ASESOR KOMPETENSI
Kode Modul:
© BNSP 2020
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.
Buku ini diproduksi oleh BNSP
2
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan-Nya sehingga dapat menyelesaikan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk okupasi Asesor Kompetensi. Modul disusun
berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 161 tahun 2015 tentang Standar
Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa
Pendidikan Bidang Standadisasi, Pelatihan dan Sertifikasi; dan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 185 tahun 2018 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 161 tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standarisasi, Pelatihan
dan Sertifikasi. Modul terdiri dari buku informasi dan buku kerja, sedangkan Media Pembelajaran
berupa bahan presentasi Power Point dan instrumen evaluasi dibuat terpisah.
Modul ini merupakan dokumen hidup yang masih terus akan dilakukan verifikasi untuk perbaikan
berlanjut baik oleh ahli konten, ahli komunikasi, para master trainer, termasuk para peserta
pelatihan dan akan dilakukan penyesuaian apabila standar kompetensi kerja yang menjadi
acuan diterbitkan yang terbaru.
Pelatihan yang dilaksanakan dengan menggunakan modul ini diharapkan dapat menghasilkan
peserta yang kompeten dan berdaya saing dibuktikan dengan sertifikat kompetensi, sehingga
terwujud link and match sesuai persyaratan di Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pengembangan modul
ini, semoga menjadi amal ibadah dan semoga Tuhan YME memberikan petunjuk kepada kita
dalam melakukan pengembangan sistem pelatihan dan asesmen / uji kompetensi asesor
kompetensi
Ketua,
Kunjung Masehat
3
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
A. MEMAHAMI DAN INTERNALISASI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
1. Pendahuluan
2. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT= Competency Based Training) dan Asesmen
Berbasis Kompetensi (CBA= Competency Based Assessment)
3. Acuan Normatif
4. Istilah dan definisi
5. Skema Sertifikasi
6. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
B. MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-4: (Sesuai dengan 4 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran
C. MELAKSANAKAN ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-6: (sesuai dengan 6 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran
D. MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-3: (sesuai dengan 3 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran
4
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
A. MEMAHAMI DAN INTERNALISASI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
1. Pendahuluan
Modul ini merupakan perangkat pelatihan yang dapat digunakan oleh para pelatih,
pendamping, fasilitator, mentor maupun para peserta baik dalam pelatihan formal maupun
belajar mandiri, untuk membantu menjadi kompeten untuk mencapai kualifikasi Asesor
Kompetensi. Jabatan kerja/okupasi Asesor Kompetensi atau Workplace Competency Assessor
adalah orang yang mempunyai kompetensi (mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan), bersertifikat kompentesi, dan
mendapatkan penugasan resmi untuk melakukan dan memberikan asesmen/uji kompetensi
dalam uji kompetensi yang memerlukan pertimbangan atau pembenaran secara profesional.
Modul ini disusun secara khusus dengan pengembangan percepatan okupasi Asesor
Kompetensi dengan metode pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based training=CBT)
dan asesmen berbasis kompetensi (Competency Based Assessment = CBA). CBT dan CBA ini
merupakan sistem yang ditetapkan oleh Indonesia dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31
tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
2. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT= Competency Based Training) dan Asesmen Berbasis
Kompetensi (CBA= Competency Based Assessment)
Terdapat 4 konsep umum dalam asesmen berbasis kompetensi, yakni: konsepsi Kompetensi,
Skills for Employability, Pelatihan Berbasis Kompetensi, dan Asesmen Berbasis Kompetensi.
5
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
pengetahuan dirubah menjadi hasil yang dibutuhkan di tempat kerja. Dan, Sikap
dideskripsikan sebagai alasan dibalik kebutuhan pengetahuan tertentu atau mengapa
keterampilan dilakukan dengan cara tertentu. Konsepsi kompetensi ini kemudian
disepakati dan dikembangkan menjadi standar kompetensi.
6
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
EMPLOYABILITY
SKILLS
Team work
Problem
Komunikasi
solving
Mengikuti dan
Manajemen menggunakan
diri teknologi
Perencanaan
dan Selalu
Inisiatif pengorganis belajar
asian
7
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Keterampilan
pengetahuan dan skap
Standar Kompetensi yang dibutuhkan untuk
melakukan suatu
pekerjaan
4) Asesmen Berbasis Kompetensi, disini kembali ditekankan dalam konsepsi CBA yang
merupakan pengukuran kompetensi peserta pelatihan terhadap standar kompetensi kerja.
Asesmen ini adalah proses mengumpulkan bukti untuk menganalisis kemajuan dan
prestasi peserta didik/pelatihan. Link and match antara CBT dan CBA terletak pada:
• Standar kompetensi yang digunakan seharusnya sama antar CBT dan CBA.
• Asesmen mandiri, capaian pembelajaran pada CBT adalah melatih peserta sampai
kompeten yang ditandai secara partisipatori peserta menyatakan saya kompeten yang
direkam dalam asesmen mendiri, sedangkan pada CBA yang salah satunya adalah
bersifat partisipatori, maka CBA diawali dengan peserta menyatakan kompeten. Maka
asesmen mandiri inilah menjadi jaminan link and match antara CBT dan CBA.
Pelatihan Asesmen
Kompetensi
• StandarKompetensi
Mandiri
• AsesmenMandiri
Berbasis Berbasis
Kompetensi Kompetensi
Asesmen
Standar
§
§
8
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
3. Acuan Normatif:
1) UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2) PP 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
3) PP 10 tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
4) Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 161 tahun 2015 Penetapan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang
Standarisasi, Pelatihan Dan Sertifikasi.
5) Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 185 tahun 2018 Perubahan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang
Standarisasi, Pelatihan dan Sertifikasi.
6) Surat Keputusan Ketua BNSP Nomor: KEP.0183.A/BNSP/III/2019 tentang penetapan skema
sertifikasi asesor kompetensi.
4.2. Master asesor kompetensi adalah Personil bersertifikat kualifikasi master asesor,
kompeten bidang tertentu dan diberi tugas untuk melatih asesor kompetensi.
4.3. Lead asesor kompetensi adalah Personil bersertifikat kualifikasi asesor kepala, kompeten
bidang tertentu dan diberi tugas untuk memimpin pelaksanaan asesmen pada lembaga
sertifikasi profesi.
4.4. Asesi / Peserta sertifikasi adalah Tenaga kerja (angkatan kerja) yang sudah memiliki latar
belakang pendidikan dan/atau pelatihan dan/atau pengalaman kerja yang relevan dengan
standar kompetensi kerja yang akan diases.
4.5. Sertifikasi kompetensi kerja adalah Proses pemberian sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada
standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar
khusus.
4.6. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4.7. Standar Kompetensi Kerja Internasional adalah standar kompetensi kerja yang
dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi multinasional dan digunakan secara
internasional.
4.8. Standar Kompetensi Kerja Khusus adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan
dan digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk
memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi
yang bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan.
4.9. Unit Kompetensi adalah kegiatan terkecil yang output atau hasilnya merupakan satu
satuan yang terukur.
4.10. Elemen Kompetensi adalah uraian tentang langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi
4.11. KUK (Kriteria Unjuk Kerja) adalah tentang kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen
kompetensi
4.12. Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh
masyarakat.
4.13. Proses sertifikasi adalah kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan sertifikasi, yang mencakup pendaftaran, penilaian,
keputusan sertifikasi, pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat
maupun logo atau penanda (mark).s
4.14. Skema sertifikasi adalah paket kompetensi dan persyaratan spesifik yang berkaitan
dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.
4.15. Skema Sertifikasi KKNI Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan
pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi, yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi
yang bersumber dari standar kompetensi kerja serta persyaratan lain yang berkaitan
dengan pengakuan kompetensi pada jenis pekerjaan dan/atau kompetensi pada jenjang
kualifikasi KKNI.
4.16. Skema Sertifikasi Okupasi Nasional Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai
acuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi yang terdiri dari sekumpulan unit
kompetensi yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang
berkaitan dengan pengakuan kompetensi pada okupasi nasional.
4.17. Skema Sertifikasi Klaster Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan
pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi, yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi
yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
pengakuan kompetensi untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari industri/pengguna.
10
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4.18. Persyaratan Sertifikasi adalah kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk
persyaratan skema sertifikasi yang harus dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara
sertifikasi.
4.19. Sertifikat adalah dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi, yang
menunjukkan bahwa orang yang tercantum namanya telah memenuhi persyaratan
sertifikasi.
4.20. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
4.23. Asesmen / Uji Kompetensi adalah proses penilaian kepada seseorang terhadap
pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
Dengan adanya skema sertifikasi okupasi Asesor Kompetensi ini, maka program dan kurikulum
pelatihan Asesor Kompetensi dikembangkan berdasarkan skema sertifikasi ini yang dapat
digambarkan dalam diagram dibawah ini.
11
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Untuk menjadi asesor kompetensi, calon asesor harus mempunyai kualifikasi/Pendidikan/pelatihan
area fungsi/bidang teknis yang menjadi ruang lingkup asesmen dan selanjutnya mengikuti pelatihan
asesor kompetensi dengan lingkup:
• Asesmen Berbasis
Kompetensi •Menetapkan dan
•Asesmen berbasis MERENCANAKAN MEMBERIKAN
• Skema Sertifikasi/Standar memelihara lingkungan
AKTIVITAS DAN
sertifikasi,kompetensi asesmen KONTRIBUSI DALAM
PROSES ASSMEN VALIDASI ASESMEN
• Standar•Standar
kompetensi, Kompetensi MERENCANAKAN
AKTIVITAS DAN
• Menetapkan dan memelihara
•Mengumpulkan bukti MEMBERIKAN
KONTRIBUSI DALAM
lingkungan asesmen
•SistemSertifikasi
• Sistem Nasional Nasional PROSES ASESMEN yang berkualitas
• Mengumpulkan bukti yang VALIDASI ASESMEN
Sertifikasi Profesi, dan
Profesi, dan •Menentukan •Mendukung asesi
berkualitas •Menyiapkan
• MenentukanPendekatan
Pendekatan
•Harmonisasi
• Harmonisasi Sistem Sistem Asesmen • Mendukung
•Membuatasesi keputusan validasi
SertifikasiProfesi
Profesi Internasional Asesmen
• Mempersiapkan rencana • Membuat keputusan asesmen
asesmen •Memberikan
• Merekam dan melaporkan
• Menyiapkan validasi
Internasional asesmen •Mempersiapkan kontribusi dalam
•Merekam
keputusan asesmendan • Memberi kontribusi
rencana
• Mengidentifikasi Asesmen
persyaratan
melaporkan keputusan dalamproses
prosesvalidasi
validasi
PEMAHAMAN DAN modifikasi •Mengidentifikasi
dan • meninjau proses asesmen
PEMAHAMAN DAN TENTANGkontekstualiasi asesmen • •Memberikan
Memberikan kontribusi
INTERNALISASI peersyaratan
INTERNALISASI
ASESMEN
TENTANG ASESMEN BERBASIS • Mengembangkan Materi Uji MELAKSANAKAN
•Meninjau proses
ASESMEN
dalamkontribusi dalam
hasil validasi
modifikasi dan
Kompetensi/Asesmen
asesmen hasil validasi
KOMPETENSI
BERBASIS KOMPETENSI
kontektualisasi
MELAKSANAKAN
•Megorganisasikan
ASESMEN
asesmen
Gambar 5. Program Pelatihan Asesor Kompetensi berdasarkan Skema Sertifikasi Okupasi Asesor
Kompetensi.
Sedangkan indikator kompetensi dari setiap peserta pelatihan ini adalah hasil kerja praktek dari
ketiga unit kompetensi Asesor Kompetensi dalam rekaman buku kerja dan mengomunikasikan
tersebut kepada calon klien (sesuai tujuan sertifikasi) dan pemangku kepentingan.
12
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MODUL PELATIHAN
ASESOR KOMPETENSI
Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen
Kode Modul: P.85ASM00.001.2
13
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
B. MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
Pendahuluan
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam merencanakan aktivitas dan proses asesmen, termasuk Rekognisi Pembelajaran
Lampau (RPL), di dalam sistem asesmen berbasis kompetensi.
Unit ini dapat digunakan dalam perencanaan aktivitas dan proses asesmen pada lembaga
sertifikasi profesi, lembaga pelatihan, dan lembaga pendidikan. Skils for employability
(kompetensi untuk bekerja) dalam unit sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja.
Berdasarkan standar kompetensi kerja tujuan khusus unit ini adalah peserta mampu:
1. Menentukan pendekatan asesemen
2. Mempersiapkan rencana asesmen
3. Identifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi
4. Mengorganisasikan asesmen
• MENGORGANISASIKAN ASESMEN
Pengetahuan esensial
Untuk memastikan pencapaian kognitif dari peserta pelatihan maka diidentifikasi pengetahuan
penting atau esensial yang harus disampaikan dalam pelatihan ini. Pengetahuan esensial
yang harus dimiliki peserta setelah pelatihan ini harus dapat menunjukkan pengetahuan
esensial yang diperlukan secara efektif melakukan tugas yang diuraikan dalam elemen dan
kriteria kinerja unit ini, pengetahuan esensial tersebut adalah kemampuan peserta membuat
merencanakan aktivitas dan proses asesmen.
14
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Keterampilan Esensial:
Sangat penting bahwa pesera menunjukkan kemampuan untuk merencanakan aktivitas dan
proses asesmen.
Selain ini, peserta harus dapat secara efektif melakukan tugas yang diuraikan dalam elemen
dan kriteria kinerja unit ini, mengelola tugas dan mengelola kontinjensi dalam konteks peran
kerja yang diidentifikasi, yang dapat mencakupi:
Mendemonstrasikan penerapan keterampilan dalam:
- Merencanakan dan mengatur proses pada minimal dua dari lima kesempatan terpisah.
- Mengikuti pengaturan organisasi
- Meneliti dan mengevaluasi
- Merencanakan dalam rangka memformulasikan rencana asesmen
- Mengorgansasikan dalam pengorganisasian kebutuhan sumber daya.
Keterampilan literasi
Keterampilan komunikasi
Kepekaan untuk mengakses dan memperhatikan berbagai keragaman asesi
Kapasitas untuk mempromosikan dan menerapkan kebersamaan, keadilan, keabsahan,
keandalan dan keluwesan dalam merencanakan suatu proses asesmen.
Sikap
Sikap kerja yang diperlukan pada unit kompetensi ini adalah sikap dapat menjaga
rahasia, berwawasan luas, diplomatis, beradaptasi baik dengan lingkungan dan
perubahan, fokus mencapai sasaran merencanakan aktivitas dan proses asesmen
yang akan disusun.
Aspek Kritis
Pengembangan suatu rencana asesmen yang akan digunakan sebagai panduan oleh asesor dalam
pelaksanaan asesmen berbasis kompetensi. Unit ini juga mencakup kontekstualisasi tolok ukur
asesmen dan perangkat asesmen yang sesuai dengan lingkungan dimana asesmen akan
dilaksanakan serta pengorganisasian orang, bahan dan sumber daya fisik yang diperlukan dalam
pelakasanaan asesmen.
15
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MERENCANAKAN AKTIFITAS DAN PROSES ASESMEN
16
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Kontekstualisasi untuk mengidentifikasi 1.4.3 Dalam hubungan antar standar
kebutuhan kompetensi dengan bukti untuk
kontekstualisasi. mendukung assmen, aktivitas
3.2 Saran yang diberikan pekerjaan kandididat ditempat
oleh paket pelatihanatau kerja, dan aktivitas belajar.
pengembang kursus 1.4.4 Dalam hubungannya dengan
yangrelevan diperiksa siapa yang melakukan asesmen
dengan kebutuhan (lembaga sertifikasi, lembaga
kontekstualisai yang pelatihan, asesor dari dunia
diidentifikasi usaha (enterprise assessor).
3.3 Alat asesmen yang ada 1.5 Orang yang relevan, harus mencakupi
dianalisis dan 1.5.1 Manajer sertifikasi.
amandemen yang 1.5.2 Lembaga pelatihan kerja
diperlukan dicatatat untuk 1.5.3 Manajer pelatihan
mengatasi kebutuhan 1.5.4 Lainnya.
kontekstualisasi yang 1.6 Standar industri atau tempat kerja,
diidentifikasi dapat mencakupi
4. Mengorganisasi 4.1 Menganalisis instrumen 1.6.1 Standar kompetensi:
kan asesmen asesmen yang tersedia 1.6.2 Kriteria asesmen kurikulum
untuk kesesuaian saja:
penggunaan dianalisisi, 1.6.3 Spesifikasi kinerja suatu
dan modifikasi yang perusahaan atau industri:
diperlukan diidentifikasi. 1.6.4 Spesifikasi Produk:
4.2 Instrumen asesmen 1.6.5 Pedoman khusus
untuk memenuhi standar 1.6.6 Pelanggan, perusahaan atau
dan kebutuhan tempat organisasi
kerja / kandidat yang 1.7 Bukti dapat mencakupi:
diperlukan 1.7.1 Demonstrasi, produk,
dikembangkan. portofolio, dan penghafalan
4.3 Instrumen asesmen yang diidentifikasi
terhadap persyaratan berdasarkan kriteria kinerja
unit atau kursus dan pendekatan asesmen.
dipetakan. 1.8 Jenis Bukti, dapat mencakupi
4.4 Instruksi yang jelas 1.81 Langsung, contohnya
ditulis untuk kandidat 1.8.1.1 Observasi aktivitas
dan asesor kerja, baik pada keadaan
mengenai penggunaan sebenarnya ataupun dalam
instrumen asesmen kondisi disimulasikan.
