.
• Mencerminkan kelima
dimensi kompetensi.
• Memberikan bukti keterampilan
kerja.
•Apakah sesuai dengan
keberpihakan NQF / KKNI
yang sedang dinilai.
1.9.2 Asli : apakah karya siswa /
asesi sendiri (dan prosedur
telah dikembangkan untuk
memastikan ini).
1.9.3 Terkini/Andal : menunjukkan
bahwa kandidat secara
konsisten memenuhi unit
kompetensi yang didukung
1.9.4 Memadai/ Cukup:
• Memberikan bukti yang cukup
untuk membuat asesmen
tentang kompetensi individu
dalam kaitannya dengan
kelima dimensi kompetensi.
• Memenuhi semua persyaratan
bukti untuk unit kompetensi.
1.10 Metode asesmen, dapat mencakupi:
1.10.1 Observasi langsung (kerja
nyata / aktivitas waktu nyata
di tempat kerja ,kerja dalam
lingkungan tempat kerja yang
disimulasikan)
1.10.2 Kegiatan terstruktur (latihan
simulasi dan permainan
peran, proyek, presentasi,
lembar kegiatan)
1.10.3 Tanya jawab (pertanyaan
tertulis, wawancara, asesmen

18
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
diri, tanya jawab lisan, angket,
ujian lisan atau tertulis)
1.10.4 Verifikasi Portofolio (contoh
pekerjaan yang disusun oleh
kandidat, produk dengan
dokumentasi pendukung, bukti
sejarah, jurnal atau buku
catatan, informasi tentang
pengalaman hidup)
1.10.5 Ulasan produk (testimonial
dan laporan dari atasan dan
atasan, bukti pelatihan,
pencapaian sebelumnya yang
diautentikasi, wawancara
dengan atasan, atasan, atau
rekan kerja)
1.10.6 Lainnya.
1.11 Instrumen asesmen, dapat
mencakupi:
1.11.1 Lembar periksa Observasi
langsung
1.11.2 Lembar asesmen Kegiatan
terstruktur
1.11.3 Daftar pertanyaan
1.11.4 Lembar periksa Verifikasi
Portofolio
1.11.5 Lembar periksa Ulasan
produk
1.11.6 Lainnya
1.12 Prinsip-prinsip asesmen harus
mencakupi
1.13.1 Validitas.
1.13.2 Reliabilitas.
1.13.3 Flexibilitas.
1.13.4 Fairness/keadilan.
1.13 Skills for employability,
mencakupi ketrampilan:
1.13.1 Komunikasi (communication
skills).
1.13.2 Bekerja dalam kelompok
(team works skills).
1.13.3 Mengatasi masalah (problem
solving skills).

19
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.13.4 Berinisiasi dan kewirusahaan
(initiative and enterprise
skills).
1.13.5 Perencanaan dan
pengorganisasian (planning
and organizing skills).
1.13.6 Manajemen diri (self-
management skills).
1.13.7 Belajar (learning skills).
1.13.8 Teknologi (technology skills).
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan.
2.1.1 Peralatan untuk akses
informasi dan untuk
mengembangkan dokumen
perencanaan dan
pengorganisasian.
2.2 Perlengkapan.
2.2.1 Peralatan komputer dan
program teknologi informasi
dan komunikasi.
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Pemerintah Nomor 31
Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
3.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor 2
Tahun 2016 tentang Sistem
Standarisasi Kompetensi
Kerja Nasional.

20
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1. ELEMEN/LANGKAH 1 : MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN
Asesmen adalah proses pengumpulan bukti dan membuat keputusan bahwa kompetensi telah
tercapai. Hal ini membuktikan bahwa seseorang yang kompetensinya telah tercapai dapat melakukan
sesuai dengan standar yang diharapkan di tempat kerja sesuai dengan yang dinyatakan dalam
standar kompetensi yang disahkan secara nasional atau pada standar kompetensi yang dikembangkan
industri, organisasi, komunitas atau kelompok profesional terkait.
Pendekatan Asesmen adalah dasar dalam konteks mendukung merencanakan aktivitas dan
proses asesmen.

ELEMEN 1: MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN

1.1. Kandidat, tujuan dan konteks 1.2. Standar industri atau tempat kerja
asesmen diidentifikasi dan yang berlaku diidentifikasi dan
dikonfirmasikan dengan orang yang diakses untuk asesmen, dan
relevan sesuai dengan persyaratan persyaratan asesmen spesifik apa
hukum, organisasi dan etika pun

Gambar 2 Langkah-langkah Menentukan Pendekatan Asesmen

Ø Kandidat/ Asesi
adalah seseorang yang akan mengikuti proses asesmen, bisa berasal dari :
hasil pelatihan dan / atau pendidikan
pekerja berpengalaman
pelatihan / belajar sendiri

Ø Tujuan Asesmen, dalam hal ini mencakupi :


Sertifikasi kompetensi
Pengakuan Kompetensi Terkini (PKT) yang sudah dimiliki asesi.
Rekognisi Pembelajaran Lampau
Hasil pelatihan/proses pembelajaran.
Penetapan kemajuan dalam rangka pencapaian kualifikasi.
Pengukuran kinerja.
Pengklasifikasian karyawan/pemberian dukungan pengembangan karir.
Rekrutmen berbasis kompetensi.
Pemberian lisensi, registrasi, penugasan atau persyaratan regulator.

Ø Konteks Asesmen
Dengan lingkungan tempat kerja (tempat kerja riil atau simulasi).
Dengan Peluang untuk mengumpulkan bukti dalam berbagai situasi (tersedia atau
terbatas).

21
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Dalam hubungan antar standar kompetensi dengan bukti untuk mendukung assmen,
aktivitas pekerjaan kandididat ditempat kerja, dan aktivitas belajar.
Dalam hubungannya dengan siapa yang melakukan asesmen (lembaga sertifikasi,
lembaga pelatihan, asesor dari dunia usaha (enterprise assessor).

Kandidat / Asesi Tujuan Asesmen Konteks Asesmen

Pendekatan Asesmen

Gambar 3 Pendekatan Asesmen

Tujuan asesmen dan konteks asesmen sangat berhubungan, dimana konteks asesmen adalah kondisi
asesmen yang akan dilakukan dan jika asesmen akan dilaksanakan dalam waktu yang berbeda dan
sejumlah lokasi maka setiap lokasi harus dirinci sehubungan dengan komponen asesmen yang akan
dilakukan

Ø Pihak yang relevan


Manajer sertifikasi
Lembaga pelatihan kerja
Manajer pelatihan
Lainnya.

Ø Standar industri atau tempat kerja, dapat mencakupi


Standar kompetensi:
Kriteria asesmen kurikulum saja:
Spesifikasi kinerja suatu perusahaan atau industri:
Spesifikasi Produk:

22
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pedoman khusus
Pelanggan, perusahaan atau organisasi

Latihan 1:

Lakukan identifikasi dan konfirmasi kandidat (asesi), tujuan dan konteks asesmen dengan
orang yang relevan sesuai dengan persyaratan hukum, organisasi dan etika.

Pilih salah satu kandidat/ asesi:

1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek
mampu telusur terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis
kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.

23
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.MAPA.01-MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :

1. Menentukan Pendekatan Asesmen


1.1. Asesi Hasil pelatihan dan / atau pendidikan:
Pekerja berpengalaman
Pelatihan / belajar mandiri
Tujuan Sertifikasi
Asesmen
Sertifikasi Ulang
Pengakuan kompetensi terkini (PKT)
Rekognisi Pembelajaran Lampau
Lainnya
Konteks Lingkungan Tempat kerja nyata Tempat kerja simulasi
Asesmen:
Peluang untuk
mengumpulkan
Tersedia Terbatas
bukti dalam
sejumlah situasi
Hubungan antara Bukti untuk mendukung asesmen / RPL: J K L
standar
kompetensi dan: Aktivitas kerja di tempat kerja Asesi: J K L
Kegiatan Pembelajaran: J K L
Siapa yang Lembaga Sertifikasi
melakukan
asesmen / RPL Organisasi Pelatihan
Asesor Perusahaan
Konfirmasi Manajer sertifikasi LSP
dengan orang
yang relevan Master Asesor / Master Trainer / Asesor Utama Kompetensi
Manajer Pelatihan Lembaga Training terakreditasi / Lembaga Training
terdaftar
Lainnya:
1.2 Tolok Ukur Standar Kompetensi:
Asesmen
Kriteria asesmen dari kurikulum pelatihan
Spesifikasi kinerja suatu perusahaan atau industri:
Spesifikasi Produk:
Pedoman khusus:

24
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2. ELEMEN/LANGKAH 2 : MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN
Pada langkah ke dua ini adalah mempersiapkan rencana asesmen, ada tiga aktivitas yang harus
dilakukan agar dalam mempersiapkan rencana asesmen dapat silakukan secara efektif dan efisien.

ELEMEN 2: MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN

2.1. Unit kompetensi dan 2.2. Metode dan instrumen


persyaratan asesmen 2.3. Rencana asesmen
asesmen dipilih untuk
dianalisis untuk mendukung pengumpulan dikembangkan dan
mengidentifikasi bukti dan persetujuan didapatkan
bukti yang ditetapkan,
jenis bukti yang dari para pemangku
dengan
diperlukan untuk mempertimbangkan kepentingan terkait.
menunjukkan kompetensi,
konteks di mana asesmen
sesuai dengan aturan akan berlangsung
bukti

Gambar 4 Tahapan Mempersiapkan Rencana Asesmen

Bukti adalah sesuatu yang mendukung asesi terhadap kompetensi yang diajukan asesi. Bukti-
bukti dapat mencakup demonstrasi, produk, portofolio, dan penghafalan yang diidentifikasi
berdasarkan kriteria kinerja dan pendekatan asesmen. Bukti dikumpulkan melalui berbagai
aktivitas untuk mengkonfirmasikan kompetensi, seperti:

25
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Proses:
- Prosedur yang tepat diikuti Produk:
- Pekerjaan dilaksanakan - Suatu produk sesuai dengan
dengan aman spesifikasi
- Pelanggan puas terhadap - Suatu produk yang
layanan yang diberikan. diselesaikan dalam kerangka
- Keterampilan komunikasi waktu yang ditetapkan
diaplikasikan dan dipelihara - Suatu penjualan yang
dilakukan

Proses Produk

Pengetahuan
yang diperlukan

Pengetahuan:
- Prosedur bekerja
- Persyaratan Hukum
- Persyaratan Keselamatan, Keamanan
dan Keselamatan Kerja
- Prosedur Penelitian

Gambar 5 Bukti-bukti - Adaptasi dari Training in Australia

26
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pada saat pengumpulan bukti yang relevan, terdapat aturan pengumpulan bukti yang harus
dipatuhi yaitu :

Aturan Bukti Panduan proses pengumpulan


Valid Bukti harus sesuai dengan persyaratan dari unit
Bukti yang dikumpulkan kompetensi yang diases. Jika unit kompetensi
memenuhi persyaratan dari memerlukan keterampilan yang akan didemonstrasikan –
unit kompetensi atau standar Bukti keterampilan dapat diobservasi atau dikumpulkan
yang spesifik. melalui cara lain oleh asesor sesuai dengan pedoman
penilaian pada standar kompetensi tersebut.
Autentik/Asli Bukti harus dengan jelas menunjukkan kompetensi asesi
Bukti yang dikumpulkan adalah bukan bukti yang dikerjakan orang lain. Hal ini memiliki
hasil pekerjaan asesi itu implikasi bahwa untuk RPL atau PKT proses yang
sendiri. (Jika asesor belum dikerjakan pada saat lampau harus diverifikasi oleh pihak
yakin, maka bukti tambahan otoritas yang telah ditentukan.
diperlukan).
Terkini Bukti harus dikumpulkan dalam kerangka waktu yang
Bukti harus berhubungan ditentukan. Harus didemonstrasikan oleh asesi pada
dengan keterbaruan dan tingkatan keterampilan dan pengetahuan, bukti yang lebih
apakah bukti tersebut lama masih mungkin diperbolehkan sepanjang asesi
berhubungan dengan dapat menunjukkan bukti pendukung yang menyatakan
kompetensi asesi terkini. bahwa keterampilan dan pengetahuan tersebut masih
diaplikasikan di tempat kerja. Untuk memastikannya,
pertimbangan profesional diperlukan dari asesor.
Memadai Pertimbangkan aspek kritis pada unit kompetensi,
Berhubungan dengan termasuk keterampilan atau pengetahuan yang
banyaknya bukti yang didemonstrasikan dari waktu ke waktu dengan konteks
dikumpulkan, memenuhi yang berbeda.
seluruh aspek dari unit
kompetensi, dimensi
kompetensi dan employability
skills.

Ada tiga jenis bukti yaitu:


Bukti Langsung (L)
Bukti Langsung adalah bukti yang dikumpulkan oleh asesor melalui pengamatan.
Disebut langsung karena asesor secara langsung mengamati dan merekam bukti-
buktinya. Bukti langsung merupakan bukti yang paling terbaik dan terpercaya dari
suatu bukti, tetapi tidak selalu sesuai atau memungkinkan untuk suatu proses
asesmen. Sebagai contoh untuk RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) atau PKT
(Pengakuan Kompetensi Terkini), bukti langsung harus diikuti suatu verifikasi terhadap
pekerjaan atau tugas yang menyatakan bahwa pekerjaan tersebut memang dilakukan
secara konsisten.

27
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Bukti Tidak Langsung (TL)
Bukti tidak langsung adalah bukti yang dikumpulkan yang tidak secara
langsung diamati oleh asesor. Hal ini termasuk Laporan pihak ketiga, video
dan bukti audio, hasil proyek, contoh produk dan bukti portofolio. Bagi asesi
RPL atau RCC, bukti tidak langsung adalah informasi tentang asesi
terhadap bukti yang dikumpulkan asesi untuk mendapatkan pengakuan. Bukti-bukti yang
dikumpulkan harus relevan bagi suatu unit (unit-unit) kompetensi yang mereka ajukan.
Suatu surat referensi dari pihak pemberi kerja yang menyatakan bahwa asesi telah dapat
mengerjakan seluruh tugas terkait merupakan bukti yang belum memadai. Perangkat
asesmen yang berkualitas mempersyaratkan bahwa setiap unit kompetensi didukung oleh
contoh dimana dan kapan tugas-tugas tersebut diselesaikan.

Bukti Tambahan (T)


Bukti Tambahan adalah bukti yang digunakan untuk memastikan
kecukupan bukti-bukti yang diajukan baik secara pengetahuan atau
verifikasi bukti tersebut. Bukti ini dapat dilakukan melalui pertanyaan
lisan atau tertulis atau wawancara yang secara akurat merefleksikan
kinerja asesi.

Contoh Jenis Bukti:


Jenis Bukti Contoh
Langsung • Observasi aktivitas kerja, baik pada keadaan
sebenarnya ataupun dalam kondisi disimulasikan.
• Contoh hasil kerja.
Tidak Langsung • Laporan pihak ketiga yang kredibel, portofolio.
Tambahan • Pertanyaan Lisan
• Pertanyaan Tertulis
• Pertanyaan Wawancara

Contoh:
Jika Anda akan mengumpulkan bukti dari seorang asesi agar mampu melakukan elemen
pertama pada unit kompetensi Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja, Anda
perlu mengkaji hasil yang diminta pada elemen kompetensi no. 1.

28
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Gambar 6 Contoh Unit Kompetensi

Elemen kompetensi pada judul di atas memberikan indikasi yang jelas yaitu mempersiapkan
pengukuran faktor bahaya di tempat kerja. Secara cepat dapat ditangkap pada kriteria unjuk kerja
bagaimana tugas-tugas ini dilaksanakan di tempat kerja nyata; misalnya mengelompokan faktor
bahaya, mempersiapkan formulir pengukuran dan mempersiapkan sarana pengukuran.
Apabila asesi asesmen adalah seseorang dari proses pelatihan atau pendidikan, maka bukti bahwa
asesit mempersiapkan suatu proses diperlukan.
Ada banyak sumber bukti potensial dan banyak metode dan teknik untuk mengumpulkan bukti, seperti
contoh di bawah ini :
Metode Asesmen Contoh

Observasi langsung Kerja nyata / aktivitas waktu nyata di tempat kerja, aktivitas kerja dalam
lingkungan tempat kerja yang disimulasikan
Kegiatan Latihan simulasi dan permainan peran, proyek, presentasi, lembar kegiatan
terstruktur
Pertanyaan tertulis, wawancara, asesmen diri, tanya jawab lisan, angket,
Tanya jawab
ujian lisan atau tertulis
Verifikasi Contoh pekerjaan yang disusun oleh kandidat, produk dengan dokumentasi
Portofolio pendukung, bukti sejarah, jurnal atau buku catatan, informasi tentang
pengalaman hidup.
Ulasan produk Testimonial dan laporan dari atasan dan atasan, bukti pelatihan, pencapaian
sebelumnya yang diautentikasi, wawancara dengan atasan, atasan, atau rekan
kerja.

29
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Berdasarkan dari beragamnya metode dan teknik dalam pengumpulan bukti, agar bukti yang
dikumpulkan sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh unit (unit-unit) kompetensi maka diperlukan
instrumen asesmen.
Instrumen asesmen adalah kegiatan atau pertanyaan-pertanyaan spesifik untuk mengases
kompetensi bagi individu atau kelompok., yang mencakupi :
ü Lembar periksa observasi langsung
ü Lembar asesmen kegiatan terstruktur
ü Daftar pertanyaan
ü Lembar periksa verifikasi portofolio
ü Lembar periksa ulasan produk
ü Dan lain nya

30
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Latihan 2:
Isilah formulir dibawah ini, sebagai lanjutan dari bagian 1 dengan menggunakan unit kompetensi yang
Anda pilih.
2. Mempersiapkan Rencana Asesmen

Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Metode dan Perangkat Asesmen


CL (Daftar Periksa), DIT (Daftar Instruksi Terstruktur), DPL (Daftar
Jenis
Pertanyaan Lisan),
Bukti
DPT (Daftar Pertanyaan Tertulis), VP (Verifikasi Portofolio),
CUP (Ceklis Ulasan Produk), PW (Pertanyaan Wawancara)

(latihan simulasi dan bermain peran, proyek, presentasi,

atau buku catatan, informasi tentang pengalaman hidup)


Bukti-Bukti

otentikasi pencapaian sebelumnya, wawancara dengan


dengan dokumentasi pendukung, bukti sejarah, jurnal
(sampel pekerjaaan yang disusun oleh Asesi, produk
(pertanyaan tertulis, wawancara, asesmen diri, tanya

(testimoni dan laporan dari atasan, bukti pelatihan,


(kerja nyata/aktivitas waktu nyata di tempat kerja di
(Kinerja, Produk,

kingkungan tempat kerja yang disimulasikan)

jawab lisan, angket, ujian lisan atau tertulis)


Portofolio, dan /
atau Hafalan)
Kriteria Unjuk Kerja diidentifikasi

Lainnya : ……………
Obsevasi langsung

Verifikasi Portfolio
Kegiatan Struktur

atau rekan kerja)


lembar kegiatan)
berdasarkan

Review produk
Tanya Jawab
Kriteria Unjuk Kerja

atasan,
L TL T
dan Pendekatan
Asesmen.

Elemen: 1.
1.1.

1.2.

1.3.

Elemen: 2.
2.1.

2.2.

2.3.

31
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN/LANGKAH 3: IDENTIFIKASI PERSYARATAN MODIFIKASI DAN
KONTEKSTUALISASI

Pada langkah ketiga ini terdapat empat aktivitas yang harus dilakukan agar dapat
mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi sesuai dengan situasi
yang asesmen secara efektif dan efisien, yakni
• Informasi dari asesi dan, jika relevan, tempat kerja asesi digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi.
• Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang
relevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi.
• Perangkat yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatat
untuk mengatasi kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi.
• Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi diidentifikasi dan setiap
perubahan yang diperlukan untuk perangkat asesmen dicatat.

ELEMEN 3: IDENTIFIKASI PERSYARATAN


MODIFIKASI DAN KONTEKSTUALISASI

3.1 Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan
3.1 Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan untuk
untuk mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi

3.2 Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang
3.2 Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang relevan diperiksa
relevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi
dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi

3.3 Alat asesmen yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatatat untuk mengatasi
kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikas

3.4 Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi diidentifikasi dan setiap perubahan yang
diperlukan untuk alat asesmen dicatat.

Gambar 7 Tahapan Identifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi

Sangat penting untuk diperhatikan bagi peserta pelatihan pada saat memilih atau mengembangkan
instrumen asesmen bahwa kontekstualisasi unit kompetensi adalah :
ü tidak boleh menghapus atau menambah jumlah dan konten elemen dan kriteria kinerja
ü dapat menambahkan terminologi industri tertentu ke kriteria kinerja di mana ini tidak
mendistorsi atau mempersempit hasil kompetensi

32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ü dapat membuat amandemen dan penambahan pada pernyataan jangkauan selama
perubahan tersebut tidak mengurangi luasnya penerapan kompetensi dan mengurangi
portabilitasnya, dan / atau
ü dapat menambahkan detail pada panduan bukti di bidang-bidang seperti aspek kritis bukti
atau sumber daya dan infrastruktur yang diperlukan di mana hal ini memperluas luasnya
kompetensi tetapi tidak membatasi penggunaannya.

Pada standar kompetensi terdapat pedoman kontekstualisasi yang sebagai pedoman bagi asesor
untuk mengembangkan instrumen asesmen. Biasanya pada standar kompetensi tersebut
memungkinkan untuk mengganti terminologi umum dan deskripsi umum dari suatu peralatan atau
proses dan prosedur dengan contoh yang spesifik dari kriteria unjuk kerja dan termasuk dari
contoh-contoh batasan variabel dari unit kompetensi. Kualitas instrumen asesmen
mempersyaratkan penggunaan kontekstualisasi untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik dari latar
belakang asesi dan karakteristik industri atau tempat kerja.

Pertimbangan kebutuhan yang spesifik dari asesi anda, diantaranya adalah:


Ø Tingkat pengalaman kerja
Ø Tingkat dan pengalaman asesmen sebelumnya
Ø Tingkat kemampuan berbahasa, baca tulis dan hitung
Ø Ketidakmampuan fisik yang berdampak terhadap asesmen
Ø Ketidakmampuan intelektual yang berdampak terhadap asesmen
Ø Kondisi medis yang berdampak terhadap asesmen
Ø Perbedaan pada kemajuan belajar
Ø Kepercayaan dan spritual
Ø Latar belakang budaya, imej dan persepsi
Ø Usia dan jenis kelamin

Sebagai asesor, perlu memahami bahwa konteks asesmen/RPL diantaranya adalah:


Ø Bagian dari proses pendaftaran
Ø Lingkungan dimana proses asesmen/ RPL dilakukan, termasuk bekerja secara
langsung/ simulasi
Ø Kesempatan untuk mengumpulkan bukti dari sejumlah situasi
Ø Hubungan antara standar kompetensi dan bukti untuk mendukung rekognisi
pembelajaran lampu
Ø Seseorang yang melaksanakan asesmen/ RPL
Ø Hubungan antara standar kompetensi dan kegiatan belajar
Ø Pengaturan hubungan kerjasama
Ø Periode waktu selama pelaksanaan asesmen
Ø Mekanisme penjaminan mutu

33
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Latihan 3:
Isilah formulir dibawah ini sebagai menggunakan unit kompetensi yang sama pada Latihan 2

3. Mengidentifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi:


3.1. a. Karakteristik Kadidat: Ada / tidak ada* karakteristik khusus Kadidat
Jika Ada, tuliskan
b. Kebutuhan kontekstualisasi terkait tempat kerja: Ada / tidak ada* kebutuhan kontekstualisasi
Jika Ada, tuliskan
3.2. Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau Ada / tidak ada* saran
pengembang pelatihan Jika Ada, tuliskan
3.3. Penyesuaian perangkat asesmen terkait kebutuhan Ada / tidak ada* penyesuaian perangkat
kontekstualisasi Jika Ada, tuliskan
3.4. Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi dan Ada / tidak ada* peluang
mencatat setiap perubahan yang diperlukan untuk Jika Ada, tuliskan
alat asesmen
*Coret yang tidak perlu

34
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN/LANGKAH 4 : MENGORGANISASIKAN ASESMEN
Pada langkah keempat ini terdapat lima aktivitas yang harus dilakukan agar dapat mengorganisasikan
asesmen sesuai dengan situasi yang asesmen secara efektif dan efisien, yakni:
• Menganalisis instrumen asesmen yang tersedia dan modifikasi
• Mengembangkan instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat
kerja asesi.
• Memetakan instrumen asesmen terhadap persyaratan unit kompetensi
• Menuliskan instruksi dengan jelas untuk asesi/ kandidat dan asesor
• Memeriksa draft instrumen asesmen sesuai standar yang dipersyaratkan dan kebutuhan di
tempat kerja/ asesi/ kandidat.

ELEMEN 4 : MENGORGANISASIKAN ASESMEN

4.1. Menganalisis instrumen asesmen yang tersedia untuk kesesuaian


penggunaan dianalisis, dan modifikasi yang diperlukan diidentifikasi

4.2 Instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat


kerja/ kandidat yang diperlukan dikembangkan

4.3 Instrumen asesmen terhadap persyaratan unit atau kursus dipetakan

4.4 Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan penilai mengenai
penggunaan instrumen asesmen

4.5 Draft asesmen memenuhi standar yang diisyaratkan dan kebutuhan


tempat kerja/ kandidat tertentu serta catat hasil pemeriksaan diperiksa,
dicatat dan dikonfirmasi

Gambar 8 Mengorganisasikan Asesmen

35
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Setelah mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi, maka seorang asesor
menganalisis instrumen asesmen berdasarkan metode yang akan digunakan.

