2018
Skema sertifikasi Ahli Teknik Mekanikal merupakan skema sertifikasi Okupasi Nasional yang
dikembangkan oleh LPJK. Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 391 Tahun
2015 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Konstruksi Golongan Pokok
Konstruksi Khusus Bidang Keahlian Teknik Mekanikal. Skema sertifikasi ini terdiri dari Sub kualifikasi
Ahli Teknik -Muda, Ahli Teknik -Madya dan Ahli Teknik -Utama, digunakan untuk memastikan kompetensi kerja
jabatan Keahlian Teknik Mekanikal-Muda, Keahlian Teknik Mekanikal-Madya dan Ahli Teknik
Mekanikal-Utama dan sebagai acuan dalam asesmen bagi setiap sub kualifikasi Mekanikal oleh LPJK.
Terkendali
Tak terkendali
2
SKEMA SERTIFIKASI ........................................................
1. LATARBELAKANG
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi beserta peraturan
pelaksanaannya menyatakan bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian dan/atau keterampilan. Keharusan memiliki
sertifikat keahlian dan/atau keterampilan: mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang
kompeten. Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan perangkat (standar baku)
yang diperlukan untuk mengukur kualitas kerja jasa konstruksi.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pada
pasal 10 ayat (2), menetapkan bahwa pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang
mengacu pada Standar Kompetensi Kerja. Hal itu diperjelas lagi dengan peraturan pelaksanaannya yang
tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional:
1. Pasal 3 huruf (b) menyatakan bahwa prinsip dasar pelatihan kerja adalah berbasis pada kompetensi
kerja.
2. Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa program pelatihan kerja disusun berdasarkan SKKNI, standar
internasional, dan/atau standar khusus.
Persyaratan unjuk kerja, jenis jabatan dan/atau pekerjaan seseorang perlu ditetapkan dalam suatu
pengaturan standar yakni Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar ini harus
memiliki ekivalensi atau kesetaraan dengan Standar yang berlaku di negara lain, bahkan berlaku secara
internasional. Ketentuan mengenai pengaturan Standar kompetensi di Indonesia tertuang di dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata
Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia dan Peraturan Pemerintah tersebut menyebutkan tentang
kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas sumber daya manusia yang terbentuk dengan berdasarkan
kesatuan yang utuh atas tiga (3) aspek kompetensi yang terdiri atas: aspek pengetahuan (domain kognitif
atau knowledge), aspek kemampuan (domain psychomotorik atau skill), dan aspek sikap kerja (domain
affektif atau attitude/ability), atau secara definitif pengertian kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan
dan
pengetahuan serta keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu yang didukung sikap
perilaku kerja yang tepat, untuk mencapai dan/atau mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan/atau
berkelompok dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan. Jadi, apabila telah mempunyai kompetensi
kemudian dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensinya, seseorang atau
sekelompok orang akan dapat menghasilkan atau mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan
tertentu yang seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut: dalam kondisi tertentu, mampu
dan mau melakukan suatu pekerjaan, sesuai volume dan dimensi yang ditentukan, dengan kualitas sesuai
standar dan mutu/spesifikasi, selesai dalam tempo yang ditentukan. Indikator ini penting untuk memastikan
3
SKEMA SERTIFIKASI ........................................................
kualitas SDM secara jelas, lugas, terukur, dan untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan dengan
perhitungan biaya pekerjaan yang dapat menentukan daya saing.
Proyek gedung merupakan proyek yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu terutama struktur, arsitektur,
dan Mekanikal elektrikal plumbing (MEP). Pekerjaan MEP karena sangat berhubungan dengan pekerjaan
arsitektural. Di dalam satu proyek semua divisi pekerjaan saling kejar-kejaran untuk memenuhi target
skedul. Itulah mengapa bekerja di proyek sangat menguras pikiran dan fisik. Semua divisi berpacu untuk
mengikuti skedul. Apabila salah satu divisi pekerjaan telat, divisi pekerjaan lain akan terkena dampaknya.
perencanaan instalasi listrik, perencanaan pemasangan aneka macam mesin, mendesain pemasangan
insalasi elektrikal dll. Hal ini sangat berhubungan dengan kompetensi seorang Ahli Teknik Mekanikal
terhadap hasil pekerjaan tersebut. Untuk mengukur kompetensi seseorang dalam bidang Ahli Teknik,
diperlukan standar yang diakui secara nasional oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan uaraian diatas, untuk dapat memastikan dan memelihara kompetensi dari tenaga kerja
tersebut di susunlah skema sertifikasi okupasi nasional Keahlian Teknik Mekanikal yang mengacu
kepada SKKNI Nomor 391 Tahun 2015 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Khusus Bidang Keahlian Teknik Mekanikal.
4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
4.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi
Profesi
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja
Nasional
4.5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
4.6. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia SKKNI Nomor 391 Tahun 2015 Tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Konstruksi Golongan Pokok
Konstruksi Khusus Bidang Keahlian Teknik Mekanikal.
4
SKEMA SERTIFIKASI ........................................................
4.7. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1/BNSP/III/2014 Tentang Pedoman Penilaian
Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi
4.8. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 2/BNSP/VIII/2017 Tentang Pedoman
Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi
6
SKEMA SERTIFIKASI ........................................................
7
SKEMA SERTIFIKASI ........................................................
8. BIAYA SERTIFIKASI
Pelaksanaan sertifikasi pada skema ini mengacu kepada Peraturan LPJK Nomor.05 Tahun 2017
Tentang Sertifikasi dan Registrasi Tenaga Ahli.
9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. PROSES PENDAFTARAN
8
SKEMA SERTIFIKASI ........................................................
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen Keahlian Teknik Mekanikal yang mencakup
persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya
sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi dengan bukti :
a. KTP
b. CV pengalaman kerja pada jabatan Keahlian Teknik Mekanikal dari industri Jasa
Konstruksi sesuai persyaratan setiap jenjang sub kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada
butir 6 tentang persyaratan dasar permohonan sertifikasi
c. Pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar
9.1.3. Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan bukti-bukti
pendukung
9.1.4. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan
9.1.5. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap
informasi yang diperlukan untuk penilaian
9.1.6. LPJK menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
9
SKEMA SERTIFIKASI ........................................................
9.9. BANDING
Peserta Sertifikasi dapat melakukan banding jika tidak puas atas keputusan yang diambil oleh
asesor kompetensi, dengan mengisi form Banding
10
SKEMA SERTIFIKASI ........................................................
1. Memiliki keadaan Nasional yang tinggi dengan mentaati semua peraturan perundang
undangan serta menghindari diri dari perbuatan tercela atau pun melawan hukum.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya secara sungguh-sungguh untuk
kepentingan masyarakat sesuai dengan kompetensinya serta tugas dan tanggung jawabnya
di bidang jasa konstruksi.
3. Selalu meningkatkan meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian dan atau
kemampuan keprofesiaanya di bidang jasa konstruksi.
4. Senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabah profesi.
5. Didalam penyelenggaraan fungsi dan tugas Lembaga senantiasa berpegang teguh pada
profesi dan prinsip Good Corporate Governance
11