4.5 Draf instrumen 1.81.2 Contoh hasil kerja.
asesmen memenuhi 1.8.2 Tidak langsung, contohnya
standar yang disyaratkan laporan pihak ketiga
dan kebutuhan tempat yang kredible, portfolio.
kerja / kandidat tertentu 1.8.3 Tambahan, contohnya
17
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
serta catat hasil pertanyaan dan jawaban
pemeriksaan diperiksa, jawab, rekaman kerja,
dicatat dan dikonfirmasi rekaman pelatihan, portofolio.
1.8.4 Kombinasi hal-hal di atas
1.9 Aturan bukti, mencakupi:
1.9.1 Valid/Sah:
• Berkaitan dengan unit
kompetensi yang tepat.
• Mencerminkan kelima
dimensi kompetensi.
• Memberikan bukti keterampilan
kerja.
•Apakah sesuai dengan
keberpihakan NQF / KKNI
yang sedang dinilai.
1.9.2 Asli : apakah karya siswa /
asesi sendiri (dan prosedur
telah dikembangkan untuk
memastikan ini).
1.9.3 Terkini/Andal : menunjukkan
bahwa kandidat secara
konsisten memenuhi unit
kompetensi yang didukung
1.9.4 Memadai/ Cukup:
• Memberikan bukti yang cukup
untuk membuat asesmen
tentang kompetensi individu
dalam kaitannya dengan
kelima dimensi kompetensi.
• Memenuhi semua persyaratan
bukti untuk unit kompetensi.
1.10 Metode asesmen, dapat mencakupi:
1.10.1 Observasi langsung (kerja
nyata / aktivitas waktu nyata
di tempat kerja ,kerja dalam
lingkungan tempat kerja yang
disimulasikan)
1.10.2 Kegiatan terstruktur (latihan
simulasi dan permainan
peran, proyek, presentasi,
lembar kegiatan)
1.10.3 Tanya jawab (pertanyaan
tertulis, wawancara, asesmen
18
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
diri, tanya jawab lisan, angket,
ujian lisan atau tertulis)
1.10.4 Verifikasi Portofolio (contoh
pekerjaan yang disusun oleh
kandidat, produk dengan
dokumentasi pendukung, bukti
sejarah, jurnal atau buku
catatan, informasi tentang
pengalaman hidup)
1.10.5 Ulasan produk (testimonial
dan laporan dari atasan dan
atasan, bukti pelatihan,
pencapaian sebelumnya yang
diautentikasi, wawancara
dengan atasan, atasan, atau
rekan kerja)
1.10.6 Lainnya.
1.11 Instrumen asesmen, dapat
mencakupi:
1.11.1 Lembar periksa Observasi
langsung
1.11.2 Lembar asesmen Kegiatan
terstruktur
1.11.3 Daftar pertanyaan
1.11.4 Lembar periksa Verifikasi
Portofolio
1.11.5 Lembar periksa Ulasan
produk
1.11.6 Lainnya
1.12 Prinsip-prinsip asesmen harus
mencakupi
1.13.1 Validitas.
1.13.2 Reliabilitas.
1.13.3 Flexibilitas.
1.13.4 Fairness/keadilan.
1.13 Skills for employability,
mencakupi ketrampilan:
1.13.1 Komunikasi (communication
skills).
1.13.2 Bekerja dalam kelompok
(team works skills).
1.13.3 Mengatasi masalah (problem
solving skills).
19
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.13.4 Berinisiasi dan kewirusahaan
(initiative and enterprise
skills).
1.13.5 Perencanaan dan
pengorganisasian (planning
and organizing skills).
1.13.6 Manajemen diri (self-
management skills).
1.13.7 Belajar (learning skills).
1.13.8 Teknologi (technology skills).
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan.
2.1.1 Peralatan untuk akses
informasi dan untuk
mengembangkan dokumen
perencanaan dan
pengorganisasian.
2.2 Perlengkapan.
2.2.1 Peralatan komputer dan
program teknologi informasi
dan komunikasi.
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Pemerintah Nomor 31
Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
3.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor 2
Tahun 2016 tentang Sistem
Standarisasi Kompetensi
Kerja Nasional.
20
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1. ELEMEN/LANGKAH 1 : MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN
Asesmen adalah proses pengumpulan bukti dan membuat keputusan bahwa kompetensi telah
tercapai. Hal ini membuktikan bahwa seseorang yang kompetensinya telah tercapai dapat melakukan
sesuai dengan standar yang diharapkan di tempat kerja sesuai dengan yang dinyatakan dalam
standar kompetensi yang disahkan secara nasional atau pada standar kompetensi yang dikembangkan
industri, organisasi, komunitas atau kelompok profesional terkait.
Pendekatan Asesmen adalah dasar dalam konteks mendukung merencanakan aktivitas dan
proses asesmen.
1.1. Kandidat, tujuan dan konteks 1.2. Standar industri atau tempat kerja
asesmen diidentifikasi dan yang berlaku diidentifikasi dan
dikonfirmasikan dengan orang yang diakses untuk asesmen, dan
relevan sesuai dengan persyaratan persyaratan asesmen spesifik apa
hukum, organisasi dan etika pun
Ø Kandidat/ Asesi
adalah seseorang yang akan mengikuti proses asesmen, bisa berasal dari :
hasil pelatihan dan / atau pendidikan
pekerja berpengalaman
pelatihan / belajar sendiri
Ø Konteks Asesmen
Dengan lingkungan tempat kerja (tempat kerja riil atau simulasi).
Dengan Peluang untuk mengumpulkan bukti dalam berbagai situasi (tersedia atau
terbatas).
21
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Dalam hubungan antar standar kompetensi dengan bukti untuk mendukung assmen,
aktivitas pekerjaan kandididat ditempat kerja, dan aktivitas belajar.
Dalam hubungannya dengan siapa yang melakukan asesmen (lembaga sertifikasi,
lembaga pelatihan, asesor dari dunia usaha (enterprise assessor).
Pendekatan Asesmen
Tujuan asesmen dan konteks asesmen sangat berhubungan, dimana konteks asesmen adalah kondisi
asesmen yang akan dilakukan dan jika asesmen akan dilaksanakan dalam waktu yang berbeda dan
sejumlah lokasi maka setiap lokasi harus dirinci sehubungan dengan komponen asesmen yang akan
dilakukan
22
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pedoman khusus
Pelanggan, perusahaan atau organisasi
Latihan 1:
Lakukan identifikasi dan konfirmasi kandidat (asesi), tujuan dan konteks asesmen dengan
orang yang relevan sesuai dengan persyaratan hukum, organisasi dan etika.
1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek
mampu telusur terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis
kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.
23
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.MAPA.01-MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
24
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2. ELEMEN/LANGKAH 2 : MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN
Pada langkah ke dua ini adalah mempersiapkan rencana asesmen, ada tiga aktivitas yang harus
dilakukan agar dalam mempersiapkan rencana asesmen dapat silakukan secara efektif dan efisien.
Bukti adalah sesuatu yang mendukung asesi terhadap kompetensi yang diajukan asesi. Bukti-
bukti dapat mencakup demonstrasi, produk, portofolio, dan penghafalan yang diidentifikasi
berdasarkan kriteria kinerja dan pendekatan asesmen. Bukti dikumpulkan melalui berbagai
aktivitas untuk mengkonfirmasikan kompetensi, seperti:
25
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Proses:
- Prosedur yang tepat diikuti Produk:
- Pekerjaan dilaksanakan - Suatu produk sesuai dengan
dengan aman spesifikasi
- Pelanggan puas terhadap - Suatu produk yang
layanan yang diberikan. diselesaikan dalam kerangka
- Keterampilan komunikasi waktu yang ditetapkan
diaplikasikan dan dipelihara - Suatu penjualan yang
dilakukan
Proses Produk
Pengetahuan
yang diperlukan
Pengetahuan:
- Prosedur bekerja
- Persyaratan Hukum
- Persyaratan Keselamatan, Keamanan
dan Keselamatan Kerja
- Prosedur Penelitian
26
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pada saat pengumpulan bukti yang relevan, terdapat aturan pengumpulan bukti yang harus
dipatuhi yaitu :
27
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Bukti Tidak Langsung (TL)
Bukti tidak langsung adalah bukti yang dikumpulkan yang tidak secara
langsung diamati oleh asesor. Hal ini termasuk Laporan pihak ketiga, video
dan bukti audio, hasil proyek, contoh produk dan bukti portofolio. Bagi asesi
RPL atau RCC, bukti tidak langsung adalah informasi tentang asesi
terhadap bukti yang dikumpulkan asesi untuk mendapatkan pengakuan. Bukti-bukti yang
dikumpulkan harus relevan bagi suatu unit (unit-unit) kompetensi yang mereka ajukan.
Suatu surat referensi dari pihak pemberi kerja yang menyatakan bahwa asesi telah dapat
mengerjakan seluruh tugas terkait merupakan bukti yang belum memadai. Perangkat
asesmen yang berkualitas mempersyaratkan bahwa setiap unit kompetensi didukung oleh
contoh dimana dan kapan tugas-tugas tersebut diselesaikan.
Contoh:
Jika Anda akan mengumpulkan bukti dari seorang asesi agar mampu melakukan elemen
pertama pada unit kompetensi Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja, Anda
perlu mengkaji hasil yang diminta pada elemen kompetensi no. 1.
28
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Gambar 6 Contoh Unit Kompetensi
Elemen kompetensi pada judul di atas memberikan indikasi yang jelas yaitu mempersiapkan
pengukuran faktor bahaya di tempat kerja. Secara cepat dapat ditangkap pada kriteria unjuk kerja
bagaimana tugas-tugas ini dilaksanakan di tempat kerja nyata; misalnya mengelompokan faktor
bahaya, mempersiapkan formulir pengukuran dan mempersiapkan sarana pengukuran.
Apabila asesi asesmen adalah seseorang dari proses pelatihan atau pendidikan, maka bukti bahwa
asesit mempersiapkan suatu proses diperlukan.
Ada banyak sumber bukti potensial dan banyak metode dan teknik untuk mengumpulkan bukti, seperti
contoh di bawah ini :
Metode Asesmen Contoh
Observasi langsung Kerja nyata / aktivitas waktu nyata di tempat kerja, aktivitas kerja dalam
lingkungan tempat kerja yang disimulasikan
Kegiatan Latihan simulasi dan permainan peran, proyek, presentasi, lembar kegiatan
terstruktur
Pertanyaan tertulis, wawancara, asesmen diri, tanya jawab lisan, angket,
Tanya jawab
ujian lisan atau tertulis
Verifikasi Contoh pekerjaan yang disusun oleh kandidat, produk dengan dokumentasi
Portofolio pendukung, bukti sejarah, jurnal atau buku catatan, informasi tentang
pengalaman hidup.
Ulasan produk Testimonial dan laporan dari atasan dan atasan, bukti pelatihan, pencapaian
sebelumnya yang diautentikasi, wawancara dengan atasan, atasan, atau rekan
kerja.
29
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Berdasarkan dari beragamnya metode dan teknik dalam pengumpulan bukti, agar bukti yang
dikumpulkan sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh unit (unit-unit) kompetensi maka diperlukan
instrumen asesmen.
Instrumen asesmen adalah kegiatan atau pertanyaan-pertanyaan spesifik untuk mengases
kompetensi bagi individu atau kelompok., yang mencakupi :
ü Lembar periksa observasi langsung
ü Lembar asesmen kegiatan terstruktur
ü Daftar pertanyaan
ü Lembar periksa verifikasi portofolio
ü Lembar periksa ulasan produk
ü Dan lain nya
30
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Latihan 2:
Isilah formulir dibawah ini, sebagai lanjutan dari bagian 1 dengan menggunakan unit kompetensi yang
Anda pilih.
2. Mempersiapkan Rencana Asesmen
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
Lainnya : ……………
Obsevasi langsung
Verifikasi Portfolio
Kegiatan Struktur
Review produk
Tanya Jawab
Kriteria Unjuk Kerja
atasan,
L TL T
dan Pendekatan
Asesmen.
Elemen: 1.
1.1.
1.2.
1.3.
Elemen: 2.
2.1.
2.2.
2.3.
31
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN/LANGKAH 3: IDENTIFIKASI PERSYARATAN MODIFIKASI DAN
KONTEKSTUALISASI
Pada langkah ketiga ini terdapat empat aktivitas yang harus dilakukan agar dapat
mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi sesuai dengan situasi
yang asesmen secara efektif dan efisien, yakni
• Informasi dari asesi dan, jika relevan, tempat kerja asesi digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi.
• Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang
relevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi.
• Perangkat yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatat
untuk mengatasi kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi.
• Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi diidentifikasi dan setiap
perubahan yang diperlukan untuk perangkat asesmen dicatat.
3.1 Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan
3.1 Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan untuk
untuk mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi
3.2 Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang
3.2 Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang relevan diperiksa
relevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi
dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi
3.3 Alat asesmen yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatatat untuk mengatasi
kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikas
3.4 Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi diidentifikasi dan setiap perubahan yang
diperlukan untuk alat asesmen dicatat.
Sangat penting untuk diperhatikan bagi peserta pelatihan pada saat memilih atau mengembangkan
instrumen asesmen bahwa kontekstualisasi unit kompetensi adalah :
ü tidak boleh menghapus atau menambah jumlah dan konten elemen dan kriteria kinerja
ü dapat menambahkan terminologi industri tertentu ke kriteria kinerja di mana ini tidak
mendistorsi atau mempersempit hasil kompetensi
32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ü dapat membuat amandemen dan penambahan pada pernyataan jangkauan selama
perubahan tersebut tidak mengurangi luasnya penerapan kompetensi dan mengurangi
portabilitasnya, dan / atau
ü dapat menambahkan detail pada panduan bukti di bidang-bidang seperti aspek kritis bukti
atau sumber daya dan infrastruktur yang diperlukan di mana hal ini memperluas luasnya
kompetensi tetapi tidak membatasi penggunaannya.
Pada standar kompetensi terdapat pedoman kontekstualisasi yang sebagai pedoman bagi asesor
untuk mengembangkan instrumen asesmen. Biasanya pada standar kompetensi tersebut
memungkinkan untuk mengganti terminologi umum dan deskripsi umum dari suatu peralatan atau
proses dan prosedur dengan contoh yang spesifik dari kriteria unjuk kerja dan termasuk dari
contoh-contoh batasan variabel dari unit kompetensi. Kualitas instrumen asesmen
mempersyaratkan penggunaan kontekstualisasi untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik dari latar
belakang asesi dan karakteristik industri atau tempat kerja.
33
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Latihan 3:
Isilah formulir dibawah ini sebagai menggunakan unit kompetensi yang sama pada Latihan 2
34
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN/LANGKAH 4 : MENGORGANISASIKAN ASESMEN
Pada langkah keempat ini terdapat lima aktivitas yang harus dilakukan agar dapat mengorganisasikan
asesmen sesuai dengan situasi yang asesmen secara efektif dan efisien, yakni:
• Menganalisis instrumen asesmen yang tersedia dan modifikasi
• Mengembangkan instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat
kerja asesi.
• Memetakan instrumen asesmen terhadap persyaratan unit kompetensi
• Menuliskan instruksi dengan jelas untuk asesi/ kandidat dan asesor
• Memeriksa draft instrumen asesmen sesuai standar yang dipersyaratkan dan kebutuhan di
tempat kerja/ asesi/ kandidat.
4.4 Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan penilai mengenai
penggunaan instrumen asesmen
35
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Setelah mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi, maka seorang asesor
menganalisis instrumen asesmen berdasarkan metode yang akan digunakan.
Dibawah ini adalah tabel uraian metode asesmen dan instrumen yang mungkin dapat digunakan.