Dibawah ini adalah tabel uraian metode asesmen dan instrumen yang mungkin dapat digunakan.

Metode Contoh Aplikasi

Observasi • Mengamati pekerjaan sesungguhnya saat Ketika keterampilan harus


bekerja di tempat kerja. ditunjukkan sesuai dengan
• Mengamati aktivitas pekerjaan pada standar kompetensi dan
lingkungan simulasi seperti di ruang kelas persyaratan di tempat kerja,
atau fasilitas yang telah disiapkan. observasi langsung merupakan
Instrumen Asesmen Terdiri terdiri dari: metode yang terbaik. Asesor
• FR.IA.01: Ceklis Observasi Aktivitas berkolaborasi dengan asesi
di tempat kerja atau Tempat Kerja dan supervisor di tempat kerja
Simulasi (CL) (jika diperlukan) untuk
• FR.IA.02: Tugas Praktik mengatur waktu untuk melihat
Demonstrasi kinerja asesi pada tugas yang
• FR.IA.03: Pertanyaan untuk relevan.
mendukung observasi.

Kegiatan • Menyelesaikan suatu project Aktivitas terstruktur


Terstruktur • Melakukan suatu presentasi memberikan asesi peluang
• Menggunakan simulasi, termasuk untuk mendemonstrasikan
bermain peran kompetensinya dalam tugas
yang kompleks pada suatu
Instrumen Asesmen dapat terdiri dari: pekerjaan atau situasi simulasi.
• FR.IA.04 – Penjelasan Singkat Proyek Aktivitas akan mengumpulkan
Terkait Pekerjaan/ Kegiatan Terstruktur bukti melalui suatu proses dan
lainnya – DIT (Daftar Instruksi mengkombinasikan dalam
Terstruktur) bentuk bukti bagi asesor saat
melengkapi suatu projek atau
aktivitas yang telah dibuat.

36
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Tanya Jawab • Jawaban tertulis terhadap pertanyaan Saat mendapatkan bukti dari
singkat, pilihan berganda dan/ atau esai pengetahuan yang esensial
(pada kertas, online atau metode dan pekerjaan, pertanyaan
elektronik lainnya) adalah metode yang paling
• Melakukan wawancara atau pertanyaan efektif. Sebagian besar
lainnya. kompetensi memerlukan suatu
• Menggunakan kuesioner untuk tingkatan pengetahuan teori
mengumpulkan informasi. sebelum melakukan suatu
• Ujian secara lisan dan/atau tertulis untuk tugas. Pertanyaan adalah
teori lainnya. metode untuk mengumpulkan
bukti ini. Observasi tidak dapat
Instrumen asesmen metode tanya jawab dapat menentukan apakah asesi
terdiri dari: memiliki pengetahuan dan
• FR.IA.05 – Pertanyaan Tertulis Pilihan mengapa suatu kinerja
Ganda (DPT) dilakukan dengan cara
• FR.IA.05.A – Lembar Kunci Jawaban tersebut.
Pertanyaan Tertulis Pilihan Ganda
• FR.IA.05.B – Lembar Jawaban Pilihan
Ganda
• FR.IA.06 – Pertanyaan Tertulis Esai
• FR.IA.06.A – Lembar Kunci Jawaban
Pertanyaan Tertulis Esai
• FR.IA.06.B – Lembar Jawaban
Pertanyaan Tertulis Esai
• FR.IA.07 – Pertanyaan Lisan (DPL)
• FR.IA.09 – Pertanyaan Wawancara (PW)

Portofolio • Menyediakan suatu koleksi bukti yang Peran kerja mempersyaratkan


dikumpulkan oleh asesi dalam suatu aplikasi dari berbagai tugas-
waktu. tugas yang berbeda untuk
• Menyediakan suatu contoh produk memenuhi standar
dengan dokumentasi pendukung kompetensi, suatu bukti
• Suatu kompilasi bukti portofolio memberikan peluang
• Suatu jurnal pekerjaan atau logbook kepada asesi untuk
menunjukkan bukti-bukti yang
Instrumen metode Portofolio, dapat terdiri telah dikumpulkan pada waktu
dari: tertentu. Biasanya melibatkan
• FR.IA.8 – Ceklis Verifikasi Portofolio (CP) supervisor di tempat kerja dan
komunikasi dengan asesor
pada waktu pengumpulan
bukti.
Review Produk • Mengamati suatu produk yang dihasilkan. Pekerjaan yang memerlukan
• Membandingkan spesifikasi produk pembuatan suatu produk,

37
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
terhadap standar. asesi diminta untuk melakukan
tugas yang relevan dan
Instrumen yang dapat dikembangkan: memenuhi spesifikasi yang
• Standar produk Industri dituntut dalam suatu unit (unit-
• Form pengamatan sesuai standar unit) kompetensi.
dengan memastikan sudah ada
cakupan aspek penting/ kritis yang
dipersyaratkan.
Contoh : FR Ceklis Ulasan Produk
(CPU)
Laporan pihak • Suatu pernyataan kompetensi oleh Bukti pihak ketiga sering
ketiga/ seorang manager atau supervisor. diminta pada saat RPL/PKT
Klarifikasi pihak • Suatu pernyataan yang mendukung bukti sebagai pengganti dari bukti
ketiga yang diberikan oleh pihak otoritas di langsung. Laporan pihak ketiga
tempat kerja atau asesor yang qualified. dapat memberikan kontribusi
Instrumen dapat berupa: terhadap bukti project di
• FR.IA.10 – Klarifikasi bukti pihak ketiga tempat kerja, magang atau
asesmen dalam waktu jangka
panjang.

Mengembangkan instrumen asesmen dan metode-metode yang efektif, asesmen yang


direncanakan akan memenuhi prinsip-prinsip asesmen. Prinsip-prinsip asesmen mencakup valid,
reliabel, fleksibel dan adil harus diterapkan dalam usaha menjamin mutu dari hasil asesmen.
Empat prinsip asesmen tersebut sangat penting untuk mencapai efektifitas dalam sistem sertifikasi
kompetensi serta pelatihan berbasis kompetensi. Deskripsi keempat prinsip asesmen tersebut
adalah:

1. Valid
Asesmen dianggap valid bila asesmen tersebut menilai apa yang seharusnya dinilai
(standar kompetensi).
2. Reliabel (Dapat dipercaya)
Asesmen dianggap dapat dipercaya bila hasil-hasilnya diinterpretasikan secara konsisten
dari konteks ke konteks dan dari orang ke orang.
3. Fleksibel
Asemen dianggap fleksibel bila dapat memenuhi kebutuhan serangkaian konteks. Suatu
asesmen dianggap tidak fleksibel jika hal itu menolak hasil belajar sebelumnya atua gagal
memberikan kesempatan seorang peserta kesempatan kedua atau ketiga untuk diases.
4. Adil/Fair
Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu, terbuka, bebas dari
penyimpangan.

38
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Untuk mengumpulkan bukti yang sesuai dari asesi, seorang asesor memerlukan
beberapa bentuk instrumen asesmen untuk merekam pencapaiannya. Rekaman harus
valid, autentik, terkini dan memadai, perangkat untuk mendapatkan bukti-bukti tersebut disebut
perangkat asesmen.

Perangkat asesmen terdiri dari:

1. Instrumen asesmen: Aktivitas spesifik atau pertanyaan yang digunakan untuk


mengases kompetensi terhadap individu atau kelompok. Instrumen dapat
didukung oleh profil, yang memiliki pengukuran kinerja yang spesifik, aturan
pembuatan keputusan, peran atau pedoman yang dapat digunakan oleh asesor.
2. Prosedur asesmen: Informasi dan instruksi diberikan baik bagi asesi dan aseor terkait
dengan proses asesmen, bagaimana asesmen akan dilakukan dan harapan dari setiap
pihak yang terlibat.

Instrumen asesmen dikembangkan oleh asesor sebagai bagian dari aktivitas asesmen yang
dapat terdiri dari:
ü Profil yang dapat diterima oleh pengukuran kinerja
ü Template dan performa
ü Pertanyan atau aktivitas yang spesifik
ü Bukti dan ceklis observasi
ü Ceklis untuk mengevaluasi hasil kerja
ü Pengakuan portofolio

Ada berbagai macam instrumen asesmen yang digunakan dalam mengumpulkan bukti
keterampilan, pengetahuan dan sikap. Cara yang dilakukan tergantung dari konteks pekerjaan
yang akan dilakukan di tempat kerja.
Struktur dasar dari instrumen adalah sama. Semua instrumen terdiri dari:
ü Nama Asesi
ü Nama Asesor
ü Tanggal asesmen
ü Benchmark yang digunakan sebagai referensi
ü Deskripsi dari tugas
ü Materi asesmen yang memenuhi prinsip asesmen dan aturan bukti
ü Deklarasi keaslian (tanda tangan dan tanggal)

Observasi adalah salah satu metode yang penting digunakan pada asesmen berbasis
kompetensi, yang mempersyaratkan asesi untuk mendemonstrasikan apa yang mereka
ketahui tetapi juga apa yang dapat mereka lakukan. Observasi adalah metode yang dapat
diamati secara langsung oleh asesor. Instrumen yang dapat dikembangkan untuk mendukung
metode ini adalah:
1. Ceklis Observasi
2. Tugas Praktik Demonstrasi
3. Pertanyaan Pendukung Observasi

39
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Ceklis observasi memungkinkan asesor untuk mengamati secara fokus, membuat catatan
terstruktur yang dapat dirujuk saat membuat keputusan, memberikan umpan balik informasi
kepada asesi.
Kompleksitas ceklis observasi akan mencerminkan kompleksitas tugas yang sedang
mengamati. Pada asesmen secara klaster, daftar periksa akan membantu asesor untuk
mengamati kompleksitas tugas sesuai dengan integrasi antar unit kompetensi, khususnya
dalam hal kualifikasi tingkat yang lebih tinggi.

Perlu ada instruksi yang jelas untuk asesi dan asesor baik pada
Ceklis observasi.
• Asesi memahami dengan tepat kinerja apa yang diharapkan dari mereka
• Asesor perlu mengetahui secara tepat bukti apa yang mereka cari, sumber daya
yang diperlukan, masalah lain yang dipertimbangkan dan cara menggunakan
instrumen tersebut.

Peta Instrumen Asesmen yang dibutuhkan dari hasil persiapan Rencana Asesmen dan
ketersediannya diindentifikasi (FR.MAPA-02). Instrumen yang sudah tersedia dianalisa
kesesuaiannya dari hasil pendekatan asesmen, sedangkan instrumen asesmen yang
belum tersedia dibuat.

40
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Berikut ini adalah instrumen asesmen – Ceklis Observasi
FR.IA.01. CEKLIS OBSERVASI AKTIVITAS DI TEMPAT KERJA ATAU TEMPAT KERJA SIMULASI
Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :

Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu

PANDUAN BAGI ASESOR


• Lengkapi nama unit kompetensi, elemen, dan kriteria unjuk kerja sesuai kolom dalam tabel.
• Istilah Acuan Pembanding dengan SOP/spesifikasi produk dari industri/organisasi dari tempat kerja atau simulasi
tempat kerja
• Beri tanda centang (Ö) pada kolom K jika Anda yakin asesi dapat melakukan/ mendemonstrasikan tugas sesuai
KUK, atau centang (Ö) pada kolom BK bila sebaliknya.
• Penilaian Lanjut diisi bila hasil belum dapat disimpulkan, untuk itu gunakan metode lain sehingga keputusan dapat
dibuat.

Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Benchmark Penilaian
(SOP / Rekomendasi
Lanjut
No. Elemen Kriteria Unjuk Kerja* spesifikasi
produk K BK
industri)
1
☐ ☐
☐ ☐
2
☐ ☐
☐ ☐
*Cara penulisan KUK menggunakan kalimat aktif (Contoh: Dilakukan menjadi Melakukan)

Umpan Balik untuk


Asesi:

Nama Asesi: Asesor:

Tanda Tangan dan


Tanggal

*) Bila diperlukan

Dapatkan SOP / spesifikasi produk industri dari tempat kerja, bukan SOP yang dibuat pada
saat pelatihan asesor kompetensi.
41
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.02. TUGAS PRAKTIK DEMONSTRASI

Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :

Nama Asesi :

Tanggal :

*Coret yang tidak perlu

Kode Unit :
Unit
Kompetensi
Judul Unit :

A. Petunjuk

1. Baca dan pelajari setiap instruksi kerja di bawah ini dengan cermat sebelum melaksanakan
praktek
2. Klarifikasi kepada Asesor apabila ada hal-hal yang belum jelas
3. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang sudah ditetapkan
4. Seluruh proses kerja mengacu kepada SOP/WI yang dipersyaratkan

B. Skenario

C. Langkah kerja

Ceklis observasi dapat didukung oleh daftar pertanyaan kinerja yang berasal dari panduan penilaian
atau aspek kritis dalam unit kompetensi dan dapat di tanyakan sebelum, pada saat atau setelah proses
demonstrasi ( bila di perlukan ). Pertanyaan-pertanyaan ini termasuk dimensi kompetensi, seperti :
- Contigency Management Skills (misalnya – Apa yang akan Anda lakukan jika ...?),
- Job Role Environment Skills (misalnya Bagaimana prosedurnya dan kebijakan untuk ...?),
- Task Management Skills (misalnya-Apa fungsi anda dan bagaimana anda mengelolanya ketika anda )
- Transfer Skills (misalnya – Bagaimana Anda melakukan ...... dengan situasi ..... atau alat ..... ).

42
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.03. PERTANYAAN UNTUK MENDUKUNG OBSERVASI

Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :

Nama Asesi :

Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
PANDUAN BAGI ASESOR
• Formulir ini diisi pada saat asesor akan melakukan asesmen dengan metode observasi demonstrasi
• Pertanyaan dibuat dengan tujuan untuk menggali, dapat berisi pertanyaan yang berkaitan dengan dimensi
kompetensi, batasan variabel dan aspek kritis.
• Tanggapan asesi dapat ditulis oleh asesor dikolom tanggapan, dan apabila tanggapan sesuai maka beri tanda
centrang pada kolom (K) dan apabila belum sesuai beri tanda centrang pada kolom (BK)

Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Rekomendasi
Pertanyaan
K BK
1.
☐ ☐
Tanggapan:
2.
☐ ☐
Tanggapan:
3.
☐ ☐
Tanggapan:
Umpan balik untuk asesi:

Nama Asesi: Asesor:

Tanda Tangan dan


Tanggal

Diadaptasi dari templat yang disediakan di Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Australia. Merancang instrumen
asesmen untuk hasil yang berkualitas di VET, 2008

43
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pada saat kegiatan penilaian terstruktur / disimulasikan untuk diases, seorang asesor perlu
mengembangkan berbagai instrumen asesmen yang mencakup:
• Skenario / garis besar situasi;
• Instruksi untuk orang yang terlibat dalam kegiatan / simulasi;
• Instruksi untuk asesi dan asesor; dan
• Ceklis Observasi.

Skenario
Skenario dapat berupa lembaran sederhana yang menguraikan skenario kepada asesi dan
asesor. Skenario / role-play dikembangkan untuk mengumpulkan bukti seberapa efektif
seorang asesi dapat menunjukkan praktik kerja yang diminta suatu unit (unit-unit) kompetensi.

Contoh Skenario – Seorang Praktisi Pengembangan Karir

Seorang wanita muda yang pengembangan kariernya telah Anda dukung selama tiga bulan
ini telah menyarankan bahwa dia bermaksud untuk mengajukan pengunduran dirinya karena
dia tidak dapat bekerja selama 9 hingga 5 jam yang ditetapkan oleh kebijakan perusahaan.
Dia mencintai pekerjaannya dan tidak ingin meninggalkan perusahaan tetapi dia tidak bisa
lagi bekerja selama 37,5 jam di dalam waktu itu. Anda telah mengatur pertemuan dengan
direktur SDM untuk merekomendasikan adopsi praktik tempat kerja yang lebih fleksibel. Anda
diminta untuk melakukan diskusi bersama direktur SDM terhadap perubahan yang Anda
ajukan. Anda baru saja bergabung dengan perusahaan dan peran pengembangan karier
adalah peran baru bagi Anda.

44
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT PEKERJAAN / KEGIATAN
TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu

Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Hal yang harus


dipersiapkan atau
dilakukan atau dihasilkan
untuk suatu kegiatan
terstruktur:

Hal yang perlu


didemonstrasikan

Umpan balik untuk asesi:

Tanda Tangan Asesi Tanda Tangan Asesor Nama & Tanda Tangan
Supervisor Tempat Kerja

*) Apabila asesi pada level 4 ke atas, berikan tugas proyek yang meliput tentang pemecahan masalah
dan analisa

45
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PERTANYAAN TERTULIS:
Hal-hal yang harus dipertimbangkan pada saat mendesain pertanyaan pengetahuan

Tahap Hal-hal yang dipertimbangkan


Sebelum menulis • Apakah sudah mengidentifikasi tujuan penilaian?
pertanyaan atau • Apakah sudah mengidentifikasi pengetahuan yang relevan
memilih pertanyaan. dengan unit (unit-unit) kompetensi?
• Apakah sudah mencakup keterampilan dasar yang relevan
terhadap kompetensi?
• Apakah sudah memilih tipe pertanyaan yang paling sesuai?
• Apakah tingkat kesulitannya sudah sesuai dengan tuntutan
deskripsi level KKNI?
Pada saat • Apakah pertanyaan sudah jelas, tepat dan secara tata bahasa
mengembangkan tepat?
pertanyaan • Apakah sudah mempertimbangkan bahawa dan terminologi
yang sesuai dengan karakteristik asesi?
• Apakah sudah menggunakan format pertanyaan yang
bervariasi?
• Apakah sudah mencakup pengetahuan yang diperlukan dari
unit (unit-unit) kompetensi?
• Apakah sudah sesuai waktu yang diberikan?
• Apakah pertanyaan-pertanyaan tidak bias?
• Apakah sudah diperiksa tingkat kesulitannya
• Apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah diuji cobakan?
• Jika berbasis komputer, apakah asesi mudah untuk
mengakses dan kesesuaian perangkat lunak yang digunakan?
Penentuan Struktur • Apakah instruksi jelas bagi asesi?
Penentuan Tata • Apakah menggunakan huruf yang mudah dibaca?
letak • Apakah terdapat pertanyaan-pertanyaan yang ada terdapat
jarak yang membuat mudah dibaca?
• Apakah pertanyaan tidak terpotong ke halaman berikutnya?
• Apakah sudah menyediakan ruang yang cukup untuk
menuliskan jawaban?
Memeriksa hasil • Apakah sudah terdapat pedoman penilaian terhadap jawaban-
jawaban yang dapat diterima?

46
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Form yang dapat digunakan adalah:
FR.IA.05. PERTANYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA
Skema Sertifikasi Judul :
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
Jawab semua pertanyaan berikut:
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
Catatan:
• Pertanyaan bisa dalam bentuk benar dan salah, pilihan ganda, dan menjodohkan
• Daftar pertanyaan dapat berisi pertanyaan dari semua dimensi kompetensi. Jika ada pertanyaan
yang tidak dijawab, maka dapat dieksplorasi dari menilai melalui pertanyaan verbal.
• Pertanyaan juga dapat difokuskan pada akurasi dan presisi yang dapat membantu memberikan
rekomendasi tindak lanjut untuk menilai.
• Pertanyaan presisi jika tidak dapat dijawab, Asesor disarankan untuk menambahkan lebih banyak
latihan / bekerja di bawah pengawasan, sedangkan jika pertanyaan akurasi dilewatkan maka
asesor direkomendasikan untuk pelatihan ulang

Penyusun dan Validator


Nama Jabatan Tandatangan

Penyusun

Validator

47
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.05.A. LEMBAR KUNCI JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda:

No. Jawaban

1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8
9
10

Nama Jabatan Tandatangan

Penyusun

Validator

48
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.05.B. LEMBAR JAWABAN PERTAYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
Waktu :
*Coret yang tidak perlu
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda:


Rekomendasi
No. Jawaban
K BK
1. ☐ ☐
2. ☐ ☐
3. ☐ ☐
4. ☐ ☐
5. ☐ ☐
6 ☐ ☐
7 ☐ ☐
8 ☐ ☐
9 ☐ ☐
10 ☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:

Tanda Tangan dan


Tanggal

49
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.06. PERTANYAAN TERTULIS ESAI

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Jawab semua pertanyaan di bawah ini:


1.

2.

* Pelatih / Asesor harus menggunakan kebijaksanaan (professional justification) saat menentukan


apakah jawaban yang diberikan oleh Asesi dapat diterima atau tidak.

Catatan:
• Daftar pertanyaan dapat berisi pertanyaan dari semua dimensi kompetensi. Jika ada pertanyaan
yang tidak dijawab, maka dapat dieksplorasi dari menilai melalui pertanyaan verbal.
• Pertanyaan juga dapat difokuskan pada akurasi dan presisi yang dapat membantu memberikan
rekomendasi tindak lanjut untuk menilai.
• Pertanyaan presisi jika tidak dapat dijawab, asesor disarankan untuk menambahkan lebih banyak
latihan / bekerja di bawah pengawasan, sedangkan jika pertanyaan akurasi dilewatkan maka
asesor direkomendasikan untuk pelatihan ulang

Penyusun dan Validator

Nama Jabatan Tandatangan

Penyusun

Validator

50
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.06.A. LEMBAR KUNCI JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS ESAI

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Jawaban:

1.

2.

Nama Jabatan Tandatangan

Penyusun

Validator

51
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.06.B. LEMBAR JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS ESAI

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
Waktu :
*Coret yang tidak perlu
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Jawaban: Rekomendasi
K BK
1. ☐ ☐

2. ☐ ☐

Nama Asesi: Asesor:

Tanda Tangan dan


Tanggal

52
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PERTANYAAN LISAN DAN WAWANCARA

Metode tanya jawab dengan mengunakan daftar pertanyaan lisan atau wawancara dapat digunakan
untuk sejumlah pertanyaan pada berbagai situasi. Daftar pertanyaan lisan memberikan bukti yang
bermanfaat tentang: pemahaman mereka tentang prosedur di tempat kerja, peraturan perundang-
undangan dan persyaratan keselamatan.
Pertanyaan wawancara memungkinkan seorang asesor mendapatkan klarifikasi, konfirmasi atau
suplementasi saat dibutuhkan. Misalnya, respons terhadap ' berdasarkan bukti yang Anda ajukan
bagaimana-bagaimana melakukan cara yang efektif untuk menentukan ......... atau mengantisipasi
masalah yang pernah timbul dari proses kerja.

Instrumen yang dapat digunakan adalah:

53
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.07. PERTANYAAN LISAN

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
PANDUAN BAGI ASESOR
Instruksi:
• Pertanyaan lisan merupakan jenis bukti tambahan untuk mendukung bukti-bukti yang sudah ada.
• Buatlah pertanyaan lisan yang dapat mencakupi penguatan informasi berdasarkan KUK, batasan variabel,
pengetahuan dan ketrampilan esensial, sikap dan aspek kritis.
• Perkiraan jawaban dapat dibuat pada lembar lain.
• Tanggapan/penilaian dapat diisi dengan centang (v) pada kolom K (kompeten) atau BK (belum kompeten).
Dibutuhkan jastifikasi profesional asesor untuk memutuskan hal ini.

Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Instruksi: 1. Ajukan pertanyaan kepada Asesi dari daftar terlampir untuk mengonfirmasi
pengetahuan, sebagaimana diperlukan.
2. Tulis jawaban Asesi secara singkat di tempat yang disediakan untuk setiap
pertanyaan.
3. Tempatkan centang di kotak untuk mencerminkan prestasi Asesi (Kompeten ‘K’
atau Belum Kompeten ‘BK’).

Rekomendasi
Pertanyaan
K BK
Pertanyaan :

Kunci Jawaban :
☐ ☐
Jawaban :

Nama Asesi: Asesor:

Tanda Tangan dan


Tanggal

Nama Jabatan Tandatangan


Penyusun
Validator

54
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PORTOFOLIO
Portofolio adalah kumpulan bahan yang disiapkan untuk membuktikan pengetahuan,
keterampilan dan pemahaman secara konsisten. Dokumen ini sering digunakan sebagai
instrumen untuk Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Pendekatan baru yang disederhanakan untuk RPL mendorong metode penilaian yang
berkurang pada bukti berbasis kertas dan memberikan kesempatan bagi asesi untuk
mengumpulkan bukti kompetensi mereka dalam berbagai cara yang lebih sesuai dengan
persyaratan dari unit.
Jika asesor memilih untuk menggunakan portofolio sebagai bagian dari bukti yang menjadi
dasar penilaian asesor pedoman portofolio untuk asesi harus benar-benar jelas tujuan dan
komposisi portofolio yang diharapkan. Portofolio bisa memakan waktu lama untuk kompilasi
dan untuk menilai, jadi jika asesor memutuskan untuk menggunakan metodologi ini, asesor
mengembangkan pedoman yang tepat.
Bahan-bahan Portofolio
BENTUK BUKTI PENERAPAN
Jadwal Asesmen Mandiri Memberikan kesempatan asesi menilai kinerjanya sendiri
terhadap persyaratan unit kompetensi yang relevan.
Transkrip resmi, kualifikasi, Memberikan bukti pendidikan atau pelatihan sebelumnya yang
Pernyataan Pencapaian, diselesaikan di tempat atau di luar pekerjaan.
sertifikat
Umpan balik asesmen atau Memberikan bukti kinerja di tempat kerja, komentar pengamat
daftar periksa yang lengkap dan tindakan di masa depan sebagai hasil dari asesmen.
Pernyataan atau referensi Memberikan bukti kinerja, tanggung jawab, prestasi, dan tingkat
tertulis keterampilan asesi.
Deskripsi pekerjaan Memberikan bukti pengalaman kerja sebelumnya.
Jurnal kerja Memberikan bukti tugas, kegiatan, atau prestasi lain yang
dicapai oleh asesi.
selama berhari-hari atau berminggu-minggu di tempat kerja atau
dalam peran komunitas / relawan.
Contoh pekerjaan, misalnya Memberikan bukti kemampuan asesi untuk melakukan
laporan, surat, desain. sebagian atau seluruh tugas atau proses kerja.
Produk jadi Memberikan bukti kemampuan asesi untuk menghasilkan
produk atau layanan.
Deskripsi atau spesifikasi Memberikan bukti bahwa asesi mengetahui input, output atau
produk standar yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau
menyediakan layanan.
Deklarasi berdasarkan Memberikan bukti bahwa sampel pekerjaan adalah pekerjaan
undang- undang asesi.

