Anda di halaman 1dari 3

“Berbisnis : Sebuah Ide dengan Menjual Otak”

A notes by M. Khakim Maulana

Saya teringat pesan di dalam sebuah buku tentang sebuah konsep

“Menjual “Otak” “ dalam berbisnis. Ide ini saya kira sangat tepat bagi kita

sebagai Mahasiswa yang tengah membutuhkan pemasukan. Tentunya teman-

teman pernah berpikir bukan? Bagaimana caranya bisa kuliah tetapi dapat

pemasukan? Mungkin juga sampai sekarang pikiran tersebut masih terngiang-

ngiang di dalam otak karena belum menemukan jalan keluar. Oleh karenanya,

sebagian teman-teman ada yang sudah mendapatkan job, yakni pekerjaan

sampingan. Lalu, bagaimana dengan teman-teman yang belum mendapatkan job

tapi ingin mendapatkan pemasukan? Nah., tulisan ini sekadar ingin mengajak

teman-teman membuka pikiran dan berbagi pengetahuan tentang konsep

“Menjual “Otak” ”

Menjual “otak” di sini bukan berarti otak kita yang dijual, akan tetapi

mereka yang bisa menawarkan ide kepada pihak yang membutuhkan. Tentu bukan

wujud otak secara nyata maupun ide yang sembarangan. Tapi, semuanya telah

diolah sedemikian rupa sehingga menjadi “produk” kemasan yang siap dikonsumsi.

Jadi, hasil pemikiran dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi benda konkret

yang bermanfaat bagi orang lain. Inilah yang disebut dengan konsep “Menjual

“otak” “

Sekadar contoh, teman-teman bisa menawarkan atau menuangkan gagasan-

gagasan tentang fenomena kehidupan di lingkungan sekitar kita. Caranya, teman-

teman cukup menuliskan ide dilengkapi dengan solusi yang ditawarkan kemudian

menyerahkan kepada salah satu teman yang bisa menulis. Nantinya salah satu

teman tersebut mengolah ide dan solusi yang ditawarkan menjadi sebuah tulisan
yang nantinya dikirimkan ke media massa. Atau, jika ide dan solusi yang

ditawarkan dalam jumlah banyak, maka teman tersebut bisa menuliskannya dalam

bentuk buku yang kemudian diterbitkan oleh penerbit.

Nah, ide yang tertuang dalam tulisan teman-teman inilah yang akan dibaca,

direnungkan dan tidak menutup kemungkinan untuk dipraktikkan orang banyak.

Dengan demikian, ide-ide dari teman-teman telah bermanfaat bagi orang lain.

Lalu, apa keuntungannya? Banyak sekali!

Pertama, ilmu yang teman-teman miliki bisa bermanfaat. Sudah jelas

bukan, semakin teman-teman berpikir kritis terhadap fenomena lingkungan

sekitar yang terjadi, dilengkapi dengan solusi untuk mengatasi masalah tersebut,

maka ilmu teman-teman dari hasil pemikiran bisa bermanfaat bagi orang lain.

Kedua, pahala teman-teman akan bertambah di sisi Tuhan. Setiap ide

teman-teman yang dipraktikkan orang lain, maka teman-teman akan mendapatkan

pahala sebagaimana orang yang mempraktikkan ide teman-teman tanpa

mengurangi pahala orang yang mempraktikkan tersebut. Demikianlah

sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw.

Ketiga, tentunya teman-teman akan mendapatkan pemasukan. Sebab,

orang yang menulis di media massa akan mendapat honor jika tulisannya dimuat di

media yang bersangkutan. Atau, jika yang mengatakan bahwa teman-teman tidak

bisa menulis, teman-teman bisa menyerahkan ide dan solusi yang ditawarkan

kepada salah satu teman yang bisa mengolah dan menyusun kata menjadi sebuah

tulisan yang bagus. Nah .., timbal baliknya jika tulisan tersebut dimuat di media

massa, maka bisa dilakukan sistem bagi hasil. Mudah bukan?

Jika hal ini dapat berjalan secara kontinu, maka tabungan atau pemasukan

teman-teman telah cukup untuk membiayai kuliah di semester berikutnya sampai

wisuda nanti. Pada akhirnya, teman-teman akan menjadi mahasiswa yang kaya
raya, kaya pahala dan kaya ilmu ketika wisuda. Sebab, sebuah ide dapat

mendatangkan keuntungan berupa uang. Bisa jadi keuntungan berupa uang inilah

yang teman-teman tunggu. Benar bukan?

Tetapi, mungkin sebagian di antara teman-teman ada yang tidak suka

menulis. Lantas muncul pertanyaan “Bagaimana konsep menjual “otak” selain

bidang menulis? Adakah strategi lain di bidang penjualan bisnis ini?” Tentu ada.

Misalnya, teman-teman bisa menawarkan ide kepada orang lain untuk membuka

usaha warung makan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Tentu, konsep

warung yang akan dibuka nanti belum ada di kawasan tersebut.

Pertanyaannya, jika hanya berawal dari ide, bagaimana mendapatkan

modalnya? Nah., agar teman-teman bisa berbisnis tanpa modal, ada caranya yaitu

dengan menawarkan kerja sama dengan teman lainnya atau dosen. Teman-teman

tinggal meyakinkan bahwa ini adalah investasi yang menjanjikan. Nantinya,

teman-teman bisa menerapkan sistem bagi hasil yang prosentasenya bergantung

pada negosiasi. Kemudian, apabila teman-teman tidak bersedia menjalankan ide

sendiri─walaupun sudah mendapatkan modal dari teman lainnya atau dosen─maka

teman-teman bisa melimpahkannya kepada orang lain. Teman-teman cukup

mengontrol dan mengawasi usaha saja. Inilah salah satu dari strategi menjual

otak.

Pada kenyataannya, masih banyak ide yang bisa mendatangkan uang.

Bahkan, untuk sukses dan berhasil─termasuk bagi mahasiswa─cukup dengan satu

ide saja. Akan tetapi, ide tersebut harus direalisasikan dan diperjuangkan hingga

benar-benar terwujud sebagaimana yang muncul di dalam pikiran. Sekian.

"‫"من جد وجد‬

Anda mungkin juga menyukai