36
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Tanya Jawab • Jawaban tertulis terhadap pertanyaan Saat mendapatkan bukti dari
singkat, pilihan berganda dan/ atau esai pengetahuan yang esensial
(pada kertas, online atau metode dan pekerjaan, pertanyaan
elektronik lainnya) adalah metode yang paling
• Melakukan wawancara atau pertanyaan efektif. Sebagian besar
lainnya. kompetensi memerlukan suatu
• Menggunakan kuesioner untuk tingkatan pengetahuan teori
mengumpulkan informasi. sebelum melakukan suatu
• Ujian secara lisan dan/atau tertulis untuk tugas. Pertanyaan adalah
teori lainnya. metode untuk mengumpulkan
bukti ini. Observasi tidak dapat
Instrumen asesmen metode tanya jawab dapat menentukan apakah asesi
terdiri dari: memiliki pengetahuan dan
• FR.IA.05 – Pertanyaan Tertulis Pilihan mengapa suatu kinerja
Ganda (DPT) dilakukan dengan cara
• FR.IA.05.A – Lembar Kunci Jawaban tersebut.
Pertanyaan Tertulis Pilihan Ganda
• FR.IA.05.B – Lembar Jawaban Pilihan
Ganda
• FR.IA.06 – Pertanyaan Tertulis Esai
• FR.IA.06.A – Lembar Kunci Jawaban
Pertanyaan Tertulis Esai
• FR.IA.06.B – Lembar Jawaban
Pertanyaan Tertulis Esai
• FR.IA.07 – Pertanyaan Lisan (DPL)
• FR.IA.09 – Pertanyaan Wawancara (PW)
37
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
terhadap standar. asesi diminta untuk melakukan
tugas yang relevan dan
Instrumen yang dapat dikembangkan: memenuhi spesifikasi yang
• Standar produk Industri dituntut dalam suatu unit (unit-
• Form pengamatan sesuai standar unit) kompetensi.
dengan memastikan sudah ada
cakupan aspek penting/ kritis yang
dipersyaratkan.
Contoh : FR Ceklis Ulasan Produk
(CPU)
Laporan pihak • Suatu pernyataan kompetensi oleh Bukti pihak ketiga sering
ketiga/ seorang manager atau supervisor. diminta pada saat RPL/PKT
Klarifikasi pihak • Suatu pernyataan yang mendukung bukti sebagai pengganti dari bukti
ketiga yang diberikan oleh pihak otoritas di langsung. Laporan pihak ketiga
tempat kerja atau asesor yang qualified. dapat memberikan kontribusi
Instrumen dapat berupa: terhadap bukti project di
• FR.IA.10 – Klarifikasi bukti pihak ketiga tempat kerja, magang atau
asesmen dalam waktu jangka
panjang.
1. Valid
Asesmen dianggap valid bila asesmen tersebut menilai apa yang seharusnya dinilai
(standar kompetensi).
2. Reliabel (Dapat dipercaya)
Asesmen dianggap dapat dipercaya bila hasil-hasilnya diinterpretasikan secara konsisten
dari konteks ke konteks dan dari orang ke orang.
3. Fleksibel
Asemen dianggap fleksibel bila dapat memenuhi kebutuhan serangkaian konteks. Suatu
asesmen dianggap tidak fleksibel jika hal itu menolak hasil belajar sebelumnya atua gagal
memberikan kesempatan seorang peserta kesempatan kedua atau ketiga untuk diases.
4. Adil/Fair
Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu, terbuka, bebas dari
penyimpangan.
38
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Untuk mengumpulkan bukti yang sesuai dari asesi, seorang asesor memerlukan
beberapa bentuk instrumen asesmen untuk merekam pencapaiannya. Rekaman harus
valid, autentik, terkini dan memadai, perangkat untuk mendapatkan bukti-bukti tersebut disebut
perangkat asesmen.
Instrumen asesmen dikembangkan oleh asesor sebagai bagian dari aktivitas asesmen yang
dapat terdiri dari:
ü Profil yang dapat diterima oleh pengukuran kinerja
ü Template dan performa
ü Pertanyan atau aktivitas yang spesifik
ü Bukti dan ceklis observasi
ü Ceklis untuk mengevaluasi hasil kerja
ü Pengakuan portofolio
Ada berbagai macam instrumen asesmen yang digunakan dalam mengumpulkan bukti
keterampilan, pengetahuan dan sikap. Cara yang dilakukan tergantung dari konteks pekerjaan
yang akan dilakukan di tempat kerja.
Struktur dasar dari instrumen adalah sama. Semua instrumen terdiri dari:
ü Nama Asesi
ü Nama Asesor
ü Tanggal asesmen
ü Benchmark yang digunakan sebagai referensi
ü Deskripsi dari tugas
ü Materi asesmen yang memenuhi prinsip asesmen dan aturan bukti
ü Deklarasi keaslian (tanda tangan dan tanggal)
Observasi adalah salah satu metode yang penting digunakan pada asesmen berbasis
kompetensi, yang mempersyaratkan asesi untuk mendemonstrasikan apa yang mereka
ketahui tetapi juga apa yang dapat mereka lakukan. Observasi adalah metode yang dapat
diamati secara langsung oleh asesor. Instrumen yang dapat dikembangkan untuk mendukung
metode ini adalah:
1. Ceklis Observasi
2. Tugas Praktik Demonstrasi
3. Pertanyaan Pendukung Observasi
39
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Ceklis observasi memungkinkan asesor untuk mengamati secara fokus, membuat catatan
terstruktur yang dapat dirujuk saat membuat keputusan, memberikan umpan balik informasi
kepada asesi.
Kompleksitas ceklis observasi akan mencerminkan kompleksitas tugas yang sedang
mengamati. Pada asesmen secara klaster, daftar periksa akan membantu asesor untuk
mengamati kompleksitas tugas sesuai dengan integrasi antar unit kompetensi, khususnya
dalam hal kualifikasi tingkat yang lebih tinggi.
Perlu ada instruksi yang jelas untuk asesi dan asesor baik pada
Ceklis observasi.
• Asesi memahami dengan tepat kinerja apa yang diharapkan dari mereka
• Asesor perlu mengetahui secara tepat bukti apa yang mereka cari, sumber daya
yang diperlukan, masalah lain yang dipertimbangkan dan cara menggunakan
instrumen tersebut.
Peta Instrumen Asesmen yang dibutuhkan dari hasil persiapan Rencana Asesmen dan
ketersediannya diindentifikasi (FR.MAPA-02). Instrumen yang sudah tersedia dianalisa
kesesuaiannya dari hasil pendekatan asesmen, sedangkan instrumen asesmen yang
belum tersedia dibuat.
40
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Berikut ini adalah instrumen asesmen – Ceklis Observasi
FR.IA.01. CEKLIS OBSERVASI AKTIVITAS DI TEMPAT KERJA ATAU TEMPAT KERJA SIMULASI
Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
Benchmark Penilaian
(SOP / Rekomendasi
Lanjut
No. Elemen Kriteria Unjuk Kerja* spesifikasi
produk K BK
industri)
1
☐ ☐
☐ ☐
2
☐ ☐
☐ ☐
*Cara penulisan KUK menggunakan kalimat aktif (Contoh: Dilakukan menjadi Melakukan)
*) Bila diperlukan
Dapatkan SOP / spesifikasi produk industri dari tempat kerja, bukan SOP yang dibuat pada
saat pelatihan asesor kompetensi.
41
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.02. TUGAS PRAKTIK DEMONSTRASI
Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
Kode Unit :
Unit
Kompetensi
Judul Unit :
A. Petunjuk
1. Baca dan pelajari setiap instruksi kerja di bawah ini dengan cermat sebelum melaksanakan
praktek
2. Klarifikasi kepada Asesor apabila ada hal-hal yang belum jelas
3. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang sudah ditetapkan
4. Seluruh proses kerja mengacu kepada SOP/WI yang dipersyaratkan
B. Skenario
C. Langkah kerja
Ceklis observasi dapat didukung oleh daftar pertanyaan kinerja yang berasal dari panduan penilaian
atau aspek kritis dalam unit kompetensi dan dapat di tanyakan sebelum, pada saat atau setelah proses
demonstrasi ( bila di perlukan ). Pertanyaan-pertanyaan ini termasuk dimensi kompetensi, seperti :
- Contigency Management Skills (misalnya – Apa yang akan Anda lakukan jika ...?),
- Job Role Environment Skills (misalnya Bagaimana prosedurnya dan kebijakan untuk ...?),
- Task Management Skills (misalnya-Apa fungsi anda dan bagaimana anda mengelolanya ketika anda )
- Transfer Skills (misalnya – Bagaimana Anda melakukan ...... dengan situasi ..... atau alat ..... ).
42
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.03. PERTANYAAN UNTUK MENDUKUNG OBSERVASI
Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
PANDUAN BAGI ASESOR
• Formulir ini diisi pada saat asesor akan melakukan asesmen dengan metode observasi demonstrasi
• Pertanyaan dibuat dengan tujuan untuk menggali, dapat berisi pertanyaan yang berkaitan dengan dimensi
kompetensi, batasan variabel dan aspek kritis.
• Tanggapan asesi dapat ditulis oleh asesor dikolom tanggapan, dan apabila tanggapan sesuai maka beri tanda
centrang pada kolom (K) dan apabila belum sesuai beri tanda centrang pada kolom (BK)
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
Rekomendasi
Pertanyaan
K BK
1.
☐ ☐
Tanggapan:
2.
☐ ☐
Tanggapan:
3.
☐ ☐
Tanggapan:
Umpan balik untuk asesi:
Diadaptasi dari templat yang disediakan di Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Australia. Merancang instrumen
asesmen untuk hasil yang berkualitas di VET, 2008
43
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pada saat kegiatan penilaian terstruktur / disimulasikan untuk diases, seorang asesor perlu
mengembangkan berbagai instrumen asesmen yang mencakup:
• Skenario / garis besar situasi;
• Instruksi untuk orang yang terlibat dalam kegiatan / simulasi;
• Instruksi untuk asesi dan asesor; dan
• Ceklis Observasi.
Skenario
Skenario dapat berupa lembaran sederhana yang menguraikan skenario kepada asesi dan
asesor. Skenario / role-play dikembangkan untuk mengumpulkan bukti seberapa efektif
seorang asesi dapat menunjukkan praktik kerja yang diminta suatu unit (unit-unit) kompetensi.
Seorang wanita muda yang pengembangan kariernya telah Anda dukung selama tiga bulan
ini telah menyarankan bahwa dia bermaksud untuk mengajukan pengunduran dirinya karena
dia tidak dapat bekerja selama 9 hingga 5 jam yang ditetapkan oleh kebijakan perusahaan.
Dia mencintai pekerjaannya dan tidak ingin meninggalkan perusahaan tetapi dia tidak bisa
lagi bekerja selama 37,5 jam di dalam waktu itu. Anda telah mengatur pertemuan dengan
direktur SDM untuk merekomendasikan adopsi praktik tempat kerja yang lebih fleksibel. Anda
diminta untuk melakukan diskusi bersama direktur SDM terhadap perubahan yang Anda
ajukan. Anda baru saja bergabung dengan perusahaan dan peran pengembangan karier
adalah peran baru bagi Anda.
44
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT PEKERJAAN / KEGIATAN
TERSTRUKTUR LAINNYA
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
Tanda Tangan Asesi Tanda Tangan Asesor Nama & Tanda Tangan
Supervisor Tempat Kerja
*) Apabila asesi pada level 4 ke atas, berikan tugas proyek yang meliput tentang pemecahan masalah
dan analisa
45
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PERTANYAAN TERTULIS:
Hal-hal yang harus dipertimbangkan pada saat mendesain pertanyaan pengetahuan
46
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Form yang dapat digunakan adalah:
FR.IA.05. PERTANYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA
Skema Sertifikasi Judul :
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
Jawab semua pertanyaan berikut:
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
Catatan:
• Pertanyaan bisa dalam bentuk benar dan salah, pilihan ganda, dan menjodohkan
• Daftar pertanyaan dapat berisi pertanyaan dari semua dimensi kompetensi. Jika ada pertanyaan
yang tidak dijawab, maka dapat dieksplorasi dari menilai melalui pertanyaan verbal.
• Pertanyaan juga dapat difokuskan pada akurasi dan presisi yang dapat membantu memberikan
rekomendasi tindak lanjut untuk menilai.
• Pertanyaan presisi jika tidak dapat dijawab, Asesor disarankan untuk menambahkan lebih banyak
latihan / bekerja di bawah pengawasan, sedangkan jika pertanyaan akurasi dilewatkan maka
asesor direkomendasikan untuk pelatihan ulang
Penyusun
Validator
47
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.05.A. LEMBAR KUNCI JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA
No. Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8
9
10
Penyusun
Validator
48
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.05.B. LEMBAR JAWABAN PERTAYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA
49
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.06. PERTANYAAN TERTULIS ESAI
2.
Catatan:
• Daftar pertanyaan dapat berisi pertanyaan dari semua dimensi kompetensi. Jika ada pertanyaan
yang tidak dijawab, maka dapat dieksplorasi dari menilai melalui pertanyaan verbal.
• Pertanyaan juga dapat difokuskan pada akurasi dan presisi yang dapat membantu memberikan
rekomendasi tindak lanjut untuk menilai.
• Pertanyaan presisi jika tidak dapat dijawab, asesor disarankan untuk menambahkan lebih banyak
latihan / bekerja di bawah pengawasan, sedangkan jika pertanyaan akurasi dilewatkan maka
asesor direkomendasikan untuk pelatihan ulang
Penyusun
Validator
50
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.06.A. LEMBAR KUNCI JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS ESAI
Jawaban:
1.
2.
Penyusun
Validator
51
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.06.B. LEMBAR JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS ESAI
Jawaban: Rekomendasi
K BK
1. ☐ ☐
2. ☐ ☐
52
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PERTANYAAN LISAN DAN WAWANCARA
Metode tanya jawab dengan mengunakan daftar pertanyaan lisan atau wawancara dapat digunakan
untuk sejumlah pertanyaan pada berbagai situasi. Daftar pertanyaan lisan memberikan bukti yang
bermanfaat tentang: pemahaman mereka tentang prosedur di tempat kerja, peraturan perundang-
undangan dan persyaratan keselamatan.
Pertanyaan wawancara memungkinkan seorang asesor mendapatkan klarifikasi, konfirmasi atau
suplementasi saat dibutuhkan. Misalnya, respons terhadap ' berdasarkan bukti yang Anda ajukan
bagaimana-bagaimana melakukan cara yang efektif untuk menentukan ......... atau mengantisipasi
masalah yang pernah timbul dari proses kerja.
53
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.07. PERTANYAAN LISAN
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
Instruksi: 1. Ajukan pertanyaan kepada Asesi dari daftar terlampir untuk mengonfirmasi
pengetahuan, sebagaimana diperlukan.
2. Tulis jawaban Asesi secara singkat di tempat yang disediakan untuk setiap
pertanyaan.
3. Tempatkan centang di kotak untuk mencerminkan prestasi Asesi (Kompeten ‘K’
atau Belum Kompeten ‘BK’).
Rekomendasi
Pertanyaan
K BK
Pertanyaan :
Kunci Jawaban :
☐ ☐
Jawaban :
54
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PORTOFOLIO
Portofolio adalah kumpulan bahan yang disiapkan untuk membuktikan pengetahuan,
keterampilan dan pemahaman secara konsisten. Dokumen ini sering digunakan sebagai
instrumen untuk Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Pendekatan baru yang disederhanakan untuk RPL mendorong metode penilaian yang
berkurang pada bukti berbasis kertas dan memberikan kesempatan bagi asesi untuk
mengumpulkan bukti kompetensi mereka dalam berbagai cara yang lebih sesuai dengan
persyaratan dari unit.
Jika asesor memilih untuk menggunakan portofolio sebagai bagian dari bukti yang menjadi
dasar penilaian asesor pedoman portofolio untuk asesi harus benar-benar jelas tujuan dan
komposisi portofolio yang diharapkan. Portofolio bisa memakan waktu lama untuk kompilasi
dan untuk menilai, jadi jika asesor memutuskan untuk menggunakan metodologi ini, asesor
mengembangkan pedoman yang tepat.
Bahan-bahan Portofolio
BENTUK BUKTI PENERAPAN
Jadwal Asesmen Mandiri Memberikan kesempatan asesi menilai kinerjanya sendiri
terhadap persyaratan unit kompetensi yang relevan.
Transkrip resmi, kualifikasi, Memberikan bukti pendidikan atau pelatihan sebelumnya yang
Pernyataan Pencapaian, diselesaikan di tempat atau di luar pekerjaan.
sertifikat
Umpan balik asesmen atau Memberikan bukti kinerja di tempat kerja, komentar pengamat
daftar periksa yang lengkap dan tindakan di masa depan sebagai hasil dari asesmen.
Pernyataan atau referensi Memberikan bukti kinerja, tanggung jawab, prestasi, dan tingkat
tertulis keterampilan asesi.