55
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Form yang dapat digunakan adalah:
FR.IA.08. CEKLIS VERIFIKASI PORTOFOLIO

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
PANDUAN BAGI ASESOR
• Isilah tabel ini sesuai dengan informasi sesuai pertanyaan/pernyataan dalam tabel dibawah ini.
• Beri tanda centang (Ö) pada hasil penilaian portfolio berdasarkan aturan bukti.

Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Aturan Bukti

Valid Asli Terkini Memadai


Dokumen Portofolio:
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1.
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
2.
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
3.
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐

Sebagai tindak lanjut dari hasil verifikasi bukti, substansi materi di bawah ini (no elemen yg di cek
list) harus diklarifikasi selama wawancara:
Cek List No. Elemen Materi/substansi wawancara (KUK)

56
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Bukti tambahan diperlukan pada unit / elemen kompetensi sebagai berikut:

Contoh :

Rekomendasi Asesor: Asesi telah memenuhi pencapaian seluruh kriteria unjuk kerja,
direkomendasikan KOMPETEN
Asesi belum memenuhi pencapaian seluruh kriteria unjuk kerja,
direkomendasikan uji demonstrasi pada:
Unit…..
Elemen: …..
KUK: …….

Nama Asesi: Asesor:

Tanda Tangan dan


Tanggal

57
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.09. PERTANYAAN WAWANCARA

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Setiap pertanyaan harus terkait dengan Elemen


Tuliskan bukti-bukti yang terdapat pada Ceklis Verifikasi Portofolio yang memerlukan wawancara

No. Bukti – Bukti Kompetensi


1
2
3

Rekomendasi
Daftar Pertanyaan Wawancara Kesimpulan Jawaban Asesi
K BK
1. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
2. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
3. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:

Tanda Tangan dan


Tanggal

58
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
REVIEW PRODUK
Pekerjaan yang memerlukan pembuatan suatu produk, asesi diminta untuk melakukan tugas yang
relevan dan memenuhi spesifikasi yang dituntut dalam suatu unit (unit-unit) kompetensi.
Berikut ini adalah contoh review produk – Tidak ada form baku, form yang dikembangkan disesuai
dengan standar produk di industri.
Contoh : Ceklis Ulasan Produk (CUP)

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Kode Unit : C.310010.035.01
Unit Kompetensi
Judul Unit : Membuat Kerangka Kursi dan Sofa

Produk yang dihasilkan :


Kursi Makan
Standar Industri/ Tempat Kerja:
Ukuran Standar Kursi Makan
• Tinggi dudukan kursi makan antara 46 cm hingga 50 cm dari lantai ke kursi,
• Dimensi panjang kursi berkisar antara 50 cm - 60 cm, sementara lebarnya berkisar antara 45
cm - 55 cm.
• Tinggi sandaran rata-rata untuk kursi makan adalah 45 cm - 60 cm

59
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Rekomendasi
Spesifikasi Kompetensi Hasil Review Produk
K BK
1. Konstruksi Ukuran konstruksi sesuai gambar kerja
☐ ☐
Kebersihan dan kerapian permukaan
konstruksi ☐ ☐
2. Performa/presentasi produk Kesesuaian ukuran ☐ ☐
Kesesuaian dengan gambar kerja ☐ ☐
Pemasangan perlengkapan bahan penolong ☐ ☐
Kerapian dan kerapatan sambungan ☐ ☐
Kerataan dan kehalusan permukaan dan
sudut ☐ ☐
Pemukaan yang bebas cacat (mata kayu
mati, noda, alur minyak, melengkung, retak) ☐ ☐
Kadar air (MC) komponen produk ☐ ☐
Kekuatan konstruksi
☐ ☐

Nama Asesi: Asesor:

Tanda Tangan dan


Tanggal

60
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LAPORAN PIHAK KETIGA
Penilaian melibatkan pengumpulan bukti dan membuat penilaian profesional kompetensi
berdasarkan bukti itu. Bukti pihak ketiga adalah bukti yang dikumpulkan dari supervisor, rekan
kerja, dan orang lain di tempat kerja untuk mendukung keputusan penilaian. Asesor tidak
dapat selalu mengamati asesi selama periode waktu tertentu dan beberapa kompetensi sulit
untuk menilai dengan pengamatan saja. Oleh karena itu, mengumpulkan bukti pihak ketiga
dapat menjadi bagian penting dari proses penilaian.

FR.IA.10. KL
ARI
FIK
ASI
BU
KTI
PIH
AK
KE
TIG
A

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Informasi Rahasia
PANDUAN BAGI ASESOR
Lengkapi formulir ini sesuai dengan pertanyaan/pernyataan dalam tabel ini secara seksama.

Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Nama Pengawas/penyelia/atasan/orang lain di perusahaan :


Tempat kerja :
Alamat :
Telepon :

61
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pertanyaan Ya Tdk
- Apakah asesi bekerja dengan mempertimbangkan Kesehatan, Keamanan dan
Keselamatan Kerja? ☐ ☐
- Apakah asesi berinteraksi dengan harmonis didalam kelompoknya? ☐ ☐
- Apakah asesi dapat mengelola tugas-tugas secara bersamaan? ☐ ☐
- Apakah asesi dapat dengan cepat beradaptasi dengan peralatan dan lingkungan yang
baru? ☐ ☐
- Apakah asesi dapat merespon dengan cepat masalah-masalah yang ada di tempat
kerjanya? ☐ ☐
- Apakah Anda bersedia dihubungi jika verifikasi lebih lanjut dari pernyataan ini
diperlukan? ☐ ☐

Apa hubungan Anda dengan asesi?


Berapa lama Anda bekerja dengan
asesi?
Seberapa dekat Anda bekerja dengan
asesi di area yang dinilai?
Apa pengalaman teknis dan / atau
kualifikasi Anda di bidang yang dinilai?
(termasuk asesmen atau kualifikasi
pelatihan)

Secara keseluruhan, apakah Anda yakin asesi melakukan sesuai


standar yang diminta oleh unit kompetensi secara konsisten?
Identifikasi kebutuhan pelatihan lebih lanjut untuk asesi:

Ada komentar lain:

Tanda tangan Asesor: Tanggal:

Diadopsi dari templat yang disediakan di Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Australia. Merancang
alat asesmen untuk hasil yang berkualitas di VET. 2008

Latihan 4:

Lakukan pengembangan Instrumen Asesmen sesuai dengan rencana asesmen yang telah ditetapkan
atau revisi instrumen yang sudah tersedia sesuai dengan persyaratan unit (unit-unit) kompetensi,
skema sertifikasi, KKNI.

62
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MEMETAKAN INSTRUMEN ASESMEN TERHADAP PERSYARATAN UNIT KOMPETENSI

Peta instrumen asesmen yang dibutuhkan dalam unit kompetensi diidentifikasikan berdasarkan .hasil
perencanaan asesmen pada langkah kedua dari unit ini.

FR.MAPA.02- PETA INSTRUMEN ASESMEN HASIL PENDEKATAN ASESMEN DAN


PERENCANAAN ASESMEN*

Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :

Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Potensi Asesi **
No. MUK
1 2 3 4 5
1. Ceklis Observasi Untuk Aktivitas di Tempat Kerja atau Tempat
Kerja Simulasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
2. Tugas Praktik Demonstrasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
3. Pertanyaan untuk mendukung Observasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
4. Penjelasan Singkat Proyek terkait Pekerjaan / Kegiatan
Terstruktur lainnya ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
5. Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
6. Pertanyaan Tertulis – Esai ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
7. Pertanyaan Lisan ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
8. Ceklis Verifikasi Portofolio ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
9. Pertanyaan Wawancara ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
10. Klarifikasi Bukti Pihak Ketiga ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
11. Ceklis Meninjau Materi Uji Kompetensi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
12.
13.
14.

63
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
*) diisi berdasarkan hasil penentuan pendekatan asesmen dan perencanaan asesmen
**) Keterangan:
1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek mampu telusur
terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam operasionalnya
belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.
AKTIVITAS
Periksa Instrumen Asesmen yang sudah ada, analisis instrumen-instrumen dengan
menggunakan form pemetaan di atas.

INSTRUKSI YANG JELAS DITULIS UNTUK KANDIDAT DAN ASESOR MENGENAI


PENGGUNAAN INSTRUMEN ASESMEN
Instruksi bagi asesor merupakan bagian yang penting dari instrumen asesemen. Tujuan dari instruksi
pada instrumen asesmen untuk menjaga reabilitas dan konsistensi dari instrumen asesmen. Aspek
penting dari instruksi diantaranya:
• Standar yang digunakan
• Durasi asesmen (Kapan, berapa lama, periode asesmen)
• Sumber-sumber dan materi yang diperlukan untuk asesmen
• Instruksi yang eksplisit bagi asesor untuk diberikan kepada asesi
• Prosedur yang akan diikuti asesi.

Instruksi Bagi Asesi


Sebelum asesi melaksanakan aktivitas asesmen, asesi perlu memahami rincian tentang apa yang akan
dilakukan, apa yang akan terjadi setelah aktivitas diselesaikan. Instruksi bagi asesi dapat terdiri dari:
• Standar yang digunakan saat asesmen
• Waktu dan durasi asesmen
• Sumber-sumber yang disediakan oleh asesi dan hal-hal yang mereka perlukan
• Interaksi yang diperbolehkan antara asesi dengan asesor atau ke pihak lainnya.
• Pesan tentang kesehatan dan keamanan secara konsisten terkait dengan konteks asesmen
• Persetujuan antara asesi dan asesor terhadap format instrumen asesmen yang akan
digunakan

MEMERIKSA DRAFT INSTRUMEN ASESMEN SESUAI STANDAR YANG DIPERSYARATKAN DAN


KEBUTUHAN DI TEMPAT KERJA/ ASESI/ KANDIDAT.
Uji coba dapat dilaksanakan pada situasi sesungguhnya atau pada situasi simulasi, misalnya di
bengkel kerja atau suatu pertemuan dengan tim yang ditunjuk.
Metode uji coba instrumen asesmen adalah:
1. Panel Ahli Pada Kompetensi Terkait – Informasi dapat diperiksa oleh suatu panel para ahli,
seperti perwakilan industri atau kolega yang ahli di bidangnya, untuk memastikan kejelasan
materi asesmen, istilah bahasa yang tepat dan relevan.

64
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2. Panel Bersama Kolega – instrumen dianalisa oleh kolega sesama asesor yang memiliki
keterampilan asesmen untuk memvalidasi instruksi bagi asesor dan validitas dari instrumen itu
sendiri.
3. Percontohan – Instrumen dapat digunakan sebagai percontohan kepada sejumlah kecil individu
yang merupakan dari target asesi. Penggunaan metode untuk mempertimbangkan waktu dan
kesesuaian instrumen untuk asesinya.
4. Uji Coba – Instrumen asesmen dapat diuji cobakan kepada suatu kelompok atau individu
dengan karakteristik tertentu. Uji coba tersebut diantaranya untuk memastikan bahwa proses
sudah efektif, valid, reliabel, sesuai dengan tingkat kerangka kualifikasi.
Asesor dapat menggunakan formulir FR.IA.11 – Ceklis Meninjau Instrumen Asesmen, di bawah ini:
FR.IA.11 CEKLIS MENINJAU INSTRUMEN ASESMEN

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
PANDUAN BAGI PENINJAU/ASESOR
• Isilah tabel ini sesuai dengan informasi sesuai pertanyaan/pernyataan dalam table dibawah ini.
• Beri tanda centang (Ö) pada hasil penilaian instrumen asesmen berdasarkan tinjauan anda dengan
jastifikasi professional anda.
• Berikan komentar dengan jastifikasi profesional anda

Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

Kegiatan Asesmen Ya/Tidak Komentar


Instruksi perangkat asesmen dan kondisi
☐ ☐
asesmen diidentifikasi dengan jelas
Informasi tertulis dituliskan secara tepat ☐ ☐
Kegiatan asesmen membahas persyaratan bukti
☐ ☐
untuk kompetensi atau kompetensi yang diases
Tingkat kesulitan bahasa, literasi, dan berhitung
sesuai dengan tingkat unit kompetensi yang ☐ ☐
dinilai.
Tingkat kesulitan kegiatan sesuai dengan
☐ ☐
kompetensi atau kompetensi yang diases.
Contoh, benchmark dan / atau ceklis asesmen
tersedia untuk digunakan dalam pengambilan ☐ ☐
keputusan asesmen.
Diperlukan modifikasi (seperti yang diidentifikasi
☐ ☐
dalam Komentar)
Tugas asesmen siap digunakan: ☐ ☐

65
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Nama Peninjau Tanggal Tanda Tangan Komentar
Peninjau

Latihan 5:
Gunakan instrumen asesmen yang sudah anda dan lakukan uji coba bersama kolega asesor. Rekam
hasil uji coba, termasuk rekomendasi untuk peningkatan kualitas dengan menggunakan form IA.11 –
Ceklis Meninjau Instrumen Asesmen.

DIMENSI-DIMENSI TUGAS
MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN

Dalam melaksanakan tugas bekerja sebagai asesor kompetensi dalam konteks sertifikasi kompetensi,
para asesor tidak hanya bekerja sesuai langkah-langkah sesuai standar atau SOP, tetapi harus mampu
bekerja dalam situasi riil yang terdiri lima dimensi kompetensi, yakni keterampilan menjalankan tugas
(task skills) sesuai standar prosedur operasi keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task
management skills), ketrampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills),
keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skills), dan
keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills).

Keterampilan Menjalankan Tugas (Task Skills)


Keterampilan melaksanakan suatu tugas yang dipersyaratkan, mampu melaksanakan tugas individu.

Keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task management skills),


Beberapa tugas lain terkait yang harus dikelola oleh seorang asesor sesuai dengan kualifikasinya pada
unit ini melalui, perencanaan dan pengaturan proses asesmen. Tugas-tugas terkait dengan unit ini
mencakupi:
• Menentukan pendekatan asesmen
• Mempersiapkan rencana asesmen
• Mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi
• Mengorganisasikan Asesmen

Keterampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills),


Masalah-masalah yang berpotensi dalam menjalankan tugas merencanakan aktivitas dan proses
asesmen serta alternatif penyelesaiannya, dapat mencakupi:
• Ketidak sesuaian batasan variabel yang ada di unit kompetensi terhadap variabel yang ada
di tempat kerja/ industri.
• Adanya karakteristik asesi yang berbeda-beda sehingga memerlukan penyesuaian.

Keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skils),


Para aseor akan mendapat tugas pada industri atau tempat kerja tertentu yang kemungkinan
mempunyai aturan yang harus dikuti yang dapat mencakupi:

66
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
• Standar Operasional Prosedur dari Proses Produksi atau Pelayanan
• Standar Keamanan Kerja
• Alur komunikasi yang berlaku

Keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills)


Asesor yang sudah berpengalaman diharuskan juga mempunyai kemampuan untuk mengadaptasi bila
ditugaskan pada lokasi yang berbeda, maka harus menyiapkan kembali perencanaan
asesmennya sesuai dengan konteks yang ada.
Tabel 1. Contoh rekaman simulasi / skenario dimensi kompetensi dalam bekerja dalam
Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen.

DIMENSI KOMPETENSI SIMULASI /SKENARIO/PENJELASAN


1. Keterampilan menjalankan Tugas:
tugas sesuai standar (Task Menentukan pendekatan asesmen.
Skills)
2. Keterampilan mengelola tugas 1. Menyusun dan memastikan bukti-bukti sesuai dengan
(Task Management Skills) tuntutan aspek kritis dan employability skills.
2. Memeriksa, mencatat dan mengkonfirmasi draf instrumen
asesmen memenuhi standar yang disyaratkan dan
kebutuhan tempat kerja/ asesi tertentu serta catat hasil
pemeriksaan.
3. Keterampilan mengatasi Potensi masalah yang Alternatif mengatasinya:
masalah (Contigency dapat menghambat
Management Skills) merencanakan aktivitas dan
proses asesmen
- Jika penjelasan pada unit - Mengakses SOP atau
kompetensi untuk kurikulum atau uraian
melakukan pekerjaan yang ada di tempat
kontektualisasi tidak kerja/ industri/ institusi.
memadai.
4. Keterampilan bekerja/ - Ketika asesor mengembangkan rencana asesmen, bukti-
berperan dalam lingkungan bukti yang dikumpulkan dipastikan telah memenuhi
kerja (job roles environment persyaratan keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja.
skills) - Rencana asesmen dikembangkan dengan
mempertimbangkan employability skills sesuai dengan
skema atau unit kompetensi yang diperlukan.
5. Keterampilan mengadaptasi/ - Melakukan penyesuaian/kontekstualisasi pada rencana
menerapkan/ mentransfer asesmen berdasarkan karakteristik asesi, persyaratan di
pada lingkungan/ tempat kerja/ kurikulum.
objek/konteks yang berbeda
(transfer skills)

67
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ASESMEN MANDIRI
FR. APL-02. ASESMEN MANDIRI

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :

PANDUAN ASESMEN MANDIRI


Instruksi:
Baca setiap pertanyaan di kolom sebelah kiri
Beri tanda centang (√) pada kotak jika Anda yakin dapat melakukan tugas yang dijelaskan.
Isi kolom di sebelah kanan dengan mendaftar bukti yang Anda miliki untuk menunjukkan bahwa Anda
melakukan tugas -tugas ini

Unit Kompetensi: Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen


Dapatkah Saya ................? K BK Bukti
1. Elemen: Menentukan pendekatan asesmen.
Kriteria Unjuk Kerja:
1.1. Mengidentifikasi dan mengkonfirmasikan Kandidat,
tujuan dan konteks asesmen dengan orang yang
relevan sesuai dengan persyaratan hukum,
organisasi dan etika.
1.2. Mengidentifikasi dan mengakses persyaratan
asesmen yang spesifik untuk Standar industri atau
tempat kerja yang berlaku.
2. Elemen: Mempersiapkan rencana asesmen.
Kriteria Unjuk Kerja:
2.1. Menganalisis unit kompetensi dan Persyaratan
asesmen untuk mengidentifikasi bukti dan jenis
bukti yang diperlukan untuk menunjukkan
kompetensi, sesuai dengan aturan bukti.
2.2. Memilih dan menetapkan pengumpulan bukti yang
mendukung, untuk Metode dan instrument asesmen
dengan mempertimbangkan konteks di mana
asesmen akan berlangsung.
2.3. Mengembangkan rencana asesmen untuk
mendapatkan persetujuan dari para pemangku
kepentingan terkait.
3. Elemen: Identifikasi persyaratan modifikasi dan
Kontekstualisasi.
Kriteria Unjuk Kerja:
3.1. Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat
kerja kandidat digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan kontekstualisasi.
3.2. Mengidentifikasi dan memeriksa Saran yang
diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang
kursus yang relevan untuk kebutuhan
kontekstualisasi.
3.3. Menganalisis Alat asesmen yang ada dan mencatat
amandemen yang diperlukan untuk mengatasi dan
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi

68
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Unit Kompetensi: Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen
Dapatkah Saya ................? K BK Bukti
4. Elemen : Mengorganisasikan asesmen.
Kriteria Unjuk Kerja:
4.1. Menganalisis instrument asesmen yang tersedia
untuk kesesuaian penggunaan mengidentifikasi dan
modifikasi yang diperlukan.
4.2. Mengembangkan Instrumen asesmen untuk
memenuhi standar dan kebutuhan tempat kerja /
kandidat yang diperlukan.
4.3. Memetakan Instrumen asesmen terhadap
persyaratan unit atau kursus.
4.4. Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan
asesor mengenai penggunaan instrumen asesmen.
4.5. Draf instrument asesmen memenuhi standar yang
disyaratkan dan kebutuhan tempat kerja / kandidat.

Nama Asesi: Tanggal: Tanda Tangan Asesi:

Ditinjau oleh Pelatih dan / atau Asesor

69
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MODUL PELATIHAN

ASESOR KOMPETENSI
Melaksanakan Asesmen
Kode Modul: P.85ASM00.003.2

70
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
C. MELAKSANAKAN ASESMEN

Pendahuluan
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
untuk melaksanakan asesmen terhadap kompetensi personil. Unit ini menetapkan kompetensi
yang dibutuhkan untuk mengases kompetensi, termasuk Recognition of Prior Learning (RPL),
di dalam sistem asesmen berbasis kompetensi. Skills for employability (kompetensi untuk
bekerja) dalam unit ini sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja.

Tujuan Instruksional Khusus:


Berdasarkan standar kompetensi kerja tujuan khusus unit ini adalah peserta mampu:

5 6
4 Meninjau proses
Asesmen
3 Merekam dan
Melaporkan
2 Membuat
Keputusan
Keputusan

1
Asesmen
Mendukung Asesmen
Asesi
Mengumpulkan
Bukti Berkualitas
Menetapkan Dan
Memelihara
Lingkungan
Asesmen

Gambar 1. Langkah utama proses Melaksanakan Asesmen

Pengetahuan esensial:
Untuk memastikan pencapaian kognitif dari peserta pelatihan maka diidentifikasi
pengetahuan penting atau esensial yang harus disampaikan dalam Asesmen ini.
Pengetahuan esensial yang harus dimiliki peserta setelah pelatihan ini harus dapat
menunjukkan pengetahuan esensial yang diperlukan secara efektif melakukan tugas
yang diuraikan dalam elemen dan kriteria kinerja unit ini, kemampuan peserta
melaksanakan asesmen yang meliputi :
- Pengetahuan yang dibutuhkan
- Asesmen berbasis kompetensi mencakup:
a. pelatihan dan pendidikan vokasi sebagai suatu sistem berbasis kompetensi
b. asesmen berpatokan kriteria/keunggulan atas asesmen berpatokan norma
c. menyetujui kriteria yang digunakan pada pelatihan dan pendidikan vokasi di tingkat
d. nasional atau penjelasan yang dikemukakan standar kompetensi tentang spesifikasi
e. kinerja suatu pekerjaan/fungsi kerja dan keterampilan/pengetahuan
f. pelaporan asesmen berbasis kompetensi
g. standar kompetensi sebagai basis kualifikasi

71
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
h. prinsip-prinsip asesmen berbasis kompetensi
i. struktur dan penggunaan standar kompetensi
- prinsip-prinsip asesmen dan penerapannya
- aturan bukti dan penerapannya
- pengertian tujuan asesmen dan konteks termasuk RPL asesmen
- berbagai metode asesmen, termasuk kecocokannya dalam pengumpulan berbagai jenis
bukti
- metodologi evaluasi dasar yang cocok untuk tinjauan pengalaman individu
- pengetahuan praktis tentang hambatan dan proses terkait perangkat dan metode asesmen
- sistem asesmen serta kebijakan dan prosedur asesmen yang digunakan oleh industri,
organisasi atau otoritas pelatihan kebijakan dan prosedur RPL yang digunakan oleh
organisasi
- perhatian terhadap budaya yang sensitif dan kebersamaan kebijakan relevan lainnya,
perundangan, kode etik dan standar nasional, misalnya:
a. hak paten
b. keamanan informasi
c. Plagiarisme
d. paket pelatihan/standar kompetensi
e. persyaratan lisensi
f. persyaratan industri/tempat kerja
g. persyaratan rekaman informasi dan kerahasiaan
h. anti diskriminasi termasuk kesamaan kesempatan, pencemaran nama baik
diskriminasi ketidakmampuan
i. hubungan tempat kerja
j. persetujuan perusahaan/penghargaan industri
- tanggungjawab K3 berkaitan dengan rencana dan pengorganisasian asesmen, seperti:
a. persyaratan pelaporan bahaya dan insiden
b. prosedur darurat dan prosedur penggunaan alat pelindung diri
c. penggunaan peralatan secara aman dan pemeliharaannya
d. informasi sumber daya K3

Keterampilan Esensial:
Sangat penting bahwa peserta menunjukkan keterampilan yang dibutuhkan
yang mencakupi :
- keterampilan analisis dan interpretasi untuk:
a. menguraikan substansi/isi standar kompetensi
b. menginterpretasi perangkat asesmen dan informasi lainnya
c. mengidentifikasi kebutuhan asesi
d. membuat keputusan berbasis bukti hasil asesmen
- keterampilan observasi untuk:
a. mengakui pembelajaran terdahulu asesi
b. menentukan kesiapan asesi dalam pelaksanaan asesmen
c. mengobservasi kinerja asesi