Deskripsi pekerjaan Memberikan bukti pengalaman kerja sebelumnya.
Jurnal kerja Memberikan bukti tugas, kegiatan, atau prestasi lain yang
dicapai oleh asesi.
selama berhari-hari atau berminggu-minggu di tempat kerja atau
dalam peran komunitas / relawan.
Contoh pekerjaan, misalnya Memberikan bukti kemampuan asesi untuk melakukan
laporan, surat, desain. sebagian atau seluruh tugas atau proses kerja.
Produk jadi Memberikan bukti kemampuan asesi untuk menghasilkan
produk atau layanan.
Deskripsi atau spesifikasi Memberikan bukti bahwa asesi mengetahui input, output atau
produk standar yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau
menyediakan layanan.
Deklarasi berdasarkan Memberikan bukti bahwa sampel pekerjaan adalah pekerjaan
undang- undang asesi.
55
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Form yang dapat digunakan adalah:
FR.IA.08. CEKLIS VERIFIKASI PORTOFOLIO
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
Aturan Bukti
Sebagai tindak lanjut dari hasil verifikasi bukti, substansi materi di bawah ini (no elemen yg di cek
list) harus diklarifikasi selama wawancara:
Cek List No. Elemen Materi/substansi wawancara (KUK)
56
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Bukti tambahan diperlukan pada unit / elemen kompetensi sebagai berikut:
Contoh :
Rekomendasi Asesor: Asesi telah memenuhi pencapaian seluruh kriteria unjuk kerja,
direkomendasikan KOMPETEN
Asesi belum memenuhi pencapaian seluruh kriteria unjuk kerja,
direkomendasikan uji demonstrasi pada:
Unit…..
Elemen: …..
KUK: …….
57
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.09. PERTANYAAN WAWANCARA
Rekomendasi
Daftar Pertanyaan Wawancara Kesimpulan Jawaban Asesi
K BK
1. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
2. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
3. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:
58
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
REVIEW PRODUK
Pekerjaan yang memerlukan pembuatan suatu produk, asesi diminta untuk melakukan tugas yang
relevan dan memenuhi spesifikasi yang dituntut dalam suatu unit (unit-unit) kompetensi.
Berikut ini adalah contoh review produk – Tidak ada form baku, form yang dikembangkan disesuai
dengan standar produk di industri.
Contoh : Ceklis Ulasan Produk (CUP)
59
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Rekomendasi
Spesifikasi Kompetensi Hasil Review Produk
K BK
1. Konstruksi Ukuran konstruksi sesuai gambar kerja
☐ ☐
Kebersihan dan kerapian permukaan
konstruksi ☐ ☐
2. Performa/presentasi produk Kesesuaian ukuran ☐ ☐
Kesesuaian dengan gambar kerja ☐ ☐
Pemasangan perlengkapan bahan penolong ☐ ☐
Kerapian dan kerapatan sambungan ☐ ☐
Kerataan dan kehalusan permukaan dan
sudut ☐ ☐
Pemukaan yang bebas cacat (mata kayu
mati, noda, alur minyak, melengkung, retak) ☐ ☐
Kadar air (MC) komponen produk ☐ ☐
Kekuatan konstruksi
☐ ☐
60
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LAPORAN PIHAK KETIGA
Penilaian melibatkan pengumpulan bukti dan membuat penilaian profesional kompetensi
berdasarkan bukti itu. Bukti pihak ketiga adalah bukti yang dikumpulkan dari supervisor, rekan
kerja, dan orang lain di tempat kerja untuk mendukung keputusan penilaian. Asesor tidak
dapat selalu mengamati asesi selama periode waktu tertentu dan beberapa kompetensi sulit
untuk menilai dengan pengamatan saja. Oleh karena itu, mengumpulkan bukti pihak ketiga
dapat menjadi bagian penting dari proses penilaian.
FR.IA.10. KL
ARI
FIK
ASI
BU
KTI
PIH
AK
KE
TIG
A
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
61
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pertanyaan Ya Tdk
- Apakah asesi bekerja dengan mempertimbangkan Kesehatan, Keamanan dan
Keselamatan Kerja? ☐ ☐
- Apakah asesi berinteraksi dengan harmonis didalam kelompoknya? ☐ ☐
- Apakah asesi dapat mengelola tugas-tugas secara bersamaan? ☐ ☐
- Apakah asesi dapat dengan cepat beradaptasi dengan peralatan dan lingkungan yang
baru? ☐ ☐
- Apakah asesi dapat merespon dengan cepat masalah-masalah yang ada di tempat
kerjanya? ☐ ☐
- Apakah Anda bersedia dihubungi jika verifikasi lebih lanjut dari pernyataan ini
diperlukan? ☐ ☐
Diadopsi dari templat yang disediakan di Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Australia. Merancang
alat asesmen untuk hasil yang berkualitas di VET. 2008
Latihan 4:
Lakukan pengembangan Instrumen Asesmen sesuai dengan rencana asesmen yang telah ditetapkan
atau revisi instrumen yang sudah tersedia sesuai dengan persyaratan unit (unit-unit) kompetensi,
skema sertifikasi, KKNI.
62
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MEMETAKAN INSTRUMEN ASESMEN TERHADAP PERSYARATAN UNIT KOMPETENSI
Peta instrumen asesmen yang dibutuhkan dalam unit kompetensi diidentifikasikan berdasarkan .hasil
perencanaan asesmen pada langkah kedua dari unit ini.
Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
Potensi Asesi **
No. MUK
1 2 3 4 5
1. Ceklis Observasi Untuk Aktivitas di Tempat Kerja atau Tempat
Kerja Simulasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
2. Tugas Praktik Demonstrasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
3. Pertanyaan untuk mendukung Observasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
4. Penjelasan Singkat Proyek terkait Pekerjaan / Kegiatan
Terstruktur lainnya ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
5. Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
6. Pertanyaan Tertulis – Esai ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
7. Pertanyaan Lisan ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
8. Ceklis Verifikasi Portofolio ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
9. Pertanyaan Wawancara ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
10. Klarifikasi Bukti Pihak Ketiga ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
11. Ceklis Meninjau Materi Uji Kompetensi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
12.
13.
14.
63
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
*) diisi berdasarkan hasil penentuan pendekatan asesmen dan perencanaan asesmen
**) Keterangan:
1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek mampu telusur
terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam operasionalnya
belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.
AKTIVITAS
Periksa Instrumen Asesmen yang sudah ada, analisis instrumen-instrumen dengan
menggunakan form pemetaan di atas.
64
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2. Panel Bersama Kolega – instrumen dianalisa oleh kolega sesama asesor yang memiliki
keterampilan asesmen untuk memvalidasi instruksi bagi asesor dan validitas dari instrumen itu
sendiri.
3. Percontohan – Instrumen dapat digunakan sebagai percontohan kepada sejumlah kecil individu
yang merupakan dari target asesi. Penggunaan metode untuk mempertimbangkan waktu dan
kesesuaian instrumen untuk asesinya.
4. Uji Coba – Instrumen asesmen dapat diuji cobakan kepada suatu kelompok atau individu
dengan karakteristik tertentu. Uji coba tersebut diantaranya untuk memastikan bahwa proses
sudah efektif, valid, reliabel, sesuai dengan tingkat kerangka kualifikasi.
Asesor dapat menggunakan formulir FR.IA.11 – Ceklis Meninjau Instrumen Asesmen, di bawah ini:
FR.IA.11 CEKLIS MENINJAU INSTRUMEN ASESMEN
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
65
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Nama Peninjau Tanggal Tanda Tangan Komentar
Peninjau
Latihan 5:
Gunakan instrumen asesmen yang sudah anda dan lakukan uji coba bersama kolega asesor. Rekam
hasil uji coba, termasuk rekomendasi untuk peningkatan kualitas dengan menggunakan form IA.11 –
Ceklis Meninjau Instrumen Asesmen.
DIMENSI-DIMENSI TUGAS
MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
Dalam melaksanakan tugas bekerja sebagai asesor kompetensi dalam konteks sertifikasi kompetensi,
para asesor tidak hanya bekerja sesuai langkah-langkah sesuai standar atau SOP, tetapi harus mampu
bekerja dalam situasi riil yang terdiri lima dimensi kompetensi, yakni keterampilan menjalankan tugas
(task skills) sesuai standar prosedur operasi keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task
management skills), ketrampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills),
keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skills), dan
keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills).
66
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
• Standar Operasional Prosedur dari Proses Produksi atau Pelayanan
• Standar Keamanan Kerja
• Alur komunikasi yang berlaku
67
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ASESMEN MANDIRI
FR. APL-02. ASESMEN MANDIRI
68
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Unit Kompetensi: Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen
Dapatkah Saya ................? K BK Bukti
4. Elemen : Mengorganisasikan asesmen.
Kriteria Unjuk Kerja:
4.1. Menganalisis instrument asesmen yang tersedia
untuk kesesuaian penggunaan mengidentifikasi dan
modifikasi yang diperlukan.
4.2. Mengembangkan Instrumen asesmen untuk
memenuhi standar dan kebutuhan tempat kerja /
kandidat yang diperlukan.
4.3. Memetakan Instrumen asesmen terhadap
persyaratan unit atau kursus.
4.4. Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan
asesor mengenai penggunaan instrumen asesmen.
4.5. Draf instrument asesmen memenuhi standar yang
disyaratkan dan kebutuhan tempat kerja / kandidat.
69
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MODUL PELATIHAN
ASESOR KOMPETENSI
Melaksanakan Asesmen
Kode Modul: P.85ASM00.003.2
70
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
C. MELAKSANAKAN ASESMEN
Pendahuluan
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
untuk melaksanakan asesmen terhadap kompetensi personil. Unit ini menetapkan kompetensi
yang dibutuhkan untuk mengases kompetensi, termasuk Recognition of Prior Learning (RPL),
di dalam sistem asesmen berbasis kompetensi. Skills for employability (kompetensi untuk
bekerja) dalam unit ini sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja.
5 6
4 Meninjau proses
Asesmen
3 Merekam dan
Melaporkan
2 Membuat
Keputusan
Keputusan
1
Asesmen
Mendukung Asesmen
Asesi
Mengumpulkan
Bukti Berkualitas
Menetapkan Dan
Memelihara
Lingkungan
Asesmen
Pengetahuan esensial:
Untuk memastikan pencapaian kognitif dari peserta pelatihan maka diidentifikasi
pengetahuan penting atau esensial yang harus disampaikan dalam Asesmen ini.
Pengetahuan esensial yang harus dimiliki peserta setelah pelatihan ini harus dapat
menunjukkan pengetahuan esensial yang diperlukan secara efektif melakukan tugas
yang diuraikan dalam elemen dan kriteria kinerja unit ini, kemampuan peserta
melaksanakan asesmen yang meliputi :
- Pengetahuan yang dibutuhkan
- Asesmen berbasis kompetensi mencakup:
a. pelatihan dan pendidikan vokasi sebagai suatu sistem berbasis kompetensi
b. asesmen berpatokan kriteria/keunggulan atas asesmen berpatokan norma
c. menyetujui kriteria yang digunakan pada pelatihan dan pendidikan vokasi di tingkat
d. nasional atau penjelasan yang dikemukakan standar kompetensi tentang spesifikasi
e. kinerja suatu pekerjaan/fungsi kerja dan keterampilan/pengetahuan
f. pelaporan asesmen berbasis kompetensi
g. standar kompetensi sebagai basis kualifikasi
71
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
h. prinsip-prinsip asesmen berbasis kompetensi
i. struktur dan penggunaan standar kompetensi
- prinsip-prinsip asesmen dan penerapannya
- aturan bukti dan penerapannya
- pengertian tujuan asesmen dan konteks termasuk RPL asesmen
- berbagai metode asesmen, termasuk kecocokannya dalam pengumpulan berbagai jenis
bukti
- metodologi evaluasi dasar yang cocok untuk tinjauan pengalaman individu
- pengetahuan praktis tentang hambatan dan proses terkait perangkat dan metode asesmen
- sistem asesmen serta kebijakan dan prosedur asesmen yang digunakan oleh industri,
organisasi atau otoritas pelatihan kebijakan dan prosedur RPL yang digunakan oleh
organisasi
- perhatian terhadap budaya yang sensitif dan kebersamaan kebijakan relevan lainnya,
perundangan, kode etik dan standar nasional, misalnya:
a. hak paten
b. keamanan informasi
c. Plagiarisme
d. paket pelatihan/standar kompetensi
e. persyaratan lisensi
f. persyaratan industri/tempat kerja
g. persyaratan rekaman informasi dan kerahasiaan
h. anti diskriminasi termasuk kesamaan kesempatan, pencemaran nama baik
diskriminasi ketidakmampuan
i. hubungan tempat kerja
j. persetujuan perusahaan/penghargaan industri
- tanggungjawab K3 berkaitan dengan rencana dan pengorganisasian asesmen, seperti:
a. persyaratan pelaporan bahaya dan insiden
b. prosedur darurat dan prosedur penggunaan alat pelindung diri
c. penggunaan peralatan secara aman dan pemeliharaannya
d. informasi sumber daya K3
Keterampilan Esensial:
Sangat penting bahwa peserta menunjukkan keterampilan yang dibutuhkan
yang mencakupi :
- keterampilan analisis dan interpretasi untuk:
a. menguraikan substansi/isi standar kompetensi
b. menginterpretasi perangkat asesmen dan informasi lainnya
c. mengidentifikasi kebutuhan asesi
d. membuat keputusan berbasis bukti hasil asesmen
- keterampilan observasi untuk:
a. mengakui pembelajaran terdahulu asesi
b. menentukan kesiapan asesi dalam pelaksanaan asesmen
c. mengobservasi kinerja asesi
72
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
d. mengidentifikasi asesi sekiranya membutuhkan asistensi selama pelaksanaan
asesmen
- keterampilan meneliti dan mengevaluasi untuk:
a. mengakses persyaratan individu pelaksana dan sumber daya asesmen
b. mengakses kebijakan dan prosedur sistem asesmen
c. mengakses kebijakan dan prosedur RPL
d. mengevaluasi bukti
e. mengevaluasi proses asesmen
- keterampilan kognitif untuk:
a. menghargai bukti dan membuat keputusan
b. memperhatikan dan merekomendasikan yang wajar penyesuaian
- keterampilan membuat keputusan:
a. mengakui pembelajaran terdahulu asesi
b. membuat keputusan atas pencapaian kompetensi asesi
- keterampilan literasi untuk:
a. membaca dan menginterpretasi informasi yang relevan tentang pelaksanaan asesmen
b. mempersiapkan kebutuhan dokumentasi dan informasi yang diperlukan untuk proses
asesmen
- keterampilan komunikasi/interpersonal untuk:
a. menjelaskan pengertian asesmen kepada asesi
b. memberikan innstruksi yang jelas dan tepat
c. mengajukan pertanyaan secara efektif
d. menyampaikan klarifikasi
e. mendiskusikan proses asesmen dengan pihak terkait lainnya
f. memberikan umpan balik yang sesuai kepada asesi
g. mendiskusikan hasil asesmen dengan asesi
h. menggunakan bahasa secara tepat dengan asesi dan lingkungan asesmen
i. mempertahankan suatu hubungan kerja yang baik dengan asesi
- Sikap kerja yang harus ditampilkan untuk tercapainya kriteria unjuk kerja pada unit
kompetensi ini mencakupi :
a. Dapat menjaga rahasia
b. Berwawasan luas.
c. Diplomatis
d. Beradaptasi baik dengan lingkungan dan perubahan
e. Fokus mencapai sasaran
f. Mengambil keputusan berdasarkan logika dan Analisa
73
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
- Aspek kritis pada unit ini adalah:
a. Interpretasi bukti yang telah dikumpulkan
b. Pengambilan keputusan berdasarkan standar kompetensi terkait dengan penerapan
prinsip asesmen dan aturan bukti
c. Unit ini juga melingkupi demonstrasi hubungan yang profesional antara asesor dan
asesi dan keterampilan yang mendukung hubungan yang professional tersebut
74
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MELAKSANAKAN ASESMEN
Deskripsi: Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk
melaksanakan asesmen terhadap kompetensi personil.
Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengakses kompetensi, termasuk Recognation of
Prior Learning (RPL) / Rekognisi Pembelajaran Lampau di salam sistem asesmen berbasis kompetensi. Skill
for employability (kompetensi untuk bekerja) dalam unit ini sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja.
Elemen KUK Batasan Variabel
1.Menetapkan 1.1 Rencana asesmen 1.Konteks Variabel
dan memelihara diinterpretasi, 1.1 Kondisi atau keadaan lingkungan kerja dimana unit
lingkungan kemudiankebijakan kompetensi dapat dilaksanakan, adalah adanya akses
asesmen dan prosedursistem sumber informasi tentang pendekatan asesmen yang
asesmen serta mencakupi target asesi, jalur asesmen, konteks
Persyaratan asesmen dan acuan pembanding.
organisasi 1.2 Kata-kata yang dicetak tebal dan miring, jika
/hukum/etika digunakan pada Kriteria Unjuk Kerja, diberikan
pelaksanaanasesmen penjelasan lebih lanjut pada bagian berikut.
dikonfirmasikan
dengan orang yang 1.2.1 Rencana asesmen adalah keseluruhan dokumen
relevan perencanaan yang akan digunakan dalam proses
1.2 Acuan pembanding asesmen, dapat mencakupi:
asesmen yang
relevan dan a. Maksud dan tujuan asesmen
perangkat asesmen b. Konteks asesmen
yang akan digunakan c. Personel teridentifikasi
diakses dan d. Standar kompetensi yang relevan dan dokumentasi
diinterpretasi asesmen lainnya.
guna memastikan e. Hubungan dengan kebijakan dan prosedur
bukti dan cara asesmen.
pengumpulan bukti f. Rencana bukti
1.3 Rincian mengenai g. Metode dan perangkat asesmen yang telah
rencana asesmen dan ditentukan
proses asesmen h. Kemungkinan kluster unit kompetensi sesuai tujuan
dijelaskan, dibahas dan asesmen
diklarifikasi dengan i. Identifikasi bahaya K3, termasuk penilaian resiko
asesi, termasuk dan strategi pengawasan.
kesempatan untuk j. Bahan dan/atau sumber daya fisik yang dibutuhkan
melakukan k. Pengaturan organisasi pelaksanaan asesmen.
penyesuaian yang l. Persyaratan pelaporan K3
beralasan, asesmen m. Kebutuhan khusus asesmen, sebagai contoh
ulang dan banding persyaratan peralatan pelindung diri
1.4 Jika relevan, usulan n. Kerangka urutan kerja, penentuan waktu dan target
perubahan terhadap waktu asesmen
proses asesmen o. Prosedur asesmen mandiri
dirundingkan dan p. Kaitan dengan rencana pengorganisasian
disepakati dengan asesmen, kebijakan dan prosedur.
asesi
2. Mengumpulkan 2.1. Rencana 1.2.2 Kebijakan dan prosedur sistem asesmen dapat
bukti yang Asesmen mencakupi:
75
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
berkualitas diikuti
sebagai a. Seleksi asesi
panduan dalam b. Alasan dan tujuan asesmen berbasis kompetensi
melaksanakan c. Rekaman asesmen/manajemen data/manajemen
asesmen,guna informasi
penentuan d. Pengakuan kompetensi terkini/pengakuan
kompetensi,metode terhadap pembelajaran sebelumnya
asesmen dan e. Pengakuan terhadap pengaturan transfer kredit
perangkat asesmen f. Kebutuhan asesor, kualifikasi, pemeliharaan
digunakan untuk keterkinian kompetensi
mengumpulkan, g. Prosedur pelaporan asesmen
mengorganisasikan h. Banding asesmen
dan i. Keluhan/ pengaduan-pengaduan asesi
mendokumentasikan j. Validasi
bukti dalam format k. Evaluasi/ internal audit
yang sesuai l. Biaya-biaya / penggunaan jasa pihak ketiga
2.2. Prinsip-prinsip m. Akses dan kesetaraan/penyesuaian yang
asesmen dan aturan- beralasan
aturan bukti diterapkan n. Pengaturan kemitraan
dalam pengumpulan o. Kaitan dengan sumberdaya manusia atau sistem
bukti hubungan industri
yang berkualitas p. kaitan dengan sistem manajemen mutu secara
2.3. Kebijakan dan keseluruhan
prosedur
sistem asesmen 1.2.3 Persyaratan legal/ organisasi/ etika dapat
yang teridentifikasi mencakup:
dan persyaratan
organisasi/hukum/ a. Kebijakan dan prosedur sistem asesmen
etika untuk asesmen b. persyaratan strategi asesmen
dibahas c. sistem pelaporan, perekaman dan penelusuran
3. Mendukung asesi 3.1. Asesi dibimbing dalam asesmen
pengumpulan bukti d. sistem jaminan mutu
guna pencapaian e. rencana bisnis dan kinerja
pengakuan kompetensi f. kebijakan dan prosedur akses dan kesetaraan
terkini g. pengaturan kolaborasi dan partnership
3.2. Komunikasi yang h. parameter-parameter sumber daya
sesuai dan i. pengaturan saling pengakuan
keterampilan j. sistem dan proses hubungan industri, penghargaan/
interpersonal persetujuan perusahaan
digunakan untuk k. ruang lingkup registrasi
mengembangkan l. kebijakan/ prosedur sumber daya manusia
hubungan yang m. persyaratan legal, termasuk anti diskriminasi,
profesional dengan kesetaraan pekerjaan, peran/ tanggung jawab/
asesi, yakni kondisi kerja
hubungan yang n. kode etik industri
merefleksikan o. persyaratan kerahasiaan dan privacy
kepekaan terhadap p. pertimbangan K3, termasuk:
perbedaan individu o jaminan persyaratan K3 selama proses
dan memungkinkan asesmen,
terjadinya umpan o identifikasi dan pelaporan bahaya K3 kepada
76
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
balik dua arah. personel terkait.
3.3. Bila diperlukan,
keputusan-keputusan 1.2.4 Orang yang relevan,
mengenai boleh saja meliputi:
penyesuaian yang a. pelanggan, perusahaan atau organisasi.
beralasan b. ketua tim, manajer, supervisor
berdasarkan c. personil pengarah
kebutuhan dan d. teknisi/ tenaga ahli
karakteristik e. koordinator pelatihan dan asesmen.
asesi f. koordinator asesmen.
dibuat g. regulator industri.
bersama h. perwakilan karyawan dan pengusaha.
asesi i. anggota asosiasi profesi
3.4. Penyesuaian-
penyesuaian yang 1.2.5 Acuan pembanding asesmen merujuk kepada
beralasan dibuat Kriteria yang digunakan untuk mengasses asesi, dapat
sedemikian sehingga berupa:
dapat
mempertahankan a. unit/ sejumlah unit standar kompetensi.
integritas standar b. kriteria asesmen kurikulum pelatihan.
kompetensi yang c. spesifikasi kinerja.
relevan dan d. spesifikasi produk.
memungkinkan
prinsip-prinsip 1.2.6 Perangkat Asesmen berisikan instrumen
asesmen dan prosedur pengumpulan serta interpretasi bukti
dan aturan bukti sesuai metode asesmen yang telah dirancang, dapat
dapatditerapkan mencakupi:
secara
berimbang.Bila ada, a. Instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk
dukungan spesialis pengumpulan bukti, diantaranya:
sesuai rencana o profil ukuran kinerja yang dapat diterima.
asesmen diakses o proforma / template.
3.5. Bila ada, dukungan o pertanyaan spesifik atau aktivitas tertentu.
spesialis sesuai o ceklis observasi/bukti.
rencana asesmen o ceklis untuk mengevaluasi contoh produk kerja.
diakses. o bahan asesmen mandiri asesi.
3.6. Risiko kesehatan dan b. Prosedur, informasi dan instruksi untuk asesor
keselamatan kerja apa dan/atau asesi terkait dengan penggunaan
pun terhadap orang instrumen asesmen serta kondisi pelaksanaan
atau peralatan asesmen
ditanggulangi dengan c. Penyesuaian yang beralasan dan/atau kebutuhan
segera. spesifik tidak harus mengkompromikannya
4.Membuat 4.1. Keterbatasan terhadap integritas standar kompetensi, dapat
keputusan perolehan dan evaluasi mencakupi:
Asesmen bukti yang berkualitas o penyesuaian proses asesmen disebabkan
diidentifikasi keterbatasan asesi terhadap persyaratan
dan bila perlu diminta bahasa, literasi dan numerasi.
arahan dari orang o Penyediaan dukungan pembaca, penterjemah,
yang relevan. pelayan, penulis.
o Penggunaan teknologi adaptif atau peralatan
4.2. Bukti yang telah
77
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
terkumpul diperiksa khusus.
dan dievaluasi untuk o Pelaksanaan asesmen secara fleksibel karena
memastikan bahwa alasan keletihan atau keperluan pengobatan.
bukti tersebut dapat o Penyediaan peralatan asesmen berupa braille,
merefleksikan bukti audio/video-tape.asesmen
yang diperlukan o Penyesuaian fisik tempat/lingkungan asesmen.
dalam Penyesuaian metode/perangklat asesmen.
memperlihatkan o Pertimbangan umur/gender asesi.
kompetensi dan: o Pertimbangan budaya/tradisi/agama.
4.2.1 mencakupi
seluruh bagian 1.2.7 Metode Asesmen adalah teknik khusus yang
komponen digunakan untuk mengumpulkan bukti dan dapat
standar mencakupi
kompetensi
yang dijadikan a. Observasi langsung,sebagai contoh:
acuan o Aktivitas kerja nyata secara langsung ditempat
pembanding kerja
asesmen dan o Aktivitas kerja yang disimulasikan pada suatu
dimensi tempat seperti tempat kerja
kompetensi b. aktivitas terstruktur, sebagai contoh:
4.2.2 memperhatikan o Simulasi / bermain peran (role play)
dokumentasi o Berbagai proyek
terkait lainnya o Berbagai presentasi
4.2.3 memenuhi
aturan bukti c. berbagai lembar aktivitas
4.3. Pertimbangan d. mengajukan pertanyaan, sebagai contoh:
berdasarkan prinsip o Pertanyaan tertulis
asesmen dan aturan o Interview/ wawancara
bukti digunakan o Asesmen mandiri
untuk memutuskan o Pertanyaan lisan
pencapaian o Kuesioner
kompetensi o Ujian lisan atau ujian tertulis
yang telah
didemonstrasikan e. portofolio, sebagai contoh:
asesi o Koleksi contoh kerja yang dikumpulkan oleh
berdasarkan bukti asesi
yang dikumpulkan o Produk dengan dokumentasi yang mendukung
4.4. Dalam o Bukti sejarah
membuat o Jurnal/ buku catatan kerja
keputusan o Informasi tentang pengalaman hidup
asesmen, kebijakan
dan prosedur f. meninjau ulang produk-produk, sebagai contoh:
sistem o Produk sebagai hasil kerja suatu proyek
asesmen o contoh/ produk-produk hasil kerja
yang relevan dan
pertimbangan g. umpan balik dari pihak ketiga, misalnya:
pertimbangan o Testimoni/ laporan dari pemilik supervisor.
organisasi/hukum/ o Bukti sebagai peserta pelatihan.
etika digunakan o Pencapaian otentik sebelumnya.perusahaan/
4.5. Umpanbalik yang o interview dengan atasan, supervisor, atau
78
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
jelas dan sesama rekan kerja.
membangun terkait
keputusan asesmen 1.2.8 Prinsip-prinsip asesmen memandu proses
diberikan kepada asesmen dan ditujukan untuk menjaga:
asesi, dan bila perlu a. validitas.
dikemukakan b. Reliabilitas.
pula rencana tindak c. Fleksibilitas.
lanjut d. fairness/ keadilan.
5. Merekam dan 5.1 Hasil asesmen
melaporkan segera dicatat secara 1.2.9 Aturan Bukti sangat erat kaitannya dengan prinsip
keputusan akurat sesuai dengan prinsip asesmen, dilengkapi dengan panduan
asesmen kebijakan dan pengumpulan bukti untuk memastikan bahwa bukti
prosedursistem tersebut:
asesmen serta a. Sahih/ Valid
persyaratanorganisasi/ b. Memadai
hukum/etika c. Otentik
5.2 Laporan asesmen d. Terkini
dilengkapi dan
diproses sesuai 1.2.10 Bukti berkualitas memenuhi aturan bukti, dan
dengan kebijakan harus:
dan prosedur sistem a. mencakupi demonstrasi pencapaian kriteria unjuk
asesmen serta kerja
persyaratan b. merefleksikan keterampilan, pengetahuan dan
organisasi/hukum/ sikap sebagaimana dikemukakan pada unit
etika kompetensi
5.3 Bila diperlukan, c. memperlihatkan penerapan keterampilan pada
rekomendasi tindak konteks sebagaimana dikemukakan pada batasan
lanjut diserahkan variabel
kepada orang yang d. mendemonstrasikan kompetensi setiap waktu
relevan e. mendemonstrasikan kompetensi secara berulang
5.4 Bila diperlukan, f. menjadi kebiasaan kerja asesi
dengan g. dapat diverifikasi.
memperhatikan h. mendemonstrasikan keterampilan/pengetahuan
ketentuan terkini asesi
kerahasiaan, pihak- i. tidak mengurangi persyaratan bahasa, literasi dan
pihak terkaitlainnya numerasi sebagaimana dipersyaratkan dalam
diberitahutentang standar kompetensi
keputusanasesmen
6.Meninjau proses 6.1. Proses asesmen 1.2.11 Memandu berarti menjelaskan kepada asesi
Asesmen ditinjau berdasarkan tentang:
kriteria yang ada a. pengertian setiap tujuan asesmen
melalui konsultasi b. pengertian asesmen
dengan orang yang c. pengertian perangkat asesmen
relevan guna d. cara menggunakan perangkat asesmen
perbaikan dan e. aturan bukti harus dipenuhi atas bukti yang
perubahan dikemukakan asesi
pelaksanaan
asesmen di masa 1.2.12 Keterampilan komunikasi, dapat mencakupi:
datang a. menyampaikan umpan balik yang membangun dan
6.2. Tinjauan mendukung
79
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
didokumentasi dan b. mengajukan pertanyaan yang cocok untuk
direkam sesuai mengklarifikasi dan mengkonfirmasi instruksi
dengan kebijakan pengumpulan bukti
dan prosedur sistem c. menginterpretasi jawaban lisan secara akurat
asesmenyang d. mengarahkan asesi untuk menyampaikan
relevanserta petunjuk/instruksi kepada asesor
persyaratan e. membuat pilihan dan petunjuk secara jelas dan
organisasi/hukum/ konkrit
etika.
6.3. Keterampilan 1.2.13 Keterampilan interpersonal, dapat
kematangan berfikir mencakupi:
(refleksi) secara a. menginterpretasi jawaban lisan secara akurat.
mandiri digunakan b. melakukan interaksi dua arah.
untuk meninjaudan c. menggunakan bahasa yang cocok dengan asesi,
mengevaluasipraktek konteks asesmen dan kinerja disesuaikan dengan
asesmen standar kompetensi.
d. menggunakan bahasa dan konsep dengan
memperhatikan perbedaan budaya.
e. menggunakan sikap menyatu dengan budaya
setempat.
80
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.2.16 Dukungan spesialis, dapat mencakupi:
a. asistensi oleh pihak ketiga, penterjemah.
b. pengembangan aktivitas asesmen secara online.
c. dukungan terhadap asesi dan/atau asesor secara
jarak jauh atau terisolasi.
d. dukungan bahan asesmen atau ahli keselamatan.
e. arahan dari otoritas regulator.
f. asesmen secara tim/panel.
g. dukungan dari asesor kepala.
h. arahan dari ahli pengembang kebijakan.
81
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
j. Dimensi Kompetensi, sebagai contoh
o task skills
o task management skills
o contingency management skills
o job role/environment skills
o transfer skills.
82
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
f. kesimpulan rencana aksi untuk asesi
g. informasi kritis lainnya, termasuk banding dan hasil
h. tandatangan asesor dan asesi
i. laporan tertulis/ elektronik kepada penyandang
dana
83
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.3 Skills for employability,mencakupi ketrampilan
1.3.1 Komunikasi (communication skills).
1.3.2 Bekerja dalam kelompok (team works skills).
1.3.3 Mengatasi masalah (problem solving skills).
1.3.4 Berinisiasi dan kewirusahaan (initiative and enterprise
skills).
1.3.5 Perencanaan dan pengorganisasian (planning and
organizing skills).
1.3.6 Manajemen diri (self-management skills).
1.3.7 Belajar (learning skills).
1.3.8 Teknologi (technology skills).
84
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
SOP MELAKSANAKAN ASESMEN
85
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LANGKAH PROSEDUR MEDIA DAN KELUARAN PELAKSANA
3. Mendukung Asesi. • Asesor
Media :
Instruksi Kerja: • Perangkat Asesmen
a) Asesi dibimbing dalam pengumpulan
bukti guna pencapaian pengakuan Keluaran :
kompetensi terkini. • Rekaman Asesmen
b) Gunakan komunikasi yang sesuai dan
keterampilan interpersonal untuk
mengembangkan hubungan yang
professional dengan asesi, yakni
hubungan yang merefleksikan kepekaan
terhadap perbedaan individu dan
memungkinkan terjadinya umpan balik
dua arah.
c) Bila diperlukan, buat keputusan-keputusan
mengenai penyesuaian yang beralasan
berdasarkan kebutuhan dan
karakteristik asesi bersama asesi.
d) Buat penyesuaian-penyesuaian yang
beralasan sedemikian sehingga dapat
mempertahankan integritas standar
kompetensi yang relevan dan
memungkinkan prinsip-prinsip asesmen
dan aturan bukti dapat diterapkan
secara berimbang.
e) Bila ada, akses dukungan spesialis
sesuai rencana asesmen.
f) Tanggulangi risiko kesehatan dan
keselamatan kerja apa pun terhadap
orang atau peralatan dengan segera.