72
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
d. mengidentifikasi asesi sekiranya membutuhkan asistensi selama pelaksanaan
asesmen
- keterampilan meneliti dan mengevaluasi untuk:
a. mengakses persyaratan individu pelaksana dan sumber daya asesmen
b. mengakses kebijakan dan prosedur sistem asesmen
c. mengakses kebijakan dan prosedur RPL
d. mengevaluasi bukti
e. mengevaluasi proses asesmen
- keterampilan kognitif untuk:
a. menghargai bukti dan membuat keputusan
b. memperhatikan dan merekomendasikan yang wajar penyesuaian
- keterampilan membuat keputusan:
a. mengakui pembelajaran terdahulu asesi
b. membuat keputusan atas pencapaian kompetensi asesi
- keterampilan literasi untuk:
a. membaca dan menginterpretasi informasi yang relevan tentang pelaksanaan asesmen
b. mempersiapkan kebutuhan dokumentasi dan informasi yang diperlukan untuk proses
asesmen
- keterampilan komunikasi/interpersonal untuk:
a. menjelaskan pengertian asesmen kepada asesi
b. memberikan innstruksi yang jelas dan tepat
c. mengajukan pertanyaan secara efektif
d. menyampaikan klarifikasi
e. mendiskusikan proses asesmen dengan pihak terkait lainnya
f. memberikan umpan balik yang sesuai kepada asesi
g. mendiskusikan hasil asesmen dengan asesi
h. menggunakan bahasa secara tepat dengan asesi dan lingkungan asesmen
i. mempertahankan suatu hubungan kerja yang baik dengan asesi

- sikap yang harus dimiliki:


a. kemauan untuk memandu dan mendukung asesi
b. mampu memberi semangat kepada asesi, menerima dan memanfaatkan umpan balik
c. sensitif terhadap perbedaan keperluan setiap individu
d. beretika dalam pelaksanaan asesmen

- Sikap kerja yang harus ditampilkan untuk tercapainya kriteria unjuk kerja pada unit
kompetensi ini mencakupi :
a. Dapat menjaga rahasia
b. Berwawasan luas.
c. Diplomatis
d. Beradaptasi baik dengan lingkungan dan perubahan
e. Fokus mencapai sasaran
f. Mengambil keputusan berdasarkan logika dan Analisa

73
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
- Aspek kritis pada unit ini adalah:
a. Interpretasi bukti yang telah dikumpulkan
b. Pengambilan keputusan berdasarkan standar kompetensi terkait dengan penerapan
prinsip asesmen dan aturan bukti
c. Unit ini juga melingkupi demonstrasi hubungan yang profesional antara asesor dan
asesi dan keterampilan yang mendukung hubungan yang professional tersebut

74
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MELAKSANAKAN ASESMEN
Deskripsi: Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk
melaksanakan asesmen terhadap kompetensi personil.
Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengakses kompetensi, termasuk Recognation of
Prior Learning (RPL) / Rekognisi Pembelajaran Lampau di salam sistem asesmen berbasis kompetensi. Skill
for employability (kompetensi untuk bekerja) dalam unit ini sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja.
Elemen KUK Batasan Variabel
1.Menetapkan 1.1 Rencana asesmen 1.Konteks Variabel
dan memelihara diinterpretasi, 1.1 Kondisi atau keadaan lingkungan kerja dimana unit
lingkungan kemudiankebijakan kompetensi dapat dilaksanakan, adalah adanya akses
asesmen dan prosedursistem sumber informasi tentang pendekatan asesmen yang
asesmen serta mencakupi target asesi, jalur asesmen, konteks
Persyaratan asesmen dan acuan pembanding.
organisasi 1.2 Kata-kata yang dicetak tebal dan miring, jika
/hukum/etika digunakan pada Kriteria Unjuk Kerja, diberikan
pelaksanaanasesmen penjelasan lebih lanjut pada bagian berikut.
dikonfirmasikan
dengan orang yang 1.2.1 Rencana asesmen adalah keseluruhan dokumen
relevan perencanaan yang akan digunakan dalam proses
1.2 Acuan pembanding asesmen, dapat mencakupi:
asesmen yang
relevan dan a. Maksud dan tujuan asesmen
perangkat asesmen b. Konteks asesmen
yang akan digunakan c. Personel teridentifikasi
diakses dan d. Standar kompetensi yang relevan dan dokumentasi
diinterpretasi asesmen lainnya.
guna memastikan e. Hubungan dengan kebijakan dan prosedur
bukti dan cara asesmen.
pengumpulan bukti f. Rencana bukti
1.3 Rincian mengenai g. Metode dan perangkat asesmen yang telah
rencana asesmen dan ditentukan
proses asesmen h. Kemungkinan kluster unit kompetensi sesuai tujuan
dijelaskan, dibahas dan asesmen
diklarifikasi dengan i. Identifikasi bahaya K3, termasuk penilaian resiko
asesi, termasuk dan strategi pengawasan.
kesempatan untuk j. Bahan dan/atau sumber daya fisik yang dibutuhkan
melakukan k. Pengaturan organisasi pelaksanaan asesmen.
penyesuaian yang l. Persyaratan pelaporan K3
beralasan, asesmen m. Kebutuhan khusus asesmen, sebagai contoh
ulang dan banding persyaratan peralatan pelindung diri
1.4 Jika relevan, usulan n. Kerangka urutan kerja, penentuan waktu dan target
perubahan terhadap waktu asesmen
proses asesmen o. Prosedur asesmen mandiri
dirundingkan dan p. Kaitan dengan rencana pengorganisasian
disepakati dengan asesmen, kebijakan dan prosedur.
asesi
2. Mengumpulkan 2.1. Rencana 1.2.2 Kebijakan dan prosedur sistem asesmen dapat
bukti yang Asesmen mencakupi:

75
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
berkualitas diikuti
sebagai a. Seleksi asesi
panduan dalam b. Alasan dan tujuan asesmen berbasis kompetensi
melaksanakan c. Rekaman asesmen/manajemen data/manajemen
asesmen,guna informasi
penentuan d. Pengakuan kompetensi terkini/pengakuan
kompetensi,metode terhadap pembelajaran sebelumnya
asesmen dan e. Pengakuan terhadap pengaturan transfer kredit
perangkat asesmen f. Kebutuhan asesor, kualifikasi, pemeliharaan
digunakan untuk keterkinian kompetensi
mengumpulkan, g. Prosedur pelaporan asesmen
mengorganisasikan h. Banding asesmen
dan i. Keluhan/ pengaduan-pengaduan asesi
mendokumentasikan j. Validasi
bukti dalam format k. Evaluasi/ internal audit
yang sesuai l. Biaya-biaya / penggunaan jasa pihak ketiga
2.2. Prinsip-prinsip m. Akses dan kesetaraan/penyesuaian yang
asesmen dan aturan- beralasan
aturan bukti diterapkan n. Pengaturan kemitraan
dalam pengumpulan o. Kaitan dengan sumberdaya manusia atau sistem
bukti hubungan industri
yang berkualitas p. kaitan dengan sistem manajemen mutu secara
2.3. Kebijakan dan keseluruhan
prosedur
sistem asesmen 1.2.3 Persyaratan legal/ organisasi/ etika dapat
yang teridentifikasi mencakup:
dan persyaratan
organisasi/hukum/ a. Kebijakan dan prosedur sistem asesmen
etika untuk asesmen b. persyaratan strategi asesmen
dibahas c. sistem pelaporan, perekaman dan penelusuran
3. Mendukung asesi 3.1. Asesi dibimbing dalam asesmen
pengumpulan bukti d. sistem jaminan mutu
guna pencapaian e. rencana bisnis dan kinerja
pengakuan kompetensi f. kebijakan dan prosedur akses dan kesetaraan
terkini g. pengaturan kolaborasi dan partnership
3.2. Komunikasi yang h. parameter-parameter sumber daya
sesuai dan i. pengaturan saling pengakuan
keterampilan j. sistem dan proses hubungan industri, penghargaan/
interpersonal persetujuan perusahaan
digunakan untuk k. ruang lingkup registrasi
mengembangkan l. kebijakan/ prosedur sumber daya manusia
hubungan yang m. persyaratan legal, termasuk anti diskriminasi,
profesional dengan kesetaraan pekerjaan, peran/ tanggung jawab/
asesi, yakni kondisi kerja
hubungan yang n. kode etik industri
merefleksikan o. persyaratan kerahasiaan dan privacy
kepekaan terhadap p. pertimbangan K3, termasuk:
perbedaan individu o jaminan persyaratan K3 selama proses
dan memungkinkan asesmen,
terjadinya umpan o identifikasi dan pelaporan bahaya K3 kepada

76
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
balik dua arah. personel terkait.
3.3. Bila diperlukan,
keputusan-keputusan 1.2.4 Orang yang relevan,
mengenai boleh saja meliputi:
penyesuaian yang a. pelanggan, perusahaan atau organisasi.
beralasan b. ketua tim, manajer, supervisor
berdasarkan c. personil pengarah
kebutuhan dan d. teknisi/ tenaga ahli
karakteristik e. koordinator pelatihan dan asesmen.
asesi f. koordinator asesmen.
dibuat g. regulator industri.
bersama h. perwakilan karyawan dan pengusaha.
asesi i. anggota asosiasi profesi
3.4. Penyesuaian-
penyesuaian yang 1.2.5 Acuan pembanding asesmen merujuk kepada
beralasan dibuat Kriteria yang digunakan untuk mengasses asesi, dapat
sedemikian sehingga berupa:
dapat
mempertahankan a. unit/ sejumlah unit standar kompetensi.
integritas standar b. kriteria asesmen kurikulum pelatihan.
kompetensi yang c. spesifikasi kinerja.
relevan dan d. spesifikasi produk.
memungkinkan
prinsip-prinsip 1.2.6 Perangkat Asesmen berisikan instrumen
asesmen dan prosedur pengumpulan serta interpretasi bukti
dan aturan bukti sesuai metode asesmen yang telah dirancang, dapat
dapatditerapkan mencakupi:
secara
berimbang.Bila ada, a. Instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk
dukungan spesialis pengumpulan bukti, diantaranya:
sesuai rencana o profil ukuran kinerja yang dapat diterima.
asesmen diakses o proforma / template.
3.5. Bila ada, dukungan o pertanyaan spesifik atau aktivitas tertentu.
spesialis sesuai o ceklis observasi/bukti.
rencana asesmen o ceklis untuk mengevaluasi contoh produk kerja.
diakses. o bahan asesmen mandiri asesi.
3.6. Risiko kesehatan dan b. Prosedur, informasi dan instruksi untuk asesor
keselamatan kerja apa dan/atau asesi terkait dengan penggunaan
pun terhadap orang instrumen asesmen serta kondisi pelaksanaan
atau peralatan asesmen
ditanggulangi dengan c. Penyesuaian yang beralasan dan/atau kebutuhan
segera. spesifik tidak harus mengkompromikannya
4.Membuat 4.1. Keterbatasan terhadap integritas standar kompetensi, dapat
keputusan perolehan dan evaluasi mencakupi:
Asesmen bukti yang berkualitas o penyesuaian proses asesmen disebabkan
diidentifikasi keterbatasan asesi terhadap persyaratan
dan bila perlu diminta bahasa, literasi dan numerasi.
arahan dari orang o Penyediaan dukungan pembaca, penterjemah,
yang relevan. pelayan, penulis.
o Penggunaan teknologi adaptif atau peralatan
4.2. Bukti yang telah

77
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
terkumpul diperiksa khusus.
dan dievaluasi untuk o Pelaksanaan asesmen secara fleksibel karena
memastikan bahwa alasan keletihan atau keperluan pengobatan.
bukti tersebut dapat o Penyediaan peralatan asesmen berupa braille,
merefleksikan bukti audio/video-tape.asesmen
yang diperlukan o Penyesuaian fisik tempat/lingkungan asesmen.
dalam Penyesuaian metode/perangklat asesmen.
memperlihatkan o Pertimbangan umur/gender asesi.
kompetensi dan: o Pertimbangan budaya/tradisi/agama.
4.2.1 mencakupi
seluruh bagian 1.2.7 Metode Asesmen adalah teknik khusus yang
komponen digunakan untuk mengumpulkan bukti dan dapat
standar mencakupi
kompetensi
yang dijadikan a. Observasi langsung,sebagai contoh:
acuan o Aktivitas kerja nyata secara langsung ditempat
pembanding kerja
asesmen dan o Aktivitas kerja yang disimulasikan pada suatu
dimensi tempat seperti tempat kerja
kompetensi b. aktivitas terstruktur, sebagai contoh:
4.2.2 memperhatikan o Simulasi / bermain peran (role play)
dokumentasi o Berbagai proyek
terkait lainnya o Berbagai presentasi
4.2.3 memenuhi
aturan bukti c. berbagai lembar aktivitas
4.3. Pertimbangan d. mengajukan pertanyaan, sebagai contoh:
berdasarkan prinsip o Pertanyaan tertulis
asesmen dan aturan o Interview/ wawancara
bukti digunakan o Asesmen mandiri
untuk memutuskan o Pertanyaan lisan
pencapaian o Kuesioner
kompetensi o Ujian lisan atau ujian tertulis
yang telah
didemonstrasikan e. portofolio, sebagai contoh:
asesi o Koleksi contoh kerja yang dikumpulkan oleh
berdasarkan bukti asesi
yang dikumpulkan o Produk dengan dokumentasi yang mendukung
4.4. Dalam o Bukti sejarah
membuat o Jurnal/ buku catatan kerja
keputusan o Informasi tentang pengalaman hidup
asesmen, kebijakan
dan prosedur f. meninjau ulang produk-produk, sebagai contoh:
sistem o Produk sebagai hasil kerja suatu proyek
asesmen o contoh/ produk-produk hasil kerja
yang relevan dan
pertimbangan g. umpan balik dari pihak ketiga, misalnya:
pertimbangan o Testimoni/ laporan dari pemilik supervisor.
organisasi/hukum/ o Bukti sebagai peserta pelatihan.
etika digunakan o Pencapaian otentik sebelumnya.perusahaan/
4.5. Umpanbalik yang o interview dengan atasan, supervisor, atau

78
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
jelas dan sesama rekan kerja.
membangun terkait
keputusan asesmen 1.2.8 Prinsip-prinsip asesmen memandu proses
diberikan kepada asesmen dan ditujukan untuk menjaga:
asesi, dan bila perlu a. validitas.
dikemukakan b. Reliabilitas.
pula rencana tindak c. Fleksibilitas.
lanjut d. fairness/ keadilan.
5. Merekam dan 5.1 Hasil asesmen
melaporkan segera dicatat secara 1.2.9 Aturan Bukti sangat erat kaitannya dengan prinsip
keputusan akurat sesuai dengan prinsip asesmen, dilengkapi dengan panduan
asesmen kebijakan dan pengumpulan bukti untuk memastikan bahwa bukti
prosedursistem tersebut:
asesmen serta a. Sahih/ Valid
persyaratanorganisasi/ b. Memadai
hukum/etika c. Otentik
5.2 Laporan asesmen d. Terkini
dilengkapi dan
diproses sesuai 1.2.10 Bukti berkualitas memenuhi aturan bukti, dan
dengan kebijakan harus:
dan prosedur sistem a. mencakupi demonstrasi pencapaian kriteria unjuk
asesmen serta kerja
persyaratan b. merefleksikan keterampilan, pengetahuan dan
organisasi/hukum/ sikap sebagaimana dikemukakan pada unit
etika kompetensi
5.3 Bila diperlukan, c. memperlihatkan penerapan keterampilan pada
rekomendasi tindak konteks sebagaimana dikemukakan pada batasan
lanjut diserahkan variabel
kepada orang yang d. mendemonstrasikan kompetensi setiap waktu
relevan e. mendemonstrasikan kompetensi secara berulang
5.4 Bila diperlukan, f. menjadi kebiasaan kerja asesi
dengan g. dapat diverifikasi.
memperhatikan h. mendemonstrasikan keterampilan/pengetahuan
ketentuan terkini asesi
kerahasiaan, pihak- i. tidak mengurangi persyaratan bahasa, literasi dan
pihak terkaitlainnya numerasi sebagaimana dipersyaratkan dalam
diberitahutentang standar kompetensi
keputusanasesmen
6.Meninjau proses 6.1. Proses asesmen 1.2.11 Memandu berarti menjelaskan kepada asesi
Asesmen ditinjau berdasarkan tentang:
kriteria yang ada a. pengertian setiap tujuan asesmen
melalui konsultasi b. pengertian asesmen
dengan orang yang c. pengertian perangkat asesmen
relevan guna d. cara menggunakan perangkat asesmen
perbaikan dan e. aturan bukti harus dipenuhi atas bukti yang
perubahan dikemukakan asesi
pelaksanaan
asesmen di masa 1.2.12 Keterampilan komunikasi, dapat mencakupi:
datang a. menyampaikan umpan balik yang membangun dan
6.2. Tinjauan mendukung

79
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
didokumentasi dan b. mengajukan pertanyaan yang cocok untuk
direkam sesuai mengklarifikasi dan mengkonfirmasi instruksi
dengan kebijakan pengumpulan bukti
dan prosedur sistem c. menginterpretasi jawaban lisan secara akurat
asesmenyang d. mengarahkan asesi untuk menyampaikan
relevanserta petunjuk/instruksi kepada asesor
persyaratan e. membuat pilihan dan petunjuk secara jelas dan
organisasi/hukum/ konkrit
etika.
6.3. Keterampilan 1.2.13 Keterampilan interpersonal, dapat
kematangan berfikir mencakupi:
(refleksi) secara a. menginterpretasi jawaban lisan secara akurat.
mandiri digunakan b. melakukan interaksi dua arah.
untuk meninjaudan c. menggunakan bahasa yang cocok dengan asesi,
mengevaluasipraktek konteks asesmen dan kinerja disesuaikan dengan
asesmen standar kompetensi.
d. menggunakan bahasa dan konsep dengan
memperhatikan perbedaan budaya.
e. menggunakan sikap menyatu dengan budaya
setempat.

1.2.14 Perbedaan individual, dapat mencakupi:


a. halangan bahasa, nunerasi dan literasi. b.
keterbatasan fisik, seperti pendengaran,
penglihatan, suara dan mobilitas.
b. keterbatasan intelektual.
c. kondisi kesehatan seperti arthritis, epilepsi,
diabetes, asthma yang dapat mempengaruhi
asesmen.
d. kesulitan belajar.
e. keterbatasan psikiatris dan psikologis.
f. ketaatan terhadap agama dan spritual.
g. latar belakang persepsi/ pandangan budaya.
h. umur.
i. Gender.

1.2.15 Umpan Balik dapat


mencakupi:
a. memastikan proses asesmen telah dimengerti.
b. memastikan adanya perhatian asesi.
c. memberikan kesempatan bertanya dan menjawab.
d. menyetujui luaran.
e. mengidentifikasi bukti yang akan dikemukakan
selanjutnya.
f. mendiskusikan rencana aksi.
g. menyetujui kesenjangan pelatihan yang
dibutuhkan.
h. informasi terkait dengan kesempatan proses
banding.
i. menyarankan perbaikan pengumpulan bukti.

80
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.2.16 Dukungan spesialis, dapat mencakupi:
a. asistensi oleh pihak ketiga, penterjemah.
b. pengembangan aktivitas asesmen secara online.
c. dukungan terhadap asesi dan/atau asesor secara
jarak jauh atau terisolasi.
d. dukungan bahan asesmen atau ahli keselamatan.
e. arahan dari otoritas regulator.
f. asesmen secara tim/panel.
g. dukungan dari asesor kepala.
h. arahan dari ahli pengembang kebijakan.

1.2.17 Pembatasan, dapat berkaitan berkaitan


dengan:
a. peran dan tanggung jawab
b. kerja.
c. menemukan kebutuhan asesi.
d. panel asesmen.
e. proses mutu organisasi pelatihan dan/atau
asesmen.
f. level kompetensi personel.
g. persyaratan pelatihan organisasi, industri dan
nasional.
h. level pengetahuan personel tentang asesmen
berbasis kompetensi.
i. tanggung jawab hukum.

1.2.18 Seluruh komponen dari


unit standar kompetensi
meliputi:
a. Elemen
b. Kriteria Unjuk Kerja
c. Keterampilan Layak Kerja / Employability Skills
d. Batasan Variabel
e. Kontekstualisasi
f. kaitan terhadap pengetahuan dan persyaratan
perusahaan
g. fokus Asesmen
h. persyaratan dasar pengetahuan bahasa, literasi
dan numerasi
i. panduan penilaian, termasuk:
o pengetahuan yang dibutuhkan
o keterampilan dan atribut yang dibutuhkan
o persyaratan kemampuan bahasa, literasi
dan numerasi
o aspek kritis dari bukti yang harus
dipertimbangkan/persyaratan kuatitas bukti
o keselarasan asesmen dan saling
ketergantungan antar unit-unit kompetensi
o metode/ sumber daya/ konteks asesmen

81
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
j. Dimensi Kompetensi, sebagai contoh
o task skills
o task management skills
o contingency management skills
o job role/environment skills
o transfer skills.

1.2.19 Dokumentasi terkait, dapat mencakupi:

a. panduan asesmen dari paket training terkait


b. kriteria asesmen modul terakreditasi
c. bukti yang akan dikumpulkan sebagaimana
dikemukakan rencana asesmen
d. definisi dan interpretasi bukti di dalam
pengembangan perangkat asesmen
e. kebijakan dan prosedur asesmen
f. persyaratan K3, hukum, kode etik, standar,
panduan
g. indikator dan level kompetensi sistem pelaporan
nasional
h. persyaratan organisasi kerja
i. spesifikasi produk
j. perangkat asesmen kompetensi terintegrasi.

1.2.20 Keputusan merupakan proses dua langkah dan


artinya:
a. Keputusan dibuat oleh asesor berkaitan dengan
pencapaian kompetensi terhadap prinsip asesmen
dan aturan bukti
b. Keputusan dibuat oleh asesor berdasarkan bukti
yang dikemukakan dan kemudian dievaluasi,
apakah asesi telah kompeten atau belum

1.2.21 Rencana aksi dibutuhkan jika keputusan belum


kompeten diambil, dan dapat mencakupi:
a. kesenjangan kompetensi, pelatihan lanjut, bila
berkaitan dengan akurasi
b. peluang praktek tambahan dibawah supervisi, bila
berkaitan dengan presisi
c. peluang asesmen tambahan/ peluang
pengumpulan bukti tambahan
d. fasilitasi individual jika diperlukan
e. pengalihan ke dukungan spesialis

1.2.22 Laporan asesmen, dapat mencakupi:


a. rincian data asesi
b. rincian asesmen: tanggal, waktu, tempat
c. rincian kesimpulan asesor atas bukti
d. umpan balik ke dan dari asesi
e. justifikasi keputusan

82
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
f. kesimpulan rencana aksi untuk asesi
g. informasi kritis lainnya, termasuk banding dan hasil
h. tandatangan asesor dan asesi
i. laporan tertulis/ elektronik kepada penyandang
dana

1.2.23 Rekomendasi, dapat mencakupi:


a. rekomendasi asesmen
b. rekomendasi dukungan pelatihan dan/atau
asesmen unit kompetensi yang lain
c. rekomendasi rencana aksi
d. asesmen ulang
e. implikasi banding

1.2.24 Pihak lain yang relevan, dapat mencakupi:


a. Pihak-pihak yang disarankan asesi.
b. Pihak-pihak yang akan diberikan disebabkan
adanya kontrak kewajiban
c. informasi

1.2.25 Kriteria, dapat mencakupi:


a. mengikuti rencana asesmen
b. memenuhi persyaratan organisasi, etika dan
hukum, termasuk K3
c. penyampaian informasi yang tepat kepada asesi
terkait proses asesmen dan penjelasan seluruh
langkah dengan menggunakan komuniasi efektif
dan keterampilan interpersonal
d. demonstrasi penerapan aturan bukti dan prinsip
asesmen dalam pengumpulan bukti yang
berkualitas
e. demonstrasi dukungan dan arahan kepada asesi
selama proses asesmen
f. penggunaan metode dan perangkat asesmen
g. penerapan penyesuaian yang wajar, bila diperlukan
h. penyampaian umpan balik yang jelas dan
membangun kepada asesi terkait keputusan
asesmen
i. peninjauan konsistensi keputusan

1.2.26 Konsultasi, dapat mencakupi:


a. Dengan asesor dan koordinator pelatihan dengan
tetap bersikap wajar.
b. Diskusi dengan klien, ketua tim, manajer
c. koordinator asesmen, supervisor dan mentor
d. Tenaga ahli teknik
e. Tenaga ahli bahasa, literasi, numerasi. Skills for
employability, mencakupi ketrampilan

83
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.3 Skills for employability,mencakupi ketrampilan
1.3.1 Komunikasi (communication skills).
1.3.2 Bekerja dalam kelompok (team works skills).
1.3.3 Mengatasi masalah (problem solving skills).
1.3.4 Berinisiasi dan kewirusahaan (initiative and enterprise
skills).
1.3.5 Perencanaan dan pengorganisasian (planning and
organizing skills).
1.3.6 Manajemen diri (self-management skills).
1.3.7 Belajar (learning skills).
1.3.8 Teknologi (technology skills).