4. Membuat Keputusan Asesmen. • Asesor
Media :
Instruksi Kerja: • Rekaman Asesmen
a) Identifikasi keterbatasan perolehan dan • FR. AK. 02
evaluasi bukti yang berkualitas dan bila • FR. AK. 03
perlu minta arahan dari orang yang
relevan. Keluaran :
b) Periksa dan evaluasi bukti yang telah • Rekaman AK. 02
terkumpul untuk memastikan bahwa bukti • Rekaman AK. 03
tersebut dapat merefleksikan bukti yang
diperlukan dalam memperlihatkan
kompetensi dan:
• mencakupi seluruh bagian komponen
standar kompetensi yang dijadikan
acuan pembanding asesmen dan
86
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LANGKAH PROSEDUR MEDIA DAN KELUARAN PELAKSANA
dimensi kompetensi.
• memperhatikan dokumentasi terkait
lainnya.
• memenuhi aturan bukti.
• Pertimbangan berdasarkan prinsip
asesmen dan aturan bukti digunakan
untuk memutuskan pencapaian
kompetensi yang telah
didemonstrasikan asesi berdasarkan
bukti yang dikumpulkan.
• Dalam membuat keputusan
asesmen, kebijakan dan prosedur
sistem asesmen yang relevan
dan pertimbangan- pertimbangan
organisasi/hukum/etika digunakan.
c) Umpan balik yang jelas dan membangun
terkait keputusan asesmen diberikan
kepada asesi, dan bila perlu
dikemukakan pula rencana tindak lanjut.
5. Merekam dan Melaporkan Keputusan • Asesor
Media :
Asesmen. • Rekaman FR. AK. 02
Instruksi Kerja: • FR. AK. 05
a) Catat hasil asesmen segera secara akurat
sesuai dengan kebijakan dan Keluaran :
prosedur sistem asesmen serta • Rekaman AK. 02
persyaratan organisasi/ hukum/ etika. • Rekaman AK. 05
b) Lengkapi dan proses Laporan asesmen
sesuai dengan kebijakan dan
prosedursistem asesmen serta
persyaratan organisasi/ hukum/ etika.
c) Bila diperlukan, serahkan rekomendasi
tindak lanjut kepada orang yang relevan.
d) Bila diperlukan, beritahu dengan
memperhatikan ketentuan kerahasiaan,
pihak-pihakterkait lainnya tentang
keputusan asesmen.
6. Meninjau Proses Asesmen. • Lead Asesor
Media :
Instruksi Kerja: • FR. AK. 06
a) Tinjau Proses asesmen berdasarkan
kriteria yang ada melalui konsultasi Keluaran :
denganorang yang relevan guna • Rekaman AK. 06
perbaikan dan perubahan pelaksanaan
87
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LANGKAH PROSEDUR MEDIA DAN KELUARAN PELAKSANA
asesmen di masa datang.
b) Dokumentasi dan rekam tinjauan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur sistem
asesmen yang relevan serta persyaratan
organisasi/hukum/etika.
c) Gunakan keterampilan kematangan
berfikir (refleksi) secara mandiri untuk
meninjau dan mengevaluasi praktek
asesmen.
88
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1. ELEMEN/LANGKAH 1 : MENETAPKAN DAN MEMELIHARA LINGKUNGAN ASESMEN
Pada langkah ketiga ini terdapat empat aktivitas yang harus dilakukan agar
dapat menetapkan dan memelihara lingkungan sesuai dengan situasi
asesmen yang secara efektif dan efisien, yakni
• Menginterprestasi ,kebijakan dan prosedur sistem asesmen serta persyaratan
organisasi /hukum/etika pelaksanaan asesmen dikonfirmasikan dengan orang yang
relevan.
• Mengakses dan menginterprestasikan Acuan pembanding asesmen yang relevan dan
perangkat asesmen yang akan digunakankan guna mememastikan bukti dan cara
pengumpulan bukti.
• Membahas dan mengklarifikasi Rincian mengenai rencana asesmen dan
proses asesmen dijelaskan dengan asesi ,termasuk kesempatan untuk
melakukan penyesuaian yang beralasan ,asesmen ulang dan banding.
• Jika relevan merundingkan dan menyepakati usulan perubahan terhadap proses
asesmen dengan asesi
1.1 Rencana asesmen diinterpretasi, kemudian kebijakan dan prosedur sistem asesmen serta
persyaratan organisasi/hukum/etika pelaksanaan asesmen dikonfirmasikan dengan orang yang
relevan
1.2 Acuan pembanding asesmen yang relevan dan perangkat asesmen yang akan digunakan diakses
dan diinterpretasi guna memastikan bukti dan cara pengumpulan bukti
1.3 Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen dijelaskan, dibahas dan diklarifikasi
dengan asesi, termasuk kesempatan untuk melakukan penyesuaian yang beralasan, asesmen
ulang dan banding
1.4 Jika relevan, usulan perubahan terhadap proses asesmen dirundingkan dan disepakati dengan
asesi
89
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN
FR.MAPA.01- MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
90
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2.
1.6.
1.5.
1.4.
3.3.
3.2.
3.1.
2.6.
2.5.
2.4.
Kerja
Elemen: 3.
Elemen: 2.
Elemen: 1.
Kriteria Unjuk
Unit Kompetensi
Kerja dan
Asesmen.
Bukti-Bukti
Pendekatan
diidentifikasi
berdasarkan
Kriteria Unjuk
atau Hafalan)
Portofolio, dan /
(Kinerja, Produk,
:
:
L
TL
Bukti
Jenis
T
Obsevasi langsung
(kerja nyata/aktivitas waktu nyata
di tempat kerja di kingkungan
tempat kerja yang disimulasikan)
Kegiatan Terstruktur
(latihan simulasi dan bermain
peran, proyek, presentasi, lembar
kegiatan)
Tanya Jawab
(pertanyaan tertulis, wawancara,
asesmen diri, tanya jawab lisan,
angket, ujian lisan atau tertulis)
Review produk
(testimoni dan laporan dari atasan,
bukti pelatihan, otentikasi
pencapaian sebelumnya,
wawancara dengan atasan,
atau rekan kerja)
DPT (Daftar Pertanyaan Tertulis), VP (Verifikasi
CL (Ceklis Observasi/ Lembar Periksa), DIT (Daftar
Instruksi Terstruktur), DPL (Daftar Pertanyaan Lisan),
91
CUP (Ceklis Ulasan Produk), PW (Pertanyaan Wawancara)
Lainnya : ……………
3. Mengidentifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi:
3.5. a. Karakteristik Kandidat: Ada / tidak ada* karakteristik khusus Kandidat
Jika Ada, tuliskan.....
c. Kebutuhan kontekstualisasi Ada / tidak ada* kebutuhan kontekstualisasi
terkait tempat kerja:
Jika Ada, tuliskan.....
3.6. Saran yang diberikan oleh paket Ada / tidak ada* saran
pelatihan atau pengembang
pelatihan Jika Ada, tuliskan.....
3.7. Penyesuaian perangkat Ada / tidak ada* penyesuaian perangkat
asesmen terkait kebutuhan
kontekstualisasi Jika Ada, tuliskan.....
3.8. Peluang untuk kegiatan Ada / tidak ada* peluang
asesmen terintegrasi dan
mencatat setiap perubahan yang Jika Ada, tuliskan.....
diperlukan untuk alat asesmen
*Coret yang tidak perlu
92
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Catatan:
Untuk mencapai kompetensi pada kelima dimensi kompetensi, lakukan pekerjaan
Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen ini minimal tiga konteks Asesi yang
berpotensi akan menjadi klien anda, yakni:
1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek
mampu telusur terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis
kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.
93
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.MAPA.02- PETA INSTRUMEN ASESMEN HASIL PENDEKATAN ASESMEN DAN
PERENCANAAN ASESMEN*
Judul :
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
Potensi Asesi **
No. MUK
1 2 3 4 5
1. Ceklis Observasi Untuk Aktivitas di Tempat Kerja atau Tempat
Kerja Simulasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
2. Tugas Praktik Demonstrasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
3. Pertanyaan untuk mendukung Observasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
4. Penjelasan Singkat Proyek terkait Pekerjaan / Kegiatan
Terstruktur lainnya ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
5. Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
6. Pertanyaan Tertulis – Esai ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
7. Pertanyaan Lisan ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
8. Ceklis Verifikasi Portofolio ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
9. Pertanyaan Wawancara ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
10. Klarifikasi Bukti Pihak Ketiga ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
11. Ceklis Meninjau Materi Uji Kompetensi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
12.
13.
14.
15.
*) diisi berdasarkan hasil penentuan pendekatan asesmen dan perencanaan asesmen
**) Keterangan:
1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek mampu telusur
terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.
94
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.01. PERSETUJUAN ASESMEN DAN KERAHASIAAN
Persetujuan Asesmen ini untuk menjamin bahwa Asesi telah diberi arahan secara rinci tentang perencanaan
dan proses asesmen
Skema Sertifikasi Judul :
(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
: TL : Verifikasi Portofolio L : Observasi Langsung
95
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2. ELEMENN/LANGKAH 2 : MENGUMPULKAN BUKTI YANG BERKUALITAS
Pada langkah kedua ini terdapat tiga aktivitas yang harus dilakukan agar dapat
Mengumpulkan bukti yang berkualitas sesuai dengan situasi yang asesmen
secara efektif dan efisien, yakni
• Mengikuti Rencana asesmen sebagai panduan dalam melaksanakan asesmen, guna
penentuan
kompetensi, metode asesmen dan perangkat asesmen digunakan untuk
mengumpulkan, mengorganisasikan dan mendokumentasikan bukti dalam format yang
sesuai.
• Menerapkan Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti dalam pengumpulan
bukti yang berkualitas.
• Membahas Kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang teridentifikasi dan
persyaratan organisasi/ hukum/ etika untuk asesmen
2.1 Rencana asesmen diikuti sebagai panduan dalam melaksanakan asesmen, guna Penentuan
kompetensi, metode asesmen dan perangkat asesmen digunakan untuk mengumpulkan,
mengorganisasikan dan mendokumentasikan bukti dalam format yang sesuai.
2.2. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan dalam pengumpulan bukti yang berkualitas.
2.3. Kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang teridentifikasi dan persyaratan organisasi/
hukum/ etika untuk asesmen dibahas
96
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LANGKAH PROSEDUR MENGUMPULKAN BUKTI YANG BERKUALITAS
97
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
3. ELEMEN/ LANGKAH 3: MENDUKUNG ASESI
Pada langkah ketiga ini terdapat tiga aktiivitas yang harus dilakukan agar dapat sesuai
dengan situasi asesmen secara efektif dan efisien, yakni:
• Asesi dibimbing dalam pengumpulan bukti guna pencapaian pengakuan kompetensi terkini.
• Komunikasi yang sesuai dan keterampilan interpersonal digunakan untuk
mengembangkan hubungan yang profesional dengan asesi, yakni hubungan yang
merefleksikan kepekaan terhadap perbedaan individu dan memungkinkan terjadinya
umpan balik duaarah.
• Bila diperlukan, keputusan-keputusan mengenai penyesuaian yang beralasan
berdasarkan kebutuhandankarakteristikasesidibuatbersamaasesi.
• Penyesuaian-penyesuaian yang beralasan dibuat sedemikian sehingga dapat
mempertahankan integritas standar kompetensi yang relevan dan memungkinkan
prinsip- prinsip asesmen dan aturan bukti dapat diterapkan secara berimbang.
• Bila ada,dukungan spesialis sesuai rencana asesmen diakses.
• Risiko kesehatan dan keselamatan kerja
3.1 Asesi dibimbing dalam pengumpulan bukti guna pencapaian pengakuan pengakuan
kompetensi terkini
3.2 Komunikasi yang sesuai dan keterampilan interpersonal digunakan untuk mengembangkan
hubungan yang profesional dengan asesi, yakni hubungan yang merefleksikan kepekaan terhadap
perbedaan individu dan memungkinkan terjadinya umpan balik dua arah.
3.6. Risiko kesehatan dan keselamatan kerja apa pun terhadap orang atau peralatan
ditanggulangi dengan segera.
98
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Tahapan Mendukung Asesi
LATIHAN LAKUKANLAH TAHAPAN DALAM MENDUKUNG ASESI
99
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4.Membuat Penyesuaian penyesuaian yang Menerapkan prinsip Fleksibilitas untuk
beralasan dan menerapkan Pemenuhan menyesuaikan metode dan perangkat serta
Aturan bukti serta Prinsip Asesmen peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
asesmen
• Aturan bukti ( VATM) Menjelaskan
100
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
6.Penerapan Keamanan dan keselamatan Menerapkan dimensi yang ke 4 ( Job Role
kerja Environment Skill ) atau dalam kemampuan
memenuhi terhadap aturan aturan lingkungan
Risiko Kesehatan - Pemahaman tentang kesehatan dan
Risiko Keselamatan keselamatan dalam bekerja
Peralatan - Pemahaman tentang factor keselamatan
dalam bekerja
- Pemahaman tentang penggunaan peralatan
dan risikonya.
101
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4. ELEMEN/ LANGKAH 4. MEMBUAT KEPUTUSAN ASESMEN
Pada langkah keempat ini terdapat lima aktiivitas yang harus dilakukan agar dapat
Membuat Keputusan Asesmen sesuai dengan situasi asemen secara efektif dan
efisien, yakni:
o Keterbatasan perolehan dan evaluasi bukti yang berkualitas diidentifikasi dan
Bila perlu diminta arahan dari orang yang relevan.
o Media / sarana pendukung pembelajaran yang akan digunakan baik
untuk instruktur maupun peserta pelatihan disiapkan.
o Bukti yang telah terkumpul diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan
bahwa bukti tersebut dapat merefleksikan bukti yang diperlukan dalam
memperlihatkan kompetensi dan:
§ Mencakupi seluruh bagian komponen standar kompetensi yang dijadikan acuan
pembanding asesmen dan dimensi kompetensi.
§ Memperhatikan dokumentasi terkait lainnya.
§ Memenuhi aturan bukti
o Dalam membuat keputusan asesmen, kebijakan dan prosedur
sistem asesmen yang relevan dan pertimbangan pertimbangan
organisasi/hukum/etika digunakan.
o Umpan balik yang jelas dan membangun terkait keputusan asesmen
diberikan kepada asesi,dan bila perlu dikemukakan pula rencana tindak
lanjut.
4.1 Keterbatasan perolehan dan evaluasi bukti yang berkualitas diidentifikasi dan bila perlu
diminta arahan dari orang yang relevan
4.2 Bukti yang telah terkumpul diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut
Dapat merefleksikan bukti yang diperlukan dalam memperlihatkan kompetensi
4.3 Pertimbangan berdasarkan prinsip asesmen dan aturan bukti digunakan untuk memutuskan
pencapakan kompetensi yang telah didemonstrasikan asesi berdasarkan bukti yang dikumpulkan
4.4 Dalam membuat keputusan asesmen, kebijakan dan prosedur system asesmen yang
relevan dan pertimbangan-pertimbangan organisasi/hukum/etika digunakan
4.5 Umpan balik yang jelas dan membangun terkait keputusan asesmen diberikan kepada asesi
dan bila perlu dikemukakan pula rencana tindak lanjut
B
Gambar 4. Tahap-Tahap Membuat Keputusan Asesmen
102
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN 3. LAKUKANLAH TAHAPAN DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN
CONTOH APLIKASI
1. Mengidentifikasi Keterbatasan - Melakukan identifikasi keterbatasan
pencapaian hasil asesmen
perolehan dan evaluasi - Evaluasi bukti yang berkualitas .
bukti yang berkualitas - Meminta arahan dari pihak ketiga / Lead
2. Meminta arahan dari orang Asesor
yang relevan
• Arahan Lead Asesor - Pertimbangan pertimbangan Laporan pihak
ketiga / Third party statement/ personel yang
relevan /Bukti Porto Folio
• Fasilitas - Personal yang mengorganisasikan
pelaksanaan asesmen/ Lead asesor
3. Menyiapkan - Menyiapkan tools asesmen hasil
Media/sarana pendukung pengumpulan bukti FR.IA
yang akan digunakan baik - Memeriksa bukti yang telah terkumpul dan
untuk instruktur maupun bukti pendukung
peserta . - Mengevaluasi untuk memastikan bahwa
bukti tersebut merefleksikan bukti yang
diperlukan dalam memperlihatkan
kompetensi .