2. Peralatan dan Perlengkapan


2.1 Peralatan utama untuk
mendemonstrasikan elemen
kompetensi untuk mencapai
kriteria unjuk kerja adalah
perangkat asesmen
2.2 Perlengkapan pendukung
termasuk bahan dan fasilitas untuk mendemonstrasikan
elemen kompetensi dapat mencakupi
a. program teknologi informasi dan komunikasi
b. ceklis observasi
c. daftar pertanyaan tertulis
d. alat ukur hasil kerja asesi

3.Peraturan yang diperlukan


3.1 Peraturan Pemerintah nomor 31
tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
3.2 Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan nomor 2 tahun 2016 tentang Sistem
Standarisasi Kompetensi Kerja
Nasional
3.3 Peraturan teknis yang terkait
dengan substansi unit
kompetensi ini

4.Norma dan standar


4.1 Norma, pedoman, standar, etika
untuk mendemonstrasikan unit ini adalah seri
pedoman BNSP
4.2 Norma, pedoman, standar, etika
terkait dengan substansi asesmen

84
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
SOP MELAKSANAKAN ASESMEN

LANGKAH PROSEDUR MEDIA DAN KELUARAN PELAKSANA


1. Menetapkan dan Memelihara Lingkungan • Admin
Asesmen. Media : • Asesor
Instruksi Kerja: • Rekaman MAPA.01
a) Interpretasi rencana asesmen, • Rekaman MAPA.02
konfirmasikan dengan orang yang • Rekaman APL.01
• Rekaman APL.02
relevan kebijakan dan prosedur sistem
• SKK yang diacu
asesmen serta persyaratan organisasi /
• Skema sertifikasi
hokum / etika pelaksanaan asesmen • FR. AK. 04
b) Gunakankan Acuan pembanding • FR. AK. 01
asesmen yang relevan dan perangkat
asesmen yang akan diakses dan Keluaran :
diinterpretasi guna mememastikanan • Rekaman MAPA. 01
bukti dan cara pengumpulan bukti. • Rekaman MAPA. 02
c) Jelaskan rincian mengenai rencana • Rekaman AK.01
asesmen dan proses asesmen, bahas
dan klarifikasi dengan asesi, termasuk
kesempatan untuk melakukan
penyesuaian yang beralasan,
asesmen ulang dan banding.
d) Jika relevan, rundingkan usulan
perubahan terhadap proses asesmen
dan sepakati dengan asesi.
2. Mengumpulkan Bukti Yang Berkualitas. • Asesor
Media :
Instruksi Kerja: • Perangkat Asesmen
a) Ikuti rencana asesmen sebagai panduan
dalam melaksanakan asesmen, guna Keluaran :
penentuan kompetensi, metode • Rekaman Asesmen
asesmen dan perangkat asesmen
gunakan untuk mengumpulkan,
mengorganisasikan dan
mendokumentasikan bukti dalam format
yang sesuai.
b) Terapkan prinsip-prinsip asesmen dan
aturan-aturan bukti dalam pengumpulan
bukti yang berkualitas.
c) Bahas kebijakan dan prosedur sistem
asesmen yang teridentifikasi dan
persyaratan organisasi/hukum/etika
untuk asesmen.

85
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LANGKAH PROSEDUR MEDIA DAN KELUARAN PELAKSANA
3. Mendukung Asesi. • Asesor
Media :
Instruksi Kerja: • Perangkat Asesmen
a) Asesi dibimbing dalam pengumpulan
bukti guna pencapaian pengakuan Keluaran :
kompetensi terkini. • Rekaman Asesmen
b) Gunakan komunikasi yang sesuai dan
keterampilan interpersonal untuk
mengembangkan hubungan yang
professional dengan asesi, yakni
hubungan yang merefleksikan kepekaan
terhadap perbedaan individu dan
memungkinkan terjadinya umpan balik
dua arah.
c) Bila diperlukan, buat keputusan-keputusan
mengenai penyesuaian yang beralasan
berdasarkan kebutuhan dan
karakteristik asesi bersama asesi.
d) Buat penyesuaian-penyesuaian yang
beralasan sedemikian sehingga dapat
mempertahankan integritas standar
kompetensi yang relevan dan
memungkinkan prinsip-prinsip asesmen
dan aturan bukti dapat diterapkan
secara berimbang.
e) Bila ada, akses dukungan spesialis
sesuai rencana asesmen.
f) Tanggulangi risiko kesehatan dan
keselamatan kerja apa pun terhadap
orang atau peralatan dengan segera.
4. Membuat Keputusan Asesmen. • Asesor
Media :
Instruksi Kerja: • Rekaman Asesmen
a) Identifikasi keterbatasan perolehan dan • FR. AK. 02
evaluasi bukti yang berkualitas dan bila • FR. AK. 03
perlu minta arahan dari orang yang
relevan. Keluaran :
b) Periksa dan evaluasi bukti yang telah • Rekaman AK. 02
terkumpul untuk memastikan bahwa bukti • Rekaman AK. 03
tersebut dapat merefleksikan bukti yang
diperlukan dalam memperlihatkan
kompetensi dan:
• mencakupi seluruh bagian komponen
standar kompetensi yang dijadikan
acuan pembanding asesmen dan

86
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LANGKAH PROSEDUR MEDIA DAN KELUARAN PELAKSANA
dimensi kompetensi.
• memperhatikan dokumentasi terkait
lainnya.
• memenuhi aturan bukti.
• Pertimbangan berdasarkan prinsip
asesmen dan aturan bukti digunakan
untuk memutuskan pencapaian
kompetensi yang telah
didemonstrasikan asesi berdasarkan
bukti yang dikumpulkan.
• Dalam membuat keputusan
asesmen, kebijakan dan prosedur
sistem asesmen yang relevan
dan pertimbangan- pertimbangan
organisasi/hukum/etika digunakan.
c) Umpan balik yang jelas dan membangun
terkait keputusan asesmen diberikan
kepada asesi, dan bila perlu
dikemukakan pula rencana tindak lanjut.
5. Merekam dan Melaporkan Keputusan • Asesor
Media :
Asesmen. • Rekaman FR. AK. 02
Instruksi Kerja: • FR. AK. 05
a) Catat hasil asesmen segera secara akurat
sesuai dengan kebijakan dan Keluaran :
prosedur sistem asesmen serta • Rekaman AK. 02
persyaratan organisasi/ hukum/ etika. • Rekaman AK. 05
b) Lengkapi dan proses Laporan asesmen
sesuai dengan kebijakan dan
prosedursistem asesmen serta
persyaratan organisasi/ hukum/ etika.
c) Bila diperlukan, serahkan rekomendasi
tindak lanjut kepada orang yang relevan.
d) Bila diperlukan, beritahu dengan
memperhatikan ketentuan kerahasiaan,
pihak-pihakterkait lainnya tentang
keputusan asesmen.
6. Meninjau Proses Asesmen. • Lead Asesor
Media :
Instruksi Kerja: • FR. AK. 06
a) Tinjau Proses asesmen berdasarkan
kriteria yang ada melalui konsultasi Keluaran :
denganorang yang relevan guna • Rekaman AK. 06
perbaikan dan perubahan pelaksanaan

87
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LANGKAH PROSEDUR MEDIA DAN KELUARAN PELAKSANA
asesmen di masa datang.
b) Dokumentasi dan rekam tinjauan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur sistem
asesmen yang relevan serta persyaratan
organisasi/hukum/etika.
c) Gunakan keterampilan kematangan
berfikir (refleksi) secara mandiri untuk
meninjau dan mengevaluasi praktek
asesmen.

88
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1. ELEMEN/LANGKAH 1 : MENETAPKAN DAN MEMELIHARA LINGKUNGAN ASESMEN
Pada langkah ketiga ini terdapat empat aktivitas yang harus dilakukan agar
dapat menetapkan dan memelihara lingkungan sesuai dengan situasi
asesmen yang secara efektif dan efisien, yakni
• Menginterprestasi ,kebijakan dan prosedur sistem asesmen serta persyaratan
organisasi /hukum/etika pelaksanaan asesmen dikonfirmasikan dengan orang yang
relevan.
• Mengakses dan menginterprestasikan Acuan pembanding asesmen yang relevan dan
perangkat asesmen yang akan digunakankan guna mememastikan bukti dan cara
pengumpulan bukti.
• Membahas dan mengklarifikasi Rincian mengenai rencana asesmen dan
proses asesmen dijelaskan dengan asesi ,termasuk kesempatan untuk
melakukan penyesuaian yang beralasan ,asesmen ulang dan banding.
• Jika relevan merundingkan dan menyepakati usulan perubahan terhadap proses
asesmen dengan asesi

ELEMEN 1 : MENETAPKAN DAN MEMELIHARA LINGKUNGAN

1.1 Rencana asesmen diinterpretasi, kemudian kebijakan dan prosedur sistem asesmen serta
persyaratan organisasi/hukum/etika pelaksanaan asesmen dikonfirmasikan dengan orang yang
relevan

1.2 Acuan pembanding asesmen yang relevan dan perangkat asesmen yang akan digunakan diakses
dan diinterpretasi guna memastikan bukti dan cara pengumpulan bukti

1.3 Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen dijelaskan, dibahas dan diklarifikasi
dengan asesi, termasuk kesempatan untuk melakukan penyesuaian yang beralasan, asesmen
ulang dan banding

1.4 Jika relevan, usulan perubahan terhadap proses asesmen dirundingkan dan disepakati dengan
asesi

Tahapan Menetapkan dan memelihara Lingkungan Asesmen

89
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN
FR.MAPA.01- MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN

Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :

1. Menentukan Pendekatan Asesmen


1.1. Kandidat Hasil pelatihan dan / atau pendidikan:
Pekerja berpengalaman
Pelatihan / belajar mandiri
Tujuan Sertifikasi
Asesmen
Sertifikasi Ulang
Pengakuan Kompetensi Terkini (PKT)
Rekognisi Pembelajaran Lampau
Lainnya
Konteks Lingkungan Tempat kerja nyata Tempat kerja simulasi
Asesmen:
Peluang untuk
mengumpulkan
Tersedia Terbatas
bukti dalam
sejumlah situasi
Hubungan antara Bukti untuk mendukung asesmen / RPL: J K L
standar
kompetensi dan: Aktivitas kerja di tempat kerja Asesi: J K L
Kegiatan Pembelajaran: J K L
Siapa yang Lembaga Sertifikasi
melakukan
asesmen / RPL Organisasi Pelatihan
Asesor Perusahaan
Konfirmasi Manajer sertifikasi LSP
dengan orang
yang relevan Master Asesor / Master Trainer / Asesor Utama Kompetensi
Manajer Pelatihan Lembaga Training terakreditasi / Lembaga Training
terdaftar
Lainnya:
1.2 Tolok Ukur Standar Kompetensi:
Asesmen
Kriteria asesmen dari kurikulum pelatihan
Spesifikasi kinerja suatu perusahaan atau industri:
Spesifikasi Produk:
Pedoman khusus:

90
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2.

1.6.
1.5.
1.4.

3.3.
3.2.
3.1.
2.6.
2.5.
2.4.
Kerja

Elemen: 3.
Elemen: 2.
Elemen: 1.
Kriteria Unjuk
Unit Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi


Kode Unit
Judul Unit

Kerja dan

Asesmen.
Bukti-Bukti

Pendekatan
diidentifikasi
berdasarkan
Kriteria Unjuk
atau Hafalan)
Portofolio, dan /
(Kinerja, Produk,
:
:

L
TL

Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.


Mempersiapkan Rencana Asesmen

Bukti
Jenis

T
Obsevasi langsung
(kerja nyata/aktivitas waktu nyata
di tempat kerja di kingkungan
tempat kerja yang disimulasikan)

Kegiatan Terstruktur
(latihan simulasi dan bermain
peran, proyek, presentasi, lembar
kegiatan)

Tanya Jawab
(pertanyaan tertulis, wawancara,
asesmen diri, tanya jawab lisan,
angket, ujian lisan atau tertulis)

Verifikasi Portfolio (sampel


pekerjaaan yang disusun oleh
Asesi, produk dengan
Portofolio),

dokumentasi pendukung, bukti


sejarah, jurnal atau buku catatan,
informasi tentang pengalaman
hidup)
Metode dan Perangkat Asesmen

Review produk
(testimoni dan laporan dari atasan,
bukti pelatihan, otentikasi
pencapaian sebelumnya,
wawancara dengan atasan,
atau rekan kerja)
DPT (Daftar Pertanyaan Tertulis), VP (Verifikasi
CL (Ceklis Observasi/ Lembar Periksa), DIT (Daftar
Instruksi Terstruktur), DPL (Daftar Pertanyaan Lisan),

91
CUP (Ceklis Ulasan Produk), PW (Pertanyaan Wawancara)

Lainnya : ……………
3. Mengidentifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi:
3.5. a. Karakteristik Kandidat: Ada / tidak ada* karakteristik khusus Kandidat
Jika Ada, tuliskan.....
c. Kebutuhan kontekstualisasi Ada / tidak ada* kebutuhan kontekstualisasi
terkait tempat kerja:
Jika Ada, tuliskan.....
3.6. Saran yang diberikan oleh paket Ada / tidak ada* saran
pelatihan atau pengembang
pelatihan Jika Ada, tuliskan.....
3.7. Penyesuaian perangkat Ada / tidak ada* penyesuaian perangkat
asesmen terkait kebutuhan
kontekstualisasi Jika Ada, tuliskan.....
3.8. Peluang untuk kegiatan Ada / tidak ada* peluang
asesmen terintegrasi dan
mencatat setiap perubahan yang Jika Ada, tuliskan.....
diperlukan untuk alat asesmen
*Coret yang tidak perlu

Konfirmasi dengan orang yang relevan


Orang yang relevan Tandatangan

Manajer sertifikasi LSP


Master Asesor / Master Trainer / Lead Asesor/ Asesor Utama
Kompetensi
Manajer pelatihan Lembaga Training terakreditasi / Lembaga Training
terdaftar
Lainnya:

Penyusun dan Validator


Tanggal dan
Nama Jabatan
Tandatangan

Dibuat oleh: Penyusun

Divalidasi oleh: Validator

92
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Catatan:
Untuk mencapai kompetensi pada kelima dimensi kompetensi, lakukan pekerjaan
Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen ini minimal tiga konteks Asesi yang
berpotensi akan menjadi klien anda, yakni:
1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek
mampu telusur terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis
kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.

93
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.MAPA.02- PETA INSTRUMEN ASESMEN HASIL PENDEKATAN ASESMEN DAN
PERENCANAAN ASESMEN*

Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :

Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
Potensi Asesi **
No. MUK
1 2 3 4 5
1. Ceklis Observasi Untuk Aktivitas di Tempat Kerja atau Tempat
Kerja Simulasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
2. Tugas Praktik Demonstrasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
3. Pertanyaan untuk mendukung Observasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
4. Penjelasan Singkat Proyek terkait Pekerjaan / Kegiatan
Terstruktur lainnya ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
5. Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
6. Pertanyaan Tertulis – Esai ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
7. Pertanyaan Lisan ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
8. Ceklis Verifikasi Portofolio ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
9. Pertanyaan Wawancara ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
10. Klarifikasi Bukti Pihak Ketiga ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
11. Ceklis Meninjau Materi Uji Kompetensi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
12.
13.
14.
15.
*) diisi berdasarkan hasil penentuan pendekatan asesmen dan perencanaan asesmen
**) Keterangan:
1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek mampu telusur
terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.

94
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.01. PERSETUJUAN ASESMEN DAN KERAHASIAAN

Persetujuan Asesmen ini untuk menjamin bahwa Asesi telah diberi arahan secara rinci tentang perencanaan
dan proses asesmen
Skema Sertifikasi Judul :
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
: TL : Verifikasi Portofolio L : Observasi Langsung

Bukti yang akan dikumpulkan : T: Hasil Tes Tulis


: T: Hasil Tes Lisan
T: Hasil Wawancara
Pelaksanaan asesmen disepakati : Hari/ Tanggal :
pada:
Waktu :
TUK :
Asesi:
Bahwa Saya Sudah Mendapatkan Pejelasan Hak dan Prosedur Banding Oleh Asesor.
Asesor :
Menyatakan tidak akan membuka hasil pekerjaan yang saya peroleh karena penugasan saya sebagai Asesor
dalam pekerjaan Asesmen kepada siapapun atau organisasi apapun selain kepada pihak yang berwenang
sehubungan dengan kewajiban saya sebagai Asesor yang ditugaskan oleh LSP.
Asesi :
Saya setuju mengikuti asesmen dengan pemahaman bahwa informasi yang dikumpulkan hanya digunakan
untuk pengembangan profesional dan hanya dapat diakses oleh orang tertentu saja.

Tanda tangan Asesor : …………………………… Tanggal : ………………………………

Tanda tangan Asesi : …………………………… Tanggal : ………………………………

* Coret yang tidak perlu

95
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2. ELEMENN/LANGKAH 2 : MENGUMPULKAN BUKTI YANG BERKUALITAS
Pada langkah kedua ini terdapat tiga aktivitas yang harus dilakukan agar dapat
Mengumpulkan bukti yang berkualitas sesuai dengan situasi yang asesmen
secara efektif dan efisien, yakni
• Mengikuti Rencana asesmen sebagai panduan dalam melaksanakan asesmen, guna
penentuan
kompetensi, metode asesmen dan perangkat asesmen digunakan untuk
mengumpulkan, mengorganisasikan dan mendokumentasikan bukti dalam format yang
sesuai.
• Menerapkan Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti dalam pengumpulan
bukti yang berkualitas.
• Membahas Kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang teridentifikasi dan
persyaratan organisasi/ hukum/ etika untuk asesmen

ELEMEN 2 : MENGUMPULKAN BUKTI YANG BERKUALITAS

2.1 Rencana asesmen diikuti sebagai panduan dalam melaksanakan asesmen, guna Penentuan
kompetensi, metode asesmen dan perangkat asesmen digunakan untuk mengumpulkan,
mengorganisasikan dan mendokumentasikan bukti dalam format yang sesuai.

2.2. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan dalam pengumpulan bukti yang berkualitas.

2.3. Kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang teridentifikasi dan persyaratan organisasi/
hukum/ etika untuk asesmen dibahas

Tahapan Mengumpulkan bukti yang berkualitas

96
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LANGKAH PROSEDUR MENGUMPULKAN BUKTI YANG BERKUALITAS

MEDIA & PENANGGUNG


LANGKAH PROSEDUR
KELUARAN JAWAB
1. Mengumpulkan Bukti Berkualitas • MAPA LSP (FR. Asesor
Instruksi Kerja: MAPA 01) Kompetensi
1.1 Ikuti rencana asesmen sebagai panduan melaksanakan • PETA Instrumen
asesmen dan guna menentukan kompetensi, gunakan (MUK) HASIL
metode, perangkat asesmen untuk mengumpulkan, PENDEKATAN
mengorganisasikan dan mendokumentasikan bukti ASESMEN (FR.
sesuai format MAPA 02)
1.2 Terapkan prinsip – prinsip asesmen (VRFF) dan aturan –
aturan bukti (VATM) dalam pengumpulan bukti yang
berkualitas
1.3 Bahas kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang
teridentifikasi maupun persyaratan organisasi / hukum /
etika untuk asesmen

Prinsip-Prinsip asesmen Aturan Bukti


Validitas asesmen valid ketika proses menilai Sahih/Valid • Berkaitan dengan unit kompetensi yang
apa yang diklaimnya dinilai. tepat.
• Mencerminkan kelima dimensi kompetensi.
Reliabilitas Reliabilitas mengacu pada konsistensi • Memberikan bukti keterampilan kerja.
interpretasi bukti dan konsistensi hasil • Apakah sesuai dengan keberpihakan
asesmen. Kerangka Kualifikasi Nasional yang sedang
dinilai.
Fleksibilitas Fleksibilitas dalam asesmen melibatkan • Memberikan bukti yang cukup untuk
pertimbangan berbagai kebutuhan Memadai
membuat asesmen tentang kompetensi
pihak yang terlibat dalam proses individu dalam kaitannya dengan kelima
asesmen. dimensi kompetensi.
asesmen adil ketika proses asesmen • Memenuhi semua persyaratan bukti untuk
Keadilan unit kompetensi.
dipahami dengan jelas oleh kandidat
dan disetujui oleh penilai dan kandidat Otentik • Apakah karya kandidat sendiri (dan prosedur
dan ketika kebutuhan dan karakteristik telah dikembangkan untuk memastikan ini).
kandidat ditangani. Terkini • Kandidat menunjukkan bukti terkini

97
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
3. ELEMEN/ LANGKAH 3: MENDUKUNG ASESI
Pada langkah ketiga ini terdapat tiga aktiivitas yang harus dilakukan agar dapat sesuai
dengan situasi asesmen secara efektif dan efisien, yakni:
• Asesi dibimbing dalam pengumpulan bukti guna pencapaian pengakuan kompetensi terkini.
• Komunikasi yang sesuai dan keterampilan interpersonal digunakan untuk
mengembangkan hubungan yang profesional dengan asesi, yakni hubungan yang
merefleksikan kepekaan terhadap perbedaan individu dan memungkinkan terjadinya
umpan balik duaarah.
• Bila diperlukan, keputusan-keputusan mengenai penyesuaian yang beralasan
berdasarkan kebutuhandankarakteristikasesidibuatbersamaasesi.
• Penyesuaian-penyesuaian yang beralasan dibuat sedemikian sehingga dapat
mempertahankan integritas standar kompetensi yang relevan dan memungkinkan
prinsip- prinsip asesmen dan aturan bukti dapat diterapkan secara berimbang.
• Bila ada,dukungan spesialis sesuai rencana asesmen diakses.
• Risiko kesehatan dan keselamatan kerja

ELEMEN 3 : MENDUKUNG ASESI

3.1 Asesi dibimbing dalam pengumpulan bukti guna pencapaian pengakuan pengakuan
kompetensi terkini

3.2 Komunikasi yang sesuai dan keterampilan interpersonal digunakan untuk mengembangkan
hubungan yang profesional dengan asesi, yakni hubungan yang merefleksikan kepekaan terhadap
perbedaan individu dan memungkinkan terjadinya umpan balik dua arah.

3.3 Bila diperlukan, keputusan-keputusan mengenai penyesuaian yang beralasan berdsarkan


kebutuhan dan karakteristik asesi dibuat bersama asesi

3.4. Penyesuaian-penyesuaian yang beralasan dibuat sedemikian sehingga dapat


mempertahankan integritas standar kompetensi yang relevan dan memungkinkan prinsip-
prinsip asesmen dan aturan bukti dapat diterapkan secara berimbang.Bila ada, dukungan
spesialis sesuai rencana asesmen diakses

3.5. Bila ada, dukungan spesialis sesuai rencana asesmen diakses.

3.6. Risiko kesehatan dan keselamatan kerja apa pun terhadap orang atau peralatan
ditanggulangi dengan segera.

98
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Tahapan Mendukung Asesi
LATIHAN LAKUKANLAH TAHAPAN DALAM MENDUKUNG ASESI

1. Membimbing terhadap pengumpulan - Membimbing Asesi dalam pengumpulan bukti


bukti guna pencapaian pengakuan
kompetensi terkini
• Bukti Langsung - Mengimplementasikan metode metode
• Observasi
• Demonstrasi
• Simulasi
• Roleplay
• Bukti Tambahan - Menerapkan metode Jenis bukti tambahan :
• Tes Tertulis ( Pertanyaan terbuka,Tertutup,
Probing, Hipotika )
• Tes Lisan
• Wawancara
• Bukti Tidak Langsung - Verifikasi Portofolio
- Study Kasus
- Proyek
- Laporan Pihak ke tiga
2. Komunikasi dan ketrampilan - Menggunakan Komunikasi yang sesuai
interpersonal - Menyampaikan umpan balik yang membangun
dan mendukung
- Mengajukan pertanyaan yang cocok untuk
mengklarifikasi dan mengkonfirmasi instruksi
pengumpulan bukti.
- Menginterprestasi jawaban lisan secara akurat
- Mengarahkan asesi untuk menyampaikan
petunjuk /instruksi pada asesor
- Membuat pilihan dan petunjuk secara jelas dan
konkrit
- Membuat pilihan dan petunjuk secara jelas dan
konkrit
- Menginterprestasi jawaban lisan secara akurat
- Melakukan interaksi dua arah
- Menggunakan Bahasa yang cocok dengan asesi,
konteks asesmen dan kinerja disesuaikan dengan
standar kompetensi
• Penggunaan literasi dan numerasi - Menggunakan Bahasa dan konsep yang jelas
dengan memperhatikan perbedaan budaya
- Menggunakan sikap menyatu dengan budaya
setempat
• Sarana pendukung pengumpulan - Peralatan dan perlengkapan pembantu
bukti
3. Penyesuaian berdasarkan kebutuhan Membuat keputusan-keputusan mengenai
dan karakteristik diorganisasikan sesuai penyesuaian yang beralasan berdasarkan kebutuhan
dengan rencana asesmen dan karakteristik asesi bersama asesi.
• Penyesuaian yang beralasan Menggunakan peralatan yang sesuai dengan
perlengkapan Asesmen karakteristik peserta sesuai dengan prinsip dalam
fleksibilitas Asesmen

99
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4.Membuat Penyesuaian penyesuaian yang Menerapkan prinsip Fleksibilitas untuk
beralasan dan menerapkan Pemenuhan menyesuaikan metode dan perangkat serta
Aturan bukti serta Prinsip Asesmen peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
asesmen
• Aturan bukti ( VATM) Menjelaskan

- Validitas : Berkaitan dengan unit kompetensi yang


tepat.
Mencerminkan kelima dimensi kompetensi.
Memberikan bukti keterampilan kerja.
Apakah sesuai dengan keberpihakan Kerangka
Kualifikasi Nasional yang sedang dinilai.
- Asli/Otentik : Apakah karya kandidat sendiri
(dan prosedur telah dikembangkan untuk
memastikan ini).
- Terkini : Kandidat menunjukkan bukti terkini
- Memadai : Memberikan bukti yang cukup untuk
membuat asesmen tentang kompetensi individu
dalam kaitannya dengan kelima dimensi
kompetensi.
Memenuhi semua persyaratan bukti untuk unit
kompetensi.
• Prinsip Asesmen Menjelaskan
( VRFF )
- Validitas : asesmen valid ketika proses menilai
apa yang diklaimnya dinilai.
- Reliabilitas : Reliabilitas mengacu pada
konsistensi interpretasi bukti dan konsistensi hasil
asesmen.
- Fleksibilitas : Fleksibilitas dalam asesmen
melibatkan pertimbangan berbagai kebutuhan
pihak yang terlibat dalam proses asesmen.
- Keadilan : asesmen adil ketika proses asesmen
dipahami dengan jelas oleh kandidat dan disetujui
oleh penilai dan kandidat dan ketika kebutuhan
dan karakteristik kandidat ditangani
5.Dukungan specialist Apabila diperlukan adanya dukungan bagi pihak
ketiga dlam mengumpulkan bukti yang berkualitas
• Bantuan pihak ketiga - Verifikasi pernyataan dari pihak ketiga
Dukungan ahli /specialist - Asisten pihak ketiga/penterjemah
Saran Pihak berwewenang - Pengembangan asesmen secara online
Tim penilai dan panel - Dukungan terhadap asesi secara jarak jauh.
- Apabila Asesor belum full kompeten dibidangnya/
hal yang berkaitan dengan senioritas
- .Masukan dari expertise/lead Asesor
- Keputusan dalam pleno hasil asesmen
- Arahan dari Ahli pengembang kebijakan.

100
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
6.Penerapan Keamanan dan keselamatan Menerapkan dimensi yang ke 4 ( Job Role
kerja Environment Skill ) atau dalam kemampuan
memenuhi terhadap aturan aturan lingkungan
Risiko Kesehatan - Pemahaman tentang kesehatan dan
Risiko Keselamatan keselamatan dalam bekerja
Peralatan - Pemahaman tentang factor keselamatan
dalam bekerja
- Pemahaman tentang penggunaan peralatan
dan risikonya.

101
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4. ELEMEN/ LANGKAH 4. MEMBUAT KEPUTUSAN ASESMEN

Pada langkah keempat ini terdapat lima aktiivitas yang harus dilakukan agar dapat
Membuat Keputusan Asesmen sesuai dengan situasi asemen secara efektif dan
efisien, yakni:
o Keterbatasan perolehan dan evaluasi bukti yang berkualitas diidentifikasi dan
Bila perlu diminta arahan dari orang yang relevan.
o Media / sarana pendukung pembelajaran yang akan digunakan baik
untuk instruktur maupun peserta pelatihan disiapkan.
o Bukti yang telah terkumpul diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan
bahwa bukti tersebut dapat merefleksikan bukti yang diperlukan dalam
memperlihatkan kompetensi dan:
§ Mencakupi seluruh bagian komponen standar kompetensi yang dijadikan acuan
pembanding asesmen dan dimensi kompetensi.
§ Memperhatikan dokumentasi terkait lainnya.
§ Memenuhi aturan bukti
o Dalam membuat keputusan asesmen, kebijakan dan prosedur
sistem asesmen yang relevan dan pertimbangan pertimbangan
organisasi/hukum/etika digunakan.
o Umpan balik yang jelas dan membangun terkait keputusan asesmen
diberikan kepada asesi,dan bila perlu dikemukakan pula rencana tindak
lanjut.

ELEMEN 4.: MEMBUAT KEPUTUSAN ASESMEN

4.1 Keterbatasan perolehan dan evaluasi bukti yang berkualitas diidentifikasi dan bila perlu
diminta arahan dari orang yang relevan

4.2 Bukti yang telah terkumpul diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut
Dapat merefleksikan bukti yang diperlukan dalam memperlihatkan kompetensi

4.3 Pertimbangan berdasarkan prinsip asesmen dan aturan bukti digunakan untuk memutuskan
pencapakan kompetensi yang telah didemonstrasikan asesi berdasarkan bukti yang dikumpulkan

4.4 Dalam membuat keputusan asesmen, kebijakan dan prosedur system asesmen yang
relevan dan pertimbangan-pertimbangan organisasi/hukum/etika digunakan

4.5 Umpan balik yang jelas dan membangun terkait keputusan asesmen diberikan kepada asesi
dan bila perlu dikemukakan pula rencana tindak lanjut
B
Gambar 4. Tahap-Tahap Membuat Keputusan Asesmen

102
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN 3. LAKUKANLAH TAHAPAN DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN

CONTOH APLIKASI
1. Mengidentifikasi Keterbatasan - Melakukan identifikasi keterbatasan
pencapaian hasil asesmen
perolehan dan evaluasi - Evaluasi bukti yang berkualitas .
bukti yang berkualitas - Meminta arahan dari pihak ketiga / Lead
2. Meminta arahan dari orang Asesor
yang relevan
• Arahan Lead Asesor - Pertimbangan pertimbangan Laporan pihak
ketiga / Third party statement/ personel yang
relevan /Bukti Porto Folio
• Fasilitas - Personal yang mengorganisasikan
pelaksanaan asesmen/ Lead asesor
3. Menyiapkan - Menyiapkan tools asesmen hasil
Media/sarana pendukung pengumpulan bukti FR.IA
yang akan digunakan baik - Memeriksa bukti yang telah terkumpul dan
untuk instruktur maupun bukti pendukung
peserta . - Mengevaluasi untuk memastikan bahwa
bukti tersebut merefleksikan bukti yang
diperlukan dalam memperlihatkan
kompetensi .

a. Media - Mencakupi seluruh bagian komponen


standar kompetensi yang dijadikan acuan
pembanding asesmen dan dimensi
kompetensi.

b. Sarana - Memperhatikan dokumentasi asesmen


pendukung terkait : Portofolio dan hasil keputusan
Penilaian berdasarkan bukti langsung ,
Tidak Langsung dan Tambahan .

4. Memeriksa Bukti yang


telah terkumpul - Merefleksikan bukti yang diperlukan dalam
mengevaluasi untuk
memperlihatkan cakupan dari semua
memastikan bahwa bukti
tersebut dapat komponen standar kompetensi yang
merefleksikan bukti yang dijadikan sebagai acuan pembanding /
diperlukan dalam Benchmark.
memperlihatkan kompetensi - Mempertimbangkan bukti yang berkualitas
dan mencakupi seluruh Konsep Kompetensi / SKA , Pemenuhan 5
bagian komponen standar Dimensi Kompetensi dan 4 Prinsip Asesmen
kompetensi yang dijadikan - Pemenuhan terhadap Aturan bukti dan
acuan pembanding asesmen
prinsip asesmen terhadap kompetensi yang
dan dimensi kompetensi
mem perhatikan dokumentasi didemonstrasikan asesi berdasarkan

103
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
terkait lainnyamemenuhi pemenuhan aturan bukti yang dikumpulkan
aturan bukti VATM
- Mempertimbangkan pemenuhan terhadap
Dimensi kompetensi
TS,TMS, CMS, JRES,TRS
- Pertimbangan terhadap Dokumen
pendukung maupun Portofolio asesi
a. Fasilitas, Bahan/ - Peralatan dan Perlengkapan Asesmen
Perlengkapan termasuk Asesmen Instrumen FR. IA .serta
Asesmen pelengkapan pendukung observasi yg
disiapkan ketua TUK
b. asesmen - Melaksanakan Asesmen sesuai dengan
Perencanaan dalam FR.MAPA 01
- Mengumpulkan bukti yang berkualitas FR.
IA.

5. Menggunakan pertimbangan Menggunakan pertimbangan


pertimbangan hukum dan organisasi/hukum/etika ,kebijakandan prosedur
etika Dalam membuat sistem asesmen yangrelevan Dalam membuat
Keputusan asesmen, keputusan asesmen
Menggunakan kebijakan Menggunakan kebijakan dan prosedur sistem
dan prosedur sistem asesmen yang relevan/ SOP Asesmen .
asesmen yang relevan.
• Merekap hasil Rekaman Asesmen berdasarkan rekapitulasi hasil
rekaman asesmen keputusan dalam proses pengumpulan bukti
• Membuat langsung,tidak lansung atau tambahan .
keputusan Membuat rekaman hasil rekomendasi keputusan
asesmen penilaian
FR.AK 02
6. Memberikan Umpan - Memastikan proses asesmen telah
balik yang jelas dan dimengerti
membangun terkait - Memastikan adanya perhatian asesi
keputusan asesmen - Memberikan kesempatan tanya jawab
kepada asesi, - Menggunakan format rekaman asesmen
Mengemukanan untuk memberikan umpan balik hasil
pula rencana tindak keputusan asesmen yang disepakati
lanjut. Bersama dalam persetujuan Asesmen FR.
AK.01
- Mengemukakan rencana tindak lanjut sesuai
dengan hasil rekaman asesmen FR.AK 02
- Menggali umpan balik dari asesi tentang
pelaksanaan asesmen yang telah
dilaksanakan FR.AK 03.
• Memberikan rekomendasi - Memberikan rekomendasi keputusan
hasil keputusan asesmen asesmen dalam rekaman asesmen
• Memberikan umpan balik - Menanda tangani kesepakatan hasil
asesmen rekomendasi asesmen
• Memberikan rencana tindak - Memberikan umpan balik hasil pencapaian
lanjut yang telah disepakati / menyetujui luaran

104
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
- Menyetujui kesenjangan serta pelatihan
yang dibutuhkan.
- Mengidentifikasi bukti yang akan
dikemukakan selanjutnya
- Informasi terkait dengan kesempatan uji
ulang dan proses banding
- Memberikan informasi rencana aksi/tindak
lanjut tentang hasil rekomendasi keputusan
yang telah disepakati dan menyarankan
perbaikan pengumpulan bukti
FR. AK 02

105
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.02. FORMULIR REKAMAN ASESMEN KOMPETENSI

Nama asesi
Nama asesor
Skema sertifikasi (bila
tersedia)
Unit kompetensi
Tanggal mulainya asesmen
Tanggal selesainya
asesmen

Beri tanda centang (√) di kolom yang sesuai untuk mencerminkan bukti yang diperoleh untuk
menentukan Kompetensi asesi untuk setiap Unit Kompetensi.

Unit Observasi Portofolio Pernyataan Pertanyaan Pertanyaan Proyek Lainnya


kompetensi demonstrasi Pihak Ketiga lisan tertulis kerja
Pertanyaan
Wawancara

Rekomendasi hasil Kompeten/ Belum kompeten


asesmen
Tindak lanjut yang
dibutuhkan
(Masukkan pekerjaan
tambahan dan asesmen
yang diperlukan untuk
mencapai kompetensi)
Komentar/ Observasi oleh
asesor
Tanda Tanggal:
tangan
asesi:
Tanda Tanggal:
tangan
asesor:

LAMPIRAN DOKUMEN:
1. Dokumen FR APL 01 peserta
2. Dokumen FR APL 02 peserta
3. Bukti-bukti berkualitas peserta
4. Tinjauan proses asesmen.

106
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.03. UMPAN BALIK DAN CATATAN ASESMEN

Nama Asesi : Hari / Tanggal :


Nama Asesor : Waktu :
Umpan balik kepada asesi : (diisi oleh asesor setelah pengambilan keputusan asesmen)
Umpan balik terhadap pencapaian Identifikasi kesenjangan Saran tindak lanjut hasil asesmen :
unjuk kerja : pencapaian unjuk kerja :

Umpan balik dari asesi (diisi oleh asesi setelah pengambilan keputusan) :
Hasil Catatan/Komentar
KOMPONEN
Ya Tidak Asesi
Saya mendapatkan penjelasan yang cukup memadai mengenai
proses asesmen/uji kompetensi
Saya diberikan kesempatan untuk mempelajari standar kompetensi
yang akan diujikan dan menilai diri sendiri terhadap pencapaiannya
Asesor memberikan kesempatan untuk
mendiskusikan/menegosiasikan metode, instrumen dan sumber
asesmen serta jadwal asesmen
Asesor berusaha menggali seluruh bukti pendukung yang sesuai
dengan latar belakang pelatihan dan pengalaman yang saya miliki
Saya sepenuhnya diberikan kesempatan untuk mendemonstrasikan
kompetensi yang saya miliki selama asesmen
Saya mendapatkan penjelasan yang memadai mengenai keputusan
asesmen
Asesor memberikan umpan balik yang mendukung setelah asesmen
serta tindak lanjutnya
Asesor bersama saya mempelajari semua dokumen asesmen serta
menandatanganinya
Saya mendapatkan jaminan kerahasiaan hasil asesmen serta
penjelasan penanganan dokumen asesmen
Asesor menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif selama
asesmen
Catatan/komentar lainnya (apabila ada) :

Catatan Pelaksanaan Asesmen (diisi oleh asesor/personil terkait bila tersdia):


Aspek Negatif dan Positif Dalam Pencatatan Penolakan Hasil Saran Perbaikan :
Asesmen : Asesmen : (Master Asesor/Personil Terkait)

107
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.04. BANDING ASESMEN

Nama Asesi:
Nama Asesor:
Tanggal Asesmen:
Jawablah dengan Ya atau Tidak pertanyaan-pertanyaan berikut ini : YA TIDAK

Apakah Anda telah mendiskusikan Banding dengan Asesor? ☐ ☐


Apakah Anda mau melibatkan “orang lain” membantu Anda dalam Proses Banding? ☐ ☐
Banding ini diajukan atas Keputusan Asesmen yang dibuat terhadap Skema Sertifikasi
(Kualifikasi/Klaster/Okupasi) berikut :
Skema Sertifikasi :
No. Skema Sertifikasi :

Banding ini diajukan atas alasan sebagai berikut :

Anda mempunyai hak mengajukan banding jika Anda menilai proses asesmen tidak sesuai SOP dan tidak
memenuhi Prinsip Asesmen.

Tanda tangan Asesi : …………………………………………. Tanggal : …………………………….

108
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
5. ELEMEN/ LANGKAH 5: MEREKAM DAN MELAPORKAN KEPUTUSAN ASESMEN

Pada langkah kelima ini terdapat empat aktivitas yang harus dilakukan agar dapat
Merekam dan Melaporkan Keputusan Asesmen sesuai dengan situasi yang
pembelajaran secara efektif dan efisien, yakni :
1. Hasil asesmen segera dicatat secara akurat sesuai dengan kebijakan dan prosedur
sistem asesmen serta persyaratan organisasi/hukum/etika.
2. Laporan asesmen dilengkapi dan diproses sesuai dengan kebijakan dan prosedur
sistem Asesmen serta persyaratan organisasi/hukum/etika
3. Bila diperlukan, rekomendasi tindak lanjut diserahkan kepada orang yang relevan
4. Bila diperlukan ,dengan memperhatikan ketentuan kerahasiaan pihak pihak terkait
lainnya diberitahu tentang keputusan asesmen

ELEMEN 5 : MEREKAM DAN MELAPORKAN ASESMEN

5.1 Hasil Asesmen segara dicatat secara akurat sesuai dengan kebijakan kebijakan dan prosedur
sistem asesmen serta persyaratan organisasi /hukum/ etika .

5.2 Laporan asesmen dilengkapi dan diproses sesuai dengan kebijakan dan prosedur
sistem asesmen serta persyaratan organisasi /hukum /etika

5.3. Bila diperlukan, rekomendasi tindak lanjut diserahkan kepada orang yang relevan

5.4 Bila diperlukan ,dengan memperhatikan ketentuan kerahasiaan pihak pihak terkait lainnya
diberitahu tentang keputusan asesmen

Gambar 5. Tahap-tahap melaporkan keputusan asesmen

109
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN MEREKAM DAN MELAPORKAN KEPUTUSAN ASESMEN.

CONTOH APLIKASI

1. Mencatat hasil Asesmen


a. Mencatat hasil Observasi - Mengumpulkan bukti bukti
dan Merekap Hasil catatn
b. Mencatat hasil bukti tambahan
asesmen jenis bukti langsung,
c. Mencatat hasil verifikasi maupun tambahan FR.IA.01
portofolio FR.IA.02, FR.IA.03,
d. Mencatat hasil wawancara - Mengumpulkan bukti bukti
dan Merekap Hasil catatan
asesmen jenis bukti tidak
langsung FR.IA.09,
- Asesmen segera direkap dan
dicatat sesuai dengan
prosedur dalam pengisian
rekomendasi hasil keputusan
penilaian dalam rekaman
asesmen secara akurat.
- Memberikan umpan balik dan
tindak lanjut sesuai dengan
kebijakan dan prosedur
sistem asesmen serta
persyaratan organisasi
hukum/etika
Menggunakan format
FR.AK.02 , FR.AK.04
2. Melengkapi dan memproses Laporan - Mengumpulkan bukti bukti
asesmen sesuai dengan kebijakan dan berkualitas sesuai dengan
prosedur sistem asesmen serta persyaratan prosedur
organisasi/hukum/etika

a. Menyiapkan laporan - Menyiapkan Laporan


Asesmen
b. Melengkapi laporan sesuai
FR. AK 05
dengan prosedur
c. Membuat laporan
berdasarkan format

3. Menyerahkan rekomendasi tindak lanjut - Rekomendasi dan rekaman


kepada orang yang relevan apabila asesmen diserahkan pada
diperlukan . Lead Asesor
a. Menyerahkan semua laporan - Memberikan rekomendasi
kepada Lead Asesor tindak lanjut hasil
b. Menyerahkan hasil keputusan pelaksanaan asesmen
asesmen dan rekomendasi
tindak lanjut kepada Lead

110
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Asesor - Menyerahkan hasil rekaman
asesmen kepada Lead Asesor
FR. AK 05
4. Memberitahu pihak pihak terkait - Menyampaikan hasil
dengan memperhatikan ketentuan rekomendasi keputusan
kerahasiaan tentang keputusan asesmen kepada Asesi
asesmen apabila diperlukan - Menyampaikan kerahasiaan
hasil rekomendasi keputusan
asesmen FR. AK 01
a. Menyiapkan laporan hasil - Membuat laporan hasil
keputusan asesmen pada pelaksanaan Asesmen
Lead Asesor kepada Lead Asesor FR. AK
b. Memperhatikan penerapan 05
kerahasiaan

111
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.05. LAPORAN ASESMEN

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*

Nama Asesor :
Tanggal :
* Coret yang tidak perlu

Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :

No. Nama Peserta K BK Keterangan**

1.

2.

3.

4.

5.

6.
** tuliskan Kode dan Judul Unit Kompetensi yang dinyatakan BK

Aspek Negatif dan Positif Dalam


asesemen
Pencatatan Penolakan Hasil
Asesmen
Saran Perbaikan :
(Asesor/Personil Terkait)

Catatan : Asesor :
Nama
No. Reg

Tanda tangan/
Tanggal

112
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
6. ELEMEN / LANGKAH 6 : MENINJAU PROSES ASESMEN

Pada langkah keenam ini terdapat tiga aktivitas yang harus dilakukan agar dapat
Meninjau Proses Asesmen sesuai dengan hasil sesmen secara efektif dan efisien, yakni :
a. Proses asesmen ditinjau berdasarkan kriteria yang ada melalui konsultasi dengan orang
orang yan relevan guna perbaikan dan perubahan pelaksanaan asesmen dimasa datang.
b. Tinjauan didokumentasi dan direkam sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur sistem
asesmen yang relevan serta persyaratan organisasi /hukum/etika
c. Ketrampilan kematangan berfikir ( refleksi) secara mandiri digunakan untuk meninjau
dan mengevaluasi praktek asesmen

ELEMEN 6 : MENINJAU PROSES ASESMEN

6.1 Proses Asesmen Proses asesmen ditinjau berdasarkan kriteria yang ada melalui konsultasi dengan
orang orang yang relevan guna perbaikan dan perubahan pelaksanaan asesmen dimasa datang.

6.2 Tinjauan didokumentasi dan direkam sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur sistem asesmen yang
relevan serta persyaratan organisasi/hukum/etika

6.3. Ketrampilan kematangan berfikir ( refleksi) secara mandiri digunakan untuk meninjau dan mengevaluasi
praktek asesmen.

Gambar 6. Tahap-tahap Meninjau Proses Asesmen

113
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN 6. MENINJAU PROSES ASESMEN

CONTOH APLIKASI

1. Proses asesmen ditinjau - Mengkaji ulang pelaksanaan


berdasarkan kriteria yang ada Asesmen FR. AK 06
melalui konsultasi dengan orang
orang yan relevan guna perbaikan
dan perubahan pelaksanaan
asesmen dimasa datang
a. Meninjau hasil asesmen - Mengkaji ulang Pemenuhan
berdasarkan hasil terhadap Prinsip Asesmen
Pelaksanaan asesmen - Mengkali Ulang perencanaan
b. Melakukan konsultasi dengan asesmen
pihak yang relevan - Mengkaji ulang pra asesmen
- Mengkaji ulang pelaksanaan
c. Mencatat hasil peninjauan
asesmen
ulang
- Mengkaji Ulang Keputusan
asesmen
- Mengkaji Ulang laporan asesmen
- Mengisi Format FR. AK 06
2. Mendokumentasi dan merekam sesuai
dengan kebijaksanaan dan prosedur - Rekaman FR.AK 06
sistem asesmen yang relevan serta didokumentasikan
persyaratan organisasi /hukum/etika
a. Menyiapkan laporan - Menyiapkan semua perangkat
/instrument asesmen berdasarkan
b. Melengkapi laporan sesuai
list kelengkapan sesuai procedure
dengan prosedur
- Membuat laporan pelaksanaan
c. Membuat laporan Asesmen
berdasarkan format - Mendokumentasikan laporan
d. Mendokumentasikan laporan asesmen FR. List Kelengkapan
asesmen dokumen
3. Menggunakan Ketrampilan Ketrampilan meninjau dan
kematangan berfikir (refleksi) secara mengevaluasi praktek asesmen
mandiri untuk meninjau dan digunakan
mengevaluasi praktek asesmen .
a. Mengkaji ulang hasil - Memahami pengisian FR. AK 06
pelaksanaan Asesmen terhadap pemenuhan Prinsip
b. Meninjau kembali prinsip asesmen VRFF dan
pelaksanaan asesmen Dimensi Kompetensi
c. Mengevaluasi hasil TS,TMS,CMS JRES dan TRS
pelaksanaan asesmen - Pelaksanaan Asesmen dievaluasi
dan diverifikasi ulang serta
dianalisa
FR. VA

114
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PENANGGUNG
LANGKAH PROSEDUR MEDIA & KELUARAN
JAWAB
4. Meninjau Proses Asesmen • Meninjau Proses Asesor
Instruksi Kerja: Asesmen Kompetensi
a. Tinjau proses asesmen berdasarkan kriteria (FR.AK.06)
yang ada melalui konsultasi dengan orang yang
relevan guna perbaikan dan perubahan
pelaksanaan asesmen di masa datang
b. Dokumentasi dan rekam tinjauan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang
relevan serta persyaratan organisasi / hukum /
etika
c. Gunakan keterampilan kematangan berfikir
(refleksi) secara mandiri untuk meninjau dan
mengevaluasi praktek asesmen

115
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.06. MENINJAU PROSES ASESMEN

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*

Nama Asesor :
Tanggal :

Skema Sertifikasi Judul :


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :

Penjelasan:
1. Peninjauan seharusnya dilakukan oleh asesor yang mensupervisi implementasi asesmen.
2. Jika tinjauan dilakukan oleh asesor lain, tinjauan akan dilakukan setelah seluruh proses implementasi
asesmen telah selesai.
3. Peninjauan dapat dilakukan secara terpadu dalam skema sertifikasi dan / atau peserta kelompok yang
homogen.

Kesesuaian dengan prinsip asesmen


Asepek yang ditinjau
Validitas Reliabel Fleksibel Adil
Prosedur asesmen:
• Rencana asesmen
• Persiapan asesmen
• Implementasi asesmen
• Keputusan asesmen
• Umpan balik asesmen
Rekomendasi untuk peningkatan

116
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
DIMENSI-DIMENSI TUGAS
MELAKSANAKAN ASESMEN

Dalam melaksanakan tugas bekerja sebagai asesor kompetensi dalam konteks sertifikasi kompetensi,
para asesor tidak hanya bekerja sesuai langkah-langkah sesuai standar atau SOP, tetapi harus mampu
bekerja dalam situasi riil yang terdiri lima dimensi kompetensi, yakni keterampilan menjalankan tugas
(task skills) sesuai standar prosedur operasi keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task
management skills), ketrampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills),
keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skills), dan
keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills).

Keterampilan Menjalankan Tugas (Task Skills)


Keterampilan melaksanakan suatu tugas yang dipersyaratkan, mampu melaksanakan tugas individu
Tugas utama yang dilakukan oleh seorang Asesor dalam mengumpulkan bukti sesuai dengan skema
sertifikasi.

Keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task management skills),


Beberapa tugas lain terkait yang harus dikelola oleh seorang asesor sesuai dengan kualifikasinya pada
unit ini. Tugas-tugas terkait dengan unit ini mencakupi:

Keterampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills),


Masalah-masalah yang berpotensi dalam melaksanakan asesmen serta alternatif penyelesaiannya,
dapat mencakupi:
• Ketidak sesuaian batasan variabel yang ada di unit kompetensi terhadap variabel yang ada di
tempat kerja/ industri.
• Adanya karakteristik asesi yang berbeda-beda sehingga memerlukan penyesuaian
• berbagai metode asesmen, termasuk kecocokannya dalam pengumpulan berbagai jenis bukti
• metodologi evaluasi dasar yang cocok untuk tinjauan pengalaman individu
• pengetahuan praktis tentang hambatan dan proses terkait perangkat dan metode asesmen

Keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skils),


Para aseor akan mendapat tugas pada industri atau tempat kerja tertentu yang kemungkinan
mempunyai aturan yang harus dikuti yang dapat mencakupi:
• Standar Operasional Prosedur dari Proses Produksi atau Pelayanan
• Standar Keamanan Kerja
• Alur komunikasi yang berlaku
• sistem asesmen serta kebijakan dan prosedur asesmen yang digunakan oleh industri,
organisasi atau otoritas pelatihan kebijakan dan prosedur RPL yang digunakan oleh organisasi

Keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills)


Asesor yang sudah berpengalaman diharuskan juga mempunyai kemampuan untuk mengadaptasi bila
ditugaskan pada lokasi yang berbeda, maka harus merujuk kepada perencanaan asesmennya
sesuai dengan konteks yang ada.