103
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
terkait lainnyamemenuhi pemenuhan aturan bukti yang dikumpulkan
aturan bukti VATM
- Mempertimbangkan pemenuhan terhadap
Dimensi kompetensi
TS,TMS, CMS, JRES,TRS
- Pertimbangan terhadap Dokumen
pendukung maupun Portofolio asesi
a. Fasilitas, Bahan/ - Peralatan dan Perlengkapan Asesmen
Perlengkapan termasuk Asesmen Instrumen FR. IA .serta
Asesmen pelengkapan pendukung observasi yg
disiapkan ketua TUK
b. asesmen - Melaksanakan Asesmen sesuai dengan
Perencanaan dalam FR.MAPA 01
- Mengumpulkan bukti yang berkualitas FR.
IA.
104
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
- Menyetujui kesenjangan serta pelatihan
yang dibutuhkan.
- Mengidentifikasi bukti yang akan
dikemukakan selanjutnya
- Informasi terkait dengan kesempatan uji
ulang dan proses banding
- Memberikan informasi rencana aksi/tindak
lanjut tentang hasil rekomendasi keputusan
yang telah disepakati dan menyarankan
perbaikan pengumpulan bukti
FR. AK 02
105
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.02. FORMULIR REKAMAN ASESMEN KOMPETENSI
Nama asesi
Nama asesor
Skema sertifikasi (bila
tersedia)
Unit kompetensi
Tanggal mulainya asesmen
Tanggal selesainya
asesmen
Beri tanda centang (√) di kolom yang sesuai untuk mencerminkan bukti yang diperoleh untuk
menentukan Kompetensi asesi untuk setiap Unit Kompetensi.
LAMPIRAN DOKUMEN:
1. Dokumen FR APL 01 peserta
2. Dokumen FR APL 02 peserta
3. Bukti-bukti berkualitas peserta
4. Tinjauan proses asesmen.
106
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.03. UMPAN BALIK DAN CATATAN ASESMEN
Umpan balik dari asesi (diisi oleh asesi setelah pengambilan keputusan) :
Hasil Catatan/Komentar
KOMPONEN
Ya Tidak Asesi
Saya mendapatkan penjelasan yang cukup memadai mengenai
proses asesmen/uji kompetensi
Saya diberikan kesempatan untuk mempelajari standar kompetensi
yang akan diujikan dan menilai diri sendiri terhadap pencapaiannya
Asesor memberikan kesempatan untuk
mendiskusikan/menegosiasikan metode, instrumen dan sumber
asesmen serta jadwal asesmen
Asesor berusaha menggali seluruh bukti pendukung yang sesuai
dengan latar belakang pelatihan dan pengalaman yang saya miliki
Saya sepenuhnya diberikan kesempatan untuk mendemonstrasikan
kompetensi yang saya miliki selama asesmen
Saya mendapatkan penjelasan yang memadai mengenai keputusan
asesmen
Asesor memberikan umpan balik yang mendukung setelah asesmen
serta tindak lanjutnya
Asesor bersama saya mempelajari semua dokumen asesmen serta
menandatanganinya
Saya mendapatkan jaminan kerahasiaan hasil asesmen serta
penjelasan penanganan dokumen asesmen
Asesor menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif selama
asesmen
Catatan/komentar lainnya (apabila ada) :
107
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.04. BANDING ASESMEN
Nama Asesi:
Nama Asesor:
Tanggal Asesmen:
Jawablah dengan Ya atau Tidak pertanyaan-pertanyaan berikut ini : YA TIDAK
Anda mempunyai hak mengajukan banding jika Anda menilai proses asesmen tidak sesuai SOP dan tidak
memenuhi Prinsip Asesmen.
108
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
5. ELEMEN/ LANGKAH 5: MEREKAM DAN MELAPORKAN KEPUTUSAN ASESMEN
Pada langkah kelima ini terdapat empat aktivitas yang harus dilakukan agar dapat
Merekam dan Melaporkan Keputusan Asesmen sesuai dengan situasi yang
pembelajaran secara efektif dan efisien, yakni :
1. Hasil asesmen segera dicatat secara akurat sesuai dengan kebijakan dan prosedur
sistem asesmen serta persyaratan organisasi/hukum/etika.
2. Laporan asesmen dilengkapi dan diproses sesuai dengan kebijakan dan prosedur
sistem Asesmen serta persyaratan organisasi/hukum/etika
3. Bila diperlukan, rekomendasi tindak lanjut diserahkan kepada orang yang relevan
4. Bila diperlukan ,dengan memperhatikan ketentuan kerahasiaan pihak pihak terkait
lainnya diberitahu tentang keputusan asesmen
5.1 Hasil Asesmen segara dicatat secara akurat sesuai dengan kebijakan kebijakan dan prosedur
sistem asesmen serta persyaratan organisasi /hukum/ etika .
5.2 Laporan asesmen dilengkapi dan diproses sesuai dengan kebijakan dan prosedur
sistem asesmen serta persyaratan organisasi /hukum /etika
5.3. Bila diperlukan, rekomendasi tindak lanjut diserahkan kepada orang yang relevan
5.4 Bila diperlukan ,dengan memperhatikan ketentuan kerahasiaan pihak pihak terkait lainnya
diberitahu tentang keputusan asesmen
109
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN MEREKAM DAN MELAPORKAN KEPUTUSAN ASESMEN.
CONTOH APLIKASI
110
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Asesor - Menyerahkan hasil rekaman
asesmen kepada Lead Asesor
FR. AK 05
4. Memberitahu pihak pihak terkait - Menyampaikan hasil
dengan memperhatikan ketentuan rekomendasi keputusan
kerahasiaan tentang keputusan asesmen kepada Asesi
asesmen apabila diperlukan - Menyampaikan kerahasiaan
hasil rekomendasi keputusan
asesmen FR. AK 01
a. Menyiapkan laporan hasil - Membuat laporan hasil
keputusan asesmen pada pelaksanaan Asesmen
Lead Asesor kepada Lead Asesor FR. AK
b. Memperhatikan penerapan 05
kerahasiaan
111
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.05. LAPORAN ASESMEN
Nama Asesor :
Tanggal :
* Coret yang tidak perlu
Kode Unit :
Unit Kompetensi
Judul Unit :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
** tuliskan Kode dan Judul Unit Kompetensi yang dinyatakan BK
Catatan : Asesor :
Nama
No. Reg
Tanda tangan/
Tanggal
112
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
6. ELEMEN / LANGKAH 6 : MENINJAU PROSES ASESMEN
Pada langkah keenam ini terdapat tiga aktivitas yang harus dilakukan agar dapat
Meninjau Proses Asesmen sesuai dengan hasil sesmen secara efektif dan efisien, yakni :
a. Proses asesmen ditinjau berdasarkan kriteria yang ada melalui konsultasi dengan orang
orang yan relevan guna perbaikan dan perubahan pelaksanaan asesmen dimasa datang.
b. Tinjauan didokumentasi dan direkam sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur sistem
asesmen yang relevan serta persyaratan organisasi /hukum/etika
c. Ketrampilan kematangan berfikir ( refleksi) secara mandiri digunakan untuk meninjau
dan mengevaluasi praktek asesmen
6.1 Proses Asesmen Proses asesmen ditinjau berdasarkan kriteria yang ada melalui konsultasi dengan
orang orang yang relevan guna perbaikan dan perubahan pelaksanaan asesmen dimasa datang.
6.2 Tinjauan didokumentasi dan direkam sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur sistem asesmen yang
relevan serta persyaratan organisasi/hukum/etika
6.3. Ketrampilan kematangan berfikir ( refleksi) secara mandiri digunakan untuk meninjau dan mengevaluasi
praktek asesmen.
113
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN 6. MENINJAU PROSES ASESMEN
CONTOH APLIKASI
114
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PENANGGUNG
LANGKAH PROSEDUR MEDIA & KELUARAN
JAWAB
4. Meninjau Proses Asesmen • Meninjau Proses Asesor
Instruksi Kerja: Asesmen Kompetensi
a. Tinjau proses asesmen berdasarkan kriteria (FR.AK.06)
yang ada melalui konsultasi dengan orang yang
relevan guna perbaikan dan perubahan
pelaksanaan asesmen di masa datang
b. Dokumentasi dan rekam tinjauan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang
relevan serta persyaratan organisasi / hukum /
etika
c. Gunakan keterampilan kematangan berfikir
(refleksi) secara mandiri untuk meninjau dan
mengevaluasi praktek asesmen
115
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.AK.06. MENINJAU PROSES ASESMEN
Nama Asesor :
Tanggal :
Penjelasan:
1. Peninjauan seharusnya dilakukan oleh asesor yang mensupervisi implementasi asesmen.
2. Jika tinjauan dilakukan oleh asesor lain, tinjauan akan dilakukan setelah seluruh proses implementasi
asesmen telah selesai.
3. Peninjauan dapat dilakukan secara terpadu dalam skema sertifikasi dan / atau peserta kelompok yang
homogen.
116
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
DIMENSI-DIMENSI TUGAS
MELAKSANAKAN ASESMEN
Dalam melaksanakan tugas bekerja sebagai asesor kompetensi dalam konteks sertifikasi kompetensi,
para asesor tidak hanya bekerja sesuai langkah-langkah sesuai standar atau SOP, tetapi harus mampu
bekerja dalam situasi riil yang terdiri lima dimensi kompetensi, yakni keterampilan menjalankan tugas
(task skills) sesuai standar prosedur operasi keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task
management skills), ketrampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills),
keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skills), dan
keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills).
117
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ASESMEN MANDIRI
FR. APL-02. ASESMEN MANDIRI
PANDUAN ASESMEN MANDIRI
Instruksi:
• Baca setiap pertanyaan di kolom sebelah kiri
• Beri tanda centang (Ö) pada kotak jika Anda yakin dapat melakukan tugas yang dijelaskan.
• Isi kolom di sebelah kanan dengan mendaftar bukti yang Anda miliki untuk menunjukkan bahwa Anda melakukan tugas-
tugas ini.
118
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
merefleksikan kepekaan terhadap perbedaan individu dan
memungkinkan terjadinya umpan balik dua arah.
3.3 Bila diperlukan, keputusan-keputusan mengenai penyesuaian
yang beralasan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik asesi
dibuat bersama asesi.
3.4 Penyesuaian-penyesuaian yang beralasan dibuat sedemikian
sehingga dapat mempertahankan integritas standar kompetensi
yang relevan dan memungkinkan prinsip-prinsip asesmen dan
aturan bukti dapat diterapkan secara berimbang.
3.5 Bila ada, dukungan spesialis sesuai rencana asesmen diakses.
3.6 Risiko kesehatan dan keselamatan kerja apa pun terhadap
orang atau peralatan ditanggulangidengan segera.
119
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
5.2 Bila diperlukan, rekomendasi tindak lanjut diserahkan
kepada orang yang relevan.
120
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MODUL PELATIHAN
ASESOR KOMPETENSI
Memberikan Kontribusi Dalam Validasi Asesmen
Kode Modul: P.854900.047.01
121
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
D. MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN
Pendahuluan
Deskripsi: Unit ini mendeskripsikan kinerja, ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk berpartisipas dalam proses validasi asesmen
Memberikan kontribusi dalam validasi asesmen diartikan salah satu aktifitas yang
dilaksanakan oleh asesor kompetensi terhadap persiapan, proses dari penyelenggaraan
asesmen.
Indikator kompetensi
Indikator kompetensi : Indikator kompetensi yang dalam standar kompetensi sebagai aspek
kritis, diidentifikasi dari aspek kritis dari unit kompetensi yang ditetapkan, yaitu bukti berikut
adalah esensial:
• Menganalisis dan meninjau perangkat asesmen
• Menganalisis dan meninjau bukti yang dikumpulkan
• Menganalisis dan meninjaukeputusan asesmen/catatan hasil asesme
• Memeriksa rekaman asesmen
• Memeriksa sistem asesmen
• Membahas proses asesmen, isu isu yang timbul, kesulitan dalam
122
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
interpretasi
• Melakukan saling wawancara antara manajemen,pelatih/fasilitator,
kandidat
• Menganalisis umpan balik klien
• Mengobservasi pelaksanaan asesmen
• Menggunakan perangkat validasi
• Meninjau dan menafsirkan Pedoman Asesmen
• Memeriksa kualifikasi asesor
• Menganalisis proses banding
• Merekam bukti proses validasi dan hasil
123
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pengetahuan Esensial :
Untuk memastikan pencapaian kognitif dari peserta pelatihan maka diidentifikasi
pengetahuan penting atau esensial yang harus disampaikan dalam pelatihan ini.
Pengetahuan esensial yang harus dimiliki peserta setelah pelatihan ini harus dapat
menunjukkan pengetahuan esensial yang diperlukan secara efektif melakukan tugas
yang diuraikan dalam elemen dan criteria kinerja unit ini, pengetahuan esensial tersebut
adalah :
1. Asesmen berbasis kompetensi, termasuk:
a. Pendidikan dan pelatihan kejuruan sebagai sistem berbasis kompetensi
b. Asesmen mengacu pada kriteria/berbeda dengan penilaian berbasis norma
c. Kriteria yang digunakan dalam sistem sertifikasi nasional adalah standar
kompetensi yang menspesifikasi kinerja/fungsi pekerjaan dan
keterampilan/pengetahuan
d. Pelaporan asesmen berbasis kompetensi
e. Standar kompetensi sebagai dasar kualifikasi
f. Prinsip-prinsip asesmen berbasis kompetensi
g. Struktur dan penerapan standar kompetensi
124
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
d. Keputusan asesmen
4. Berbagai aspek dari sistem penjaminan mutu seperti:
a. Strategi lokal/relevan untukmemenuhi KKNI
b. Sistem perbaikan terus-menerus
c. Kebijakan jaminan mutu dan proses
d. Kebijakansistem dan prosedurasesmen
e. Manajemen sistem rekaman
5. Kebijakan sistem yang relevan, legislasi, kode etik dan standar nasional
termasuk misalnya:
a. Standar kompetensi/tolok ukur asesmen lainnya
b. Persyaratan lisensi
c. Memberikan informasi yang akurat
d. Memenuhi standar lingkungan
e. Persyaratan Industri/tempatkerja
f. Merekaminformasi dan penjaminan kerahasiaan
g. Anti-diskriminasi
h. Hubungan kerja
i. Penghargaan industri/perjanjian perusahaan
j. Legislasi sistem keselamatan kerja yang relevan, kode etik, standar dan
pedoman, yang berdampak pada asesmen
Keterampilan Esensial :
125
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
b. Meninjau proses asesmen
c. Meninjau metode dan perangkat asesmen
d. Meninjaubukti-bukti yangterkumpul
6. Keterampilan perencanaan:
Untuk berpartisipasi dalam jangka waktu yang disepakati
8. Aspek Kritis
a. Menganalisis dan meninjau perangkat asesmen
b. Menganalisis dan meninjau bukti yang dikumpulkan
c. Menganalisis dan meninjau keputusan asesmen/ catatan hasil asesmen
d. Memeriksa rekaman asesmen
e. Memeriksa sistem asesmen
f. Membahas proses asesmen, isu-isu yang timbul kesulitan dalam inteprestasi
g. Melakukan saling wawancara antara manajemen, pelatih/ fasilitator, kandidat
h. Menganalisis umpan balik klien
i. Mengobservasi pelaksanaan asesmen menggunakan perangkat validasi
j. Meninjau dan menafsirkanpedoman asesmen
k. Memeriksa kualifikasi asesor
l. Menganalisis proses banding
126
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
m. Merekam bukti proses validasi dan hasil
Sikap:
Sikap kerja yang diperlukan pada unit kompetensi ini adalah :
1. Kapasitas berfikir secara logis dan jelas dalam melaksanakan validasi asesmen
2. Kemauan untuk memperhatikan, menerima dan menggunakan umpan balik
127
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN
Deskripsi : Unit ini mendeskripsikan kinerja, ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
berpartisipasi dalam proses validasi asesmen.
128
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
dan mengevaluasi: dapat terjadi dalam pelaksanaan
keseluruhan proses asesmen, tpelatihan dan asesmen.
rencana asesmen, 1.4.2 Untuk memenuhi persyaratan
interpretasi standar Lembaga Penilaian Kesesuaian.
kompetensi atau acuan 1.4.3 Untuk memastikan bahwa bukti bukti
pembanding lainnya untuk dalam penilaian memenuhi
asesmen, penyeleksian dan persyaratan sesuai standar maupun
penerapan metode acuan penilaian lain yang
asesmen, penyeleksian dan dipergunakan.
penggunaan perangkat 1.4.4 Untuk memberikan bukti kepada
asesmen dan bukti yang pihak auditor eksternal.
dikumpulkan rekomendasi 1.4.5 Untuk memberikan bukti kepada
hasil asesmen termasuk pihak auditor internal.
proses pengambilan 1.4.6 Untuk meningkatkan kualitas
keputusan. dalam praktek praktekasesmen.
2.3 Tinjauan, perbandingan dan 1.4.7 Untuk mengevaluasi kualitas
evaluasi dilakukan sesuai perangkat asesmen.
dengan prinsip asesmen 1.4.8 Sebagai sarana pengembangan
dan aturan bukti. profesional.
2.4 Semua dokumen yang 1.4.9 Untuk meningkatkan kepercayaan
digunakan dalam proses diri para asesor.
validasi diperiksa keakuratan 1.4.10 Untuk memastikan bahwa asesor
dan keterkinian versi. berbeda yang memakai perangkat
yang sama mengumpulkan bukti
bukti yang sama sesuai level bukti
tersebut.
1.4.11 Untuk memastikan bahwa asesor
yang berbeda memiliki persepsi
sama ketika menginterpretasikan
bukti.
1.4.12 Untuk memastikan apakah
keputusan asesmen merefleksikan
prinsip–prinsip asesmen dan aturan
bukti.
3. Memberi kan 3.1 Temuan validasi didiskusikan, 1.5 Konteks validasi meliputi antara lain:
kontribusi dianalisis dan disepakati 1.5.1 Internal di dalam organisasi,
untuk hasil bersama untuk mendukung misalnya di lokasi yang sama
validasi perbaikan kualitas asesmen. maupun antar lokasi.
129
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.5.2 Eksternal di dalam organisasi,
3.2 Rekomendasi-rekomendasi misalnya dalam industri, kawasan,
untuk meningkatkan praktek kota, propinsi, jaringan asesor.
asesmen didiskusikan, 1.5.3 Melalui lisensi atau badan serupa.
disepakati dan dicatat. 1.5.4 Dengan kolega asesor.
1.5.5 Dengan rekan-rekan/kolega dari
pelatihan lainnya dan/atau organisasi
asesmen.
130
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.8.7 Tim Asesor;
1.8.8 Proses audit internal;
1.8.9 Mekanisme umpan balik dari klien;
1.8.10 Mentoring terhadap asesor kurang
berpengalaman oleh asesor yang
berpengalaman;
1.8.11 Menggunakan validator
independen untuk meninjau proses
validasi.
131
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
informasi asesmen termasuk
pendokumentasian pendekatan
yang disepakati untuk validasi;
1.10.4 Aturan lisensi untuk melakukan
asesmen kompetensi;
1.10.5 Persyaratan organisasi pelatihan
dan atau asesmen terkait asesmen
dan validasi;
1.10.6 Sistem penjaminan mutu;
1.10.7 Rencana bisnis dan kinerja;
1.10.8 Akses, kebijakan dan
prosedur terhadap persamaan
hak/equitas;
1.10.9 Prosedur pengaturan kemitraan;
1.10.10 Prosedur, kebijakan, dan program;
1.10.11 Definisi parameter sumberdaya;
1.10.12 Pengaturan saling pengakuan
(MRA);
1.10.13 Sistem hubungan industrial,
proses, penghargaan/ perjanjian
perusahaan;
1.10.14 Standar Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan yang memiliki Lembaga
Sertifikasi Profesi;
1.10.15 Ruang lingkup lisensi;
1.10.16 Kebijakan sumber daya
manusia/prosedur dan persyaratan
legal termasuk anti diskriminasi,
kesetaraan hak dalam
bekerja/peran/
tanggungjawab/kondisi;
1.10.17 Kode etik industri yang relevan;
1.10.18 Persyaratan menjaga kerahasiaan
terkait dengan informasi yang
timbul dalam pelaksanaan
asesmen;
1.10.19 Memastikan persyaratan K3
dipertimbangkan termasuk:
persyaratan K3 selama proses
asesmen dilangsungkan,
mengidentifikasi dan melaporkan
bahaya K3 kepada personil yang
relevan;
1.11 Acuan pembanding asesmen
132
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
mengacu pada:
1.11.1 Kriteria yang digunakan untuk
mengasesAsesi, bisa standar
kompetensi/unitkompetensi, kriteria
asesmen sebuah kurikulum,
spesifikasi kinerja, spesifikasi
produk.
133
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.14.6 Ceklis validasi;
1.14.7 Laporan asesmen dan standar
kompetensi;
1.14.8 Teknik-tehnik melakukan sampling;
1.14.9 Bank soal;
1.14.10 Survei kinerja;
1.15 Kegiatan validasi meliputi antara
lain:
1.15.1 Menganalisis dan meninjau
perangkat asesmen;
1.15.2 Menganalisis dan meninjau bukti
yang dikumpulkan;
1.15.3 Menganalisis dan meninjau
keputusan asesmen/ catatan hasil
asesmen;
1.15.4 Memeriksa rekaman asesmen;
1.15.5 Memeriksa sistem asesmen;
1.15.6 Membahas proses asesmen, isu isu
yang timbul, kesulitan dalam
interpretasi;
1.15.7 Melakukan saling wawancara
antara manajemen, pelatih/
fasilitator, kandidat;
1.15.8 Menganalisis umpan balik klien;
1.15.9 Mengobservasi pelaksanaan
asesmen;
1.15.10 Menggunakan perangkat validasi;
1.15.11 Meninjau dan menafsirkan
Pedoman Asesmen;
1.15.12 Memeriksa kualifikasi asesor;
1.15.13 Menganalisis proses banding;
1.15.14 Merekam bukti proses validasi
dan hasil.
134
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.17.3 Standar kompetensi yang relevan
untuk dipergunakan sebagai
acuan pembanding asesmen;
1.17.4 Informasi asesmen lainnya serta
dokumentasi terkait yang
teridentifikasi;
1.17.5 Personil teridentifikasi;
1.17.6 Metode asesmen teridentifikasi
dan perangkat asesmen;
1.17.7 Kemungkinan mengklasterkan
unit kompetensi untuk tujuan
asesmen;
1.17.8 Mengidentifikasi bahaya K3
termasuk risiko dan strategi
mitigasinya;
1.17.9 Materi dan atau sumberdaya fisik
yang dipersyaratkan;
1.17.10 Pengaturan organisasi dalam
pelaksanaan asesmen;
1.17.11 Persyaratan pelaporan K3;
1.17.12 Kebutuhan khusus untuk
pelaksanaan asesmen misalnya
alat pelindung diri;
1.17.13 Garis besar pencapaian asesmen
(milestone), batasan waktu dan
tanggal pencapaiannya;
1.17.14 Prosedur penilaian mandiri
kandidat;
1.17.15 Keterkaitan dengan rencana
organisasi, kebijakan dan
prosedur.
135
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
c. Presentasi;
d. Lembar Aktifitas.
1.18.3 Pertanyaan, misalnya:
a. Pertanyaan tertulis pada
komputer;
b. Dalam wawancara;
c. Penilaian mandiri;
d. Pertanyaan lisan;
e. Kuesioner/Angket;
f. Lisan dan tes tulis (sesuai
pada level kualifikasi tinggi).
1.18.4 Portofolio, misalnya:
a. Kumpulan hasil pekerjaan
yang dilakukan kandidat;
b. Produk yang disertai dokumen
pendukung;
c. Bukti sejarah;
d. Jurnal/log book;
e. Informasi tentang pengalaman
hidup.
1.18.5 Kajian terhadap produk, misalnya:
a. Produk hasil proyek;
b. Produk hasil kegiatan
pekerjaan.
1.18.6 Laporan ketiga, misalnya:
a. Testimonial/laporan dari
pengusaha/supervisor;
b. Bukti bukti hasil pelatihan;
c. Dokumentasi keberhasilan
yang disyahkan;
d. Wawancara dengan pemilik,
atasan, rekan sekerja.
136
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
e. Ceklis untuk mengevaluasi
sampel hasil pekerjaan;
f. Materi penilaian mandiri
kandidat;
g. Prosedur, informasi dan
instruksi yang berkaitan
dengan penggunaan
perangkat asesmen dan
kondisi untuk asesmen.
137
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
asesmen;
1.23.5 Perubahan terhadap metode
asesmen terpilih;
1.23.6 Perubahan/pengembangan untuk
perangkat asesmen yang baru;
1.23.7 Perbaikan terhadap pengelolaan
rekaman;
1.23.8 Perubahan terhadap sumber daya
asesmen;
1.23.9 Perbaikan dalam perjanjian
kemitraan;
1.23.10 Perbaikan terhadap proses
pengumpulan bukti;
1.23.11 Tambahan informasi bagi asesor
dan kandidat;
1.23.12 Peningkatan dalam pemberian
konsultasi/dukungan/ supervisi
terhadap asesor;
1.23.13 Ketersediaan dokumen
penunjang;
1.23.14 Hubungan dengan narasumber
ahli maupun tenaga spesialis
pendukung asesmen.
2.5 Perlengkapan
2.5.1 Peralatan komputer – printer
2.5.2 LCD
2.5.3 ATK
2.5.4 Ruang untuk melakukan validasi
138
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
TransmigrasiNomor 5 Tahun 2012
tentang Sistem Standarisasi
Kompetensi Kerja Nasional
3.6 Peraturan tentang Sertifikasi yang
berlaku
139
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1. ELEMEN/LANGKAH 1 : MENYIAPKAN PROSES VALIDASI
Tahap Menyiapkan proses validasi dalam konteks untuk Memberikan Kontribusi dalam
Validasi Asesmen adalah :
• Tujuan, fokus dan konteks validasi dikonfirmasi dan didiskusikan dengan orang yang
relevan.
• Pendekatan validasi dibahas dan dikonfirmasisesuaidengantujuan yang ditetapkan,
konteks, kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang relevan serta persyaratan
organisasi/hukum/etika.
• Acuan Pembanding yang relevan untuk asesmen dianalisis dan bukti-bukti yang
dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi disepakati bersama.
• Setiap dokumen yang terkait yang relevan untuk proses validasidi identifikasi dan
disepakati bersama.
• Bahan-bahan yang akan digunakan dalam sesi validasi diperoleh, dibaca dan
diinterprestasikan, serta kegiatan-kegiatan validasi disepakati bersama.
140
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN 1. LAKUKAN IDENTIFIKASI MENYIAPKAN PROSES VALIDASI DENGAN KONTEKS
TUGAS ANDA
1. Hari/Tanggal :
Tim Validasi
2. Tempat :
Periode : ☐ Sebelum Asesmen ☐ Sesudah Asesmen ☐ Setelah Asesmen
Nama Skema :
Nomor Skema :
………………………………..
141
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Acuan Pembanding : Dokumen terkait dan bahan-bahan :
Standar kompetensi Skema sertifikasi
SOP/IK
Manual Instruction/book Perangkat asesmen
Standar Kinerja Peraturan/Pedoman
…………………………………. …………………………………….
142
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN/LANGKAH 2 : MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM PROSES VALIDASI
Pada langkah kedua ini terdapat dua aktiivitas yang harus dilakukan agar Memberikan kontribusi
dalam proses validasi yang digunakan efektif dan efisien, yakni:
1. Partisipasi aktif dalam sesi dan kegiatan validasi didemonstrasikan dengan
menggunakan keterampilan komunikasi yang sesuai.
2. Partisipasi dalam sesi dan kegiatan validasi, termasuk meninjau, membandingan dan
mengevaluasi: keseluruhan proses asesmen, rencana asesmen, interpretasi standar
kompetensi atau acuan pembanding lainnya untuk asesmen, penyeleksian dan
penerapan metode asesmen, penyeleksian dan penggunaan perangkat asesmen dan
bukti yang dikumpulkan rekomendasi hasil asesmen termasuk proses pengambilan
keputusan.
3. Tinjauan, perbandingan dan evaluasi dilakukan sesuai dengan prinsip asesmen
dan aturan bukti
4. Semua dokumen yang digunakan dalam proses validasi diperiksa keakuratan dan
keterkinian versi.
Partisipasi aktif dalam sesi dan kegiatan validasi didemonstrasikan dengan menggunakan keterampilan komunikasi
yang sesuai.
Partisipasi dalam sesi dan kegiatan validasi, termasuk meninjau, membandingan dan mengevaluasi: keseluruhan proses
asesmen, rencana asesmen, interpretasi standar kompetensi atau acuan pembanding lainnya untuk asesmen,
penyeleksian dan penerapan metode asesmen, penyeleksian dan penggunaan perangkat asesmen dan bukti yang
dikumpulkan rekomendasi hasil asesmen termasuk proses pengambilan keputusan.
Tinjauan, perbandingan dan evaluasi dilakukan sesuai dengan prinsip asesmen dan aturan bukti
Semua dokumen yang digunakan dalam proses validasi diperiksa keakuratan dan keterkinian versi.
143
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN 2. MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM PROSES VALIDASI
1. Hari/Tanggal :
Tim Validasi
2. Tempat :
Periode : Sebelum Asesmen Pada Saat Asesmen ☐Setelah Asesmen
Judul Skema :
Nomor Skema :
2. Memberikankontribusidalam proses validasi
Keterampilankomunikasi yang digunakan dalam PRO AKTIF
kegiatan validasi :
ACTIVE LISTENING
PemenuhanTerhadap :
Aspek-AspekDalamKegiatanValidasi
No. Aturan Bukti Prinsip Asesmen
(Meninjau, Membandingkan, Mengevaluasi)
V A T M V R F F
1. Proses asesmen ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
2. Rencana asesmen ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
3. Interpretasi standar kompetensi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
4. Interpretasi acuan pembanding lainnya ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
5. Penyeleksian dan penerapan metode asesmen ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
6. Penyeleksian dan penerapan perangkat asesmen ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
7. Bukti-bukti yang dikumpulkan ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
8. Proses pengambilan keputusan ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
144
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN/ LANGKAH 3 : MEMBERIKAN KONTRIBUSI UNTUK HASIL VALIDASI
Pada langkah ketiga ini terdapat tiga aktiivitas yang harus dilakukan agar dapat Memberikan
kontribusi untuk hasil validasi sesuai dengan situasi dan periode secara efektif dan efisien,
yakni :
1) Temuan validasi didiskusikan, dianalisis dan disepakati bersama untuk mendukung
perbaikan kualitas asesmen.
2) Rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan praktek asesmen didiskusikan,
disepakati dan dicatat.
3) Perubahan terhadap praktek pelaksanaan asesmen yang timbul akibat kegiatan validasi
dan sesuai dengan peran serta tanggung jawab dalam melakukan asesmen,
diimplementasikan.
Perubahan terhadap praktek pelaksanaan asesmen yang timbul akibat kegiatan validasi dan
sesuai dengan peran serta tanggung jawab dalam melakukan asesmen, diimplementasikan.
145
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LATIHAN 3 : MEMBERIKAN KONTRIBUSI UNTUK HASIL VALIDASI
1. Hari/Tanggal :
Tim Validasi
2. Tempat :
Periode : Sebelum Asesmen Pada Saat Asesmen ☐ Setelah Asesmen
Nama Skema :
NomorSkema :
2. Memberikan kontribusidalam proses validasi
Keterampilan komunikasi yang digunakan dalam PRO AKTIF
kegiatan validasi :
ACTIVE LISTENING
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
146
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
DIMENSI-DIMENSI KOMPETENSI
TUGAS MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN
Dalam melaksanakan tugas Memberikan Kontribusi dalam Validasi Asemen tidak hanya bekerja
sesuai langkah-langkah sesuai standar atau SOP, tetapi harus mampu bekerja dalam situasi riil yang
terdiri lima dimensi kompetensi, yakni ketrampilan menjalankan tugas (taskskills) sesuai standar
prosedur operasi (yang sudah kita bahas diatas), ketrampilan mengelola tugas-tugas terkait (task
managemen skills), ketrampilan menyelesaikan masalah (contigency skills), ketrampilan mengikuti
kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/role environment skills), dan ketrampilan mengadaptasi
pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills).
147
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Tabel 3. Contoh Rekaman simulasi/skenario dimensi kompetensi dalam Memberikan
Kontribusi dalam Validasi Asesmen
148
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ASESMEN MANDIRI
FR. APL-02. ASESMEN MANDIRI
149
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2.3 Melakukan tinjauan, perbandingan dan evaluasi
sesuai dengan prinsip asesmen dan
aturan bukti.
2.4 Memeriksa keakuratan dan keterkinian versi
semua dokumen yang digunakan dalam proses
validasi.
Elemen 3 : Memberikan kontribusi untuk hasil validasi
• Kriteria Unjuk Kerja:
150
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.