117
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ASESMEN MANDIRI
FR. APL-02. ASESMEN MANDIRI
PANDUAN ASESMEN MANDIRI
Instruksi:
• Baca setiap pertanyaan di kolom sebelah kiri
• Beri tanda centang (Ö) pada kotak jika Anda yakin dapat melakukan tugas yang dijelaskan.
• Isi kolom di sebelah kanan dengan mendaftar bukti yang Anda miliki untuk menunjukkan bahwa Anda melakukan tugas-
tugas ini.

Unit Kompetensi: Melaksanakan Asesmen


Dapatkah Saya ................? K BK Bukti
Elemen: 1. Menetapkan dan memelihara lingkungan asesmen
• Kriteria Unjuk Kerja:
1.1 Menginterpretasi rencana asesmen, kemudian kebijakan
dan prosedur sistem asesmen serta persyaratan organisasi/
hukum/ etika pelaksanaan asesmen dikonfirmasikan
dengan orang yang relevan
1.2 Mengakses dan menginterpretasi guna mememastikanan bukti dan
cara pengumpulan bukti acuan pembanding asesmen yang
relevan dan perangkat asesmen yang akan digunakan
1.3 Menjelaskan, membahas dan mengklarifikasi dengan asesi
rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen,
termasuk kesempatan untuk melakukan penyesuaian yang
beralasan, asesmen ulang dan banding.
1.4 Merundingkan dan menyepakati usulan perubahan
terhadap proses asesmen, jika relevan

Elemen: 2. Mengumpulkan bukti yang berkualitas


• Kriteria Unjuk Kerja:
2.1 Mengikuti rencana asesmen sebagai panduan dalam
melaksanakan asesmen, guna penentuan kompetensi,
metode asesmen dan perangkat asesmen digunakan untuk
mengumpulkan, mengorganisasikan dan mendokumentasikan
bukti dalam format yang sesuai.
2.2 Menerapkan prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti
dalam pengumpulan bukti yang berkualitas.
2.3 Membahas kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang
teridentifikasi dan persyaratan organisasi/ hukum/ etika untuk
asesmen

Elemen: 3. Mendukung Asesi


• Kriteria Unjuk Kerja:

3.1 Asesi dibimbing dalam pengumpulan bukti guna pencapaian


pengakuan kompetensi terkini.
3.2 Komunikasi yang sesuai dan keterampilan interpersonal
digunakan untuk mengembangkan hubungan yang
profesional dengan asesi, yakni hubungan yang

118
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
merefleksikan kepekaan terhadap perbedaan individu dan
memungkinkan terjadinya umpan balik dua arah.
3.3 Bila diperlukan, keputusan-keputusan mengenai penyesuaian
yang beralasan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik asesi
dibuat bersama asesi.
3.4 Penyesuaian-penyesuaian yang beralasan dibuat sedemikian
sehingga dapat mempertahankan integritas standar kompetensi
yang relevan dan memungkinkan prinsip-prinsip asesmen dan
aturan bukti dapat diterapkan secara berimbang.
3.5 Bila ada, dukungan spesialis sesuai rencana asesmen diakses.
3.6 Risiko kesehatan dan keselamatan kerja apa pun terhadap
orang atau peralatan ditanggulangidengan segera.

Elemen: 4. Membuat Keputusan Asesmen


• Kriteria Unjuk Kerja:
4.1 Keterbatasan perolehan dan evaluasi bukti yang berkualitas
diidentifikasi dan bila perlu diminta arahan dari orang yang
relevan.

4.2 Bukti yang telah terkumpul diperiksa dan


dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut dapat merefleksikan
bukti yang diperlukan dalam memperlihatkan kompetensi dan:
i. Mencakupi seluruh bagian komponen standar kompetensi
yang dijadikan acuan pembanding asesmen dan dimensi
kompetensi.
ii. Memperhatikan dokumentasi terkait lainnya.
iii. Memenuhi aturan bukti.
Pertimbangan berdasarkan prinsip asesmen dan aturan bukti
digunakan untuk memutuskan pencapaian kompetensi yang
telah didemonstrasikan asesi berdasarkan bukti yang
dikumpulkan.
iv. Dalam membuat keputusan asesmen, kebijakan dan prosedur
sistem asesmen yang relevan dan pertimbanganpertimbangan
organisasi/hukum/etika digunakan. Umpan balik yang jelas dan
membangun terkait keputusan asesmen diberikan kepada asesi,
dan bila perlu dikemukakan pula rencana tindak lanjut.

Elemen: 5 Merekam dan Melaporkan keputusan asesmen


• Kriteria Unjuk Kerja:

5.1 Hasil asesmen segera dicatat secara akurat


sesuai dengan kebijakan dan prosedur sistem asesmen serta
persyaratan organisasi/ hukum/ etika.
Laporan asesmen dilengkapi dan diproses sesuai dengan
kebijakan dan prosedur sistem asesmen serta persyaratan
organisasi/ hukum/ etika.

119
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
5.2 Bila diperlukan, rekomendasi tindak lanjut diserahkan
kepada orang yang relevan.

5.3 Bila diperlukan, dengan memperhatikan


ketentuankerahasiaan, pihak-pihak terkait lainnya diberitahu
tentang keputusan asesmen

Elemen: 6 Meninjau Proses Asesmen


• Kriteria Unjuk Kerja:
6.1 Proses asesmen ditinjau berdasarkan kriteria
yang ada melalui konsultasi dengan orang yang relevan guna
perbaikan dan perubahan pelaksanaan asesmen di masa
datang.

6.2 Tinjauan didokumentasi dan direkam sesuai


dengan kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang relevan
serta persyaratan organisasi/hukum/etika.

6.3 Keterampilan kematangan berfikir (refleksi)


secara mandiri digunakan untuk meninjau dan mengevaluasi
praktek asesmen.

Nama Asesi: Tanggal: Tanda Tangan Asesi:

Ditinjau oleh Pelatih dan / atau Asesor

120
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MODUL PELATIHAN

ASESOR KOMPETENSI
Memberikan Kontribusi Dalam Validasi Asesmen
Kode Modul: P.854900.047.01

121
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
D. MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN
Pendahuluan

Deskripsi: Unit ini mendeskripsikan kinerja, ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk berpartisipas dalam proses validasi asesmen
Memberikan kontribusi dalam validasi asesmen diartikan salah satu aktifitas yang
dilaksanakan oleh asesor kompetensi terhadap persiapan, proses dari penyelenggaraan
asesmen.

Tujuan Instruksional Khusus:


Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari pelatihan ini peserta:
1 . Menyiapkan proses validasi,
2 . Memberikan kontribusi dalam proses validasi, dan
3. Memberikan kontribusi untuk hasil validasi,

Tujuan tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini.

Menyiapkan proses Memberikan kontribusi Memberikan kontribusi


validasi, dalam proses validasi, untuk hasil validasi

Gambar 2. Langkah utama proses Memberikan Kontribusi dalam Validasi Asesmen

Indikator kompetensi
Indikator kompetensi : Indikator kompetensi yang dalam standar kompetensi sebagai aspek
kritis, diidentifikasi dari aspek kritis dari unit kompetensi yang ditetapkan, yaitu bukti berikut
adalah esensial:
• Menganalisis dan meninjau perangkat asesmen
• Menganalisis dan meninjau bukti yang dikumpulkan
• Menganalisis dan meninjaukeputusan asesmen/catatan hasil asesme
• Memeriksa rekaman asesmen
• Memeriksa sistem asesmen
• Membahas proses asesmen, isu isu yang timbul, kesulitan dalam

122
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
interpretasi
• Melakukan saling wawancara antara manajemen,pelatih/fasilitator,
kandidat
• Menganalisis umpan balik klien
• Mengobservasi pelaksanaan asesmen
• Menggunakan perangkat validasi
• Meninjau dan menafsirkan Pedoman Asesmen
• Memeriksa kualifikasi asesor
• Menganalisis proses banding
• Merekam bukti proses validasi dan hasil

Untuk lebih jelasnya dapat di gambarkan sebagai berikut :

  Menganalisis dan meninjau perangkat


  Menggunakan perangkat validasi asesmen

  Menganalisis dan meninjau bukti yang


  Mengobservasi pelaksanaan asesmen dikumpulkan

  Menggunakan perangkat validasi   Menganalisis dan meninjau keputusan


asesmen / catatan hasil asesmen

  Memeriksa rekaman asesmen


  Meninjau dan menafsirkan Pedoman INDIKATOR
Asesmen
KOMPETENSI
  Memeriksa kualifikasi asesor   Memeriksa system asesmen

  Menganalisis proses banding   Membahas proses asesmen, isu-isu yang


timbul, kesulitan dalam interpretasi

  Merekam bukti proses validasi dan


  Meninjau dan menafsirkan pedoman
hasil
asesmen

Gambar 3. Indikator kompetensi

123
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pengetahuan Esensial :
Untuk memastikan pencapaian kognitif dari peserta pelatihan maka diidentifikasi
pengetahuan penting atau esensial yang harus disampaikan dalam pelatihan ini.
Pengetahuan esensial yang harus dimiliki peserta setelah pelatihan ini harus dapat
menunjukkan pengetahuan esensial yang diperlukan secara efektif melakukan tugas
yang diuraikan dalam elemen dan criteria kinerja unit ini, pengetahuan esensial tersebut
adalah :
1. Asesmen berbasis kompetensi, termasuk:
a. Pendidikan dan pelatihan kejuruan sebagai sistem berbasis kompetensi
b. Asesmen mengacu pada kriteria/berbeda dengan penilaian berbasis norma
c. Kriteria yang digunakan dalam sistem sertifikasi nasional adalah standar
kompetensi yang menspesifikasi kinerja/fungsi pekerjaan dan
keterampilan/pengetahuan
d. Pelaporan asesmen berbasis kompetensi
e. Standar kompetensi sebagai dasar kualifikasi
f. Prinsip-prinsip asesmen berbasis kompetensi
g. Struktur dan penerapan standar kompetensi

2. Menafsirkan standar kompetensi dan informasi lainnya yang terkait dengan


asesmen untuk menentukan bukti yang dibutuhkan dalam mendemonstrasikan
kompetensi termasuk:
a. Komponen kompetensi
b. Asesmen Employability Skills, dimensi kompetensi dan persyaratan
keselamatan kerja
c. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
d. Metode asesmen yang beragam dan metode yang sesuai dan relevan dengan
unit kompetensi
e. Berbagai jenis perangkat asesmen, kesesuaian perangkat dengan jenis bukti,
apa yang dimaksud dengan perangkat asesmen yang baik dan alasannya
f. Prinsip-prinsip asesmen dan penerapannya dalam memandu asesmen dan
proses validasi
g. Aturan bukti, dan kepentingannya, terutama dalam konteks validasi
h. Berbagai alasan untuk melaksanakan validasi dan pendekatan yang
berbeda untuk validasi yang sesuai:
1) Sebelum asesmen
2) Selama asesmen
3) Setelah asesmen
3. Aspek kritis validasi, termasuk validasi dari:
a. Proses asesmen
b. Metode dan perangkat
c. Bukti yang dikumpulkan yang mengarah pada keputusan asesmen

124
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
d. Keputusan asesmen
4. Berbagai aspek dari sistem penjaminan mutu seperti:
a. Strategi lokal/relevan untukmemenuhi KKNI
b. Sistem perbaikan terus-menerus
c. Kebijakan jaminan mutu dan proses
d. Kebijakansistem dan prosedurasesmen
e. Manajemen sistem rekaman
5. Kebijakan sistem yang relevan, legislasi, kode etik dan standar nasional
termasuk misalnya:
a. Standar kompetensi/tolok ukur asesmen lainnya
b. Persyaratan lisensi
c. Memberikan informasi yang akurat
d. Memenuhi standar lingkungan
e. Persyaratan Industri/tempatkerja
f. Merekaminformasi dan penjaminan kerahasiaan
g. Anti-diskriminasi
h. Hubungan kerja
i. Penghargaan industri/perjanjian perusahaan
j. Legislasi sistem keselamatan kerja yang relevan, kode etik, standar dan
pedoman, yang berdampak pada asesmen

Keterampilan Esensial :

Sangat penting bahwa peserta menunjukkan kemampuan untuk Memberikan


Kontribusi dalam Validasi Asesmen Selain ini, peserta harus dapat secara efektif
melakukan tugas yang diuraikan dalam elemen dan criteria kinerja unit ini, mengelola
tugas dan mengelola kontinjensi dalam konteks peran kerja yang diidentifikasi, yang
dapat mencakupi :
1. Penelitian untuk:
a. Mengakses dan menganalisis dokumen-dokumen yang
relevanuntuk validasi
b. Menggunakan berbagai dokumen sumber untuk mengakses
informasi untuk validasi

2. Keterampilan evaluasi/revisi untuk:


a. Menentukan persyaratan bukti dari standar kompetensi

125
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
b. Meninjau proses asesmen
c. Meninjau metode dan perangkat asesmen
d. Meninjaubukti-bukti yangterkumpul

3. Keterampilan literasi untuk:


Membaca dan mengidentifikasi dokumen yang relevan untuk melaksanakan
validasi

4. Keterampilan observasi untuk:


a. Mengevaluasi dan membandingkan dokumen perencanaan,
pengorganisasian, metode, perangkat, dan bukti-bukti yang mengarah
untuk pengambilan keputusan.
b. Mengidentifikasi dimana perbaikan dalam proses asesmen dapat dilakukan

5. Komunikasi dan keterampilan interpersonal untuk:


a. Berpartisipasi efektif dan berkontribusi untuk kegiatan dan sesi validasi
b. Berkolaborasi dengan rekan
c. Mencari dan menerima umpan balik pada praktek asesmen
d. Berbagi informasi sensitif
e. Menjaga kerahasiaan informasi sensitif
f. Mendapatkan dan mempertahankan kepercayaan dari rekan
g. Memberikan saran dan dukungankepadarekan

6. Keterampilan perencanaan:
Untuk berpartisipasi dalam jangka waktu yang disepakati

7. Keterampilan pemecahan masalah untuk:


a. Mengidentifikasi informasi yang tidak konsisten, ambigu atau bertentangan
b. Menyarankan/mengkonfirmasi rekomendasi untuk perbaikan dalam
asesmen

8. Aspek Kritis
a. Menganalisis dan meninjau perangkat asesmen
b. Menganalisis dan meninjau bukti yang dikumpulkan
c. Menganalisis dan meninjau keputusan asesmen/ catatan hasil asesmen
d. Memeriksa rekaman asesmen
e. Memeriksa sistem asesmen
f. Membahas proses asesmen, isu-isu yang timbul kesulitan dalam inteprestasi
g. Melakukan saling wawancara antara manajemen, pelatih/ fasilitator, kandidat
h. Menganalisis umpan balik klien
i. Mengobservasi pelaksanaan asesmen menggunakan perangkat validasi
j. Meninjau dan menafsirkanpedoman asesmen
k. Memeriksa kualifikasi asesor
l. Menganalisis proses banding

126
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
m. Merekam bukti proses validasi dan hasil

Sikap:
Sikap kerja yang diperlukan pada unit kompetensi ini adalah :
1. Kapasitas berfikir secara logis dan jelas dalam melaksanakan validasi asesmen
2. Kemauan untuk memperhatikan, menerima dan menggunakan umpan balik

127
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN

Deskripsi : Unit ini mendeskripsikan kinerja, ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
berpartisipasi dalam proses validasi asesmen.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA BATASAN VARIABEL


1. Menyiap kan 1.1 Tujuan, fokus dan konteks 1. Konteks variabel
proses validasi dikonfirmasi dan 1.1 Batasan Variabel berkaitan dengan
Validasi didiskusikan dengan orang unit kompetensi secara keseluruhan.
yang relevan. Hal ini memungkinkan untuk
1.2 Pendekatan validasi dibahas diimplementasikan pada lingkungan
dan dikonfirmasi sesuai kerja dan situasi yang berbeda yang
dengan tujuan yang dapat mempengaruhi kinerja.
ditetapkan, konteks,
kebijakan dan prosedur 1.2 Kata yang dicetak tebal yang
sistem asesmen yang relevan tercantum dalam kriteria unjuk kerja
serta persyaratan organisasi/ dijabarkan dibawah. Kondisi yang
hukum/ etika. mempengaruhi operasionalisasi
1.3 Acuan Pembanding yang pelatihan dan asesmen ikut
relevan untuk asesmen dipertimbangkan (misalnya: situasi
dianalisis dan bukti-bukti kerja, kebutuhan kandidat, akses
yang dibutuhkan untuk terhadap kebutuhan yang diperlukan
mendemonstrasikan serta kontekstualisasi industri lokal dan
kompetensi disepakati regional).
bersama.
1.4 Setiap dokumen yang 1.3 Pengertian Validasi adalah sebuah
terkait yang relevan untuk proses yang melibatkan asesor yang
proses validasi diidentifikasi bekerja sama untuk meninjau,
dan disepakati bersama. membandingkan dan mengevaluasi
1.5 Bahan-bahan yang akan proses asemen dan hasil asesmen
digunakan dalam sesi terkait dengan unit kompetensi atau
validasi diperoleh, dibaca dan unit-unit kompetensi yang dijadikan
diinterprestasikan, serta acuan dalam melaksanakan asesmen.
kegiatan kegiatan validasi Hal ini meliputi validasi metode/
disepakati bersama. perangkat asesmen, bukti yang
2. Memberi kan 2.1 Partisipasi aktif dalam sesi dikumpulkan menggunakan metode
kontribusi dan kegiatan validasi asesmen/ perangkat, dan interpretasi
dalam proses didemonstrasikan dengan bukti untuk membuat keputusan
validasi menggunakan keterampilan asesmen
komunikasi yang sesuai
2.2 Partisipasi dalam sesi dan 1.4 Tujuan dan fokus validasi meliputi
kegiatan validasi, termasuk antara lain:
meninjau, membandingan 1.4.1 Untuk mengantisipasi risiko yang

128
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
dan mengevaluasi: dapat terjadi dalam pelaksanaan
keseluruhan proses asesmen, tpelatihan dan asesmen.
rencana asesmen, 1.4.2 Untuk memenuhi persyaratan
interpretasi standar Lembaga Penilaian Kesesuaian.
kompetensi atau acuan 1.4.3 Untuk memastikan bahwa bukti bukti
pembanding lainnya untuk dalam penilaian memenuhi
asesmen, penyeleksian dan persyaratan sesuai standar maupun
penerapan metode acuan penilaian lain yang
asesmen, penyeleksian dan dipergunakan.
penggunaan perangkat 1.4.4 Untuk memberikan bukti kepada
asesmen dan bukti yang pihak auditor eksternal.
dikumpulkan rekomendasi 1.4.5 Untuk memberikan bukti kepada
hasil asesmen termasuk pihak auditor internal.
proses pengambilan 1.4.6 Untuk meningkatkan kualitas
keputusan. dalam praktek praktekasesmen.
2.3 Tinjauan, perbandingan dan 1.4.7 Untuk mengevaluasi kualitas
evaluasi dilakukan sesuai perangkat asesmen.
dengan prinsip asesmen 1.4.8 Sebagai sarana pengembangan
dan aturan bukti. profesional.
2.4 Semua dokumen yang 1.4.9 Untuk meningkatkan kepercayaan
digunakan dalam proses diri para asesor.
validasi diperiksa keakuratan 1.4.10 Untuk memastikan bahwa asesor
dan keterkinian versi. berbeda yang memakai perangkat
yang sama mengumpulkan bukti
bukti yang sama sesuai level bukti
tersebut.
1.4.11 Untuk memastikan bahwa asesor
yang berbeda memiliki persepsi
sama ketika menginterpretasikan
bukti.
1.4.12 Untuk memastikan apakah
keputusan asesmen merefleksikan
prinsip–prinsip asesmen dan aturan
bukti.

3. Memberi kan 3.1 Temuan validasi didiskusikan, 1.5 Konteks validasi meliputi antara lain:
kontribusi dianalisis dan disepakati 1.5.1 Internal di dalam organisasi,
untuk hasil bersama untuk mendukung misalnya di lokasi yang sama
validasi perbaikan kualitas asesmen. maupun antar lokasi.

129
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.5.2 Eksternal di dalam organisasi,
3.2 Rekomendasi-rekomendasi misalnya dalam industri, kawasan,
untuk meningkatkan praktek kota, propinsi, jaringan asesor.
asesmen didiskusikan, 1.5.3 Melalui lisensi atau badan serupa.
disepakati dan dicatat. 1.5.4 Dengan kolega asesor.
1.5.5 Dengan rekan-rekan/kolega dari
pelatihan lainnya dan/atau organisasi
asesmen.

1.6 Orang yang relevanharus meliputi:


1.6.1 Asesor lain yang terlibat dalam
pelaksanaan validasi.

1.7 Orang yang relevan sebaiknya


meliputi:
1.7.1 Leadasesor;
1.7.2 Manajer, supervisor;
1.7.3 Ahli di bidangnya, termasuk ahli K3
dan ahli bahasa, spesialis bidang
literasi dan numerasi;
1.7.4 Personil atau mitra dengan tanggung
jawab atas sistem penjaminan mutu;
3.3 Perubahan terhadap praktek
1.7.5 Koordinator pelatihan dan/atau
pelaksanaan asesmen yang
asesmen;
timbul akibat kegiatanvalidasi
1.7.6 Klien industri;
dan sesuai dengan peran
1.7.7 Regulator industri;
serta tanggung jawab dalam
1.7.8 Karyawan dan atasannya/mewakili;
melakukan asesmen,
1.7.9 Anggota asosiasi profesi;
diimplementasikan.
1.7.10 Personil lembaga penilaian
kesesuaian;
1.7.11 Validator independen.

1.8 Pendekatan untuk validasi meliputi


antara lain:
1.8.1 Panel untuk asemen;
1.8.2 Pertemuan moderasi;
1.8.3 Mengembangkan atau mengkaji
ketersediaan perangkat asesmen
dan lembarannya;
1.8.4 Tolok ukur/benchmarking;
1.8.5 Pengujian lapangan, percobaan
dan uji coba perangkat asesmen;
1.8.6 Kaji ulang sesama rekan asesor
(Peerreview);

130
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.8.7 Tim Asesor;
1.8.8 Proses audit internal;
1.8.9 Mekanisme umpan balik dari klien;
1.8.10 Mentoring terhadap asesor kurang
berpengalaman oleh asesor yang
berpengalaman;
1.8.11 Menggunakan validator
independen untuk meninjau proses
validasi.

1.9 Sistem dan kebijakan dan prosedur


asesmen meliputi antara lain:
1.9.1 Seleksi kandidat;
1.9.2 Rasional dan tujuan asesmen
berbasis kompetensi;
1.9.3 Rekaman asesmen/pengelolaan
data/manajemen informasi;
1.9.4 Pengakuan kompetensi terkini
(RCC)/pengakuan hasil
pembelajaran (RPL)/pengaturan
angka kredit;
1.9.5 Kebutuhan asesor, kualifikasi,
pemeliharaan kompetensi;
1.9.6 Prosedur pelaporan asesmen;
1.9.7 Pengaturan banding;
1.9.8 Keluhan/pengaduan kandidat;
1.9.9 Validasi;
1.9.10 Evaluasi/audit internal;
1.9.11 Biaya/sumber daya;
1.9.12 Akses dan ekuitas/penyesuaian
yang wajar;
1.9.13 Pengaturan kemitraan;
1.9.14 Keterkaitan dengan sumber daya
manusia atau sistem hubungan
industrial;
1.9.15 Keterkaitan dengan sistem
manajemen mutu keseluruhan.
1.10 Organisasi/ hukum/ persyaratan
etika meliputi antara lain:
1.10.1 Tanggung jawab legal dan kode
etik asesor;
1.10.2 Kebijakan sistem dan prosedur
asesmen;
1.10.3 Pelaporan, sistem manajemen

131
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
informasi asesmen termasuk
pendokumentasian pendekatan
yang disepakati untuk validasi;
1.10.4 Aturan lisensi untuk melakukan
asesmen kompetensi;
1.10.5 Persyaratan organisasi pelatihan
dan atau asesmen terkait asesmen
dan validasi;
1.10.6 Sistem penjaminan mutu;
1.10.7 Rencana bisnis dan kinerja;
1.10.8 Akses, kebijakan dan
prosedur terhadap persamaan
hak/equitas;
1.10.9 Prosedur pengaturan kemitraan;
1.10.10 Prosedur, kebijakan, dan program;
1.10.11 Definisi parameter sumberdaya;
1.10.12 Pengaturan saling pengakuan
(MRA);
1.10.13 Sistem hubungan industrial,
proses, penghargaan/ perjanjian
perusahaan;
1.10.14 Standar Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan yang memiliki Lembaga
Sertifikasi Profesi;
1.10.15 Ruang lingkup lisensi;
1.10.16 Kebijakan sumber daya
manusia/prosedur dan persyaratan
legal termasuk anti diskriminasi,
kesetaraan hak dalam
bekerja/peran/
tanggungjawab/kondisi;
1.10.17 Kode etik industri yang relevan;
1.10.18 Persyaratan menjaga kerahasiaan
terkait dengan informasi yang
timbul dalam pelaksanaan
asesmen;
1.10.19 Memastikan persyaratan K3
dipertimbangkan termasuk:
persyaratan K3 selama proses
asesmen dilangsungkan,
mengidentifikasi dan melaporkan
bahaya K3 kepada personil yang
relevan;
1.11 Acuan pembanding asesmen

132
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
mengacu pada:
1.11.1 Kriteria yang digunakan untuk
mengasesAsesi, bisa standar
kompetensi/unitkompetensi, kriteria
asesmen sebuah kurikulum,
spesifikasi kinerja, spesifikasi
produk.

1.12 Bukti – bukti yang dibutuhkan:


1.12.1 Segala bukti yang dikumpulkan
ketika dibandingkan dengan
standar memenuhi tuntutan sesuai
standar.
1.13 Dokumentasi terkait meliputi antara
lain:
1.13.1 Panduan penilaian sesuai standar
kompetensi;
1.13.2 Informasi dari standar kompetensi
tentang sumber daya asesmen,
konteks asesmen dan metode
asesmen yang sesuai standar;
1.13.3 Aktifitasasesmen yang di
identifikasi berdasarkan modul
terakreditasi dan mengacu kepada
kompetensi yang relevan;
1.13.4 Kegiatan asesmen sesuai bahan
pendukung terkait dengan standar
kompetensi yang relevan;
1.13.5 Setiap persyaratan K3, aturan legal,
kode etik standar dan pedoman;
1.13.6 Indikator dan level kompetensi
pada sistem pelaporan nasional;
1.13.7 Persyaratan organisasi untuk
mendemonstrasikan kinerja;
1.13.8 Spesifikasi produk.

1.14 Bahan-bahan meliputi antara lain:


1.14.1 Perangkat asesmen;
1.14.2 Sampel bukti yang dikumpulkan;
1.14.3 Dokumentasiyang terkait dengan
dasar keputusan asesmen;
1.14.4 Laporan/catatan keputusan
asesmen;
1.14.5 Template validasi;

133
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.14.6 Ceklis validasi;
1.14.7 Laporan asesmen dan standar
kompetensi;
1.14.8 Teknik-tehnik melakukan sampling;
1.14.9 Bank soal;
1.14.10 Survei kinerja;
1.15 Kegiatan validasi meliputi antara
lain:
1.15.1 Menganalisis dan meninjau
perangkat asesmen;
1.15.2 Menganalisis dan meninjau bukti
yang dikumpulkan;
1.15.3 Menganalisis dan meninjau
keputusan asesmen/ catatan hasil
asesmen;
1.15.4 Memeriksa rekaman asesmen;
1.15.5 Memeriksa sistem asesmen;
1.15.6 Membahas proses asesmen, isu isu
yang timbul, kesulitan dalam
interpretasi;
1.15.7 Melakukan saling wawancara
antara manajemen, pelatih/
fasilitator, kandidat;
1.15.8 Menganalisis umpan balik klien;
1.15.9 Mengobservasi pelaksanaan
asesmen;
1.15.10 Menggunakan perangkat validasi;
1.15.11 Meninjau dan menafsirkan
Pedoman Asesmen;
1.15.12 Memeriksa kualifikasi asesor;
1.15.13 Menganalisis proses banding;
1.15.14 Merekam bukti proses validasi
dan hasil.

1.16 Proses asesmen didefinisikan


sebagai tahapan penting dalam
siklus asesmen.

1.17 Rencana asesmen adalah


keseluruhan dokumen
perencanaan untuk proses
asesmen dan meliputi antara lain:
1.17.1 Tujuan dan sasaran asesmen;
1.17.2 Konteks asesmen;

134
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.17.3 Standar kompetensi yang relevan
untuk dipergunakan sebagai
acuan pembanding asesmen;
1.17.4 Informasi asesmen lainnya serta
dokumentasi terkait yang
teridentifikasi;
1.17.5 Personil teridentifikasi;
1.17.6 Metode asesmen teridentifikasi
dan perangkat asesmen;
1.17.7 Kemungkinan mengklasterkan
unit kompetensi untuk tujuan
asesmen;
1.17.8 Mengidentifikasi bahaya K3
termasuk risiko dan strategi
mitigasinya;
1.17.9 Materi dan atau sumberdaya fisik
yang dipersyaratkan;
1.17.10 Pengaturan organisasi dalam
pelaksanaan asesmen;
1.17.11 Persyaratan pelaporan K3;
1.17.12 Kebutuhan khusus untuk
pelaksanaan asesmen misalnya
alat pelindung diri;
1.17.13 Garis besar pencapaian asesmen
(milestone), batasan waktu dan
tanggal pencapaiannya;
1.17.14 Prosedur penilaian mandiri
kandidat;
1.17.15 Keterkaitan dengan rencana
organisasi, kebijakan dan
prosedur.

1.18 Metode asesmen adalah


m teknik yang dipergunakan
dalam pengumpulan bukti meliputi
antara lain:
1.18.1 Pengamatan langsung, misalnya:
a. Kerja nyata pada kegiatan di
tempat kerja;
b. Kegiatan kerja dalam
lingkungan kerja simulasi.
1.18.2 Kegiatan terstruktur, misalnya:
a. Simulasi/RolePlay;
b. Proyek;

135
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
c. Presentasi;
d. Lembar Aktifitas.
1.18.3 Pertanyaan, misalnya:
a. Pertanyaan tertulis pada
komputer;
b. Dalam wawancara;
c. Penilaian mandiri;
d. Pertanyaan lisan;
e. Kuesioner/Angket;
f. Lisan dan tes tulis (sesuai
pada level kualifikasi tinggi).
1.18.4 Portofolio, misalnya:
a. Kumpulan hasil pekerjaan
yang dilakukan kandidat;
b. Produk yang disertai dokumen
pendukung;
c. Bukti sejarah;
d. Jurnal/log book;
e. Informasi tentang pengalaman
hidup.
1.18.5 Kajian terhadap produk, misalnya:
a. Produk hasil proyek;
b. Produk hasil kegiatan
pekerjaan.
1.18.6 Laporan ketiga, misalnya:
a. Testimonial/laporan dari
pengusaha/supervisor;
b. Bukti bukti hasil pelatihan;
c. Dokumentasi keberhasilan
yang disyahkan;
d. Wawancara dengan pemilik,
atasan, rekan sekerja.

1.19 Perangkat asesmen


mengandung:
1.19.1 Instrumen yang akan digunakan
untuk mengumpulkan bukti-bukti
antara lain:
a. Profil ukuran kinerja yang
dapat diterima;
b. Template/proforma;
c. Pertanyaan spesifik atau
kegiatan;
d. bukti/lembar pengamatan;

136
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
e. Ceklis untuk mengevaluasi
sampel hasil pekerjaan;
f. Materi penilaian mandiri
kandidat;
g. Prosedur, informasi dan
instruksi yang berkaitan
dengan penggunaan
perangkat asesmen dan
kondisi untuk asesmen.

1.20 Pengambilan keputusan adalah


proses dengan dua tahapan dan
berarti:
1.20.1 Keputusan yang dibuat oleh
asesor telah memenuhi prinsip
dan aturan bukti asesmen;
1.20.2 Keputusan yang dibuat asesor
terhadap ketersediaan bukti yang
telah dievaluasi, dipergunakan
untuk menilai apakah kandidat
dinyatakan kompeten atau belum
kompeten.

1.21 Prinsip asesmen adalah:


1.21.1 Validitas;
1.21.2 Reliabilitas;
1.21.3 Fleksibilitas;
1.21.4 Adil.
1.22 Aturan bukti adalah:
1.22.1 Valid;
1.22.2 Asli;
1.22.3 Terkini;
1.22.4 Memadai.

1.23 Rekomendasi untuk perbaikan


meliputi antara lain:
1.23.1 Strategi pengembangan profesi
untuk asesor yang
berkelanjutan;
1.23.2 Tindakan koreksi terhadap sistem,
kebijakan dan prosedur asesmen;
1.23.3 Perubahan terhadap strategi
asesmen;
1.23.4 Perubahan terhadap rencana

137
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
asesmen;
1.23.5 Perubahan terhadap metode
asesmen terpilih;
1.23.6 Perubahan/pengembangan untuk
perangkat asesmen yang baru;
1.23.7 Perbaikan terhadap pengelolaan
rekaman;
1.23.8 Perubahan terhadap sumber daya
asesmen;
1.23.9 Perbaikan dalam perjanjian
kemitraan;
1.23.10 Perbaikan terhadap proses
pengumpulan bukti;
1.23.11 Tambahan informasi bagi asesor
dan kandidat;
1.23.12 Peningkatan dalam pemberian
konsultasi/dukungan/ supervisi
terhadap asesor;
1.23.13 Ketersediaan dokumen
penunjang;
1.23.14 Hubungan dengan narasumber
ahli maupun tenaga spesialis
pendukung asesmen.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.4 Peralatan
2.4.1 Standar kompetensi/Acuan
Pembanding
2.4.2 Rencana Asesmen
2.4.3 Perangkat Asesmen
2.4.4 Perangkat Validasi
2.4.5 Dokumentasi Asesmen LSP

2.5 Perlengkapan
2.5.1 Peralatan komputer – printer
2.5.2 LCD
2.5.3 ATK
2.5.4 Ruang untuk melakukan validasi

3 Peraturan yang diperlukan


3.4 Peraturan Pemerintah nomor 31
tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional
3.5 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

138
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
TransmigrasiNomor 5 Tahun 2012
tentang Sistem Standarisasi
Kompetensi Kerja Nasional
3.6 Peraturan tentang Sertifikasi yang
berlaku

4 Norma dan Standar


4.4 Norma
4.4.1 Kode Etik Asesor
4.5 Standar
4.5.1 Standar lainnya yg terkait

139
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1. ELEMEN/LANGKAH 1 : MENYIAPKAN PROSES VALIDASI

Tahap Menyiapkan proses validasi dalam konteks untuk Memberikan Kontribusi dalam
Validasi Asesmen adalah :
• Tujuan, fokus dan konteks validasi dikonfirmasi dan didiskusikan dengan orang yang
relevan.
• Pendekatan validasi dibahas dan dikonfirmasisesuaidengantujuan yang ditetapkan,
konteks, kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang relevan serta persyaratan
organisasi/hukum/etika.
• Acuan Pembanding yang relevan untuk asesmen dianalisis dan bukti-bukti yang
dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi disepakati bersama.
• Setiap dokumen yang terkait yang relevan untuk proses validasidi identifikasi dan
disepakati bersama.
• Bahan-bahan yang akan digunakan dalam sesi validasi diperoleh, dibaca dan
diinterprestasikan, serta kegiatan-kegiatan validasi disepakati bersama.

Pendekatan validasi Acuan Pembanding


Setiap dokumen
Tujuan, fokus dan dibahas dan dikonfirmasi yang relevan untuk Bahan-bahan yang akan
yang terkait yang
konteks validasi sesuai dengan tujuan yang asesmen dianalisis digunakan dalam sesi
relevan untuk
dikonfirmasi dan ditetapkan, konteks, dan bukti-bukti yang validasi diperoleh, dibaca
proses validasidi
didiskusikan kebijakan dan prosedur dibutuhkan untuk dan diinterprestasikan, serta
identifikasi dan
dengan orang sistem asesmen yang mendemonstrasikan kegiatan-kegiatan validasi
disepakati
yang relevan. relevan serta persyaratan kompetensi disepakati bersama
bersama.
organisasi/hukum/etika. disepakati bersama.

Gambar 4 : Tahap-tahap kerja Menyiapkan proses validasi

140
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN 1. LAKUKAN IDENTIFIKASI MENYIAPKAN PROSES VALIDASI DENGAN KONTEKS
TUGAS ANDA

1. Hari/Tanggal :
Tim Validasi
2. Tempat :
Periode : ☐ Sebelum Asesmen ☐ Sesudah Asesmen ☐ Setelah Asesmen
Nama Skema :
Nomor Skema :

1 Menyiapkan proses validasi

Tujuan dan fokus validasi Konteks validasi Pendekatan validasi


Bagian dari proses penjaminan Internal organisasi Panel asesmen
mutu organisasi
Mengantisipasi risiko Eksternal organisasi Pertemuan moderasi
Memenuhi persyaratan BNSP Proses lisensi/re Mengkaji perangkat
lisensi asesmen
Memastikan kesesuaian bukti- Dengan kolega asesor Acuan pembanding
bukti
Meningkatkan kualitas asesmen Kolega dari organisasi Pengujian lapangan
pelatihan atau asesmen dan uji coba perangkat
asesmen
Mengevaluasi kualitas ………………………… Umpan balik dari klien
perangkat asesmen ………

………………………………..

Orang yang relevan Nama Hasil konfirmasi/diskusi tujuan, fokus &


konteks
Asesor kompetensi 1.
(wajib)
2.
3.
Lead Asesor
Manager, supervisor
Tenaga ahli di
bidangnya
Koord. Pelatihan
Anggota asosiasi
industri / profesi

141
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Acuan Pembanding : Dokumen terkait dan bahan-bahan :
Standar kompetensi Skema sertifikasi
SOP/IK
Manual Instruction/book Perangkat asesmen
Standar Kinerja Peraturan/Pedoman

…………………………………. …………………………………….

142
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN/LANGKAH 2 : MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM PROSES VALIDASI

Pada langkah kedua ini terdapat dua aktiivitas yang harus dilakukan agar Memberikan kontribusi
dalam proses validasi yang digunakan efektif dan efisien, yakni:
1. Partisipasi aktif dalam sesi dan kegiatan validasi didemonstrasikan dengan
menggunakan keterampilan komunikasi yang sesuai.
2. Partisipasi dalam sesi dan kegiatan validasi, termasuk meninjau, membandingan dan
mengevaluasi: keseluruhan proses asesmen, rencana asesmen, interpretasi standar
kompetensi atau acuan pembanding lainnya untuk asesmen, penyeleksian dan
penerapan metode asesmen, penyeleksian dan penggunaan perangkat asesmen dan
bukti yang dikumpulkan rekomendasi hasil asesmen termasuk proses pengambilan
keputusan.
3. Tinjauan, perbandingan dan evaluasi dilakukan sesuai dengan prinsip asesmen
dan aturan bukti
4. Semua dokumen yang digunakan dalam proses validasi diperiksa keakuratan dan
keterkinian versi.

Partisipasi aktif dalam sesi dan kegiatan validasi didemonstrasikan dengan menggunakan keterampilan komunikasi
yang sesuai.

Partisipasi dalam sesi dan kegiatan validasi, termasuk meninjau, membandingan dan mengevaluasi: keseluruhan proses
asesmen, rencana asesmen, interpretasi standar kompetensi atau acuan pembanding lainnya untuk asesmen,
penyeleksian dan penerapan metode asesmen, penyeleksian dan penggunaan perangkat asesmen dan bukti yang
dikumpulkan rekomendasi hasil asesmen termasuk proses pengambilan keputusan.

Tinjauan, perbandingan dan evaluasi dilakukan sesuai dengan prinsip asesmen dan aturan bukti

Semua dokumen yang digunakan dalam proses validasi diperiksa keakuratan dan keterkinian versi.

Gambar 5.Tahap-tahap Memberikankontribusidalam proses validasi

143
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN 2. MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM PROSES VALIDASI

1. Hari/Tanggal :
Tim Validasi
2. Tempat :
Periode : Sebelum Asesmen Pada Saat Asesmen ☐Setelah Asesmen
Judul Skema :
Nomor Skema :
2. Memberikankontribusidalam proses validasi
Keterampilankomunikasi yang digunakan dalam PRO AKTIF
kegiatan validasi :
ACTIVE LISTENING

PemenuhanTerhadap :
Aspek-AspekDalamKegiatanValidasi
No. Aturan Bukti Prinsip Asesmen
(Meninjau, Membandingkan, Mengevaluasi)
V A T M V R F F
1. Proses asesmen ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
2. Rencana asesmen ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
3. Interpretasi standar kompetensi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
4. Interpretasi acuan pembanding lainnya ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
5. Penyeleksian dan penerapan metode asesmen ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
6. Penyeleksian dan penerapan perangkat asesmen ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
7. Bukti-bukti yang dikumpulkan ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
8. Proses pengambilan keputusan ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐

144
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN/ LANGKAH 3 : MEMBERIKAN KONTRIBUSI UNTUK HASIL VALIDASI

Pada langkah ketiga ini terdapat tiga aktiivitas yang harus dilakukan agar dapat Memberikan
kontribusi untuk hasil validasi sesuai dengan situasi dan periode secara efektif dan efisien,
yakni :
1) Temuan validasi didiskusikan, dianalisis dan disepakati bersama untuk mendukung
perbaikan kualitas asesmen.
2) Rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan praktek asesmen didiskusikan,
disepakati dan dicatat.
3) Perubahan terhadap praktek pelaksanaan asesmen yang timbul akibat kegiatan validasi
dan sesuai dengan peran serta tanggung jawab dalam melakukan asesmen,
diimplementasikan.

Temuan validasi didiskusikan, dianalisis dan disepakati bersama untuk mendukung


perbaikan kualitas asesmen.

Rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan praktek asesmen didiskusikan, disepakati


dan dicatat.

Perubahan terhadap praktek pelaksanaan asesmen yang timbul akibat kegiatan validasi dan
sesuai dengan peran serta tanggung jawab dalam melakukan asesmen, diimplementasikan.

Gambar 6.Tahap-tahap Memberikankontribusi untuk hasil validasi

145
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN 3 : MEMBERIKAN KONTRIBUSI UNTUK HASIL VALIDASI

1. Hari/Tanggal :
Tim Validasi
2. Tempat :
Periode : Sebelum Asesmen Pada Saat Asesmen ☐ Setelah Asesmen
Nama Skema :
NomorSkema :
2. Memberikan kontribusidalam proses validasi
Keterampilan komunikasi yang digunakan dalam PRO AKTIF
kegiatan validasi :
ACTIVE LISTENING

3. Memberikan kontribusi untuk hasil asesmen


Temuan-temuan validasi : Rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan
praktek asesmen
1.

2.

3.

4.

Rencana Implementasi perubahan/perbaikan pelaksanaan asesmen :

No. Kegiatan Perbaikan sesuai Rekomendasi Waktu Penyelesaian Penanggungjawab

1.

2.

3.

4.

146
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
DIMENSI-DIMENSI KOMPETENSI
TUGAS MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN

Dalam melaksanakan tugas Memberikan Kontribusi dalam Validasi Asemen tidak hanya bekerja
sesuai langkah-langkah sesuai standar atau SOP, tetapi harus mampu bekerja dalam situasi riil yang
terdiri lima dimensi kompetensi, yakni ketrampilan menjalankan tugas (taskskills) sesuai standar
prosedur operasi (yang sudah kita bahas diatas), ketrampilan mengelola tugas-tugas terkait (task
managemen skills), ketrampilan menyelesaikan masalah (contigency skills), ketrampilan mengikuti
kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/role environment skills), dan ketrampilan mengadaptasi
pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills).

• Keterampilan Menjalankan Tugas (Task Skills)


Keterampilan melaksanakan suatu tugas yang dipersyaratkan, mampu melaksanakan tugas
individu.
• Ketrampilan mengelola tugas-tugas terkait (task management skills),
Beberapa tugas lain terkait yang harus dilaksanakan harus dikelola oleh asesor sesuai dengan
kualifikasinya pada unit ini melalui, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan berlanjut.
Tugas-tugas terkait dengan unit ini mencakupi:
o Menyiapkan proses validasi
o Memberikankontribusidalam proses validasi
o Memberikankontribusiuntukhasilvalidasi
• Ketrampilan menyelesaikan masalah (Contigency Management Skills),
Masalah-masalah yang berpotensi dalam menjalankan tugas Memberikan Kontribusi dalam
Validasi Asesmen dan alternatif penyelesaiannya, dapat mencakupi:
o Munculnya konflik dengan asesor
o Munculnya miskomunikasi dengan sesame tim dan/asesor
o Minimnya referensi
• Ketrampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/role environment skils),
Para asesor akan mendapat tugas pada komunitas dan lokasi tertentu yang kemungkinan
mempunyai aturan yang harus dikuti yang dapat mencakupi:
o Ditugaskan pada LSP yang skema sertifikasinya lebih besar di kantor
o Ditugaskan pada LSP yang skema sertifikasinya lebih besar di lapangan
o Ditugaskan pada LSP yang skema sertifikasinya seimbang antara pekerjaan dilapangan
dengan di kantor
• Ketrampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain(transfer skills)
Asesor kompetensi yang sudah berpengalaman pada suatu komunitas diharuskan juga
mempunyai kemampuan untuk mengadaptasi bila ditugaskan pada komunitas berbeda dan/atau
lokasi yang berbeda, maka harus menyiapkan kembali

147
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Tabel 3. Contoh Rekaman simulasi/skenario dimensi kompetensi dalam Memberikan
Kontribusi dalam Validasi Asesmen

DIMENSI KOMPETENSI SIMULASI/SKENARIO/PENJELASAN


1. Ketrampilan menjalankan Tugas: Memberikan Kontribusi dalam Validasi Asesmen
tugas sesuai standar LSP: ……
(task skills): Lokasi:
Waktu pelaksanaan:
2. Ketrampilan mengelola Tugas terkait dalam melaksanakan tugas:
tugas (task management Merencanakan Aktifitas dan Proses Asesmen
skills): • Melaksanakan Asesmen
• Memberikan Kontribusi dalam Validasi Asesmen
Pengelolaan dengan tugas-tugas terkait:

3. Ketrampilan mengatasi Potensi masalah yang dapat Alternatif mengatasinya


masalah (Contigency menghambat, misal :
Management Skills)
o Tidak adanya Lead Assessor / Mengkonfirmasi ke LSP
Manager Sertifikasi pemberi tugas

o Munculnya miskomunikasi dengan Mencari penyebab dan jalan


sesama tim dan / atau asesor keluarnya
o Minimnya referensi Memastikan kelengkapan
referensi sebelum pemberian
keputusan hasil asesmen
4. Ketrampilan bekerja/ Yang ditugaskan oleh LSP :
berperan dalam o Harus mampu berperan dalam lingkungan tsb.
lingkungan kerja (job/ o Memahami Good Practices LSP
o Harus mampu menjaga imparsialitas
roles environment skills): o Dll.
5. Keterampilan o Melakukan validasi asesmen di perusahaan dalam rangka
mengadaptasi/ rekruitmen
o Dll.
menerapkan/ mentransfer
pada lingkungan/
objek/konteks yang
berbeda (transfer skills)
lingkungan/ objek/ konteks
yang berbeda (transfer
skills).

148
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ASESMEN MANDIRI
FR. APL-02. ASESMEN MANDIRI

PANDUAN ASESMEN MANDIRI


Instruksi:
• Baca setiap pertanyaan di kolom sebelah kiri
• Beri tanda centang (Ö) pada kotak jika Anda yakin dapat melakukan tugas yang dijelaskan.
• Isi kolom di sebelah kanan dengan mendaftar bukti yang Anda miliki untuk menunjukkan bahwa
Anda melakukan tugas-tugas ini.

Unit P.854900.047.01/Memberikan Kontribusi dalam Validasi Asesmen


Kompetensi:
Dapatkah Saya ................? K BK Bukti
Elemen 1 :Menyiapkan proses validasi
• Kriteria Unjuk Kerja:
1.1 Mengkonfirmasi dan mendiskusikan tujuan, fokus
dan konteks validasi dengan orang yang relevan.
1.2 Membahas dan mengkonfirmasi pendekatan
validasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan,
konteks, kebijakan dan prosedur sistem asesmen
yang relevan serta persyaratan organisasi/
hukum/ etika.
1.3 Menganalisis dan menyepakati bersama acuan
pembanding yang relevan untuk asesmen dan
bukti-bukti yang dibutuhkan untuk
mendemonstrasikan kompetensi.
1.4 Mengidentifikasi dan mensepakati bersama setiap
dokumen yang terkait yang relevan untuk proses
validasi
1.5 Memperoleh, membaca dan
menginterprestasikan dan menyepakati bersama
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam sesi
validasi, serta kegiatan-kegiatan validasi.
Elemen 2 : Memberikan kontribusi dalam proses validasi
• Kriteria Unjuk Kerja:

2.1 Mendemonstrasikan Partisipasi aktif dalam sesi


dan kegiatan validasi dengan menggunakan
keterampilan komunikasi yang sesuai.
2.2 Partisipasi dalam sesi dan kegiatan validasi,
termasuk meninjau, membandingan dan
mengevaluasi: keseluruhan proses asesmen,
rencana asesmen, interpretasi standar
kompetensi atau acuan pembanding lainnya
untukasesmen, penyeleksian dan penerapan
metode asesmen, penyeleksian dan penggunaan
perangkat asesmen dan bukti yang dikumpulkan
rekomendasi hasil asesmen termasuk proses
pengambilan keputusan.

149
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2.3 Melakukan tinjauan, perbandingan dan evaluasi
sesuai dengan prinsip asesmen dan
aturan bukti.
2.4 Memeriksa keakuratan dan keterkinian versi
semua dokumen yang digunakan dalam proses
validasi.
Elemen 3 : Memberikan kontribusi untuk hasil validasi
• Kriteria Unjuk Kerja:

3.1. Mendiskusikan, dianalisis dan disepakati


bersama terhadap temuan validasi untuk
mendukung perbaikan kualitas asesmen.
3.2. Mendiskusikan, mensepakati dan mencatat
rekomendasi-rekomendasi untuk
meningkatkan praktek asesmen.
3.3. Mengimplementasikan perubahan terhadap
praktek pelaksanaan asesmen yang timbul akibat
kegiatan validasi dan sesuai dengan peran serta
tanggungjawab dalam melakukan asesmen,.

Nama Asesi: Tanggal: Tanda Tangan Asesi:

Ditinjau oleh Pelatih dan / atau Asesor


Nama : Tanggal: Tanda Tangan :

150
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai